Top Banner
ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR TERHADAP ROA (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009) Anggrainy Putri Ayuningrum Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM. ABSTRACT This study aims to examine the relation of Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA). Data in this study are secondary data that is corporate banking in Indonesia Stock Exchange. The number of sample used were 20 commercial bank commercial banks registered to go public in Indonesia Stock Exchange. The samples used were 20 commercial banks listed in the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009 were taken by purposive sampling. The method used in this research is to use multiple regression analysis and before using multiple regression analysis, performed classical assumption first. Based on the result got regresion’s equation ROA = 10, 202+ 0,16 CAR - 0,25 NPL 0,105 BOPO 0,060 NIM + 0,004 LDR. The value of adjusted R 2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable.The value of adjusted R 2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable. Independent variables also affect the dependent variables simultaneously. Capital Adequacy Ratio (CAR) , Net Interest Margin (NIM) ,Non Performing Loan (NPL) , BOPO have significant impact on Return On Asstes (ROA). While Net Interest Margin (NIM) have no significant effect with Return On Asstes (ROA). Keywords : CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR,ROA
31

ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Jan 25, 2017

Download

Documents

lamdieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM

DAN LDR TERHADAP ROA

(Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Listed

pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009)

Anggrainy Putri Ayuningrum

Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM.

ABSTRACT

This study aims to examine the relation of Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to

Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA).

Data in this study are secondary data that is corporate banking in Indonesia Stock Exchange. The number of sample used were 20 commercial bank commercial banks registered to go public in Indonesia Stock Exchange. The

samples used were 20 commercial banks listed in the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009 were taken by purposive sampling. The method used in this

research is to use multiple regression analysis and before using multiple regression analysis, performed classical assumption first. Based on the result got regresion’s equation ROA = 10, 202+ 0,16 CAR

- 0,25 NPL – 0,105 BOPO – 0,060 NIM + 0,004 LDR. The value of adjusted R2

in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent

variable.The value of adjusted R2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable. Independent variables also affect the dependent

variables simultaneously. Capital Adequacy Ratio (CAR) , Net Interest Margin (NIM) ,Non Performing Loan (NPL) , BOPO have significant impact on Return

On Asstes (ROA). While Net Interest Margin (NIM) have no significant effect with Return On Asstes (ROA).

Keywords : CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR,ROA

Page 2: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

1. PENDAHULUAN

Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi,

politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula

modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu Negara.

Perlu suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang menyediakan jasa

keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan perusahaan tersebut dikenal

dengan nama bank. Fungsi utama bank secara umum adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai

tujuan atau sebagai financial intermediary, oleh karena itu kepercayaan dari

masyarakat menjadi faktor yang utama dalam menjalankan bisnis perbankan dan

bank umum menjadi sangat penting pada masyarakat umum. Krisis moneter yang

terus-menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak bank

lumpuh.Dampak yang muncul akibat kegagalan usaha bank menimbulkan

perlunya dilakukan serangkaian analisis yang sedemikian rupa sehingga risiko

kegagalan bank dapat dideteksi sedini mungkin, salah satu caranya dengan

melihat kinerja.

Mengukur kinerja perusahaan yang nota bene adalah profit motif dapat

digunakan analisis profitabilitas. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan

umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu capital, assets, management,

earnings dan liquidity yang biasa disebut CAMEL. Empat dari lima aspek tersebut

yaitu capital, assets, earnings, dan liquidity dinilai menggunakan rasio keuangan

(Aryati, 2000). Table 1.1 dibawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA,

CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM sebagai rasio keuangan untuk mengetahui kinerja

pada perusahaan perbankan go public dari tahun 2005 sampai tahun 2009.

Page 3: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Tabel 1.2

Data rata-rata rasio CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR dan ROA

pada perusahaan perbankan yang go public periode 2005-2009

Rasio Tahun

Rata-rata 2005 2006 2007 2008 2009

CAR (%) 17.21 18.16 17.65 16.6 16.31

NPL (%) 3.48 3.63 2.64 2.28 4.24

BOPO(%) 86.7 88.51 84.76 87.38 90.01

NIM (%) 5.3 5.17 5.7 5.68 5.84

LDR (%) 65.17 65.9 70.17 75.29 73.19

ROA (%) 1.60 1.53 1.75 1.45 1.25

Sumber : Direktori Perbankan Indonesia dan Infobank yang telah diolah

Dari data ROA, CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR periode 2005-2009

didapatkan fakta bahwa rasio-rasio tersebut mengalami fluktuasi dan

inkonsistensi.adanya beberapa perbedaan pendapat antara penelitian terdahulu

seperti, Werdaningtyas (2002) menghasilkan penelitian bahwa CAR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negarif

terhadap ROA. Mawardi (2005) menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO dan NPL mempunyai

pengaruh negatif terhadap ROA dan NIM berpengaruh positif terhadap ROA.

Sehingga dirasa perlu adanya penelitian dengan judul “Analisis pengaruh CAR,

NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus pada Bank Umum

Go public yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009).

Page 4: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

2. TELAAH PUSTAKA

2.1 Bank dan Kinerja Bank

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998

pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. Sedangkan Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Seperti diketahui bahwa fungsi bank pada

umumnya (Tri Susilo,dkk 2000):

a. Agent of trust, bank merupakan lembaga yang landasannya adalah

kepercayaan, baik dalam menghimpun dana ataupun dalam penyaluran

dana

b. Agent of development, Kegiatan bank berupa menghimpun dan

menyalurkan dana merupakan hal yang sangat diperlukan bagi lancarnya

perekonomian di sector riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan

masyarakat untuk melakukan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan

konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan tersebut tidak dapat

dilepaskan dari adanya penggunaan uang.

c. Agent of services yaitu bank merupakan lembaga yang meobilisasi dana

untuk pembangunan ekonomi. Bank memberikan jasa perbankan yang lain

kepada masyarakat. Jasa tersebut antara lain berupa jasa pengiriman uang,

penitipan surat berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian

tagihan.

Kegiatan usaha bank umum yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU

No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998

tentang Perbankan adalah sebagai berikut (Siamat, 2005):

a. Menghimpun dana dari masyarakat.

Page 5: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas risiko maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun

kepentingan nasabahnya,dll.

2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset

(ROA)

Menurut Dendawijaya (2001), CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan

surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari danamodal sendiri bank

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain- lain. Dengan kata lain, CAR adalah rasio

kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit

yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih

dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin

baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Semakin besar Capital Adequacy Ratio

(CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin

kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank

(Kuncoro dan Suharjono,2002).

2.3 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA)

Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Apabila suatu bank kondisi NPL

tinggi maka akan memperbesar biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank (Mawardi, 2005). Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk

Page 6: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar

sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin besar (Herdiningtyas, 2002). Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio

NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.

2.4 Pengaruh BOPO terhadap Return On Asset (ROA).

BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi

(Dahlan Siamat, 1993). Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat

efisien dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya

operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka

menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja,

biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).pendapatan operasional merupakan

pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan

dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil rasio ini

berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Sehingga dapat disusun suatu logika bahwa variabel efisiensi

operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja

perbankan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA).

2.5 Pengaruh Net Income Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA).

Net Income Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari

pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga

kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga

atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat

memberikan kontribusi laba terhadap bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin besar perubahan Net Income Margin (NIM) suatu bank, maka semakin

Page 7: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

besar pula profitabilitas bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut

semakin meningkat.

2.6 Pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA).

Loan Deposit Ratio (LDR) yaitu menunjukkan kemampuan suatu bank di

dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh

bank maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat (Kusuno, 2003).

Loan Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh

pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank

untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya

yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan

total dana pihak ketiga. Semakin tinggi nilai rasio Loan Deposit Ratio (LDR)

menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar

(Lesmana,2008), sebaliknya semakin rendah rasio Loan Deposit Ratio (LDR)

menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga

hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variable dependent dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang

diukur dengan ROA. Sedangkan variabel yang diduga sebagai sebab di variabel

independen dalam penelitian ini yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit

Ratio (LDR).

Page 8: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

3.1.1 Return on Assets (ROA)

ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva

bank. Menurut Bank Indonesia, perhitungan ROA sebagai berikut :

3.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan

risiko, misalnya kredit yang diberikan. (Dendawijaya, 2000). Rasio CAR dapat

dirumuskan sebagai berikut :

3.1.3 Non Performing Loan (NPL)

NPL merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan manajemen

bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio ini

dapat dikur menggunakan rumus : (Mawardi, 2005)

3.1.4 BOPO

BOPO merupakan rasio biaya operasional, adalah perbandingan antara

biaya operasional dan pendapatan operasional. (Dendawijaya, 2000). Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.1.5 Net Interest Margin (NIM)

NIM yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif

suatu bank. NIM dapat dihitung menggunakan rumus : (Almilia, 2005)

3.1.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas

bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit

Page 9: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. (Dendawijaya, 2000). Rasio

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.2 Sampel dan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu (tahun 2005-

2009). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 buah. Teknik

pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive sampling dengan tujuan

untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut

Sugiyono dalam Almilia dan Herdiningtyas (2005) metode purposive sampling

merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria

atau pertimbangan tertentu . Kriteria saham-saham yang dipilih dalam penelitian

untuk dijadikan sampel penelitian yaitu

Tersedianya data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (tahun

2005-2009)

Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang tersedia 28 perusahaan

perbankan namun digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan

3.3 Metode Analisis

3.3.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean), standar

deviasi, maksimum dan minimum. (Ghozali, 2005). Statistik deskriptif

menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Uji

statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS.

3.3.2 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi yang dapat

dipertanggungjawabkan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji

normalitas, multikolaritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Page 10: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

3.3.2.1 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Scatterplot antara nilai

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Perlu

dilakukan uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu salah satunya dengan uji glejser. Glejser mengusulkan

untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati,

2003 dalam Ghozali, 2006).

3.3.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis

grafik dan analisis statistic.

3.3.2.3 Uji Multikoralitas

Menurut Ghozali (2006) uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model

regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat

dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).

3.3.2.4 Uji Autokolaritas

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan periode t-1 (sebelumnya).

Page 11: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

3.3.3 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel dependen

yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) dan variabel independennya

adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya

Operasi dan Pendapatan Operasi (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to

Deposit Ratio (LDR).

3.3.4 Pengujian Hipotesis

3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen

3.3.4.2 Uji F

Pengujian secara simultan menggunakan Uji F (Pengujian signifikansi secara

simultan).

3.3.4.3 Uji T

Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

100 -7.88 5.04 1.5187 1.61473

100 8.02 33.27 17.1809 5.52255

100 .14 27.90 3.2535 3.85464

100 65.65 165.76 87.4717 13.32988

100 2.38 12.15 5.5447 1.88042

100 40.30 103.88 69.9479 15.85283

100

ROA

CAR

NPL

BOPO

NIM

LDR

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 12: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Dari 100 buah sampel data CAR, nilai minimum sebesar 8,02% yaitu pada

bank Eksekutif Internasional, Tbk pada tahun 2009 dan maksimum sebesar 33,

27% yaitu pada bank Swadesi pada tahun 2008 sedangkan nilai rata-rata (mean)

sebesar 17,1809% dengan standart deviasi sebesar 5,52255%.

Dari 100 buah sampel data NPL, nilai minimal sebesar 0,14% yaitu pada

bank Central Asia pada tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 27,90% pada

bank Eksekutif Internasional pada tahun 2009 sedangkan rata-rata (mean) sebesar

3,2530% serta standart deviasi sebesar 3,85446%.

Dari 100 buah sampel yang diteliti menghasilkan nilai minimum BOPO

bank umum go public sebesar 65,65% yaitu dimiliki oleh bank Danamon pada

tahun 2005, nilai maksimum sebesar 165,76% yang dimiliki oleh bank Eksekutif

Internasional pada tahun 2009. Rata-rata (mean) BOPO sebesar 87,5631% serta

standart deviasi sebesar 13,29411%.

4.2 Asumsi Klasik

Analisis regresi linear berganda memerlukan beberapa asumsi agar model

tersebut layak dipergunakan (Ghozali, 2006).

4.2.1 Uji Heteroskedastisitas

Berikut tabel hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser.

Tabel 4.2

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

.252 .263 .959 .340

.000 .004 -.011 -.110 .913

.010 .008 .180 1.194 .235

-.002 .003 -.116 -.658 .512

.051 .013 .457 3.953 .000

-.002 .002 -.185 -1.616 .110

(Constant)

CAR

NPL

BOPO

NIM

LDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABS_RESa.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Page 13: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Tampak bahwa variabel NIM mempunyai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model

penelitian. Upaya perbaikan dilakukan dengan mentransformasikan variabel NIM

ke dalam bentuk logaritma natural karena seluruh data NIM mempunyai nilai

yang positif. Pada model awal tidak terdapat data outliers, akan tetapi dengan

mentransformasikan variabel NIM ke dalam bentuk logaritma natural, maka

terdapat data outliers. Setelah melakukan outliers dengan mengeluarkan 5 data

yaitu data ke 17, 37, 97, 57 dan 77 maka diperoleh model yang bebas dari

gangguan heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3

Uji Heteroskedastisitas setelah Outlier

Coefficientsa

.093 .226 .412 .681

.002 .003 .076 .654 .515

.012 .006 .321 1.918 .058

-.001 .002 -.123 -.638 .525

.110 .067 .209 1.658 .101

-.001 .001 -.087 -.660 .511

(Constant)

CAR

NPL

BOPO

LN_NIM

LDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABS_RESa.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Tampak setelah dilakukan outlier bahwa tidak terdapat variabel yang

mempunyai signifikansi di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

gangguan heteroskedastisitas pada model penelitian dengan 95 data. Adapun plot

grafik antara ZPRED dengan SRESID memberikan hasil sebagai berikut:

Page 14: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Gambar 4.1

Plot Grafik Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: ROA

Regression Standardized Predicted Value

20-2-4-6-8

Regr

essio

n St

uden

tized

Res

idual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Pada grafik Scatterplot dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang

jelas serta titik-titik menyebar duatas dab dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.

Hal ini menunjukkan bahwa data pada bank go public tidak terjadi

heteroskedasitas.

4.2.2 Uji Normalitas

Uji statistik dapat dilakukan dengan uji non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas residual data (Ghozali, 2006)

Tabel 4.4

One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

95

.0000000

.22646370

.060

.060

-.056

.589

.879

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 15: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan data telah terdistribusi normal.

Hal ini terlihat dari signifikansi sebesar 0, 879 yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini

juga didukung dengan melihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residunya serta

grafik histogram.

Gambar 4.2

Gambar Normal Probability P-Plot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: ROA

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ect

ed

Cu

m P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Pada grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik

menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah

garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah

terdistribusi secara normal sehingga model regresi dapat digunakan dan

memenuhi asumsi normalitas.

Page 16: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Gambar 4.3

Grafik Histogram

Regression Standardized Residual

2.502.00

1.501.00

.500.00

-.50-1.00

-1.50-2.00

-2.50

Histogram

Dependent Variable: ROA

Fre

qu

en

cy

14

12

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = .97

Mean = 0.00

N = 95.00

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Melihat tampilan grafik histogram tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa grafik menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris, tidak

menceng (skewness) ke kanan atau ke kiri.

4.2.3 Uji Multikolinieritas

Tabel 4.5

Hasil uji Multikolinearitas

Coefficientsa

10.202 .374 27.245 .000

.016 .005 .058 3.139 .002 .735 1.361

-.025 .010 -.064 -2.410 .018 .354 2.825

-.105 .004 -.923 -29.908 .000 .266 3.758

-.012 .110 -.002 -.110 .913 .622 1.608

.004 .002 .044 2.079 .040 .575 1.741

(Constant)

CAR

NPL

BOPO

LN_NIM

LDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ROAa.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika

mempunyai nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 (Ghozali, 2006).

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai

Page 17: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian model regresi

dalam penelitian ini terbukti bebas dari gejala multikolinieritas.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.6

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

.989a .977 .976 .23274 1.849

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-W

atson

Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, LN_NIM, BOPOa.

Dependent Variable: ROAb.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Hasil uji DW dalam tabel 4.5 menunjukkan nilai d sebesar 1,849. Nilai

DW akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat

kepercayaan 5% dengan jumlah sampel 95 dengan 5 variabel independent. Maka

tabel Durbin Watson akan menghasilkan nilai du 1,778 . oleh karena itu berarti

nilai DW hitung terletak diantara batas atas(du) dan batas bawah (4-du) atau

du<d<4-du yaitu 1,778 < 1,849 < 2,151. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

model terebas dari autokorelasi.

4.3 Analisis Regresi

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi

(Setelah outlier dihilangkan)

Coefficientsa

10.202 .374 27.245 .000

.016 .005 .058 3.139 .002 .735 1.361

-.025 .010 -.064 -2.410 .018 .354 2.825

-.105 .004 -.923 -29.908 .000 .266 3.758

-.012 .110 -.002 -.110 .913 .622 1.608

.004 .002 .044 2.079 .040 .575 1.741

(Constant)

CAR

NPL

BOPO

LN_NIM

LDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ROAa.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Page 18: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear

sebagai berikut :

ROA = 10, 202+ 0,16 CAR - 0,25 NPL – 0,105 BOPO – 0,012NIM + 0,004

LDR

Hasil persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 10,202 menyatakan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka nilai variabel Return On Assets (ROA) sebesar

10,202.

b. Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,16 artinya

setiap kenaikan atau peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar

100 maka akan meningkatkan nilai Return On Assets (ROA) sebesar 16.

Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel Capital

Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets

(ROA). Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi Capital

Adequacy Ratio (CAR) maka Return On Assets (ROA) juga semakin

tinggi.

c. Koefisien regresi Non Performing Loan (NPL) sebesar -0,25 berarti setiap

kenaikan atau peningkatan Non Performing Loan (NPL) sebesar 100

maka akan menurunkan nilai Return On Assets (ROA) sebesar 25 Adanya

pengaruh positif ditunjukkan dengan nilai koefisisen yang bertanda

negatif, hal ini juga menunjukka bahwa semakin tinggi nilai Non

Performing Loan (NPL) maka semakin rendah nilai Return On Assets

(ROA).

d. Koefisien regresi BOPO sebesar – 0,105 menunjukkan bahwa adanya

pengaruh negatif berarti setiap kenaikan BOPO sebesar 100 akan

menurunkan nilai Return On Assets (ROA) sebesar 10,5. Tanda negatif

pada koefisien akan berpengaruh apabila terjadi kenaikan BOPO maka

akan menurunkan nilai Return On Assets (ROA).

Page 19: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

e. Koefisien regresi Net Interest Margin (NIM) sebesar – 0,012 berarti setiap

kenaikan atau adanya peningkatan Net Interest Margin (NIM) sebesar 100

akan menurunkan nilai Return On Assets (ROA) sebesar 1,2. Nilai

koefisien yang negative memperlihatkan bahwa variable Net Interest

Margin (NIM) berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA).

Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai Net Interest Margin

(NIM) maka nilai Return On Assets (ROA) akan semakin menurun.

f. Koefisien regresi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebsar 0,004 menunjukkan

bahwa setiap kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 100 akan

meningkatkan Return On Assets (ROA) sebesar 0,4. Adanya pengaruh

positif ditunjukkan dari nilai koefisien, hal ini memperlihatkan bahwa

semakin besar nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) maka semakin besar

pula nilai Return On Assets (ROA).

4.4 Pengujian Hipotesis

4.1 Koefisien Determinasi (R²)

Tabel 4.10

Hasil Koefisien Determinasi ( R²)

Model Summaryb

.989a .977 .976 .23274 1.849

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-W

atson

Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, LN_NIM, BOPOa.

Dependent Variable: ROAb.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Tabel tersebut memberikan nilai R sebesar 0,989 dan koefisien

determinasi dengan Adjusted R Square sebesar 0,976. Tampak bahwa kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah relatif tinggi

yaitu hanya sebesar 97,6%. Selebihnya yaitu 2,4% varians variabel terikat

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 20: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

4.2 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F Statistik)

Tabel 4. 9

Hasil Uji F

(setelah outlier dikeluarkan)

ANOVAb

209.147 5 41.829 772.228 .000a

4.821 89 .054

213.967 94

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, LN_NIM, BOPOa.

Dependent Variable: ROAb.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Berdasarkan uji F diatas, maka dapat diketahui nilai F hitung sebesar 772,

228 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai profitabilitas lebih kecil dari 0,05 (

0,000 < 0,05 ) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen yang terdiri dari

Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net

Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan atau

bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu Return On

Asstes (ROA).

4.3 Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t Statistik)

Tabel 4.8

Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t statistic

(setelah outlier dikeluarkan)

Coefficientsa

10.202 .374 27.245 .000

.016 .005 .058 3.139 .002 .735 1.361

-.025 .010 -.064 -2.410 .018 .354 2.825

-.105 .004 -.923 -29.908 .000 .266 3.758

-.012 .110 -.002 -.110 .913 .622 1.608

.004 .002 .044 2.079 .040 .575 1.741

(Constant)

CAR

NPL

BOPO

LN_NIM

LDR

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ROAa.

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5

Page 21: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

4.4 Interpretasi Hasil

Berikut akan dipaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah

dilakukan. Hasil analisis tersebut yaitu :

4.4.1 Interpretasi Hasil pada Capital Adequacy Ratio (CAR)

Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan, diperoleh bahwa variabel

Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh signifikan ( 0,002) tehadap

Return On Asstes (ROA) artinya setiap peningkatan maupun penurunan Capital

Adequacy Ratio (CAR) akan mengakibatkan peningkatan maupun penurunan

Return On Asstes (ROA) sehingga hipotesis pertama diterima. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Mabruroh

(2004) bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan

terhadap Return On Asstes (ROA).

Hal ini disebabkan karena sebenarnya modal utama sebuah bank adalah

kepercayaan, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 8% hanya

digunakan Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan

internasional sesuai BIS. Lebih daripada itu, jika dilihat kondisi empiris dari

obyek penelitian akan tampak bahwa sebagian besar Bank mempunyai Capital

Adequacy Ratio (CAR) lebih besar dari 8% bahkan mampu mencapai 33%. Hal

ini disebabkan adanya penambahan modal dari pemilik yang berupa freshmoney

untuk mengantisipasi perkembangan skala usaha yang berupa expansi kredit atau

pinjaman yang diberikan (Mawardi, 2005).

Penurunan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) disebabkan terkikisnya

modal perbankan akibat suku bunga dana yang tinggi melebihi suku bunga

pinjaman, akibatnya terjadi negatif spread dimana terjadi peningkatan suku bunga

dana lebih cepat daripada suku bunga pinjaman. Pendapatan bunga yang diperoleh

dari penyaluran kredit lebih rendah daripada beban bunga, sehingga terpaksa

menanggung Net Interest Margin negatif, akibatnya modal termakan oleh negatif

spread dan mengakibatkan rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR). Hal lain

yang menyebabkan Capital Adequacy Ratio (CAR) rendah adalah peningkatan

aset tidak didukung oleh dengan peningkatan modal. Hal tersebut menunjukkan

resiko beban yang ditanggung perbankan semakin bertambah besar karena

Page 22: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

rendahnya modal sebagai penyangga resiko yang dapat melindungi nasabah.

Capital Adequacy Ratio (CAR) yang rendah mengakibatkan turunnya

kepercayaan nasabah yang pada akhirnya menurunkan Return On Asstes (ROA)

(Werdaningtyas, 2002).

4.4.2 Interpretasi Hasil pada Net Interest Margin (NPL)

Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

Non Performing Loan (NPL) sebesar -0,25 dengan pengaruh signifikan sebesar

0,018 terhadap Return On Asstes (ROA) menunjukkan bahwa variabel Non

Performing Loan (NPL) signifikan mempengaruhi variabel Return On Asstes

(ROA) sehingga hipotesis kedua diterima. Koefisien beta variabel NPL bertanda

negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai NPL akan menurunkan nilai

ROA. Hal ini sesuai penelitian Mawardi (2005).

Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia tentang Non Performing

Loan (NPL) mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan,

harus dicover dengan cadangan aktiva produktif dengan cara mendebit rekening

biaya cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan

outstanding pinjaman diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif

yang pada akhirnya akan memperngaruhi Return On Assets (ROA). Dengan

demikian, proses ini akan membantu bank umum untuk selalu menjaga Non

Performing Loan (NPL) maksimal 5% dari total outstanding pinjaman yang

diberikan bank pada akhir periode laporan keuangan setelah melakukan

pendebitan rekening cadangan penghapusan dan mengkredit rekening Non

Performing Loan (NPL) atau pinjaman bermasalah, sesuai peraturan Bank

Indonesia (Mawardi, 2005).

4.4.3 Interpretasi Hasil pada BOPO

Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

BOPO sebesar -0,105 dengan pengaruh signifikan sebesar 0,000 terhadap Return

On Asstes (ROA) menunjukkan bahwa variabel BOPO signifikan mempengaruhi

variabel Return On Asstes (ROA) sehingga hipotesis ketiga diterima. Koefisien

beta variabel BOPO bertanda negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai

Page 23: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

BOPO akan menurunkan nilai ROA.hal ini sesuai dengan penelitian Mawardi

(2005).

Kondisi ini terjadi dikarenakan setiap peningkatan setiap peningkatan

biaya operasi bank, yang tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan

operasional bank yang akan berakibat berkurangnya laba sebelum pajak, yang

akhirnya akan menurunkan Return On Asstes (ROA) (Mawardi, 2005). Jika

kegiatan operasional dilakukan dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio BOPO

rendah), maka pendapatan yang dihasilkan tersebut akan naik. Selain itu, besarnya

rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan

rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana.

4.4.4 Interpretasi Hasil pada Net Interest Margin (NIM)

Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

Net Interest Margin (NIM) sebesar -0,12 dengan pengaruh signifikan sebesar

0,913 terhadap Return On Asstes (ROA) menunjukkan bahwa variabel Net

Interest Margin (NIM) tidak signifikan mempengaruhi variabel Return On Asstes

(ROA) sehingga hipotesis keempat ditolak. Koefisien beta variabel NIM

bertanda negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai NIM akan

menurunkan nilai ROA. Hal ini sesuai penelitian Usman (2003).

Net Interest Margin (NIM) menunjukkan jumlah pendapatan bunga bersih

yang diperoleh dalam menggunakan aktiva produktif yang dimilki oleh bank

(Acmad, 2003). Dapat dilihat pada tabel 1.2 bahwa rata-rata nilai NIM selalu

diatas standart Bank Indonesia namun pada setiap kenaikan NIM tidak selalu

meningkatkan ROA seperti pada tahun 2008 rata-rata nilai NIM sebesar 5,68%

dan mengalami kenaikan pada tahun 2009 menjadi 5,84%. Namun, nilai ROA

pada tahun pada tahun 2008 sebesar 1,45% menurun menjadi 1,25% pada tahun

2009. Salah satu penyebabnya yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari

penyaluran kredit lebih rendah daripada beban bunga, sehingga terpaksa

menanggung Net Interest Margin negatif ( Werdaningtyas, 2002). Menurut

Dendawijaya (2001) bahwa keberhasilan suatu bank dalam menekan biaya

dananya akan memperbaiki net interest margin, oleh karena itu bank perlu

menekan biaya dana.

Page 24: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

4.4.5 Interpretasi Hasil pada Loan to Deposit Ratio (LDR)

Hasil pengujian regresi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 0,004 dengan pengaruh signifikan sebesar

0,040 terhadap Return On Asstes (ROA) menunjukkan bahwa variabel Loan to

Deposit Ratio (LDR signifikan mempengaruhi variabel Return On Asstes (ROA)

sehingga hipotesis kelima diterima. Koefisien beta variabel LDR bertanda

positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai LDR akan meningkatkan nilai

ROA. Hal ini sesuai penelitian Usman (2005) dan Mabruroh (2004).

Suatu bank dapat menyalurkan kreditnya dalam batas toleransi yang

ditetapkan, ini mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam menyalurkan dananya

secara efisien. Artinya, bank akan mendapatkan tambahan pendapatan dari bunga

yang dibebankan kepada deposan (dengan asumsi tidak ada kredit macet).

Tambahan bunga ini akan meningkatkan laba yang diperoleh, yang dapat

diproksikan dengan ROA. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya

pemberian kredit atau penarikan dana oleh masyarakat akan semakin

meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang (Usman, 2003). Trade off

antara likuiditas dan profitabilitas yang menyatakan semakin rendah likuiditas

maka semakin tinggi profitabilitas tidak dapat terbukti karena dalam tabel 1.2

menunjukkan banyaknya kredit yang menghasilkan keuntungan.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Didalam penelitian mencoba meneliti apakah Capital Adequacy Ratio

(CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan

to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh terhadap Return On Asstes (ROA)

pada perusahaan perbankan go public yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2009. Selama periode penelitian tersebut, data yang dihasilkan terdistribusi

secara normal, dengan uji asumsi klasik yang telah dilakukan menggunakan uji

heteroskedastisitas, uji normalitas, uji multikolonieritas, serta uji autokorelasi

menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang menyimpang. Sehingga

Page 25: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

mengindikasikan bahwa data yang ada telah memenuhi syarat untuk

menggunakan model persamaan regresi linear berganda.

Hasil pengujian hipotesis dapat diringkas sebagai berikut

1) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan pengaruh positif

terhadap Return On Asstes (ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio

(CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asstes (ROA) dapat

diterima. Hal ini diperkuat dengan data bank umum go public yang listed

di BEI tahun 2005-2009 menunjukkan bahwa semuan bank telah

mempunyai nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) diatas standart Bank

Indonesia sebesar 8%. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) yang mengatakan bahwa Capital

Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asstes

(ROA).

2) Variabel Non Performing Loan (NPL) menunjukkan pengaruh negatif

terhadap Return On Asstes (ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan

(NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asstes (ROA) dapat

diterima. Standart Bank Indonesia yang menetapkan nilai Non

Performing Loan (NPL) yang baik dibawah 5% belum dimiliki oleh semua

bank umum go public yang listed di BEI tahun 2005-2009. Masih terdapat

beberapa bank yang mempunyai nilai diatas 5% bahkan mencapai 10%.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mawardi

(2005) yang menyimpulkan bahwa Non Performing Loan (NPL)

menunjukkan pengaruh negatif terhadap Return On Asstes (ROA).

3) Variabel BOPO menunjukkan pengaruh negatif terhadap Return On Asstes

(ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) yang

menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asstes

(ROA) dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

Page 26: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

dilakukan oleh Mawardi (2005) yang menyimpulkan bahwa BOPO

menunjukkan pengaruh negatif terhadap Return On Asstes (ROA).

4) Variabel Net Interest Margin (NIM) menunjukkan pengaruh negatif

terhadap Return On Asstes (ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa Net Interest Margin

(NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asstes (ROA) ditolak.

Dalam data menunjukkan bahwa semua nilai Net Interest Margin (NIM)

diatas standart minimal Bank Indonesia yaitu 2%. Namun bahwa pada

setiap kenaikan NIM tidak selalu meningkatkan ROA, kemungkinan salah

satu penyebabnya yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penyaluran

kredit lebih rendah daripada beban bunga. Hasil penelitian tersebut

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003) bahwa Net

Interest Margin (NIM) berpengaruh negatif terhadap Return On Asstes

(ROA).

5) Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan pengaruh positif

terhadap Return On Asstes (ROA). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asstes (ROA) dapat

diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman

(2003) yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR)

berpengaruh negatif terhadap Return On Asstes (ROA).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan mempunyai beberapa keterbatasan yang

mempengaruhi terhadap hasil penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Terdaftar sebanyak 28 bank umum go public pada tahun 2005-2009 di

BEI. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan 20 bank umum go

public yang terdaftar dalam BEI tahun 2005-2009 karena tidak tersedianya

kelengkapan data yang diperlukan.

2. Penelitian ini hanya memasukkan variabel internal bank, yakni CAR,

NPL, BOPO, NIM, LDR. Sedangkan sisanya, faktor-faktor lain seperti

Page 27: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

factor ekonomi makro yaitu suku bunga, pertumbuhan ekonomi, inflasi,

dan lain- lain tidak dimasukkan dalam model penelitian

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Saran bagi Investor

Untuk para investor sebaiknya dalam melakukan prediksi terhadap

besarnya ROA menggunakan tingkat rasio CAR yang tinggi

menggambarkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha, selanjutnya yaitu rasio LDR yang

tinggi dimana menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki sumber dana

yang cukup untuk memenuhi kewajiban, dan memperhatikan rasio

BOPO yang seharusnya memiliki nilai yang rendah karena

menunjukkan pengendalian biaya operasional perbankan terhadap

pendapatan operasional bank, rasio NPL yang baik untuk perusahaan

perbankan diharapkan memiliki nilai kecil karena menunjukkan

seberapa besar jumlah kredit bermasalah yang dimiliki oleh bank,

selanjutnya yaitu NIM yang seharusnya memiliki nilai yang tinggi

dengan pendapatan bunga yang lebih besar daripada beban bunga serta

menakan mampu biaya dana agar mampu menghasilkan nilai ROA

yang meningkat.

2. Saran bagi Emiten.

Dalam pertimbangan perusahaan perbankan untuk mengoptimalkan

ROA maka dengan mengkaji CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR.

Meningkatnya CAR, LDR dan NIM yang diimbangi dengan pendapatan

bunga lebih besar dari beban bunga akan mampu meningkatkan ROA

serta menurunnya BOPO dan NPL juga akan meningkatkan nilai ROA

perusahaan perbankan.

Page 28: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

3. Saran bagi Penelitian mendatang

Dalam penelitian mendatang diharapkan mampu mempertimbangkan

faktor lain agar menghasilkan penelitian yang lebih baik, seperti inflasi

(Mabruroh, 2004), size effect (Zainuddin, 1999), pengaruh kurs dan

suku bunga (Achamad, 2003).

Page 29: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Tarmizi, Williyanto Kartiko Kusuno, “Analisis Rasio-rasio Keuangan

Sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan

Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XV, No. 1 Juni 2003.

Almilia, Luciana Spica, Winny Herdiningtyas, 2005, “Analisis Rasio CAMEL

Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode

2000-2002”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, November,

2005.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Microsoft Indonesia.

Brock, P,L and L, Rojas Suarez, 2000, “Understanding The Behaviour of Bank

Spreads in Latin America”, Jurnal of Development Economic, 63, pp

113-134

Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Direktori Perbankan, Bank Indonesia 2005-2008

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS..

Semarang : BP-UNDIP.

Hasibuan, H. Malayu,S.P., Drs., 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Infobank, No. 375, Juni 2010. Jakarta

Januarti, Indira. 2002. “Variabel Proksi CAMEL dan Karateristik bank Lainnya

Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia”, Jurnal Bisnis

Strategi, Vol 10, Desember.

Kasmir, SE, MM. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2001. Manajemen Perbankan. Yogyakarta:

BFFE-UGM.

Lesmana, Yuanita. 2008 “Konsistensi Antara Discretionary Accrual dengan rasi

Keuangan Camel dalam Mengukur Tingkat Kesehatan Bank”. Usahawan ,

No. 05 tahun XXXVII. 2008

Page 30: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...

Mawardi , Wisnu, 2005, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum

Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun)” , Jurnal Bisnis Strategi,

Vol. 14, No. 1, Juli 2005.

Mahrinasari, 2003, ” Pengelolaan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Di kota

Bandar Lampung”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.3, Jilid 8.

Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007, “Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap

Kinerja Perusahaan”, Buletin Studi Ekonomi, Vol.12, No.1

Muljono, Teguh P, 1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan.

Jakarta : Djambatan. Munawir, S.

Riyanto, Bambang. 1991. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan

ketiga Yogyakarta : BPFE.

Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta : Infomedia.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudarini, Sinta, “Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi laba Pada

Masa Yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)” Jurnal Akutansi dan Manajemen, Vol.

XVI, No. 3, Desember 2005.

Susilo, Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba

Empat.

Usman, Bahtiar, 2003, “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan

Laba Pada Bank-Bank Di Indonesia”, Media Riset Bisnis dan

Manajemen, Vol. 3, No. 1, April 2003.

Werdaningtyas, Hesti, 2002, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank

Take Over Pramerger di Indonesia” , Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.

1, No. 2, 2002.

Zaenudin dan Jogianto Hartono, 1999, “Manfaat Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” , Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1, Januari 1999.

Page 31: ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR ...