ANALISIS PENGARUH EARNING MANAGEMENT, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2011 Diajukan kepada jurusan Akuntansi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana SKRIPSI Jhoni Suhani NIM : 107082003580 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013M/1434H
140
Embed
ANALISIS PENGARUH EARNING MANAGEMENT, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23902/1/Jhoni... · Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS PENGARUH EARNING MANAGEMENT, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008 - 2011
Diajukan kepada jurusan Akuntansi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
2. Ketua divisi humas santri MA AL- Hamidiyah depok
vi
THE INFLUENCE ANALYSIS OF EARNING MANAGEMENT, CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, AND COMPANY
SIZE TO COMPANY VALUE IN MANUFACTURE COMPANIES AT INDONESIA STOCK EXCHANGE 2008-2011 PERIOD
By:
Jhoni Suhani
Abstract
The objective of this research is to analyze the influence of earning management, corporate governance mechanism and company size to company value. In this research, earning management was conducted by discretionary accrual proxy. Then, corporate governance mechanism was done by four proxies: the total of commissioner board, institutional ownership, managerial ownership and classification of public accountant. Besides, company size was applied by the total of company assets, whereas company value was conducted by closing stock price. In analyzing the data, the research used multiple regressions.The technique of collecting sample in this research used purposive sampling.The number of sample was 84 companies during 2008-2011 years. The result of this research showed empirical evidence that earning management, institutional ownership, and company size had significant influence to company value. However, the total of commissioner board, managerial ownership and auditor quality had no influence significantly toward company value. It is considered simultaneously that based on the result of F independent variable examination which is consists of earning management, total of commissioner board, institutional ownership, managerial ownership, classification of public accountant, and company size influenced to company value.
Keywords: Earning Management, Corporate Governance Mechanism, Company Size, and Company Value.
vii
ANALISIS PENGARUH EARNING MANAGEMENT, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008 - 2011
Oleh:
Jhoni Suhani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh earning management, mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Earning management dalam penelitian ini di proksikan dengan discretionary accrual. Mekanisme corporate governance di proksikan dengan jumlah dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan klasifikasi akuntan publik. Ukuran perusahaan yang di proksikan dengan total aset perusahaan, sedangkan untuk variabel nilai perusahaan di proksikan dengan harga saham penutupan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 84 perusahaan selama kurun waktu 2008-2011. Hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa earning management, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan memeliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun dapat disimpulkan bahwa secara simultan (bersama-sama) berdasarkan hasil uji F variabel independen yang terdiri dari earning management, jumlah dewan komisaris, kepemillikan institusional, kepemilikan manajerial, klasifikasi akuntan publik dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: earning management, mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan nilai perusahaan
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamien, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Tuhan Penguasa
segala ilmu, Sang Maha Benar atas segala ilmu. Shalawat beserta salam semoga
terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,
serta pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan ajaran-
ajarannya.
Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
sangat jauh dari nilai sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi
kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Inilah hasil kerja
maksimal yang dapat penulis berikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk Ananda
serta telah sangat sabar menunggu dan memperhatikan salah satu perjalanan
panjang dalam pendidikan anaknya.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Yahya Hamza., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengatahuannya kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan.
4. Ibu fitri damayanti, SE,.M.Si., selaku Dosen Pembimbing II dan dosen PA.
Terima kasih untuk semuanya, ibu sosok yang tidak mungkin saya lupakan.
5. Dr. Rini, M. Si. Ak selaku Kepala Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, figur yang
DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 41 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 67 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif earning management 69 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif jumlah dewan komisaris 70 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif kepemilikan institusional 71 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif kepemilikan manajerial 72 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif KAP 73 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ukuran perusahaan 74 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif nilai perusahaan 75 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas 77 4.10 Hasil Uji Autokorelasi 79 4.11 Hasil Uji Koefisien Diterminasi 81 4.12 Hasil Uji Statistik t 82 4.13 Hasil Uji Statistik F 91
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 44
4.1 Grafik P-Plot 75
4.2 Grafik Scatterplot 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman
1 Sampel Perusahaan Manufaktur 99
2 Hasil Perhitungan Variabel Earning Management 102
3 Hasil Perhitungan Variabel corporate governance 105
4 Hasil Perhitungan Variabel ukuran perusahaan 111
5 Hasil Perhitungan Variabel nilai perusahaan 112
6 Hasil Uji Statistik Deskriptif 117
7 Hasil Uji Normalitas 119
8 Hasil Uji Multikolonieritas 120
9 Hasil Uji Autokorelasi 120
10 Hasil Uji Heterokedastisitas 121
11 Hasil Uji Koefisien Diterminasi 122
12 Hasil Uji Statistik t 122
13 Hasil Uji Statistik F 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para
pemegang saham (Brigham, 1996 dalam Wahidahwati, 2002:1). Nilai
perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan
dari ekuitasnya. Nilai buku merupakan nilai dari kekayaan, hutang,
dan ekuitas perusahaan berdasarkan pencatatan historis. Sedangkan
nilai pasar merupakan presepsi pasar yang berasal dari investor,
kreditur, dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan
biasanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. Selain itu, nilai
pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan A.W.Djabid, (2009) dalam
rohman, (2011: 1).
Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006: 6)
nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, Jika harga
saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan tersebut juga baik. Suatu perusahaan dikatakan memiliki
nilai yang baik jika kinerja perusahaannya juga baik. Salah satu cara
untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan ialah
dengan menerapkan praktik corporate governance (Safrina, 2008: 3).
Menurut Safrina (2008: 3) Corporate governance merupakan
suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
2
diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan
kepada para pemegang saham. Dengan demikian penerapan corporate
governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Di Indonesia, isu corporate governanace mengemuka setelah
Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun
1998. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di
Indonesia disebabkan oleh lemahnya penerapan corporate governance
dalam perusahaan. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor
mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek
corporate governance. Ciri utama dari lemahnya corporate
governance adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri di
pihak manajer perusahaan dengan mengesampingkan kepentingan
investor. Hal ini akan membuat investor kehilangan kepercayaannya
terhadap pengembalian investasi yang telah mereka investasikan pada
perusahaan (Aziz, 2012: 58).
Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (pricipal)
menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa, dan
dalam melakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat
keputusan kepada agen tersebut (Anthony, Robert N dan Vijay
Govidarajan, 2005: 269). Dengan kewenangan yang dimilikinya ini,
mungkin saja agen tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan
pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict of interest).
Adanya conflict of interest antara agen dengan pemilik mengakibatkan
3
agen dapat bertindak yang hanya menguntungkan dirirnya sendiri
dengan mengabaikan kepentingan pemilik. Selain itu, agen dianggap
memiliki informasi yang lebih mengenai perusahaan dibandingkan
pemilik, sehingga memungkinkan agen untuk memanipulasi informasi
yang dapat menguntungkan agen (M. Arief dan Bambang, 2007: 5).
Manipulasi yang dilakukan manajemen perusahaan membuat
investor kehilangan kepercayaan atas investasinya, sehingga
menyebabkan investor melakukan penarikan dana yang telah di
investasikan sebelumnya, hal ini disebut sebagai masalah keagenan.
Herawaty (2008: 16) menjelaskan, bahwa salah satu bentuk
penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen sebagai agen yaitu
dalam proses penyusunan laporan keuangan manajemen dapat
mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan
atau yang sering disebut dengan earning management .
Menurut Aziz (2012: 30) earning management adalah
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi
mengenai keuntungan ekonomis yang sesungguhnya tidak dialami
perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bahkan bisa
merugikan perusahaan.
Menurut Scott (2000: 328) manajemen laba jika dilihat secara
prinsip memang tidak menyalahi prinsip akuntansi yang berterima
umum, namun manajemen laba dinilai dapat menurunkan kepercayaan
4
masyarakat terhadap perusahaan. Dengan semakin menurunnya
kepercayaan masyarakat, maka hal ini dapat menurunkan nilai
perusahaan karena banyak investor yang akan menarik kembali
investasi yang telah mereka tanamkan. Praktek manajemen laba
dinilai merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan keuangan
dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor.
Praktek corporate governance merupakan suatu cara untuk
menjamin bahwa manjemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan
stakeholders. Pedoman pelaksanaan corporate governance yang
mengutamakan transparansi dan akuntabilitas menunjukkan adanya
perlindungan tersebut, yang tidak hanya ditujukan kepada pemegang
saham tetapi juga meliputi seluruh pihak yang tidak hanya terlibat
dalam perusahaan tersebut termasuk masyarakat Veronica dan
Bachtiar (2004: 7). Mekanisme corporate governance akan
mengarahkan manajemen untuk memberikan nilai positif terhadap
kinerja perusahaan itu sendiri (Rachmawati dan Triatmoko, 2007: 9).
Berbicara mengenai kinerja perusahaan yang dihitung dengan
rasio keuangan, tidak akan dapat dipisahkan dari ukuran perusahaan
yang dicerminkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar aset
yang dimiliki perusahaan, memungkinkan kinerja keuangan yang
terjadi dalam operasional suatu perusahaan semakin besar pula
(Darmawati, 2004: 36). Keuntungan, kerugian dan biaya yang dapat
ditekan mungkin saja berbeda dengan perusahaan dengan aset yang
5
lebih kecil. Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam
proses pelaporan keuangan.
Ukuran perusahaan diukur dengan melihat seberapa besar asset
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan
ini menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan perusahaan.
Darmawati (2004: 37) menyatakan bahwa perusahaan besar pada
dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam
menunjang kinerja, tetapi disisi lain perusahaan dihadapkan pada
masalah keagenan yang lebih besar.
Perusahaan dengan aset besar biasanya akan mendapatkan
perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan
perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan
keuangannya. Hesti (2010: 89) dan Uyun (2010: 92) dalam
penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga penelitian ini mengambil
judul : "Analisis Pengaruh Earning Management, Mekanisme
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadp Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011"
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya,
maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah earning management berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah Corporate Governance yang diproksikan dengan jumlah
dewan komisaris berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah Corporate Governance yang diproksikan dengan
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah Corporate Governance yang diproksikan dengan
kepemilikan menejerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah Corporate Governance yang diproksikan dengan
klasifikasi akuntan publik berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitan
1. Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis pengaruh earning management terhadap
nilai perusahaan.
b. Untuk menganalisis pengaruh mekanisme Corporate
Governance yang di proksikan dengan jumlah dewan
komisaris terhadap nilai perusahaan.
7
c. Untuk menganalisis pengaruh mekanisme Corporate
Governance yang di proksikan dengan kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan.
d. Untuk menganalisis pengaruh mekanisme Corporate
Governance yang di proksikan dengan kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan.
e. Untuk menganalisis pengaruh mekanisme Corporate
Governance yang di proksikan dengan klasifikasi akuntan
publik terhadap nilai perusahaan.
f. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat atau kegunaan yang dapat diambil, yaitu:
a. Bagi penulis dapat dijadikan tambahan pengetahuan,
khususnya mengenai pengaruh earning management,
mekanisme Corporate Governance dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat lebih
memahami mengenai faktor - faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi nilai dari suatu perusahaan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan
bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan perkembangan
8
terhadap teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini,
yaitu teori keagenan.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan oleh pemegang saham dalam menganalisis dan
menetapkan pilihan investasi yang tepat, sehingga dapat
mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas
investasinya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Agensi
1. Pengertian Teori Agensi
Konsep agency theory menurut Anthony dan
Govindarajan (2005: 269) adalah hubungan atau kontrak antara
prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk
melakukan tugas demi kepentingan prinsipal, termasuk
pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal
kepada agen. Menurut Jensen dan Meckling dalam Kawatu,
(2009: 407), teori agensi menjelaskan tentang hubungan
kontraktual antara pihak yang mendelegasikan keputusan tertentu
(principal/pemilik/pemegang saham) dengan pihak yang
menerima pendelegasian tersebut (agen/manajemen).
Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen
karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency
cost). Sebagai agen, manajer bertanggung jawab secara moral
untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal)
dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan
demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam
perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk
10
mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendaki (Ali, 2002 dalam Ujiyantho dan Bambang 2007: 5).
2. Asumsi Sifat Dasar Manusia
Eisenhardt (dalam Larasati, 2009: 13) menggunakan tiga
asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan tentang teori agensi
yaitu:
a. manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self
interest),
b. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality),
c. manusia selalu menghindari resiko (risk averse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer
sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan
sifat opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya
(Haris 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007: 5). Sebagai
pengelola perusahaan, manajer perusahaan tentu akan lebih
banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di
masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham).
Oleh karena itu manajer sudah seharusnya selalu memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang
dapat diberikan oleh manajer yakni melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan (Ujiyantho dan
Pramuka, 2007: 6).
11
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting
bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini
berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya.
Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan
memicu munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri
informasi (information asymmetry) (Ali, 2002 dalam Ujiyantho
dan Pramuka, 2007: 7).
3. Macam-Macam Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan di mana
manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang
tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.
Menurut Scott (2000: 301), terdapat dua macam asimetri
informasi, yaitu:
a. Adverse selection, yaitu para menejer serta orang-orang
dalam yang lain biasanya mengetahui lebih banyak tentang
keadaan dan prospek dibandingkan dengan investor pihak
luar, serta fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
b. Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang
menejer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham
maupun pemberi pinjaman sehingga menejer dapat
melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham
12
yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau
norma mungkin tidak layak dilakukan.
Terjadinya adverse selection dan moral hazard bisa
menimbulkan sejumlah implikasi serius bagi kinerja perusahaan.
Dua masalah tersebut dapat mendorong para manajer berperilaku
malas dan tidak etis. Dengan adanya asimetri informasi antara
manajemen (agent) dengan pemilik (principal) akan memberi
kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
(earnings management) sehingga akan menyesatkan pemilik
(pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan.
Mereka dapat mengelabui pemilik dan stakeholder lainnya
dalam pelaporan informasi tentang kinerja dan sumber daya
ekonomi perusahaan. Selain itu, mereka dapat pula membiaskan
atau mendistorsi penyajian informasi tentang peluang investasi
dan prospek perusahaan (Lako, 2007).
4. Agency Conflict
Jensen dan Meckling berpendapat bahwa agency conflict
timbul pada berbagai hal sebagai berikut (Larasati, 2009: 14) :
a. Manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan
kemampuan dirinya dan bukan yang paling menguntungkan
bagi perusahaan.
b. Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pendapatan
perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih
13
menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa
peluang investasi internal yang positif atau disebut earning
retention.
c. Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka
sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini,
mereka akan mengambil keputusan investasi yang sangat
aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manajer.
d. Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow
perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini
dapat menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu
berpihak pada proyek jangka pendek dengan pengembalian
akuntansi yang tinggi.
e. Asumsi dasar lainnya yang membangun agency theory adalah
agency problem yang timbul sebagai akibat adanya
kesenjangan antara kepentingan pemegang saham sebagai
pemilik dan manajemen sebagai pengelola. Pemilik memiliki
kepentingan agar dana yang diinvestasikannya mendapatkan
return maksimal, sedangkan manajer berkepentingan
terhadap perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik
(agency problem).
Corporate Governance yang merupakan konsep yang
didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi
sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor
14
bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan. Corporate Governance sangat berkaitan dengan
bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan
memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak
akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam
proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan
dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor.
Selain itu Corporate Governance juga berkaitan dengan
bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan kata
lain yakni Corporate Governance diharapkan akan dapat
berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan
(agency cost).
B. Earning Management
1. Pengertian Earning Management
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih
beberapa altematif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih
opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola laba.
Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba
adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient contracting.
Sebagai perilaku opportunistic, manajer memaksimalkan
utilitasnya dalam menghadapai kontrak kompensasi dan hutang
dan political cost (Scott, 2006: 293).
15
Perilaku manajemen oportunis dikenal dengan istilah
Earnings Management, menurut Purnomo dan Puji (2009: 30)
earning management adalah suatu tindakan manajemen untuk
memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan
tujuan memaksimalkan kesejahteraan pihak manajemen atau nilai
dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit
internal). Klasifikasi akuntan publik meningkatkan integritas
dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui:
1. Pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem
pengendalian internal.
2. Mengawasi proses audit secara keseluruhan. Hasil
mengindikasikan bahwa adanya klasifikasi akuntan publik
memiliki konsekuensi pada laporan keuangan (Dechow, P,
1995 dalam herawati 2008: 7 ), yaitu:
a. berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat.
b. Berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak
tepat.
c. Berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan
tindakan ilegal.
Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
bereputasi dipercaya lebih berkualitas sehingga dapat
30
menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena
itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 dapat
meningkatkan nilai perusahaan daripada perusahaan yang
diauditoleh KAP Non Big 4. Sehingga semakin tinggi
kualitas auditor yang digunakan perusahaan maka akan
mengakibatkan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut.
D. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang
didasarkan kepada total asset perusahaan yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan
kecil (small firm) (Machfoedz, 1994 dalam Darmawati: 13).
Menurut Rodoni dan Ali (2010: 180), proksi ukuran
perusahaan biasanya adalah total aset perusahaan. Total aset maupun
nilai pasar ekuitas perusahaan menjadi faktor penentu dalam
mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Dengan semakin besarnya
total aset yang dimiliki kita dapat melihat modal aset yang dimiliki.
Variabel ukuran perusahaan dilihat dari segi total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut (Ardi Murdoko Sudarmadji & Lana
Sularto: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan
31
Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure
Laporan Keuangan Tahunan. PESAT. Vol. 2. 2007).
Hesti (2010) dan Uyun (2010) dalam penelitiannya
menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan
aset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari
masyarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati
dalam melakukan pelaporan keuangannya. Perusahaan diharapkan
akan selalu berusaha menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka.
Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu tidak serta merta dapat
dilakukan tanpa melalui kinerja yang baik dari semua lini perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan adalah suatu variabel yang digunakan
dalam mengukur besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat
diukur dengan menggunakan komponen ukuran perusahaan yaitu dari
besarnya aset yang dimiliki, nilai pasar ekuitas dan penjualan
perusahaan.
E. Nilai Perusahaan
Scott (2010: 199) menjelaskan bahwa tujuan utama perusahaan
adalah memaksimalkan nilai, atau harga saham perusahaan. Menurut
Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006: 8) nilai perusahaan
akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham
maka semakin tinggi nilai perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan
32
keputusan manajemen hanya dapat dinilai berdasarkan dampaknya
pada harga saham perusahaan.
Dahlan (2005: 507) mendefinisikan saham sebagai surat bukti
atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut.
Menurut Weston dan Brigham (1993) dalam Kesuma
(2009:40) , harga saham didefinisikan sebagai: ”The price at which
stock sells in the market.” Sedangkan, harga pasar saham adalah nilai
pasar sekuritas yang dapat diperoleh investor apabila investor menjual
atau membeli saham, yang ditentukan berdasarkan harga penutupan
atau closing price di bursa pada hari yang bersangkutan. Jadi, harga
penutupan atau closing price merupakan harga saham terakhir kali
pada saat berpindah tangan di akhir perdagangan.
Harga saham didasarkan pada penilaian dari eksternal
perusahaan terhadap asset perusahaan serta pertumbuhan pasar saham.
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual di saat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena
harga pasar saham dianggap sebagai cerminan dari nilai aset
perusahaan sesungguhnya.
Menurut Kesuma (2009: 40), harga saham adalah nilai nominal
penutupan (closing price) dari penyertaan atau pemilikan seseorang
33
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang
berlaku secara reguler di pasar modal di Indonesia. Jika perusahaan
mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan
banyak diminati oleh banyak investor. Prestasi baik yang dicapai
perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan.
F. Keterkaitan Antar Variabel
1. Earning Management dan Nilai Perusahaan.
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih
beberapa alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih
opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola laba.
Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba
adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient contracting.
Sebagai perilaku opportunistic, manajer memaksimalkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi dan hutang
dan political cost (Scott, 2006).
Perilaku oportunis ini direflesikan dengan melakukan
rekayasa keuangan dengan menerapkan income increasing atau
income decraesing decretionary accrual. Sedangkan sebagai
efficient contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba
dalam mengomunikasikan informasi privat.
34
Pada dasarnya, defenisi operasional dari earning
management menurut Belkaoui (2007: 201) adalah:
“Perilaku yang dilakukan manajer perusahaan untuk
meningkatkan atau menurunkan laba dalam proses pelaporan
keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya
sendiri”.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
yang akan datang dibanding pemilik sehingga menimbulkan
kesenjangan informasi. Dengan adanya asimetri informasi,
menyebabkan prinsipal tidak dapat mengetahui kondisi yang
sebenarnya, sehingga manajer dapat memanfaatkan fleksibilitas
yang diberikan standar akuntansi untuk melakukan manajemen
laba.
Menurut Haris (2004) dalam Ujiyantho dan Bambang
(2007: 8) manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan
keuangan akan mempengaruhi nilai saham yang selanjutnya akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
Dari penelitian – penelitian sebelumnya, maka hipotesis
yang diajukan adalah:
Ha.1 : terdapat pengaruh earning management terhadap
nilai perusahaan.
35
2. Mekanisme Corporate Governance dan nilai perusahaan
Corporate governance merupakan seperangkat sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku
kepentingan. Menurut Nasution dan Setiawan (2007), Corporate
Governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan
kinerja perusahaan melalui supervis atau monitoring kinerja
manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap
stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya
pengelolaan perusahaan yang lebih transaparan bagi semua
pengguna laporan keuangan. Bank Dunia mendefinisikan
corporate governance sebagai aturan dan standar organisasi di
bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan,
direktur, dan manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan
wewenang serta pertanggungjawabannya kepada investor
(pemegang saham dan kreditur).
Penerap corporate governance dipercaya dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Kusumawati dan Riyanto (2005:
3) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektif
dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan menguntungkan pemegang saham. Tjager, et al (2003) dalam
Lastanti (2004: 25) menyatakan bahwa secara teoritis praktek
36
corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan
diantaranya meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi resiko
yang merugikan akibat tindakan pengelola yang cenderung
menguntungkan diri sendiri dan umumnya corporate governance
dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan
suatu mekanisme yang mampu mensejajarkan kepentingan
pemegang saham selaku pemilik dengan kepentingan manajemen
(Lastanti, 2004: 25).
Gray dan Radebaugh (2009) menggambarkan sebuah
mekanisme corporate governance yang dibagi ke dalam dua
struktur. Mekanisme merupakan suatu aturan main, prosedur dan
hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan
dengan pihak yang melakukan kontrol terhadap keputuan
tersebut. Pertama adalah struktur mekanisme pengendalian
internal perusahaan. Pihak- pihak yang terlibat dalam mekanisme
internal ini adalah agent dan principal yang terdiri komposisi
board of directors dan executive manajer di dalam perusahaan.
Yang kedua adalah struktur mekanisme pengendalian eksternal.
Struktur mekanisme pengendalian external terdiri dari
stakeholder yang berkepentingan dan berhubungan dengan
perusahaan antara lain Pasar Modal, Pasar Uang, Auditor,
Paralegal dan regulator. Struktur mekanisme pengendalian
37
eksternal merupakan mekanisme pengendalian yang dibentuk
pihak dari luar perusahaan.
Penelitian ini menggunakan empat mekanisme corporate
governance yaitu dewan komisaris, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan ukuran KAP.
a. Jumlah dewan komisaris
Mas’ud dan Hamonangan (2006) yang menyatakan
bahwa jumlah dewan komisaris berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Rizal Tirta (2009) membuktikan bahwa good
corporate governance yang diukur dengan proporsi dewan
komisaris , mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas laba dan nilai perusahaan.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
Ha.2 : terdapat pengaruh jumlah dewan komisaris terhadap
nilai perusahaan.
b. Kepemilikan institusional
Boediono (2005: 37) mengungkapkan bahwa
kepemilikan institusional memberi pengaruh signifikan
terhadap kualitas laba, yang berarti bahwa semakin tinggi
kepemilikan institusional maka laba yang dihasilkan
38
semakin berkualitas dan akan meningkatkan nilai
perusahaan tesebut.
Drs. Hanung Triatmoko dan Andri Rachamawati
(2007: 11) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba dan nilai
perusahaan.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
Ha.3 : terdapat pengaruh kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan.
c. Kepemilikan manajerial
Siallagan dan Machfoedz (2006: 19)
mengungkapkan bahwa semakin besar kepemilikan
manajerial maka nilai perusahaan semakin rendah.
Viola Herawaty (2008: 8) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial akan
menurunkan nilai perusahaan
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
Ha.4 : terdapat pengaruh kepemilikan manjerial terhadap
nilai perusahaan.
39
d. Ukuran KAP
Herawaty (2008: 9) menyatakan bahwa klasifikasi
akuntan publik yang diukur dengan KAP Big 4 dan Non big
4 berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Viola Herawaty (2008: 9) juga menyatakan kualitas
audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. kualitas audit akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
Ha.5 : terdapat pengaruh earning management terhadap
nilai perusahaan.
3. Ukuran perusahaan dan nilai perusahaaan.
Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam
proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian
ini diukur dengan melihat seberapa besar asset yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini
menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan perusahaan.
Darmawati (2004: 14) menyatakan bahwa perusahaan
besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar
dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan
dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Hesti
40
(2010) dan Uyun (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan dengan aset besar biasanya akan mendapatkan
perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan
perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan
keuangannya. Perusahaan diharapkan akan selalu berusaha
menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka. Pelaporan kondisi
keuangan yang baik ini tentu tidak serta merta dapat dilakukan
tanpa melalui kinerja yang baik dari semua lini perusahaan.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka hipotesis
yang diajukan adalah:
Ha.6 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
41
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Earning Management, Mekanisme Corporate
Governance dengan menggunakan proksi jumlah dewan komisaris,
kepemilikan institusional, kepemilikan managerial dan ukuran KAP
terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Tabel 2.1 menunjukan
hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai Earning management,
mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan
1. Shofwatul Uyun (2011)
Pengaruh Manajemen Risiko, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
1. Variabel Independen: Ukuran perusahaan.
2. Metode analisis data: regresi berganda.
1. Variabel independen: manajemen resiko, Leverage.
2. Variabel dependen: Kinerja keuangan perusahaan.
3. Sampel penelitian: 61 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 dengan menggunakan metode sensus.
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan ROI, serta berpengaruh positif terhadap ROE.
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan
2. Ujiantho dan Bambang (2007)
Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan.
1. Variable Independent: Corporate governance, kepemilikan institusional, kepemilikan managerial, jumlah dewan komisaris.
1. Variable dependent: kinerja keuangan.
2. sampel penelitian: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2000-2004. Sedangkan dalam penelitian ini mengambil sampel di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011.
Secara keseluruhan mekanisme corporate governance berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusi, jumlah dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan managerial dan proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan
3. Andri Rahmawati dan Hanung Triatmoko (2007)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan.
1. Variabel independen: kepemilikan institusional dan managerial.
2. Variabel dependen: nilai perusahaan.
Sampel penelitian: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
Kepemilikan institusional dan managerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Viola Herawaty (2008)
Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai perusahaan.
1. Variabel independen: Earning management.
2. Variable dependen: nilai perusahaan.
3. metode analisis data: regresi berganda.
Sampel penelitian: Perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 2004, 2005, 2006 dengan menggunakan random sampling.
1. Earning management berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel corporate governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang bervariasi tergantung model regresinya.
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun)
Judul Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan
5. Permanasari (2010)
Pengaruh Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan.
klasifikasi akuntan publik serta ukuran perusahaan yang diproksikan
berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan terhadap nilai
perusahaan yang di proksikan dengan harga saham penutupan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2008-2011.
Dari hasil analisa dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tindakan earnings management berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa earnings
management dapat menurunkan nilai perusahaan.
2. Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan
jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan
kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
94
nilai perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa kepemilikan saham
institusional dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4. Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
5. Mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan
Klasifikasi akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
6. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
B. Implikasi
Hasil keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa earning
management, kepemilikan saham institusional dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya setiap penambahan
kepemilikan saham institusional dan ukuran perusahaaan akan
meningkatkan nilai perusahaan tersebut, sedangkan peningkatan
tindakan earning management akan menurunkan nilai dari perusahaan
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini dapat
di implikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti bagi:
95
1. Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaan harus lebih jujur dalam melaporkan
laporan keuangan perusahaannya agar para pengguna laporan
keuangan tersebut tidak merasa dibohongi dan agar kepercayaan
pihak-pihak yang bersangkutan meningkat yang akhirnya akan
meningkatkan nilai dari perusahaan itu sendiri.
2. Investor dan kreditur
Para investor dan kreditur harus lebih berhati-hati dalam
melakukan investasi maupun memberikan pinjaman terhadap
perusahaan yang peran monitoringnya lemah sehingga
mengakibatkan mudahnya terjadi kecurangan-kecurangan di
dalam perusahaan tersebut.
3. Pemerintah
Pemerintah harus lebih teliti dan berhati-hati terhadap perusahaan
yang melaporkan labanya dalam jumlah yang tidak wajar karna
hal itu mengindikasikan terjadinya tindakan earning management
yang bertujuan untuk mengurangi beban pajak yang menjadi
kewajiban perusahaan tersebut.
4. Pihak akademik
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia akademik
khususnya ilmu pengetahuan sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan teori-teori yang berhubungan dengan nilai
96
perusahaan, faktor-faktor yang dapat meningkatkan maupun
menurunkan nilai dari sutu perusahaan
C. Saran
Beberapa saran yang dikemukakan dengan adanya
keterbatasan penelitian, antara lain:
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang
periode penelitian dan menambahkan jumlah sampel sehingga data
yang digunakan semakin mendekati kondisi yang sebenarnya.
2. Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan proksi lain seperti
komite audit, dewan direksi, dewan komisaris independen sebagai
mekanisme corporate governance.
3. Bagi penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel
independen lainnya yang mempengaruhi nilai perusahaan.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ali Irfan 2002. Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No.2. Juli 2002.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System
Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. Ardi Murdoko Sudarmadji & Lana Sularto: Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage Dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan keuangan Tahunan. PESAT. Vol. 2. 2007.
Anto Dajan, 1996, Pengantar Metode Statistik, Jilid Kedua, LP3ES, Jakarta. Aziz, Abdul Khalik, 2012. Pengaruh Growth, Manajemen Laba, dan Cahs Flow
Terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating. Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Belkaoui, Ahmed.2007. Accounting Theory Teori akuntansi Buku dua, Salemba
Empat :Jakarta. Boediono, Gideon SB. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi Volume 8.
Christiawan, Jogi Julius dan Tarigan, Josua. 2007. Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan. Volume 9 No.1:1-8.
Darmawati, Deni dkk. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Symposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004.
Dechow, P., Sloan, R., Sweeney, A., 1995, Detecting earnings management, The Accounting Review 70, 193-225.
Dwi, Theresia Hastuti. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta). Unika Soegijapranata.
98
Eisenhardt, Kathleem. M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of management Review, 14, hal 57-74.
Fama, Eguene, 1978, ‘The Effectof a Firm’s Investment and Financing Decisions on the Welfareof its Security Holders’, Investment and Financing, Vol. 68.
FCGI. 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gideon, SB Boediono 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggubakan Analisis Jalur. Simposisum Nasional Akuntansi VII, IAI 2005.
Haris, wibisono. 2004. Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja Di Seputar SEO. Tesis S2 Magister Sains Akuntansi UNDIP.tidak dipublikasikan.
Hartini P. Pawestri 2005. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : dengan Keputusan Keuangan sebagai variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
Healy, P., Wahlen, J., 1999. A review of the earnings management literature and its implications for standard setting, Accounting Horizons 13, p. 365–383.
Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.
Jeany Clarensia, Sri Rahayu dan Nur Azizah.2011.pengaruh likuiditas, rofitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen terhadap harga saham (studi empirik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2007-2010).Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur Jakarta
Jensen, Michael C. dan W. H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. http://papers.ssrn.com
Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Universitas Darwan Ali. Sampit Kalimantan Tengah.
99
Kusumawati, Dwi Novi dan Bambang Riyanto. LS 2005. Corporate Governance dan Kinerja : Analisis Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII solo.
Larasati, A. 2009. Analisa Pengaruh Mekaisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Meutia,I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3. September.
Michael Barclay and Clifford G. Holderness, “Private Benefits from Block Ownership and Discounts on Closed-End Funds,” 1993, with Journal of Financial Economics, Volume 33, Number 3.
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI Surabaya.
Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Permanasari, Mirra. 2010. Pengaruh Penerapan CSR Terhadap Tingakt
Profitabilitas, Besaran Pajak Penghasilan dan Biaya Operasi Pada Perusahaan Yng Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Depok. FE. Universitas Gunadharma.
Potter, G. 1992. Accounting Earnings Announcements, Institutional Investor
Concentration, and Common Stock Returns. Journal of Accounting Research. 30.1: 146-155.
Pratana Puspa Midiastuty dan Mas’ud Mahfoedz. 2003. Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI, 2003.
Pratiwi, Diah Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Earning Management Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Peranan Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variable. Semarang: Universitas Diponegoro.
Rachmawati, Andri. 2007. Pengaruh Investment Opportunity Set dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tidak Dipublikasikan.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
100
Santoso .S., 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sarjono, Haryadi dan Chandra, Steven dan Kartika Sarjono, Nessya. 2009. Model
Markov Chain untuk Pemilihan Universitas Favorit. Konferensi Nasional 1: Dampak Country Risk Terhadap Perusahaan Ditinjau dari Aspek Manajemen & Akuntansi. Diselenggarakan oleh Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB) universitas Kristen Duta Wacana dan The University of New South Wales. 8 Agustus 2009, Yogyakarta.
Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Pearson Prentice
Hall: Toronto. Scott, W.R. 2000. Financial Accounting Theory 2nd ed. Prentice Hall, New
Jersey.
Shleifer, Andrei. dan Vishny, R.W. 1988. “Management ownership and market valuation: An empirical analysis”. Journal of Financial Economics 20: 293-315.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang.
Siamat, Dahlan. 2005, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan, edisi kelima, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Singgih, Santoso. 2000. SPSS Statistik Parametrik, PT. Elek Media Komputindo.
Jakarta. Soliha, Euis, Taswan, September 2002, “Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap
Nilai Perusahan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE STIKUBANK, Semarang.
Sri Lasanti, Hexana. 2005 ”Pengaruh Arus Kas Bersih dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Terbuka Indonesia.” Skripsi . Fakultas Ekoomi Universitas Sumatera Utara.
Sugiri, Slamet. 1998. “Earnings Management: Teori, Model, dan Bukti Empiris”, Telaah, hal 1-18.
Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan:Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta. Andi.
101
Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004. “Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan”. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali, 2 – 3 Desember.
Surifah. (Mei-September 1999), “Informasi Asimetri dan Pengaruh Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan dalam Perspektif Agency Theory”, Kajian Bisnis, hal 71-81.
Sylvia Veronica N.P. Siregar dan Siddharta Utama, Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management) Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.
Tedi Rustendi dan Farid Jimmi. 2008. Pengaruh Hutang dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur (Survey Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi FE Unsil.
Rhineka Cipta. 1995. Ujiantho, M. A. dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Utama, Siddharta, 2003. “Corporate Governance, Disclosure and its Evidence in
Indonesia”. Usahawan No.04 th XXXII. hal. 28-32
Uyun, Shofwatul 2011. Pengaruh Manajemen Risiko, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Undergraduate thesis (unpublished), Universitas Airlangga.
Vinola, Herawaty. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai
Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli 2008.
Wahidiyawati, 2002, Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, volume 5 no 1.
Weston, J. Fred, Brigham, Eugene F. (1993). Dasar-dasar Manajemen Keuangan :
jilid 1. 9th edition.. Erlangga.
102
Wijaya, Asnawi. Metodologi Penelitian Keuangan. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2006.
www. Duniainvestasi. com
www. idx. com
Yermack, D., 1996. Higher Market Valuation of Companies with Small Board of Directors. Journal of Financial Economics 40, 185-211.
103
Lampiran 1 Sampel perusahaan manufaktur
No kode nama perusahaan
1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2 SMCB Holcim Indonesia Tbk 3 SMGR Semen Gresik Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 5 IKAI Inti Keramik AlamIndustri Tbk 6 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 7 MLIA Mulia Industrindo Tbk 8 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 9 ALKA Alaska Industrindo Tbk
10 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 11 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 12 CTBN Citra Turbindo Tbk 13 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 14 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 15 LION Lion Metal Works Tbk 16 LMSH Lionmesh Prima Tbk 17 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 18 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 19 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 20 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 21 EKAD Ekadharma International Tbk 22 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 23 SRSN Indo Acitama Tbk 24 TPIA Chandra Asri Petrochemical 25 AKKU alam karya unggul tbk 26 APLI Asiaplast Industries Tbk 27 BRNA Berlina Tbk 28 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 29 TRST Trias Sentosa Tbk 30 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk 31 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 32 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 33 MAIN Malindo Feedmill Tbk 34 SIPD Siearad Produce Tbk 35 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 36 SPMA Suparma Tbk
104
37 ASII Astra International Tbk 38 AUTO Astra Auto Part Tbk 39 GJTL Gajah Tunggal Tbk 40 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 41 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 42 ADMG Polychem Indonesia Tbk 43 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 44 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk 45 KARW Karwell Indonesia Tbk 46 PBRX Pan Brothers Tbk 47 POLY Asia Pasific Fibers Tbk 48 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 49 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 50 UNTX Unitex Tbk 51 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 52 JECC Jembo Cable Company Tbk 53 KBLM Kabelindo Murni Tbk 54 SCCO Supreme Cable and Commerce Tbk 55 VOKS Voksel Electric Tbk 56 PTSN Sat Nusa Persada Tbk 57 ADES Akasha Wira International Tbk 58 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 59 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 60 DAVO Davomas Abadi Tbk 61 DLTA Delta Djakarta Tbk 62 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 63 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 64 MYOR Mayora Indah Tbk 65 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 66 SKLT Sekar Laut Tbk 67 STTP Siantar Top Tbk 68 ULTJ Ultrajaya Milk, Trading Comp Tbk 69 GGRM Gudang Garam Tbk 70 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 71 RMBA Bentoel International Investama Tbk 72 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 73 INAF Indofarma Tbk 74 KAEF Kimia Farma Tbk 75 KLBF Kalbe Farma Tbk
105
76 PYFA Pyridam Farma Tbk 77 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 78 MRAT Mustika Ratu Tbk 79 TCID Mandom Indonesia Tbk 80 UNVR Unilever Indonesia Tbk 81 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 82 KICI Kedaung Indag Can Tbk 83 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk 84 BRPT Barito pasific tbk