Top Banner
ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Disusun Oleh EKA HARDIYANTI NIM: 64010150029 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018
94

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

Sep 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN

BERMASALAH DI BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

(A.Md.E.Sy)

Disusun Oleh

EKA HARDIYANTI

NIM: 64010150029

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

Page 2: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam
Page 3: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN

BERMSALAH DI BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

(A.Md.E.Sy)

Disusun Oleh

EKA HARDIYANTI

NIM: 64010150029

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

Page 4: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

i

Page 5: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

ii

ii

Page 6: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

iii

iii

Page 7: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

iv

iv

Page 8: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

v

v

MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar

kesanggupannya”

(Q.S Al Baqoroh : 268)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak dan Ibu terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doa yang

diberikan selama ini.

3. Adikku

4. Teman dekat yang selalu menemani dan menyemangati selama ini

5. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati.

6. Seluruh karyawan BMT Sumber Usaha Kembangsari yang telah

memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta nasihat selama saya

magang di BMT Sumber Usaha Kembangsari.

7. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2015 yang

telah bersama berjuang selama ini.

8. Almamaterku IAIN Salatiga.

Page 9: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ANALISIS

PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III dalam

jurusan Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas

dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, dorongan

maupun informasi yang berkaitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga beserta

wakil-wakilnya.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

3. Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Jurusan D III Perbankan

Syariah.

4. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh Lc., M.Si selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., MAselaku Pembimbing Lapangan

Kegiatan Magang.

Page 10: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

vii

vii

6. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh Lc., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang selalu memberikan ilmunya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Keluarga besar BMT Sumber Usaha Kembangsari yang telah membantu

dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

9. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, serta motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

10. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan tahun 2015.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu

apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati

penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Salatiga, 30 Juli 2018

Eka Hardiyanti

NIM 64010150029

Page 11: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

viii

viii

ABSTRAK

Hardiyanti, Eka. 2018. Analisis Penaganan Pembiayaan Bermasalah di BMT

Sumber Usah Kembangsari . Tugas Akhir. Program StudI D III

PerbankanSyariah.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Qi Mangku Bahjatullah, Lc,

M. SI.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh persaingan yang ada di BMT semakin

ketat dan memperlukan pennaganan pembiayaan guna meningkatkan pendapatan

dan mejaga kestabilan pendapatan di dunia perbankan. NPF (Non Performing

Financing) menjadi tolak ukur kesehatan suatu BMT. Suatu BMT dikatakan sehat

apabila NPF yang di miliki BMT dibawah 5%. Metode peneliitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang

digunakan adalah data primer dan sekunder. Tehnik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan rest pustakawanHasil

penelitian ini adalah penanganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT

Sumber Usaha mengunakan prinsip kehati-hatian dan berdasarkan data-data yang

aktual dan terbaru. Faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah

di BMT Sumber Usaha adalah faktor internal nasabah itu sendiri. Tingkat

kesehatan di BMT Sumber Usaha pada tahun 2016 sampai 2017 mengalami

kenaikan sebesar 0,32% meskipun begitu kondisi kesehatan BMT Sumber Usaha

masih tetap dalam kategori cukup sehat.

Kata kunci : Pembiayaan bermasalah, NPF, BMT Sumber Usaha

Page 12: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

ix

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN KELULUSAN............................ Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............. Error! Bookmark not defined.

MOTTO ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 4

C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 5

D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 5

F. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 10

A. Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 10

B. TEORI ........................................................................................................ 16

1. Penanganan Pembiayaan Bermasalah ..................................................... 16

2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ............................................. 25

3. Kesehatan BMT ...................................................................................... 31

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN .................................................... 36

A. GAMBARAN UMUM BMT ..................................................................... 36

1. Sejarah BMT Sumber Usaha .................................................................. 36

2. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha ......................................................... 38

3. Job Discription ........................................................................................ 41

4. Produk BMT Sumber Usaha ................................................................... 43

Page 13: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

x

x

B. Data Diskriptif ............................................................................................ 48

BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 50

A. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Usaha ................. 50

B. Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah di BMT Sumber

Usaha.................................................................................................................. 54

C. Kondisi Kesehatan BMT Jika Dilihat Dari Pembiayaan Bermasalah ........ 58

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63

LAMPIRAN .......................................................................................................... 64

Page 14: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

xi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................12

Tabel 2.2 Kriteria Peringkatan Profil Rasio (NPF)................................................35

Tabel 3.1 Data Keuangan BMT Sumber Usaha Kembangsari..............................48

Tabel 4.1 Data Realisasi Posisi BMT Sumber Usaha tahun 2016-201.7..............59

Page 15: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisai BMT Sumber Usaha ...........................................39

Page 16: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Tugas Akhir

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang di BMT Sumber Usaha

Lampiran 4. Slip Setorn

Lampirn 5. Slip Penarikan

Lampiran 6.Formulir Pengajuan Pembiayaan

Lamporan 7. Form Pembukaan Rekening

Lampiran 8. Data realisai BMT Sumber Usaha Tahun 2016-2017

Lampiran 9. Daftar Tungakan Nasabah

Lampiran 9. Hasil wawanca kepada karyawan BMT Sumer Usaha

Page 17: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam masyarakat modern, manajemen semakin penting dan

diperlukan, karena dengan meningkatnya teknologi dan kecerdasan manusia

telah menempatkan kebutuhan dalam mencapai tujuan. Tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan rasionalitas efektivitas menjadi tuntutan demikian

adanya beberapa spesialisai dalam usaha untuk mewujudkan kemampuan

berkoperasi. Untuk mewujudkannya diperlukan adanya keharusan manajemen

yang baik. Dengan demikian juga koperasi sebagai bentuk badan usaha yang

bergerak dibidang perekonomian mempunyai tatanan manajemen yangagak

berbeda dengan badan usaha lainya. Perbedaan tersebut bersumber dari

hakekat manajemen koprasi berdasarkan filsafahnya adalah dari, oleh dan

untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

dunia usaha yang menjadi cirri khusus koperasi (Tim P2KL MAP : 2004 : 78).

BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) merupakan salah satu model lembaga

keuangan syariah paling sederhana yang saat ini banyak muncul dan

tenggelam di Indonesia. Keberadaan BMT dengan jumlah yang signifikan

pada beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-faktor

pendukung yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang dan berjalan

dengan baik. Beberapa data menunjukkan di daerah-daerah tertentu

keberadaan BMT cukup memperihatinkan dan sebagian BMT usianya tidak

Page 18: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

2

2

lebih dari 5-8 tahun. Ditambah lagi dengan pernyataan Pusat Inkubasi Usaha

Kecil (Pinbuk) bahwa BMT pada akhir 1997 berjumlah 1.501 buah

mengalami perkembangan yang tidak terlalu bagus, bahkan ada BMT yang

kemudian tumbang, gagal, rugi kemudian mati.

Dengan melihat fenomena di atas perkembangan BMT dipandang

belum sepenuhnya mampu menjawab problem real ekonomi yang ada di

kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain,

belum memadainya sumber daya manusia yang terdidik dan profesional,

menyangkut manajemen sumber daya manusia dan pengembangan budaya

serta jiwa wirausaha (entrepreneurship) bangsa kita yang masih lemah,

permodalan (dana) yang relatif kecil dan terbatas, adanya ambivalensi antara

konsep syariah pengelolaan BMT dengan operasionalisasi di lapangan, tingkat

kepercayaan yang masih rendah dari umat Islam dan secara akademik belum

terumuskan dengan sempurna untuk mengembangkan lembaga keuangan

syariah dengan cara sistematis dan proporsional. Kompleksitas persoalan

tersebut menimbulkan dampak terhadap kepercayaan masyarakat tentang

keberadaan BMT diantara lembaga keuangan konvensional.

Bank syariah dalam melakukan restrukturisasi pembiayaan dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential principle), prinsip syariah dan

prinsip akuntansi. Prudential principle adalah pengendalian risiko melalui

penerapan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku secara

konsisten, serta memiliki sistem pengawasan internal yang secara optimal

mampu menjalankan tugasnya (Anshori, 2010 : 22).

Page 19: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

3

3

Penanganan pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah ternyata

hampir sama dengan yang terjadi dalam perbankan konvensional.

Perbedaannya terletak pada batasan bahwa restrukturisasi harus dilaksanakan

sesuai dengan prinsip syariah.Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang

dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan

kewajibannya, antara lain penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan

kembali (reconditioning), penataan kembali (restructuring)(Umam,2016:209).

Namun perjanjian pembiayaan yang bank berikan kepada nasabah

bukanlah tanpa risiko,risiko tersebut berupa kegagalan atau kemacetan dalam

pelunasan pembiayaan. Semakin besar pembiayaan yang mengalami

kemacetan, maka semakin menurun pula tingkat kesehatan bank tersebut atau

menurunnya pendapatan yang diharapkan, karena hal ini bersangkutan dengan

kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut. Semakin besar jumlah

pembiayaan yang macet, maka semakin besar juga jumlah cadangan yang

harus disediakan serta makin besar pula tanggungan bank untuk mengadakan

dana cadangan tersebut karena kerugian bank akan mengurangi modal sendiri.

Pembiayaan bermasalah (Nonperforming Loan) merupakan salah satu

masalah utama perbankan, apalagi ditengah krisis global yang belum stabil ini

Perbankan haruslebih berhati-hati dalam pemberian Pembiayaan dan lebih

memperkuat manajemen Pembiayaannya.

Persaingan tidak islami antar BMT menjadi kendala bagi BMT.

Karena bank-bank konfensional atau pun koperasi yang memberikan

pelayanan yang lebih baik di bandingkan dengan BMT. Tidak hanya itu

Page 20: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

4

pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan / NPL) pun juga menjadi

faktor utama kendala dalam perkembangan suatu BMT. Karena semakin

tinggi pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan / NPL) suatu perbankan

maka permodalan semakin berkurang. Maka dari itu jika suatu BMT ingin

meningkatkan daya saing antar bank konvensional harus mampu

meminimalisir pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan / NPL) .

Saat pembiayaan dicaikan kepada anggota, saat itu juga resiko akan

muncul karena tidak semua anggota tepat dalam membayar angsuran. Maka

dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ANALISIS

PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DI BMT SUMBER USAHA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diambil rumusan

masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana prosedur penanganan pembiayaan yang bermasalah di BMT

Sumber Usaha?

b. Faktor apa yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di BMT Sumber

Usaha?

c. Bagaimana kondisi kesehatan BMT jika dilihat dari pembiayaan

bermasalah ?

Page 21: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

5

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan terkait dengan analisis penanganan pembiayaan bermasalah di

BMT Sumber Usaha adalah sebagi berikut :

a. Mengetahui prosdedure penaganan nasabah pembiayaan yang bermasalah

di BMT Sumber Usaha.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha.

c. Untuk mengetahui kesehatan BMT dari segi pembiayaan bermasalah.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian analisis penanganan pembiayaan bermasalah di BMT

Sumber Usaha ini diharapkan memberikan manfaat kepada beberapa pihak,

diantaranya :

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh selama

perkuliahan yang berkaitan tentang cara mengatasi hambatan kinerja

marketing yang terjadi di BMT Sumber Usaha.

b. Sebagai syarat program kelulusan DIII-PS dan sebagai bukti bahwa

mahasiswa telah melakukan penelitian.

2. Bagi IAIN Salatiga

a. Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya

Jurusan DIII Perbankan Syariah

b. Sebagai tambahan referensi literature serta informasi khususnya bagi

mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Perbankan Syariah.

Page 22: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

6

3. Bagi Objek Penelitian

a. Memberikan solusi permasalahan dan kontribusi pemikiran dalam hal

menyelesaikan hambatan kinerja marketing

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

E. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan model deskriptif.

Penelitian akan menggambarkan secara terperinci tentang analisis

penanganan di BMT Sumber Usaha Kembangsari. Hasil penelitian

berbentuk kalimat, menurut Soemantri (2005:64) penelitian kuantitatif

berusaha mengangkat secara idiologis berbagai fenomena dan realitas

sosial.

2. Jenis dan Sumber data

Menurut Supriyanto dan Machfudz (2010 : 191) data adalah

catatan keterangan sesuai bukti kebenaran, bahan-bahan yang di pakai

sebagai dukungan penelitian. Sumber data dalam penelitian ada dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang bias memberikan data

berupa suatu jawaban lisan melalui wawancara atau dalam penelitian

ini disebut dengan informasi. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data dari tim marketing, dan collector BMT

Sumber Usaha dalam bentuk wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekundwe adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

setelah data primer.Pada data sekunder ini peneliti memakai buku-

buku, dokumen karyawan, profil karyawan, dan sebagainya yang

terkait dengan tema atau judul tersebut. Alas an peneliti menggunakan

data sekunder juga untuk menghemat waktu, tenanga dan biaya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 23: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

7

a. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada pihak

yang menjadi subjek penelitian secara langsung. Dengan maksud

untuk menggali informasi dari subjek penelitian sebagai studi

pendahuluan. Wawancara dilakukan ke bagian penagihan dan

nasabah.

b. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara

langsung di objek penelitian. Mengamati situasi dan kondisi yang

sedang terjadi di BMT Sumber Usaha.

c. Studi dokumentasi

Data pendukung yang terkait dokumen-dokumen penggajian, data

karyawan, dan laporan keuangan yang dapat diperoleh di bagian

keuangan dan bagian personalia atau SDM.

d. Riset perpustakaan

Menurut Ruslan (2010: 31) riset perpustakaan adalah mencari data

atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku

referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.

Page 24: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

8

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan, manfaat metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang berisikan

penelitian terdahulu sebagai referensi atau pembanding

dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Selain

membahas tentang kajian pustaka dalam bab ini juga

mermbahas tentang teori-teori yang mendukung penelitian.

BAB III GAMBARAN OBJEK

Bab ini menjelaskan gambaran secara umum BMTSumber

Usaha seperti : sejarah berdiri, visi,misi struktur organisasi,

tugas dan wewenang dari masing-masing bagian. Selain

hal tersebut, penulis membahas tentang pemodalan BMT

Sumber Usaha, produk-produk BMT Sumber Usaha,

perkembangan kinerja BMT Sumber Usaha.

Page 25: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

9

BAB IV ANALISIS

Bab ini menganalisis tentang komponen penaganan

pembiayaan bermasalah yang ada di BMT Sumber Usaha

dan analisis terkait dengan penaganan pembiayaan

bermasalah yang ada di BMT Sumber Usaha.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan sran atas penelitian yang

telah dilakukan di BMT Sumber Usaha

Page 26: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Usanti (2014) tentang Penanganan

resiko Hukum di Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan

pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil

dari penelitian tersebut adalah Upaya yang dilakukan oleh bank syariah dalam

menangani risiko hukum pembiayaan didasarkan pada dua strategi, yaitu

melakukan restrukturisasi pembiayaan atau menyelesaikan pembiayaan.

Penelitian Ibrahim dan Rahmawati (2017) tentang Analisis Sulutif

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah : Kajian pada

Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Banda Aceh. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan studi dokumentasi

yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa faktor penyebab pembiayaan murabahah bermasalah berasal dari 1)

nasabah 2) internal bank 3) faktor fiktif. Kebijakkan yang diterapkan sangat

komprehensif mulai dari pencegahan sampai dengan penyelesaian. Teknis

penyelesaian dilakukan dengan metode on the spot, penagihan restrukturisasi,

penjualan jaminan, dan melakukan write off serta adanya penetapan terhadap

denda. Selain itu, BMI juga mempunyai pola-pola kebijakan internal yang

secara langsung tidak diatur secara detail oleh otoritas keuangan seperti

pembentukan tim remidial yang khusus menagani pembiayaan bermasalah.

Page 27: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

11

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Listanti, Dzulkirom, Tapowijono

(2015) tentang Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada

Lembaga Keunagan Syariah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data melalui

wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah tidak hanya datang

dari nasabah melainkan pihak internal yang kurang teliti dalam analisa awal

dan survei sebelum pemberian pembiayaan dan upaya yang dilakukan dalam

menangani pembiayaan bermasalah adalah dengan teguran, rescheduling dan

restructuring serta pihak BMT tidak pernah melakukan sita jaminan karena

benar-benar menerapkan syariah dan tindakan manusiawi meski dinilai

kurang efisien.

Penelitian Wahyuni (2013) tentang Prosedure Penyelesaian Pembiayaan

Mikro Bermasalah pada PT Bank Syariah KCP Buleleng. Penelitia ini

mengunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

menyatakan bahwa prosedur penyelesaian pembiayaan bermasalah yang

digunakan telah memadai, demikian pula dengan analisis permohonan

pembiayaan yang cukup selektif dilakukan dalam upaya menghindari adanya

kredit bermasalah. Prosedur penagihan yang digunakan cukup baik karena

terlebih dahulu dilakukan pendekatan-pendekatan kepada nasabah.

Penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP

Buleleng dapat dilakukan dengan restrukturisasi pembiayaan, novasi,

Page 28: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

12

kompensasi, likuidasi, dan subrogasi, serta penyelesaian pembiayaan pada

Pengadilan.

Auliana dan Syaichu (2016), Analisis Pengaruh Faktor Internal dan

Faktor Eksternal Terhadap Tingkat Pembiayaan Bermasalah pada Bank

Umum Syariah Indonesia.Hasilnya bahwa secara simultanBOPO, CAR, FDR,

SBIS, Sensitivitas Inflasi dan Sensitivitas Kurs berpengaruh

memilikipengaruh terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Umum

Syariah di Indonesia periodetahun 2010-2014. Secara parsial BOPO dan

SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap NPF,sedangkan CAR dan

Sensitivitas Inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF.

Berdasarkan pemaparan dari penelitian yang sudah ada diatas maka

penelitian yang akan diajukan oleh penulis berdeda dengan penelitian

sebelumnya. Perdedaan penelitian itu diantaranya obyek penelitian yang akan

dilakukan di BMT Sumber Usaha dimana belum ada yang mengangkat tema

tentang penaganan pembiayaan bermasalah yang berjudul analisis

penanganan pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha dengan bahasan

pokok prosedure penanganannya, faktornya, dan kesehatan BMT Sumber

Usaha. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan

data menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Data yang diperoleh dianalisis dengan cara mendeskripsikannya secara

mendalam terkait rumusan masalah. Dengan perbedaan-perbedaan yang ada

maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang penaganan pembiayaan

bermasalah di BMT Sumber Usaha dengan mengambil judul “Analisis

Page 29: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

13

Penanganan Pembiayaan di BMT Sumber Usaha ”. ini berbeda dan belum

pernah ada yang menelitisebelumnya. Sedangkan untuk mengetahui

perbedaan penelitian sebelumnya, maka disaji dalam bentuk tabel dibawah

ini

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti, tahun dan

judul

Metode penelitian Hasil

Usanti, (2014),

Penanganan resiko

Hukum di Bank

Syariah

Pendekatan yang

dipergunakan

adalah

pendekatan

peraturan

perundang-

undangan dan

pendekatan

konseptual.

Hasil dari penelitian

tersebut adalah Upaya yang

dilakukan oleh bank syariah

dalam menangani risiko

hukum pembiayaan

didasarkan pada dua

strategi, yaitu melakukan

restrukturisasi pembiayaan

atau menyelesaikan

pembiayaan.

Ibrahim

danRahmawati,

(2017), Analisis

Solutif

Penyelessaian

Pembiayaan

Bermasalah di Bank

Syariah

Penelitian ini

menggunakan

pendekatan

kualitatif dengan

metode deskriptif.

Data yang

digunakan berasal

dari data primer

dan sekunder.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor

penyebab pembiayaan

murabahah bermasalah

berasal dari

1. nasabah,

2. internal bank dan

3. faktor fiktif.

Teknis penyelesaian

dilakukan

dengan metode on the spot,

somasi, penagihan,

restrukturisasi, penjualan

jaminan, dan melakukan

write off serta adanya

penetapan terhadap denda.

Listanti, Dzulkirom,

Tapowijono (2015)

tentang Upaya

Penanganan

Pembiayaan

Penelitian ini

menggunakan

jenis penelitian

deskriptif dengan

pendekatan

hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa faktor-

faktor penyebab

pembiayaan bermasalah

tidak hanya datang dari

Page 30: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

14

Murabahah

Bermasalah pada

Lembaga Keunagan

Syariah

kuantitatif, teknik

pengumpulan data

melalui

wawancara dan

dokumentasi.

nasabah melainkan pihak

internal yang kurang teliti

dalam analisa awal dan

survei sebelum pemberian

pembiayaan dan upaya yang

dilakukan dalam menangani

pembiayaan bermasalah

adalah dengan teguran,

rescheduling dan

restructuring serta pihak

BMT tidak pernah

melakukan sita jaminan

karena benar-benar

menerapkan syariah dan

tindakan manusiawi meski

dinilai kurang efisien.

Wahyuni, (2013),

Prosedur

Penyelesaian

Pembiayaan Mikro

Bermaslah pada PT

Bank Syariah KCP

Buleleng

Metode

pengumpulan data

yang digunakan

adalah metode

observasi,

wawancara dan

dokumentasi.Anal

isis data yang

digunakan adalah

analisis deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian menyatakan

bahwa prosedur

penyelesaian pembiayaan

bermasalah yang digunakan

telah memadai, demikian

pula dengan analisis

permohonan pembiayaan

yang cukup selektif

dilakukan dalam upaya

menghindari adanya kredit

bermasalah. Prosedur

penagihan yang digunakan

cukup baik karena terlebih

dahulu dilakukan

pendekatan-pendekatan

kepada nasabah.

Penyelesaian kredit

bermasalah pada PT. Bank

Syariah Mandiri KCP

Buleleng dapat dilakukan

dengan restrukturisasi

pembiayaan, novasi,

kompensasi, likuidasi, dan

subrogasi, serta

penyelesaian pembiayaan

pada Pengadilan.

Auliana, Syaichu,

(2016), Analisis

Metode Variabel

yang digunakan

Hasilnya bahwa secara

simultan

Page 31: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

15

Pengaruh Faktor

Internal dan Faktor

Eksternal Terhadap

Tingkat Pembiayaan

Bermasalah pada

Bank Umum

Syariah Indonesia.

dalam penlitian

ini terbagi atas

dua variabel yaitu

variabel

dependen dan

independen.

BOPO, CAR, FDR, SBIS,

Sensitivitas Inflasi dan

Sensitivitas Kurs

berpengaruh memiliki

pengaruh terhadap Non

Performing Financing

(NPF) Bank Umum Syariah

di Indonesia periode

tahun 2010-2014. Secara

parsial BOPO dan SBIS

berpengaruh positif

signifikan terhadap NPF,

sedangkan CAR dan

Sensitivitas Inflasi memiliki

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap NPF.

Page 32: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

16

B. TEORI

1. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan atau financing yaitu, pendanaan yang diberikan kapada

satu pihak kepihak lain demi mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik yang dilakukan secara sendiri maupun oleh lembaga

(Muhammad 2005: 17).

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik

dilakukan sendiri atau lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan

yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Rivai,

2010:681).

Dalam aktivitas pembiayaan, bank syariah akan menjalankan dengan

berbagai teknik dan metode yang penerapannya tergantung pada tujuan dan

aktivitas seperti kontrak mudharabah,musyarakah dan lainnya. Di samping itu,

bank syariah juga terlibat dalam kontrak murabahah. Mekanisme perbankan

syariah yang berdasarkan prinsip mitra usaha adalah bebas bunga. Oleh karena

itu, soal membayarkan bunga kepada pada depositor atau pembebanan suatu

bunga tidak timbul.

Setiap pembiayan yang diberikan bukanlah tanpa resiko, yang

biasa disebut dengan pembiayaan bermasalah.Secara umum pengertian

pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang diakibatkan oleh

nasabah yang tidak menempati jadwal pembayaran angsuran dan tidak

memenuhi persyaratan yang tertuang dalam akad. Pengertian pembiayaan

bermasalah lebih spesifik lagi, yaitu pembiayaan bermasalah adalah

Page 33: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

17

pembiayaan kurang lancar, di mana nasabahnya tidak memenuhi

persyaratan yang telah dituangkan dalam akad, pembiayaan yang tidak

menempati jadwal angsuran, sehingga terjadinya penunggakan,

pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak menempati janji

pembayaran, sehingga memerlukan tindakan hukum untuk menagihnya,

kemudian kesimpulanya adalah pembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang berpotensi untuk merugikan bank sehingga berpengaruh

terhadap kesehatan bank itu sendiri.

Pembiayaan bermasalah / Non Performing Financing (NPF) adalah

pembiayaan bermasalah disebut NPF pada bank syariah/NPL pada bank

konvensional, menggambarkan situasi dimana persetujuan pengembalian

kredit mengalami resiko kegagalan bahkan menunjukan kepada bank akan

mengalami resiko kegagalan (Rivai, 2005:39). Pembiayaan bermasalah

adalah sebagai penyalur dana yang dilakukan lembaga syariah yang dalam

pelaksanaan pembayaran oleh nasabah terjadi seperti pembiayaan yang

tidak lancar, pembiayaan yang debiturnya tidak memenuhi persyaratan

yang dijanjikan, serta pembiayaan tersebut tidak menepati jadwal angsuran

hingga memberikan dampak negatif bagi kedua belah pihak (Karim. 2010:

260).

Ikatan Bankir Indonesia (2017) Pembiayaan bermasalah adalah

pembiayaan yang kualitas pembayarannya berada dalam kategori kurang

lancar, diragukan, dan macet. Menurut Bank Indonesia dalam PBI No.

Page 34: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

18

5/7/2003, penilaian dan klasifikasi kualitas pembiayaan bermasalah dibagi

kepada lima golongan yaitu :

1) Pembiayaan lancar – kolektibilitas 1

Adalah pembiayaan yang tidak mengalami penundaan

pokok pinjaman dan pembayaran margin atau bagi hasil. Terdapat

tunggakan angsuran sampai dengan 3 (tiga) bulan (90 hari)dan

pembiayaan belum jatuh tempo.

2) Pembiayaan kurang lancar- Kolektibilitas 2

Adalah pembiayaan pengembalian pokok dan pembayaran

marjin atau bagi hasil telah mengalami penundaan selama 4

(empat) bulan sampai dengan 6(enam) bulan dari waktu yang

telah dijanjikan (jumlah hari tunggakan 91-180) dan terdapat

tunggakanangsuran pembayaran yang jatuh tempo sampai dengan

1 (satu) bulan satelah jatuh tempo. Pembiayaan diragukan

Adalah pemiayaan yang pengambilan pokok pinjamannya

dan pembayaran margin atau bagi hasilonya telah mengalami

penundaanselama 7 (tujuh) bulasn sampai dengan 12 (dua belas)

bulan dari jadwal yang diperjanjikan (jumplah hari tunggakan

181-360 hari). Dan tedapat tunggakan anggsuran pembiayaan

yang jatuh tempo sampai dengan 2 (dua) bulan setelah jatuh

tempo.

3) Pembiayaan macet

Page 35: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

19

Adalah pembiayaan yang pengembalian pokok

pinjamannya dan pembayaran margin atau bagi hasilnya telah

mengalami penundaan lebih dari 12 (dua belas) bulan dari jadwal

yang diperjanjikan (jumlah hari tunggakan > 360 hari). Dan

terdapat tunggakan angsuran pembiayaan yang telah melewati 2

(dua) bulan sejak jatuh tempo.

Usanti (2014) Kualitas pembiayaan pada hakikatnya didasarkan

atas risiko terhadap kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajibannya.

Hal ini sebagaimana mengacu pada ketentuan PBI No. 9/9/PBI/2007 dan

PBI No. 10/24/PBI/2008 tentang penetapan kualitas pembayaran, yang

mana kualitas pembayaran dinilai berdasarkan aspek prospek usaha,

kinerja nasabah dan kemampuan membayar. Penetapan kualitas tersebut

dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas dan signifikan dari

faktor penilaian komponen serta relevansinya dari faktor penilaian

terhadap karakteristik ketepatan pembayaran angsuran nasabah tersebut.

Pembiayaan bermasalah cenderung lebih berisiko terjadi pada produk-

produk dengan persentase alokasi dana yang tinggi seperti pembiayaan

murabahah.

Selanjutnyarisiko pembiayaan murabahah yang terjadi dari

peminjam adalah tertunda atau ketidakmampuan peminjam memenuhi

ketentuan-ketentuan dalam akad sehingga dana yang disalurkan tidak

sepenuhnya kembali. Kondisi ini menimbulkan permasalahan berantai

dalam pelaksanaan operasional bank, mulai dari tidak terealisasinya target

Page 36: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

20

penyaluran dana sampai dengan pendapatan laba yang lebih kecil.

Akibatnya bank mengalami defisit, dan akan berefek kepada nasabah yang

menginvestasikan modalnya.

Langkah awal BMT untuk menghindari pembiayaan bermasalah

adalah bersifat preventif (pengcegahan), yaitu menganalisa nasabah,

diperlukan agar BMT memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang

diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya. Pada dasarnya BMT

memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi

secara keseluruhan calon nasabah. Prinsip penilaian yang digunakan di

BMT adalah prinsip 5C, yaitu: (Malayu,2006)

a. Character (watak/akhlak)

Analisi ini dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa sifat atau watak

seorang nasabah dapat dipercaya atau tidak. Hal ini tercermin dari latar

belakang si nasabah baik besifat latar belakang pekerjaan maupun sifat

pribadi, masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat

hidup, sosial standing maupun wawancara dengan nasabah. Ini semua

merupakan ukuran “kemauan” membayar.

b. Capacity (kapasitas produk)

Analisis ini dilakukan untuk melihat kemampuan nasabah dalam

membayar, kemampuan ini penting untuk dinilai agar BMT tidak

mengalami kerugian. Kemampuan ini dapat dari penghasilan pribadi

dan melalui usaha atau bisnis.

c. Capital (modal)

Page 37: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

21

Calon nasabah harus dianalisis mengenai besar dan struktur modalnya

yang terlihat dari neraca lajur calon nasabah. Hasil analisis neraca lajur

akan memberikan gambaran dan petunjuk sehat atau tidaknya

perusahaan tersebut.

d. Collateral (jaminan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah kepada BMT dalam

rangka pembiayaan yang diajukan. Jaminan ini digunakan jika terjadi

pembiayaan macet. Maka jaminan harus diteliti keabsahannya, jaminan

yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition (kondisi usaha)

Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah

layak nantinya untuk membayar. Misalmya, kondisi produksi tanaman

tertentu sedang membludak pasaran (jenuh), maka untuk sektor ini

sebaiknya dikurangi. Kondisi lainnya yang harus diperhatikan adalah

kondisi lingkungan sekitar, misalnya kondisi keamanan dan kondisi

sosial masyarakat.

Dalam rangka menimalisir pembiayaan bermasalah, perlu diambil

langkah-langkah untuk penanganan pembiayaan tersebut berdasarkan pada

kelancaran pembayarannya. Menurut Usanti (2014), ada beberapa strategi

yang dapat dilakukan, yaitu: pertama, melanjutkan hubungan dengan

nasabah. Strategi ini dilakukan apabila nasabah dinilai kooperatif dan

masih memiliki prospek usaha, serta melakukan langkah-langkah

restrukturisasi (rescheduling, reconditioning atau restructuring). Dalam

Page 38: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

22

kondisi ini, pihak bank akan menghubungi nasabah dan memberitahukan

perihal rencana restrukturisasi atas pembiayaannya. Pihak bank akan

melakukan penghimpunan data dan informasi lengkap atas nasabah yang

pembiayaannya bermasalah. Kemudian dilakukan evaluasi/analisa

restrukturisasi berdasarkan strategi penyelamatan yang ditetapkan melalui

kesepakatan bersama. Kedua, memutuskan hubungan dengan nasabah jika

dinilai tidak lagi kooperatif dan/atau sudah tidak memiliki prospek usaha.

Penyelesaian pembiayaan dilakukan melalui: penyerahan agunan/ aset

yang berupa eksekusi objek jaminan dan gugatan perdata.

Penyelesaian serupa juga disarankan oleh Wahyuni dan Werastuti

(2013), yaitu melalui tindakan penyelamatan berupa restrukturisasi

pembiayaan dalam rangka membantu nasabah untuk menyelesaikan

kewajibannya, melalui:

a. penjadwalan kembali (rescheduling),

Perubahan jadwal pembayarankewajiban nasabah atau jangka

waktunya. Berdasarkan SEBI No.13/18/ DPbS tanggal 30 Mei 2011

yang dimaksud dengan Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu

perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktu

pembayaran kewajiban tersebut. Akan tetapi, tidak termasuk

perpanjangan atas pembiayaan mudharabah atau musyarakah yang

memenuhi kualitas lancar dan telah jatuh tempo serta bukan

disebabkan nasabah mengalami penurunan kemampuan

membayar.(Usanti,2014)

Page 39: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

23

b. persyaratan kembali (reconditioning),

Perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan tanpa

menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus dibayarkan

kepada bank, antara lain meliputi:

1) perubahan jadwal pembayaran;

2) perubahan jumlah angsuran;

3) perubahan jangka waktu;

4) perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau

musyarakah;

5) perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah

atau musyarakah; dan/atau:

6) pemberian potongan.

c. penataan kembali (restructuring).

Perubahan atas persyaratan pembiayaan yang antara lain meliputi:

1) penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank;

2) konversi akad Pembiayaan;

3) konversi Pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka

waktu menengah; dan/atau;

4) konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada

perusahaan nasabah, yang dapat disertai dengan rescheduling atau

reconditioning.

Wahyuni (2013) Pembiayaan yang diberikan Bank selalu memiliki

potensi resiko kegagalan pembayaran yang menyebabkan pembiayaan

Page 40: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

24

bermasalah.Untuk mengurangi resiko yang timbul dari pemberian

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, maka diperlukan penanganan

secara maksimal terhadap pembiayaan bermasalah. Upaya dari perbankan

syariah untuk menyelesaiakan pembiayaan bermasalah prinsipnya hampir

sama dengan yang dilakukan oleh perbankan konvensional. Upaya tersebut

seperti Restrukturisasi Pembiayaan, Jaminan Eksekusi (menjual agunan),

dan penyelesaian melalui pengadilan. Salah satu upaya yang dianggap

sebagai metode yang paling efektif untuk mengatasi pembiayaan

bermasalah adalah penjualan barang agunan, dimana uang yang diperoleh

dari hasil penjualan barang agunan tersebut digunakan untuk membayar

kembali pembiayaan.

Untuk mengatasi pembiayaan macet pihak bank perlu melakukan

penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan

dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu

pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi pembiayaan terkena

musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi pembiayaan yang sengaja

lali untuk membayar.

Pembinaan pembiayaan bermasalah adalah upaya yang dilakukan

oleh Bank dalam pengelolaan pembiayaan bermasalah agar dapat

diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan tujuan dari pemberian

pembiayaan tersebut, termasuk upaya-upaya penagihan. Penagihan

pembiayaan adalah kegiatan yang dilakukan Bank untuk memperoleh

sejumlah dana tertentu dari nasaah sebagai pembayaran kewajiban pokok

Page 41: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

25

dan margin (bagi hasil) atau kewajiban lainnya yang telah jatuh tempo.

Adapun tujuan dari dilakukannya penagihan pembiayaan ini adalah untuk

menjaga dan memelihara kedisiplinan dan tertib pelaksanaan pembayaran

kewajiban nasabah sesuai dengan jadwal waktu pembayaran yang telah

ditetapkan dalam akad pembiayaan yang telah disepakati.Selain itu

penagihan pembiayaan juga bertujuan untuk menghindarkan Bank dari

kemungkinan kerugian yang dihadapi akibat tertundanyaatau tidak

terbayarnya kewajiban nasabah kepada Bank.

2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam

perusahaan sendiri, dan faktor utama dalam faktor ini adalah faktor

managerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang

disebabkan perusahaan. Untuk menentukan langkah yang perlu diambil

dalam menghadapi pembiayaan bermasalah terlebih dahulu perlu diteliti

sebab-sebab terjadinya pembiayaan bermasalah. Apabila pembiayaan

bermasalah disebabkan faktor eksternal, perusahaan tidaklah perlu

melakukan analisis lebih lanjut. Yang perlu dianalisis adalah faktor

internal yaitu faktor yang terjadi akibat manajerial. Apabila Bank telah

melakukan pengawasan secara seksama dari hari kehari, bulan ke bulan,

dan tahun ketahun, lalu timbul pembiayaan bermasalah, sedikit banyak

terkait pula dengan kelemahan pengawasan itu sendiri. Kecuali aktivitas

pengawasan telah dilaksanakan dengan baik, masih juga terjadi kesulitan

Page 42: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

26

keuangan, perlu diteliti sebab akibat pembiayaan bermasalah secara lebih

mendalam. Kemungkinan kesalahan tersebut diakibatkan oleh kesengajaan

managemen perusahaan, yang berarti pengusaha telah melakukan hal-hal

yang tidak jujur. Misalnya mengalihakn pengunaan dana yang tersedia

untuk keperluan kegaiatan usaha lain diluar usaha yang

disepakati.(Faturrohman,2014:73)

Dalam lembaga keuangan tentunya pembiayaan bermasalah menjadi

musuh nomor satu dalam sebuah pengembagan usaha, keberadaanya

mempengaruhi rentabilitas usaha dan menurunkan tingkat kualitas aktiva

produktif. Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor

internal dan faktor eksternal.

Ibrahim dan Rahmati(2017) menyebutkan bahwa faktor yang

mempengaruhi pembiayaan bermasalah adalah faktor karakter nasabah,

keadaan ekonomi, pengelolaan usaha yang kurang profesional serta kurang

telitinya pihak BMT dalam menganalisis data calon nasabah. Pembiayaan

bermasalah ditangani dengan cara kekeluargaan yaitu dengan pendekatan

khusus kepada nasabah yang bermasalah sehingga bersedia melunasi

semua sisa angsurannya.

Resiko yang terjadi dari pinjaman adalah peminjam yang tertunda atau

tidak mampu peminjam untuk membayar yang membayar kewajiban yang

telah dibebankan , untuk mengantisipasi hal tersebut maka bank syariah

harus mampu menganalisis penyebab permsalahannya. Analisis dan

Page 43: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

27

penyelesaian pembiayaan bermasalah di bank syariah dapat dilakukan

dengan langkah-langkah berikut (Ikatan Bankir,2007) :

a. Analisis sebab kemaceta. Analisis sebab-sebab kemacetan

pembiayaan dapat dilakukan pada aspek eksternal dan internal berikut:

1) Asppek internal

a) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut

b) Manajemen tidak baik atau kurang rapi

c) Laporan keuangan tidak lengkap

d) Penggunaan dana yang tidaksesuai dengan perencanaan

e) Perencanaan yang kuyrang matang

f) Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan

usaha tersebut.

2) Aspek eksternal

a) Aspek pasar kurang mendukung

b) Kemampuan daya beli masyarakat kurang

c) Kebijakan pemerintah

d) Pengaruh lain di luar usaha

e) Kenakalan peminjam

b. Mengali potensi peminjam anggota yang mengalami kemacetan dalam

memenuhi kewqajiban harus dimotivasi untuk memulai kembali atau

membenahi dan mengantisipasi penyebab kemacetan usaha atau

angsuran, untuk tidak perlu digali potensi yang ada pada peminjam

Page 44: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

28

agar dana yang telah digunakan lebih efektif digunakan. Hal-hal yang

perlu diperhatikan

a) Adakah peminjam memiliki kecakapan lain ?

b) Adakah peminja memiliki usaha lainnya?

c) Adakah penghasilan lain peminjam?

Menurut Usati(2014)Terdapat faktor-faktor yang juga mempengaruhi

pemilihan sasaran strategi yaitu:

1) Tingkat kerjasama dengan nasabah

2) Penetapan lamanya waktu proses yang jelas dan rasional

3) Biaya dan manfaat dalam pelaksanaan strategi

4) Pengawasan Bank misal; letak geografik, media komunikasi dan

sebagainya.

Sepandai apapun analisis pembiayaan dalam menganalisapermohonan

pembiayaan, kemungkinan pembiayaan bermasalah pasti ada.Hal ini

kurang lebih disebabkan oleh 2 faktor, yakni dari pihak bank (faktor

internal) kurang teliti dalam menganalisa, atau bahkan dapat pula

terjadikerjasama yang tidak jujur antara pihak analis pembiayaan dengan

pihakdebitur sehingga analisanya dilakukan secara subyektif.Kemudian

unsur yang kedua pihak nasabah (faktor eksternal) yaitukelalaian dari

pihak nasabah yang menyebabkan pembiayaan bermasalah, yang mana

dapat disebabkan oleh faktor kesengajaan

ataupunketidaksengajaan.Menurut Mahmoedin (2010) “Faktor intern yaitu

Page 45: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

29

segala yangmempengaruhi aspek pembiayaan yang berasal dari dalam

lembagakeuangan itu sendiri”, yang meliputi:

a. Peran BMT

Peran BMT adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang

memegangpimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau

peristiwa. Jadiperan BMT yaitu manajemen pembiayaan agar bisa

beroperasi sesuaidengan tujuan BMT, dan meminimalisir hal-hal

yang tidak di inginkan.

b. Itikad nasabah

Itikad nasabah adalah keyakinan, kepercayaan atau kemauan

yangteguh. Maka itikad seorang nasabah harus tinggi untuk bisa

memenuhikewajibannya untuk membayar angsuran terhadap

pembiaayaan yangdiberikan kepadanya.

c. Perencanaa

Perencanaan adalah rancangan atau rangka sesuatu yang

akandikerjakan. Maka perencanaan adalah sebuah strategi yang

dijalankan olehnasabah dalam menggunakan dana pinjaman.

d. Administrasi nasabah

Administrasi nasabah adalah usaha dan kegiatan yang

berkaitandengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai

tujuan. Makaadministrasi nasabah yang berkaitan dengan laporan

Page 46: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

30

keuangan, pencatatansegala transaksi dari usaha yang dijalankan

oleh nasabah.

Faktor ekstern yaitu aspek yang mempengaruhi pembiayaan yang

berasal dari luar lembaga keuangan”, yang meliputi:

a. Musibah

Musibah adalah kejadian atau peristiwa menyedihkan

yangmenimpa. Peristiwa yang tidak disengaja yang bisa sewaktu-

waktu terjadi,yang mungkin dapat menghambat kelancaran

pembayaran cicilan ataupelunasan pembiayaan.

b. Musim

Musim adalah waktu tertentu yang bertahan dengan keadaan

iklim,yang menjadi penyebab kerugian atau hambatan suatu usaha

yangdijalankan. Namun dalam hal ini iklim bisa diantisipasi

dengan adanyaperencanaan yang matang.

c. Peraturan Pemerintah

Peraturan pemerintah adalah aturan-aturan yang dibuat oleh

yangberkuasa untuk mengatur sesuatu aturan-aturan, petunjuk yang

dibuat olehpemerintah.

Itikad nasabah adalah faktor yang paling dominan, mengapadikatakan

demikian karena itikad adalah keyakinan, kepercayaan ataukemauan yang

teguh.Maka itikad nasabah dalam menunaikan hak dan

kewajibanpembiayaan menentukan baik atau buruknya nasabah itu sendiri

yangakanberpengaruh terhadap pembiayaan macet.Dalam menangani

Page 47: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

31

pembiayaanbermasalah pimpinan bank harus tetap berpegang teguh pada

pedomanpokok penanganan pembiayaan bermasalah yaitu usaha

menyelamatkanpembiayaan secara maksimal (Mahmoedin, 2010: 35)

3. Kesehatan BMT

Penilaian tingkat kesehatan merupakan kegiatan penting bagi

perusahaan, karena dengan penilaian tingkat kesehatan tersebut akan dapat

diketahui sejauh mana perusahaan (berdasarkan kriteria dan ukuran

tertentu) dapat dipandang berhasil atau kurang berhasil dalam menjalankan

usahanya. Hasil penilaian tingkat kesehatan tersebut dapat dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan dan bahkan pedoman guna membenahi,

memperbaiki, mengubah, atau menghentikan suatu kebijakan manajemen

perusahaan (Sugiyarso, 2011: 130).

Sama halnya juga koperasi yang juga salah satu pelaku dalam

perekonomian, bahkan mempunyai peranan besar dalam perekonomian

rakyat. Oleh karena itu, koperasi agar dapat bersaing dengan perusahaan

lain harus dalam kondisi sehat. Untuk kepentingan tersebut, penilaian

kesehatan koperasi harus dilakukan secara periodik (Sugiyarso, 2011:130).

Tingkat kesehatan Koperasi Syariah adalah suatu kondisi sebuah yang

dinyatakan dalam kategori Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat, dan Tidak

Sehat (Buchori, 2012 : 229).

Aspek kesehatan BMT secara garis besar dapat dilihat dari dua

aspek, yaitu aspek kinerja keuangan, serta kelembagaan dan manajemen

(Sugiarso, 2011: 133):

Page 48: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

32

a. Kinerja Keuangan: BMT mampu melakukan penggalangan,

pengaturan, penyaluran, dan penempatan dana dengan baik, teliti,

hati-hati, dan benar, sehingga berlangsung kelancaran arus

pendanaan dalam pengelolaan kegiatan usaha.

b. Kelembagaan dan Manajemen: BMT memiliki kesiapan untuk

melakukan operasinya dilihat dari sisi kelengkapan legalitas, aturan-

aturan, dan mekanisme organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan,

pendampingan dan pengawasan, SDM, permodalan, sarana, dan

prasarana kerja

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah

bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata

lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara

kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat

membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh

pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama

kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan

dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta

bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus

mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik,

dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian,

menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat

Page 49: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

33

memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus

senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan,

yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada

prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen

penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi interpretasi penilaian

pada aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.

Non Performing Financing perlu diperhatikan karena sifatnya yang

fluktuatif dan tidak pasti. Rasio NPF adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur resiko kegagalan dari pembiayaan, dimana NPF adalah rasio

antara pembiayaan bermasalah (yang masuk dalam kriteria pembiayaan

kurang lancar, diragukan, dan macet) dengan total pembiayaan yang

disalurkan (Mutamimah, 2012).

Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan yang tidak

memiliki performance yang baik dan diklasifikasikan sebagai kurang

lancar, diragukan dan macet. Tugas Bank Indonesia (BI) antara lain adalah

mempertahankan dan memelihara sistem perbankan yang sehat dan dapat

dipercaya dengan tujuan menjaga perekonomian. Untuk itu BI selaku Bank

sentral dan pengawas perbankan di Indonesia memberikan ketentuan

ukuran penilaian tingkat kesehatan Bank. Salah satu ketentuan BI

mengenai NPF adalah Bank-Bank harus memiliki NPF kurang dari 5%

Page 50: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

34

Non Performing Financing (NPF) Net. NPF Net adalah

perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan

kolektibilitas 3 sampai dengan 5 (Kurang lancar, diragukan, Macet)

dikurangi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) kolektibilitas

3 sampai dengan 5 (Kurang lancar, diragukan, Macet) dibandingkan

dengan total pembiayaan yang diberikan oleh Bank.

Menururt Renadi (2006), batasan maksimal NPF bagi perbankan

nasional pada saat ini sudah mendesak untuk dijadikan ukuran yang

penting dikaitkan dengan keberhasilan kinerja keuangan sebuah bank.

Adanya sikap skeptis yang mempersoalkan apakah batasan angka NPF

pada saat ini merupakan ukuran yang cukup penting dikaitkan dengan

keberhasilan kinerja keuangan sebuah bank perlu untuk dibahas. Dalam

kondisi normal, angka NPF yang tinggi dari sebuah bank komersial

merupakan salah satu indikator yang sering dipakai untuk memprediksi

prospek kelangsungan hidup (sustainability) bank tersebut.

Karena angka NPF merupakan salah satu indikator penting dalam

pengukuran tingkat tingkat kesehatan bank, maka seluruh bank akan tetap

berusaha menekan angka NPF ini, jika perlu bank tersebut tidak

melakukan ekspansi kredit jika mereka tidak yakin terhadap prospek

debitur yang dibiayai. Angka NPF dan CAR merupakan dua indikator

prinsip kehati-hatian bank yang harus dijaga di dalam setiap melakukan

ekspansi pembiayaan.

Page 51: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

35

Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) menyebutkan rasio pembiayaan bermasalah (non

performing financing/NPF) industri bank umum syariah per Juni 2016

mencapai 5,68% (gross). Angka ini melampaui ketentuan, yakni maksimal

5%. Sementara, NPF unit usaha syariah terkendali di level 3,49% (gross).

Secara keseluruhan, NPF perbankan syariah, baik bank umum syariah

maupun unit usaha syariah, mencapai lebih dari 5% per Juni 2016.

Kenaikan rasio pembiayaan macet ini menjadi lampu kuning bagi industri

perbankan syariah untuk lebih hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan

(news cnnindonesia.com).

Koperasi Syariah perlu mengatur strategi agar tingkat NPF nya tidak

dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Karena jika semakin besar tingkat

pembiayaan bermasalah yang dimiliki oleh suatu koperasi, maka akan

berakibat buruk bagi jalannya operasional dan kinerja keuangan koperasi

tersebut. Dan semakin besar pula biaya yang ditanggung atas pembiayaan

bermasalah tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi profitabilitas

dan akan menentukan tingkat laba yang akan diperoleh koperasi

(Alissanda, 2015).

Tabel 2.2Kriteria Peringkatan Profil Risiko (NPF)

Peringkat Keterangan Kriteria

1. Sangat Sehat <2%

2. Sehat 2% ≥NPL <5%

3. Cukup Sehat 5% ≤NPL <8%

4. Kurang Sehat 8% ≤ NPL <12%

5. Tidak Sehat ≤ NPL ≥12%

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia N0.9/DPbP Tahun 2007

Page 52: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

36

36

BAB III

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM BMT

1. Sejarah BMT Sumber Usaha

Para pengusaha dan pedagang mikro di sekitar Desa Karang Duren

dalam mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam akses

permodalan.Hal inilah yang melatarbelakangi pendirian BMT Sumber

Usaha.Namun, para pengusaha dan pedagang mikro dengan latar belakang

pendidikan yang terbatas serta didominasi oleh kelompok lemah dalam

pemenuhan modal usaha biasanya meminjam modal kepada rentenir

dengan pengembalian beserta bunga yang sangat tinggi.

Akses lain yang dapat dilakukan pengusaha dan pedagang mikro

dalam pemenuhan modal dapat melalui lembaga perbankan, namun

mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku serta

proses yang lama. Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah

lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem

dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Tak jarang

pihak perbankan lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke

atas.Faktor inilah yang disiasati oleh pendiri BMT. Berdirinya BMT

Sumber Usaha diharapkan menjadi penghubung antara surplus dana dan

Page 53: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

37

37

para pengusaha, pedagang atau sektor lain dalam pemenuhan dana untuk

menjalankan aktivitas perekonomiannya. BMT Sumber Usaha disamping

menjalankan usahanya demi memperoleh keuntungan dunia dan menjalin

persaudaraan juga memperoleh keuntungan akhirat karena berupaya untuk

menjauhi riba dalam bermuamalah.

Pada tanggal 18 Mei 2001 berdirilah BMT Sumber Usaha, yang

dipelopori oleh para tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren yang

berjumlah 17 orang. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya

BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H. A.

Djuremi, dan para ulama yang ada di desa Karangduren Kec. Tengaran

seperti KH. Fatchul Mu’in.

BMT Sumber Usaha pada tanggal 4 Juli 2001 mendapat perizinan

sebagai Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan

Menengah dengan Badan Hukum Koperasi Nomor

236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001. Pada awal beroperasinya BMT berada

di Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas

TNI.Namun pada tahun 2005, BMT Sumber Usaha telah menempati

gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan ruangan

yang representatif dan lokasi yang strategis.Sumber daya insani yang

dahulu berjumlah 3 orang di awal beroperasinya BMT Sumber Usaha kini

telah menjadi 14 orang.

Page 54: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

38

2. Visi dan Misi BMT Sumber Usaha

a. Visi

Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.

b. Misi

1) Menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang

kehidupan ekonomi rakyat

2) Pembinaan perkoperasian di bidang usaha yang berkaitan langsung

dengan kepentingan anggota dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

bukan anggota yang menghasilkan sisa hasil usaha berupa kegiatan

unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah serta kegiatan jasa

c. Tujuan

1) Wadah pembinaan untuk membangun dan mengembangkan

potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya dan

masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan ekonomi dan

sosialnya

2) Motivator dan dinamisator bagi peningkatan bidang organisasi

manajemen dan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para

anggota serta masyarakat di sekitarnya

Page 55: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

39

Secara umum struktur organisasi BMT Sumber Usaha dibagi

menjadi 4 yaitu pengurus, dewan pengawas syariah, dewan penasihat dan

pengelola. Berikut struktur organisasi BMT Sumber Usaha :

Sumber : BMT Sumber Usaha

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi BMT Sumber Usaha

a. Pengurus

Pengurus BMT Sumber Usaha periode 2015–2017 adalah sbb. :

Ketua : Waluya Taruna, S.Pd, M.Pd

Sekertaris : Wignyo Gutomo, S.H.

Page 56: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

40

Bendahara : Drs. H. Soliminudin, MM

b. Pengawas

Ketua merangkap anggota: H. Dhofari, S.Pd, MM

Anggota I : Agus Joko Susilo, SE

Anggota II : Rinif Budi Prasetyo, SH

c. Karyawan

1) Teguh Herwanto (Manager)

2) Alip Wiloyono, SE (Kasi Umum)

3) Luthfi Al Jauhari, S.Ag (Kasi Pelayanan)

4) Yulianingsih, SE (Staff Pemasaran)

5) Nur Kholiq (Kasi Penagihan)

6) Anida Fitri Nuisusanti (Admin)

7) Salig, S.Ag (Staff Pemasaran)

8) Totok Pramono, SE. (Kasi Pembiayaan)

d. Penasehat Syar’i :

1) H. M.Zuhri

2) Supriyanto

e. Tenaga Outsorsing

1) Ayu Indriani (Teller)

2) Kadang Wismono (Penagihan)

3) Reni Purwanti, SE (Admin)

4) Waluyo (Security )

5) Ari Suwarno ( Penagihan)

Page 57: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

41

6) Hafnel Oktario, S.Pt (IT)

3. Job Discription

Ditinjau dari struktur organisasi yang melibatkan pengurus, dewan

syariah, dan pengelola dapat dideskripsikan pekerjaan dari masing-masing

bagian di BMT Sumber Usaha sebagai berikut:

a. Ketua

Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan yaitu :

1) Menyelengarakan RAT

2) Menyusun atau merumuskam kebijakan umum untuk dapat

persetujuan rapat anggota

3) Mengevaluasi kegiatan BMT

4) Mensosialisasikan BMT

5) Menyelenggarakan rapat pengurus

a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT

b) Bersama pengelola menentukan dan membuat kebijakan

strategi BMT

c) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

lembaga lain

Selain menjalankan tugasnya, ketua memiliki wewenang untuk:

1) Mengangkat dan memberhentikan Manajer BMT

2) Menyetujui dan menolak mengenai :

a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang manajer

Page 58: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

42

b) Kebijakan BMT dengan pertimbangan dari pengurus yang

lain

c) Kerjasama dengan pihak lain

d) Anggaran yang diajukan manajer dengan pertimbangan

dari bendahara pengurus

3) Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada yang ditunjuk jika

berhalangan

4) Dengan manajer memilih dan memutuskan KAP yang ditugaskan

untuk mengaudit laporan pengelola

b. Sekretaris

Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan oleh sekretaris yaitu:

1) Mengagendakan acara pada kegiatan:

a) Rapat pengurus

b) Rapat anggota

c) Pertemuan pengurus dengan pengelola

d) Kunjungan pengurus ke instansi atau lembaga

2) Menerima dan melayani tamu yang berhubungan dengan ketua

pengurus BMT

3) Menyusun konsep surat-surat keluar dan masuk dari pengurus

4) Menyampaikan amanat dari ketua dalam pertemuan apabila ketua

berhalangan hadir

Page 59: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

43

5) Menyerap dan menyampaikan aspirasi anggota koperasi

6) Menerima masukan (saran dan kritik) yang diajukan oleh para

pengelola kepada pengurus

7) Menyusun konsep kebijakan (policy) pengurus atas BMT

4. Produk BMT Sumber Usaha

a. Simpanan

1) Sirela

Sirela adalah simpanan sukarela lancer yang setoran dan

penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kerja. Bagi

hasil keuntungan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan

diberikan setiap akhir bulan langsung menambah saldo Sirela.

Adapun syarat untuk memiliki produk Sirela, yaitu:

1) Pembukaan rekening atas nama perorangan/ lembaga

2) Setoran pertama Rp. 10.000,-

3) Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-

4) Penarikan dapat dilakukan setiap jam kerja

Besarnya bagi hasil Sirela dihitung atas saldo rata-rata harian

dengan kadar keuntungan sebesar 30:70.

2) Sisuka

Sisuka adalah simpanan sukarela berjangka atas dasar akad wadiah

yadlomanah yang dikelola dengan system syariah Islam. Jangka

Page 60: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

44

waktu jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Adapun syarat

untuk memiliki produk Sisuka, yaitu:

a) Pembukaan rekening atas nama perorangan/ lembaga

b) Pembukaan rekening dengan setoran minimal Rp. 1.000.000,-

c) Biaya materai Rp. 6.000,-

b. Pembiayaan (lending)

1) Pembiayaan Murabahah

Merupakan produk pembiayaan berasaskan jual beli dimana pihak

BMT bertindak sebagai penjual dan anggota sebagai pembeli.

Sistem pengembalian pembiayaan dilakukan secara cicilan sesuai

jangka waktu yang disepakati, sebesar jumlah pokok ditambah

margin. Pembiayaan murabahah di BMT Sumber Usaha

penggunaannya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu anggota umum

dan pegawai.

Prosedur permohonan pembiayaan murabahah untuk anggota

umum harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Mengisi formulir permohonan pembiayaan

b) Fotocopy KTP, kartu keluarga

c) Fotocopy surat jaminan BPKB atau sertifikat (jika jaminan

maka dilampirkan fotocopy STNK terbaru)

Page 61: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

45

Adapun ketentuan plafond permohonan pembiayaan untuk anggota

umum yaitu:

a) Plafond maksimal Rp. 50.000.000,- selebihnya aka nada

pembahasan lanjut ke pengurus dengan kepala bagian

pembiayaan

b) Jangka waktu pinjaman 36 bulan atau lebih diminimalkan

Apabila permohonan pembiayaan dikabulkan, maka akan

dikenakan biaya-biaya sebagai berikut:

a) Administrasi dan provisi 2.5% dari jumlah pinjaman, biaya

materai

b) Pembukaan rekening Sirela Rp. 20.000,- (jika anggota belum

memiliki)

c) Asuransi jiwa dan biaya pengikatan disesuaikan dengan jumlah

pinjaman

d) Asuransi TLO disesuaikan dengan tahun kendaraan

e) Untuk pinjaman tempo kurang dari 1 bulan besarnya

administrasi 1% ditambah biaya materai. Pinjaman tempo 1 s/d

3 bulan besarnya biaya administrasi 1.5% ditambah biaya

materai

Prosedur permohonan pembiayaan untuk pegawai harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

a) Ada MOU dengan lembaga atau instansi terkait

Page 62: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

46

b) Fotocopy KTP, kartu keluarga, surat nikah, dan SK

c) Fotocopy surat jaminan BPKB atau sertifikat (jika jaminan

maka dilampirkan fotocopy STNK terbaru)

d) Mengisi formulir permohonan pembiayaan

e) Melampirkan slip gaji yang ditandatangani oleh bendahara

terkait

Adapun ketentuan plafond permohonan pembiayaan untuk pegawai

yaitu:

a) Plafond maksimal Rp. 20.000.000,- selebihnya aka nada

pembahasan lebih lanjut ke pengurus dengan kepala bagian

pembiayaan

b) Jangka waktu pinjaman 60 bulan atau lebih diminimalkan.

Pinjaman tempo maksimal 3 bulan (pokok dibayar akhir)

Apabila permohonan pembiayaan dikabulkan, maka akan

dikenakan biaya-biaya sebagai berikut:

a) Administrasi dan provisi 2.5% dari jumlah pinjaman, biaya

materai

b) Pembukaan rekening Sirela Rp. 20.000,- (jika anggota belum

memiliki)

c) Asuransi jiwa dan biaya pengikatan disesuaikan dengan jumlah

pinjaman

d) Asuransi TLO disesuaikan dengan tahun kendaraan

Page 63: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

47

e) Untuk pinjaman tempo kurang dari 1 bulan besarnya

administrasi 1% ditambah biaya materai. Pinjaman tempo 1 s/d

3 bulan besarnya biaya administrasi 1.5% ditambah biaya

materai

2) Qardhul Hasan

Merupakan pinjaman kebajikan untuk usaha yang produktif bagi

yang berhak. Dalam akad ini peminjam hanya berkewajiban

mengembalikan pinjaman sebesar pokok pinjaman tanpa tambahan

apapun.

Page 64: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

48

B. Data Diskriptif

Tabel 3.1DATA KEUANGAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI

NO KETERANGAN 2015 2016 2017

1 Aset 30.803.037.168 35.510.920.662 39.198.619.849

2 Kas 498.643.373 786.847.473 652.989.173

3

Penempatan pada

Bank 8.291.270.265 11.685.372.684 16.329.901.358

4

Pembiayaan yang

diberikan

*jumlah anggota 1.986 2.039 1.897

*pembiayaan yang

diberikan 21.638.943.204 23.231.379.451 22.359.620.914

5

PPAP

khusus/cadangan

risiko -269.213.253 -600.000.000 -812.977.585

6 gedung dan invertasi 607.210.279 407.321.054 308.968.034

7 rupa-rupa aktiva 36.183.300 360.118.000

8 dana pihak ketiga

*jumlah aggota 8.391 9.634 10.408

*dana masyarakat 27.856.041.472 32.047.978.798 34.967.803.357

*dana pinjaman 335.000.000 335.000.000 335.000.000

9 rupa-rupa pasiva 31.505.979 79.359.087 78 315.572

10

modal dasar (20

anggota) 1.312.382.740 1.312.382.740 1.378.002.090

11 cadangan modal 437.498.287 938.613.377

12 pendapatan 4.603.436.000 4.667.887.000 5.746.576.993

13 beban biaya 3.335.325.023 3.379.185.250 4.245.691.449

14 laba(rugi) 1.268.110.077 1.298.701.750 1.500.885.544

Sumber : BMT Sumber Usaha

Dari tahun ke tahun BMT Sumber Usaha mengalami perkembangan yang

baik dibuktikan semakin meningkatnya jumlah anggota,aset dan pendapatan

pertahunnya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa BMT Sumber Usaha

sudah di percaya di kalangan masyarakat. Meskipun banyak pesaing di lembaga

Page 65: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

49

keuangan khususnya di area Tengaran BMT Sumber Usaha mampu meningkatkan

anggota baru tiap tahunnya.

Page 66: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

50

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Usaha

Penanganan terhadap nasabah pembiayaan yang ada di BMT Sumber

Usaha sama halnya penanganan pada bank-bank lain, yang membedakan

hanya saja cara atau proses penanganannya. Di BMT Sumber Usaha juga ada

petugas penagihan apabila ada nasabah yang bermasalah yang di sebut

dengan collector. Berdasarkan hasil wawanca dengan Bapak Kadang

Wismono selaku collector di BMT Sumber Usaha. Proses penaganan

pembiayaan bermasalah ditangani atau diproses berdasarkan tunggakan daftar

tunggakan yang dihasilkan oleh Bagian Akuntansi dan keuangan. Penaganan

yang adadi BMT Sumber Usaha adalah sebagai berikut :

1) Teguran (peringatan)

Teguran ini dilakukan salah satunya dengan di sms, telpon,surat

teguran ini dilakukan apabila pihak nasabah berada dikategori

diperhatikan. Teguran ini biasanya berisi peringatan bawah

pembiayaannya sudah jatuh tempo.

Sebagian besar nasabah BMT Sumber usaha jika sudah mendapat

pemberitahuan dari pihak BMT Sumber Usaha mengenai

pemberitahuan tunggakan mereka langsung segera datang ke BMT

untuk melakukan pembayaran angsuran. Karena lokasi BMT Sumber

Page 67: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

51

51

Usaha sangat strategis yaitu dekat pasar dan jalan raya jadi tidak ada

alasan sibuk / tidak ada waktu untuk membayar angsuran , selain itu

juga ada petugas khusus yang bertugas mengambil angsuran jika

nasabah tidak sembat datang langsung ke BMT.

2) Reschedulling (penjadwalan ulang)

Anggota diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu

pembiayaan maupun jangka waktu angsuran dengan porsi nasabah

mengalami kategori macet dan masih terdapat tunggakan setelah jatuh

tempo pembayaran serta usaha yang dijalankan oleh nasabah masih

memungkinkan untuk memenuhi kewajiban dalam pembayaran

pembiayaan. Reschedulling ini dilakukan apabila nasabah dalam

ketegori diragukan.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan Bapak Hafnel

Oktario Rescheduling ini juga sering dilakukan setelah proses

peneguran atau peringatan. Proses ini dilakukan apabila pihak nasabah

datang ke BMT dan menjelaskan masalah atau faktor kenapa nasabah

tersebut tidak bisa membayar angsuran tepat waktu. Jika nasabah

tersebut menceritakan yang sebenarnya maka BMT akan mencarikan

solusi yang tepat mengenai masalah tersebut.

Contoh : Ibu X mempunyai pembiayaan di BMT Sumber Usaha.

Beliau melakukan pembiayaan guna membeli perlengkapan pertanian.

Pada musim kemarau ibu X mengalami kegagalan panen dan ibu X

belum bisa membayar angsuran bulan ini. Ibuk X datang ke BMT dan

Page 68: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

52

menceritakan musibah yang dialaminya kemudian pihak BMT

memberikan kebijakan terhadap ibu X dengan menambah atau

memperpanjang jadwal angsuran.

3) Reconditioning (Persyaratan kembali)

Salah satu nasabah yang di lakukan proses reconditioningmisalnya

nasabah yang berprofesi sebagai karyawan dan beliau sudah tidak

bekerja di pbrik tersebut karena danya pengurangan karyawan,

sehingga beliau beralih peofesi sebagai pedang dan penghasilannya di

bawah penghasilan pabrik, maka dari itu karyawan BMT menyarankan

untuk melakukan proses reconditioningyang mana pembiayan sisa

pembiayaan pokok dan marjin di jumlahkan dan di bagi dengan

kesangupan / kemampuan angsuran nasabah tersebut. Proses

reconditioning ini dengan syarat tidak boleh ditambah atau di kurangi

dari nominal pokok plus margin.

Contoh : Bapak X memiliki pembiayaan sebesar Rp. 12..000.000.

dengan angsuran Rp. 625.000 per bulan nya, akan tetapi setelah

berjalan selama kurang lebih 1 tahun Bapak X tidak sangup untuk

membayar angsuran dikarenakan pendapatannya menurun. Bapak X

hanya mampu membayar angsuran sekitar Rp. 300.000 maka BMT kan

melakukan proses reconditioningyaitu persyaratan kembali. Dengan

perhitungan sebagai berikut :

Besar pinjaman Rp. 12.000.000

Besar angsuran Rp. 625.000 x 12 Rp. 7.500.000

Page 69: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

53

Sisa pinjaman Rp. 4.500.000

Kemampuan angsuran Rp. 300.000

4.500.00 : 300.000 = 15

Jadi bapak X setelah di proses reconditioningberkewajiabn

membayar angsuran sekitar Rp. 300.000 + administrasi selama 15

bulan.

4) Restructuring

Pihak BMT memberikan tambahan pembiayaan untuk

memperbaiki usahanya ketika nasabah mengalami bencana alam dan

nasabah membutuhkan biaya untuk menghidupkan usahannya.

Seperti pada saat adanya kebakaran pada sebuah toko sembako

yang mengakibatkan usaha nasabah merugi dan tidak bisa membayar

kewajiban sehingga pihak BMT memberikan penambahan plafon

untuk membangkitkan usahanya kembali dan kewajiban yang sempat

tidak terbayarkan dapat terpenuhi kembali. Tindakan restructuring ini

dilakukan apabila pihak nasabah dalam kategori macet.

Proses penaganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT

Sumber Usaha dilakukan secara manusiawi dan sesuai dengan data-data

yang ada di BMT Sumber Usaha. Proses yang paling sering dilakukan

dalam penaganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT Sumber

Usaha adalah teguran. Kekurangan dari teguran ini adalah penagangan

yang dilakukan dengan cara teguran masih manual atau masih di tulis

sendiri oleh petugas khusus yang disebut collector. Dan dalam proses

Page 70: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

54

teguran ini mempunyai hambatan yaitu : no Hp sudah tidak bisa dihubung,

nasabah yang menyepelekan teguran / peringatan tersebut sehingga di

perlunya tindakan berikutnya.

B. Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah di BMT Sumber

Usaha

BMT telah memiliki sistem penilaian 5C pada persyaratan analisis

pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh BMT tidak selamanya berjalan

dengan lancar karena setiap nasabah memiliki karakter yang berbeda-beda,

selain dari segi nasabah penyebab terjadinya pembiayaan itu menjadi masalah

adalah dari segi BMT itu sendiri.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan Bpk Hafnel Oktario

selaku SDM BMT Sumber Usaha Faktor pemyebab terjadinaya pembiayaan

bermasalah adalah sebagi berikut :

1. Faktor Intern

a. Petugas

Dalam hal ini faktor yang dapat disebabkan oleh karakter dan

kemampuan petugas (account officer) dalam menganalisa calon

anggota kurang baikatau cermat, dikarenakan kedekatan dengan

anggota atau juga ketidak mampuan account officer menganalisis

secara baik karater usaha dan karakter anggota. Sehingga,analisa

yang disajikan tidak akurat.

Page 71: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

55

b. Sistem

Dalam hal ini, sistem dan produser penyaluran pembiayaan yang ada

kalanya dilanggar sehingga memotong jalur produseryang telah

dibuat. Faktor sistem juga berkaitan dengan monitoring yang kurang

intensif dari account officer, sehingga pembiayan yang kurang lancar

tidak terdeteksi sejak dini.

Dalam hal ini manajemen BMT Sumber Usaha sangat menekankan

kepadapara petugas untuk mengantisipasi adanya pembiayaan

bermasalah, denganmelakukan training setiap bulannya agar dapat lebih

akurat dalammenganalisa pembiayaan. Selain itu, BMT Sumber Usaha

menekankan pada petugasuntuk tidak menerima imbalan apapun dari

anggota yang dapat menciptakankedekatan hubungan antara petugas dan

anggota.

2. Faktorekstern

a. Kondisi usaha anggota pembiayaan yang sedang menurun atau

mengalamikerugian.

b. Adanya I’tikad yang kurang baik dari anggota dalam hal

pembayaran kembali pinjamannya walaupun kemungkinan

usahanya baik danberkembang, namun kewajiban diabaikan.

c. Anggota kurang mampu mengelola usahanya. Pada saat

mengajukanpembiayaan calon anggota selalu optimis akan

kemajuan usahanya danselalu menjelaskan prospek usahanya,

tetapi setelah dana itu direalisasikanyang terjadi adalah

Page 72: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

56

ketidaksesuaian antara kerja yang diberikan denganrealitas

dilapangan bahkan anggota tidak mau memberikan

perkembanganhasil usahanya.

d. Bencana alam. Pembiayaan bermasalah timbul karena disebabkan

olehbencana alam yang menerjang usaha anggota seperti banjir,

angin rebutdan serangan hama. Sehingga usaha anggota menjadi

terganggu dan tidakdapat lagi melanjutkan usahanya yang

berimplikasi terhadapketidakmampuan anggota mengembalikan

dana yang telah diberikan oleh BMT Sumber Usaha. Kedua faktor

ini sama-sama mendominasi terjadinyapembiayaan bermasalah di

BMT Sumber Usaha.

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan salah satu

nasabah yang menunggak angsuran selama 2 bulan, alasan beliau tidak

membayar angsuran karena beliau sudah tidak bekerja lagi (lagi

nganggur). Akan tetapi beliau akan berusaha untuk melunasi pembiayaan

tersebut. Dan meminta kebijakaan daari BMT.

Wawancara berikutnya saya lakukan dengan nasabah pembiayaan

yang menunggak selama 4 bulan, saat di lakukan penagihan kerumah

nasabah tersebut dan bertemu dengan beliau, beliau berkata bahwa

usahanya sedang mengalami kerugian, akan tetapi setiap di datangi

pihak/ petugas BMT alasan beliau selalu berbeda-beda, dan setiap di

mintai untuk datang ke BMT guna mencari solusi beliau tidak pernah

Page 73: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

57

datang. hal ini menunjukan bahawa nasabah tersebut tidak memiliki

etikat yang baik.

Selain mewawancarai pihak nasabah saya juga melakukan

wawancara dengan karyawan BMT yang terkait dengan pembiayaan

bermasalah yang ada di BMT Sumber Usaha. Biasanya karyawan juga

menjadi faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah. Biasanya

kesalahan dalam mensurvey, akan tetapi itu bukan sepenuhnya kesalahan

karyawan karena petugas hanya memsukan data atau menganalisis data

sesuai dengan form pengajuan pembiayaan. Biasanya kesalahan yang di

lakukan karena adanya pemalsuan identitas oleh nasabah, maksudnya

nasbah memakai identitas lain dalam melakukan pembiayaan. Selain itu

ketidak jujuran pengunaan pembiayaan .

Dari wawancra yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha disebabkan dari faktor

intern nasabah, BMT dan lingkungan. Walaupun secara garis besar

penyebab tersebut datang dari nasabah itu sendiri.

Page 74: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

58

C. Kondisi Kesehatan BMT Jika Dilihat Dari Pembiayaan Bermasalah

BMT dikatakan sehat apabila NPF kurang dari 5%. Berdasarkan data

yang didapat dari BMT Sumber Usaha total NPF pada tahun 2016-2017

adalah sebagai berikut :

Pada tahun 2016 Total pembiayaan BMT memcapai Rp. 233.039.000 dan

mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadiRp. 22.880.288.000, akan

tetapi pembiayaan tersebut bukan lah tanpa masalah atau pun kendala. Pada

tahun 2016 pembiayaan dalam kategori lancar mencapai 93,5% dan pada

tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,7 %. Pembiayaan kurang luncar

pada tahun 2016 mencapai 2,9% dan menglami penurunan di tahun 2017

sebesar 0,3%. Pembiayaan dalam ketegori diragukan pada tahun 2016

mencapai 1,2 dan mengalami penunan pada tahun 2017 sebesar 0,2%.

Pembiayaan dalam kategori macet pada tanun 2016 mencapai 2,3% dan

mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar 8%.

Tabel 4.1 Data Realisai Posisi BMT Sumber Usaha 2016-2017

No Keterangan 2016 2017

1 Total Pembiayaan 100% 100%

2 Lancar 93,5% 92,8%

3 Kurang Lancar 2,9% 2,6%

4 Diragukan 1,2% 1%

5 Macet 2,3% 3,4%

6 Rasio NPF 5,89% 6,21%

Sumber : BMT Sumber Usaha diolah 2018

Page 75: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

59

Penaganan pembiayaan yang ada di BMT belum berjalan dengan baik,

karena jika dilihat dari tabel di atas dari tahun 2016 samapi tahun 2017

mengalami kenaikan NPF. Walaupun Rasio NPF yang ada di BMT dalam

kategori cukup baik. Akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi penaganannya.

Berdasarkan tabel realisasi posisi kesehatan BMT Sumber Usaha diatas

terlihat bahwa pada tahun 2017 mengalami kenaikan NPF. Sejauh ini NPF

BMT Sumber Usaha cenderung meningkat, akan tetapi kemungkinan di tahun

kedepannya NPF BMT Sumber Usaha akan menurun jika di lihat dari usaha

dan penaganan pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha. Kesehatan

BMT pada tahun 2016 dan 2017 menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

9/24/tahun 2007 dikatakan cukup sehat walaupun pada tahun 2017

mengalami peningkatan NPF.

Page 76: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

60

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan mengenai

penanganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT Sumber Usaha adalah

sebagai berikut :

1. Proses penaganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT Sumber

Usaha dilakukan dengan cara:

a.Teguran

Teguran Proses ini dilakukan jika Teguran ini dilakukan salah

satunya dengan di sms, telpon,surat teguran ini dilakukan

apabila pihak nasabah berada dikategori diperhatikan. Teguran

ini biasanya berisi peringatan bawah pembiayaannya sudah jatuh

tempo.

b. Reschedulling (Penjadwalan ulang)

Proses ini dilakukan apabila pihak nasabah datang ke BMT

dan menjelaskan masalah atau faktor kenapa nasabah tersebut

tidak bisa membayar angsuran tepat waktu. Jika nasabah

tersebut menceritakan yang sebenarnya maka BMT akan

mencarikan solusi yang tepat mengenai masalah tersebut.

c. Reconditioning (Persyaratan kembali

Page 77: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

61

61

Pembiayan sisa pembiayaan pokok dan marjin di

jumlahkan dan di bagi dengan kesangupan / kemampuan angsuran

nasabah tersebut. Proses reconditioning ini dengan syarat tidak

boleh ditambah atau di kurangi dari nominal pokok plus margin.

d. Restructuring

Pihak BMT memberikan tambahan pembiayaan untuk

memperbaiki usahanya ketika nasabah mengalami bencana alam

dan nasabah membutuhkan biaya untuk menghidupkan usahannya

2. BMT Sumber Usaha telah memiliki sistem penilaian 5C pada

persyaratan analisis pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh

BMT tidak selamanya berjalan dengan lancar karena setiap nasabah

memiliki karakter yang berbeda-beda, selain dari segi nasabah

penyebab terjadinya pembiayaan itu menjadi masalah adalah dari segi

BMT itu sendiri. Pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha

disebabkan dari faktor intern nasabah, BMT dan lingkungan. Walaupun

secara garis besar penyebab tersebut datang dari nasabah itu sendiri.

3. Posisi kesehatan BMT Sumber Usaha pada tahun 2017 mengalami

kenaikan NPF. Sejauh ini NPF BMT Sumber Usaha cenderung

meningkat, akan tetapi kemungkinan di tahun kedepannya NPF BMT

Sumber Usaha akan menurun jika di lihat dari usaha dan penaganan

pembiayaan bermasalah di BMT Sumber Usaha. Kesehatan BMT pada

tahun 2016 dan 2017 menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

Page 78: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

62

9/24/tahun 2007 dikatakan cukup sehat walaupun pada tahun 2017

mengalami peningkatan NPF.

B. Saran

Berdasaran pembahasan diatas, maka penulis ingin memberian saran yang

nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi :

1. IAIN Salatiga

a. Menambah kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

lainnya agar mahasiswa lebih mudah mendapatkan tempat magag.

b. Meningkatkan kualitas laboratorium perbankan syariah terutama

berkaitan dengan teknologi, agar mahasiswa tidak gagap teknologi

saat didunia kerja.

2. BMT Sumber Usaha

a. Penambahan karyawan agar tidak ada doble jabatan, yang bertujuan

tercapainya jobdisc yang sesuai dengan SOP dan karyawan bis

menjalan tugasnya secara optimal.

b. Adanya petugas khusus yang mengatasi / mengawasi pembiayaan

bermasalah, supaya pembiayaan bermasalah yang ada di BMT

Sumber Usaha dapat berkurang.

Page 79: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

63

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2012. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: Alfabeta

Anshori, Abdul, Ghofar.2010. Perbankan Syariah di Indonesia.

Yogyakarta: Gajah Madya University Press

Auliana, Mia, Mayara dan Syaicu. 2016. Pengaruh Faktor Internal dan

Faktor Eksternal Terhadap Tingkat Pembiayaan Bermasalah pada Bank

Umum Syariah.Diponegoro Jurnal Of Management. Vol.5 No. 3.1-14

Faturrahman Djamil. 2014. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada

Bank Syariah. Jakarta : Sinar Grafika.

Hasibuan,Malayu. 2008. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, Azharsyah dan Rahmati,Arinal. 2017. AnalisisSolutif Penyelesaian

Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah. Jurnal Iqtishadia. Vol 10.

No. 1.71-96

Ikatan Bankir.2015. Bisnis Kredit Perbankan.Jakarta: Lembaga Sertifikasi

Profesi Perbankan(LSPP)

Listanti, D., Dzulkirom, M., dan Topowijono. (2015). Upaya Penanganan

Pembiayaan Murābaḥ ah Bermasalah Pada Lembaga Keuangan

Syariah (Studi Pada KJKS Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa timur Periode 2011-

2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol 1. No. 1. 1-9.

Mahmoeddin. (2001). Melacak Pembiayaan Bermasalah. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan

Rivai. 2005. Credit Management Handbook. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sugiyarso. 2011. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Media Pressindo

Supriyanto, Achmad Sani dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi

Riset Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Surat Edaran Bank Indonesia N0.9/DPbP Tahun 2007

Tim P2LK MAP. 2004. Modul Pembekalan Teknis Manajemen

Pengelolaan Dana Modal Awal dan Padanan (MAP) Melalui KSP/USP

Koperasi. Jakarta

Umam, Khotibul. 2016. Perbankan Syariah. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

Usanti, T. P. (2014). Penanganan Risiko Hukum Pembiayaan di Bank

Syariah.Jurnal Yuridika, 29(1), 1-16.

Page 80: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

64

Wahyuni, K. T., dan Werastuti, D. N. S. (2013). Prosedur Penyelesaian

Pembiayaan Mikro Bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri

KCP Buleleng. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi, Vol 2 No. 2. 175-192.

Page 81: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

65

LAMPIRAN

Lampiran 1.Pernyataan Keaslian Tulisan

Page 82: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

66

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Tugas Akhir

Page 83: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

67

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang di BMT Sumber Usaha

Page 84: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

68

Lampiran 4. Slip Setorn

Lampirn 5. Slip Penarikan

Page 85: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

69

Lampiran 6.Formulir Pengajuan Pembiayaan

Page 86: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

70

Lamporan 7. Form Pembukaan Rekening

Page 87: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

71

Lampiran 8. Data realisai BMT Sumber Usaha Tahun 2016-2017

Page 88: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

72

Lampiran 9. Daftar Tungakan Nasabah

Page 89: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

73

Lampiran 9. Hasil wawanca kepada karyawan BMT Sumer Usaha

HASIL WAWANCARA

DENGAN PIHAK KARYAWAN

BMT SUMBER USAHA

1. Apakah di BMT Sumber Usaha ada pembiayaan bermasalah ?

Jawab : setiap bank pasti ada masalah pembiayaan bermaslah atau kredit

macet begitu juga di BMT Sumber Usaha pasti ada.

2. Apakah ada petugas khusus yang menagani pembiayaan bermasalah di BMT

Sumber Usaha?

Jawab : kalau di bank konvensional ada petugas khusus yang bertugas

menagih atau menangani pembiayaan yang bermasalah kalau di

BMT Sumber Usaha petugas tersebut di sebut Collector yang

bertugas untuk menganai pembiayaan bermasalah istilahnya

pendekatan dengan nasabah.

3. Bagaimana proses penanganan pembiayaan bermasalah yang ada di BMT

Sumber Usaha?

Jawab : jika ada tugakan yang di lakukan oleh pihak collector adalah :

1. Jika itu masih dalam jakngka waktu 1 bulan kita ingatkan atau

kita sms atau telepon nasabah tersebut untuk sekedar

mengingatkan

2. Jika sampai 2 bulan atau tidak ada kelanjutannya maka nasabah

tersebut di kasih surat peringatan.

3. Jika masih tetap tidak ada konfirmasi dari pihak nasabah maka

pihak collector akan silaturahmi kerumah nasabah untuk

mengkonfirmasi atau mencari tahu penyebab tungakan tersebut.

4. Proses jaminan atau pelelangan jaminan

Page 90: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

74

4. Dalam menangani pembiayaan bermasalah tersebut apakah ada hambatan

atau tantangan yang di alami?

Jawab : dalam melakukan penagihan kepihak nasabah hambatannya nasabah

yang sulit ditemui/ di hubungi, nasabah kabur, nasabah Cuma janji-

jani, nasabah yang marah.

5. Faktor apakah yang menyebabkan pembiayaan mengalami masalah?

Jawab :1. Faktor analisis yang keliru

2. nasabah yang tidak memiliki etikat baik

3. bencana alam

6. Apakah ada tindakan yang final apabila nasabah tidak memiliki etikat yang

baik atau dengan sengaja tidak mu membayar kewajibanya?

Jawab : di BMT Sumber Usaha ini jarang ada nasabah yang benar-benar

beretikat tidak baik atau yang disebut nasabah ndablek karena di

BMT Sumber Usaha jika mengajukan permohonan pembiayan harus

ada jaminan. Jadi jaminan tersebut bisa digunakan untuk senjata

BMT apabila si nasabah tidak mau membayar kewajibannya.

Tindakan paling final yang dilakukan BMT adalah menjual jaminan

yang telah di jaminkan ke BMT kemudian uang tersebut akan

digunakan untuk menutupi kewajiaban si pihak nasabah tersebut

.jika ada sisa penjualan maka akan dikembalikan kepihak nasabah.

7. Apakah ada kompensasi yang di berikan BMT Sumber Usaha kepada nasabah

pembiayaan bermasalah ?

Jawab : dispensasi yang BMT berikan kepada nasabah pembiayayan

bermasalah biasanya keringanan denda, bebas denda, perpanjangan

waktu ?

8. Pembiayaan bermasalah akan mempegaruhi keuangan BMT apa yang

dilakukan BMT untuk mengatasi masalah tersebut?

Page 91: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

75

Jawab: BMT setiap tahunnya sudah menyiapkan uang cadangan untuk

menutupi pembiayaan yang bermasalah atau penghapusan

pembiayaan bermasalah.

Page 92: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Eka Hardiyanti

Tempat dan Tanggal Lahir : Salatiga, 06 Mei 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Aalamat Rumah : Wedilelo Rt 34 Rw 08 Karangduren Kec Tengaran

Kab Semarang Salatiga

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. MI Karangduren , lulus tahun 2009

2. SMP Negeri 2 Tengaran, lulus tahun 2012

3. SMA Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2015

C. Pengalaman Kerja

1. Praktikum Bank Syariah 2 di PT. BPRS Artha Amnah Ummat

2. Magang di BMT Sumber Usaha

E. Kemampuan

Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, Corel

Draw, dan Internet)

Salatiga, 31 Juni 2018

Eka Hardiyanti

NIM 64010150029

Page 93: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

77

KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DI PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eka Hardiyanti

NIM : 64010150029

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis oranglain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah. Tugas Akhir ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh

perpustakaan IAIN Salatiga.

Salatiga, 30 Juli 2018

Yang menyatakan

Eka hardiyanti

Page 94: ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4887/1/Tuga... · untuk anggota, yang mencerminkan pelaksanaan falsafah demokrasi dalam

78