ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM DAN LDR TERHADAP ROA (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009) Anggrainy Putri Ayuningrum Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM. ABSTRACT This study aims to examine the relation of Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA). Data in this study are secondary data that is corporate banking in Indonesia Stock Exchange. The number of sample used were 20 commercial bank commercial banks registered to go public in Indonesia Stock Exchange. The samples used were 20 commercial banks listed in the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009 were taken by purposive sampling. The method used in this research is to use multiple regression analysis and before using multiple regression analysis, performed classical assumption first. Based on the result got regresion’s equation ROA = 10, 202+ 0,16 CAR - 0,25 NPL – 0,105 BOPO – 0,060 NIM + 0,004 LDR. The value of adjusted R 2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable.The value of adjusted R 2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable. Independent variables also affect the dependent variables simultaneously. Capital Adequacy Ratio (CAR) , Net Interest Margin (NIM) ,Non Performing Loan (NPL) , BOPO have significant impact on Return On Asstes (ROA). While Net Interest Margin (NIM) have no significant effect with Return On Asstes (ROA). Keywords : CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR,ROA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, BOPO, NIM
DAN LDR TERHADAP ROA
(Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Listed
pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009)
Anggrainy Putri Ayuningrum
Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM.
ABSTRACT
This study aims to examine the relation of Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to
Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA).
Data in this study are secondary data that is corporate banking in Indonesia Stock Exchange. The number of sample used were 20 commercial bank commercial banks registered to go public in Indonesia Stock Exchange. The
samples used were 20 commercial banks listed in the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009 were taken by purposive sampling. The method used in this
research is to use multiple regression analysis and before using multiple regression analysis, performed classical assumption first. Based on the result got regresion’s equation ROA = 10, 202+ 0,16 CAR
- 0,25 NPL – 0,105 BOPO – 0,060 NIM + 0,004 LDR. The value of adjusted R2
in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent
variable.The value of adjusted R2 in regression models 0,976. This indicates that the major effect of variables Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL) , BOPO, Net Interest Margin (NIM) , Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Asstes (ROA) are 97,6 %. It means very strong independents variables influence the dependent variable. Independent variables also affect the dependent
variables simultaneously. Capital Adequacy Ratio (CAR) , Net Interest Margin (NIM) ,Non Performing Loan (NPL) , BOPO have significant impact on Return
On Asstes (ROA). While Net Interest Margin (NIM) have no significant effect with Return On Asstes (ROA).
Keywords : CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR,ROA
1. PENDAHULUAN
Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi,
politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula
modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu Negara.
Perlu suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang menyediakan jasa
keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan perusahaan tersebut dikenal
dengan nama bank. Fungsi utama bank secara umum adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary, oleh karena itu kepercayaan dari
masyarakat menjadi faktor yang utama dalam menjalankan bisnis perbankan dan
bank umum menjadi sangat penting pada masyarakat umum. Krisis moneter yang
terus-menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak bank
lumpuh.Dampak yang muncul akibat kegagalan usaha bank menimbulkan
perlunya dilakukan serangkaian analisis yang sedemikian rupa sehingga risiko
kegagalan bank dapat dideteksi sedini mungkin, salah satu caranya dengan
melihat kinerja.
Mengukur kinerja perusahaan yang nota bene adalah profit motif dapat
digunakan analisis profitabilitas. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan
umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu capital, assets, management,
earnings dan liquidity yang biasa disebut CAMEL. Empat dari lima aspek tersebut
yaitu capital, assets, earnings, dan liquidity dinilai menggunakan rasio keuangan
(Aryati, 2000). Table 1.1 dibawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA,
CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM sebagai rasio keuangan untuk mengetahui kinerja
pada perusahaan perbankan go public dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Tabel 1.2
Data rata-rata rasio CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR dan ROA
pada perusahaan perbankan yang go public periode 2005-2009
Rasio Tahun
Rata-rata 2005 2006 2007 2008 2009
CAR (%) 17.21 18.16 17.65 16.6 16.31
NPL (%) 3.48 3.63 2.64 2.28 4.24
BOPO(%) 86.7 88.51 84.76 87.38 90.01
NIM (%) 5.3 5.17 5.7 5.68 5.84
LDR (%) 65.17 65.9 70.17 75.29 73.19
ROA (%) 1.60 1.53 1.75 1.45 1.25
Sumber : Direktori Perbankan Indonesia dan Infobank yang telah diolah
Dari data ROA, CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR periode 2005-2009
didapatkan fakta bahwa rasio-rasio tersebut mengalami fluktuasi dan
inkonsistensi.adanya beberapa perbedaan pendapat antara penelitian terdahulu
seperti, Werdaningtyas (2002) menghasilkan penelitian bahwa CAR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negarif
terhadap ROA. Mawardi (2005) menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap ROA sedangkan BOPO dan NPL mempunyai
pengaruh negatif terhadap ROA dan NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
Sehingga dirasa perlu adanya penelitian dengan judul “Analisis pengaruh CAR,
NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus pada Bank Umum
Go public yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009).
2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Bank dan Kinerja Bank
Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998
pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Sedangkan Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Seperti diketahui bahwa fungsi bank pada
umumnya (Tri Susilo,dkk 2000):
a. Agent of trust, bank merupakan lembaga yang landasannya adalah
kepercayaan, baik dalam menghimpun dana ataupun dalam penyaluran
dana
b. Agent of development, Kegiatan bank berupa menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan hal yang sangat diperlukan bagi lancarnya
perekonomian di sector riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat untuk melakukan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan tersebut tidak dapat
dilepaskan dari adanya penggunaan uang.
c. Agent of services yaitu bank merupakan lembaga yang meobilisasi dana
untuk pembangunan ekonomi. Bank memberikan jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa tersebut antara lain berupa jasa pengiriman uang,
penitipan surat berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
Kegiatan usaha bank umum yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU
No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998
tentang Perbankan adalah sebagai berikut (Siamat, 2005):
a. Menghimpun dana dari masyarakat.
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas risiko maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun
kepentingan nasabahnya,dll.
2.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset
(ROA)
Menurut Dendawijaya (2001), CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari danamodal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain- lain. Dengan kata lain, CAR adalah rasio
kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan. CAR menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih
dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin
baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Semakin besar Capital Adequacy Ratio
(CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin
kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank
(Kuncoro dan Suharjono,2002).
2.3 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA)
Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Apabila suatu bank kondisi NPL
tinggi maka akan memperbesar biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank (Mawardi, 2005). Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk
kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin besar (Herdiningtyas, 2002). Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio
NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.
2.4 Pengaruh BOPO terhadap Return On Asset (ROA).
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi
(Dahlan Siamat, 1993). Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisien dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).pendapatan operasional merupakan
pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan
dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil rasio ini
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Sehingga dapat disusun suatu logika bahwa variabel efisiensi
operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja
perbankan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA).
2.5 Pengaruh Net Income Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA).
Net Income Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari
pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga
kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga
atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat
memberikan kontribusi laba terhadap bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar perubahan Net Income Margin (NIM) suatu bank, maka semakin
besar pula profitabilitas bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut
semakin meningkat.
2.6 Pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA).
Loan Deposit Ratio (LDR) yaitu menunjukkan kemampuan suatu bank di
dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh
bank maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat (Kusuno, 2003).
Loan Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank
untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya
yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang diberikan dengan
total dana pihak ketiga. Semakin tinggi nilai rasio Loan Deposit Ratio (LDR)
menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar
(Lesmana,2008), sebaliknya semakin rendah rasio Loan Deposit Ratio (LDR)
menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga
hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variable dependent dalam penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang
diukur dengan ROA. Sedangkan variabel yang diduga sebagai sebab di variabel
independen dalam penelitian ini yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit
Ratio (LDR).
3.1.1 Return on Assets (ROA)
ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva
bank. Menurut Bank Indonesia, perhitungan ROA sebagai berikut :
3.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan. (Dendawijaya, 2000). Rasio CAR dapat
dirumuskan sebagai berikut :
3.1.3 Non Performing Loan (NPL)
NPL merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan manajemen
bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio ini
dapat dikur menggunakan rumus : (Mawardi, 2005)
3.1.4 BOPO
BOPO merupakan rasio biaya operasional, adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. (Dendawijaya, 2000). Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.1.5 Net Interest Margin (NIM)
NIM yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif
suatu bank. NIM dapat dihitung menggunakan rumus : (Almilia, 2005)
3.1.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit
dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. (Dendawijaya, 2000). Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.2 Sampel dan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu (tahun 2005-
2009). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 buah. Teknik
pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive sampling dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut
Sugiyono dalam Almilia dan Herdiningtyas (2005) metode purposive sampling
merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria
atau pertimbangan tertentu . Kriteria saham-saham yang dipilih dalam penelitian
untuk dijadikan sampel penelitian yaitu
Tersedianya data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (tahun
2005-2009)
Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang tersedia 28 perusahaan
perbankan namun digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan
3.3 Metode Analisis
3.3.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum dan minimum. (Ghozali, 2005). Statistik deskriptif
menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Uji
statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS.
3.3.2 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas, multikolaritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
3.3.2.1 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Scatterplot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Perlu
dilakukan uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu salah satunya dengan uji glejser. Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati,
2003 dalam Ghozali, 2006).
3.3.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis
grafik dan analisis statistic.
3.3.2.3 Uji Multikoralitas
Menurut Ghozali (2006) uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
3.3.2.4 Uji Autokolaritas
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
3.3.3 Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel dependen
yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) dan variabel independennya
adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya
Operasi dan Pendapatan Operasi (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to
Deposit Ratio (LDR).
3.3.4 Pengujian Hipotesis
3.3.4.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen
3.3.4.2 Uji F
Pengujian secara simultan menggunakan Uji F (Pengujian signifikansi secara
simultan).
3.3.4.3 Uji T
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
100 -7.88 5.04 1.5187 1.61473
100 8.02 33.27 17.1809 5.52255
100 .14 27.90 3.2535 3.85464
100 65.65 165.76 87.4717 13.32988
100 2.38 12.15 5.5447 1.88042
100 40.30 103.88 69.9479 15.85283
100
ROA
CAR
NPL
BOPO
NIM
LDR
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dari 100 buah sampel data CAR, nilai minimum sebesar 8,02% yaitu pada
bank Eksekutif Internasional, Tbk pada tahun 2009 dan maksimum sebesar 33,
27% yaitu pada bank Swadesi pada tahun 2008 sedangkan nilai rata-rata (mean)
sebesar 17,1809% dengan standart deviasi sebesar 5,52255%.
Dari 100 buah sampel data NPL, nilai minimal sebesar 0,14% yaitu pada
bank Central Asia pada tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 27,90% pada
bank Eksekutif Internasional pada tahun 2009 sedangkan rata-rata (mean) sebesar
3,2530% serta standart deviasi sebesar 3,85446%.
Dari 100 buah sampel yang diteliti menghasilkan nilai minimum BOPO
bank umum go public sebesar 65,65% yaitu dimiliki oleh bank Danamon pada
tahun 2005, nilai maksimum sebesar 165,76% yang dimiliki oleh bank Eksekutif
Internasional pada tahun 2009. Rata-rata (mean) BOPO sebesar 87,5631% serta
standart deviasi sebesar 13,29411%.
4.2 Asumsi Klasik
Analisis regresi linear berganda memerlukan beberapa asumsi agar model
tersebut layak dipergunakan (Ghozali, 2006).
4.2.1 Uji Heteroskedastisitas
Berikut tabel hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser.
Tabel 4.2
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
.252 .263 .959 .340
.000 .004 -.011 -.110 .913
.010 .008 .180 1.194 .235
-.002 .003 -.116 -.658 .512
.051 .013 .457 3.953 .000
-.002 .002 -.185 -1.616 .110
(Constant)
CAR
NPL
BOPO
NIM
LDR
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: ABS_RESa.
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Tampak bahwa variabel NIM mempunyai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model
penelitian. Upaya perbaikan dilakukan dengan mentransformasikan variabel NIM
ke dalam bentuk logaritma natural karena seluruh data NIM mempunyai nilai
yang positif. Pada model awal tidak terdapat data outliers, akan tetapi dengan
mentransformasikan variabel NIM ke dalam bentuk logaritma natural, maka
terdapat data outliers. Setelah melakukan outliers dengan mengeluarkan 5 data
yaitu data ke 17, 37, 97, 57 dan 77 maka diperoleh model yang bebas dari
gangguan heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Heteroskedastisitas setelah Outlier
Coefficientsa
.093 .226 .412 .681
.002 .003 .076 .654 .515
.012 .006 .321 1.918 .058
-.001 .002 -.123 -.638 .525
.110 .067 .209 1.658 .101
-.001 .001 -.087 -.660 .511
(Constant)
CAR
NPL
BOPO
LN_NIM
LDR
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: ABS_RESa.
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Tampak setelah dilakukan outlier bahwa tidak terdapat variabel yang
mempunyai signifikansi di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
gangguan heteroskedastisitas pada model penelitian dengan 95 data. Adapun plot
grafik antara ZPRED dengan SRESID memberikan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.1
Plot Grafik Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Regression Standardized Predicted Value
20-2-4-6-8
Regr
essio
n St
uden
tized
Res
idual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Pada grafik Scatterplot dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar duatas dab dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.
Hal ini menunjukkan bahwa data pada bank go public tidak terjadi
heteroskedasitas.
4.2.2 Uji Normalitas
Uji statistik dapat dilakukan dengan uji non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas residual data (Ghozali, 2006)
Tabel 4.4
One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
95
.0000000
.22646370
.060
.060
-.056
.589
.879
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan data telah terdistribusi normal.
Hal ini terlihat dari signifikansi sebesar 0, 879 yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini
juga didukung dengan melihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
pada grafik Normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari residunya serta
grafik histogram.
Gambar 4.2
Gambar Normal Probability P-Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ect
ed
Cu
m P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Pada grafik normal probability plot diatas terlihat bahwa titik-titik
menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah
terdistribusi secara normal sehingga model regresi dapat digunakan dan
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.3
Grafik Histogram
Regression Standardized Residual
2.502.00
1.501.00
.500.00
-.50-1.00
-1.50-2.00
-2.50
Histogram
Dependent Variable: ROA
Fre
qu
en
cy
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = .97
Mean = 0.00
N = 95.00
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Melihat tampilan grafik histogram tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa grafik menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris, tidak
menceng (skewness) ke kanan atau ke kiri.
4.2.3 Uji Multikolinieritas
Tabel 4.5
Hasil uji Multikolinearitas
Coefficientsa
10.202 .374 27.245 .000
.016 .005 .058 3.139 .002 .735 1.361
-.025 .010 -.064 -2.410 .018 .354 2.825
-.105 .004 -.923 -29.908 .000 .266 3.758
-.012 .110 -.002 -.110 .913 .622 1.608
.004 .002 .044 2.079 .040 .575 1.741
(Constant)
CAR
NPL
BOPO
LN_NIM
LDR
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: ROAa.
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS 11.5
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika
mempunyai nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 (Ghozali, 2006).
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai
Tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian model regresi
dalam penelitian ini terbukti bebas dari gejala multikolinieritas.