Page 1
ANALISIS PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA
KARIER DI KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
OLEH:
VIVI IRMAYANI
90300114061
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018
Page 2
i
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Vivi Irmayani
Nim : 90300114061
Tempat/Tgl Lahir : Samarinda, 26 Mei 1995
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jln. Mesjid Besar Limbung No.3 Kec. Bajeng Kab. Gowa
Judul : Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar hasil sendiri. Jika di kemudian hari ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau
dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya maka skripsi dan gelar yang di
peroleh akan batal demi hukum.
Gowa, November 2018
Penyusun
Vivi Irmayani
90300114061
Page 4
ii
KATA PENGANTAR
ÉΟó¡Î0 «! $# Ç≈ uΗ÷q §�9$# ÉΟŠ Ïm §�9$#
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. Salawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi setiap umat di seluruh
alam. Skripsi ini berjudul “Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier
di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” dan telah diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Melalui tulisan ini penulis sangat berterima kasih kepada kedua orang tua
penulis Bapak Masimi dan Ibu Irdaeni yang telah memberikan segalanya yang
mereka punya kepada penulis yang tak akan pernah cukup untuk penulis balas,
begitu pula saudara dan keluarga.
Banyak kendala yang penulis dapatkan dalam penyusunan skripsi ini,
namun penulis bersyukur karna telah dibantu dan didukung oleh orang-orang yang
baik. Maka dari itu penulis sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,
khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. Selaku Rektor UIN
Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV.
Page 5
iii
2. Bapak Prof. Dr, H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar beserta wakil Dekan I, II, III.
3. Bapak Dr. Siradjuddin, SE., M.Si dan Bapak Hasbiullah, SE.,
M,Si. Selaku ketua dan sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala kontribusi, bantuan, dan
bimbingannya selama ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag dan Bapak Abdul Rahman,
S.Pd., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing
II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
masukan-masukan, dan saran yang sangat berguna bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen tenaga pengajar khususnya di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan
ilmu, pengalaman, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
6. Seluruh staff bagian akademik dan tata usaha Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. Penulis mengucapkan terima kasih bantuannya
dalam pelayanan akademik dan administrasi.
7. Kepada Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta staff
dan karyawan yang telah memberikan pelayanan.
8. Seluruh pegawai dan staff P2T-BKPMD Provinsi Sulawesi Selatan
dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan atas
bantuannya selama penyusunan skripsi.
Page 6
iv
9. Terima kasih kepada teman-teman ILMU EKONOMI 2014
khususnya Ilmu Ekonomi B semoga tak akan terlupakan semua
kenangan yang pernah dilewati selama kurang lebih 4 tahun, serta
seluruh keluarga besar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
10. Keluarga KKN Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Selayar (Tutut
Mawardiani, Nurul Utami Usmin, Ratna Indah Sari, Khairil
Aswandi, Zulpikar, Nur Hasan Basri) + Bapak/ibu posko dan
saudara-saudara saya disana. Thanks for make laught everyday and
feel like home, kalian semua sangat menyenangkan.
11. Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik Economics Study Club
(ESC) of UINAM Makassar, yang memberikan saya banyak sekali
pengalaman yang sangat berharga.
12. Teman-teman, Kakak senior dan adik-adik Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ilmu Ekonomi, yang banyak memberikan pengalaman
selama berorganisasi.
13. Untuk sahabatku cimumuet (Wafika Marfa dan Sartia) yang selalu
setia mendengar keluh kesah selama proses pembuatan skripsi ini.
14. Untuk teman-teman yang selalu setia membantu proses pembuatan
skripsi saya khususnya Udin, Ikram, Dewi. Thanks You!
15. Untuk cewek-cewekku yang selalu setia juga menemani selama
pengurusan yaitu Rida, Faradilla, Tuti, Sukarni, Arini, Eki, Fitri
dan Mia.
Page 7
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sebagai bahan masukan yang dapat berguna bagi penulis maupun bagi
pembaca dikemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap semoga isi skripsi ini dapat bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya. Amin.
Gowa, November 2018
Penulis
Vivi Irmayani
NIM: 90300114061
Page 8
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13
A. Landasan Teori ...............................................................................
1. Teori Lewis Pada Penawaran Tenaga Kerja Tidak Tebatas..... 13
2. Penawaran Tenaga Kerja.......................................................... 14
3. Tenaga Kerja ............................................................................ 17
4. Wanita Karier ........................................................................... 22
B. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................ 25
C. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 28
D. Kerangka Pikir ............................................................................... 30
E. Hipotesis ......................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 33
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 33
C. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 33
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 35
Page 9
vii
E. Populasi Dan Sampel ..................................................................... 36
F. Metode Analisis Data ..................................................................... 38
1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 38
a. Uji Normalitas Data ........................................................... 39
b. Uji Multikolinearilitas ........................................................ 40
c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 40
d. Uji Autokorelasi ................................................................. 40
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 41
a. Uji Parsial (Uji t) ................................................................. 41
b. Uji Simultan (Uji f ) ............................................................ 42
c. Analisis Korelasi (R) .......................................................... 42
d. Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 42
G. Definisi Operasional....................................................................... 42
BAB IV HASL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 44
A. Gambaran Umum Objek yang diteliti .......................................... 44
1. Letak Geografis ...................................................................... 44
2. Luas Wilayah ......................................................................... 45
3. Keadaan Penduduk................................................................. 46
B. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 49
1. Responden Menurut Tingkat Upah ....................................... 49
2. Responden Menurut Tingkat U mur ..................................... 51
3. Responden Menurut Tingkat Pendidikan.............................. 53
4. Responden Menurut Status Perkawinan ................................ 53
C. Hasil Pengolahan Data .................................................................. 54
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 54
a. Uji Normalitas Data ........................................................... 55
b. Uji Multikoloniearilitas ...................................................... 57
c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 59
Page 10
viii
d. Uji Autokorelasi ................................................................. 60
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ................................ 62
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 64
a. Uji Simultan (Uji f) .................................................... 64
b. Uji Parsial (Uji t) ........................................................ 65
c. Koefisien Detrminasi (R2).......................................... 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 69
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 76
A . Kesimpulan .................................................................................. 76
B. Saran .............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
Page 11
ix
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Gowa Tahun
2013-2017 ........................................................................................................ 4
1.2 Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, POLRI Menurut Jenis Kelamin dan Unit Kerja Di
Kecamatan Bajeng Tahun 2017 ....................................................................... 6
4.1 Luas Wilayah Kecamatan Bajeng Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2017 45
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupeten Gowa Tahun
2013-2017 ........................................................................................................ 47
4.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Jenis Kelamin Desa/Kelurahan
Tahun 2017 ...................................................................................................... 48
4.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kecamatan Bajeng
Tahun 2017 ...................................................................................................... 49
4.5 Upah Pekerja Wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018 50
4.6 Status Pekerjaan Pekerja Wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018 51
4.7 Umur Pekerja Wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018 52
4.8 Tingkat Pendidikan Wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018 53
4.9 Status Perkawinan Wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018 54
4.10 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov ............................................. 57
4.11 Uji Multikoloneralitas ............................................................................. 58
4.12 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 61
4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ........................................................ 62
4.14 Hasil Uji f ................................................................................................ 65
4.15 Hasil Uji t ................................................................................................ 66
4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ............................................... 68
Page 12
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kurva Penawaran Tenaga Kerja ............................................................... 15
2.2 Komposisi dan Penduduk Tenaga Kerja ................................................... 21
2.3 Kerangka Fikir Penelitian ......................................................................... 31
4.1 Grafik Normal P-Plot ................................................................................ 55
4.2 Grafik Histogram ...................................................................................... 56
4.3 Grafik Scatterplot ...................................................................................... 60
4.4 Uji Durbin Watson .................................................................................... 61
Page 13
xi
ABSTRAK
Nama :VIVI IRMAYANI
Nim : 90300114061
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui
dan menganalisis secara serempak dari variabel upah, umur, tingkat pendidikan
dan status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier antara
wanita karier yang sudah menikah dan wanita karier yang belum menikah.
Dalam membuktikan dan menganalisis hal tersebut, maka digunakan
analisis linear berganda dan uji hipotesis. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 118 orang, penentuan sampel menggunakan simple random sampling
dengan melihat populasi berdasarkan jenis pekerjaan dengan total populasi yang
ada di Kecamatan Bajeng. Teknik pengumpulan data dengan memberikan
kusioner kepada responden, wawancara secara langsung dan dokumentasi.
Hasil dari regresi linear berganda menunjukkan variabel upah berpengaruh
positif dan signifikan, variabel umur berpengaruh positif dan signifikan, variabel
pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan dan variabel status
perkawinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier dengan melihat nilai koefisien dan nilai probabilitas (p<α0,1).
Dari hasil regresi yang telah dilakukan maka diperoleh R-square (R2) sebesar
0,493 dengan kata lain hal ini dapat disimpulkan bahwa besar persentase variasi
penawaran tenaga kerja wanita karier yang bisa dijelaskan oleh variasi empat
variabel bebas yaitu tingkat upah (X1), tingkat umur (X2), tingkat pendidikan
(X3) dan status perkawinan (X4) sebesar 49,3% sedangkan sisanya dengan nilai
50,7% yang dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak masuk dalam penelitian
ini.
Kata Kunci: Upah, Umur, Pendidikan, Status Perkawinan, Penawaran Tenaga
Kerja Wanita Karier
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena wanita karier di era globalisasi seperti sekarang ini, seakan
tidak dapat dibendung lagi, dulu peran wanita identik dengan pekerjaan di rumah
sebagai ibu rumah tangga dan mengurus suami serta anak-anaknya. Tetapi
fenomena seperti ini kini mulai tereduksi dan digantikan oleh kegiatan wanita
karier yang lebih memilih untuk bekerja dari pada hanya menjadi ibu rumah
tangga, seperti yang terjadi di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan.
Persoalannya, ketika wanita memilih untuk menjalani sebuah pekerjaan
(karier), terutama bagi mereka yang sudah bersuami tentu akan menimbulkan
sebuah peran baru, selain sebagai ibu rumah tangga tentu juga sebagai wanita
karier yang menggeluti sebuah profesi/pekerjaan sesuai bidang atau keahliannya,
motivasi wanita untuk terjun dalam dunia karier tidak terlepas dari aspirasi yang
ada pada wanita. Aspirasi tersebut berkaitan dengan cita-cita, tujuan, rencana,
serta dorongan untuk bertindak dan berkarya.
Dalam kondisi seperti ini seorang wanita dapat dikatakan wajib terjun ke
dunia profesi (karier) untuk menanggung biaya hidupnya beserta keluarganya
karena sipenanggung jawab sudah tiada/tidak berdaya. Sementara dalam
kesempatan lain seorang wanita disunahkan melakukan kegiatan profesi.
Manakala kegiatan profesi (karier) dilakukan sejalan dengan tanggung jawab
Page 15
2
keluarga dan berpedoman pada tujuan-tujuan yang luhurnya membantu suami,
ayah, atau saudaranya yang miskin, mewujudkan kepentingan masyarakat banyak,
berkorban pada jalan yang baik dan sebagainya.
Setelah mencermati berbagai motif berkarier bagi wanita maka
penelusuran selanjutnya diarahkan pada pandangan Islam terhadap karier wanita.
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, bahwa wanita mempunyai hak, kewajiban
yang sama dengan pria, wanita juga mempunyai peluang berkarier sebagaimana
pria. Cukup banyak ayat Al-Qur’an maupun hadis Nabi yang memberikan
pemahaman esensial: bahwa Islam mendorong wanita maupun pria untuk
berkarier. Dalam Surat An-Nisa: 32, Allah SWT berfirman :
Ÿωuρ (# öθ ¨ΨyϑtGs? $ tΒ Ÿ≅ āÒ sù ª! $# ϵÎ/ öΝä3ŸÒ ÷èt/ 4’ n? tã <Ù ÷èt/ 4 ÉΑ% y Ìh�=Ïj9 Ò=ŠÅÁ tΡ $ £ϑÏiΒ (#θ ç6 |¡oKò2$# ( Ï !$ |¡ÏiΨ=Ï9 uρ Ò=ŠÅÁ tΡ $ ®ÿÊeΕ t÷ |¡tGø.$# 4 (#θ è=t↔ó™uρ ©! $# ÏΒ ÿÏ& Î#ôÒ sù 3 ¨βÎ) ©! $# šχ%Ÿ2 Èe≅ä3Î/ > ó_x«
$ VϑŠÎ=tã ∩⊂⊄∪
Terjemahannya:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu” (Departemen Agama RI, 2002).
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa dalam beribadah maupun berkarya,
wanita memperoleh imbalan dan pahala yang tidak berbeda dengan pria. Islam
tidak membedakan pengakuan dan apresiasi terhadap kinerja atas dasar jenis
kelamin. Bahkan ditegaskan bahwa prestasi akan dicapai jika usaha dilakukan
Page 16
3
secara maksimal disertai do’a. Dengan demikian, jelaslah kiranya bahwa wanita
bisa berkarier dan dapat mencapai prestasi sama dengan pria atau bahkan
melebihinya bergantung pada usaha dan doanya.
Poerwandari (1995) mengemukakan bahwa pembentukan aspirasi
berkaitan dengan dua hal. Pertama, keinginan untuk mengembangkan diri
(adanya dorongan minat dan cita-cita individual). Kedua, keinginan untuk
memenuhi tanggung jawab sesuai dengan apa yang diharapkan lingkungan sosial
individu. Sebagaimana definisi wanita karier oleh Munandar (2010) bahwa wanita
karier adalah wanita yang berkecimpung di dalam kegiatan profesi (usaha dan
perusahaan). Sementara pengertian karier dalam kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) adalah (1) perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan
jabatan, dan (2) pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju.
Pada umumnya wanita karier adalah wanita yang berpendidikan dan
mempunyai status cukup tinggi dalam pekerjaannya. Menurut Yanggo (2001)
menjelaskan beberapa faktor yang mendorong wanita untuk berkarier antara lain:
faktor pendidikan, keadaan dan kebutuhan yang mendesak, alasan ekonomi,
motif untuk mencari keuntungan, mengisi waktu kosong, mencari ketenaran dan
hiburan, serta mengembangkan bakat.
Wanita yang berkarier memiliki peran ganda, yaitu peran di dalam rumah
tangga dan keluarga sebagai “kodrat” yang melekat pada diri seorang wanita, serta
peran di dalam suatu pekerjaan di luar rumah. Dengan demikian ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi seorang wanita yang ingin berkarier
(Prabuningrat, 1993); 1) memiliki kesiapan mental, 2) kesiapan jasmani, 3)
kesiapan sosial, 4) memiliki kemampuan untuk selalu meningkatkan prestasi kerja
Page 17
4
demi kelangsungan karier di masa depan, 5) menggunakan peluang dan
kesempatan yang baik, 6) mempunyai pendamping yang mendukung dengan
gagasan baru.
Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk semakin bertambah dari tahun
ke tahun. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten
Gowa Tahun 2013-2017
Kecamatan
Jenis Kelamin
Jumlah
Rasion Jenis
Kelamin Sex
ratio Laki-laki Perempuan
Bontonompo
Bontonompo Sel
Bajeng
Bajeng Barat
Pallangga
Barombong
Sombaopu
Bontomarannu
Pattalassang
Parangloe
Manuju
Tinggimoncong
Tompolo Pao
Parigi
Bungaya
Bontolempangan
Tompobulu
Biringbulu
2017
2016
2015
2014
2013
20,086
14,387
34,487
12,220
61,340
19,898
83,828
17,661
12,229
9,104
7,271
11,902
14,955
5,964
7,900
5,802
13,840
15,360
368,234
355,381
348,706
339,576
329,673
22,024
15,495
35,240
12,886
62,709
20,364
84,193
17,902
12,137
9,539
7,786
12,163
14,508
6,744
8,568
6,524
14,864
16,320
379,966
367,321
360,680
351,734
340,792
42,110
29,882
69,727
25,106
124,049
40,262
168,021
35,563
24,366
18,643
15,057
24,065
29,463
12,708
16,468
12,326
28,704
31,680
748,200
722,702
709,386
691,309
670,465
91,20
93,79
97,86
94,83
97,82
97,71
99,57
98,65
100,76
95,44
93,39
97,85
103,08
88,43
92,20
88,93
93,11
94,12
97
97
97
97
97
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa dalam angka 2014-2018
Page 18
5
Dapat dilihat dari tabel 1.1 bahwa di Kabupaten Gowa jumlah penduduk
tahun 2017 adalah 748.200 ribu jiwa dan di Kecamatan Bajeng itu sendiri jumlah
penduduk adalah 69.727 ribu jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki adalah
34.487 ribu jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 35.240 ribu jiwa.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja, khususnya
tenaga kerja wanita di Kecamatan Bajeng. Kesempatan kerja bagi wanita makin
lama makin terbuka lebar serta semakin bertambah secara kuantitatif, sehingga
menyebabkan semakin banyaknya wanita yang masuk ke pasar kerja.
Dengan adanya wanita bekerja akan dapat mengangkat kesejahteraan
keluarga pekerja karena mendapat tambahan penghasilan dari hasil kerja mereka.
Fenomena tersebut menunjukkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai pencari nafkah di dalam usaha meningkatkan taraf hidup keluarga.
Aktifivitas bekerja sebenarnya dapat dilakukan oleh individu pria dan wanita,
namun tujuan wanita bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan diri dan
membantu pendapatan keluarga.
Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi di kecamatan Bajeng
kabupaten Gowa bahwa wanita juga terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga
peluang untuk menjadi seorang wanita karier semakin terbuka, berdasarkan data
yang terlihat pada tabel 1.2 berikut:
Page 19
6
Tabel 1.2
Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, dan POLRI
Menurut Jenis Kelamin dan Unit Kerja di Kecamatan Bajeng Tahun 2017
Unit Kerja Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Kantor Camat
Koramil
Polsek
Puskesmas(Bajeng,Pabentengang)
Cabang Dinas Pertanian
Cabang Dinas P & K
PLKB Kecamatan Bajeng
Petugas BPS
Petugas Peternakan
Kantor Urusan Agama
Petugas Perikanan
20
30
41
11
6
5
1
1
1
3
1
18
-
2
70
9
3
14
-
-
2
-
38
30
43
81
15
8
15
1
1
5
1
Jumlah 120 118 238
Sumber: Kantor Camat Bajeng
Dapat dilihat dari tabel 1.2 bahwa tenaga kerja wanita pada unit kerja
Puskesmas memiliki angka tertinggi yaitu berjumlah 70 pekerja wanita. Dan ini
sesuai dengan pengertian wanita karier yaitu wanita yang berpendidikan tinggi
dan mempunyai status tinggi dalam pekerjaannya yang biasanya wanita yang
bekerja pada sektor formal.
Sejalan dari hasil wawancara awal oleh peneliti, bahwa ada beberapa
alasan berbeda mengapa wanita karier lebih memilih untuk bekerja, daripada
hanya tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga. Menurut si A, alasan dirinya
bekerja karena faktor jenjang pendidikan tinggi yang telah dicapai oleh seorang
perempuan sehingga menjadikannya berfikir untuk tidak menyia-nyiakan gelarnya
dan bergelut sebagai wanita karier ketimbang menjadi ibu rumah tangga. Menurut
si B, alasan dirinya bekerja karena faktor pendapatan yang stabil sehingga mampu
Page 20
7
mendorong perekonomian keluarga yang merupakan cita-cita setiap rumah tangga
sehingga mendorong niat bagi para wanita karier untuk ikut andil dalam
menambah pendapatan rumah tangga. Sedangkan menurut si C, alasan dirinya
bekerja karena faktor usia dimana usia wanita karier yang masih muda menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi alasan wanita karier untuk fokus bergelut
dengan profesinya serta menjadi peluang untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki di usia muda.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, bahwa terjadi perbandingan
motivasi antara wanita karier yang belum menikah dengan wanita karier yang
sudah menikah. Dimana motivasi wanita karier yang belum menikah bekerja
karena adanya anggapan bahwa wanita yang bekerja dianggap lebih hebat
dibandingkan wanita yang tidak bekerja serta anggapan bahwa banyak laki-laki
yang menyukai wanita karier karena dianggap lebih menarik, lebih intelek dan
memiliki strata sosial yang lebih tinggi. Motivasi selanjutnya menurut wanita
karier yang belum menikah bahwa dirinya memikirkan umur mereka yang masih
tergolong muda dan belum memiliki keluarga maka dari itu dirinya bisa fokus
pada pekerjaan (karier). Dimana penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sari
(2010) menemukan bahwa umur, status perkawinan dan pendidikan berpengaruh
terhadap pendapatan pekerja perempuan sektor informal.
Disisi lain motivasi wanita karier yang sudah menikah untuk bekerja
adalah karena ingin meringankan beban rumah tangga dari segi status ekonominya
(Artini dan Handayani, 2009:9). Motivasi selanjutnya menurut wanita yang sudah
menikah karena faktor pendidikan yang tinggi dan tidak mau menyia-nyiakan
gelar mereka sekaligus ingin mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dimana
Page 21
8
penelitian pendapatan perempuan dan kontribusinya pernah dilakukan oleh
Kurniawati (2008), dari hasil penelitian tersebut diperoleh, faktor tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan berpengaruh nyata terhadap pendapatan
perempuan.
Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Damayanti (2011)
menggunakan variabel pendapatan suami dan jumlah tanggungan keluarga. Dari
hasil penelitian sebelumnya memperoleh hasil bahwa variabel pendapatan suami
memberikan pengaruh yang negatif atau dalam arti lain bahwa motivasi wanita
karier untuk bekerja tidak dipengaruhi oleh faktor pendapatan suami oleh
responden. Sedangkan variabel jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu
faktor atau motivasi yang memengaruhi wanita karier untuk turut bekerja, tetapi
peningkatan jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap jam kerja
yang ditawarkan oleh wanita karier yang sudah menikah. Dan penelitian
sebelumnya oleh Maghfirah (2016) menggunakan variabel pendidikan, inflasi,
dan upah. Dari hasil penelitian sebelumnya memperoleh hasil bahwa variabel
pendidikan dan umur memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
penawaran tenaga kerja sedangkan variabel inflasi memberikan pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
istilah ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Dan pengertian tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Page 22
9
Wanita yang bekerja di sektor formal cenderung memiliki tingkat
pendidikan dan keterampilan, akses ke lembaga keuangan, produktivitas tenaga
kerja serta tingkat upah yang juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
yang bekerja di sektor informal. Hal ini membuktikan bahwa tingkat intelektualis
wanita sektor formal dituntut lebih karena pada dasarnya pekerjaan di sektor
formal menuntut para pekerjanya untuk taat pada peraturan yang biasanya tertulis,
pemberian sanksi apabila terjadi pelanggaran aturan, ada cuti yang dapat diambil,
jam kerja yang jelas serta upah yang cenderung stabil atau diperoleh secara
berkala (perbulan).
Wanita yang bekerja di sektor formal dapat disebut juga dengan istilah
wanita karier karena istilah wanita karier adalah wanita yang berpendidikan tinggi
dan mempunyai status tinggi dalam pekerjaannya yang berhasil dalam berkarya
yang dikenal sebagai wanita bekerja atau wanita berkarya (Mudzhar dkk, dalam
Firdiansyah, 2009).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka judul penelitian ini adalah
“Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh tingkat upah terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?
Page 23
10
2. Apakah ada pengaruh tingkat umur terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?
3. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?
4. Apakah ada pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat umur terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran
tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
4. Untuk mengetahui pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
terkait diantaranya yaitu:
Page 24
11
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa teori penawaran
tenaga kerja wanita karier ini dengan ikutnya wanita bekerja dapat menambah
keuangan dibagian finansial baik wanita yang sudah menikah maupun bagi
wanita yang belum menikah. Dan penawaran tenaga kerja wanita karier ini
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya tingkat upah, tingkat umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman
bagi peneliti dan mengaplikasikan teori yang telah diperoleh serta
mampu memadukan dengan fakta yang ada dilapangan.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan
sumbangsih bagi khasanah ilmu pengetahuan serta sebagai wacana
penelitian selanjutnya bagi berbagai kalangan pada umumnya serta
segenap civitas Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
khususnya di Fakulttas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan pemerintah
dalam memberikan sumbangan pemikiran khususnya pemerintah
Page 25
12
Kabupaten Gowa dalam penentuan kebijakan ekonomi dan
kependudukan khususnya bidang ketenagakerjaan.
Page 26
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Lewis
Dalam pendahuluan analisinya Lewis menyatakan tujuan dari teori
mengenai proses pembangunan yang khusus diperuntukkan bagi negara yang
menghadapi masalah kelebihan tenaga kerja (Sukirno, 2006). Dimana terjadi tidak
seimbangnya antara jumlah penduduk dengan modal dan kekayaan alam yang
tersedia, dan sebagai akibat dari keadaan ini terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi
yang produktivitasnya sangat kecil atau nol. Pada teori Profesor W. Arthur Lewis
membangun teori yang sangat sistematis mengenai “Pembangunan Ekonomi
dengan penawaran tenaga kerja yang tidak terbatas”. Seperti para ahli ekonomi
klasik, dia percaya bahwa banyak negara terbelakang tersedia tenaga kerja dalam
jumlah yang tak terbatas dan dengan upah sekedar cukup untuk hidup (subsisten).
Lewis mengawali teorinya dengan pernyataan tegas bahwa teori klasik mengenai
penawaran tenaga kerja yang benar-benar elastis dengan upah subsisten benar-
benar terjadi di sejumlah negara terbelakang. Ekonomi seperti itu terjadi pada
negara yang berpenduduk padat dibandingkan dengan sumber alam dan sumber
modal sehingga produktivitas marginal buruhnya tidak berarti, nihil atau bahkan
negatif. Karena persedian tenaga kerja tidak terbatas, industri baru dapat didirikan
atau industri yang ada dapat dikembangkan tanpa batas berdasarkan upah yang
berlaku dengan cara menarik tenaga kerja dari sektor subsisten (Jhingan, 2014).
Page 27
14
Kelebihan tenaga kerja tersebut merupakan pengangguran terselubung
yang dapat diahlikan dan digunakan sektor lain tanpa mengurangi produksi di
sektor di mana pada mulanya para penganggur tersebut berada. Selain itu masih
terdapat beberapa sumber lain untuk tambahan tenaga kerja yang diperlukan oleh
sektor yang berkembang, yaitu kaum wanita yang bekerja dalam keluarga atau
rumah tangganya sendiri, pertambahan penduduk dari masa ke masa, dan
pengangguran baru yang diciptakan oleh pertambahan efesiensi. Sumber-sumber
tenaga kerja ini memungkinkan negara yang menghadapi masalah kelebihan
penduduk mengembangkan industri-industri baru dan kegiatan-kegiatan ekonomi
baru lainnya tanpa mengalami kekurangan tenaga kerja yang tidak terdidik.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa penawaran tenaga kerja tidak
terbatas. Pada mulanya akan dihadapi masalah kekurangan tenaga kerja terampil
dan terdidik, tetapi dalam jangka panjang hal ini dapat diatasi dengan memperluas
pendidikan. Dengan demikian hambatan pembangunan yang terutama adalah
kekurangan modal dan kekayaan alam yang terbatas (Sukirno, 2006).
2. Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah
tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Penawaran
tenaga kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah dia mau bekerja atau
tidak. Keputusan ini tergantung pula pada tingkah laku seseorang untuk
menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk bekerja, atau digunakan untuk
kegiatan lain yang sifatnya santai (tidak produktid tetapi konsumtif), atau
merupakan kombinasi keduanya. Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka
keputusan untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi
Page 28
15
rendahnya penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan tenaga kerja
relatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut cenderung untuk
mengurangi waktu dialokasikan untuk bekerja (Sumarsono, 2003).
Gambar 2.1
Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Dapat dilihat pada gambar 2.1 bahwa kurva penawaran tenaga kerja
mengalami pergeseran setiap kali masyarakat mengubah jumlah jam kerja sesuai
keinginan mereka pada tingkat upah tertentu. Sampai dengan jumlah jam kerja,
waktu yang disediakan untuk bekerja bertambah sehubungan pertambahan tingkat
upah. Sesudah mencapai jumla jam kerja, maka seseorang akan mengurangi jam
kerjanya bila tingkat upah yang dinamakan Backward Bending Suppl Curve atau
kurva penawaran tenaga kerja yang membalik hanya dapat terjadi pada penawaran
tenaga kerja yang bersifat perseorangan. Hal ini berbeda dengan hubungan antar
tingkat upah dan penawaran tenaga kerja secara keseluruhan. Dalam
perekonomian yang lebih luas, semakin tingginya tingkat upah maka akan
mendorong banyaknya orang untuk masuk ke pasar kerja. Orang-orang yang
tadinya tidak mau bekerja pada tingkat upah yang rendah akan bersedia dan ikut
Jam yang disediakan
Q1 Q2 Q3
Upah
W1
W2
W3
Page 29
16
serta dalam mencari pekerjaan pada tingkat upah yang lebih tinggi (Mahendra,
2014).
Pendapat lain dikemukakan oleh (Simanjuntak, 1998) mendefinisikan
penawaran tenaga kerja merupakan jumlah usaha atau jasa kerja yang tersedia
dalam masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan menurut
(Arfida, 2003) penawaran tenaga kerja adalah fungsi yang menggambarkan
hubungan antara tingkat upah dengan jumlah barang yang ditawarkan. Penawaran
tenaga kerja dalam jangka pendek merupakan suatu penawaran tenaga kerja bagi
pasar dimana jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu
perekonomian dapat dilihat sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi
oleh individu sedangkan penawaran tenaga kerja dalam jangka panjang
merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-
perubahan kendala, penyesuaian-penyesuaian tersebut dapat berupa perubahan-
perubahan partisipasi tenaga kerja maupun jumlah penduduk.
Jangka pendek dalam penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana
individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah
jumlah modal manusia. Sehingga asumsi yang digunakan ketrampilan dari
individu telah tertentu. Selanjutnya, menutup kemungkinan terhadap penyesuaian-
penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang memungkinkan individu dapat
melakukan perubahan upah. Sedangkan jangka panjang dalam penawaran tenaga
kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan individu untuk memaksimalkan utilitas
dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan apabila kendala upah pasar dan
pendapatan mengalami perubahan. Suatu penyesuaian akan bersifat jangka
panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja. Terutama terdapat
Page 30
17
penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan
wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja
yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda. Penyesuaian
lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk. Suatu analisis jangka panjang
tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara kesuburan (fertilitas)
dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar pendapatan.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang paling penting
selain sumber daya alam, modal, dan teknologi. Jika ditinjau secara umum,
pengertian tenaga kerja adalah manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan
barang atau jasa dan mempunyai nilai ekonomis yang berguna bagi kebutuhan
masyarakat (Sa`dah, 2002:7).
Menurut Simanjuntak (1985) yang dimaksud tenaga kerja adalah
penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang
melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti bersekolah, mengurus rumah tangga
dan penerima pendapatan lain. Batas umur minimum tenaga kerja yaitu 15 tahun
tanpa ada batas umur maksimum. Menurut Kusumosuwidho (1981) tenaga kerja
yaitu penduduk dalam usia kerja yang diatur biasanya adalah penduduk yang
berusia 15 sampai 65 tahun, tetapi kebiasaan yang dipakai Indonesia adalah
penduduk yang berusia 10 tahun ke atas.
Menurut Sumarsono (2003) menyatakan tenaga kerja sebagai semua orang
yang bersedia untuk bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang
bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran
Page 31
18
upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam
arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.
Klasifikasi tenaga kerja adalah pengelompokan ketenagakerjaan yang
sudah tersusun berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan (Partanto & Barry,
2001) yaitu:
a. Berdasarkan penduduknya:
1) Tenaga kerja. Tenaga kerja yaitu jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan tenaga kerja.
2) Bukan tenaga kerja. Bukan tenaga kerja yaitu mereka yang dianggap
tidak mampu dan tidak mau bekerja meskipun ada permintaan kerja.
b. Berdasarkan batas kerja:
1) Angkatan kerja. Angkatan kerja yaitu penduduk usia produktif yang
berusia 15-46 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.
2) Bukan angkatan kerja. Bukan angkatan kerja yaitu mereka yang
berusia 10 tahun keatas yang kegiatannya bersekolah, mengurus
rumah tangga dan sebagainya.
c. Berdasarkan kualitasnya:
1) Tenaga kerja terdidik. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang
memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan
cara sekolah atau pendidikan non formal dan formal.
Page 32
19
2) Tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang
memiliki keahlian dalam bidang tertentu melalui pengalaman tenaga
kerja.
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja tidak
terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja (Dwiyanto, 2006:45).
Istilah tenaga kerja tidaklah identik dengan angkatan kerja, yang dimaksud
dengan tenaga kerja (Man Power) ialah besarnya bagian dari penduduk yang
dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi (Tiang, 1965). Pada awalnya banyak
indikator yang digunakan untuk mengukur keterlibatan dalam kegiatan ekonomi,
utamanya ekonomi upah. Artinya, kegiatan tersebut harus menghasilkan barang
dan atau jasa yang berguna bagi masyarakat. Perdebatan muncul karena defisi
upah sebab di negara sedang berkembang persentase pekerja yang tidak dibayar
masih cukup tinggi.
Pekerja adalah orang-orang mempunyai pekerjaan yang mencakup dan
(saat disensus atau disurvei) memang sedang bekerja. Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh
pendapatan atau upah dan keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu
jam secara terus-menerus dalam seminggu lalu (seminggu sebelum pencacahan).
Termasuk dalam batasan ini pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam
usaha atau kegiatan ekonomi. Sementara pengangguran adalah seseorang yang
tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya (Rasmawati, 2012).
Page 33
20
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang disebut sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. (Sumarsono, 2003) menyatakan tenaga
kerja sebagai semua orang yang bersedia untuk bekerja. Pengertian tenaga kerja
ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga
yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka sesungguhnya bersedia
dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena
tidak ada kesempatan kerja. Sedangkan Badan Pusat Statistik memberikan definisi
tenaga kerja (man power) sebagai seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15
tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Ignatia dan Nachrowi (2004) memberikan ciri-ciri tenaga kerja sebagai
berikut:
1. Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar tenaga kerja, dan biasanya siap
untuk digunakan dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian
perusahaan atau penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar
kerja. Apabila tenaga kerja tersebut bekerja, maka mereka mendapat
imbalan berupa upah atau gaji.
2. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia
(SDM) yang sangat dibutuhkan dalam setiap perusahaan untuk mencapai
tujuan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar di satu sisi
merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat diandalkan, tetapi di
sisi lain juga merupakan masalah besar yang berdampak pada berbagai
sektor.
Page 34
21
Gambar 2.2
Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja
Berdasarkan gambar diatas dimana tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja, angkatan kerja meliputi orang yang bekerja dan orang
yang menganggur sedangkan bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga
kerja yang tidak bekerja ataupun tidak mencari pekerjaan, mereka ini adalah
bagian dari tenaga kerja yag sesungguhnya tidak terlibat atau berusaha untuk
terlibat dalam kegiatan produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa atau dengan
kata lain yang bukan angkatan kerja adalah orang yang bersekolah, mengurus
rumah tangga dan penerima pendapatan (pensiun). Dimana bekerja terbagi atas
dua yaitu bekerja penuh dan setengah menganggur yang terdiri atas dua yaitu
Penduduk
Tenaga Kerja Bukan Tenaga
Kerja
Angkatan Kerja Bukan
Angkatan Kerja
Setengah
Pengangguran
Pensiunan Sekolah
Pendapatan
Rendah
Bekerja Mengurus
Rumah
Tangga
Bekerja Penuh
Menganggur
Produktivitas
Rendah
Tidak Kentara Kentara
Page 35
22
pengangguran kentara atau tidak kentara yang terdiri lagi atas dua yaitu
produktivitas rendah dan pendapatan rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja menurut
Simanjuntak (1998) adalah jumlah penduduk yang masih bersekolah, jumlah
penduduk yang mengurus rumah tangga, tingkat keberhasilan dan jumlah
tanggungan dari keluarga yang bersangkutan, TPK dipengaruhi oleh umur, TPK
dipengaruhi olehh tingkat upah, TPK dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, TPK
dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi, TPK dipengaruhi oleh inflasi.
4. Wanita Karier
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “wanita” berarti perempuan
dewasa sedangkan “karier” berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan
profesi (usaha, perkantoran, dsb). Karier adalah pekerjaan yang memberikan
harapan untuk maju. Oleh karena itu, karier selalu dikaitkan dengan uang dan
kuasa. Namun bagi sebagian yang lain, masalah tentu bukan sekedar itu, karier
juga merupakan karya yang tidak dapat dipisahkan dengan panggilan hidup.
Orang yang hidup sesuai dengan panggilan hidupnya akan menikmati hidup
bahagia.
Karier juga dapat di pahami sebagai perasaan yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku individu yang berhubungan dengan pekerjaan, pengalaman dan
kegiatan sepanjang rentang kehidupan manusia. Definisi yang lebih sederhana
adalah urutan jabatan dan pekerjaan yang dapat menjadi sumber mata pencarian
bagi seseorang berbuat untuk suatu kehidupan.
Page 36
23
Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa wanita karier adalah wanita
yang menekuni dan mencintai sesuatu pekerjaan secara penuh dalam jangka
panjang demi mencapai prestasi dan tujuan yang diinginkan baik dalam bentuk
upah maupun status. Wanita karier tidak hanya dalam bentuk sektor publik tetapi
wanita juga memliki pekerjaan di luar rumah selain ibu rumah tangga dapat
dikatakan sebagai wanita karier. Pengertian wanita karier adalah ketika seorang
ibu bekerja sering bertujuan untuk menemukan keseimbangan antara karier dan
keluarganya yang ia miliki dan akhirnya tidak memiliki waktu untuk dirinya
sendiri.
Peran wanita karier adalah bagian yang dimainkan dan cara bertingkah
laku wanita di dalam pekerjaan untuk memajukan dirinya sendiri. Wanita karier
mempunyai peran rangkap yaitu, peran yang melekat pada kodrat dirinya yang
berkaitan dengan rumah tangga dan hakikat keibuan serta pekerjaan di luar rumah.
Dengan demikian seorang wanita karier harus memenuhi berbagai persyaratan dan
tidak mungkin dimiliki oleh setiap wanita.
Wanita dalam meniti karier masih dipandang sebagai kelompok wanita
yang belum banyak memandang sebagai pribadi manusia yang mempunyai
kemampuan tertentu. Tentu saja hal itu juga akan menghambat cita-cita wanita
karier, karena dalam meniti karier selalu menoleh ke belakang. Wanita selalu
mendengarkan penilaian masyarakat yang tak jarang memberi nilai negatif, karena
tidak bekerja sesuai dengan kodrat wanita. Seolah-olah tugas wanita sudah
dikondisikan tertentu, dan buruk bagi wanita yang keluar dari kondisi yang
ditentukan tersebut.
Page 37
24
Seiring pertambahan penduduk setiap tahunnya dan terjadi migrasi dari
desa ke kota menyebabkan jumlah penawaran terhadap angkatan kerja meningkat,
terutama angkatan kerja wanita. Masuknya angkatan kerja wanita ke berbagai
sektor menandakan bahwa tidak ada batasan untuk bekerja bagi wanita. Banyak
lapangan pekerjaan yang dulunya hanya di kerjakan oleh kaum lelaki sekarang
sudah bisa dikerjakan oleh kaum wanita. Perubahan yang terjadi sekarang ini
sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekonomi sosial.
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar tenaga kerja
terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang cukup besar. Partisipasi kaum
wanita dalam berbagai kegiatan ekonomi telah meningkat secara berarti pada
semua sektor, terutama kalangan wanita pekerja muda. Perkembangan demikian
terjadi pada periode pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural secara cepat,
pasar kerja umumnya juga telah membaik.
Wanita dalam keputusannya untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja
selain dipengaruhi oleh status perkawinan juga dipengaruhi oleh faktor
pendapatan, tinggi rendahnya pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga,
umur dan pendidikan wanita itu sendiri (Hastuti, 2004). Selain itu, wanita zaman
sekarang sudah mulai berpikir jauh kedepan mereka ini berusaha sendiri demi
untuk mendapatkan penghasilan sendiri sehingga tidak terlalu bergantung pada
pasangan mereka. Sucihatiningsih (1996) menjelaskan bahwa keterlibatan
perempuan dalam pekerjaan mencari nafkah dipengaruhi oleh faktor-faktor
pribadi yang mencakup umur, tingkat pendidikan dan lain sebagainya sedangkan
faktor luar meliputi tingkat upah, tingkat ekonomi, tingkat teknologi dan lain
sebagainya.
Page 38
25
Ada tiga persepsi yang membahas tentang kedudukan tenaga kerja wanita.
Diantaranya: 1) individu, 2) sosial masyarakat, dan 3) agama dan budaya.
Perempuan sebagai individu meliputi kebutuhan dalam diri manusia yaitu
kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Perempuan sebagai sosial dan
masyarakat yaitu adanya anggapan masyarakat bahwa keluarga yang ideal adalah
suami bekerja di luar rumah dan istri dirumah dengan mengerjakan berbagai
pekerjaan rumah, sedangkan persepsi yang ketiga yaitu pandangan wanita bekerja
di sisi ini didasarkan atas ajaran bahwa seorang suami adalah memimpin dalam
rumah tangga sehingga istri harus patuh pada suaminya. Menurut perspektif
Islam, wanita sebagai pusat kasih sayang dan proses pendidikan dalam keluarga,
memiliki kedudukan istimewa sebagai seorang istri dan ibu. Di saat yang sama,
Islam tidak menentang peran aktif mereka di tengah masyarakat.
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja
adalah tingkat upah, pertambahan tingkat upah akan mengakibatkan
pertambahan jam kerja bila substition effect lebih besar daripada income effect
(Simanjuntak, 1985). Semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan akan
menyebabkan seseorang berfikir kembali untuk memasuki dunia kerja dengan
penawaran upah tersebut. Tingkat upah tersebut biasa dihubungkan dengan jam
kerja yang harus diambil seseorang dalam bekerja. Hubungan antara tingkat
upah dan jam kerja tersebut disebut dengan kurva penawaran tenaga kerja.
Page 39
26
2. Pengaruh Tingkat Umur Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja
adalah tingkat umur, dimana umur mempunyai hubungan terhadap
responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat
umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Selama masih
dalam usia produktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar
tanggung jawab yang ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran akan
menurun seiring dengan usia yang makin bertambah tua (Payaman J.S. 1998,
Bellante & Jackson, 1990, Soedarsono, 1990). Perempuan yang masih dalam
usia produktif memiliki alasan untuk memutuskan bekerja (Anwar dalam
Mulyani, 2009).
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Karier.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja
adalah tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin mudah mereka menerima serta mengembangkan
pengetahuannya dan teknologi, sehingga akan meningkatkan produktivitas
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Grossmann,
1999). Tingkat pendidikan mencakup pendidikan lingkungan keluarga, melalui
pendidikan formal dan berbagai lembaga pendidikan melalui perbuatan belajar
dari pengalaman dan melalui berbagai pengaruh sosial serta lingkungan hidup.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin besar probabilitas
perempuan yang bekerja. Bagi wanita karier pendidikan sangat dibutuhkan
Page 40
27
terhadap penawaran tenaga kerja untuk mencapai tingkat kesejahteraannya.
Tingkat pendidikan perempuan mempunyai hubungan positif terhadap
partisipasi perempuan dalam proses kerja artinya makin tinggi pendidikan
seseorang makin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja, terutama bagi
perempuan sehingga dengan makin tinggi tingkat pendidikan kecenderungan
untuk bekerja makin tinggi (Tumanggor, 2009).
4. Pengaruh Status Perkawinan Terhadap Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Karier.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja
adala status perkawinan. Bagi wanita karier yang berstatus belum menikah
akan sangat lebih gampang untuk mendapatkan pekerjaan melihat instansi
perusahaan menerapkan kriteria calon karyawannya dengan status single
(belum menikah). Sedangkan bagi wanita karier yang berstatus menikah akan
lebih sulit dibandingkan wanita karier yang belum menikah dengan
mempertimbangkan keadaan peran seorang istri dan ibu di dalam rumah
tangganya. Menurut Ananta (2000), sejak semula wanita mempunyai peran
sebagai istri dan ibu. Suatu peran yang sering digunakan sebagai ukuran
kesempurnaan staf kewanitaan. Perkembangan masyarakat menjadi masyarakat
modern melahirkan konsep baru mengenai peran wanita yaitu disamping tugas
melakhirkan, membesarkan anak, juga ikut berperan dalam pembangunan.
Partisipasi wanita dalam pembangunan selain memberi kemungkinan bagi
kaumnya untuk menyalurkan tenaga ketrampilan dan keahliannya dalam proses
pembangunan, tetapi yang lebih utama juga pembangunan dapat memberi
Page 41
28
kemudahan bagi wanita untuk ikut berupaya meningkatkan kesejahteraan diri
dan keluarganya.
C. Penelitian Terdahulu
Adapun yang mendukung penelitian mengenai penawaran tenaga kerja
wanita karier , maka ada beberapa penelitian terdahulu bertujuan untuk
membandingkan dan memperkuat serta kontribusi dalam melengkapi penelitian
selanjutnya. Adapun ringkasan tentang penelitian terdahulu dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Husnul Maghfirah (2016), dengan judul “Faktor-faktor Sosial Ekonomi
Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita Di Aceh”, dengan
menggunakan metode ordinary least square (OLS) dengan bantuan
pengolah data sekunder menggunakan program Shazam 10.0. Adapun
variabel yang digunakan yaitu Y adalah penawaran tenaga kerja, X1
adalah tingkat pendidikan, X2 adalah inflasi dan X3 adalah upah. Adapun
hasil penelitiannya adalah bahwa variabel pendidikan dan variabel upah
berhubungan positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita sedangkan variabel inflasi berhubungan negatif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
2. Fatmawati (2016), dengan judul “Analis Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Nikah Sektor Informal Di Kota Makassar”, dengan menggunakan Model
ordinary least square (OLS). Adapun variabel yang digunakan yaitu Y
adalah penawaran tenaga kerja, X1 adalah pendapatan responden, X2
adalah pendidikan, X3 adalah umur dan X4 adalah jumlah tanggungan.
Page 42
29
Adapun hasil penelitiannya adalah berdasarkan hasil pengamatan di Kota
Makassar, menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi seperti pendapatan
dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor informal.
3. Rahmat Akbar (2008), dengan judul “penawaran tenaga kerja wanita
migran kasus Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat”.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki
penduduk dengan kondisi rata-rata pendidikan usia kerja hanya pendidikan
dasar, harapan yang rendah dan daya beli rendah. Analisis yang digunakan
adalah analisis regresi logistik dengan variabel tetap adalah keputusan
berangkat dan tidak berangkat sedangkan variabel tidak tetapnya adalah
usia, status perkawinan, tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah
tanggungan dengan hasil penelitian menunjukkan penawaran tenaga kerja
akan terus berlansung karena tidak adanya peluang kerja di daerah asal.
Tingkat pendapatan rendah, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan rendah
serta kesulitan memperoleh pekerjaan dengan tingkat upah yang memadai
mendorong para wanita untuk berangkat berulang kali menjadi tenaga
kerja wanita.
4. Bernhard Tewal & Florensia B. Tewai (2014), dengan judul “Pengaruh
Konflik Peran Terhadap Kinerja Wanita Karier Pada Universitas Sam
Ratulangi Manado” , dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan
pendekatan regresi sederhana. Adapun variabel yang digunakan yaitu Y
adalah kinerja wanita karier dan X adalah konflik peran. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan
Page 43
30
signifikan terhadap kinerja wanita karier pada Universitas Sam Ratulangi
Manado dan disarankan untuk mempertahankan konflik peran yang rendah
agar para wanita karier dapat berkinerja dengan baik.
5. Ariska Damayanti (2008), dengan judul “Analisis Penawaran Tenaga
Kerja Wanita Menikah Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”,
dengan menggunakan metode analisis linear berganda atau ordinary least
square (OLS). Adapun variabel yang digunakan yaitu Y adalah penawaran
tenaga kerja, X1 adalah pendapatan wanita, X2 adalah pendapatan suami,
X3 adalah jumlah tanggungan, X4 adalah umur dan X5 adalah tingkat
pendidikan. Adapun hasil penelitiannya adalah Hasil pengolahan data
menunjukkan nilai F sebesar 9,632772 dengan tingkat probabilitas 0,00
dan koefisien determinasi (R2
) sebesar 0,33879. Hasil analisis uji t
menunjukkan bahwa variabel independen yaitu upah, pendapatan suami,
jumlah tanggungan keluarga, umur, dan pendidikan berpengaruh secara
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita. Pendapatan suami
mempunyai pengaruh paling besar terhadap penawaran tenaga kerja
wanita menikah.
D. Kerangka Pikir
Dalam analisis ekonomi, tenaga kerja dinilai sebagai individu yang
rasional. Oleh karenanya, tenaga kerja akan memilih pekerjaan yang memberikan
tingkat imbal hasil paling tinggi. Akibatnya, jika ada pekerjaan yang memberikan
tingkat imbal hasil tinggi, maka pekerjaan tersebut akan mampu menarik tenaga
kerja untuk berpastisipasi di dalamnya. Seperti yang terjadi di Kecamatan Bajeng,
Page 44
31
dimana begitu besar potensi wanita yang bekerja bila ditinjau dari peranan mereka
terhadap perekonomian khususnya perekonomian keluarga maka sudah
seharusnya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk bekerja bagi
wanita harus diperhatikan. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh upah, umur,
pendidikan, dan status perkawinan responden terhadap penawaran tenaga kerja di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Kurva penawaran tenaga kerja
menunjukkan hubungan antara tingkat upah dan jam kerja, sedangkan faktor lain
dianggap cateris paribus untuk mengestimasi kurva penawaran tenaga kerja dan
biasanya menggunakan data crossectional dengan jumlah survei yang besar.
Selain itu di butuhkan data mengenai tingkat upah, umur, pendidikan dan status
perkawinan. Berdasarkan kajian teori dan studi terdahulu yang telah diuraikan,
maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini.
Faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita karier di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah (1) tingkat upah, (2) tingkat
umur, (3) tingkat pendidikan, dan (4) status perkawinan.
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian
Pendapatan (X1)
Umur (X2)
Pendidikan (X3)
Status Perkawinan (X4)
Penawaran Tenaga
Kerja Wanita Karier
(Y)
Page 45
32
E. Hipotesis
Hipotesis yaitu suatu dugaan sementara atau awal yang digunakan dalam
penelitian. Hipotesis juga merupakan anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis
berdasarkan data, teori ekonomi dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
diajukan untuk di teliti adalah:
1. Diduga bahwa variabel tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng.
2. Diduga bahwa variabel tingkat umur berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng.
3. Diduga bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng.
4. Diduga bahwa variabel status perkawinan bepengaruh postif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja
Page 46
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif.
Data kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang
berupa angka, atau data berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi
data yang berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka
tersebut (Martono, 2016). Data deskriptif adalah data yang dikumpulkan lebih
mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka.
Bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini akan menjelaskan dan
menggambarkan penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa dan waktu penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan
(26 Agustus-26 Oktober 2018).
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
Page 47
35
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dilakukan secara langsung dilapangan dengan
melakukan wawancara dan memberikan kuesioner kepada narasumber
mengenai aktivitas pelaku tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari instansi-
instansi yang terkait seperti dari Badan Pusat Statistik, dan Dinas
Ketenagakerjaan di Kabupaten Gowa dengan melakukan studi
kepustakaan terhadap data-data yang dipublikasikan secara resmi, buku-
buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan
penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik
sebagai berikut:
1. Wawancara (interview) merupakan metode pengumpulan data dengan cara
peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan kepada seseorang (informa
atau responden). Selama melakukan wawancara, peneliti dapat
menggunakan pedoman yang berupa wawancara atau menggunakan
kuesioner, digunakam oleh peneliti untuk menilai keadaan masyarakat
tenaga kerja wanita.
Page 48
36
2. Observasi, yaitu teknik yang digunakan sebagai pelengkap data dan untuk
melihat serta mencermati secara langsung tempat yang akan diteliti.
3. Angket (kuesioner) yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada setiap responden yaitu
tenaga kerja wanita karier yang ada di Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa yang terpilih sebagai sampel. Kuesioner tersebut dimaksudkan
untuk memperoleh informasi dari responden berdasarkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
4. Dokumentasi yaitu salah satu teknik yang melihat dokumen-dokumen dan
laporan-laporan yang mempunyai hubungan dengan yang ingin diteliti.
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membuka dokumen-
dokumen atau catatan yang berhubungan dengan masalah penawaran
tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang dijadikan
objek penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2021). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Page 49
37
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti atau sampel dapat didefenisikan sebagai
anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasi. Untuk menentukan beberapa sampel
yang akan diambil, maka kita dapat menggunakan beberapa teknik
sampling atau teknik pengambilan sampel.
Adapun teknik sampel yang digunakan yaitu simple random
sampling, yang dimaksud dengan simple random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara ini hanya dapat dilakukan
bila sifat anggota populasi adalah homogen atau memiliki karakter yang
sama.
Peneltian ini menggunakan pengambilan random, di mana
pengambilan random adalah bahwa semua populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk diambil sebagai sampel, berdasarkan tempat dan lokasi,
siapapun, dimanapun serta kapan saja ketika ditemui yang kemudian
dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Yang
dimana dimaksud dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 118
responden dilihat berdasarkan tabel 1.2.
Page 50
38
F. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan suatu permasalahan dan
menganalisis data beserta hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau
rumus-rumus perhitungan yang digunakan untuk menganalisis masalah.
Adapun untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upah, umur, tingkat
pendidikan dan status keluarga terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di
Kecamatan Bajeng dengan menggunakan model analisisinferensial, yaitu analisis
regresi berganda.
Analisis regresi berganda yang dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:
Y= f (X1, X2, X3, X4, D1)..................................................................................(3.1)
Selanjutnya secara eksplisit dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:
Y= β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ D4X4+ µ..................................................................(3.2)
Dimana:
Y = Penawaran tenaga kerja wanita (Jam kerja)
X1 = Upah responden (Rupiah)
X2 = Umur (Tahun)
X3 = Pendidikan (Tahun)
Page 51
39
X4 = Status Perkawinan
Dummy Variabel dimana: Belum menikah= 1 Menikah = 0
β0 = Bilangan Konstanta
β1= Koefisien Upah
β2= Koefisien Umur
β3= Koefisien Pendidikan
β4 = Koefisien Status Perkawinan
µ = Error Tern
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi liniear berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk
mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik,
baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara
Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data
Page 52
40
(titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat
histogram dari residualnya.
b) Uji Multikolinearitas
Uji muktikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independent (Ghozali, 2011).
Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi
diantara variabel bebas. Toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolernce)
dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Jika suatu variabel bebas
memiliki VIF<10, maka variabel bebas tersebut tidak mengalami
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Sedangkan variabel bebas
yang memiliki VIF>10 maka variabel bebas tersebut mengalami
multikolinearitas dengan variabel lainnya.
c) Uji Heteroksiditas
Uji heteroksiditas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah homo kedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu
Page 53
41
pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu analisis untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian nilai durbin
watson (DW test).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam
penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 1 telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini
menggunakan hipotesis asosiatif untuk melihat hubungan variabel upah pekerja
wanita, umur, pendidikan dan status perkawinan terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Uji hipotesis
terbagi atas empat yaitu:
a) Uji t (Pengujian secara parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen (upah, umr, pendidikan, dan status perkawinan) terhadap
dependen (penawaran tenaga kerja) dan menganggap variabel dependen yang
lain konstan. Signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan
antara nilai ttable dengan thitung. Apabila nilai thitung> ttable maka variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel independen, sebaliknya
jika nilai thitung< ttable maka variabel independen secara individual tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Page 54
42
b) Uji F (Pengujian secara simultan)
Uji F ini biasa digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara signifikaan terhadap variabel dependen. Dimana jika
fhitung<ftable, maka Ho diterima atau variabel independen secara bersama-sama
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan),
artinya perubahan yang terjadi pada variabel terkait tidak dapat dijelaskan
oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikan yang
digunakan yaitu 0,5%.
c) Analisis Korelasi (R)
Analisis korelasi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengukur
kuat atau derajat hubungan antar dua variabel. Fungsi utama analisis korelasi
adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel.
d) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya.
Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel
terikatnya.
G. Definisi Operasional
Ruang lingkup penelitian ini mencakup tingkat upah, tingkat umur, tingkat
pendidikan dan status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.
Page 55
43
Untuk lebih memudahkan pembahasan maka penulis membatasi variabel
sebagai berikut:
1. Penawaran tenaga kerja (Y) adalah keputusan orang bekerja yang dapat
disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam
jangka waktu tertentu. Wanita karier dalam penelitian ini adalah wanita
yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (perkantoran) dengan wanita
yang berpendidikan tinggi dan mempunyai status tinggi dalam
pekerjaannya yang biasanya wanita yang bekerja pada sektor formal.
2. Upah (X1) adalah gaji yang didapatkan oleh tenaga kerja wanita di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa diukur dengan satuan rupiah.
3. Umur (X2) adalah umur atau usia tenaga kerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa dalam jangka waktu tahun terakhir
4. Pendidikan (X3) adalah jenjang sekolah formal yang telah diselesaikan
yang dihitung dari rata-rata lama sekolah tenaga kerja wanita di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dalam jangka tahun.
5. Status perkawinan (X4) adalah status perkawinan tenaga kerja wanita
antara sudah menikah atau belum menikah. Dummy: belum menikah = 1
menikah = 0.
Page 56
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek yang Diteliti
1. Letak Geografis
Kabupaten Gowa berada pada 119.3773οBujur Barat dan 120.0317ο Bujur
Timur, 5.0829342862ο Lintang Utara dan 5.577305437οLintang Selatan.
Kabupaten yang berada di daerah selatan dari Sulawesi Selatan merupakan daerah
otonom ini, di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten
Maros. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan
Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan
Jeneponto sedangkan di bagian Baratnya dengan Kota Makassar dan Takalar.
Wilayah Kabupaten Gowa terdiri dari 18 kecamatan dan 167 desa/kelurahan
dengan luas sekitar 1.883,33 kilometer persegi atau sama dengan 3,01 persen dari
luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar
merupakan dataran tinggi yaitu sekitar 72,26 persen. Ada 9 wilayah kecamatan
yang merupakan dataran tinggi yaitu Parangloe, Manuju, Tinggimoncong,
Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu.
Dari total luas Kabupaten Gowa 35,30 persen mempunyai kemiringan tanah di
atas 40 derajat, yaitu pada wilayah kecamatan Parangloe, Tinggimoncong,
Bungaya dan Tompobulu. Dan lokasi penelitian ini yaitu di Kecamatan
Bajeng.Kecamatan Bajeng merupakan salah satu bagian wilayah dari Kabupaten
Page 57
45
Gowa yang terletak di sebelah Utara Sungguminasa yang merupakan Ibukota
Kabupaten Gowa.
Dari segi geografis Kecamatan Bajeng terdiri dari daratan dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pallangga
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Takalar
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontonompo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bajeng Barat
2. Luas Wilayah
Kecamatan Bajeng merupakan wilayah dataran yang memiliki wilayah seluas
60,09 Km2 atau 3,19% dari luas wilayah dataran Kabupaten Gowa. Kecamatan
Bajeng mempunyai 14 wilayah Desa/Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan Bajeng menurut Desa/Kelurahan tahun 2017
No Desa/Kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tangkebajeng
Panyangkalang
Pa’bentengang
Maccinibaji
Kalebajeng
Limbung
Bone
Maradekaya
Lempangang
Bontosunggu
Panciro
Paraikatte
Mataallo
Tubajeng
6.35
4.25
8.89
4.32
1.80
3.50
3.58
5.8
3.57
3.18
3.18
8.24
1.53
1.90
10.57
7.07
14.79
7.19
3.00
5.82
5.96
9.65
5.94
5.29
5.29
13.71
2.55
3.16
Jumlah 60.09 100.00
Sumber: Kecamatan Bajeng dalam Angka 2018
Page 58
46
Pada tabel 4.1dapat terlihat bahwa luas Kecamatan Bajeng sangat beragam.
Dengan desa yang terluas adalah desa Pa’bentengang dengan luas wilayah 8,89
Km2 atau 14,79% dari luas Kecamatan Bajeng, kemudian disusul desa Paraikatte,
desa Tangkebajeng, desa Maradekaya, desa Maccinibaji, desa Panyangkalang,
desa Bone, desa Lempangang, desa Limbung, desa Bontosunggu, desa Panciro,
desa Tubajeng, desa Kalebajeng sedangkan untuk desa yang terkecil adalah
kelurahan Mataallo dengan luas wilayah 1,53 Km2 atau 2.55% dari luas
Kecamatan Bajeng.
3. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan salah satu topik yang terkait dengan pembangunan
Nasional. Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang
sangat dominan, karena penduduk tidak saja berperan sebagai pelaksana
pembangunan, tetapi juga menjadi sasaran pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan, perkembangan penduduk diarahkan pada pengendalian kuantitas,
pengendalian kualitas, serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri dan
karakteristik yang menguntungkan pembangunan. Pada tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa jumlah penduduk Kabupaten Gowa pada tahun 2012 sampai dengan 2016,
dengan melihat tabel 4.2 bahwa jumlah penduduk yang pertama yang paling
banyak penduduknya dari tahun ke tahun yaitu ada di Kecamatan Sombaopu dan
disusul dengan kecamatan-kecamatan lainnya, dan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Page 59
47
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Gowa Tahun 2013-2017
Kecamatan
Jenis Kelamin
Jumlah
Rasion Jenis
Kelamin Sex
ratio Laki-laki Perempuan
Bontonompo
Bontonompo Sel
Bajeng
Bajeng Barat
Pallangga
Barombong
Sombaopu
Bontomarannu
Pattalassang
Parangloe
Manuju
Tinggimoncong
Tompolo Pao
Parigi
Bungaya
Bontolempangan
Tompobulu
Biringbulu
2017
2016
2015
2014
2013
20,086
14,387
34,487
12,220
61,340
19,898
83,828
17,661
12,229
9,104
7,271
11,902
14,955
5,964
7,900
5,802
13,840
15,360
368,234
355,381
348,706
339,576
329,673
22,024
15,495
35,240
12,886
62,709
20,364
84,193
17,902
12,137
9,539
7,786
12,163
14,508
6,744
8,568
6,524
14,864
16,320
379,966
367,321
360,680
351,734
340,792
42,110
29,882
69,727
25,106
124,049
40,262
168,021
35,563
24,366
18,643
15,057
24,065
29,463
12,708
16,468
12,326
28,704
31,680
748,200
722,702
709,386
691,309
670,465
91,20
93,79
97,86
94,83
97,82
97,71
99,57
98,65
100,76
95,44
93,39
97,85
103,08
88,43
92,20
88,93
93,11
94,12
97
97
97
97
97
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa dalam angka 2014-2018
Dapat dilihat pada tabel 4.3 ditinjau dari kepadatan penduduknya,
desa/kelurahan yang jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan terpadat
adalah desa/kelurahan panciro yang berjumlah 3.509 jiwa dan untuk
desa/kelurahan yang persentase penduduknya tidak terlalu padat penduduk yang
berjenis kelamin perempuan adalah desa/kelurahan tubajeng yang berjumlah
1.515 jiwa. Dan dapat juga dilihat pada tabel 4.2 bahwa jumlah penduduk
Page 60
48
perempuan lebih banyak yang berjumlah 35,240 jiwa sedangkan jumlah penduduk
laki-laki berjumlah 34,487 jiwa di Kecamatan Bajeng. Maka dari itu banyak
penduduk perempuan yang memasuki usia kerja yang ada di Kecamatan Bajeng
ikut serta dalam meningkatkan pendapatan keluarga.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Jenis Kelamin
Desa/Kelurahan tahun 2017
No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Sex Ratio
Jenis
Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tangkebajeng
Panyangkalang
Pa’bentengang
Maccinibaji
Kalebajeng
Limbung
Bone
Maradekaya
Lempangang
Bontosunggu
Panciro
Paraikatte
Mataallo
Tubajeng
1.880
2.686
2.677
2.286
2.183
2.479
2.890
2.996
1.889
3.417
3.476
1.697
2.404
1.517
1.894
2.723
2.749
2.420
2.317
2.659
2.941
3.034
1.888
3.428
3.509
1.705
2.458
1.515
3.774
5.409
5.426
4.706
4.500
5.138
5.831
6.030
3.787
6.845
6.985
3.402
4.862
3.032
99
99
97
94
94
93
98
99
100
100
99
99
98
100
Jumlah 34.487 35.240 69.727 98
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Bajeng dalam angka 2018
Dan dari jumlah penduduk Kecamatan Bajeng menurut jenis kelamin
maka dapat juga kita lihat jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2017
pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Page 61
49
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di
Kecamatan Bajeng tahun 2017
Kelompok Umur
(Tahun)
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-75
75+
3.460
3.310
3.226
3.369
2.820
2.736
2.509
2.487
2.488
2.278
1.801
1.483
1.024
616
441
439
3.246
3.117
3.113
3.060
2.773
2.751
2.751
2.626
2.615
2.410
1.879
1.546
1.095
840
626
792
6.709
6.427
6.339
6.429
5.593
5.487
5.260
5.113
5.103
4.688
3.680
3.029
2.119
1.456
1.067
1.231
Jumlah 34.487 35.240 69.727
Sumber: Badan Pusat Statistik Kecamatan Bajeng dalam angka 2018
B. Deskripsi Variabel Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 118 responden, maka
diketahui beberapa gambaran tentang karakteristik penawaran tenaga kerja wanita
karier yang bertempat di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa berkaitan dengan
variabel penelitian sebagai berikut:
1. Responden Menurut Tingkat Upah
Upah menggambarkan penghasilan per bulan responden yang bekerja
diukur dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Dan upah yang didapatkan oleh
pekerja wanita ini tergolong sudah cukup lumayan dalam meningkatkan
pendapatannya. Dan upah yang didapatkann pekerja wanita ini ada di dalam
Page 62
50
variabel penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat upah yang
didapatkan oleh pekerja wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Dalam
penelitian ini dapat dilihat upah yang didapatkan oleh pekerja wanita di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Upah Pekerja Wanita Di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2018
Upah Jumlah Responden Presentase (%)
< 2.000.000
2.000.000 – 3.000.000
> 3.000.000
89
13
16
75,42
11,02
13,56
Jumlah 118 100
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa upah yang di dapatkan pekerja
wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yaitu di bawah Rp 2.000.000
adalah sebanyak 89 orang atau 75,42%, yang dimana mempunyai status pekerjaan
sebagai pekerja tidak tetap yang bekerja di instansi daerah yang ada di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Upah pekerja wanita antara Rp 2.000.000 – Rp
3.000.000 adalah sebanyak 13 orang atau 11,02%, yang dimana mempunyai status
pekerjaan sebagai pekerja tidak tetap dan juga sebagai pekerja tetap yang bekerja
di instansi daerah yang ada di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Upah pekerja
wanita di atas Rp 3.000.000 adalah sebanyak 16 orang atau 13,56%, yang dimana
mempunyai status pekerjaan sebagai pekerja tetap. Dimana disini jumlah upah per
bulan yang diperoleh pekerja wanita tidak tetap yang paling terendah sebesar Rp
150.000 dengan jenis pekerjaan sebagai bidan di puskesmas, disusul jenis
pekerjaan sebagai perawat dengan jumlah upah per bulan yang diperoleh pekerja
wanita karier sebesar Rp 180.000 dengan masing-masing jam kerja 8 jam per
Page 63
51
shift. Jadi tingkat pekerja tidak tetap masih tinggi dibandingkan pekerja tetap yang
ada di Kecamatan Bajeng.
Dari tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa upah pekerja wanita yang berada di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dari upah yang didapatkan oleh pekerja
wanita dapat disesuaikan dengan jenis pekerjaannya, tabel 4.6 dibawah ini adalah
jenis pekerjaan pekerja wanita yang ada di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Status Pekerjaan Pekerja Wanita Di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Tahun 2018
Jenis Pekerja Jumlah Responden Presentase (%)
Pekerja tidak tetap
Pekerja tetap
96
22
81,35
18,65
Jumlah 118 100
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2018
Berdasarkan dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden dalam
penelitian ini yaitu pekerja tidak tetap/sukarelawan di beberapa instansi daerah
yang ada di Kecamatan Bajeng ini adalah sebanyak 96 orang atau 81,35%
sedangkan pekerja tetap di beberapa instansi daerah yang ada di Kecamatan
Bajeng adalah sebanyak 22 orang atau 18,65%.
2. Responden Menurut Tingkat Umur
Umur tenaga kerja berkaitan langsung dengan kondisi fisik seorang tenaga
kerja dalam melakukan kegiatannya dalam bekerja. Berdasarkan tabel 4.7
persentase umur tenaga kerja wanita karier terbesar ditunjukkan oleh kelompok
umur 26 – 34 tahun yaitu 48 orang atau sebesar 40,68 persen, sedangkan
Page 64
52
kelompok umur wanita karier kurang dari 25 tahun adalah sebanyak 46 orang atau
sebesar 38,99 persen. Akan tetapi porsi kecil ditunjukkan oleh kelompok wanita
karier dengan usia lebih dari 35 tahun yaitu hanya sebesar 24 orang atau sebesar
20,33 persen. Hal ini menunjukkan wanita karier pada usia lebih dari 35 tahun
untuk bekerja masih rendah, hal ini disebabkan karena anak dan keluarga menjadi
faktor utama dalam mengambil keputusan untuk bekerja.
Tabel 4.7
Umur Pekerja Wanita Di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa2018
Umur (Tahun) Jumlah Responden Presentase (%)
< 25
26 – 34
> 35
46
48
24
38,99
40,68
20,33
Jumlah 118 100
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2018
Berbeda dengan wanita yang berada pada kelompok usia 26 – 34 tahun,
usia ini merupakan usia reproduktif untuk wanita yang belum menikah maupun
yang sudah menikah dimana untuk memenuhi kebutuhan responden dan
mengaplikasikan kepada masyarakat apa yang di dapat di bangku perkuliahan
bagi wanita yang belum menikah dan bagi wanita yang sudah menikah itu sendiri
dimana meringankan kebutuhan keluarga dengan wanita tersebut bekerja. Oleh
karena itu pada umumnya pada rentang umur tersebut wanita karier memutuskan
untuk ikut serta dalam suatu lapangan pekerjaan. Dan di Kecamatan Bajeng itu
sendiri pekerja wanita di usia produktif sudah bekerja di umur 24 tahun sebagai
pekerja tidak tetap.
Page 65
53
3. Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan mencerminkan suatu titik pencapaian yang ditempuh seseorang
dalam menuntut ilmu secara formal yang dinyatakan dalam lamanya mengikuti
pendidikan. Dalam penelitian ini yang dimaksud yaitu pendidikan responden.
Data tentang pendidikan responden di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat
dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Tingkat Pendidikan Wanita Di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Tahun 2018
Pendidikan Jumlah Responden Presentase (%)
SMA/SMK
Diploma (D3)
Strata satu (S1)
3
48
67
2,54
40,68
56,78
Jumlah 118 100
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2018
Deskripsi responden menurut pendidikan yang ditamatkan pada Tabel 4.8
di atas menunjukkan bahwa persentase pekerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa jenjang pendidikan Strata satu (S1) menduduki
persentasi terbesar yaitu jumlah responden 67 orang atau 56,78 persen. Kemudian
jenjang pendidikan diploma (D3) yaitu jumlah responden 48 orang atau 40,68
persen dan pada jenjang pendidikan tingkat SMA/SMK hanya sebesar 3 orang
atau 2,54 persen.
4. Responden Menurut Status Perkawinan
Menurut kelompok status perkawinan dibedakan dari jumlah pekerja
perempuan yang menikah dan pekerja perempuan yang belum menikah, yang
Page 66
54
dapat dilihat dalam tabel 4.9 mengenai jumlah responden menurut status
perkawinan sebagai berikut:
Tabel 4.9
Status Perkawinan Wanita Di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa2018
Status Perkawinan Jumlah Responden Presentase (%)
Belum Menikah
Menikah
51
67
43,22
56,78
Jumlah 118 100
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2018
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa banyaknya responden yang berstatus sudah
menikah (berkeluarga) dengan jumlah responden 67 orang atau sebesar 56,78
persen sedangkan responden yang berstatus belum menikah dengan jumlah
responden 51 orang atau sebesar 43,22 persen dari sampel penelitian. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja perempuan yang bekerja didominasi
oleh mereka yang sudah menikah. Dan di Kecamatan Bajeng pekerja wanita
dalam penelitian ini hanya memiliki 2 status perkawinan saja yaitu belum
menikah dan menikah, tidak terdapat pekerja wanita yang berstatus janda.
C. Hasil Pengolahan Data
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran
terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang terbaik adalah
pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model
regresi linear berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji
Page 67
55
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan yang terakhir uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan
menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram
ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitasdata dapat
dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot
atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Gambar 4.1: Grafik Normal P-Plot
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Page 68
56
Gambar 4.2: Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk satu garis
lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distribusi normal garis yang mengambarkan data sesunguhnya yang akan
mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik
normal P-Plot dan grafik secara Histogram sebagaimana terlihat pada gambar 4.1
dan gambar 4.2
Berdasarkan gambar 4.1 Normal Probability Plot, menunjukkan bahwa
data menyebar disekitar garis diagonal dan sehingga dapat disimpulkan bahwa
asumsi normalitas telah terpenuhi sedangkan pada gambar 4.2 grafik histogram,
terlihat bahwa penawaran tenaga kerja wanita mendekati normal, karena data
mengikuti arah garis grafik histogramnya.
Page 69
57
Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 118
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,15261518
Most Extreme Differences
Absolute ,084
Positive ,076
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,911
Asymp. Sig. (2-tailed) ,378
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji normalitas Kolmogrov Smirnov diketahui
nilai signifikansi 0,378 >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual
berdistribusi normal, dengan dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas
residual Kolmogrov Smirnov jika nilai signifikasi > 0,05 maka nilai residual
berdistribusi normal dan jika nilai signifikasi < 0,05 maka nilai residual tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji muktikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variabel bebas.
Toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolernce) dan menunjukkan adanya kolinearitas
Page 70
58
yang tinggi. Jika suatu variabel bebas memiliki VIF<10, maka variabel bebas
tersebut tidak mengalami multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
Sedangkan variabel bebas yang memiliki VIF>10 maka variabel bebas tersebut
mengalami multikolinearitas dengan variabel lainnya. Adapun hasil uji
multikolinieritas dspat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Uji Multikolineralitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Upah ,506 1,977
Umur ,436 2,293
Pendidikan ,965 1,037
Status Perkawinan ,695 1,439
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka diketahui nilai VIF untuk masing-
masing variabel penelitian sebagai berikut:
1) Nilai VIF untuk variabel upah sebesar 1,977 < 10 dan nilai toleransi
sebesar 0,506 > 0,10 sehingga variabel tingkat upah dinyatakan tidak
terjadi gejala multikolineritas.
2) Nilai VIF untuk variabel umur sebesar 2,293 < 10 dan nilai toleransi
sebesar 0,436 > 0,10 sehingga variabel tingkat umur dinyatakan tidak
terjadi gejala multikolineritas.
3) Nilai VIF untuk variabel pendidikan sebesar 1,037 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,965 > 0,10 sehingga variabel tingkat pendidikan
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolineritas.
Page 71
59
4) Nilai VIF untuk variabel status perkawinan sebesar 1,439 < 10 dan nilai
toleransi sebesar 0,695 > 0,10 sehingga variabel tingkat status
perkawinan dinyatakan tidak terjadi gejala multikolineritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika varians
berbeda, disebut Heteroskedastisitas.
Dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah yang telah diprediksi dan
sumbu x adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya) yang telah di studentized.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengidentifikasi telah terjadi heteriskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Adapun hasil gambar uji heteroskedastisitas menggunakan SPSS 21, dapat
dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Page 72
60
Gambar 4.3: Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Berdasarkan gambar 4.3 Scatterplot tersebut, terlihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi layak pakai untuk memprediksi jumlah
penawaran tenaga kerja terhadap variabel independennya.
d. Uji Autokorelasi
Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
dengan melakukan pengujian nilai durbin watson (DW test). Jika nilai DW lebih
besar dari batas atas (du) dan kurang dari jumlah variabel independen, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Adapun hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Page 73
61
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,702a ,493 ,475 ,155 1,843
a. Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Pendidikan, Upah, Umur
b. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Pada tabel 4.12 dapat dilihat nilai Durbin Watson untuk penelitian ini
adalah sebesar 1,843 yang dengan nilai ini maka nilai Durbin Watson lebih besar
dari nilai DU. Penentuan DU diperoleh dari tabel Durbin Watson dan diketahui
k=4 N=118 hasil yang diperoleh adalah batas atas (DU) = 1,75204, dan 4 - (Du)
= 2,24796 sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari masalah
autokorelasi.
Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson, dimana nilai Durbin
Watson regresi adalah 1,843. Nilai D-W hitung berada di wilayah tidak ada
autokorelasi sehingga model bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi Positif Ragu-ragu Tidak ada korelasi Ragu-ragu Autokorelasi Negatif
Gambar 4.4 Uji Durbin Watson
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
1,843 (bebas)
1,6479 1,75204 2,24796 2,3521
Page 74
62
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan hasil autokorelasi ini dapat
dinyatakan bebas dari penyimpangan asumsi klasik autokorelasi.
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen ( tingkat upah, tingkat umur, tingkat
pendidikan, dan status perkawinan) dan variabel dependen (penawaran tenaga
kerja wanita karier). Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient
berdasarkan output SPSS terhadap keempat variabel independent yaitu tingkat
upah, tingkat umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan terhadap variabel
dependen yaitu penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng yang
ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linear Bergandacoefficients
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Berdasarkan hasil regresi linear berganda pada tabel 4.13, maka diperoleh
model persamaan regresi sebagai berikut:
Y= β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ D4X4+ µ
Sehingga persamaan regresinya menjadi sebagai berikut:
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1,841 ,835 2,206 ,029
Upah ,072 ,017 ,406 4,308 ,000
Umur ,382 ,095 ,408 4,025 ,000
Pendidikan -,020 ,282 -,005 -,072 ,943
Status Perkawinan ,042 ,035 ,096 1,199 ,233
Page 75
63
Y = 1,841 + 0,072 X1 + 0,382 X2 + -0,020 X3 + 0,042 X4 + µ
Keterangan:
P = Probabilitas penawaran tenaga kerja wanita karier
X1 = Upah
X2 = Umur
X3 = Pendidikan
X4 = Status Perkawinan
Dummy variabel dimana: Belum menikah= 1 Menikah= 0
µ = Error Tern
Hasil koefisien-koefisien pada persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta β0= 1,841 menunjukkan besarnya penawaran tenaga kerja
wanita karier (Y) pada saat tingkat upah (X1), tingkat umur (X2), tingkat
pendidikan (X3), status perkawinan (X4), nilainya 0 atau konstan maka
nilainya sebesar 1,841.
b. Koefisien regresi X1= 0,072 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1%
tingkat upah maka akan menyebabkan kenaikan tingkat penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebesar
0,072%. Arah hubungan antara tingkat upah dengan penawaran tenaga
kerja wanita karier adalah positif.
c. Koefisien X2= 0,382 menyatakan bahwa peningkatan 1% tingkat umur
maka akan menyebabkan kenaikan tingkat penawaran tenaga kerja wanita
karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebesar 0,382%.. Arah
Page 76
64
hubungan antara tingkat umur dengan penawaran tenaga kerja wanita
karier adalah positif.
d. Koefisien X3= -0,020 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% tingkat
pendidikan maka akan menyebabkan penurunan tingkat penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng sebesar -0,020%. Arah hubungan
antara tingkat pendidikan dengan penawaran tenaga kerja wanita karier
adalah negatif.
e. Koefisien X4= 0,042 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% status
perkawinan (variabel dummy) maka akan menyebabkan kenaikan tingkat
penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng sebesar
0,042%. Arah hubungan antara status perkawinan dengan penawaran
tenaga kerja wanita karier adalah positif.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam
penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 2 telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
a. Pengujian hipotesis secara simultan (uji f)
Uji simultan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependenya. Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel.
Jika nilai taraf signifikan Fhitung< a= 0,05 juga dibuktikan dengan jika nilai
Fhitung>Ftabel. Jika nilai signifikan Fhitung dibawah a= 0,05 dan jika Ftabel maka
Page 77
65
variabel indenpenden dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.14
Hasil Uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,650 4 ,662 27,468 ,000b
Residual 2,725 113 ,024
Total 5,375 117
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
b. Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Pendidikan, Upah, Umur
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, tahun 2018
Dari hasil model regresi ditunjukkan pada tabel 4.14 pengaruh variabel
tingkat upah (X1), tingkat umur (X2), tingkat pendidikan (X3), status perkawinan
(X4) terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier (Y1), maka diperoleh nilai F
hitung= 27,468 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng.
b. Pengujian hipotesis secara parsial (uji t)
Hasil uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(upah, umur, pendidikan, status perkawinan) secara parsial terhadap variabel
dependen (penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten
Page 78
66
Gowa) dan menganggap variabel lain konstan. Signifikan tersebut dapat
diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan thitung.
Berdasarkan tabel 4.14 perhitungan uji t dapat dilihat hasil pengujian
parsial terhadap masing-masing variabel dependen (upah, umur, pendidikan,
status perkawinan) secara parsial terhadap variabel dependennya (penawaran
tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa) dapat dianalisa
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,841 ,835 2,206 ,029
Upah ,072 ,017 ,406 4,308 ,000 ,506 1,977
Umur ,382 ,095 ,408 4,025 ,000 ,436 2,293
Pendidikan -,020 ,282 -,005 -,072 ,943 ,965 1,037
Status
Perkawinan
,042 ,035 ,096 1,199 ,233 ,695 1,439
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dengan nilai ttabelyaitu
senilai 1,981. Cara mengetahui ttabel yaitu dengan cara menggunakan rumus (df=n-
k), dimana n adalah jumlah sampel atau banyaknya observasi dan k adalah jumlah
variabel penelitian. Jadi, n=118 dan k=4, df=118-4=114 dengan tingkat kesalahan
0,05 lalu di jadikan dua sisi maka menjadi 2,5% atau 0,025, maka hasil yang
didapatkanpada ttabel yaitu senilai 1,981. Dengan melihat ttabel maka dapat
dijelaskan hasil regresi linear berganda sebagai berikut:
Page 79
67
1. Variabel upah (X1) didapatkan nilai koefisien sebesar 0,072 dan nilai
signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya
lebih kecil dari level of significance (α = 0,05) menyatakan variabel upah
berpengaruh positif dan signifikan dengan penawaran tenaga kerja wanita
karier. Nilai probabilitas t-hitung sebesar 4,308 lebih besar dari nilai t-tabel
1,981, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang
menyatakan bahwa upah berpengaruh positif terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Variabel umur (X2) didapatkan nilai koefisien sebesar 0,382 dan nilai
signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya
lebih kecil dari level of significance (α = 0,05) sehingga variabel umur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Nilai probabilitas t-hitung
sebesar 4,025 lebih besar dari nilai t-tabel 1,981, sehingga hipotesis H0
ditolak. Jadi hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa
umur berpengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
3. Variabel pendidikan (X3) didapatkan nilai koefisien sebesar -0,020 dan nilai
signifikan sebesar 0,943. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya
lebih besar dari level of significance (α = 0,05) sehingga variabel pendidikan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Nilai probabilitas t-
hitung sebesar -0,072 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,981, sehingga hipotesis
H0 diterima. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa
Page 80
68
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga
kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
4. Variabel status perkawinan (X4) didapatkan nilai koefisien sebesar 0,042 dan
nilai signifikan sebesar 0,233. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya
lebih besar dari level of significance (α = 0,05) sehingga variabel status
perkawinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran
tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Nilai
probabilitas t-hitung sebesar 1,199 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,982,
sehingga hipotesis H0 diterima. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang
menyatakan bahwa status perkawinan berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.
c. Koefisian Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien
determinasi untuk empat variabel bebas ditentukan dengan R square, adapun hasil
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,702a ,493 ,475 ,155 1,843
a. Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Pendidikan, Upah, Umur
b. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Sumber: Output SPSS 21 data diolah, Tahun 2018
Page 81
69
Dari tabel 4.16 dapat dilihat hasil regresi diatas pengaruh variabel tingkat
upah, tingkat umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan terhadap penawaran
tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa diperoleh nilai
R2 sebesar 0,493. Hal ini berarti variasi dari variabel tingkat upah, tingkat umur,
tingkat pendidikan dan status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebesar 49,3%. Adapun sisanya
variasi variabel lain dijelaskan diluar model sebesar 50,7%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh tingkat upah terhadap penawaran tenaga kerja wanita
karier.
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa model thitung>ttabel dengan nilai
4,308>1,981, sehingga hipotesis H0 ditolak. Hasil temuan penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh tingkat upah terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng adalah berpengaruh positif dan signifikan,
namun dari beberapa responden yang di ajak sedekit untuk bercerita, mereka
mengharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan tingkat upah khusus tenaga
honorer yang masih tergolong tingkat upahnya yang masih rendah.Hasil penelitian
ini sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat upah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Hasil regresi ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ariska Damayanti (2008) dengan judul analisis penawaran
tenaga kerja wanita menikah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang
mengemukakan bahwa tingkat upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Page 82
70
penawaran tenaga kerja wanita menikah dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fatmawati dengan judul analisis penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor
informal di kota Makassar yang mengemukakan bahwa tingkat upah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
2. Pengaruh tingkat umur terhadap pemawaran tenaga kerja wanita
karier.
Umur merupakan salah satu faktor penting yang menjadi keputusan
seseorang dalam memasuki dunia kerja. Banyak pekerjaan yang memberikan
batasan umur kepada pencari kerja sesuai dengan umur produktif yang mereka
miliki. Usia produktif atau usia kerja adalah usia dimana seseorang masih mampu
bekerja dan menghasilkan sesuatu, terkhusus pada pekerjaan sifatnya formal.
Dalam penelitian ini hasil model regresi tersebut membuktikan bahwa
dengan adanya penambahan umur berpengaruh signifikan dan positif terhadap
penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Hal
ini tidak sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat umur
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier
di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Umur tidak mempengaruhi penawaran tenaga kerja di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa itu sendiri, umur tidak dijadikan sebagai patokan dalam
memasuki dunia kerja di bidang formal, dikarenakan umur rata-rata pekerja
wanita sektor formal di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa mudah dimasuki
oleh siapapun yang telah menyelesaikan studinya dan memasuki bidang kriteria
Page 83
71
jenis pekerjaan yang tersedia di beberapa instansi di Kecamatan Bajeng itu
sendiri.
Dan hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Fatmawati dengan judul analisis penawaran tenaga kerja wanita nikah sektor
informal di kota Makassar yang menyatakan bahwa variabel umur berpengaruh
negatif terhadap penawaran tenaga kerja dengan koefisien thitung -1,410<1,661
dengan nilai signifikasi -0,162 maka keputusan adalah H0 diterima dan H1
ditolak, hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh tidak nyata
terhadap variabel dependen (penawaran) dan di dukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Tumanggor dan Sulaiman Efendi (2009) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi umur wanita maka akan semakin sedikit waktu yang digunakan
untuk berpartisipasi dalam bekerja dan berpengaruh negatif dalam fakor-faktor
yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di kota Makassar
karena semakin tua umur pekerja wanita maka pekerja wanita tersebut akan
mengurangi jam kerjanya.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu
(2012), menurutnya umur memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
perbedaan pendapatan pekerja perempuan sektor informal, karena semakin
meningkat umur seseorang maka akan semakin tinggi rasa tanggung jawab yang
harus ditanggung untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar.
Page 84
72
3. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier.
Secara umum produktifitas tenaga kerja merupakan fungsi dari pendidikan
karena semakin tinggi pendidikan atau keterampilan tenaga kerja maka semakin
meningkat produktifitasnya. Menurut Kartono, pendidikan ialah proses yang
dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau
mengembangkan sikap-sikap ataupun keterampilan. Pendidikan dapat bersifat
formal atau tidak formal. Bersifat formal apabila peningkatan kecakapan itu
dilakukan dalam lingkungan khusus (misalnya sekolah) dan tidak formal apabila
kecakapan itu diperoleh lewat pengalaman kehidupan atau belajar sendiri dari
lingkungan. Namun apabila dihubungkan dengan fenomena lain (misalnya
pendapatan) maka yang biasa digunakan adalah tingkat pendidikan formal sebab
yang diperoleh lewat pengalaman kehidupan atau lingkungan susah ditentukan
besarannya, kecuali dijadikan variabel sendiri.
Hasil peneltian ini menunjukkan nilai konstanta dan probabilitas yang
menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa, karena tinggi rendahnya pendidikan seorang wanita tersebut
bukan menjadi masalah terhadap penawaran tenaga kerja disebabkan adanya
pengalaman atau skill yang dibutuhkan oleh beberapa instansi yang harus dimiliki
pekerja wanita tersebut untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Di Kecamatan Bajeng, mayoritas pekerja perempuannya
memperoleh pendidikan formal cenderung bekerja untuk mengembangkan diri,
Page 85
73
mencari kesibukan dan membantu perekonomian keluarga. Pengaruh positif disini
berarti lebih banyak dari pekerja tersebut merupakan lulusan pendidikan formal
sekalipun tidak semuanya berpenghasilan tinggi. Hal ini tidak sejalan dengan
hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
Tingkat pendidikan yang ditamatkan dalam penelitian ini meliputu semua
pekerja perempuan sektor formal dari lulusan SMA,D1 dan Jenjang S1. Penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariska Damayanti (2008)
yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah. Namun berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nadia Maharani Putri (2012) yang menyatakan
bahwa tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap penawaran tenaga
kerja wanita menikah, menurut keterampilan yang dimiliki oleh perempuan lebih
mendukung untuk memasuki dunia kerja daripada pendidikan.
Kegiatan bekerja untuk menambah penghasilan juga dijelaskan dalam
surah At-Taubah (9) ayat 105
È≅è%uρ(#θ è=yϑôã$#“ u�z� |¡sùª! $# ö/ä3n=uΗxå… ã& è!θß™u‘uρtβθ ãΖÏΒ ÷σßϑø9 $#uρ(šχρ–Š u�äIy™uρ4’ n<Î)ÉΟÎ=≈ tãÉ= ø‹ tó ø9 $# Íοy‰≈ pꤶ9 $#uρ/ ä3ã∞ Îm7t⊥ ã‹ sù$ yϑÎ/÷ΛäΖä.tβθè=yϑ÷ès?∩⊇⊃∈∪
Terjemahnya:
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
Page 86
74
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Departemen Agama RI, 2002).
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa tugas untuk mencari nafkah bukan
hanya tanggung jawab suami melainkan tanggung jawab bersama. Laki-laki dan
perempuan memiliki potensial yang sama dalam meningkatkan perekonomian
keluarga mereka.
4. Pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier.
Untuk mendapatkan penambahan pendapatan yang lebih besar sangat
dipengaruhi oleh keputusan perempuan dalam memasuki pasar kerja. Asyik
berpendapat bahwa status perkawinan merupakan salah satu variabel yang
terpenting dalam pengambilan keputusan perempuan yang bekerja. Hal ini
dikarenakan pendapatan suami yang dianggap belum mencukupi kebutuhan
keluarga, dan tidak seimbang dengan pendapatan rill yang tidak ikut meningkat.
Sehingga semakin rendah pendapatan suami, maka partisipasi kerja perempuan
menikah akan semakin meningkat karena adanya hubungan yang negatif antara
pendapatan suami dengan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Perempuan dalam keluarga dalam hal ini keluarga miskin memiliki motivasi kerja
untuk menambah penghasilan.
Dan bagi perempuan yang belum menikah dapat juga dijadikan sebagai
pengambilan keputusan dalam bekerja dikarenakan status perkawinan yang belum
menikah sehingga dirinya ikut terjun dalam memasuki dunia pekerjaan sesuai
dengan skill dan keahlian yang dimiliki perermpuan tersebut.
Page 87
75
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai konstanta dan probabilitas masing-
masing berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita karier di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Hal ini terjadi dikarenakan
di Kecamatan Bajeng tersebut baik perempuan yang sudah menikah maupun yang
belum menikah ikut serta dalam memasuki dunia kerja yang dilakoninya
dikarenakan dengan adanya beberapa alasan yang mendukung . Hal ini sesuai
dengan hipotesis yang menyatakan bahwa status perkawinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nadia Maharani Pitri (2012) yang menyatakan bahwa keputusan
perempuan menikah untuk bekerja banyak dipengaruhi oleh status
perkawinannya, akan tetapi upah yang diterima sedikit dan penelitian yang
dilakukan oleh I Gusti Ayu Made Dian (2012) dengan judul dampak perbedaan
pendapatan pekerja perempuan sektor informal desa marga yang menyatakan
status perkawinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perbedaan
pendapatan pekerja perempuan sektor infornal, karena perempuan menikah
memiliki potensi yang cukup besar dalam memberikan kontribusi pendapatan
keluarga.
Page 88
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan data yang dikemukakan oleh peneliti
yang berjudul analisis penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Variabel tingkat upah (X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
2. Variabel tingkat umur (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa karena di Kecamatan Bajeng itu sendiri pekerja
wanita di usia produktif sudah bekerja di umur 24 tahun.
3. Variabel tingkat pendidikan (X3) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa karena tingi rendahnya
pendidikan bukan menjadi masalah terhadap penawaran tenaga kerja
disebabkan dibutuhkan adanya pengalaman atau skill yang dimiliki
oleh pekerja dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
4. Variabel status perkawinan (X4) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita karier di
Page 89
77
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa karena kondisi keluarga pekerja
wanita yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian
menjadikan istri atau perempuan yang sudah kawin memutuskan untuk
bekerja sedangkan perempuan yang belum menikah memutuskan
untuk bekerja dikarenakan untuk mengisi waktu luang,
mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangu perkuliahan dan untuk
menambah penghasilan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat
diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerja Wanita
a. Bahwa pekerja wanita di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
sangatlah berperan penting dalam meningkatkan pendapatan dirinya
sendiri maupun keluaarganya karena dapat membantu beban suami
dalam bekerja.
b. Bagi pekerja wanita yang sudah bekeluarga khususnya yang ada di
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ini agar dapat meluangkan
waktunya untuk suami dan anak-anaknya dan bagi pekerja wanita
yang belum menikah agar kiranya mampu meningkatkan skill yang
dimilikinya dalam meningkatkan pendapatan sendiri.
Page 90
78
2. Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memformulasikan model
penelitian yang lebih komprehensif dalam mengungkap apa saja dibalik fenomena
penawaran tenaga kerja wanita karier karena dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tenaga kerja wanita yang belum menikah lebih rendah produktivitasnya
daripada wanita yang sudah menikah sehingga dapat menemukan solusi yang
tepat atas berbagai macam persoalan mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita karier.
3. Akademik
Dapat membantu bagi peneliti selanjutnya agar dapat diarahkan dan di beri
informasi yang detail supaya peneliti selanjutnya bisa lebih mudah dalam
penelitian selanjutnya.
4. Pemerintah
Untuk pemerintah Kabupaten Gowa agar kiranya lebih bisa memudahkan
semua bagi para peneliti selanjutnya untuk memberikan arahan yang baik dan
informasi yang jelas.
Page 91
79
DAFTAR PUSTAKA
Afrida. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Agama RI, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta Timur: CV.
Darus Sunnah, 2002.
Ariska, Damayanti. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus 30 Responden
Wanita Menikah Di Kota Semarang). Skripsi, Semarang. Universitas
Dipenogoro, 2011.
Artini , Handayani. Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan
Pendapatan Keluarga, Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 5 No. 2
Tahun 2012.
Badan Pusat Statistik (BPS). Bajeng Dalam Angka 2018. (Diaskes Tanggal 26
September 2018).
Badan Pusat Statistik (BPS). Gowa Dalam Angka 2018. (Diaskes Tanggal 26
September 2018).
Daniyah, H. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Loan Terhadap
Penyaluran Kredit (PT. Bank ICB Bumiputera., TBK), Bandung: Fakultas
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Manajemen, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2013.
Dwiyanto, A. Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Jakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006.
Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2011.
Ghozali, I. Ekonometrika: Teori, Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2009.
Grossmann, M. The Human Capital Model Of The Demand For Health.
Cambridge: National Bureau Of Economic Research, 1999.
Husnul, Magfirah. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Penawaran Tenaga Kerja Di Aceh, Jurnal Ekonomi Dan Kebijaan Publik,
Vol. 3 No. 3, 2016.
Ignatia, Nachrono. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Tenaga Kerja
Desa Untuk Bekerja Di Kegiatan Non-Pertanian (studi kasus: Kabupaten
Pekalongan), Jurnal, 2004.
Jhingan, M. L. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan Edisi Keenambelas:
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2014.
Page 92
80
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Http:// kbbi.kata.web.id> wanita karier.com
(Diaskes Tanggal 9 Juli 2018).
Kurniati, L. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga
Kerja Wanita Di Sektor Informal Kota Makassar, skripsi, Universitas
Hasanuddin, 2012.
Kusumosuwidho, S. Angkatan Kerja Dalam Dasar-Dasar Demografi, Lembaga
Demografi: Fakultas Ekonomi Universita Indonesia. Jakarta, 1981.
Lidya, Kurniati. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah Sektor
Informal Di Kota Makassar. Skripsi, Program Ilmu Eonomi Universitas
Hasanuddin Makassar, 2011.
Martono, Nanang. Metode Peneltian Kuantitatif Analisis Isi Dan Analisis Data
Sekunder, Ed. Revisi 2 Cet.5, Jakarta: Rajawali Pers h.20, 2016.
Mudzhar dkk, Firdiansyah. Perbedaan Keterampilan Interpersonal Pada Wanita
Pekerja Formal Dan Wanita Pekerja Informal Di Kota Malang, Jurnal
Galuh Dwintasari, Universitas Negeri Malang, 2009.
Munandar, S.C. Peran Ganda Wanita Karier (Konflik Peran Ganda Wanita Karier
Ditinjau Dalam Prespektif Islam), Jurnal Edutama Siti Ermawati Vol. 2
No. 2 Tahun 2010.
Partanto & Barry. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2001.
Poewandani. Peran Ganda Wanita Karier (Konflik Peran Ganda Wanita Karier
Ditinjau Dalam Prespektif Islam), Jurnal Edutama Siti Ermawati Vol. 2
No. 2 Tahun 1995.
Prabuningrat. Peran Ganda Wanita Karier (Konflik Peran Ganda Wanita Karier
Ditinjau Dalam Prespektif Islam), Jurnal Edutama Siti Ermawati Vol. 2
No. 2 Tahun 1993.
Rasmawati. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jam Kerja Wanita Di Kota
Makassar. Skripsi, Makassar, 2012.
Sa’dah, U. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja
Wanita Pada Sektor Jasa-Swalayan Di Kota Banda Aceh, skripsi, Banda
Aceh: Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, 2002.
Simanjuntak, P. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit: LPEF-UI,
Jakarta, 1985.
Simanjuntak, P. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE UI.
1998.
Sukirno, Sadono. Pengaruh Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Page 93
81
Sumarsono, S. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan
ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.
Yanggo. Peran Ganda Wanita Karier (Konflik Peran Ganda Wanita Karier
Ditinjau Dalam Prespektif Islam), Jurnal Edutama Siti Ermawati Vol. 2
No. 2 Tahun 2001.
Page 94
KUESIONER PENELITIAN
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Dengan hormat saya VIVI IRMAYANI Nim: 90300114061 dari jurusan
Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar memohon kesediannya untuk mengisi kuesioner penelitian
ini. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Strata Satu (S1) yang mana
merupakan salah satu persyaratan penulisan skripsi. Yang dimana kuesioner
penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada setiap
responden untuk memperoleh informasi dari responden berdasarkan data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Dan mempermudah dalam penelitian yang
dilakukan oleh peniliti. Kuesioner penelitian ini mencakup pertanyaan yang
berhubungan dengan responden. Adapun judul penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah “Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Karier di Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa”.
A. Identitas Responden
No. Responden :
1. Nama :
2. Umur :
3. Tingkat Pendidikan :
Page 95
4. Pekerjaan :
5. Status Perkawinan :
6. Jumlah Tanggungan Keluarga :
7. Pekerjaan Suami :
8. Upah Yang Diterima Perbulan :
B. Jawab Dengan Benar!
1. Apakah anda memutuskan untuk bekerja di tempat ini karena tingkat
upahnya ?............................................................................................
2. Apakah anda memutuskan untuk bekerja ditempat ini karena jangka
waktu kerjanya yang sedikit ?.............................................................
3. Berapa jumlah jam kerja anda dalam sehari?.....................................
4. Apa alasan anda memutuskan untuk bekerja ?......................................
5. Apa motivasi anda bekerja ?...................................................................
6. Sudah berapa lama anda bekerja pada pekerjaan sekarang ?..................
7. Mengapa anda memilih untuk bekerja dibandingkan menjadi ibu
rumah tangga (IRT) ?.............................................................................
Page 96
Lampiran 1
Tabel Tabulasi Data Responden
Responden Penawaran TK
(jam kerja)
Upah
(Rupiah)
Pendidikan Umur Status
perkawinan
Res 1 90 4.500.000 16 40 0
Res 2 90 4.500.000 16 44 0
Res 3 90 2.000.000 16 32 0
Res 4 60 3.500.000 16 25 0
Res 5 90 4.700.000 12 44 0
Res 6 90 2.000.000 12 50 0
Res 7 90 4.000.000 16 45 0
Res 8 90 3.500.000 16 45 0
Res 9 90 2.000.000 16 28 0
Res 10 56 4.000.000 16 53 0
Res 11 90 4.700.000 16 51 0
Res 12 90 4.500.000 16 42 0
Res 13 90 2.500.000 16 49 0
Res 14 90 2.500.000 16 51 0
Res 15 90 3.800.000 16 51 0
Res 16 90 4.000.000 16 46 0
Res 17 90 4.000.000 12 57 0
Res 18 90 4.000.000 16 41 0
Res 19 48 4.500.000 15 42 0
Res 20 48 2.500.000 15 43 0
Res 21 56 250.000 15 27 0
Res 22 56 250.000 15 36 0
Res 23 48 250.000 15 28 0
Res 24 48 250.000 15 34 0
Res 25 48 1.000.000 15 29 0
Res 26 56 1.200.000 15 23 0
Res 27 48 1.000.000 15 27 0
Res 28 48 250.000 15 26 0
Res 29 46 150.000 15 26 0
Res 30 56 1.500.000 16 41 0
Res 31 56 1.000.000 16 27 0
Res 32 56 3.000.000 16 36 0
Res 33 56 3.400.000 16 38 0
Res 34 90 1.500.000 15 31 0
Res 35 48 1.000.000 16 36 0
Res 36 90 1.500.000 16 33 0
Res 37 56 1.500.000 16 35 0
Res 38 48 1.200.000 15 37 0
Res 39 56 1.200.000 15 24 0
Res 40 56 3.000.000 16 26 0
Res 41 48 250.000 16 33 0
Res 42 48 250.000 16 35 0
Res 43 48 250.000 16 35 0
Page 97
Res 44 48 250.000 16 25 0
Res 45 48 250.000 15 23 0
Res 46 48 250.000 16 29 0
Res 47 56 1.500.000 16 29 0
Res 48 56 250.000 15 25 0
Res 49 56 250.000 15 28 0
Res 50 56 250.000 15 31 0
Res 51 48 180.000 15 28 0
Res 52 56 250.000 15 31 0
Res 53 48 180.000 15 28 0
Res 54 56 250.000 15 27 0
Res 55 56 250.000 15 26 0
Res 56 56 200.000 15 33 0
Res 57 48 200.000 15 29 0
Res 58 56 200.000 15 26 0
Res 59 54 250.000 16 26 1
Res 60 54 2.000.000 16 24 1
Res 61 54 2.000.000 16 24 1
Res 62 56 2.000.000 16 24 1
Res 63 56 1.400.000 15 23 1
Res 64 54 1.400.000 16 32 1
Res 65 56 1.500.000 16 25 1
Res 66 56 180.000 15 27 1
Res 67 48 180.000 15 24 1
Res 68 48 250.000 15 23 1
Res 69 48 180.000 16 26 1
Res 70 48 180.000 15 28 1
Res 71 48 180.000 15 24 1
Res 72 48 180.000 15 24 1
Res 73 48 180.000 15 25 1
Res 74 48 180.000 15 26 1
Res 75 48 180.000 15 28 1
Res 76 48 180.000 16 29 1
Res 77 48 180.000 15 25 1
Res 78 48 180.000 15 25 1
Res 79 56 250.000 15 25 1
Res 80 56 250.000 16 25 1
Res 81 56 250.000 16 25 1
Res 82 54 2.000.000 16 25 1
Res 83 48 180.000 15 25 1
Res 84 48 180.000 16 26 1
Res 85 56 250.000 16 26 1
Res 86 56 250.000 16 25 1
Res 87 56 250.000 16 24 1
Res 88 48 180.000 15 24 1
Res 89 48 180.000 15 24 1
Res 90 56 250.000 16 35 0
Res 91 54 3.500.000 16 28 0
Res 92 54 2.500.000 16 25 0
Page 98
Res 93 48 180.000 15 25 1
Res 94 48 180.000 15 25 1
Res 95 56 250.000 16 26 0
Res 96 56 250.000 16 24 1
Res 97 56 250.000 15 25 1
Res 98 56 250.000 16 25 1
Res 99 56 250.000 16 25 1
Res 100 48 180.000 15 24 0
Res 101 48 180.000 16 26 0
Res 102 48 180.000 16 26 0
Res 103 48 180.000 16 25 0
Res 104 56 250.000 16 26 1
Res 105 56 250.000 16 28 1
Res 106 48 180.000 15 24 1
Res 107 48 180.000 15 24 1
Res 108 48 180.000 15 24 1
Res 109 48 180.000 15 25 1
Res 110 56 250.000 15 25 1
Res 111 56 250.000 16 26 1
Res 112 56 250.000 16 25 1
Res 113 56 250.000 16 27 1
Res 114 90 250.000 16 28 1
Res 115 56 1.400.000 16 29 1
Res 116 56 250.000 16 25 1
Res 117 56 250.000 16 25 1
Res 118 56 250.000 16 24 1
Lampiran 2
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Penawaran Tenaga Kerja Wanita 4,04 ,214 118
Upah 13,19 1,214 118
Umur 3,38 ,229 118
Pendidikan 2,74 ,052 118
Status Perkawinan ,43 ,497 118
Page 99
Correlations
Penawaran
Tenaga Kerja
Wanita
Upah Umur Pendidika
n
Status
Perkawinan
Pearson
Correlation
Penawaran Tenaga Kerja
Wanita
1,000 ,646 ,637 -,039 -,304
Upah ,646 1,000 ,692 ,020 -,437
Umur ,637 ,692 1,000 -,120 -,546
Pendidikan -,039 ,020 -,120 1,000 ,072
Status Perkawinan -,304 -,437 -,546 ,072 1,000
Sig. (1-tailed)
Penawaran Tenaga Kerja
Wanita
. ,000 ,000 ,339 ,000
Upah ,000 . ,000 ,414 ,000
Umur ,000 ,000 . ,098 ,000
Pendidikan ,339 ,414 ,098 . ,218
Status Perkawinan ,000 ,000 ,000 ,218 .
N
Penawaran Tenaga Kerja
Wanita
118 118 118 118 118
Upah 118 118 118 118 118
Umur 118 118 118 118 118
Pendidikan 118 118 118 118 118
Status Perkawinan 118 118 118 118 118
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1
Status
Perkawinan,
Pendidikan,
Upah, Umurb
. Enter
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
b. All requested variables entered.
Page 100
Model Summaryb
M
od
el
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,702a ,493 ,475 ,155 ,493 27,468 4 113 ,000 1,843
a. Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Pendidikan, Upah, Umur
b. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Uji Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,650 4 ,662 27,468 ,000b
Residual 2,725 113 ,024
Total 5,375 117
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
b. Predictors: (Constant), Status Perkawinan, Pendidikan, Upah, Umur
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,841 ,835 2,206 ,029
Upah ,072 ,017 ,406 4,308 ,000 ,506 1,977
Umur ,382 ,095 ,408 4,025 ,000 ,436 2,293
Pendidikan -,020 ,282 -,005 -,072 ,943 ,965 1,037
Status Perkawinan ,042 ,035 ,096 1,199 ,233 ,695 1,439
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Uji Autokorelasi
Collinearity Diagnosticsa
Page 101
Uji Normalitas Data
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Upah Umur Pendidikan Status
Perkawinan
1
1 4,468 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01
2 ,526 2,914 ,00 ,00 ,00 ,00 ,66
3 ,004 31,739 ,01 ,55 ,01 ,02 ,22
4 ,002 53,005 ,00 ,43 ,90 ,02 ,11
5 ,000 166,587 ,98 ,02 ,10 ,96 ,01
a. Dependent Variable: Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Page 103
Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 118
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,15261518
Most Extreme
Differences
Absolute ,084
Positive ,076
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,911
Asymp. Sig. (2-tailed) ,378
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Page 107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
Vivi Irmayani Lahir pada tanggal 26 Mei 1995
di Samarinda Kalimantan Timur, penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
anak dari pasangan Masimi dan Irdaeni, penulis
menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN
027 Samarinda pada tahun 2007.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Bajeng, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan tamat pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis di terima SMK Negeri 1 Limbung Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa jurusan akuntansi dan tamat pada tahun 2013. Dan pada
tahun 2014 penulis melanjutkan studi di Universitas Negeri Islam Aalauddin
Makassar Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan di
Jurusan Ilmu ekonomi melalui Jalur SBMPTN.