ANALISIS NATURE OF SCIENCE (NOS) PADA BUKU TEKS FISIKA SMA KELAS XII DI KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Oleh Rismawati. B NIM. 105391106716 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021
ANALISIS NATURE OF SCIENCE (NOS) PADA BUKU TEKS FISIKA
SMA KELAS XII DI KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Oleh
Rismawati. B
NIM. 105391106716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
i
ANALISIS NATURE OF SCIENCE (NOS) PADA BUKU TEKS FISIKA
SMA KELAS XII DI KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Diajaukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Prodi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Rismawati. B
NIM. 105391106716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rismawati. B
NIM : 105391106716
Jurusan : Pendidikan Fisika
Judul Skripsi : Analisis Nature of Science (NOS) pada buku teks fisika SMA
kelas XII di Kabupaten Bulukumba.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar
Makassar , Januari 2021
Yang membuat pernyataan
Rismawati. B
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rismawati. B
NIM : 10539110716
Jurusan : Pendidikan Fisika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Januari 2021
Yang membuat perjanjian
Rismawati. B
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
hadirkan Allah SWT dalam segalah urusanmu, maka Allah SWT akan
memudahkan urusanmu. Namun perbaiki pula urusanmu, semoga setiap kamu
berdoa dapat mengetuk pintu langit hingga engakau lupa akan rasa pedihnya rasa
sakit. Dan janganlah engkau menunda-nunda pekerjaan, sebab musuh terbesar
kesuksesan adalah menundah dan alas an.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua saya bapak Basman
dan ibu Masni, keluargaku tercinta, sahabatku, dan orang-orang yang selalu
membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
ABSTARAK
Rismawati. B, 2021. Analisis Nature of Science (NoS) Pada Buku Teks Fisika
SMA Kelas XII Di Kabupaten Bulukumba.Skripsi. Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. (dibimbing oleh Djajadi dan Bancong).
Hasil survei Programe For International Student Assessment (PISA)
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia masih
rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains anak
Indonesia berhubungan dengan aspek NoS secara eksplisit dan implisit yang
disajikan dalam buku teks sains yang digunakan di sekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penyampaian aspek NoS dan proporsi
kemunculan aspek NoS pada kelima buku teks fisika. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi (content analysis).
Sumber data berasal dari buku teks fisika kelas XII. Variable dalam penelitian ini
adalah sepuluh aspek NoS menurut Abd el-Khalick, yaitu: empiris, inferensial,
kreatif, teori-drive, tentatif, metode ilmiah, teori ilmiah, hukum ilmiah, sosial
sains, serta penerapan sosial dan budaya dalam sains. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa buku A, B, C, D, dan E yang diteliti memperoleh skor
berturut-turut 16, 14, 15, 19 dan 14 dari skor yang diharapkan 30 untuk buku teks
yang memuat sepuluh aspek NoS secara eksplisit, benar, konsisten, dan lengkap.
Ditinjau dari persentase kemunculan kesepuluh aspek NoS, dimana aspek empiris
dan teori ilmiah dimuat sebnayak 80%, aspek metode ilmiah sebanyak 73 %,
aspek theory-driven dan hukum ilmiah sebanyak 53%, aspek sosil sains sebanyak
40%, aspek tentative sebanyak 33% dan aspek penerapan sains dalam soaial
budaya dimuat sebanyak 100%, sedangkan untuk aspek inferensial dan kreatif
belum dimuaty atau sebanyak 0%. Berdasarkan perolehan skor dan persentase
kemunculan aspek NoS tersebut dapat disimpulkan bahwa kelima buku teks fisika
yang dianalisis belum menyampaikan aspek-aspek NoS secara eksplisit, benar,
konsisten, dan lengkap. Akhirnya, hasil penelitian ini diharapkan bagi penulis
buku teks fisika untuk menyampaikan aspek NoS secara eksplisit, lengkap, dan
benar sehingga peserta didik lebih mudah memahami hakikat sains secara
lengkap.
Kata Kunci: Buku Teks Fisika, Literasi sains, Nature of Science
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah SWT,
sehingga skripsi berjudul: “Analisis Nature of Science (NoS) pada buku teks
fisika SMA kelas XII di Kabupaten Bulukumba” dapat diselesaikan.
Pernyataan rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT atas apa yang diberikan
kepada penulis dalam menyesaikan karya ini yang tidak dapat diucapkan dengan
kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apapun. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad SAW yang telah menyinari
dunia ini dengan cahaya islam. Teriring harapan semoga kita termaksud umat
beliau yang akan mendapatkan syafa‟at di hari kemudian. Aamiin.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan Fisika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dari awal penyusunan skripsi,
faktor luar sangat membakar api semangat penulis untuk selalu bertindak sehingga
skripsi ini bisa selesaikan. Penulis hanya bisa membalas mereka dengan doa dan
menyampaikan terimah kasih yang setulus-tulusnya kepada mereka yang turut adil
dalam momen skripsi ini.
Bukan berarti tanpa hambatan, karena perhatian, pengertian serta biaya
hidup dari orangtua sangat menunjang. Ayahanda Basman dan ibunda Masni
yang senang tiasa doa dan memberikan kasih sayang, membesarkan dengan
bingkai semangat pendidikan, nasehat demi nasehat yang sangat bermanfaat
dalam menjalani kehidupan jauh dari pengawasan beliau, serta motivasi yang
ix
selalu menumbuhkan kebambangkan rasa semangat juang dalam menyelesaikan
tugas akhir. Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan
dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Kiranya Allah SWT
senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Demikian pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yeng sebesar-
besarnya kepada Ayahanda Muhammad Djajadi, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku
pembimbing I dan Ayahanda Hartono B, S.Pd., M.Pd.,Ph.D selaku pembimbing
II yang dengan tulus ikhlas atas kesediaan dan kesungguhannya dalam
memberikan bimbingan serta memberi dorongan dari awal hingga akhir penulisan
skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Nurlina S.Si., M.Pd., Ketua Program
Studi pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar serta Bapak-bapak
dan Ibu-ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammdiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian bimbingan dan ilmu
pengetahuan selama di bangku kuliah.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Ibu Hj. Jusia, S.Pd, M.Si. selaku Kepala UPT SMA Negeri 15 Bulukumba, Bapak
Muhammad safri, S.Pd., M.M selaku kepala UPT SMA Negeri 9 Bulukumba dan
Ibu Dra. A. Nirwana, MM, M.Pd selaku kepala UPT SMA Negeri 3 Bulukumba,
yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis dalam mengadakan
penelitian. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
x
besarnya kepada ibu Nurazmi, S.Pd., M.Pd selaku pengamat I dan bapak
Muhammad Amin Said, S.Pd., M.Pd selaku pengamat II yang telah bersedia
membantu penulis menganalisi data. Tak lupa juga dengan sahabat sahabatku
tercita dan teman seperjuanganku Dispersi 2016 terkhusus Dispersi C, yang
senantiasa memberikan semangat juang disetiap langkah pembuatan skripsi ini.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai adil kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadyah Makassar, sehingga
tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam ruang yang
terbatas ini, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih
yant teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Tak ada gading yang retak, tak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak,
tak ada kekuatan dan kesempataan, semuanya hanya milik Allah SWT, kerena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan
skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.
Wassalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 2021
Rismawati. B
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
1. Literasi Science ......................................................................... 7
2. Nature Of Science ..................................................................... 8
3. Buku Teks ................................................................................. 12
4. Penelitian yang Relevan ............................................................ 20
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 23
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 23
C. Metode Penelitian .......................................................................... 24
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 24
E. Prosedur penelitian ........................................................................ 25
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 27
xii
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
H. Analisis Data .................................................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 37
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 37
B. Pembahasan .................................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 58
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Identifikasi Buku kelas XII yang digunakan sebagai sampel
penelitian
25
3.2 Lembar instrumen penelitian Nature of Science (NoS) 28
3.3 Klasifikasi penilaian kutipan pada buku teks 31
3.4 Rubrik penskoran 32
3.5 Persentese kriteria 33
3.6 Kesepakatan pengamat 34
3.7 Kontingensi pengamat I 34
3.8 Kontingensi pengamat II 34
3.9 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Kappa 36
4.1 Hasil klasifikasi penilaian kutipan pada buku teks kelas XII 38
4.2 Skor buku teks fisika SMA kelas XII 47
4.3 Koefisien kappa (KK) antara peneliti dan pengamat I 49
4.4 Koefisien kappa (KK) antara peneliti dan pengamat II 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir 21
4.1 Kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada
buku A
40
4.2 Kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada
buku B
41
4.3 Kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada
buku C
42
4.4 Kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada
buku D
43
4.5 Kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada
buku E
45
4.6 Persentase kemunculan skor dominan pada setiap buku
teks kelas XII
48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A 63
A1 contoh hasil analisis buku yang sudah dianalisis 63
A.2 Klasifikasi penilaian kutipan pada buku 63
Lampiran B 84
B1 koefisien kesepakatan antar peneliti dan pengamat I 84
B2 koefisien kesepakatan antar peneliti dan pengamat II 84
Lampiran C 89
C1 sampul buku yang dianalisis 89
Persuratan 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk memajukan peradaban manusia
dan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, tak terkecuali
Indonesia. Pendidikan dapat menjadi wadah bagi bangsa untuk membangun
Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan dalam pembangunan dan juga
bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat
dan potensi yang dimiliki.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Perintah belajar dan pembelajaran dikemukakan pula dalam QS Al-
„Alaq/96:1-5 yang berbunyi:
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam. Dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
2
Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan manusia yang memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para
peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Imran, 2018).
Dalam pelaksanaan pembelajaran perlu adanya keberhasilan peserta didik, dimana
guru perlu mengadakan penilaian, termasuk penilaian terhadap pemahaman pada
materi yang telah dipelajari. Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta
didik dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu objek pembelajaran ipa dan dapat menyelesaikan masalah-
masalah terkait materi yang dipelajari. Penyelesaian masalah-masalah berkaitan
erat dengan kemampuan Nature of Scinece (NoS) peserta didik.
NoS penting agar peserta didik dapat memiliki kesadaran tentang literasi
sains, literasi sains sendiri iyalah tindakan memahami sains dan
mengaplikasikannya bagi kehidupan masyarakat, untuk mewujudkan literasi sains
perlu adanya pemahaman hakikat sains, sebab inti dari literasi sains adalah
hakikat sains (Lederman dkk., 2002). NoS berpengaruh didalam pendidikan sains,
mulai dari metode ilmiah hingga peran sains di masyarakat, sehingga aspek-aspek
dalam NoS tersebut perlu untuk diajarkan di sekolah (McComas, 1998).
Driver dkk. (1996) menjelaskan bahwa pemahaman mengenai NoS
merupakan aspek penting dalam memahami sains itu sendiri. NoS diperlukan
dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya: (a) mengembangkan teknologi
yang berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari-hari, (b) memahami masalah-
3
masalah sosial, (c) membantu untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan, (d) mengembangkan kesadaran khususnya norma-norma yang sesuai
di masyarakat, (e) menghargai sains sebagai unsur utama dalam perkembangan
kebudayaan, serta (f) mendukung kesuksesan dalam pembelajaran sains.
Pemahaman NoS merupakan bagian penting dari literasi sains dan
dianggap sebagai hasil utama dari pendidikan sains di jenjang sebelum universitas
(Abd-El-Khalick dkk., 2008). Kemampuan berliterasi sains masyarakat secara
tidak langsung juga mengembangkan kualitas pendidikan sains di lingkungan
masyarakat tersebut. berkenaan dengan itu Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) memuat sebuah tes internasional yang
dikenal dengan PISA (Programme for International Student Assessment). PISA
dilakukan setiap tiga tahun sekali untuk mengukur kemampuan literasi membaca,
matematika, dan sains. Meskipun bukan anggota OECD, Indonesia telah
berpartisipasi dalam PISA sejak tahun 2000 hingga studi terakhir yang
dilaksanakan pada tahun 2018 (OECD, 2019).
Prestasi Indonesia dalam tes PISA terbilang rendah. Dalam tiga tes PISA
terakhir , yaitu tahun 2012, 2015, dan 2018 indonesia masih menempati peringkat
bawah. Dimana Indonesia berada di peringkat 70 dari 78 negara peserta tes
(OECD, 2019). Ditinjau dari tes pisa tersebut mengarah pada rendahnya
kemampuan berliterasi sains anak Indonesia berhubungan dengan bagaimana
NOS disajikan di dalam buku ajar sains komersial yang digunakan di sekolah,
apakah itu secara eksplisit atau masih implisit.
Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Tersedianya buku ajar yang berkualitas akan mendukung
4
keberhasilan proses pembelajaran. Namun buku-buku ajar yang ada selama ini
lebih menekankan kepada dimensi konten dari pada dimensi proses dan konteks
sebagaimana dituntut oleh programme for international student assessment atau
PISA (Yulianti & Ani, 2014).
Penelitian mengenai analisis buku teks atau buku pembelajaran sangat
penting dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia karena
merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 2
tahun 2008 (Jannah, 2020). Buku teks sangat membantu dalam proses belajar
mengajar dimana guru menggunakan buku teks untuk menyampaikan sebagian
besar informasi kepada peserta didik dan peserta didik pula menggunakan buku
teks sebagai sumber belajar, sehingga hampir seluruh isi buku teks berpengaruh
pada pengetahuan peserta didik terutama dari segi kognitif dan pengetahuan
khususnya pengetahuan sains. Buku teks khususnya buku teks fisika harus dapat
menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, dan juga
mampu memberikan gambaran mengenai hubungan antara sains, teknologi dan
masyarakat yang merupakan salah satu aspek dari hakikat sains.
Penelitian yang relevan mengenai penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan Jannah dkk. (2019) dengan judul penelitian analisis hakikat sains
(Nature of Science) dalam buku teks fisika SMA kelas X di Kota Bandung hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga buku teks fisika yang dianalisis belum
menyampaikan aspek-aspek NoS secara eksplisit, benar, konsisten, dan lengkap.
Penelitian lain juga dilakukan Dhamayanti dkk. (2019) dengan judul penelitian
analisis struktur-penyajian dan konten NoS pada buku fisika SMA pokok bahasan
getaran harmonis. Hasil penelitian menunjukkan konten pada buku A dan B
5
berdasarkan muatan NoS masih didominasi oleh aspek teori dan hukum.
Penelitian yang sama juga dilakukan El-Khalick dkk. (2008) yang melakukan
penelitian pada 14 buku teks kimia yang dianalisis belum menyampaikan sepuluh
aspek NoS secara eksplisit.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru dan peserta didik
SMA kelas XII, didapat bahwa banyak peserta didik yang belum memahami NoS
seperti pengertian pada hukum sains dan teori sains atau kedudukan antara
keduanya. Selain itu terjadi pula miskonsepsi pada peserta didik misalnya hukum
sains dan gagasan lainya dalam sains yang bersifat absolut atau mutlak. Oleh
karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “analisis nature of science (NOS) pada buku teks fisika
SMA kelas XII di Kabupaten Bulukumba”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimanakah penyampaian sepuluh aspek NoS pada kelima buku teks fisika
SMA kelas XII yang digunakan di SMA Kabupaten Bulukumba?
2. Bagaimanakah proporsi kemunculan sepuluh aspek NoS pada kelima buku
teks fisika SMA kelas XII yang digunakan di SMA Kabupaten Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan diatas maka tujuan dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
6
1. Mendeskripsikan penyampaian aspek NoS pada kelima buku teks fisika SMA
kelas XII yang digunakan di SMA Kabupaten Bulukumba
2. Mengetahui proporsi kemunculan tiap aspek NoS pada kelima buku teks
fisika SMA kelas XII yang digunakan di Kabupaten Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Guru
Bagi guru memberikan informasi mengenai kandungan aspek-aspek NoS
pada buku teks fisika SMA di sekolah-sekolah sehingga guru dapat
mengintegrasikan NoS dalam pembelajaran.
2. Peserta didik
Bagi peserta didik hakikat sains penting untuk memahami makan dari sains
dan mengelola suatu teknologi dan proses dalam kehidupan sehari-hari dan
peserta didik dapat mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam berfikir.
3. Peneliti
Penelitian ini menjadi wahana untuk mengembangkan keilmuan, dan dapat
digunakan refleksi dalam melakukan penelitian mengenai NoS dalam buku
teks fisika atau buku teks sains yang lain.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Literasi Sains
Dalam bahasa yunani literasi sains dibagi menjadi dua kata yaitu
literatur dan scientiae, dimana literatur berarti huruf, melek huruf, atau
perbandingan. Sedangkan scientia yang berarti seseorang atau orang yang
memiliki pengetahuan. Orang yang pertama kali menggunakan istilah literasi
sains adalah Paul de Hurt, ia berpendapat bahwa science literacy atau literasi
sains sebagai tindakan memahami sains dan pengaplikasiannya bagi kebutuhan
masyarakat (Toharudin dkk., 2011). Menurut Hayat dan Yusuf (2011:49), kata
literasi diartikan hanya sebagai kemampuan seseorang yang membaca, menulis,
dan menghitung, yaitu kemampuan dasar manusia yang diperlukan oleh orang
dewasa untuk memberdayakan pribadi, mendapatkan dan melaksanakan
pekerjaan, dan ikut serta dalam kehidupan bermasyarakat secara lebih luas.
NSTA (National Science Teacher Association) mengemukakan bahwa
literasi sains mampu membuat seseorang menggunakan konsep sains, dan
mempunyai keterampilan proses sains. Orang yang memiliki kemampuan literasi
sains mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari saat hubungan
dengan orang lain, dan lingkungannya. Selain itu, orang tersebut akan mampu
memahami interaksi antar sains, teknologi, masyarakat, dan perkembangan sosial,
dan ekonomi (Toharudin dkk., 2011)
8
2. Nature of Science
Nature of Science (NoS) merupakan istilah yang merujuk pada
epistemologi sains, dimana sains diartikan sebagai cara untuk mengetahui atau
nilai dan keyakinan yang melekat terhadap perkembangan pengetahuan ilmiah
(Ledermen, 1998). Secara lengkap Ledermen (2006) menuliskan pada karyanya
“NoS refer to epistemological underpinnings of the activities of science and the
resulting knowledge”, dimana NoS merujuk pada epistemologi dari kegiatan sains
dan sifat-sifat dari proses pembentukan pengetahuan. Abd-El-Khalick dkk. (2008)
menyetakan bahwa NoS merupakan pengetahuan yang mengarah pada
epistemology (metode) dalam sains, proses terjadinya sains, atau nilai dan
keyakinan yang melekat untuk mengembangkan sains. Pendapat tersebut juga
diperkuat oleh Carin and Sund (dalam jannah, 2019) bahwa hakikat sains meliputi
scientific product, scientific process, dan scientific attitude. Menurut Mercado
dkk. (2015) menjelaskan secara umum bahwa NoS mengacu pada kuncinya
prinsip dan ide yang memberikan deskripsi sains yang valid sebagai cara untuk
mengetahui serta karakteristik pengembangan pengetahuan ilmiah. Sedangkan
Tursinawati dan Ari (2019) menyatakan bahwa NoS merupakan epistemologi dari
sains, yang dimana sains sebagai cara untuk memperoleh pengetahuan, atau nilai-
nilai dan keyakinan-keyakinan yang melekat pada pengetahuan ilmiah atau
pengembangan ilmu pengetahuan. Sains mengandung empat hal, yaitu: konten
atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi.
Hakikat sains adalah perpaduan yang memadukan aspek berbagai studi sosial
sains termasuk sejarah, sosiologi, dan filsafat sains dikombinasikan dengan
penelitian dari ilmu kognitif seperti psikologi menjadi deskripsi yang menjelaskan
9
tentang apa itu sains, bagaimana cara kerjanya, bagaimana ilmuwan beroperasi
sebagai kelompok sosial dan bagaimana masyarakat itu sendiri mengarahkan dan
bereaksi terhadap metode ilmiah (McComas, 1998).
a. Peran dan Karakter NoS
pendidikan sains dalam hal ini hakikat sains digunakan untuk
mendeskripsikan titik temu masalah yang dibahas oleh filsafat, sejarah, sosiologi,
dan psikologi sains saat diterapkan dan berpotensi mepengaruhi proses belajar
mengajar. Dengan demikian, hakikat sains adalah domain fundamental untuk
membimbing guru mata pelajaran sains dalam menggambarkan sains secara
akurat kepada para peserta didiknya.
Guru tidak hanya harus mampu menjelaskan kepada peserta didik
kebenaran yang diterima dalam satu domain. Mereka juga harus mampu
menjelaskan mengapa proposisi tertentu yang dianggap perlu, mengapa perlu
diketahui, dan bagaimana hubungannya dengan proposisi lain, baik dalam
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, daik dalam teori maupun dalam
praktek.
Hollon, Roth dan Anderson, (1991) (dalam McComas, 1998:28)
mengatakan bahwa guru sains harus mengembangkan pengetahuan yang
memungkinkan mereka membuat dua jenis keputusan yaitu, keputusan kurikuler
dan keputusan instruksional. Oleh karena itu, guru harus mampu menjelaskan dan
mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun peran dan karakter NoS
sebagai berikut:
a) Semua berkontribusi pada sains
b) Pengetahuan baru harus dilaporkan dengan jelas dan terbuka
10
c) Ilmuwan membutuhkan pencatatan yang akurat, tinjauan sejawat, dan
dapat direplikasi.
d) Pengamatan sarat teori.
e) Ilmuwan itu kreatif
f) Sejarah sains mengungkapkan karakter evolusioner dan revolusioner.
g) Sains adalah bagian dari tradisi sosial dan budaya.
h) Ilmu dan teknologi sains sangat berpengaruh
i) Ide-ide ilmiah dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan histori mereka.
b. Aspek-aspek dalam NoS
Menurut Abd-El-Khalick dkk. (2008) NoS mempunyai sepuluh aspek
sebagaimana yang dijelaskan dan dinyatakan sebagai berikut:
a. Empiris, berarti pernyataan-pernyataan atau penemuan-penemuan di dalam
sains didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap fenomena alam.
b. Inferensial, diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan pernyataan
mengenai fenomena ilmu sains yang tidak dapat diakses oleh alat indera
secara langsung.
c. Kreatif, merupakan sumber utama pengetahuan ilmiah atau pengetahuan sains
yang didapat dari imajinasi, inspirasi dan inovasi serta imajinasi manusia.
d. Theory-drive, ilmu pengetahuan dari fenomena sains diperoleh melalui teori-
teori yang telah ada sebelumnya.
e. Tentative, ilmu sains bersifat sementara atau dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung dari bukti baru atau temuan baru, yang didasari adanya kemajuan
konseptual dan teknologi.
11
f. Metode ilmiah, para ilmuwan mengamati, mengukur, membandingkan,
menguji, berspekulasi, membuat hipotesis, menciptakan ide, atau gagasan,
serta membentuk teori dan penjelasan.
g. Teori ilmiah, merupakan penjelasan yang disimpulkan dari fenomena sains
yang terjadi di alam.
h. Hukum ilmiah, merupakan pernyataan yang mengambarkan atau menjelaskan
mengenai hubungan antara fenomena sains yang diamati dan apa yang terjadi
dengan fenomena tersebut.
i. Sosial sains, mengenai bagaimana peran masyarakat terhadap perkembangan
sains itu sendiri.
j. Penerapan sains dalam sosial budaya, aspek ini mengacu pada penggunaan
ilmu fisika dalam penciptaan teknologi yang menunjang kehidupan manusia.
Sementara itu Tarwiyani dkk. (2019) menyatakan berikut aspek NoS yang
dieksplisitkan di dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
a. Investigasi ilmiah menggunakan berbagai jenis metode
b. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti empiris
c. Pengetahuan ilmiah terbuka untuk direvisi sesuai penemuan bukti baru
d. Model sains, hukum, mekanisme, dan teori menjelaskan fenomena alam
e. Sains adalah cara untuk mengetahui
f. Pengetahuan ilmiah menganggap adanya keteraturan dan konsistensi dalam
sistem alam
g. Sains merupakan upaya manusia
h. Sains dimaksud untuk menjawab pertanyaan tentang alam dan materil dunia.
12
c. Penyelidikan hakikat sains (the investigative nature of science)
Kategori ini dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana sains secara
umum atau bagi ilmuwan khususnya dalam melakukan penyelidikan. Kategori
dari sifat sains ini menggambarkan pemikiran, pertimbangan, dan refleksi dimana
peserta didik diberitahu mengenai bagaimana sebuah perusahaan. Menurut
Chiappetta dkk. (1991), indicator dalam kategori ini adalah:
1) Menggambarkan bagaimana ilmuwan bereksperimen.
2) Menunjukkan sejarah perkembangan ide.
3) Menekankan sifat empiris dan objektivitas ilmu.
4) Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi.
5) Menunjukkan bagaimana sains berjalan dengan pertimbangan induktif dan
deduktif.
6) Memberikan hubungan sebab akibat.
7) Mendiskusikan fakta atau bukti.
8) Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
3. Buku Teks
a. Pengertian Buku Teks
Buku memiliki pengertian bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran
kertas yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2011). Ada pula
yang menyatakan bahwa buku tidak hanya merupakan sekumpulan kertas, tetapi
juga bisa berupa lembaran papyrus, lontar, dan perkemen serta tidak hanya dalam
bentuk terjilid, tetapi juga dapat berwujud gulungan (Sitepu, 2012). Sementara itu
13
buku-buku yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikansangat beragam.
salah satunya adalah buku teks (Muslich, 2010:24)
Buku teks merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran di kelas
maupun diluar kelas (Awaluddin, 2017). Buku teks menurut Marisa (2020)
merupakan kumpulan informasi yang dicetak dan disusun secara sistematis
sebagai sarana penunjang proses pembelajaran bagi peserta didik yang
disesuaikan dengan jenis pelajaran dan kurikulum yang berlaku. Buku teks dapat
berwujud buku pengetahuan, dan dapat dikatakan baik jika buku tersebut
mengantarkan pesan (ilmu pengetahuan) dan ilustrasi yang disajikan secara jelas,
logis, kreatif, dan mudah dipahami pembacanya yang salah satunya adalah peserta
didik (Toharudin dkk., 2011). Buku teks berwujud buku pelajaran didefinisikan
sebagai buku yang digunakan dalam pembelajaran dan berisi uraian mengenai
mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang tersusun secara sistematis
berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan peserta
didik (Muslich, 2010).
Buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang
diturunkan dari kompetensi dasar yang tertentu dalam kurikulum, di mana buku
tersebut digunakan oleh peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2011). Sementara
itu, Tarigan dan Tarigan (2009) mengatakan bahwa buku teks adalah buku
pelajaran bidang studi tertentu dan menjadi buku acuan standar yang disusun para
pakar dalam bidang tersebut. lain lagi halnya menurut Sitepu (2012) yang
menyatakan bahwa buku teks pelajaran iyalah buku yang disusun berdasarkan
dengan tujuan meningkatkan imtaq dan iptek, budi pekerti dan kepribadian, dan
14
potensi-potensi peserta didik lainya yang digunakan sebagai acuan wajib dalam
proses pembelajaran di sekolah bagi guru dan peserta didik.
Secara umum, menurut Prastowo (2014:243-244), buku dibedakan
menjadi empat jenis yaitu:
1) Buku sumber, yaitu yang digunakan sebagai rujukan, referensi, dan sumber
untuk mengkaji ilmu tertentu secara lengkap.
2) Buku bacaan, yaitu buku yang digunakan hanya sebagai bahan bacaan,
contohnya buku cerita, legenda, novel, dan sebagainya.
3) Buku pegangan, yaitu buku yang digunakan oleh tenaga pengajar dan
dijadikan sebagi pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
4) Buku bahan ajar, yaitu buku berisi materi pelajaran yang disusun untuk
diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa buku teks
atau buku pelajaran merupakan kumpulan informasi mengenai ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis dan merupakan penunjang dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Kriteria Buku Teks
Adapun kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas buku
teks menurut Tarigan dan Tarigan (2009:22-23) adalah sebagai berikut:
1) Sudut pandang (point of view)
Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang (berupa
teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya) yang menjiwai dan melandasi buku
secara keseluruhan.
2) Kejelasan konsep
15
Konsep-konsep yang dijelaskan dalam buku teks harus jelas. Keremang-
remangan harus dihindari agar peserta didik mendapatkan kejelasan atas berbagai
uraian yang dikemukakan.
3) Relevan dengan kurikulum.
Buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini sesuai
dengan fungsinya sebagai media pengajaran di sekolah yang mau tidak mau harus
mengikuti berbagai ketentuan kelembagaan, termasuk didalamnya kurikulum.
4) Menarik minat
Penulis buku teks harus mempertimbangkan minat peserta didik sebagai
pemakai buku tersebut. semakin sesuai dengan minat peserta didik, semakin tinggi
daya penarik buku teks tersebut.
5) Menumbuhkan motivasi
Buku teks yang baik adalah buku teks yang dapat membuat peserta didik
merasa ingin dan senang untuk mengerjakan tugas atau latihan-latihan yang ada
dalam buku tersebut.
6) Menstimulasi aktivitas peserta didik
Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang, dan
menggiatkan aktivitas peserta didik.
7) Ilustratif
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik.
Ilustrasi tersebut diharapkan dapat memberikan daya tarik tersendiri dan
memperjelas isi yang disampaikan.
8) Harus dapat dimengerti
16
Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya. Aspek pemaham harus
diutamakan. Faktor utama yang berperan adalah bahasa. Bahasa buku harus sesuai
dengan bahasa peserta didik, kalimat-kalimatnya efektif, terhindar dari makna
ganda, sederhana, sopan, dan menarik.
9) Menunjang mata pelajaran yang lain
Buku teks dari suatu mata pelajaran diharapkan dapat menambahkan
pengetahuan bagi mata pelajaran lain.
10) Menghargai perbedaan individu
Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu
dalam kemampuan, bakat, ekonomi, dan sosial budaya tidak dipermasalahkan.
11) Memantapkan nilai-nilai
Buku teks yang baik akan memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat agar peserta didik dapat melestarikan nilai-nilai tersebut.
Permendikbud Nomor 08 tahun 2016 menyebutkan ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam sebuah buku, yaitu:
1) Aspek materi
Buku harus menggunakan materi dari sumber yang benar, memuat data
dan konsep yang akurat dan mutakhir, dapat mendorong kemandirian dan inovasi
peserta didik, dapat memotivasi untuk mengembangkan dirinya, dan dapat
menjadi sarana mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Aspek kebahasaan
Buku harus menggunakan bahasa yang tepat, lugas, jelas, disesuaikan
dengan tingkat perkembangan usia, mampu memperjelas materi, komunikatif,
mampu menarik minat untuk membaca dan tidak provokatif.
17
3) Aspek penyajian materi
Materi buku disajikan secara menarik tanpa mengurangi keutuhan makna
yang ingin disampaikan, penyajian materi harus mampu merangsang pembaca
untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif, relevan dengan kehidupan sehari-hari,
dan dapar menumbuhkan rasa keingintahuan yang mendalam.
4) Aspek kegrafikan.
Ukuran buku, tata letak. unsur-unsur buku, pewarnaan, huruf dan ukuran
huruf serta ilustrasi harus sesuai, memiliki kesatuan, dapat memperjelas
fungsinya, dan mampu menyampaikan pesan di dalamnya (Marisa,2020).
Berdasarkan uraian diatas, maka kriteria buku teks yang baik adalah buku
yang mampu memberikan informasi berupa ilmu pengetahuan yang menarik,
kreatif, serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.
c. Fungsi Buku Teks
Bagi peserta didik, buku teks pelajaran dapat digunakan sebagai acuan
dalam mempersiapkan diri sebelum belajar, berinteraksi saat belajar, mengerjakan
tugas yang diberikan guru, dan mempersiapkan diri untuk teks atau ujian (Marisa,
2020). Bagi guru, buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan dalam mendesain
pembelajaran, mempersiapkan sumber belajar, mengembangkan bahan ajar,
memberikan tugas, dan menyusun bahan evaluasi (Sitepu, 2012). Fungsi buku
pelajaran dapat dirumuskan dalam beberapa poin menurut Greene dan petty
(dalam Tarigan & Tarigan, 2009:17) sebagai berikut:
1) Sebagai penyaji demonstrasi dari materi-materi yang diajarkan dengan
mencerminkan sudut pandang yang factual dalam pengaplikasiannya.
18
2) Sebagai penyaji materi-materi pelajaran yang mudah dibaca, mudah
dipahami, dan disesuaikan dengan minat peserta didik yang bervariasi untuk
mendasari kegiatan pembelajaran.
3) Sebagai sumber pengetahuan yang tersaji secara rapi dan tersusun dari
tahapan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam komunikasi.
4) Sebagai wadah memotivasi para peserta didik melalui metode-metode atau
sarana-sarana pembelajaran yang disajikan.
5) Sebagai penyaji stimulus awal yang di perlukan sebagai penunjang untuk
pelatihan dan penyelesaian tugas.
6) Sebagai penyajian bahan atau secara evaluasi dan remediasi yang tepat.
Selain itu, menurut Muslich (2010:110), buku teks memiliki nilai
tersendiri bagi guru karena beberapa alasan berikut:
1) Memudahkan guru untuk merencanakan penjadwalan mengenai materi yang
akan disampaikan.
2) Memuat masalah-masalah penting berdasarkan bidang studi tertentu.
3) Terdapat gambar, skema, diagram, dan peta yang dapat membantu
pengajaran.
4) Memudahkan guru untuk melakukan peninjauan ulang di lain hari.
5) Memuat bahan ajar yang seragam yang dapat membantu proses evaluasi dan
membantu kelancaran diskusi.
6) Membantu peserta didik belajar di rumah.
7) Mengandung bahan ajar yang sistematis menurut logika tertentu.
8) Mempermudah guru mencari bahan ajar sehingga waktu mengajar lebih
efisien.
19
Disisi lain menurut Prastowo (2014:244-245), fungsi buku teks sebagai
bahan ajar adalah sebagai berikut:
1) Sebagai sumber referensi atau rujukan oleh peserta didik,
2) Sebagai bahan evaluasi,
3) Sebagai sarana pembantu bagai guru dalam pelaksanaan kurikulum,
4) Sebagai penentu teknik atau metode pengajaran yang akan digunakan guru,
dan
5) Sebagai sarana untuk meningkatkan karir dan jabatan.
Sementara itu, menurut Toharudin dkk. (2011:189) buku teks pelajaran
merupakan sumber belajar juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai pembuka jalan dan pengembangan wawasan tentang proses belajar
yang akan ditempuh peserta didik agar pengetahuan proses pembelajaran
yang akan dipelajari dapat diperoleh lebih awal.
2) Sebagai pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional agar
penguasaan keilmuan dapat tercapai secara tuntas.
3) Sebagai penyedia ilustrasi dan contoh yang berkaitan dengan bidang ilmu
yang dipelajari.
4) Sebagai petunjuk dan gambaran keterkaitan antara bidang keilmuan satu
dengan bidang keilmuan lainya.
5) Sebagai penyedia informasi tentang penemuan mutakhir yang berkaitan
dengan bidang keilmuan tertentu.
6) Sebagai petunjuk tentang permasalahan yang ada dan pemecahan
permasalahan dalam bidang tertentu.
20
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa buku teks atau
buku pembelajaran sebagai wadah atau acuan bagi peserta didik dan guru untuk
saling berinteraksi dalam proses belajar dan mengajar baik di kelas maupun di
luar kelas.
4. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jannah dkk. (2019) dengan
judul penelitian analisis hakikat sains (nature of science) dalam buku teks fisika
SMA kelas X di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan metode analisis isi (content analysis). Sumber data berasal dari
buku teks fisika SMA kelas X, variabel dalam penelitian adalah sepuluh aspek
NoS menurut Abd el-Khalick. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari buku A,
B dan C yang diteliti memperoleh skor berturut-turut yaitu 18,8, dan 12 dari skor
yang diharapkan 30 untuk buku teks yang memuat sepuluh aspek-aspek NoS
secara eksplisit, benar, konsisten, dan lengkap. Berdasarkan skor tersebut dapat
disimpulkan bahwa ketiga buku teks fisika yang dianalisis belum menyampaikan
aspek-aspek NoS secara eksplisit, benar, konsisten, dan lengkap.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhamayanti dkk. (2019) dengan judul
penelitian analisis struktur-penyajian dan konten nature of science (nos) pada
buku fisika SMA pokok bahasan getaran harmonis. Dimana tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah buku teks fisika SMA kelas X yang digunakan di
Kabupaten Pati sudah menggunakan analogi pembelajaran, bagaimana struktur
penyajian konsepnya, apakah memuat konten NoS, bagaimana profil soal-soal
yang disajikan, subjek dalam penelitian ini adalah dua buku teks Fisika SMA
kelas X kurikulum 2013 pokok bahasan getaran harmonis yang banyak digunakan
21
di Kabupaten Pati. Konten pada buku A dan B berdasarkan muatan NoS masih
didominasi oleh satu aspek yaitu aspek teori dan hukum sebanyak 56,68% pada
buku A dan 71,87% pada buku B. problem soal pada buku A dan B berdasarkan
muatan analogi masih kurang disajikan. Konsep yang disajikan buku A dan B
berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh El-Khalick dkk. (2008) dengan judul
penelitian representations of nature of science in high school chemistry textbooks
over the past four decades. Melakukan penelitian pada 14 buku teks kimia di
Amerika, hasil menunjukan dari ke 14 buku teks kimia yang diteliti belum
menyampaikan sepuluh aspek NoS secara eksplisit.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang, bahwa dalam perkembangan ilmu
pengetahuan membuat masyarakat akan sadar pentingnya ilmu sains dan teknologi
yang dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari. Untuk membantu memajukan
sains dan teknologi dapat melalui penggunaan konten literasi sains dalam
pendidikan sains, untuk mewujudkan literasi sains sendiri perlu adanya
pemahaman hakikat sains (NoS). hakikat sains sangat penting karena
berhubungan dengan keterampilan proses sains peserta didik untuk memecahkan
masalah.
Kenyataan yang ada, pemahaman peserta didik mengenai hakikat sains di
Indonesia masih rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya
pemahaman hakikat sains peserta didik di Indonesia adalah kualitas bahan ajar.
Bahan ajar dalam hal ini adalah buku teks atau buku pembelajaran. Buku teks
yang masih banyak digunakan di sekolah masih dominan dengan konten yang
22
bersifat teoritis. Untuk itu, penelitian mengenai analisis nature of science (NoS)
dalam buku teks sangat penting agar kedepannya dapat membantu peserta didik
dalam memahami hakikat sains.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis buku teks fisika berdasarkan
sepuluh aspek–aspek NoS yang kemudian diserahkan kepada pengamat atau
observer untuk mendapatkan hasil yang objektif. Keseluruhan hasil analisis
dibahas dalam bentuk deskripsi, dan dari deskripsi tersebut dapat diketahui
penyampain aspek-aspek NoS dalam buku teks fisika yang dianalisis. Adapun
kerangka pikir tersebut digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Nature of science
Pemahaman nature of science peserta didik di Indonesia
Buku ajar atau buku teks
Analisis nature of science berdasarkan sepuluh aspek-aspek NOS
1) Empiris 6) Metode ilmiah
2) Inferensial 7) Teori ilmiah
3) Kreatif 8) Hukum ilmiah
4) Teori drive 9) Sosial sains
5) Tentative 10) Penerapan sains dalam sosial budaya
Nature of science yang terdapat dalam buku teks fisika
SMA kelas XII
Aspek NoS pada buku teks fisika
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono
(2017) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan atau
menyatakan keadaan objek yang diteliti tanpa ada rekayasa dan apa adanya, sesuai
dengan kondisi dan situasi ketika penelitian tersebut dilakukan. Begitu juga
dengan Sukmadinata (2011) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang ditunjukkan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang terjadi disekitar, baik fenomena yang terjadi secara ilmiah maupun
rekayasa manusia.
B. Waktu dan lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2020 sampai 26
November 2020. Analisis isi dilakukan terhadap buku-buku teks fisika SMA kelas
XII yang berbasis kurikulum 2013 yang banyak digunakan oleh sekolah-sekolah
Negeri di Kabupaten Bulukumba. Selain itu, buku-buku teks fisika yang dianalisis
telah memenuhi standar dan dinyatakan layak berdasarkan peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2014 mengenai
buku teks pembelajaran dan buku panduan guru kurikulum 2013 kelompok
peminatan pendidikan menengah yang memenuhi standar kelayakan untuk
digunakan dalam pembelajaran.
24
C. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content
analysis). Content analysis merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengetahui simpulan dari sebuah teks. Gao (1989) menyatakan bahwa content
analysis merupakan suatu metode penelitian yang secara sistematis digunakan
untuk menganalisis suatu informasi berupa teks. Dari definisi tersebut, analisis isi
merupakan metode penelitian yang sangat cocok digunakan untuk menganalisis
suatu buku teks pembelajaran karna content analysis tidak hanya melihat
penyajian fisik kata-kata pada buku tetapi juga biasa mendapatkan informasi baru
dari gejala-gejala simbolik dalam buku.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013:173).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua buku teks pembelajaran fisika SMA
kelas XII berdasarkan kurikulum 2013 yang digunakan di SMA di Kabupaten
Bulukumba.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2013:56). Sampel dalam penelitian
ini diambil menggunakan teknik multistage sampling (penarikan sampel
penelitian dengan beberapa tahap). Ada dua tahap yang terdiri dari. Tahap
pertama yaitu memilih lima buku yang banyak digunakan di sekolah Menengah
Atas Negeri se-Kabupaten Bulukumba, dan tahap kedua yaitu pemilihan sampel
bab pada setiap buku, untuk mempermudah analisis, sampel bab yang diambil
masing-masing buku teks pembelajaran fisika adalah bab yang menyajikan bahasa
yang sama. Lima buku fisika yang paling banyak digunakan di SMA di Kota
25
Bulukumba dan sampel bab yang dianalisis dapat dilihat dalam Tabel 3.1 di
bawah ini.
Tabel 3.1 Identitas Buku kelas XII yang digunakan sebagai sampel penelitian
Kode
buku Penulis Penerbit
Tahun
Terbit Sampel Bab
A Aris Prasetyo
Nugroho.,
Indasari., dan
Naila
Hilmiyana
Syifa.
Mediatama 2016 Bab VI : Radiasi
elektromagnetik
Bab VII : Teori Relativitas
Khusus
Bab VIII: Fenomena Kuantum
B Hari Subagya Bumi
Aksara
2018 Bab VI : Radiasi
Elektromagnetik
Bab VII : Teori Relativitas
Khusus
Bab VIII: Fenomena KuNtum
C Sunardi.,
Paramitha.,
andreas B.,
dan
Darmawan
Yrama
Widya
2016 Bab IV : Radiasi Gelombang
Elektromagnetik
Bab V : Teori Relativitas
Bab VI :Fenomena Kuantum
D Bambang
Ruwanto
Yudhi
Tirta
2017 Bab VI : Radiasi
Elektromagnetik dan
aplikasinya
Bab VII : Teori Relativitas
Khusus
Bab VIII: Gejalah Kuantum
E Marthen
Kanginan
Erlangga 2018 Bab VI : Radiasi
Elektromagnetik
Bab VII : Teori Relativitas
Khusus
Bab VIII: Fenomena Kuantum
E. Prosedur Penelitian
Prosedur analisis buku teks ini dibagi menjadi tiga tahap penelitian, yaitu
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
26
a. Melakukan pengkajian literatur mengenai sepuluh aspek NoS yang
menjadi variabel atau objek penelitian, yaitu 1) empiris, 2) inferensial, 3)
kreatif, 4) theory-driven, 5) tentative, 6) metode ilmiah, 7) teori ilmiah,
8) hukum ilmiah, 9) sosial sains, serta 10) penanaman dan budaya dalam
sains.
b. Studi pendahuluan atau pra penelitian dengan menganalisis satu bab pada
salah satu buku sesuai aspek NoS.
2. Tahap pelaksanaan
a. Survei terhadap buku teks fisika SMA kelas XII berbasis kurikulum 2013
yang paling banyak digunakan di SMA Negeri di Kabupaten Bulukumba.
Dari hasil survey dipilih 5 buku ajar yang memenuhi kriteria sampel
buku yang akan dianalisis, yang didapatkan dari sekolah SMAN 15
Bulukumba, SMAN 9 Bulukumba, dan SMAN 3 Bulukumba.
b. Menentukan materi yang akan dijadikan sampel untuk dianalisis,
kemudian mengumpulkan data dengan cara mengutip kalimat-kalimat
maupun paragraf yang mengandung aspek NoS
c. Selanjutnya mengisi rubrik kategori penskoran secara runtut disertai
dengan pemberian skor pada masing-masing kutipan berdasarkan
pedoman rubrik penskoran.
d. Melakukan verifikasi data kepada dosen pembimbing dengan tujuan
mengecek hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti.
3. Tahap akhir
a. Menguji reliabilitas hasil penelitian dengan menggunakan metode inter
rater reliability. Metode ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
27
keandalan dalam pemberian skor yang dilakukan oleh minimal 2 orang
penilai yang tidak terikat sehingga mendapatkan hasil yang sama apabila
menggunakan kategori dan instrumen yang sama. Pengukuran interatur
reliability ini dilakukan dengan menghitung nilai koefisien kappa yang
nantinya akan diinterpretasikan ke dalam kriteria tingkat reliabilitasnya.
b. Mengelolah data hasil penelitian dengan menghitung jumlah skor pada
rubrik penskoran, menghitung jumlah kutipan tiap aspek pada kelima
buku teks serta menghitung persentase kemunculan tiap aspek pada
kelima buku teks fisika.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
aspek dan indikator Nature of Science (NoS) yang diadopsi dari jurnal Abd-El-
Khalick (2008).
28
Tabel 3.2 Lembar instrumen penelitian Nature of Science (NoS)
No Aspek NoS (Nature of
science)
Indikator NoS (Nature of
Science)
Bab Buku yang dianalisis
Halaman Paragraf No pernyataan Pernyataan
1 Empiris Menunjukkan ilmu pengetahuan sains
diperoleh melalui observasi
(pengamatan) dan bukti.
2 Inferensial Menunjukkan kegiatan yang
menghasilkan pernyataan mengenai
fenomena sains yang tidak dapat
dilihat oleh alat indra secara langsung.
3 Kreatif Menunjukkan pengetahuan ilmiah
dihasilkan menggunakan imajinasi.
4 Theory-draive. Menunjukkan pengembangan ilmu
sains dipengaruhi oleh teori-teori yang
telah ada sebelumnya
5 Tentative Menunjukkan ilmu sains dapat
berubah.
6 Metode ilmiah Mengamati, mengukur,
membandingkan, menguji,
berspekulasi, membuat
hipotesis menciptakan ide, atau
gagasan, serta membuat teori dan
penjelasan.
7 Teori ilmiah Menunjukan penjelasan kesimpulan
dari fenomena yang terjadi di alam
29
8 Hukum ilmiah Penjelasan mengenai hubungan antar
fenomena yang diamati dan yang
terjadi pada fenomena yang diamati
9 Sosial sains Menunjukkan bagaimana peranan
masyarakat terhadap perkembangan
sains
10
Penerapan sains dalam
sosial budaya
Penggunaan ilmu sains dalam
penciptaan teknologi yang menunjang
kehidupan manusia.
30
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, metode
dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
buku, catatan, majalah, notulen rapat, surat kabar, prasasti, lengger, agenda, dan
sebagainya. Menggunakan metode dokumentasi, berarti yang diamati bukan
benda hidup melainkan benda mati (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini,
variabel penelitian adalah 10 aspek NoS yang terdapat dalam buku teks fisika
SMA kelas XII berbasis kurikulum 2013. Variable sendiri adalah objek penelitian,
dimana merupakan gejala yang bervariasi Arikunto (2010). Variabel tersebut
diberikan angka nominal yang sesuai dengan rubrik penskoran setelah
menentukan variabel maka langkah selanjutnya adalah menyusun kategori
pengkodean.
Kategori pengkodean dalam analisis isi (content analysis) ada 6 yaitu 1)
suku kata, 2) ungkapan suku kata, 3) kalimat, 4) paragraf, 5) tema, 6) dan semua
isi teks (Weber dalam GAO, 1989:31). Semua isi buku dibaca dengan mendalam
dan kategori pengkodean (kalimat dan paragraf) yang memenuhi variabel diambil
sebagai kutipan. Kutipan-kutipan tersebut dicatat dan dikumpulkan secara runtut
berdasarkan variabel yang sesuai dalam sebuah tabel untuk kemudian dianalisis.
H. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan lainya, sehingga
dapat dengan mudah dipahami dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisis data adalah menganalisis
31
kutipan dari sampel buku teks, penulisan menyajikan klasifikasi penelitian kutipan
dalam buku teks yang dianalisis berdasarkan Tabel 3.1
Tabel 3.3 Klasifikasi penilaian kutipan pada buku teks
Aspek NoS
Buku Teks A Buku Teks B Buku Teks C Buku Teks D Buku teks E
Ʃ E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S
Empiris
Inferensial
Kreatif
Teori-drive
Tentative
Metode ilmiah
Teori ilmiah
Hukum ilmiah
Sosial sains
Penerapan sosial dan
budaya dalam
sains
Jumlah total
Keterangan :
Ʃ = jumlah kutipan pada aspek yang bersangkutan
EB = jumlah kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan benar
IB = jumlah kutipan yang disampaikan secara implisit dan benar
ES = jumlah kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan salah
IS = jumlah kutipan yang disampaikan secara implisit dan salah
32
Pada Tabel 3.3 terlihat bagaimana cara penulis menyampaikan aspek NoS
di dalam buku. Terdapat empat kriteria penyampaian aspek NoS yang digunakan
di dalam buku yang dianalisis, yaitu penyampaian secara benar dan eksplisit,
benar namun implisit, salah dan eksplisit, serta salah namun implisit.
Kutupan yang mengandung aspek NoS di dalam satu buku diakumulasika
dan dikelompokan berdasarkan masing-masing aspek. Dalam satu buku tersebut
(mencakup 3 bab), dijumlahkan berapa kutipan yang dimuat secara benar dan
eksplisit, benar tapi implisit, salah dan eksplisit, serta salah tetapi implisit. Serta
kutipan yang termaksuk kedalam 10 aspek NoS di beri skor sesuai dengan rubrik
penskoran (Tabel 3.4) yang telah dimodifikasi dari penelitian Abd-ElKhalick et al
(2008). Teknik penskoran buku ini menilai aspek NoS berdasarkan konsistensi
serta kecanderungan cara penyampaian (baik eksplisit maupun implisit) di dalam
keseluruhan buku. Hasil penskoran tersebut dirangkum menjadi satu dalam satu
tabel untuk mengetahui skor buku terhadap aspek NoS.
Tabel 3.4 Rubrik Penskoran
Skor Kriteria
3 Seluruh kutipan disampaikan secara EB tanpa ada kutipan yang disampaikan secara IB, IS maupun ES walaupun hanya satu
kutipan.
2 Kutipan dengan menyampaikan EB dan IB
Mayoritas IB, minimal satu kutipan yang disampaikan secara EB
1 Seluruh kutipan disampaikan secara IB
IS diperbolehkan dengan catatan sebagian besar kutipannya IB
Kutipan keseluruhan secara IB, minimal satu IB dan satu ES
0 Tidak ada aspek NOS
-1 Sebagian besar kutipan disampaikan secara IS
-2 Penyampaian secara IB, IS, dengan minimal satu penyampaian secara ES
-3 Seluruh kutipan pada aspek disampaikan secara ES
33
Setelah menganalisis nilai NoS tiap buku, selanjutnya menghitung
persentase kemunculan setiap aspek NoS dalam buku yang dianalisis. (Purwanto,
2010) sebagai berikut:
deskripsi terhadap hasil analisis data dilakukan dengan mengacu pada
persentasi kriteria sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 persentase Kriteria.
Persentase Kriteria
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup Baik
21-40 Buruk
<21 Sangat Buruk
(Khery dkk., 2018)
Hal terakhir yang dilakukan adalah menguji reliabilitas penelitian. Ancok
(2012) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Reliabilitas temuan diuji dengan mengukur reliabilitas antara penelitian
menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:241) triangulasi
merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data yang telah ada. Teknik triangulasi dapat digunakan
dengan cara mengadakan member check, sehingga data yang diperoleh peneliti
dapat dipercaya (Sugiyono,2013:373). Pengecekan data yang diperoleh dilakukan
oleh dua dosen ahli fisika atau dapat dikatakan pengamat I dan pengamat II,
pengamat menandai kesepakatan dengan tanda check-list pada kolom yang
tersedia pada lembar observasi analisis Nature of Science (NoS) yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
34
Tabel 3.6 Tabel kesepakatan pengamat
Aspek
NoS
Indikator
NoS
Pernyataan Pengamat I Pengamat II
Ya Tidak Skor Ya Tidak Skor
Dari hasil kesepakatan antara kedua pengamat, kemudian dihitung tingkat
reliabilitasnya untuk mendapatkan koefisien kesepakatan. Ancok (2012)
menyatakan bahwa reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat yang diukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam menghitung
reliabilitas pengamat dengan membuat Tabel (tabel 3.6) koefisien kesepakatan
antara kedua pengamat (Arikunto,2013:245).
Tabel 3.7 Kontingensi kesepakatan peneliti dan pengamat I
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya
Tidak
Jumlah
observasi
Tabel 3.8 Kontingensi kesepakatan peneliti dan pengamat II
Peneliti
Pengamat
II
Ya Tidak Jumlah
amatan
Ya
Tidak
Jumlah
observasi
Hasil data pada tabel 3.6 dan tabel 3.7 tersebut dimasukkan kedalam
rumus menurut Arikunto (2013:245) dimana angka-angka yang cocok adalah
35
angka-angka yang terletak pada diagonal dengan sel jumlah, yang kemudian
diolah kedalam rumus Koefisien Kappa. Koefisien Kappa (KK) dikembangkan
untuk menyesuaikan kesepakatan antar pengamat (Brown, 2015). Adapun rumus
Koefisien Kappa sebagai berikut:
Keterangan:
= peluang pernyataan yang sama antar kedua pengamat
= distribusi marginal dari jumlah kategori di dalam tabel kontingensi
Keterangan :
= jumlah pernyataan yang sama
= jumlah kesepakatan yang diobservasi
∑
Keterangan :
N = jumlah keseluruhan yang diobservasi
= jumlah nilai pada kolom di tabel kontingensi
= jumlah nilai pada kolom di tabel kontingensi
Landis dan Koch (2012) menyatakan bahwa nilai koefisien Kappa yang
dapat diandalkan adalah antara 0,61-1,00 sehingga hasil antar kedua pengamat
dikatakan reliabel atau valid. Berikut ini tabel 3.8 interpretasi reliabilitas dari
Koefisien Kappa sebagai berikut.
36
Tabel 3.9 Interpretasi reliabilitas Koefisien Kappa
Koefisien Kappa Interpretasi
Sangat Jelek
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,41 Kurang
0,41-0,61 Sedang
0,61-0,80 Baik
0,81-1,00 Sangat Baik
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proporsi
kemunculan tiap aspek NoS pada kelima buku teks fisika SMA kelas XII yang
digunakan di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diperoleh data jumlah dan proporsi kemunculan aspek NoS pada setiap buku teks
fisika SMA kelas XII dan data reliabilitas pengamatan. Data diperoleh dengan
menggunakan instrumen lembar indikator NoS yang telah di validasi dan
dinyatakan valid untuk digunakan menganalisis.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis dan pengelolaan data yang dilakukan, didapatkan
proporsi kemunculan sepuluh aspek NoS pada buku teks fisika SMA kelas XII
yang digunakan se-Kabupaten Bulukumba, terdapat lima buku yang paling
banyak digunakan di sekolah SMA Negeri se-Kabupaten Bulukumba yang sesuai
dengan Kurikukum 13, dan terpilih tiga bab yang dianalisis diklasifikasi sesuai
dengan penskoran baik secara eksplisit maupun secara implisit.
1. Klasifikasi penilaian dan kemunculan aspek NoS pada Buku Teks
Berikut ini penyajian klasifikasi penilaian kutipan dalam kelima buku teks
fisika kelas XII yang dianalisis dan disajikan dalam Tabel 4.1.
38
Tabel 4.1 Hasil klasifikasi penilaian kutipan pada buku teks kelas XII
No Aspek NoS
Buku Teks A Buku Teks B Buku Teks C Buku Teks D Buku teks E
Ʃ E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B
I
B
E
S
I
S Ʃ
E
B IB
E
S
I
S
1 Empiris 3 3 0 0 0 3 2 1 0 0 3 1 2 0 0 3 1 2 0 0 3 1 2 0 0
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Teori-driven 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
5 Tentative 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Metode ilmiah 9 4 5 0 0 3 3 0 0 0 2 1 1 0 0 2 2 0 0 0 1 0 1 0 0
7 Teori ilmiah 4 0 4 0 0 4 0 4 0 0 4 4 0 0 0 4 2 2 0 0 4 3 1 0 0
8 Hukum ilmiah 4 0 4 0 0 3 0 0 3 0 4 0 4 0 0 2 1 1 0 0 7 1 6 3 0
9 Sosial sains 5 0 5 0 0 7 0 7 4 0 8 1 7 0 0 7 0 7 0 0 11 0 10 0 0
10 penerapan sosial
dan budaya dalam
sains
6 5 1 0 0 4 2 2 0 0 2 2 0 0 0 1 1 0 0 0 2 2 0 0 0
Jumlah total 34 25 25 21 30
39
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui kemunculan dan identifikasi penilaian
kutipan aspek-aspek NoS pada masing-masing buku yang memiliki jumlah
kemunculan kutipan yang beragam. Tabel di atas menunjukkan kemunculan aspek
NoS pada setiap buku dan telah dikalsifikasikan berdasarkan penskoran baik
berupa eksplisit maupun implisit.
Buku yang paling banyak menunjukkan kemunculan kategori aspek NoS
adalah buku A Penerbit Mediatama yaitu sebanyak 34 kutipan dan disampaikan
secara eksplisit namun masih banyak kutipan yang disampaikan secara implisit,
pada buku E Penerbit Erlangga sebanyak 30 kutipan dan disampaikan secara
eksplisit namun masih banyak yang disampaikan secara implisit, buku B Penerbit
Bumi Aksara dan buku C Penerbit Yrama Widya memiliki jumlah kemunculan
kutipan yang sama yaitu sebanyak 25 kutipan dan disampaikan secara eksplisit
namun masih banyak yang disampaikan secara implisit, sedangkan pada buku D
Penerbit Yudi Tirta sebanyak 21 kutipan dan lebih banyak yang disampaikan
secara eksplisit dari pada yang disampaikan secara implisit.
2. Klasifikasi kemunculan aspek NoS pada setiap Buku Teks
a. Buku A
Klasifikasi dan jumlah kemunculan kutipan aspek NoS pada buku A dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dan disajikan dalam bentuk gambar agar lebih mudah di
pahami seperti pada gambar 4.1 berikut.
40
Gambar 4.1 kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada buku A
Aspek NoS pada buku A telah dimunculkan sebanyak 34 kutipan dari 3
bab. Pada aspek empiris memiliki jumlah kemunculan sebanyak 3 kutipan dan
disampaikan secara eksplisit, aspek teori-driven memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 2 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan implisit, aspek tentatif
memiliki jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan yang disampaikan secara
implisit. Metode ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak 9 kutipan yang
disampaikan secara eksplisit dan implisit, aspek teori ilmiah memiliki jumlah
kemunculan sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara implisit, aspek hukum
ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 4 kutipan yang
disampaikan secara eksplisit, aspek sosial sains memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 5 kutipan yang disampaikan secara implisit dan eksplisit, aspek
penyampaian sosial dan budaya dalam sains memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 6 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan implisit, sedangkan
untuk aspek inferensial dan kreatif tidak dimunculkan atau tidak ada kutipan.
3
0
0
2 1
9
4 4
5
6
Buku A empiris
inferensial
kreatif
theory-driven
tentatif
metode ilmiah
teori ilmiah
hukum ilmiah
sosila sains
penerapan sains dalam sosial dan
budaya
41
b. Buku B
Klasifikasi dan jumlah kemunculan kutipan aspek NoS pada buku B dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dan disajikan dalam bentuk gambar agar lebih mudah di
pahami seperti pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada buku B
Aspek NoS pada buku B telah dimunculkan sebanyak 25 kutipan dari 3
bab yang dianalisis. Pada aspek empiris memiliki jumlah kemunculan sebanyak 3
kutipan dan disampaikan secara eksplisit benar dan eksplisit, aspek teori-driven
memiliki jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan dan disampaikan secara
eksplisit, aspek metode ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 3
kutipan yang disampaikan secara eksplisit, aspek teori ilmiah memiliki jumlah
kemunculan sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara implisit dan eksplisit,
aspek hukum ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 3 kutipan
yang disampaikan secara implisit, aspek sosial sains memiliki jumlah kemunculan
3
0 0
1
0
3
4
3
7
4
Buku B empiris
inferensial
kreatif
theory-driven
tentatif
metode ilmiah
teori ilmiah
hukum ilmiah
sosila sains
penerapan sains dalam sosial danbudaya
42
sebanyak 7 kutipan yang disampaikan secara implisit dan eksplisit, aspek
penyampaian sosial dan budaya dalam sains memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan implisit, sedangkan
untuk aspek inferensial, kreatif, dan tentatif tidak dimunculkan atau tidak ada
kutipan.
c. Buku C
Klasifikasi dan jumlah kemunculan kutipan aspek NoS pada buku C dapat
dilihat pada tabel 4.1 dan disajikan dalam bentuk gambar agar lebih mudah di
pahami seperti pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 kemunculan dan klasifikasi kutipan pada buku C
Aspek NoS pada buku C telah dimunculkan sebanyak 25 kutipan dari 3
bab yang dianalisis. Pada aspek empiris memiliki jumlah kemunculan sebanyak 3
kutipan dan disampaikan secara eksplisit dan implisit, aspek teori-driven memiliki
jumlah kemunculan sebanyak 2 kutipan dan disampaikan secara implisit, aspek
metode ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 2 kutipan yang
3 0
0
2 0
2
4
4
8
2
Buku C empiris
inferensial
kreatif
theory-driven
tentatif
metode ilmiah
teori ilmiah
hukum ilmiah
sosila sains
penerapan sains dalam sosial dan
budaya
43
disampaikan secara implisit, aspek teori ilmiah memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara implisit dan eksplisit, aspek hukum
ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 3 kutipan yang
disampaikan secara implisit, aspek sosial sains memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 7 kutipan yang disampaikan secara implisit dan eksplisit, aspek
penyampaian sosial dan budaya dalam sains memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan implisit, sedangkan
untuk aspek inferensial, kreatif, dan tentatif tidak dimunculkan atau tidak ada
kutipan.
d. Buku D
Klasifikasi dan jumlah kemunculan kutipan aspek NoS pada buku D dapat
dilihat pada tabel 4.1 dan disajikan dalam bentuk gambar agar lebih mudah di
pahami seperti pada gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada buku D
Aspek NoS pada buku D telah dimunculkan sebanyak 21 kutipan dari 3
bab yang dianalisis. Pada aspek empiris memiliki jumlah kemunculan sebanyak 3
kutipan dan disampaikan secara eksplisit dan eksplisit, aspek inferensial memiliki
3
1 0
1
1
2
4 2
7
1
Buku D empiris
inferensial
kreatif
theory-driven
tentatif
metode ilmiah
teori ilmiah
hukum ilmiah
sosila sains
penerapan sains dalam sosial
dan budaya
44
jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan yang disampaikan secara eksplisit, aspek
teori-driven memiliki jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan dan disampaikan
secara eksplisit, aspek metode ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak
sebanyak 2 kutipan yang disampaikan secara eksplisit, aspek teori ilmiah memiliki
jumlah kemunculan sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan
implisit, aspek hukum ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 2
kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan implisit, aspek sosial sains
memiliki jumlah kemunculan sebanyak 7 kutipan yang disampaikan secara
implisit dan eksplisit, aspek penyampaian sosial dan budaya dalam sains memiliki
jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan yang disampaikan secara eksplisit,
sedangkan untuk aspek kreatif dan tentatif tidak dimunculkan atau tidak ada
kutipan.
e. Buku E
Klasifikasi dan jumlah kemunculan kutipan aspek NoS pada buku E dapat
dilihat pada tabel 4.1 dan disajikan dalam bentuk gambar agar lebih mudah
dipahami seperti pada gambar 4.5 berikut.
45
Gambar 4.5 kemunculan dan klasifikasi penilaian aspek NoS pada buku E
Aspek NoS pada buku E telah dimunculkan sebanyak 30 kutipan dari 3
bab yang dianalisis. Pada aspek empiris memiliki jumlah kemunculan sebanyak 3
kutipan dan disampaikan secara eksplisit dan implisit, aspek teori-driven memiliki
jumlah kemunculan sebanyak 1 kutipan dan disampaikan secara implisit, aspek
metode ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 1 kutipan yang
disampaikan secara implisit, aspek teori ilmiah memiliki jumlah kemunculan
sebanyak 4 kutipan yang disampaikan secara eksplisit dan eksplisit, aspek hukum
ilmiah memiliki jumlah kemunculan sebanyak sebanyak 7 kutipan yang
disampaikan secara eksplisit, implisit benar dan eksplisit, aspek sosial sains
memiliki jumlah kemunculan sebanyak 11 kutipan yang disampaikan secara
implisit dan eksplisit, aspek penyampaian sosial dan budaya dalam sains memiliki
jumlah kemunculan sebanyak 2 kutipan yang disampaikan secara eksplisit,
3
0 0
1
0
1
4
7
11
2
Buku E empiris
inferensial
kreatif
theory-driven
tentatif
metode ilmiah
teori ilmiah
hukum ilmiah
sosila sains
penerapan sains dalam sosial dan
budaya
46
sedangkan untuk aspek inferensial, kreatif dan tentatif tidak dimunculkan atau
tidak ada kutipan.
3. Skor Dominan NoS pada Buku Teks
Setelah mengklasifikasi setiap kemunculan kutipan aspek NoS pada
kelima buku kemudian mencari skor dominan kutipan aspek NoS pada buku teks
fisika SMA kelas XII. apabila buku teks fisika SMA kelas XII memuat aspek NoS
secara eksplisit, benar, konsisten, dan lengkap, maka skor maksimal yang
diperoleh buku tersebut adalah 30 dan setiap aspek diberikan skor 3, sesuai
dengan rubrik penskoran yang diadobsi dari jurnal Abd-El-Khalick et al. (2007),
buku teks fisika dinyatakan telah memuat sepuluh aspek Nos secara eksplisit dan
benar, meskipun belum konsisten dan lengkap apabila buku tersebut memiliki
skor 20.
Eksplisit ditandai dengan penyampain penulisan materi secara jelas,
tersurat, mudah dipahami, dan tegas. Sedangkan implisit ditandai dengan
penyampaian meteri secara tidak langsung, memerlukan penafsiran dari pembaca,
serta hanya menyampaikan contoh tanpa menyangkutkan secara tegas dengan
aspek NoS yang dimaksud. Berikut tabel skor pada setiap buku fisika SMA kelas
XII.
47
Tabel 4.2 Skor buku teks fisika SMA kelas XII
No Aspek NoS Buku Teks Fisika Kelas XII
Persentase Kriteria A B C D E
1 Empiris 3 3 2 2 2 80,00% Baik
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0.00% Sangat Buruk
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0,00% Sangat Buruk
4 Theory-driven 2 0 2 3 1 53,33% Cukup Baik
5 Tentatif 2 3 0 0 0 33,33% Buruk
6 Metode Ilmiah 2 2 2 3 2 73,33% Baik
7 Teori ilmiah 2 2 3 2 3 80,00% Baik
8 Hukum ilmiah 1 2 2 2 1 53,33% Cukup Baik
9 Sosial sains 1 1 1 1 2 40,00% Buruk
10 Penerapan sains
dalam sosial
budaya
3 3 3 3 3 100% Sangat Baik
Jumlah Total 16 14 15 19 14
Persentase 53% 47% 50% 63% 47%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek NoS untuk kelima buku teks
fisika 80,00% untuk aspek empiris yang masuk kedalam kategori baik, 0% untuk
aspek inferensial dan aspek kreatif yang masuk kedalam kategori sangat buruk,
53,33% untuk aspek theory-driven yang masuk kedalam kategori cukup buruk,
33,33% untuk aspek tentatif yang masuk kedalam kategori buruk, 73,33% untuk
aspek metode ilmiah masuk kedalam kategori baik, 80% untuk aspek teori ilmiah
masuk kedalam kategori baik, 53,33% untuk aspek hukum ilmiah yang termasuk
kedalam kategori cukup baik, 40,00% untuk aspek sosial sains yang masuk
kedalam kategori buruk. Serta 100,00% untuk aspek penerapan sain dalam sosial
dan budaya yang termasuk kedalam kategori sangant baik.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui skor dominan aspek NoS yang
muncul pada masing-masing buku yang memiliki jumlah dan persentase yang
berbeda. Agar dapat lebih mudah memahami skor dominan yang diberikan pada
setiap buku maka disajikan pada gambar 4.6 berikut ini.
48
Gambar 4.6 persentase kemunculan skor dominan pada setiap buku kelas XII
Keterangan:
a. Persentase penilaian kemunculan aspek NoS pada buku A
b. Persentase penilaian kemunculan aspek NoS pada buku B
c. Persentase penilaian kemunculan aspek NoS pada buku C
d. Persentase penilaian kemunculan aspek NoS pada buku D
e. Persentase penilaian kemunculan aspek NoS pada buku E
Dominansi penilaian persentase kemunculan aspek NoS pada setiap buku
dapat dilihat pada gambar diatas, persentase penilaian aspek NoS yang paling
besar ditunjukkan pada buku D yaitu 63% namun masih banyak aspek NoS yang
belum dimunculkan seperti aspek kreatif dan tentatif, persentase penilaian aspek
NoS terbesar kedua ditunjukkan pada buku A yaitu 53% namun aspek inferensial
dan kreatif belum dimunculkan, selanjutnya disusul buku C dengan besar
persentase penilain aspek NoS sebesar 50% namun aspek inferensial, kreatif dan
theory-driven belum dimunculkan, sedangkan buku B dan buku E memiliki
53%
47%
50%
63%
47%
a
b
c
d
e
49
persentase penilaian yang sama yaitu 47% dan seperti pada buku A,C, dan D
masih banyak aspek NoS yang belum dimunculkan seperti aspek inferensial,
kreatif, theory-driven, dan tentative.
4. Inter-rater Reliability
Penentuan aspek NoS yang muncul pada setiap buku teks fisika kelas XII
dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi aspek NoS pada setiap buku teks fisika
yang dilakukan oleh peneliti, kemudian diberikan oleh pengamat I untuk
mengetahui koefisien kesepakatan peneliti dan pengamat I dan diberikan skor
sesuai dengan rubrik penskoran. Selanjutnya hasil observasi aspek NoS pada
setiap buku diberikan kepada pengamat II untuk mengetahui koefisien
kesepakatan antara peneliti dan pengamat II yang diberikan skor sesuai dengan
rubrik penskoran. Kelima buku teks fisika yang dianalisis berikut tabel hasil
koefisien kesepakatan antara peneliti dan pengamat I serta koefisien kesepakatan
antara peneliti dan pengamat II sebagai berikut.
Tabel 4.3 Koefisien kesepakatan (KK) antara peneliti dan pengamat I
No Buku Koefisien Kesepakatan
(KK) Kategori
1 A 0,99 Sangat baik
2 B 1,00 Sangat baik
3 C 1,00 Sangat baik
4 D 1,00 Sangat baik
5 E 0,99 Sangat baik
Rata-rata 0,996 Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa reliabilitas pengamat
antara peneliti dan pengamat I sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata
koefisien kesepakatan untuk lima buku yaitu 0,996 yang masuk kedalam kategori
sangat baik.
50
Tabel 4.4 Koefisien kesepakatan (KK) antara penelitian dan pengamat II
No Buku Koefisien Kesepakatan
(KK) Kategori
1 A 1,00 Sangat baik
2 B 1,00 Sangat baik
3 C 1,00 Sangat baik
4 D 1,00 Sangat baik
5 E 1,00 Sangat baik
Rata-rata 1,00 Sangat baik
Dari Tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa reliabilitas pengamatan antar
peneliti dan pengamat II sangat baik, hal ini dilihat dari rata-rata koefisien
kesepakatan sebesar 1,00 yang masuk kedalam kategori sangat baik. Dari kedua
Tabel kesepakatan pengamat diatas dianggap paling baik karna pengamat I dan
pengamat II merupakan dosen yang paling tau dan ahli dalam melakukan suatu
pengamatan dan analisis.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi kemunculan aspek NoS
pada buku teks fisika SMA kelas XII, dengan menggunakan model penelitian
kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi (content analysis). Dalam buku
teks pembelajar diharapkan mampu memunculkan sepuluh aspek Nature of
Science (NoS) yang dijelaskan oleh Abd-El-Khalick, at al (2008). Berdasarkan
hasil analisis aspek NoS pada kelima buku teks sudah dimunculkan aspek NoS,
dimana buku teks paling banyak memunculkan aspek metode ilmiah dan sosial
sains tetapi masih ada beberapa aspek yang tidak dimunculkan sama sekali pada
buku teks yaitu aspek kreatif.
Pada buku A penerbit Mediatama dari sepuluh aspek NoS hanya delapan
aspek NoS yang dimunculkan, tetapi belum seluruhnya disampaikan secara
51
eksplisit, aspek yang paling banyak dimunculkan adalah aspek metode ilmiah.
Dari 34 kutipan keseluruhan hanya 13 kutipan yang disampaikan secara eksplisit
dan kutipan yang lainya masih disampaikan secara implisit. Penyampaian
kutipan pada buku A secara implisit seperti pada aspek theory-driven pada
kutipan berikut: teori gelombang elektromagnetik dikenalkan pertama kali oleh
james clerk Maxwell, teori ini didasarkan pada hukum dasar, yaitu Coulomb,
hukum Biot-Savart, dan hukum Faraday. Sedangkan penyampain kutipan secara
eksplisit dalam buku A seperti pada kutipan: gelombang mekanik adalah
gelombang yang membutuhkan medium untuk merambat. Seorang fisikawan
Belanda, Christian Huygens mengusulkan jika medium yang merambat cahaya
adalah eter. Chirstian Huygens menganggap eter diam relatif terhadap bintang
yang jatuh, sehingga tidak menimbulkan hambatan terhadap cahaya, namun
Albert Michelson dan Edwerd Morlay melakukan percobaan untuk meyelidiki
tentang teori eter. Dalam menyelidikinya mereka menganggap arah gerak relatif
eter terhadap bumi sebagai aliran arus air sungai dan arah gerak cahaya sebagai
arus perahu yang bergerak sejajar dan tegak lurus. Penyampaian aspek empiris
akan membuka pemahaman peserta didik bahwa ilmu sains diperoleh melalui
observasi (pengamatan) dan bukti.
Buku B hanya memunculkan tujuh dari sepuluh aspek NoS. aspek yang
belum disampaikan adalah aspek inferensial, kreatif dan teory-driven, aspek
yang paling banyak muncul adalah aspek sosial sains. Dari 25 jumlah
keseluruhan kutipan hanya 14 aspek yang disampaikan secara eksplisit yang
lainya masih disampaikan secara implisit. Penyampaian kutipan pada buku B
secara implisit seperti pada aspek empiris pada kutipan berikut: hipotesis yang
52
dilakukan oleh Maxwell dibuktikan kebenaranya oleh Heinrich Rudolfh Hertz
(1857-1894), beberapa tahun setelah Maxwell meninggal dunia, Hertz berhasil
melakukan eksperimen yang menunjukkan gejala perambatan gelombang
elektromagnetik, menggunakan alat yang serupa dengan Ruhmkorf. kutipan
tersebut menunjukan sains diperoleh melalui observasi (pengamatan) dan bukti
yang nyata namun penulisan kutipan belum lengkap dan perlu penafsiran dari
peserta didik. Sedangkan penyampaian tulisan secara eksplisit seperti pada
aspek penerapan sains dalam sosial budaya kutipan berikut: dalam teknologi
masa kini, kesetaraan massa dan energy dimanfaatkan pada Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), penerapan sains dalam sosial budaya diperlihatkan pada
aplikasi relativitas khusus yaitu spectrometer atom, spectrometer Mossbauer,
nuclear magnetic resonance (NMR), magnetic resonance imaging (MRI), dan
electron spin reconance (ESR). Penyampaian aspek penerapan sains dalam sosial
budaya secara eksplisit pada kutipan tersebut membuat peserta didik tahu
tentang penggunaan ilmu sains dalam penciptaan teknologi yang menunjang
kehidupan sehari-hari manusia.
Pada buku C hanya memunculkan tujuh dari sepuluh aspek NoS. aspek
yang belum dimunculkan adalah aspek inferensial, kreatif dan tentatif. Aspek
yang paling banyak muncul adalah aspek sosial sains. Dari 25 jumlah
keseluruhan kutipan aspek NoS hanya 9 aspek yang disampaikan secara eksplisit
dan kutipan yang lainya masih disampaikan secara implisit. Penyampaian
kutipan aspek NoS secara implisit misalnya Albert Abraham Michelson lahir
pada 19 desember 1852 di Strzelno, Provinsi Peson di kerajaan Prusia (sekarang
Polandia), ia adalah seorang fisikawan amerika serikat yang dikenal karena
53
karyanya tentang pengukuran kecepatan cahaya, terutama untuk percobaan
Morley. Melalui pernyataan tersebut dapat dipahami bagaimana peran
masyarakat terhadap perkembangan sains, dalam hal ini masyarakat yang
dimaksud ialah seorang tokoh fisikawan amerika namun pernyatan tersebut
peserta didik (pembaca) perlu pemahaman yang mendalam mengenai
pengukuran cahaya sehingga aspek sosial sains tersebut masuk kedalam kategori
implisit. Sedangkan untuk kategori eksplisit seperti yang ditunjukkan pada aspek
teori ilmiah yaitu: Maxwell memperoleh kesimpulan bahwa muatan-muatan
listrik yang bergerak atau dipercepat akan menghasilkan gelombang
elektromagnetik, dan gelombang elektromagnetik ini dapat menunjukkan
gejalah-gejalah gelombang seperti pemanatulan, pembiasan, interferensi, difraksi
dan polarisasi, karena itu Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa gelombang elektromagnetik adalah perambatan medan listrik dan medan
magnet ke segalah arah secara periodik dengan arah getarannya yang saling
tegak lurus. Penyampaian aspek teori ilmiah pada kutipan tersebut membuka
pemaham peserta didik mengenai penjelasan kesimpulan dari fenomena yang
terjadi di alam bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Pada buku D hanya delapan dari sepuluh aspek NoS yang dimunculkan
tetapi belum disampaikan secara eksplisit, aspek yang belum dimunculkan adalah
aspek kreatif dan tentatif, sedangkan aspek yang paling banyak dimunculkan
iyalah aspek sosial sains. Dari 21 jumlah kutipan keseluruhan hanya 9 aspek yang
disampaikan secara eksplisit selebihnya disampaikan secara implisit. Contoh
kutipan implisit dalam buku D seperti pada kutipan berikut: untuk membuktikan
54
hipotesis Maxwell tersebut, Heinrich Rudolph Hertz, seorang profesor di
politeknik Karlsruhe, Jerman, mencoba membangkitkan dan mendeteksi
gelombang elektromagnetik dan eksperimen. Kutipan tersebut membutuhkan
penafsiran atau pemahaman mendalam peserta didik karna kutipan tersebut belum
menjelaskan secara detail mengenai peranan masyarakat terhadap perkembagan
sains. Untuk contoh kutipan yang disampaikan secara eksplisit pada buku D
ditunjukkan pada aspek metode ilmiah seperti berikut: peserta didik diajak untuk
Mengamati Analogi Efek Rumah Kaca menggunakan peralatan (Kotak sepatu
(atau kotak kayu) tanpa penutup, tanah, dua thermometer, plastic bening
(pembungkus), jam atau stopwatch) adapun Langkah-langkah kegiatan yaitu (1)
Kotak sepatu diisi tanah setengahnya, (2) Thermometer pertama diletakkan di atas
permukaan tanah pada kotak sepatu, sedangkan thermometer ke dua diletakkan di
luar kotak, (3)Kotak berisi tanah ini kemudian ditutup dengan lapisan plastik
pembungkus, (4) Kotak tertutup plastik yang berisi tanah dan thermometer
kemudian diletakan di luar rumah, pilihlah tempat yang cukup terang tetapi tidak
terkena sinar matahari langsung. Thermometer kedua juga diletakkan diluar
rumah, di sebelah kotak sepatu, (5) Skala kedua thermometer dibaca setiap 15
menit pertama selama sejam. Hasil pengamatan dicatat dengan teliti. Selanjutnya
Buatlah laporan pengamatan dan sertakan kesimpulanmu! Kemudian,
presentasikan di depan kelas. Catatan percobaan ini dapat juga dilakukan pada
siang hari. Saat matahari bersinar. Penyampaian aspek metode ilmiah tersebut
mengajak peserta didik untuk dapat mengamati, mengukur, membandingkan,
menguji, berspekulasi, membuat hipotesis menciptakan ide, atau gagasan, serta
membuat teori dan penjelasan dari kegiatan yang dilakukan.
55
Pada buku E dari sepuluh aspek Nos hanya tujuh aspek NoS yang
dimunculkan, tetapi belum disampaikan secara eksplisit, adapun aspek yang tidak
dimunculkan adalah aspek inferensial, kreatif, dan tentatif. Dari 28 jumlah kutipan
keseluruhan hanya 7 aspek yang disampaikan secara eksplisit selebihnya
disampaikan secara implisit. Contoh kutipan yang dimunculkan secara implisit
yaitu pada aspek teori ilmiah sebagai berikut: teori relativitas berhubungan dengan
kejadian-kejadian yang diamati dari kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan
dimana hukum 1 Newton (hukum inersia) berlaku. Dari kutipan aspek teori ilmiah
membutuhkan pemahaman atau penafsiran mendalam peserta didik mengenai
penjelasan kesimpulan dari fenomena alam teori relativitas yang berhubungan
dengan kerangka acuan inersial. Sedangkan contoh kutipan eksplisit dalam buku E
ditunjukkan pada aspek hukum ilmiah sebagai berikut: pada tahun 1888 Hertz
berhasil membuktikan hipotesis maxwell bahwa cahaya termaksuk gelombang
elektromagnetik, yang merambat melalui udara dengan kecepatan cahaya. Sesuai
dengan pendapat umum pada saat itu bahwa gelombang memerlukan medium
untuk merambat, para ilmuan kemudian mengemukakan hipotesis eter “ jagat raya
dipenuhi oleh eter stasioner yang tidak mempunyai wujud tetapi dapat
menghantarkan perambatan gelombang”. Dari kutipan aspek hukum ilmiah
membuka pemahaman peserta didik mengenai penjelasan hubungan antara
fenomena yang diamati dan yang terjadi pada fenomena yang diamati bahwa
gelombang memerlukan medium untuk merambat.
Menurut Jannah dkk. (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
hakikat sains (Nature of Science) dalam buku teks fisika SMA kelas X di kota
Bandung” mengungkapkan hasil penelitianya dari ketiga buku yang dianalisis
56
dimana ada beberapa aspek NoS yang belum dimunculkan seperti pada buku A, B
dan C, aspek yang belum dimunculkan iyalah aspek inferensial, keratif, dan
theory-driven serta Penyampaian aspek NoS belum seluruhnya disampaikan
secara eksplisit, benar, konsisten dan lengkap. Penelitian yang sama dilakukan
oleh Abd-El-Khalick dkk. (2008) dengan judul penelitian “Representations Of
Nature Of Science In High School Chemistry Text Books Over The Past Four
Decades” hasil penelitian menunjukkan dari 14 buku kimia SMA yang diteliti
masih banyak aspek NoS yang belum dimunculkan seperti aspek inferensial,
kreatif, theory-driven dan penerapan sains dalam sosial budaya, serta
penyampaian aspek NoS belum disampaiakn secara eksplisit. Penelitian yang
hampir sama dilakukan oleh Dhamayanti dkk. (2019) yang berjudul “ analisis
struktur-penyajian dan kontent Nature of Science (NoS) pada buku fisika SMA
pokok bahasan getaran harmonis” dari dua buku teks fisika yang dianalisis yaitu
buku A dan B dimana muatan aspek NoS masih didominasi oleh aspek teori dan
hukum serta penyajian konsep anatara buku A dan B berbeda.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, buku teks fisika SMA kelas
XII telah memunculkan aspek NoS, namun proporsi kemunculan aspek NoS yang
disajikan belum seutuhya seimbang. Oleh karena itu perlu adanya perhatian
khusus agar kesepuluh aspek dimunculkan serta penyetaraan aspek NoS seimbang
pada buku teks fisika SMA kelas XII, agar dapat memberikan gambaran hakikat
sains atau Nature of Science secarah utuh bagi peserta didik. Dengan demikian
diharapkan peserta didik dapat lebih memotivasi dirinya untuk mau mempelajari
sains terutama pada hakikat sains yang kedepanya mampu memajukan sains dan
57
teknologi serta mampu memecahkan masalah di era digital yang berbasis
pengetahuan dan teknologi yang super canggih dengan bantuan sains itu sendiri.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis NoS pada buku teks fisika SMA kelas
XII yang dominan digunakan di Kabupaten Bulukumba dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Secara umum buku-buku teks fisika SMA kelas XII yang dianalisis telah
memunculkan aspek-aspek NoS. Akan tetapi, masih ada beberapa aspek NoS
yang belum dimunculkan, seperti aspek inferensial, kreatif dan tentatif.
2. Proporsi kemunculan aspek NoS pada buku A sebanyak 53%, buku B
sebanyak 47%, buku C sebanyak 50%, buku D sebanyak 63%, dan buku E
sebanyak 47%. Secara umum kelima buku yang dianalisis telah meyampaikan
aspek NoS secara eksplisit namun masih banyak yang menyampaikan secara
implisit.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memiliki saran sebagai berikut:
1. Untuk penulis buku, diharapkan menyampaikan aspek-aspek NoS secara
eksplisit, lengkap, dan benar, serta proporsi kemunculan kategori yang setara,
sehingga peserta didik lebih mudah memahami hakikat sains itu sendiri. Hal
ini mmebantu peserta didik tidak terpaku pada produk sains saja, tetapi juga
pada proses sains dan pengaplikasianya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk Guru, diharapkan guru mampu menggunakan kreativitasnya untuk
menyampaikan aspek NoS dalam kegiatan belajar mengajar, mengingat
59
dalam buku teks fisika yang dijadikan sumber belajar masih belum memuat
aspek NoS secara eksplisit.
3. Untuk peneliti lain, penelitian mengenai aspek NoS sangat penting dilakakan
karena pemahaman peserta didik terhadap hakikat sains atau NoS akan
meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik. Dapat dilakukan
penelitian selanjutnya untuk buku teks fisika SMA kelas X dan kelas XI
sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku maupun revisi.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abd-El-Khalick, F., Waters, W., Le, AnPhong. 2008. Representations Of Nature
Of Science In High School Chemistry Text Books Over The Past Four
Decades. Journal Of Research In Science Teaching, 45(7):835-855)
https://doi.org/10.1002/tea.20226.
Ancok, D. 2012. Validitas Dan Reliabilitas Instrument Penelitian. Dalam S
Efendi: What Understanding Can They Artain? International Journal of
Science Educations, 32(1):97-134
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Awaludin. 2017. Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish.
Chiappetta, E. L., Sethina, G. H., & Fillman, D. A. 1991. A Quantitative Analysis
Of High School Chemistry Textbooks For Scientific Literacy Themes And
Expository Learning Aids. Journal Of Research In Science Teaching.
28(10).939-951
https://doi.org/10.1002/tea.3660281005
Dhamayanti, L. F. Ngurah, M. D. P. & Langloang, H. 2019. Analisis Struktur
Penyajian Dan Konten Nature Of Science (NOS) Pada Buku Teks Fisika
SMA Pokok Bahasan Getaran Harmonis. UPEJ Unnes Physics
Education Journal. 8(1) 2019
https://doi.org/10.15294/upej.v8i1.29498.
Driver, R. Etal. 1996. Young People’s Images of Science. Buchingkon: Open
University Press.
Gao. 1989. Content Analysis: Amethodology For Structuring And Analyzing
Written Material. United States: United States General Accounting Office.
Hayat, B. & Yusuf, S. 2011. Benchmark International Mutu Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Imran, M. E., & Ari.W. 2018. Profil pemahaman nature of science (NOS) di
sekolah dasar. JKPD jurnal kajian pendidikan dasar, vol 3, no 2.
https://doi.org/10.26618/jkpd.v3i2.142.
Jannah, N., Iyan, S., & Hera, N. 2019. Analisis Hakikat Sains (Nature of Science)
Dalam Buku Teks Fisika SMA Kelas X Di Kota Bandung. Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019)(160-166).
http://procedings.upi.edu/index.php/sinafi/srticle/view/582.
63
Kanginan, M. 2018. Fisika Untuk SMA/MA kelas XII kurikulum 2013. Jakarta:
Erlangga.
Khery, Y., Asma, N., Suryati., Sri, R., & Endang, B. 2018. Karakteristik Nature
Of Science (NOS) Dan Penerapan Teknologi Mobile Dalam Pembelajaran
Kimia. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Kimia Dan Pembelajaran
(SNKP)2018. Malang, 03 November 2018.
https://www.researchgate.net/publication/332633106_Karakteristik_Natur
e_of_Science_NOS_dan_Penerapan_Teknologi_Mobile_dalam_Pembelaja
ran_Kimia.
Lederman, N.G. et al. 2002. Views of nature of science questionnaire: toward
valid and meaningful assessment of leamers‟ conceptions of nature of
science. Journal of research in science teaching. 39(6).497-521.
https://doi.org/10-1002/tea.10034.
Marisa. S. 2020. Analisis Buku Teks Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri Kelas XI Berdasarkan Indikator Literasi. Sains Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kaguruan Instutional Repository Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta.
McComas,W. F. 1998. The principal elements of the nature of science: dispelling
the myths. Los Angels: university of stuthern California.
https://doi.org/10.1007/0-306-47215-5_3
http://reposity.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/50926.
Mercado, C. T., Frienzky, B. M., & Lorna, G. U. 2015. Examining Education
Student‟s Nature Of Science (NOS) View. Asia Pacific Journal Of
Multidiscipllnary Research 3(5):101-10.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/62093496/
Moleong, Lexy. J. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Muslich, M. 2010. Text Book Writing Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, Dan
Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Arruzz Media.
Nugroho, P. A., Indarati, & Syifa, H. N. 2016. Fisika Untuk SMA/MA XII
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Surakarta: Mediatama.
OECD. 2019. PISA 2018 Result (Volume I): what students know and can DO,
PISA, OECD publishing, Paris
http://doi.org/10.1787/5f07c754-en.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktik. Jakarta: Kencana.
64
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan-Dan Penelitian
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Ruwanto, B. 2017. Fisika SMA Kelas XII. Jakarta: Yudistirta.
Sitepu, B. P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Subagya, H. 2018. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas XII Kelompok
Peminatan MIPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV.
Sukmadinata, N. S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sunardi, P., Retno, P., Darmawan, B. A. 2018. Fisika Untuk Siswa SMA/MA
Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
Bandung: Yrama Widya.
Tarigan, H. G. & Tarigan, D. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Abandung: Angkasa.
Tarwiyani, Ibrahim, & Susriyati, M. 2019. Penerapan Sains Berbasis Inquiry
Learning Terintegrasi Nature Of Science Dalam Meningkatkan
Keterampilan Metakognitif Siswa. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan 4(10):1341-1346.
http://journal.um.ac.id/index.php/jpcpp/
Toharudin, U., Henrawati, S., & Rustaman, A. 2011. Membagun Literasi Sains
Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Tursinawati & Ari, W. 2019. Pemahaman Nature Of Science (NOS) Di Era
Digital: Perspektif Dari Mahasiswa PGSD. Jurnal IPA Dan Pembelajaran
IPA, 03(01):1-9.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jipi
https://doi.org/10.24815/jipi.v3i1.13294.
UURI. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia
Yulianti, T. E., & Ani, R. 2014. Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI
Berdasarkan Muatan Literasi Sains Dikabupaten Tegal. Unnes Physics
Education Journal, 3(2).
https://doi.org/10.1529/upej.v3i2.359
65
LAMPIRAN A
A.1 contoh hasil analisis buku yang sudah dianalisis
A.2 Klasifikasi penilaian kutipan pada Buku
68
No Aspek
NoS
(Nature of
science)
Indikator NoS
(Nature of
Science)
BAB IV RADIASI ELEKTROMAGNETIK (BUKU C) Pengamat I Pengamat II
Halaman Paragraf No
pernyataan
Pernyataan Ya Tidak skor Ya Tidak Skor
1 Empiris Menunjukkan
sains diperoleh
melalui observasi
(pengamatan)
dan 65 bukti.
164 5 1 Tahukah anda, dari sumber apakah
gelombang radio dapat dihasilkan?
Rangkaian elektronika yang dikenal
sebagai osilator merupakan salah satu alat
yang dapat membangkitkan gelombang
radio. Gelombang radio yang dihasilkan
oleh osilator elektronika tersebut dapat
dipancarkan dan diterima oleh suatu
pesawat penerima (receiver).
3 3
2 Inferensial Menunjukkan
kegiatan yang
menghasilkan
pernyataan
mengenai
fenomena sains
69
yang tidak dapat
dilihat oleh alat
indra secara
langsung.
3 Kreatif Menunjukkan
pengetahuan
ilmiah dihasilkan
menggunakan
imajinasi.
4 Theory-
draive.
Menunjukkan
pengembangan
ilmu sains
dipengaruhi oleh
teori-teori yang
telah ada
sebelumnya
5 Tentative Menunjukkan
ilmu sains dapat
berubah.
6 Metode
ilmiah
Mengamati,
mengukur,
membandingkan,
menguji,
berspekulasi,
membuat
hipotesis
menciptakan ide,
atau gagasan,
serta membuat
teori dan
penjelasan.
171 1 2 Tugas Projek
Tujuan : mempresentasikan manfaat
radiasi gelombang elektromagnetik dan
dampaknya pada kehidupan sehari-hari.
Setelah mempelajari materi radiasi
gelombang elektromagnetik dalam bab
ini, anda akan diharapkan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang dapat
anda terapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Salah satu pengetahuan penting yang
telah anda pelajri dalam bab ini adalah
pemanfataan radiasi gelombang
3 3
70
elektromagnetik dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
pengetahuan tersebut, anda diharapkan
akan membuat program presentasi
komputer tentang pemanfaatan radiasi
gelombang elektromagnetik dan
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari
dan kemudian mempresentasikannya.
Deskripsi Tugas:
Pelajari kembali materi tentang
pemanfaatan radiasi gelombang
elektromagnetik dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari. Lengkapi
pengetahuan anda tentang pemanfaatan
radiasi elektromagnetik dan dampaknya
dalam kehidupan sehari-hari tersebut
dengan mencari dan membaca beberapa
referensi lainya yang relevan, setelah itu,
buatlah sebuah presentasi komputer yang
menampilkan pemanfaatan radiasi
eleketromagnetik dan dampaknya pada
kehidupan sehari-hari. Presentasi tersebut
dapat anda buat dengan menggunakan
berbagai aplikasi atau software komputer
yang anda kuasai. Presentasikan gagasan
anda tersebut di depan teman-teman dan
guru anda.
7 Teori
ilmiah
Menunjukan
penjelasan
kesimpulan dari
fenomena yang
159 5-6 3 Maxwell memperoleh kesimpulan
bahwa muatan-muatan listrik yang
bergerak atau dipercepat akan
menghasilkan gelombang
3 3
71
terjadi di alam elektromagnetik, dan gelombang
elektromagnetik ini dapat menunjukkan
gejala-gejala gelombang seperti
pemantulan, pembiasan, interferensi,
difraksi dan polarisasi, karena itu
Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa gelombang
elektromagnetik adalah perambatan
medan listrik dan medan magnet ke
segalah arah secara periodiK dengan arh
getarannya yang saling tegak lurus.
8 Hukum
ilmiah
Penjelasan
mengenai
hubungan antar
fenomena yang
diamati dan yang
terjadi pada
fenomena yang
diamati
159 3 4 Menurut Maxwell, gejala yang
dinyatakan dengan hukum Faraday
(
) dapat terjadi dalam arah
sebaliknya. Jika Faraday menyatakan
bahwa perubahan medan magnet dapat
menghasilkan medan listrik, maka
Maxwell menyatakan bahwa perubahan
medan listrik dapat menghasilkan medan
magnet dan arah medan magnet yang
dihasilkan tegak lurus dengan medan
listrik.
2 3
9 Sosial
sains
Menunjukkan
bagaimana
peranan
masyarakat
terhadap
perkembangan
159 7 5
James Clerk Maxwell dilahirkan di
edinburgh, Skotlandia pada tahun 1831.
Maxwell merupakan fisikawan yang
menemukan teori fisika dan metematika
dari medan elektromagnetik.
1 3
72
sains
164 6 6 Heinrich Hertz (22 februari 1857- 1
januari 1894) adalah seorang fisikawan
jerman. Dia menjelaskan dan
mengembangkan teori cahaya (gelombang
elektromagnetik) yang telah dicetuskan
oleh maxwell. Hertz adalah orang
pertama yang berhasil
mendemonstrasikan keberadaan
gelombang elektromagnetik dengan
membuat alat yang dapat menghasilkan
gelombang radio.
3 3
182 2 7 Pada tahun 1881, Albert A.
Michelson dan Edward W. Morley
melakukan percobaan untuk mengukur
kecepatan gerak bumi relatif terhadap
eter.
2 3
10
Penerapan
sains
dalam
sosial
budaya
Penggunaan ilmu
sains dalam
penciptaan
teknologi yang
menunjang
kehidupan
manusia.
167 1 8 Radiasi elektromagnetik banyak
dimanfaatkan dalam gelombang
radio,gelombang mikro, inframerah,
cahaya tampak, ultraviolet, sinar-X, dan
sinar gamma.
73
No Aspek
NoS
(Nature of
science)
Indikator NoS
(Nature of
Science)
BAB V TEORI RELATIVITAS (BUKU C) Pengamat I Pengamat II
Halaman Paragraf No
pernyataan
Pernyataan Ya Tidak Skor Ya Tidak Skor
1 Empiris Menunjukkan
sains diperoleh
melalui observasi
(pengamatan) dan
bukti.
182 2 1 Pada tahun 1800-an, para ahli
fisika mempercayai sebuah hipotesis
bahwa cahaya merambat melalui suatu
medium yang disebut eter dengan
kelajuan sebesar c=3x108
m/s. kelajuan
cahaya sebesar c tersebut hanya terjadi
jika kelajuan cahaya diukur terhadap
kerangka acuan yang diam secara
mutlak terhadap eter (medium cahaya).
Pada tahun 1881, Albert A. Michelson
dan Edward W. Morley melakukan
percobaan untuk mengukur kecepatan
gerak bumi relatif terhadap eter. Alat
yang digunakan oleh dua orang
ilmuwan Amerika serikat untuk
melakukan percobaan tersebut
dinamakan interferometer (lihat gambar
5.3).
2 3
74
2 Inferensial Menunjukkan
kegiatan yang
menghasilkan
pernyataan
mengenai
fenomena sains
yang tidak dapat
dilihat oleh alat
indra secara
langsung.
3 Kreatif Menunjukkan
pengetahuan
ilmiah dihasilkan
menggunakan
imajinasi.
4 Theory-
draive.
Menunjukkan
pengembangan
ilmu sains
dipengaruhi oleh
teori-teori yang
telah ada
sebelumnya
177 2-3 2
Gerak mempunyai pengertian
yang bersifat relatif, sehingga salah satu
aspek gerak, yaitu kecepatan, juga
bersifat relatif. Berkaitan dengan sifat
relative gerak tersebut, maka pada awal
abad ke-20, para ilmuwan
mengembangkan teori relativitas yang
akhirnya berkembang menjadi konsep
dasar yang penting dalam ilmu fisika.
2 3
5 Tentative Menunjukkan
ilmu sains dapat
berubah.
75
6 Metode
ilmiah
Mengamati,
mengukur,
membandingkan,
menguji,
berspekulasi,
membuat
hipotesis
menciptakan ide,
atau gagasan,
serta membuat
teori dan
penjelasan.
.
.
7 Teori
ilmiah
Menunjukan
penjelasan
kesimpulan dari
fenomena yang
terjadi di alam
185 2-3 3 Untuk mengatasi kerancuan antara
hipotesis tentang eter dan fakta yang
diperoleh dari percobaan, maka pada
tahun 1905 Albert Einstein mengajukan
sebuah dalil, yaitu “ jika sejumlah
pengamat bergerak dengan kecepatan
teratur terhadap sumber cahaya dan
setiap pengamat mengukur kecepatan
cahaya tersebut, maka mereka semua
akan mendapatkan hasil pengukuran
yang sama.
Gagasan Einstein tersebut
kemudian berkembang menjadi teori
relativitas yang bertolak pada kerangka
acuan inersia. Teori relativitas Einstein
tersebut terkenal dengan teori
relativitas khusus ini didasarkan dua
postulat Einstein, yaitu:
1. Hukum-hukum fisika dapat
3 3
76
dinyatakan dalam bentuk
persamaan yang sama untuk
semua kerangka acuan inersia.
2. Besar kecepatan cahaya dalam
ruang hampa sama untuk
setiap pengamat dan tidak
bergantung pada keadaan
gerak pengamat dan sumber
cahaya, yaitu sebesar
2,9979258 x 108m/s
(dibulatkan menjadi 3
x1o8m/s).
8 Hukum
ilmiah
Penjelasan
mengenai
hubungan antar
fenomena yang
diamati dan yang
terjadi pada
fenomena yang
diamati
185 5 3 Hasil percobaan Michelson-Morley
ternyata sesuai dengan postulat Einstein
tentang kecepatan cahaya, yaitu
kecepatan cahaya tidak bergantung pada
gerak pengamat dan sumber cahaya.
Dalam hal ini, untuk memperoleh
hubungan kecepatan cahaya atau benda
menurut teori relativitas khusus
diperlukan sebuah transformasi baru.
Hal ini serupa dengan relativitas
Newton yang dideskripsikan dengan
transformasi Galileo.
2 3
9 Sosial
sains
Menunjukkan
bagaimana
peranan
masyarakat
terhadap
perkembangan
sains
184 5 4
Albert Einstein lahir di Jerman
pada 14 Maret tahun 1879 merupakan
seorang fisikawan teoritis yang
mengembangkan teori umum relativitas
dan mempengaruhi sebuah revolusi
dalam dunia fisika.
1 2
77
183 7 5 Albert Abraham Michelson lahir
pada 19 desember 1852 di Strzelno,
Provinsi Posen di kerajaan Prusia
(sekarang polandia). Ia adalah seorang
fisikawan Amerika Serikat yang dikenal
karena karyanya tentang pengukuran
kecepatan cahaya, terutama untuk
percobaan Michelson-Morley.
2 3
10
Penerapan
sains
dalam
sosial
budaya
Penggunaan ilmu
sains dalam
penciptaan
teknologi yang
menunjang
kehidupan
manusia.
78
No Aspek NoS
(Nature of
science)
Indikator NoS
(Nature of
Science)
BAB VI FENOMENA KUANTUM (BUKU C) Pengamat I Pengamat II
Halaman Paragraf No
pernyataan
Pernyataan Ya Tidak Skor Ya Tidak Skor
1 Empiris Menunjukkan
sains diperoleh
melalui observasi
(pengamatan) dan
bukti.
213 2-3 1 Pada percobaan tersebut,
Davisson dan Germer memperoleh
pola-pola interferensi difraksi
elektron setelah melalui lempengan
logam tipis tanpa bagian film
fotografi.
Pola-pola interferensi yang
dihasilkan pada film potret tersebut
diyakini dari adanya difraksi elektron
ketika melalui celah sempit diantara
atom-atom logam. Fenomena
tersebut menunjukkan bahwa
partikel-partikel seperti elektron
dapat juga berperilaku seperti
gelombang.
2 3
2 Inferensial Menunjukkan
kegiatan yang
menghasilkan
pernyataan
mengenai
79
fenomena sains
yang tidak dapat
dilihat oleh alat
indra secara
langsung.
3 Kreatif Menunjukkan
pengetahuan
ilmiah dihasilkan
menggunakan
imajinasi.
4 Theory-
draive.
Menunjukkan
pengembangan
ilmu sains
dipengaruhi oleh
teori-teori yang
telah ada
sebelumnya
202 1 2
Teori fisika klasik (fisika
newton) seperti yang digunakan oleh
Rayleigh-jeans ternyata tidak mampu
menjelaskan gejala hasil eksperimen
radiasi benda hitam. oleh karena itu,
pada tahun 1900, fisikawan jerman,
Max Planck (1858-1947)
mengajukan teori kuantum untuk
menjelaskan gejala tersebut.
2 1
5 Tentative Menunjukkan
ilmu sains dapat
berubah.
6 Metode
ilmiah
Mengamati,
mengukur,
membandingkan,
menguji,
berspekulasi,
membuat
hipotesis
menciptakan ide,
atau gagasan, serta
216 1 3 Tugas Projek
Tujuan : menyajikan laporan tertulis
tentang penerapan efek fotolistrik,
efek compton, dan sinar-X dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah mempelajari materi
fenomena kuantum dalam bab ini,
anda diharapkan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang
2 3
80
membuat teori dan
penjelasan.
dapat anda terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu
pengetahuan penting yang telah anda
pelajari dalam bab ini adalah tentang
fenomena efek fotolistrik, efek
compton, dan sinar-X. berdasarkan
pengetahuan tersebut, anda
diharapkan dapat membuat karya
tulis tentang pemanfaatan efek
fotolistrik, efek compton, dan sinar-
X dalam kehidupan sehari-hari dan
kemudian mempresentasikannya.
Deskripsi tugas :
Pelajari kembali materi tentang
efek fotolistrik, efek compton, dan
sinar-X. lengkapi pengetahuan anda
tentang efek fotolistrik, efek
compton, dan sinar-X dengan
mencari dan membaca beberapa
referensi lainya yang relevan.
Setelah itu, buatlah sebuah karya
tulis tentang pemanfaatan efek
fotolistrik, efek compton, dan sinar-
X dalam kehidupan sehari-hari.
Presentasikan karya tulis anda
tersebut di depan teman-teman dan
guru anda.
7 Teori
ilmiah
Menunjukan
penjelasan
kesimpulan dari
fenomena yang
202 3 4 Berdasarkan teori kuantum Planck,
atom-atom logam, seperti pada
benda hitam, berperilaku sebagai
osilator gelombang elektromagnetik
3 3
81
terjadi di alam yang bergetar dan memancarkan
energy secara diskontinu (diskrit)
dalam jumlah (paket) tertentu yang
disebut kuanta (bentuk jamak dari
kuantum). Paket-paket energy
cahaya atau energy yang dihasilkan
oleh isilator gelombang
elektromagnetik ini dikenal sebagai
foton.
205-206 6 5 Sifat-sifat utama dari peristiwa
efek fotolistrik yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori gelombang
cahaya adalah sebagai berikut.
1. Jika cahaya sebagai gelombang,
energy kinetic fotoelektron akan
membesar ketika intensitas
cahaya diperbesar, tetapi hasil
eksperimen menunjukkan bahwa
energy kinetic maksimum
fotoelektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya.
2. Berdasarkan teori gelombang
cahaya, peristiwa efek fotolistrik
akan terjadi pada semua
frekuensi cahaya selama cahaya
tersebut mempunyai cukup
intensitas untuk membebaskan
elektron. Akan tetapi, hasil
eksperimen menunjukkan bahwa
efek fotolistrik tidak terjadi jika
frekuensi cahaya lebih kecil dari
3 3
82
frekuensi ambang(f0) meskipun
intensitas cahaya tersebut besar.
8 Hukum
ilmiah
Penjelasan
mengenai
hubungan antar
fenomena yang
diamati dan yang
terjadi pada
fenomena yang
diamati
200 2 6 Berdasarkan hukum Stefan-
Boltzmann, intensitas radiasi total
yang dipancarkan oleh sebuah benda
hitam adalah sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlak benda.
Oleh karena itu, intensitas radiasi
benda hitam pada semua panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan
oleh benda hitam ketika dipanaskan
dapat ditentukan secara matematis
dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Dengan :
I= intensitas radiasi total
(W/m2)
=tetapan Stefan-Bolzmann
(5,67x10-8
W/m2K
4)
T= suhu mutlak benda (K)
2 3
201 2-3 7 Peristiwa pemancaran energi
(radiasi termal) dalam bentuk kalor
dan cahaya dari suatu benda yang
dipanaskan berhasil menarik
perhatian banyak ilmuwan. Sebagai
contoh, dua orang ilmuwan, yaitu
Rayleigh dan Jeans menjelaskan
hubungan antara intensitas radiasi
yang dipancarkan oleh benda hitam
dengan panjang gelombangnya
2 2
83
berdasarkan teori ekipartisi energi
dalam fisika klasik.
9 Sosial sains Menunjukkan
bagaimana
peranan
masyarakat
terhadap
perkembangan
sains
201 6 8
Wilhelm Wien adalah
fisikawan berkebangsaan jerman
yang memenangkan Nobel di bidang
fisika pada tahun 1911 untuk
penemuanya tentang hukum radiasi
termal.
1 2
202 6 9 Max Karl Ernst Ludwig Planck
(23 april 1858- 4 oktober 1947)
adalah seorang fisikawan jerman
yang terkenal sebagi penemu teori
kuantum. Pada 1899, ia menemukan
sebuah konstanta dasar, yang
dinamakan konstanta Planck.
Konstanta ini salah satunya
digunakan untuk menghitung energi
foton. Satu tahun kemudian, ia
menemukan hukum radiasi panas,
yang dinamakan hukum radiasi
benda hitam hukum ini menjadi
dasar teori kuantum, yang muncul
sepuluh tahun kemudian dalam kerja
samanya dengan albert Einstein dan
Niels bohrt.
2 2
209 6 10 Arthur holly compton seorang
fisikawan amerika yang menerima
nobel dalam fisika untuk penemuan
efek compton.
1 2
84
10
Penerapan
sains dalam
sosial
budaya
Penggunaan ilmu
sains dalam
penciptaan
teknologi yang
menunjang
kehidupan
manusia.
197 1 11 Sidik jari bersifat unik sehingga
berdasarkan informasi sidik jari
seorang polisis mampu
mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Tahukah anda bahwa salah satu
teknologi identifikasi sidik jari yang
saat ini banyak digunakan oleh
polisis menggunakan prinsip
fenomena kuantum? Jari pelaku
kejahatan yang mengandung minyak
atau keringat biasanya tertempel
pada permukaan benda.
3 3
85
Tabel Klasifikasi penilaian kutipan pada buku A
No Aspek NoS Buku A (Mediatama)
Radiasi
Elektromagnetik
Relativitas Fenomena Kuantum
Ʃ
EB IB ES IS EB IB ES IS EB IB ES IS
1 Empiris 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 3
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Theory-driven 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
5 Tentatif 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
6 Metode ilmiah 2 1 0 0 1 2 0 0 1 2 0 0 9
7 Teori ilmiah 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 4
8 Hukum ilmiah 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 4
9 Sosial sains 0 1 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 5
10 Penerapan sains dalam sosial
budaya
3 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6
Jumlah total 34
86
Tabel Klasifikasi penilaian kutipan pada buku B
No Aspek NoS Buku B (Bumi Aksara)
Radiasi Elektromagnetik Relativitas Fenomena Kuantum
Ʃ EB IB ES IS EB IB ES IS EB IB ES IS
1 Empiris 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Theory-driven 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
5 Tentatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Metode ilmiah 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 3
7 Teori ilmiah 0 1 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 4
8 Hukum ilmiah 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3
9 Sosial sains 0 2 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 7
10 Penerapan sains dalam sosial
budaya
0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 5
Jumlah total 25
87
Tabel Klasifikasi penilaian kutipan pada buku C
No Aspek NoS Buku C (Yrama Widya)
Radiasi Elektromagnetik Relativitas Fenomena Kuantum
Ʃ EB IB ES IS EB IB ES IS EB IB ES IS
1 Empiris 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Theory-driven 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2
5 Tentatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Metode ilmiah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
7 Teori ilmiah 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 4
8 Hukum ilmiah 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 5
9 Sosial sains 1 2 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 8
10 Penerapan sains dalam sosial
budaya
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Jumlah total 25
88
Tabel Klasifikasi penilaian kutipan pada buku D
No Aspek NoS Buku D (Yudi Tirta)
Radiasi Elektromagnetik Relativitas Fenomena kuntum
Ʃ EB IB ES IS EB IB ES IS EB IB ES IS
1 Empiris 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3
2 Inferensial 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Theory-driven 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
5 Tentatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Metode ilmiah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
7 Teori ilmiah 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 4
8 Hukum ilmiah 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2
9 Sosial sains 0 3 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 7
10 Penerapan sains dalam sosial
budaya
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah total 21
89
Tabel Klasifikasi penilaian kutipan setiap bab pada buku E
No Aspek NoS Buku E (Erlangga)
Radiasi
elektromagnetik
Relativitas Fenomena Kuantum
Ʃ EB IB ES IS EB IB ES IS EB IB ES IS
1 Empiris 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3
2 Inferensial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Kreatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Theory-driven 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
5 Tentatif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Metode ilmiah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 Teori ilmiah 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4
8 Hukum ilmiah 0 1 0 0 1 2 0 0 0 3 0 0 8
9 Sosial sains 0 1 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 11
10 Penerapan sains dalam sosial
budaya
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Jumlah total 30
84
84
LAMPIRAN B
B1 koefisien kesepakatan antar peneliti dan pengamat I
B2 koefisien kesepakatan antar peneliti dan pengamat II
85
85
Tabel Kontingensi Antara Peneliti Dan Pengamat I
BUKU A
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 72 0 72
Tidak 1 0 1
Jumlah observasi 73 0 73
=
= 0,99
BUKU B
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 50 0 50
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 50 0 50
=
= 1
BUKU C
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 55 0 55
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 55 0 55
=
= 1
86
86
BUKU D
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 47 0 47
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 47 0 47
=
= 1
BUKU E
Peneliti
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 52 0 52
Tidak 1 0 1
Jumlah observasi 53 0 53
=
= 0,99
Tabel Kontingensi Antara Peneliti Dan Pengamat II
BUKU A
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 89 0 89
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 89 0 89
=
= 1
87
87
BUKU B
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 58 0 58
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 58 0 58
=
= 1
BUKU C
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 65 0 65
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 65 0 65
=
= 1
BUKU D
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 55 0 55
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 55 0 55
=
= 1
88
88
BUKU E
Peneliti
Pengamat II
Ya Tidak Jumlah amatan
Ya 65 0 65
Tidak 0 0 0
Jumlah observasi 65 0 65
=
= 1
89
89
LAMPIRAN C
C.1 Sampul buku yang dianalisis
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
PERSURATAN
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
RIWAYAT HIDUP
RISMAWATI. B. Dilahirkan di Bulukumba pada tanggal
22 Februari 1998 yang merupakan buah kasih saying dari
pasangan Basman dan Masni. Penulisan merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Penulisan memulaiu jenjang
pendidikan dasar di SD Negeri 226 Balleanging pada tahun 2004 dan lulus pada
tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
pada sekolah menengah pertama di SMP Negeri 4 Bulukumba yang sekarang
berubah nama menjadi SMP Negeri 11 Bulukumba dan lulus pada tahun 2013.
Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri
15 Bulukumba dan lulus pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun yang sama
terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata 1.