Top Banner
i ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE (Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh RAISSA ANDRAWINA NIM: 109081000041 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434 H
175

analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

Jan 22, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

i

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING,

PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK

LUWAK WHITE KOFFIE

(Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

RAISSA ANDRAWINA

NIM: 109081000041

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013/1434 H

Page 2: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

ii

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED

QUALITY, DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

(Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Raissa AndrawinaNIM: 109081000041

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ade Suherlan, SE, MM, MBANIP.195706171985031002 NIP. 198005252009121001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013

Page 3: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 6 Mei 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Raissa Andrawina2. NIM : 1090810000413. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality,

dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada ProdukLuwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas PecintaKopi Noesantara “KOPI KOE”)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1. Dr. Lukman, M.Si ( )NIP. 19640607 200302 1 001 Ketua

2. Suhendra, S.Ag., MM. ( )NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris

3. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si. ( )NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji Ahli

Page 4: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 16 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:1. Nama : Raissa Andrawina2. NIM : 1090810000413. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived

Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian PadaProduk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada KomunitasPecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Leis Suzanawaty SE, M.Si ( )NIP. 19720809 2005 01 2 004 Ketua

2. Ahmad Dumyathi, Dr., MA ( )NIP. 19700106 2003 12 1 001 Sekretaris

3. Prof.Dr. Abdul Hamid, MS ( )NIP.195706171985031002 Pembimbing 1

4. Ade Suherlan, SE, MM, MBA ( )NIP. 198005252009121001 Pembimbing 2

5. Cut Erika Ananda. SE, M.BA ( )

Penguji Ahli

Page 5: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Raissa AndrawinaNo. Induk Mahasiswa : 109081000041Fakultas : Ekonomi dan BisnisJurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dantelah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memangditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siapuntuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, September 2013Yang Menyatakan

(Raissa Andrawina)

Page 6: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Raissa Andrawina

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 16 Maret 1991

3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12,

Pondok Cabe Ilir, Pamulang

Tangerang Selatan

4. Telepon : 085719798073

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Pisangan II Tahun 1997-2003

2. SMP Dharma Karya UT Tahun 2003-2006

3. SMAN 6 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Winto Wijaya

2. Ibu : Sutinah

3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12,

Pondok Cabe Iir, Pamulang

Tangerang Selatan

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

2006 : OSIS SMP Dharma Karya UT

2009 : Panitia Buku Tahunan SMAN 6 Tangerang Selatan

Page 7: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

vii

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. 20 Mei 2010 : Seminal Nasional “Peran Asuransi Dalam

Citra Globalisasi”

2. 11 Juni 2010 : Membangun Brand Image Melalui Strategi

Public Relation & Event

3. 10 Mei 2011 : “CAFTA : Peran & Tantangan Ekonomi

Kerakyatan Dalam Menghadapi Perekonomian

Global.”

4. 03 September 2012 : Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali

(KKSBT)/Magang

5. 2012 – 2013 : Campus Marketeers Club

Page 8: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

viii

THE ANALYSIS OF EXPERIENTIAL MARKETING’S, PERCEIVEDQUALITY’S AND ADVERTISING’S INFLUENCES TO PURCHASING

DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE(Case study to Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities)

Raissa AndrawinaABSTRACT

The aim of this study is to analize the influence experiential marketing,perceived quality and advertising on purchasing decision to Luwak White Koffie. Thedata which used in this reseacrh is a primary data, collected from over 60respondents whose are members of Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”Communities. The sampling technique that is used in this research is judgementsampling method, then the data was processed by multiple regression analysis. Theresult of this research, based on partially it is proved that experiential marketing andadvertising have significant influence on purchase decision, but perceived qualityhave no significant influence on purchase decision. Based simultaneously, it isproved that experiential marketing, perceived quality and advertising have significantinfluence on purchase decision. The value of Adjusted R Square is 0,694 it means allindependent variables can be explained 69,4% toward dependent variable. While theremaining of 30,6% was explained by other factors which were not examined inthisresearch.

Keyword: Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, PurchasingDecision

Page 9: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

ix

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVEDQUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE(Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

Raissa AndrawinaABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh experiential markteing,perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian pada produk LuwakWhite Koffie. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yangdikumpulkan dari 60 responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta KopiNoesantara “KOPI KOE”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalahmetode judgement sampling, kemudian data di proses menggunakan analisa regresiberganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial experientialmarketing, advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeliansedangkan perceived quality tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secarasimultan terbukti bahwa experiential marketing, perceived quality dan advertisingberpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai Adjusted RSquare nya adalah 0,694 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskansebesar 69,4% terhadap variabel dependen. Sementara sisanya 30,6% dapatdijelaskan oleh faktor – faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini.

Kata kunci: Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, KeputusanPembelian

Page 10: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

x

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat hidayah dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising

terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada

Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)”. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Pemasaran.

Pada kesempatan kali ini penyusun meyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, pengarahan,

bimbingan serta memberikan dukungan semangat sehingga dapat diajukan dan

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun pihak-pihak

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Allah SWT, Alhamdulillah yang selalu memberikan penulis kemudahan.

Terimakasih atas jalan terbaik-Nya.

2. Bapak Winto Wijaya dan Ibu Sutinah selaku orang tua yang tidak pernah

berhenti membimbing dan memanjatkan do’a serta selalu mengiringi

langkahku dengan penuh keikhlasan. Karena berkat restu mereka penyusun

dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta untuk saudaraku Rizky Wijaya yang

selalu memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, arahan kepada penulis dengan tegas dan

bijaksana sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ade Suherlan, SE, MM, MBA selaku pembimbing II, yang telah

banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xi

5. Bapak Ahmad Dumyathi, Dr., MA selaku ketua jurusan dan dosen penasehat

yang telah membimbing penulis hingga sampai semester akhir ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FEB UIN Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Bayu Aldi Tenaya yang selalu sabar dan tidak bosan untuk mendengarkan

segala keluh kesah yang dihadapi, serta terimakasih atas semangat dan

dukungannya yang diberikan kepada penulis.

8. Teman-teman Manajemen A : Yesika Al Istiqomah, Ati Astuti, Rizanty

Amanda, Tsurumi Bunga, Selfi Stefani, Imas A. Aisyah, Suci Ramida dan

Tria Raina Pangestu yang telah memberikan persahabatan sejak awal menjadi

mahasiswa yang indah baik itu tawa maupun tangis yang memberikan

masukan selama hampir 3tahun kita bersahabat serta saling memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi.

9. Kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dari awal hingga

skripsi ini selesai dengan baik, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak segala

kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran dan kritik

dari pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian

ini.

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, September 2013

Penyusun

Page 12: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi

ABSTRACT . ..................................................................................................... viii

ABSTRAK ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .. xxii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .................................................................. 8

2. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10

A. Landasan Teori ........................................................................... 10

1. Pemasaran ............................................................................... 10

2. Manajemen Pemasaran ........................................................... 11

3. Experiential Marketing ........................................................... 12

a. Karakteristik Experiential Marketing ................................ 13

b. Pendekatan Experiential Marketing................................... 15

Page 13: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xiii

c. Manfaat Experiential Marketing ........................................ 20

4. Perceived Quality .................................................................. 21

a. Hasil-hasil yang diperoleh oleh Perceived Quality............ 25

b. Dimensi Perceived Quality ................................................ 27

5. Advertising .............................................................................. 29

a. Tujuan Periklanan .............................................................. 30

b. Daya Tarik Pesan Iklan ...................................................... 32

c. Tahapan Respon Konsumen Terhadap Periklanan ............ 34

d. Media Iklan ........................................................................ 35

e. Dimensi-dimensi Peiklanan ............................................... 37

6. Keputusan Pembelian ............................................................. 40

a. Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian........................ 41

B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 45

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 49

D. Hipotesis Penelitian……………. ................................................ 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 51

B. Metode Penentuan Sampel.......................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 53

1. Data Primer ............................................................................. 53

2. Data Sekunder......................................................................... 53

D. Metode Analisis Data ................................................................. 53

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 54

a. Uji Validitas..................................................................... 54

b. Uji Reliabilitas ................................................................. 55

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 55

a. Uji Normalitas ................................................................. 55

b. Uji Multikolinearitas........................................................ 56

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 58

Page 14: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xiv

3. Analisis Regresi Berganda .................................................... 59

4. Koefisien Korelasi .................................................................. 60

5. Koefisien Determinasi ............................................................ 60

6. Uji Hipotesis........................................................................... 61

a. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 61

b. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 61

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan................................. 66

1. Sejarah Singkat Luwak White Koffie ................................... 66

2. Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 68

3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” . 68

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 71

1. Karakteristik Responden ....................................................... 72

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 75

a. Uji Validitas..................................................................... 75

b. Uji Reliabilitas................................................................. 78

3. Analisis Deskriptif ................................................................ 80

a. Experiential Marketing .................................................... 80

b. Perceived Quality ............................................................ 87

c. Advertising ....................................................................... 93

d. Keputusan Pembelian ...................................................... 102

4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 109

a. Uji Normalitas ................................................................. 109

b. Uji Multikolinearitas........................................................ 110

c. Uji Heterokedastisitas...................................................... 112

5. Uji Regresi Linier Berganda.................................................... 113

a. Persamaan Regresi Linier Berganda................................ 113

b. Uji Koefisien Korelasi (R)............................................... 115

Page 15: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xv

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 116

d. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 117

e. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 122

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 125

A. Kesimpulan.................................................................................. 125

B. Implikasi ...................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131

LAMPIRAN....................................................................................................... 134

Page 16: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xvi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White

Coffee) ....................................................................................... 5

2.1 Profil Tipe Media Utama........................................................... 39

3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 60

3.2 Operasional Variabel Penelitian ................................................ 63

4.1 Usia Responden ......................................................................... 72

4.2 Pekerjaan Responden ................................................................ 73

4.3 Pendapatan Responden .............................................................. 74

4.4 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 75

4.5 Hasil Uji Reliabilitas (experiential marketing) ......................... 78

4.6 Hasil Uji Reliabilitas (perceived quality) .................................. 78

4.7 Hasil Uji Reliabilitas (advertising)............................................ 79

4.8 Hasil Uji Reliabilitas (keputusan pembelian) ............................ 79

4.9 Desain Kemasan Luwak White Koffie menarik........................ 80

4.10 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie ............................ 80

4.11 Merek Luwak White Koffie mudah diingat .............................. 81

4.12 Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya ............. 81

4.13 Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White

Koffie......................................................................................... 82

4.14 Perasaan Segar ketika konsumsi Luwak White Koffie ............. 83

4.15 Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi ........................... 83

4.16 Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi

yang cocok untuk saya konsumsi .............................................. 84

Page 17: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xvii

4.17 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya

hidup saya .................................................................................. 85

4.18 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan

kepribadian saya ........................................................................ 85

4.19 Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini .......... 86

4.20 Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas

yang baik dan harga yang terjangkau ........................................ 87

4.21 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek

samping...................................................................................... 88

4.22 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk . 88

4.23 Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie ............... 89

4.24 Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan ....................... 89

4.25 Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik90

4.26 Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu

expired).......................................................................................90

4.27 Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak

White Koffie tidak hanya sekali ................................................ 91

4.28 Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung ..... 91

4.29 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen................................................................. 92

4.30 Luwak White Koffie produk yang berkualitas .......................... 93

4.31 Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada

konsumen tentang merek tersebut. ............................................ 93

4.32 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen

untuk mengkonsumsi merek tersebut. ....................................... 94

4.33 Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen

akan kemampuan inovasi merek tersebut. ................................. 95

4.34 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie

menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen ..................... 95

Page 18: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xviii

4.35 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie Mampu

menyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.................. 96

4.36 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca

dan dengar.................................................................................. 96

4.37 Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika

sedang ditayangkan.................................................................... 97

4.38 Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White

Koffie......................................................................................... 98

4.39 Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif

akan merek tersebut ................................................................... 98

4.40 Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek

tersebut ...................................................................................... 99

4.41 Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak

punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain ........................ 99

4.42 Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan

iklan Luwak White Koffie......................................................... 100

4.43 Disaat membaca media cetak (majalah atau koran), terkadang

saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie ........................ 101

4.44 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah

melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau

poster ......................................................................................... 101

4.45 Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi

kebutuhan .................................................................................. 102

4.46 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari keluarga................................................................... 103

4.47 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari iklan......................................................................... 103

Page 19: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xix

4.48 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari media massa ............................................................ 104

4.49 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie karna pernah menggunakannya...................................... 105

4.50 Saya yakin bahwa Luwak White Koffie produk

yang aman untuk dikonsumsi pernah menggunakannya ........... 105

4.51 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya

terkenal ...................................................................................... 106

4.52 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap

toko menjual Luwak White Koffie terkenal .............................. 107

4.53 Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali

Luwak White Koffie .................................................................. 107

4.54 Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie ........... 108

4.55 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan

hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada

orang lain..................................................................................109

4.56 Hasil Uji Mulitikilinieritas......................................................... 111

4.57 Hasil Regresi Linier Berganda .................................................. 114

4.58 Hasil Koefisien Korelasi (R) ..................................................... 115

4.59 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 115

4.60 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 116

4.61 Hasil Uji t Hitung (Parsial)........................................................ 118

4.62 Hasil Uji f Hitung (Simultan) .................................................... 123

Page 20: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xx

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas....................................................... 25

2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian ............................... 42

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................... 49

4.1 Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas.............................110

4.2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas........................112

Page 21: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xxi

DAFTAR DIAGRAM

No. Keterangan Halaman

4.1 Usia Responden ......................................................................... 72

4.2 Pekerjaan Responden................................................................. 73

4.3 Pendapatan Responden .............................................................. 74

Page 22: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner.............................................................134

Lampiran 2 Data Mentah Jawaban Responden....................................139

Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data............................................147

Page 23: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik

dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia

usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk

melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan produk,

mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing.

Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh

setiap perusahaan adalah menarik pelanggan dan dapat mempertahankan

pelanggan tersebut. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi

apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

(Tjiptono, 2006 dalam Irawan, 2011). Untuk mencapai tujuan tersebut maka

perusahaan melakukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan

tercapai. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat

sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 2001 dalam

Rachmansyah, 2010)

Di era globalisai dan kompetisi yang makin ketat, dan iklim bisnis

yang gonjang – ganjing, serta inovasi produk yang dirasa kian penting.

Persaingan yang ketat antar perusahaan membuat para pelaku dunia bisnis

berani tampil beda dari para pesaingnya. Disamping itu pula, perlu diketahui

Page 24: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

2

bahwa kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan atau

produk harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang.

Menurut Kotler (2005) secara umum, banyak hal yang

mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian sangat dipengaruhi oleh

kepentingan personal yang ditimbulkan serta dirasakan oleh stimulus.

Dengan kata lain, seorang merasa terlibat atau tidak dalam pengambilan

keputusan. Semakin tinggi kecenderungan dalam membeli semakin tinggi

pula sifat refleksi emosional atraksi dan kepuasan yang didapat oleh

pelanggan (Hock dan Loewnstein, 1991:Thompson et,al., 1990 seperti

dikutip dalam Lin 2005)

Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik

yang kuat tertancap di pikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih

pangsa pasar yang luas sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain.

Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan yakni melalui konsep

Experiential Marketing. Pemikiran Bernd H. Schmitt tentang hubungan

antar produk dan konsumennya yang dituangkan dalam buku Experiential

Marketing (EM) memang sudah lama ada, sejak 1999

(http://202.59.162.82/swamajalah). Melalui konsep ini, perusahaan mencoba

melibatkan konsumen melalui emosi, perasaan, mendorong mereka untuk

berpikir, melakukan tindakan, maupun untuk menjalin komunitas,

keberhasilan mengeksekusi lima elemen ini akan membuat merek tertanam

lebih dalam di hati konsumen. Menurut Schmitt (Lin, 2006:24) experiential

Page 25: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

3

marketing dapat berguna bagi sebuah perusahaan membedakan produk

mereka dari produk pesaing, menciptakan identitas untuk sebuah

perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk

mencoba dan membeli produk serta menciptakan pelanggan yang loyal

terhadap merek tersebut.

Selain diterapkannya experiential marketing, hal penting lain yaitu

perceived quality dalam upaya menciptakan dan mempertahankan merek.

Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2001) hanya

produk yang memiliki persepsi kualitas kuat (perceived quality) yang

mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Perceived Quality adalah

persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu

produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh

pelanggan (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001).

Menjaring pelanggan – pelanggan potensial baru agar pelanggan tidak

beralih kepada perusahaan lain memerlukan perceived quality untuk

membangun kepercayaan merek. Sudah selayaknya produk – produk baru

bersaing dengan kondisi pasar dengan upaya peningkatan perceived quality

sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipenuhi dan dipuaskan

dan konsumen menjadi loyal.

Hal lain yang berperan penting dalam keputusan pembelian lainnya

adalah media promosi yaitu advertising (periklanan). Promosi adalah sarana

pemikat konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian produk

diharapkan dapat mendorong permintaan konsumen. Kotler (2008:648)

Page 26: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

4

salah satu alat utama adalah bauran promosi yaitu iklan (Advertising).

Periklanan (Advertising) merupakan salah satu alat promosi yang digunakan

perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen

potensial dan masyarakat. Iklan harus dirancang dengan baik untuk

memenuhi fungsi utamanya, yaitu penyampaian informasi dan

mempengaruhi sifat audiens sasaran sehingga dapat menarik perhatian,

mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan

menggerakkan tindakan.

Di tengah banyaknya merek kopi yang bermunculan dengan jenis,

rasa dan harga yang berbeda membuat para konsumen punya banyak

pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk

membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal

tersebut dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli

produknya. Persaingan bisnis kopi instant yang semakin ketat menjadi

tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat

memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan

merebut pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instant ini dituntut

untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan

mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa

persaingan kopi instant sangat ketat, hal ini menuntut kreatifitas dari pada

pebisnis kopi instant yang menggeluti bidang usaha ini. Strategi yang

diterapkan produsen kopi instant tidak lagi hanya berada diseputar kualitas

kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang sangat penting

Page 27: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

5

adalah pembentukan identitas, bagi sebuah kopi identitas meliputi banyak

aspek fisik seperti, nama (merek) kopi, desain logo pada bungkus kopi, dan

rasa kopi itu sendiri.

Menurut data (korantekno.com, 2011) setiap tahun diperkirakan ada

100 miliar cangkir kopi diseduh setiap hari. "Jika diasumsikan 10 persen

dari total jumlah penduduk masyarakat Indonesia meminum kopi, maka

estimasi perhitungannya adalah sebagai berikut: 10 persen x 237 juta jiwa =

23,7 juta x 7 gram = 165,9 ton per hari. Jika seseorang meminum kopi dua

kali dalam sehari, maka kebutuhan kopi di dalam negeri saja berjumlah

121.107 ton per tahun. Luas area perkebunan kopi Indonesia berkisar 1,3

juta hektar. Berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi

Indonesia (AEKI), konsumsi kopi Indonesia hanya 0,83 kilogram per kapita

pada 2010. Jumlah yang kecil jika dibandingkan negara lain di Asia

Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Coffee)

No Nama Perusahaan Brand/Merek

1 PT. Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie

2 PT. Santos JayaAbadi

ABC White Coffe

3 PT. Mayora Kopiko White Cofee

4 PT. Santos JayaAbadi

Kapal Api Grande WhiteCoffe

Sumber: http://moslemzen.blogspot.com/

www.kopiluwak.org

Page 28: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

6

Banyaknya jenis kopi yang bermunculan dimana bukan hanya kopi

hitam, kopi susu dan sebagainya muncul pula istilah kopi putih.

Perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini membuat para

produsen berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi putih. Dalam

penelitian ini menggunakan Luwak White Koffie sebagai objek penelitian

karena Luwak White Koffie ini muncul pertama kali dibandingkan dengan

kopi merek lain selain itu kopi ini mempunyai khasiat, dimana didalam

iklan yang ditayangkan Luwak White Koffie memberikan penjelasan bahwa

kopi ini dapat dinikmati oleh penderita penyakit maag yang merupakan

salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag untuk meminum kopi.

Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang sedang

melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang

tinggi. Sehingga diambil kopi ini untuk membuktikan apakah kopi ini benar

benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet serta

mengetahui tanggapan konsumen tentang keberadaan produk ini melalui

pancaindera mulai dari kemasan, rasa, hingga memunculkan pemikiran dan

tindakan melalui experiential marketing lalu dengan perceived quality

bagaimana persepsi konsumen tentang produk ini yang cenderung baru dan

nantinya akan memunculkan keputusan pembelian serta advertising dengan

adanya advertising bagaimana respon konsumen terhadap produk ini apakah

maksud isi pesan dari iklan ini sampai kepada konsumen dengan baik dan

akhirnya memutuskan untuk membeli. Sebenarnya berdasarkan sumber

(www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit yang dikutip dari

Page 29: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

7

Detikhealth) kopi yang merupakan salah satu penyebab perut membuncit

karena memiliki kandungan asam yang tinggi yang dapat mengiritasi

saluran pencernaan dan menyebabkan pembengkakan. Namun produk

Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini dapat

dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal

yang dapat menganggu kesehatan.

Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian sejauh mana pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality

dan Advertising sebuah produk terhadap suatu Keputusan Pembelian

Konsumen. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Analisis

Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising

terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie.

B. Perumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian yang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality

dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada

produk Luwak White Koffie.

2. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality

dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian pada

produk Luwak White Koffie.

Page 30: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh experiential marketing, perceived

quality dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian

pada produk Luwak White Koffie.

b. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh experiential marketing,

perceived quality dan advertising secara simultan terhadap keputusan

pembelian pada produk Luwak White Koffie.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu

perusahaan untuk menghadapi masalah-masalah yang ada

hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen, mengetahui

experiential marketing yang dialami oleh konsumen dengan adanya

produk Luwak White Koffie, mengetahui perceived quality yang

berada dalam benak konsumen tentang produk Luwak White Koffie,

Page 31: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

9

mengetahui advertising produk Luwak White Koffie diterima

konsumen dengan baik atau tidak.

2. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melengkapi

penelitian – penelitian sebelumnya dan menambah pengetahuan serta

informasi yang berkaitan erat dengan tema pemasaran masa kini,

khususnya pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan

Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

3. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan dari teori-teori yang didapat peneliti di bangku

kuliah dan mata kuliah yang sudah pernah diberikan oleh dosen

khususnya pada teori Experiential Marketing, Perceived Quality, dan

Advertising terhadap Keputusan Pembelian serta diharapkan semoga

penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan baik dalam

kegiatan studi maupun dalam dunia kerja nantinya.

Page 32: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran berdasarkan definisi

sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan orang lain.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan

Keller (2009:5), “ Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan

serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan

pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

kepentingannya”

Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2008:5) pemasaran adalah sebuah

proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun

hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai

keuntungan dari konsumen.

Maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran mengandung arti bahwa

kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan pasar dengan

Page 33: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

11

cara menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

pelanggan serta membangun hubungan kuat dengan konsumen sehingga

merasa terpuaskan dengan baik serta dapat mencapai tujuan suatu

perusahaan yaitu dengan memperoleh keuntungan.

2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran (Kotler, 2001: 18) adalah analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program - program

yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Manajemen pemasaran menurut American Marketing Association

adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran

total, termasuk tujuan perumusan, tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran,

program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk

menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun

organisasi.

Manajemen pemasaran (Kotler & Keller, 2009:5) adalah sebagai seni

dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta

menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Rangakaian tugas yang diperlukan untuk manajemen pemasaran yang

sukses antara lain adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran,

Page 34: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

12

menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan,

membangun merek yang kuat, membentuk penawaran pasar,

menghantarkan dan mengomunikasikan nilai serta menciptakan

pertumbuhan jangka panjang.

3. Experiential Marketing

Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan untuk

memberikan informasi yang lebih dari sekedar informasi mengenai sebuah

produk atau jasa. Beberapa pengertian mengenai experiential marketing

yaitu :

Adaptasi dari Marketing Aesthetics (Vivi Veronika, 2012) experiential

marketing adalah pendekatan baru dalam bidang disiplin ilmu pemasaran

yang mengacu pada peristiwa individual yang terjadi, baik bersifat rasional

maupun emosional, dikarenakan adanya stimulasi tertentu atau rangsangan

dari luar yang membentuk suatu persepsi dan mempunyai dampak terjadap

perilaku individu tersebut dimasa yang akan datang.

Schmitt (1999:32) , experiential marketing merupakan suatu konsep

pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan

menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan

yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang

dijual.

Menurut Kartajaya 2004 dalam Almira Yusrina Idelle 2012,

experential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan

Page 35: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

13

untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh

emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk

dan service.

Dari definisi – definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa experiential

marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap

brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand

image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar

memberikan informasi namun juga peluang pada pelanggan untuk

memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau

jasa itu sendiri serta membangkitkan emosi dan perasaan yang akan

berdampak positif terhadap pemasaran khususnya penjualan.

a. Karakteristik Experiential Marketing

Schmitt (1999:12) membagi Experiential Marketing menjadi empat

kunci karakteristik antara lain:

1) Fokus pada pengalaman konsumen

Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau

melewati situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi,

emosional, kognitif, perilaku dan relasional yang menggantikan

nilai-nilai fungsional. Dengan adanya pengalaman tersebut dapat

menghubungkan badan usaha beserta produknya dengan gaya

hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi

dan dalam lingkup usahanya.

Page 36: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

14

2) Menguji situasi konsumen

Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya

menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada

saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman

yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut.

3) Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari

konsumsi

Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat

dari sisi rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya.

Jangan memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat

keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih menginginkan

untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan

ditantang secara kreatif.

4) Metode dan perangkat bersifat elektik

Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang

lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek

yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang

terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama. Pada

experiential marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal

badan usaha saja, melainkan lebih sebagai pemberi pengalaman

positif pada konsumen sehingga dapat menimbulkan loyalitas pada

konsumen terhadap badan usaha dan merek tersebut.

Page 37: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

15

b. Pendekatan Experiential Marketing

Schmitt (1999:99-188) menyatakan bahwa untuk menciptakan

experiential marketing yang dapat memenangkan hati pelanggan

diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1) Sense

Merupakan tipe experiential yang bermunculan untuk

menciptakan pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit,

lidah dan hidung (Schmitt 1999:99). Sense marketing merupakan

salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui

pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera

yang mereka miliki melalui produk dan service. Sense ini, bagi

konsumen, berfungsi untuk mendiferensiasikan suatu produk dari

produk yang lain,untuk memotivasi pembeli untuk bertindak, dan

untuk membentuk value pada produk atau jasa dalam benak

pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman

(pra pembelian, pembelian dan sesudah pembelian) dalam

mengkonsumsi sebuah produk atau jasa.

(Schmitt, 1999 dalam Lin 2006:26), tujuan secara keseluruhan

dari sense adalah menyediakan kesenangan estetika melalui

rangsangan terhadap kelima indra manusia (pendengaran,

penciuman, peraba/sentuhan dan pengecapan).

Page 38: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

16

2) Feel

Feel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi

konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai

dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat

terhadap kesenangan dan kebanggaan (Bernd H. Schmiit

1999:118). Hal ini berhubungan dengan bagaimana menciptakan

perasaan enak atau nyaman (feel good) bagi para konsumen, yaitu

dengan melibatkan mood dan emosi secara intens karena hal

tersebut berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa yang

mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan.

Disaat konsumen mendapatkan feel yang kuat terhadap suatu produk,

produsen harus benar- benar memanfaatkan karena ketika konsumen

merasakan senang tentang produk ini maka konsumen akan menyukai

produk ini. Namun sebaliknya ketika konsumen tidak merasakan

kesenangan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka

konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada

produk lain. Produsen harus benar-benar mampu memberikan

memorable experience sehinggan berdampak positif terhadap

keputusan pembelian pada pelanggan.

3) Think

Think marketing ditujukan terhadap intelektual dengan tujuan

menciptakan kesadaran (cognitive), pengalaman untuk

Page 39: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

17

memecahkan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir

kreatif (Bernd H. Schmiit 1999:138). Ini berhubungan dengan

upaya yang perlu diciptakan agar konsumen berpikir positif

terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan setelah

konsumen mampu merasa baik (feel good). Menurut Schmitt

(1999) dan Li (2008), tujuan pemasaran think adalah untuk

mendorong pelanggan terlibat dalam pemikiran seksama dan

kreatif, dimana hasil yang didapat tanpa penilaian kembali

perusahaan dan produk. Dalam proses berpikir secara kreatif

terdapat dua jenis pemikiran, yaitu :

(a) Convergent Thinking (Pemikiran Terpusat)

Proses mempersempit fokus seseorang pada beberapa ide

atau gagasan dari semua ide yang telah dikumpulkan menjadi

sebuah solusi. Misalnya ketika seorang konsumen hanya

mengetahui satu produk maka konsumen akan lebih

memperhatikan kualitas produk tersebut.

(b) Divergent Thinking (Pemikiran Memancar)

Jenis pemikiran yang membiarkan pikiran seseorang yang

bergerak kemana – mana secara simultan. Jenis pemikiran ini

membutuhkan kampanye pemasaran think yang asosiatif, yaitu

dengan perumpamaan secara visual. Misalnya iklan pada suatu

Page 40: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

18

produk dapat memberikan gambaran mengenai produk

tersebut.

4) Act

Act bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan

interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk

menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan

Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain (Schmiit

1999:154). Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang

berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Pesan-pesan

yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat

menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang

berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka

lebih baik.

5) Relate

Relate marketing berisikan aspek – aspek dari sense, feel, think,

act marketing serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi

positif dimata pelanggan (Schmitt 1999:176). Tujuan dari

pemasaran relate adalah menghubungkan diri pribadi seseorang

kepada konteks sosial budaya didalam suatu merek kemudian akan

menciptakan suatu identitas sosial kepada dirinya sendiri. Relate

menjelaskan suatu hubungan dengan orang lain. Kelompok sosial

lainnya (pekerjaan, etnik atau gaya hidup) perhimpunan

masyarakat atau kebudayaan (Schmitt, 1999:171).

Page 41: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

19

Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk

pengembangan dirinya (ingin seperti apa dia dikaitkan di masa

depan). Ketika Relate marketing mampumembuat pelanggan masuk

dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan

memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan tetapi

ketika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan

apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak mungkin

loyal dan memberikan dampak yang negative. Jadi relate

menghubungkan konsumen secara individual dengan masyarakat

atau budaya tertentu.

Kelima tipe dari experience ini disampaikan kepada konsumen

melalui experience provider. Agen – agen yang bisa menghantarkan

experience ini adalah:

Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik

internal maupun eksternal dan public relation.

Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi

nama, logo, warna dan lain-lain.

Tampilan produk baik desain, kemasan, maupun

penampakan.

Co-Branding, meliputi even – even pemasaran,

sponsorship, aliansi dan rekanan kerja, lisensi, penempatan

produk dalam film dan sebagainya.

Page 42: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

20

Lingkungan Spatial, termasuk desain kantor, baik interior

maupun eksterior, outlet penjualan, eksibisi penjualan dan

lain-lain.

Website

Orang, meilputi penjualan, representasi perusahaan,

customer services, operator call centre dan lainnya.

c. Manfaat Experiential Marketing

Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan suatu

badan usaha menurut pandangan Schmitt (1999:34) apabila

menerapkan Experiential Marketing antara lain: (a) to turn araund a

declining brand, (b) to be differentiate a product from competition, (c)

to create an image and identity for a corporation, (d) to promote

innovation, (e) to induce trial, purchase and the most important, loyal

consumption. yang kurang lebih memiliki arti (a) untuk

membangkitkan kembali merek yang sedang merosot, (b) untuk

membedakan satu produk dengan produk pesaing, (c) untuk

menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan, (d) untuk

mempromosikan inovasi, (e) untuk membujuk percobaan, pembelian

dan loyalitas konsumen.

Jadi dengan experiential marketing, pemasar diharapkan dapat

menggunakan berbagai pilihan yang sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, baik itu untuk mencapai brand awareness, brand

Page 43: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

21

perception, brand equity ataupun brand loyalty. Experiential

marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh

serangkaian pengalaman atas merek, produk dan jasa yang

memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian.

Aspek emosional dan rasional adalah beberapa aspek yang hendak

dibidik pemasar melalui program ini dan seringkali kedua aspek ini

memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran.

4. Perceived Quality

Persepsi kualitas (perceived quality) dapat didefinisikan sebagai

persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu

produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh

pelanggan. (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:96)

Menurut Aaker (Broto, 2002) menegaskan suatu hal yang harus selalu

diingat, yaitu bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi pada pelanggan,

oleh sebab itu persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi

pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan ( yang diukur

secara relatif) yang berbeda – beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka

dapat dikatakan bahwa membahas persepsi kualitas berarti akan

membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.

Kotler (2000) pernah mengatakan bahwa “Quality is the totaly of

future and characteristic of a product or services that bear on its ability to

satify stated or implied needs”. Artinya, kualitas adalah totalitas fitur dan

Page 44: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

22

karakteristik yang membuat produk mampu memuaskan kebutuhan, baik

yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan. Agar dapat menjawab

pertanyaan apakah suatu merek sudah memenuhi kebutuhan konsumen

maka jawabannya tergantung pada penilaian subjektif konsumen.

Menurut Morgan, Cleland, dan Bruno (1996, dalam Simamora (2002))

memberikan tiga prinsip kualitas sebagai persepsi. Pertama, kualitas

bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruh kebutuhan

non-harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan

kebutuhannya. Kedua ahli berpendapat bahwa yang dipertimbangkan oleh

konsumen dari sebuah produk mencakup tiga aspek utama, yaitu harga,

produk, dan non-produk. Pada aspek produk yang diperhatikan adalah

standar yang diharapkan dari suatu produk. Pada sebuah televisi misalnya

aspek produk adalah ukuran layar gambar, suara, kelengkapan fungsi, dan

desain. Sementara itu, aspek non-produksi terdiri dari garansi, reputasi,

dan layanan perbaikan.

Kedua, kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen. Bila

konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk bernilai rendah, maka

kualitas produk tersebut rendah, apapun realitasnya. Persepsi lebih penting

daripada realitas karena konsumen membuat keputusan berdasarkan

persepsi bukan realitas.

Page 45: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

23

Ketiga, kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesain.

Bila produk A menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesaing

lebih baik lagi, maka produk A tidak berkualitas.

Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi

pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi kualitas ini akan

membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dapat

menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara

langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka

terhadap merek (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001).

Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat

diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan negatif, produk tidak akan

disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi

kualitas positif makan produk akan disukai.

Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan penilaian konsumen

terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Oleh

sebab itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi subjektif konsumen

(bukan manajer atau pakar) terhadap kualitas produk (Tjiptono, 2005)

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality

menurut David, Aaker, Managing Brand Equity (Darmadi Durianto,

Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:104) yaitu :

Page 46: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

24

1. Komitmen terhadap kualitas

Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta

memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas

bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa

kompromi.

2. Budaya kualitas

Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma

perilakunya, dan nilai – nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada

pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.

3. Informasi masukan dari pelanggan

Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang

mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam

memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya.

Perusahaan perlu secara berkesinambungan melakukan riset terhadap

pelanggannya sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan

up to date.

4. Sasaran / standar yang jelas

Sasaran kualitas harus jelas dan tidak umum karena sasaran kualitas

yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga

harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan.

Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak

Page 47: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

25

mempunyai sasaran fokus yang pada akhirnya akan membahayakan

kelangsungan perusahaan itu sendiri.

5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif

Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan berinisiatif serta dilibatkan

dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang

kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam

pengendalian kualitas layanan.

a. Hasil – hasil yang diperoleh dari Perceived Quality

Secara umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai – nilai

sebagai berikut (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak,

2001:101) :

Alasan untuk membeli

Diferensiasi atau Posisi

Harga Optimum

Minat saluran distribusi

Perluasan Merek

Kesan Kualitas

Gambar 2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas

1) Alasan untuk membeli

Keterbatasan informasi, uang, dan waktu membuat keputusan

pembelian seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi kualitas

Page 48: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

26

suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali

alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi

kualitas (perceived quality) dari merek yang akan dibelinya.

2) Diferensiasi atau posisi dan harga premium

Salah satu karakteristik yang penting dari merek produk adalah

posisinya dalam dimensi persepsi kualitas. Pada saat informasi

yang objektif tentang merek produk tidak tersedia, perceived

quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat

konsumen.

Salah satu keuntungan dari persepsi kualitas adalah

memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium.

Harga premium dapat meningkatkan laba secara langsung dapat

meningakatkan profitabilitas.

3) Perluasan saluran distribusi

Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk

menyalurkan merek dengan persepsi kualitas tinggi. Hal ini

memberikan keuntungan bagi perluasan distribusi dari merek

tersebut dan dapat pula meningkatkan citra distributor yang

menyalurkan merek yang mempunyai kesan kualitas tinggi.

Page 49: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

27

4) Perluasan merek

Merek dengan persepsi kualitas tinggi dapat digunakan untuk

memperkenalkan kategori produk baru dan mempunyai

kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek

yang lemah. Dalam hal ini persepsi kualitas merupakan jaminan

yang signifikan atas perluasan – perluasan merek tersebut.

b. Dimensi Perceived Quality

Berdasarkan perspektif kualitas, David A. Garvin (Darmadi

Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:98) mengembangkan

dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi, yaitu sebagai berikut :

1) Performance (Kinerja)

Merupakan karakteristik pokok dari produk inti dan merupakan

aspek fungsional dari suatu produk. Performance merupakan

karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam

membeli barang tersebut.

2) Serviceability (Kemudahan Pelayanan)

Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada

produk tersebut berkaitan kemudahan dalam memberikan layanan.

Page 50: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

28

3) Durability (Daya Tahan)

Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut berupa

ukuran daya atau masa pakai produk barang.

4) Reliability (Kehandalan)

Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu

pembelian ke pembelian berikutnya. Dimensi keandalan juga

berkaitan dengan probabilitas suatu produk melaksanakan

fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah

kondisi tertentu. Dengan demikian keandalan merupakan

karakteristik yang mencerminkan kemungkinan tingkat

keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.

5) Features (Fitur)

Bagian – bagian tambahan dari produk (fitur) yang berguna

untuk menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan – pilihan

produk dan pengembangannya. Penambahan ini biasanya

digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk

hampir sama. Bagian – bagian tambahan ini memberi penekanan

bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang

dinamis sesuai perkembangan.

Page 51: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

29

6) Conformance With Spesifications (Kesesuaian dengan

Spesifikasi)

Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur

(tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang yang telah

ditentukan dan teruji. Dimensi ini juga bisa diartikan sebagai

kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan

sesuai dengan keinginan konsumen. Kesesuaian juga

merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan

karakteristik operasi memenuhi standar yang ditetapkan.

7) Hasil

Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam

dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan

“hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut

tidak akan mempunyai kualitas lain yang penting.

5. Advertising

Kotler dan Keller (2007:244) menyatakan, pada hakikatnya dengan

menggunakan iklan perusahaan dapat menciptakan kesadaran akan adanya

produk, sedikit jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi

menciptakan penjualan.

Pengertian periklanan menurut Philip Kotler (2007:658), Periklanan

adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang,

atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.

Page 52: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

30

Petter dan Olson (2000:222) menyatakan pada prakteknya iklan

mampu menciptakan perasaan emosional terhadap konsumen. Rangsangan

eksternal yang menciptakan emosi positif dapat dipasangkan dengan

produk sehingga produk tersebut mendapatkan efek positif. Periklanan

merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan

untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan

masyarakat yang ditargetkan.

Definisi iklan dan periklanan yang dipopulerkan oleh American

Marketing Association (AMA) adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran

untuk mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa

secara non personal oleh sponsor yang jelas.

Dengan demikian bahwa periklanan :

Merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang

dibayar oleh sponsor khusus dengan cara mempresentasikan dan

mempromosikan ide, barang, jasa secara non personal.

Rancangan pesan khusus dan disampaikan melalui sarana media (pers,

radio, televisi, dan lain – lain) yang bertujuan untuk melakukan

tindakan membeli atau mengubah perilakunya.

a. Tujuan Periklanan

Setiap iklan dirancang guna mencapai sasaran tertentu. Sasaran

periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan

periklanan bermaksud menginformasikan, membujuk atau hanya

Page 53: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

31

mengingatkan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan utama

periklanan menurut (Johnson dan Lee, 2004:10) sebagai berikut :

1) Periklanan bertujuan untuk menginformasikan (Fungsi

Informatif)

Iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan

lokasi penjualan serta memberitahukan konsumen sebagai produk-

produk baru. Iklan yang menonjolkan aspek manfaat produk

dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif termasuk

pesan iklan yang disampaikan pada saat peluncuran suatu produk.

2) Periklanan bertujuan untuk membujuk (Fungsi Persuasif)

Iklan mencoba untuk membujuk para konsumen untuk

membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap konsumen

terhadap produk atau perusahaan. Iklan yang bersifat membujuk

biasanya dituangkan dalam pesan pesan iklan perbandingan dengan

membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk

yang sejenis.

3) Periklanan bertujuan untuk mengingatkan (Fungsi Pengingat)

Iklan akan terus menerus mengingatkan para konsumen tentang

sebuah produk sehingga konsumen akan tetap membeli produk

yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. Pada

umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk

produk-produk yang sudah mapan dan memiliki kelompok

Page 54: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

32

konsumen tertentu dimana produk-produk yang dibeli dengan

keterlibatan konsumen yang rendah.

b. Daya Tarik Pesan Iklan

Untuk menampilan pesan, iklan harus merujuk pada pendekatan

persuasif, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan akan

produk, jasa atau gagasan bagi audiens sasaran. Maka daya tarik pesan

iklan sangat penting untuk meningkatkan succesful communication

dengan audiens. Menurut (Johnson dan Lee, 2004:179-183), daya tarik

pesan periklanan terbagi atas:

1) Daya Tarik Informasional/Rasional (Penjualan Agresif)

Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional

konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah

produk, jasa atau manfaat (alasan) menggunakan merek tertentu.

Terdapat beberapa jenis tipe penampilan iklan rasional yaitu:

(a) Faktual

Daya tarik tipe ini berkaitan dengan high involvement

decision making dimana penerima pesan di motivasi untuk

dapat memproses informasi.

(b) Potongan kehidupan (Slice of Life)

Daya tarik tipe ini menyuguhkan pesan iklan kepada

penonton dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang dialami oleh

banyak orang.

Page 55: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

33

(c) Demonstrasi

Daya tarik tipe ini berfungsi sebagai pemecah masalah

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen dengan

menampilkan kemampuan suatu produk secara instrumental.

(d) Iklan perbandingan (Comparative Advertising)

Iklan ini berusaha membandingkan keunggulan produk

yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis dan tidak

hanya menampilkan keunggulan dalam menyelesaikan masalah

konsumen dari kemampuan teknis produk tersebut, tapi juga

menampilkan keunggulan harga dan penghematan.

2) Daya tarik Emosional/perasaan (penjualan persuasif)

Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang

sekitar citra, yang diharapkan dapat menyentuh hati dan

menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-

sikap. Para pengiklan dapat menggunakan daya tarik emosional

dalam berbagai cara strategi yang kreatif. Daya tarik perasaan dan

emosional bisa meliputi daya tarik humor, rasa takut (fear),

animasi (animation), seks, musik, fantasi atau jenis-jenis daya tarik

lain yang sangat menghibur, bergelora (menggembirakan) sehingga

mempengaruhi emosi-emosi konsumen dan menempatkan dalam

kerangka berpikir yang menguntungkan.

Page 56: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

34

c. Tahapan Respon konsumen Terhadap Periklanan

Tanggapan konsumen terhadap iklan yang diperoleh akan melalui

empat tahapan proses (J.P Rosstitter dan Larry Percy, 1987:196) yaitu:

1) Exposure (Penempatan Iklan)

Agar komunikasi pemasaran dan promosi mencapai

kesuksesan, calon pembeli pertama kali harus ditunjukkan kedalam

periklanan commercial event atau penawaran promosi. Hal ini

berarti bahwa commercial event atau penawaran promosi harus

ditempatkan secara tepat dan sesuai bagi para calon pembeli agar

bisa dilihat, dibaca, didengar atau diketahui oleh pembeli potensial.

Penempatan bisa melalui periklanan atau media promosi.

2) Processing (Proses Menerima Iklan)

Dalam tahap ini, para calon pembeli kemudian memproses

untuk merespon satu atau lebih elemen-elemen. Didalam iklan

pengumuman, commercial event atau penawaran promosi jika

proses tersebut memiliki pengaruh. Tahapan proses ini terdiri dari

respon (reaksi) cepat elemen-elemen yang berlangsung dalam diri

calon konsumen dari iklan pengumuman, commercial event atau

penawaran promosi yang meliputi perhatian, pembelajaran,

penerimaan serta reaksi emosional.

Page 57: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

35

3) Communication effect dan Brand Position (Efek Komunikasi

dan Posisi Merek)

Yaitu reaksi jalan pikiran calon konsumen terhadap suatu

merek serta berhubungan dengan seleksi merek. Respon yang

terhubung dengan merek disebut sebagai efek komunikasi. Dua

kebutuhan efek komunikasi secara universal meliputi brand

awareness dan brand attitude. Brand awareness dan brand attitude

mentapkan posisi merek target audience kedalam benak konsumen.

4) Taget Audience Action (Tindakan Konsumen Sasaran)

Efek komunikasi dan posisi merek timbul, ketika calon pembeli

sebagai bagian dari target audience iklan dan promosi, bisa

memutuskan ya atau tidak untuk mengambil tindakan dengan

memperhatikan merek seperti membeli sebuah merek serta

keputusan yang diambil apakah sebagai pembeli, pengguna atau

tidak terpengaruh terhadap iklan.

d. Media Iklan

Media sebagai penyampaian pesan memegang peranan penting

dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan iklan tidak akan sampai

kepada kelompok audience yang diinginkan. Pemilihan media yang

tepat akan menentukan, apakah pesan yang ingin disampaikan kepada

kelompok sasaran sampai atau tidak. Media periklanan yaitu segenap

Page 58: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

36

perangkat yang dapat membawa pesan-pesan kepada para calon

pembeli. Berdasarkan hal ini, maka media periklanan terdiri atas:

1) Televisi

Televisi merupakan media yang mampu menjangkau seluruh

lapisan masyarakat secara luas. Televisi menjadi sarana yang

sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Televisi telah

meciptakan karakteristik sendiri dan menambah kesinambungan

pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan. Dengan televisi,

informasi dapat dilihat, didengar dan gambar yang bergerak

menarik perhatian untuk ditonton oleh audience.

2) Radio

Radio merupakan salah satu sarana penyampaian pesan iklan

yang banyak digunakan. Format program radio yang ditawarkan

biasanya menjangkau segmen-segmen pendengar tertentu dan

dapat diidentifikasi dengan mudah. Keunggulan dari media radio

adalah mempunyai banyak pendengar (ketajaman penetrasi,

demografi yang tinggi serta selektivitas geografi, biaya yang

rendah dan tidak memerlukan perhatian terfokus dari pendengar.

3) Surat kabar

Surat kabar adalah salah satu media penyampai pesan yang

memiliki daya jangkau yang sangat luas dan massal. Surat kabar

berfungsi sebagai penyampai berita kepada para pembacanya.

Keunggulan dari surat kabar yaitu bersifat fleksibilitas, tepat

Page 59: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

37

waktu, mampu menjangkau pasar lokal dengan baik, jangkauan

penerimaan yang luas dan tingkat kepercayaan yang tinggi.

4) Majalah

Majalah merupakan media cetak selain koran yang memiliki

jangkauan luas dan massal. Majalah lebih bisa di spesifikasikan

pada kelompok-kelompok tertentu yang lebih eksklusif.

Eksklusivitas majalah didasarkan pada jenis kelamin, kelas sosial,

kesukaan atau hobby dan kelompok umur dari sasaran pembaca

yang lebih spesifik, sirkulasi majalah menjadi lebih sedikit dari

surat kabar. Majalah selain digunakan sebagai media informasi

juga digunakan untuk memposisikan produk pada benak para

pembaca.

5) Iklan outdoor

Istilah iklan luar (outdoor advertising) memiliki banyak ragam

dan tingkatan. Iklan berukuran besar begitu mencolok, tetapi bukan

merupakan satu-satunya pilihan. Alat transportasi seperti bus atau

taksi menjadi media iklan menarik karena pesan-pesan tersebut

dibawa kemanapun. Demikian pula dengan halte bus, terminal dan

stasiun kereta api merupakan tempat strategis untuk media iklan

dimana sasarannya adalah konsumen berjalan.

e. Dimensi – dimensi Periklanan

Iklan dianggap sebagai kegiatan untuk mencari perhatian publik

terhadap suatu produk dan jasa. Agar tujuan tercapai, pengiklan harus

Page 60: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

38

membuat daya tarik secara persuasif serta memuat dimensi-dimensi

(elemen-elemen) dalam periklanan.

Menurut Sutisna (2003:275-276), dimensi penting dalam iklan

yaitu:

a. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar

b. Periklanan mengandung proses identifikasi sponsor yaitu

menciptakan awareness mengenai perusahaan dari produk

tertentu.

c. Periklanan mampu mempengaruhi sikap atau tindakan

konsumen dalam proses keputusan pembelian.

d. Periklanan memerlukan media massa sebagai mediator ke

audiens

e. Periklanan bersifat nonpersonal (bukan pribadi) karena bersifat

komunikasi massal.

f. Periklanan memiliki audiens yang jelas dalam penyampaian

pesan.

Page 61: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

39

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:652), terdapat berbagai media

iklan beserta keunggulan dan kelemahan dari masing – masing media

tersebut :

Tabel 2.1 Profil Tipe Media Utama

Media Kelebihan Kelemahan

Surat kabar Fleksibilitas ; ketepatan

waktu; peliputan pasar

lokal bagus, penerimaan

luas, sangat dipercaya

Umur pendek; mutu

reproduksi rendah;

sedikit pembaca selain

pembelinya

Televisi Peliputan pasar massal

bagus; biaya rendah

pertayangan; kombinasi

suara, gambar, dan

geralan; merangsang

indera

Biaya absolute tinggi;

kekisruhan tinggi;

penayangan terlalu

sebentar; selektivitas

pemirsa lebih kecil

Pos langsung Selektivitas pemirsa tinggi;

fleksibilitas; tidak ada

kompetisi dengan medium

yang sama; meungkinkan

personalisasi

Harga per paparannya

relative mahal; citra junk

mail

Radio Penerimaan lokal bagus;

selektivitas geografis dan

demografis tinggi; biaya

rendah

Suara saja; paparan

terlalu sebentar;

perhatian rendah

Page 62: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

40

Media Kelebihan Kelemahan

Majalah Selektivitas geografis dan

demografis tinggi;

kredibilitas dan presetise;

reproduksi bermutu tinggi;

umur panjang dan banyak

pembaca selain

pembelinya

Tenggang waktu

pembelian iklan lama;

harga mahal; tidak ada

jaminan posisi

Alam terbuka Fleksibilitas; paparan yang

kerap berulang; biaya

rendah; selektivitas posisi

bagus

Selektivitas audiens

kecil; pembatasan kreatif

Internet Selektivitas tinggi; harga

murah; segera;

kemampuan interaktif

Pemirsa kecil; secara

demografi terbatas;

dampaknya relatif

rendah; pemirsa

mengontrol paparan

Sumber: Kotler dan Amstrong (2004:652)

6. Keputusan Pembelian

Menurut Olson (2002:163), “pengambilan keputusan konsumen adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu

diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan

yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.”

Page 63: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

41

Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (1998:170) terdiri

dari lima tahap, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:285), “keputusan pembelian

konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan

perkataan lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika

mengambil keputusan.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian konsumen adalah suatu proses yang melibatkan konsumen

dalam mengenali kebutuhannya, pencarian informasi, evaluasi alternatif

lain, hingga pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang

sesuai kebutuhannya tersebut.

a. Tahap pengambilan keputusan pembelian

Perilaku konsumen yang teramati dari perilaku pembelian

konsumen merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan atau

pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making), proses

pengambilan keputusan konsumen meliputi serangkaian kegiatan

mulai dari identifikasi kebutuhan / masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi perilaku pasca

pembelian. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 64: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

42

Gambar 2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler (2005:224)

Tahap – tahap pengambilan keputusan pembelian tersebut menurut

Kotler (2005:224-228) sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah

Proses pembelian dimulai pada saat pembeli mengenali sebuah

masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk

mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi

dan terpuaskan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang

memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi

sejumlah konsumen pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan

yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori

produk. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan

segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta

kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi (Kotler,

2009:235)

2) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong

untuk mencari informasi lebih banyak. Melalui pengumpulan

Page 65: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

43

informasi, konsumen mengetahui tentang merek- merek yang ada

dan keistimewaan dari setiap merek tersebut.

Sumber informasi konsumen di golongkan kedalam empat

kelompok:

(a) Sumber Pribadi ( keluarga, teman, tetangga, kenalan)

(b) Sumber Komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

pajangan di toko)

(c) Sumber Publik (media massa, organisasi penentu peringkat)

(d) Sumber Pengalaman (penanganan, pengkajian, dan

pemakaian produk)

3) Evaluasi alternatif

Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami

proses evaluasi konsumen. Kotler (2009:237) menyatakan evaluasi

alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilhan

disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Kotler (2009:238) evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan

sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan

keyakinan dan sikap. Keyakinan (relief) adalah gambaran

pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu.

Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi

keputusan pembelian mereka. Sedangkan yang tak kalah

pentingnya adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan

emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau

Page 66: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

44

tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap

objek atau gagasan tertentu.

4) Keputusan pembelian

Pada saat hendak memutuskan pilhan pembeliannya, terdapat

dua faktor pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain

mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung

pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap

alternatif yang disukai konsumen untuk motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua ialah faktor situasi

yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

pembelian. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen

dapat mengambil lima sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas,

waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-

hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil

(Kotler, 2009:240)

5) Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen mengalami level kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Para pemasar harus memantu

kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan

pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen terhadap suatu produk akan mengalami perilaku

selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan loyalitas

produk tersebut lebih tinggi. Para pelanggan yang tidak puas akan

Page 67: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

45

beraksi sebaliknya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari

seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang

dipikirkan pembeli atas produk tersebut (Kotler, 2009:243)

Kotler (2009:243-244) menyatakan konsumen yang merasa

puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi

dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puasa akan

cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk

yang bersangkutan kepada orang lain.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang Experiential Marketing, Perceived Quality

dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen telah banyak

dilakukan seperti :

1. Menurut Almira Yusrina Idelle (2012) dengan judul “Analisis

Pengaruh Harga dan Experiential Marketing terhadap Keputusan

Pembelian dan dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT.

Danapaint Jakarta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta). Dalam

penelitiannya Variabel Harga (X1) dan Experiential Marketing (X2)

menunjukan adanya kontribusi yang signifikan tehadap Keputusan

Pembelian secara simultan. Secara Parsial, Variable Experiential

Marketing tidak menunjukan adanya kontribusi yang signifikan

terhadap Keputusan Pembelian.

Page 68: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

46

2. Menurut Lilik Suprapti (2010) dengan judul “Analisis pengaruh Brand

Awareness, Perceived Value, Otganizational Association dan

Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi

Kasus produk Yamaha Mio CW). Pada penelitian ini Variabel

perceived quality (X4) memiliki pengaruh paling besar terhadap

keputusan pembelian (Y) oleh konsumen diantara variabel bebas

lainnya dengan hasil regresi sebesar 0,268. Dan nilai thitung pada

variabel perceived quality (X4) adalah sebesar 2,793 dengan tingkat

signifikansi 0,006, maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y). Hal tersebut didukung oleh jawaban

responden mengenai produk Yamaha Mio CW memiliki kualitas bahan

yang tahan lama, kualitas produk yang nyaman ketika dalam

pemakaian atau mengendarai, jarang terjadi cacat produk dalam

kualitas pengemasan produk.

3. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 10 Desember 2007

dengan judul Analisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan

keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada

masyarakat kota Palembang. Media iklan melalui iklan Televisi, iklan

Surat Kabar, iklan Majalah, iklan Radio, Papan Reklame dan Spanduk

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

dalam membeli air minum kemasan merek Aqua. Besarnya pengaruh

media iklan tersebut dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2)

Page 69: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

47

sebesar 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,5 %

dipengaruhi faktor lainnya.

4. Menurut Adyatma Arifin (2012) dengan skripsi berjudul “ Pengaruh

Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi

Pepsodent di Kota Makassar”. Dalam penelitiannya menunjukkan

Periklanan pasta gigi Pepsodent yang didasarkan pada konsep iklan

AIDA yang terdiri dari variabel: Attention dengan thitung(4,606) >

ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Interest dengan

thitung(2,594) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05,

Desire dengan thitung(4,593) > ttabel(1,984) dan nilai probabilitas

0,000<0,05, Action dengan thitung(2,315) > ttabel(1,985) dan nilai

probabilitas 0,001<0,05 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pengambilan keputusan pembelian konsumen di Kota Makassar.

5. Menurut Dr.Ir. Bob Foster., MM, dengan judul “Pengaruh Perceived

Quality dari Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian deterjen

Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim di Griya Setiabudi,

Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kota Bandung) dalam

penelitiannya Pengaruh perceived quality dari brand equity (X)

terhadap keputusan pembelian (Y) berada pada kategori sangat tinggi,

selain perceived quality, keputusan pembelian deterjen Bukrim juga

dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain, misalnya kualitas produk,

pengaruh harga, promosi, media iklan, celebrity endorser dan lain-lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel

Page 70: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

48

perceived quality dari brand equity terhadap variabel keputusan

pembelian produk deterjen Bukrim memiliki pengaruh yang signifikan.

6. Menurut Satya Gunawan Yahya (2012) dengan judul “Pengaruh Word

Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan Perceived Quality terhadap

Keputusan Pembelian” Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa Perceived Quality tidak

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian, hal ini terlihat

pada nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persyaratan statistik yang

ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk nilai t harus berada di

atas nilai kritis yaitu 1.96.

Page 71: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

49

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVEDQUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE

Komunitas Pecinta Kopi Noesantara“Kopi Koe”

ExperientialMarketing

PerceivedQuality

Advertising

Keputusan Pembelian

Kuesioner

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Koefisien Korelasi

Koefisien Determinasi

Uji Hipotesis

Uji t (Parsial)

Uji f (Simultan)

Interpretasi

Kesimpulan dan Implikasi

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3Kerangka Pemikiran Teoritis

Page 72: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

50

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling

memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan

perumusan masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian, maka dapat

diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk

membuktikan kebenarannya yaitu:

1. Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap

keputusan pembelian.

Ha1 = terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan

pembelian.

2. Ho2 = tidak terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan

pembelian.

Ha2 = terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan

pembelian.

3. Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan

pembelian.

Ha3 = terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan pembelian.

4. Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived

quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian.

Ha4 = terdapat pengaruh antara antara experiential marketing, perceived

quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian.

Page 73: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

experential marketing (X1), perceived quality (X2) dan advertising (X3)

terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel-variabel dalam penelitian.

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Populasi

dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi Luwak White

Koffie (Study kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merujuk pada keseluruhan jumlah orang yang diobservasi,

populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan

dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam

suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas

sebelum penelitian dilakukan (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan

Triton, 2011:66)

Sedangkan sampel adalah semacam miniatur dari populasinya (Santono

dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66) Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).

Page 74: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

52

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai

dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang

bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan sebagai elemen-

elemen sampel penelitian (Abdul Hamid, 2012:27).

Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah

membeli atau mengkonsumsi produk Luwak white Koffie. Sampel yang akan

dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini

adalah responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara

dan pernah mengkonsumsi produk Luwak White Koffie. Memilih Komunitas

Pecinta Kopi Noesantara karena komunitas ini yang memiliki anggota banyak

dan aktif dimana komunitas ini sering mengadakan acara – acara guna

berkumpul sesama anggota untuk lebih mendalami tentang kopi.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori

Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran sampel yang layak dalam

penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Kemudian menurut Sudman dan

Blair dalam Istijanto (2009:128), salah satu penentuan ukuran sampel adalah

dengan pendekatan non statistik dimana sampel didapatkan dengan

pertimbangan tertentu dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

oleh periset-periset yang lain (follow the crowd). Berdasarkan pendapat-

pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa jumlah

sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel.

Page 75: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

53

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data

primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama baik

dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner

(Hariwijaya dan Triton, 2011:57)

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

telah disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel – tabel

ataupun dalam bentuk diagram – diagram (Hariwijaya dan Triton,

2011:58). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan

informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel,

jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya.

D. Metode Analisis Data

Pengukuran tingkat kepentingan atas experiential marketing, perceived

quality, dan advertising terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).

Page 76: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

54

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi

menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator

yang telah diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item

instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden

(Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).

Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan menghasilkan total skor

bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti

instrumen di bawah ini:

SS = Sangat setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

N = Netral diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai

tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan setuju “lebih

tinggi” dari ragu-ragu (Ghozali, 2012:47).

1.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau

Page 77: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

55

pernyataaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:53).

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan

digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada

batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika

skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2012:47).

Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel

dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang

digunakan lebih besar dari 0,7. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Nunnally dalam

Ghozali, 2012:48).

2.Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2012:160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah

yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan

Page 78: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

56

beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal

probability plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh

dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2012:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Page 79: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

57

2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka

hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya

korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya

efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres

terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap

peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat

ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat

kolinieritas 0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan

nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui

variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi.

Page 80: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

58

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2012:139), uji heteroskedasitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai

prediksi variabel tterikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Page 81: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

59

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang

bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau

hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43).

Rumus regresi linier berganda:

(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43)

Dimana:

Y = Keputusan pembelian

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b1 = Koefisien regresi experiential marketing

X1 = experiential marketing

b2 = Koefisien regresi perceived quality

X2 = perceived quality

b3 = Koefisien regresi advertising

X3 = advertising

e = Standar error

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Page 82: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

60

4. Koefisien Korelasi (R)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi

(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan

hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak

membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen

(Ghozali, 2012:96).

Tabel 3.1Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

5. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2012:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah

jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

Page 83: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

61

independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi

yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

6. Uji Hipotesis

a. Uji t Hitung (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen.

Salah satu cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan

nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t

hasil perhitungannya lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen

(Ghozali, 2012:99).

b. Uji F Hitung (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan

nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F

Page 84: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

62

hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis

alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2012:98).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel bebas adalah experiential marketing (X1),

perceived quality (X2), dan advertising (X3).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

keputusan pembelian (Y).

Page 85: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

63

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi SubVariabel

Indikator Skala

1 ExperientialMarketing(Bernd H.Schmitt,1999)

ExperientialMarketingmerupakan suatukonsep pemasaranyang berusahamengkomunikasikanproduk yang dijualdengan menarikperhatian konsumen,menyentuh hatiuntuk menanamkankesan yang baik kedalam hati danpikiran konsumenmengenai produkyang dijual.

Sense Penglihatan Pendengaran Penciuman Perasa Peraba

Ordinal

Feel Susasana hati Emosi jiwa

Think PemikiranDivergen

PemikiranKonvergen

Act Perilaku yg nyata Gaya hidup

Relate Sosial konsumen

2 PerceivedQuality(DarmadiDurianto,Sugiarto &TonySitinjak,2001

Persepsi pelangganterhadapkeseluruhan kualitasatau keunggulansuatu produk ataujasa layananberkairan denganapa yang diharapkanoleh pelanggan.

Performance Kualitas Produk Ordinal

Serviceability KemudahanPelayanan

Durability Daya tahan produk

Realibility Kemampuanproduk dari waktuke waktu konsisten

Page 86: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

64

No Variabel Definisi SubVariabel

Indikator Skala

Features Kemampuantambahan yangdiberikan olehproduk

Conformancewithspecifications

Kesesuaian produkterhadap keinginankonsumen

Hasil Hasil akhir yangdiberikan olehprodusen

3 Advertising(Monle Leedan CarlaJohson,2007)

Periklanan sebagaisemua bentukpenyajian nonpersonal, promosiide – ide, promosibarang produk ataujasa yang dilakukanoleh sponsortertentu yangdibayar.

TujuanPeriklanan

Menginformasikan Membujuk Mengingatkan

Ordinal

Daya tarikpesan

Rasional Emosional

Responkonsumenterhadapiklan

Iklan dapatdiketahui, dilihat,dibaca dandidengar

Perhatian (fokus)terhadap iklan

Brand Awareness(sadar akan merek)

Brand Attitude Bertindak sebagai

pembeli Bertindak sebagai

pengguna (tidakpunya pilihan)

Media Iklan Televisi Radio Media Cetak

(majalah, koran) Media Outdoor

(billboard, poster)

Page 87: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

65

No Variabel Definisi SubVariabel

Indikator Skala

4 KeputusanpembelianKotler DanKeller(2007:235)

Pengambilankeputusankonsumen adalahprosespengintegrasianyangmengkombinasikanpengetahuan untukmengevaluasi duaatau lebih perilakualternatif danmemilih salah satudiantaranya. Hasildari prosespengintegrasian iniadalah suatu pilihanyang disajikansecara kognitifsebagai keinginanberperilaku

Pengenalankebutuhan

Sadar akankebutuhan

Rangsangan iklan Rangsangan

diskusi denganorang lain

Ordinal

PencarianInformasi

Sumber pribadi Sumber publik

Evaluasialternatif

Perbandinganharga

Perbandinganmerek

Keputusanpembelian

Pembelian awal Pembelian akhir

Perilakupascapembelian

Harapan mengenaiproduk

Rekomendasi kekonsumen lain

Page 88: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

66

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah singkat Luwak White Koffie

PT Java Prima Abadi adalah salah satu produsen kopi luwak terbesar

dan pada saat ini produk Luwak White Koffie merupakan salah satu produk

dari PT Java Prima Abadi. Kopi Luwak awalnya merupakan hanya sebuah

nama merek kopi milik pengusaha asal Semarang. Pemiliknya yang bernama

Tan Hak See, yang dimulai usahanya sejak tahun 1965 silam. Pada awalnya

Tan Hak See hanya seorang pembuat kopi dengan alat sederhana dan

menjualnya di pasar Peterongan Semarang. Dengan hanya bermodalkan

alat sebesar 9 x 25 meter, Tan Hak See mulai mengajak kedua anaknya

untuk turut membantunya memasak kopi giling dan mengepaknya, salah

seorang putranya adalah Agus Susanto yang sampai saat ini masih

menggandrungi bisnis kopi luwak.

Selepas lulus SMA, maka Agus mulai mengembangkan usaha ayahnya

dengan memasarkan dan meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan

perkembangan zaman. Pada tahun 1980-an, pembuatan Kopi Luwak dimulai

dengan mesin buatan Jerman sehingga terjadi peningkatan produksi yang

cukup pesat , dari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 800

kilogram perharinya, dengan bantuin mesin yang baru itu mampu

Page 89: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

67

menghasilkan hingga lima ton perharinya. Hal ini cukup membawa

kesuksesan bagi Agus dan ayahnya hingga mereka berhasil menjadi salah

satu produsen kopi luwak terbesar dibawah naungan perusahaan yang

akhirnya dibentuk dengan nama PT Java Prima Abadi

Di awal tahun 1999, perusahaan PT Java Prima Abadi selaku produsen

Kopi luwak mulai berekspansi usahanya dari peternak kopi biji luwak ke

bidang Café. Outlet Café Kopi Luwak pertama yang dibuka berlokasi di

Bandara Achmad Yani, Semarang, dengan alasan bandara merupakan

salah satu tempat yang cukup strategis untuk mulai mengenalkan kopi luwak

ke tengah masyarakat dan ternyata hal ini terbukti dengan gerai outlet

pertamanya yang cukup ramai diminati oleh para wisatawan lokal ataupun

mancanegara yang sedang menunggu di bandara.

Kemudian Tahun 2000, Agus membuka outletnya yang ke-dua di Java

Supermall, Semarang. Kesusksesan Agus membuka outletnya yang ke-dua

membuatnya bersemangat untuk melebarkan usahanya ke kota besar

lainnya, yaitu Jakarta. Baru mulai di tahun 2002, Cafe Kopi Luwak mulai

berekspansi ke Jakarta dan Mall Kelapa Gading 2 menjadi pilihan outlet

pertama bagi Café Kopi Luwak di Jakarta. Saat ini, PT Java Prima Abadi

dipimpin oleh seorang putrinya, yaitu Vivin Susanti. Rencananya,

usaha Café Kopi Luwas akan di perbesar menuju kawasan Internasional

seperti Cina dan Hongkong.Sampai saat ini sudah ada 8 outlet lainnya yang

tersebar diwilayah Jakarta dan lebih dari 5 outlet di luar Jakarta.

Page 90: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

68

Berdasarkan kesuksesan PT Java Prima Abadi dalam berbagai outlet

Kopi luwak, PT Java Prima Abadi berinovasi dalam pembuatan Luwak

White Koffie instant dengan harga yang terjangkau. Kopi luwak telah

menemukan varian kopi terbaru, yaitu white koffie yang beraroma nikmat

dan aman di lambung atau jantung. White Koffie diproduksi dengan mesin

berteknologi Cold Drying dari Jepang yaitu melalui proses pembekuan atau

pendinginan hingga – 40 derajat Celsius yang mampu menghilangkan asam

gastric penyebab nyeri lambung hingga 80% namun caffein masih tetap

bisa dipertahankan 100%. Kopi Luwak dibawah naungan PT Java Prima

Abadi dengan bangga memperkenalkan Luwak White Koffie Low Acid

pertama di dunia dengan varian kopi paling anyar tersebut, Kopi Luwak

memberikan kepuasan kepada peminum kopi.

2. Visi Misi Perusaahaan

PT Java Prima Abadi memiliki visi dan misi seperti perusahaan lain pada

umumnya yaitu memajukan perusahaan serta mengembangkan usaha dari

produk utamanya yaitu biji kopi luwak sebagai salah satu biji kopi terbaik

asal Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai biji kopi termahal di dunia

sehingga mampu diperluas hingga ke pasaran dunia internasional.

3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”

Berawal dari keinginan untuk adanya sebuah wadah bagi orang-

orang khususnya anak muda yang ingin belajar bersama demi lebih taunya

tentang kopi, maka Komunitas Pecinta Kopi Noesantara atau yang biasa

Page 91: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

69

disingkat KOPI KOE ada, dan dideklarasi tahun 2011. Wadah yang

dikemas dalam bentuk komunitas ini berharap bisa menjadi tempat untuk

silahturahmi, belajar, tukar pikiran dan berkumpulnya anak muda yang

memang sudah ataupun ingin tau tentang kopi Indonesia yang padahal

Indonesia termasuk dalam 4 Besar negara penghasil kopi dan memiliki

kopi-kopi yang khas disetiap daerah penghasilnya, sehingga jumlah

pengkonsumsi kopi lebih banyak.

Komunitas ini memiliki fanpage facebook dengan anggota sekitar

6.392members (https://www.facebook.com/pages/KOmunitas-PencInta-

Kopi-nOEsantara). Di facebook ini menjadi media untuk sharing bagi

anggota untuk mengetahui tentang kopi, tidak menutup kemungkinan

untuk media bisnis karena ada beberapa anggota yang menjual atau

mencoba memperkenalkan produk mereka.

Komunitas Pencinta Kopi Noesantara (Kopi Koe) memiliki

anggota yang mayoritas mahasiswa membuat Kopi Koe memilih kegiatan

yang outdoor. Misal, melakukan kopi trip yaitu kunjungan langsung ke

kebun kopi. Banyak pemilik perkebunan kopi dan pengusaha kopi yang

meminta komunitas ini untuk mengunjungi kebunnya. Tujuan perjalanan

ini adalah mempelajari seluk-beluk penanaman dan pengolahan

kopikarena kopi termasuk tanaman sensitif. Salah sedikit penanaman,

pengolahan sampai penyajian, itu akan membuat cita rasa kopi terganggu.

Selain kegiatan, yang membedakan Kopi Koe ialah sistem

keanggotaan. Kalau komunitas lain sifatnya seperti forum sehingga orang

Page 92: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

70

bebas datang dan pergi, Kopi Koe menerapkan sistem keanggotaan.

Anggota wajib mendaftar terlebih dulu untuk kemudian bisa mengikuti

kopi darat, sharing, dan berbagi pengalaman tentang kopi.

Komunitas ini cukup dibilang aktif karena banyaknya acara – acara

yang mereka lakukan salah satunya “BARISTA HOME’ yang

diselenggarakan bersama teman - teman dari komunitas Motor Honda,

yang diadakan oleh PT. Wahana Makmur "HONDA" dengan tema

pengenalan tentang teknologi terbaru yang dikeluarkan oleh Honda dan

sharing tentang kopi dengan membuat kopi ala kafe rumahan.

Untuk mengasah kemampuannya dalam meracik kopi, Kopi Koe

berusaha untuk selalu aktif berkegiatan di antaranya mengikuti berbagai

acara dan seminar yakni IBC 2011, JBC 2012, Siaran di Brava Radio,

Siaran di Era FM, Perempuan dan Kopi, HUT PMI ke-66, HUT Cikopi,

hingga pelatihan kewirausahaan sedangkan untuk menguji kemampuan

yang sudah dimiliki dalam meracik kopi, beberapa anggota Kopi Koe juga

pernah mengikuti beberapa kejuaraan seperti Latte Art untuk Pemula, IEC,

ICE, PKM-K (Juara 1 region Jakarta), Wismilak Challenge, Jakarta Brew

Champ (Juara 1), dan Indonesia Barista Competition.

“Saat workshop kami mencoba untuk memberikan informasi

tentang berbagai jenis kopi Nusantara serta kenikmatannya dan tentunya

dengan bagaimana cara membuat kopi itu sendiri dengan baik dan benar”

ucap Awan (Humas Kopi Koe)

Page 93: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

71

Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” membentuk

sebuah kepengurusan yang didalamnya terdapat:

a. Ketua Umum : Budhi Riyanto

b. Sekretaris Umum : M. Fuad Shoim

c. Bendahara Umum : Tri Ikhwan

d. Pengembangan Dana : Barkan Husni dan Herman Novendri

e. Bidang Hubungan Masyarakat (HuMas) : Awan Kuspriadi

f. Bidang Pengembangan : Aditya Dwi Saputra dan Herdika Beny A

g. Bidang Kopi Darat(KopDar) : Hadi Mardiansyah

h. Bidang Event dan Kegiatan : Andika

Sekretariat Komunitas Pecinta Kopi Nusantara (KOMPI)

Jl. Bunga Rampai 1, Gg 03 No.28, Rt 07 Rw 09, Kel. Malaka Jaya Jakarta Timur,13460

email : [email protected], http://kopikoe0325.blogspot.com

B. Analisis dan Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Objek dalam penelitian ini adalah responden yang mengkonsumsi produk

Luwak White Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi

Noesantara “KOPI KOE” . Sampel yang diambil berjumlah 60 responden.

Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik responden:

Page 94: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

72

a. UsiaTabel 4.1

Usia RespondenUsia Jumlah Responden Presentase (%)

19 – 29tahun 47 78 %

30 – 40tahun 9 15 %

41 – 51tahun 1 2 %

Diatas 51tahun 3 5 %

Total 60 responden 100 %

(Sumber: Data diolah, 2013)

Diagram 4.1Usia Responden

(Sumber: Data diolah, 2013)

Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 47

responden atau 78% yang berusia 19-29 tahun, 9 responden atau 15%

yang berusia 30-40 tahun, 1 responden atau 2% yang berusia 41-51

tahun, dan 3 responden atau 5% yang berusia diatas 51 tahun.

78%

15%

2% 5%

Usia Responden

19-29 tahun

30-40 tahun

41-51 tahun

diatas 51 tahun

Page 95: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

73

b. PekerjaanTabel 4.2

Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Presentase (%)

Pegawai Swasta 21 35 %

Pegawai Negeri 2 3 %

Wirausaha 6 10 %

Mahasiswa 19 32 %

DLL 12 20%

Total 60 responden 100%

(Sumber: Data diolah, 2013)

Diagram 4.2Pekerjaan Responden

(Sumber: Data diolah, 2013)

Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 21

responden atau 35% yang bekerja sebagai pegawai swasta, 2 responden atau

3% yang bekerja sebagai pegawai negeri, 6 responden atau 10% yang

bekerja sebagai wirausaha, 19 responden atau 32% sebagai mahasiswa dan

19 responden atau 20% lain lain (IT 2 responden, Admin 3 responden,

35%

3%10%

32%

20%

Pekerjaan Responden

Pegawai Swasta

Pegawai Negeri

Wirausaha

Mahasiswa

DLL

Page 96: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

74

Barista 1 responden, Pengajar 2 responden, Penulis 1 responden, Paramedic

1 responden, Ibu rumah tangga 1 resonden dan Wartawan 1 responden)

c. Pendapatan

Tabel 4.3Pendapatan Responden

Pendapatan perbulan (rupiah) Jumlah Responden Presentase (%)

< Rp 1.000.000 17 35 %

Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000 17 35%

Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 14 28 %

> Rp 3.000.001 12 2 %

Total 60 responden 100%

(Sumber: Data diolah, 2013)

Diagram 4.2Pendapatan Responden

(Sumber: Data diolah, 2013)

Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 17

responden atau 35% yang memiliki pendapatan kurang dari Rp

1.000.000, terdapat 17 responden atau 35% yang memiliki pendapatan

35%

35%

28%

2%

Pendapatan Responden

< Rp 1.000.000

Rp 1.000.001 - Rp2.000.000

Rp 2.000.001 - Rp3.000.000

> Rp 3.000.001

Page 97: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

75

antara Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000, 14 responden atau 28% yang

memiliki pendapatan antara Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 dan 12

responden atau 2% yang memiliki pendapatan diatas Rp 3.000.001.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran

kuesioner kepada responden yang bergabung dalam Komunitas Pecinta

Kopi Noesantara “KOPI KOE” baik secara langsung ataupun melalui

media jejaring sosial. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60

responden, penulis terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang

responden dengan memberikan 53 butir penyataan yang dibagi menjadi 4

variabel utama yaitu experiential marketing, perceived quality,

advertising, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan

reliabelnya seluruh pernyataan tersebut.

Tabel 4.4Hasil Uji Validitas

(Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dankeputusan pembelian)

ScaleMean if

ItemDeleted

Scalevariance if

ItemDeleted

CorrectedItem TotalCorrelati

on

Keterangan

Exp1 36,05 29,839 0,694 Valid

Exp2 35,95 34,471 0,018 Tidak Valid

Exp3 35,60 32,147 0,333 Valid

Exp4 35,65 33,397 0,136 Tidak Valid

Page 98: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

76

ScaleMean if

ItemDeleted

Scalevariance if

ItemDeleted

CorrectedItem TotalCorrelati

on

Keterangan

Exp5 36,70 30,221 0,784 Valid

Exp6 36,65 32,239 0,497 Valid

Exp7 36,85 27,292 0,875 Valid

Exp8 36,45 28,471 0,570 Valid

Exp9 37,15 29,082 0,699 Valid

Exp10 37,00 30,711 0,575 Valid

Exp11 36,25 26,197 0,671 Valid

Exp12 36,40 28,042 0,663 Valid

PQ1 36,55 15,358 0,316 Valid

PQ2 37,20 16,463 0,640 Valid

PQ3 36,40 16,050 0,464 Valid

PQ4 48,40 15,208 0,168 Tidak Valid

PQ5 48,60 14,513 0,379 Valid

PQ6 48,45 14989 0,596 Valid

PQ7 49,05 14,537 0,457 Valid

PQ8 48,90 14,261 0,387 Valid

PQ9 48,60 17,747 0,457 Valid

PQ10 49,35 16,253 0,686 Valid

ADV1 48,70 21,621 0,633 Valid

ADV2 48,70 20,568 0,613 Valid

ADV3 48,65 20,997 0,679 Valid

ADV4 49,45 21,839 0,604 Valid

ADV5 48,25 25,779 -0,083 Tidak Valid

ADV6 49,15 22,358 0,463 Valid

Page 99: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

77

ScaleMean if

ItemDeleted

Scalevariance if

ItemDeleted

CorrectedItem TotalCorrelati

on

Keterangan

ADV7 49,55 22,029 0,267 Tidak Valid

ADV8 38,70 22,537 0,377 Valid

ADV9 38,70 22,958 0,312 Valid

ADV10 37,80 21,503 0,573 Valid

ADV11 38,60 21,945 0,355 Valid

ADV12 37,90 23,776 0,262 Tidak Valid

ADV13 38,15 24,555 0,047 Tidak Valid

ADV14 38,60 22,997 0,151 Tidak Valid

KP 1 38,30 22,221 0,504 Valid

KP2 38,50 18,583 0,634 Valid

KP3 37,70 21,011 0,619 Valid

KP4 37,80 22,674 0,264 Tidak Valid

KP5 38,50 23,884 0,288 Tidak Valid

KP6 38,15 23,608 0,318 Valid

KP7 38,60 25,832 0,080 Tidak Valid

KP8 38,30 23,484 0,333 Valid

KP9 38,50 24,263 0,291 Tidak Valid

KP10 37,70 24,116 0,333 Valid

KP11 37,80 22,589 0,508 Valid

KP12 38,50 24,684 0,168 Tidak Valid

Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Dwi

Priyatno, 2010: 90). Hasil try out menunjukkan bahwa terdapat

pernyataan yang tidak valid karena nilai Corrected Item Total

Page 100: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

78

Correlationnya pertanyaan tersebut kurang dari 0,30. Pernyataan yang

tidak valid dapat dihapus dari kuesioner ataupun diganti susunan

kalimatnya sehingga dapat dimengerti oleh responden yang selanjutnya

dapat dibagikan kepada 60 responden untuk melakukan analisis regresi.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7

(Nunnally dalam Ghozali, 2012: 48).

Tabel 4.5

Dari tampilan tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan

dari variabel experiential marketing memiliki nilai Cronbach Alpha yang

lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan yang digunakan untuk variabel experiential marketing dalam

penelitian ini adalah reliabel.

Tabel 4.6Hasil Uji Reliabilitas

(perceived quality)Cronbach's

Alpha N of Items

.781 10

Hasil Uji Reliabilitas(experiential marketing)

Cronbach's

Alpha N of Items

.850 12

Page 101: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

79

Dari tampilan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan

dari variabel perceived quality memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih

besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan

yang digunakan untuk variabel perceived quality dalam penelitian ini

adalah reliabel.

Tabel 4.7Hasil Uji Reliabilitas

(advertising)

Cronbach'sAlpha N of Items

.740 14

Dari tampilan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan

dari variabel advertising memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar

dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang

digunakan untuk variabel advertising dalam penelitian ini adalah reliabel.

Tabel 4.8Hasil Uji Reliabilitas

(keputusan pembelian)

Cronbach'sAlpha N of Items

.728 12

Dari tampilan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan

dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach Alpha yang

lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan yang digunakan untuk variabel keputusan pembelian dalam

penelitian ini adalah reliabel.

Page 102: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

80

3. Deskriptif Statistik

a. Experiential marketing

Dalam variabel experiential marketing pada kuesioner, penulis

memasukkan 13 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9Desain kemasan Luwak White Koffie menarik

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 1 1.7 1.7 1.7

N 16 26.7 26.7 28.3

S 37 61.7 61.7 90.0

SS 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 37

responden atau 61,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0 %

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa desain Luwak white Koffie menarik.

Tabel 4.10Aroma yang khas pada Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 3 5.0 5.0 5.0

N 12 20.0 20.0 25.0

S 26 43.3 43.3 68.3

SS 19 31.7 31.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 103: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

81

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan

tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 26 responden atau

43,3% menyatakan setuju dan 19 responden atau 31,7% menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

aroma yang khas pada produk Luwak White Koffie.

Tabel 4.11Merek Luwak White Koffie mudah diingat

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 1 1.7 1.7 1.7

N 8 13.3 13.3 15.0

S 36 60.0 60.0 75.0

SS 15 25.0 25.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3 % menyatakan netral, 36

responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0 %

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie mudah diingat.

Tabel 4.12Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 1 1.7 1.7 1.7

N 3 5.0 5.0 6.7

S 30 50.0 50.0 56.7

SS 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 104: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

82

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan netral, 30

responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 26 responden atau 43,3 %

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie ditelinga.

Tabel 4.13

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 5,0% menyatakan tidak

setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 20 responden atau

33,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral

bahwa perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White

Koffie.

Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak WhiteKoffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 9 15.0 15.0 16.7

N 27 45.0 45.0 61.7

S 20 33.3 33.3 95.0

SS 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 105: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

83

Tabel 4.14Perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 7 11.7 11.7 13.3

N 30 50.0 50.0 63.3

S 20 33.3 33.3 96.7

SS 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan

tidak setuju, 30 responden atau 50,0% menyatakan netral, 20 responden

atau 33,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie.

Tabel 4.15Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 3 5.0 5.0 5.0

TS 9 15.0 15.0 20.0

N 23 38.3 38.3 58.3

S 23 38.3 38.3 96.7

SS 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan

tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 23 responden

atau 38,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan

Page 106: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

84

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan

kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi setuju dan netral sama

besarnya.

Tabel 4.16Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi

yang cocok untuk saya konsumsi

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 3 5.0 5.0 5.0

TS 8 13.3 13.3 18.3

N 16 26.7 26.7 45.0

S 24 40.0 40.0 85.0

SS 9 15.0 15.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan

tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 24 responden

atau 40,0% menyatakan setuju dan 9 responden atau15,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa Luwak White Koffie menginspirasi para responden tentang

produk kopi yang cocok untuk dikonsumsi.

Page 107: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

85

Tabel 4.17

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 15 responden atau 25,0% menyatakan

tidak setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 10 responden

atau 16,7% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan

gaya hidup responden.

Tabel 4.18Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan

kepribadian saya

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 5 8.3 8.3 8.3

TS 11 18.3 18.3 26.7

N 38 63.3 63.3 90.0

S 4 6.7 6.7 96.7

SS 2 3.3 3.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan

Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengangaya hidup saya

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 5 8.3 8.3 8.3

TS 15 25.0 25.0 33.3

N 27 45.0 45.0 78.3

S 10 16.7 16.7 95.0

SS 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 108: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

86

tidak setuju, 38 responden atau 63,3% menyatakan netral, 4 responden

atau 6,7% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan

kepribadian responden.

Tabel 4.19Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 6 10.0 10.0 11.7

N 12 20.0 20.0 31.7

S 30 50.0 50.0 81.7

SS 11 18.3 18.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan

tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 30 responden

atau 50,0% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini.

Page 109: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

87

Tabel 4.20

Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak,kualitas yang baik dan harga yang terjangkau

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 3 5.0 5.0 5.0

TS 3 5.0 5.0 10.0

N 16 26.7 26.7 36.7

S 23 38.3 38.3 75.0

SS 15 25.0 25.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak

setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 23 responden atau

38,3% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak,

kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.

b. Perceived Quality

Dalam variabel Perceived Quality pada kuesioner, penulis memasukkan

10 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Page 110: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

88

Tabel 4.21Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek

samping

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 10 16.7 16.7 16.7

S 27 45.0 45.0 61.7

SS 23 38.3 38.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 10 responden atau 16,7%

menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 23

responden atau 38,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping.

Tabel 4.22Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 3 5.0 5.0 5.0

N 11 18.3 18.3 23.3

S 37 61.7 61.7 85.0

SS 9 15.0 15.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan netral, 37

responden atau 61,7% menyatakan setujul, dan 9 responden atau 15,0%

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak

membuat ngantuk.

Page 111: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

89

Tabel 4.23

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan

netral, 36 responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 12 responden

atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan

mayoritas responden menyatakan setuju bahwa kemudahan dalam

menyajikan Luwak White Koffie.

Tabel 4.24Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 1 1.7 1.7 1.7

N 7 11.7 11.7 13.3

S 26 43.3 43.3 56.7

SS 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan

netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju dan 26 responden

atau 43,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan

Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 7 11.7 11.7 11.7

N 5 8.3 8.3 20.0

S 36 60.0 60.0 80.0

SS 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 112: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

90

mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa produk

Luwak White Koffie mudah didapatkan.

Tabel 4.25Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 13 21.7 21.7 21.7

S 35 58.3 58.3 80.0

SS 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 13 responden atau 21,7%

menyatakan netral, 35 responden atau 58,3% menyatakan setuju, dan 12

responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak

White Koffie yang dibeli responden selalu dalam keadaan baik.

Tabel 4.26Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu

expired)

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 5 8.3 8.3 8.3

TS 22 36.7 36.7 45.0

N 14 23.3 23.3 68.3

S 11 18.3 18.3 86.7

SS 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan

tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 11 responden

Page 113: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

91

atau 18,3% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

tidak setuju bahwa Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama

(waktu expired).

Tabel 4.27Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk

Luwak White Koffie tidak hanya sekali

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 1 1.7 1.7 1.7

S 34 56.7 56.7 58.3

SS 25 41.7 41.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan netral, 34 responden atau 56,7% menyatakan setuju dan 25

responden atau 41,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa karena

khasiatnya yang baik, responden mengkonsumi produk Luwak White

Koffie tidak hanya sekali.

Tabel 4.28Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 4 6.7 6.7 6.7

N 10 16.7 16.7 23.3

S 30 50.0 50.0 73.3

SS 16 26.7 26.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 114: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

92

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menyatakan netral, 30

responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 16 responden atau 26,7%

menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie aman

untuk lambung.

Tabel 4.29Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang

diinginkan konsumen.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 1 1.7 1.7 1.7

S 27 45.0 45.0 46.7

SS 32 53.3 53.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 32

responden atau 53,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa

khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan

konsumen.

Page 115: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

93

Tabel 4.30Luwak White Koffie produk yang berkualitas

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 4 6.7 6.7 6.7

N 21 35.0 35.0 41.7

S 29 48.3 48.3 90.0

SS 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan tidak setuju, 21 responden atau 35,0% menyatakan netral,

29 responden atau 48,3% menyatakan setuju dan 6 responden atau

10,0% menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas

responden menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White

Koffie produk yang berkualitas.

c. Advertising

Dalam variabel Advertising pada kuesioner, penulis memasukkan 14

pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.31Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada

konsumen tentang merek tersebut.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 1 1.7 1.7 1.7

N 4 6.7 6.7 8.3

S 40 66.7 66.7 75.0

SS 15 25.0 25.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 116: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

94

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan netral, 40

responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0%

menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie

menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut.

Tabel 4.32Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk

konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 8 13.3 13.3 13.3

S 40 66.7 66.7 80.0

SS 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3%

menyatakan netral, 40 responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 12

responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melalui

iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk

mengkonsumsi merek tersebut.

Page 117: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

95

Tabel 4.33Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen

akan kemampuan inovasi merek tersebut.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 3 5.0 5.0 5.0

N 12 20.0 20.0 25.0

S 38 63.3 63.3 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral,

38 responden atau 63,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau

11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas

responden menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie

mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut.

Tabel 4.34Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie

menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 4 6.7 6.7 8.3

N 20 33.3 33.3 41.7

S 30 50.0 50.0 91.7

SS 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak

setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 30 responden atau

Page 118: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

96

50,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie

menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen.

Tabel 4.35Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie mampu

mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 7 11.7 11.7 11.7

N 26 43.3 43.3 55.0

S 23 38.3 38.3 93.3

SS 4 6.7 6.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%

menyatakan tidak setuju, 126 responden atau 43,3% menyatakan netral,

23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7%

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan netral bahwa penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie

mampu mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.

Tabel 4.36Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca

dan dengar

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 2 3.3 3.3 3.3

N 8 13.3 13.3 16.7

S 41 68.3 68.3 85.0

SS 9 15.0 15.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 119: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

97

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan netral, 41

responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 9 responden atau 15,0%

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa pesan iklan Luwak White Koffie bisa

responden ketahui, lihat, baca dan dengar.

Tabel 4.37Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika

sedang ditayangkan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 2 3.3 3.3 3.3

TS 3 5.0 5.0 8.3

N 19 31.7 31.7 40.0

S 32 53.3 53.3 93.3

SS 4 6.7 6.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak

setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 32 responden atau

53,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa responden memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika

sedang ditayangkan.

Page 120: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

98

Tabel 4.38Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White

Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid N 11 18.3 18.3 18.3

S 41 68.3 68.3 86.7

SS 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 11 responden atau 18,3%

menyatakan netral, 41 responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 8

responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

responden mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie.

Tabel 4.39Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan

merek tersebut

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 4 6.7 6.7 8.3

N 14 23.3 23.3 31.7

S 31 51.7 51.7 83.3

SS 10 16.7 16.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak

setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 31 responden atau

51,7% menyatakan setuju dan 10 responden atau 16,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

Page 121: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

99

setuju bahwa Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif

akan merek tersebut.

Tabel 4.40Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek

tersebut

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 3 5.0 5.0 5.0

TS 1 1.7 1.7 6.7

N 26 43.3 43.3 50.0

S 23 38.3 38.3 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 50,0%

menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak

setuju, 26 responden atau 43,3% menyatakan netral, 23 responden atau

38,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden membeli

merek tersebut.

Tabel 4.41Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak punya

pilihan untuk mengkonsumsi merek lain

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 8 13.3 13.3 13.3

TS 18 30.0 30.0 43.3

N 23 38.3 38.3 81.7

S 8 13.3 13.3 95.0

SS 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 122: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

100

Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan

tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 8 responden

atau 13,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden merasa

tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain.

Tabel 4.42Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan

iklan Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 4 6.7 6.7 8.3

N 6 10.0 10.0 18.3

S 35 58.3 58.3 76.7

SS 14 23.3 23.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak

setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 35 responden atau

58,3% menyatakan setuju dan 14 responden atau 23,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa disaat menonton tv, selintas responden pernah melihat

tayangan iklan Luwak White Koffie.

Page 123: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

101

Tabel 4.43Disaat membaca media cetak (majalah atau koran) terkadang

saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 2 3.3 3.3 3.3

TS 9 15.0 15.0 18.3

N 23 38.3 38.3 56.7

S 19 31.7 31.7 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan

tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 19 responden

atau 31,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa disaat membaca media cetak (majalah atau koran)

terkadang responden pernah melihat iklan Luwak White Koffie.

Tabel 4.44Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernahmelihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau

poster

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 3 5.0 5.0 5.0

TS 9 15.0 15.0 20.0

N 20 33.3 33.3 53.3

S 23 38.3 38.3 91.7

SS 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 124: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

102

Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan

tidak setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 23 responden

atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa saat responden berada diluar (dalam perjalanan) responden

pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster.

d. Keputusan Pembelian

Dalam variabel keputusan pembelian pada kuesioner, penulis

memasukkan 11 pertanyaan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.45Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi

kebutuhan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 7 11.7 11.7 11.7

TS 22 36.7 36.7 48.3

N 14 23.3 23.3 71.7

S 14 23.3 23.3 95.0

SS 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan

tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 14 responden

atau 23,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan

Page 125: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

103

setuju dan netral bahwa responden menggunakan Luwak White Koffie

untuk memenuhi kebutuhan sama besarnya.

Tabel 4.46Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie

dari keluarga

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 14 23.3 23.3 25.0

N 17 28.3 28.3 53.3

S 23 38.3 38.3 91.7

SS 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan

tidak setuju, 17 responden atau 28,3% menyatakan netral, 23 responden

atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari keluarga.

Tabel 4.47Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie

dari iklan

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 2 3.3 3.3 3.3

N 6 10.0 10.0 13.3

S 41 68.3 68.3 81.7

SS 11 18.3 18.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 126: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

104

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 41

responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3%

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai

Luwak White Koffie dari iklan.

Tabel 4.48Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie

dari media massa

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 1 1.7 1.7 1.7

TS 8 13.3 13.3 15.0

N 13 21.7 21.7 36.7

S 31 51.7 51.7 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan

tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 31 responden

atau 51,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White

Koffie dari media massa.

Page 127: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

105

Tabel 4.49Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie

karena pernah menggunakannya

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TS 2 3.3 3.3 3.3

N 12 20.0 20.0 23.3

S 39 65.0 65.0 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 39

responden atau 65,0% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7%

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai

Luwak White Koffie karena pernah menggunakannya.

Tabel 4.50Saya yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk yang

aman untuk dikonsumsi

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 2 3.3 3.3 3.3

TS 4 6.7 6.7 10.0

N 29 48.3 48.3 58.3

S 19 31.7 31.7 90.0

SS 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak

setuju, 29 responden atau 48,3% menyatakan netral, 19 responden atau

Page 128: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

106

31,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa responden yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk

yang aman untuk dikonsumsi.

Tabel 4.51Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya

terkenal

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 4 6.7 6.7 6.7

TS 11 18.3 18.3 25.0

N 22 36.7 36.7 61.7

S 18 30.0 30.0 91.7

SS 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan

tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan netral, 18 responden

atau 30,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa responden mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena

mereknya terkenal.

Page 129: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

107

Tabel 4.52Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko

menjual Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 4 6.7 6.7 6.7

TS 18 30.0 30.0 36.7

N 19 31.7 31.7 68.3

S 15 25.0 25.0 93.3

SS 4 6.7 6.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan

tidak setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 15 responden

atau 25,0% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

netral bahwa responden mengkonsumsi Luwak White Koffie karena

setiap toko menjual Luwak White Koffie.

Tabel 4.53Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali

Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 4 6.7 6.7 6.7

TS 5 8.3 8.3 15.0

N 16 26.7 26.7 41.7

S 28 46.7 46.7 88.3

SS 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Page 130: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

108

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan tidak

setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 28 responden atau

46,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa responden akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan

kembali Luwak White Koffie.

Tabel 4.54Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 5 8.3 8.3 8.3

TS 9 15.0 15.0 23.3

N 16 26.7 26.7 50.0

S 22 36.7 36.7 86.7

SS 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%

menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan

tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 22 responden

atau 36,7% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan

sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa responden merasa puas mengkonsumsi Luwak White

Koffie.

Page 131: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

109

Tabel 4.55Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan

hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffiekepada orang lain

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid STS 4 6.7 6.7 6.7

TS 4 6.7 6.7 13.3

N 31 51.7 51.7 65.0

S 16 26.7 26.7 91.7

SS 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)

Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak

setuju, 31 responden atau 51,7% menyatakan netral, 16 responden atau

26,7% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral

bahwa setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie responden

mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie

kepada orang lain.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2012: 160)

Page 132: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

110

Gambar 4.1Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Berdasarkan gambar 4.1 diatas maka dapat disimpulkan bahwa

dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis

diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dalam hal

ini, grafik menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas

dan layak digunakan.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi dikatakan

Page 133: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

111

bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥

0,1 (Ghozali, 2012: 105)

Hasil pengujian VIF dan Tolerance dari model regresi dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.56Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411

ExperientialMarketing

.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699

PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101

Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

menunjukkan nilai VIF experiential marketing adalah 1.699, nilai VIF

perceived quality adalah 1.101, dan nilai VIF advertising adalah 1.699. Ini

menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai

VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. Hasil

perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-masing variabel

yaitu experiential marketing sebesar 0.589, perceived quality sebesar

0.908, dan advertising sebesar 0.599. Ini berarti menunjukkan tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka

Page 134: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

112

menurut nilai Tolerance tidak terjadi multikolonieritas dalam model

regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 105),

bahwa nilai cut off yang umum digunakan untuk menilai adanya

multikolinieritas adalah jika nilai VIF ≤ 10 atau nilai Tolerance ≥ 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya tetap maka disebut homoskesdasitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas (Ghozali, 2012: 139)

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Page 135: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

113

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan

variabel independen (bebas) experiential marketing, perceived quality

dan advertising. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 139),

bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan

jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji Regresi Berganda

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan

sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti

variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap

variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini

lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 136: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

114

Tabel 4.57Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411

ExperientialMarketing

.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699

PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101

Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Berdasarkan tabel Coefficient diatas dapat diperoleh persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = -4.453 + 0.512X1 + -0.058 X2 + 0.435 X3 + e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

X1 = Experiential Marketing

X2 = Perceived Quality

X3 =Advertising

e = Standar error

Page 137: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

115

b. Uji Koefisien Korelasi (R)

Tabel 4.58

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0.842 mengandung

arti bahwa hubungan antara variabel experiential marketing, perceived

quality, dan advertising dengan keputusan pembelian sebesar 0.842 atau

mempunyai hubungan yang sangat kuat (Sugiyono dalam Priyatno, 2010:

65).

Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan

tersebut maka dapat digunakan pedoman pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.59Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

Hasil Koefisien Korelasi (R)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .842a .710 .694 3.979a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,ExperientialMarketingb. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Page 138: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

116

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.60

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya.

Dari tabel koefisien determinasi (R2) dilihat dari nilai adjust R Square,

menunjukkan besarnya R2 (R square) adalah 0.694. Hasil ini menunjukkan

bahwa 69,4% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi

dari ketiga variabel independen (experiential marketing, perceived quality,

dan advertising). Sedangkan selisihnya 30,6 (100% - 69,4%) dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti variabel

persepsi harga, kualitas pelayanan, citra toko/gerai, mutu produk dan lain

lain yang secara teori dan hasil – hasil penelitian sebelumnya berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Seperti dalam beberapa penelitian yang

dilakukan oleh Afrizal Fatah (2011) yang berjudul “ Analisis pengaruh

Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Citra toko/gerai dan Mutu Produk

terhadap Keputusan Pembelian (Study pada Giant Hypermarket Bintaro)”,

selain itu juga ada penelitain oleh Natalia (2012) yang berjudul “Analisis

Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .842a .710 .694 3.979a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,ExperientialMarketingb. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Page 139: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

117

pengarh Sales Prmotion terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus :

Restoran Nan Xiang Mal Taman Anggrek Jakarta)”

d. Uji thitung (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen. Hasil uji thitung ini dapat dilihat dalam tabel coefficienta. Nilai

uji thitung dapat dilihat dari p-value pada tabel masing-masing variabel

independen dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 69):

1) Dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel

Apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Apabila –ttabel ≥ thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

(Usman dan akbar, 2004: 124).

2) Dengan menggunakan angka signifikansi

Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Page 140: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

118

Tabel 4.61Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411

ExperientialMarketing

.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699

PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101

Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Hasil uji thitung pada tabel coefficient diatas dapat diketahui pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen diketahui

hasilnya sebagai berikut:

a) Pengaruh antara experiential marketing dengan keputusan

pembelian:

Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential

marketing terhadap keputusan pembelian

Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing

terhadap keputusan pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.032, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.032> 2,00,

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan

bahwa koefisien regresi variabel experiential marketing signifikan.

Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf

Page 141: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

119

signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien

regresi pada variabel experiential marketing secara parsial

(individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa berpengaruh

variabel experiential marketing berpengaruh tehadap keputusan

pembelian pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Schmitt (1999:32) ,

Experiential marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang

berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik

perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan

yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk

yang dijual sehingga akan menimbulkan rasa untuk membeli dan

sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Almira Yusrina Idelle

(2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential

Marketing terhadap Keputusan Pembelian dan dampaknya

terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Danapaint Jakarta (Studi

Kasus di Mitra 10 Jakarta).” bahwa dalam penelitian ini

experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

b) Pengaruh Antara Perceived Quality dengan Keputusan Pembelian.

Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara perceived quality

terhadap keputusan pembelian

Page 142: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

120

Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap

keputusan pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar -.359, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung < ttabel = -.359 < 2,00,

karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan

bahwa koefisien regresi variabel perceived quality tidak signifikan.

Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf

signifikansi: sig α = 0,721 > 0,05. Karena sig > α, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya koefisien

regresi pada variabel perceived quality secara parsial (individu)

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel

perceived quality tidak berpengaruh tehadap keputusan pembelian

pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori

yang dikemukakan Darmadi Durianto (2001:96) perceived quality

didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan

dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan dan sesuai dengan

penelitian terdahulu oleh Satya Gunawan Yahya (2012) dengan

judul “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan

Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian” bahwa dalam

Page 143: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

121

penelitian ini Perceived Quality tidak berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian.

c) Pengaruh Antara Advertising dengan Keputusan Pembelian.

Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara advertising terhadap

keputusan pembelian

Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara advertising terhadap

keputusan pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.055, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.055 > 2,00,

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan

bahwa koefisien regresi variabel advertising signifikan dan hasil

yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf

signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien

regresi pada variabel advertising secara parsial (individu)

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel

advertising berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada produk

Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan Monle Lee dan Carla Johson (2007:3) advertising

adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah

Page 144: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

122

organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu

khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi,

radio, koran, majalah, direct mail, reklame atau kendaraan umum

sehingga akan menimbulkan pembelian terhadap suatu produk dan

sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Adyatma Arifin (2012)

dengan skripsi berjudul “ Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar”

bahwa dalam penelitian ini advertising berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

e. Uji Fhitung (Simultan)

Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur

besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen, dengan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Ho : β1,2,3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing,

perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian.

Ha : β1,2,3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing,

perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian.

Hasil uji Fhitung menunjukkan variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji Fhitung dapat

dilihat dalam tabel Anova, nilai Fhitung dapat dilihat dari p-value pada

tabel, dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 67).

Page 145: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

123

1) Dengan perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel

Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. (Usman

dan akbar, 2004: 124).

2) Dengan menggunakan angka signifikansi

Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.62

Hasil Uji F Hitung (Simultan)ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2166.371 3 722.124 45.611 .000a

Residual 886.612 56 15.832

Total 3052.983 59

a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing

b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 45.611

dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3, df2 = 56, didapat nilai

Ftabel = 2,77. Nilai Fhitung (45,611) > nilai Ftabel (2,77). Karena nilai F hitung

> F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel-variabel independen yaitu Experiential Marketing (X1), Perceived

Quality (X2), dan Advertising (X3) terhadap variabel dependen keputusan

pembelian (Y).

Page 146: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

124

Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig

dengan taraf signifikansi (α) adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa

perbandingan nilai sig < a (0,000 < 0,05). Karena nilai sig < α mempunyai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya, ketiga variabel independen yaitu

Experiential Marketing (X1), Perceived Quality (X2), dan Advertising (X3)

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen

keputusan pembelian (Y).

Hasil analisis menunjukkan bahwa experiential marketing, perceived

quality, dan advertising berpengaruh secara bersama-sama atau simultan

terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie.

Page 147: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

125

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Experiential

Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap keputusan pembelian.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 responden yang pernah

mengkonsumsi Luwak white Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta

Kopi Noesantara “KOPI KOE”. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan terhadap permasalahan dengan

menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Variabel experiential marketing dan advertising secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. experiential

marketing berpengaruh sebesar 49,7 %, advertising sebesar 45,6 %

sedangkan untuk variabel perceived quality secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karna hanya

sebesar -2,9%.

2. Variabel experiential marketing, perceived quality dan advertising

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

sebesar 71,1 %, sedangkan sisanya yaitu 28,9 % dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 148: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

126

Berdasarkan Humas Komunitas Pecinta Kopi Noesantara, Awan

Kuspriadi komunitas ini tergabung karna rasa sukanya terhadap kopi – kopi

Indonesia dan pengetahuan tentang kopi. Komunitas ini tergabung dengan

berbagai kalangan seperti mahasiswa ataupun yang bekerja pada coffee shop

baik sebagai owner ataupun barista. Komunitas ini meiliki pengurus dimana

pengurus ini mengetahui dengan baik dan benar tentang kopi. Menurut Awan

Kuspriadi, kopi-kopi yang dijual diwarung, disupermarket ataupun lainnya

dalam bentuk sachetan tidak baik karena kopi-kopi yang telah diolah dan

dikemas. kopi dalam kemasan itu ketika melalui proses pembuat ada

kandungan-kandungan didalam kopi yang terbuang. Berdasarkan hasil

kesimpulan diatas maka dapat menerangkan bahwa Luwak White Koffie ini

lebih cocok atau segementasi pelanggannya kepada orang-orang yang tidak

mengetahui dengan baik tentang kopi.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

experiential marketing, perceived quality dan advertising secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh

responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI

KOE” pada produk Luwak White Koffie.

1. Experiential Marketing

a. Menurut data yang diolah gaya hidup merupakan indikator dari

experiential marketing yang memiliki nilai paling kecil. Disini

perusahaan Luwak White Koffie dituntut untuk meyakinkan

Page 149: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

127

konsumen bahwa dengan mengkonsumsi Luwak White Koffie

sesuai dengan gaya hidup mereka. Kopi yang menurut kebanyakan

orang merupakan hal yang buruk untuk kesehatan namun dengan

adanya Luwak White Koffie memberikan solusi untuk kopi yang

aman dikonsumsi konsumen serta dapat mengekspresikan

konsumen melalui gaya hidup. Dimana gaya hidup itu sendiri

adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam

aktivitas, minat dan opininya. Disini perusahaan dapat menjelaskan

melalui media – media promosi bahwa Luwak White Koffie

dikonsumsi sesuai dengan aktivitas-aktivitas konsumen seperti

kopi ini dapat dikonsumsi pagi hari, teman untuk bersantai disore

hari dan untuk dikonsumsi dimalam hari.

2. Perceived Quality

a. Untuk meningkatkan Perceived Quality yaitu dengan menyediakan

layanan konsumen seperti line telepon untuk menerima dan

menangani keluhan yang diberikan oleh konsumen karena pada

kemasan-kemasan Luwak White Koffie tidak adanya layanan

konsumen sedangkan untuk produk kopi lainnya tersedia. Disini

dapat mempermudah konsumen ketika ingin menyampaikan

keluhan.

3. Advertising

a. Menurut data yang diolah tindakan konsumen sasaran sebagai

pengguna merupakan indikator dari advertising yang memiliki nilai

Page 150: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

128

paling kecil dimana konsumen belum yakin dengan adanya Luwak

White Koffie membuat mereka selalu mengkonsumsi Luwak White

Koffie (tidak beralih ke produk lain). Disarankan perusahaan ini

ketika membuat iklan menggunakan pakar atau seseorang yang

berpengalaman dimana seseorang ini dapat meyakinkan konsumen

untuk mengkonsumsi Luwak White Koffie dan tidak beralih kepada

produk lain.

b. Teknologi yang berkembang pesat para pelaku bisnis harus lebih

memanfaat hal ini. Luwak white koffie yang lebih aktif

menggunakan media promosi seperti media iklan, outdoor, dan

cetak perlu mengembangkan promosinya melalui internet

marketing seperti Facebook, Twitter dan lainnya. Luwak White

Koffie yang memang telah memiliki akun facebook

(https://www.facebook.com/pages/White-Koffie).

Namun berdasarkan akun facebook itu tidak aktif dimana terakhir

posting 7 Agustus 2013 dimana hanya memberikan ucapan “selamat

hari raya Idul Fitri” harusnya dengan media ini dapat memberikan

pengetahuan tentang Luwak white Koffie serta memberikan

pengetahuan tentang kopi secara luas. Dengan cara hal itu dapat

menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan konsumen

akan tertarik terhadap produk ini. Sedangkan untuk media twitter

sendiri Luwak white Koffie belum memiliki akun twitter.

Page 151: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

129

c. Sebaiknya Luwak White Koffie ketika mengadakan event-event

besar diliput dan dapat ditayangkan bersamaan dengan iklan Luwak

White Koffie sehingga masyarakat luas mengetahui dan dapat

menarik perhatian konsumen. Luwak White Koffie yang telah

mengadakan event dimana Luwak White Koffie sebagai sponsor

seperti event dengan tema “Jalan Sehat Ciamis Mantap 2012”,

merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-370 Kabupaten

Ciamis, HUT Bhayangkara ke-66. dan HUT ke-13 HU Kabar

Priangan. Namun event tersebut tidak ditayangkan pada saat iklan

Luwak White Koffie ditelevisi.

Selama penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kekurangan dan

keterbatasan penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner

ini adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius dan tidak paham

dalam memberikan jawaban, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada

peneliti selanjutnya untuk melakukan wawancara secara terbuka kepada

responden.

Kedua: untuk mengetahui keputusan pembelian penelitian ini hanya

menggunakan tiga variabel, sedangkan dalam teori dan penelitian-penelitian

sebelumnya terdapat banyak variabel yang diketahui berpengaruh terhadap

keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti

selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti beberapa variabel

independen yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain adalah

Page 152: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

130

iklan televisi, celebrity endorser, kualitas produk, citra merek promosi, harga,

kualitas pelayanan, distribusi, word of mouth dan lain – lain.

Page 153: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

131

DAFTAR PUSTAKA

Almira Yusrina Idelle, “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential Marketingterhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap loyalitaspelanggan pada PT. Danapaint Jakrta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta)”,2012.

Amir Hamzah, “Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding dan BrandTrust terhadap Loyalitas Merek Mentari”, Majalah Usahawan No.06,Tahun XXXVI, h 22-28, 2007.

Andreani, Fransisca, “Experiential Marketing (Sebuah PendekatanPemasaran)”.Jurnal Pemasaran, Vol.2 h.1- 8, No.1, April 2007.

Adyatma Arifin, “Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan PembelianKonsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar”. 2012.

Bob Foster “Pengaruh Perceived Quality dari Brand Equity terhadap KeputusanPembelian deterjen Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim diGriya Setiabudi, Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kotaBandung)”, 2010.

Broto, Suharsono Adi, “Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas TerhadapPemilihan Produk The Botol Sosro (Studi Kasus : Di Kota Semarang)”.Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.

Damanik, Addina, “Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association TerhadapBrand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada MahasiswaFakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara” Thesis, UniversitasSumatera Utara, Medan, 2010.

Danang Sunyoto, “Metodologi Penelitian Ekonomi”, Jakarta: PT Buku Seru,Jakarta, 2011.

Durianto Darmadi et al., Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas danPerilaku Merek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”,Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012.

Hariwijaya dan Triton, “Pedoman Penulisan Ilmiah skripsi dan Tesis”, Jakarta:PT Suka Buku, Jakarta, 2011.

Page 154: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

132

Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2009.

Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, “Analisis pengaruh media iklan terhadappengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aquapada masyarakat kota Palembang.”, Vol. 5, No 10 Desember 2007.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 12, Jilid 1, PT. IndeksKelompok Gramedia, Jakarta, 2007.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 11, Jilid 1, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta, 2005.

__________, dan Gary Amstrong. “Dasar-Dasar Pemasaran”, Edisi ke 9, jilid 1,PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.

__________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 13, Jilid1, Erlangga, Jakarta, 2009.

__________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 12, Jilid1, PT. Indeks, Jakarta, 2007.

Lin, Kuo-Ming, An Examination of The Relationship between ExperientialMarketing Strategy and Guests’ Leisure Behavior in Taiwan Hot-SpringHotels, 2006.

Lilik Suprapti, “Analisis pengaruh Brand Awareness, Perceived Value,Organizational Association dan Perceived Quality terhadap KeputusanPembelian Konsumen (Studi Kasus produk Yamaha Mio CW)”, 2010

Monle Lee dan Carla Johson, Prinsip – prinsip periklanan dalam perspektifglobal, Jakarta: Prenada Media Group, Jakarta, 2007.

Nuruni Ika Kustini, “Experiential Marketing, Emotional Branding, and BrandTrust and Their Effect on Loyalty on Honda Motorcycle Product”. Journalof Economic, Business d=and accountancy Ventura Accreditation,Volume 14, h.19 – 28, No. 1, April 2011.

Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom,Yogyakarta, 2010.

Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan MemaknaiAnalisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2008.

Peter, J. Paul and Olson C Jerry. “Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen danStrategi Pemasaran”. Jilid 2. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2000.

Satya Gunawan Yahya, “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya Hidup danPerceived Quality terhadap Keputusan Pembelian”, Skripsi S1FakultasEkonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012.

Page 155: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

133

Schmitt H, Bernd, Experiental Marketing : How to Get Customer to sense,Feel, Think, Act, and Relate To Your Company and Brands. Free Press,New York, 1999.

Schiffman, L.G dan Leslie Lazar Kanuk. “Consumers Behavior”, Edisi ke 7, NewJersey: Prentice-Hall, Inc. 2000.

Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D”, CV Alfabeta, Bandung, 2007.

Toto Prasetyo, “Analisis Pengaruh Periklanan, Citra Merek dan Harga terhadapKeputusan Pembelian pada Kartu Seluler Pra Bayar Indosat IM3 (StudiKasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”, 2012

Vivi Veronika, “Analisis Pengaruh Experiential Marketing dab Perceved Qualityterhadap Brand Trust dan Dampaknya terhadap Brand Loyalty Produ LaTulipe Cosmetiques (Studi Kasus: Konter La Tulipe Cosmetiques)”, 2012

Wawancara Pribadi dengan Awan Kuspriadi (Humas KOPI KOE), Jakarta,tanggal 17 Mei 2013

www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit

Page 156: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

134

LAMPIRAN 1

KUESIONERAssalamu’alaikum Wr. Wb.

Responden Yth, Perkenalkan saya Raissa Andrawina mahasiswisemester 8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Saudara/i kuesioner ini semata – mata digunakanuntuk memperoleh data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sayadengan judul “ Analisis Pengaruh Experiential Marketing, PerceivedQuality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian KonsumenProduk Luwak White Koffie “ (Studi Kasus Komunitas Pecinta KopiNoesantara). Semua data pribadi Saudara/i akan saya jaga kerahasiaannyadengan baik dan dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Sayamengharapkan kesediaan Saudara/i meluangkan waktu untuk berpartisipasidalam mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan – pertanyaan denganbaik. Atas partisipasinya, Saya ucapkan terima kasih.

A. Penyaringan Pertanyaan ( Screening Questions )

Apakah anda pernah mengkonsumsi Luwak White Koffie ?

a. Iyab. Tidak

Jika jawaban adalah iya, anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini.Namun jika tidak, pengisian kuesioner cukup sampai disini.

B. Identitas Responden

1. Nama :___________________________2. Usia :___________________________3. Pekerjaan :___________________________4. Nomor Telepon :___________________________5. Pendapatan :

a. < Rp 1000.000b. Rp 1000.001 – Rp 2.000.000c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000d. > Rp 3.000.001

Keterangan:SS : Sangat SetujuS : SetujuN : NetralTS : Tidak SetujuSTS : Sangat tidak Setuju

Page 157: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

135

EXPERIENTIAL MARKETING

No Pernyataan : SS S N TS STS

1 Desain kemasan Luwak White Koffiemenarik

2 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie

3 Merek Luwak White Koffie mudah diingat

4 Merek Luwak White Koffie tidak asingditelinga saya

5 Perasaan nyaman dan tenang ketikakonsumsi Luwak White Koffie

6 Perasaan segar ketika konsumsi LuwakWhite Koffie

7 Kualitas Luwak White Koffie bermututinggi

8 Luwak White Koffie menginspirasi sayatentang produk kopi yang cocok untuk sayakonsumsi

9 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie)sesuai dengan gaya hidup saya

10 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie)sesuai dengan kepribadian saya

11 Luwak White Koffie mengikuti trend kopipada saat ini

12 Luwak White Koffie bergengsi karena rasayang enak, kualitas yang baik dan hargayang terjangkau

PERCEIVED QUALITY

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidakmemberikan efek samping

2 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidakmembuat ngantuk

Page 158: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

136

3 Kemudahan dalam menyajikan LuwakWhite Koffie

4 Produk Luwak White Koffie mudahdidapatkan

5 Luwak White Koffie yang saya beli selaludalam keadaan baik

6 Luwak White Koffie memiliki daya tahanlama (waktu expired)

7 Karena khasiatnya yang baik, sayamengkonsumi produk Luwak White Koffietidak hanya sekali

8 Mengkonsumsi Luwak White Koffie amanuntuk lambung

9 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuaidengan apa yang diinginkan konsumen.

10 Luwak White Koffie produk yangberkualitas

ADVERTISING

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Melalui iklan, Luwak White Koffiemenginformasikan kepada konsumententang merek tersebut.

2 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapatmembujuk konsumen untuk mengkonsumsimerek tersebut.

3 Melalui iklan, Luwak White Koffiemengingatkan konsumen akan kemampuaninovasi merek tersebut.

4 Penyampaian pesan iklan Luwak WhiteKoffie menggambarkan kebutuhan mendasarkonsumen

5 Penyampaian pesan iklan Luwak WhiteKoffie mampu mnyentuh perasaan

Page 159: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

137

konsumen seperti rasa senang.

6 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa sayaketahui, lihat, baca dan dengar

7 Saya memperhatikan iklan Luwak WhiteKoffie ketika sedang ditayangkan

8 Saya mengetahui (menyadari) akan merekLuwak White Koffie

9 Luwak White Koffie mampu menciptakanimage positif akan merek tersebut

10 Iklan Luwak White Koffie membuat sayamembeli merek tersebut

11 Iklan Luwak White Koffie membuat sayamerasa tidak punya pilihan untukmengkonsumsi merek lain

12 Disaat menonton tv, selintas saya pernahmelihat tayangan iklan Luwak White Koffie

13 Disaat membaca media cetak (majalah ataukoran) terkadang saya pernah melihat iklanLuwak White Koffie

14 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan)saya pernah melihat iklan Luwak WhiteKoffie melalui billboard atau poster

KEPUTUSAN PEMBELIAN

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Saya menggunakan Luwak White Koffieuntuk memenuhi kebutuhan

2 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari keluarga

3 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari iklan

4 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari media massa

5 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie karena pernah

Page 160: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

138

menggunakannya

6 Saya yakin bahwa Luwak White Koffieadalah produk yang aman untuk dikonsumsi

7 Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffiekarena mereknya terkenal

8 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffiekarena setiap toko menjual Luwak WhiteKoffie

9 Saya akan mengkonsumsi lagi jikamenginginkan kembali Luwak White Koffie

10 Saya merasa puas mengkonsumsi LuwakWhite Koffie

11 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffiesaya mengatakan hal – hal yang baik tentangproduk Luwak White Koffie kepada oranglain

Page 161: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

139

LAMPIRAN 2

EXPERIENTIAL MARKETING

R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 ScoretotR1 2 4 4 2 2 2 4 1 1 2 1 2 31R2 3 5 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 27R3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39R4 4 3 5 3 3 3 5 3 3 5 3 3 45R5 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 41R6 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 39R7 3 3 5 3 3 3 4 3 3 4 2 3 41R8 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 32R9 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 37

R10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 37R11 5 5 5 3 3 4 4 3 3 5 5 4 49R12 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 49R13 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 43R14 4 5 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 38R15 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48R17 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 34R18 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 4 45R19 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 42R20 4 4 5 3 3 2 2 2 2 2 3 4 37R21 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 39R22 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53R23 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 45R24 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 47R25 5 5 5 2 2 2 4 2 2 2 2 2 38R26 3 4 4 2 3 2 4 1 1 3 1 3 34R27 4 5 5 4 3 5 3 3 3 5 3 5 50R28 4 3 5 3 3 3 4 4 3 4 3 3 44R29 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 42R30 3 4 5 2 2 3 2 2 2 3 2 3 34R31 4 5 4 4 3 3 4 2 2 4 3 5 45R32 3 3 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 25R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60R34 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 4 5 49R35 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 50R36 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 4 5 49R37 4 5 5 4 4 4 5 2 3 4 4 5 49

Page 162: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

140

R38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46R39 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 41R40 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 43R41 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 37R42 4 4 4 5 3 4 5 5 3 5 4 5 49R43 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 38R44 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 43R45 4 4 5 4 5 3 5 2 2 5 4 5 49R46 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 49R47 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 41R48 4 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 3 48R49 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 47R50 4 5 5 3 3 4 3 3 3 4 3 4 46R51 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 5 5 51R52 4 5 5 4 3 3 2 4 3 4 5 5 46R53 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 40R54 3 4 5 3 3 3 3 2 2 3 2 4 39R55 4 5 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 44R56 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49R57 4 5 4 3 4 4 2 3 2 4 2 4 43R58 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 47R59 4 4 5 3 3 4 4 2 3 5 4 4 45R60 3 2 4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 23

Page 163: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

141

PERCEIVED QUALITY

R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 ScoretotR1 3 2 2 4 4 2 4 4 5 4 34R2 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 46R3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 41R4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 43R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40R6 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 38R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50R8 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45R9 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 35

R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40R11 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 39R12 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42R13 5 4 4 4 4 2 5 4 5 3 40R14 5 4 4 5 4 3 5 2 4 5 41R15 5 5 5 5 4 2 5 3 5 2 41R16 4 4 5 5 4 1 5 2 5 2 37R17 4 4 4 4 5 2 4 4 5 4 40R18 4 4 4 5 3 2 5 3 5 3 38R19 4 4 4 5 4 2 5 4 5 4 41R20 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 30R21 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 41R22 3 4 4 3 3 1 4 4 5 3 34R23 5 3 2 4 3 2 4 5 5 3 36R24 4 4 4 3 4 2 4 3 5 3 36R25 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 35R26 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 35R27 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38R28 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39R29 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 34R30 4 4 4 4 4 1 4 3 5 3 36R31 4 5 5 4 4 2 4 3 4 3 38R32 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 34R33 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38R34 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44R35 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 43R36 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46R37 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 44R38 4 3 3 4 3 2 3 4 4 5 35

Page 164: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

142

R39 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 45R40 4 3 4 5 5 2 5 4 4 3 39R41 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 37R42 5 3 4 5 5 2 4 5 5 4 42R43 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 44R44 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 43R45 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 40R46 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 35R47 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 46R48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50R49 4 3 3 5 3 3 5 5 5 4 40R50 5 4 2 5 5 5 5 5 5 3 44R51 5 4 2 5 4 4 5 5 5 4 43R52 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 34R53 5 4 5 4 3 2 5 5 5 4 42R54 4 4 4 5 4 2 4 4 5 3 39R55 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 44R56 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 45R57 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 44R58 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 32R59 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 32R60 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 32

Page 165: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

143

ADVERTISING

R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 ScoretotR1 4 4 4 2 2 4 2 4 4 1 1 5 4 2 43R2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 1 1 4 1 1 28R3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42R4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 53R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56R6 5 5 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4 51R7 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 54R8 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 1 4 1 1 39R9 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 53

R10 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 4 45R11 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 57R12 5 4 3 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 60R13 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 55R14 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 44R15 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 47R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 54R17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 54R18 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 2 5 2 2 58R19 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 48R20 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 39R21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70R22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 67R23 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 50R24 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 49R25 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 1 5 5 5 63R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56R27 4 4 5 3 3 5 4 4 5 3 2 3 3 4 52R28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55R29 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 5 5 4 52R30 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 49R31 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 55R32 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 1 5 3 3 49R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70R34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R35 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 49R38 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 51

Page 166: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

144

R39 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 51R40 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 49R41 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 48R42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 53R43 3 4 3 4 4 2 2 3 2 3 1 2 3 1 37R44 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 49R45 5 5 5 3 2 5 4 5 4 4 4 5 2 2 55R46 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 3 54R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42R48 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 50R49 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 47R50 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 5 4 4 51R51 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 2 57R52 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 2 5 3 3 53R53 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 2 2 53R54 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R55 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 5 5 50R56 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55R57 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 2 2 2 2 47R58 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 52R59 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 2 4 53R60 4 5 2 1 2 3 1 4 1 1 1 1 2 2 30

Page 167: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

145

KEPUTUSAN PEMBELIAN

R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 ScoretotR1 2 4 5 2 4 2 2 2 1 2 3 29R2 1 5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 17R3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 33R4 2 3 5 4 4 3 4 3 4 3 3 38R5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 41R6 2 2 4 4 4 3 3 2 4 2 3 33R7 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 33R8 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 30R9 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35

R10 2 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 30R11 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 46R12 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 48R13 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 38R14 3 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 39R15 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 36R16 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 40R17 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 35R18 3 3 5 4 4 4 2 2 4 5 3 39R19 2 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 39R20 2 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 29R21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55R22 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 49R23 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 35R24 4 4 4 2 4 4 3 3 5 4 3 40R25 1 2 5 3 4 1 2 1 4 1 1 25R26 2 3 3 4 3 2 3 2 1 2 3 28R27 1 2 5 5 4 5 1 1 4 4 4 36R28 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 37R29 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 36R30 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 28R31 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 42R32 1 2 4 4 3 3 4 3 2 1 2 29R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54R34 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 38R35 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 39R36 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 38R37 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 40R38 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 40

Page 168: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

146

R39 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 40R40 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 38R41 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 35R42 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 39R43 1 1 2 3 4 2 2 2 1 1 1 20R44 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37R45 2 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 42R46 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 46R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33R48 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 37R49 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 36R50 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 35R51 3 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 44R52 4 4 5 5 5 5 1 5 4 5 4 47R53 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 38R54 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34R55 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 38R56 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 46R57 1 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3 34R58 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 39R59 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 42R60 1 2 4 4 2 3 1 1 2 1 1 22

Page 169: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

147

LAMPIRAN 3

1. VALIDITAS DAN RELIABIITAS

Hasil Uji Validitas(Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dan

keputusan pembelian)Scale

Mean ifItem

Deleted

Scalevariance if

ItemDeleted

CorrectedItem TotalCorrelati

on

Keterangan

Exp1 36,05 29,839 0,694 Valid

Exp2 35,95 34,471 0,018 Tidak Valid

Exp3 35,60 32,147 0,333 Valid

Exp4 35,65 33,397 0,136 Tidak Valid

Exp5 36,70 30,221 0,784 Valid

Exp6 36,65 32,239 0,497 Valid

Exp7 36,85 27,292 0,875 Valid

Exp8 36,45 28,471 0,570 Valid

Exp9 37,15 29,082 0,699 Valid

Exp10 37,00 30,711 0,575 Valid

Exp11 36,25 26,197 0,671 Valid

Exp12 36,40 28,042 0,663 Valid

PQ1 36,55 15,358 0,316 Valid

PQ2 37,20 16,463 0,640 Valid

PQ3 36,40 16,050 0,464 Valid

PQ4 48,40 15,208 0,168 Tidak Valid

PQ5 48,60 14,513 0,379 Valid

PQ6 48,45 14989 0,596 Valid

PQ7 49,05 14,537 0,457 Valid

Page 170: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

148

PQ8 48,90 14,261 0,387 Valid

PQ9 48,60 17,747 0,457 Valid

PQ10 49,35 16,253 0,686 Valid

ADV1 48,70 21,621 0,633 Valid

ADV2 48,70 20,568 0,613 Valid

ADV3 48,65 20,997 0,679 Valid

ADV4 49,45 21,839 0,604 Valid

ADV5 48,25 25,779 -0,083 Tidak Valid

ADV6 49,15 22,358 0,463 Valid

ADV7 49,55 22,029 0,267 Tidak Valid

ADV8 38,70 22,537 0,377 Valid

ADV9 38,70 22,958 0,312 Valid

ADV10 37,80 21,503 0,573 Valid

ADV11 38,60 21,945 0,355 Valid

ADV12 37,90 23,776 0,262 Tidak Valid

ADV13 38,15 24,555 0,047 Tidak Valid

ADV14 38,60 22,997 0,151 Tidak Valid

KP 1 38,30 22,221 0,504 Valid

KP2 38,50 18,583 0,634 Valid

KP3 37,70 21,011 0,619 Valid

KP4 37,80 22,674 0,264 Tidak Valid

KP5 38,50 23,884 0,288 Tidak Valid

KP6 38,15 23,608 0,318 Valid

KP7 38,60 25,832 0,080 Tidak Valid

KP8 38,30 23,484 0,333 Valid

KP9 38,50 24,263 0,291 Tidak Valid

Page 171: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

149

KP10 37,70 24,116 0,333 Valid

KP11 37,80 22,589 0,508 Valid

KP12 38,50 24,684 0,168 Tidak Valid

a. Experiential Marketing

b. Perceived Quality

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.781 10

c. Advertising

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.740 14

d. Keputusan Pembelian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.728 12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.850 12

Page 172: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

150

2. Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Advertising,

PerceivedQuality

,

ExperientialMark

etinga

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .842a .710 .694 3.979

a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,

ExperientialMarketing

b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2166.371 3 722.124 45.611 .000a

Residual 886.612 56 15.832

Total 3052.983 59

a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing

b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Page 173: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

151

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411

ExperientialMarketi

ng

.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699

PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101

Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficient Correlationsa

Model Advertising PerceivedQuality

ExperientialMark

eting

1 Correlations Advertising 1.000 .256 -.628

PerceivedQuality .256 1.000 -.286

ExperientialMarketing -.628 -.286 1.000

Covariances Advertising .008 .003 -.005

PerceivedQuality .003 .014 -.003

ExperientialMarketing -.005 -.003 .010

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Page 174: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

152

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimens

ion Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

ExperientialMar

keting

PerceivedQualit

y Advertising

1 1 3.963 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .022 13.360 .03 .13 .23 .16

3 .010 19.594 .08 .75 .04 .39

4 .004 30.142 .89 .12 .73 .45

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 18.34 54.18 36.98 6.060 60

Std. Predicted Value -3.077 2.837 .000 1.000 60

Standard Error of Predicted

Value

.567 2.037 .967 .350 60

Adjusted Predicted Value 17.26 54.21 36.96 6.072 60

Residual -15.352 11.283 .000 3.877 60

Std. Residual -3.858 2.836 .000 .974 60

Stud. Residual -4.136 3.301 .002 1.037 60

Deleted Residual -17.639 15.292 .023 4.413 60

Stud. Deleted Residual -4.918 3.645 -.005 1.118 60

Mahal. Distance .214 14.483 2.950 3.141 60

Cook's Distance .000 .968 .038 .148 60

Centered Leverage Value .004 .245 .050 .053 60

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Page 175: analisis pengaruh experiential marketing, perceived quality ...

153