Page 1
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 1/102
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN
MEMANFAATKAN SISTEM RESI GUDANG STUDI KASUS
GAPOKTAN JAYA TANI INDRAMAYU
SKRIPSI
ADI FEBRIAN
H34070072
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Page 2
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 2/102
2
RINGKASAN
ADI FEBRIAN. Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan
Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu. Skripsi.
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manejemen, Institut PertanianBogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).
Salah satu sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah
peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di
sektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan
produk pangan yang baik. Padi adalah tanaman pangan utama di Indonesia karena
Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mengonsumsi beras sebagai
makanan utama. Dengan demikian, padi merupakan salah satu komoditi yang
mempunyai prospek menambah pendapatan para petani. Untuk memperoleh
pendapatan yang memadai, maka petani dituntut kecermatannya dalam
mempelajari perkembangan harga agar dapat menentukan pilihan dalammemutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya.
Untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan usahatani
pemerintah mengeluarkan sistem pemasaran, yaitu Sistem Resi Gudang (SRG)
untuk membantu peningkatan posisi tawar petani dan Pasar Lelang Resi Gudang.
Sistem Resi Gudang merupakan dokumen yang membuktikan bahwa suatu
komoditas dengan jumlah dan kualitas tertentu telah disimpan dalam suatu
gudang. Salah satu gudang yang dibangun pemerintah adalah gudang SRG di
Indramayu Jawa Barat, karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan produksi
padi tertinggi di Indonesia dengan Indramayu sebagai salah satu sentra padi di
Jawa Barat. Berdasarkan skema SRG, petani tidak lagi terpaksa harus menjual
hasil panennya dengan harga yang rendah, melainkan dapat melakukan tunda jual
dengan menyimpan hasil panennya di gudang, memperoleh resi gudang, dan
memanfaatkan sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan atau
lembaga keuangan non bank. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkannya untuk
membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, atau membeli bibit melanjutkan kegiatan
usahanya, sambil menunggu harga komoditas membaik. Saat harga komoditas
membaik, petani dapat menjual atau mengalihkan SRG miliknya, sehingga petani
dapat merasakan dan memperoleh keuntungan optimal dari usahanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat dari penerapan
Sistem Resi Gudang bagi petani dan membandingkan tingkat pendapatan
usahatani padi yang menerapkan Sistem Resi Gudang dan yang tidakmemanfaatkannya. Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner oleh petani responden baik yang telah memanfaatkan SRG maupun
belum memanfaatkannya. Data sekunder diperoleh melalui beberapa literatur
berupa data pemanfaatan SRG yang pernah dilakukan berkaitan dengan kegiatan
penelitian dan data lain yang diperoleh dari perpustakaan dan instansi-instansiterkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, PT. Pertani selaku
pengelola gudang, dan instansi-instansi terkait lainnya. Penentuan petani
responden dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pengambilan contoh
secara acak (s stratified sampling ) untuk petani yang belum memanfaatkan Sistem
Page 3
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 3/102
3
Resi Gudang sebanyak 29 petani dan metode teknik sensus untuk petani yang
sudah memanfaatkan SRG sebanyak empat petani.
Sistem Resi Gudang yang disediakan pemerintah untuk membantu petani
dalam upaya meningkatkan pendapatan petani memiliki beberapa manfaat, yaitu
manfaat secara non ekonomi dan manfaat ekonomi. Manfaat non ekonomi yangdirasakan oleh petani yang memanfaatkan SRG adalah manfaat penyimpanan,
manfaat jaminan mutu, manfaat pemasaran dan manfaat pembiayaan
Manfaat ekonomi yang dirasakan oleh petani adalah petani yang memanfaatkan
SRG memperoleh harga jual yang lebih baik dibandingkan petani yang tidak
memanfaatkan sistem resi gudang. Pendapatan atas biaya tunai per hektar per
tahun yang diterima petani yang memanfaatkan SRG yaitu Rp 10.727.502,11
lebih besar daripada pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun yang
diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 7.626.303,5. Berdasarkan perhitungan
pendapatan atas biaya total dapat disimpulkan pula bahwa pendapatan atas biaya
total per hektar per tahun yang diterima petani yang memanfaatkan SRG yaitu
sebesar Rp 9.815.895,51 lebih besar daripada pendapatan atas biaya total perhektar per tahun yang diterima petani konvensional yaitu sebesar Rp
6.864.010,22. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani yang memanfaatkan
SRG lebih baik bila dibandingkan dengan petani konvensional.
Nilai rasio R/C atas biaya tunai petani yang memanfaatkan SRG adalah 2,31
sedangkan nilai rasio R/C atas biaya tunai petani konvensional adalah 2,01. Untuk
rasio R/C atas biaya total petani yang memanfaatkan SRG adalah 2,08 sedangkan
nilai rasio R/C atas biaya total petani konvensional adalah 1,83.
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan untuk
meningkatkan pendapatan usahatani petani di Gapoktan Jaya Tani di Desa
Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu yaitu: (1) Mengikuti
anjuran penyuluh pertanian lapang (PPL) agar mendapat kualitas padi yang baik,
(2) Petani yang belum memanfaatkan SRG beralih memanfaatkan SRG, (3)
meningkatkan peran pemerintah daerah Indramayu dalam mensosialisasikan
program SRG, dan (4) Meningkatkan peran gapokttan dalam penerapan SRG agar
petani kecil mampu memnuhi quota penyimpanan.
Page 4
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 4/102
4
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN
MEMANFAATKAN SISTEM RESI GUDANG STUDI KASUS
GAPOKTAN JAYA TANI INDRAMAYU
ADI FEBRIAN
H34070072
Skripsi ini merupkana salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Page 5
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 5/102
5
Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan
Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani
Indramayu
Nama : Adi Febrian
NIM : H34070072
Disetujui,
Pembimbing
Dra. Yusalina M.Si
NIP 19650115 199003 2 001
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi. MS
NIP 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus:
Page 6
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 6/102
6
RIWAYAT HIDUP
Adi Febrian lahir di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 7
Februari 1989 merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Irpan
Ganda Putra dan Ibu Muasriyah. Penulius enyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri Pedurungan Tengah 02 Semarang pada tahun 2001. Lalu,
melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan
kemudian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2007, diterima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Pada tahun 2008, diterima pada mayor Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi
dan Manajemen.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
nd
Staf Divisi Logistik dan Transportasi Agrimeet 2008 dan Staf Divisi Pubdekdok
MPF FEM dan MPD Agribisnis 2009. Aktif di Organisasi Himpunan Profesi
Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) pada tahun 2008-2009 sebagai Staf
Divisi MHD. Pernah mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Bali pada
tahun 2010 dan mendapat medali perak. Selain itu, pernah mendapatkan
pengalaman kerja pada CIRUS SURVEYOURS GROUP sebagai petugas quick
count pemilu 2009 dan PT Bina Inti Muda Utama sebagai asisten outbond
management training manajer Garuda Indonesia 2009.
Page 7
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 7/102
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan
Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Bogor, November 2011
Adi Febrian
H34070072
Page 8
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 8/102
8
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah
Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam
penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :.
1. Dra. Yusalina, M.Si sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada
penulis.
2.
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis, FEM IPB.
3.
Ir. Narni Farmayanti, MSc dan Arif Karyadi, Sp selaku dosen penguji pada
ujian siding penukis yang telah meluangkan waktunya serta memberi kritik
dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua tercinta (Bapak Irpan Ganda Putra dan Ibu Muasriyah), dan
kakak tersayang (Dian Asriani) yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi tiada henti, bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Aming, Bapak Warsim dan seluruh petani di Gapoktan Jaya Tani yang
telah banyak memberikan bantuan dan kesempatan dalam penelitian.
6.
Bapak Kadir dan Bapak Khaerudin dan seluruh petugas di Gudang SRG di
Indramayu yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian.
7. Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Agribisnis FEM IPB
yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis.
8.
Seluruh keluarga besar dari orangtua atas segala perhatian, doa dan dorongansemangat yang diberikan.
9.
Sahabat sekaligus saudara terdekat bagi saya (Yodia dan Arlan) atas nasihat,
bimbingan, cerita, pengalaman dan waktu yang kalian luangkan untuk saya
yang selalu menjadi pendorong disaat saya terpuruk.
10. Sahabat dan teman-teman di Lacoste ( Mamat Sani, Chris, Uki, Dhani, Duta,
Fikhy, Celi, Upeh, Ima, Keken, Gema, Ira, dan Una) yang selalu bisa
Page 9
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 9/102
9
memberikan tawa serta menjadi tempat untuk menemani dalam suka maupun
duka.
11.
Sahabat-sahabat di Pohom (Hans, Awan, Agra, Roy, Topan, Damar, Kinan
dan Fauzi) yang selalu bisa membantu menghilangkan kepenatan saya dan
selalu memberikan semangat dalam melakukan penelitian.
12. Teman-teman satu bimbingan (Tia, Mega, dan Leni) atas dukungan,
semangat, motivasi dan kerjasamanya.
13. Seluruh teman-teman Agribisnis 44 dan Mahasiswa IPB lain yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga
penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini,
semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Bogor, November 2011
Adi Febrian
Page 10
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 10/102
10
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii
I. PENDAHULUAN1.1.
Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1.
Perkembangan Usahatani di Indonesia ................................. 7
2.2. Sistem Resi Gudang ............................................................. 9
2.3. Kajian Empiris Mengenai Usahatani .................................... 15
III. KERANGKA PEMIKIRAN3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 16
3.1.1 Konsep Usahatani ....................................................... 16
3.1.2 Keuntungan Usahatani ................................................ 19
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 21
IV. METODE PENELITIAN4.1. Lokasi Penelitian ................................................................... 24
4.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 24
4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 25
4.3. Teknik Analisa Data.............................................................. 25
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. . 28
5.2. . 28
5.3. Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu .............................. 30
5.4. Profil Gabungan Kelompok Tani Jaya Tani ......................... 31
5.5. Karakteristik Petani Responden ............................................ 33VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
6.1. .. 38
6.1.1. Pola Tanam ................................................................. 38
6.1.2. Input Produksi ............................................................. 38
6.1.2.1. Bibit ................................................................. 39
6.1.2.2. Pupuk .............................................................. 39
6.1.2.3. Pestisida .......................................................... 40
6.1.2.4. Tenaga Kerja .................................................. 41
6.1.2.5. Alat-alat Pertanian .......................................... 42
6.1.3.Teknik Budidaya .......................................................... 43
6.1.3.1. Persiapan Lahan ............................................... 43
Page 11
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 11/102
11
6.1.3.2. Penanaman ....................................................... 43
6.1.3.3. Pemupukan ....................................................... 44
6.1.3.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman .... 44
6.1.3.5. Pemanenan ....................................................... 44
6.2. Analisis Penerimaan Usahatani Padi..................................... 456.3. Analisis Biaya Usahatani ..................................................... 47
6.4 Analisis Pendapatan Usahatani ............................................. 51
6.5. Analisis R/C Rasio ................................................................ 53
VII. MANFAAT RESI GUDANG BAGI PETANI
7.1. Manfaat Sistem Resi Gudang ................................................ 56
7.2. Kendala Pemanfaatan Sistem Resi Gudang .......................... 58
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN8.1. Kesimpulaan ......................................................................... 60
8.2. Saran ..................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................... 64
Page 12
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 12/102
12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.
Lima Besar Provinsi Pengahasil Padi di Indonesia dengan Luas
Lahan, Produktivitas dan Total Produksinya Tahun 2009 ............. 2
2. Daftar Pengelola Gudang SRG yang Mendapat Persetujuan
BAPPEBTI .................................................................................... 11
3.
Daftar Lembaga Penilai Kesesuaian yang mendapat persetujuan
dari BAPPEBTI ............................................................................. . 12
4. Standar Mutu Komoditi Gabah Seperti Tercantum dalam
SNI 01-0224-1987 .......................................................................... 14
5. Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio per
Hektar per Tahun Tanaman Tahunan .............................................. 27
6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Warga Desa
MangunjayaBerdasarkan Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang) ....... 29
7. Data Usia Sekolah Warga Desa Mangunjaya Berdasarkan
Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang) ................................................. 30
8.
Nama Kelompok Tani, Luas Lahan Garapan dan Jenis Tanaman
yang Diusahakan Gapoktan Jaya Tani Tahun 2011 ........................ 32
9. Sebaran Usia Responden ................................................................. 34
10. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden.......................................... 34
11. Sebaran Tingkat Pengalaman Usahatani Padi Petani
Responden .. .................................................................................... 35
12.
Sebaran Penguasaan Luas Lahan Padi ............................................. 36
13.
Sebaran Jenis Pengairan Lahan Padi ............................................... 37
14. Rata-Rata Penggunaan Input Usahatani Padi Petani SRG dan
Konvensional per Hektar Periode Januari-April 2011 .................... 39
15. Jenis Pupuk, Harga Pupuk dan Penggunaan Pupuk Rata-rata
Petani Berdasar Sistem Penjualan Periode Januari-April 2011 ....... 40
16.
Penerimaan Rata-rata per hektar Petani yang Memanfaatkan
Sistem Resi gudang Periode Januari-April 2011 ............................ 46
17. Penerimaan Rata-rata per hektar Petani dengan Metode Penjualan
Konvensional Periode Januari-April 2011 ..................................... 46
18. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani SRG per Hektar di
DesaMangunjaya Bulan Januari April 2011................................. 49
Page 13
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 13/102
13
Nomor Halaman
19. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani Konvensional per Hektar
di Desa Mangunjaya Bulan Januari April 2011 ........................... 50
20.
Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani
Petani SRG di Desa Mangunjaya periode Januri April 2011 ......... 52
21. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani
Petani yang Belum Memanfaatkan Sistem Resi Gudang di
Desa Mangunjaya Periode Januari April 2011 .............................. 53
22. Penerimaan, Biaya, Pendapatan, dan R/C Rasio Usahatani Padi
PetaniGapoktan Jaya Tani ............................................................... 54
Page 14
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 14/102
14
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani Gabah dengan
Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan
Jayatani Indramayu ........................................................................ ... 23
2. Struktur Organisasi Gapoktan Jaya Tani Tahun 2010...................... .. 33
Page 15
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 15/102
15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (SRG) ............. 64
2.
Profil Responden Berdasarkan Metode PEnjualan
(Konvensional) ............................................................................... 65
3. Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi SRG di Gapoktan Jaya
Tani Periode Januari-April 2011 .................................................. 68
4.
Tenaga Kerja Petani Padi Konvensional di Gapoktan Jaya Tani
Periode Januari-April 2011 ............................................................. 69
5.
Jumlah Penjualan Padi oleh Petani yang Memanfaatkan SistemResi Gudang ................................................................................... 71
6. Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang
Memanfaatkan Sistem Resi Gudang ............................................. 71
7. Jumlah Penjualan Padi oleh Petani Konvensional ....................... 72
8.
Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang
Memanfaatkan Sistem Resi Gudang .............................................. 74
9. Pengeluaran Usahatani Padi Petani SRG ....................................... 76
10.
Pengeluaran Usahatani Padi Petani Konvensional ......................... 7711. Contoh Dokumen Resi Gudang ................................................ 78
12. Kondisi Fisik Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu .................. 79
13.
Kuesioner Penelitian ....................................................................... 82
Page 16
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 16/102
16
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional dewasa ini salah satunya diprioritaskan pada
bidang ketahanan pangan, sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan
kebijakan dalam peningkatan hasil produksi pertanian1. Hal ini didukung oleh
kenyataan bahwa negara kita dikenal sebagai negara agraris yang mempunyai
areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih perlu
digali, dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan
produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di sektor pertanian
diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan yang
baik. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain
melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup petani.
Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa
komponen yaitu jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan
petani dalam usahataninya. Biaya-biaya tersebut banyak dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah di bidang pertanian, sehingga diharapkan pemerintah dapat
memberikan perhatian yang lebih intensif terhadap sektor pertanian dalam usaha
untuk memperbaiki taraf kehidupan petani.
Pendapatan petani di Indonesia secara umum masih rendah, tetapi petani
masih melakukan usaha di bidang petanian seperti sayuran ataupun tanaman
pangan, salah satunya adalah padi. Alasan padi masih diusahakan oleh petani di
Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mengkonsumsi
beras sebagai makanan utama. Dengan demikian, usahatani padi merupakan salah
satu komoditi yang mempunyai prospek menambah pendapatan para petani. Hal
tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih
mengembangkan dan meningkatkan produksinya, dengan harapan pada saat panen
dapat memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Setiap
1 www.batan.go.id/.../ARNBabIIFokusAreaPembangunanNasionalIptek.pdf. Kebijakan
Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005-2009 [8 Desember 2010]
Page 17
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 17/102
17
musim panen petani sering menghadapi masalah yang sama yaitu anjloknya harga
komoditi di pasaran, padahal mereka membutuhkan uang untuk menutupi modal
dan pinjaman yang telah dikeluarkan sebelumnya serta untuk memenuhi
kebutuhannya.
Untuk memperoleh pendapatan yang memadai, maka petani dituntut
kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga agar dapat menentukan
pilihan dalam memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Selain
itu, petani juga harus memahami fungsi penyimpanan, fungsi standarisasi mutu
dan grading pada produk pertanian agar mampu meningkatkan posisi tawar petani
yang akan berdampak pada meningkatnya pendapatan petani.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang berhasil menjadi lumbung
padi yang mampu memenuhi kebutuhan akan konsumsi beras dalam negeri setiap
tahunnya. Pada tahun 2009, Jawa Barat menjadi provinsi penghasil padi
terbanyak di Indonesia sebesar 11.322.681 ton, dengan luas lahan
1.950.203 hektar. Sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1, dari segi
produktivitas, Jawa Barat berada di atas rata rata produktivitas provinsi di
Indonesia, yaitu sebesar 58,06 kuintal per hektar, sedangkan produktivitas rata
rata provinsi di Indonesia hanya 49,99 kuintal per hektar. Berdasarkan luas lahan
yang digunakan secara produktif untuk usahatani padi, Provinsi Jawa Barat adalah
provinsi yang memiliki luas lahan terbesar jika dibandingkan dengan provinsi lain
di Indonesia.
Tabel 1. Lima Besar Provinsi Penghasil Padi di Indonesia dengan Luas Lahan,
Produktivitas, dan Total Produksinya Tahun 2009
No Provinsi Luas Lahan(Ha) Produktivitas(Kuintal/Ha)
Produksi
(Ton)
1 Sumatera Utara 768.407 45,91 3.527.899
2 Jawa Barat 1.950.203 58,06 11.322.681
3 Jawa Tengah 1.725.034 55,65 9.600.415
4 Jawa Timur 1.904.830 59,11 11.259.085
5 Sulawesi Selatan 862.017 50,16 4.324.178
Sumber : Badan Pusat Statistik, 20102
2 www.bps.go.id/tnmn_pgn.php. Tanaman Pangan [8 Desember 2010]
Page 18
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 18/102
18
Berdasarkan data BPS, Indramayu merupakan salah satu wilayah sentra
padi di Jawa Barat dengan produksi sekitar 1,03 juta ton atau sekitar 11 persen
total produksi padi di Jawa Barat pada tahun 2006. Indramayu selama ini dikenal
dengan lumbung padi Jawa Barat. Tingginya produksi padi di Indramayu ini
disebabkan oleh luasnya lahan sawah yang ada. Berdasarkan luas wilayah
Indramayu yang mencapai 204 ribu ha, sekitar 114 ribu ha (55 persen) di
antaranya adalah lahan sawah. Indramayu menempati urutan pertama untuk luas
lahan dan produksi padi di Jawa Barat.
Sektor pertanian merupakan salah satu pilar penting penggerak
perekonomian Indramayu. Pada tahun 2006 menunjukkan kontribusi sektor ini
mencapai 13,37 persen dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
Indramayu3. Pembangun sektor ini, selain akan meningkatkan pendapatan
perkapita, juga akan memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat .
Dalam usahatani padi, harga jual menjadi salah satu masalah bagi petani
untuk meningkatkan kesejahteraannya. Selama ini petani dihadapkan dengan
permasalahan harga yang mereka terima dirasa lebih rendah dibandingkan dengan
harga pasaran yang berlaku. Hal ini dikarenakan informasi harga yang mereka
terima terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu petani tidak
memiliki posisi tawar yang tinggi karena petani harus langsung menjual gabahnya
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini menyebabkan petani tidak memiliki
pilihan selain menjual hasil taninya tanpa bisa menunggu sampai mendapatkan
tawaran harga yang menurut mereka menguntungkan.
Dalam rangka peningkatan posisi tawar petani dan untuk melindungi
kepentingan konsumen, pemerintah saat ini mencoba menawarkan suatu sistem
pemasaran baru yaitu melalui Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang.Sistem Resi Gudang berdasarkan UU No. 9 Tahun 2006 memiliki fungsi
penyimpanan dalam sistem pemasaran komoditi pertanian. Resi Gudang
(warehouse receipt) merupakan dokumen yang membuktikan bahwa suatu
komoditas (contoh : gabah) dengan jumlah dan kualitas tertentu telah disimpan
dalam suatu gudang.
3http://bpmpindramayu.or.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=18&aid=16
5. Profil Perekonomian Indramayu. [23 Februari 2011]
Page 19
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 19/102
19
Berdasarkan skema SRG, petani tidak lagi terpaksa harus menjual hasil
panennya dengan harga yang rendah, melainkan dapat melakukan tunda jual
dengan menyimpan hasil panennya di gudang, memperoleh resi gudang, dan
memanfaatkan sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan atau
lembaga keuangan non bank. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkannya untuk
membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, atau membeli bibit melanjutkan kegiatan
usahanya, sambil menunggu harga komoditas membaik. Saat harga komoditas
membaik, petani dapat menjual atau mengalihkan SRG miliknya, sehingga petani
dapat merasakan dan memperoleh keuntungan optimal dari usahanya.
Dalam pelaksanaan skema SRG, cara untuk memanfaatkan SRG tersebut
adalah dengan mengikuti beberapa proses terlebih dahulu sebelum dikeluarkan
surat dokumen SRG atas komoditas tertentu. Pertama pemilik barang mengajukan
permohonan penyimpanan barang kepada pengelola gudang. Jika masih ada ruang
yang tersedia untuk meletakkan barang di gudang, maka pengelola gudang akan
mengkonfirmasi untuk kepada pemohon SRG. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan surat perjanjian yang isinya adalah waktu pengujian mutu barang.
Setelah disepakati waktu pengujian maka barang diuji oleh Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK). Jika hasil uji mutu sudah sesuai standar yang ditentukan maka
barang tersebut siap untuk dimasukkan ke gudang dengan terlebih dahulu sudah
mendapat kepastian waktu untuk memasukkan barang. Setelah barang masuk ke
gudang, pihak pengelola akan membantu menerbitkan polis asuransi untuk barang
yang dititipkan ke gudang. Setelah polis asuransi telah diterbitkan, dokumen SRG
akan diterbitkan dan diberikan kepada penyewa gudang.
Pada tahun 2008 di Indramayu telah diresmikan dua buah gudang Sistem
Resi Gudang yang dikelola oleh PT. Pertani. Pemilihan Indramayu sebagai percontohan pelaksanaan SRG berdasarkan pertimbangan luas lahan, sehingga
Indramayu memiliki potensi yang besar di bidang pertanian yang sangat tepat
sebagai prototype penerapan SRG. Pelaksanaan SRG ini dilakukan Menteri
Perdagangan bekerjasama dengan Menteri Negara BUMN, Menteri Pertanian dan
PT Pertani.
Page 20
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 20/102
20
1.2 Rumusan Masalah
Salah satu desa yang berdekatan dengan lokasi gudang SRG adalah Desa
Mangunjaya yang diharapkan memanfaatkan skema SRG tersebut. Bertani di
Desa Mangunjaya merupakan mata pencaharian utama penduduk desa. Seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia maka permintaan
konsumsi akan beras juga akan meningkat. Meskipun demikian, pendapatan yang
diterima oleh petani belum cukup untuk memenuhi kehidupan mereka. Hal ini
dikarenakan rata-rata petani di Desa Mangunjaya merupakan petani kecil dengan
luas lahan rata-rata kurang dari 0,4 ha.
Petani-petani di Desa Mangunjaya ini kemudian tergabung dalam
Gapoktan Jaya Tani untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam
menjalankan usahatani mereka. Salah satu kendala yang muncul adalah masalah
pendanaan usahatani. Di lokasi penelitian petani yang menggunakan metode tebas
dalam penjualannya, terkadang tidak mendapat hasil yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya dari jumlah padi yang dipanen. Hal ini dikarenakan padi petani dalam
penjualannya hanya dikira-kira oleh pembeli. Penjualaan kepada tengkulak juga
dirasakan petani kurang membantu petani dalam pembiayaan usahatani karena
seringnya keterlambatan pembayaran dari waktu yang dijanjikan. Berdasarkan
kondisi tersebut, pembangunan SRG yang dikelola oleh PT Pertani diharapkan
mampu menjadi salah satu instrumen penting dan efektif sebagai solusi dalam
sistem pembiayaan usahatani, khususnya dengan memberikan payung hukum
pemberian kredit bagi petani atau pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) terkait
dengan kesulitan yang dialami petani dalam pendanaan usahataninya.
Pada tahun 2010 beberapa petani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya
Tani sudah memanfaatkan SRG dengan mendapatkan harga yang lebih baikdaripada petani yang tidak memanfaatkan SRG. Meskipun begitu masih banyak
petani lain yang belum mau memanfaatkan SRG karena menurut petani yang
belum memanfaatkan SRG mereka tidak melihat perbedaan yang signifikan dari
petani yang telah memanfaatkan SRG.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka
permasalahan yang dapat diangkat adalah apakah ada manfaat bagi petani dalam
penerapan Sistem Resi Gudang?
Page 21
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 21/102
21
1.3. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :
1. Membandingkan tingkat pendapatan usahatani padi yang menerapkan Sistem
Resi Gudang dan yang tidak memanfaatkannya.
2. Mengidentifikasi manfaat dari penerapan Sistem ResiGudang bagi petani.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya dalam hal ini
adalah Pemerintah Daerah Indramayu untuk meningkatkan kesejahteraan
petani melalui peningkatan posisi tawar petani.
2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang masalah
pertanian khususnya sektor tanaman padi.
3. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan
melakukan pengkajian masalah yang relevan.
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan dengan lingkup regional yaitu di Desa
Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu dengan gabah sebagai
komoditi yang diteliti. Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini
adalah petani yang sudah memanfaatkan SRG dan petani yang belum
memanfaatkan SRG yang tergabung dalam Gapoktan Jayatani. Analisis kajian
dibatasi untuk melihat perbandingan tingkat pendapatan usahatani padi yang
belum dan yang sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan melihat manfaat
yang diperoleh petani yang telah memanfaatkan SRG.
Page 22
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 22/102
22
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan Usahatani di Indonesia
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang tidak
terpengaruh oleh krisis ekonomi pada tahun 1998 karena dalam kondisi krisis,
sektor ini masih memberikan pertumbuhan yang positif. Menurut data BPS 1999
pertumbuhan nilai ekspor komoditi hasil sektor pertanian mengalami
pertumbuhan positif sebesar 0,22 persen di tahun 1998. Sementara pertumbuhan
sektor lain negatif, misalnya pertumbuhan sektor pertambangan dan migas negatif
4,16 persen, dan pertumbuhan sektor industri negatif 12,74 persen (BPS, 1999).Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian mampu bertahan dalam
menghadapi krisis ekonomi.
Pengembangan sektor pertanian termasuk pengembangan industri yang
berbasis pertanian merupakan andalan potensial untuk membangkitkan dinamika
ekonomi masyarakat di tengah penurunan ekonomi dewasa ini. Pengembangan
sektor pertanian beserta program lanjutannya, dalam hal ini agroindustri, memiliki
nilai strategis untuk keluar dari krisis ekonomi.
Salah satu sasaran dari pengembangan sektor pertanian adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan petani yang sebagian besar masih tergolong
penduduk miskin. Berbagai cara telah dilakukan dalam upaya memperbaiki
kesejahteraan petani. Beberapa upaya yang telah dilakukan baik dari segi teknis
usahatani, seperti sistem bertani organik, penggunaan bibit ungul dan sistem
penjualan hasil usahatani. Upaya tersebut dilakukan agar terjadi peningkatan
pendapatan petani. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani adalah
dengan menerapkan konsep sistem pertanian terpadu, yaitu mengkombinasikan
berbagai macam spesies tanaman dan hewan dan penerapan beraneka ragam
teknik untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk melindungi lingkungan juga
membantu petani menjaga produktivitas lahan mereka dan meningkatkan
pendapatan mereka dengan adanya diversifikasi usaha tani. Penggunaan bibit
berkualitas bersertifikat juga dapat membantu petani dalam usaha peningkatan
pendapatan petani.
Page 23
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 23/102
23
dan
Kepuasan Petani Terhadap Benih Padi Varietas Lokal Pandan Wangi di
keputusan para petani terhadap penggunaan benih padi pandan wangi,
menganalisis kepuasan para petani terhadap atribut-atribut benih padi pandan
wangi, dan menentukan alternatif strategi dalam rangka pencapaian tujuan
kepuasan terhadap atribut-atribut benih padi pandan wangi.
Berdasarkan analisis tahap proses pengambilan keputusan petani terhadap
pembelian benih bersertifikat dan penggunaan benih tidak bersertifikat padi
pandan wangi, diketahui bahwa yang menjadi motivasi para petani untuk
menanam benih bersertifikat padi pandan wangi adalah karena harga jual yang
tinggi, dan para petani menganggap bahwa penggunaan benih bersertifikat penting
untuk digunakan. Sedangkan para petani yang tidak menggunakan benih
bersertifikat menganggap bahwa penggunaan benih bersertifikat biasa saja dan
sebagian besar petani mengetahui informasi benih padi pandan wangi dan sumber
yang dipercaya untuk penggunaan benih berasal dari kelompok tani, diri sendiri
dan lainnya yaitu keluarga. Atribut harga jual gabah dijadikan dasar dalam
pertimbangan untuk pembelian dan penggunaan benih tidak tidak bersertifikat.
Keputusan dalam cara penjualan hasil usahatani juga menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh dalam pendapatan usahatani. Pratama (2008) melakukan
penelitian yang berjudul Efektivitas Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha
Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) (Kasus Petani Padi Pandan Wangi di
Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur) dengan tujuan menganalisis
efektivitas program DPM-LUEP terhadap stabilitas harga gabah di tingkat petani
di Provinsi Jawa Barat, menganalisis dampak kebijakan program DPM-LUEPterhadap tingkat pendapatan petani di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten
Cianjur, Provinsi Jawa Barat, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan petani dalam menjual gabahnya ke LUEP. Dengan membandingkan
perkembangan harga yang diterima petani di kecamatan yang mendapat DPM-
LUEP dan yang tidak mendapat program diketahui bahwa harga GKP pada
kecamatan yang mendapatkan program DPM-LUEP lebih tinggi daripada
kecamatan yang tidak mendapatkan program DPM-LUEP.
Page 24
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 24/102
24
Indrayani (2008) dalam penelitiann
bahwa salah satu contoh kegiatan kemitraan agribisnis dibidang pertanian
khususnya tanaman pangan adalah antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV.
Quasindo. Kemitraan yang terjalin merupakan kemitraan dalam pengadaan beras
pandan wangi brsertifikat. Kemitraan ini terjalin sejak April 2007, dengan
melibatkan tiga pelaku utama yakni Gapoktan, CV. Quasindo serta Lembaga
Sertifikasi Beras.
2.2. Sistem Resi Gudang
Resi Gudang (warehouse receipt ) adalah surat berharga berupa dokumen
bukti kepemilikan atas barang yang di simpan di gudang yang diterbitkan oleh
pengelola gudang yang dapat diperdagangkan, dipertukarkan dalam sistem
pembiayaan perdagangan suatu negara. Selain itu, resi gudang juga dapat
digunakan sebagai jaminan atau diterima sebagai bukti penyerahan barang dalam
rangka pemenuhan kontrak deribatf yang jatuh tempo, sebagaimana terjadi dalam
kontrak berjangka. Dengan demikian, SRG dapat memfasilitasi pemberian kredit
bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang.
Resi gudang dapat digunakan sebagai agunan karena resi gudang dijamin dengan
komoditas tertentu yang berada dalam pengawasan pihak ketiga (Pengelola
Gudang) yang terakreditasi. Sistem ini telah dipergunakan secara luas di negara-
negara maju atau di negara-negara dimana pemerintah telah mulai mengurangi
perannya dalam menstabilisasi harga komoditi, terutama komoditi agribisnis.
Beberapa negara yang telah menerapkan SRG antara lain adalah India, Malaysia,
Filipina, Ghana, Mali, Turki, Polandia, Meksiko dan Uganda.Di Indonesia, dalam hal ini Departemen Perdagangan yang diwakili oleh
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) telah menyusun
rencana Undang-undang (RUU) tentang Sistem Resi gudang. Pada tanggal 20 Juni
2006, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia telah menyetujui
RUU tersebut menjadi Undang-undang (UU). Presiden RI telah mensahkan UU
tersebut sebagai UU nomor 9 tahun 2006 tentang SRG pada tanggal 14 Juli 2006.
Page 25
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 25/102
25
Tujuan diberlakukannya UU tentang SRG adalah untuk memberikan dan
meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian hukum, melindungi
masyarakat dan memperluas akses mereka untuk memanfaatkan fasilitas
pembiayaan usaha. UU Sistem Resi Gudang memberikan manfaat terutama bagi
pengusaha kecil dan menengah, petani dan kelompok tani, perusahaan pengelola
gudang, perusahaan pemberi pinjaman dan bank untuk mengakses permodalan
guna meningkatkan usahanya.
SRG merupakan terobosan instrument penjamin pengganti fixed asset .
Hal ini dikarenakan resi gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang dan
dapat digunakan sebagai dokumen penyerahan barang, sebagai document of title,
maka resi gudang dapat dijadikan sebagai jaminan utang sepenuhnya tanpa perlu
dipersyaratkan adanya jaminan lain. Ketentuan ini diharapkan akan sangat
membantu usaha kecil dan menengah, petani serta kelompok tani yang selama ini
mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses kredit, karena pada umumnya
mereka tidak memiliki fixed asset untuk dijadikan sebagai agunan.
Dalam penerapan SRG, terdapat beberapa pihak yang terkait dalam
penerbitan resi gudang. Lembaga pertama adalah pengelola gudang. Pengelola
gudang adalah pihak yang melakukan usaha perdagangan, baik gudang milik
sendiri maupun milik orang lain yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan dan
pengawasan yang disimpan oleh pemilik barang. Lembaga ini dipersyaratkan
harus berbentuk badan usaha hukum dan telah mendapat persetujuan dari
BAPPEBTI. Dalam pelaksanaanya, pengelola gudang wajib membuat perjanjian
pengelolaan secara tertulis baik dengan pemilik barang, yang sekurang-kurangnya
memnuat identitas serta hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu
penyimpanan, deskripsi barang dan asuransi. Daftar pengelola SRG yang telahmendapat persetujuan dari BAPPEBTI dapat dilihat di Tabel 2.
Page 26
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 26/102
26
Tabel 2. Daftar Pengelola Gudang SRG yang Mendapat Persetujuan BAPPEBTI.
No Pengelola Gudang Alamat Kantor Pusat
1. PT. Bhanda Ghara Reksa
(BGR)
Jalan Kali Besar Timur Nomor 5-7, Jakarta
11110.
2. PT. Pertani Jalan Pertani Nomor 1 7 Durentiga
Pancoran Jakarta Selatan 12760
3. PT. Petindo Daya Mandiri Jalan Cempaka Putih Timur No. 3 Jakarta
Pusat 10510.
4. PT. Sucofindo Graha Sucofindo, Jl. Raya Pasar Minggu
Kav. 34 DKI Jakarta 12780
5. PT. Reksa Guna
Interservice
Gd. Dana Graha Lt. 2 Jl. Gondangdia Kecil
No. 12-14 Jakarta Pusat 10350
6. Koperasi Tani Bidara Tani Jalan A. Yani Nomor 84, Kecamatan
Bareng, Kabupaten Jombang, Provinsi
Jawa Timur
Sumber : BAPPEPTI 2008
Lembaga kedua adalah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK). LPK adalah
suatu lembaga terakreditasi yang melakukan kegiatan penilaian untuk
membuktikan bahwa persyaratan tertentu mengenai produk, sistem, proses, dan
atau sumber daya manusia yang dimiliknya telah terpenuhi dan sesuai dengan
standar. Kegiatan penilaian kesesuaian ini mencakup lembaga inspeksi,
laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi sistem mutu. LPK yang mendapat
persetujuan dari BAPPEBTI seluruhnya diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN). Kegiatan penilaian kesesuaian yang dilakukan mencakup
kegiatan sertifikasi, inspeksi dan pengujian yang berkaitan dengan barang, gudang
dan pengelola gudang.
Penyimpanan barang di gudang sangat erat kaitannya dengan konsistensimutu barang yang disimpan, sehingga perlu disiapkan sistem penilaian kesesuaian
yang dapat menjamin konsistensi mutu barang yang disimpan. Sertifikat yang
diterbitkan oleh LPK memuat nomor dan tanggal penerbitan, identitas pemilik
barang, jenis dan jumlah barang, sifat barang, metode pengujian mutu barang,
tingkat mutu dan kelas barang, jangka waktu mutu barang dan tanda tangan pihak
yang berhak mewakili lembaga. Daftar Daftar Lembaga Penilaian Kesesuaian
yang telah mendapat persetujuan dari BAPPEBTI bisa dilihat pada Tabel 3.
Page 27
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 27/102
27
Tabel 3. Daftar Lembaga Penilai Kesesuaian yang mendapat persetujuan dari
BAPPEBTI.
NO LPK Alamat
1 Inspeksi Gudang
(PenunjukanKabappebti)
a. PT. Bhanda Ghara
Reksa (Persero)
Jalan Kali Besar Timur
Nomor 5-7, Jakarta11110.
b. PT. SUCOFINDO Graha Sucofindo, Jl.
Raya Pasar Minggu
Kav. 34 Jakarta 12780
2. Sertifikat
Manajemen Mutu
PT. SUCOFINDO Graha Sucofindo, Jl.
Raya Pasar Minggu
Kav. 34 Jakarta 12780
3. Uji Mutu
Komoditi
a. PT. SUCOFINDO
(Lada, Kopi,
Kakao)
Graha Sucofindo, Jl.
Raya Pasar Minggu
Kav. 34 Jakarta 12780
b. BPSMB
&TEMBAKAU
SURABAYA
(Kopi, Lada,
Kakao dan Karet)
Jl. Gayung Kebonsari
Dalam No. 12 A
Surabaya
c. BPSMB
MAKASSAR
(Kopi, dan Lada)
Jl. A. Pattarani
Makassar 90222
4. Uji Mutu
KomoditiPenunjukan
Kabappebti
a. BPSMB
&TEMBAKAUSURABAYA
(Gabah)
Jl. Gayung Kebonsari
Dalam No. 12 ASurabaya
b. UJASTASMA
PROBIS PERUM
BULOG
SUBDIVRE KAB.
BANYUMAS
(Gabah)
Jl. Jend. Sudirman No.
829 Purwokerto
Jateng
Sumber : BAPPEBTI 2008
Lembaga ketiga adalah pusat registrasi yang melakukan penatausahaan
Resi Gudang dan Derivatif resi Gudang yang meliputi pencatatan, penyimpanan,
pemindah bukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan, seta
penyediaan sistem dan jaringan informasi. Penatausahaan dilakukan untuk
menjamin keamanan dan keabsahan setiap pengalihan dan pembebanan hak
jaminan atas Resi gudang, karena setiap pihak yang menerbitkan, mengalihkan
dan melakukan pembebanan hak jaminan atas resi gudang wajib melaporkannya
kepada Pusat Registrasi. Berdasarkan sistem ini, pemerintah melalui Pusat
Page 28
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 28/102
28
Registrasi dapat memantau pengalihan dan pembebanan hak jaminan atas resi
gudang, mencegah terjadinya penjaminan ganda dan melakukan tersediannya stok
nasional untuk komoditi tertentu. Pusat Registrasi yang telah mendapat
Persetujuan dari BAPPEBTI adalah PT. Kliring Berjangka Indonesia.
Lembaga terakhir adalah Badan Pengawas Resi Gudang. Badan ini
merupakan unit organisasi di bawah Menteri Perdagangan yang diberi wewenang
untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan SRG. Badan ini antara lain berwenang memberikan persetujuan
sebagai Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Pusat Registrasi.
Saat ini tugas, fungsi dan kewenangan tersebut dilaksanakan oleh BAPPEBTI.
Adapun syarat komoditi yang dapat diresi gudangkan antara lain memiliki
daya tahan simpan minimal tiga bulan, memilik standar mutu nasional dan
memiliki struktur pasar terbuka. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.
26/M-DAG/PER/6/2007 tentang Barang Yang Dapat Disimpan di Gudang Dalam
Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang hingga saat ini baru terdapat delapan
komoditi yang dapat diresi gudangkan yaitu: Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Kakao,
Lada, Karet, dan Rumput Laut. Setiap komoditi yang akan disimpan di gudang
harus memenuhi persyaratan standar mutu tertentu yang berlaku untuk komoditi
yang bersangkutan untuk memperoleh Resi Gudang. Contoh nilai standar mutu
gabah berdasarkan SNI bisa dilihat pada Tabel 4.
Page 29
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 29/102
29
Tabel 4. Standar Mutu Komoditi Gabah Seperti Tercantum dalam SNI 01-0224-
1987.
No Jenis Uji Satuan
Persyaratan
MUTU I MUTU II MUTU
III1 Kadar Air % maks. 14.0 14.0 14.0
2. Gabah Hampa % maks. 1.0 2.0 3.0
3. Butir Rusak + Butir
Kuning
% maks. 2.0 5.0 7.0
4. Butir Mengapur +
Gabah Muda
% maks. 1.0 5.0 10.0
5. Butir Merah % maks. 1.0 2.0 4.0
6. Benda Asing % maks. - 0.5 1.0
7. Gabah Varietas lain % maks. 2.0 5.0 10.0
Sumber : BAPPEBTI 2008
Untuk mendapatkan Resi Gudang Petani terlebih dahulu mendatangi
Pengelola Gudang dengan membawa komoditi yang akan diresigudangkan.
Sebelum masuk gudang, komoditi tersebut terlebih dahulu diuji mutu dan
kuantitasnya oleh LPK yang ada di Gudang atau Kantor Pengelola Gudang.
Sementara itu Pengelola Gudang akan membuat perjanjian pengelolaan barang
yang berisi deskripsi barang dan asuransi. Diskripsi barang dibuat berdasarkan
sertifikat hasil uji mutu yang dikeluarkan oleh LPK.
Surat perjanjian pengelolaan barang yang telah ditandatangani, selanjutnya
Pengelola Gudang akan menghubungi Pusat Registrasi untuk meminta kode
registrasi. Pengelola Gudang dapat langsung menerbitkan Dokumen Resi Gudang
tepat setelah menerima kode registrasi dari Pusat Registrasi. Dokumen Resi
Gudang yang sah akan mencantumkan informasi antara lain judul dan jenis
komoditi, nama pemilik komoditi, lokasi gudang, tanggal penerbitan, nomor
penerbitan, nomor registrasi, deskripsi barang (kuantitas dan kualitas), waktu
jatuh tempo, biaya simpan, nilai barang dan harga pasar.
2.3. Kajian Empiris Mengenai Usahatani
Rachmawati (2003) dan Gandhi (2008) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa usahatani padi yang dilakukan oleh petani pemilik lahan
lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan petani penggarap. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya total petani
Page 30
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 30/102
30
pemilik (3,14 dan 1,35) yang lebih besar dari petani penggarap (1,19 dan 1,18)
pada penelitian Rachmawati dan nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya
total petani pemilik (2,42 dan 1,19) yang lebih besar dari petani penggarap (1,07
dan 1,88) pada penelitian Gandhi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat
diketahui bahwa usahatani yang dilakukan, baik oleh petani pemilik maupun
petani penggarap, masih menguntungkan karena rasio R/C atas biaya tunai
maupun biaya totalnya lebih besar dari satu.
Hidayat (2010) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pendapatan
usahatani jambu getas merah di Kelurahan Sukaresmi dikelompokkan berdasarkan
status penguasaan lahan yaitu petani pemilik lahan dan petani penyewa lahan.
Pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun yang diterima petani pemilik
lahan yaitu Rp 12.727.000,00 lebih besar daripada pendapatan atas biaya tunai per
hektar per tahun yang diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 9.056.000,00.
Begitu pula berdasarkan perhitungan pendapatan atas biaya total, maka
pendapatan atas biaya total per hektar per tahun yang diterima petani pemilik
lahan yaitu Rp 8.146.666,67 lebih besar daripada pendapatan atas biaya total per
hektar per tahun yang diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 8.047.333,33.
Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani pemilik lahan dan petani penyewa
lahan menguntungkan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rasio R/C atas biaya
tunai maupun biaya total petani pemilik lahan yang lebih tinggi (2,69 dan 1,67)
dari biaya tunai petani maupun biaya total penyewa lahan (1,81dan 1,66).
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan pada penelitian Rachmawati,
Gandhi dan Hidayat. Persamaan penelitian yang diteliti oleh Rachmawati, Gandhi
dan Hidayat adalah analisis usahatani dengan rasio R/C petani pemilik lahan lebih
besar daripada rasio R/C petani penggarap baik atas biaya tunai maupun biayatotal. Perbedaan penelitian ini adalah jenis komoditi yang diteliti yaitu jambu
merah yang diteliti oleh Hidayat, dan padi yang diteliti oleh Rachmawati dan
Gandhi.
Terdapat beberapa persamaan dalam metode penelitian yang digunakan
pada beberapa studi terdahulu seperti pada Rachmawati (2003) dan Murdani
(2008). Pada Rachmawati (2003) menggunakan metode analisis R/C rasio, margin
tataniaga, dan dalam menganalisis penelitiannya mengenai topik
Page 31
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 31/102
31
penelitian usahatani dan tataniaga. Pada penelitian mereka tidak menggunakan
analisis lembaga dan fungsi tataniaga, sehingga kurang memberikan gambaran
kondisi tataniaga karena penelitian lebih kuantitatif. Begitu pula pada penelitian
Murdiani (2008) yang menggunakan metode analisis yang sama dalam
menganalisis penelitiannya yaitu analisis pendapatan usahatani, rasio R/C, marjin
tataniaga,dan Walaupun pada kedua penelitian tersebut analisis
usahatani lebih dalam karena menambahkan analisis pendapatan usahatani, namun
analisis tataniaga terutama kondisi kualitatif seperti fungsi tataniaga dan analisis
lembaga tataniaga kurang dibahas secara komperhensif .
Pada penelitian Gandhi (2008) dan Hidayat (2010), merupakan penelitian
yang menggunakan metode analisis yang paling lengkap dalam menganalisis
penelitian untuk topik usahatani dan tataniaga. Keduanya melakukan analisis
kuantitatif yang baik dalam analisis usahatani dan tataniaga, juga melakukan
analisis kualitatif tataniaga dengan baik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah alat analisis
yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh Gandhi (2008) dan Hidayat
(2010). Perbedaan ini dengan penelitian terdahulu adalah jenis komoditas yang
dianalisis yaitu gabah, dan juga metode penjualan yang digunakan yaitu metode
tunda jual dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Penelitian ini berusaha
menganalisis perbandingan tingkat pendapatan usahatani petani yang tidak
memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang sudah memanfaatkannya,
pendapatan usahatani dengan pendekatan penerimaan dan biaya usahatani, dan
R/C rasio untuk melihat tingkat efisiensi usahatani padi yang sudah
memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan sistem konvensional. Melalui analisis
efisiensi dapat diketahui metode mana yang memberikan lebih banyakkeuntungan bagi petani.
Page 32
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 32/102
32
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Usahatani
Menurut Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari
alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
Organisasi ini ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh
seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis,
politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya. Menurut Soeharja dan Patong
(1973), usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu
alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau
sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan
keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Menurut
Hernanto (1989) ada empat unsur pokok dalam usahatani yang sering disebut
sebagai faktor-faktor produksi yaitu :
1. Tanah
Tanah merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan
faktor produksi lain, distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Oleh
karena itu, tanah memiliki beberapa sifat yaitu : (1) luasnya relatif tetap atau
dianggap tetap, (2) tidak dapat dipindah-pindahkan dan (3) dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tanah usahatani dapat berupa tanah
pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara
membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil (menyakap), pemberian
negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan secara
monokultur maupun polikultur atau tumpangsari.
2.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani digolongkan kedalam tiga jenis yaitu tenaga
kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja
manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga
kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan
tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
Page 33
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 33/102
33
ketrampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam.
Oleh karena itu dalam prakteknya, digunakan satuan ukuran yang umum untuk
mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini
menghitung seluruh pencurahan kerja mulai dari persiapan hingga pemanenan
dengan menggunakan inventarisasi jam kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan
hari kerja total (HK total). Dalam teknis perhitungan, dapat dipakai konversi
tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu :
1 pria = 1 hari kerja pria (HKP) ; 1 wanita = 0,7 HKP ; 1 ternak = 2 HKP dan 1
anak = 0,5 HKP. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam dan luar
keluarga.
3.
Modal
Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor
produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru
yaitu produksi pertanian. Dalam usahatani, yang dimaksud dengan modal adalah
tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, ikan di kolam, bahan-bahan
pertanian, piutang di bank, serta uang tunai. Menurut sifatnya, modal dibedakan
menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah bangunan dan modal tidak
tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak,
ikan di kolam. Modal dalam usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi
serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal
diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas
uang/keluarga/tetangga), hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.
4. Manajemen
Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,
mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik- baiknya sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa
sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik
dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil.
Prinsip teknis tersebut meliputi : (a) perilaku cabang usaha yang diputuskan; (b)
perkembangan teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai; (d) daya dukung
faktor yang dikuasai dan (e) cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar
pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain : (a) penentuan
Page 34
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 34/102
34
perkembangan harga; (b) kombinasi cabang usaha; (c) pemasaran hasil; (d)
pembiayaan usahatani; (e) penggolongan modal dan pendapatan dan (f) ukuran-
ukuran keberhasilan yang lazim.
Pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara
berbagai alternatif penggunaan sumberdaya yang terbatas yang terdiri dari lahan,
kerja, modal, waktu dan pengelolaan. Hal ini dilakukan agar ia dapat mencapai
tujuan sebaik baiknya dalam lingkungan yang penuh resiko dan kesukaran-
kesukaran lain yang yang dihadapi dalam melaksanakan usahataninya
(Soekartawi, 1986). Seorang penyuluh pertanian memiliki peran yang penting
dalam memberikan petunjuk kepada petani dengan cara membantu petani melihat
permasalahannya, menganalisis permasalahan tersebut dan mengambil keputusan
dengan benar.
Lebih lanjut Soekartawi (1986) menambahkan bahwa terdapat kaitan yang
sangat erat antara ilmu usahatani dengan ilmu ekonomi. Hal ini dikarenakan ilmu
usahatani pada dasaranya memperhatikan cara-cara petani dalam memperoleh dan
memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu dan pengelolaan) yang
terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ekonomi.
Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multi disiplin karena harus
memperhatikan informasi, prinsi dan teori dari ilmu yang sangat erat kaitannya,
seperti sosiologi dan psikologi maupun berbagai bidang ilmu tanaman dan ilmu
hewan. Menurut Soekartawi (1986) umumnya penelitian usahatani merupakan
penelitian terapan dan mempunyai salah satu atau kedua tujuan umum di bawah
ini:
1. Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola
usahataninya sehingga mereka lebih mampu mencapai tujuannya.2. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan
pengelolaannya sehingga membantu di dalam perumusan kebijsanaan dan
perencanaan pembangunan yang lebih baik.
3.1.2. Keuntungan Usahatani
Terdapat dua jenis keuntungan suatu usahatani, yaitu yang dapat dihitung
secara ekonomi (tangible) dan yang tidak dapat dihitung ke dalam satuan uang
Page 35
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 35/102
35
(intangible). Keuntungan ekonomi adalah keuntungan berupa besar atau tidaknya
pendapatan dan efisien atau tidaknya suatu penelitian yang digambarkan oleh nilai
rasio R/C nya. Keuntungan non ekonomi terdiri dari kesuburan lingkungan,
pemandangan yang menjadi indah dan sebagainya.
Keberhasilan suatu usahatani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang
diperoleh petani dalam mengelola usahataninya. Pendapatan itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai selisih pengurangan dari nilai penerimaan dengan biaya
yang dikeluarkan dalam proses usahatani. Pendapatan usahatani mengukur
imbalan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi, karena itu
pendapatan usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dipakai
untuk membandingkan keragaan beberapa usahatani (Mariani, 2007).
Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua komponen pokok yaitu
penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditentukan. Kegunaan
anailisi ini adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan
dan menggambarkan keadaan di masa yang akan datang dari perencanaan atau
tindakan (Soeharjo dan Patong, 1973)
Menurut Soekartawi (1986), penerimaan usahatani adalah suatu nilai
produk total dalam jangka waktu tertentu baik untuk dijual maupun untuk
dikonsumsi sendiri. Penerimaan usahatani mencakup semua produk yang dijual,
dikonsumsi rumah tangga petani, untuk pembayaran dan yang disimpan.
Penerimaan dinilai berdasarkan perkalian antara total produk dengan harga pasar
yang berlaku, sedangkan pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dibebankan kepada produk yang
bersangkutan. Selain biaya tunai yang harus dikeluarkan ada pula biaya yang
diperhitungkan, yaitu nilai pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dan berasaldari usahatani itu sendiri. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk
memperhitungkan berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika modal dan nilai
kerja keluarga diperhitungkan.
Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka
waktu tertentu, sedangkan pengeluaran usahatani adalah nilai semua input yang
habis terpakai dalam proses produksi tetapi tidak termasuk biaya tenaga kerja
kerluarga. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran yang dibayar dengan uang,
Page 36
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 36/102
36
seperti biaya pembelian saran produksi, biaya untuk membayar tenaga kerja.
Pengeluaran yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa
sebenarnya pendapatan kerja petani jika bunga modal dan nilai kerja kerluarga
diperhitungkan (Soeharjo dan Patong, 1973).
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Salah satu masalah yang dihadapi negara Indonesia sekarang ini adalah
bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan melalui
pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pertanian. Hal ini
bisa dilihat dengan semakin banyak digalakkannya pembangunan di bidang
pertanian utamanya sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah
usahatani padi. Petani padi dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan
output, diperlukan biaya pengeluaran-pengeluaran yang digunakan dalam
mempertahankan kelangsungan proses produksi tersebut.
Dalam usahatani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan
sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi
pada khususnya. Hal ini menjadi salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat yaitu
adanya peningkatan pendapatan dari petani tersebut.
Dalam usaha meningkatkan pendapatan usaha tani padi, pemerintah
mengeluarkan salah satu kebijakan baru yaitu Sistem Resi Gudang (SRG). Namun
pada pelaksanaannya belum banyak petani di Indonesia yang sudah
memanfaatkan peraturan ini. Salah satu Resi Gudang tersebut berada di daerah
Indramayu, Jawa Barat. Tujuan dibangunnya Gudang tersebut di Indramayu
karena Indramayu merupakan sentra penghasil padi di Jawa Barat, dimana Jawa
Barat merupakan wilayah penghasil padi terbanyak di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan
pendapatan usahatani petani padi di Kecamatan Anjatan Indramayu yang telah
memanfaatkan SRG dengan petani yang belum memanfaatkannya. Oleh karena
itu, dengan adanya penelitian yang membandingkan konsep usahatani
konvensional dan yang memanfaatkan Resi Gudang ini diharapkan dapat
membantu pihak terkait khususnya petani dalam pengambilan keputusan untuk
menjalankan atau menerapkan sistem usahatani yang mana yang lebih
Page 37
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 37/102
37
menguntungkan bagi petani. Adapun bagan kerangka operasional dapat dilihat
pada Gambar 1.
Page 38
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 38/102
38
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani Gabah
dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan
Jayatani Indramayu
Pendapatan yang diperoleh petani gapoktan
Jayatani rendah.
Petani SRG
Manfaat non ekonomis Manfaat ekonomis
Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis keragaan usahatani
Analisis pendapatan
usahatani
- Penerimaan usahatani
- Biaya usahatani
Analisis efisiensi usahatani
Rekomendasi kepada petani dan pemerintah tentang pemanfaatan SistemResi Gudang dalam usahatani di Desa Mangunjaya Indramayu
Upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Pembangunan di bidang pertaniansub sektor pertanian pangan.
Peraturan pemerintah tentang SistemResi Gudang.
Jawa Barat merupakan sentra
penghasil padi di Indonesia.
Pembangunan Gudang di Indramayu
Petani non Resi Gudang
Page 39
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 39/102
39
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan,
Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang
sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan para petani yang belum
memanfaatkan sitem tersebut yang tergabung dalam Gapoktan Jayatani.
Pemilihan lokasi ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa daerah tersebut dekat
dengan letak Gudang Resi Gudang yang ada di Indramayu. Penelitian lapang
dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April 2011 sampai bulan Juli
2011 untuk pengumpulan data. Karena pada saat tersebut di wilayah Desa
Mangunjaya dalam musim panen dan menunggu hasil penjualan gabah yang ada
di gudang SRG.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan sebagai sumber data dan informasi adalah
sebagai berikut :
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung ke
lapangan, yaitu hasil wawancara dengan petani responden yang belum dan
sudah memanfaatkan SRG dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuisioner).
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan pendukung data primer yang diperoleh dari
instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, PT.Pertani selaku pengelola gudang, dan instansi-instansi terkait lainnya. Data
sekunder juga diperoleh melalui beberapa literatur berupa data
pemanfaatan SRG yang pernah dilakukan berkaitan dengan kegiatan
penelitian.
Page 40
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 40/102
40
4.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara melalui
pengisian kuisioner yang pertanyaanya disampaikan kepada petani responden.
Penentuan petani responden dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu
pengambilan contoh secara acak ( stratified sampling ) untuk petani yang belum
memanfaatkan SRG dan metode teknik sensus untuk petani yang sudah
memanfaatkannya.
Pengambilan petani responden didasarkan pada petani yang tergabung
didalam suatu gabungan kelompok tani. Jumlah responden yang diambil sebanyak
33 orang petani responden yang terdiri dari 29 petani yang belum memanfaatkan
SRG dan empat orang petani responden yang sudah memanfaatkan SRG. Jumlah
responden untuk petani yang belum memanfaatkan SRG diambil berdasarkan
kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya Tani yang menanam padi.
Kemudian setelah dibagi menjadi lima kelompok tani, untuk menentukan contoh
di tiap kelompok tani dilakukan dengan cara acak dan didapat 29 orang petani
responden. Sementara itu pemilihan petani yang telah memanfaatkan SRG
sebanyak empat petani karena dalam Gapoktan tersebut hanya empat petani
tersebut saja yang memanfaatkan SRG dengan menggunakan metode teknik
sensus.
4.4. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif,
kemudian dilalanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Analisis kualitatif
dilakukan bertujuan untuk menganalisis keragaan usahatani gabah di Desa
Cipancuh sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis pendapatan
usahatani yang sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang belum
memanfaatkanya berdasarkan penerimaaan dan biaya usahatani yang dikeluarkan,
sedangkan R/C rasio digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani.
Penerimaan total usahatani (total farm revenue) merupakan nilai produk
dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode
tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu.
Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan
Page 41
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 41/102
41
pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah
(Soekartawi, 1986) :
TR = P x Q
TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan = TR - biaya tunai
= TR TC
Keterangan :
TR : total penerimaan usahatani yang dijual dalam bentuk gabah (Rp)
TC : total biaya usahatani (Rp)
P : harga output (Rp/Kg)
Q : jumlah output (Kg)
: pendapatan atau keuntungan (Rp)
Pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau
biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar
likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya.
Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan
kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan
(revenue cost ratio) adalah analisis R/C. Analisis R/C rasio dalam usahatani
menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang
bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. Selain
itu R/C rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan
pengeluaran usahatani. Rasio R/C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C
atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Rasio R/C atas biaya tunai dihitung
dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu
periode tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan
antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumusanalisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut
(Soekartawi, 1986) :
R/C rasio atas biaya tunai = TR / biaya tunai
R/C rasio atas biaya total = TR / TC
Page 42
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 42/102
42
Keterangan :
TR : total penerimaan usahatani (Rp)
TC : total biaya usahatani (Rp)
Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang
dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Suatu usaha dapat
dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio
lebih besar dari satu (R/C > 1), makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa
penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil
dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak
layak untuk diusahakan (Soekartawi, 1986).
Tabel 5. Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio per Hektar per
Tahun Tanaman Tahunan
No Keterangan JumlahHarga per
Satuan (Rp)
Total
(Rp)
A Penerimaan
B Biaya tunai
1 Bibit
2 Pupuk
3 Obat-obatan
4 Tenaga kerja luar keluarga
5 Irigasi
Total biaya tunai
C Biaya yang diperhitungkan
1 Penyusutan
2 Sewa lahan
3 Tenaga kerja keluarga
Total biaya yang diperhitungkan
D Total biaya (B+C)
E Pendapatan atas biaya tunai (A-B)
F Pendapatan atas biaya total (A-D)
G R/C atas biaya tunai (A/B)
H R/C atas biaya total (A/D)
Page 43
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 43/102
43
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Wilayah dan Topografi Desa Mangunjaya memiliki wilayah administratif dengan batas wilayah
yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Cilandak, sebelah selatan dengan
Desa Bugis Tua, sebelah barat dengan Mekarjaya Kabupaten Subang, dan sebelah
timur dengan Desa Bugis. Desa Mangunjaya memiliki luas wilayah sebesar
11.063,37 hektar dan dihuni oleh 6.428 jiwa penduduk (Monografi Desa
Mangunjaya, 2010).
Topografi Desa Mangunjaya memiliki rata-rata ketinggian 200 meter dari
permukaan laut. Desa Mangunjaya memiliki kondisi iklim yang cukup tinggi
dengan suhu rata-rata tiap bulan mencapai 29,5°C dengan suhu terendah 25°C dan
suhu tertinggi 34°C. Tingkat kelembaban udara yang dimiliki yaitu sebesar 70
persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 2000 mm dan curah hujan
tertinggi berada pada bulan Januari dan Februari. Kondisi alam tersebut
mendukung potensi agribisnis pada Desa Mangunjaya, seperti padi dan tanaman
palawija.
Padi merupakan salah satu potensi agribisnis yang sangat potensial untuk
dikembangkan di Desa Mangunjaya dimana luas lahan sawah di Desa Mangun
jaya yang mencapai 480 hektar atau sekitar 4,3 persen dari total luas wilayah.
Selain padi, hortikultura merupakan salah satu potensi agribisnis yang dapat
dikembangkan lagi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
5.2 Sosial Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa persebaran jumlah penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Mangunjaya terdapat 12 jenis pekerjaan,
dimana sektor pertanian menempati peringkat pertama dengan total 4.213
penduduk atau 65,64 persen dari total penduduk Desa Mangunjaya. Hal ini
menunjukkan bahwa bidang pertanian memiliki potensi yang besar dari sisi
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk dapat berkembang lagi. Jumlah penduduk
paling banyak terdapat pada tingkat usia kerja di bidang pertanian dan diikuti
dengan penduduk di usia sekolah.
Page 44
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 44/102
44
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Warga Desa Mangunjaya
Berdasarkan Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang)
Jenis
Pekerjaan
LokasiPersentase
(%)
No Mangunsari Bodas Karangjaya Jumlah
1 PNS 7 9 6 22 0,37
2 TNI/Polri 0 0 2 2 0,04
3 Pensiunan 0 0 1 1 0,02
4 Wiraswasta 2 31 41 73 1,14
5 Industri kecil 7 1 5 13 0,20
6 Pedagang 14 51 50 115 1,80
7 Nelayan 0 0 0 0 0
8 Petani 708 644 699 2.051 31,94
9 Buruh tani 793 674 695 2.162 33,70
10 Pelajar 362 504 491 1.357 21,20
11 Mahasiswa 16 12 11 39 0,64
12 Lain-lain 294 129 152 575 8,95
Total 6.428 100
Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa di Desa Mangunjaya masih banyak
warga yang tidak bersekolah, yaitu sebanyak 444 orang (20,96 persen). Jumlah
penduduk paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan SD, yaitu sebanyak 706
orang (33,33) warga. Tingkat pendidikan paling tinggi adalah perguruan tinggi
sebanyak 139 orang (6,56 persen). Hal ini menunjukkan bahwa di Desa
Mangunjaya kesadaraan akan pentingnya pendidikan masih rendah.
Page 45
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 45/102
45
Tabel 7. Data Usia Sekolah Warga Desa Mangunjaya Berdasarkan Lokasi Dusun
Tahun 2010 (Orang).
Tingkat
Pendidikan
LokasiJumlah
Persentase
(%)
No Mangunsari Bodas Karangjaya
1 Belum Sekolah 66 182 78 326 15,40
2 TK 12 18 20 50 2,36
3 SD 254 190 262 706 33,33
4 SLTP 48 29 96 173 8,17
5 SLTA 160 85 35 280 13,22
6 PT 16 112 11 139 6,56
7 Tidak Sekolah 39 141 264 444 20,96
Jumlah 595 757 766 2118 100
Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010
Aktivitas usahatani yang dilakukan oleh petani di Desa Mangunjaya terdiri
dari dua jenis komoditas utama, yaitu padi dan hortikultura. Tanaman hortikultura
yang menjadi produk andalan adalah tanaman jeruk nipis.
5.3. Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu
Gudang SRG terletak di Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis
Kabupaten Indramayu. Gudang SRG ini dibangun pada tahun 2008 sebanyak dua
gudang yang dikelola oleh PT Pertani. Dalam pelaksanaannya gudang SRG ini
dibagi menjadi dua, yang pertama dijadikan gudang untuk menyimpan komoditi
beras dan yang satu lagi dijadikan sebagai tempat penyimpanan komoditi gabah.
Kapasitas gudang SRG di Indramayu sebesar 3500 ton untuk masing-masing
gudang. Pada tahun 2011 jumlah komoditi yang disimpan di gudang SRG telahmencapai 861,6 ton dengan perincian 350 ton beras milik petani, 200 ton gabah
milik petani, 53,6 ton gabah milik gapoktan, 98 ton gabah milik poktan dan 160
ton gabah milik koperasi.
Untuk bisa menjadi gudang SRG suatu gudang harus memiliki persyaratan
umum seperti adanya akses jalan, bebas banjir dan longsor. Adapaun berdasarkan
peraturan Kepala BAPPEBTI 03/ BAPPEBTI/ PER-SRG/ 7/2007, suatu gudang
harus memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:
Page 46
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 46/102
46
1. Konstruksi : Kerangka, atap, dinding, talang air, pintu dan lantai.
2. Fasilitas : Lorong-lorong air, listrik, hydrant, penangkal petir dan kantor.
3. Peralatan : Timbangan, palet, hygrometer, thermometer, tamgga staple dan
pemadam.
Dalam penerapan SRG, pengelola gudang bertugas untuk menjaga barang
yang dititipkan baik dari segi keamanan dan kualitas. Dalam upaya menjaga
kualitas brang, pengelola gudang melakukan perawatan dengan fumigasi dan
spraying untuk mencegah munculnya kutu pada beras dan gabah yang dilakukan
setiap satu bulan sekali. Gabah dan beras di gudang diletakkan di atas palet atau
alas dari kayu. Hal ini dilakukan agar gabah dan beras tidak bersentuhan langsung
dengan lantai yang menyebabkan gabah dan beras menjadi lembab. Perawatan
yang dilakukan oleh pengelola gudang dilakukan unuk menjaga mutu barang yang
dititipkan. Kondisi fisik gudang SRG Indramayu dapat dilihat pada Lampiran 12.
5.4. Profil Gabungan Kelompok Tani Jaya Tani
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Jaya Tani merupakan suatu
organisasi petani yang dibentuk pada 4 Januari 2006 di Desa Mangunjaya sebagai
wadah menampung aspirasi para petani yang terdapat di Desa Mangunjaya.
Gapoktan Jayatani terdiri dari enam kelompok tani dimana lima kelompok tani
mengusahakan padi dan satu kelompok tani mengusahakan palawija.
Gapoktan Jaya Tani didirikan dengan tujuan sebagai wadah bagi para
petani untuk mengembangkan potensi pertanian di Desa Mangunjaya sehingga
jika ada permasalahan tentang pertanian di Desa Mangunjaya maka Gapoktan
Jaya Tani akan menjadi lembaga yang akan memberikan bantuan dan solusi bagi
para petani dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Salah satu perananutama yang diharapkan dapat dilakukan oleh Gapoktan Jaya Tani adalah
meningkatkan posisi tawar petani dalam pemasaran hasil panennya. Pada
umumnya, tanpa adanya sebuah mekanisme pemasaran yang baik maka posisi
tawar petani cenderung rendah dibandingkan dengan para pembeli produk hasil
pertanian tersebut. Keberadaan Gapoktan Jaya Tani diharapkan posisi tawar
petani padi dapat meningkat. Gapoktan Jaya Tani memiliki visi untuk
Page 47
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 47/102
47
mensejahterakan petani anggotanya. Untuk mewujudkan visi tersebut maka
Gapoktan Jaya Tani menyusun beberapa misi, yaitu :
1)
Mendorong peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian
2)
Mendorong kemandirian dan peran serta petani, kelembagaan tani, dan
pengusaha pertanian dalam pembangunan pertanian.
3) Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan posisi tawar.
Tabel 8. Nama Kelompok Tani, Luas Lahan Garapan dan Jenis Tanaman yang
Diusahakan Gapoktan Jaya Tani Tahun 2011.
No Nama Kelompok Tani Luas lahan (ha) Jenis Tanaman
1 Bidun Utara 142 Padi
2 Bidun Selatan 100 Padi
3 Sahartepak Barat 78 Padi
4 Sahartepak Tengah 75 Padi
5 Karya Tani Mandiri 85 Padi
6 Karya Tani Bakti 75 Hortikultura
Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010
Berdasarkan Tabel 8 hanya kelompok tani Karya Tani Bakti saja yang
mengusahakan tanaman hortikultura sebagai komoditas utamanya, sedangkan
sisanya mengusahakan padi sebagai komoditas utamanya. Padi yang ditanam
mencapai 86,49 persen luas lahan dari total lahan yang diusahakan oleh petani
yang tergabung di dalam Gapoktan Jaya Tani di Desa Mangunjaya.
Gapoktan Jaya Tani dibagi menjadi beberapa macam unit, yaitu unit
pengelolaan usahatani, unit pengelolaan sarana produksi pertanian, unit
pengolahan, unit pengelolaan permodalan dan unit pemasaran. Unit pengelolaan
usahatani bertugas membantu unit lain mulai dari sub sistem hulu hingga hilir.
Unit pengelolaan sarana produksi bertugas untuk mendata kebutuhan sarana
produksi pertanian untuk usahatani yang diperlukan petani gapoktan. Unit
pengolahan bertugas untuk membantu petani lainnya dalam pengolahan lahan
sawah, mulai dari penentuan pola tanam dan penanggulangan hama. Unit
pengelolaan permodalan bertugas untuk membantu petani yang kesulitan modal
dalam menjalankan usahataninya. Unit pemasaran bertugas untuk memasarkan
produk dari hasil usahatani yang dilakukan.
Page 48
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 48/102
48
Gambar 2. Struktur Organisasi Gapoktan Jaya Tani Tahun 2010
Sumber : Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya 2010
5.5. Karakteristik Petani RespondenKarakteristik petani responden yang akan dijelaskan diklasifikasikan
menurut usia, tingkat pendidikan baik formal maupun informal, status usahatani,
pengalaman usahatani dan status kepemilikan lahan. Keragaman karakteristik
tersebut akan mempengaruhi keputusan petani responden dalam melakukan
usahatani.
Unit Pengelolaan
Saraana Produksi
Unit Pengelolaan
Pengolahan
Unit Pengelolaan
usahatani
Unit Perngelolaan
Permodalan
Unit Pemasaran
Ketua
Sekretaris Bendahara
Page 49
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 49/102
49
Karakteristik responden secara umum meliputi umur, tingkat pendidikan,
lama bertani, dan luas lahan. Karakteristik responden tersebut dianggap penting
karena mempengaruhi cara petani responden dalam menjual hasil usahataninya.
Tabel 9 menunjukkan jenjang usia petani responden. Usia rata-rata
responden dari hasil penelitian dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu
responden berusia 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan usia lebih dari 50
tahun.
Tabel 9. Sebaran Usia Responden
Golongan
Usia
(tahun)
Petani SRG Petani Konvensional
Jumlah
(orang)Persentase
Jumlah
(orang)Persentase
21-30 0 0 5 17,24
31-40 2 50 14 48,28
41-50 1 25 5 17,24
>50 1 25 5 17,24
Jumlah 4 100 29 100
Petani responden di tempat penelitian memulai usahataninya di atas 20
tahun karena usahatani dijadikan sebagai sumber utama pencarian petani. Hal ini
dilakukan karena hampir seluruh petani melakukan usahatani setelah mereka
menikah pada usia 20 tahun. Pada petani responden yang telah berusia lebih dari
50 tahun banyak petani yang tidak berani menerapkan teknologi baru yang ada
karena mereka takut untuk mengambil resiko dari menerapkan teknologi baru.
Berbeda dengan petani pada jenjang usia 30-40 tahun, mereka berani untuk
menerapkan teknologi baru yang ada pada cara bercocok tanam.
Tabel 10 menunjukkan tingkat pendidikan petani responden. Tingkat
pendidikan akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usahatani. Hal ini
terkait dengan metode yang digunakan dalam menjalankan usahatani dan
keputusan petani dalam menentukan metode penjualan hasil panennya.
Tabel 10. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat
Pendidikan
Petani SRG Petani Konvensional
Jumlah (orang) % Jumlah (orang) %
Tidak Tamat SD 1 25 7 24,14
Tamat SD 2 50 15 51,72
Tamat SMP 1 25 7 24,14
Jumlah 4 100 29 100
Page 50
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 50/102
50
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tertinggi
petani responden hanya hingga tingkat SMP saja. Rendahnya tingkat pendidikan
yang dimiliki oleh petani responden berpengaruh terhadap cara petani responden
melakukan usahataninya, baik dari segi teknis seperti penerapan cara bertanam
dan juga penyerapan informasi terhadap inovasi teknologi pertanian yang baru.
Pada petani responden yang telah berusia lebih dari 50 tahun, banyak petani yang
tidak berani menerapkan teknologi baru yang ada karena mereka takut untuk
mengambil resiko dari penerapan teknologi baru tersebut. Berbeda dengan petani
pada jenjang usia 30-40 tahun, mereka berani untuk menerapkan teknologi baru
yang ada pada cara bercocok tanam.
Tabel 11 menunjukkan tingkat pengalaman usahatani padi. Hal ini
merupakan karakateristik yang cukup penting karena tingkat pengalaman
usahatani dapat mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan terhadap cara
menjalankan usatani dan pemilihan cara penjualan hasil usahatani.
Tabel 11. Sebaran Tingkat Pengalaman Usahatani Padi Petani Responden
Tingkat
Pengalaman
(tahun)
Petani SRG Petani Konvensional
Jumlah
(orang) PersentaseJumlah
(orang) Persentase
1-5 - - - -
6-10 - - 8 27,59
11-15 - - 5 17,24
> 15 4 100 16 55,17
Jumlah 16 100 29 100
Tingkat pengalaman usahatani petani responden berpengaruh terhadap
cara petani dalam menjalankan usahataninya baik dari penerapan teknologi dan
cara penjualan hasil usahatani. Petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih 15tahun telah paham bagaimana cara menangani permasalahan teknis yang muncul
dalam pengolahan lahannya karena mereka memiliki tingkat pengalaman yang
lebih lama dibandingkan dengan petani yang tingkat pengalaman usahatani lebih
rendah. Petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih lama juga menerapkan
metode penjualan yang berbeda dibandingkan dengan yang tingkat pengalaman
yang lebih rendah. Pada petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih dari 10
Page 51
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 51/102
51
tahun lebih memilih menjual hasil padinya kepada tengkulak dibandingkan
menjualnya kepada
Tabel 12 menunjukkan penguasaan luas lahan padi. Namun demikian,
penguasaan luas lahan tidak dapat menentukan jumlah hasil panen yang akan
didapat oleh petani responden. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
modal, jumlah pupuk yang digunakan, serangan hama dan jenis pengairan sawah.
Tabel 12. Sebaran Penguasaan Luas Lahan Padi
Luas Lahan
(ha)
Petani SRG Petani Konvensional
Jumlah
(orang)Persentase
Jumlah
(orang)Persentase
0,0001-0,5 1 25 13 41,38
0,5001-1 - - 4 17,251,0001-1,5 1 25 6 20,69
1,5001-2 1 25 3 10,34
>2 1 25 3 10,34
Jumlah 4 100 29 100
Luas lahan tidak berpengaruh terhadap keputusan petani responden dalam
pemilihan metode penjualan gabah dan penerapan teknologi dalam bercocok
tanam, seperti pada pemilihan SRG sebagai metode penjualan. Tidak semua
petani yang memanfaatkan SRG memiliki luas lahan lebih dari satu hektar, begitu
juga dengan teknik becocok tanam. Sebagai contoh, penggunaan pestisida oleh
petani responden yang memiliki luas lahan lebih kecil ada yang lebih banyak
dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan lebih besar. Hal ini
dikarenakan oleh kebiasaan dari petani responden dalam penggunaan jumlah
pestisida yang selalu habis digunakan dalam satu periode tanam. Luas lahan hanya
berpengaruh terhadap cara penggunanan tenaga kerja pada tahap penanaman padi
oleh petani. Petani responden dengan luas lahan kurang dari 0,5 hektar biasanya
menerapkan metode tanam ceblok yaitu metode penanaman dimana pekerja yang
menanam hanya diberi upah makan namun mendapatkan kepastian akan
dipekerjakan kembali pada saat proses pemanenan. Pada petani yang memiliki
luas lahan lebih dari 0,5 hektar, petani responden menerapkan menggunakan
sistem borongan pada proses penanaman, dimana pekerja mendapat upah berdasar
luas lahan yang ditanam kemudian dibagi jumlah pekerja yang menanam.
Page 52
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 52/102
52
Tabel 13 menunjukkan jenis pengairan lahan petani. Jenis pengairan akan
mempengaruhi besarnya pengeluaran oleh petani responden. Terdapat dua jenis
sistem pengairan yang dilakukan oleh petani responden, yaitu pengairan teknis
dan diesel.
Tabel 13. Sebaran Jenis Pengairan Lahan Padi
Jenis
Pengairan
Petani SRG Petani Konvensional
Jumlah
(orang)Persentase
Jumlah
(orang)Persentase
Teknis 3 75 22 75,86
Diesel 1 25 7 24,14
Jumlah 4 100 29 100
Pengairan teknis adalah jenis pengairan dimana lahan petani tidak
memerlukan alat tambahan untuk mengairi sawahnya. Pengairan diesel
memerlukan bantuan alat tambahan untuk mengairi lahannya karena lahan
tersebut jauh dari sumber air. Jenis pengairan akan berpengaruh terhadap
pendapatan petani, dimana petani yang menggunakan jenis pengairan teknis hanya
perlu membayar iuran berupa hasil panen sebanyak 75 kg per hektar dan 450 kg
per hektar untuk jenis pengairan diesel.
Page 53
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 53/102
53
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
6.1. Keragaan Usahatani Padi
Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di
Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Indramayu. Usahatani padi merupakan usaha yang telah lama diusahakan oleh
warga di Desa Mangunjaya. Hal ini terlihat dari tingkat pengalaman petani yang
rata-rata telah mengusahakan padi lebih dari 15 tahun. Keragaan usahatani
dilakukan dengan mengidentifikasikan penggunaan input produksi, teknik
budidaya, dan output yang dihasilkan dari usahatani padi.
6.1.1. Pola Tanam
Padi merupakan produk utama yang diusahakan oleh anggota Gapoktan
Jayatani di Desa Mangujaya. Usahatani padi yang dilakukan oleh anggota
Gapoktan Jaya Tani dilakukan dalam dua periode tiap tahunnya, yaitu pada
periode Januari-April pada musin rendeng atau penghujan dan pada periode Juni-
Oktober pada musim rendeng atau kemarau. Pola tanam yang hanya dilakukan
dua kali dalam setahun dikarenakan di Desa Mangunjaya selalu diadakan acara-acara hajatan dan semacamnya pada saat selang waktu antara musim tanam satu
dan yang lainnya sehingga para petani tidak menanam padi.
6.1.2. Input Produksi
Sarana produksi atau input yang digunakan pada usahatani padi terdiri dari
bibit; pupuk; pestisida; tenaga kerja; dan alat-alat pertanian. Perincian penggunaan
bibit, pupuk dan pestisida per hektar pada periode Januari-April 2011 pada
usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani antara petani SRG dan petani konvensional
dapat dilihat pada Tabel 14.
Page 54
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 54/102
54
Tabel 14. Rata-Rata Penggunaan Input Usahatani Padi Petani SRG dan
Konvensional per Hektar Periode Januari-April 2011
NoKomponen
Input
Petani SRG Petani Konvensional
JumlahHarga
(Rp)
Nilai (Rp) JumlahHarga
(Rp)
Nilai
(Rp)1. Bibit 23,25 9000 209.250 18,81 9000 169293
2. Pupuk
Urea (kg) 289,73 1650 478.054,5 280.39 1650 462.643,50
SP 36 (kg) 49,67 2100 104.307 98.51 2100 206.871
NPK (kg) 32.64 2350 76.704
Phonska (kg) 226,82 2350 533.027 204.58 2350 480.763
Za (kg) 66,22 1450 96019 13.35 1450 19.357,50
. Kompos (kg) 198,68 800
3 Pestisida
Cair (L) 0,83 51.695,77 5,16 330.593,70
Padat (kg) 2,15 64.072,85 2,22 64.563,98
6.1.2.1. Bibit
Bibit yang digunakan oleh petani baik petani SRG dan konvensional
adalah bibit yang dibeli dari kios saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Varietas
bibit yang digunakan adalah jenis padi ciherang. Pemilihan jenis padi ciherang
dikarenakan menurut petani di lokasi penelitian, harga jual yang didapat relatif
lebih tinggi di banding varietas padi yang lainnya seperti padi IR 64. Selain harga
yang lebih tinggi, petani memilih menanam padi jenis ciherang karena varietas ini
merupakan varietas yang cocok untuk ditanam di musim hujan maupun musim
kemarau. Alasan utama petani memilih menanam jenis padi ciherang adalah
karena jenis padi ini memiliki umur masa tanam yang lebih pendek dibanding
varietas lain seperti IR 64.
Jumlah rata-rata bibit per hektar yang digunakaan oleh petani SRG pada
periode tanam Januari-April 2011 adalah sebanyak 15,40 kilogram per hektar.
Sedangkan Jumlah rata-rata bibit per hektar yang digunakaan oleh petani
konvensional pada periode tanam Januari-April 2011 adalah sebanyak 16,45
kilogram per hektar. Penggunaan jumlah bibit padi akan mempengaruhi total
pengeluaran untuk input produksi padi.
6.1.2.2. Pupuk
Pupuk yang digunakan oleh petani responden terdiri dari dua macam, yaitu
pupuk organik (pupuk kompos) dan pupuk anorganik (pupuk urea, SP36, NPK,
Phonska dan Za). Pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk yang dibeli dari
Page 55
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 55/102
55
kios saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Begitu juga dengan pupuk (pupuk
urea, SP36, NPK, Phonska dan Za) diperoleh petani dengan membelinya di kios
saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Penggunaan pupuk organik (pupuk
kompos) hanya dilakukan oleh seorang petani SRG. Dimana petani lainnya baik
petani SRG maupun konvensional masih bergantung terhadap pupuk anorganik
saja. Jumlah penggunaan pupuk oleh petani SRG dan konvensional bisa dilihat
pada Tabel 15.
Tabel 15. Jenis Pupuk, Harga Pupuk dan Penggunaan Pupuk Rata-rata Petani
Berdasar Sistem Penjualan Periode Januari-April 2011.
No. Jenis
Pupuk
Harga per
Kg(Rp)
Petani SRG
(Kg)
Petani Konvensional
(Kg)
1. Urea 1.650 289,74 280,39
2. Sp36 2.100 49,67 98,51
3. NPK 2.350 - 32,64
4. Phonska 2.350 262,82 204,58
5. Za 1.450 66,22 13,35
6. Kompos 800 198,68 -
6.1.2.3. Pestisida
Pestisida yang digunakan oleh petani tergantung dari petani itu sendiri.
Pada saat penelitian dilakukan banyak lahan sawah petani yang terserang hama
wereng sehingga menyebabkan banyaknya jumlah pestisida yang digunakan oleh
petani. Banyaknya pestisida yang digunakan juga dikarenakan menurut petani
hama wereng yang menyerang sawah mereka sudah kebal terhadap pestisida yang
diberikan oleh petani, baik itu pestisida bubuk dan pestisida cair. Hal inidikarenakan petani di Desa Mangunjaya sering memberikan pestisida terhadap
tanaman padinya meskipun tanaman padi tersebut tidak sedang dijangkiti hama
wereng. Petani responden di Desa Mangunjaya beranggapan dengan memberikan
pestisida ke tanamannya maka akan menyebabkan tanamannya tahan terhadap
hama.
Pestisida yang digunakan oleh petani terdiri dari dua jenis yaitu pestisida
cair dan bubuk. Penggunaan pestisida dilakukan dengan cara mencampurkan
Page 56
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 56/102
56
konsentrat padat ataupun cair tersebut kemudian disemprotkan ke tanaman padi.
Penyemprotan dilakukan pada pagi hari. Rata-rata penyemprotan pestisida oleh
petani dilakukan sesuai dengan keinginan petani tersebut. Jika oleh petani dinilai
tanaman padinya memerlukan pestisida, penyemprotan bisa dilakukan hingga
empat kali dalam satu masa tanam.
Jumlah rata-rata pestisida yang digunakan oleh petani pemilik SRG per
hektar lahan pada periode tanam Januari-April 2011 sebanyak 0,828 liter pestisida
cair dan 2,15 kilogram pestisida bubuk. Untuk rata-rata jumlah pestisida yang
digunakan oleh petani konvensional adalah sebanyak 5,16 liter pestisida cair dan
2,22 kilogram pestisida bubuk. Dengan demikian, rata-rata penggunaan pestisida
yang digunakan oleh petani konvensional lebih banyak dibandingkan dengan
petani SRG.
6.1.2.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan oleh petani SRG dan petani konvensional
terbagi menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja
luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan dalam semua kegiatan usahatani padi
yang dilakukan di lokasi penelitian seluruhnya dikerjakan oleh tenaga kerja laki-
laki. Penggunaan tenaga kerja baik tenaga kerja dalam keluarga maupun tenaga
kerja luar keluarga digunakan dalam kegiatan usahatani mulai dari persiapan
lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pemanenan.
Pada jenis kegiatan penanaman terdapat dua cara dalam pembayaran
tenaga kerja yang dilakukan. Cara pertama adalah dengan cara ceblok , yaitu
petani hanya membayar upah makan dengan kisaran biaya Rp 10.000,00-Rp
15.000,00 dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan akan mendapat kepastianakan dipekerjakan kembali ketika kegiatan pemanenan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh petani yang memiliki lahan kecil. Cara kedua adalah dengan cara
borongan, yaitu petani akan membayar upah kepada tenaga kerja sesuai dengan
luas lahan yang akan ditanam. Besar upah untuk cara borongan berkisar dari Rp
400.000,00 sampai Rp 500.000,00 per satu bahu atau 0,66 hektar. Untuk kegiatan
pemanenan, baik petani SRG maupun konvensional menerapkan cara yang sama
dalam pembayaran upah tenaga kerja, yaitu dengan menggunakan cara bawon.
Page 57
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 57/102
57
Cara pembayaran bawon adalah cara pembayaran bagi hasil dimana tenaga kerja
akan mendapatkan satu per enam dari hasil panen petani. Jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam analisis usahatani padi menggunakan satuan HKP (Hari
Kerja Pria). Di lokasi penelitian lama jam kerja tidak ditentukan oleh petani.
Petani hanya menginginkan dengan upah yang dibayar suatu jenis pekerjaan bisa
selesai dalam satu hari dimana untuk satu HKP adalah delapan jam per hari.
Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi per hektar periode Januari-
April 2011 untuk petani SRG adalah 29,761 HKP untuk tenaga kerja luar keluarga
yang terdiri dari 7,53 HKP pada proses penanaman, 14,081 HKP pada proses
pemanenan dan 8,15 HKP untuk proses lainnya. Pada penggunaan tenaga kerja
dalam keluarga, jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh petani SRG adalah 3,92
HKP. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi per hektar periode Januari-
April 2011 untuk petani konvensional adalah 41,49 HKP untuk tenaga kerja luar
keluarga yang terdiri dari 10,86 HKP pada proses penanaman, 15,85 HKP pada
proses pemanenan dan 7,39 HKP untuk proses lainnya untuk tenaga kerja luar
keluarga. Pada penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, jumlah tenaga kerja yang
digunakan oleh petani konvensional adalah 4,24 HKP. Dengan demikian, jumlah
penggunaan tenaga kerja petani konvensional lebih banyak daripada petani SRG.
6.1.2.5. Alat-Alat Pertanian
Jenis alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan padi adalah cangkul,
arit, ember, linggis, pompa air, alat semprot hama dan traktor. Cangkul digunakan
untuk menggemburkan tanah, arit digunakan untuk menyiangi ilalang yang ada di
sekitar lahan sawah, linggis digunakan untuk membalikkan tanah dan memecah
tanah keras, pompa air digunakan untuk membantu mengairi sawah, alat semprothama digunakan sebagai wadah penyemprot pestisida untuk memberantas hama
dan traktor digunakan untuk membajak sawah dan menggemburkan tanah.
Peralatan yang digunakan oleh petani responden adalah milik pribadi.
Metode perhitungan penyusutan alat pertanian yang digunakan adalah
metode penyusutan garis lurus. Nilai biaya penyusutan peralatan pertanian yang
digunakan dalam kegiatan usahatani padi dihitung ke dalam komponen biaya yang
diperhitungkan. Nilai rata-rata penyusutan alat pertanian petani SRG adalah
Page 58
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 58/102
58
sebesar Rp 794.006,6 dan Rp 818.039,90 untuk nilai rata-rata penyusutan alat
pertanian petani konvensional.
6.1.3. Teknik Budidaya
Teknik budidaya merupakan faktor penting pada usahatani dalam
menentukan jumlah output yang diharapkan. Pada usahatani padi, teknik budidaya
terdiri dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan
penyakit tanaman (HPT) dan pemanenan.
6.1.3.1. Persiapan Lahan
Tahap persiapan lahan dilakukan untuk mengubah sifat fisik tanah agar
lapisan yang semula keras menjadi lebih lembut. Hal ini dilakukan agar gulma
yang ada pada lahan sawah mati dan membusuk menjadi humus. Pada tahap
persiapan lahan dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah dan
selokan. Pengaturan pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk
mempermudah pengaturan irigasi sehingga sawah tidak boros air dan
mempermudah dalam perawatan tanaman. Setelah perbaikan pematang sawah
kemudian dilakukan tahap pencangkulan. Pencangkulan dilakukan untuk
memperlancar pada tahap pembajakan sawah menggunakan traktor.
Pembajakan dilakukan untuk membuat tanah menjadi gembur dan percampuran unsur-
unsur hara yang terkandung di dalam tanah.
6.1.3.2. Penanaman
Penanaman padi yang dilakukan oleh petani responden ditanam dengan
jarak yang teratur. Jarak tanam antara tanaman padi satu dengan lainnya adalah 25
cm. Sebelum dilakukan penanaman, dua sampai tiga hari sebelumnya lahan sawah
telah diberi pupuk dasar terlebih dahulu. Pemberian pupuk dasar dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki struktur dan memberi nutrisi bagi tanah. Pada
saat penanaman, bibit padi ditancapkan ke dalam lahan yang sudah digenangi air
sedalam 10 cm sampai 15 cm hingga akar tanaman padi masuk ke bawah
permukaan tanah.
Page 59
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 59/102
59
6.1.3.3. Pemupukan
Pada kegiatan usahatani, pemupukan dilakukan dengan tujuan agar
tanaman padi dapat tumbuh optimal dan menghasilkan output yang baik.
Pemupukan yang dilakukan oleh petani SRG dilakukan dengan menggunakan dua
jenis pupuk yaitu pupuk organik (pupuk kompos) dan pupuk anorganik (pupuk
urea, SP36, Phonska dan pupuk Za). Sedangkan pada petani konvensional,
pemupukan hanya dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik (pupuk urea,
SP36,NPK, Phonska dan pupuk Za).
6.1.3.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dalam kegiatan usahatani padi merupakan salah
satu komponen penting yang menentukan keberhasilan usahatani padi. Pada
petani di Desa Mangunjaya, pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh
petani responden adalah dengan menyemprotkan pestisida ke tanaman padi
dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi munculnya hama dan
penyakit pada tanaman. Pada saat penelitian berlangsung, hama yang banyak
menjangkiti tanaman padi adalah hama wereng. Hama wereng akan menyebabkan
tanaman padi menjadi kering dan mati karena wereng menghisap cairan nutrisi
yang ada pada tanaman padi.
Selain dengan penyemprotan, cara lain yang dilakukan petani dalam
mengatasi permasalahan hama wereng adalah dengan melakukan pola tanam
serentak. Meskipun telah dianjurkan penanaman dengan pola tanam serentak
namun masih banyak sawah petani yang terjangkit hama wereng. Hal ini
disebabkan oleh petani yang tidak mau mengikuti penyeragamaan pola tanam
yang dilakukan.
6.1.3.5. Pemanenan
Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat usia padi sudah mencapai 100
hari atau padi dinilai sudah cukup umur dan mencapai kondisi yang diingikan oleh
petani. Cara panen padi yang dilakukan adalah dengan memotong padi dengan
menggunakan sabit. Pemotongan padi dilakukan pada bagian atas padi. Hal ini
dilakukan karena setelah padi dipotong padi akan dirontokkan dengan
Page 60
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 60/102
60
menggunakan mesin perontok. Perontokan padi dilakukan dengan tujuan untuk
melepaskan gabah dari malainya. Penggunaan mesin perontok dilakukan agar
persentase rendemen padi rendah. Selain itu persentase padi yang tidak rontok
rendah bila dibandingkan dengan menggunakan sistem gebot atau dibanting.
Dengan demikian, hasil gabah yang didapat juga lebih banyak.
6.2. Analisis Penerimaan Usahatani Padi
Penerimaan usahatani padi terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan
yang diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan yang diterima oleh
petani dalam bentuk uang tunai hasil dari penjualan produksi usahataninya.
Penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan yang diterima petani dalam bentuk konsumsi padi dari hasil usahataninya. Jumlah dari penerimaan tunai dan
penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan total petani untuk tiap
kilogram padi yang dijual. Harga yang diterima petani atas padinya memiliki
banyak ragam, hal ini dikarenakan perbedaan waktu panen, kualitas padi yang
dijual dan metode penjualan hasil padi yang dilakukan. Penerimaan tunai adalah
hasil perkalian antara hasil produksi yang dijual dengan harga yang diterima
ditambah dengan padi yang disimpan dikurangi padi yang dikonsumsi dikalikan
dengan harga jual yang berlaku saat itu. Penerimaan yang diperhitungkan adalah
hasil perkalian dari jumlah padi yang dikonsumsi dikalikan dengan harga yang
berlaku saat padi tersebut disimpan. Pada penelitian ini hasil usahatani petani
responden dijual dalam dua jenis gabah, yaitu gabah kering panen (GKP) dan
gabah kering giling (GKG).
Tabel 16 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan
metode SRG. Pada petani yang telah menerapkan Sistem Resi Gudang dalam
penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi (GKP) terendah yang
diterima petani adalah sebesar Rp 2.700,00 per kilogram dan RP 3.000,00n per
kilogram untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga Rp 2.884,46 per kilogram.
Harga gabah kering giling (GKG) terendah yang diterima petani responden
adalah sebesar Rp 3.600,00 per kilogram dan Rp 4.000,00 per kilogram untuk
harga tertinggi dan Rp 3.920,00 per kilogram untuk harga rata-rata. Penerimaan
tunai yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 15 adalah Rp
18.516.541,13 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP
Page 61
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 61/102
61
yang dikonsumsi dengan nilai Rp 417.210,00. Penerimaan total yang diterima
oleh petani responden adalah sebesar Rp 18.933.751,1
Tabel 16. Penerimaan Rata-rata per hektar Petani yang Memanfaatkan SistemResi gudang Periode Januari-April 2011
Penerimaan Jumlah (kg/ha)
Harga Rata-
rata (Rp/kg) Nilai (Rp)
Gabah Kering Panen 1446,89 2.884,46 4.173.496,33
Gabah Kering Giling 3.658,94 3.920,00 14.343.044,8
Penerimaan Tunai 18.516.541,13
Konsumsi RT
Gabah Kering Panen 139,07 3.000,00 417.210
Gabah Kering Giling - -
Penerimaan Diperhitungkan 417.210Total Penerimaan 18.933.751,13
Tabel 17 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan
metode konvensional. Pada petani yang masih menerapkan metode penjualan
konvensional dalam penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi
(GKP) terendah yang diterima petani adalah sebesar Rp 2.600,00 dan RP 3.300,00
untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga RP 2919,23. Harga gabah kering
giling yang diterima petani sebesar Rp 3,300,00 untuk harga terendah Rp 3.600
untuk harga tertinggi dan Rp 3.400,00 untuk harga rata-rata. Penerimaan tunai
yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 16 adalah Rp
14.852.477,54 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP
yang dikonsumsi dengan nilai Rp 313.813,5. Penerimaan total yang diterima oleh
petani responden adalah sebesar Rp 15.166.291,04
Tabel 17. Penerimaan Rata-rata per hektar Petani dengan Metode Penjualan
Konvensional Periode Januari-April 2011
Penerimaan Jumlah (kg/ha)
Harga Rata-
rata (Rp/kg) Nilai (Rp)
Gabah Kering Panen 3.904,80 2.919,23 11.399.000,3
Gabah Kering Giling 1.015,73 3400 3.453.477,24
Penerimaan Tunai 14.852.477,54
Konsumsi RT
Gabah Kering Panen 51,14 3025 154.698,5
Gabah Kering Giling 48,40 3287,5 159.115
Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5
Total Penerimaan 15.166.291,04
Page 62
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 62/102
62
Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 terlihat bahwa rata-rata penerimaan
total per hektar yang diterima petani yang memanfaatkan SRG lebih besar
dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan SRG. Selain itu harga GKG
tertinggi didapat petani karena memanfaatkan SRG sehingga memperoleh
informasi harga dari PT Pertani selaku pengelola Resi Gudang dan mampu
memperoleh harga terbaik. Hal ini dikarenakan harga yang diterima oleh petani
yang memanfaatkan SRG lebih baik daripada petani yang menggunakan metode
penjualan konvensional.
6.3. Analisis Biaya Usahatani
Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terdiri dari dua jenis biaya yaitu
biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang
dikeluarkan dalam betuk uang tunai, yang termasuk dalam biaya tunai pada
usahatani adalah biaya input pembelian bibit, pupuk dan pestisida, sewa lahan,
sewa alat pertanian, biaya irigasi dan biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK),
biaya pajak, biaya sewa gudang dan bunga peminjaman uang. Sedangkan biaya
yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani tidak dalam bentuk
uang tunai, yaitu biaya penyusutan alat pertanian dan biaya tenaga kerja dalam
keluarga (TKDK).
Pada analisis usahatani yang dilakukan terhadap petani responden yang
memanfaatkan SRG, biaya tunai terbesar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga
(TKLK) sebesar Rp 4.264.252,00. Tenaga kerja menjadi kompenen terbesar
dalam biaya usahatani karena dalam setiap kegiatan usahatani yang dilakukan
mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan, hampir seluruh petani
menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Di lokasi penelitian, petaniresponden menerapkan dua cara dalam memberikan upah untuk penanaman yaitu
dengan menggunakan sistem ceblok dan borongan.
Sistem ceblok biasanya dilakukan oleh petani yang memiliki lahan kurang
dari 0,5 hektar dengan hanya memberi upah harian sebesar Rp 10.000,00 dan
mendapat kepastian bahwa tenaga kerja tersebut akan dipekerjakan kembali saat
proses pemanenan. Sistem borongan digunakan oleh petani yang memiliki luas
lahan lebih dari 0,5 hektar dengan biaya terendah sebesar Rp 400.000 per 0,67
Page 63
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 63/102
63
hektar dan Rp 500.000,00 untuk biaya terbesarnya. Dari total biaya tenaga kerja
luar keluarga (TKLK) yang dikeluarkan, biaya pemanenan merupakan biaya
terbesar dengan nilai Rp 3.428.692,00 dari total Rp 4.264.251,68 untuk total biaya
tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena petani pada lokasi penelitian menerapkan
sistem bawon pada saat pemanenan, dimana tenaga kerja akan mendapatkan padi
seperenam dari total padi yang dipanen untuk upah. Upah untuk tenaga kerja pria
rata-rata sebesar Rp 30.000,00 dengan jam kerja per hari selama delapan jam
kerja.
Biaya lain yang menjadi salah satu biaya terbesar adalah biaya pembelian
pupuk sebesar Rp 1.211.407,50 dan biaya pembelian pestisida sebesar Rp
115.768,6. Biaya penggunaan pupuk menjadi salah satu komponen biaya yang
besar dikarenakan penggunaan pupuk oleh petani responden dalam menjalankan
usahataninya melebihi anjuran yang disarankan oleh dinas pertanian sebesar 250
kg -300 kg per hektar, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk anorganik oleh
petani responden mencapai 632,446 kg per hektar. Pestisida yang digunakan oleh
petani responden terdiri dari dua jenis yaitu pestisida cair dan pestisida bubuk,
dimana rata-rata penggunaan pestisida cair mencapai 0,83 liter per hektar dan 2,15
kg per hektar untuk pestisida bubuk. Banyaknya penggunaaan pestisida oleh
petani responden dikarenakan padi di sawah petani responden sempat terjangkit
wabah wereng. Terdapat kepercayaan petani di lokasi penelitian bahwa dengan
menggunakan banyak pestisida mampu mencapai produksi yang diharapkan
karena dengan menggunakan pestisida petani berharap tanaman padinya akan
tahan terhadap hama yang akan menyerang tanaman padinya.
Salah satu komponen biaya yang muncul pada analisis usahatani yang
dilakukan terhadap petani responden yang memanfaatkan Sistem Resi Gudangadalah biaya penyimpanan barang yaitu sebesar Rp 228.476,8 dan biaya untuk
membayar bunga pinjaman dari bank yang bekerjasama dalam Sistem Resi
Gudang sebesar Rp 109.825,3 dari total pinjaman yang diberikan seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 18.
Page 64
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 64/102
64
Tabel 18. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani SRG per Hektar di Desa
Mangunjaya Bulan Januari April 2011
Keterangan Jumlah
Harga
Satuan (Rp) Nilai (Rp)
Biaya Tunai
Bibit 23,25 kg 9000 138.600
Pupuk Kompos 198,68 kg 800 158.944
Pupuk Anorganik
1. Urea 289,73 kg 1650 478.054,5
2. SP36 49,67 kg 2100 104.307
3. Phonska 226,82 kg 2350 533.027
4. Za 66,22 kg 1450 96.019
Pestisida
1. Cair 0,83 L 51.695,77
2. Bubuk 2,15 kg 64.072,85
TKLK
1. Pria 8,15 HKP 30000 244.500
Penanaman 9,52 HKP 591.059,6
Pemanenan 17,38 HKP 3.428.692
Air Irigasi 519.775Sewa Alat Tani 1 885.761,6
Sewa Gudang 1 228.476,8
Pajak 1 195.529,8
Bunga Bank 1 109.825,3
Karung 61 karung 2200 134.200
Transportasi Barang 3.046,36 kg 50 152.318
Jemur Gabah 3.046,36 kg 30 91.390,8
Total Biaya Tunai 8.206.249,02
Biaya DiperhitungkanTKDK
1. Pria 3,92 HKP 30000 117.600
Penyusutan 1 794.006,6
Total Biaya Diperhitungkan 911.606,6
Total Biaya 9.117.855,62
Pada Tabel 19 diketahui bahwa biaya usahatani pada petani yang masih
menerapkan sistem konvensional yang menjadi komponen biaya terbesar pada
biaya tunai petani konvensional adalah biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK
Page 65
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 65/102
65
sebesar Rp 4.014.184,35. Dari total tersebut upah pemanenan merupakan biaya
terbesar dari biaya TKLK yaitu sebesar Rp 3.209.259,10. Pada biaya tenaga kerja
untuk pemanenan meskipun nilai HOK petani konvensional lebih besar daripada
petani resi gudang, namun biaya yang dikeluarkan untuk pemanenan petani
konvensional lebih kecil daripada petani resi gudang. Hal ini dikarenakan nilai
gabah yang didapat konvensional rendah. Pupuk anorganik yang digunakan oleh
petani konvensional rata-rata per hektar adalah sebesar 629,47 kg dengan biaya
Rp 1.246.339,00.
Tabel 19. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani Konvensional per Hektar di Desa
Mangunjaya Bulan Januari April 2011
Keterangan JumlahHarga Satuan
(Rp) Nilai (Rp)
Biaya Tunai
Bibit 16,45 9000 148.050
Pupuk Anorganik
1. Urea 284,96 1650 470.184
2. SP36 100,11 2100 210.231
3. NPK 33,17 2350 77.949,50
4. Phonska 207,91 2350 488.588,50
5. Za 13,57 1450 19.676,50Pestisida
1. Cair 5,25 335.977
2. Bubuk 2,26 65.615,29
TKLK 7,50 31206.90 234.051,75
Penanaman 13.78 574.306,26
Pemanenan 19,78 3.209.259,10
Air Irigasi 1 655.685,55
Sewa Alat Tani 1 1.045.261,29
Pajak 1 184.422,40
Jemur Gabah 1.064,13 30 31.923,9
Total Biaya Tunai 7.539.987,54
Biaya Diperhitungkan
TKDK
1. Wanita
2. Pria 4,30 31206.90 134.189,67
Penyusutan 1 628.103,61
Total Biaya Diperhitungkan 762.293,28
Total Biaya 8.302.280.82
Page 66
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 66/102
66
Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 diketahui bahwa biaya tenaga kerja
luar keluarga merupakan komponen biaya terbesar dalam melakukan usahatani
padi oleh petani responden. Dalam komponen biaya tenaga kerja luar keluarga
biaya pemanenan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan untuk
membayar biaya tenaga kerja. Dapat diketahui pula bahwa penggunaan pupuk
anorganik oleh petani responden baik yang sudah memanfaatkan SRG dan yang
belum memanfaatkannya melebihi batas anjuran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Komponen biaya tunai yang berbeda dari petani responden yang
sudah memanfaatkan SRG adalah biaya pembayaran bunga bank atas pinjaman
yang diberikan kepada petani dan juga biaya sewa gudang untuk menitipkan
barang petani tersebut. Hal ini menyebabkan total biaya rata-rata usahatani padi
petani SRG lebih besar daripada petani konvensional, yaitu Rp 9.117.855,62
untuk petani SRG dan Rp 8.302.280.82 untuk petani konvensional.
6.4. Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan usahatani padi menggunakan pendekatan perhitungan
penerimaan dan biaya usahatani per hektar per musim tanam. Hal ini dilakukan
karena tanaman padi di Desa Mangunjaya hanya diproduksi sebanyak dua kali
dalam satu tahun, yaitu pada periode tanam Januari - April dan Juni - Oktober.
Periode produksi padi tertinggi pada bulan Januari - April yaitu pada saat musim
hujan (Wawancara petani, 2011). Pada penelitian ini analisis usahatani dilakukan
terhadap 29 orang petani responden yang masih menggunakan metode penjualan
konvensional atau penjualan secara langsung kepada pembeli dan empat orang
petani yang sudah memanfaatkan SRG dalam penjualan hasil usahataninya.
Analisis yang digunakan untuk menghitung pendapatan usahatanimengacu pada konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai
dan biaya total. Biaya tunai adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam bentuk
tunai untuk melakukan kegiatan usahatani padi seperti biaya pembelian bibit,
pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Biaya total adalah biaya tunai
ditambah dengan biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan usahatani dalam bentuk tidak
tunai seperti biaya tenaga kerja dalam keluarga.
Page 67
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 67/102
67
Berdasarkan Tabel 20, pendapatan atas biaya tunai petani yang telah
memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp
10.727.502,11per hektar dan pendapatan atas biaya total yang telah memanfaatkan
SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp 9.815.895,51. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usahatani total atas biaya tunai
dan atas biaya total lebih dari nol sehingga usahatani yang dilakukan petani
responden yang telah memanfaatkan SRG di Gapoktan Jaya Tani Desa
Mangunjaya menguntungkan.
Tabel 20. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani Petani
SRG di Desa Mangunjaya periode Januri April 2011Komponen Nilai (Rp)
A. Penerimaan Tunai 18.516.541,13
B. Penerimaan Diperhitungkan 417.210
C. Total Penerimaan (A+B) 18.933.751,13
D. Biaya Tunai 8.206.249,02
E. Biaya Diperhitungkan 911.606,6
F. Total Biaya (D+E) 9.117.855,62
Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 10.727.502,11
Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 9.815.895,51
Pada tabel 21, pendapatan atas biaya tunai petani responden yang belum
memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp
7.626.303,5 per hektar dan pendapatan atas biaya total petani responen yang
belum memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp
6.864.010,22. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usahatani
total atas biaya tunai dan atas biaya total lebih dari nol sehingga usahatani yang
dilakukan petani responden yang belum memanfaatkan SRG di Gapoktan Jaya
Tani Desa Mangunjaya menguntungkan.
Page 68
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 68/102
68
Tabel 21. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani Petani
yang Belum Memanfaatkan Sistem Resi Gudang di Desa Mangunjaya
Periode Januari April 2011
Komponen Nilai (Rp)
A. Penerimaan Tunai 14.852.477,54
B. Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5
C. Total Penerimaan (A+B) 15.166.291,04
D. Biaya Tunai 7.539.987,545
E. Biaya Diperhitungkan 762.293,28
F. Total Biaya (D+E) 8.302.280.82
Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 7.626.303,5
Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 6.864.010,22
Berdasarkan tabel 20 dan tabel 21 diketahui bahwa pendapatan atas biaya
tunai dan pendapatan atas biaya total yang diterima oleh petani yang telah
memanfaatkan SRG lebih besar daripada pendapatan atas biaya total petani yang
belum memanfaatkan SRG. Rendahnya pendapatan atas biaya tunai dan biaya
total yang diperoleh petani konvensional karena harga yang diterima lebih rendah
dibandingkan petani yang memanfaatkan SRG. Dapat disimpulkan pula bahwa
usahatani padi dengan memanfaatkan SRG lebih menguntungkan dibandingkan
dengan yang tidak memanfaatkan SRG.
6.5. Analisis R/C Rasio
Analisis R/C rasio terdiri dari R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas
biaya total. R/C rasio atas biaya tunai diperoleh dari rasio antara penerimaan total
dengan pengeluaran tunai. R/C rasio atas biaya total diperoleh dari rasio
penerimaan total dengan pengeluaran total. Suatu usaha dapat dikatakan
menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio lebih besardari satu (R/C > 1), semakin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan
yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil dari satu (R/C
< 1), maka usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak
diusahakan.
Page 69
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 69/102
69
Tabel 22. Penerimaan, Biaya, Pendapatan, dan R/C Rasio Usahatani Padi Petani
Gapoktan Jaya Tani
Komponen Nilai (Rp) Nilai (Rp)
Resi Gudang Konvensional
A. Penerimaan Tunai 18.516.541,13 14.852.477,54
B. Penerimaan Diperhitungkan 417.210 313.813,5
C. Total Penerimaan (A+B) 18.933.751,13 15.166.291,04
D. Biaya Tunai 8.072.049,02 7.539.987,545
E. Biaya Diperhitungkan 911.606,6 762.293,28
F. Total Biaya (D+E) 9.117.855,62 8.302.280.82
Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 10.727.502,11 7.626.303,5
Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 9.815.895,51 6.864.010,22R/C atas Biaya Tunai 2,31 2.01
R/C atas Biaya Total 2,08 1,83
Berdasarkan Tabel 22, R/C rasio usahatani padi dibedakan berdasarkan
metode penjualan yang diterapkan oleh petani yaitu yang memanfaatkan Sistem
Resi Gudang dan yang belum memanfaatkannya atau konvensional. Hasil
perhitungan nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani konvensional adalah 2,01
dan 2,31 untuk petani SRG. Nilai 2,01 pada petani konvensional memiliki arti
bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp 2,01. Nilai 2,31 pada petani resi gudang memiliki arti bahwa setiap
pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
2,31. Hasil perhitungan rasio atas biaya total untuk usahatani petani konvensional
adalah 1,83 dan 2,08 untuk petani resi gudang. Nilai 1,83 pada petani
konvensional memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan
menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,83. Nilai 2,08 pada petani resi gudang
memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp 2,08. Tabel 19 juga menunjukkan bahwa R/C rasio atas
biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani SRG memilik nilai yang lebih
besar dibandingkan R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani
konvensional. Hal ini disebabkan komponen penerimaan tunai dan penerimaan
total petani konvensional lebih rendah dibandingkan petani SRG. Walaupun
Page 70
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 70/102
70
demikian, dapat disimpulkan bahwa petani yang memanfaatkan SRG dan yang
belum memanfaatkan SRG sama-sama menguntungkan.
Page 71
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 71/102
71
VII. MANFAAT RESI GUDANG BAGI PETANI
7.1. Manfaat Sistem Resi Gudang
Dalam penerapan SRG yang dilakukan oleh petani responden di Gapoktan
Jaya Tani, ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh petani responden. Manfaat
tersebut terdiri dari dua jenis manfaat. Manfaat pertama adalah manfaat dari segi
non ekonomis dan yang kedua adalah manfaat dari segi ekonomi.
Manfaat dari segi non ekonomis yang dirasakan oleh petani responden
yang telah memanfaatkan SRG terdiri dari manfaat penyimpanan, manfaat
keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat penyimpanan
yang dirasakan oleh petani responden adalah gabah yang dimiliki oleh petani bisa
dititipkan di gudang SRG karena tidak memiliki tempat penyimpanan yang besar.
Manfaat kedua yang dirasakan adalah manfaat keamanan, yaitu mendapatkan
asuransi atas gabah yang mereka simpan. Berdasarkan asuransi atas gabah yang
petani simpan di gudang SRG, maka petani akan mendapatkan jaminan keamanan
atas gabah mereka. Hal ini menurunkan resiko yang diterima oleh petani atas
gabah mereka.
Asuransi didapatkan petani setelah gabah lolos uji mutu yang dilakukan
oleh LPK yang ditunjuk pengelola gudang. Menurut petani responden, biaya yang
dikeluarkan oleh petani untuk menyimpan dan mendapatkan asuransi atas gabah
mereka sangat ringan yaitu Rp 75,00 per kilogram untuk jangka waktu
penyimpanan tiga bulan.
Manfaat ketiga yang dirasakan oleh petani responden adalah manfaat
jaminan mutu. Manfaat jaminan mutu yang didapat petani adalah gabah milik
petani yang disimpan di gudang SRG sudah dipastikan merupakan barang dengan
kualitas mutu yang baik. Mutu yang baik ditentukan berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh LPK, dimana standar mutu yang diacu oleh LPK adalah standar
mutu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN). Berdasarkan jaminan mutu pada gabah yang
dimiliki oleh petani, petani dapat meningkatkan posisi tawar mereka kepada calon
pembeli gabah. Peningkatan posisi tawar petani responden didapatkan karena
petani memiliki gabah dengan kualitas yang baik dimana hal ini dibuktikan
Page 72
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 72/102
72
dengan adanya sertifikat uji mutu yang dimiliki oleh petani. Petani bisa
mengklaim bahwa gabah yang dimiliki oleh mereka memiliki kualitas yang lebih
baik dari gabah petani lain yang tidak memilii sertifikat standar mutu. Dengan
demikian, petani mampu meningkatkan posisi tawarnya agar mendapatkan harga
yang tinggi dari calon pembeli gabah.
Manfaat non ekonomis terakhir yang dirasakan oleh petani responden dari
pemanfaatan SRG adalah manfaat pemasaran. Manfaat pemasaran yang
didapatkan oleh petani responden dalam penerapan SRG adalah petani bisa
memantau harga di pasaran. Informasi harga didapat petani dengan bertanya
langsung kepada pengelola gudang. Pengelola gudang akan memberikan
perkembangan harga yang ada di pasaran kepada petani responden yang
memanfaatkan SRG.
Selama ini, petani merasa informasi harga yang mereka dapat terkadang
tidak sesuai dengan kenyataan, dimana informasi harga terkadang sering ditutup-
tutupi oleh tengkulak, contohnya ketika tengkulak memberi informasi bahwa jika
petani menjual hasil panennya pada waktu tertentu, harga yang diberikan oleh
tengkulak ternyata lebih rendah dari harga pasaran yang sedang berlaku. Petani
menganggap dengan adanya informasi harga terkini, petani bisa menentukan
kapan penjualan gabah harus dilakukan sehingga petani bisa mendapatkan harga
terbaik. Pada manfaat pemasaran selain mendapatkan informasi harga, petani
mendapatkan bantuan dalam memasarkan gabah mereka dimana pengelola SRG
juga akan memberikan informasi tentang gabah yang dimiliki petani responden
kepada calon pembeli.
Manfaat ekonomis pertama yang dirasakan oleh petani responden adalah
manfaat pembiayaan, dimana petani bisa mendapatkan bantuan pinjaman bagiusahataninya. Pinjaman didapatkan petani responden dari bank yang bekerja sama
dengan pihak SRG yaitu bank BRI dan bank BPD Jabar dengan menggunakan
dokumen resi gudang sebagai agunan bagi pinjaman yang mereka lakukan.
Dengan memanfaatkan SRG petani bisa memperoleh pinjaman sebesar 70 persen
dari total nilai komoditi yang tertera di dokumen resi gudang. Dalam pemberian
pinjaman tersebut petani harus membayar bunga pinjaman yang dirasa tidak
memberatkan, yaitu sebesar 1,5 persen untuk masa pinjaman selama tiga bulan.
Page 73
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 73/102
73
Proses untuk mengurus dokumen SRG selama dua hari dan dua hari lagi untuk
mengurus pinjaman hingga pinjaman bisa dicairkan membantu petani dalam
pembiayaan usahatani dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini
membatu petani yang menjual hasil panennya ke tengkulak, dimana terkadang
pembelian yang dilakukan oleh tengkulak mengalami kelambatan pembayaran
dari waktu yang telah disepakati. Selama ini petani mengalami kesulitan dalam
pembiayaan usahataninya yang menyebabkan petani terpaksa harus menjual
gabahnya tanpa ada kesempatan untuk menunggu harga terbaik bagi gabahnya.
Penjualan gabah oleh petani dikarenakan petani harus memenuhi kebutuhan
hidupnya dan untuk melakukan kembali usahataninya. Dengan memanfaatkan
SRG petani bisa memenuhi kebutuhannya dan melakukan usahataninya melalui
pinjaman yang diperoleh sambil menunggu harga yang terbaik bagi gabahnya.
Manfaat ekonomis kedua adalah petani SRG mampu mendapatkan harga
yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang tidak memanfaatkan SRG.
Harga yang lebih baik ini didapatkan petani dengan cara memanfaatkan metode
tunda jual. Dengan memanfaatkan metode tunda jual, petani menunggu harga
terbaik yang akan didapat saat menjual gabahnya. Hal ini dilakukan petani saat
musim panen tiba. Ketika musim panen tiba harga yang diterima petani lebih
rendah karena jumlah gabah yang ada di pasaran masih banyak, namun ketika
petani menunggu hingga tiga bulan atau sesuai dengan batas masa penyimpanan
gabah mereka di gudang SRG, maka petani akan mendapatkan harga yang lebih
baik. Hal ini dikarenakan jumlah gabah yang ada di pasaran lebih sedikit
dibandingkan saat musim panen.
7.2. Kendala Pemanfaatan Sistem resi GudangDalam pelaksanaan pemanfaatan SRG petani responden juga mengalami
beberapa masalah. Seluruh petani reponden mengalami dua masalah utama yang
sama yaitu masalah dengan pengeringan gabah dan hambatan dari keluarga yaitu
istri petani responden. Kesulitan dalam menjemur gabah terjadi karena di Desa
Mangunjaya sering terjadi hujan, sehingga menyebabkan petani responden
kesulitan untuk menjemur gabahnya dan menghasilkan gabah yang sesuai standar
mutu dalam waktu cepat. Adapun hambatan petani yang berasal dari keluarga
Page 74
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 74/102
74
karena istri petani yang biasanya mengatur keuangan keluarga merasa bahwa SRG
ini belum terbukti memberikan keuntungan secara nyata, selain itu istri petani
takut mengalami kegagalan jika menerapkan sistem ini. Selain itu istri petani
sudah terlebih dahulu skeptis dalam menanggapi munculnya program baru dari
pemerintah. Hal ini dikarenakan sudah beberapa kali petani sering dikecewakan
dengan program-program yang di ajukan oleh pemerintah.
Untuk mengatasi permasalahan utama yang muncul tersebut, petani
responden menerapkan dua jenis cara, yaitu petani menjemur gabahnya di dalam
gudang penyimpanan beras pada saat turun hujan dan menjemur di bawah sinar
matahari langsung pada saat hari cerah. Untuk permasalahan meyakinkan istrinya,
petani responden meyakinkan istrinya secara perlahan dan dibantu petani lain dan
juga diajak ikut untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh
pengelola gudang saat sosialisasi SRG dengan demikian istri petani menyetujui
agar petani responden menerapkan Sistem Resi Gudang.
Page 75
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 75/102
75
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. KesimpulanSistem Resi Gudang yang disediakan pemerintah untuk membantu petani
dalam upaya meningkatkan pendapatan petani memiliki beberapa manfaat, yaitu
manfaat secara non ekonomi dan manfaat ekonomi. Manfaat non ekonomi yang
dirasakan oleh petani yang memanfaatkan SRG adalah manfaat penyimpanan,
manfaat keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat
penyimpanan yang didapat oleh petani responden adalah petani bisa menyimpan
gabah jika tidak memiliki tempat yang besar. Manfaat keamanan adalah petnai
mendapat asuransi untuk gabahnya. Manfaat jaminan mutu yang didapat oleh
petani responden adalah gabah petani mendapat sertifikat kualitas atas gabahnya.
Manfaat pemasaran yang didapat oleh petani responden adalah petani mendapat
bantuan dalam memasarkan gabahnya. Petani juga mendapat manfaat dari segi
nilai dimana pendapatan petani sesuai dengan jumlah yang dihasilkan dan juga
mendapat manfaat dari segi waktu yang lebih singkat dalam mendapatkan
pembiayaan.
Manfaat ekonomi yang dirasakan oleh petani adalah manfaat pembiayaan.
Petani bisa mendapatkan pinjaman untuk usahataninya dengan bunga yang
rendah, yaitu 1,5 persen. Manfaat ekonomi kedua adalah petani yang
memanfaatkan SRG memperoleh harga jual yang lebih baik dibandingkan petani
yang tidak memanfaatkan sistem resi gudang. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rasio R/C atas biaya tunai petani yang memanfaatkan SRG dengan nilai 2,31
sedangkan rasio R/C atas biaya tunai petani konvensional nilainya adalah 2,01.
Begitu pula untuk Rasio R/C atas biaya total petani yang memanfaatkan SRG
dengan nilai 2,08 sedangkan rasio R/C atas biaya total petani konvensional
nilainya adalah 1,83.
8.2. Saran
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani
padi di Gapoktan Jaya Tani di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten
Indramayu antara lain :
Page 76
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 76/102
76
1. Meningkatkan kualiatas padi dengan cara mulai mengikuti anjuran
penyuluh pertanian lapang (PPL) agar dapat menghasilkan gabah kering
panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang baik. Peningkatan
kualitas gabah akan meningkatkan posisi tawar petani dalam menjual hasil
panennya sehingga pembeli akan menghargai lebih tinggi gabah.
2. Petani yang belum memanfaatkan Sistem Resi Gudang mulai beralih
memanfaatkan Sistem Resi Gudang dalam penjualan hasil usahataninya,
agar mampu mendapatkan harga yang lebih tinggi. Selain itu, dengan
memanfaatkan Sistem Resi Gudang petani akan memperoleh pinjaman
untuk melakukan usahataninya sambil menunggu harga tertinggi untuk
menjual hasil usahataninya.
3.
Peran pemerintah daerah Indramayu dan instansi terkait sangat dibutuhkan
untuk mensosialisasikan program penerapan SRG kepada para petani agar
para petani paham apa SRG itu dan menyadari manfaat yang akan diterima
jika memanfaatkan SRG karena masih banyak petani yang belum
memahami dan mengetahui tentang SRG.
4.
Meningkatkan peranan gapoktan dalam penerapan SRG agar petani kecil
mampu memenuhi quota minimal penyimpanan di gudang SRG.
Page 77
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 77/102
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta: Rineka Cipta.
[Depdag] Departemen Perdagangan. 2008. Buku Saku Sistem Resi Gudang .Jakarta : BAPPEBTI, Departemen Perdagangan.
Gandhi. 2008. Analisis Usahatani dan Tataniaga Padi Varietas Unggul (Studi
Kasus Padi Pandan Wangi di Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten
Cianjur) [skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hasian, DE. 2008. Usahatani dan Tataniaga Kacang Kapri di Kecamatan
Warungkondang, Cianjur, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor : FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor.
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hidayat. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Tataniaga Jambu Getas Merah
Studi Kasus Kelurahan Sukaresmi Tanahsareal Bogor [skripsi]. Bogor :
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Indrayani 2008. Analisis Pola Kemitraan Dalam Pengadaan Beras Pandanwangi
Bersertifikat. [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Mariani 2007. Analisis Perbandingan Keuntungan Usahatani Bebas Pestisida dan
Padi Anorganik di kecamatan Cigombong. [skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Murdani. 2008. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Varietas Pandan Wangi
dan Varietas Unggul Baru (Kasus Kecamatan Warungkondang, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat) [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Pemerintah Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. 2010.
Monografi Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.Bogor : Pemerintah Desa Mangunjaya.
Pratama. 2008. Efektivitas Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan (DPM-LUEP) (Kasus Petani Padi Pandan Wangi di Kecamatan
Warungkondang, Kabupaten Cianjur) [skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Rachmawati. 2003. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Pandan Wangi di
Kecamatan Warungkondang dan Cugenang. [skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Page 78
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 78/102
78
Saheda, AA. 2008. Preferensi dan Kepuasan Petani Terhadap Benih Padi Varietas
Lokal Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur [skripsi]. Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Rachmawati, S. 2003. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Pandan Wangi di
Kecamatan Warungkondang dan Cugenang. [skripsi]. Bogor : Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Soeharjo, A dan D Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogorr:
Departemen Ilmu-ilmu Sosial ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Soekartawi dan Soeharjo, A. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker JB, penerjemah; Jakarta:
UI Press. Terjemahan dari: Farm Management Research for Small Development.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tirtayasa, M.F. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani Jambu Biji Petani Primatani
di Kota Depok Jawa Barat. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Page 79
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 79/102
79
Page 80
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 80/102
64
Lampiran 1. Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (SRG)
No Nama
Petani
Alamat Umur
(tahun)
Tingkat
Pendidikan
Lama
Bertani
(tahun)
Ju
An
Ke
(o1. Aming dusun mangun
sari desa
mangunjaya rt04/ rw 01
39 Tamat SD 18 4
2. Asdana dusun bodas desamangunjaya rt
10/rw 02
53 Tidak tamat SD 33 3
3. Warsim dusun bodas desa
mangunjaya rt10/rw 02
37 Tamat SMP 17 4
4. Wartana dusun mangun
sari desamangunjaya rt
04/ rw 01
41 Tamat SD 20 3
Jumlah 88 14
Rata-Rata 22 3,5
Page 81
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 81/102
65
Lampiran 2. Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (konvensional)
No Nama
Petani
Alamat Umur
(tahun
)
Tingkat
Pendidikan
Lama
Bertani
(tahun)
Jumlah
Anggota
Keluarga
(orang)
1. AryaPriyana
dusun mangun saridesa mangunjaya rt04/ rw 01
36 Tamat SMP 10 5
2. Asan dusun mangun sari desa
mangunjaya rt 02/ rw 01
36 Tamat SMP 13 4
3. Caryadi dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
06/ rw 02
52 Tidak tamat SD 12 2
4. Casna dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
56 Tidak tamat SD 8 8
5 Daman dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
38 Tamat SD 16 4
6 Durakhma
n
dusun mangun sari
desa mangunjaya rt04/ rw 01
30 Tamat SD 9 4
7 Jani
Kadarfan
dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
34 Tamat SD 14 4
8 Karsid dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
37 Tamat SD 16 2
9 Kartalim dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
04/ rw 01
36 Tamat SMP 16 4
10 Kasan dusun mangun sari 38 Tamat SD 17 4
Page 82
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 82/102
66
desa mangunjaya rt04/ rw 01
11 Nugroho
Gatot
Raharjo
dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
04/ rw 01
30 Tamat SMP 9 3
12 Saemin dusun karangjaya rt13/rw3 desamangunjaya
45 Tidak tamat SD 25 6
13 Sakam dusun mangun sari
desa mangun jaya rt5/ rw 1
28 Tamat SMP 7 2
14 Salman dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
26 Tamat SD 6 2
15 Samsudin dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
04/ rw 01
28 Tamat SD 7 2
16 Sanafi dusun mangun sari
desa mangunjaya rt04/ rw 01
61 Tidak tamat SD 42 3
17 Sariya dusun mangun sari
desa mangunjaya rt05/ rw 01
39 Tamat SD 18 3
18 Sauchi dusun mangun saridesa mangunjaya rt
04/ rw 01
60 Tidak tamat SD 40 5
19 Siwan dusun mangun sari
desa mangunjaya rt09/ rw 02
53 Tamat SD 33 3
20 Suherman dusun karangjaya rt13/rw 3 desa
mangun jaya
40 Tamat SD 19 4
21 Sunir dusun mangun sari 31 Tamat SD 10 2
Page 83
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 83/102
67
Sutardi desa mangunjaya rt04/ rw 01
22 Sutoyo dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
05/ rw 01
45 Tidak tamat SD 25 4
23 Tarsiman dusun boodas desamangun jaya rt 8/rw2
37 Tamat SMP 16 4
24 Taswid dusun mangun sari
desa mangunjaya rt04/ rw 01
35 Tamat SD 15 2
25 Usman dusun mangun saridesa mangunjaya rt
06/ rw 02
41 Tamat SMP 21 4
26 Wardiyah dusun mangun sari
desa mangunjaya rt
04/ rw 01
43 Tamat SD 24 4
27 Warun dusun mangun sari
desa mangunjaya rt04/ rw 01
41 Tidak tamat SD 19 4
28 Wasan dusun mangun sari
desa mangunjaya rt09/ rw 01
37 Tamat SD 16 5
29 Yadi dusun mangun saridesa mangun jaya rt
5/ rw 1
33 Tamat SD 12 3
Jumlah 497 106
Rata-Rata 17,069 3,65
Page 84
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 84/102
68
Lampiran 3. Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi SRG di Gapoktan Jaya Tani Periode Januari-April 2
No
Nama Luas
Lahan
(ha)
Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP) Tenaga Kerja Dalam
Jenis Kegiatan Jenis Ke
1 2 3 4 5 Total 1 2 3
1. Aming 2 2 16,875 12,5 6 28,125 65,5 1 0 6,25 2
2. Asdana 2,5 2,25 17 5 7,5 31.875 63,625 1,25 0 2,5 3
3. Warsim 1,32 0 9,69 8 6 21.25 44,938 1,5 0 3 1
4. Wartana 0,22 0 1,9 0 0 8.75 5,7 0,675 0 1 1
Total 6,04 4,25 45.465 25,5 19,5 85,05 179,763 4,425 0 12,75 7
Rata-rata/Ha 0,703 7,53 4,221 3,228 14,081 29,762 0,733 0 2,607 1
Keterangan : Jenis Kegiatan : 1 = Persiapan Lahan; 2 = ; Penanaman
Pestisida; 4 = Pemupukan; 5 = Pemanenan.
HKP : Hari Kerja Pria
Page 85
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 85/102
69
Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi Konvensional di Gapoktan Jaya Tani Periode Januar
No Nama
Luas
Lahan
(ha)
Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP) Tenaga Ker
Jenis Kegiatan Jenis Kegia
1 2 3 4 5 Total 1 2
1. Arya P 1.33 2,25 16,425 2,25 5 21,25 47.175 1 0
2. Asan 0.67 1 10,625 3 2,5 21,25 38.375 1 0
3. Caryadi 1,33 1,25 12,75 4,5 2,5 17 38.000 1,25 0
4. Casna 0,165 0 3,1 0 0 4,65 7.750 0,75 0
5. Daman 2 2,25 35,063 13,5 5,25 31,875 87.938 1,125 0
6. Durakhman 0,45 0 15,928 0 0 21,25 37.178 1 0
7 Jani K 0,17 0 1.05 0 0 4,25 5.300 1,125 0
8. Karsid 2 3 12,6 6,75 4,5 31,875 58.725 1 0
9. Kartalim 1,5 2,25 18 3,75 4,5 30,388 58.888 1,125 0
10. Kasan 1,33 1 7,8 1,875 1,5 13 25.175 1 0
11. Nugroho 1,33 2,25 16,875 1,5 1,75 21,25 43.625 1,125 0
12. Saemin 0,165 0 4,05 0 0 6,65 10.700 0,635 0
13. Sakam 0,5 0 5,55 1,125 3 21,25 30.925 1 0
14. Salman 1,33 1,5 8,325 7,5 3 15,263 35.588 0,75 0
15. Samsudin 0,84 1 9,713 6 2,5 21,25 40.463 1 0
16. Sanafi 3 4 38 15.625 15 38,75 111.375 1 0
17. Sariya 0,18 0 2,375 0 0 3,325 35.625 0,75 0
18. Saucho 1 1 13,125 5 1,5 21,875 42.500 1 0
19. Siwan 0,33 0 9,3 0 0 13,95 23.250 0,75 0
20. Suherman 0,5 0,75 8,55 0 0 15,675 24.975 0,75 0
21. Sunir S 0,223 0 2,55 0 0 4,25 6.800 0,5 0
22. Sutoyo 1 1,25 11,4 1,125 4,5 19 37.275 0,625 0
23. Tarsiman 3,7 5 38,25 15,75 12 42,5 113.500 1 0
24. Taswid 0,33 0,875 0 0 0 7,425 8.300 0,875 0 25. Usman 2 2 17,438 8 3,75 21,313 52.501 1 0
26. Wardiyah 5 11,25 0 20 15 46,75 93.000 1,125 0
27. Warun 0,16 0 1,2 0 0 8,2 9.400 0,875 0
28. Wasan 0,3 0 0 0 0 3,938 3.938 0,625 0
29. Yadi 0,33 0 3,075 0 0 4,1 7.175 1 0
Page 86
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 86/102
70
Total 33,163 43,875 365,488 117,25 84,75 533.502 1.135,419 26,76 0
Rata-rata/Ha 1,323 10,859 3,536 2,532 15,851 34,28 0,807 0
Keterangan : Jenis Kegiatan : 1 = Persiapan Lahan; 2 = Penanaman;
4 = Pemupukan 5 = Pemanenan.HKP : Hari Kerja Pria
Page 87
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 87/102
64
Lampiran5. Jumlah Penjualan Padi oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem Resi Gudang
NO NAMA LuasLahanGKP Keterangan GKG
Harga Jumlah Harga Jumlah1 Aming 2 3000 1020 3600 3700
SRG 4000 6100
2 Asdana 2.5 2837.838 3700 SRG 4000 5000
3000 3640
3 Warsim 1.32 SRG 4000 6700
4 Wartana 0.22 2700 500 SRG 4000 600
Jumlah 6.04 8860 22100
Harga Rata-rata 2884.459 3920
Rata-Rata JumlahProduksi GKP per Ha 1466.89
Rata-Rata JumlahProduksi GKG per Ha 3658.94
Lampiran6. Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem Resi
Gudang
No NAMA LuasLahan
GKP
Diperhitungkan
GKG
Diiperhitungkan
Harga Jumlah Harga Jumlah
1 Aming 2 3000 480
2 Asdana 2.5 3000 360
3 Warsim 1.32
4 Wartana 0.22
Jumlah 6.04 840
Harga Rata-rata 3000
Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 139,07
Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 0
Page 88
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 88/102
65
Lampiran7. Jumlah Penjualan Padi oleh Petani Konvensional
No Nama LuasLahanGKP GKG
Harga Jumlah Harga Jumlah1 AryaPriyana 1.33 3000 7500
2 Asan 0.67 2700 1200
2800 1520
3 caryadi 1.32 3000 8000
4 Casna 0.165 2800 800
5 Daman 2 2750 8000 3300 316
6 Durakhman 0.67 2600 3150
7 JaniKadarfan 0.17 3100 690
8 Karsid 2 3000 10000
9 Kartalim 1.5 2900 8600
10 Kasan 1.32 3000 7400
11 Nugroho 1.32 3200 5200
12 Saemin 0.165 3150 250
13 Sakam 0.5 3000 260 3500 1420
14 Salman 1.32 3000 6000
15 Samsudin 0.67 3000 4700
16 Sanafi 3 2800 3960 3300 11194
17 Sariya 0.67 2700 1200
18 Sauco 1 0 3600 4600
19 Siwan 0.33 3300 1300
Page 89
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 89/102
66
20 Suherman 0.5 3000 2350
21 SunirSunardi 0.223 3400 930
22 Sutoyo 1 2800 2700 3400 1792
23 Tarsiman 3.7 3200 18800
24 Taswid 0.33 3000 1500
25 Usman 2 2700 9650
26 Wardiyah 5 2700 16000 3300 11100
27 Warun 0.16 2700 600
28 Wasan 0.3 3300 1390
29 Yadi 0.3 3500 1420
Jumlah 33.633 131330 34162
Harga Rata-rata 2919.23 3400
Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 3904.80
Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 1015.73
Page 90
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 90/102
67
Lampiran8. Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem ResiGudang
No Nama LuasLahan GKP DiperhitungkanGKG
Diperhitungkan
Harga Jumlah Harga Jumlah
1 AryaPriyana 1.33 3000 500
2 Asan 0.67 2800 480
3 caryadi 1.32
4 Casna 0.165
5 Daman 2 3300 384
6 Durakhman 0.67
7 JaniKadarfan 0.17
8 Karsid 2
9 Kartalim 1.5
10 Kasan 1.32
11 Nugroho 1.32
12 Saemin 0.165 3150 530
13 Sakam 0.5 3000 240
14 Salman 1.32
15 Samsudin 0.67
16 Sanafi 3 3300 306
17 Sariya 0.67
18 Sauco 1
19 Siwan 0.33
Page 91
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 91/102
68
20 Suherman 0.5
21 SunirSunardi 0.223
22 Sutoyo 1 3400 408
23 Tarsiman 3.7 3300 500
24 Taswid 0.33
25 Usman 2
26 Wardiyah 5
27 Warun 0.16
28 Wasan 0.3
29 Yadi 0.3
Jumlah 33.633 1720 1628
Harga Rata-rata 3025 3287.5Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 51.14025
Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 48.40484
Page 92
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 92/102
72
Lampiran 9. Pengeluaran Usahatani Padi Petani SRG
No nama ha
BiayaTunai
pupuk pestisida
Sewa alat tani komposanorganik
urea npk sp36 poska za cair bubuk
jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp
1 AryaPriyana 1.33
1200 960000 600 990000 0 0 300 630000 600 1410000 400 580000 0 0 10 170000 2400000
2 Daman 2
600 990000 0 0 0 0 320 752000 0 0 3 138000 1900000
3 Kartalim 1.5
500 825000 0 0 0 0 400 940000 0 0 2 174242.4 2 200000 900000
4 Sakam 0.5
50 82500 0 0 0 0 50 117500 0 0 0 0 1 17000 150000
Jumlah1200 960000 1750 2887500 0 0 300 630000 1370 3219500 400 580000 5 312242.4 13 387000 5350000
Rata- rata
198.68 158940.4 289.73 478062.91 0 0 49.67 104304.6 226.82 533029.8 66.22 96026.49 0.83 51695.77 2.15 64072.85 885761.59
Page 93
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 93/102
Page 94
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 94/102
79
Lampiran 12. Kondisi Fisik Lokasi Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu.
Page 95
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 95/102
80
Page 96
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 96/102
81
Page 97
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 97/102
82
Kuisioner Penelitian Responden Petani
ANALISIS USAHATANI PADI
(Kasus Gapoktan Jayatani Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu)
RESPONDEN PETANI PADI
Nama Petani
Alamat
Tanggal Pengisian
Peneliti :
Adi Febrian
H34070072
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Page 98
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 98/102
83
I. KARAKTERSITIK PETANI
1.1 Identitas Petani
a. Nama :..................................
b. Pekerjaan utama :..................................
c. Pekerjaan sampingan :..................................d. Umur :..................................
e. Jenis Kelamin :..................................
f. Alamat :..................................
g. Pendidikan :..................................
h. Jenis Pengairan :..................................
i. Jumlah anggota keluarga
j. Anggota keluarga yang membantu usahatani
Penguasaan asset pertanian dan sarana produksi
Jenis Aset yangdimiliki
Jumlah
yangdimiliki
(unit)
Hargabeli
((Rp/unit)
Umur
teknis(Tahun)
Nilai
sekarang(Rp)
1. Alat Pertanian
- Cangkul
- Arit
- Pompa Air
- Golok
- Linggis
- Ember
- Traktor- Sprayer
2.Sarana Produksi
- Pupuk
-
-
- Pestisida
3. Lainnya
II. PEMASUKAN DAN PENGELUARAN USAHATANI PADI
2.1 Luas lahan yang dianalisis
2.2 Status penguasaan lahan
2.3 Input usahatani padi
Page 99
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 99/102
84
Jenis Sarana
ProduksiSumber
1)
Sistem
Pemabayaran2)
Jumlah
(kilogram)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
(Rp)
1. Bibit/Benih
2. Pupuk kimia :
- UREA
- Kcl- NPK
- SP 36
- ................
3. Pupuk buatan :
- Pupuk kandang
- Pupuk kompos
- Pupuk organik
2. Pestisida
-
-
3. Lainnya
-
Ket :
2.4. Input tenaga kerja usahatani padi
Jenis KegiatanUpah
(Rp/pekerja)
Keluarga Luar Keluarga
HOKNilai
(Rp)HOK
Nilai
(Rp)
Borongan
(Rp)
1. Pembenihan
a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
2. Penanaman
a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
3. Pengendalian HPT
a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
4. Pemupukan
a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
Page 100
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 100/102
85
5. Pemanenan
a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
6 a. Cara/Frekuensi
b. Jumlah tenaga kerja
- Pria
- Wanita
2.5 Biaya lain-lain untuk usahatani padi (Rp/musim)
Uraian Nilai (Rp)
1. Sewa pompa
2. Iuran kelompok tani
3. Iuran keluarahan
4. Iuran pengairan5. Sewa Traktor
6. Sewa Ternak
7
2.6 Total dan nilai produksi per musim
Bentuk Produksi Volume (kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp)
1. Padi
2. Gabah
III. INFORMASI PENJUALAN
3.1 Hasil yang dijual
Hasil Produksi Jumlah Harga
1. Gabah Kering Panen2. Gabah Kering Giling
3. Lainnya...
3.2 Hasil yang disimpan
Hasil Produksi Jumlah Harga
1. Gabah Kering Panen
2. Gabah Kering Giling
3. Lainnya...
=Terima Kasih=
Page 101
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 101/102
86
KUISIONER
ALASAN DAN MANFAAT DARI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG BAGI
PETANI
Pertanyaan
1. Apakah alasan anda dalam kegiatan usahatani padi anda memanfaatkan Sistem Resi
Gudang yang dikelola PT Pertani?
( ) Mengikuti petani yang lain ( ) Peningkatan pendapatan
( ) Saran dari PPL ( ) Lainnya
2. Apakah dalam pelaksanaan kerjasama ini anda mengetahui dan memahami peraturan
yang ada?
( ) Ya
( ) Tidak
Apa alasan anda tidak mengetahui dan memahaminya
3. Apa hak dan kewajiban yang dimiliki anda sebagai pihak yang memanfaatkan Resi
Gudang?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................
4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang?
( ) Mendapatkan harga lebih baik dengan tunda jual ketika harga rendah
( ) Mendapatkan kepastian mutu dan kuantitas karena komoditi yang disimpan
digudang diuji oleh LPK yang terakreditasi.
Page 102
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 102/102
( ) Mendapatkan jaminan keamanan karena komoditi yang disimpan di Gudang
otomatis diasuransikan.
( ) Mendapatkan kemudahan akses pembiayaan dari perbankan karena Resi
Gudang dapat dijadikan sebagai agunan/jaminan kredit.
( ) Meningkatkan posisi tawar petani dan mendorong mereka untuk bekerja secara
berkelompok
5.
Masalah dan kendala apa saja yang anda dapatkan selama proses penerapan Resi
Gudang?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..................
6. Bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan bila ada masalah yang terkait dengan
Resi Gudang?
..........................................................................................................................................
=Terima Kasih=