ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN (Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012) Disusun oleh: MUHAMMAD DOLI GIRANTAMA (107081003536) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
100
Embed
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) RETURN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28245/1/MUHA… · (ldr) dan. non performing loan (npl) terhadap tingkat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)
DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT
SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN
(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)
Disusun oleh:
MUHAMMAD DOLI GIRANTAMA
(107081003536)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),
RETURN ON ASSET (ROA), LOAN DEPOSIT RATIO (LDR)
DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP TINGKAT
SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA TIGA BULAN
(Studi Kasus Pada Bank Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Doli Girantama
(107081003536)
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT SE, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si
Nidn. 04221 259 02 NIP. 1973 1221 2005 01 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, tanggal 10 Juni 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Doli Girantama
2. NIM : 107081003536
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank
Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juni 2014
1. Ali Rama, SE., M.Sc ( )
Nidn. 2028068401 Ketua
2. Muniaty Aisyah, Dr. Ir. MM ( _______________________ )
NIP. 19780307 201101 2 003 Sekertaris
3. Amalia, SE., M.S.M ( )
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, tanggal 2 Desember 2014 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa :
1. Nama : Muhammad Doli Girantama
2. NIM : 107081003536
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
on Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Suku Bunga
Deposito Berjangka Tiga Bulan (Studi Kasus Pada Bank
Persero Di Indonesia Tahun 2004 - 2012).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Desember 2014
1. Yulianti, SE,. M.Si ( )
NIP.19820318 201101 2 001 Ketua
2. Dr. Muniaty Aisyah, MM ( )
NIP.19780307 201101 2 003 Sekretaris
3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( )
NIDN. 03251 168 03 Penguji Ahli
4. Dr. Herni Ali HT SE, MM ( )
NIDN. 04221 259 02 Pembimbing I
5. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )
NIP. 19731221 2005 01 2 002 Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Doli Girantama
No. Iduk Mahasiswa : 107081003536
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 November 2014
Yang Menyatakan,
(Muhammad Doli Girantama)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi:
Nama : Muhammad Doli Girantama
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 9 Mei 1990
Alamat : Jl. H. Mandor Salim No.29-A RT 005/02 Kel.
yang membeli obligasi tersebut. Rumah tangga atau perusahaan yang telah
meminjam dari sebuah bank harus membayar bunga atau pinjaman tersebut
kepada bank (Case dan Fair, 2004:153).
Berdasarkan para ahli suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu
(Gilarso, 2003:221):
a. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di pasar. Tetapi
dalam keadaan inflasi, tingkat bunga nominal belum mencerminkan
besarnya bunga yang sebenarnya.
b. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju
inflasi
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga
(Kasmir, 2012:37):
a. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut
cepat terpenuhidengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan
bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga
pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara
permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.
b. Target Laba yang Diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga ikut
besar dan demikian juga sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing
target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
20
c. Kualitas Jaminan
Semakain likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
d. Kebijaksanaan Pemerintah
Ada batasan maksimal dan batasan minimal untuk suku bunga
yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.
e. Jangka Waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin
tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di
masa mendatang.
f. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan suku bunga yang akan dibebankan. Karena sebuah
perusahaan bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang
relatif kecil dan begitupun sebaliknya.
g. Produk yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
Untuk produk yang kompetitif bunga kredit yang diberikan relatif rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
h. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama
(primer) nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada
keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
21
i. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, maka bank
harus memperhatikan pesaing dalam memperubutkan dana simpanan.
3. Simpanan Deposito Berjangka
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Kasmir, 2012:65).
Di sisi bank, sumber dana deposito berjangka ini digolongkan sebagai dana
mahal dibandingkan dana lainnya, namun keuntungannya yaitu penyediaan
likuiditas untuk kebutuhan penarikan dana ini hamper dapat diprediksi
secara akurat (Siamat, 2005:301).
Berikut ini jenis-jenis simpanan deposito yang ditawarkan oleh bank
sebagai berikut (Kasmir, 2012:67):
a. Deposito berjangka, merupakan deposito yang dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya
berjangka waktu 1, 2, 3, 6, 12, sampai dengan 24 bulan. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama baik seseorang atau lembaga si pemilik
deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat
dilakuakan setiap bulan atau setelah jatuh tempo atau setelah jangka
waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun
pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah
bunga yang diterimanya.
22
b. Sertifikat deposito, adalah jenis deposito berjangka yang dapat di
pindahtangankan (diperjualbelikan) dalam bentuk sertifikat dan memiliki
jangka waktu yang sama yaitu 1, 2, 3, 6 , 12, dan 24 bulan. Perpindahan
kepemilikan tersebut dimungkinkan karena deposito ini diterbitkan atas
unjuk bukan atas nama seperti dalam deposito berjangka pada umumnya.
Pencairan bunga deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun
non-tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian
peneerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai
nominal dan biasnya dalam jumlah bulat sehingga nasabah dapat
membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang
diinginkan.
c. Deposito on call (DOC) merupakan deposito yang digunakan untuk
deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar atau deposito harian
yang pengambilannya berdasarkan pemberitahuan terlebih dahulu oleh
nasabah yang bersangkutan dengan perjanjian tenggang pengambilan
yang telah disepakati bersama. Penerbitan deposito on call memiliki
jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.
Deposito on call diterbitkan atas nama.
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio kecukupan modal dengan menunjukkan
kemampuan bank saat mempertahankan modal yang mencukupi serta
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi serta mengontrol risiko-risiko mungkin timbul karena pengaruh
23
dari kinerja suatu bank pada saat menghasilkan suatu keuntungan dan
menjaga besarnya modal yang dimiliki perusahaan perbankan (Wulandari
dan Sudjarni, 2013:5).
Menurut Riyadi (2006:145) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank
dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR memperlihatkan
kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan
indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya
sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana
modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR
terlalu kecil (lebih rendah dari standar BI) maka bank tersebut termasuk ke
dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu
besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur (idle fund). Secara
matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2006:149):
5. Return on Asset (ROA)
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar,
2010:115).
24
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan
perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali
investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan. ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah
pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang
dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan
dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk
menghasilkan laba (Hakim, 2006:19). ROA (return on asset); Rasio ini
sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil pengembalian
investasi atau lebih di kenal dengan nama return on investasi atau return on
total asset merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal
sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari
seluruh perusahaan (Kasmir, 2008:201).
Salah satu rasio profitabilitas yaitu return on asset, return on asset
merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja
25
perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan (Tjiptono dan
Fakhruddin, 2006:200). Return on asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim
(2004:83) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
mendanai asset tersebut.
Mishkin (2007:232) menyatakan bahwa, because owners of a bank
must know whether their bank is being managed well, they need good
measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is
return on assets (ROA).
ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam
kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan
laba (Hakim, 2006:19).
Menurut Riyadi (2006:137) “Return on Assets (ROA) adalah rasio
profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak)
dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan
asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Adapun rumus dari
return on asset adalah sebagai berikut:
26
6. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara total
kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun
oleh Bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,
termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut:
a. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat.
b. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan,
tidak termasuk pinjaman subordinasi.
c. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari
tiga bulan.
d. Surat berharga yang ditebitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih
dari tiga bulan.
e. Modal pinjaman.
f. Modal inti.
Berdasarkan rumus di atas, yang dimaksud jumlah kredit yaitu kredit
yang diberikan bank yang sudah ditarik atau direalisasi. Sedangkan dana
pihak ketiga meliputi simpanan masyarakat yang berupa giro, tabungan, dan
berbagai jenis deposito, KLBI yang diberikan Bank Indonesia kepada bank
yang bersangkutan, serta modal inti dari bank yang bersangkutan.
27
Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan
untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini
merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian
praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank
adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%
(Dendawijaya, 2006:118).
Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kondisi likuiditas
bank. Bank Indonesia member nilai nol (0) bagi bank yang memiliki rasio
sebesar 115% atau lebih berdasarkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan
bank untuk faktor likuiditas (Siamat, 2005:344). Maka dapat disimpulkan
bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan.
7. Non Performing Loan (NPL)
Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut
Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau karena faktor
eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di atas dapat katakan
bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil
pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Menurut Siamat (2005:361) persyaratan yang ketat dalam kebijakan
kredit akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun
28
tidak akan menghilangkan timbulnya masalah-masalah seperti terjadinya
default atau penunggakan pembayaran.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal
14 Desember 2001 besarnya NPL dihitung sebagai berikut :
Penggolongan kredit atau kolektibilitas kredit berdasarkan kategori
tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kembali (angsuran) oleh
debitur. Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.
31/147/Kep/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva
produktif pasal 6 ayat, membagi tingkat kolektibilitas menjadi :
a. Kredit lancar.
Kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya segala
kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok) diselesaikan oleh nasabah
secara baik.
b. Kredit dalam perhatian khusus.
Kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai
menunggak.
c. Kredit tidak lancar.
Kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran
bunga atau utang pokoknya tidak baik. Usaha-usaha approach telah
dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.
29
d. Kredit diragukan.
Kredit yang telah tidak lancar dan telah jatuh temponya belum dapat juga
diselesaikan oleh debitur yang bersangkutan.
e. Kredit macet.
Sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali
kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit
tersebut dikategorikan kedalam kredit macet.
Menurut Mabruroh dalam Artwienda (2009:22) NPL berpengaruh
negatif terhadap perubahan laba. Semakin tinggi NPL maka semakin
menurun perubahan laba. Hal ini sejalan dengan Dendawijaya (2006:102)
dimana adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan
aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh
pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba
bank.
8. Pengaruh Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
a. Pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal
sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di
luar bank (Dendawijaya, 2006:120). Dengan demikian CAR rasio
kecukupan modal yang merupakan faktor yang penting bagi bank dalam
rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Semakin
kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan
operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan
30
corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari
hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang
secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi (Almilia,
2006:2).
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadi (2009:5) terhadap 5
Bank Persero di Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return on Assets) dan LDR (Loan
Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas
bulan untuk kategori Bank Persero di Indonesia, dengan periode
pengamatan selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
secara triwulan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial adanya
pengaruh yang signifikan dari variabel CAR terhadap tingkat suku bunga
deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia.
b. Pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115).
Besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak
mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank.Untuk
mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return on
Asset (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
31
(BOPO). ROA adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank
dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
yang menghasilkan keuntungan BOPO adalah rasio yang menunjukkan
tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Alasan dipilihnya variabel
ROA dikarenakan analisisnya bersifat komprehensif atau menyeluruh
yaitu meliputi kegiatan penjualan, investasi, dan pengeluaran-
pengeluaran (Isna, 2012:3).
Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingginya profitabilitas.
Dengan profitabilitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan
dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan
pinjaman dengan lebih luas. Di sisi lain, kredibilitas bank juga meningkat
karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang
memiliki profitabilitas tinggi (Raharja, 2011:10).
Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Utomo (2006)
terhadap Bank Umum yang ada di Indonesia yang masih beroperasi
selama tahun 1999 hingga 2003, dapat menyimpulkan adanya pengaruh
signifikan antara ROA terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito.
Hasil ini menunjukkan setiap kali ada perubahan pada ROA maka bank-
bank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga
deposito dua belas bulannya.
c. Pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Menurut Riyadi (2006:146) LDR adalah perbandingan antara
total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat
dihimpun oleh Bank. Apabila LDR perbankan meningkat maka dapat
dikatakan bahwa bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai lembaga
32
intermediasi dengan baik karena tidak hanya mampu menghimpun dana,
tetapi bank tersebut juga mampu menyalurkan dananya lagi dalam bentuk
kredit yang diberikan.
Jika diasumsikan tingkat suku bunga deposito memiliki hubungan
yang searah dengan tingkat suku bunga kredit, maka LDR dan tingkat
suku bunga deposito akan memiliki hubungan yang negatif. Naiknya
suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara
otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat
meminjam di bank sehingga minat masyarakat untuk melakukan
pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya
naik. Keadaan ini menyebabkan menurunnya LDR pada perbankan
(Raharja, 2011:9).
d. Pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Menurut Darmawan dalam Artwienda (2009:21) NPL merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mengkover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Menurut
Siamat (2005:358) NPL dapat diartikan sebagai pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat faktor kesengajaan dan atau
karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur. Dari pengertian di
atas dapat katakan bahwa NPL mencerminkan risiko kredit, semakin
kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiranata (2008) terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada
bank umum, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan kondisi eksternal dan internal perbankan serta mengetahui
33
risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan
perbankan. Sampel penelitian adalah 130 bank umum yang beroperasi
pada bulan Maret 2003 – Desember 2007. Hasil penelitian menyatakan
bahwa NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka pada bank umum.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan acuan dalam suatu penelitian, sebagai
pembanding penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya. Adapun
penelitian terdahulu yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian
sebelumnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Metode
Analisis
Kesimpulan
Almilia dan
Utomo
(2006)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito
Berjangka
pada Bank
Umum di
Indonesia
X = CAR,
LDR, ROA,
Inflasi,
Likuiditas
perekonomian,
Pertumbuhan
ekonomi
Y = Suku
bunga deposito
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian
menyatakan
bahwa CAR,
ROA, LDR, GDP,
likuiditas
perekonomian
dan inflasi
berpengaruh
terhadap suku
bunga deposito
berjangka 3 bulan
Wiranata
(2008)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito Pada
Bank Umum
X = NPL,
LDR, CAR
dan Inflasi.
Y = Suku
Bunga
Deposito
Regresi
linear
berganda
NPL, LDR, CAR
dan inflasi
berpengaruh
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka pada
bank umum
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel Metode
Analisis
Kesimpulan
Sudarmadi &
Oswari
(2009)
The Influence
of Capital
Adequacy
Ratio, Return
on Asset, and
Loan to
Deposit Ratio
to Deposit
Twelve Month
Bank Persero
in Indonesia
X = CAR,
ROA, LDR.
Y = Suku
bunga deposito
berjangka 12
bulan
Regresi
linear
berganda
1) Secara simultan
ada pengaruh
yang signifikan
dari variabel
CAR, ROA, LDR
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka dua
belas bulan pada
Bank Persero di
Indonesia. Secara
parsial hanya
variabel CAR
yang memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
berjangka 12.
Raharja
(2011)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat Suku
Bunga
Deposito Bank
Umum di
Indonesia
Tahun 2006-
2009
X =
CAR,LDR,RO
A dan Inflasi.
Y = Tingkat
Suku Bunga
Deposito Bank
Umum Di
Indonesia
Regresi
Linear
Berganda
2) Berdasarkan hasil
penelitian secara
simultan
berpengaruh
terhadap tingkat
suku bunga
deposito
sedangkan secara
parsial CAR,
LDR dan inflasi
berpengaruh
secara signifikan
sementara ROA
tidak berpengaruh
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Variabel Metode Analisis
Kesimpulan
Rosianto dan Susilowati
(2013)
Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
X = LDR, CAR dan ROA. Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Umum Di Indonesia
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif, CAR tidak berpengaruh dan negatif dan ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka
Prihastuti (2007)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia
X = ROA, CAR, LDR, BOPO dan NPL Y = Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Persero Di Indonesia
Regresi Linier Berganda
Pada penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan, variabel variabel bebas yang berpengaruh sigifikan adalah variabel ROA, LDR dan BOPO. sedangkan NPL tidak berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka 1,3 dan 6 bulan.
Jurnal Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran
Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka susunan kerangka berpikir
teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
CAR ROA NPL LDR
Tingkat Suku
Bunga Deposito
Berjangka
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis
1. Uji t
2. Uji F
Uji Regresi Berganda
Kesimpulan
dan Saran
Koefisiensi Determinasi
37
D. Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, dapat dirumuskan
hipotesis alternatif sebagai berikut :
1. Ho1: Tidak terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha1: Terdapat pengaruh CAR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
2. Ho2: Tidak terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha2: Terdapat pengaruh ROA terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
3. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha3 : Terdapat pengaruh LDR terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
4. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
Ha4 : Terdapat pengaruh NPL terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka Tiga Bulan.
5. Ho5: Tidak terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat
Suku Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.
Ha5: Terdapat pengaruh CAR, ROA, LDR dan NPL terhadap Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka Tiga Bulan.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada
perusahaan perbankan yang termasuk dalam bank Persero periode 2004 - 2012
dan penelitian dilakukan pada tahun 2014. Adapun yang akan dibahas terbatas
hanya pada seberapa besar pengaruh capital adequacy ratio (X1), return on
asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan non perfoming loan (X4) terhadap
variabel dependen, yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan.
Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi
capital adequacy ratio (X1), return on asset (X2), loan deposit ratio (X3) dan
non perfoming loan (X4). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini
adalah tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan yang diberi lambang
(Y).
B. Metode Pemilihan Sampel
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dari
penelitian ini adalah jumlah bank umum sesuai data yang dirilis oleh Otoritas
39
Jasa Keuangan per Oktober 2013 pada situs resminya
(www.ojk.go.id/dl.php?i=1966) diakses pada tanggal 20 Juni 2014)yaitu
mencantumkan 120 bank. Jumlah tersebut terbagi-bagi menjadi beberapa
kategori sesuai dengan jenis kepemilikannyadan ruang lingkup operasinya.
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan
penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti
tentang populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga
generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil
dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.
Metode penentuan sampel dalam penentuan ini menggunakan
purposive sampling, yaitu yaitu metode pengambilan sampel yang tidak
bersifat acak danberdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Alasan utamanya adalah
karena objek penelitian ini sangat jelas bahwa bank yang dibedakan atas jenis
kepemilikannya dan jumlahsampel yang termasuk dalam penelitian ini
tergolong tidak banyak, yaitu kurang dari 5, sehingga pemilihan sampelnya
tidak diacak.
Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,
antara lain:
1. Bank yang menjadi sampel merupakan Bank Umum Persero sesuai definisi
yang telah dipaparkan sebelumnya serta sesuai dengan daftar nama dan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel independen capital
adequacy ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar 0,1202 yang
diperoleh BNI pada triwulan III di tahun 2010, sedangkan untuk nilai
maksimumnya yang sebesar 0,2981 diperoleh bank Mandiri pada triwulan I
di tahun 2004. Nilai rata-rata CAR sebesar 0,179655 dan standar deviasinya
adalah sebesar 0,359870.
Kemudian variabel independen return on asset (ROA) memiliki nilai
minimum sebesar 0,0047 yang diperoleh Bank Mandiri pada triwulan IV di
tahun 2005 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 0,0608 diperoleh
58
BRI pada triwulan I di tahun 2005. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,027703
dan standar deviasinya adalah sebesar 0,0131701.
Variabel independen Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai
minimum sebesar 0,4332 yang diperoleh Bank Mandiroi pada triwulan I di
tahun 2004 sedangkan nilai maksimumnya yang sebesar 1,1604 diperoleh
BTN pada triwulan II di tahun 2010. Nilai rata-rata LDR sebesar 0,744917
dan mememiliki standar deviasinya adalah sebesar 0,1749472.
Variabel independen Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai
minimum sebesar 0,0022 yang diperoleh dari BTN di triwulan IV tahun
2004, sedangkan nilai maksimum 0,2766 diperoleh dari Mandiri pada
triwulan I di tahun 2006. Nilai rata-rata NPL sebesar 0,046643 dan standar
deviasinya adalah 0,0564713.
Selanjutnya variabel independen Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan memiliki nilai minimum sebesar 0,0605 yang diperoleh dari BNI,
BTN, BRI, dan Mandiri pada setiap triwulan II di tahun 2004, sedangkan
nilai maksimumnya yang sebesar 0,1697 diperoleh dari dari BNI, BTN, BRI
serta Mandiri pada triwulan I di tahun 2011. Nilai rata-rata Suku Bunga
Deposito Berjangka 3 bulan sebesar 0,091475 dan standar deviasinya adalah
0,0285102.
59
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
normalitas. Menurut Ghozali (2009:160) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2) Hasil Uji Normalitas Secara Menggunakan Grafik P-Plot
Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis
lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal (Ghozali, 2009:160). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada
gambar grafik p-p plot berikut ini:
60
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Grafik P – Plot
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena asumsi normalitas (Ghozali 2009:112).
3) Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-
smirnov adalah sebagai berikut:
61
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov - Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 144
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 40.16503440
Most Extreme Differences Absolute .096 Positive .096 Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.151 Asymp. Sig. (2-tailed) .141
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada unstandardized residual memiliki
nilai sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi
dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar
variabel independen, digunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Pengujian terhadap gejala multikolinieritas ini dilakukan
untuk mengetahui adanya korelasi yang sempurna antar variabel
independen yang digunakan dalam model regresi (Ghozali, 2009:105).
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) CAR .699 1.431
ROA .941 1.063
LDR .776 1.289
NPL .567 1.764
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
62
Dari tabel di atas menunjukkan suatu model regresi dinyatakan
bebas dari multikolinearitas adalah jika data mempunyai nilai tolerance
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari tabel diatas
diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance berada di
bawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam
model ini tidak ada masalah pada uji multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut (Ghozali 2009:139):
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
63
Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik
menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu Y. maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat
gejala heterokedastisitas pada model transformasi regresi yang digunakan
(homokedastisitas).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson
(DW).
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .269a .072 .045 40.73885 1.856
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,856
nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 144 dan jumlah variabel independen
(k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,78 dan 4 – du = 4 –
1,78 = 2,22. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,78 < 1,856 < 2,22
maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun
negatif.
64
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji Hipotesis t (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2009:17), uji t dilakukan untuk melihat apakah
terdapat perbedaan signifikan rata-rata untuk dua kelompok dalam
variabel penelitian. Proses pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis t (parsial) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 72.662 14.513 5.007 .000
CAR -.023 .098 -.023 -.238 .812
ROA -.114 .084 -.114 -1.350 .179
LDR .211 .093 .211 2.272 .025
NPL -.076 .108 -.076 -.701 .485
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa capital adequacy ratio,
return on asset, non performing loan tidak berpengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan variabel
loan deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai
pengaruh antar variabel independen terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan:
1) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel capital adequacy ratio mempunyai nilai thitung sebesar
-0,238 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa capital adequacy ratio tidak
65
signifikan dan negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Prihastuti (2007:7) dan Susilowati (2013) dimana CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
berjangka 3 bulan.
2) Pengaruh Return on Asset terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
Bulan
Variabel return on asset mempunyai nilai thitung sebesar -1,350
> -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,179 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa return on asset tidak signifikan dan negatif secara
parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini
disebabkan karena laba perusahaan yang diperoleh dalam waktu 1, 3
atau 6 bulan tidak digunakan dalam perhitungan penetapan tingkat
suku bunga deposito berjangka karena perubahan laba dalam tempo
tersebut hanya mengalami perubahan yang tidak terlalu berarti bila
dibandingkan dengan perubahan perolehan laba tiap tahunnya
(Prihastuti, 2007:10). Hasil penelitian ini sejalan dengan Raharja
(2011) hasil penelitian menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap suku bunga deposito Bank Umum di Indonesia.
3) Pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel loan deposit ratio mempunyai nilai thitung sebesar
2,272 > 1,97 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,025 < 0,05), maka
66
dapat disimpulkan bahwa loan deposit ratio signifikan dan positif
secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan. Hal ini
disebabkan karena Bank selalu berusaha memelihara tingkat
likuiditasnya yang besar yang ditandai dengan tingkat LDR yang
stabil dan tidak terlalu tinggi, sehingga ketika likuiditas baik maka
perbankan akan menaikkan tingkat bunga depositonya karena bagi
bank merupakan keyakinan untuk mampu membayarkan kembali
simpanan deposito berjangkanya saat jatuh tempo berikut bunganya
(Prihastuti, 2007:11). Hasil penelitian ini sejalan dengan Almilia dan
Utomo (2006) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh terhadap
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
4) Pengaruh Non Performing Loan terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 Bulan
Variabel non performing loan mempunyai nilai thitung sebesar -
0,701 > -1,97 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,485 > 0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa non performing loan tidak signifikan dan
negatif secara parsial terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
Hal ini disebabkan karena semakin tingginya kredit yang tidak lancar
semakin menurun tingkat suku bunga, sehingga tidak adanya
keinginan nasabah melakukan simpanan deposito, karena nasabah
tidak mau mengalami kerugian (Wiranata, 2008:10). Hasil penelitian
ini sejalan Prihastuti (2007) yang menyatakan bahwa NPL tidak
berpengaruh terhadap suku bunga deposito berjangka 1,3,6 dan 12
bulan.
67
b. Uji Hipotesis F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut adalah
langkah-langkah uji F serta penjelasannya dari hasil olahan data yang
didapat tersebut (Ghozali, 2011:177):
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis F (simultan) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 17948.112 4 4487.028 2.704 .033b
Residual 230691.888 139 1659.654
Total 248640.000 143 a. Dependent Variable: SBD b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar 2,704 > Ftabel sebesar 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 <
0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
dikatakan bahwa capital adequacy ratio, return on asset, loan deposit
ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3
bulan berpengaruh secara simultan.
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari
CAR, ROA, LDR, NPL terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan aplikasi SPSS, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
68
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 72.662 14.513 CAR -.023 .098 -.023
ROA -.114 .084 -.114
LDR .211 .093 .211
NPL -.076 .108 -.076
a. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 72,662 + 0,211X3
Berdasarkan Persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan
bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 72,662 yang artinya jika seluruh variabel bebas
memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel terikat yaitu Suku
Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan meningkat sebesar 72,662.
b. Variabel LDR memiliki nilai sebesar 0,211 artinya, jika LDR naik 1%,
dan variabel lainnya memiliki nilai 0 (nol) atau konstan, maka variabel
Suku Bunga Deposito Berjangka 3 bulan akan mengalami peningkatan
sebesar 21,1%.
5. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Pada tabel regresi berganda penggunaan adjusted R2
(Adj. R2), atau
koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen bila dibandingkan dengan R2 (koefisien determinasi). Kelemahan
69
dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Selengkapnya
mengenai hasil koefisien Adjusted R2 penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .269a .072 .045 40.73885 1.856
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: SBD
Sumber: Olahan Data Sekunder, Peneliti 2014
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda
(R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel 4.9, model summaryb
diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,269. Ini
menunjukkan bahwa variabel capital adequacy ratio, return on asset, non
performing loan terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan
mempunyai hubungan yang rendah. Hasil pada tabel tersebut juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,072
dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square)
adalah 0,045. Hal ini berarti 4,5% variasi dari suku bunga deposito
berjangka 3 bulan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (capital
adequacy ratio, return on asset, non performing loan). Sedangkan sisanya
(100% - 4,5% = 95,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini, seperti inflasi (Almilia dan Utomo, 2006), beban operasional
dan pendapatan operasional (Prihastuti, 2007) dan lain-lain .
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung -
0,238 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel CAR
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012.
2. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung -
1,350 > dari ttabel -1,97. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel ROA
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
3. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung 2,272
> dari ttabel 1,97. Dengan demikian Ho ditolak, maka variabel LDR secara
parsial memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan pada periode tahun 2004 – 2012.
4. Secara uji hipotesis t, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai thitung -
0,701 < dari ttabel -1,977. Dengan demikian Ho diterima, maka variabel NPL
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan pada periode tahun 2004 - 2012
71
5. Secara uji hipotesis F, diketahui hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung
2,704 > dari Ftabel = 2,44 dengan tingkat signifikansi 0,033 < 0,05. Dengan
demikian Ho ditolak, maka variabel CAR, ROA, LDR serta NPL secara
simultan memiliki pengaruh terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 3
bulan pada periode tahun 2004 - 2012
B. Saran
Hasil menyatakan bahwa loan deposit ratio berpengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan, sedangkan capital adequacy
ratio, return on asset, non performing loan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap suku bunga deposito berjangka 3 bulan maka perlu adanya analisa
laporan keuangan untuk meningkatkan suku bunga deposito berjangka 3 bulan,
dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya:
1. Menganalisa pertumbuhan capital adequacy ratio, return on asset, loan
deposit ratio dan non performing loan terhadap suku bunga deposito
berjangka 3 bulan.
2. Melakukan penelitian dengan periode waktu, dengan menambah periode
yang lama agar menghasilkan data yang lebih baik lagi.
3. Menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi suku bunga
deposito berjangka 3 bulan seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
4. Menggunakan metode analisis penelitian yang berbeda agar menghasilkan
data yang lebih baik lagi.
72
5. Bagi perusahaan perbankan di Indonesia, lebih meningkatkan tingkat suku
bunga deposito, sehingga nasabah akan lebih banyak lagi melakukan
simpanan pada perusahaan perbankan.
6. Bagi Nasabah sebaiknya menganalisa perkembangan suku bunga deposito
pada perusahaan perbankan dan melakukan analisa rasio perbankan lebih
teliti lagi sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi nasabah.
73
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Wahyu Utomo, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No. 1, Oktober, 2006.
Artwienda, Nur, “Analisis Pengaruh Capital Aduquacy Ratio, Non Performing
Loan, BOPO, Net Interest Margin dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba”, Tesis Universitas Diponegoro, 2009.
Ascarya, “Akad dan Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2011. Bank Indonesia, “Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA),
Loan Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) di Indonesia” diambil dari http//www.bi.go.id, Pada Tahun 2014.
Case, Karl E dan Fair, “Prinsip-prinsip Ekonomi Makro”, Indeks, Jakarta, 2004. Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2006. Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate”, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2009. Gilarso, “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro”, Kanisius, 2003. Hakim, Abdul, “Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi dan Iklim
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”. JRBI. Vol 2. No 2, Jawa Tengah, 2006.
Hamid, Abdul, ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hanafi, M Mamduh dan Halim, Abdul, “Manajemen Keuangan”, PT. BPFE,
Yogyakarta, 2004. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Tahun
2010. Salemba Emapat, Jakarta, 2010. Isna, Andryani dan Sunaryo Kunti, Analisis Pengaruh Return on Asset, BOPO,
dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 11. Nomor 01. September 2012, Yogyakarta, 2012.
74
Kasmir, “Analisa Laporan Keuangan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2012.
_______, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
_______, “Dasar-dasar Perbankan”, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010.
Mishkin, Frederic S, “The Economics of Money, Banking, and Financial
Markets”, Pearson Education Inc, New York, 2007.
Nain, Mohammad dan Yusoff, Mohamad, “Konsep, Teori, Dimensi & Isu
Pembangunan”, Journal of University Teknologi Malaysia, Malaysia:
2003.
Prihastuti, Dewi Ayu, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka pada Bank Persero di Indonesia”, Jurnal
Perbanas, Surabaya, 2007.
Raharja, Sanityasa, “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Bank Umum di Indonesia Tahun 2007 – 2010”, Jurnal
Perbankan dan Bisnis, Yogyakarta, 2011.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liabilitiy Management”, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Rodoni, Ahmad dan Indoyama N, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,
Center for Sosial Economics Studies, Jakarta: 2007.
Rosianto dan Susilowati, “Pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka”, Jurnal Perbankan, Semarang, 2013.
Santoso, Singgih, “Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta,
2010.
Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2005.
Sipahutar, Mangasa Augustinus, “Persoalan - Persoalan Perbankan Indonesia,
Praninta Jaya Mandiri, Jakarta, 2007.
Sudarmadi dan Teddy Oswari, “The Influence of Capital Adequacy Ratio, Return
on Asset, and Loan to Deposit Ratio to Deposit Twelve Month Bank
Persero in Indonesia”, Jurnal Univesitas Gunadarma, Jakarta, 2009.
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Alfabeta, Bandung,
2010.
75
Suharyadi dan Purwanto, S.K, “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku 2”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Supriyanti, Neni, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan”,
jurnal bisnis dan kewirausahaan, Vol. 15:13-15, 2009.
Suyatno, Thomas, “Kelembagaan Perbankan”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2007.
Tjiptono, Darmadji dan Fakhruddin, Hendy M, “Pasar Modal di Indonesia,
Salemba Empat. Jakarta, 2006.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”,
Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Wilopo, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi, Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang, 2006.
Wiranata, Rahmat, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum”, Jurnal Akuntansi Audit
Vol.1, No.2, Yogyakarta, 2008.
Wulandari, Luh Putu Fiadevi dan Sudjarni Luh Komang “Pengaruh CAR, NPL,
DAN CR pada Profitabilitas BPR Se- Kabupaten Gianyar”, Jurnal