Page 1
i
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING,
PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK
LUWAK WHITE KOFFIE
(Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
SKRIPSIDiajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
RAISSA ANDRAWINA
NIM: 109081000041
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013/1434 H
Page 2
ii
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED
QUALITY, DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
(Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Raissa AndrawinaNIM: 109081000041
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ade Suherlan, SE, MM, MBANIP.195706171985031002 NIP. 198005252009121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013
Page 3
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 6 Mei 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Raissa Andrawina2. NIM : 1090810000413. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality,
dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada ProdukLuwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas PecintaKopi Noesantara “KOPI KOE”)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1. Dr. Lukman, M.Si ( )NIP. 19640607 200302 1 001 Ketua
2. Suhendra, S.Ag., MM. ( )NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris
3. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si. ( )NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji Ahli
Page 4
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 16 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:1. Nama : Raissa Andrawina2. NIM : 1090810000413. Jurusan : Manajemen4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived
Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian PadaProduk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada KomunitasPecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Leis Suzanawaty SE, M.Si ( )NIP. 19720809 2005 01 2 004 Ketua
2. Ahmad Dumyathi, Dr., MA ( )NIP. 19700106 2003 12 1 001 Sekretaris
3. Prof.Dr. Abdul Hamid, MS ( )NIP.195706171985031002 Pembimbing 1
4. Ade Suherlan, SE, MM, MBA ( )NIP. 198005252009121001 Pembimbing 2
5. Cut Erika Ananda. SE, M.BA ( )
Penguji Ahli
Page 5
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Raissa AndrawinaNo. Induk Mahasiswa : 109081000041Fakultas : Ekonomi dan BisnisJurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dantelah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memangditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siapuntuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, September 2013Yang Menyatakan
(Raissa Andrawina)
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Raissa Andrawina
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 16 Maret 1991
3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12,
Pondok Cabe Ilir, Pamulang
Tangerang Selatan
4. Telepon : 085719798073
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Pisangan II Tahun 1997-2003
2. SMP Dharma Karya UT Tahun 2003-2006
3. SMAN 6 Tangerang Selatan Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Winto Wijaya
2. Ibu : Sutinah
3. Alamat : Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12,
Pondok Cabe Iir, Pamulang
Tangerang Selatan
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
2006 : OSIS SMP Dharma Karya UT
2009 : Panitia Buku Tahunan SMAN 6 Tangerang Selatan
Page 7
vii
V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI
1. 20 Mei 2010 : Seminal Nasional “Peran Asuransi Dalam
Citra Globalisasi”
2. 11 Juni 2010 : Membangun Brand Image Melalui Strategi
Public Relation & Event
3. 10 Mei 2011 : “CAFTA : Peran & Tantangan Ekonomi
Kerakyatan Dalam Menghadapi Perekonomian
Global.”
4. 03 September 2012 : Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali
(KKSBT)/Magang
5. 2012 – 2013 : Campus Marketeers Club
Page 8
viii
THE ANALYSIS OF EXPERIENTIAL MARKETING’S, PERCEIVEDQUALITY’S AND ADVERTISING’S INFLUENCES TO PURCHASING
DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE(Case study to Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities)
Raissa AndrawinaABSTRACT
The aim of this study is to analize the influence experiential marketing,perceived quality and advertising on purchasing decision to Luwak White Koffie. Thedata which used in this reseacrh is a primary data, collected from over 60respondents whose are members of Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”Communities. The sampling technique that is used in this research is judgementsampling method, then the data was processed by multiple regression analysis. Theresult of this research, based on partially it is proved that experiential marketing andadvertising have significant influence on purchase decision, but perceived qualityhave no significant influence on purchase decision. Based simultaneously, it isproved that experiential marketing, perceived quality and advertising have significantinfluence on purchase decision. The value of Adjusted R Square is 0,694 it means allindependent variables can be explained 69,4% toward dependent variable. While theremaining of 30,6% was explained by other factors which were not examined inthisresearch.
Keyword: Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, PurchasingDecision
Page 9
ix
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVEDQUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE(Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Raissa AndrawinaABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh experiential markteing,perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian pada produk LuwakWhite Koffie. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yangdikumpulkan dari 60 responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta KopiNoesantara “KOPI KOE”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalahmetode judgement sampling, kemudian data di proses menggunakan analisa regresiberganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial experientialmarketing, advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeliansedangkan perceived quality tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secarasimultan terbukti bahwa experiential marketing, perceived quality dan advertisingberpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai Adjusted RSquare nya adalah 0,694 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskansebesar 69,4% terhadap variabel dependen. Sementara sisanya 30,6% dapatdijelaskan oleh faktor – faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini.
Kata kunci: Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, KeputusanPembelian
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat hidayah dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising
terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada
Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)”. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen Pemasaran.
Pada kesempatan kali ini penyusun meyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, pengarahan,
bimbingan serta memberikan dukungan semangat sehingga dapat diajukan dan
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun pihak-pihak
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Allah SWT, Alhamdulillah yang selalu memberikan penulis kemudahan.
Terimakasih atas jalan terbaik-Nya.
2. Bapak Winto Wijaya dan Ibu Sutinah selaku orang tua yang tidak pernah
berhenti membimbing dan memanjatkan do’a serta selalu mengiringi
langkahku dengan penuh keikhlasan. Karena berkat restu mereka penyusun
dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta untuk saudaraku Rizky Wijaya yang
selalu memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, arahan kepada penulis dengan tegas dan
bijaksana sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ade Suherlan, SE, MM, MBA selaku pembimbing II, yang telah
banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Page 11
xi
5. Bapak Ahmad Dumyathi, Dr., MA selaku ketua jurusan dan dosen penasehat
yang telah membimbing penulis hingga sampai semester akhir ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FEB UIN Jakarta, yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
7. Bayu Aldi Tenaya yang selalu sabar dan tidak bosan untuk mendengarkan
segala keluh kesah yang dihadapi, serta terimakasih atas semangat dan
dukungannya yang diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman Manajemen A : Yesika Al Istiqomah, Ati Astuti, Rizanty
Amanda, Tsurumi Bunga, Selfi Stefani, Imas A. Aisyah, Suci Ramida dan
Tria Raina Pangestu yang telah memberikan persahabatan sejak awal menjadi
mahasiswa yang indah baik itu tawa maupun tangis yang memberikan
masukan selama hampir 3tahun kita bersahabat serta saling memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi.
9. Kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dari awal hingga
skripsi ini selesai dengan baik, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak segala
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran dan kritik
dari pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian
ini.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, September 2013
Penyusun
Page 12
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT . ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .. xxii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8
1. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10
A. Landasan Teori ........................................................................... 10
1. Pemasaran ............................................................................... 10
2. Manajemen Pemasaran ........................................................... 11
3. Experiential Marketing ........................................................... 12
a. Karakteristik Experiential Marketing ................................ 13
b. Pendekatan Experiential Marketing................................... 15
Page 13
xiii
c. Manfaat Experiential Marketing ........................................ 20
4. Perceived Quality .................................................................. 21
a. Hasil-hasil yang diperoleh oleh Perceived Quality............ 25
b. Dimensi Perceived Quality ................................................ 27
5. Advertising .............................................................................. 29
a. Tujuan Periklanan .............................................................. 30
b. Daya Tarik Pesan Iklan ...................................................... 32
c. Tahapan Respon Konsumen Terhadap Periklanan ............ 34
d. Media Iklan ........................................................................ 35
e. Dimensi-dimensi Peiklanan ............................................... 37
6. Keputusan Pembelian ............................................................. 40
a. Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian........................ 41
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 45
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 49
D. Hipotesis Penelitian……………. ................................................ 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 51
B. Metode Penentuan Sampel.......................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 53
1. Data Primer ............................................................................. 53
2. Data Sekunder......................................................................... 53
D. Metode Analisis Data ................................................................. 53
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 54
a. Uji Validitas..................................................................... 54
b. Uji Reliabilitas ................................................................. 55
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 55
a. Uji Normalitas ................................................................. 55
b. Uji Multikolinearitas........................................................ 56
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 58
Page 14
xiv
3. Analisis Regresi Berganda .................................................... 59
4. Koefisien Korelasi .................................................................. 60
5. Koefisien Determinasi ............................................................ 60
6. Uji Hipotesis........................................................................... 61
a. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 61
b. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 61
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan................................. 66
1. Sejarah Singkat Luwak White Koffie ................................... 66
2. Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 68
3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” . 68
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 71
1. Karakteristik Responden ....................................................... 72
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 75
a. Uji Validitas..................................................................... 75
b. Uji Reliabilitas................................................................. 78
3. Analisis Deskriptif ................................................................ 80
a. Experiential Marketing .................................................... 80
b. Perceived Quality ............................................................ 87
c. Advertising ....................................................................... 93
d. Keputusan Pembelian ...................................................... 102
4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 109
a. Uji Normalitas ................................................................. 109
b. Uji Multikolinearitas........................................................ 110
c. Uji Heterokedastisitas...................................................... 112
5. Uji Regresi Linier Berganda.................................................... 113
a. Persamaan Regresi Linier Berganda................................ 113
b. Uji Koefisien Korelasi (R)............................................... 115
Page 15
xv
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 116
d. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 117
e. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 122
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 125
A. Kesimpulan.................................................................................. 125
B. Implikasi ...................................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131
LAMPIRAN....................................................................................................... 134
Page 16
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White
Coffee) ....................................................................................... 5
2.1 Profil Tipe Media Utama........................................................... 39
3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 60
3.2 Operasional Variabel Penelitian ................................................ 63
4.1 Usia Responden ......................................................................... 72
4.2 Pekerjaan Responden ................................................................ 73
4.3 Pendapatan Responden .............................................................. 74
4.4 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 75
4.5 Hasil Uji Reliabilitas (experiential marketing) ......................... 78
4.6 Hasil Uji Reliabilitas (perceived quality) .................................. 78
4.7 Hasil Uji Reliabilitas (advertising)............................................ 79
4.8 Hasil Uji Reliabilitas (keputusan pembelian) ............................ 79
4.9 Desain Kemasan Luwak White Koffie menarik........................ 80
4.10 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie ............................ 80
4.11 Merek Luwak White Koffie mudah diingat .............................. 81
4.12 Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya ............. 81
4.13 Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White
Koffie......................................................................................... 82
4.14 Perasaan Segar ketika konsumsi Luwak White Koffie ............. 83
4.15 Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi ........................... 83
4.16 Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi
yang cocok untuk saya konsumsi .............................................. 84
Page 17
xvii
4.17 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya
hidup saya .................................................................................. 85
4.18 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan
kepribadian saya ........................................................................ 85
4.19 Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini .......... 86
4.20 Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas
yang baik dan harga yang terjangkau ........................................ 87
4.21 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek
samping...................................................................................... 88
4.22 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk . 88
4.23 Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie ............... 89
4.24 Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan ....................... 89
4.25 Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik90
4.26 Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu
expired).......................................................................................90
4.27 Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak
White Koffie tidak hanya sekali ................................................ 91
4.28 Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung ..... 91
4.29 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumen................................................................. 92
4.30 Luwak White Koffie produk yang berkualitas .......................... 93
4.31 Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada
konsumen tentang merek tersebut. ............................................ 93
4.32 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen
untuk mengkonsumsi merek tersebut. ....................................... 94
4.33 Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen
akan kemampuan inovasi merek tersebut. ................................. 95
4.34 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie
menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen ..................... 95
Page 18
xviii
4.35 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie Mampu
menyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.................. 96
4.36 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca
dan dengar.................................................................................. 96
4.37 Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika
sedang ditayangkan.................................................................... 97
4.38 Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White
Koffie......................................................................................... 98
4.39 Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif
akan merek tersebut ................................................................... 98
4.40 Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek
tersebut ...................................................................................... 99
4.41 Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak
punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain ........................ 99
4.42 Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan
iklan Luwak White Koffie......................................................... 100
4.43 Disaat membaca media cetak (majalah atau koran), terkadang
saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie ........................ 101
4.44 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah
melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau
poster ......................................................................................... 101
4.45 Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi
kebutuhan .................................................................................. 102
4.46 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie dari keluarga................................................................... 103
4.47 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie dari iklan......................................................................... 103
Page 19
xix
4.48 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie dari media massa ............................................................ 104
4.49 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie karna pernah menggunakannya...................................... 105
4.50 Saya yakin bahwa Luwak White Koffie produk
yang aman untuk dikonsumsi pernah menggunakannya ........... 105
4.51 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya
terkenal ...................................................................................... 106
4.52 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap
toko menjual Luwak White Koffie terkenal .............................. 107
4.53 Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali
Luwak White Koffie .................................................................. 107
4.54 Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie ........... 108
4.55 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan
hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada
orang lain..................................................................................109
4.56 Hasil Uji Mulitikilinieritas......................................................... 111
4.57 Hasil Regresi Linier Berganda .................................................. 114
4.58 Hasil Koefisien Korelasi (R) ..................................................... 115
4.59 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 115
4.60 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 116
4.61 Hasil Uji t Hitung (Parsial)........................................................ 118
4.62 Hasil Uji f Hitung (Simultan) .................................................... 123
Page 20
xx
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas....................................................... 25
2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian ............................... 42
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................... 49
4.1 Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas.............................110
4.2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas........................112
Page 21
xxi
DAFTAR DIAGRAM
No. Keterangan Halaman
4.1 Usia Responden ......................................................................... 72
4.2 Pekerjaan Responden................................................................. 73
4.3 Pendapatan Responden .............................................................. 74
Page 22
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner.............................................................134
Lampiran 2 Data Mentah Jawaban Responden....................................139
Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data............................................147
Page 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik
dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia
usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk
melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan produk,
mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing.
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh
setiap perusahaan adalah menarik pelanggan dan dapat mempertahankan
pelanggan tersebut. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi
apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan
(Tjiptono, 2006 dalam Irawan, 2011). Untuk mencapai tujuan tersebut maka
perusahaan melakukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan
tercapai. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat
sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 2001 dalam
Rachmansyah, 2010)
Di era globalisai dan kompetisi yang makin ketat, dan iklim bisnis
yang gonjang – ganjing, serta inovasi produk yang dirasa kian penting.
Persaingan yang ketat antar perusahaan membuat para pelaku dunia bisnis
berani tampil beda dari para pesaingnya. Disamping itu pula, perlu diketahui
Page 24
2
bahwa kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan atau
produk harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang.
Menurut Kotler (2005) secara umum, banyak hal yang
mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian sangat dipengaruhi oleh
kepentingan personal yang ditimbulkan serta dirasakan oleh stimulus.
Dengan kata lain, seorang merasa terlibat atau tidak dalam pengambilan
keputusan. Semakin tinggi kecenderungan dalam membeli semakin tinggi
pula sifat refleksi emosional atraksi dan kepuasan yang didapat oleh
pelanggan (Hock dan Loewnstein, 1991:Thompson et,al., 1990 seperti
dikutip dalam Lin 2005)
Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik
yang kuat tertancap di pikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih
pangsa pasar yang luas sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain.
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan yakni melalui konsep
Experiential Marketing. Pemikiran Bernd H. Schmitt tentang hubungan
antar produk dan konsumennya yang dituangkan dalam buku Experiential
Marketing (EM) memang sudah lama ada, sejak 1999
(http://202.59.162.82/swamajalah). Melalui konsep ini, perusahaan mencoba
melibatkan konsumen melalui emosi, perasaan, mendorong mereka untuk
berpikir, melakukan tindakan, maupun untuk menjalin komunitas,
keberhasilan mengeksekusi lima elemen ini akan membuat merek tertanam
lebih dalam di hati konsumen. Menurut Schmitt (Lin, 2006:24) experiential
Page 25
3
marketing dapat berguna bagi sebuah perusahaan membedakan produk
mereka dari produk pesaing, menciptakan identitas untuk sebuah
perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk
mencoba dan membeli produk serta menciptakan pelanggan yang loyal
terhadap merek tersebut.
Selain diterapkannya experiential marketing, hal penting lain yaitu
perceived quality dalam upaya menciptakan dan mempertahankan merek.
Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2001) hanya
produk yang memiliki persepsi kualitas kuat (perceived quality) yang
mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Perceived Quality adalah
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001).
Menjaring pelanggan – pelanggan potensial baru agar pelanggan tidak
beralih kepada perusahaan lain memerlukan perceived quality untuk
membangun kepercayaan merek. Sudah selayaknya produk – produk baru
bersaing dengan kondisi pasar dengan upaya peningkatan perceived quality
sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipenuhi dan dipuaskan
dan konsumen menjadi loyal.
Hal lain yang berperan penting dalam keputusan pembelian lainnya
adalah media promosi yaitu advertising (periklanan). Promosi adalah sarana
pemikat konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian produk
diharapkan dapat mendorong permintaan konsumen. Kotler (2008:648)
Page 26
4
salah satu alat utama adalah bauran promosi yaitu iklan (Advertising).
Periklanan (Advertising) merupakan salah satu alat promosi yang digunakan
perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen
potensial dan masyarakat. Iklan harus dirancang dengan baik untuk
memenuhi fungsi utamanya, yaitu penyampaian informasi dan
mempengaruhi sifat audiens sasaran sehingga dapat menarik perhatian,
mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan
menggerakkan tindakan.
Di tengah banyaknya merek kopi yang bermunculan dengan jenis,
rasa dan harga yang berbeda membuat para konsumen punya banyak
pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk
membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal
tersebut dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli
produknya. Persaingan bisnis kopi instant yang semakin ketat menjadi
tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat
memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan
merebut pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instant ini dituntut
untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan
mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa
persaingan kopi instant sangat ketat, hal ini menuntut kreatifitas dari pada
pebisnis kopi instant yang menggeluti bidang usaha ini. Strategi yang
diterapkan produsen kopi instant tidak lagi hanya berada diseputar kualitas
kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang sangat penting
Page 27
5
adalah pembentukan identitas, bagi sebuah kopi identitas meliputi banyak
aspek fisik seperti, nama (merek) kopi, desain logo pada bungkus kopi, dan
rasa kopi itu sendiri.
Menurut data (korantekno.com, 2011) setiap tahun diperkirakan ada
100 miliar cangkir kopi diseduh setiap hari. "Jika diasumsikan 10 persen
dari total jumlah penduduk masyarakat Indonesia meminum kopi, maka
estimasi perhitungannya adalah sebagai berikut: 10 persen x 237 juta jiwa =
23,7 juta x 7 gram = 165,9 ton per hari. Jika seseorang meminum kopi dua
kali dalam sehari, maka kebutuhan kopi di dalam negeri saja berjumlah
121.107 ton per tahun. Luas area perkebunan kopi Indonesia berkisar 1,3
juta hektar. Berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi
Indonesia (AEKI), konsumsi kopi Indonesia hanya 0,83 kilogram per kapita
pada 2010. Jumlah yang kecil jika dibandingkan negara lain di Asia
Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Coffee)
No Nama Perusahaan Brand/Merek
1 PT. Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie
2 PT. Santos JayaAbadi
ABC White Coffe
3 PT. Mayora Kopiko White Cofee
4 PT. Santos JayaAbadi
Kapal Api Grande WhiteCoffe
Sumber: http://moslemzen.blogspot.com/
www.kopiluwak.org
Page 28
6
Banyaknya jenis kopi yang bermunculan dimana bukan hanya kopi
hitam, kopi susu dan sebagainya muncul pula istilah kopi putih.
Perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini membuat para
produsen berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi putih. Dalam
penelitian ini menggunakan Luwak White Koffie sebagai objek penelitian
karena Luwak White Koffie ini muncul pertama kali dibandingkan dengan
kopi merek lain selain itu kopi ini mempunyai khasiat, dimana didalam
iklan yang ditayangkan Luwak White Koffie memberikan penjelasan bahwa
kopi ini dapat dinikmati oleh penderita penyakit maag yang merupakan
salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag untuk meminum kopi.
Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang sedang
melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang
tinggi. Sehingga diambil kopi ini untuk membuktikan apakah kopi ini benar
benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet serta
mengetahui tanggapan konsumen tentang keberadaan produk ini melalui
pancaindera mulai dari kemasan, rasa, hingga memunculkan pemikiran dan
tindakan melalui experiential marketing lalu dengan perceived quality
bagaimana persepsi konsumen tentang produk ini yang cenderung baru dan
nantinya akan memunculkan keputusan pembelian serta advertising dengan
adanya advertising bagaimana respon konsumen terhadap produk ini apakah
maksud isi pesan dari iklan ini sampai kepada konsumen dengan baik dan
akhirnya memutuskan untuk membeli. Sebenarnya berdasarkan sumber
(www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit yang dikutip dari
Page 29
7
Detikhealth) kopi yang merupakan salah satu penyebab perut membuncit
karena memiliki kandungan asam yang tinggi yang dapat mengiritasi
saluran pencernaan dan menyebabkan pembengkakan. Namun produk
Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini dapat
dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal
yang dapat menganggu kesehatan.
Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian sejauh mana pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality
dan Advertising sebuah produk terhadap suatu Keputusan Pembelian
Konsumen. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Analisis
Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising
terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie.
B. Perumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian yang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality
dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada
produk Luwak White Koffie.
2. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality
dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian pada
produk Luwak White Koffie.
Page 30
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh experiential marketing, perceived
quality dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian
pada produk Luwak White Koffie.
b. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh experiential marketing,
perceived quality dan advertising secara simultan terhadap keputusan
pembelian pada produk Luwak White Koffie.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu
perusahaan untuk menghadapi masalah-masalah yang ada
hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen, mengetahui
experiential marketing yang dialami oleh konsumen dengan adanya
produk Luwak White Koffie, mengetahui perceived quality yang
berada dalam benak konsumen tentang produk Luwak White Koffie,
Page 31
9
mengetahui advertising produk Luwak White Koffie diterima
konsumen dengan baik atau tidak.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melengkapi
penelitian – penelitian sebelumnya dan menambah pengetahuan serta
informasi yang berkaitan erat dengan tema pemasaran masa kini,
khususnya pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan
Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
3. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan dari teori-teori yang didapat peneliti di bangku
kuliah dan mata kuliah yang sudah pernah diberikan oleh dosen
khususnya pada teori Experiential Marketing, Perceived Quality, dan
Advertising terhadap Keputusan Pembelian serta diharapkan semoga
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan baik dalam
kegiatan studi maupun dalam dunia kerja nantinya.
Page 32
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran berdasarkan definisi
sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan orang lain.
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan
Keller (2009:5), “ Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya”
Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2008:5) pemasaran adalah sebuah
proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun
hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai
keuntungan dari konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran mengandung arti bahwa
kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan pasar dengan
Page 33
11
cara menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan serta membangun hubungan kuat dengan konsumen sehingga
merasa terpuaskan dengan baik serta dapat mencapai tujuan suatu
perusahaan yaitu dengan memperoleh keuntungan.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran (Kotler, 2001: 18) adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program - program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Manajemen pemasaran menurut American Marketing Association
adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran
total, termasuk tujuan perumusan, tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran,
program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk
menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun
organisasi.
Manajemen pemasaran (Kotler & Keller, 2009:5) adalah sebagai seni
dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Rangakaian tugas yang diperlukan untuk manajemen pemasaran yang
sukses antara lain adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran,
Page 34
12
menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan,
membangun merek yang kuat, membentuk penawaran pasar,
menghantarkan dan mengomunikasikan nilai serta menciptakan
pertumbuhan jangka panjang.
3. Experiential Marketing
Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan untuk
memberikan informasi yang lebih dari sekedar informasi mengenai sebuah
produk atau jasa. Beberapa pengertian mengenai experiential marketing
yaitu :
Adaptasi dari Marketing Aesthetics (Vivi Veronika, 2012) experiential
marketing adalah pendekatan baru dalam bidang disiplin ilmu pemasaran
yang mengacu pada peristiwa individual yang terjadi, baik bersifat rasional
maupun emosional, dikarenakan adanya stimulasi tertentu atau rangsangan
dari luar yang membentuk suatu persepsi dan mempunyai dampak terjadap
perilaku individu tersebut dimasa yang akan datang.
Schmitt (1999:32) , experiential marketing merupakan suatu konsep
pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan
menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan
yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang
dijual.
Menurut Kartajaya 2004 dalam Almira Yusrina Idelle 2012,
experential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan
Page 35
13
untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh
emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk
dan service.
Dari definisi – definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa experiential
marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap
brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand
image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar
memberikan informasi namun juga peluang pada pelanggan untuk
memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau
jasa itu sendiri serta membangkitkan emosi dan perasaan yang akan
berdampak positif terhadap pemasaran khususnya penjualan.
a. Karakteristik Experiential Marketing
Schmitt (1999:12) membagi Experiential Marketing menjadi empat
kunci karakteristik antara lain:
1) Fokus pada pengalaman konsumen
Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau
melewati situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi,
emosional, kognitif, perilaku dan relasional yang menggantikan
nilai-nilai fungsional. Dengan adanya pengalaman tersebut dapat
menghubungkan badan usaha beserta produknya dengan gaya
hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi
dan dalam lingkup usahanya.
Page 36
14
2) Menguji situasi konsumen
Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya
menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada
saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman
yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut.
3) Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari
konsumsi
Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat
dari sisi rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya.
Jangan memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat
keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih menginginkan
untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan
ditantang secara kreatif.
4) Metode dan perangkat bersifat elektik
Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang
lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek
yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang
terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama. Pada
experiential marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal
badan usaha saja, melainkan lebih sebagai pemberi pengalaman
positif pada konsumen sehingga dapat menimbulkan loyalitas pada
konsumen terhadap badan usaha dan merek tersebut.
Page 37
15
b. Pendekatan Experiential Marketing
Schmitt (1999:99-188) menyatakan bahwa untuk menciptakan
experiential marketing yang dapat memenangkan hati pelanggan
diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut:
1) Sense
Merupakan tipe experiential yang bermunculan untuk
menciptakan pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit,
lidah dan hidung (Schmitt 1999:99). Sense marketing merupakan
salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui
pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera
yang mereka miliki melalui produk dan service. Sense ini, bagi
konsumen, berfungsi untuk mendiferensiasikan suatu produk dari
produk yang lain,untuk memotivasi pembeli untuk bertindak, dan
untuk membentuk value pada produk atau jasa dalam benak
pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman
(pra pembelian, pembelian dan sesudah pembelian) dalam
mengkonsumsi sebuah produk atau jasa.
(Schmitt, 1999 dalam Lin 2006:26), tujuan secara keseluruhan
dari sense adalah menyediakan kesenangan estetika melalui
rangsangan terhadap kelima indra manusia (pendengaran,
penciuman, peraba/sentuhan dan pengecapan).
Page 38
16
2) Feel
Feel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi
konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai
dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat
terhadap kesenangan dan kebanggaan (Bernd H. Schmiit
1999:118). Hal ini berhubungan dengan bagaimana menciptakan
perasaan enak atau nyaman (feel good) bagi para konsumen, yaitu
dengan melibatkan mood dan emosi secara intens karena hal
tersebut berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa yang
mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan.
Disaat konsumen mendapatkan feel yang kuat terhadap suatu produk,
produsen harus benar- benar memanfaatkan karena ketika konsumen
merasakan senang tentang produk ini maka konsumen akan menyukai
produk ini. Namun sebaliknya ketika konsumen tidak merasakan
kesenangan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka
konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada
produk lain. Produsen harus benar-benar mampu memberikan
memorable experience sehinggan berdampak positif terhadap
keputusan pembelian pada pelanggan.
3) Think
Think marketing ditujukan terhadap intelektual dengan tujuan
menciptakan kesadaran (cognitive), pengalaman untuk
Page 39
17
memecahkan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir
kreatif (Bernd H. Schmiit 1999:138). Ini berhubungan dengan
upaya yang perlu diciptakan agar konsumen berpikir positif
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan setelah
konsumen mampu merasa baik (feel good). Menurut Schmitt
(1999) dan Li (2008), tujuan pemasaran think adalah untuk
mendorong pelanggan terlibat dalam pemikiran seksama dan
kreatif, dimana hasil yang didapat tanpa penilaian kembali
perusahaan dan produk. Dalam proses berpikir secara kreatif
terdapat dua jenis pemikiran, yaitu :
(a) Convergent Thinking (Pemikiran Terpusat)
Proses mempersempit fokus seseorang pada beberapa ide
atau gagasan dari semua ide yang telah dikumpulkan menjadi
sebuah solusi. Misalnya ketika seorang konsumen hanya
mengetahui satu produk maka konsumen akan lebih
memperhatikan kualitas produk tersebut.
(b) Divergent Thinking (Pemikiran Memancar)
Jenis pemikiran yang membiarkan pikiran seseorang yang
bergerak kemana – mana secara simultan. Jenis pemikiran ini
membutuhkan kampanye pemasaran think yang asosiatif, yaitu
dengan perumpamaan secara visual. Misalnya iklan pada suatu
Page 40
18
produk dapat memberikan gambaran mengenai produk
tersebut.
4) Act
Act bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan
interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk
menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan
Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain (Schmiit
1999:154). Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang
berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Pesan-pesan
yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat
menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang
berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka
lebih baik.
5) Relate
Relate marketing berisikan aspek – aspek dari sense, feel, think,
act marketing serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi
positif dimata pelanggan (Schmitt 1999:176). Tujuan dari
pemasaran relate adalah menghubungkan diri pribadi seseorang
kepada konteks sosial budaya didalam suatu merek kemudian akan
menciptakan suatu identitas sosial kepada dirinya sendiri. Relate
menjelaskan suatu hubungan dengan orang lain. Kelompok sosial
lainnya (pekerjaan, etnik atau gaya hidup) perhimpunan
masyarakat atau kebudayaan (Schmitt, 1999:171).
Page 41
19
Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk
pengembangan dirinya (ingin seperti apa dia dikaitkan di masa
depan). Ketika Relate marketing mampumembuat pelanggan masuk
dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan
memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan tetapi
ketika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan
apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak mungkin
loyal dan memberikan dampak yang negative. Jadi relate
menghubungkan konsumen secara individual dengan masyarakat
atau budaya tertentu.
Kelima tipe dari experience ini disampaikan kepada konsumen
melalui experience provider. Agen – agen yang bisa menghantarkan
experience ini adalah:
Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik
internal maupun eksternal dan public relation.
Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi
nama, logo, warna dan lain-lain.
Tampilan produk baik desain, kemasan, maupun
penampakan.
Co-Branding, meliputi even – even pemasaran,
sponsorship, aliansi dan rekanan kerja, lisensi, penempatan
produk dalam film dan sebagainya.
Page 42
20
Lingkungan Spatial, termasuk desain kantor, baik interior
maupun eksterior, outlet penjualan, eksibisi penjualan dan
lain-lain.
Website
Orang, meilputi penjualan, representasi perusahaan,
customer services, operator call centre dan lainnya.
c. Manfaat Experiential Marketing
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan suatu
badan usaha menurut pandangan Schmitt (1999:34) apabila
menerapkan Experiential Marketing antara lain: (a) to turn araund a
declining brand, (b) to be differentiate a product from competition, (c)
to create an image and identity for a corporation, (d) to promote
innovation, (e) to induce trial, purchase and the most important, loyal
consumption. yang kurang lebih memiliki arti (a) untuk
membangkitkan kembali merek yang sedang merosot, (b) untuk
membedakan satu produk dengan produk pesaing, (c) untuk
menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan, (d) untuk
mempromosikan inovasi, (e) untuk membujuk percobaan, pembelian
dan loyalitas konsumen.
Jadi dengan experiential marketing, pemasar diharapkan dapat
menggunakan berbagai pilihan yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, baik itu untuk mencapai brand awareness, brand
Page 43
21
perception, brand equity ataupun brand loyalty. Experiential
marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh
serangkaian pengalaman atas merek, produk dan jasa yang
memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian.
Aspek emosional dan rasional adalah beberapa aspek yang hendak
dibidik pemasar melalui program ini dan seringkali kedua aspek ini
memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran.
4. Perceived Quality
Persepsi kualitas (perceived quality) dapat didefinisikan sebagai
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan. (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:96)
Menurut Aaker (Broto, 2002) menegaskan suatu hal yang harus selalu
diingat, yaitu bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi pada pelanggan,
oleh sebab itu persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi
pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan ( yang diukur
secara relatif) yang berbeda – beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka
dapat dikatakan bahwa membahas persepsi kualitas berarti akan
membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.
Kotler (2000) pernah mengatakan bahwa “Quality is the totaly of
future and characteristic of a product or services that bear on its ability to
satify stated or implied needs”. Artinya, kualitas adalah totalitas fitur dan
Page 44
22
karakteristik yang membuat produk mampu memuaskan kebutuhan, baik
yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan. Agar dapat menjawab
pertanyaan apakah suatu merek sudah memenuhi kebutuhan konsumen
maka jawabannya tergantung pada penilaian subjektif konsumen.
Menurut Morgan, Cleland, dan Bruno (1996, dalam Simamora (2002))
memberikan tiga prinsip kualitas sebagai persepsi. Pertama, kualitas
bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruh kebutuhan
non-harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan
kebutuhannya. Kedua ahli berpendapat bahwa yang dipertimbangkan oleh
konsumen dari sebuah produk mencakup tiga aspek utama, yaitu harga,
produk, dan non-produk. Pada aspek produk yang diperhatikan adalah
standar yang diharapkan dari suatu produk. Pada sebuah televisi misalnya
aspek produk adalah ukuran layar gambar, suara, kelengkapan fungsi, dan
desain. Sementara itu, aspek non-produksi terdiri dari garansi, reputasi,
dan layanan perbaikan.
Kedua, kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen. Bila
konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk bernilai rendah, maka
kualitas produk tersebut rendah, apapun realitasnya. Persepsi lebih penting
daripada realitas karena konsumen membuat keputusan berdasarkan
persepsi bukan realitas.
Page 45
23
Ketiga, kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesain.
Bila produk A menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesaing
lebih baik lagi, maka produk A tidak berkualitas.
Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi kualitas ini akan
membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara
langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka
terhadap merek (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001).
Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat
diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan negatif, produk tidak akan
disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi
kualitas positif makan produk akan disukai.
Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan penilaian konsumen
terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Oleh
sebab itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi subjektif konsumen
(bukan manajer atau pakar) terhadap kualitas produk (Tjiptono, 2005)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality
menurut David, Aaker, Managing Brand Equity (Darmadi Durianto,
Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:104) yaitu :
Page 46
24
1. Komitmen terhadap kualitas
Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta
memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas
bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa
kompromi.
2. Budaya kualitas
Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma
perilakunya, dan nilai – nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada
pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.
3. Informasi masukan dari pelanggan
Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang
mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam
memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya.
Perusahaan perlu secara berkesinambungan melakukan riset terhadap
pelanggannya sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan
up to date.
4. Sasaran / standar yang jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak umum karena sasaran kualitas
yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga
harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan.
Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak
Page 47
25
mempunyai sasaran fokus yang pada akhirnya akan membahayakan
kelangsungan perusahaan itu sendiri.
5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif
Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan berinisiatif serta dilibatkan
dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang
kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam
pengendalian kualitas layanan.
a. Hasil – hasil yang diperoleh dari Perceived Quality
Secara umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai – nilai
sebagai berikut (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak,
2001:101) :
Alasan untuk membeli
Diferensiasi atau Posisi
Harga Optimum
Minat saluran distribusi
Perluasan Merek
Kesan Kualitas
Gambar 2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas
1) Alasan untuk membeli
Keterbatasan informasi, uang, dan waktu membuat keputusan
pembelian seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi kualitas
Page 48
26
suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali
alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi
kualitas (perceived quality) dari merek yang akan dibelinya.
2) Diferensiasi atau posisi dan harga premium
Salah satu karakteristik yang penting dari merek produk adalah
posisinya dalam dimensi persepsi kualitas. Pada saat informasi
yang objektif tentang merek produk tidak tersedia, perceived
quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat
konsumen.
Salah satu keuntungan dari persepsi kualitas adalah
memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium.
Harga premium dapat meningkatkan laba secara langsung dapat
meningakatkan profitabilitas.
3) Perluasan saluran distribusi
Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk
menyalurkan merek dengan persepsi kualitas tinggi. Hal ini
memberikan keuntungan bagi perluasan distribusi dari merek
tersebut dan dapat pula meningkatkan citra distributor yang
menyalurkan merek yang mempunyai kesan kualitas tinggi.
Page 49
27
4) Perluasan merek
Merek dengan persepsi kualitas tinggi dapat digunakan untuk
memperkenalkan kategori produk baru dan mempunyai
kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek
yang lemah. Dalam hal ini persepsi kualitas merupakan jaminan
yang signifikan atas perluasan – perluasan merek tersebut.
b. Dimensi Perceived Quality
Berdasarkan perspektif kualitas, David A. Garvin (Darmadi
Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:98) mengembangkan
dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi, yaitu sebagai berikut :
1) Performance (Kinerja)
Merupakan karakteristik pokok dari produk inti dan merupakan
aspek fungsional dari suatu produk. Performance merupakan
karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
2) Serviceability (Kemudahan Pelayanan)
Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada
produk tersebut berkaitan kemudahan dalam memberikan layanan.
Page 50
28
3) Durability (Daya Tahan)
Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut berupa
ukuran daya atau masa pakai produk barang.
4) Reliability (Kehandalan)
Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu
pembelian ke pembelian berikutnya. Dimensi keandalan juga
berkaitan dengan probabilitas suatu produk melaksanakan
fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah
kondisi tertentu. Dengan demikian keandalan merupakan
karakteristik yang mencerminkan kemungkinan tingkat
keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.
5) Features (Fitur)
Bagian – bagian tambahan dari produk (fitur) yang berguna
untuk menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan – pilihan
produk dan pengembangannya. Penambahan ini biasanya
digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk
hampir sama. Bagian – bagian tambahan ini memberi penekanan
bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang
dinamis sesuai perkembangan.
Page 51
29
6) Conformance With Spesifications (Kesesuaian dengan
Spesifikasi)
Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur
(tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang yang telah
ditentukan dan teruji. Dimensi ini juga bisa diartikan sebagai
kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
sesuai dengan keinginan konsumen. Kesesuaian juga
merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan
karakteristik operasi memenuhi standar yang ditetapkan.
7) Hasil
Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam
dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan
“hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut
tidak akan mempunyai kualitas lain yang penting.
5. Advertising
Kotler dan Keller (2007:244) menyatakan, pada hakikatnya dengan
menggunakan iklan perusahaan dapat menciptakan kesadaran akan adanya
produk, sedikit jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi
menciptakan penjualan.
Pengertian periklanan menurut Philip Kotler (2007:658), Periklanan
adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang,
atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.
Page 52
30
Petter dan Olson (2000:222) menyatakan pada prakteknya iklan
mampu menciptakan perasaan emosional terhadap konsumen. Rangsangan
eksternal yang menciptakan emosi positif dapat dipasangkan dengan
produk sehingga produk tersebut mendapatkan efek positif. Periklanan
merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan
masyarakat yang ditargetkan.
Definisi iklan dan periklanan yang dipopulerkan oleh American
Marketing Association (AMA) adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran
untuk mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa
secara non personal oleh sponsor yang jelas.
Dengan demikian bahwa periklanan :
Merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang
dibayar oleh sponsor khusus dengan cara mempresentasikan dan
mempromosikan ide, barang, jasa secara non personal.
Rancangan pesan khusus dan disampaikan melalui sarana media (pers,
radio, televisi, dan lain – lain) yang bertujuan untuk melakukan
tindakan membeli atau mengubah perilakunya.
a. Tujuan Periklanan
Setiap iklan dirancang guna mencapai sasaran tertentu. Sasaran
periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan
periklanan bermaksud menginformasikan, membujuk atau hanya
Page 53
31
mengingatkan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan utama
periklanan menurut (Johnson dan Lee, 2004:10) sebagai berikut :
1) Periklanan bertujuan untuk menginformasikan (Fungsi
Informatif)
Iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan
lokasi penjualan serta memberitahukan konsumen sebagai produk-
produk baru. Iklan yang menonjolkan aspek manfaat produk
dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif termasuk
pesan iklan yang disampaikan pada saat peluncuran suatu produk.
2) Periklanan bertujuan untuk membujuk (Fungsi Persuasif)
Iklan mencoba untuk membujuk para konsumen untuk
membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap konsumen
terhadap produk atau perusahaan. Iklan yang bersifat membujuk
biasanya dituangkan dalam pesan pesan iklan perbandingan dengan
membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk
yang sejenis.
3) Periklanan bertujuan untuk mengingatkan (Fungsi Pengingat)
Iklan akan terus menerus mengingatkan para konsumen tentang
sebuah produk sehingga konsumen akan tetap membeli produk
yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. Pada
umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk
produk-produk yang sudah mapan dan memiliki kelompok
Page 54
32
konsumen tertentu dimana produk-produk yang dibeli dengan
keterlibatan konsumen yang rendah.
b. Daya Tarik Pesan Iklan
Untuk menampilan pesan, iklan harus merujuk pada pendekatan
persuasif, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan akan
produk, jasa atau gagasan bagi audiens sasaran. Maka daya tarik pesan
iklan sangat penting untuk meningkatkan succesful communication
dengan audiens. Menurut (Johnson dan Lee, 2004:179-183), daya tarik
pesan periklanan terbagi atas:
1) Daya Tarik Informasional/Rasional (Penjualan Agresif)
Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional
konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah
produk, jasa atau manfaat (alasan) menggunakan merek tertentu.
Terdapat beberapa jenis tipe penampilan iklan rasional yaitu:
(a) Faktual
Daya tarik tipe ini berkaitan dengan high involvement
decision making dimana penerima pesan di motivasi untuk
dapat memproses informasi.
(b) Potongan kehidupan (Slice of Life)
Daya tarik tipe ini menyuguhkan pesan iklan kepada
penonton dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang dialami oleh
banyak orang.
Page 55
33
(c) Demonstrasi
Daya tarik tipe ini berfungsi sebagai pemecah masalah
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen dengan
menampilkan kemampuan suatu produk secara instrumental.
(d) Iklan perbandingan (Comparative Advertising)
Iklan ini berusaha membandingkan keunggulan produk
yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis dan tidak
hanya menampilkan keunggulan dalam menyelesaikan masalah
konsumen dari kemampuan teknis produk tersebut, tapi juga
menampilkan keunggulan harga dan penghematan.
2) Daya tarik Emosional/perasaan (penjualan persuasif)
Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang
sekitar citra, yang diharapkan dapat menyentuh hati dan
menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-
sikap. Para pengiklan dapat menggunakan daya tarik emosional
dalam berbagai cara strategi yang kreatif. Daya tarik perasaan dan
emosional bisa meliputi daya tarik humor, rasa takut (fear),
animasi (animation), seks, musik, fantasi atau jenis-jenis daya tarik
lain yang sangat menghibur, bergelora (menggembirakan) sehingga
mempengaruhi emosi-emosi konsumen dan menempatkan dalam
kerangka berpikir yang menguntungkan.
Page 56
34
c. Tahapan Respon konsumen Terhadap Periklanan
Tanggapan konsumen terhadap iklan yang diperoleh akan melalui
empat tahapan proses (J.P Rosstitter dan Larry Percy, 1987:196) yaitu:
1) Exposure (Penempatan Iklan)
Agar komunikasi pemasaran dan promosi mencapai
kesuksesan, calon pembeli pertama kali harus ditunjukkan kedalam
periklanan commercial event atau penawaran promosi. Hal ini
berarti bahwa commercial event atau penawaran promosi harus
ditempatkan secara tepat dan sesuai bagi para calon pembeli agar
bisa dilihat, dibaca, didengar atau diketahui oleh pembeli potensial.
Penempatan bisa melalui periklanan atau media promosi.
2) Processing (Proses Menerima Iklan)
Dalam tahap ini, para calon pembeli kemudian memproses
untuk merespon satu atau lebih elemen-elemen. Didalam iklan
pengumuman, commercial event atau penawaran promosi jika
proses tersebut memiliki pengaruh. Tahapan proses ini terdiri dari
respon (reaksi) cepat elemen-elemen yang berlangsung dalam diri
calon konsumen dari iklan pengumuman, commercial event atau
penawaran promosi yang meliputi perhatian, pembelajaran,
penerimaan serta reaksi emosional.
Page 57
35
3) Communication effect dan Brand Position (Efek Komunikasi
dan Posisi Merek)
Yaitu reaksi jalan pikiran calon konsumen terhadap suatu
merek serta berhubungan dengan seleksi merek. Respon yang
terhubung dengan merek disebut sebagai efek komunikasi. Dua
kebutuhan efek komunikasi secara universal meliputi brand
awareness dan brand attitude. Brand awareness dan brand attitude
mentapkan posisi merek target audience kedalam benak konsumen.
4) Taget Audience Action (Tindakan Konsumen Sasaran)
Efek komunikasi dan posisi merek timbul, ketika calon pembeli
sebagai bagian dari target audience iklan dan promosi, bisa
memutuskan ya atau tidak untuk mengambil tindakan dengan
memperhatikan merek seperti membeli sebuah merek serta
keputusan yang diambil apakah sebagai pembeli, pengguna atau
tidak terpengaruh terhadap iklan.
d. Media Iklan
Media sebagai penyampaian pesan memegang peranan penting
dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan iklan tidak akan sampai
kepada kelompok audience yang diinginkan. Pemilihan media yang
tepat akan menentukan, apakah pesan yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran sampai atau tidak. Media periklanan yaitu segenap
Page 58
36
perangkat yang dapat membawa pesan-pesan kepada para calon
pembeli. Berdasarkan hal ini, maka media periklanan terdiri atas:
1) Televisi
Televisi merupakan media yang mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat secara luas. Televisi menjadi sarana yang
sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Televisi telah
meciptakan karakteristik sendiri dan menambah kesinambungan
pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan. Dengan televisi,
informasi dapat dilihat, didengar dan gambar yang bergerak
menarik perhatian untuk ditonton oleh audience.
2) Radio
Radio merupakan salah satu sarana penyampaian pesan iklan
yang banyak digunakan. Format program radio yang ditawarkan
biasanya menjangkau segmen-segmen pendengar tertentu dan
dapat diidentifikasi dengan mudah. Keunggulan dari media radio
adalah mempunyai banyak pendengar (ketajaman penetrasi,
demografi yang tinggi serta selektivitas geografi, biaya yang
rendah dan tidak memerlukan perhatian terfokus dari pendengar.
3) Surat kabar
Surat kabar adalah salah satu media penyampai pesan yang
memiliki daya jangkau yang sangat luas dan massal. Surat kabar
berfungsi sebagai penyampai berita kepada para pembacanya.
Keunggulan dari surat kabar yaitu bersifat fleksibilitas, tepat
Page 59
37
waktu, mampu menjangkau pasar lokal dengan baik, jangkauan
penerimaan yang luas dan tingkat kepercayaan yang tinggi.
4) Majalah
Majalah merupakan media cetak selain koran yang memiliki
jangkauan luas dan massal. Majalah lebih bisa di spesifikasikan
pada kelompok-kelompok tertentu yang lebih eksklusif.
Eksklusivitas majalah didasarkan pada jenis kelamin, kelas sosial,
kesukaan atau hobby dan kelompok umur dari sasaran pembaca
yang lebih spesifik, sirkulasi majalah menjadi lebih sedikit dari
surat kabar. Majalah selain digunakan sebagai media informasi
juga digunakan untuk memposisikan produk pada benak para
pembaca.
5) Iklan outdoor
Istilah iklan luar (outdoor advertising) memiliki banyak ragam
dan tingkatan. Iklan berukuran besar begitu mencolok, tetapi bukan
merupakan satu-satunya pilihan. Alat transportasi seperti bus atau
taksi menjadi media iklan menarik karena pesan-pesan tersebut
dibawa kemanapun. Demikian pula dengan halte bus, terminal dan
stasiun kereta api merupakan tempat strategis untuk media iklan
dimana sasarannya adalah konsumen berjalan.
e. Dimensi – dimensi Periklanan
Iklan dianggap sebagai kegiatan untuk mencari perhatian publik
terhadap suatu produk dan jasa. Agar tujuan tercapai, pengiklan harus
Page 60
38
membuat daya tarik secara persuasif serta memuat dimensi-dimensi
(elemen-elemen) dalam periklanan.
Menurut Sutisna (2003:275-276), dimensi penting dalam iklan
yaitu:
a. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar
b. Periklanan mengandung proses identifikasi sponsor yaitu
menciptakan awareness mengenai perusahaan dari produk
tertentu.
c. Periklanan mampu mempengaruhi sikap atau tindakan
konsumen dalam proses keputusan pembelian.
d. Periklanan memerlukan media massa sebagai mediator ke
audiens
e. Periklanan bersifat nonpersonal (bukan pribadi) karena bersifat
komunikasi massal.
f. Periklanan memiliki audiens yang jelas dalam penyampaian
pesan.
Page 61
39
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:652), terdapat berbagai media
iklan beserta keunggulan dan kelemahan dari masing – masing media
tersebut :
Tabel 2.1 Profil Tipe Media Utama
Media Kelebihan Kelemahan
Surat kabar Fleksibilitas ; ketepatan
waktu; peliputan pasar
lokal bagus, penerimaan
luas, sangat dipercaya
Umur pendek; mutu
reproduksi rendah;
sedikit pembaca selain
pembelinya
Televisi Peliputan pasar massal
bagus; biaya rendah
pertayangan; kombinasi
suara, gambar, dan
geralan; merangsang
indera
Biaya absolute tinggi;
kekisruhan tinggi;
penayangan terlalu
sebentar; selektivitas
pemirsa lebih kecil
Pos langsung Selektivitas pemirsa tinggi;
fleksibilitas; tidak ada
kompetisi dengan medium
yang sama; meungkinkan
personalisasi
Harga per paparannya
relative mahal; citra junk
mail
Radio Penerimaan lokal bagus;
selektivitas geografis dan
demografis tinggi; biaya
rendah
Suara saja; paparan
terlalu sebentar;
perhatian rendah
Page 62
40
Media Kelebihan Kelemahan
Majalah Selektivitas geografis dan
demografis tinggi;
kredibilitas dan presetise;
reproduksi bermutu tinggi;
umur panjang dan banyak
pembaca selain
pembelinya
Tenggang waktu
pembelian iklan lama;
harga mahal; tidak ada
jaminan posisi
Alam terbuka Fleksibilitas; paparan yang
kerap berulang; biaya
rendah; selektivitas posisi
bagus
Selektivitas audiens
kecil; pembatasan kreatif
Internet Selektivitas tinggi; harga
murah; segera;
kemampuan interaktif
Pemirsa kecil; secara
demografi terbatas;
dampaknya relatif
rendah; pemirsa
mengontrol paparan
Sumber: Kotler dan Amstrong (2004:652)
6. Keputusan Pembelian
Menurut Olson (2002:163), “pengambilan keputusan konsumen adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.”
Page 63
41
Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (1998:170) terdiri
dari lima tahap, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:285), “keputusan pembelian
konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan
perkataan lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika
mengambil keputusan.”
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian konsumen adalah suatu proses yang melibatkan konsumen
dalam mengenali kebutuhannya, pencarian informasi, evaluasi alternatif
lain, hingga pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang
sesuai kebutuhannya tersebut.
a. Tahap pengambilan keputusan pembelian
Perilaku konsumen yang teramati dari perilaku pembelian
konsumen merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan atau
pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making), proses
pengambilan keputusan konsumen meliputi serangkaian kegiatan
mulai dari identifikasi kebutuhan / masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi perilaku pasca
pembelian. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Page 64
42
Gambar 2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler (2005:224)
Tahap – tahap pengambilan keputusan pembelian tersebut menurut
Kotler (2005:224-228) sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah
Proses pembelian dimulai pada saat pembeli mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi
dan terpuaskan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi
sejumlah konsumen pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan
yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori
produk. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan
segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta
kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi (Kotler,
2009:235)
2) Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong
untuk mencari informasi lebih banyak. Melalui pengumpulan
Page 65
43
informasi, konsumen mengetahui tentang merek- merek yang ada
dan keistimewaan dari setiap merek tersebut.
Sumber informasi konsumen di golongkan kedalam empat
kelompok:
(a) Sumber Pribadi ( keluarga, teman, tetangga, kenalan)
(b) Sumber Komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,
pajangan di toko)
(c) Sumber Publik (media massa, organisasi penentu peringkat)
(d) Sumber Pengalaman (penanganan, pengkajian, dan
pemakaian produk)
3) Evaluasi alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami
proses evaluasi konsumen. Kotler (2009:237) menyatakan evaluasi
alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilhan
disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Kotler (2009:238) evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan
sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keyakinan (relief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu.
Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi
keputusan pembelian mereka. Sedangkan yang tak kalah
pentingnya adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan
emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
Page 66
44
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap
objek atau gagasan tertentu.
4) Keputusan pembelian
Pada saat hendak memutuskan pilhan pembeliannya, terdapat
dua faktor pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung
pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai konsumen untuk motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua ialah faktor situasi
yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen
dapat mengambil lima sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas,
waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-
hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil
(Kotler, 2009:240)
5) Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen mengalami level kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu. Para pemasar harus memantu
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan
pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen terhadap suatu produk akan mengalami perilaku
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan loyalitas
produk tersebut lebih tinggi. Para pelanggan yang tidak puas akan
Page 67
45
beraksi sebaliknya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari
seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang
dipikirkan pembeli atas produk tersebut (Kotler, 2009:243)
Kotler (2009:243-244) menyatakan konsumen yang merasa
puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi
dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puasa akan
cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk
yang bersangkutan kepada orang lain.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang Experiential Marketing, Perceived Quality
dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen telah banyak
dilakukan seperti :
1. Menurut Almira Yusrina Idelle (2012) dengan judul “Analisis
Pengaruh Harga dan Experiential Marketing terhadap Keputusan
Pembelian dan dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT.
Danapaint Jakarta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta). Dalam
penelitiannya Variabel Harga (X1) dan Experiential Marketing (X2)
menunjukan adanya kontribusi yang signifikan tehadap Keputusan
Pembelian secara simultan. Secara Parsial, Variable Experiential
Marketing tidak menunjukan adanya kontribusi yang signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
Page 68
46
2. Menurut Lilik Suprapti (2010) dengan judul “Analisis pengaruh Brand
Awareness, Perceived Value, Otganizational Association dan
Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi
Kasus produk Yamaha Mio CW). Pada penelitian ini Variabel
perceived quality (X4) memiliki pengaruh paling besar terhadap
keputusan pembelian (Y) oleh konsumen diantara variabel bebas
lainnya dengan hasil regresi sebesar 0,268. Dan nilai thitung pada
variabel perceived quality (X4) adalah sebesar 2,793 dengan tingkat
signifikansi 0,006, maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y). Hal tersebut didukung oleh jawaban
responden mengenai produk Yamaha Mio CW memiliki kualitas bahan
yang tahan lama, kualitas produk yang nyaman ketika dalam
pemakaian atau mengendarai, jarang terjadi cacat produk dalam
kualitas pengemasan produk.
3. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 10 Desember 2007
dengan judul Analisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan
keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada
masyarakat kota Palembang. Media iklan melalui iklan Televisi, iklan
Surat Kabar, iklan Majalah, iklan Radio, Papan Reklame dan Spanduk
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen
dalam membeli air minum kemasan merek Aqua. Besarnya pengaruh
media iklan tersebut dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2)
Page 69
47
sebesar 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,5 %
dipengaruhi faktor lainnya.
4. Menurut Adyatma Arifin (2012) dengan skripsi berjudul “ Pengaruh
Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi
Pepsodent di Kota Makassar”. Dalam penelitiannya menunjukkan
Periklanan pasta gigi Pepsodent yang didasarkan pada konsep iklan
AIDA yang terdiri dari variabel: Attention dengan thitung(4,606) >
ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Interest dengan
thitung(2,594) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05,
Desire dengan thitung(4,593) > ttabel(1,984) dan nilai probabilitas
0,000<0,05, Action dengan thitung(2,315) > ttabel(1,985) dan nilai
probabilitas 0,001<0,05 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan pembelian konsumen di Kota Makassar.
5. Menurut Dr.Ir. Bob Foster., MM, dengan judul “Pengaruh Perceived
Quality dari Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian deterjen
Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim di Griya Setiabudi,
Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kota Bandung) dalam
penelitiannya Pengaruh perceived quality dari brand equity (X)
terhadap keputusan pembelian (Y) berada pada kategori sangat tinggi,
selain perceived quality, keputusan pembelian deterjen Bukrim juga
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain, misalnya kualitas produk,
pengaruh harga, promosi, media iklan, celebrity endorser dan lain-lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel
Page 70
48
perceived quality dari brand equity terhadap variabel keputusan
pembelian produk deterjen Bukrim memiliki pengaruh yang signifikan.
6. Menurut Satya Gunawan Yahya (2012) dengan judul “Pengaruh Word
Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan Perceived Quality terhadap
Keputusan Pembelian” Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa Perceived Quality tidak
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian, hal ini terlihat
pada nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persyaratan statistik yang
ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk nilai t harus berada di
atas nilai kritis yaitu 1.96.
Page 71
49
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVEDQUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
Komunitas Pecinta Kopi Noesantara“Kopi Koe”
ExperientialMarketing
PerceivedQuality
Advertising
Keputusan Pembelian
Kuesioner
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Uji f (Simultan)
Interpretasi
Kesimpulan dan Implikasi
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3Kerangka Pemikiran Teoritis
Page 72
50
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling
memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan
perumusan masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian, maka dapat
diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk
membuktikan kebenarannya yaitu:
1. Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap
keputusan pembelian.
Ha1 = terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan
pembelian.
2. Ho2 = tidak terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan
pembelian.
Ha2 = terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan
pembelian.
3. Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan
pembelian.
Ha3 = terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan pembelian.
4. Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived
quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian.
Ha4 = terdapat pengaruh antara antara experiential marketing, perceived
quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian.
Page 73
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
experential marketing (X1), perceived quality (X2) dan advertising (X3)
terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel-variabel dalam penelitian.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi Luwak White
Koffie (Study kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merujuk pada keseluruhan jumlah orang yang diobservasi,
populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam
suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas
sebelum penelitian dilakukan (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan
Triton, 2011:66)
Sedangkan sampel adalah semacam miniatur dari populasinya (Santono
dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66) Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).
Page 74
52
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai
dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang
bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan sebagai elemen-
elemen sampel penelitian (Abdul Hamid, 2012:27).
Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah
membeli atau mengkonsumsi produk Luwak white Koffie. Sampel yang akan
dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini
adalah responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara
dan pernah mengkonsumsi produk Luwak White Koffie. Memilih Komunitas
Pecinta Kopi Noesantara karena komunitas ini yang memiliki anggota banyak
dan aktif dimana komunitas ini sering mengadakan acara – acara guna
berkumpul sesama anggota untuk lebih mendalami tentang kopi.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran sampel yang layak dalam
penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Kemudian menurut Sudman dan
Blair dalam Istijanto (2009:128), salah satu penentuan ukuran sampel adalah
dengan pendekatan non statistik dimana sampel didapatkan dengan
pertimbangan tertentu dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh periset-periset yang lain (follow the crowd). Berdasarkan pendapat-
pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa jumlah
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel.
Page 75
53
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data
primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama baik
dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner
(Hariwijaya dan Triton, 2011:57)
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
telah disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel – tabel
ataupun dalam bentuk diagram – diagram (Hariwijaya dan Triton,
2011:58). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan
informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel,
jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya.
D. Metode Analisis Data
Pengukuran tingkat kepentingan atas experiential marketing, perceived
quality, dan advertising terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).
Page 76
54
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi
menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator
yang telah diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden
(Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).
Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan menghasilkan total skor
bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti
instrumen di bawah ini:
SS = Sangat setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
N = Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai
tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan setuju “lebih
tinggi” dari ragu-ragu (Ghozali, 2012:47).
1.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau
Page 77
55
pernyataaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:53).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika
skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2012:47).
Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel
dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang
digunakan lebih besar dari 0,7. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Nunnally dalam
Ghozali, 2012:48).
2.Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2012:160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah
yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan
Page 78
56
beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal
probability plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh
dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2012:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Page 79
57
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat
kolinieritas 0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan
nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui
variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi.
Page 80
58
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2012:139), uji heteroskedasitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai
prediksi variabel tterikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Page 81
59
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang
bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43).
Rumus regresi linier berganda:
(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43)
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1 = Koefisien regresi experiential marketing
X1 = experiential marketing
b2 = Koefisien regresi perceived quality
X2 = perceived quality
b3 = Koefisien regresi advertising
X3 = advertising
e = Standar error
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Page 82
60
4. Koefisien Korelasi (R)
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi
(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan
hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak
membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen
(Ghozali, 2012:96).
Tabel 3.1Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
5. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2012:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah
jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Page 83
61
independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi
yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
6. Uji Hipotesis
a. Uji t Hitung (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
Salah satu cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan
nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t
hasil perhitungannya lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2012:99).
b. Uji F Hitung (Uji Simultan)
Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan
nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F
Page 84
62
hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis
alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2012:98).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah experiential marketing (X1),
perceived quality (X2), dan advertising (X3).
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
keputusan pembelian (Y).
Page 85
63
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi SubVariabel
Indikator Skala
1 ExperientialMarketing(Bernd H.Schmitt,1999)
ExperientialMarketingmerupakan suatukonsep pemasaranyang berusahamengkomunikasikanproduk yang dijualdengan menarikperhatian konsumen,menyentuh hatiuntuk menanamkankesan yang baik kedalam hati danpikiran konsumenmengenai produkyang dijual.
Sense Penglihatan Pendengaran Penciuman Perasa Peraba
Ordinal
Feel Susasana hati Emosi jiwa
Think PemikiranDivergen
PemikiranKonvergen
Act Perilaku yg nyata Gaya hidup
Relate Sosial konsumen
2 PerceivedQuality(DarmadiDurianto,Sugiarto &TonySitinjak,2001
Persepsi pelangganterhadapkeseluruhan kualitasatau keunggulansuatu produk ataujasa layananberkairan denganapa yang diharapkanoleh pelanggan.
Performance Kualitas Produk Ordinal
Serviceability KemudahanPelayanan
Durability Daya tahan produk
Realibility Kemampuanproduk dari waktuke waktu konsisten
Page 86
64
No Variabel Definisi SubVariabel
Indikator Skala
Features Kemampuantambahan yangdiberikan olehproduk
Conformancewithspecifications
Kesesuaian produkterhadap keinginankonsumen
Hasil Hasil akhir yangdiberikan olehprodusen
3 Advertising(Monle Leedan CarlaJohson,2007)
Periklanan sebagaisemua bentukpenyajian nonpersonal, promosiide – ide, promosibarang produk ataujasa yang dilakukanoleh sponsortertentu yangdibayar.
TujuanPeriklanan
Menginformasikan Membujuk Mengingatkan
Ordinal
Daya tarikpesan
Rasional Emosional
Responkonsumenterhadapiklan
Iklan dapatdiketahui, dilihat,dibaca dandidengar
Perhatian (fokus)terhadap iklan
Brand Awareness(sadar akan merek)
Brand Attitude Bertindak sebagai
pembeli Bertindak sebagai
pengguna (tidakpunya pilihan)
Media Iklan Televisi Radio Media Cetak
(majalah, koran) Media Outdoor
(billboard, poster)
Page 87
65
No Variabel Definisi SubVariabel
Indikator Skala
4 KeputusanpembelianKotler DanKeller(2007:235)
Pengambilankeputusankonsumen adalahprosespengintegrasianyangmengkombinasikanpengetahuan untukmengevaluasi duaatau lebih perilakualternatif danmemilih salah satudiantaranya. Hasildari prosespengintegrasian iniadalah suatu pilihanyang disajikansecara kognitifsebagai keinginanberperilaku
Pengenalankebutuhan
Sadar akankebutuhan
Rangsangan iklan Rangsangan
diskusi denganorang lain
Ordinal
PencarianInformasi
Sumber pribadi Sumber publik
Evaluasialternatif
Perbandinganharga
Perbandinganmerek
Keputusanpembelian
Pembelian awal Pembelian akhir
Perilakupascapembelian
Harapan mengenaiproduk
Rekomendasi kekonsumen lain
Page 88
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat Luwak White Koffie
PT Java Prima Abadi adalah salah satu produsen kopi luwak terbesar
dan pada saat ini produk Luwak White Koffie merupakan salah satu produk
dari PT Java Prima Abadi. Kopi Luwak awalnya merupakan hanya sebuah
nama merek kopi milik pengusaha asal Semarang. Pemiliknya yang bernama
Tan Hak See, yang dimulai usahanya sejak tahun 1965 silam. Pada awalnya
Tan Hak See hanya seorang pembuat kopi dengan alat sederhana dan
menjualnya di pasar Peterongan Semarang. Dengan hanya bermodalkan
alat sebesar 9 x 25 meter, Tan Hak See mulai mengajak kedua anaknya
untuk turut membantunya memasak kopi giling dan mengepaknya, salah
seorang putranya adalah Agus Susanto yang sampai saat ini masih
menggandrungi bisnis kopi luwak.
Selepas lulus SMA, maka Agus mulai mengembangkan usaha ayahnya
dengan memasarkan dan meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan
perkembangan zaman. Pada tahun 1980-an, pembuatan Kopi Luwak dimulai
dengan mesin buatan Jerman sehingga terjadi peningkatan produksi yang
cukup pesat , dari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 800
kilogram perharinya, dengan bantuin mesin yang baru itu mampu
Page 89
67
menghasilkan hingga lima ton perharinya. Hal ini cukup membawa
kesuksesan bagi Agus dan ayahnya hingga mereka berhasil menjadi salah
satu produsen kopi luwak terbesar dibawah naungan perusahaan yang
akhirnya dibentuk dengan nama PT Java Prima Abadi
Di awal tahun 1999, perusahaan PT Java Prima Abadi selaku produsen
Kopi luwak mulai berekspansi usahanya dari peternak kopi biji luwak ke
bidang Café. Outlet Café Kopi Luwak pertama yang dibuka berlokasi di
Bandara Achmad Yani, Semarang, dengan alasan bandara merupakan
salah satu tempat yang cukup strategis untuk mulai mengenalkan kopi luwak
ke tengah masyarakat dan ternyata hal ini terbukti dengan gerai outlet
pertamanya yang cukup ramai diminati oleh para wisatawan lokal ataupun
mancanegara yang sedang menunggu di bandara.
Kemudian Tahun 2000, Agus membuka outletnya yang ke-dua di Java
Supermall, Semarang. Kesusksesan Agus membuka outletnya yang ke-dua
membuatnya bersemangat untuk melebarkan usahanya ke kota besar
lainnya, yaitu Jakarta. Baru mulai di tahun 2002, Cafe Kopi Luwak mulai
berekspansi ke Jakarta dan Mall Kelapa Gading 2 menjadi pilihan outlet
pertama bagi Café Kopi Luwak di Jakarta. Saat ini, PT Java Prima Abadi
dipimpin oleh seorang putrinya, yaitu Vivin Susanti. Rencananya,
usaha Café Kopi Luwas akan di perbesar menuju kawasan Internasional
seperti Cina dan Hongkong.Sampai saat ini sudah ada 8 outlet lainnya yang
tersebar diwilayah Jakarta dan lebih dari 5 outlet di luar Jakarta.
Page 90
68
Berdasarkan kesuksesan PT Java Prima Abadi dalam berbagai outlet
Kopi luwak, PT Java Prima Abadi berinovasi dalam pembuatan Luwak
White Koffie instant dengan harga yang terjangkau. Kopi luwak telah
menemukan varian kopi terbaru, yaitu white koffie yang beraroma nikmat
dan aman di lambung atau jantung. White Koffie diproduksi dengan mesin
berteknologi Cold Drying dari Jepang yaitu melalui proses pembekuan atau
pendinginan hingga – 40 derajat Celsius yang mampu menghilangkan asam
gastric penyebab nyeri lambung hingga 80% namun caffein masih tetap
bisa dipertahankan 100%. Kopi Luwak dibawah naungan PT Java Prima
Abadi dengan bangga memperkenalkan Luwak White Koffie Low Acid
pertama di dunia dengan varian kopi paling anyar tersebut, Kopi Luwak
memberikan kepuasan kepada peminum kopi.
2. Visi Misi Perusaahaan
PT Java Prima Abadi memiliki visi dan misi seperti perusahaan lain pada
umumnya yaitu memajukan perusahaan serta mengembangkan usaha dari
produk utamanya yaitu biji kopi luwak sebagai salah satu biji kopi terbaik
asal Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai biji kopi termahal di dunia
sehingga mampu diperluas hingga ke pasaran dunia internasional.
3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”
Berawal dari keinginan untuk adanya sebuah wadah bagi orang-
orang khususnya anak muda yang ingin belajar bersama demi lebih taunya
tentang kopi, maka Komunitas Pecinta Kopi Noesantara atau yang biasa
Page 91
69
disingkat KOPI KOE ada, dan dideklarasi tahun 2011. Wadah yang
dikemas dalam bentuk komunitas ini berharap bisa menjadi tempat untuk
silahturahmi, belajar, tukar pikiran dan berkumpulnya anak muda yang
memang sudah ataupun ingin tau tentang kopi Indonesia yang padahal
Indonesia termasuk dalam 4 Besar negara penghasil kopi dan memiliki
kopi-kopi yang khas disetiap daerah penghasilnya, sehingga jumlah
pengkonsumsi kopi lebih banyak.
Komunitas ini memiliki fanpage facebook dengan anggota sekitar
6.392members (https://www.facebook.com/pages/KOmunitas-PencInta-
Kopi-nOEsantara). Di facebook ini menjadi media untuk sharing bagi
anggota untuk mengetahui tentang kopi, tidak menutup kemungkinan
untuk media bisnis karena ada beberapa anggota yang menjual atau
mencoba memperkenalkan produk mereka.
Komunitas Pencinta Kopi Noesantara (Kopi Koe) memiliki
anggota yang mayoritas mahasiswa membuat Kopi Koe memilih kegiatan
yang outdoor. Misal, melakukan kopi trip yaitu kunjungan langsung ke
kebun kopi. Banyak pemilik perkebunan kopi dan pengusaha kopi yang
meminta komunitas ini untuk mengunjungi kebunnya. Tujuan perjalanan
ini adalah mempelajari seluk-beluk penanaman dan pengolahan
kopikarena kopi termasuk tanaman sensitif. Salah sedikit penanaman,
pengolahan sampai penyajian, itu akan membuat cita rasa kopi terganggu.
Selain kegiatan, yang membedakan Kopi Koe ialah sistem
keanggotaan. Kalau komunitas lain sifatnya seperti forum sehingga orang
Page 92
70
bebas datang dan pergi, Kopi Koe menerapkan sistem keanggotaan.
Anggota wajib mendaftar terlebih dulu untuk kemudian bisa mengikuti
kopi darat, sharing, dan berbagi pengalaman tentang kopi.
Komunitas ini cukup dibilang aktif karena banyaknya acara – acara
yang mereka lakukan salah satunya “BARISTA HOME’ yang
diselenggarakan bersama teman - teman dari komunitas Motor Honda,
yang diadakan oleh PT. Wahana Makmur "HONDA" dengan tema
pengenalan tentang teknologi terbaru yang dikeluarkan oleh Honda dan
sharing tentang kopi dengan membuat kopi ala kafe rumahan.
Untuk mengasah kemampuannya dalam meracik kopi, Kopi Koe
berusaha untuk selalu aktif berkegiatan di antaranya mengikuti berbagai
acara dan seminar yakni IBC 2011, JBC 2012, Siaran di Brava Radio,
Siaran di Era FM, Perempuan dan Kopi, HUT PMI ke-66, HUT Cikopi,
hingga pelatihan kewirausahaan sedangkan untuk menguji kemampuan
yang sudah dimiliki dalam meracik kopi, beberapa anggota Kopi Koe juga
pernah mengikuti beberapa kejuaraan seperti Latte Art untuk Pemula, IEC,
ICE, PKM-K (Juara 1 region Jakarta), Wismilak Challenge, Jakarta Brew
Champ (Juara 1), dan Indonesia Barista Competition.
“Saat workshop kami mencoba untuk memberikan informasi
tentang berbagai jenis kopi Nusantara serta kenikmatannya dan tentunya
dengan bagaimana cara membuat kopi itu sendiri dengan baik dan benar”
ucap Awan (Humas Kopi Koe)
Page 93
71
Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” membentuk
sebuah kepengurusan yang didalamnya terdapat:
a. Ketua Umum : Budhi Riyanto
b. Sekretaris Umum : M. Fuad Shoim
c. Bendahara Umum : Tri Ikhwan
d. Pengembangan Dana : Barkan Husni dan Herman Novendri
e. Bidang Hubungan Masyarakat (HuMas) : Awan Kuspriadi
f. Bidang Pengembangan : Aditya Dwi Saputra dan Herdika Beny A
g. Bidang Kopi Darat(KopDar) : Hadi Mardiansyah
h. Bidang Event dan Kegiatan : Andika
Sekretariat Komunitas Pecinta Kopi Nusantara (KOMPI)
Jl. Bunga Rampai 1, Gg 03 No.28, Rt 07 Rw 09, Kel. Malaka Jaya Jakarta Timur,13460
email : [email protected] , http://kopikoe0325.blogspot.com
B. Analisis dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Objek dalam penelitian ini adalah responden yang mengkonsumsi produk
Luwak White Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi
Noesantara “KOPI KOE” . Sampel yang diambil berjumlah 60 responden.
Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik responden:
Page 94
72
a. UsiaTabel 4.1
Usia RespondenUsia Jumlah Responden Presentase (%)
19 – 29tahun 47 78 %
30 – 40tahun 9 15 %
41 – 51tahun 1 2 %
Diatas 51tahun 3 5 %
Total 60 responden 100 %
(Sumber: Data diolah, 2013)
Diagram 4.1Usia Responden
(Sumber: Data diolah, 2013)
Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 47
responden atau 78% yang berusia 19-29 tahun, 9 responden atau 15%
yang berusia 30-40 tahun, 1 responden atau 2% yang berusia 41-51
tahun, dan 3 responden atau 5% yang berusia diatas 51 tahun.
78%
15%
2% 5%
Usia Responden
19-29 tahun
30-40 tahun
41-51 tahun
diatas 51 tahun
Page 95
73
b. PekerjaanTabel 4.2
Pekerjaan Responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Presentase (%)
Pegawai Swasta 21 35 %
Pegawai Negeri 2 3 %
Wirausaha 6 10 %
Mahasiswa 19 32 %
DLL 12 20%
Total 60 responden 100%
(Sumber: Data diolah, 2013)
Diagram 4.2Pekerjaan Responden
(Sumber: Data diolah, 2013)
Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 21
responden atau 35% yang bekerja sebagai pegawai swasta, 2 responden atau
3% yang bekerja sebagai pegawai negeri, 6 responden atau 10% yang
bekerja sebagai wirausaha, 19 responden atau 32% sebagai mahasiswa dan
19 responden atau 20% lain lain (IT 2 responden, Admin 3 responden,
35%
3%10%
32%
20%
Pekerjaan Responden
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Wirausaha
Mahasiswa
DLL
Page 96
74
Barista 1 responden, Pengajar 2 responden, Penulis 1 responden, Paramedic
1 responden, Ibu rumah tangga 1 resonden dan Wartawan 1 responden)
c. Pendapatan
Tabel 4.3Pendapatan Responden
Pendapatan perbulan (rupiah) Jumlah Responden Presentase (%)
< Rp 1.000.000 17 35 %
Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000 17 35%
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 14 28 %
> Rp 3.000.001 12 2 %
Total 60 responden 100%
(Sumber: Data diolah, 2013)
Diagram 4.2Pendapatan Responden
(Sumber: Data diolah, 2013)
Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 17
responden atau 35% yang memiliki pendapatan kurang dari Rp
1.000.000, terdapat 17 responden atau 35% yang memiliki pendapatan
35%
35%
28%
2%
Pendapatan Responden
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.001 - Rp2.000.000
Rp 2.000.001 - Rp3.000.000
> Rp 3.000.001
Page 97
75
antara Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000, 14 responden atau 28% yang
memiliki pendapatan antara Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 dan 12
responden atau 2% yang memiliki pendapatan diatas Rp 3.000.001.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden yang bergabung dalam Komunitas Pecinta
Kopi Noesantara “KOPI KOE” baik secara langsung ataupun melalui
media jejaring sosial. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60
responden, penulis terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang
responden dengan memberikan 53 butir penyataan yang dibagi menjadi 4
variabel utama yaitu experiential marketing, perceived quality,
advertising, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan
reliabelnya seluruh pernyataan tersebut.
Tabel 4.4Hasil Uji Validitas
(Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dankeputusan pembelian)
ScaleMean if
ItemDeleted
Scalevariance if
ItemDeleted
CorrectedItem TotalCorrelati
on
Keterangan
Exp1 36,05 29,839 0,694 Valid
Exp2 35,95 34,471 0,018 Tidak Valid
Exp3 35,60 32,147 0,333 Valid
Exp4 35,65 33,397 0,136 Tidak Valid
Page 98
76
ScaleMean if
ItemDeleted
Scalevariance if
ItemDeleted
CorrectedItem TotalCorrelati
on
Keterangan
Exp5 36,70 30,221 0,784 Valid
Exp6 36,65 32,239 0,497 Valid
Exp7 36,85 27,292 0,875 Valid
Exp8 36,45 28,471 0,570 Valid
Exp9 37,15 29,082 0,699 Valid
Exp10 37,00 30,711 0,575 Valid
Exp11 36,25 26,197 0,671 Valid
Exp12 36,40 28,042 0,663 Valid
PQ1 36,55 15,358 0,316 Valid
PQ2 37,20 16,463 0,640 Valid
PQ3 36,40 16,050 0,464 Valid
PQ4 48,40 15,208 0,168 Tidak Valid
PQ5 48,60 14,513 0,379 Valid
PQ6 48,45 14989 0,596 Valid
PQ7 49,05 14,537 0,457 Valid
PQ8 48,90 14,261 0,387 Valid
PQ9 48,60 17,747 0,457 Valid
PQ10 49,35 16,253 0,686 Valid
ADV1 48,70 21,621 0,633 Valid
ADV2 48,70 20,568 0,613 Valid
ADV3 48,65 20,997 0,679 Valid
ADV4 49,45 21,839 0,604 Valid
ADV5 48,25 25,779 -0,083 Tidak Valid
ADV6 49,15 22,358 0,463 Valid
Page 99
77
ScaleMean if
ItemDeleted
Scalevariance if
ItemDeleted
CorrectedItem TotalCorrelati
on
Keterangan
ADV7 49,55 22,029 0,267 Tidak Valid
ADV8 38,70 22,537 0,377 Valid
ADV9 38,70 22,958 0,312 Valid
ADV10 37,80 21,503 0,573 Valid
ADV11 38,60 21,945 0,355 Valid
ADV12 37,90 23,776 0,262 Tidak Valid
ADV13 38,15 24,555 0,047 Tidak Valid
ADV14 38,60 22,997 0,151 Tidak Valid
KP 1 38,30 22,221 0,504 Valid
KP2 38,50 18,583 0,634 Valid
KP3 37,70 21,011 0,619 Valid
KP4 37,80 22,674 0,264 Tidak Valid
KP5 38,50 23,884 0,288 Tidak Valid
KP6 38,15 23,608 0,318 Valid
KP7 38,60 25,832 0,080 Tidak Valid
KP8 38,30 23,484 0,333 Valid
KP9 38,50 24,263 0,291 Tidak Valid
KP10 37,70 24,116 0,333 Valid
KP11 37,80 22,589 0,508 Valid
KP12 38,50 24,684 0,168 Tidak Valid
Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Dwi
Priyatno, 2010: 90). Hasil try out menunjukkan bahwa terdapat
pernyataan yang tidak valid karena nilai Corrected Item Total
Page 100
78
Correlationnya pertanyaan tersebut kurang dari 0,30. Pernyataan yang
tidak valid dapat dihapus dari kuesioner ataupun diganti susunan
kalimatnya sehingga dapat dimengerti oleh responden yang selanjutnya
dapat dibagikan kepada 60 responden untuk melakukan analisis regresi.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7
(Nunnally dalam Ghozali, 2012: 48).
Tabel 4.5
Dari tampilan tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan
dari variabel experiential marketing memiliki nilai Cronbach Alpha yang
lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
pernyataan yang digunakan untuk variabel experiential marketing dalam
penelitian ini adalah reliabel.
Tabel 4.6Hasil Uji Reliabilitas
(perceived quality)Cronbach's
Alpha N of Items
.781 10
Hasil Uji Reliabilitas(experiential marketing)
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 12
Page 101
79
Dari tampilan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan
dari variabel perceived quality memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih
besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan
yang digunakan untuk variabel perceived quality dalam penelitian ini
adalah reliabel.
Tabel 4.7Hasil Uji Reliabilitas
(advertising)
Cronbach'sAlpha N of Items
.740 14
Dari tampilan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan
dari variabel advertising memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar
dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang
digunakan untuk variabel advertising dalam penelitian ini adalah reliabel.
Tabel 4.8Hasil Uji Reliabilitas
(keputusan pembelian)
Cronbach'sAlpha N of Items
.728 12
Dari tampilan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan
dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach Alpha yang
lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
pernyataan yang digunakan untuk variabel keputusan pembelian dalam
penelitian ini adalah reliabel.
Page 102
80
3. Deskriptif Statistik
a. Experiential marketing
Dalam variabel experiential marketing pada kuesioner, penulis
memasukkan 13 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9Desain kemasan Luwak White Koffie menarik
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 1 1.7 1.7 1.7
N 16 26.7 26.7 28.3
S 37 61.7 61.7 90.0
SS 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 37
responden atau 61,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0 %
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa desain Luwak white Koffie menarik.
Tabel 4.10Aroma yang khas pada Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 3 5.0 5.0 5.0
N 12 20.0 20.0 25.0
S 26 43.3 43.3 68.3
SS 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 103
81
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan
tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 26 responden atau
43,3% menyatakan setuju dan 19 responden atau 31,7% menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa
aroma yang khas pada produk Luwak White Koffie.
Tabel 4.11Merek Luwak White Koffie mudah diingat
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 1 1.7 1.7 1.7
N 8 13.3 13.3 15.0
S 36 60.0 60.0 75.0
SS 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3 % menyatakan netral, 36
responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0 %
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie mudah diingat.
Tabel 4.12Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 1 1.7 1.7 1.7
N 3 5.0 5.0 6.7
S 30 50.0 50.0 56.7
SS 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 104
82
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan netral, 30
responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 26 responden atau 43,3 %
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie ditelinga.
Tabel 4.13
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 5,0% menyatakan tidak
setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 20 responden atau
33,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral
bahwa perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White
Koffie.
Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak WhiteKoffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 9 15.0 15.0 16.7
N 27 45.0 45.0 61.7
S 20 33.3 33.3 95.0
SS 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Page 105
83
Tabel 4.14Perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 7 11.7 11.7 13.3
N 30 50.0 50.0 63.3
S 20 33.3 33.3 96.7
SS 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan
tidak setuju, 30 responden atau 50,0% menyatakan netral, 20 responden
atau 33,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie.
Tabel 4.15Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 3 5.0 5.0 5.0
TS 9 15.0 15.0 20.0
N 23 38.3 38.3 58.3
S 23 38.3 38.3 96.7
SS 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan
tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 23 responden
atau 38,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan
Page 106
84
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan
kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi setuju dan netral sama
besarnya.
Tabel 4.16Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi
yang cocok untuk saya konsumsi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 3 5.0 5.0 5.0
TS 8 13.3 13.3 18.3
N 16 26.7 26.7 45.0
S 24 40.0 40.0 85.0
SS 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan
tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 24 responden
atau 40,0% menyatakan setuju dan 9 responden atau15,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa Luwak White Koffie menginspirasi para responden tentang
produk kopi yang cocok untuk dikonsumsi.
Page 107
85
Tabel 4.17
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 15 responden atau 25,0% menyatakan
tidak setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 10 responden
atau 16,7% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan
gaya hidup responden.
Tabel 4.18Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan
kepribadian saya
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 5 8.3 8.3 8.3
TS 11 18.3 18.3 26.7
N 38 63.3 63.3 90.0
S 4 6.7 6.7 96.7
SS 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan
Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengangaya hidup saya
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 5 8.3 8.3 8.3
TS 15 25.0 25.0 33.3
N 27 45.0 45.0 78.3
S 10 16.7 16.7 95.0
SS 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Page 108
86
tidak setuju, 38 responden atau 63,3% menyatakan netral, 4 responden
atau 6,7% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan
kepribadian responden.
Tabel 4.19Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 6 10.0 10.0 11.7
N 12 20.0 20.0 31.7
S 30 50.0 50.0 81.7
SS 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan
tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 30 responden
atau 50,0% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini.
Page 109
87
Tabel 4.20
Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak,kualitas yang baik dan harga yang terjangkau
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 3 5.0 5.0 5.0
TS 3 5.0 5.0 10.0
N 16 26.7 26.7 36.7
S 23 38.3 38.3 75.0
SS 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak
setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 23 responden atau
38,3% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak,
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.
b. Perceived Quality
Dalam variabel Perceived Quality pada kuesioner, penulis memasukkan
10 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Page 110
88
Tabel 4.21Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek
samping
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 10 16.7 16.7 16.7
S 27 45.0 45.0 61.7
SS 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 10 responden atau 16,7%
menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 23
responden atau 38,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa
mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping.
Tabel 4.22Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 3 5.0 5.0 5.0
N 11 18.3 18.3 23.3
S 37 61.7 61.7 85.0
SS 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan netral, 37
responden atau 61,7% menyatakan setujul, dan 9 responden atau 15,0%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak
membuat ngantuk.
Page 111
89
Tabel 4.23
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan
netral, 36 responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 12 responden
atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan
mayoritas responden menyatakan setuju bahwa kemudahan dalam
menyajikan Luwak White Koffie.
Tabel 4.24Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 1 1.7 1.7 1.7
N 7 11.7 11.7 13.3
S 26 43.3 43.3 56.7
SS 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan
netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju dan 26 responden
atau 43,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan
Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 7 11.7 11.7 11.7
N 5 8.3 8.3 20.0
S 36 60.0 60.0 80.0
SS 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Page 112
90
mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa produk
Luwak White Koffie mudah didapatkan.
Tabel 4.25Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 13 21.7 21.7 21.7
S 35 58.3 58.3 80.0
SS 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 13 responden atau 21,7%
menyatakan netral, 35 responden atau 58,3% menyatakan setuju, dan 12
responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak
White Koffie yang dibeli responden selalu dalam keadaan baik.
Tabel 4.26Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu
expired)
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 5 8.3 8.3 8.3
TS 22 36.7 36.7 45.0
N 14 23.3 23.3 68.3
S 11 18.3 18.3 86.7
SS 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan
tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 11 responden
Page 113
91
atau 18,3% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
tidak setuju bahwa Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama
(waktu expired).
Tabel 4.27Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk
Luwak White Koffie tidak hanya sekali
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 1 1.7 1.7 1.7
S 34 56.7 56.7 58.3
SS 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan netral, 34 responden atau 56,7% menyatakan setuju dan 25
responden atau 41,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa karena
khasiatnya yang baik, responden mengkonsumi produk Luwak White
Koffie tidak hanya sekali.
Tabel 4.28Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 4 6.7 6.7 6.7
N 10 16.7 16.7 23.3
S 30 50.0 50.0 73.3
SS 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 114
92
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menyatakan netral, 30
responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 16 responden atau 26,7%
menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie aman
untuk lambung.
Tabel 4.29Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumen.
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 1 1.7 1.7 1.7
S 27 45.0 45.0 46.7
SS 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 32
responden atau 53,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa
khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan
konsumen.
Page 115
93
Tabel 4.30Luwak White Koffie produk yang berkualitas
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 4 6.7 6.7 6.7
N 21 35.0 35.0 41.7
S 29 48.3 48.3 90.0
SS 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan tidak setuju, 21 responden atau 35,0% menyatakan netral,
29 responden atau 48,3% menyatakan setuju dan 6 responden atau
10,0% menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White
Koffie produk yang berkualitas.
c. Advertising
Dalam variabel Advertising pada kuesioner, penulis memasukkan 14
pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.31Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada
konsumen tentang merek tersebut.
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 1 1.7 1.7 1.7
N 4 6.7 6.7 8.3
S 40 66.7 66.7 75.0
SS 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 116
94
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan netral, 40
responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0%
menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie
menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut.
Tabel 4.32Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk
konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut.
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 8 13.3 13.3 13.3
S 40 66.7 66.7 80.0
SS 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3%
menyatakan netral, 40 responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 12
responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melalui
iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk
mengkonsumsi merek tersebut.
Page 117
95
Tabel 4.33Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen
akan kemampuan inovasi merek tersebut.
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 3 5.0 5.0 5.0
N 12 20.0 20.0 25.0
S 38 63.3 63.3 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral,
38 responden atau 63,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau
11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie
mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut.
Tabel 4.34Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie
menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 4 6.7 6.7 8.3
N 20 33.3 33.3 41.7
S 30 50.0 50.0 91.7
SS 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 30 responden atau
Page 118
96
50,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie
menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen.
Tabel 4.35Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie mampu
mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 7 11.7 11.7 11.7
N 26 43.3 43.3 55.0
S 23 38.3 38.3 93.3
SS 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%
menyatakan tidak setuju, 126 responden atau 43,3% menyatakan netral,
23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan netral bahwa penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie
mampu mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.
Tabel 4.36Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca
dan dengar
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 2 3.3 3.3 3.3
N 8 13.3 13.3 16.7
S 41 68.3 68.3 85.0
SS 9 15.0 15.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 119
97
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan netral, 41
responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 9 responden atau 15,0%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa pesan iklan Luwak White Koffie bisa
responden ketahui, lihat, baca dan dengar.
Tabel 4.37Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika
sedang ditayangkan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 2 3.3 3.3 3.3
TS 3 5.0 5.0 8.3
N 19 31.7 31.7 40.0
S 32 53.3 53.3 93.3
SS 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak
setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 32 responden atau
53,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa responden memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika
sedang ditayangkan.
Page 120
98
Tabel 4.38Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White
Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid N 11 18.3 18.3 18.3
S 41 68.3 68.3 86.7
SS 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 11 responden atau 18,3%
menyatakan netral, 41 responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 8
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
responden mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie.
Tabel 4.39Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan
merek tersebut
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 4 6.7 6.7 8.3
N 14 23.3 23.3 31.7
S 31 51.7 51.7 83.3
SS 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 31 responden atau
51,7% menyatakan setuju dan 10 responden atau 16,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
Page 121
99
setuju bahwa Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif
akan merek tersebut.
Tabel 4.40Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek
tersebut
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 3 5.0 5.0 5.0
TS 1 1.7 1.7 6.7
N 26 43.3 43.3 50.0
S 23 38.3 38.3 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 50,0%
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju, 26 responden atau 43,3% menyatakan netral, 23 responden atau
38,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden membeli
merek tersebut.
Tabel 4.41Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak punya
pilihan untuk mengkonsumsi merek lain
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 8 13.3 13.3 13.3
TS 18 30.0 30.0 43.3
N 23 38.3 38.3 81.7
S 8 13.3 13.3 95.0
SS 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 122
100
Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan
tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 8 responden
atau 13,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden merasa
tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain.
Tabel 4.42Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan
iklan Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 4 6.7 6.7 8.3
N 6 10.0 10.0 18.3
S 35 58.3 58.3 76.7
SS 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 35 responden atau
58,3% menyatakan setuju dan 14 responden atau 23,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa disaat menonton tv, selintas responden pernah melihat
tayangan iklan Luwak White Koffie.
Page 123
101
Tabel 4.43Disaat membaca media cetak (majalah atau koran) terkadang
saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 2 3.3 3.3 3.3
TS 9 15.0 15.0 18.3
N 23 38.3 38.3 56.7
S 19 31.7 31.7 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan
tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 19 responden
atau 31,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa disaat membaca media cetak (majalah atau koran)
terkadang responden pernah melihat iklan Luwak White Koffie.
Tabel 4.44Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernahmelihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau
poster
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 3 5.0 5.0 5.0
TS 9 15.0 15.0 20.0
N 20 33.3 33.3 53.3
S 23 38.3 38.3 91.7
SS 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 124
102
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0%
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan
tidak setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 23 responden
atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa saat responden berada diluar (dalam perjalanan) responden
pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster.
d. Keputusan Pembelian
Dalam variabel keputusan pembelian pada kuesioner, penulis
memasukkan 11 pertanyaan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.45Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi
kebutuhan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 7 11.7 11.7 11.7
TS 22 36.7 36.7 48.3
N 14 23.3 23.3 71.7
S 14 23.3 23.3 95.0
SS 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan
tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 14 responden
atau 23,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan
Page 125
103
setuju dan netral bahwa responden menggunakan Luwak White Koffie
untuk memenuhi kebutuhan sama besarnya.
Tabel 4.46Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie
dari keluarga
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 14 23.3 23.3 25.0
N 17 28.3 28.3 53.3
S 23 38.3 38.3 91.7
SS 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan
tidak setuju, 17 responden atau 28,3% menyatakan netral, 23 responden
atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie dari keluarga.
Tabel 4.47Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie
dari iklan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 2 3.3 3.3 3.3
N 6 10.0 10.0 13.3
S 41 68.3 68.3 81.7
SS 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 126
104
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 41
responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai
Luwak White Koffie dari iklan.
Tabel 4.48Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie
dari media massa
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 1 1.7 1.7 1.7
TS 8 13.3 13.3 15.0
N 13 21.7 21.7 36.7
S 31 51.7 51.7 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan
tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 31 responden
atau 51,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White
Koffie dari media massa.
Page 127
105
Tabel 4.49Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie
karena pernah menggunakannya
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid TS 2 3.3 3.3 3.3
N 12 20.0 20.0 23.3
S 39 65.0 65.0 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 39
responden atau 65,0% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7%
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai
Luwak White Koffie karena pernah menggunakannya.
Tabel 4.50Saya yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk yang
aman untuk dikonsumsi
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 2 3.3 3.3 3.3
TS 4 6.7 6.7 10.0
N 29 48.3 48.3 58.3
S 19 31.7 31.7 90.0
SS 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 29 responden atau 48,3% menyatakan netral, 19 responden atau
Page 128
106
31,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa responden yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk
yang aman untuk dikonsumsi.
Tabel 4.51Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya
terkenal
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 4 6.7 6.7 6.7
TS 11 18.3 18.3 25.0
N 22 36.7 36.7 61.7
S 18 30.0 30.0 91.7
SS 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan
tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan netral, 18 responden
atau 30,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa responden mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena
mereknya terkenal.
Page 129
107
Tabel 4.52Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko
menjual Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 4 6.7 6.7 6.7
TS 18 30.0 30.0 36.7
N 19 31.7 31.7 68.3
S 15 25.0 25.0 93.3
SS 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan
tidak setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 15 responden
atau 25,0% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
netral bahwa responden mengkonsumsi Luwak White Koffie karena
setiap toko menjual Luwak White Koffie.
Tabel 4.53Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali
Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 4 6.7 6.7 6.7
TS 5 8.3 8.3 15.0
N 16 26.7 26.7 41.7
S 28 46.7 46.7 88.3
SS 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Page 130
108
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan tidak
setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa responden akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan
kembali Luwak White Koffie.
Tabel 4.54Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 5 8.3 8.3 8.3
TS 9 15.0 15.0 23.3
N 16 26.7 26.7 50.0
S 22 36.7 36.7 86.7
SS 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan
tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 22 responden
atau 36,7% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa responden merasa puas mengkonsumsi Luwak White
Koffie.
Page 131
109
Tabel 4.55Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan
hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffiekepada orang lain
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid STS 4 6.7 6.7 6.7
TS 4 6.7 6.7 13.3
N 31 51.7 51.7 65.0
S 16 26.7 26.7 91.7
SS 5 8.3 8.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 31 responden atau 51,7% menyatakan netral, 16 responden atau
26,7% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral
bahwa setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie responden
mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie
kepada orang lain.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2012: 160)
Page 132
110
Gambar 4.1Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan gambar 4.1 diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis
diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dalam hal
ini, grafik menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas
dan layak digunakan.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF
(Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi dikatakan
Page 133
111
bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥
0,1 (Ghozali, 2012: 105)
Hasil pengujian VIF dan Tolerance dari model regresi dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.56Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411
ExperientialMarketing
.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699
PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101
Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
menunjukkan nilai VIF experiential marketing adalah 1.699, nilai VIF
perceived quality adalah 1.101, dan nilai VIF advertising adalah 1.699. Ini
menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. Hasil
perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-masing variabel
yaitu experiential marketing sebesar 0.589, perceived quality sebesar
0.908, dan advertising sebesar 0.599. Ini berarti menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka
Page 134
112
menurut nilai Tolerance tidak terjadi multikolonieritas dalam model
regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 105),
bahwa nilai cut off yang umum digunakan untuk menilai adanya
multikolinieritas adalah jika nilai VIF ≤ 10 atau nilai Tolerance ≥ 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap maka disebut homoskesdasitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2012: 139)
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Page 135
113
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan
variabel independen (bebas) experiential marketing, perceived quality
dan advertising. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 139),
bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan
jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
5. Uji Regresi Berganda
a. Persamaan Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan
sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
Page 136
114
Tabel 4.57Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411
ExperientialMarketing
.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699
PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101
Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel Coefficient diatas dapat diperoleh persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = -4.453 + 0.512X1 + -0.058 X2 + 0.435 X3 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Experiential Marketing
X2 = Perceived Quality
X3 =Advertising
e = Standar error
Page 137
115
b. Uji Koefisien Korelasi (R)
Tabel 4.58
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0.842 mengandung
arti bahwa hubungan antara variabel experiential marketing, perceived
quality, dan advertising dengan keputusan pembelian sebesar 0.842 atau
mempunyai hubungan yang sangat kuat (Sugiyono dalam Priyatno, 2010:
65).
Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan
tersebut maka dapat digunakan pedoman pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.59Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
Hasil Koefisien Korelasi (R)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .842a .710 .694 3.979a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,ExperientialMarketingb. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Page 138
116
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.60
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya.
Dari tabel koefisien determinasi (R2) dilihat dari nilai adjust R Square,
menunjukkan besarnya R2 (R square) adalah 0.694. Hasil ini menunjukkan
bahwa 69,4% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi
dari ketiga variabel independen (experiential marketing, perceived quality,
dan advertising). Sedangkan selisihnya 30,6 (100% - 69,4%) dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti variabel
persepsi harga, kualitas pelayanan, citra toko/gerai, mutu produk dan lain
lain yang secara teori dan hasil – hasil penelitian sebelumnya berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Seperti dalam beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Afrizal Fatah (2011) yang berjudul “ Analisis pengaruh
Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Citra toko/gerai dan Mutu Produk
terhadap Keputusan Pembelian (Study pada Giant Hypermarket Bintaro)”,
selain itu juga ada penelitain oleh Natalia (2012) yang berjudul “Analisis
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .842a .710 .694 3.979a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,ExperientialMarketingb. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Page 139
117
pengarh Sales Prmotion terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus :
Restoran Nan Xiang Mal Taman Anggrek Jakarta)”
d. Uji thitung (Uji Parsial)
Uji thitung bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Hasil uji thitung ini dapat dilihat dalam tabel coefficienta. Nilai
uji thitung dapat dilihat dari p-value pada tabel masing-masing variabel
independen dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 69):
1) Dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel
Apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Apabila –ttabel ≥ thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
(Usman dan akbar, 2004: 124).
2) Dengan menggunakan angka signifikansi
Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Page 140
118
Tabel 4.61Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411
ExperientialMarketing
.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699
PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101
Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Hasil uji thitung pada tabel coefficient diatas dapat diketahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen diketahui
hasilnya sebagai berikut:
a) Pengaruh antara experiential marketing dengan keputusan
pembelian:
Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential
marketing terhadap keputusan pembelian
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing
terhadap keputusan pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.032, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.032> 2,00,
karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi variabel experiential marketing signifikan.
Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf
Page 141
119
signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien
regresi pada variabel experiential marketing secara parsial
(individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa berpengaruh
variabel experiential marketing berpengaruh tehadap keputusan
pembelian pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Schmitt (1999:32) ,
Experiential marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang
berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik
perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan
yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk
yang dijual sehingga akan menimbulkan rasa untuk membeli dan
sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Almira Yusrina Idelle
(2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential
Marketing terhadap Keputusan Pembelian dan dampaknya
terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Danapaint Jakarta (Studi
Kasus di Mitra 10 Jakarta).” bahwa dalam penelitian ini
experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
b) Pengaruh Antara Perceived Quality dengan Keputusan Pembelian.
Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara perceived quality
terhadap keputusan pembelian
Page 142
120
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap
keputusan pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar -.359, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung < ttabel = -.359 < 2,00,
karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi variabel perceived quality tidak signifikan.
Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf
signifikansi: sig α = 0,721 > 0,05. Karena sig > α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya koefisien
regresi pada variabel perceived quality secara parsial (individu)
tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel
perceived quality tidak berpengaruh tehadap keputusan pembelian
pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan Darmadi Durianto (2001:96) perceived quality
didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan dan sesuai dengan
penelitian terdahulu oleh Satya Gunawan Yahya (2012) dengan
judul “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan
Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian” bahwa dalam
Page 143
121
penelitian ini Perceived Quality tidak berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian.
c) Pengaruh Antara Advertising dengan Keputusan Pembelian.
Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara advertising terhadap
keputusan pembelian
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara advertising terhadap
keputusan pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.055, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.055 > 2,00,
karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi variabel advertising signifikan dan hasil
yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf
signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien
regresi pada variabel advertising secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel
advertising berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada produk
Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Monle Lee dan Carla Johson (2007:3) advertising
adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
Page 144
122
organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu
khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi,
radio, koran, majalah, direct mail, reklame atau kendaraan umum
sehingga akan menimbulkan pembelian terhadap suatu produk dan
sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Adyatma Arifin (2012)
dengan skripsi berjudul “ Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar”
bahwa dalam penelitian ini advertising berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
e. Uji Fhitung (Simultan)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen, dengan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Ho : β1,2,3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing,
perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian.
Ha : β1,2,3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing,
perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian.
Hasil uji Fhitung menunjukkan variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji Fhitung dapat
dilihat dalam tabel Anova, nilai Fhitung dapat dilihat dari p-value pada
tabel, dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 67).
Page 145
123
1) Dengan perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel
Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. (Usman
dan akbar, 2004: 124).
2) Dengan menggunakan angka signifikansi
Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Tabel 4.62
Hasil Uji F Hitung (Simultan)ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2166.371 3 722.124 45.611 .000a
Residual 886.612 56 15.832
Total 3052.983 59
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 45.611
dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3, df2 = 56, didapat nilai
Ftabel = 2,77. Nilai Fhitung (45,611) > nilai Ftabel (2,77). Karena nilai F hitung
> F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel-variabel independen yaitu Experiential Marketing (X1), Perceived
Quality (X2), dan Advertising (X3) terhadap variabel dependen keputusan
pembelian (Y).
Page 146
124
Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig
dengan taraf signifikansi (α) adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa
perbandingan nilai sig < a (0,000 < 0,05). Karena nilai sig < α mempunyai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya, ketiga variabel independen yaitu
Experiential Marketing (X1), Perceived Quality (X2), dan Advertising (X3)
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen
keputusan pembelian (Y).
Hasil analisis menunjukkan bahwa experiential marketing, perceived
quality, dan advertising berpengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie.
Page 147
125
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Experiential
Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap keputusan pembelian.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 responden yang pernah
mengkonsumsi Luwak white Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta
Kopi Noesantara “KOPI KOE”. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel experiential marketing dan advertising secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. experiential
marketing berpengaruh sebesar 49,7 %, advertising sebesar 45,6 %
sedangkan untuk variabel perceived quality secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karna hanya
sebesar -2,9%.
2. Variabel experiential marketing, perceived quality dan advertising
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
sebesar 71,1 %, sedangkan sisanya yaitu 28,9 % dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Page 148
126
Berdasarkan Humas Komunitas Pecinta Kopi Noesantara, Awan
Kuspriadi komunitas ini tergabung karna rasa sukanya terhadap kopi – kopi
Indonesia dan pengetahuan tentang kopi. Komunitas ini tergabung dengan
berbagai kalangan seperti mahasiswa ataupun yang bekerja pada coffee shop
baik sebagai owner ataupun barista. Komunitas ini meiliki pengurus dimana
pengurus ini mengetahui dengan baik dan benar tentang kopi. Menurut Awan
Kuspriadi, kopi-kopi yang dijual diwarung, disupermarket ataupun lainnya
dalam bentuk sachetan tidak baik karena kopi-kopi yang telah diolah dan
dikemas. kopi dalam kemasan itu ketika melalui proses pembuat ada
kandungan-kandungan didalam kopi yang terbuang. Berdasarkan hasil
kesimpulan diatas maka dapat menerangkan bahwa Luwak White Koffie ini
lebih cocok atau segementasi pelanggannya kepada orang-orang yang tidak
mengetahui dengan baik tentang kopi.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
experiential marketing, perceived quality dan advertising secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh
responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI
KOE” pada produk Luwak White Koffie.
1. Experiential Marketing
a. Menurut data yang diolah gaya hidup merupakan indikator dari
experiential marketing yang memiliki nilai paling kecil. Disini
perusahaan Luwak White Koffie dituntut untuk meyakinkan
Page 149
127
konsumen bahwa dengan mengkonsumsi Luwak White Koffie
sesuai dengan gaya hidup mereka. Kopi yang menurut kebanyakan
orang merupakan hal yang buruk untuk kesehatan namun dengan
adanya Luwak White Koffie memberikan solusi untuk kopi yang
aman dikonsumsi konsumen serta dapat mengekspresikan
konsumen melalui gaya hidup. Dimana gaya hidup itu sendiri
adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat dan opininya. Disini perusahaan dapat menjelaskan
melalui media – media promosi bahwa Luwak White Koffie
dikonsumsi sesuai dengan aktivitas-aktivitas konsumen seperti
kopi ini dapat dikonsumsi pagi hari, teman untuk bersantai disore
hari dan untuk dikonsumsi dimalam hari.
2. Perceived Quality
a. Untuk meningkatkan Perceived Quality yaitu dengan menyediakan
layanan konsumen seperti line telepon untuk menerima dan
menangani keluhan yang diberikan oleh konsumen karena pada
kemasan-kemasan Luwak White Koffie tidak adanya layanan
konsumen sedangkan untuk produk kopi lainnya tersedia. Disini
dapat mempermudah konsumen ketika ingin menyampaikan
keluhan.
3. Advertising
a. Menurut data yang diolah tindakan konsumen sasaran sebagai
pengguna merupakan indikator dari advertising yang memiliki nilai
Page 150
128
paling kecil dimana konsumen belum yakin dengan adanya Luwak
White Koffie membuat mereka selalu mengkonsumsi Luwak White
Koffie (tidak beralih ke produk lain). Disarankan perusahaan ini
ketika membuat iklan menggunakan pakar atau seseorang yang
berpengalaman dimana seseorang ini dapat meyakinkan konsumen
untuk mengkonsumsi Luwak White Koffie dan tidak beralih kepada
produk lain.
b. Teknologi yang berkembang pesat para pelaku bisnis harus lebih
memanfaat hal ini. Luwak white koffie yang lebih aktif
menggunakan media promosi seperti media iklan, outdoor, dan
cetak perlu mengembangkan promosinya melalui internet
marketing seperti Facebook, Twitter dan lainnya. Luwak White
Koffie yang memang telah memiliki akun facebook
(https://www.facebook.com/pages/White-Koffie).
Namun berdasarkan akun facebook itu tidak aktif dimana terakhir
posting 7 Agustus 2013 dimana hanya memberikan ucapan “selamat
hari raya Idul Fitri” harusnya dengan media ini dapat memberikan
pengetahuan tentang Luwak white Koffie serta memberikan
pengetahuan tentang kopi secara luas. Dengan cara hal itu dapat
menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan konsumen
akan tertarik terhadap produk ini. Sedangkan untuk media twitter
sendiri Luwak white Koffie belum memiliki akun twitter.
Page 151
129
c. Sebaiknya Luwak White Koffie ketika mengadakan event-event
besar diliput dan dapat ditayangkan bersamaan dengan iklan Luwak
White Koffie sehingga masyarakat luas mengetahui dan dapat
menarik perhatian konsumen. Luwak White Koffie yang telah
mengadakan event dimana Luwak White Koffie sebagai sponsor
seperti event dengan tema “Jalan Sehat Ciamis Mantap 2012”,
merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-370 Kabupaten
Ciamis, HUT Bhayangkara ke-66. dan HUT ke-13 HU Kabar
Priangan. Namun event tersebut tidak ditayangkan pada saat iklan
Luwak White Koffie ditelevisi.
Selama penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kekurangan dan
keterbatasan penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner
ini adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius dan tidak paham
dalam memberikan jawaban, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada
peneliti selanjutnya untuk melakukan wawancara secara terbuka kepada
responden.
Kedua: untuk mengetahui keputusan pembelian penelitian ini hanya
menggunakan tiga variabel, sedangkan dalam teori dan penelitian-penelitian
sebelumnya terdapat banyak variabel yang diketahui berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti beberapa variabel
independen yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain adalah
Page 152
130
iklan televisi, celebrity endorser, kualitas produk, citra merek promosi, harga,
kualitas pelayanan, distribusi, word of mouth dan lain – lain.
Page 153
131
DAFTAR PUSTAKA
Almira Yusrina Idelle, “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential Marketingterhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap loyalitaspelanggan pada PT. Danapaint Jakrta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta)”,2012.
Amir Hamzah, “Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding dan BrandTrust terhadap Loyalitas Merek Mentari”, Majalah Usahawan No.06,Tahun XXXVI, h 22-28, 2007.
Andreani, Fransisca, “Experiential Marketing (Sebuah PendekatanPemasaran)”.Jurnal Pemasaran, Vol.2 h.1- 8, No.1, April 2007.
Adyatma Arifin, “Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan PembelianKonsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar”. 2012.
Bob Foster “Pengaruh Perceived Quality dari Brand Equity terhadap KeputusanPembelian deterjen Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim diGriya Setiabudi, Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kotaBandung)”, 2010.
Broto, Suharsono Adi, “Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas TerhadapPemilihan Produk The Botol Sosro (Studi Kasus : Di Kota Semarang)”.Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.
Damanik, Addina, “Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association TerhadapBrand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada MahasiswaFakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara” Thesis, UniversitasSumatera Utara, Medan, 2010.
Danang Sunyoto, “Metodologi Penelitian Ekonomi”, Jakarta: PT Buku Seru,Jakarta, 2011.
Durianto Darmadi et al., Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas danPerilaku Merek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”,Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012.
Hariwijaya dan Triton, “Pedoman Penulisan Ilmiah skripsi dan Tesis”, Jakarta:PT Suka Buku, Jakarta, 2011.
Page 154
132
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2009.
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, “Analisis pengaruh media iklan terhadappengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aquapada masyarakat kota Palembang.”, Vol. 5, No 10 Desember 2007.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 12, Jilid 1, PT. IndeksKelompok Gramedia, Jakarta, 2007.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 11, Jilid 1, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta, 2005.
__________, dan Gary Amstrong. “Dasar-Dasar Pemasaran”, Edisi ke 9, jilid 1,PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.
__________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 13, Jilid1, Erlangga, Jakarta, 2009.
__________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 12, Jilid1, PT. Indeks, Jakarta, 2007.
Lin, Kuo-Ming, An Examination of The Relationship between ExperientialMarketing Strategy and Guests’ Leisure Behavior in Taiwan Hot-SpringHotels, 2006.
Lilik Suprapti, “Analisis pengaruh Brand Awareness, Perceived Value,Organizational Association dan Perceived Quality terhadap KeputusanPembelian Konsumen (Studi Kasus produk Yamaha Mio CW)”, 2010
Monle Lee dan Carla Johson, Prinsip – prinsip periklanan dalam perspektifglobal, Jakarta: Prenada Media Group, Jakarta, 2007.
Nuruni Ika Kustini, “Experiential Marketing, Emotional Branding, and BrandTrust and Their Effect on Loyalty on Honda Motorcycle Product”. Journalof Economic, Business d=and accountancy Ventura Accreditation,Volume 14, h.19 – 28, No. 1, April 2011.
Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom,Yogyakarta, 2010.
Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan MemaknaiAnalisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2008.
Peter, J. Paul and Olson C Jerry. “Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen danStrategi Pemasaran”. Jilid 2. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2000.
Satya Gunawan Yahya, “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya Hidup danPerceived Quality terhadap Keputusan Pembelian”, Skripsi S1FakultasEkonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012.
Page 155
133
Schmitt H, Bernd, Experiental Marketing : How to Get Customer to sense,Feel, Think, Act, and Relate To Your Company and Brands. Free Press,New York, 1999.
Schiffman, L.G dan Leslie Lazar Kanuk. “Consumers Behavior”, Edisi ke 7, NewJersey: Prentice-Hall, Inc. 2000.
Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D”, CV Alfabeta, Bandung, 2007.
Toto Prasetyo, “Analisis Pengaruh Periklanan, Citra Merek dan Harga terhadapKeputusan Pembelian pada Kartu Seluler Pra Bayar Indosat IM3 (StudiKasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”, 2012
Vivi Veronika, “Analisis Pengaruh Experiential Marketing dab Perceved Qualityterhadap Brand Trust dan Dampaknya terhadap Brand Loyalty Produ LaTulipe Cosmetiques (Studi Kasus: Konter La Tulipe Cosmetiques)”, 2012
Wawancara Pribadi dengan Awan Kuspriadi (Humas KOPI KOE), Jakarta,tanggal 17 Mei 2013
www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit
Page 156
134
LAMPIRAN 1
KUESIONERAssalamu’alaikum Wr. Wb.
Responden Yth, Perkenalkan saya Raissa Andrawina mahasiswisemester 8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Saudara/i kuesioner ini semata – mata digunakanuntuk memperoleh data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sayadengan judul “ Analisis Pengaruh Experiential Marketing, PerceivedQuality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian KonsumenProduk Luwak White Koffie “ (Studi Kasus Komunitas Pecinta KopiNoesantara). Semua data pribadi Saudara/i akan saya jaga kerahasiaannyadengan baik dan dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Sayamengharapkan kesediaan Saudara/i meluangkan waktu untuk berpartisipasidalam mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan – pertanyaan denganbaik. Atas partisipasinya, Saya ucapkan terima kasih.
A. Penyaringan Pertanyaan ( Screening Questions )
Apakah anda pernah mengkonsumsi Luwak White Koffie ?
a. Iyab. Tidak
Jika jawaban adalah iya, anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini.Namun jika tidak, pengisian kuesioner cukup sampai disini.
B. Identitas Responden
1. Nama :___________________________2. Usia :___________________________3. Pekerjaan :___________________________4. Nomor Telepon :___________________________5. Pendapatan :
a. < Rp 1000.000b. Rp 1000.001 – Rp 2.000.000c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000d. > Rp 3.000.001
Keterangan:SS : Sangat SetujuS : SetujuN : NetralTS : Tidak SetujuSTS : Sangat tidak Setuju
Page 157
135
EXPERIENTIAL MARKETING
No Pernyataan : SS S N TS STS
1 Desain kemasan Luwak White Koffiemenarik
2 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie
3 Merek Luwak White Koffie mudah diingat
4 Merek Luwak White Koffie tidak asingditelinga saya
5 Perasaan nyaman dan tenang ketikakonsumsi Luwak White Koffie
6 Perasaan segar ketika konsumsi LuwakWhite Koffie
7 Kualitas Luwak White Koffie bermututinggi
8 Luwak White Koffie menginspirasi sayatentang produk kopi yang cocok untuk sayakonsumsi
9 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie)sesuai dengan gaya hidup saya
10 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie)sesuai dengan kepribadian saya
11 Luwak White Koffie mengikuti trend kopipada saat ini
12 Luwak White Koffie bergengsi karena rasayang enak, kualitas yang baik dan hargayang terjangkau
PERCEIVED QUALITY
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidakmemberikan efek samping
2 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidakmembuat ngantuk
Page 158
136
3 Kemudahan dalam menyajikan LuwakWhite Koffie
4 Produk Luwak White Koffie mudahdidapatkan
5 Luwak White Koffie yang saya beli selaludalam keadaan baik
6 Luwak White Koffie memiliki daya tahanlama (waktu expired)
7 Karena khasiatnya yang baik, sayamengkonsumi produk Luwak White Koffietidak hanya sekali
8 Mengkonsumsi Luwak White Koffie amanuntuk lambung
9 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuaidengan apa yang diinginkan konsumen.
10 Luwak White Koffie produk yangberkualitas
ADVERTISING
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Melalui iklan, Luwak White Koffiemenginformasikan kepada konsumententang merek tersebut.
2 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapatmembujuk konsumen untuk mengkonsumsimerek tersebut.
3 Melalui iklan, Luwak White Koffiemengingatkan konsumen akan kemampuaninovasi merek tersebut.
4 Penyampaian pesan iklan Luwak WhiteKoffie menggambarkan kebutuhan mendasarkonsumen
5 Penyampaian pesan iklan Luwak WhiteKoffie mampu mnyentuh perasaan
Page 159
137
konsumen seperti rasa senang.
6 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa sayaketahui, lihat, baca dan dengar
7 Saya memperhatikan iklan Luwak WhiteKoffie ketika sedang ditayangkan
8 Saya mengetahui (menyadari) akan merekLuwak White Koffie
9 Luwak White Koffie mampu menciptakanimage positif akan merek tersebut
10 Iklan Luwak White Koffie membuat sayamembeli merek tersebut
11 Iklan Luwak White Koffie membuat sayamerasa tidak punya pilihan untukmengkonsumsi merek lain
12 Disaat menonton tv, selintas saya pernahmelihat tayangan iklan Luwak White Koffie
13 Disaat membaca media cetak (majalah ataukoran) terkadang saya pernah melihat iklanLuwak White Koffie
14 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan)saya pernah melihat iklan Luwak WhiteKoffie melalui billboard atau poster
KEPUTUSAN PEMBELIAN
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya menggunakan Luwak White Koffieuntuk memenuhi kebutuhan
2 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari keluarga
3 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari iklan
4 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie dari media massa
5 Saya mengetahui informasi mengenaiLuwak White Koffie karena pernah
Page 160
138
menggunakannya
6 Saya yakin bahwa Luwak White Koffieadalah produk yang aman untuk dikonsumsi
7 Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffiekarena mereknya terkenal
8 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffiekarena setiap toko menjual Luwak WhiteKoffie
9 Saya akan mengkonsumsi lagi jikamenginginkan kembali Luwak White Koffie
10 Saya merasa puas mengkonsumsi LuwakWhite Koffie
11 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffiesaya mengatakan hal – hal yang baik tentangproduk Luwak White Koffie kepada oranglain
Page 161
139
LAMPIRAN 2
EXPERIENTIAL MARKETING
R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 ScoretotR1 2 4 4 2 2 2 4 1 1 2 1 2 31R2 3 5 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 27R3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39R4 4 3 5 3 3 3 5 3 3 5 3 3 45R5 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 41R6 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 39R7 3 3 5 3 3 3 4 3 3 4 2 3 41R8 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 32R9 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 37
R10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 37R11 5 5 5 3 3 4 4 3 3 5 5 4 49R12 4 5 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 49R13 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 43R14 4 5 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 38R15 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48R17 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 34R18 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 4 45R19 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 42R20 4 4 5 3 3 2 2 2 2 2 3 4 37R21 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 39R22 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53R23 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 45R24 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 47R25 5 5 5 2 2 2 4 2 2 2 2 2 38R26 3 4 4 2 3 2 4 1 1 3 1 3 34R27 4 5 5 4 3 5 3 3 3 5 3 5 50R28 4 3 5 3 3 3 4 4 3 4 3 3 44R29 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 42R30 3 4 5 2 2 3 2 2 2 3 2 3 34R31 4 5 4 4 3 3 4 2 2 4 3 5 45R32 3 3 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 25R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60R34 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 4 5 49R35 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 50R36 4 5 5 4 4 4 5 3 3 3 4 5 49R37 4 5 5 4 4 4 5 2 3 4 4 5 49
Page 162
140
R38 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 46R39 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 41R40 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 43R41 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 37R42 4 4 4 5 3 4 5 5 3 5 4 5 49R43 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 38R44 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 43R45 4 4 5 4 5 3 5 2 2 5 4 5 49R46 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 49R47 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 41R48 4 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 3 48R49 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 47R50 4 5 5 3 3 4 3 3 3 4 3 4 46R51 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 5 5 51R52 4 5 5 4 3 3 2 4 3 4 5 5 46R53 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 40R54 3 4 5 3 3 3 3 2 2 3 2 4 39R55 4 5 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 44R56 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49R57 4 5 4 3 4 4 2 3 2 4 2 4 43R58 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 47R59 4 4 5 3 3 4 4 2 3 5 4 4 45R60 3 2 4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 23
Page 163
141
PERCEIVED QUALITY
R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 ScoretotR1 3 2 2 4 4 2 4 4 5 4 34R2 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 46R3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 41R4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 43R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40R6 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 38R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50R8 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 45R9 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 35
R10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40R11 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 39R12 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 42R13 5 4 4 4 4 2 5 4 5 3 40R14 5 4 4 5 4 3 5 2 4 5 41R15 5 5 5 5 4 2 5 3 5 2 41R16 4 4 5 5 4 1 5 2 5 2 37R17 4 4 4 4 5 2 4 4 5 4 40R18 4 4 4 5 3 2 5 3 5 3 38R19 4 4 4 5 4 2 5 4 5 4 41R20 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 30R21 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 41R22 3 4 4 3 3 1 4 4 5 3 34R23 5 3 2 4 3 2 4 5 5 3 36R24 4 4 4 3 4 2 4 3 5 3 36R25 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 35R26 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 35R27 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38R28 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39R29 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 34R30 4 4 4 4 4 1 4 3 5 3 36R31 4 5 5 4 4 2 4 3 4 3 38R32 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 34R33 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38R34 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44R35 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 43R36 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46R37 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 44R38 4 3 3 4 3 2 3 4 4 5 35
Page 164
142
R39 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 45R40 4 3 4 5 5 2 5 4 4 3 39R41 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 37R42 5 3 4 5 5 2 4 5 5 4 42R43 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 44R44 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 43R45 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 40R46 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 35R47 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 46R48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50R49 4 3 3 5 3 3 5 5 5 4 40R50 5 4 2 5 5 5 5 5 5 3 44R51 5 4 2 5 4 4 5 5 5 4 43R52 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 34R53 5 4 5 4 3 2 5 5 5 4 42R54 4 4 4 5 4 2 4 4 5 3 39R55 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 44R56 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 45R57 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 44R58 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 32R59 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 32R60 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 32
Page 165
143
ADVERTISING
R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 ScoretotR1 4 4 4 2 2 4 2 4 4 1 1 5 4 2 43R2 2 3 2 2 2 2 1 4 2 1 1 4 1 1 28R3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42R4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 53R5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56R6 5 5 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4 51R7 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 54R8 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 1 4 1 1 39R9 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 53
R10 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 4 45R11 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 57R12 5 4 3 3 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 60R13 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 55R14 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 44R15 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 47R16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 54R17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 54R18 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 2 5 2 2 58R19 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 48R20 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 39R21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70R22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 67R23 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 50R24 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 49R25 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 1 5 5 5 63R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56R27 4 4 5 3 3 5 4 4 5 3 2 3 3 4 52R28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55R29 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 5 5 4 52R30 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 49R31 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 55R32 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 1 5 3 3 49R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70R34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R35 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R36 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R37 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 49R38 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 51
Page 166
144
R39 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 51R40 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 49R41 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 48R42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 53R43 3 4 3 4 4 2 2 3 2 3 1 2 3 1 37R44 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 49R45 5 5 5 3 2 5 4 5 4 4 4 5 2 2 55R46 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 3 54R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42R48 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 50R49 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 47R50 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 5 4 4 51R51 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 2 57R52 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 2 5 3 3 53R53 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 2 2 53R54 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 51R55 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 5 5 50R56 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55R57 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 2 2 2 2 47R58 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 52R59 5 5 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 2 4 53R60 4 5 2 1 2 3 1 4 1 1 1 1 2 2 30
Page 167
145
KEPUTUSAN PEMBELIAN
R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 ScoretotR1 2 4 5 2 4 2 2 2 1 2 3 29R2 1 5 2 1 2 1 1 1 1 1 1 17R3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 33R4 2 3 5 4 4 3 4 3 4 3 3 38R5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 41R6 2 2 4 4 4 3 3 2 4 2 3 33R7 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 33R8 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 30R9 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35
R10 2 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 30R11 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 46R12 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 48R13 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 38R14 3 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 39R15 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 36R16 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 40R17 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 35R18 3 3 5 4 4 4 2 2 4 5 3 39R19 2 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 39R20 2 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 29R21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55R22 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 49R23 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 35R24 4 4 4 2 4 4 3 3 5 4 3 40R25 1 2 5 3 4 1 2 1 4 1 1 25R26 2 3 3 4 3 2 3 2 1 2 3 28R27 1 2 5 5 4 5 1 1 4 4 4 36R28 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 37R29 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 36R30 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 28R31 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 42R32 1 2 4 4 3 3 4 3 2 1 2 29R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54R34 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 38R35 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 39R36 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 38R37 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 40R38 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 40
Page 168
146
R39 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 40R40 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 38R41 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 35R42 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 39R43 1 1 2 3 4 2 2 2 1 1 1 20R44 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 37R45 2 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 42R46 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 46R47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33R48 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 37R49 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 36R50 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 35R51 3 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 44R52 4 4 5 5 5 5 1 5 4 5 4 47R53 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 38R54 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34R55 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 38R56 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 46R57 1 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3 34R58 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 39R59 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 42R60 1 2 4 4 2 3 1 1 2 1 1 22
Page 169
147
LAMPIRAN 3
1. VALIDITAS DAN RELIABIITAS
Hasil Uji Validitas(Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dan
keputusan pembelian)Scale
Mean ifItem
Deleted
Scalevariance if
ItemDeleted
CorrectedItem TotalCorrelati
on
Keterangan
Exp1 36,05 29,839 0,694 Valid
Exp2 35,95 34,471 0,018 Tidak Valid
Exp3 35,60 32,147 0,333 Valid
Exp4 35,65 33,397 0,136 Tidak Valid
Exp5 36,70 30,221 0,784 Valid
Exp6 36,65 32,239 0,497 Valid
Exp7 36,85 27,292 0,875 Valid
Exp8 36,45 28,471 0,570 Valid
Exp9 37,15 29,082 0,699 Valid
Exp10 37,00 30,711 0,575 Valid
Exp11 36,25 26,197 0,671 Valid
Exp12 36,40 28,042 0,663 Valid
PQ1 36,55 15,358 0,316 Valid
PQ2 37,20 16,463 0,640 Valid
PQ3 36,40 16,050 0,464 Valid
PQ4 48,40 15,208 0,168 Tidak Valid
PQ5 48,60 14,513 0,379 Valid
PQ6 48,45 14989 0,596 Valid
PQ7 49,05 14,537 0,457 Valid
Page 170
148
PQ8 48,90 14,261 0,387 Valid
PQ9 48,60 17,747 0,457 Valid
PQ10 49,35 16,253 0,686 Valid
ADV1 48,70 21,621 0,633 Valid
ADV2 48,70 20,568 0,613 Valid
ADV3 48,65 20,997 0,679 Valid
ADV4 49,45 21,839 0,604 Valid
ADV5 48,25 25,779 -0,083 Tidak Valid
ADV6 49,15 22,358 0,463 Valid
ADV7 49,55 22,029 0,267 Tidak Valid
ADV8 38,70 22,537 0,377 Valid
ADV9 38,70 22,958 0,312 Valid
ADV10 37,80 21,503 0,573 Valid
ADV11 38,60 21,945 0,355 Valid
ADV12 37,90 23,776 0,262 Tidak Valid
ADV13 38,15 24,555 0,047 Tidak Valid
ADV14 38,60 22,997 0,151 Tidak Valid
KP 1 38,30 22,221 0,504 Valid
KP2 38,50 18,583 0,634 Valid
KP3 37,70 21,011 0,619 Valid
KP4 37,80 22,674 0,264 Tidak Valid
KP5 38,50 23,884 0,288 Tidak Valid
KP6 38,15 23,608 0,318 Valid
KP7 38,60 25,832 0,080 Tidak Valid
KP8 38,30 23,484 0,333 Valid
KP9 38,50 24,263 0,291 Tidak Valid
Page 171
149
KP10 37,70 24,116 0,333 Valid
KP11 37,80 22,589 0,508 Valid
KP12 38,50 24,684 0,168 Tidak Valid
a. Experiential Marketing
b. Perceived Quality
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.781 10
c. Advertising
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.740 14
d. Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.728 12
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 12
Page 172
150
2. Regression
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Advertising,
PerceivedQuality
,
ExperientialMark
etinga
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .842a .710 .694 3.979
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality,
ExperientialMarketing
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2166.371 3 722.124 45.611 .000a
Residual 886.612 56 15.832
Total 3052.983 59
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Page 173
151
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5.016 6.050 -.829 .411
ExperientialMarketi
ng
.492 .098 .472 5.032 .000 .589 1.699
PerceivedQuality -.043 .120 -.027 -.359 .721 .908 1.101
Advertising .447 .088 .470 5.055 .000 .599 1.669
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Coefficient Correlationsa
Model Advertising PerceivedQuality
ExperientialMark
eting
1 Correlations Advertising 1.000 .256 -.628
PerceivedQuality .256 1.000 -.286
ExperientialMarketing -.628 -.286 1.000
Covariances Advertising .008 .003 -.005
PerceivedQuality .003 .014 -.003
ExperientialMarketing -.005 -.003 .010
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Page 174
152
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimens
ion Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
ExperientialMar
keting
PerceivedQualit
y Advertising
1 1 3.963 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .022 13.360 .03 .13 .23 .16
3 .010 19.594 .08 .75 .04 .39
4 .004 30.142 .89 .12 .73 .45
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 18.34 54.18 36.98 6.060 60
Std. Predicted Value -3.077 2.837 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted
Value
.567 2.037 .967 .350 60
Adjusted Predicted Value 17.26 54.21 36.96 6.072 60
Residual -15.352 11.283 .000 3.877 60
Std. Residual -3.858 2.836 .000 .974 60
Stud. Residual -4.136 3.301 .002 1.037 60
Deleted Residual -17.639 15.292 .023 4.413 60
Stud. Deleted Residual -4.918 3.645 -.005 1.118 60
Mahal. Distance .214 14.483 2.950 3.141 60
Cook's Distance .000 .968 .038 .148 60
Centered Leverage Value .004 .245 .050 .053 60
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian