Page 1
ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY
RATIO DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Ira Rahmawati1, Andrianna S. Rakhmat2
Program Studi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Email : [email protected] , [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt
to Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini
adalah nilai probabilitas current ratio (X1) sebesar 0,6780 lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap harga saham. Kemudian nilai probabilitas debt to equity ratio
(X2) sebesar 0,4227 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa debt
to equity ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham.
Kemudian nilai probabilitas net profit margin (X3) adalah sebesar 0,0158 dan
lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham. Dan nilai probab Adjust R-square
sebesar 14,5%.
Kata Kunci : Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Harga
Saham.
Page 2
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu
(Wikipedia). Pertumbuhan perekonomian Indonesia cukup stabil dikisaran angka 5% dalam 3 tahun
terakhir, dan dapat dikatakan meningkat walaupun hanya tipis. Dalam pertumbuhan perekonomian
indonesia, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting
terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sektor manufaktur berada di urutan
pertama pada 3 tahun terakhir, yaitu 20,51% pada tahun 2016, 20,16% pada tahun 2017, 19,86%
pada tahun 2018. Walaupun sektor manufaktur mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun
sektor manufaktur masih mampu memberikan kontribusi yang sangat baik terhadap perekonomian
di indonesia.
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri manufaktur unggulan yang
mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Namun dalam 3 tahun
terakhir pertumbuhan industri sektor makanan dan minuman sedang mengalami penurunan.
Penurunan tersebut disebabkan karena adanya penurunan kinerjha di industry kelapa sawit. Kinerja
industry kelapa sawit ini sangat tergantung dari harga kelapa sawit yang ada dipasaran. Bila
harganya naik maka harga di pasaran pun naik. Begitupun sebaliknya.
Penurunan atau perlambatan pertumbuhan industri makanan dan minuman tersebut sangat
berpengaruh terhadap harga saham. Karena apabila kinerja perusahaan meningkat, maka nilai
perusahaan akan meningkat pula. Di bursa efek, hal tersebut akan diapresiasi oleh pasar dalam
bentuk kenaikan harga sahamnya.
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menentukan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Kasmir (2010, dalam Sondakh, et. al
2015). Penelitian Sondakh, Tommy, dan Mangantar dalam artikel yang berjudul Current Ratio, Debt
To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada
Indeks Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 terbit di Jurnal EMBA Vol.3 No.2 Juni
2015, Hal. 749-756 ISSN 2303-1174. Hasil dalam penelitian ini bahwa Current Ratio dan Debt
Equity Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan
ekuitas. DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pihak luar dalam
mendanai kegiatan sehingga beban perusahaan juga akan meningkat. Hasil penelitian terdahulu
menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap harga saham (Suroto,
2012). Penelitian Amanda, Darminto, dan Husaini dalam artikel yang berjudul Pengaruh Debt To
Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, Dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham
(Studi Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2011) terbit di
Jurnal Administrasi Bisnis, 4(2) tahun 2013.Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa Debt To
Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
Net Profit Margin adalah rasio yang menunjukkan apakah suatu perusahaan mampu
mengumpulkan laba/keuntungan bersih dalam setiap penjualan. Menurut Tandelilin (2010 dalam
Watung dan Ilat 2016) semakin besar rasio NPM, maka semakin bagus perusahaan menghasilkan
laba. Muhammad (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Net
Profit Margin (Npm), Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor
Pertanian di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2017. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap harga saham.
II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Current Ratio (CR) Menurut Putri (dalam Pratama dan Erawati 2014) Current Ratio adalah rasio yang
mengukur kinerja keuangan pada neraca likuiditas perusahaan. Current Ratio adalah perbandingan
antara aktiva lancar/current assets dengan hutang lancar/current lialibities. Current Ratio
Page 3
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu
hal yang akan dilakukan seorang pemberi pinjam (kreditur) sebelum membuat keputusan untuk
memberikan pinjaman terhadap suatu perusahaan adalah dengan melihat rasio lancar tersebut.
Apakah perusahaan mampu membayar hutang hutang nya saat jatuh tempo atau tidak.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam Current ratio :
a. Distribusi atau proporsi dari aktiva lancar suatu perusahaan.
b. Syarat dari kreditor kepada perusahaan.
c. Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar. Ada kemungkinan perusahaan
mempunyai piutang yang sudah lama yang nilai nya cukup besar tapi susah ditagih sehingga
nilai realisasinya kecil daripada nilai yang dilaporkan.
d. Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar. Jika nilai persediaan turun (deflasi) maka aktiva
lancar yang besar tidak menjamin likuid perusahaan.
e. Adanya over investment dalam persediaan
f. Kebutuhan jumlah modal kerja mendatang. Semakin besar modal kerja yang dibutuhkan di
masa mendatang maka besar pula rasio yang dibutuhkan.
Debt To Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang terhadap ekuitas. Semakin
tinggi DER maka semakin rendah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutangnya
dengan ekuitas yang dimiliki. Begitupun sebaliknya, semakin rendah DER maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutangnya dengan ekuitas yang dimiliki.
(Nurfadillah, 2011). Secara umum, rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu menghasilkan banyak uang untuk membayar hutang-hutangnya. Walaupun
begitu, jika rasio hutang terhadap ekuitas yang rendah juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mampu memanfaatkan profit/laba yang dihasilkan secara maksimal. Sehingga seharusnya jumlah
rasio hutang dan ekuitas itu sama atau seimbang.
Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio perbandingan antara laba bersih dan penjualan.
Semakin tinggi nilai NPM, maka semakin bagus dan semakin produktif kinerja perusahaan tersebut.
Semakin bagus kinerja perusahaan, maka semakin bertambah kepercayaan para investor dalam
menanamkan dananya atau berinvestasi dalam perusahaan tersebut. (Muhammad, 2017). Ketika laba
bersih meningkat, maka akan diikuti dengan kenaikan harga sahamnya, sehingga itu sangat menarik
minat para investor pula untuk terus berinvetasi. (Dermawan dan Rahmatullah, 2017).
Harga Saham Harga saham adalah harga yang muncul sebagai hasil dari pergerakan penawaran dan
permintaan yang muncul di bursa efek terhadap saham. Jika harga saham suatu perusahaan selalu
mengalami kenaikan, maka investor dapat menilai bahwa perusahaan tersebut berhasil mengelola
usahanya. Penentuan harga pasar saham dapat dilihat pada harga penutupan (closing price) nya.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis 1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 2 : Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 3 : Net Profit Margin (NPM) Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Harga Saham.
Page 4
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan
net profit margin terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
bursa efek Indonesia.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi data panel, maka beberapa meode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Hasil
statistic deskriptif dapat memperlihatkan jumlah data, rata-rata dan standar deviasi.
b. Analisis regresi data panel
Analisis regresi data panel, yaitu penggabungan cross section dan time series. Data cross
section adalah data observasi pada beberapa subjek penelitian dalam satu waktu, misalnya dalam
satu tahun. Sedangkan data time series adalah data observasi pada satu subjek penelitian diamati
dalam satu periode waktu, misalnya selama sembilan tahun. Dalam data panel, observasi dilakukan
pada beberapa subjek dianalisis dari waktu ke waktu.
Dalam analisis regresi data panel terdapat tiga pendekatan estimasi yaitu model common effect,
fixed effect dan random effect.
1. Model Common effect
Model common effect yang mengkombinasikan data cross section dan time series tanpa melihat
adanya perbedaan waktu dan entitas (individu). Pendekatan yang sering dipakai dalam model ini
adalah dengan menggunakan pendekatan metode Ordinary Least Square (OLS). Model common
effect ini mengabaikan perbedaan dimensi individu maupun waktu dengan kata lain perilaku data
antar individu sama dalam berbagai kurun waktu.
2. Model Fixed Effect.
Pendekatan dengan model ini adalah dengan memasukan variabel dummy untuk mengijinkan
terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda – beda baik cross section maupun time series.
Penambahan variabel dummy ini juga dikenal dengan sebutan least square dummy variable (LSDV).
3. Random Effect Model
REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu.
Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep yang
merupakan variabel random.
Page 5
a. Uji Asumsi klasik
1. Uji normalitas.
Uji nomalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari model
regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini bukan masing-masing variabel baik
independen maupun dependen tetapi nilai residula yang dihasilkan dari model regresi itu sendiri.
Jika asumsi ini tidak dilakukan maka pengujian statistik ini menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara
normal. Uji normlitas data dapat dilakukan dengan uji kolmogorov.
2. Uji multikolinearitas
Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ditemukan adanya hubungan atau
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik yaitu model yang tidak memiliki
korelasi antar variabel bebas (independen).
Metode pengujian yang dapat digunakan yaitu dengan melihat nilai infltion factor (VIF)
dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka
model regresi bebas dari multikolinearitas.
3. Uji autokorelasi
Menurut priyatno, D (2014:133) Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model
regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada peridode sebelumnya. Model
regresi yang baik adalah model yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang
serimg digunakan adalah dengan uji durbin-watson.
4. Uji heteroskedastisitas
Menurut Priyatno, D (2014:117) Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapat heteroskedastisitas.
Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi ini terjadi masalah
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan menggunakan grafik atau chart scatterplot.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yakni sebanyak 9 perusahaan periode 2013-2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel diambil berdasarkan tujuan tertentu sehingga
tujuan tersebut bisa terpenuhi. Setelah dilakukan proses seleksi, terdapat 5 sample yang diperoleh
berdasarkan kriteria.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Statistik Deskriptif
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber : hasil uji chow Eviews 9
Variabel Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
CR 1.019896 6.134663 2.361799 1.403197
DER 0.161744 1.719018 0.715533 0.359538
NPM -0.009005 0.203988 0.066295 0.053704
Page 6
a. Current Ratio
Berdasarkan tabel 5.1 hasil uji statistic deskriptif, besarnya Current Ratio dari 5 sampel
perusahaan makanan dan minuman memiliki data nilai minimum sebesar 1,019896. Nilai
maksimum dari variabel CR sebesar 6,134663. Nilai rata-rata (Mean) sebesar 2,361799. Dan nilai
standar deviasi sebesar 1,403197.
b. Debt To Equity Ratio
Berdasarkan tabel 5.1 hasil uji statistic deskriptif, besarnya DER dari sampel 5 perusahaan
makanan dan minuman memiliki data nilai minimum sebesar 0,161744. Nilai maksimum sebesar
1,719018. Nilai rata-rata (Mean) sebesar 0,715533. Dan nilai deviasi standar sebesar 0,359538.
c. Net Profit Margin
Berdasarkan tabel 5.1 hasil uji statistic deskriptif, besarnya NPM dari sampel 5 perusahaan
makanan dan minuman memiliki data minimum sebesar -0,009005. Nilai maksimum sebesar
0,203988. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,066295. Dan nilai deviasi standar sebesar 0,053704.
2. Uji Common Effect-Model
Tabel 2. Hasil Estimasi Common Effect
Sumber : hasil uji chow Eviews 9
3. Uji Fixed Effect-Model
Tabel 3. Hasil Estimasi Fixed Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 6.609397 0.348590 18.96038 0.0000
X1 0.052468 0.119844 0.437805 0.6633
X2 0.227278 0.237433 0.957229 0.3429
X3 4.901838 2.174237 2.254509 0.0284
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.785740 Mean dependent var 7.220908
Adjusted R-squared 0.756897 S.D. dependent var 0.681676
S.E. of regression 0.336104 Akaike info criterion 0.780771
Sum squared resid 5.874211 Schwarz criterion 1.060017
Log likelihood -15.42313 Hannan-Quinn criter. 0.889999
F-statistic 27.24220 Durbin-Watson stat 0.863170
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : hasil uji chow Eviews 9
Page 7
4. Uji Chow
Tabel 4. Hasil test redundant fixed effects – Likelihood Ratio
Sumber : hasil uji chow Eviews 9
Berdasarkan hasil di atas, diketahui probabilitas chi square yang didapat adalah sebesar
0,0000 dan kurang dari 0,05. Sehingga menyebabkan H1 ditolak. Maka model fixed lah yang
sebaiknya digunakan.
5. Uji Random Effect-Model
Tabel 5. Hasil Estimasi Random Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 6.621680 0.437169 15.14671 0.0000
X1 0.048028 0.115056 0.417436 0.6780
X2 0.189975 0.235206 0.807697 0.4227
X3 5.277349 2.120091 2.489209 0.0158
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.625166 0.7758
Idiosyncratic random 0.336104 0.2242
Weighted Statistics
R-squared 0.188028 Mean dependent var 1.107416
Adjusted R-squared 0.144529 S.D. dependent var 0.359418
S.E. of regression 0.332432 Sum squared resid 6.188607
F-statistic 4.322630 Durbin-Watson stat 0.835715
Prob(F-statistic) 0.008230
Unweighted Statistics
R-squared 0.305489 Mean dependent var 7.220908
Sum squared resid 19.04087 Durbin-Watson stat 0.271621
Sumber : hasil uji chow Eviews 9
Effect Test Probabilitas
Cross-section F 0,0000
Cross-section Chi-square 0,0000
Page 8
6. Uji Hausmann
Tabel 6. Hasil Uji Hausmann
Test Summary Chi-Sq. Statistic Probabilitas
Cross-section random 1,783119 0.6186
Sumber : Hasil uji hausman Eviews 9
Berdasarkan hasil diatas, diketahui hasil probabilitas chi square nya adalah sebesar 0,6186
dan lebih besar dari 0,05. Sehingga menyebabkan H0 diterima. Maka random effect model yang
sebaiknya digunakan.
Karena hasil dari analisis pemilihan model pada penelitian ini menggunakan Random effect
model, maka dari itu peneliti memutuskan untuk tidak melakukan dan melampirkan uji asumsi
klasik. Karena teknik yang digunakan dalam Metode Random Effect lebih tepat untuk menggunakan
metode generalized least square (GLS). Metode GLS tidak relevan dengan konsep pengujian asumsi
klasik karena GLS adalah persamaan yang tidak bias dan konsisten (tetap tidak BLUE sebagaimana
untuk memenuhi estimator OLS). GLS mengasumsikan adanya kondisi heterogenitas antar
persamaan dan memperhatikan adanya struktur residu yang berbeda antar persamaan, dimana setiap
persamaan diasumsikan homoskedastik. (Ekananda, 2016).
7. UJI HIPOTESIS
a. Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik-t)
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji-t
Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas
C 6.621680 15.14671 0.0000
CR 0.048028 0.417436 0.6780
DER 0.189975 0.807697 0.4227
NPM 5.277349 2.489209 0.0158
Sumber : Hasil olah data Eviews 9
Dari hasil diatas, dapat diketahui probabilitas variabel X1 (CR) berpengaruh positif namun
tidak signifikan dikarenakan memiliki nilai probabilitas diatas taraf 0,05. variabel X2 (DER)
berpengaruh positif namun tidak signifikan dikarenakan memiliki nilai probabilitas diatas taraf 0,05.
Sedangkan variabel X3 (NPM) berpengaruh positif dan signifikan karena memiliki nilai probabilitas
dibawah nilai taraf 0,05.
Page 9
b. Uji Koefisien Determinasi Square (R2)
Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinansi Square (R2)
Sumber : Hasil olah data eviews 9
Berdasarkan tabel 5.8, besarnya koefisien determinasi (adjusted R Square) adalah 0.144529
atau 14,5% yang berarti bahwa kemampuan variabel dependen yaitu Harga Saham dapat dijelaskan
oleh 3 variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net profit
Margin (NPM). Sedangkan sisanya (100% - 14,5%) 85,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model penelitian.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam
penelitian dapat diketahui bahwa secara parsial (analisis uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel X1
(CR) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Harga Saham, variabel X2 (DER)
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Harga Saham. Dan variabel X3 (NPM)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Berikut adalah penjelasannya :
1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Dari hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif namun
tidak signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI. Karena pengaruhnya tidak signifikan maka tidak perlu dibahas lebih
lanjut.
2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Hipotesis kedua menguji pengaruh antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga
Saham. Hasil dari Uji t menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif namun tidak signifikan antara
Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI. Karena pengaruhnya tidak signifikan maka tidak perlu dibahas lebih lanjut.
3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
Hipotesis ketiga menguji pengaruh antara Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham.
Hasil dari Uji t menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara Debt To Equity
Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Net Profit Margin (NPM) sangat penting Karena mencerminkan strategi penetapan harga
penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha
sehingga menunjukkan seberapa besar laba bersih yang didapat dari setiap penjuaan tersebut.
Semakin besar nilai NPM, maka kinerja perusahaan semakin bagus dan produktif, sehingga akan
terus menarik minat para investor untuk terus menanamkan modalnya pada perusahaan. Begitupun
sebaliknya. Semakin rendah atau menurun nilai NPM, maka kinerja perusahaan juga menurun
sehingga itu sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut.
Pengaruh positif ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dan Isroah
(2017) yang menjelaskan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham. Dewi dan Hidayat (2014) pun mengemukakan dalam penelitiannya bahwa Net Profit
Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Adjusted R2 0.144529
R-squared 0.188028
Page 10
Tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dikemukakan oleh Egam,
Ilat, dan Pangerapan (2017) bahwa Net Profit Margin Berpengaruh negative dan signifikan terhadap
harga saham.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah dijelaskan
mengenai analisis pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin
(NPM) terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia tahun 2016-2018. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Variabel Current Ratio (X1) memiliki nilai probabilitas diatas taraf 5%. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Current Ratio (CR) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Harga
Saham (Y).
b. Variabel Debt to Equity Ratio (X2) memiliki nilai probabilitas dibawah taraf 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap Harga Saham(Y).
c. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai probabilitas dibawah taraf 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Harga Saham(Y).
DAFTAR PUSTAKA
Aisjah, S. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Aplikasi
Manajemen, 13(2), 282-298.
Amalya, N. T. (2018). Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Net Profit Margin Dan Debt
To Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan
dan Investasi), 1(3).
Amanda, A. (2013). Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, Dan
Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Food And Beverages
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2011). Jurnal Administrasi Bisnis, 4(2).
Darmawan, A., & Rahmatullah, A. S. (2017). Pengaruh Net Profit Margin (Npm) Dan Capital
Adequancy Ratio (Car)) Terhadap Harga Saham. The Asia Pacific Journal Of Management
Studies, 4(1).
Deitiana, T. (2013). Pengaruh Current Ratio, Return on Equity dan Total Asset Turn Over Terhadap
Devidend Payout Ratio dan Implikasi pada Harga Saham Perusahaan LQ 45. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, 15(1), 82-88.
Dewi, S. P., & Hidayat, R. (2014). Pengaruh Net Profit Margin dan Return on Assets terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilman:
Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1).
Egam, G. E., Ilat, V., & Pangerapan, S. (2017). Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2013-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(1).
Ekananda, Mahyus (2016) Analisis Ekonometrika Data Panel Edisi 2. Dikutip 22 September 2019
dari buku yang berjudul Analisis Ekonometrika Data Panel Edisi 2.
Erari, A. (2014). Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Asset
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Bisnis, 5(2), 174-191.
Kho, Budi (2018). Pengertian Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rumus rasio Lancar. Dikutip pada
Page 11
22 September 2019 dari Pengertian Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rumus rasio Lancar.
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-rasio-lancar-current-ratio-rumus-rasio-
lancar/.
Muhammad, A. S., & Isroah, I. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin (NPM),
dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham. Jurnal Profita: Kajian Ilmu
Akuntansi, 5(6).
Nurfadillah, M. (2016). Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio Dan Return On
Equity Terhadap Harga Saham Pt Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, 12(1).
Pratama, A., & Erawati, T. (2014). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Study Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Jurnal
Akuntansi, 2(1), 1-10.
Pratama, Aditya, and Teguh Erawati. "Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Study Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)."
Jurnal akuntansi 2, no. 1 (2014): 1-10.
Raharjo, D., & Muid, D. (2013). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Harga Saham. Diponegoro Journal of Accounting, 444-454.
Rahayu, N. M. P. S., & Dana, I. M. (2016). Pengaruh Eva, Mva Dan Likuiditas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Food And Beverages. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana,
5(1).
Sakti, Indra (2018). Analisis Regresi Data Panel Menggunakan Eviews09. Dikutip pada 27 Agustus
2019 dari Analisis Regresi Data Panel Menggunakan
Eviews09.https://www.academia.edu/37059747/ANALISIS_REGRESI_DATA_PANEL_
MENGGUNAKAN_EVIEWS.
Subiyantoro, E., & Andreani, F. (2003). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
(Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan Yang Terdaftar Di Pasar Modal Indonesia). Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2), 171-180.
Trisnandari, Ariska (2015). Mengenal (Current Rasio). Dikutip pada 22 September 2019 dari
Mengenal (Current Rasio).
https://www.kompasiana.com/disariska/563ee0bb579773ca04666bf1/mengenal-current-
rasio?page=all
Watung, R. W., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Profit Margin (Npm), Dan
Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 4(2).
Widati, L. W. (2015). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity, Untuk
Memprediksi Kondisi Financial Distress. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin
Ilmu&Call For Papers Unisbank (Sendi_U).
www.bps.go.id diakses 2019
www.idx.co.id diakses 2019
www.wikipedia.com diakses 2019