13 Pendahuluan Tembakau adalah salah satu hasil pertanian di Indonesia. Tembakau dan industri yang menyertainya yaitu industri rokok telah berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan rokok telah menjelma menjadi perusahaan raksasa di Indonesia. Dari sisi Pedagang, industri rokok memberikan kontribusi besar terutama dalam peningkatan pendapatan para pedagang dalam berbagai ukuran usaha seperti pedagang eceran dan grosir. Hal ini meningkatkan kesejahteraan para pedagang rokok sebagai komoditas yang memiliki pangsa pasar luas. Selain itu, pergerakan kegiatan ekonomi suatu daerah khususnya jual beli, semakin meningkat dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan daerah secara keseluruhan. Selain hal di atas manfaat dari industri rokok adalah mempengaruhi lingkungan ekonominya. Manfaat Industri rokok bagi lingkungan ekonominya, yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, mendorong pergerakan perekonomian suatu daerah dan memberikan kontribusi pendapatan melalui bea cukai rokok. Tetapi perusahaan rokok sendiri menimbulkan bahaya yang cukup besar bagi pengguna maupun lingkungan perusahaan yang dapat membuat pekerja rentan terkena berbagai macam penyakit akibat zat-zat berbahaya yang terdapat dalam rokok. Para perokok di Indonesia semakin hari semakin bertambah karena tingginya pergaulan yang membuat para remaja mencoba dan akhirnya kecanduan merokok. Banyak sekali beredar merek rokok di Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan rokok ini berusaha menutupi kesalahan akan bahaya rokok dengan menyelengarakan beberapa kegiatan, diantaranya seperti Djarum Superrokok ini merupakan brand rokok yang sering mensponsori acara-acara olahraga, seperti Liga Djarum. Selanjutnya yaitu Gudang Garam, rokok ini terkenal dengan iklannya yang fenomenal, contohnya PRIA PUNYA SELERA. Kemudian Lucky Strike merupakan sebuah merek rokok ternama di dunia yang diproduksi oleh British American Tobacco. Merek rokok ini menjadi sponsor utama tim
31
Embed
ANALISIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL ......GGRM (Gudang Garam Tbk), HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk), RMBA (Bentoel International Investama Tbk). Saat ini hampir semua perusahaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
Pendahuluan
Tembakau adalah salah satu hasil pertanian di Indonesia. Tembakau dan industri yang
menyertainya yaitu industri rokok telah berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan rokok
telah menjelma menjadi perusahaan raksasa di Indonesia. Dari sisi Pedagang, industri rokok
memberikan kontribusi besar terutama dalam peningkatan pendapatan para pedagang dalam
berbagai ukuran usaha seperti pedagang eceran dan grosir. Hal ini meningkatkan
kesejahteraan para pedagang rokok sebagai komoditas yang memiliki pangsa pasar luas.
Selain itu, pergerakan kegiatan ekonomi suatu daerah khususnya jual beli, semakin meningkat
dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan daerah secara keseluruhan. Selain hal di atas
manfaat dari industri rokok adalah mempengaruhi lingkungan ekonominya. Manfaat Industri
rokok bagi lingkungan ekonominya, yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar, mendorong pergerakan perekonomian suatu daerah dan memberikan kontribusi
pendapatan melalui bea cukai rokok. Tetapi perusahaan rokok sendiri menimbulkan bahaya
yang cukup besar bagi pengguna maupun lingkungan perusahaan yang dapat membuat
pekerja rentan terkena berbagai macam penyakit akibat zat-zat berbahaya yang terdapat
dalam rokok. Para perokok di Indonesia semakin hari semakin bertambah karena tingginya
pergaulan yang membuat para remaja mencoba dan akhirnya kecanduan merokok.
Banyak sekali beredar merek rokok di Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan
rokok ini berusaha menutupi kesalahan akan bahaya rokok dengan menyelengarakan
beberapa kegiatan, diantaranya seperti Djarum Superrokok ini merupakan brand rokok yang
sering mensponsori acara-acara olahraga, seperti Liga Djarum. Selanjutnya yaitu Gudang
Garam, rokok ini terkenal dengan iklannya yang fenomenal, contohnya PRIA PUNYA
SELERA. Kemudian Lucky Strike merupakan sebuah merek rokok ternama di dunia yang
diproduksi oleh British American Tobacco. Merek rokok ini menjadi sponsor utama tim
14
British American Racing dari tahun 1999 hingga 2005 dan Honda F1 pada tahun 2006. Dan
yang terakhir yaitu Marlboro, Marlboro merupakan perusahaan rokok yang diproduksi oleh
Phillip Morris. Dalam olahraga balap, perusahaan ini mensponsori Ferrari dan Ducati
(unikgaul.com).
Dari berbagai merek rokok tersebut hanya ada beberapa perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Perusahan-perusahaan yang terdaftar di BEI adalah GGRM (Gudang
Garam Tbk), HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk), RMBA (Bentoel International
Investama Tbk).
Saat ini hampir semua perusahaan rokok melakukan aksi Corporate Social
Responsibility (CSR) melalui kegiatan beasiswa, olahraga atau pun pendidikan. Tapi praktisi
CSR mengungkapkan tidak ada CSR dari industri rokok dan itu hanya untuk mencari muka
dan pencitraan saja. Corporate Social Responsibility sebagai suatu bentuk tanggung jawab
sosial peusahaan kini semakin diterima luas oleh masyarakat walaupun bentuknya berbeda-
beda pada tiap-tiap perusahaan. Pada intinya CSR sangat beragam, tergantung dengan
kebijakan yang akan dipilih oleh perusahaan. Untuk perusahaan rokok sendiri
melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan rokok berpartisipasi aktif berupa
pelatihan, pembangunan fasilitas daerah, pendidikan masyarakat dan berbagai bentuk lainnya,
meningkatkan pergerakkan kegiatan ekonomi suatu daerah. Peningkatan pegerakan ekonomi
suatu daerah secara umum juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Manfaat
diadakannya kegiatan CSR yang bermacam-macam diupayakan untuk meningkatkan
penjualan, dimana pengungkapan CSR yang lebih luas setidaknya memberikan informasi
kepada publik tentang kepedulian perusahaan terhadapa masalah sosial yang ada. Hal ini pada
akhirnya dapat meningkatkan daya jual produk sebagai manfaat lanjutan dari kepercayaan
dan simpati masyarakat terhadap perusahaan, dengan adanya peningkatan penjualan juga
15
akan mendorong peningkatan Return On Sales (Husnan, 2013). Kontribusi industri rokok
pada pertumbuhan ekonomi nasional tercermin pada penerimaan negara yang meningkat tiap
tahun.
Penelitian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan bahwa penerapan CSR
dipercaya dapat memberi manfaat bagi para stakeholder sekaligus memberi manfaat bagi
perusahaan, dan implementasi CSR yang baik akan memberikan makna keuntungan jangka
panjang yang diyakini bahwa implementasi CSR akan lebih baik dan menguntungkan
(Manurung, 2012 ). Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan
berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua
pihak (true win-win solution) konsumen mendapat produk unggul yang ramah lingkungan,
produsen pun mendapat profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan
masyarakat secara tidak langsung (Achmad , 2007 : 13-14 dalam Handjaja 2012).
Meskipun penelitian ini merupakan replikasi, namun terdapat perbedaan dari
penilitian sekarang dengan penelitian terdahulu mengenai sampel dan variabel dependen
dalam penelitian. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Manurung (2012) mengenai
analisis penerapan corporate social responsibility pada PT Perkebunan Nusantara IV- Medan,
memilih PT Perkebunan Nusantara IV- Medan sebagai sampel penelitian sedangkan
penelitian sekarang menganalisis perusahaan rokok, pemilihan perusahaan rokok sebagai
sampel penelitian karena perusahaan tersebut lebih banyak mempunyai manfaat terhadap
lingkungan perusahaan khususnya bagi para pekerja, dan pendapatan negara, sehingga CSR
dibutuhkan untuk menciptakan brand image bagi perusahaan. Periode analisis dilakukan dari
tahun 2011 sampai 2012 dengan menambahkan variabel ROS sebagai bentuk pengukuran
kinerja perusahaan akibat penerapan CSR pada Bursa Efek Indonesia (BEI) .
16
Penelitian ini akan menganalisis profitabilitas berdasarkan nilai penjualan sehingga
dapat mencapai efektifitas perusahaan yang baik. Dimana profitabilitas dilihat berdasarkan
kemampuan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan. Dengan
demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas ini.
Persoalan Penelitian
Dari latar belakang diatas adapun persoalan penelitian dari penelitian ini adalah
“Analisis penerapan corporate social responsibility dan manfaatnya bagi kinerja perusahaan
rokok pada perusahaan rokok yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012”
Tujuan Penelitian
Dari persoalan penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah “ untuk
mengetahui analisis penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan manfaatnya bagi
kinerja penjualan pada Perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2011-2012”.
Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti , penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
“ Analisis penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan manfaatnya bagi
kinerja penjualan pada Perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada periode 2011-2012”.
2. Bagi perusahaan, dapat memberikan kontribusi positif mengenai “Analisis penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dan manfaatnya bagi kinerja penjualan pada
Perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-
2012”
17
LANDASAN TEORI
Teori Legitimasi
Menurut teori ini suatu perusahaan beroperasi dengan ijin dari masyarakat, dimana
ijin ini dapat ditarik jika masyarakan menilai bahwa perusahaan tidak melakukan hal-hal yang
diwajibkan kepadanya. Dalam konteks ini CSR dipandang sebagai suatu kewajiban yang
disetujui antara perusahaan dengan masyarakat. Namun harus diingat bahwa ijin tersebut
tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari perusahaan bergantung
pada bagaimana perusahaaan secara terus menerus berevolusi dan beradaptasi terhadap
perubahan keinginan dan tuntutan dari masyarakat ( Walden dan Schwartz (1997) dalam
Bramono (2008)).
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategi bagi perusahaan dalam rangka
mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk
mengonstruksikan strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri
dalam lingkungan masyarakat yang semakin maju.
Praktek Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk
menyelaraskan diri dengan norma masyarakat. Dengan adanya pengungkapan Corporate
Social Responsibility yang baik, maka diharapkan perusahaan akan mendapat legitimasi dari
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kinerja yang bertujuan untuk pencapaian
keuntungan perusahaan.
Corporate Social Responsibility
Tindakan perusahaan yang bertujuan pada kebersamaan organisasi dan masyarakat
dalam mendapatkan keuntungan kemudian menjadi konsep CSR. Dengan kata lain CSR
adalah pengaturan praktek manajemen yang memastikan perusahaan untuk memaksimalkan
18
manfaat positif dalam operasinya pada masyarakat (Jamali dan Mirhsak (2006) dalam
Ajilaksana (2011)).
Dalam penelitian ini tanggung jawab sosial diukur melalui variabel pengukuran
independen yaitu index pengungkapan sosial dan ROS. Pengukuran terhadap variabel-
variabel tersebut dilakukan menggunakan data sekunder berupa laporan keungan perusahaan
denga melihat optimasi biaya sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
lingkungan sekitar.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan sebagai penentu ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja
keuangan perlu dikaitkan antara perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban (Ermayanti,
2009 dalam Husnan, 2013). Penilaian kinerja keuangan adalah salah satu cara yang dilakukan
oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemiliki perusahaan.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah
dengan menggunakan rasio likuiditas seperti Return On Sales (ROS).
ROS (Return on Sales)
Return On Sales adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang
tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Menurut Munawir
(1997) ROS diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait
langsung dengan objek perataan penghasilan.ROS yang rendah menandakan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan yang tertentu.
19
Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan rokok di
Indonesia
Corporate Social Responsibility merupakan isu yang berkembang baik di dalam
negeri maupun luar negeri. Hal ini sama juga terjadi di Indonesia, banyak perusahaan yang
gencar menerapkan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya kepada lingkungan dan
masyarakat sekitar. Termasuk bagi perusahaan rokok, dimana perusahaan ini merupakan
perusahaan yang menghasilkan produk yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Terlebih
lagi setelah adanya fatwa MUI (Majelis Ulamah Indonesia) pada tahun 2010 yang
menyatakan bahwa merokok itu haram.
Dengan adanya fatwa MUI kegiatan CSR semakin ditingkatkan sebagai upaya
reputation driven atau upaya meningkatkan citra perusahaan dimata konsumen. Perusahaan
rokok mewujudkan aksi CSR berupa pemberian beasiswa, sumbangan bagi kegiatan
keagamaan, dan sponsor kegiatan-kegiatan olah raga di Indonesia.
Dengan adanya penerapan CSR yang dilakukan perusahaan untuk masyarakat akan
memberikan manfaat bagi masyarakat dan perusahaan. Dengan bantuan-bantuan yang
diberikan oleh perusahaan, masyarakat akan merasa bahwa taraf hidup mereka meningkat dan
kesejahteraan mereka terjamin. Sedangkan perusahaan akan mengalami peningkatan citra
perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Rokok Bermanfaat Pada
Peningkatan Return On Sales (ROS)
Perusahaan rokok merupakan perusahaan yang memproduksi produk konsumsi yang
dinilai sangat membahayakan kesehatan konsumennya. Sehingga banyak pihak yang
berusaha untuk membatasi konsumsi rokok oleh masyarakat, seperti halnya upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2010
20
tentang Larangan Merokok. Organisasi keagamaan Majelis Ulama Indonesia pun juga ikut
berperan dengan mengeluarkan Fatwa MUI pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa
merokok adalah haram.
Seperti yang dinyatakan oleh Medo (2010), setelah diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2010 dan Fatwa MUI 2010, loyalitas konsumen rokok mulai berkurang, hal
ini ditandai oleh penjualan produk rokok yang menurun pada tahun 2011 menjadi 248,4
miliar batang dari tahun sebelumnya yaitu 264 miliar batang. Sehingga perusahaan terdorong
untuk melakukan aksi-aksi sosial yang lebih banyak untuk meningkatkan citra baiknya dimata
konsumen. Perusahaan rokok menjadi semakin gencar dalam melakukan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat serta kegiatan-kegiatan pemberian
bantuan bagi masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kembali loyalitas konsumen.
Dengan adanya kegiatan CSR yang semakin banyak dan beragam yang dilakukan oleh
perusahaan rokok, masyarakat menjadi kembali melihat sisi baik dari perusahaan rokok.
Masyarakat menjadi kembali bersimpati atas kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh
perusahaan rokok, dengan terus ditingkatkannya aksi CSR citra baik perusahaan dimata
masyarakat menjadi lebih meningkat. Oleh karena adanya brand image yang baik, maka
penjualan rokok akan semakin meningkat. Bahkan adanya Undang-Undang Larangan
Merokok dan Fatwa MUI, diabaikan oleh para pecandu rokok.
Ariningsih (2011) menyatakan bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR)
yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik (mendukung bisnis inti perusahaan) akan
menambah nilai bagi perusahaan sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu pemicu
timbulnya loyalitas merek. Sehingga CSR yang dilakukan dapat menjaga atau meningkatkan
daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk atau citra perusahaan. Dengan
21
demikian kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan dapat mendorong penjualan yang
dilakukan perusahaan karena telah memiliki citra baik dimata konsumen.
Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Return on Sales
(ROS) dimana pengungkapan CSR yang lebih luas setidaknya memberikan informasi kepada
publik tentang kepedulian perusahaan terhadap masalah sosial yang ada. Hal ini pada
akhirnya dapat meningkatkan daya jual produk sebagai manfaat lanjutan dari kepercayaan
dan simpati masyarakat terhadap perusahaan (Tsoutsoura (2004) dalam Husnan (2013)).
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Rokok Bermanfaat Pada
Peningkatan Penjualan
Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan yang dilakukan untuk karyawan, lingkungan dan masyarakat atas kegiatan bisnis
yang dilakukan perusahaan. Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaan
akan memberikan manfaat terhadap penjualan produk perusahaan dan tercipta brand image
yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR mendapatkan manfaat, salah satunya
adalah terciptanya peningkatan penjualan karena reputasi perusahaan yang dinilai baik serta
bertanggung jawab (Kotler dan Lee,2005 dalam Christiawan dan Leki, 2013). Reputasi
perusahaan yang baik karena adanya kegiatan CSR dapat dijadikan jaminan bagi pelanggan
untuk menilai kualitas produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Andreson (1994)
dalam Christiawan dan Leki (2013) menyatakan bahwa reputasi perusahaan akan
menstimulasi terjadinya pembelian ulang oleh pelanggan. Hal ini membuat penjualan rokok
dapat meningkat yang akan berdampak pada peningkatan laba perusahaan yang juga akan
mendorong meningkatnya nilai ROS.
22
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data
akuntansi yang berupa data laporan keuangan, dan data laporan tahunan perusahaan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id pada tahun 2011
dan 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2011-2012.
Teknik dalam pemilihan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik
pemilihan sampel non acak / purposive sampling, menurut Uma (2004) teknik purposive
sampling merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang
dianggap mempunyai sangkutpaut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Pada penelitian ini sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan rokok yang terdaftar dalam BEI 2011-2012
b. Menyediakan laporan keuangan tahunan yang lengkap pada tahun 2011-2012
c. Memiliki data yang lengkap tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
Dalam penelitian ini dipilih industri rokok sebagai sample penelitian, dan perusahaan
rokok yang memenuhi tiga kriteria yang telah ditentukan akan disajikan dalam table satu.
Tabel 1
Daftar Perusahaan Rokok yang terdaftar di BEI
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
1 PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk RMBA
2 PT GUDANG GARAM Tbk GGRM
3 PT HM SAMPOERNA Tbk HMSP
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah
23
Dalam tabel satu dapat diketahui bahwa hanya terdapat tiga perusahaan yang
memenuhi kriteria, yaitu PT. Bentoel Internasional Investama. Tbk (RMBA), PT. Gudang
Garam. Tbk (GGRM) dan PT. HM Sampoerna. Tbk (HMSP).
Pengukuran variabel
a. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Resposibility adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara
sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung jawab sosial di bidang hukum
(Darwin, 2004 dalam Marina, 2007). Dalam penelitian ini variabel CSR akan diukur dengan
cara menghitung secara manual item-item yang di ungkapkan oleh masing-masing
perusahaan. Selanjutnya skor dari keseluruhan item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan dan akan dibandingkan pengungkapan masing-
masing item pada tahun 2011 dan 2012. Item-item pengungkapan CSR yang digunakan
sebagai acuan adalah 78 item pengungkapan yang pernah digunakan oleh Sri Rahayu (2010).
b. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan diartikan sebagai penetuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja
keuangan perlu dihubungkan antara perusahaan dengan pusat pertanggung jawaban
(Ermayanti, 2009 dalam Husnan, 2013). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat
dilakukan dengan penilaian analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar
untuk menilai dan manganalisis prestasi operasi perusahaan (Husnan,2013). Dalam penelitian
ini, kinerja keuangan perusahaan akan diwakili dengan rasio Return On Sales (ROS) yang
dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu.
24
ROS (Return on sales)
ROS menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu.ROS yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu.
Menurut Hanafi (1995) dalam Husnan (2013) rumus perhitungan Return On Sales
dengan adalah :
ROS = Laba Bersih
Penjualan
Return On Sales yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. ROS yang rendah menandakan penjualan yang
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu, atau kombinasi dari hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
Metode Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif stastistik dan
deskriptif kualitatif. Deskriptif stastistik digunakan untuk mengetahui deskripsi data yang
dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi.
Sedangkan deskriptif kualitatif mengambarkan dan menjabarkan secara jelas permasalahan
yang ada pada obyek yang diteliti dengan menggunakan cara berfikir deduktif yang pada
akhirnya akan dilakukan perbandingan dengan teori-teori yang berhubungan (Manurung,
2012). Penelitian ini meringkaskan berbagai kondisi, dan situasi atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian berdasarkan apa yang terjadi.
25
HASIL dan PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi data yang dilihat dari nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Berdasarkan analisis
stastistik deskriptif di peroleh gambar perusahaan sebagai berikut :
Tabel 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maxsimum Mean
ROS 6 -0.03 0.15 0.08
Valid N ( listwise ) 6
Sumber Hasil Penelitian data diolah
Dari tabel dua dapat diketahui jumlah responden ( N ) adalah 6 perusahaan. Variabel
ROS memiliki nilai minimun sebesar (-0,03) yang berarti ada perusahaan yang memiliki
ROS terendah sebesar ( -0,03 ) yaitu PT. Bentoel, yang menggambarkan bahwa PT. Bentoel
sedang mengalami kerugian penjualan. Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0,15 yang
berati nilai ROS tertinggi sebesar 0,15 dimiliki oleh perusahaan H.M Sampoerna, Nilai rata-
rata dari variabel ROS sebesar 0,08. Perusahaan H.M Sampoerna memiliki nilai ROS paling
tinggi karena selama tahun 2011 sampai 2012 jumlah penjualan yang dialami perusahaan
mengalami kenaikan.
H.M Sampoerna memiliki ROS yang tinggi karena adanya pencapain penjualan yang
tinggi, dengan adanya penjualan yang tinggi maka laba yang diperoleh PT. H.M Sampoerna
juga mengalami kenaikan .
Selanjutnya item pengungkapan CSR yang dilakukan oleh seluruh perusahaan
dijelaskan melalui tabel tiga.
26
Tabel 3
Pengungkapan Item CSR
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah.
Dalam tabel tiga dapat diketahui bahwa pada item lingkungan perusahaan minimal
mengungkapkan dua sub item dan paling banyak mengungkapkan enam sub item untuk item
lingkungan. Sedangkan untuk item energi, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lain-lain
tenaga kerja semuanya memiliki nilai minimum pengungkapan nol dan maksimum
pengungkapan nol. Yang artinya tidak ada perusahaan yang melakukan pengungkapan untuk
ketiga item tersebut. Sedangkan item produk, memiliki nilai minimum nol dan nilai
maksimum tiga, yang artinya perusahaan paling banyak melakukan pengungkapan tiga sub
item untuk item produk. Item keterlibatan masyarakat dapat diketahui bahwa perusahaan
melakukan pengungkapan minimal empat sub item dan maksimal tiga belas sub item yang
ada untuk item-item keterlibatan masyarakat, seperti penanggulangan bencana alam,
pemberian bantuan alat pertanian, memberikan bantuan pembangunan hunian sementara,
pemberian beasiswa pada anak-anak disekitar perusahaan dan bantuan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dan untuk item umum, dapat diketahui bahwa nilai minimum untuk
pengungkapan item umum adalah nol dan memiliki nilai maksimum pengungkapan empat,
yang artinya perusahaan paling banyak mengungkapkan empat sub item dari item umum.
ITEM
Pengungkapan CSR
Jumlah
Minimum Maksimum
Lingkungan 2 6
Energi 0 0
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 0 0
Lain-Lain Tenaga Kerja 0 0
Produk 0 3
Keterlibatan Masyarakat 4 13
Umum 0 4
27
Kemudian untuk dapat melihat besarnya nilai ROS tahun 2011 masing-masing
perusahaan, akan secara jelas digambarkan dalam tabel empat.
28
Tabel 4
Data Penjualan, Laba Setelah Pajak, ROS, Biaya Bahan Baku, Pita Cukai dan PPN