Page 1
1
ANALISIS PENGARUH CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, DAN SENSITIVITY TO MARKET RISK
TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERBANKAN
( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005 - 2008 )
Valentina Erista Ika. D.
Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si
ABSTRACT
This research aims to examine the influence CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Earning Asset Quality), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Operasional Expenses to Operational Revenue Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio) and Sensitivity to Market Risk with banking profitability.
The population in this research is foreign exchange national private bank in Indonesia period of year 2005-2008. Amount sampel used is the 20 foreign exchange national private bank in Indonesia. Sampel research taken purposive sampling with selected criterion that is company of included in banking of foreign exchange national private bank and still stand up during period of perception and also bank publicize its financial statement in media period of year 2005-2008. The analysis method used in this research with analysis regresi doubled, hypothesis test that is determinant coefficient, test F, and test T.
The result of this research indicates that KAP, NIM, LDR and BOPO variable had significant influence to banking profitability. CAR and Sensitivity to Market Risk variable had not significant influence to banking profitability.
Key Words: CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, Sensitivity to Market Risk, ROA
Page 2
2
1. PENDAHULUAN
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat
profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank
untuk menghasilkan /memperoleh laba secara efektif dan efisien.
Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan.
Tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA bertujuan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya
untuk menghasilkan income. Apabila ROA meningkat berarti profitabilitas
perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan
profitabilitas (Suad Husnan, 1998).
Berikut adalah tabel mengenai perkembangan rasio-rasio keuangan
Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahun 2005-2008 :
Tabel 1.1 Perkembangan rasio-rasio keuangan
Bank Umum Swasta Nasional Devisa (%) Tahun 2005-2008
Rasio (%) 2005 2006 2007 2008
ROA 1.60 1.13 0.97 1.23
CAR 34.05 36.64 29.52 28.93
KAP 2.42 3.09 2.93 2.26
NIM 5.37 4.96 5.12 4.84
BOPO 86.54 93.20 90.15 94.48
LDR 70.28 67.13 70.11 78.00
Sensitivitas 22.08 24.99 28.69 30.90
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI ( diolah )
Page 3
3
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ROA Bank Umum
Swasta Nasional Devisa pada tahun 2005 – 2008 mengalami fluktuasi
pada tiap tahunnya. (Info Bank, 2007). Berbagai penelitian mengenai
pengaruh rasio CAMELS terhadap tingkat profitabilitas telah banyak
dilakukan, diantaranya Dimaelita dan Yasin (2006), Mintarti (2007),
Respati dan Yandono (2007), Nu’man (2009), Erna (2010). Secara umum,
kelima penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa rasio CAMELS
berpengaruh terhadap profitabilitas, namun ada beberapa variabel yang
tidak konsisten hasilnya.
Dalam hal ini terjadi suatu kesenjangan gap (research gap) antara
teori yang selama ini dianggap benar dan selalu diterapkan pada industri
perbankan dengan kondisi empiris bisnis perbankan. Apabila hal – hal di
atas dibiarkan terjadi maka dikhawatirkan akan mempengaruhi
profitabilitas perbankan di tahun mendatang. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor – faktor yang menyebabkan fluktuasi profitabilitas
perbankan (ROA) agar dapat segera diatasi, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian ini
mengambil judul “ANALISIS PENGARUH CAR, KAP, NIM, BOPO,
LDR, dan SENSITIVITY TO MARKET RISK TERHADAP TINGKAT
PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi kasus pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia 2005-2008)”
Page 4
4
2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya (Kasmir,
2004). Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) adalah bank yang berbadan
hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh
warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Dilihat dari
lingkup usahanya BUSN ada dua, bank devisa dan bank non devisa.“Bank
devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan
usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, antara lain menerima
simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa – jasa
keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit,
travelers check.
Untuk menilai kinerja perbankan digunakan aspek-aspek dalam
menilai tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan
Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis
CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) yang
diperbarui Peraturan Bank Indonesia N0. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April
2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank.
Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank
digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management,
Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk).
Page 5
5
Pengaruh CAR terhadap ROA
CAR merupakan penilaian terhadap aspek permodalan suatu bank untuk
mengetahui kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara
efisien. Berdasarkan penelitian semakin tinggi rasio CAR maka semakin besar
kemampuan bank dalam menggunakan modalnya untuk membiayai aktiva bank
yang mengandung risiko, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. CAR
mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi CAR berarti semakin
tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah biaya dana
yang dikeluarkan oleh bank. Semakin rendah biaya dana maka semakin
meningkatkan perubahan laba bank (Muljono 1999 dalam Erna 2010).
Pengaruh KAP terhadap ROA
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh pada tingkat profitabilitas
karena penanaman dana yang dilakukan oleh bank adalah pada aktiva produktif,
sehingga KAP harus dipertahankan dalam keadaan lancar. Semakin baik kualitas
aktiva produktif suatu bank maka semakin kecil kredit bermasalah pada bank
tersebut, dan kecilnya kredit bermasalah pada suatu bank maka tingkat
profitabilitasnya semakin baik (Dimaelita, 2007).
Pengaruh NIM terhadap ROA
NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Rasio NIM yang semakin besar menunjukkan indikasi
meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank.
Peningkatan pendapatan bunga tersebut dapat meningkatkan laba yang dihasilkan
oleh perusahaan, sehingga menjadi indikator peningkatan kinerja perusahaan
tersebut. Semakin besar NIM semakin besar pula profitabilitas bank sehingga
NIM berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Page 6
6
Pengaruh BOPO terhadap ROA
BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional) digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO menunjukkan rasio efisiensi
perusahaan, karena semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank.
Semakin kecil angka rasio BOPO, maka kondisi bermasalah di bank semakin
kecil. Jika kondisi bermasalah di bank semakin kecil maka kemungkinan kondisi
bank semakin baik. Kondisi bank yang semakin baik akan menyebabkan kinerja
perusahaan juga mengalami peningkatan.
Pengaruh LDR terhadap ROA
LDR (Loan to Deposit Ratio) mengukur kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana
dengan kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. LDR tersebut
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003). Dengan kata lain, seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban untuk
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang
telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin tinggi juga kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut
maka kinerja perusahaan semakin meningkat.
Pengaruh Sensitivity to Market Risk terhadap ROA
Rasio sensitivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modal
untuk mengantisipasi resiko pasar. Jika sensitivitas tinggi maka modal untuk
membayar resiko pasar semakin besar juga, sehingga tingkat profitabilitas juga
meningkat (SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
Page 7
7
3. METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan variabel dependent Return On Asset
(ROA) sebagai pengukur profitabilitas perbankan. Sedangkan variabel
yang diduga sebagai sebab di variabel independen dalam penelitian ini
yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), KAP (Kualitas Aktiva Produktif),
NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan Sensitivity to
Market Risk.
3.1.1 Return on Assets (ROA)
ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total
aktiva bank. Menurut Bank Indonesia, perhitungan ROA sebagai berikut :
ROA=
a. Capital Adequacy Ratio ( CAR )
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
di luar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai (SE BI Nomor 12/ 11
/DPNP tanggal 31 Maret 2010):
b. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Kualitas Aktiva Produktif dinilai dengan menggunakan rasio
perbandingan antara jumlah aktiva yang diklasifikasikan dengan total
Page 8
8
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004):
c. Net Interest Margin (NIM)
NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Rasio NIM diperoleh dari
perbandingan antara pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan rata-
rata aktiva produktif. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI
Nomor 12/ 11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban
bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional
lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE Bank Indonesia No. 3/3
DPNP tanggal 14 Desember 2001):
e. Loan Deposit to Ratio (LDR)
LDR (Loan Deposit to Ratio) digunakan untuk menilai likuiditas suatu
bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank
Page 9
9
terhadap dana pihak ketiga. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank
dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para
debiturnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/
11 /DPNP tanggal 31 Maret 2010):
f. Sensitivity to Market Risk
Berdasarkan SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 kecakupan
penerapan system manajemen resiko pasar dihitung berdasarkan modal
yang dialokasikan untuk mengantisipasi resiko pasar. Modal terdiri dari
total modal inti, modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan.
3.2 Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi berupa seluruh perusahaan
perbankan di Indonesia yang tergolong dalam Bank Umum Swasta Nasional
Devisa pada tahun 2005-2008.
Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian bank
untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Dalam teknik ini, sampel harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1). Bank yang tercantum termasuk dalam golongan Bank Umum Swasta
Nasional Devisa yang masih berdiri selama periode pengamatan.
2). Bank tersebut mempublikasikan laporan di Bank Indonesia selama
tahun 2005-2008.
Page 10
10
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum.
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau yang
mendekripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah
untuk dipahami (Ghozali,2001).
Uji Asumsi Klasik
1). Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode yang
digunakan adalah grafik histogram dan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2005:110).
2.Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat
dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF).
3.Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi
homokesdastisitas.
4.Uji Autokorelasi
Uji Autikorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode (t-1) dalam model regresi.
Page 11
11
Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam menganalisis
data. Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan
bank.
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi melalui uji
statistik t dan uji statistik F. Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial atau simultan
serta untuk mengetahui persentase dominasi variabel independen terhadap
variabel dependen.
1). Uji statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
2). Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005:84).
Page 12
12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 80 10.93 95.80 32.2825 16.63564
KAP 80 .09 19.41 2.6768 3.29106
NIM 80 -9.99 10.67 5.0712 2.63525
BOPO 80 50.63 253.73 91.0925 26.54625
LDR 80 40.30 110.90 71.3801 16.36744
S 80 .38 218.93 26.6649 46.45271
ROA 80 -10.49 7.51 1.2332 2.42252
Valid N (listwise) 80
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa N atau jumlah observasi dalam
penelitian sebanyak 80 perusahaan perbankan. Dari 80 observasi terhadap
sampel dapat diketahui bahwa nilai terkecil dari variabel Capital Adequacy
Ratio (CAR) adalah sebesar 10,93 dan nilai terbesarnya 95,80.
Pada variabel KAP (Kualitas Aktiva Produktif), nilai minimum
sebesar 0,09 dan nilai maksimum 19,41. Hal ini menunjukkan bahwa dari
80 sampel penelitian, nilai KAP terkecil adalah 0,09 % sedangkan KAP
terbesar 19,41 %.
Pada variabel NIM (Net Interest Margin), nilai minimum sebesar -
9,99 dan nilai maksimum 10,67. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80
sampel penelitian, nilai NIM terkecil adalah -9,99 % sedangkan NIM
terbesar 10,67 %.
Page 13
13
Pada variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional), nilai minimum sebesar 50,63 dan nilai maksimum 253,73.
Hal ini menunjukkan bahwa dari 80 sampel penelitian, nilai BOPO terkecil
adalah 50,63 % sedangkan BOPO terbesar 253,73 %.
Pada variabel LDR (Loan Deposit to Ratio), nilai minimum sebesar
40,30 dan nilai maksimum 110,90. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80
sampel penelitian, nilai LDR terkecil adalah 40,30 % sedangkan LDR
terbesar 110,90 %.
Pada variabel S (Sensitivity to Market Risk), nilai minimum sebesar
0,38 dan nilai maksimum 218,93. Hal ini menunjukkan bahwa dari 80
sampel penelitian, nilai Sensitivity terkecil adalah 0,38 % sedangkan
Sensitivity terbesar 218,93 %.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel tersebut
layak untuk dijadikan bahan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik ini meliputi:
4.2.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006), uji normalitas memilki tujuan untuk
menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.
Grafik Normalitas Data
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Page 14
14
Grafik Normal P-Plot
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Gambar 4.1 (Histogram) dapat memberikan penjelasan pada kita bahwa
pola distribusi tersebut tidak melenceng ke kanan atau ke kiri sehingga dapat
dikatakan bahwa residual data tersebut terdistribusi secara normal. Gambar 4.2
(Normal Plot) juga memperkuat bukti bahwa residual data tersebut terdistribusi
secara normal ini terbukti dengan penyebaran titik-titik tersebut masih berada di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Page 15
15
1 (Constant) 6.658 1.671 3.984 .000
CAR -.005 .009 -.035 -.582 .562 .746 1.341
KAP -.182 .057 -.247 -3.170 .002 .438 2.284
NIM .004 .146 .004 .028 .978 .106 9.439
BOPO -.062 .015 -.683 -4.148 .000 .098 10.212
LDR .011 .010 .075 1.070 .288 .534 1.872
S .003 .003 .061 1.050 .297 .787 1.271
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Hasil uji Multikolinearitas yang terdapat pada tabel 4.4 menunjukkan
bahwa terdapat variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0,10 yaitu variabel BOPO. Variabel BOPO memiliki nilai tolerance 0,098. Hal ini
berarti bahwa terdapat korelsi antar variabel independen yang nilainya lebih besar
dari 95 %. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan
bahwa terdapat variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Variabel
tersebut adalah variabel BOPO dengan nilai VIF sebesar 10,212. Dikarenakan
dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang mempunyai tolerance kurang dari
sama dengan 0,10 dan nilai VIF lebih dari sama dengan 10, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat masalah multikolinearitas. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengobati masalah multikolinearitas adalah dengan melakukan
transformasi variabel.
Uji Multikolinearitas (Setelah pengobatan)
Coefficientsa
Page 16
16
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 51.774 4.711 10.991 .000
CAR .007 .006 .049 1.188 .239 .739 1.353
KAP -.155 .038 -.210 -4.022 .000 .453 2.208
NIM -.222 .083 -.241 -2.658 .010 .151 6.643
LDR .014 .007 .091 2.036 .045 .614 1.628
S .000 .002 -.018 -.460 .647 .785 1.275
LnBOPO -11.191 1.020 -1.033 -10.969 .000 .140 7.166
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam model regresi
linear ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1.
Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .954a .910 .902 .75781 2.108
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S
Page 17
17
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .954a .910 .902 .75781 2.108
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Dari tabel 4.6 yang berisi hasil Uji Durbin Watson, kita melihat bahwa
variabel tersebut memiliki angka Durbin-Watson sebesar 2,108. Penelitian ini
menggunakan data sebanyak 80, 6 variabel independent, serta tingkat keyakinan
95%. Jika kita melihat tabel Durbin Watson, diperoleh dl = 1,453 dan du = 1,831,
sehingga 4-du = 2,169. Karena nilai Durbin Watson (2,108) terletak diantara du
(1,831) dan 4-du (2,169) maka hal ini pada model regresi tidak terdapat
autokorelasi positif atau negatif sehingga model layak digunakan (Ghozali,2006).
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedasitas berguna untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan
variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Grafik Scatterplot
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Page 18
18
Uji Park
Dengan melihat gambar 4.3, kita dapat mengetahui bahwa titik-titik scatterplot
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah sumbu Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.3 Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini masing-masing pengujian hipotesis dilakukan dengan
analisisregresi berganda (Multiple Regression). Pengujian analisis berganda
dengan melihat goodness of fit meliputi uji koefisien determinasi dan uji
signifikasi parameter individual (Uji statistik t).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -7.461 15.445 -.483 .630
CAR -.035 .020 -.226 -1.786 .078
KAP .279 .126 .357 2.214 .030
NIM .144 .273 .147 .525 .601
BOPO 1.115 3.345 .097 .333 .740
LDR -.011 .022 -.068 -.487 .628
S .006 .007 .116 .947 .347
a. Dependent Variable: park
Page 19
19
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Sudarmanto (2005), ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui melalui
besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R-Square).
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .954a .910 .902 .75781 2.108
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S
b. Dependent Variable: ROA
Hasil output SPSS pada tabel 4.8 terlihat bahwa R Square (R2) sebesar 0,910 dan nilai adjusted R Square sebesar 0,902. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP (Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan Sensitivity to Market Risk. sebesar 91 %. Sedangkan sisanya ( 100 % - 91 % = 9 % ) dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 421.695 6 70.283 122.383 .000a
Residual 41.923 73 .574
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Page 20
20
Total 463.618 79
a. Predictors: (Constant), CAR, KAP, NIM, BOPO, LDR, S
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Berdasarkan tabel 4.9 uji F diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,00 dan
jauh lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel CAR (Capital Adequacy Ratio),
LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin), KAP (Kualitas Aktiva
Produktif), Sensitivity to Market Risk dan BOPO (Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
4.2.3.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ( T-test )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-
masing variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dalam
penelitian ini digunakan untuk meneliti lebih lanjut manakah diantara 7 variabel
independen yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas .
Tabel 4.10
Uji Signifikasi Parameter Individual (T-test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Page 21
21
1 (Constant) 51.774 4.711 10.991 .000
CAR .007 .006 .049 1.188 .239 .739 1.353
KAP -.155 .038 -.210 -4.022 .000 .453 2.208
NIM -.222 .083 -.241 -2.658 .010 .151 6.643
LDR .014 .007 .091 2.036 .045 .614 1.628
S .000 .002 -.018 -.460 .647 .785 1.275
BOPO -11.191 1.020 -1.033 -10.969 .000 .140 7.166
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil penelitian ini, dari enam variabel independen yang
dimasukkan dalam model dengan tingkat signifikasi 5 % dapat dilihat bahwa
terdapat empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat
profitabilitas yaitu Kualitas Aktiva Produktif (KAP), NIM (Net Interest Margin),
LDR (Loan Deposit to Ratio) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 nilai signifikasi untuk
variabel NIM sebesar 0,010, LDR sebesar 0,045 dan variabel KAP serta BOPO
sebesar 0,00.
Sedangkan variabel lain yang memiliki nilai signifikasi melebihi 5 % yaitu
CAR (Capital Adequacy Ratio), dan Sensitivity to Market Risk . Dari hasil output
SPSS terlihat bahwa nilai signifikasi variabel CAR adalah sebesar 0,239 dan
variabel Sensitivity sebesar 0,647. Ini berarti bahwa variabel KAP, NIM, LDR dan
BOPO memiliki daya pengaruh yang besar terhadap ROA sedangkan CAR dan S
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
Sumber : Data SPSS, diolah, 2011
Page 22
22
4.3 Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat variabel BOPO dan
hipotesis kelima variabel LDR diterima dan berpengaruh terhadap profitabilitas
perbankan. Pengujian hipotesis kedua (KAP) dan ketiga (NIM) menunjukkan
hasil yang signifikan namun memiliki arah koefisien yang berlawanan dengan
hipotesis tersebut , sehingga H2 dan H3 ditolak. Pengujian H1, H2, H3 dan H6
menunjukkan hasil yang tidak signifikan sehingga hipotesis-hipotesis tersebut
tidak dapat diterima.
4.3.1 Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh
signifikan antara CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap tingkat profitabilitas.
Koefisien yang positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian
ketika nilai CAR (Capital Adequacy Ratio) mengalami kenaikan, diikuti dengan
nilai profitabilitas yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu H1 “Ada pengaruh
yang positif antara CAR terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak.
CAR diperoleh dari perbandingan antara total modal dibagi dengan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Resiko). Penurunan CAR bisa disebabkan oleh
penurunan modal disertai kenaikan terhadap AMTR. Peningkatan ATMR bisa
terjadi karena semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank. Semakin besar
kredit yang disalurkan oleh bank maka semakin besar pula ATMR bank yang
bersangkutan sehingga CAR akan turun. Peningkatan CAR bisa disebabkan
karena terjadi peningkatan modal sendiri. Karena terjadi peningkatan modal
sendiri maka biaya dana akan menurun sehingga profitabilitas justru akan
meningkat. Jadi, peningkatan nilai CAR disertai kenaikan profitabilitas bisa saja
terjadi jika terjadi peningkatan modal sendiri yang dimiliki oleh bank. Namun dari
hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa CAR (capital Adequacy Ratio) tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
Page 23
23
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Respati(2007) dan Erna (2010), dimana CAR tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mintarti (2007) dan Dimaelita (2007). Semakin tinggi rasio CAR maka semakin
besar kemampuan bank dalam menggunakan modalnya untuk membiayai aktiva
bank yang mengandung resiko, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi CAR maka
semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah
biaya dana yang dikeluarkan oleh bank.
4.3.2 Pengaruh KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan
antara KAP (Kualitas Aktiva Produktif) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien
yang negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai
KAP (Kualitas Aktiva Produktif) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai
profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H2 “Ada pengaruh
yang positif antara KAP terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak.
KAP (Kualitas Aktiva Produktif) diperoleh dari aktiva produktif
bermasalah dibagi total aktiva produktif. Aktiva produktif bermasalah merupakan
aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Aktiva
produktif itu sendiri dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP). Semakin kecil
KAP menunjukkan semakin efektif kinerja bank untuk menekan APYD serta
memperbesar total aktiva produktif yang akan menambah pendapatan dan
profitabilitas perbankan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Syahunan (2002) yang
menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap
Page 24
24
profitabilitas. Berbeda dengan penelitian Nu’man (2009) dan Erna (2010) yang
menunjukkan KAP tidak signifikan terhadap profitabilitas.
4.3.3 Pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel NIM (Net Interest Margin) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan
antara NIM (Net Interest Margin) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang
negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai NIM
(Net Interest Margin) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas yang
mengalami penurunan. Oleh karena itu H3 “Ada pengaruh yang positif antara
NIM terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa di Indonesia” ditolak.
NIM diperoleh dengan membandingkan pendapatan bunga bersih dengan
rata-rata aktiva produktif bank. Peningkatan NIM disebabkan oleh peningkatan
pendapatan bunga bersih tetapi tidak diikuti peningkatan aktiva produktif.
Penurunan NIM disebabkan karena peningkatan rata-rata aktiva produktif yang
tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan bunga. Misalnya saja, peningkatan
aktiva produktif berupa peningkatan kredit yang diberikan namun terdapat banyak
masalah kredit macet, dengan demikian tidak terjadi peningkatan pendapatan
bunga. Sehingga, walaupun NIM meningkat tetapi pendapatan bunga yang
diperoleh kecil maka tidak terjadi peningkatan terhadap laba perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna
(2010) dan Nu’man (2009) yang menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Prasetyo (2006) dan Harianto (2007) yang menyatakan
bahwa NIM berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perbankan.
Page 25
25
4.3.4 Pengaruh BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional) terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional) terhadap tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien
negatif dan ada pengaruh signifikan antara BOPO (Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang negatif
menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai BOPO
(Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) mengalami kenaikan,
diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H4
“Ada pengaruh yang negatif antara BOPO terhadap tingkat profitabilitas
perbankan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” diterima.
BOPO diperoleh dengan membandingkan biaya operasional dengan pendapatan
operasional. Peningkatan BOPO dapat disebabkan karena terjadi peningkatan
biaya operasional yang tidak diikuti peningkatan pendapatan operasional.
Peningkatan BOPO mengindikasikan bahwa semakin tidak efisien. Semakin besar
biaya opeasional yang dikeluarkan melebihi pendapatan operasionalnya, maka
mengakibatkan laba menurun.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo
(2006) dan Harianto (2007) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda dengan hasil penelitian Erna (2010)
dan Nu’man (2009) menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas perbankan.
4.3.5 Pengaruh LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap
tingkat profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan ada pengaruh signifikan
antara LDR (Loan Deposit to Ratio) terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien
yang positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai
LDR (Loan Deposit to Ratio) mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai
Page 26
26
profitabilitas yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu H5 “Ada pengaruh yang
positif antara LDR terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia” diterima.
LDR diperoleh dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan
dengan dana pihak ketiga. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori Dendawijaya
(2003) yang menyatakan bahwa LDR tersebut menyatakan seberapa jauh bank
mampu membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Peningkatan
LDR dapat disebabkan karena peningkatan jumlah kredit yang diberikan.
Ditemukan bahwa perhitungan LDR yang dilakukan perbankan saat ini telah
terjadi setelah unsur kredit bermasalah dan kredit macet tidak dimasukkan dalam
penghitungan LDR. Dengan demikian, apabila kredit yang diberikan semakin
besar maka pendapatan bunga kredit jg akan meningkat dan akibatnya akan
meningkatkan laba perusahaan yang bersangkutan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna
(2010) dan Nu’man (2009) yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh terhadap
profitabilitas. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2007)
dan Dewi (2007) yang menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan.
4.3.6 Pengaruh Sensitivity to Market Risk terhadap ROA
Hasil pengujian antara variabel Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat
profitabilitas menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh signifikan
antara Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat profitabilitas. Koefisien yang
positif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai
Sensitivity to Market Risk mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai profitabilitas
yang mengalami penurunan. Oleh karena itu H6 “Ada pengaruh yang positif
antara Sensitivity to Market Risk terhadap tingkat profitabilitas perbankan pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia” ditolak.
Page 27
27
5.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini meneliti pengaruh rasio CAMELS terhadap kinerja perbankan
yang diukur dengan tingkat profitabilitas. Jumlah sampel yang dipergunakan
adalah 20 Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia dari 35 populasi.
Data yang dipakai dari tahun 2005 sampai dengan 2008. Penelitian ini menguji
tujuh variabel yang termasuk dalam rasio-rasio perbankan. Rasio-rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), KAP
(Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional), LDR (Loan Deposit to Ratio), dan
Sensitivity to Market Risk dan diuji dengan menggunakan analisis regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel KAP, NIM, LDR dan
BOPO berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perbankan.
5.2 Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan sehingga
jumlah sampel penelitian juga lebih banyak sehingga dapat meningkatkan
distribusi data yang lebih baik.
2. Pemilihan sampel sebaiknya tidak hanya terbatas pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa saja, melainkan dapat menggunakan seluruh perusahaan
perbankan di Indonesia.
3. Perlu dilakukan kajian ulang bagi penelitian yang lain karena dari 6
hipotesis hanya 2 hipotesis yang diterima, juga hanya 4 variabel yang
signifikan sedangkan 2 variabel lain tidak signifikan.
4. Bank Umum Swasta Nasional Devisa perlu mewaspadai Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional karena dari penelitian ini variabel
tersebut tidak terdistribusi normal.
Page 28
28
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny. 2005. “Analisis Rasio Camel
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan perioda
2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7, No. 2, ISSN 1411 –
0288
Aryani, Lely. 2007. “Evaluasi pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan”.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar.
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 1 Tahun 2007
Bank Indonesia. 2005. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id
Bank Indonesia. 2006. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id
Bank Indonesia. 2007. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id
Bank Indonesia. 2008. Laporan Keuangan Tahunan. www.bi.go.id
Booklet Perbankan Indonesia. 2009. www.bi.go.id
Dendawijaya, Lukman Drs.2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia:
Jakarta.
Erna, Lilis. 2010. “Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan
Kualitas Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum
diIndonesia”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro. www.google.com
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
3. Badan Penerbit Undip: Semarang.
Hapsari, Nesti. 2008. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan
Laba Masa Mendatang pada Perusahaan Sektor Perbankan yang terdaftar
Page 29
29
di Bursa Efek Jakarta”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains
Akuntansi Universitas Diponegoro. www.google.com
Husnan, Suad. 1998 . Manajemen Keuangan dan Teori Penerapan. Buku Dua.
BPFE : Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pujiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga. UPPAMP YKPN: Yogyakarta.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2008.www.idx.com
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Rajawali Grafindo Persada: Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi Vol.14 no.1,
Juli: 83-84.
Mintarti, Sri. 2007. Implikasi Proses Take-Over Bank Swasta Nasional Go Public
Terhadap Tingkat Kesehatan dan Kinerja Bank. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol.13 no.2, Mei 2009 : 346-358.
Nugraheni, Fitri dan Dody Hapsoro. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL,
Tingkat Inflasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Wahana Vol.10 no.2,
Agustus 2007.
Nu’man, 2009. “Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan EOQ
terhadap perubahan laba (studi empiris pada bank Umum di Indonesia
periode laporan keuangan tahun 2004-2007)”. Tesis MM UNDIP
______Peraturan Bank Indonesia. 2004. Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank. N0. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004. www.bi.go.id
Page 30
30
Respati, Harianto dan Prayudo Eri Yandono. Tinjauan Tentang Variabel-variabel
CAMEL terhadap Laba Usaha pada Bank Umum Swasta Nasional. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol 12 No.2. Mei 2008 : 283-295.
Prasetyo, Wahyu. 2006. “Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Kinerja Keuangan
pada Bank”. www.openpdf.com. 2008042904011401312002
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan. Edisi Keempat,
BPFE UGM: Yogyakarta.
Siagian, Febriyanti Dimaelita dan Wahidin Yasin.2007.Pengaruh NPL, Tingkat
Kecukupan Modal, Tingkat Likuiditas dan Kualitas Aktiva Produktif
terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun
2006-2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara.
Siamat, Dahlan. 2000. Manajemen Bank Umum. Balai Pustaka: Jakarta.
Susilo, Tri, Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso. 2000. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Salemba Empat : Jakarta.
Rahman, Teddy.2009.” Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL
terhadap Perubahan Laba”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains
Akuntansi Universitas Diponegoro. www.google.com
Usman, B.. 2003. ”Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba
pada Bank-Bank di Indonesia”. Media Riset Bisnis & Manajemen. Vol 3,
No.1, April. Hal 59-74.