Top Banner
ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk CITEUREUP BOGOR) Oleh : RINI RIESTIANY H24104054 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
145

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

Mar 08, 2019

Download

Documents

HaAnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL

PRAKARSA, Tbk CITEUREUP BOGOR)

Oleh :

RINI RIESTIANY

H24104054

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT

TUNGGAL PRAKARSA, TBK)

Oleh

RINI RIESTIANY

H24104054

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 3: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT

TUNGGAL PRAKARSA, TBK)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RINI RIESTIANY

H24104054

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 4: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PLANT 11 PT INDOCEMENT TUNGGAL

PRAKARSA, TBK)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RINI RIESTIANY

H24104054

Menyetujui, Mei 2008

Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira Ratih Maria Dhewi, SP, MM. Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

Tanggal ujian : 10 April 2008 Tanggal lulus :

Page 5: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

ABSTRAK RINI RIESTIANY H24104054. Analisis Pengaruh efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Plant 11 PT Indocement Tuggal Prakarsa, Tbk). Dibawah bimbingan Tb. Sjafri Mangkuprawira dan Ratih Maria Dhewi

Penggunaan peralatan berteknologi tinggi dalam suatu perusahaan oleh

tenaga kerja menyebabkan timbulnya resiko keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja sehingga karyawan membutuhkan perlindungan dari risiko tersebut. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (PT ITP) merupakan perusahaan industri yang melibatkan kontak langsung antara karyawan dengan mesin-mesin dan alat-alat teknologi tinggi serta bahan-bahan kimia sehingga cenderung memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Untuk menurunkan tingkat kecelakaan kerja serta untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka PT ITP membuat program K3 sejak tahun 1999 dan diintegrasikan menjadi Sistem Manajemen K3 (SMK3).

Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis tingkat produktivitas kerja karyawan, menganalisis pengaruh penerapan SMK3 terhadap produktivitas kerja karyawan, serta memberikan solusi alternatif agar pelaksanaan SMK3 dapat berjalan lebih baik lagi di P-11 PT ITP. Penelitian ini dilaksanakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk khususnya di P-11 pada Desember 2007 hingga Februari 2008. Efektivitas penerapan SMK3 dilihat dari 6 aspek yaitu Pelatihan Keselamatan, Publikasi Keselamatan Kerja, Kontrol Terhadap Lingkungan Kerja, Inspeksi dan Disiplin, Peningkatan Kesadaran K3, kelima faktor tersebut dilihat dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan di P-11 PT ITP secara proporsional random sampling. Sedangkan faktor yang keenam yaitu Laporan dan Statistika K3 diperoleh dari data sekunder yang meliputi tingkat keseringan kecelakaan (Injured Frequency Rate-IFR) dan tingkat keparahan kecelakaan (Injured Severity Rate-ISR). Dalam menganalisis besarnya pengaruh digunakan metode analisis regresi.

Penerapan SMK3 telah terorganisir dengan baik sehingga mendapat penghargaan Golden Flag dari PT. Sucofindo (auditor eksternal) sejak tahun 2000. IFR dan ISR dari P-11 cenderung menurun dari tahun 2000-2007 dan telah mencapai zero accident pada tahun 2006 dan 2007. Berdasarkan persepsi karyawan, pelaksanaan SMK3 di P-11 telah berjalan dengan baik dan efektif mengurangi angka kecelakaan kerja terutama dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan pemeriksaan kesehatan rutin yang diadakan oleh PT ITP. Tingkat produktivitas kerja karyawan P-11 PT ITP selalu berada di atas standar yang ditetapkan dan tingkat produktivitas tersebut cenderung meningkat dari tahun 2000-2007 . Hal ini menunjukkan bahwa P-11 telah beroperasi secara efektif dan efisien. IFR dan ISR mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan secara negatif sehingga semakin kecil IFR dan ISR maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan PT ITP.

Page 6: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rini Riestiany, dilahirkan di Bogor

pada hari Senin tanggal 14 April 1986 dari pasangan H.

Komarudin dan Hj. Suyarsih S.Pd. Penulis merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara.

Penulis memulai pendidikan di TK Semboja Sari Bogor

dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Polisi I

Bogor pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1998, kemudian Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001, dan

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Bogor pada tahun

2001 sampai dengan tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis mendaftar untuk

menjadi mahasiswa IPB dengan jalur melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB

(USMI) dan akhirnya penulis diterima di Institut Pertanian Bogor di Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam

organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang bernama Center

Of Management (COM@). Pada tahun periode 2005-2006 penulis menjabat

sebagai Sekretaris II Korporat. Pada periode 2006-2007, penulis menjabat sebagai

Direktur Public Relation dengan staff sebanyak 8 orang. Selain aktif di COM@,

penulis juga aktif pada kegiatan di lingkungan kampus seperti kepanitiaan,

seminar-seminar, pelatihan, seperti panitia Masa Perkenalan Fakultas dan

Departemen sebagai Tim Leader dan Sekretaris. Penulis pun pernah mengikuti

Worksop Mahasiswa Manajemen mengenai Decision Making Management di

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto sebagai perwakilan

Departemen Manajemen FEM-IPB. Penulis juga pernah mengikuti Lomba Karya

Tulis Mahasiswa (LKTM) Tingkat Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006.

Page 7: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya, sehingga

penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Efektivitas Penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Plant 11 PT Indocement

Tunggal Prakarsa, Tbk) dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Karyawan merupakan sumber daya yang penting dalam proses produksi

pada suatu perusahaan. Perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya peran

karyawan. Proses produksi terkadang menimbulkan suatu risiko yang dapat

membahayakan keselamatan karyawan. Oleh karena itu, untuk melindungi

karyawannya, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk menerapkan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja yang diintegrasikan menjadi sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Hal ini bertujuan agar karyawan dapat

terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja

dikhawatirkan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya

perlindungan ini, karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira dan Ratih Maria Dhewi, SP, MM

sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan

pengarahan kepada penulis saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

2. Beatrice Montoroadi, SE,Ak., MM sebagai Dosen Penguji yang telah

menyediakan waktunya untuk menguji dengan penuh kesabaran, pengertian

dan memberikan pengarahan agar skripsi ini bisa mendekati sempurna.

Page 8: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen,

seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departeman Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

4. Bapak H. Harsono sebagai staff Training Department yang telah memberikan

kesempatan untuk dapat melaksanakan penelitian, memberikan kritik dan

saran selama turun lapang, telah memberikan motivasi, dan training selama di

PT Indocement Tunggal Prakarsa

5. Bapak Agus Erfien selaku Manajer QSMR yang telah memberikan izin untuk

dapat mengumpulkan data sekunder di QSMR

6. Bapak Ir. Eko Sugianto selaku pembimbing di Plant 11 yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan selama penelitian

7. Bapak Sigit Kurniawan, SE selaku pembimbing di QSMR yang telah

meluangkan banyak waktu, memberikan banyak ilmu, saran, dan masukan

yang sangat membantu penelitian di PT Indocement Tunggal Prakarsa.

8. Staff QSMR (Mas Tresno, Bu Yuni, Pa Guruh, Pa Dahlan, Pak Efendi, Bu

Yanti, Pak Bardjo) yang telah menerima penulis dengan ramah.

9. Bapak Ponco, Pak Achyari, dan staf Safety Dept yang telah menerima saya

dengan ramah pada saat pengambilan data sekunder.

10. Kedua orang tuaku (Papa dan Mama), adik-adikku (Ivan dan Icha), dan

seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa restu, semangat dan kasih

sayang kepada penulis.

11. Yunita, Eka, T’Icha, A’Opik, Phie2t, Betty, Erna, Litu yang telah memberikan

indahnya persahabatan, keceriaan, dan kebersamaan selama ini.

12. Mba Intan, Mas Teguh, Dedeh, Rika, Neng Gigis, Intan (Edoth), Ijah, Ade

Yus, yang berjuang dan saling curhat bersama penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

13. Yudha, Yanda, Lysti, Ratih, Roy, Yayu (Horti) yang memberikan semangat

dan keceriaan kepada penulis.

14. Masquw “sinarmu yang hening menenangkan hati….” Mungkin itu yang tepat

untukmu.

iv

Page 9: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

15. “Teman Masa Kecilku” yang selalu memberikan keceriaan, perhatian, doa,

dan motivasi sehingga penulis selalu bisa tersenyum dan melepas penat yang

ada.

16. Kakakku di Lampung yang selalu mengiringiku dengan doa untuk kelancaran

dan kesuksesan skripsi ini.

17. D’ Cozy Home (T’duL, T’Tresna, Emma, Ami) yang selalu memberikan ruang

untuk berteduh dari hujan dan malam

18. Perwira 100 (Anez, Ayu, K’Icha, Mba Jane) untuk candaan dan tawaan saat

kebersamaan selama 1 tahun

19. PR Directory (Dewi, Nceq, Anggie, Velma, Mia, Perdana, Aji, Nophe) you

are my best staff I ever had. Your spirit is my motivation.

20. Rekan satu bimbingan (Yossi, Dian, Indah, Barita, Ade Sur) untuk kerjasama

dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.

21. Rekan-rekan Manajemen 41 untuk persahabatan selama 4 tahun di masa

perkuliahan.

22. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap pendidikan dan bagi para pembaca.

Bogor, April 2008

Penulis

v

Page 10: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIW AYAT HIDUP..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... x

I. PENDAHULUAN................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 9 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................................... 9 2.2. Kecelakaan Kerja .................................................................................. 9 2.2.1. Faktor- Faktor Kecelakaan ........................................................... 10 2.2.2. Pencegahan Kecelakaan ................................................................ 12 2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................... 14 2.3.1. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................... 14 2.3.2. Manfaat K3 .................................................................................. 15 2.3.3. Pengendalian K3 .......................................................................... 16 2.4. Keamanan Kerja .................................................................................... 17 2.5. Sistem Manajemen K3 ........................................................................... 18 2.6. Aspek K3............................................................................................... 20 2.7. Produktivitas.......................................................................................... 22 2.8. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu............................................................ 24

III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................ .................................... 27 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual .......................................................... . 27 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................... 30

IV. METODOLOGI PENELITIAN .......................... ................................ 33 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 33 4.2. Jenis dan Pengumpulan Data ................................................................. 33 4.3. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 35 4.3.1. Skala Likert................................................................................... 35 4.3.2. Uji Validitas.................................................................................. 37 4.3.3. Uji Reliabilitas .............................................................................. 38

Page 11: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

4.3.4. Analisis Regresi Berganda............................................................. 39 4.3.5. Analisis Kecelakaan ...................................................................... 40 4.3.6. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan.......................................... 40

V. PEMBAHASAN..................................................................................... 42 5.1. Gambaran Umum PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk...................... 42 5.1.1. Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk ............................. 42 5.1.2. Visi dan Misi PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk .................... 45 5.1.3. Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk ............ 46 5.1.4. Proses Produksi Semen ................................................................. 49 5.1.5. Bidang Usaha................................................................................ 51 5.1.6. Hubungan Ketenagakerjaan Antara PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dan Karyawan ......................................................... 53 5.2. Pelaksanaan SMK3 di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk ............... 55 5.2.1. Manajemen Organisasi SMK3....................................................... 58 5.2.2. Model Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Ke- sehatan Kerja (SMK3).................................................................... 64 5.2.3. Efektivitas Pelaksanaan SMK3 Untuk Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja di P-11 .............................................................. 78 5.3. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 82 5.3.1. Karakteristik Responden................................................................ 83 5.3.2. Uji Validitas.................................................................................. 84 5.3.3. Uji Reliabilitas .............................................................................. 88 5.3.4. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan SMK3 di Plant 11 PT ITP ............................................................................ 88 5.4. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan................................................... 96 5.5. AnalisisPengaruh Efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan .............. 99

VI. IMPLIKASI MANAJERIAL........................... .................................... 102

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 107

1. Kesimpulan ...........................................................................................107

2. Saran...................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 109

LAMPIRAN................................................................................................ 112

vii

Page 12: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Posisi keputusan penilaian ...................................................................... 36

2. Peralatan darurat dan keadaan darurat yang mungkin erjadi .................... 70

3. Tingkat pencapaian SMK3 berdasarkan permenaker No 05/MEN/1996 .. 74

4. Jumlah karyawan P-11............................................................................ 78

5. Tingkat keseringan dan tingkat keparahan kecelakaan............................. 79

6. Karakteristik usia responden ................................................................... 83

7. Karakteristik pendidikan terakhir ............................................................ 84

8. Karakteristik masa kerja responden......................................................... 85

9. Karakteristik departemen unit kerja responden........................................ 86

10. Rekapitulasi uji validitas ......................................................................... 87

11. Skor rataan aspek pelatihan keselamatan kerja ........................................ 89

12. Skor rataan aspek publikasi keselaman kerja ........................................... 90

13. Skor rataan aspek kontrol lingkungan kerja ............................................. 91

14. Skor rataan aspek inspeksi dan disiplin ................................................... 94

15. Skor rataan kesadaran terhadap K3 ......................................................... 95

16. Tingkat produktivitas kerja karyawan P-11 PT ITP tahun 2000-2007...... 97

17. Perhitungan regresi berganda dengan SPSS for Windows 13.0 ................ 100

Page 13: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram tahapan kontrol bahaya............................................................. 16

2. Sistem model manajemen K3 (Santoso, 2004)......................................... 18

3. Kerangka pemikiran konseptual .............................................................. 29

4. Kerangka pemikiran operasional ............................................................. 32

5. Proses pembuatan semen......................................................................... 51

6. Deming Management Cycle .................................................................... 56

7. Segitiga tanggung jawab K3.................................................................... 59

8. Model SMK3 PT ITP.............................................................................. 65

9. Diagram audit ......................................................................................... 75

10. IFR dan ISR P-11 PT ITP ....................................................................... 82

11. Tingkat produktivitas kerja karyawan ..................................................... 98

Page 14: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ............................................................................... 112

2. Tabel standar SMK3 ............................................................................... 117

3. Safety Golden Rules ................................................................................ 119

4. Identifikasi potensi bahaya...................................................................... 120

5. Surat izin keselamatan kerja.................................................................... 123

6. Surat izin kerja berbahaya ....................................................................... 124

7. Alat pelindung diri .................................................................................. 125

8. Safety Rules............................................................................................ 128

9. Uji reliabilitas ......................................................................................... 129

10. Analisis regresi berganda dengan SPSS for Windows 13.0....................... 130

Page 15: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut perusahaan

lebih mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dalam era

globalisasi ini, perusahaan pun dituntut untuk menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi. Kualitas produk yang tinggi ini dapat membuat

perusahaan mempertahankan pelanggan dan meningkatkan pangsa pasarnya,

terutama dalam pasar bebas tingkat ASEAN yang dikenal dengan AFTA

(ASEAN Free Trade Area). Untuk itu, dibutuhkan tenaga kerja yang handal

dan tangguh dalam menunjang bisnis perusahaan sehingga dapat bersaing.

Tenaga kerja merupakan sumber daya yang memegang peranan

penting dalam proses produksi. Proses produksi dapat berjalan baik karena

dikendalikan oleh tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi. Selain tenaga kerja, perusahaan juga menggunakan

peralatan berteknologi tinggi untuk menunjang proses produksi. Tujuannya

agar dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, mencapai efektivitas,

dan efisiensi. Untuk tenaga kerja, produktivitas dapat ditunjang oleh faktor

kesegaran jasmani dan rohani, yang dimulai sejak memasuki pekerjaan

hingga setelah berhenti bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani

menggambarkan adanya keserasian penyesuaian seseorang dengan

pekerjaannya yang dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan,

dan pengetahuan yang dimiliki. Dengan tenaga kerja yang sehat,

berkompeten, dan didukung teknologi yang canggih, maka perusahaan dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penggunaan peralatan berteknologi tinggi menyebabkan timbulnya

resiko keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja. Resiko ini dapat

menimpa tenaga kerja kapan dan dimana saja, sehingga membutuhkan

perhatian khusus dari berbagai pihak yang berkaitan seperti pengusaha,

tenaga kerja, dan manajemen. Resiko ini pun membuat tenaga kerja

menyadari pentingnya lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman.

Page 16: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

2

Lingkungan kerja yang demikian itu diharapkan dapat meminimalisir angka

kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit akibat bekerja.

Mengacu pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi perlindungan

tenaga kerja dari bahaya/kecelakaan dan penyakit akibat bekerja maupun

akibat lingkungan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu

program yang dibuat bagi karyawan maupun manajemen sebagai upaya

pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

bekerja dalam lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul

kecelakaan dan penyakit akibat bekerja. Program K3 harus dilakukan secara

terencana, periodik, dan terkontrol. Program ini pun harus didukung oleh

semua karyawan dimana karyawan dilibatkan dalam penyelesaian masalah,

pembuatan peraturan kerja, kegiatan pemeriksaan dan pelatihan.

Keterlibatan ini dilakukan agar perusahaan mengetahui dan mengerti hal-

hal yang dibutuhkan karyawan.

Dengan diterapkannya program K3 diharapkan bisa membangun

tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas. K3 yang termasuk dalam

suatu wadah higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) terkadang

terlupakan oleh para pengusaha, meskipun K3 mempunyai tujuan pokok

dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi,

terutama dalam mewujudkan produktifitas kerja para karyawan. Dengan

penerapan K3 yang baik dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya

akan memberikan dampak lain, salah satunya adalah sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas, terampil dan profesional. Di era pasar bebas tentu

daya saing dari suatu proses industrialisasi semakin kompetitif dan sangat

menentukan maju tidaknya pembangunan suatu bangsa.

Menurut penelitian yang dilakukan badan dunia ILO menunjukkan

bahwa setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu orang

setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit/ kecelakaan yang

berkaitan dengan pekerjaan mereka (Suardi, 2005). Hal ini menunjukkan

masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia. Berdasarkan

Page 17: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

3

data ILO, Indonesia menduduki peringkat 26 dari 27 negara yang diteliti

dengan angka kecelakaan kerja yang masih dinilai tinggi pada tahun 2000-

2003 (Mangkuprawira dan Vitayala, 2007). Laporan dari Jamsostek sampai

dengan Januari 2006 terdapat 95.418 kasus kecelakaan, diantaranya 6.114

pekerja mengalami cacat, 2.932 tenaga kerja mengalami cacat sebagian, 60

tenaga kerja mengalami cacat total dan 1.736 tenaga kerja meninggal dunia,

namun bila dibandingkan sampai Januari 2004 yang mencapai 105.846

kasus, terdapat penurunan angka kecelakaan sebesar 9,9%

(www.gerbang.jabar.go.id). Data tersebut menunjukkan kasus kecelakaan

kerja di Indonesia masih relatif tinggi meskipun telah terjadi penurunan

hingga Januari 2006. Kasus kecelakaan yang masih sering terjadi

menyebabkan kesadaran karyawan akan haknya untuk bekerja dalam kondisi

yang aman dan nyaman semakin meningkat.

PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk merupakan suatu perusahaan

yang bersifat industri, yaitu perusahaan yang melakukan usaha mengubah

bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Kegiatan PT

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (PT ITP) adalah perusahaan yang

memproduksi semen dengan merek dagang "TIGA RODA" yang proses

produksinya melalui tahap penambangan dan penyiapan (quarriying),

pengeringan dan penggilingan (driying and grinding), pembakaran dan

pendinginan clinker (kiln burning and cooling), penggilingan akhir (finish

grinding) dan pengepakan semen (packing). Untuk menunjang proses

produksinya, PT ITP mempunyai dua jenis unit produksi, yaitu mining dan

plant (pabrik). Mining merupakan unit produksi tambang yang bertugas

menyediakan material berupa bahan tambang seperti kapur, tanah liat, pasir

silika, dan pasir besi. Sedangkan Plant merupakan unit produksi yang

bertugas mengubah bahan baku menjadi produk setengah jadi dan produk

jadi yang siap dipasarkan. Plant yang dimiliki PT ITP terdiri dari 12 plant,

namun Plant 9 berada di Palimanan, Cirebon dan Plant 12 berada di Tarjun,

Kalimantan Selatan. Proses produksi semen melibatkan kontak langsung

antara karyawan dengan mesin-mesin dan alat-alat teknologi tinggi serta

Page 18: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

4

bahan-bahan kimia sehingga cenderung memiliki resiko kecelakaan yang

tinggi.

Dalam rangka menurunkan tingkat kecelakaan kerja serta untuk

meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka PT ITP membuat

program K3 sejak tahun 1999 yang mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga

Kerja No. 05/MEN/1996, Bab 2 mengenai penerapan program K3 pasal 3

ayat 1 yang menyatakan bahwa "setiap perusahaan yang mempekerjakan

tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang

dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,

pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan program K3".

Program keselamatan kerja yang diterapkan di PT ITP sejak 1999 meliputi

Safety Talk, peyediaan Alat Pelindung Diri (APD), rambu-rambu

keselamatan, Surat Izin Kerja (SIK) dan Surat Izin Kerja Berbahaya (SIKB),

pencegahan dan penanggulangan kebakaran, inspeksi, investigasi, training

K3. Sedangkan Program Kesehatannya meliputi penyediaan alat poliklinik

dan unit ambulance, penyediaan kotak dan obat P3K pada setiap ruangan,

penyediaan tenaga paramedis, sistem rujukan, pemeriksaan kesehatan,

pengelolaan limbah, penyediaan air bersih, gizi kerja, dan ergonomi.

Dengan diterapkannya K3 ini, PT ITP berusaha untuk terus

meningkatkan program K3 yang telah diintegrasikan menjadi Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tujuan

diintegrasikannya K3 menjadi SMK3 adalah agar pengelolaan K3 PT ITP

lebih menyeluruh dengan penerapannya diperuntukkan bagi seluruh

karyawan, baik yang bekerja di plant maupun yang bekerja di dalam kantor.

SMK3 merupakan bagian dari manajemen secara keseluruhan yang meliputi

struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan,

pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3.

Plant merupakan salah satu unit produksi yang dimiliki PT ITP.

Plant mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi karena plant

menggunakan peralatan yang canggih dan berteknologi tinggi. Plant 11 (P-

Page 19: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

5

11) merupakan salah satu plant yang berada di Plantsite Citeureup yang

mulai beroperasi di bulan Maret 1999. Pada tahun yang sama PT ITP

menerapkan program K3. Semenjak diterapkannya SMK3 tersebut,

pelaksanaannya di P-11 ditunjang oleh pembentukan Sub Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sub P2K3). Tujuan dibentuk Sub P2K3

agar dapat memantau segala perkembangan dan kegiatan yang dilakukan

perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan untuk mensosialisasikan SMK3

adalah dengan melaksanakan Safety Meeting. Safety Meeting ini

dilaksanakan oleh P2K3 dan Sub P2K3. Rapat sub P2K3 ini membahas

berbagai hal yang menyangkut kesehatan, keselamatan, dan kecelakaan kerja

seperti laporan statistik K3, laporan Joint Safety Inspection, safety pause,

dan sebagainya. Setiap bulan, ada lima parameter kegiatan K3 yang diukur,

yaitu Joint Safety Inspection, Safety Talks, investigasi kecelakaan,

pertemuan Sub P2K3 dan Safety Non Conformance.

PT ITP telah berusaha untuk menerapkan K3 semenjak tahun 1999,

tetapi kecelakaan masih sering terjadi. Hal ini ditunjukkan dari jumlah

kecelakaan yang mencapai 47 kejadian dari bulan Januari hingga Juni 2007.

Sebanyak 39 kejadian kecelakaan terjadi di plant dan 82,98 % terjadi karena

tindakan-tindakan karyawan yang berbahaya/unsafe action. Pada Januari

hingga Maret 2007, tingkat keseringan kecelakaan dan tingkat keparahan

kecelakaan menunjukkan angka 0,5 dan 2,8 (Arsip PT ITP, 2007).

Kecelakaan kerja dikhawatirkan mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan. Salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

adalah lingkungan tempat karyawan bekerja dan jaminan terhadap resiko

keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, PT ITP perlu melakukan

peninjauan ulang kembali pelaksanaan SMK3 dengan berbagai cara, antara

lain dengan menggunakan data sekunder P-11 saat mulai beroperasi dan

diterapkan SMK3 hingga saat ini kemudian membandingkan data

kecelakaan yang terjadi selama itu. Dalam penelitian ini akan dianalisis

mengenai efektivitas penerapan SMK3 dan melihat pengaruhnya terhadap

produktivitas kerja karyawan PT ITP terutama di Plant 11. Bila angka

Page 20: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

6

kecelakaan yang terjadi masih tinggi, maka peneliti akan memberikan

alternatif solusi kepada manajemen P-11.

1.2. Perumusan Masalah

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting yang dimiliki

perusahaan yang mendukung pula proses produksi. Dalam melakukan proses

produksi tersebut, karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin dan

alat-alat berteknologi canggih yang rentan menimbulkan risiko kecelakaan

kerja dan mengakibatkan karyawan kehilangan jam kerjanya.

PT ITP merupakan perusahaan besar dengan berbagai sistem

berteknologi canggih, maka PT ITP wajib menerapkan K3 yang

diintegrasikan menjadi sebuah sistem yang dikenal dengan SMK3. Dengan

diterapkannya sistem ini, maka diharapkan jumlah kecelakaan kerja yang

terjadi dapat ditekan dan produktivitas kerja karyawan pun dapat meningkat.

Plant 11 (P-11) merupakan plant dengan kapasitas produksi terbesar

yaitu sebesar 2.400.000 ton/tahun. P-11 mempunyai kecenderungan potensi

kecelakaan terbesar diantara plant-plant di unit produksi Citeureup. Hal ini

dikarenakan jumlah karyawannya paling banyak dan peralatan yang

digunakan pun paling canggih di antara plant-plant yang lain. Berdasarkan

uraian di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti,

yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan SMK3 dan efektivitasnya dalam mengurangi

angka kecelakaan kerja di P-11 PT ITP?

2. Bagaimana tingkat produktivitas kerja karyawan di P-11 PT ITP?

3. Bagaimana pengaruh penerapan SMK3 terhadap produktivitas kerja

karyawan di P-11 PT ITP?

4. Bagaimana solusi alternatif yang bisa diberikan kepada manajemen

agar pelaksanaan SMK3 di PT ITP bisa lebih baik lagi?

Page 21: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

7

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian

disusun sebagai berikut:

1. Mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam

mengurangi angka kecelakaan kerja di P-11 PT ITP.

2. Menganalisis tingkat produktivitas kerja karyawan di P-11 PT ITP.

3. Menganalisis pengaruh penerapan SMK3 terhadap produktivitas kerja

karyawan di P-11 PT ITP.

4. Memberikan solusi alternatif kepada manajemen agar pelaksanaan

SMK3 di PT ITP bisa lebih baik lagi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

bagi pihak-pihak terkait, seperti :

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan

pertimbangan apabila ada hal yang belum tercapai dan dapat

memberikan sumbang saran yang positif bagi perusahaan dalam

penerapan SMK3.

2. Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah

yang layak dipercaya dan juga dapat dijadikan langkah awal bagi

penulisan karya ilmiah lain.

3. Penulis

Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa

perkuliahan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di

dunia nyata.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada kajian efektifitas penerapan SMK3

dan menganalisis pengaruhnya terhadap produktifitas kerja karyawan di PT

ITP khususnya di P-11. Penelitian ini dilakukan di P-11 karena P-11

Page 22: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

8

merupakan salah satu plant yang berkapasitas produksi paling besar dan

paling baru dengan kecenderungan potensi kecelakaan kerja tertinggi

diantara plant atau divisi-divisi yang lain.

Page 23: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni

yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa, dan karsa) sebagai aset suatu

organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh,

mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien

(Arep dan Tanjung, 2002).

Manajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan penerapan

pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang

ingin dicapai, yaitu tujuan untuk perusahaan dan untuk karyawan. Dua

kepentingan tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kesatuan

kebersamaan yang utuh. Manusia tidak hanya dipandang sebagai unsur

produksi tetapi juga sebagai manusia yang memiliki emosi dan kepribadian

aktif yang dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menggerakkan

perusahaan. (Mangkuprawira, 2004)

2.2. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan menurut Sulaksomo dalam Santoso (2004) adalah suatu

kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki, yang dapat mengacaukan proses

aktivitas yang telah diatur. Menurut Suma'mur dalam Arep dan Tanjung

(2004), kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Hal ini dikarenakan dalam peristiwa tersebut tidak terdapat unsur

kesengajaan atau bentuk perencanaan. Sedangkan kecelakaan akibat kerja

adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja perusahaan.

Menurut Sugeng (2005), secara umum kecelakaan kerja dibagi

menjadi dua golongan, yaitu :

1. Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi

di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.

2. Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan

yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan

kerja.

Page 24: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

10

Suma'mur dalam Arep dan Tanjung (2004) mendefinisikan

kecelakaan kerja sebagai keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan

lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini,

dapat dikatakan bahwa kecelakaan dapat terjadi tanpa dapat kita duga dan

tidak direncanakan sebelumnya. Namun pada prinsipnya kecelakaan dapat

dicegah. Pencegahan ini menurut Bennet dalam Santoso (2004) merupakan

tangung jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan kepala

urusan. Undang-Undang No.1 tahun 1970 pasal 10 menyatakan tanggung

jawab semua pihak, baik pihak perusahaan, karyawan maupun pemerintah.

2.2.1. Faktor-Faktor Kecelakaan

Bannet dalam Santoso (2004) menjelaskan bahwa terdapat

empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yang

menyebabkan kecelakaan, yakni lingkungan, bahaya, peralatan, dan

manusia. Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja menurut

Suma'mur dalam Arep dan Tanjung (2004) adalah tindak perbuatan

manusia yang tidak memenuhi keselamatan dan keadaan-keadaaan

lingkungan yang tidak aman.

Menurut Dessler (1997), ada tiga alasan dari terjadinya

kecelakaan di tempat kerja yaitu:

1. Kejadian yang bersifat kebetulan, seperti berjalan di depan

jendela kaca yang bertepatan dengan seseorang yang

melemparkan bola.

2. Kondisi tidak aman (unsafe condition) :

a. Pelindung yang tidak memadai

b. Peralatan rusak

c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin

atau peralatan

d. Gudang yang tidak aman

e. Penerangan yang tidak memadai

f. Ventilasi tidak memadai

Page 25: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

11

3. Tindakan-tindakan tidak aman yang dilakukan pihak karyawan

(Unsafe Action):

a. beroperasi dengan kecepatan tidak aman

b. membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik

c. menggunakan peralatan yang tidak aman

d. mengambil posisi yang tidak aman di bawah muatan yang

tergantung

e. menggunakan prosedur yang tidak aman dalam memuat,

menempatkan, mencampur, dan mengkombinasikan

f. mengangkat secara tidak tepat

g. pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih,

dan permainan kasar

Mangkuprawira dan Vitayala (2007) mengemukakan bahwa

faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat dari

berbagai sudut, yaitu :

1. Kebijakan pemerintah

a. Undang-Undang Ketenagakerjaan, khususnya yang

menyangkut tentang keselamatan dan kesehatan

kerja, belum ada

b. Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan belum

ada

c. Pengendalian dan tindakan hukum bagi perusahaan

yang mengabaikan undang-undang yang berlaku

tentang keselamatan dan kesehatan kerja belum

adan atau kalaupun sudah ada, tetapi belum

diterapkan dengan tegas.

2. Kondisi pekerjaan

a. Standar kerja yang kurang tepat dan pelaksanaannya

juga tidak tepat

Page 26: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

12

b. Jenis pekerjaan fisik yang sangat berbahaya.

Namun, di sisi lain, fasilitas keselamatan dan

kesehatan kerja sangat kurang

c. Kenyamanan kerja yang sangat kurang karena

kurang tersedianya unsur pendukung keselamatan

dan kesehatan kerja

d. Tidak tersedianya prosedur manual petunjuk kerja

e. Kurang kontrol, evaluasi, dan pemeliharaan tentang

alat-alat kerja secara rutin

3. Kondisi karyawan

a. Keterampilan karyawan dalam hal K3 rendah

b. Kondisi kesehatan fisik karyawan yang tidak prima

c. Kondisi kesehatan mental, seperti rendahnya

motivasi tentang K3 serta tingginya derajat stres dan

depresi

d. Kecanduan merokok, minuman keras, dan narkoba

4. Kondisi fasilitas perusahaan

a. Ketersediaan fasilitas yang kurang cukup (jumlah

dan mutu)

b. Kondisi ruang kerja yang kurang nyaman

c. Tidak tersedianya fasilitas kesehatan dan klinik

perusahaan

d. Tidak tersedianya fasilitas asuransi kecelakaan

e. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di

kalangan karyawan

2.2.2. Pencegahan Kecelakaan

Bannet dalam Santoso (2004) mengungkapkan bahwa

pencegahan kecelakaan terdiri dari dua aspek, yaitu :

a. aspek perangkat keras (peralatan, mesin, dan sebagainya)

b. aspek perangkat lunak (manusia dan unsur berkaitan)

Page 27: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

13

Suma'mur dalam Santoso (2004) menjelaskan bahwa

kecelakaan yang terjadi dapat dicegah dengan hal-hal sebagai

berikut:

a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang

diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,

kontruksi, perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian,

dan cara kerja peralatan, tugas-tugas pengusaha dan buruh,

latihan, supervisi medis dan pemeriksaan kesehatan

b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau

tidak resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai

instruksi peralatan industri dan alat pelindung diri (APD).

c. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipenuhi

d. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang

berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan

ledakan, dan peralatan lainnya.

e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis,

faktor lingkungan dan teknologi dan keadaan yang

mengakibatkan kecelakaan

f. Penelitian fisiologis, meliputi penelitian tentang pola-pola

kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan

g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis

kecelakaan yang terjadi

h. Pendidikan

i. Latihan-latihan

j. Penggairahan, pendekatan lain agar bersifat yang selamat

k. Asuransi, yaitu insentif untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaan

l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan

Page 28: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

14

2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam Undang-Undang RI Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

tercantum pasal tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pasal 86 tertulis

bahwa:

1 setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan

martabat manusia serta nilai-nilai agama.

2 Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna

mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan

upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para

pekerja/buruh dengan cara mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan

rehabilitasi (Mangkuprawira dan Vitayala, 2007).

Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat

dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Sedangkan

kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik,

mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja

(Mangkunegara, 2004).

Kesehatan kerja ialah suatu usaha dan keadaan yang memungkinkan

seseorang mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaan. Hal ini

menimbulkan kewajiban yang berbeda pada pihak manajerial dan pihak

pegawai/pekerja. Akhir-akhir ini usaha menciptakan kerja yang sehat tidak

hanya terbatas pada tempat kerja saja tetapi sudah diperluas menjadi

lingkungan (Moenir, 1991).

2.3.1. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

Page 29: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

15

a. Agar setiap pegawai jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

baik secara fisik, sosial, dan psikologis

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya, seefektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipeliharan keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.3.2. Manfaat K3

Manfaat K3 (Arep dan Tanjung, 2004) adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Ekonomis :

a. berkurangnya kecelakaan dan sakit karena kerja

b. mencegah hilangnya investasi fisik dan investasi sumber daya

manusia

c. meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang nyaman

dan aman, serta motivasi kerja yang meningkat

2. Manfaat Psikologis

a. meningkatkan kepuasan kerja

b. kepuasan kerja tersebut akan meningkatkan motivasi kerja

dan selanjutnya akan meningkatkan produktivitas dan

kualitas kerja

c. perusahaan akan merasa bangga bahwa telah ikut serta dalam

melaksanakan program pemerintah dan ikut serta dalam

pembangunan nasional

d. nama baik/citra perusahaan akan meningkat

Page 30: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

16

2.3.3. Pengendalian K3

Tahapan kontrol bahaya (Santoso, 2004)

Gambar 1. Diagram Tahapan Kontrol Bahaya

Upaya-Upaya Pengendalian

1. Substitusi bahan-bahan kimia yang berbahaya

2. Proses isolasi

3. Pemasangan lokal exhauster

4. Ventilasi umum

5. Pemakaian alat pelindung diri (APD)

6. Ketatarumahtanggaan perusahaan

7. Pengadaan fasilitas saniter

8. Pemeriksaaan kesehatan sebelum kerja dan berkala

Bahaya Diantisipasi

Bahaya Dievakuasi

Bahaya Dieliminasi

Bahaya Dikontrol

Bahaya Diisolasi

Bahaya dikontrol dengan engineering

Bahaya Dikontrol dengan cara Administrstif

Program APD

Pemaparan tinggi

Pemaparan rendah

Monitoring periodik

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

ya

ya

ya

ya

ya

Page 31: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

17

9. Pelatihan/penyuluhan kepada seluruh karyawan

10. Kontrol administrasi

Hierarki pengendalian :

1. eliminasi

2. substitusi

3. pengendalian rekayasa

4. pengendalian admisnitrasi

5. alat pelindung diri (APD)

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja yaitu sebagai berikut

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan

peledakan

2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang

berbahaya

3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan

warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan

menyejukkan, dan mencegah kebisingan

4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit

5. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian

lingkungan kerja

6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat

kerja pegawai.

2.4. Keamanan Kerja

Yang dimaksud keamanan kerja menurut Moenir (1991) adalah

adanya perasaan aman dan tentram pada pegawai atau pekerja dalam

organisasi kerja. Perasaan aman ini memang terutama menyangkut pada segi

kejiwaan. Pada umumnya cermin dari perasaan aman ini dapat dilihat pada

aturan organisasi sepanjang mengenai berbagai jaminan organisasi atas

pegawai/pekerja yang meliputi jaminan :

Page 32: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

18

a. perlakuan yang adil terhadap semua pegawai tanpa membedakan

SARA, turunan, dan lingkungan sosial

b. Perawatan atau pemberian asuransi terhadap para pegawai yang

melakukan pekerjaan-pekerjaan berbahaya dan penuh resiko

c. Masa depan pegawai terutama dalam keadaan tidak mampu lagi

melakukan pekerjaan akibat suatu kecelakaan

d. Kepastian kedudukan dalam pekerjaan.

2.5. Sistem Manajemen K3

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah

bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi

struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,

pencapaian, pengkajian, serta pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan

kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien, dan

produktif (Mangkuprawira dan Vitayala, 2007). Sistem model manajemen

K3 menurut Santoso (2004) dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2. Sistem model manajemen K3 (Santoso, 2004)

Peningkatan

berkelanjutanKomitmen dan

Kebijaksanaan

Perencanaan

Pelaksanaan Pengukuran

Peninjauan ulang dan peningkatan

manajemen

Page 33: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

19

Menurut Mangkunegara (2004), pendekatan sistem pada manajemen

K3 dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik,

dan peralatan yang digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja.

Tujuan keselamatan harus diintegrasikan dengan bagian dari setiap

manajemen dan pengawasan kerja. Menurut George S. Odiorne dalam

Mangkunegara (2004) mengemukakan bahwa sistem pada manajemen K3

mencakup :

a. Penetapan Indikator Sistem

Tahap dasar dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah

menetapkan metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan

keselamatan kerja, kesehatan, dan kesejahteraan pegawai. Statistik

kecelakaan harus dijadikan pedoman dan dibandingkan dengan

organisasi lainnya. Efektifitas dari sistem dapat diukur dan

kecenderungan-kecenderungannya dapat diidentifikasikan. Indikator-

indikator tersebut merupakan kriteria untuk tujuan keselamatan kerja.

b. Melibatkan Para Pengawas dalam Sistem Pelaporan

Bilamana terjadi kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas

langsung dari bagian kerusakan dan laporan harus pula

mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini

agar pengawas tersebut dapat mudah mengadakan perbaikan dan

mengadakan upaya preventif untuk masa selanjutnya.

c. Mengembangkan Prosedur Manajemen Keselamatan Kerja

Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi

secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai.

Kemudian mengadakan penelitian terhadap penyebab terjadinya

kecelakaan dan mempertimbangkan kebijakan yang telah ditetapkan

untuk diadakan perubahan seperlunya sesuai dengan keperluan pada

saat itu.

d. Menjadikan Keselamatan Kerja sebagai Bagian Tujuan Kerja

Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang

dilakukan pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggungjawabkan

Page 34: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

20

sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi

kerja, kondite pegawai yang bersangkutan

e. Melatih Pegawai-Pegawai dan Pengawasan dalam Manajemen

Keselamatan kerja

Melatih pegawai-pegawai untuk menggunakan peralatan kerja dengan

baik. Begitu pula pegawai-pegawai dilatih untuk dapat menggunakan

alat pengaman jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.

2.6. Aspek K3

Menurut Miner dalam Ilham (2002), ada dua aspek yang

digunakan untuk mengatasi masalah K3 yaitu Safety Psychology dan

Industrial Clinical Psychology. Safety Psychology menitikberatkan pada

usaha mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti kenapa dan

bagaimana kecelakaan terjadi. Industrial Clinical Psychology

menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab

penurunan dan bagaimana mengatasinya. Faktor-faktor dari kedua aspek

tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Safety Psychology terdiri dari 6 faktor, yakni :

a. Laporan dan Statistik Kecelakaan

Laporan dan statistika kecelakaan sangat penting dalam program

K3. Dengan tersedianya laporan dan statistika kecelakaan yang

terjadi di tempat kerja, pihak perusahaan akan memiliki gambaran

mengenai kecenderungan terjadinya kecelakaan, serta dapat

mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi

masalah tersebut.

b. Pelatihan Keselamatan

Pelatihan keselamatan yang dilakukan perusahaan kepada

karyawannya diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan kerja

yang terjadi. Hal ini karena karyawan akan memperoleh informasi

yang cukup untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

c. Publikasi dan Kontes Keselamatan Kerja

Page 35: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

21

Publikasi keselamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Tujuan utamanya adalah untuk menjaga motivasi karyawan agar

tidak lengah dan tetap sadar akan pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja. Cara yang paling banyak digunakan adalah

dengan menggunakan spanduk dan poster-poster yang berisikan

tentang K3, serta memberikan informasi mengenai kecelakaan-

kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja. Kontes keselamatan

kerja dilakukan dengan tujuan agar karyawan selalu terpacu untuk

menerapkan K3 saat bekerja. Adanya pemilihan karyawan teladan

dalam bidang K3 serta pemberian penghargaan bagi karyawan

yang mengalami kecelakaan kerja paling sedikit merupakan

beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan.

d. Kontrol Terhadap Lingkungan Kerja

Perusahaan harus dapat melindungi karyawannya dari kecelakaan

kerja. Oleh karena itu, maka perusahaan harus menyediakan

peralatan pengaman dan peralatan pelindung diri untuk

karyawannya. Jika alat pelindung diri (APD) digunakan selama

bekerja, kemungkinan untuk mengalami kecelakaan akan lebih

kecil dibandingkan dengan yang tidak menggunakan APD. Selain

itu, hal lain yang penting adalah kondisi lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang berdebu, kotor, serta tidak dilengkapi

dengan penerangan yang memadai akan membuat karyawan tidak

nyaman dan berpengaruh terhadap motivasi dan produktivitas

kerjanya.

e. Inspeksi dan Disiplin

Inspeksi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar setiap mesin

dan peralatan selalu dalam kondisi aman dan siap untuk digunakan.

Selain itu, adanya inspeksi yang berkala dapat memberikan

informasi tentang potensi bahaya yang mungkin terjadi, sehingga

perusahaan dapat langsung mengambil tindakan.

f. Peningkatan Kesadaran K3

Page 36: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

22

Program-program K3 akan bekerja sangat baik bila didukung

dengan iklim yang positif yaitu komitmen yang kuat serta adanya

perhatian yang besar dari manajemen perusahaan terhadap masalah

K3 di lingkungan perusahaan

2. Industrial Clinical Psychology terdiri dari 2 faktor, yakni :

a. Konseling

Konseling atau pembimbingan dilakukan untuk meningkatkan

kembali motivasi kerja dari karyawan setelah diketahui adanya

penurunan produktivitas dari karyawan yang disebabkan oleh

masalah yang dihadapi oleh karyawan yang bersangkutan.

b. Employee Assistance Program

Pada Employee Assistance Program karyawan yang mengalami

masalah akan dibimbing secara intensif oleh supervisor yang

ditunjuk. Hal ini digunakan untuk menagani bermacam-macam

masalah karyawan terutama yang berhubungan dengan perilaku

karyawan.

2.7. Produktivitas

Produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses produksi

dalam periode tertentu. Input terdiri dari manajemen, tenaga kerja, biaya

produksi, peralatan serta waktu. Output meliputi produksi, produk,

penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan produk

(Mangkuprawira dan Vitayala, 2007).

Umar (2005) menyatakan bahwa produktivitas adalah

perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber

daya yang digunakan (input). Produktivitas mempunyai dua dimensi,

yaitu efektifitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan

dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi yang lain

adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan

dengan realisasi penggunaannya.

Page 37: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

23

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan hasil

nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang

sebenarnya. Misalnya saja, “produktivitas adalah ukuran efisiensi

produktif”. Suatu perbandingan antara hasil masukan dan keluaran.

Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja., sedangkan

keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Sinungan, 2005).

Produktivitas berubah-ubah dari waktu ke waktu karena peran

serta tenaga kerja selalu berubah-ubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

hal ini adalah tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika

kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial,

lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana

produksi, manajemen, kesempatan berprestasi, kebijakan pemerintah di

bidang produksi, investasi, perizinan, teknologi, moneter, fiskal, harga,

distribusi dan lain-lain (Kussriyanto, 1986)

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja terdiri atas

faktor makro dan mikro perusahaan. Faktor makro meliputi kondisi

perekonomian, industri, regulasi pemerintah, dan karakteristik angkatan

kerja. Sementara faktor mikro terdiri dari kondisi organisasi/perusahaan,

manajemen, dan karyawan (Mangkuprawira dan Vitayala, 2007).

Menurut Simajuntak (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi

produktifitas kerja karyawan dapat digolongkan pada tiga kelompok

yaitu:

1. Kualitas dan kemampuan

Kualitas dan kemampuan karyawan dpengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental, dan

kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan

2. Sarana Pendukung

Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan

perusahaan dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu ;

a. menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara

produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat

Page 38: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

24

keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam

lingkungan kerja itu sendiri;

b. menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem

pengupahan dan jaminan sosial, dan jaminan kelangsungan

kerja.

3. Supra Sarana

Supra sarana yang mendukung peningkatan produktivitas kerja

karyawan antara lain kebijakan pemerintah, hubungan pengusaha

dan pekerja, kemampuan manajemen, dan perusahaan.

2.8. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Purnamasari (2004) dalam penelitiannya membahas mengenai

pengaruh biaya program K3 terhadap tingkat kecelakaan dan produktivitas

di PT ITP. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya tingkat

kecelakaan kerja di PT ITP pada tahun 2000-2004 mengalami penurunan,

baik untuk tingkat keseringan kecelakaan kerja maupun dari segi

keparahannya. Namun pada penelitiannya belum dilakukan perbandingan

mengenai efektivitas penerapan program SMK3 yang dilihat dari segi

kecelakaan kerja sebelum dan sesudah diterapkan SMK3.

Almigo (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan

Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan”

menyatakan bahwa produktivitas karyawan cenderung menurun dari

waktu ke waktu dan hal ini akan berpengaruh pada merosotnya suatu

perusahaan. Permasalahan-permasalahan yang timbul karena produktivitas

kerja menjadi indikasi peranan manajemen sebagai pengelolaan sumber

daya manusia diperlukan. Produktivitas kerja yang menurun ini dapat

diakibatkan karena adanya persaingan yang tidak sehat, kecemburuan

sosial antara para anggotanya, ataupun dari lingkungan tempat kerja itu

sendiri. Kurangnya pemahaman dalam berpola pikir akan mengakibatkan

kemerosotan kemajuan bukan peningkatan organisasi. Hal ini menjadi

polemik dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, untuk penelitian

selanjutnya peneliti mengharapkan agar ada yang meneliti variabel-

Page 39: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

25

variabel lain yang berhubungan dengan masalah produktivitas kerja,

seperti masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dikarenakan

dalam penelitian ini data produktivitas kerja hanya berdasarkan pada

penilaian kerjanya saja.

Ishak (2004) dalam kajiannya tentang peningkatan produktivitas

kerja dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja menerangkan

bahwa pabrik yang aman adalah pabrik yang efisien, terutama untuk

pabrik yang luas dan besar. Pekerja pada pabrik yang aman dapat

meningkatkan kuantitas dan kualitas output sehingga mempengaruhi

kesejahteraan pekerja. Untuk menciptakan pabrik yang aman, keselamatan

kerja penting untuk diperhatikan. Keselamatan kerja di suatu pabrik harus

didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat

kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman, dan sebagainya.

Tingkat keselamatan kerja pada pabrik yang kecil lebih rendah

dibandingkan dengan tingkat pabrik yang besar karena tingkat spesialisasi

para pekerja tidak seimbang dengan teknologi yang dipergunakan.

Ilham (2002) menganalisis tentang hubungan keselamatan dan

kesehatan kerja dengan motivasi kerja karyawan di PT Goodyear

Indonesia menerangkan bahwa perasaan aman akan sangat mempengaruhi

kinerja karyawan. Karyawan tidak akan bekerja dengan maksimal jika

lingkungan kerja tidak aman dan memadai, dan hal ini akan berakibat pada

turunnya produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini mengacu pada Miner

(1992) yang mengemukakan dua aspek yang disebut Safety Psychology

dan Industrial Clinical Psycology yang digunakan untuk mengatasi

masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

Rahmawati dan Rahmawati (2007) mengkaji tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam meningkatkan

produktivitas karyawan di PT Bridgetone Tire Indonesia menerangkan

bahwa pengukuran produktivitas karyawan dilakukan pada besarnya

ukuran produktivitas rata-rata setiap karyawan secara kuantitatif

berdasarkan hasil produksi (output) tiap tahun dengan jumlah tenaga kerja

dan jumlah hari kerja (input)

Page 40: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

26

Dari kajian dan penelitian terdahulu, diperoleh pembelajaran untuk

melakukan penelitian tentang analisis efektifitas penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) serta pengaruhnya

terhadap produktivitas kerja karyawan di PT ITP khususnya di Plant 11.

Tujuannya adalah menganalisis efektivitas penerapan SMK3 dan

pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan di P-11 PT ITP. Bila

angka kecelakaan kerja masih tinggi dan mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan, maka peneliti akan membantu memberikan solusi

alternatif sesuai kebutuhan perusahaan.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian

ini, dilakukan penganalisisan efektivitas penerapan SMK3 dengan

membandingkan data penerapan SMK3 mulai dari P11 beroperasi dan

diterapkan SMK3 hingga saat ini. Kelebihan penelitian ini antara lain

adalah penilaian efektivitas penerapan SMK3 dilihat dari enam faktor,

yaitu pelatihan keselamatan, publikasi dan konteks keselamatan, kontrol

terhadap lingkungan kerja, inspeksi dan disiplin, peningkatan kesadaran

K3, serta laporan dan statistika K3 yang didasarkan pada Teori Miner.

Laporan dan statistika K3 dinilai dari data sekunder perusahaan berupa

arsip, sedangkan lima faktor lainnya dinilai dari persepsi karyawan dengan

kuesioner. Kuesioner yang disebarkan kepada 134 responden dari 200

orang karyawan dengan tingkat kesalahan 5%, sehingga data yang

diperoleh dapat teruji kebenarannya.

Page 41: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Setiap perusahaan yang berproduksi tentu saja membutuhkan faktor-

faktor produksi seperti modal, sumber daya alam, mesin, teknologi, dan

semua itu tidak dapat beroperasi tanpa dikendalikan oleh sumber daya

manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang sangat

penting dan menentukan keberhasilan proses produksi itu sendiri. Selain itu,

setiap perusahaan tentu saja mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai dan

semua itu tidak terlepas dari peran sumber daya manusianya.

Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan maka perusahaan

menyusun strategi-strategi seperti strategi keuangan, strategi pemasaran,

strategi SDM dan strategi produksi. Strategi keuangan berkaitan dengan

perolehan (akuisisi) dan alokasi modal serta manajemen modal kerja dan

deviden. Tidak seperti strategi fungsional lainnya, strategi keuangan harus

memiliki unsur–unsur jangka pendek dan jangka panjang. Strategi pemasaran

meliputi pencocokan produk dan jasa dengan kebutuhan pelanggan,

memutuskan dimana dan kapan menjual dan mempromosikan produk serta

menetapkan harga. Pendekatan ini tergantung pada apakah perusahaan

menghadapi para pelanggan yang ada atau berusaha menarik para pelanggan

yang baru, dan pada apakah produk baru itu sudah mapan.

Strategi yang ketiga adalah strategi SDM mencakup perekrutan,

pelatihan dan penyuluhan karyawan, penentuan kompensasi, dan

pemeliharaan hubungan dengan serikat pekerja dan pemerintah. Sasarannya

adalah untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan yang

dibutuhkan oleh organisasi. Strategi produksi berkaitan dengan transformasi

masukan bahan–bahan, tenaga kerja, dan modal menjadi produk atau jasa.

Keputusan-keputusan strategik mencakup ukuran dan lokasi pabrik,

pemilihan peralatan, ukuran dan pengendalian persediaan, upah dan

penyeliaan serta desain dan rekayasa produk.

Bila ditelaah maka strategi yang sangat berperan dalam pencapaian

visi dan misi perusahaan adalah strategi SDM. Dimana strategi ini

Page 42: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

28

menetapkan kebijakan-kebijakan untuk menciptakan SDM yang berkualitas

dan bekerja optimal antara lain seperti kebijakan rekrutmen dan seleksi,

kebijakan pengembangan SDM, kebijakan penilaian kinerja, kebijakan

kompensasi dan kebijakan SMK3. Kebijakan SMK3 ini merupakan kebijakan

yang dibuat perusahaan menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja untuk

melindungi karyawannya dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat bekerja.

Dengan diterapkannya SMK3, diharapkan dapat tercapainya

efektivitas. Bila efektivitas tercapai maka tingkat kecelakaan rendah, efisiensi

kerja tercapai, tidak ada gangguan pada kesehatan, dan lingkungan kerja

diharapkan dapat menjadi aman dan nyaman sehingga produktivitas kerja

karyawan bisa meningkat. Bila efektivitas dari penerapan SMK3 tidak

tercapai maka tingkat kecelakaan tinggi, efisiensi kerja tidak tercapai, adanya

gangguan pada kesehatan, lingkungan kerja tidak aman dan nyaman, dan

produktivitas kerja karyawan pun akan rendah. Gambar 3 merupakani alur

pemikiran konseptual dari bagaimana suatu perusahaan bisa mencapai suatu

visi dan misi.

Page 43: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

29

Ya Tidak

Gambar 3. Kerangka pemikiran konseptual

Strategi Keuangan Strategi Pemasaran Strategi SDM Strategi Produksi

Kebijakan Rekrutmen dan

Seleksi

Kebijakan Program SMK3

Kebijakan Penilaian Kinerja

Kebijakan Kompensasi

Kebijakan Pengembangan

SDM

- Tingkat kecelakaan tinggi - Efisiensi kerja tidak

tercapai - Gangguan pada kesehatan

- Lingkungan kerja tidak aman dan nyaman

- Produktivitas kerja karyawan rendah

Produktivitas kerja karyawan meningkat

Kinerja perusahaan tinggi

Penerapan SMK3

Efektivitas SMK3 - Tingkat kecelakaan rendah - Efisiensi kerja tinggi - Tidak ada gangguan pada kesehatan - Lingkungan kerja yang aman dan

nyaman

Produktivitas kerja karyawan tinggi

Visi dan Misi PT ITP, Tbk

Strategi Perusahaan

Page 44: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Pengembangan SDM yang dilakukan oleh setiap perusahaan tentu

saja berbeda-beda, semuanya bergantung pada kebutuhan yang dimiliki oleh

SDM-nya. Pengembangan SDM tersebut dilakukan agar perusahaan

memiliki SDM yang handal dan dapat bekerja secara optimal. SDM yang

kompeten merupakan SDM yang mampu bekerja dengan baik dan memiliki

produktivitas yang tinggi serta dapat bersaing di era globalisasi ini.

Untuk dapat menghasilkan SDM yang kompeten maka banyak faktor

yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Salah satunya adalah kenyamanan

dan keamanan tempat kerja. Tempat kerja merupakan tempat dimana setiap

SDM meluangkan ide dan pemikiran dalam bekerja untuk menghasilkan

sebuah output. Output yang dihasilkan setiap karyawan akan berbeda. Oleh

karenanya, perusahaan harus berpikir bagaimana agar setiap SDM merasa

aman dalam bekerja meskipun harus berhadapan dengan mesin-mesin

berteknologi canggih.

Untuk menciptakan suasana tempat kerja yang aman dan nyaman

maka salah satu cara yang dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar yang

menggunakan mesin-mesin berbahaya dan berteknologi canggih adalah

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Agar keamanan dan

kenyamanan pun dirasakan oleh semua pihak yang bekerja, baik yang

bekerja di luar ruangan maupun di dalam ruangan maka konsep K3 ini

diintegrasikan menjadi Sistem Manajemen K3 (SMK3). Dari penerapan

SMK3 dapat dilihat sejauh mana efektifitasnya dan dapat dilihat juga

seberapa besar pengaruhnya terhadap produktfitas karyawan.

Penelitian ini dilaksanakan pada Plant 11 PT ITP karena pada plant

tersebut potensi kecelakaan yang tinggi dan pelaksanaan SMK3 masih perlu

diperbaiki. Peneliti akan menganalisis bagaimana penerapan SMK3

memberikan pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Efektivitas

penerapan SMK3 dilihat dari faktor-faktor Pelatihan Keselamatan, Publikasi

Keselamatan Kerja, Kontrol Terhadap Lingkungan Kerja, Inspeksi dan

Disiplin, Peningkatan Kesadaran K3, kelima faktor tersebut dilihat dari

kuesioner. Sedangkan faktor yang keenam yaitu Laporan dan statistika K3

Page 45: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

31

diperoleh dari data sekunder yang meliputi tingkat keseringan kecelakaan

(Injury Frequency Rate) dan tingkat keparahan kecelakaan (Injury Saverity

Rate).

Untuk produktivitas kerja karyawan dilihat dari perbandingan

jumlah output dengan input. Dalam menganalisisnya digunakan metode

analisis regresi. Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh efektivitas penerapan SMK3 yang dlihat dari segi laporan dan

statistika K3 terhadap produktivitas kerja karyawan. Sedangkan untuk

melihat bagaimana penerapan SMK3-nya digunakan analisis deskriptif. Data

untuk analisis deskriptif ini didapatkan dari kuesioner yang disebarkan

kepada karyawan di P-11 PT ITP. Kuesiner ini disebarkan secara

proporsional random sampling karena P-11 memiliki beberapa departemen,

yaitu Electical Department, Mechanical Department, dan Production

Department. Hal ini dilakukan agar kuesioner menyebar secara merata dan

tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Data sekunder yang diperlukan

untuk melengkapi penelitian ini diperoleh dari arsip perusahaan.

Page 46: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

32

Berikut ini merupakan alur pemikiran dari penelitian ini :

Visi dan Misi PT ITP, Tbk

Strategi Plant 11 PT ITP, Tbk

Kebijakan Program SMK3

Gambar 4. Kerangka pemikiran operasional

Efektivitas Penerapan SMK3 di Plant 11

Diterapkan dengan enam faktor K3

1) Pelatihan Keselamatan Kerja

2 ) Publikasi Keselamatan Kerja Analisis per-

3) Kontrol Terhadap Lingkungan Kerja sepsi dengan

4) Inspeksi dan Disiplin kuesioner

5) Peningkatan Kesadaran K3

Analisis Deskriptif

Analisis Pengaruh dengan Regresi

6) Laporan dan

Statistika K3

a) Injured Frequency

Rate/Tingkat

Keseringan

Kecelakaan

b) Injured Severity Rate/

Tingkat Keparahan

Kecelakaan

Produktivitas Kerja Karyawan Plant 11

Potensi kecelakaan yang tinggi di P-11

Page 47: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di Plant 11

PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. yang tepatnya terletak di Jalan

Mayor Oking Jaya Atmaja Citeureup Bogor. Pemilihan perusahaan

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa adanya

kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang

diperlukan sesuai dengan penelitian, serta bahwa perusahaan yang

bersangkutan merupakan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia

bahkan di Asia Tenggara, dimana sumber daya manusianya merupakan salah

satu aset terpenting dalam proses produksi perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan perlu memperhatikan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja

karyawan yang merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan. Hal ini haruslah dicapai agar perusahaan

memiliki sumberdaya manusia yang memiliki produktivitas kerja yang

tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai

Februari 2008.

4.2. Jenis dan Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui proses

wawancara, pengisian kuesioner dan pengamatan langsung di lapangan

mengenai pelaksanaan SMK3 di PT ITP. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari literatur, jurnal, dan catatan-catatan manajeman

perusahaan.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan degan cara observasi, wawancara

dan penyebaran kuesioner. Observasi dilakukan untuk memperoleh data

yang relevan di lapangan, untuk pelaksanaan SMK3 dan pengaruhnya

terhadap produktivitas di P-11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

Page 48: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

34

Dalam hal ini dilakukan pencatatan secara sistemik mengenai

produktivitas kerja karyawan, perilaku, dan kejadian yang dianggap

relevan di lapangan.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan menggunakan

tanya jawab dan bertatap muka dengan responden secara langsung.

Wawancara dilakukan dengan menggali lebih dalam tentang SMK3 dan

produktivitas karyawan, serta seberapa besar kesadaran karyawan akan

pentingnya penerapan SMK3 sehingga menjadikan tempat kerja menjadi

lebih aman dan nyaman. Oleh karena itu, wawancara dilakukan kepada

pihak-pihak yang mengetahui perkembangan SMK3 dan produktivitas

karyawan di lapangan seperti Safety Department, Plant Manager, dan

pimpinan unit kerja lainnya.

Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang menggunakan

daftar pernyataan. Isi dari kuesioner berupa pernyataan mengenai fakta

penerapan dan pelaksanaan SMK3 yang diberlakukan oleh PT ITP.

Kuesioner ini akan disebarkan kepada karyawan yang bekerja di P-11 PT

ITP yang diambil secara proposional random sampling. Bentuk

kuesioner dengan empat tipe pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju,

tidak setuju, setuju, dan sangat setuju dengan metode skala Likert.

Menurut metode Slovin, jumlah sampel yang diperlukan adalah

sebanyak 133.33 orang ≈ 134 orang dengan tingkat kesalahan 5% dan

jumlah populasi sebanyak 200 orang. Rumus Slovin yang digunakan

adalah

. ...........................................(1)

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : tingkat kesalahan (error)

N

n =

1 + Ne2

Page 49: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

35

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan SMK3, produktivitas, kecelakaan kerja, dan

sebagainya yang dapat melengkapi data untuk penelitian ini. Data

sekunder diperoleh dari arsip data perusahaan dan berbagai literatur, baik

berupa buku yang memuat teori-teori, hasil penelitian terdahulu, serta

pencatatan data yang sudah ada di perusahaan. Data sekunder yang

berupa arsip perusahaan diperlukan karena pada penelitian ini dilakukan

perbandingan data yang berkaitan dengan SMK3 dan produktivitas pada

sebelum dan sesudah diterapkan SMK3 di PT ITP terutama di P-11.

4.3. Pengolahan dan Analisis Data

4.3.1. Skala Likert

Empat pilihan jawaban kuesioner untuk penelitian ini menggunakan

skala Likert. Dimana skala ini digunakan untuk mengetahui penilaian

seseorang terhadap sesuatu. Pilihan jawaban yang digunakan yaitu :

a. Sangat tidak setuju = 1

b. Tidak setuju = 2

c. Setuju = 3

d. Sangat setuju = 4

Setiap jawaban dari responden dalam kuesioner diberikan skor. Cara

menghitung skor rataan adalah sebagai berikut :

∑ ( Xi . ni) x = ..........................................(2)

n Keterangan :

x = skor rataan

ni = jumlah jawaban responden untuk skor i

X i = skor nilai jawaban responden i

n = jumlah responden

Selanjutnya menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan

posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap

skor alternatif yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari

Page 50: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

36

kisaran antara 1 hingga 4 yang menggambarkan posisi yang sangat

negatif ke posisi yang sangat positif, kemudian dihitung rentang skala

dengan rumus sebagai berikut:

R (skor) Rs = ..............................(3)

M

Keterangan :

R (skor) = skor terbesar – skor terkecil

M = banyaknya kategori skor

Nilai skor rata-rata (Rs) yang didapatkan adalah 0,75. Angka ini

diperoleh dari hasil perhitungan:

Rs = 4 – 1 = 0,75

4

Nilai skor rataan diperoleh dari perkalian antara bobot nilai jawaban

berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi

dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka

posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Posisi Keputusan Penilaian

Skor Rataan Keterangan

1,00 - 1,75 Sangat tidak setuju

1,75 - 2,50 Tidak setuju

2,50 - 3,25 Setuju

3,25 - 4,00 Sangat Setuju

Interpretasi untuk tiap posisi tersebut adalah

1. Jika nilai skor rataan yang dihsilkan berada pada rentang 1,00-1,75

maka pelaksanaan SMK3 dinyatakan sangat tidak baik

Page 51: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

37

2. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 1,75-2,5

maka pelaksanaan SMK3 dinyatakan tidak baik

3. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 2,5-3,25

maka pelaksanaan SMK3 dinyatakan baik

4. Jika nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 3,25-

4,00 maka pelaksanaan SMK3 dinyatakan sangat baik

4.3.2. Uji Validitas

Kuesioner dibuat untuk mengetahui pendapat dan fakta yang

dirasakan responden mengenai efektifitas penerapan SMK3 di P-11 PT

ITP. Sebelum kuesioner disebar dilakukan suatu uji validitas. Uji

Validitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana data yang

ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin

diukur. Langkah-langkah dalam mengukur validitas kuesioner yaitu

mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang diukur,

melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden,

mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, menghitung nilai korelasi

antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai

rumus teknik korelasi.

Korelasi ini digunakan untuk menganalisis kekuatan hubungan

antara peubah-peubah. Dalam penelitian ini, peubah-peubah tersebut

adalah Produktivitas kerja karyawan sebagai peubah tidak bebas (Y)

dan penerapan SMK3 sebagai peubah bebas (X). Menurut Umar

(2003), untuk menghitung analisa korelasi digunakan rumus :

....................(4)

n∑xy – (∑x) (∑y) r =

( n∑x2-(∑x)2)(n∑y2 – (∑y)2)

Page 52: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

38

keterangan :

r : koefisien korelasi

n : ukuran contoh

Y : Peubah tidak bebas (Produktivitas kerja karyawan)

X : Peubah bebas ( Penerapan SMK3)

Dari koefisien yang diperoleh didapatkan hubungan -1 ≤ r ≥ +1,

yaitu r = -1, maka dinyatakan ada hubungan linear sempurna tidak

langsung antara X dan Y, r = 0 dinyatakan tidak ada hubungan linear

antara peubah X dan Y, r = +1 dinyatakan ada hubungan linear

sempurna langsung antara X dan Y.

4.3.3. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, dimana

reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. (Umar, 2003). Teknik

pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach,

dengan rumus sebagai berikut :

k ∑σb2

r11 = 1-

k-1 σt2 ....................................(5)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

∑σb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total hasil pengukuran

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya/diandalkan untuk dijadikan sebagai alat

ukur penelitian. Hasil uji reliabilitas dihitung dengan bantun software

SPSS 13.0 for Windows. Hasil pengukuran reliabilitas menyatakan

Page 53: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

39

bahwa kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk dijadikan

alat ukur pada penelitian ini.

4.3.4. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis

statistik untuk meneliti variabel-variabel bebas yang berpengaruh

terhadap variabel terikat, dimana jumlah variabel bebasnya lebih dari

satu (Siregar, 2004). Variabel bebas pada penelitian ini adalah

efektivitas penerapan SMK3 yang dilihat dari IFR dan ISR. Variabel

terikatnya adalah produktivitas kerja karyawan. Bentuk umum dari

persamaan regresi linear menggunakan lambang Y untukvariabel

terikat dan lambang X untuk variabel bebas.

Rumus yang digunakan dalam analisis regresi ini adalah seperti

yang dikemukakan oleh Umar (2003), yaitu ;

………….........……(6) .

Keterangan:

Y : Peubah tidak bebas (produktivitas kerja karyawan)

a : Konstanta

b : Koefisien arah garis regresi

X1 : Tingkat Keseringan Kecelakaan (Injured Frequency Rate-IFR)

X2 : Tingkat Keparahan Kecelakaan (Injured Severity Rate-ISR)

ξ1 : Standar galat

n : Contoh

Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linear dapat dihitung

sebagai berikut :

......................................................... ................................(7)

Y = a + b1X1+b2X2 +ξ1

a = (∑y) (∑x2) – (∑x)( ∑xy)

n ∑x2 - (∑x)2

Page 54: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

40

...........................................(8)

4.3.5. Analisis Kecelakaan

Laporan Analisa Kecelakaan Kerja diklasifikasikan menurut

cidera ringan, cidera berat, fatality, property damage. Perhitungan

yang dilakukan PT ITP untuk mengetahui tingkat statistik kecelakaan

kerja yaitu :

a. Tingkat Keseringan Kecelakaan ( Injury Frequency Rate)

Digunakan untuk menghitung seluruh jumlah kejadian kecelakaan

akibat kerja untuk setiap juta jam manusia (man hours) dengan

rumus :

IFR = Jumlah Kecelakaan (Lost time > 2 hari) x 1.000.000...... (9)

Jumlah Jam Kerja

b. Tingkat Keparahan Kecelakaan (Injury Severity Rate)

Digunakan untuk menghitung tingkat keparahan kecelakaan yang

terjadi yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang hilang untuk

satu juta jam kerja manusia. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut :

ISR = Jumlah Waktu Yang hilang x 1.000.000 ............(10)

Jumlah jam kerja

4.3.6. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan

Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat menarik,

sebab mengukur hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan segala

masalah-masalah bervariasi khususnya pada kasus-kasus di negara

berkembang. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana

manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi

(Sinungan, 2005). Ukuran produktivitas rata-rata setiap karyawan

secara kuantitatif didasarkan hasil produksi (output) tiap tahun dengan

n∑yx – (∑x)( ∑y) b = n ∑x2 - (∑x)2

Page 55: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

41

jumlah tenaga kerja dan jumlah hari kerja sebagai input (Rahmawati

dan Rahmawati, 2007)

Tingkat produktivitas karyawan dapat dihitung dengan rumus :

..........................................(11)

Keterangan :

P = tingkat produktivitas tenaga kerja

O = tingkat output/hasil produktivitas (ton)

I = Tingkat Input / jumlah jam kerja x jumlah tenaga kerja (Man-

Hours Of Work)

O P = I

Page 56: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

V. PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

5.1.1. Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Pada awalnya Perseroan bermulai dari PT Distinc Indonesia

Cement Interprice pada tahun 1973. Produksi komersial pertama

dilakukan pada 4 Agustus 1975 dengan kapasitas terpasang 500.000

ton/tahun dengan merk dagang "Cap Tiga Roda" yang kemudian

pabrik ini disebut Plant 1 yang merupakan awal berdirinya PT

Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.

Sejalan dengan bertambahnya kebutuhan semen di Indonesia,

pabrik semen "Tiga Roda" ikut meningkatkan produksinya dengan

mendirikan pabrik atau Plant yang baru dalam waktu 12 tahun yang

dikelola enam perusahaan. Enam perusahaan yang semula

produsen/pengelola semen Indocement cap "Tiga Roda" tersebut

adalah

1. PT. Distinc Indonesia Cement Enterprise (PT. DICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 1 dan 2 yang masing-masing

mempunyai kapasitas terpasang 500.000 ton/tahun. Plant 1

mulai beroperasi tanggal 18 Juli 1975, sedangkan Plant 2 mulai

beroperasi tanggal 14 Juli 1975 dan diresmikan pada tanggal 5

Agustus 1975

2. PT. Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PT. PICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 3 dan 4. Kapasitas produksi

masing-masing plant terpasang 1.000.000 ton/tahun. Plant 3

mulai beroperasi tanggal 26 Oktober 1978, sedangkan Plant 4

mulai beroperasi tanggal 17 November 1980.

3. PT. Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PT.

PIICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 5, hasil produksinya berupa

semen putih dengan kapasitas terpasang 200.000 ton/tahun.

Plant 5 diresmikan tanggal 16 Maret 1981.

Page 57: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

43

4. PT. Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PT.

PAUICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 6 yang mulai beroperasi bulan

September 1983 dengan kapasitas terpasang 1.500.000

ton/tahun.

5. PT. Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PT.

PIAICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 7 yang mulai beroperasi

tanggal 16 Desember 1984 dengan kapasitas 1.500.000

ton/tahun

6. PT. Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PT.

PAMICE)

Perusahaan ini memiliki Plant 8 yang mulai beroperasi pada

tanggal 16 Juli 1985 dengan kapasitas 1.500.000 ton/tahun.

Pada akhirnya perusahaan-perusahaan tersebut bergabung

menjadi satu perusahaan dengan nama PT Indocement Tunggal

Prakarsa tanggal 1 Januari 1985 dan disahkan oleh Departemen

Kehakiman dengan Keputusan No. C2-2867.HT.01.Th85. PT.

Indocement Tunggal Prakarsa melakukan go-public berdasarkan surat

izin Menteri Keuangan RI No. SI-062/SHM/MK-10/89 tertanggal 16

Oktober 1989. Hal ini dilakukan dengan jalan menjual 59.000.100

lembar sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 1000,-

per sahamnya melalui proses :

1. Masa penawaran tanggal 30 November 1989 sampai dengan 10

Desember 1989

2. Tanggal akhir penjatahan 20 November 1989

3. Tanggal pengembalian uang 23 November 1989

4. Tanggal pencatatan pada bursa efek di Indonesia 5 November

1989

Selanjutnya pada tahun 1991 PT Indocement Tunggal Prakarsa,

Tbk mengakuisisi pabrik semen Cirebon dari PT Tridaya Manunggal

Page 58: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

44

Perkasa Cement (TMPC) untuk dijadikan sebagai Plant 9 yang

berlokasi di Palimanan. Di Cirebon dibangun juga Plant 10 dengan

kapasitas 1.200.000 ton/tahun yang baru diresmikan pada tahun 1997.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, maka dibangun Plant 11

yang berkapasitas 2.400.000 ton/ tahun di Citeureup yang diresmikan

pada tahun 1999.

Namun tiga tahun sebelum Plant 10 dibangun, di daerah Tarjun

Kalimantan Selatan didirikan pabrik yang berada di bawah PT

Kodeco Cement yang merupakan joint venture antara Indocement

(51%), Korea Devt. Co. (46%), dan Marubeni Corp. (3%). Kapasitas

dari pabrik ini adalah sebesar 2.400.000 ton/tahun. Akhirnya pada 20

Oktober 2000 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa diputuskan bahwa anak perusahaaan PT Indo Kadeco Cement

langsung berada di bawah operasional PT Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk dan dinamakan Plant 12.

Besarnya kapasitas produksi yang dihasilkan PT ITP, maka

PT ITP membuka jalan untuk melakukan ekspor. Namun sebelum

ekspor itu dilakukan, PT ITP perlu menstandarkan mutu produknya.

Maka pada tahun 1994, PT ITP menerapkan Total Quality

Management (TQM) untuk meraih ISO 9001. Inti dari TQM ini

adalah pengendalian atas mutu yang dilakukan sejak awal proses

hingga hasil akhirnya.

Pada awal 1995, sertifikat ISO 9001 berhasil diraih oleh PT

ITP dari SGS Surveyor International yang kemudian diaudit ulang

setiap 3 tahun sekali. Karena penerapan TQM ini melibatkan seluruh

SDM yang dimilikinya, maka diterapkan pula Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) agar SDMnya tetap bisa

memenuhi standar, tetap sehat dan selamat dalam bekerja. Sertifikat

untuk menilai bahwa SMK3 ini tetap berada pada standarnya adalah

sertifikat OHSAS yang dikeluarkan oleh badan standar International.

Page 59: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

45

Sertifikat ini diperoleh tahun 2000 dan diaudit minimal 2 tahun

sekali.

Selanjutnya PT ITP, menyiapkan penerapan Sistem

Manajemen Lingkungan (SML) dan berhasil meraih ISO 14001 pada

23 Oktober 2002 yang diberikan SGS Switzerland SA. Selain itu, PT

ITP juga memperoleh ISO 17025 untuk standarisasi pengelolaan

labolatorium pada tahun 2005 yang diberikan oleh Komite

Akreditasi Nasional (KAN). SNI yang merupakan sertifikat untuk

produk-produk yang diproduksi oleh Indonesia sebagai simbol

bahwa produk tersebut telah layak digunakan.

5.1.2. Visi dan Misi PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

Visi PT ITP terdiri dari tiga periode pembangunan lima tahun, yaitu :

1. Periode pemantapan / konsolidasi 2001-2005

PT ITP menjadi pemimpin pasar domestik berkualitas di industri

semen

2. Periode diversifikasi /pengembangan usaha 2006-2010

PT ITP menjadi pemimpin pasar domestik di industri bahan

bangunan

3. Periode pertumbuhan 2011-2015

PT ITP menjadi perusahaan bahan bangunan terkemuka di

ASEAN

Misi PT ITP, yaitu :

1. Kepemimpinan dalam pasar domestik dan bisnis dasar terkait

a. Memproduksi produk berkualitas baik dengan harga yang

bersaing

b. Menghasilkan bahan yang dapat menguntungkan para

pemegang saham

c. Memberikan masukan terhadap perkembangan ekonomi

Indonesia

Page 60: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

46

2. Good Corporate Citizen

a. Menyediakan kesempatan yang besar bagi kesuksesan dan

perkembangan karyawan

b. Mempromosikan sebuah lingkungan yang bersahabat dan

masyarakat sehat di sekitar pabrik

5.1.3. Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.

Untuk menjaga kelancaran dan kontinuitas pabrik dapat

dilakukan melalui struktur organisasi yang baik. Organisasi

perusahaan disusun sebagaimana layaknya suatu badan usaha yang

membagi-bagi unit dalam organisasi secara fungsional. Anggaran

dasar yang mengatur tata kerja dalam perseroan telah disusun dan

telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman pada 19

Juni 1987.

Berikut ini merupakan uraian mengenai masing-masing

bagian yang terdapat dalam struktur organisasi PT ITP, Tbk, sebagai

berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

perusahaan. Tugas dan fungsi dari RUPS untuk menentukan garis

besar kebijakan yang menyangkut kegiatan dan masa depan

perusahaan menerima pertanggungjawaban dari dewan komisaris

dan dewan direksi, menyangkut dan memberhentikan pengurus

serta untuk mengembangkan dan membubarkan perusahaan.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan wakil pemegang saham yang

menjadi sumber pokok pikiran dan kebijakan perusahaan. Dewan

ini mengawasi pelaksanaan tugas dari dewan direksi yang telah

digariskan dalam RUPS. Selain itu, Dewan Komisaris juga

mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi, mengesahkan

Page 61: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

47

anggaran belanja perusahaaan, serta mengawasi jalannya

perusahaan.

3. Dewan Direksi

Dewan Direksi merupakan pimpinan tertinggi dalam operasi

perusahaan sehari-sehari yang berfungsi mewakili RUPS baik di

dalam maupun di luar perusahaan. Tugasnya adalah untuk

menyusun dan melaksanakan anggaran belanja perusahaan serta

mengelola dan mengembangkan jalannya perusahaan.

4. General Manager Corporate

Tugas dari General Manager adalah untuk mengkoordinir

pengelolaan operasional plant dan divisi penunjang serta

menyusun dan melaksanakan anggaran belanja pabrik.

5. Plant / Division Manager

Manajer Plant bertugas untuk mengkoordinir pengelolaan

operasional department head dan bawahannya, serta menyusun

dan melaksanakan anggaran dan belanja plant divisinya.

6. Department Head

7. Planner / Inspector / Superintendent

8. Foreman

9. Pelaksana

Pada struktur organisasi PT ITP, RUPS merupakan penguasa

tertinggi perusahaan. Bagian kegiatan operasional dipimpin langsung

oleh dewan direksi yang terdiri dari 9 orang termasuk satu direktur

utama dengan tugas melaksanakan kebijakan yang digariskan di

dalam RUPS. Dalam melaksanakan kegiatan eksekutif sehari-hari,

diangkat Plant Coordinator dan Division Manager. Plant Coordinator

ini membawahi Quality System Management Office, Community

Development Office, dan juga bertugas mengkoordinir pengelolaan

operasional Plant dan Divisi penunjang, menyusun dan

melaksanakan anggaran belanja pabrik. Sedangkan Plant atau

Division Manager bertugas untuk mengkoordinir pengelolaan

Page 62: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

48

operasional yang berada dibawah Departement Head, menyusun, dan

melaksanakan anggaran belanja Plant atau Divisinya.

PT ITP mempunyai divisi-divisi yang membantu perusahaan

dalam mencapai target yang telah ditetapkannya. Divisi-divisi

tersebut antara lain adalah:

1. Technical Service Division (TSD)

Unit pabrikasi dan perbaikan mesin ini bertugas untuk

melakukan perbaikan mesin, pembuatan dan penyediaan suku

cadang mesin atau alat produksi. Unit ini bekerja berdasarkan

pesanan dari cement unit division atau plant.

2. Paper Bag Division (PBD)

Divisi ini bertugas dalam pembuatan kantong semen yang

dibagi menjadi dua tahap yaitu proses tubing (merupakan tahap

pembuatan kantong semen yang masih terbuka ujungnya

menjadi bentuk kantong) dan proses sewing (merupakan proses

penjahitan)

3. Corporate Human Resources Development Division (CHRDD)

Bertugas membuat organisasi yang efektif, efisien, dan terpadu

serta mengembangkannya dengan pengadaan maupun

pengembangan tenaga kerja, mengadakan penelitian,

pengangkatan, pengembangan produktivitas organisasi dan

tenaga kerja dalam mencapai produktivitas yang optimal.

4. Supply Division

Bertugas menyediakan penyimpanan dan pengeluaran barang

atau material yang digunakan oleh semen plant/divisi

5. Quality Assurance & Research Development (QARD)

Bertugas menjamin mutu bahan-bahan yang digunakan dan

produk yang dihasilkan secara analisa fisika dan kimia.

6. Human Resources & General Affairs Department (HR&GAD)

Bertugas mengurus administrasi seluruh karyawan pabrik.

Dalam hal ini ada ikatan perjanjian antara PT ITP dengan

Page 63: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

49

serikat buruh yang meliputi aturan kerja, hak dan kewajiban

karyawan, penggajian, jaminan sosial, dan sebagainya.

7. Mining Division

Bertanggung jawab dengan menyediakan bahan baku produk

pabrik dengan melakukan penambangan dan penggalian bahan

di Quarry yang berupa limestone dan additive material

8. Utility Division

Bertanggung jawab terhadap penyediaan listrik perusahaan.

Utility Division ini mempunyai dua lokasi power plant yaitu

Power Plant I dan Power plant II. Kedua Power Plant ini

kekuatan yang bertambah besar dari waktu ke waktu karena

daya listrik yang diperlukan perusahaan sangat besar.

9. Safety & Security Division (SSD)

Bertanggung jawab akan keselamatan kerja karyawan serta

keamanan lingkungan kerja di PT ITP ini.

10. Quality System and Management Representative Division

(QSMR)

Bertanggung jawab untuk menetapkan, menerapkan dan

memelihara mutu SMK3 dan memastikan semua persyaratan

yang telah disetujui berjalan sesui dengan standarnya. Selain

itu, QSMR juga berperan dalam melakukan audit internal dan

audit eksternal.

Selain 10 divisi penunjang di atas, masih ada beberapa divisi

penunjang di PT ITP. Divisi-divisi tersebut adalah Alternatif Fuel

and Raw Material (AFR), General Engineering and Construction

Division (GECD), HTC, BCTD.

5.1.4. Proses Produksi Semen

Proses produksi semen dilakukan melalui beberapa tahapan.

Tahapan dalam pembuatan semen dilakukan secara otomatis dan

sepenuhnya dilakukan oleh mesin. Sedangkan manusia berperan

Page 64: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

50

dalam pengoperasian mesin-mesinnya. Tahapan-tahapan

pemroduksian semen tersebut adalah :

1. Penambangan dan penyediaan bahan baku (Quarrying)

Proses penambangan dan penyediaan bahan baku bertujuan

untuk menyediakan bahan baku berupa batu kapur, tanah liat,

pasir besi, dan pasir silika.

2. Pengeringan dan penggillingan bahan baku (Drying &

Grinding)

Proses ini bertujuan untuk mengeringkan bahan baku hingga

kadar air 1%, menggiling bahan baku hingga berukuran 90

mikron, mencampur bahan baku sesuai dengan yang diinginkan,

dan memperoleh campuran yang lebih homogen. Setelah bahan

baku sudah digiling dan bercampur, bahan tersebut dikirim

dengan separator untuk pemisahan ukuran kemudian di kirim ke

raw mill silo untuk proses pengadukan yang lebih merata.

3. Pembakaran dan Pendinginan Klinker (Kiln Burning & Cooling)

Proses pembakaran bahan baku untuk membentuk clinker dalam

proses produksi semen merupakan tahap terpenting. Proses

pembakaran bahan baku ini dilakukan dengan suhu 200°C-

1000°C dalam suspension preheater. Setelah itu, material

dikirim ke rotary kiln untuk proses pembakaran inti dengan

suhu ± 900°C -1450°C. Material yang sudah melewati tahap ini

disebut clinker. Clinker panas akan didinginkan secara

mendadak ke dalam alat AQC (Air Qinching Cooler) sehingga

suhunya menurun dari 1200°C menjadi 50°C – 100°C. Clinker

yang dihasilkan memiliki diameter 1-2 cm dan merupakan

bahan setengah jadi.

4. Penggilingan Akhir (Finish Grinding)

Pada proses ini dilakukan penggilingan clinker di dalam cement

mill dan penambahan aditif agar menjadi semen yang memenuhi

Page 65: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

51

syarat kehalusan. Kehalusan semen adalah salah satu penentu

utama dari semen yang dihasilkan.

5. Pengantongan (Packing)

Produk semen yang keluar dari cement mill disimpan di silo.

Kemudian semen dari silo di angkut menuju Hopper dengan

menggunakan Air Slide dan Bucket Elevator. Semen yang halus

akan terpisah dan masuk ke dalam Hopper, kemudian dialirkan

ke dalam rotary packer. Semen-semen tersebut akan dikemas

dalam kantong semen yang berukuran 40 kg, 50 kg, dan big bag

(1 ton). Setelah semen selesai dikemas, semen diangkut oleh

belt conveyor ke atas truk pengangkutan.

Gambar 5. Proses Pembuatan Semen

5.1.5. Bidang Usaha

Produk semen "Tiga Roda" selain dikemas dalam bentuk zak

atau ukuran 50 kg, dikemas juga dalam ukuran 1 ton. Semen "Tiga

Roda" juga menjual semen dalam bentuk tanpa kantong dan

penjualan kerak semen (biasa disebut clinker) untuk pabrik semen

lainnya. Jenis-jenis semen yang diproduksi oleh PT ITP adalah

1. Semen Portland Tipe I sebanyak 94,3 %

Page 66: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

52

Digunakan untuk bangunan perumahan, gedung bertingkat,

jembatan, jalan raya, dan dapat digunakan sebagai bahan baku

komponen bangunan seperti asbes, ubin, batako, paving block,

eternit, dan sebagainya.

Standar yang digunakan : SNI 15-1094-1994 (Indonesia)

ASTM-C 150-95 (Amerika)

BS 12 1989 (Inggris)

2. Semen Portland Tipe II sebanyak 0,08 %

Digunakan untuk bangunan yang memerlukan ketahan terhadap

sulfat sedang dan terhadap panas hidrasi rendah, misalnya

konstruksi beton bendungan dan bangunan di rawa.

Standar yang digunakan : SNI 15-2094-1994 (Indonesia)

ASTM-C 150-95 (Amerika)

3. Semen Portland Tipe V sebanyak 0,02 %

Digunakan untuk proyek-proyek khusus dengan ketahanan

terhadap sulfat tinggi, misalnya untuk tiang pancang, konstruksi

bangunan di daerah gambut, bangunan di daerah yang

mempunyai kandungan sulfat tinggi, bangunan tepi laut, dan

lain-lain.

Standar yang digunakan : SNI 15-2094-1994 (Indonesia)

ASTM-C 150-95 (Amerika)

4. Semen Putih sebanyak 1,3 %

Merupakan semen yang memiliki kadar Fe2O3 sangat rendah

dan gypsum yang memerlukan presentase whitening sebesar

90% yang digunakan untuk pembuatan ubin teraso, patung-

patung, dan barang-barang dekorasi lainnya. Digunakan juga

sebagian bahan pengisi lantai atau tembok.

Standar yang digunakan : SNI 15-2094-1994 (Indonesia)

5. Semen Sumur Minyak sebanyak 0.3 %

Digunakan untuk koonstruksi sumur minyak, baik yang di darat

maupun yang di lepas pantai.

Page 67: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

53

Standar yang digunakan : API spesification 10 A

Class G-High Sulfate Resistant

(HSR)

SNI 15-3044-1992 kelas G

6. Semen Pozzolan Tipe A sebanyak 4,0 %

Digunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton

5.1.6. Hubungan Ketenagakerjaan Antara PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dan Karyawan

Salah satu bentuk hubungan ketenagakerjaan yang ada di PT.

ITP adalah dengan dirumuskannya Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

yang merupakan sarana penghubung antara perusahaan dan pekerja

dalam menetapkan syarat-syarat kerja yang seimbang antara hak dan

kewajiban masing-masing pihak. Hal ini dilakukan sebagai upaya

untuk menciptakan ketertiban, kenyamanan, dan bekerja agar tercipta

masyarakat pekerja yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 sebagaimana layaknya tujuan pembangunan nasional.

Beberapa hal pokok yang diatur dalam PKB pada PT ITP

antara lain adalah :

1. Penerimaan Karyawan

Penerimaan karyawan harus berdasarkan kualifikasi yang

diperlukan untuk suatu pekerjaan atau jabatan dalam organisasi

perusahaan dan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan

tersendiri oleh perusahaan. Setelah syarat-syarat dipenuhi,

maka calon karyawan dapat diterima dan akan dipekerjakan

dengan masa percobaan paling lama 3 bulan.

2. Pengupahan

Sistem pengupahan pada PT ITP merupakan suatu sistem yang

mengatur tentang pengupahan karyawan yang merupakan

kewenangan Direksi yang tetap memperhatikan saran Serikat

Kerja dan dalam sistem pelaksanaan pembayaran upahnya

Page 68: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

54

ditentukan tersendiri sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Penetapan upah merupakan hasil rundingan antara Direksi

dengan Serikat Pekerja. Penetapan upah ini tetap

memperhatikan kebutuhan hidup layak, kondisi perusahaan,

serta disesuaikan dengan bobot pekerjaan, dan ditambahkan

dengan beberapa tunjangan seperti tunjangan prestasi,

pengabdian, tunjangan transportasi, tunjangan perumahan, dsb.

3. Jam kerja

Terdapat tiga sistem jam kerja pada PT ITP dimana terdapat

normal, jam kerja 3 shift, dan jam kerja 2 shift terdiri dari 5

hari kerja, 8 hari kerja dan 40 jam kerja seminggu, kecuali ada

pekerjaan yang memerlukan pengaturan lain. Seperti jam kerja

lembur yang diwajibkan dalam keadaan khusus. Karyawan

yang melaksanakan jam kerja lembur, akan mendapat surat

perintah kerja lembur dari atasannya masing-masing.

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dalam melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja setiap

karyawan diwajibkan untuk mentaati semua peraturan yang

telah ditetapkan agar karyawan bisa selalu sehat dan selamat.

Dalam perusahaan terdapat pengawas K3 untuk mengawasi

pelaksanaan peraturan tentang K3. Untuk menunjangnya,

perusahaan membentuk P2K3 dan Sub P2K3 di setiap

plant/divisi. Untuk memberikan perlindungan kepada

karyawan, perusahaan memberikan perlengkapan K3 berupa

pakaian seragam kerja, sepatu keselamatan kerja, alat

pelindung diri, dan sebagainya.

5. Tata Tertib Karyawan

Dalam tata tertib perusahaan terdapat kewajiban dan larangan

bagi setiap karyawan. Dimana kewajiban karyawan antara lain

bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dan peralatan kerja

yang dibebankan atau dipercayakan kepadanya dan karyawan

Page 69: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

55

pun diwajibkan membaca, mengikuti, memperhatikan, dan

mentaati semua pengumuman yang dikeluarkan oleh

perusahaan, sejauh tidak menyimpang dari PKB ini.

6. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

PHK diatur berdasarkan peraturan serta perundang-undangan

yang berlaku yang pelaksanaannya dirundingkan dengan

Serikat Pekerja melalui Bipartic. PHK ini meyebabkan

hilangnya hak atas status seorang karyawan. Penyebabnya

antara lain karena kemauan sendiri, meninggal dunia,

pemutusan oleh perusahaan dengan izin P4D/P4P. Sedangkan

penyebab lainnya adalah karena sedang dijatuhi hukuman atas

pemutusan pengadilan dan kelanjutan proses skorsing.

7. Penyelesaian Keluhan/Pengaduan Karyawan

Apabila karyawan mempunyai keluhan, dapat menyampaikan

pengaduan/keluhannya melalui saluran cara penyelesaian

keluhan dan pengaduan karyawan. Bagi Serikat Pekerja dapat

melakukan pembelaan terhadap karyawan yang terancam

sanksi peringatan III atau PHK. Setiap pengaduan dan keluhan

karyawan pada awalnya harus dibicarakan terlebih dahulu dan

diselesaikan dengan atasannya langsung. Bilamana

penyelesaiannya belum memuaskan, maka dengan persetujuan

atau sepengetahuan atasannya langsung, karyawan dapat

meneruskannya ke tingkat atasan yang lebih tinggi.

5.2. Pelaksanaan SMK3 di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

PT ITP menerapkan SMK3 sejak tahun 2000 dengan

mengimplementasikan SMK3 dengan standar Permenaker No:

05/MEN/1996 dan OHSAS 18001. PT ITP mengkombinasikan keduanya

agar penerapan SMK3-nya bisa diakui secara nasional maupun

internasional. Pelaksanaan SMK3 berdasarkan standar Permenaker No

05/MEN/1996 adalah ketentuan SMK3 secara nasional yang terdiri dari 12

Page 70: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

56

pasal dengan 166 kriteria. Sedangkan standar OHSAS 18001:2007

merupakan dasar pelaksanaan SMK3 secara internasional yang terdiri dari

4 elemen dan 52 kriteria (Lampiran 2).

SMK3 diterapkan PT ITP dengan tahapan Siklus Manajemen

Deming, yaitu bersumber dari management control yang selanjutnya

dilakukan Plan, Do, Check, dan Action (PDCA). Berikut ini gambar siklus

Manajemen Deming :

Gambar 6. Deming Management Cycle

Tahapan penerapan SMK3 berdasarkan standar Permenaker

05/MEN/1996 ataupun OHSAS 18001 keduanya menerapkan PDCA, yang

membedakan adalah elemen atau pasal yang mengkaitkannya.

a. Manajemen Control : Penetapan kebijakan yang ditetapkan oleh pihak

manajemen puncak yang mencakup komitmen pada perbaikan

berkelanjutan dan pencegahan, komitmen untuk mentaati peraturan

perundangan yang berlaku.

b. Plan : Perencanaan yang dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya,

penilaian risiko dan pengendalian risiko yang mencakup kegiatan rutin

dan tidak rutin, kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat

MANAGEMENT

CONTROL

PLAN

DO

CHECK

ACTION

Page 71: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

57

kerja, fasilitas-fasilitas di tempat kerja. Perencanaan ini diarahkan pada

penyediaan prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan

pengendalian risiko.

c. Do : melaksanakan dan memverifikasikan kegiatan-kegiatan yang

memiliki dampak pada resiko-resiko K3 atas kegiatan organisasi,

fasilitas-fasilitas, proses-proses, harus didefinisikan,

didokumentasikan, dan dikomunikasikan untuk memfasilitasi

pengelolaan K3.

d. Check : melaksanakan pengukuran, pemeriksaan kesesuaian dan

ketidaksesuaian dengan standar K3 yang diterapkan. Apabila ada

ketidaksesuaian, dilakukan tindakan perbaikan yang diusulkan dan

disesuaikan, namun harus melalui tahapan pengidentifikasian resiko

terlebih dahulu. Tindakan pemeriksaan ini dilakukan agar dapat

mengurangi setiap konsekuensi yang timbul dari kecelakaan, kejadian,

dan ketidaksesuaian.

e. Action : memastikan keberlanjutan kecocokan, kecukupan, dan

keefektifan dari penerapan SMK3 yang ditinjau secara menyeluruh

dari manajemen.

Penerapan SMK3 ini mempunyai manfaat, antara lain :

a. Perlindungan karyawan

Karyawan yang terjamin keselamatan dan kesehatannya akan bekerja

lebih optimal dibanding dengan karyawan yang terancam keselamatan

dan kesehatannya.

b. Memperlihatkan kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang

Dengan menerapkan SMK3, setidaknya PT ITP telah menunjukkan

itikad baiknya dalam mematuhi peraturan dan perundang-undangan

sehingga karyawan PT ITP dapat beroperasi normal tanpa menghadapi

kendala ketenagakerjaan.

c. Mengurangi biaya

SMK3 juga melakukan pencegahan terhadap ketidaksesuaian. Dengan

menerapkan sistem ini, PT ITP dapat mencegah terjadinya kecelakaan,

Page 72: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

58

kerusakan, atau sakit akibat kerja maka PT ITP tidak perlu

mengeluarkan biaya untuk hal tersebut.

d. Membuat sistem manajemen yang efektif

Penerapan SMK3 yang efektif akan mengurangi hal-hal yang tidak

sesuai. Dengan adanya sistem manajemen, maka hal-hal yang tidak

sesuai dapat dicegah sebelumnya dengan kompetensi dari SDM yang

semakin meningkat. Dengan begitu, PT ITP dapat berkonsentrasi

melakukan peningkatan terhadap sistem manajemennya dibandingkan

melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi.

e. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

Dengan penerapan SMK3, citra organisasi terhadap kinerjanya akan

semakin meningkat dan hal ini diharapkan akan meningkatkan

kepercayaan pelanggan.

Tujuannya dari penerapannya adalah menciptakan lingkungan kerja yang

aman, nyaman, dan bebas dari kecelakaan kerja (zero accident)

5.2.1. Manajememen Organisasi SMK3

SMK3 merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk

menurunkan angka kecelakaan kerja dengan menggunakan tingkat

manajerial. Untuk menunjang penerapan SMK3 ini dibutuhkan

manajemen untuk pengorganisasian penerapan SMK3.

1. Komitmen dan Tanggung Jawab SMK3

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan komitmen

atau tanggung jawab yang harus dilakukan oleh semua pihak.

Tanggung jawab SMK3 di PT ITP terbagi atas Tanggung Jawab

Manajemen dan Tanggung Jawab Personal.

Page 73: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

59

Gambar 7. Segitiga Tanggung Jawab SMK3

Segitiga tanggung jawab tersebut adalah simbol yang

menunjukkan bahwa perusahaan dan setiap karyawan harus sadar

sepenuhnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah

kewajiban dan tanggung jawab bersama. Manajemen selaku

pemimpin perusahaan dan perwakilan karyawan membuat

komitmen mengenai K3. Kemudian setelah dimengerti oleh para

perwakilan karyawan, dilakukan pensosialisasian komitmen

sehingga diharapkan seluruh karyawan dapat berpartisipasi untuk

melaksanakan komitmen yang telah disepakati.

Salah satu bentuk partisipasi PT ITP adalah adanya

himbauan yang disosialisasikan agar setiap karyawan berkewajiban

untuk mentaati cara bekerja dan semua peraturan serta instruksi

keselamatan kerja yaitu:

1. Bertindak secara hati-hati dan teliti untuk menghindari

terjadinya kecelakaan

2. Dilarang memindahkan/melakukan sesuatu yang dapat merusak

alat-alat untuk keselamatan kerja

3. Dilarang melakukan pekerjaan/menghidupkan mesin-mesin

tertentu kecuali yang sudah ditentukan oleh petugas/atasan

yang telah ditunjuk untuk hal tersebut

Page 74: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

60

4. Dilarang memanjat bangunan pabrik, mesin, atau cerobong dan

lain-lainnya tanpa seizin dan sepengetahuan atasan

5. Dilarang membuat api/membakar tumpukan-tumpukan sampah

di dalam lokasi pabrik dan sekitarnya terkecuali di tempat-

tempat yang telah ditentukan

6. Dilarang menyalakan rokok/api di dalam ruangan/tempat/

daerah yang telah ditentukan

7. Dilarang memindahkan alat-alat pemadam kebakaran dan alat-

alat yang dipergunakan untuk keadaan darurat dan berbahaya

tanpa seizin Departemen Head yang bersangkutan

8. Dilarang mengubah bentuk alat-alat pengaman

9. Dilarang membawa penumpang/menumpang pada kendaraan

yang bukan khusus untuk penumpang

10. Ketentuan atau peraturan keselamatan kerja lainnya yang lebih

disesuaikan menurut jenis dan kondisi kerja yang akan diatur

tersendiri oleh PT ITP.

2. Organisasi K3

Penetapan peran dan tanggung jawab SMK3 dapat dilihat

dari pembagian aktivitas kerja pada unit-unit K3 yang diterapkan

di PT ITP terdiri atas :

1. Safety Department : pengendalian K3 tingkat perusahaan

2. Health Department : pemantauan dan pengukuran

3. Security Department : pusat pengendalian keadaan darurat

4. Plant / Division : pengendalian K3 di Plant/Division

5. QSMR : Audit dan tinjauan manajemen.

Berikut ini uraian lengkap peran dan tanggung jawab dari

departemen-departemen yang terkait dalam pelaksanaan SMK3 :

Page 75: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

61

a. Safety Department

Safety Department merupakan suatu unit kerja yang

bertanggung jawab atas semua hal yang berkaitan dengan

keselamatan kerja. Dalam melaksanakan tugasnya, Safety

Dept. ditunjang oleh 3 section yaitu

1. Operation,

Operation section bertugas dalam merencanakan dan

melaksanakan pelatihan, memberikan pengamanan, dan

inspeksi K3.

2. Fire Brigade,

Fire Brigade section bertugas melaksanakan pencegahan

dan penanggulangan kebakaran, penanganan pola operasi

pemadam kebakaran, serta melakukan pertolongan pertama

pada korban kecelakaan akibat kebakaran. Selain itu,

section ini bertugas untuk memberikan pelatihan

pemadaman kebakaran kepada setiap karyawan.

3. Safety Engineering Group

Safety Engineering Group bertugas dan bertanggung jawab

dalam perencanaan K3, pengolahan data, penyusunan, dan

penyediaan bahan-bahan K3. Section ini membuat

perencanaan K3, dan berbagai kegiatan yang dilaksanakan

menyangkut dengan K3. Perencanaan yang dibuat antara

lain pengadaan kebutuhan peralatan K3 dan sertifikasi,

merencanakan program K3 departemen dan perusahaan,

merencanakan pelatihan K3 tingkat perusahaan. Selain

membuat perencanaan, section ini pun melaksanakan tugas-

tugas yang lain. Tugas-tugas tersebut antara lain

bekerjasama dengan QSMR untuk melakukan audit internal

di tiap plant/divisi, membuat standar prosedur K3 sesuai

dengan referensi, mengevaluasi dan menganalisa kinerja

K3 perusahaan, membuat laporan kinerja K3 (bulanan,

Page 76: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

62

semester, tahunan), meninjau ulang prosedur K3, membuat

standar APD, menciptakan, mengembangkan, dan

memperluas standar-standar tanda, petunjuk, serta label K3.

b. Security Department

Section ini bertugas sebagai pusat pengendalian keadaan

darurat yang terjadi di perusahaan. Selain di dalam perusahaan,

Security Dept. pun bertugas untuk mengendalikan keadaan

darurat yang terjadi di lingkungan sekitar dan bekerja sama

dengan pihak pemerintah terdekat untuk membantu saat adanya

keadaan darurat. Situasi yang termasuk dalam keadaan darurat

adalah :

1. Darurat kebakaran

2. Darurat kecelakaan lalu lintas dan industri

3. Darurat banjir tambang dan tanah longsor

4. Darurat bencana alam seperti gempa bumi dan sambaran

petir

5. Darurat pencemaran lingkungan akibat debu atau tumpahan

limbah B3 cair

6. Darurat adanya huru hara

7. Darurat tenggelam di kolam pengendapan lumpur tambang

8. Darurat peledakan mangkir

Untuk menghadapi situasi darurat ini, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan saat situasi darurat :

1. Pada prinsipnya, keadaan darurat harus ditanggulangi

secepatnya dan terkoordinasi

2. Setiap karyawan yang mengetahui keadaan-keadaan darurat

yang termasuk klasifikasi di atas, wajib memberitahukan

segera kepada petugas Safety dan atau Security terdekat

atau kepada atasan yang bersangkutan

Page 77: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

63

3. Petugas Safety dan Security akan segera melakukan

tindakan pencegahan dan atau pengendalian

4. Petugas Safety dan Security akan melakukan koordinasi

kepada tim ahli bidang K3

5. Petugas Safety dan Security membuat berita acara kejadian

6. Menghubungi Emergency Call 24 jam.

c. Health Department

Health Department merupakan salah satu unit kerja yang

berada dalam HR&GAD. Departemen ini bertugas untuk

mengurusi segala hal yang berkaitan dengan kesehatan kerja,

dimana Health Dept. ini juga bertanggung jawab atas poliklinik

yang berada di lingkungan PT ITP. Pada pelaksanaan SMK3,

Health Dept. memberikan peranan yang penting. Dalam setiap

harinya Health Dept. mempunyai aktivitas pokok dalam

bekerja, aktivitas tersebut antara lain :

1. Melaksanakan pemeriksaan prakarya, berkala, dan khusus

bagi karyawan serta tindak lanjutnya,

2. Memberikan pelayanan medis, klinik umum, klinik gigi,

unit gawat darurat, dan observasi pasien, KIA atau KB,

apotik, foto rontgen, laboratorium, dan donor darah bagi

karyawan dan keluarga.

3. Melaksanakan kegiatan administrasi medis: rekam medis,

surat istirahat, surat pengantar konsultasi dan rawat,

pemrosesan dan persetujuan biaya kesehatan, dan kontrak

dengan fasilitas medis langganan perusahaan.

4. Memberikan masukan dan rekomendasi pada perusahaan

serta berperan aktif, terutama dalam kegiatan K3 yang

menyangkut Rapat P2K3 atau Sub P2K3, Inspeksi, dan

Bulan K3,

Page 78: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

64

Dalam upaya melaksanakan program kesehatan kerja, Health

Dept. dibantu oleh beberapa section, yaitu Hazard Monitoring

System, Health Care Section, dan Health Service Section.

d. Quality System and Management Representatitive (QSMR)

QSMR merupakan salah satu divisi di PT ITP yang tanggung

jawab utamanya adalah menetapkan, menerapkan, dan

memelihara mutu SMK3 serta memastikan semua persyaratan

yang telah disetujui dapat dijalankan dengan baik. Tanggung

jawab utama tersebut menyangkut dengan penetapan prosedur

audit yang dilaksanakan di PT ITP. QSMR selaku Management

Representative (MR) sangat berperan dalam pelaksanaan audit

internal. Di dalam prosedur audit internal SMK3, tanggung

jawab MR adalah :

1. Memastikan bahwa pelaksanaan audit internal SMK3

direncanakan dengan baik, dilaksanakan dengan efektif,

dan dipelihara secara berkesinambungan

2. Koordinator tim auditor internal SMK3, untuk memastikan

efektivitas pelaksanaan audit.

Tujuan pelaksanaan audit internal oleh MR adalah untuk

mengevaluasi dan mengukur efektivitas penerapan SMK3 di

tiap plant/divisi, serta menjaga kesesuaiannya dengan

kebijakan dan tujuan perusahaan. Jika terdapat ketidaksesuaian,

maka harus dicegah agar tidak berulang.

5.2.2. Model Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Model SMK3 yang diterapkan di PT ITP dapat ditunjukkan

dalam Gambar 8.

Page 79: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

65

Gambar 8. Model SMK3 PT ITP

1. Kebijakan Lingkungan

PT ITP yang mengadopsi OHSAS 18001 dan

Permenaker No. 05/MEN/1996 telah membuat sebuah

kebijakan khusus tentang SMK3 yaitu :

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan, Lingkungan

dan Masyarakat (K4LM) :

1) Senantiasa menjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi

undang-undang, peraturan yang berlaku di Indonesia dan

standar yang relevan

2) Senantiasa menjalankan perusahaan dengan melaksanakan

pengendalian resiko untuk menciptakan lingkungan kerja

yang aman, selamat, dan sehat

3) Senantiasa berupaya untuk menghemat sumber daya alam,

mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kesehatan

kerja, serta mengendalikan dan mengurangi dampak

lingkungan (terutama emisi debu) melalui kegiatan

perbaikan secara terus menerus

Page 80: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

66

4) Senantiasa berusaha meningkatkan program untuk

menciptakan hubungan kerja sama yang harmonis dengan

lingkungan sekitar

Manajemen PT ITP sudah menyadari bahwa

pelaksanaan K3 tidak hanya untuk kebaikan karyawan, tetapi

juga bermanfaat untuk perusahaan secara keseluruhan. Hal ini

dapat dilihat dari adanya komitmen manajemen dalam bentuk

segitiga tanggung jawab, adanya dokumentasi secara resmi

dalam bentuk kebijakan umum maupun rencana kerja tertulis.

Selain itu perusahaan juga membuat kebijakan dan kesepakatan

yang disebut Safety Golden Rules, (Lampiran 3).

2. Perencanaan SMK3

Pada tahap perencanaan SMK3, hal yang perlu

dilakukan adalah pengidentifikasian bahaya potensial dan

eveluasi risiko, pengidentifikasian undang-undang dan

persyaratan lainnya, membuat tujuan dan sasaran K3,

menerapkan program manajemen K3. PT ITP mengidentifikasi

potensi bahaya dan risiko dilakukan melalui suatu kegiatan

yang bersifat rutin atau tidak. Identifikasi potensi bahaya

dikelompokkan berdasarkan sumber bahaya, jenis bahaya,

kondisi yang berbahaya, dan tindakan yang berbahaya

(Lampiran 4). Setelah diidentifikasi, risiko tersebut

diklasifikasikan ke dalam golongan tinggi, ketat, bersyarat atau

rendah agar dapat diketahui cara untuk mengurangi atau

menanggulangi bahayanya.

Pengidentifikasian undang-undang dan persyaratan K3

lainnya harus diupayakan dan ditinjau ulang pemenuhannya

oleh MR PT ITP. Hal ini dilakukan untuk lebih memastikan

komitmen dalam kebijakan K3. Tujuan dan sasaran K3

merupakan rangkaian lanjutan identifikasi bahaya dan evaluasi

risiko. PT ITP membuat tujuan dan sasaran yang telah

Page 81: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

67

dipertimbangkan sesuai dengan hasil identifikasi, persyaratan

hukum dan standar, pilihan teknologi, persyaratan/kemampuan

secara finansial, operasional dan bisnis, juga didasarkan atas

pandangan pihak yang berkepentingan. Tujuan dan sasaran

harus konsisten dengan kebijakan K3.

Program manajemen K3 telah diterapkan oleh PT ITP

merupakan penerjemahan dari tujuan dan sasaran K3 yang

berisi perencanaan implementasi dan personel yang

bertanggung jawab. Bagian terkait harus dibantu MR K3 dalam

menyusun proses manajemen K3 yang kemudian disahkan oleh

dewan direksi. Masing-masing unit kerja harus turut serta

dalam menyukseskan program manajemen K3 dan harus

mempunyai tingkat pencapaian atau parameter yang

diunggulkan, yang selanjutnya akan dijadikan agenda dalam

tinjauan manajemen. Masing-masing manajer dari unit kerja

terkait bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengkaji

Program Manajemen K3 secara periodik kepada MR K3.

3. Penerapan dan Operasi

Pada tahap penerapan dan operasi, SMK3 ditinjau agar

dipastikan bahwa persyaratan SMK3 dibuat, diterapkan, dan

dipelihara sesuai standar secara benar dan berjalan sesuai

persyaratan di semua lokasi dan lingkungan operasi. Untuk

memenuhi persyaratan yang distandarkan, maka PT ITP

memberikan pelatihan K3 kepada karyawan. Seluruh karyawan

yang bersinggungan dengan pekerjaan yang dapat

menimbulkan bahaya dan risiko tinggi diharuskan untuk

mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan. Di dalam prosedur,

pelatihan dibedakan menjadi beberapa tingkatan yang

disesuaikan dengan tanggung jawab, kemampuan, skill, dan

risiko karyawan yang mengikuti pelatihan. Pelatihan K3 antara

lain terdiri dari :

Page 82: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

68

1) Modern Safety Management untuk eselon 1 dan 2

2) Training K3 Supervisor untuk eselon 3 dan 4

3) Training Foreman untuk eselon 5

4) Training Accident Ivestigation untuk eselon 3 sampai 5

5) Training Safety Practice untuk seluruh eselon.

Pengelolaan komunikasi dalam SMK3 merupakan

media yang sangat penting. Dengan konsultasi dan komunikasi

maka segala ketidaktahuan, kesalahpahaman, dan

permasalahan di dalam suatu organisasi dapat segera diatasi.

PT ITP telah mengelola komunikasi tersebut, yaitu dengan

cara:

1) Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang

merupakan wadah kerja sama antara pimpinan dan

karyawan berupa organisasi fungsional non struktural. Ini

dibentuk untuk mengembangkan kerjasama saling

pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3 di

perusahaan guna menunjang tercapainya sasaran

pencegahan kerugian akibat kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. P2K3 membentuk alur koordinasi dengan SubP2K3

yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja

yang dibentuk pada tingkat plant/divisi, dimana fungsinya

sama dengan P2K3.

1) Safety Meeting

Safety Meeting di PT ITP dilaksanakan oleh P2K3 dan

SubP2K3. Pelaksanaannya dilakukan setiap bulan, hal yang

dibahas antara lain adalah kecelakaan kerja, potensi bahaya

yang dihadapi, kesehatan karyawan, penanggulangannya,

dan sebagainya.

Page 83: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

69

2) Safety Talks

Safety talks merupakan upaya pencegahan kecelakaan dan

membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah K3

melalui pembicaraan singkat antara karyawan dengan

pengawas, sebelum pekerjaan dimulai. Dalam pembicaraan

ini, dibahas mengenai deskripsi pekerjaan yang akan

dikerjakan, potensi bahaya yang dihadapi saat bekerja,

upaya pencegahan risiko kecelakaan, dan penggunaan APD

yang sesuai.

PT ITP diharapkan untuk melakukan pengendalian

dokumen SMK3 yang meliputi manual SMK3. MR

bertanggung jawab dalam hal membuat Kebijakan K3, Manual

dan Prosedur K3, serta Daftar Perundangan dan Standar.

Sedangkan unit kerja (plant/divisi) bertanggung jawab untuk

membuat tujuan dan sasaran, SOP manajemen risiko, SOP

pengendalian operasi (perancangan dan pembelian), SOP

penanganan material dan limbah, SOP keadaan darurat, SOP

pemantauan dan pengukuran, SOP pengendalian ketidaksesuian

dan tindakan koreksi.

Dalam upaya pengendalian operasional, maka

diberlakukan sistem izin kerja pada pekerjaan dan daerah-

daerah yang teridentifikasi berdasarkan hasil identifikasi

potensi bahaya dan risiko (Lampiran 5 dan 6). PT ITP juga

menyediakan APD untuk seluruh pekerja yang membutuhkan

sesuai dengan tugas dan bahaya potensial yang telah

diidentifikasi. Untuk itu, penggunaan APD diharapkan untuk

menjadi tanggung jawab seluruh pekerja. Di samping itu,

seluruh APD diharapkan untuk dibuat dalam desain dan

konstruksi yang aman, berkualitas, dan disesuaikan dengan

jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan (Lampiran 5).

Page 84: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

70

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah

persiapan tanggap darurat. PT ITP telah memiliki prosedur

untuk menyiapkan keperluan tanggap darurat. Identifikasi

terhadap potensi kecelakaan atau situasi darurat ini terus

dilakukan, sehingga ditetapkan beberapa prosedur yang

bertujuan untuk :

1) tindakan preventif/pencegahan

2) tindakan penanganan

3) tindakan pemulihan

PT ITP senantiasa berupaya untuk meninjau atau

merevisi prosedur, jadi bila terjadi kecelakaan/situasi darurat

dapat dilakukan tindakan preventif atau tindakan yang lebih

efektif untuk mencegah timbulnya kecelakaan/keadaan darurat

dan jika perlu prosedur tersebut diharapkan untuk selalu diuji

coba secara berkala dan direkam hasilnya. Tabel 2

menunjukkan contoh peralatan darurat dan keadaan darurat

yang ada dan disarankan di PT ITP.

Tabel 2. Peralatan Darurat dan Keadaan Darurat yang Mungkin Terjadi

Keadaan Darurat Peralatan Darurat

Kebakaran Sistem Alarm, APAR, Hidrant, Sprinkler, Fasilitas Komunikasi

Tumpahan dan Kebocoran B3

Kotak P3K, stasiun pencuci mata, peralatan pembersih tumpahan dan kebocoran

Gempa Bumi Alat pendeteksi gempa, fasilitas komunikasi

Banjir Alat pendeteksi banjir, tempat evekuasi sementara

Sumber : QSMR PT ITP, 2007

Selain emergency plan dan peralatan darurat,

perusahaan juga diupayakan untuk membuat ketentuan

Page 85: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

71

emergency exit jika terjadi keadaan darurat. Setiap karyawan

harus memahami lokasi dan rute emergency exit. Setiap

perusahaan harus memiliki minimum 2 rute darurat yang

digunakan untuk menjadi jalan ke tempat evakuasi. Persyaratan

untuk emergency exit antara lain adalah :

1) Berada di lokasi permanen

2) Tidak terdapat bahan-bahan atau peralatan yang mudah

terbakar

3) Menuju daerah yang lebih aman

4) Mudah diakses dari luar perusahaan

5) Harus menyediakan tanda yang dapat menyala sepanjang

rute sebagai panduan bagi personel bila dalam keadaan

gelap.

4. Pemantauan dan Pengukuran

PT ITP telah menetapkan dan memelihara prosedur

pemantauan dan pengukuran kinerja K3 sesuai dengan

persyaratkan OHSAS 18001 mengenai pengukuran kinerja dan

pemantauan, prosedur-prosedur pemantauan, dan pengukuran.

Kebutuhan untuk memenuhi hal tersebut diharapkan meliputi :

a. Ukuran kuantitatif dan kualitatif sesuai kebutuhan

organisasi

b. Pemantauan pencapaian tujuan K3

c. Ukuran proaktif kinerja terhadap kesesuian program,

kriteria operasi: persyaratan peraturan perundang-undangan

dan standar.

d. Rekaman data, hasil pemantauan dan pengukuran yang

cukup untuk keperluan analisis tindakan koreksi dan

pencegahan

PT ITP melaksanakan pemantauan dan pengukuran

pada seluruh aspek yang menimbulkan risiko. Pemantauan

yang dilakukan meliputi kegiatan :

Page 86: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

72

1) Pemeriksaan kesehatan

2) Pemantauan lingkungan kerja (faktor fisika, kimia, biologi,

ergonomi, psikologi)

3) Pemantauan kinerja

PT ITP telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan

kerja secara rutin satu tahun sekali. Hal ini berlaku bagi seluruh

karyawan di PT ITP. Selain itu, PT ITP juga melakukan

inspeksi K3 secara terencana dan terjadwal sebagai salah satu

cara untuk mencegah kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur

inspeksi yang telah dibuat. Inspeksi bertujuan untuk

mendapatkan gambaran kondisi lingkungan kerja dan

hubungannya dengan K3 sehingga apabila terdapat potensi atau

permasalahan K3 dapat segera diambil tindakan perbaikan.

Inspeksi yang dilaksanakan di PT ITP antara lain adalah :

1) Joint Safety Inspection (JSI)

JSI bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi berbahaya,

potensi bahaya, atau aspek lingkungan yang berdampak

merugikan di lingkungan unit kerja. JSI dilaksanakan

minimal 2 kali dalam 1 tahun. Petugas JSI adalah tim yang

terdiri dari petugas Safety, Health, Security, dan

Plant/divisi terkait. Jadwal pelaksanaan JSI dibuat dan

direvisi oleh Safety Dept. Head sesuai dengan kebutuhan,

yang terdiri atas: jenis unit kerja terkait, waktu pelaksanaan

JSI dan petugas pelaksana JSI.

2) Safety Monitoring

Safety Monitoring merupakan kegiatan yang tidak jauh

berbeda dengan JSI, namun pada safety monitoring ini,

inspeksinya dilengkapi dengan checklist. Inspeksi ini

dilakukan sesuai dengan jadwal atau revisi jadwal yang

dibuat oleh Divisi Inspection dan disepakati oleh Safety

Dept. Head. Petugas pelaksana inspeksi adalah Safety

Page 87: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

73

Inspector yang ditugaskan menurut area kerja divisi/plant

yang ditunjuk oleh Division Inspection dan disetujui oleh

Safety Dept. Head. Jadwal inspeksinya dilakukan sesuai

dengan kebutuhan.

Dalam menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja,

pekerja harus mengikuti prosedur dan “safety rules” yang ada

sehingga terhindar dari kecelakaan kerja (Lampiran 8). Selain

itu, sebaiknya setiap bahan produksi atau hasil produksi

dilengkapi Material Safety Data Sheet (MSDS) yang berupa

laporan bahan yang digunakan, jenis, senyawa, reaksi, dampak

terhadap makhluk hidup dan lingkungan yang telah diteliti dan

diuji terlebih dahulu, serta cara pemakaian bahan atau cara

penanganannya apabila terjadi kecelakaan terhadap pemakai.

Dengan adanya MSDS ini diharapkan dapat mengurangi risiko

terjadinya kecelakaan kerja.

5. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Pelaksanaan audit SMK3 dalam suatu perusahaan

merupakan salah satu upaya untuk memenuhi persyaratan

OHSAS 18001. PT ITP yang telah menerapkan OHSAS 18001

dan Permenaker 05/MEN/1996 diaudit secara internal dan

eksternal. Secara internal dilakukan oleh Quality System and

Management Representative (QSMR) sedangkan audit

eksternal untuk OHSAS 18001 maupun Permenaker

05/MEN/1996 dilakukan badan sertifikasi Sucofindo. Audit

Internal yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun di semua

divisi dan plant, termasuk unit produksi yang ada di Tarjun dan

Palimanan yang dilakukan terpusat oleh Ahli K3 (staf QSMR)

yang berada di Citeureup. Ahli K3 yang menjadi tenaga auditor

telah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Sucofindo,

minimal sekali sewaktu di awal dan dilakukan penyesuaian bila

Page 88: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

74

ada perubahan dalam elemen atau pasal-pasal yang terkait

dengan SMK3.

Audit eksternal SMK3 yang dilaksanakan oleh badan

sertifikasi Sucofindo dilaksanakan tiga tahun sekali untuk

SMK3, sedangkan untuk OHSAS 18001 baru dilaksanakan

dua kali audit, yaitu pada tahun 2003 dan 2007. Dalam

pengukuran keberhasilan penerapan SMK3, Permenaker

05/MEN/1996 menetapkan standar yang diberlakukan untuk

tiga jenis perusahaan dan pemberian penghargaan untuk tingkat

pencapaian tertentu. Tabel 3 memberikan penjelasan tentang

tingkat pencapaian SMK3 berdasarkan Permenaker No

05/MEN/1996.

Tabel 3. Tingkat Pencapaian SMK3 berdasarkan Permenaker No. 05/MEN/1996

Tingkat Pencapaian

Perusahaan kecil

(64 kriteria)

Perusahaan sedang

(122 kriteria)

Perusahaan besar

(166 kriteria)

0 - 59% Tindakan hukum Tindakan hukum Tindakan hokum

60% - 84% Sertifikat dan bendera perak

Sertifikat dan bendera perak

Sertifikat dan bendera perak

84% - 100% Sertifikat dan bendera emas

Sertifikat dan bendera emas

Sertifikat dan bendera emas

Sumber : Permenaker No. 05/MEN/1996

PT ITP telah mendapatkan penghargaan dari hasil audit

oleh Sucofindo sebagai berikut:

1. Juli 2000 : Sertifikasi SMK3 oleh Sucofindo dan

mendapatkan Bendera Emas untuk Unit Produksi Citeureup

dan Palimanan, Cirebon.

2. September 2000 : Sertifikasi SMK3 oleh Sucofindo dan

mendapatkan Bendera Emas untuk Unit Produksi di Tarjun,

Kalimantan Selatan

Page 89: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

75

3. Juni 2003 : Sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001:1999

oleh Sucofindo dan mendapatkan Bendera Emas di Unit

Produksi Citeureup.

4. Juni 2003 : Sertifikasi SMK3 oleh Sucofindo dan

mendapatkan Bendera Emas untuk Unit Produksi Citeureup

dan Palimanan.

5. Juni 2006 : Sertifikasi SMK3 oleh Sucofindo dan

mendapatkan Bendera Emas untuk Unit Produksi

Citeureup, Palimanan, dan Tarjun.

6. Agustus 2007 : Resertifikasi OHSAS 18001:1999 oleh

Sucofindo di Unit Produksi Citeureup, Palimanan, dan

Tarjun.

Hasil audit eksternal pada tahun 2006, PT ITP telah

mendapatkan bendera emas, hal ini dikarenakan pada Unit

Produksi Citeureup keberhasilan dalam menerapan SMK3

mencapai 91%, untuk Palimanan mencapai 92%, dan untuk

Tarjun mencapai 96%. Gambar proses dilaksanakannya audit

dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Diagram Audit

Page 90: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

76

Tujuan audit SMK3 adalah untuk memberikan masukan-

masukan untuk perbaikan kinerja SMK3 di perusahaan agar

berjalan secara efektif. Bukti-bukti yang ditemukan saat audit

berlangsung merupakan bukti yang apa adanya sehingga perbaikan

yang berkelanjutan dapat dilakukan lebih efektif lagi. Oleh karena

itu, pihak manajemen perlu mensosialisasikan kepada seluruh

karyawan akan pentingnya audit SMK3.

6. Tinjauan Manajemen

Dalam suatu perusahaan, tinjauan manajemen dilaksanakan

untuk menjamin kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan SMK3

secara berkelanjutan. Dalam hal ini PT ITP telah menyadari

bahwa:

a. Manajemen puncak harus meninjau SMK3 sesuai dengan

jadwal untuk memastikan keberlanjutan, kesesuaian,

kecukupan, dan keefektifan

b. Peninjauan membahas :

1) Perubahan kebijakan, tujuan, teknologi, unsur lain pada

SMK3 berdasarkan hasil audit

2) Perubahan situasi kondisi, perundangan dan komitmen pada

perbaikan berlanjut

Pokok-pokok permasalahan dalam pembahasan dari suatu tinjauan

manajemen, antara lain sebagai berikut :

a. Kesesuaian kebijakan K3

b. Pencapaian sasaran K3

c. Kesesuaian proses identifikasi bahaya, penilaian, dan

pengendalian risiko

d. Kecukupan sumber daya

e. Keefektifan proses inspeksi

f. Keefektifan proses pelaporan bahaya

g. Data yang berhubungan dengan kecelakaan dan insiden yang

terjadi

Page 91: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

77

h. Rekaman prosedur yang tidak efektif

i. Hasil audit internal dan eksternal yang dilakukan sejak tinjauan

manajemen sebelumnya dan juga keefektifannya

Sedangkan untuk output yang diharapkan dari diadakannya suatu

tinjauan manajemen adalah mencakup suatu keputusan/tindakan

yang berkaitan dengan:

a. Perbaikan pada keefektifan kinerja SMK3 dan lingkungan

b. Perbaikan pada proses produksi dan produk yang berkaitan

dengan aspek lingkungan penting dan K3

c. Sumber daya yang diperlukan untuk penerapan SMK3

d. Rekomendasi program K3 selanjutnya.

Pelaksanaan SMK3 di PT ITP telah diterapkan dan

dilaksanakan dengan baik. Pihak perusahaan telah menyadari

pentingnya penerapan SMK3 di PT ITP. Dengan menerapkan

SMK3 PT ITP dapat mengurangi angka kecelakaan dan

melindungi karyawannya dari hal-hal yang berbahaya. PT ITP

secara intensif terus meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelaksanaan SMK3 agar lebih baik lagi. Salah satu cara yang

ditempuh adalah dengan melibatkan seluruh karyawan dalam

pelaksanaan SMK3. Hal ini dilakukan agar karyawan merasa

bahwa SMK3 ini penting juga untuk menjaga keselamatan diri

karyawan dan agar karyawan dapat lebih berhati-hati dalam

bekerja. PT Sucofindo sebagai auditor eksternal telah memberikan

golden flag atas keberhasilan PT ITP dalam menerapkan SMK3

dan hal itu menjadi bukti bahwa PT ITP telah berhasil menerapkan

SMK3 dengan baik.

5.2.3.Efektifitas Pelaksanaan SMK3 Untuk Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja di P-11

Plant 11 merupakan plant terakhir yang dioperasikan di

plantsite Citeureup. P-11 beroperasi pada tahun 2000 dengan

Page 92: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

78

kapasitas produksi 2.400.000 ton per tahun. Plant ini merupakan

plant terbesar yang berada di plantsite Citeureup. Jumlah

karyawan yang bekerja di plant ini pun jumlahnya paling banyak

diantara plant yang lain. Berikut ini jumlah karyawan P-11 dari

tahun 2000 hingga 2007.

Tabel 4. Jumlah Karyawan P-11

TAHUN JUMLAH TENAGA KERJA

2000 272

2001 259

2002 261

2003 253

2004 227

2005 225

2006 213

2007 200

Sumber : Online PT ITP, 2008

Dari tahun ke tahun jumlah karyawan PT ITP menurun

karena banyak yang mengalami pensiun. PT ITP tidak

menggantikan karyawan yang pensiun tersebut dengan merekrut

karyawan baru karena PT ITP sedang melakukan pengurangan

jumlah tenaga kerja tanpa melalui PHK. Hal ini dikarenakan

jumlah karyawan PT ITP terlalu banyak dan tidak efektif untuk

mengoperasikan pabrik yang secara garis besar sudah otomatisasi

dalam beroperasi.

P-11 dioperasikan setelah PT ITP menerapkan SMK3

selama satu tahun, Pada awal beroperasi, tingkat kecelakaan di P-

11 tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan penerapan SMK3 belum

terlalu optimal pada awal beroperasinya P-11. Karyawan pun

belum menyesuaikan diri dengan potensi bahaya yang ada di P-11.

Tingkat kesadaran karyawan akan pentingnya SMK3 pun masih

Page 93: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

79

rendah. Selain itu, pengidentiifikasian bahaya secara terperinci

belum dilakukan di P-11.

Laporan Analisa Kecelakaan Kerja diklasifikasikan

menurut cidera ringan, cidera berat, fatality, property damage.

Namun pada akhir kuartal 2007, OHSAS 18001 menetapkan

klasifikasi kecelakaan kerja difokuskan pada kecelakaan kerja yang

mengakibatkan cidera pada karyawan tanpa melihat kerusakan

pada aset yang dimiliki perusahaan. Perhitungan yang dilakukan

PT ITP mulai tahun 2007 untuk mengetahui tingkat statistik

kecelakaan kerja hanya mencakup IFR dan ISR saja. Tabel 5

menunjukkan data statistika kecelakaan yang terjadi di P-11 dari

tahun 2000 hingga tahun 2007.

Tabel 5. Tingkat Keseringan Dan Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja

Tahun Jumlah Karyawan

IFR Standar IFR

ISR Standar ISR

2000 272 5 2,5 76 55,5 2001 259 6 2,0 106 37,5 2002 261 8 1,5 97 24,7 2003 253 5 1,0 17 16,5 2004 227 2 0,5 6 11,0 2005 225 1 0,5 7 11,0 2006 213 0 0,5 0 11,0 2007 200 0 0,5 0 11,0

Sumber : Safety Dept dan QSMR, 2007

Tahun 2000, jumlah karyawan PT ITP sebanyak 272 orang

dengan tingkat keseringan kecelakaan (IFR) adalah 5 kali dan

tingkat keparahan kecelakaan (ISR) mencapai 76 sedangkan

standar IFR dan ISR yang ditoleransi oleh ILO per 1.000.000 jam

kerja adalah 2,5 kali dan 55,5. Hal ini dikarenakan penerapan

SMK3 masih belum optimal. Pelatihan dan pendidikan dasar yang

diberikan kepada karyawan masih dirasakan kurang. Hal ini

dianggap wajar oleh PT ITP karena SMK3 baru diterapkan pada

Page 94: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

80

tahun 1999 dan P-11 baru berdiri tahun 2000. PT ITP khususnya P-

11 tidak seharusnya mencapai angka IFR yang tinggi karena

mesin-mesin dan peralatan yang digunakan sudah canggih dan

otomatisasi.

Tahun 2001, jumlah karyawan di P-11 menurun sebanyak

13 orang menjadi 259 orang. Hal ini dikarenakan ada yang pensiun

dan mutasi ke divisi atau plant yang lain. IFR dan ISR P-11

meningkat dari tahun sebelumnya sedangkan jumlah karyawannya

menurun. Untuk IFR dari 5 menjadi 6 dan standarnya pun

meningkat dari 2,5 menjadi 2,0 kali. Hal ini dikarenakan adanya

kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerusakan dan kecelakaan

lalu lintas yang terjadi di dalam lingkungan PT ITP sehingga

mengakibatkan karyawan mengalami luka dan hari hilangnya (time

lost) tinggi. Selain itu safety talks yang dilakukan masih jarang

dilakukan karena P-11 hanya melaksanakan safety talks sebanyak

26% saja selama satu tahun.

Tahun 2002 merupakan tahun dengan tingkat IFR tertinggi

yaitu mencapai 8 kali dengan ISR mencapai tingkat 97, sedangkan

standar yang ditetapkan semakin meningkat yaitu 1,5 dan 24,7. Hal

ini dikarenakan safety talks yang dilaksanakan selama satu tahun

hanya mencapai 7% saja dengan rata-rata jumlah karyawan yang

hadir tidak lebih dari 14 orang. Oleh karenanya, pada tahun 2002

ini kecelakaan terjadi paling banyak di P-11 yang penyebabnya

didominasi oleh faktor manusia yang tidak menjalankan prosedur

kerja sebagaimana mestinya, dan kurangnya pengetahuan.

Kecelakaan kerja yang terjadi antara lain adalah tersembur

material panas ketika sedang ada perbaikan mesin dan tidak

menggunakan APD sehingga mengalami cidera berat. Dengan

adanya kecelakaan ini mengakibatkan lost time yang dialami P-11

tergolong tinggi.

Page 95: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

81

Dimulai tahun 2003 inilah P-11 mengalami penurunan IFR

dan ISR yang signifikan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2003

akan dilaksanakan audit oleh Sucofindo sehingga perbaikan

dilakukan secara menyeluruh dan terorganisir dengan baik. Hal

yang dilakukan oleh PT ITP antara lain pelatihan tentang K3 yang

dilakukan secara lebih baik, sosialisasi penggunaan APD yang

lebih intensif, safety talks yang lebih digiatkan, dan sebagainya.

Pada tahun 2003 ini dilakukan audit oleh Sucofindo untuk

sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001. Sertifikasi OHSAS 18001 ini

baru dilaksanakan tahun 2003. Oleh karena itu, PT ITP

menerapkan SMK3 dengan sebaik-baiknya sesuai dengan syarat

yang ditetapkan oleh OHSAS 18001 dan SMK3 untuk

mendapatkan bendera emas dari Sucofindo.

Mulai tahun 2003, pelaksanaan safety talks dan rapat Sub

P2K3 terus meningkat dan semakin sering dilakukan dengan

peserta yang semakin banyak. IFR dan ISR pun menunjukkan

penurunan yang berarti di P-11 hingga mulai tahun 2006 hampir

tidak pernah terjadi kecelakaan di P-11 dalam 1.000.000 jam kerja.

Hal ini tentu saja merupakan suatu prestasi bagi P-11 karena bisa

mencapai zero accident. Dapat disimpulkan bahwa penerapan

SMK3 telah efektif mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi di P-

11 dilihat dari tingkat IFR dan ISR yang sebagian besar menurun

dari tahun 2000 sampai 2007. Perubahan tersebut dapat dilihat

pada Gambar 10.

Page 96: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

82

Gambar 10. IFR dan ISR P-11 PT ITP

5.3. Pengolahan Analisis Data

5.3.1. Karakteristik Responden

1. Usia Responden

Kelompok usia yang mengisi kuesioner merupakan kelompok usia

kerja yang ada di PT ITP khususnya di P-11. Jumlah karyawan

yang bekerja di P-11 berada pada rentang usia lebih dari 20 tahun

dan kurang dari 55 tahun (20 tahun< usia karyawan<55 tahun).

Pada penelitian ini, responden paling banyak berada pada rentang

31- 40 tahun. Pada rentang usia 31-40 tahun, karyawan berada

pada rentang produktif, sehingga pada usia ini karyawan

mendominasi plant. Pada usia 31-40 tahun, karyawan telah

mempunyai pengalaman dalam bekerja. Tidak adanya karyawan

pada rentang usia kurang dari 20 tahun karena mulai tahun 2006

PT ITP membuat kebijakan untuk merekrut karyawan dengan

tingkat pendidikan minimal Strata 1 (S1), sehingga usianya lebih

dari 20 tahun.

Page 97: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

83

Tabel 6. Karakteristik Usia Responden

No Rentang Usia Jumlah Persentase

1. < 20 tahun - 0

2. 20 – 25 tahun 7 orang 5,22 %

3. 26 – 30 tahun 30 orang 22,39 %

4. 31 – 40 tahun 54 orang 40,30 %

5. > 41 tahun 43 orang 32,09%

2. Jenis Kelamin

Penelitian ini dilaksanakan di Plant yang merupakan daerah yang

tingkat risiko kecelakaannya tinggi karena berupa pabrik tempat

proses produksi dilakukan. Karyawan berjenis kelamin laki-laki

sangat mendominasi dan jumlah wanita hanya berjumlah 2-5 orang

saja. Pada penelitian ini 100 % responden berjenis kelamin laki-

laki karena wanita ditempatkan pada bagian kantor dan

administrasi. Karyawan laki-laki ditempatkan di plant karena laki-

laki dinilai lebih waspada dan dapat bekerja lebih sigap

dibandingkan wanita. Disamping itu, job specification dan job

description yang ada di plant hanya dapat dikerjakan oleh laki-laki

seperti permesinan, instrumentasi listrik, dan otomotif. Selain itu,

di PT ITP jumlah karyawan wanita dengan pria adalah 1

berbanding 4 (data tahun 2007) dan lebih dari 90% wanita

ditempatkan di bagian kantor.

3. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir untuk karyawan di PT ITP sebagian besar

adalah lulusan SMA dan sederajat. Hal ini dikarenakan pada masa

Orde Baru, PT ITP merupakan salah satu perusahaan yang

Page 98: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

84

mencanangkan padat karya sehingga banyak lulusan SMA dan

sederajat bekerja di perusahaan ini. Begitu pun di P-11, jumlah

responden sebanyak 82,83% adalah lulusan SMA dan sederajat.

Lulusan SMA dan sederajat yang direkrut sebagian besar adalah

lulusan Sekolah Menengah Kejuruan seperti STM, SMK, SMEA.

Lulusan sekolah-sekolah tersebut direkrut karena memiliki

keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh lulusan SMA terutama

keahlian mengenai mesin-mesin, listrik, otomotif dan keahlian

tersebut sangat dibutuhkan untuk karyawan yang bekerja di plant.

Responden lainnya berjumlah 17,16 % merupakan lulusan S1.

Pada umumnya, karyawan yang memiliki pendidikan terakhir S1

saat melamar ke PT ITP dapat menduduki jabatan pada eselon 4.

Oleh karenanya, 17,16% responden merupakan karyawan yang

menduduki jabatan tertentu seperti section head, planner,

department head, dan plant manager. Lulusan S1 ini belum

mendominasi karena pada tahun 1997 saat PT ITP melakukan

rekrutmen dalam jumlah besar, lulusan S1 belum terlalu banyak

jumlahnya.

Tabel 7. Karakteristik Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1 SMU 111 orang 82,83 %

2 S1 23 orang 17,16 %

4. Masa Kerja

Masa kerja karyawan di PT ITP sebagian besar lebih dari 15 tahun

karena PT ITP terakhir melakukan rekrutmen karyawan dalam

jumlah besar adalah pada tahun 1997. Setelah tahun ini,

ketidakstabilan perekonomian negara berpengaruh juga pada

keberlangsungan PT ITP sehingga baru melakukan rekrutmen pada

Page 99: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

85

tahun 2006. Pada P-11, responden sebanyak 61 orang memiliki

masa kerja lebih dari 15 tahun, kemudian selanjutnya 37 orang

memiliki masa kerja 11-15 tahun dan paling sedikit adalah yang

mmasa kerjanya kurang dari 3 tahun yaitu sebanyak 2 orang. Dua

orang ini adalah karyawan yang baru saja lulus Management

Trainee (MT) pada tahun 2007 dan menjabat sebagai Junior

Engineer (eselon 4). Masa kerja diatas 15 tahun mendominasi

karena untuk bekerja di plant dibutuhkan karyawan yang

berpengalaman dalam bekerja. Plant merupakan unit kerja utama

yang dimiliki PT ITP sehingga karyawannya pun harus memenuhi

kualifikasi yang ditetapkan PT ITP.

Tabel 8. Karakteristik Masa Kerja Responden

No Masa Kerja Jumlah Persentase

1 < 3 tahun 2 orang 1,49 %

2 3 - 4 tahun 3 orang 2,23 %

3 5 – 10 tahun 31 orang 23,13%

4 11 - 15 tahun 37 orang 27,61%

5 >15 tahun 61 orang 45,52%

5. Departemen Unit Kerja

Kuesioner ini disebarkan secara proporsional random sampling

karena P-11 memiliki beberapa departemen, yaitu Electical

Department, Mechanical Department, dan Production Department.

Hal ini dilakukan agar kuesioner menyebar secara merata dan

tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. P-11 memiliki jumlah

karyawan sebanyak 200 orang dengan proporsi 110 orang pada

Production Department, 51 orang pada Mechanic Department, dan

35 orang pada Electical Department. Agar proporsi responden

sesuai dengan yang tujuan maka jumlah responden dari Production

Department mengisi dengan jumlah paling banyak yaitu sebanyak

Page 100: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

86

54,48%, Mechanic sebanyak 26,87 % dan Electrical sebanyak

18,66 % dari 134 jumlah responden secara keseluruhan. Production

Department mendominasi karena departemen produksi merupakan

departemen inti dari plant. Proses produksi semen dikerjakan tanpa

henti, oleh karenanya untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan

karyawan dalam jumlah paling banyak untuk menunjang agar

tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, seperti tingkat produksi

pertahun. Electical Department merupakan departemen yang

jumlah karyawannya paling sedikit karena departemen ini

berfungsi sebagai penunjang dalam proses produksi dan

bertanggung jawab dalam kestabilan listrik yang ada di plant.

Tabel 9. Karakteristik Departmen Unit Kerja Responden

No Departemen Jumlah Persentase

1 Produksi 73 orang 54,48 %

2 Mekanik 36 orang 26,87 %

3 Elektrik 25 orang 18,66 %

5.3.2. Uji Validitas

Kuesioner dibuat untuk mengetahui pendapat dan fakta yang

dirasakan responden mengenai efektifitas penerapan SMK3 di P-11 PT

ITP. Sebelum kuesioner disebar dilakukan suatu uji validitas. Uji

validitas dilakukan setelah 30 kuesioner disebarkan. Uji Validitas

dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana data yang ditampung

pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Pada

penelitian ini Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan software

Microsoft Excel 2007. Suatu pernyataan pada kuesioner dinyatakan

valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel. Tingkat kesalahan yang

ditetapkan sebesar 5%, maka nilai rtabel sebesar 0,361. Hasil

perhitungan validitas kuesioner dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 101: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

87

Tabel 10. Rekapitulasi Uji Validitas

Aspek No Nilai rhitung Keterangan

1 0,713 Valid

2 0,709 Valid

Pelatihan Keselamatan Kerja

3 0,581 Valid

Lanjutan Tabel 10

Aspek No Nilai rhitung Keterangan

4 0,597 Valid Pelatihan Keselamatan Kerja

5 0,776 Valid

1 0,703 Valid

2 0,671 Valid

3 0,702 Valid

4 0,834 Valid

Publikasi Keselamatan Kerja

5 0,741 Valid

1 0,700 Valid

2 0,403 Valid

3 0,564 Valid

4 0,693 Valid

Kontrol Lingkungan Kerja

5 0,704 Valid

1 0,703 Valid

2 0,740 Valid

3 0,898 Valid

4 0,687 Valid

Inspeksi dan Disiplin

5 0,622 Valid

1 0,523 Valid

2 0,643 Valid

3 0,710 Valid

4 0,476 Valid

Peningkatan Kesadaran K3

5 0,648 Valid

Page 102: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

88

5.3.3. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Uji Reliabilitas

digunakan untuk mengetahui sejauhmana alat ukur dapat diandalkan,

apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Hasil

pengukuran reliabilitas menyatakan bahwa kuesioner yang disebarkan

dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach’s lalu nilainya dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu

sebesar 0,361 (untuk tingkat kesalahan 5%). Dari hasil perhitungan

menggunakan software SPSS for Windows 13.0 diperoleh nilai alpha

sebesar 0,948. Nilai ini jauh lebih besar dari nilai rtabel, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kuesioner yang disusun adalah reliable/dapat

diandalkan (Lampiran 9).

5.3.4. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan SMK3 di P-11 PT ITP

Pelaksanaan SMK3 yang efektif dalam mengurangi angka

kecelakaan kerja merupakan tujuan dari suatu perusahaan. Kecelakaan

kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat mengakibatkan

kerugian yang sangat besar. PT ITP menerapkan SMK3 untuk

mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi di PT ITP khususnya P-11

yang pada awal beroperasi mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis untuk

mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan SMK3 di PT ITP

khususnya P-11. Analisis persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

SMK3 di P-11 dilakukan berdasarkan teori Miner yang dilihat dari

lima aspek yaitu, pelatihan keselamatan kerja, publikasi keselamatan

kerja, kontrol terhadap lingkungan kerja, inspeksi dan disiplin, serta

peningkatan kesadaran K3. Masing-masing aspek diwakili dengan lima

buah pertanyaan yang menggambarkan aspek-aspek tersebut.

Page 103: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

89

1. Pelatihan Keselamatan Kerja

Tabel 11. Skor Rataan Aspek Pelatihan Keselamatan Kerja

No Indikator Skor Rataan

Keterangan

1. Manfaat sudah dirasakan dari pendidikan dan pelatihan K3 sehingga karyawan lebih aman dalam bekerja

3,04 Setuju

2. Pendidikan dasar K3 bagi karyawan sudah dilakukan dengan baik

2,83 Setuju

3. Pelatihan untuk menghadapi keadaan darurat saat kebakaran dan penanggulangan bahayanya sudah memenuhi standar yang ditetapkan

2,81 Setuju

4. Pelatihan mengenai pertolongan pertama saat kecelakaan sudah dapat diterapkan dengan baik

2,79 Setuju

5. Pelatihan K3 untuk pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya sudah memenuhi standar yang ditetapkan

2,75 Setuju

TOTAL 2.84 Setuju

Tabel 11 menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap

aspek pelatihan keselamatan kerja telah dilaksanakan dengan baik.

Pendidikan dasar K3 bagi karyawan di P-11 sudah dilakukan

dengan baik, selain itu karyawan juga merasa bahwa pelatihan K3

untuk pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya di P-11 dan

pelatihan untuk menghadapi keadaan darurat saat kebakaran dan

penanggulangan bahayanya sudah memenuhi standar yang

ditetapkan. Karyawan pun dapat merasakan manfaat dari

pendidikan dan pelatihan K3 yang diberikan PT ITP khususnya di

P-11 sehingga karyawan merasa lebih aman dalam bekerja.

Karyawan telah dapat menerapkan dengan baik pelatihan yang

diberikan Safety Dept. mengenai pertolongan pertama saat

kecelakaan. Karyawan berpendapat bahwa pelatihan SMK3

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pelatihan yang

Page 104: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

90

diberikan kepada seluruh karyawan mulai dari pelatihan

pengenalan hingga pelatihan pendalaman SMK3.

Pelatihan SMK3 yang diberikan kepada karyawan

berdasarkan pada tingkat eselon dan jenis pekerjaannya. Apabila

karyawan mendapatkan tugas untuk bekerja dengan keahlian

khusus, maka pelatihan yang diterimanya pun berbeda dari

karyawan yang lainnya. Materi pelatihan yang diberikan

merupakan materi terbaru yang diperoleh pihak perusahaan dari

bada-badan sertifikasi nasional maupun internasional. Hal ini

diberikan kepada karyawan agar karyawan dapat terus

memperbaharui pengetahuannya mengenai SMK3 dan dapat

terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat merugikan diri

karyawan maupun perusahaan.

2. Publikasi Keselamatan Kerja

Tabel 12. Skor Rataan Aspek Publikasi Keselamatan Kerja

No Pernyataan Skor Rataan

Keterangan

1. Safety talks telah efektif dilakukan sehingga karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman

2,83 Setuju

2. Rapat Sub P2K3 yang rutin dilakukan tiap bulan sudah efektif dilaksanakan

2,82 Setuju

3. Sosialisasi program K3 telah efektif diberikan kepada karyawan

2,79 Setuju

4. Sosialisasi tentang penggunaan APD dan alat keselamatan lainnya serta penggunaan alat pemadam kebakaran telah dilakukan dengan baik

2,75 Setuju

5. Sosialisasi working permit (prosedur keselamatan untuk karyawan yang melaksanakan pekerjaan berpotensi bahaya) telah dilaksanakan dengan baik

2,69 Setuju

TOTAL 2,78 Setuju

Page 105: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

91

Persepsi karyawan P-11 menyatakan bahwa aspek publikasi

keselamatan kerja telah dilaksanakan dengan baik (Tabel 12).

Publikasi keselamatan kerja yang dilakukan berupa sosialisasi hal-

hal yang berkaitan dengan SMK3. Sosialisasi tersebut antara lain

sosialisasi program K3, sosialisasi penggunaan APD, alat

keselamatan lainnya dan alat pemadam kebakaran, serta sosialisasi

working permit. Selain itu, karyawan pun merasa bahwa safety

talks yang selama ini dilakukan telah efektif sehingga karyawan

dapat bekerja dengan aman dan mengetahui potensi bahaya apa

yang akan dihadapi karyawan selama bekerja. P-11 juga telah

melaksanakan Rapat Sub P2K3 secara rutin dan efektif.

PT ITP telah memprogramkan untuk terus

mensosialisasikan pentingnya penggunaan APD karena dapat

menghindarkan karyawan dari bahaya yang bisa muncul kapan saja

selama karyawan bekerja dan berada di lingkungan perusahaan. P-

11 terus melakukan sosialisasi tentang hal-hal yang berkaitan

dengan SMK3 kepada karyawan secara rutin. Media yang

digunakan pun beragam, mulai dari papan pengumuman, rapat

SubP2K3, Safety Talks, hingga media intranet yang digunakan di

lingkungan PT ITP. Cara-cara tersebut dinilai efektif karena

hampir semua karyawan dapat memperoleh informasi mengenai

K3. P-11 pun terus meningkatkan kegiatan safety talks karena

melalui safety talks karyawan dapat mengetahui potensi bahaya

yang akan dihadapi saat bekerja, APD yang sesuai untuk

digunakan dan penanggulangan bahayanya.

3. Kontrol Lingkungan Kerja

Tabel 13. Skor Rataan Aspek Kontrol Lingkungan Kerja

No Pernyataan Skor Rataan

Keterangan

1. Manfaat telah dirasakan dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan PT ITP secara rutin

3,18 Setuju

Page 106: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

92

Lanjutan Tabel 13

No Indikator Skor Rataan

Keterangan

2. Pengawasan yang baik terhadap perlengkapan kerja dapat mengurangi potensi bahaya

3,06 Setuju

3. Pengawasan yang baik telah dilakukan oleh Safety Dept. terhadap kondisi alat pemadam kebakaran (APAR, fire truck, dan fire alarm system) dan APD di P-11

2,96 Setuju

4. Karyawan merasakan manfaat yang baik dari kegiatan senam rutin mingguan yang diadakan oleh PT ITP

2,91 Setuju

5. Kondisi ruang kerja di P-11 telah memberikan kenyamanan dalam bekerja

2,78 Setuju

TOTAL 2,98 Setuju

Berdasarkan Tabel 13, persepsi karyawan P-11 menyatakan

bahwa pelaksanaan SMK3 dilihat dari aspek kontrol lingkungan

kerja telah dilaksanakan dengan baik. Kontrol lingkungan kerja

yang dimaksud di PT ITP adalah pengendalian dan pemeriksaan

terhadap karyawan serta perlengkapan kerjanya. Karyawan merasa

bahwa kondisi ruang kerja di P-11 telah memberikan kenyamanan

dalam bekerja. Kontrol pun diberikan kepada karyawan berupa

pemeriksaan kesehatan secara berkala dan kegiatan senam rutin.

Melalui kegiatan tersebut, karyawan dapat merasakan manfaat

yang baik. Selain itu, Pengawasan yang baik telah dilakukan

terhadap penggunaan alat-alat keselamatan seperti APD dan

perlengkapan keadaan darurat serta kepada perlengkapan kerja

karyawan.

Dari Tabel 13 pemeriksaan kesehatan memiliki skor yang

paling tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan melaksanakan

pemeriksaan kesehatan karyawan yang dilaksanakan tiap tahun dan

wajib diikuti oleh karyawan yang berupa :

Page 107: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

93

a. General Check Up (pemeriksaan menyeluruh)

Kegiatan ini dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit secara

umum, sasarannya adalah karyawan yang sehat dan dilakukan

pada fasilitas kesehatan yang ditunjuk dokter perusahaan.

Syaratnya adalah karyawan tersebut telah berusia lebih dari 40

tahun dan masa kerja minimal 5 tahun.

b. Non General Check Up (pemeriksaan tidak menyeluruh)

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini

penyakit yang diduga berhubungan dengan pekerjaan,

diberikan khusus kepada karyawan di areal bising.

Pemeriksaannya berupa pengaruh frekuensi rendah dan

frekuensi tinggi. Selain itu, pemeriksaan khusus pun dilakukan

kepada karyawan radiasi yang pemeriksaannya berupa abrasi

kromosom.

c. Pemeriksaan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala dan rutin yang dilakukan oleh

Dokter perusahaan yang berupa rontgen paru. Pemeriksaan ini

merupakan keharusan bagi seluruh karyawan.

d. Pelaporan penyakit menular

Setiap karyawan yang menderita atau terkena penyakit menular

harus segera melaporkannya kepada dokter perusahaan

e. Vaksinasi

Setiap karyawan diwajibkan mengikuti vaksinasi yang

dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan keperluan.

Selain kesehatan, hal yang diperhatikan oleh PT ITP untuk

mengontrol lingkungan kerjanya adalah kondisi ruang kerja,

perlengkapan kerja karyawan seperti APD, seragam kerja, safety

shoes, serta perlengkapan keselamatan yang wajib ada pada setiap

Page 108: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

94

ruangan seperti peralatan keadaan darurat, dan kotak P3K. Setiap

kali dilaksanakan audit internal, perlengkapan dan peralatan

keselamatan tersebut selalu diperiksa. Apabila terdapat

ketidaksesuaian maka dilakukan tindakan lanjutan seperti

mengganti atau memperbaikinya.

4. Inspeksi dan Disiplin

Tabel 14. Skor Rataan Aspek Inspeksi dan Disiplin

No Pernyataan Skor Rataan

Keterangan

1. Kewajiban menggunakan APD sudah efektif dalam mengurangi angka kecelakaan kerja.

3,02 Setuju

2. Efektivitas pemasangan tanda peringatan dan tanda bahaya di daerah berpotensi bahaya di sekitar P-11 sudah baik dalam mengurangi angka kecelakaan kerja

3,00 Setuju

3. Pemberlakuan peraturan serta pemberian sanksi pelanggaran disiplin K3 telah membuat karyawan sadar akan pentingnya K3

2,97 Setuju

4. Inspeksi K3 yang dilakukan oleh Safety Dept. di P-11 telah efektif menjaga karyawan dari kecelakaan

2,72 Setuju

5. Pembentukan satgas pengawas pelaksanaan K3 di P-11 telah efektif dalam mengawasi pelaksanaan K3

2,67 Setuju

TOTAL 2,88 Setuju

Pada Tabel 14 dapat dilihat mengenai persepsi karyawan P-

11 yang menyatakan bahwa pelaksanaan SMK3 dilihat dari aspek

inspeksi dan disiplin telah dilaksanakan dengan baik. Karyawan

merasa bahwa inspeksi K3 yang dilakukan oleh Safety Dept di P-

11 telah efektif menjaga karyawan dari kecelakaan. Pembentukan

satgas pengawas pelaksanaan K3 di P-11 telah efektif dalam

mengawasi pelaksanaan K3 sehingga peraturan yang diberlakukan

serta pemberian sangsi pelanggaran disiplin K3 telah membuat

karyawan sadar akan pentingnya K3. Di samping itu, karyawan

Page 109: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

95

berpendapat bahwa peraturan yang mewajibkan karyawan untuk

menggunakan APD saat bekerja sudah efektif dalam mengurangi

angka kecelakaan kerja. Selain penggunaan APD, pemasangan

tanda peringatan dan potensi bahaya di sekitar P-11 pun sudah baik

dalam mengurangi angka kecelakaan kerja.

Karyawan berpendapat bahwa kewajiban menggunakan

APD paling efektif dalam mengurangi kecelakaan kerja karena

kecelakaan yang paling sering terjadi disebabkan kelalaian

karyawan dalam bekerja. Penggunaan APD sangat membantu

karyawan untuk menghindarkan diri dari kecelakaan kerja. APD

diberikan kepada karyawan sesuai dengan jenis dan tingkat risiko

pekerjaannya. PT ITP pun telah membuat peraturan-peraturan yang

mengatur kehidupan kerja karyawan yang dirangkum dalam

Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Peraturan tersebut memuat juga

mengenai sangsi apabila karyawan melanggar peraturan yang telah

disepakati. Selain penggunaan APD, cara lain yang efektif dalam

mengurangi kecelakaan kerja adalah pemasangan tanda peringatan

dan tanda bahaya di instalasi berpotensi bahaya terutama di P-11.

5. Peningkatan Kesadaran K3

Tabel 15. Skor Rataan Aspek Peningkatan Kesadaran K3

No Pernyataan Skor Rataan

Keterangan

1. Pentingnya Program K3 khususnya di P-11 3,18 Setuju

2. Selama bekerja, karyawan telah memprioritaskan untuk bekerja sesuai standar K3

3,08 Setuju

3. Memiliki motivasi yang baik untuk melaksanakan K3 di P-11

2,99 Setuju

4. PT ITP telah membuat SOP yang baik tentang persyaratan dan prosedur kerja yang sesuai standar K3

2,97 Setuju

5. Safety Dept memiliki cara yang baik dalam mengingatkan karyawan untuk bekerja

2,93 Setuju

Page 110: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

96

mengutamakan keselamatan

TOTAL 3,03 Setuju

Karyawan merasa bahwa kesadaran terhadap K3 telah

meningkat (Tabel 15). Hal ini ditunjukkan dengan kesadaran

karyawan akan pentingnya K3 dalam bekerja. Karyawan pun telah

memiliki motivasi yang baik untuk melaksanakan K3. Hal ini

dikarenakan Safety Dept. memiliki cara yang baik dalam

mengingatkan karyawan untuk bekerja dengan mengutamakan

keselamatan. Perusahaan pun telah membuat SOP yang baik

tentang persyaratan dan prosedur kerja yang sesuai atandar K3.

Karyawan merasa telah memprioritaskan bekerja sesuai dengan

standar K3 dan hal ini penting dilakukan karena dapat

menghindarkan karyawan dari kecelakaan dan timbulnya penyakit

akibat kerja sehingga karyawan memiliki motivasi yang baik untuk

melaksanakan program K3 ini.

Dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan SMK3 di PT ITP

khususnya dari persepsi karyawan P-11 telah berjalan dengan baik dan

telah efektif dalam mengurangi angka kecelakaan kerja. Dilihat dari

skor rataan yang telah dihitung, skor rataaan tertinggi diperoleh dari

pernyataan tentang manfaat pemeriksaan kesehatan dan penggunaan

APD untuk mengurangi angka kecelakaan kerja. Sedangkan yang

paling kecil diperoleh dari pembentukan satgas pengawasan

pelaksanaan K3 dan sosialisasi mengenai working permit.

5.4. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan Plant 11 PT ITP

Tingkat produktivitas kerja karyawan adalah ukuran suatu

perbandingan antara hasil yang diperoleh selama proses produksi dengan

jumlah jam kerja karyawan (Man Hours Of Work) pada periode waktu

tertentu. Tabel 16 menunjukkan tingkat produktivitas kerja karyawan P-11 PT

ITP.

Page 111: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

97

Tabel 16. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan P-11 PT ITP tahun 2000-2007

Tahun Volume Produksi

(Ton)

Jam Kerja Per Tahun

Tingkat Produktivitas Kerja

Karyawan (Ton)

Standar Produktivitas Kerja

Karyawan (Ton)

2000 2.005.769 618.316 3,24 0,55 2001 2.001.479 640.789 3,12 0,60 2002 2.149.740 636.560,5 3,38 0,60 2003 2.218.405 595.867 3,72 0,66 2004 2.347.171 535.844,5 4,38 0,66 2005 2.038.579 469.522 4,34 0,70 2006 2.228.428 442.361 5,04 0,70 2007 2.291.001 385.790 5,94 0,70

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa tingkat produktivitas kerja yang cenderung

meningkat dari tahun 2000 hingga 2007, meskipun terjadi sedikit penurunan

pada tahun 2000 ke 2001 yaitu sebesar 0,12 ton. Produktivitas kerja karyawan

terus meningkat dan berproduksi melampaui standar yang ditetapkan

meskipun jumlah karyawan dari tahun ke tahun terus menurun. Selain itu,

total produksi semen cenderung meningkat meskipun terjadi penurunan di

tahun 2004 ke 2005 yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di areal P-

11. Namun produktivitas kerja karyawannya hanya menurun sebesar 0,04 ton

saja. Meskipun jumlah outputnya menurun besar akan tetapi jumlah

karyawannya pun berkurang sehingga mempengaruhi jumlah jam kerja tahun

2005 tersebut.

Tingkat produktivitas kerja karyawan di P-11 menunjukkan

peningkatan yang positif dari tahun ke tahun dan mendekati keadaan ideal dari

tingkat produktivitas kerja yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan output yang

terus meningkat dan berbanding terbalik dengan jumlah karyawan dan jam

kerjanya. Bila output terus meningkat dan input yang digunakan seefisien

mungkin maka produktivitas yang dihasilkan semakin tinggi dan optimal.

Peningkatan produktivitas tersebut dapat terlihat pada Gambar 11.

Page 112: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

98

Gambar 11. Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan

Standar yang yang ditetapkan PT ITP menunjukkan angka yang jauh di

bawah produktivitas kerja karyawan P-11. Hal ini dikarenakan walaupun

jumlah karyawan P-11 relatif sama dengan plant yang lain namun tingkat

produksinya paling tinggi. Manajemen puncak merupakan bagian yang paling

berwenang dalam menetapkan kebijakan-kebijakan. Salah satu kebijakan yang

ditetapkan adalah standar produktivitas kerja karyawan pada tingkat 0,7

ton/orang per jam sejak tahun 2005. Angka ini ditetapkan berdasarkan hasil

riset yang telah dilakukan PT ITP sebelumnya. Maksimum produktivitas kerja

karyawan adalah

Maksimum produktivitas = 15.420.000 = 1,14 ton/orang per jam

6.478x12x173

Keterangan :

Maksimum produksi : 15.420.000 ton

Jumlah karyawan PT ITP (akhir 2006) : 6.478 orang

Rata-rata jam kerja tiap bulan : 173 jam

Bulan efektif tiap tahun : 12 bulan

Page 113: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

99

Setiap tahunnya PT ITP melakukan pemeriksaan kiln secara rutin yang

mengakibatkan proses produksi dapat terganggu dan tidak dapat beroperasi

penuh. Selain itu, kebutuhan pasar akan semen putih yang dihasilkan dari

Plant 5 dengan kapasitas produksi terkecil pun jumlahnya terbatas sehingga

tidak dapat mencapai kapasitas produksi maksimum dan hal ini

mempengaruhi standar produktivitas kerja karyawan yang ditetapkan PT ITP

agar semua karyawan dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

5.5. Analisis Pengaruh Efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh SMK3 terhadap

produktivitas kerja karyawan di P-11 PT ITP dilakukan dengan menggunakan

Analisis Regresi Berganda. Analisis ini menggunakan perhitungan dengan

software SPSS for Windows 13.0. Pada analisis ini variabel independen yang

digunakan adalah SMK3 yang dilihat dari tingkat keseringan kecelakaan kerja

(IFR) dan tingkat keparahan kecelakaan kerja (ISR). Menurut ILO (2007),

IFR dan ISR merupakan elemen yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas

penerapan yang terjadi pada suatu perusahaan yang dilihat dari tingkat

kecelakaannya. Mulai tahun 2007 untuk mengukur tingkat kecelakaan

difokuskan pada kecelakaan yang menimpa manusia (karyawan) tanpa

memperhitungkan lagi property damage yang terjadi, sehingga saat ini yang

digunakan adalah IFR dan ISR. Untuk variabel dependen yang digunakan

adalah tingkat produktivitas kerja karyawan P-11 PT ITP dari tahun 2000-

2007. Pada perhitungan besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen ditetapkan variabel IFR sebagai X1 dan ISR sebagai X2

sedangkan produktivitas kerja karyawan sebagai Y.

Page 114: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

100

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa persamaan regresi berganda yang

diperoleh adalah :

……………(12)

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa variabel IFR (X1) memiliki t hitung

sebesar -4,531 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti

signifikansi t < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat

keseringan kecelakaan signifikan berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan. Nilai koefisien beta yang dimiliki sebesar -0,286 dan bentuk

hubungannya negatif yang berarti semakin kecil tingkat keseringan kecelakaan

maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.

Selain itu, diperoleh nilai R sebesar 0,880 berarti korelasi antara variabel

dependen (Y) dengan variabel independen (X) yang artinya jika IFR turun

satu satuan maka produktivitas kerja karyawan naik 0,880 ton.. Dari nilai

Adjusted R Square (koefisien yang telah disesuaikan) menunjukkan nilai

sebesar 0,736. Hal ini mengambarkan bahwa variabel X1 mampu menjelaskan

model sebesar 73,6% sedangkan sisanya 26,4% dijelaskan oleh variabel lain di

luar dari variabel yang diteliti.

-.166 a -.382 .718 -.169 .233 4.288 .233 X2Model1

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance VIFMinimum

Tolerance

Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), X1a.

Dependent Variable: Yb.

Tabel 17. Perhitungan Regresi Berganda dengan SPSS for Windows 13.0

5.109 .277 18.418 .000-.286 .063 -.880 -4.531 .004 1.000 1.000

(Constant)X1

Model1

B Std. Error

Unstandardized

CoefficientsBeta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Sumber : Pengolahan Data, 2008

Y = 5,109 – 0,286 X1 – 0,166X2 + ξ1

Page 115: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

101

Variabel ISR (X2) merupakan variabel bebas yang memberikan

pengaruh namun tidak signifikan dengan nilai koefisien beta sebesar -0,166.

Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (5%) yaitu

0,718 (Tabel 17). Artinya adalah tingkat keparahan kecelakaan (ISR) tidak

signifikan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Di P-11 hal ini

cenderung dipengaruhi oleh tingkat kecelakaan yang tergolong parah adalah

minimal 2 hari. Meninjau dari karakteristik karyawan, lost time 2 hari

merupakan hal yang wajar sehingga pekerjaan dapat digantikan oleh orang

lain dan tidak mengganggu produktivitas kerja plant. Oleh karena itu, ISR

dengan lost time lebih dari dua hari cenderung tidak mempengaruhi secara

signifikan pada tingkat produktivitas kerja karyawan.

Dari Persamaan 12, dapat disimpulkan bahwa IFR dan ISR

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan namun IFR dapat mempengaruhi

secara lebih signifikan dibandingkan dengan ISR. Jika IFR dan ISR berada

pada tingkat 0 maka produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 5,109 ton.

PT ITP dapat mengambil tindakan dengan mengantisipasi tingkat IFR agar

tetap berada pada tingkat 0 dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelaksanaan SMK3, terutama untuk menekan IFR dan ISR. IFR dan ISR di P-

11 cenderung dipengaruhi oleh tindakan karyawan yang lalai dalam bekerja

(unsafe action) sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja. Agar penerapan

standar SMK3 yang selama ini sudah dijalankan dapat lebih baik lagi maka

kebijakan lingkungan yang dibuat, perencanaan, penerapan dan operasi,

pemeriksaan, tindakan koreksi dan pencegahan, tinjauan manajemen, serta

perbaikan yang berkelanjutan harus lebih diperhatikan oleh manajemen.

Page 116: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

VI. IMPLIKASI MANAJERIAL

PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk mempunyai cita-cita yang tersirat

pada salah satu kebijakan yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan,

Lingkungan dan Masyarakat yaitu senantiasa menjalankan perusahaan untuk

selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku di Indonesia dan standar

yang relevan. PT ITP sepatutnya menerapkan SMK3 menurut peraturan dan

standar yang ditetapkan. Peran suatu organisasi dalam menerapkan,

mengembangkan, dan mengimplementasikan SMK3 sangatlah penting akan tetapi

peran ini akan lebih optimal lagi jika didukung oleh seluruh karyawan PT ITP

sehingga diharapkan dapat mencapai target pencapaian yang optimal.

Pencapaian target yang optimal dapat dilakukan oleh pihak manajemen

dengan terus melakukan perbaikan yang berkelanjutan untuk masalah K3 dan

produktivitas kerja karyawan yang menjadi fokus utama pada penelitian ini.

Implikasi manajerial disusun untuk membantu manajemen agar pelaksanaan

SMK3 bisa lebih baik lagi dan menjaga agar tingkat produktivitas kerja karyawan

tetap optimal. Implikasi manajerial ini diberikan berdasarkan tujuan pada

penelitian ini yaitu:

1) Pelaksanaan SMK3

Secara keseluruhan, pelaksanaan SMK3 sudah diterapkan dengan baik.

Penerapan SMK3 dinilai baik apabila seluruh tujuan dari tiap kriteria yang

distandarkan tercapai. Hal yang paling penting dalam penerapan SMK3 adalah

tinjauan manajemen. Pada tahap ini, penerapan SMK3 dinilai pencapaiannya

dan ditinjau perbaikan kelanjutannya. Agar tahap ini dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, sebaiknya pihak manajemen melakukan hal-hal seperti:

a. memfasilitasi keluhan karyawan mengenai pelaksanaan SMK3 di PT ITP

b. melakukan pendekatan Industrial Clinical Psychology (berdasarkan Teori

Miner) untuk meneliti karyawan-karyawan yang tingkat kerjanya menurun

karena berkaitan dengan masalah K3

c. meningkatkan kesigapan dalam memperbaiki temuan-temuan yang tidak

sesuai dengan standar SMK3, misalnya pada saat karyawan melaporkan

adanya unsafe condition dan temuan tidak sesuai saat dilaksanakan audit.

Page 117: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

103

2) Efektivitas pelaksanaan SMK3

Pelaksanaan SMK3 di P-11 PT ITP telah dilaksanakan dengan baik, namun

ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Hal yang perlu ditingkatkan dapat

dilihat dari aspek-aspek berikut ini:

a. Publikasi Keselamatan Kerja

Publikasi keselamatan kerja sudah dilaksanakan dengan baik, namun

terkadang belum memaksimalkan media komunikasi yang ada dengan

baik. Media komunikasi yang belum dimaksimalkan dengan baik adalah

papan pengumuman. Sebaiknya penggunaan papan pengumuman

dimaksimalkan dengan cara :

1. Letakkan papan pengumuman pada lokasi yang strategis sehingga

dapat dilihat oleh banyak karyawan.

2. Isi papan pengumuman dengan hal-hal yang berkaitan dengan SMK3

seperti laporan statistika kecelakaan bulanan, berita tanggap darurat,

keadaan K3 di Indonesia dan dunia internasional ataupun mengenai

pensosialisasian working permit yaitu prosedur untuk melaksanakan

pekerjaan yang berpotensi bahaya.

3. Gunakan hal-hal yang dapat menarik perhatian karyawan, misalkan

dengan memvisualisasikan maksud berita menggunakan gambar.

4. Sebaiknya papan pengumuman diperbaharui setiap bulan

b. Inspeksi dan Disiplin

Inspeksi yang dilakukan selama ini sudah dilaksanakan dengan baik dan

terencana. Namun masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh

karyawan terhadap peraturan keselamatan dan standar kerja yang sudah

ada. Hal ini tentu saja dapat membahayakan karyawan dan bisa merugikan

perusahaan. Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan adalah :

1. Memberikan peringatan dengan cara pendekatan personal. Dengan

begitu inspektor dapat mengetahui alasan mengapa karyawan tersebut

melanggar peraturan

2. Identifikasi penyebabnya dan mencari solusi terbaik agar pelanggaran

tidak dilakukan berulang.

Page 118: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

104

3. Apabila pelanggaran masih dilakukan oleh orang yang sama, maka

berikan peringatan secara tegas sesuai dengan PKB.

c. Pelatihan Keselamatan Kerja

Berdasarkan dari pengkajian model SMK3 yang diterapkan maka

pelatihan keselamatan kerja yang perlu ditingkatkan adalah pelatihan

tentang keadaan darurat. Pelatihan ini sangat penting mengingat besarnya

potensi bahaya yang ada di lingkungan PT ITP terutama P-11 yang

merupakan plant terbesar. Selama ini pelatihan keselamatan diuji coba

minimal 1 kali dalam setahun dan disesuaikan dengan potensi bahaya yang

ada di P-11. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

1. Semua karyawan harus dipastikan pernah mengikuti pelatihan

keselamatan dengan berbagai kondisi keadaan darurat yang meliputi

kebakaran, banjir, gempa, dan kebocoran B3.

2. Meningkatkan waspada kondisi darurat yang bisa terjadi sewaktu-

waktu.

3. Meningkatkan pelatihan uji coba menjadi minimal 2 kali dalam satu

tahun dengan tujuan peningkatan sikap siaga dan intisipasi lupa atau

kepanikan.

d. Kontrol Lingkungan Kerja

Kenyamanan ruang kerja merupakan hal yang penting bagi karyawan. P-

11 telah melakukan pengawasan yang baik terhadap lingkungan kerja

karyawan, namun ada beberapa hal yang masih belum diperhatikan.

Misalnya merokok dalam ruangan ber-AC dan ada peringatan “Dilarang

Merokok”. Mengingatkan karyawan yang sebagian besar laki-laki tentang

bahaya merokok cenderung sulit dilakukan, namun ada beberapa langkah

yang dapat ditempuh seperti:

1. Memberikan pengarahan tentang risiko yang dihadapi bila merokok

dalam ruangan ber-AC, dan sebaiknya pengarahan tersebut diberikan

oleh orang yang tergolong ahli dalam bidang tersebut sehingga

karyawan yang mendengarkan dapat percaya pada apa yang

disampaikan.

Page 119: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

105

2. Bekerja sama dengan dokter perusahaan untuk memberikan

pengarahan secara intensif.

3. Mengingatkan dengan menggunakan artikel-artikel menarik tentang

bahaya merokok yang kemungkinan besar dapat diterima oleh

karyawan.

Meskipun himbauan tersebut belum dapat menghilangkan kebiasaan

merokok karyawan namun sekurang-kurangnya dapat menghentikan

kebiasaan merokok dalam kantor.

e. Peningkatan Kesadaran K3

Safety Dept. dan unit kerja K3 lainnya memiliki cara yang baik dalam

mengingatkan karyawan untuk bekerja mengutamakan K3 sehingga

sebagian besar karyawan telah merasakan pentingnya penerapan K3. Pada

akhirnya karyawan sadar bahwa K3 dapat melindungi diri dari kecelakaan

dan timbulnya penyakit akibat kerja. Akan tetapi kesadaran karyawan

belum sepenuhnya tinggi karena ada juga karyawan yang belum

memprioritaskan untuk bekerja sesuai dengan standar K3. Kesadaran

karyawan dapat ditingkatkan dengan cara :

1. Peningkatan intensitas safety talks yang diberikan oleh atasan.

2. Atasan melakukan pengawasan/kontrol yang intensif dan kontinyu

kepada karyawan.

3. Karyawan terus diingatkan pada potensi bahaya yang ada di

sekelilingnya, bila perlu gunakan bukti-bukti otentik mengenai

kecelakaan yang pernah terjadi.

4. Atasan sebaiknya memberikan contoh yang baik dengan “sadar K3”

Jadikan penerapan K3 ini menjadi sebuah budaya kerja yang melekat baik

pada lingkungan kerja sehingga karyawan tidak perlu diingatkan lagi

tentang pentingnya penerapan K3 dalam bekerja.

3) Pengaruh efektifitas penerapan SMK3 terhadap produktivitas kerja karyawan

Page 120: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

106

Dari persamaan regresi diperoleh bahwa IFR dan ISR mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan maka untuk menjaga agar produktivitas kerja

karyawan tetap tinggi maka kecelakaan harus dapat dihindari dengan cara :

a. Menggiatkan program K3 agar IFR dan ISR bisa terus dipertahankan pada

tingkat nol (0).

b. Meningkatkan koordinasi diantara unit-unit kerja yang bertanggung jawab

dalam K3.

c. Menjelaskan kepada karyawan tentang K3 secara lebih intensif

4) Tingkat produktivitas kerja karyawan

Tingkat produktivitas kerja karyawan di P-11 sudah tergolong tinggi karena

berada di atas standar yang ditetapkan PT ITP. Dari tahun 2000-2007 hampir

selalu mengalami peningkatan meskipun jumlah karyawannya menurun.

Untuk menjaga agar produktivitas kerja karyawan tetap tinggi dapat dilakukan

pengawasan seperti :

a. Pengawasan terhadap kesehatan karyawan P-11 karena dengan karyawan

yang sehat maka jam kerja pun dapat terjaga dan lost time dapat dihindari.

b. Berikan penyuluhan tentang gizi makanan kepada karyawan agar kondisi

tubuh tetap sehat

c. Menjaga agar lingkungan kerja tetap nyaman dan kondusif sehingga

karyawan dapat bekerja dengan baik

d. Periksa peralatan dan perlengkapan kerja secara rutin (misalnya 1 bulan

sekali) agar pekerjaan tidak terganggu dan tidak mengakibatkan hal-hal

yang merugikan (seperti kebakaran)

Page 121: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1. PT ITP telah menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001 dan

Permenaker No. 05/MEN/1996. Penerapan SMK3 tersebut, telah

terorganisir dengan baik sehingga telah mendapat penghargaan Golden

Flag dari PT. Sucofindo (auditor eksternal) selama tiga kali pada tahun

2000, 2003, dan 2006. Tingkat keseringan kecelakaan (Injured Frequency

Rate-IFR) dan Tingkat keparahan kecelakaan (Injured Severity Rate-ISR)

dari P-11 cenderung menurun hingga tahun 2007 sejak pertama kali

beroperasi tahun 2000 dan telah mencapai zero accident pada tahun 2006

dan 2007

2. Berdasarkan persepsi karyawan, pelaksanaan SMK3 di P-11 telah berjalan

dengan baik dan efektif mengurangi angka kecelakaan kerja terutama

dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Selain itu, Karyawan P-

11 sangat merasakan manfaat yang besar dari pemeriksaan kesehatan rutin

yang diadakan oleh PT ITP

3. Tingkat produktivitas kerja karyawan P-11 PT ITP selalu berada di atas

standar yang ditetapkan dan tingkat produktivitas tersebut cenderung

meningkat dari tahun 2000-2007 . Hal ini menunjukkan bahwa P-11 telah

beroperasi secara efektif dan efisien.

4. Tingkat keseringan kecelakaan (Injured Frequency Rate-IFR) dan tingkat

keparahan kecelakaan (Injured Severity Rate-ISR) mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan namun IFR lebih signifikan mempengaruhi

tingkat produktivitas kerja karyawan dibandingkan ISR. Keduanya

berpengaruh negatif sehingga semakin kecil IFR dan ISR maka semakin

tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan PT ITP.

Page 122: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

108

2. Saran

1. Plant 11 PT ITP sebaiknya merumuskan juga standar produktivitas kerja

karyawan khusus untuk Plant 11 agar tingkat pencapaian produktivitas

kerja tiap karyawan di Plant 11 dapat terlihat berbeda dengan plant yang

lainnya, hal ini dikarenakan produktivitas kerja karyawan Plant 11 paling

tinggi dan tingkat pencapaiannya jauh berada di atas standar yang telah

ditetapkan.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya mencari formulasi untuk

mengukur tingkat produktivitas kerja karyawan pada perusahaan yang

sebagian besar berproduksi dengan mesin-mesin canggih dan berkapasitas

besar.

3. Menganalisa lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat keparahan

kecelakaan (ISR) terhadap produktivitas kerja.

Page 123: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

DAFTAR PUSTAKA

Almigo, N. 2004. ”The Relation Between Job Satisfaction and The Employees Work Productivity”, Journal of Productivity : 1.50-60

Ilham, R.N. 2002. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Motivasi Kerja karyawan di PT Goodyear Indonesia. Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arep, I. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta.

Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terjemahan, jilid II). Prenhallindo, Jakarta.

Indocement. Company Profile. http: //www.indocement.co.id [11 Januari 2008]

Ishak, A. 2004. ”Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja”, Jurnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jamsostek. Jamsostek Setiap Hari Tangani 349 Kasus Kecelakaan Kerja. http://www.nakertrans.go.id/arsip_berita/naker/jamsostek.php [01 Oktober 2007]

Kussriyanto, B. 1986. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. PT. Gramedia, Jakarta.

Mahardika, R. 2005. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mangkunegara, A. A. A. P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mangkuprawira, S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia, Jakarta

Mangkuprawira, S. dan A. Vitayala Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor.

Moenir, A.S. 1997. Pendekatan Manusiawi Dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Haji Mas Agung, Jakarta.

Page 124: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

110

Muchdarsyah, S. 2005. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta.

Purnamasari, Y. 2004. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Tingkat Kecelakaan dan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Djuanda, Bogor.

Rahmawati, S. dan B. Rahmawati. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan PT Bridgestone Tire Indonesia.” Jurnal Manajemen, 3 : 1. 45-54.

Razak, M. A. 6 Perusahaan Di Karawang Mendapat Penghargaan Bendera Emas. http://gerbang.jabar.go.id/kabkarawang/index.php?index=16&idberita=258 [01 Oktober 2007]

Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Sari, S. M. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Kinerja Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Studi Kasus:National Service Division Workshop Sunter PT Toyota Astra Motor, Jakarta Utara). Skripsi Pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Simanjuntak, P. J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Edisi kedua. Bumi Aksara, Jakarta.

Sugeng, A. M., dkk. 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Edisi kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Siregar, S. 2004. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Grasindo, Jakarta.

Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PPM, Jakarta.

Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 125: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

LAMPIRAN

Page 126: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

112

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Rini Riestiany H24104054 “Analisis Efektifitas Penerapan Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan di Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, TBk Citeureup

Bogor” Pembimbing Prof. DR. Ir. TB Sjafri Mangkuprawira, M.Sc. dan Ratih

Maria Dhewi, SP, MM

Kuesioner ini digunakan untuk kebutuhan pengumpulan data pada penelitian tugas

akhir mahasiswa program Sarjana Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Manajemen IPB. Tujuan dilaksanakannya penyebaran kuesioner ini adalah untuk

mengkaji efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3 di PT ITP khususnya di P-

11. Mengingat arti pentingnya kuesioner ini sebagai data primer dari penelitian ini,

maka saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mennjawab

secara jujur sesuai dengan kondisi yang dirasakan di Plant 11 PT ITP. Kuesioner ini

tidak berpengaruh pada apapun dan dijamin kerahasiaannya.

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAANNYA UNTUK MENGISI KUESIO NER

INI

Identitas Responden

1. Jenis kelamin : L / P

2. Usia : < 20 tahun 26 - 30 tahun

20 - 25 tahun 31 – 40 tahun

� 41 tahun

3. Pendidikan Terakhir : SMU dan sederajat S2

S1 Lain-lain.........

4. Masa Kerja : < 3 tahun 5 - 10 tahun

3 – 4 tahun 11 - 15 tahun

� 15 tahun

5. Departemen : Produksi Mekanik Elektrik

Page 127: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

113

Lanjutan Lampiran1.

Bubuhkanlah tanda ”X” pada kolom penilaian yang telah disediakan.

1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

1. Saya merasa pendidikan dasar K3 bagi karyawan di P-11 PT ITP sudah dilakukan dengan baik

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. Menurut saya, pelatihan K3 untuk pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya di P-11 PT ITP sudah memenuhi standar yang ditetapkan

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

3. Saya merasa pelatihan untuk menghadapi keadaan darurat saat kebakaran dan penanggulangan bahayanya sudah memenuhi standar yang ditetapkan

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

4. Saya dapat merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan K3 yang diberikan PT ITP khususnya di P-11 sehingga saya lebih aman dalam bekerja

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. Pelatihan yang diberikan oleh Safety Dept. mengenai pertolongan pertama saat kecelakaan sudah dapat saya terapkan dengan baik

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. PUBLIKASI DAN KONTES KESELAMATAN

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

1. Menurut saya, sosialisasi program K3 telah efektif diberikan kepada seluruh karyawan PT ITP khususnya di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. Menurut saya, sosialisasi yang baik telah dilakukan oleh Safety Dept tentang penggunaan APD dan alat keselamatan lainnya serta penggunaan alat pemadam kebakaran

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

Page 128: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

114

Lanjutan Lampiran 1.

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

3. Menurut saya, safety talks telah efektif dilakukan sehingga karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

4. Menurut saya, sosialisasi working permit (prosedur keselamatan untuk karyawan yang melaksanakan pekerjaan berpotensi bahaya) telah dilaksanakan dengan baik di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. Bagi saya, rapat Sub P2K3 yang rutin dilakukan tiap bulan sudah efektif dilaksanakan di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

3. KONTROL LINGKUNGAN KERJA

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

1. Bagi saya, kondisi ruang kerja di P-11 telah memberikan kenyamanan dalam bekerja

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. Saya sangat merasakan manfaat dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan PT ITP secara berkala

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

3. Saya juga sangat merasakan manfaat yang baik dari kegiatan senam rutin mingguan yang diadakan oleh PT ITP

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

4. Menurut saya, pengawasan yang baik telah dilakukan oleh Safety Dept. terhadap kondisi alat pemadam kebakaran (APAR, fire truck, dan fire alarm system) dan APD di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. Menurut saya, pengawasan yang baik terhadap perlengkapan kerja (ergonomi, monitor komputer, kabel-kabel listrik, dsb) dapat mengurangi potensi bahaya

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

Page 129: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

115

Lanjutan Lampiran 1.

4. INSPEKSI DAN DISIPLIN

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

1. Menurut saya, inspeksi K3 yang dilakukan oleh Safety Dept. di P-11 telah efektif menjaga karyawan dari kecelakaan

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. Menurut saya, pembentukan satgas pengawas pelaksanaan K3 di P-11 telah efektif dalam mengawasi pelaksanaan K3

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

3. Menurut saya, pemberlakuan peraturan serta pemberian sanksi pelanggaran disiplin K3 di P-11 telah membuat karyawan sadar akan pentingnya K3

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

4. Bagi saya, efektivitas peraturan yang mewajibkan saya untuk menggunakan APD saat bekerja sudah baik dalam mengurangi angka kecelakaan kerja

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. Menurut saya, pemasangan tanda peringatan dan tanda bahaya di instalasi berpotensi bahaya di sekitar P-11 sudah baik, terutama efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. PENINGKATAN KESADARAN K3

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

1. Saya sangat merasakan pentingnya Program K3 khususnya di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

2. Saya sudah termotivasi dengan baik untuk melaksanakan K3 di P-11

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

Page 130: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

116

Lanjutan Lampiran 1.

Penilaian No Pernyataaan

1 2 3 4

3. Menurut saya, Safety Dept memiliki cara yang baik dalam mengingatkan saya untuk bekerja mengutamakan keselamatan

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

4. Selama bekerja, saya telah memprioritaskan untuk bekerja sesuai standar K3

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

5. Menurut saya, PT ITP telah membuat SOP yang baik tentang persyaratan dan prosedur kerja yang sesuai standar K3

sangat tidak setuju

tidak setuju

Setuju sangat setuju

Page 131: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

117

Lampiran 2. Tabel Standar SMK3

Standar SMK3 Berdasarkan OHSAS 18001 dan Permenaker No. 05/MEN/1996

OHSAS 18001 Permenaker 05/MEN/1996

Elemen Elemen Pasal Pasal

1 Ruang lingkup 1 Pembangunan dan pemeliharaan

komitmen

2 Acuan yang diterbitkan 2 Strategi pendokumentasian

3 Terminologi dan Definisi 3 Peninjauan ulang desain dan

kontrak

4 Persyaratan SMK3 4 Pengendalian dokumen

4.1 Persyaratan umum 5 Pembelian

4.2 Kenijakan K3 6 Keamanan bekerja berdasarkan

SMK3

4.3 Perencanaan 7 Standar Pemantauan

4.3.1 Identifikasi bahaya,

penilaian risiko, dan

penentuan pengendalian

8 Pelaporan dan Perbaikan

4.3.2

Undang-Undang dan

Persyaratan Lain

9 Pengelolaan material dan

perpindahan

4.3.3 Sasaran dan Program 10 Pengumpulan dan penggunaan

data

4.4 Penerapan dan Operasi 11 Audit SMK3

4.4.1 Sumber daya, peran,

tanggung jawab, tanggung

gugat dan wewenang

12 Pengembangan Keterampilan dan

Kemampuan

4.4.3 Komunikasi, partisipasi, dan

konsultasi

4.4.3.1 Komunikasi

4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi

4.4.4 Dokumentasi

Page 132: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

118

Lanjutan Lampiran 2.

OHSAS 18001

Elemen Elemen

4.4.5 Pengendalian dokumen dan

data

4.4.6 Pengendalian Operasional

4.4.7 Kesiapan keadaan darurat

dan respon

4.5 Pemeriksaan

4.5.1 Pengukuran kinerja dan

pemantauan

4.5.2 Evaluasi dan pemenuhan

4.5.2.1 Konsisten dan komitmen

untuk pemenuhan

4.5.2.2 Organisasi harus

mengevaluasi pemenuhan

persyaratan lainnya yang

dinyatakan (lihat 4.3.2)

4.5.3

Penyelidikan insiden,

tindakan korektif,

ketidaksesuaian, dan

tindakan pencegahan

4.5.4 Pengendalian rekaman

4.5.5 Audit internal

4.6 Tinjauan Manajemen

Sumber: QSMR, 2007

Page 133: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

119

Lampiran 3. Safety Golden Rules

Page 134: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

120

Lampiran 4. Identifikasi Bahaya

1. Sumber Bahaya

Bahaya dapat timbul dari peralatan dan perlengkapan yang ada di perusahaan.

Secara umum, sumber bahaya yang teridentifikasi dapat menimbulkan

kecelakaan di PT ITP adalah

a) Mesin dan sarana produksi seperti mesin pons, mesin press, mesin gergaji,

mesin bor, crusher, mill, kiln, dryer, separator

b) Penggerak mula dan pompa seperti motor bakar, kompressor, pompa air,

kipas angin, penghisap udara

c) Lift seperti lift untuk orang atau barang baik yang digerakkan dengan tenaga

uap, listrik, hidrolik

d) Pesawat angkat seperti keran angkat, derek, dongkrak, takel, lir

e) Conveyor dan material handling seperti ban berjalan, rantai berjalan, bucket

elevator, screw conveyor, air lift, air pump

f) Pesawat angkut seperti fork lift, wheel loader, escavator, truck, mobil,

gerobak

g) Alat transmisi mekanik seperti rantai, gear, v belt

h) Perkakas kerja tangan seperti palu, pahat, pisau, kapak

i) Pesawat uap dan bejana tekan seperti ketel uap, bejana uap, pemanas air,

pengering uap, botol baja, tabung bertekanan

j) Peralatan listrik seperti motor listrik, generator, transformator, ornamen

listrik, sekering, saklar, kawat penghantar

k) Bahan kimia seperti bahan kimia mudah terbakar, meledak atau menguap;

beracun, korosif, uap logam

l) Debu berbahaya seperti debu yang mudah meledak, debu organik, debu

anorganik (asbes), debu silika

m) Radiasi dan bahan radioaktif seperti radium, kobalt, sinar ultra, sinar infra

n) Faktor lingkungan seperti faktor fisik, kimia, biologis, ergonomis, psikologis

o) Bahan mudah terbakar dan benda panas seperti film, minyak, kertas, kapuk,

uap & kiln, tungku, pipa hisap

p) Binatang seperti serangga, binatang buas, bakteri

q) Permukaan lantai kerja seperti lantai, bordes, jalan, pelataran

Page 135: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

121

Lanjutan Lampiran 4.

2. Jenis Bahaya

Secara umum, jenis dari bahaya atau potensi bahaya dapat terjadi karena adanya

keterkaitan dengan kegiatan atau sumber bahaya. Jenis bahaya yang bisa timbul

saat bekerja antara lain adalah :

a) Membentur, menabrak (pada umumnya karena bergerak, meluncur)

b) Terpukul, terbentur (pada umumnya karena pukulan benda yang bergerak)

c) Jatuh dari ketinggian

d) Jatuh, terpeleset dan terbalik (ketinggian yang sama)

e) Tertangkap masuk (tertusuk, tersayat, tergores, terpotong)

f) Tertangkap pada (tersangkut, terkait)

g) Tertangkap dalam atau diantara (tergigit, terjepit, tertimbun, tenggelam)

h) Kontak dengan energi: listrik, panas, dingin, radiasi, bunyi, getaran, petir

i) Kontak dengan B3: kebakaran, peledakan, iritasi, korosi, racun; meliputi

penghisapan, penyerapan (menunjukkan proses masuknya bahan atau zat

berbahaya ke dalam tubuh, baik melalui pencernaan, pernafasan ataupun

kulit dan pada umumnya berakibat sesak nafas, keracunan, mati lemas)

j) Tekanan, beban, penggunaan berlebihan

3. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition)

Kondisi berbahaya ditempat kerja antara lain:

a) Pengamanan yang tidak sempurna seperti sumber kecelakaan tanpa alat

pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau rusak atau

tidak berfungsi

b) Peralatan/bahan yang tidak seharusnya seperti mesin, pesawat, peralatan atau

bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan/standar, faktor lainnya

c) Kecacatan, ketidaksempurnaan seperti kondisi atau keadaan yang tidak

semestinya misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh

d) Pengaturan, prosedur yang tidak aman seperti pengaturan prosedur yang

tidak aman pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya: penyimpanan,

peletakan yang tidak aman, diluar batas kemampuan, pembebanan lebih,

faktor psikososial

Page 136: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

122

Lanjutan Lampiran 4.

e) Penerangan tidak sempurna seperti kurang cahaya, silau

f) Ventilasi tidak sempurna seperti pergantian udara segar yang kurang, sumber

udara segar yang kurang

g) Iklim kerja yang tidak aman seperti suhu udara yang terlalu tinggi atau

terlalu rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi

h) Tekanan udara yang tidak aman seperti tekanan udara yang tinggi dan yang

rendah

i) Getaran yang berbahaya seperti getaran frekuensi rendah

j) Bising seperti suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas

k) Pakaian, kelengkapan yang tidak aman seperti sarung tangan, respirator,

kedok, sepatu keselamatan, pakaian kerja, tidak tersedia atau tidak

sempurna/cacat/rusak

l) Kejadian berbahaya lainnya seperti bergerak atau berputar terlalu cepat atau

terlalu terlambat, peluncuran benda, ketel melendung, konstruksi retak,

korosi, kotor

4. Tindakan yang berbahaya (unsafe action)

Secara umum tindakan berbahaya meliputi:

a) Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa

memberi tanda peringatan.

b) Bekerja dengan kecepatan berbahaya

c) Membuat alat pengaman tidak berfungsi (melepas, atau mengubah)

d) Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.

e) Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan

sebagainya dengan tidak aman (proses produksi).

f) Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman (ergonomis).

g) Bekerja pada obyek yang berputar atau berbahaya (misalnya:

membersihkan, mengatur, memberi pelumas)

h) Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono/dakar, mengagetkan

i) Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan.

j) Dibawah pengaruh obat-obatan.

Page 137: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

123

Lampiran 5. Surat Izin Keselamatan Kerja

Page 138: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

124

Lampiran 6. Surat Izin Kerja Berbahaya

Page 139: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

125

Lampiran 7. Alat Pelindung Diri

Page 140: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

126

Lanjutan Lampiran 7.

Page 141: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

127

Lanjutan Lampiran 7.

Page 142: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

128

Lampiran 8. Safety Rules

Page 143: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

129

Lampiran 9. Uji Reliabilitas

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.948 25

Cronbach'sAlpha N of Items

Page 144: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

130

Lampiran 10. Analisis Regresi dengan SPSS for Windows 13.0

Regression

Descriptive Statistics

4.1457 .98056 8

3.3750 3.02076 8

38.6250 46.07428 8

Y

X1

X2

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 -.880 -.809

-.880 1.000 .876

-.809 .876 1.000

. .002 .008

.002 . .002

.008 .002 .

8 8 8

8 8 8

8 8 8

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2

Variables Entered/Removeda

X1 .

Stepwise(Criteria:Probability-of-F-to-enter<= .050,Probability-of-F-to-remove >= .100).

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

Dependent Variable: Ya.

Model Summaryb

.880a .774 .736 .50370 1.375Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X1a.

Dependent Variable: Yb.

Page 145: ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM … · Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan SMK3 dan menganalisis efektivitasnya dalam mengurangi angka kecelakaan kerja, menganalisis

131

Lanjutan Lampiran 10.

ANOVAb

5.208 1 5.208 20.528 .004a

1.522 6 .254

6.731 7

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X1a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

5.109 .277 18.418 .000

-.286 .063 -.880 -4.531 .004 1.000 1.000

(Constant)

X1

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Excluded Variablesb

-.166a -.382 .718 -.169 .233 4.288 .233X2Model1

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance VIFMinimumTolerance

Collinearity Statistics

Predictors in the Model: (Constant), X1a.

Dependent Variable: Yb.

Collinearity Diagnosticsa

1.767 1.000 .12 .12

.233 2.752 .88 .88

Dimension1

2

Model1

EigenvalueCondition

Index (Constant) X1

Variance Proportions

Dependent Variable: Ya.

Residuals Statisticsa

2.8250 5.1094 4.1457 .86257 8

-.48207 .82903 .00000 .46634 8

-1.531 1.117 .000 1.000 8

-.957 1.646 .000 .926 8

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.