Top Banner
SKRIPSI ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. Roscoe) DENGAN KETEBALAN IRISAN YANG BERBEDA Oleh: WIDODO SETYO NUGROHO 11582103795 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2021
72

ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

May 06, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

SKRIPSI

ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH

(Zingiber officinale var. Roscoe) DENGAN KETEBALAN

IRISAN YANG BERBEDA

Oleh:

WIDODO SETYO NUGROHO

11582103795

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2021

Page 2: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

SKRIPSI

ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH

(Zingiber officinale var. Roscoe) DENGAN KETEBALAN

IRISAN YANG BERBEDA

Oleh:

WIDODO SETYO NUGROHO

11582103795

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2021

Page 3: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...
Page 4: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...
Page 5: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...
Page 6: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-

Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau

berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselasaikan. Shalawat dan

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi. Ibunda dan Ayahanda Tercinta. ibu, ayah...seandainya kalian tahu

betapa sulit mimpi ini untuk ku raih. betapa berat semua ini untukku lalui. Doa

kalianlah yang membuatku hingga sekarang ini, mampu bertahan walaupun

sulit. Terimakasih.

Kupersembahkan tugas akhir ini kepada diri sendiri yang selalu

mempertanyakan “Kapan Aku lulus?”, sebagai pertanyaan yang selalu diajukan

ditengah-tengah frustasi dalam memperjuangkan skripsi ini. Setelah semua

drama perjuangan pengerjaan skripsi, maka akhirnya aku lulus yang dibuktikan

dari selesainya penelitian ini. Bahwa pada akhirnya, semua mahasiswa/i akan

meninggalkan almamaternya dengan cara terhormat atau tidak terhormat, tetapi

semua akan lulus dari almamaternya pada waktu yang tepat

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang

lain) dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. AL-

Insirah:6-8)

Maka nikmat tuham kamu manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-

Rahman:13)

Page 7: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah subahanahu wa ta’ala

Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Shalawat

beriring salam diucapkan atas junjungan kita baginda Rasulullah Muhammad

shallallahu ‘alaihi wasallam.

Skripsi yang berjudul “Analisis Mutu Kimia Rimpang Jahe Gajah

(Zingiber officinale var. Roscoe) dengan Ketebalan Irisan yang Berbeda”

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan Skripsi ini penulis menyampaikan

terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Sukadi dan Ibunda Supriatin yang tak

pernah berhenti memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih sayang yang tak

pernah bisa terbalaskan.

2. Saudara kandungku tersayang Khairunnisa (kakak), Bagus Sujatmiko (adik),

dan Ragil Arie Hanggoro (adik) yang senantiasa memberikan dukungan,

motivasi dan bantuan spiritual maupun materil yang sangat luar biasa kepada

penulis.

3. Bapak Dr, Arsyadi Ali S.Pt., M.Agr., Sc. selaku Dekan Fakultas Peranian dan

Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc. selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Ir

Elfawati, M. Si Selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam.

M. Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Ibu Dr. Rosmaina, S. P.,M. Si. selaku ketua Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

Page 8: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

6. Ibu Siti Zulaiha, M. Si. selaku pembimbing I, Ibu Penti Suryani S. P., M. Si.

selaku pembimbing II dan Bapak Dr. Tahrir Aulawi S. Pt., M. Si yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat dan dengan tulus ikhlas

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Ir. Mokhamad Irfan M.Sc. selaku penguji I dan Bapak Bakhendri

Solfan S.P., M.Sc. selaku penguji II yang telah memberikan masukan berupa

kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini dengan baik.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agroteknologi dan seluruh staf Fakultas

Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

yang telah memberikan segala ilmu, bimbingan, pengabdian dan pelayanan

sebagai pendidik selama di bangku perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu seluruh staf Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau yang telah menyediakan fasilitas buku-buku sebagai bahan

bacaan.

10. Teman-teman tim penelitian satu lokasi: Marsidi, Ridho ihsan, Ngatino, dan

Faizal Hasyim, Rizki Farel, Gusti Nadra Hamka Dede Arisman, dan Agustias

Wandi Amoniaga yang sudah senantiasa bekerja sama dalam terlaksananya

penelitian.

11. Teman-teman PKL PTPN V Lubuk Dalam Siak : Habib Muharoman, M Arif

Saputra, M Fikri Husaini, Dandy Prasetyo Setiawan, Rizki Rahmadi, Irham

Marjuki Pasaribu, Putut Budi Kurniawan, Algi Fahri, Dan Zulfa Jefri

Mardiansyah yang telah bekerjasama

12. Teman-Teman KKN Desa Padang Luas Kecamatan Langgam kabupaten

Pelalawan: A.D Dian Kurniawan, Ikmal Sayuti, Samsul Rizal, Nurfa Rahim,

Nandi Noprita, Annisa Rami, Mardiah, Nurrezkiani, Desi Dan Afriani Afdah

yang telah bekerjasama dalam tugas pengabdian kemasyarakat selama

sebulan setengah.

13. Keluarga besar kelas E Agroteknologi 2015; Adi Setyawan Pratama, Ahmad

Rivai, Algi Fahri, Annisa Sundari, Ayu Nurtiwi, Dandy Prasetyo , Dina

Novitri Rahayu, Dwi Wulan, Elfika, Febrianto, Habib Muharoman, Ira

Sundari, Juli Yanto, M Arif Saputra, Marsidi, Muslihin, Putut Budi

Page 9: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

Kurniawan Rosmi, Resti Andarayani, Riri Fitri Nandarati Ratna Sari, Sasliza,

Supiah Panisa, Vera Nursari Yudhis Fadhila, dan Zuriati yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis baik pada saat

perkuliahan maupun pada saat penyusunan skripsi ini.

14. Popy Natalia S.Kom putri dari bapak Wasimun dan ibu Rusini

15. Semua sahabat – sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu saya

ucapkan terimakasih atas partisipasinya dan semoga kita semua sukses

nantinya.

Penulis berharap dan mendo‟akan semoga semua yang telah kita lakukan

dengan ikhlas dihitung amal ibadah oleh Allah Subbahanahu Wa‟taala, Aamiin

yarobbbal’alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pekanbaru, September 2021

Penulis

Page 10: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

RIWAYAT HIDUP

Widodo Setyo Nugroho dilahirkan di Desa Sanglar,

Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, pada tanggal 9

bulan September tahun 1996. Lahir dari pasangan Sukadi dan

Supriatin, yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Mengawali pendidikan Sekolah Dasar pada Tahun 2002 di MI

Sabilil Huda Sanglar dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke sekolah Menengah pertama di MTS

Sabilil Huda dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan

pendidikan di SMA N 1 Reteh dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan

lulus pada tahun 2015.

Pada tahun 2015 melalui jalur Ujian Mandiri UMJM diterima menjadi

mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada bulan Juli sampai

dengan Agustus 2017 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PTPN V

Lubuk Dalam Siak. Pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Padang Luas, Kecamatan

Langgam, Kabupaten Pelalawan. Penulis melaksanakan penelitian pada Bulan

Februari sampai dengan Maret 2020 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen

Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau dengan Judul “Analisis Mutu Kimia Rimpang Jahe Gajah (Zingiber

officinale var. Roscoe) dengan Ketebalan Irisan yang Berbeda” dibawah

bimbingan Ibu Siti Zulaiha, M. Si. dan Ibu Penti Suryani S. P.,M. Si.

Page 11: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan

kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi

dengan judul “Analisis Mutu Kimia Simplisia Rimpang Jahe Gajah (Zingiber

officinale var. Roscoe) dengan Ketebalan Irisan yang Berbeda”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Zulaiha, M.Si. sebagai

dosen pembimbing I dan Ibu Penti Suryani S.P., M.Si. sebagai dosen pembimbing

II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai

selesainya Skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu

penulis di dalam penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari

Allah Subhanahu wata’ala untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa

depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

untuk perbaikan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik

untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

.

Pekanbaru, September 2021

Penulis

Page 12: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

ii

ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH

(Zingiber officinale var. Roscoe) DENGAN KETEBALAN

IRISAN YANG BERBEDA

Widodo Setyo Nugroho (11582103795)

Dibawah bimbingan Siti Zulaiha dan Penti Suryani

INTISARI

Rimpang jahe mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan fisik jika

tidak ditangani secara cepat, sehingga mutu akan turun drastis. Oleh karena itu

setelah panen jahe memerlukan penanganan pasca panen diantaranya pengirisan

dengan ketebalan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan

irisan yang terbaik tarhadap kimia simplisia rimpang jahe gajah. Penelitian telah

dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2020 di

Laboratorium Teknologi Pasca Panen (TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan,

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Laboratorium Teknologi

Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Nonfaktorial

dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Parameter yang diamati adalah kadar

air, kadar abu, kadar oleoresin, kadar pati, dan kadar vitamin C. Hasil penelitian

menunjukan bahwa ketebalan irisan berpengaruh terhadap kadar air kadar abu,

kadar oleoresin, kadar pati, dan kadar vitamin C. Ketebalan irisan 6 mm

merupakan irisan yang terbaik dan minimnya kerusakan rimpang jahe sehingga

tetap mempertahankan mutu kimia rimpang jahe gajah.

Kata kunci: mutu kimia, simplisia, jahe gajah, ketebalan irisan.

Page 13: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

iii

CHEMICAL QUALITY ANALYSIS OF ELEPHANT GINGER RHIZOME SIMPLICIA

(Zingiber officinale var. Roscoe) WITH DIFFERENT SLICES THICKNESS

Widodo Setyo Nugroho (11582103795)

Under guidance by Siti Zulaiha and Penti Suryani

ABSTRACT

Ginger plant is a plant that easily undergoes physiological, chemical and physical

changes if it is not handled quickly, so the quality will drop drastically. Therefore,

after harvesting ginger requires post-harvest handling including slicing to a

certain thickness. This study aims to determine the best slice thickness against the

simplicia chemistry of elephant ginger rhizome. The research was carried out

from February to March 2020 at the Post-Harvest Technology Laboratory (TPP)

of the Faculty of Agriculture and Animal Husbandry, Sultan Syarif Kasim State

Islamic University, Riau and the Agricultural Product Technology Laboratory

(THP) of the Faculty of Agriculture, Riau University. The method used in this

study was a completely randomized nonfactorial design with five treatments and

four replications. The parameters observed were water content, ash content,

oleoresin content, starch content, and vitamin C content. The results showed that

the thickness of the slices affected the moisture content of the ash content,

oleoresin content, starch content, and vitamin C content. the best slices and

minimal damage to the ginger rhizome so as to maintain the chemical quality of

the elephant ginger rhizome.

Keywords: chemical quality, simplicia, elephant ginger, thickness of the slices.

Page 14: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

INTISARI ................................................................................................... ii

ABSTRACT ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.3. Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

1.4. Hipotesis Penelitian ................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

2.1. Jahe ............................................................................................ 3

2.2. Kandungan Kimia Jahe .............................................................. 5

2.3. Panen dan Pemanenan ............................................................... 6

2.4. Pengeringan ............................................................................... 8

2.5. Pengirisan .................................................................................. 9

2.6. Simplisia .................................................................................... 10

III. MATERI DAN METODE .................................................................. 13

3.1. Tempat dan Waktu ..................................................................... 13

3.2. Bahan dan Alat .......................................................................... 13

3.3. Metode Penelitian ...................................................................... 13

3.4. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 14

3.5. Parameter Pengamatan .............................................................. 15

3.6. Analisis Data.............................................................................. 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 19

4.1. Kadar Air ................................................................................... 19

4.2. Kadar Abu.................................................................................. 20

4.3. Kadar Oleoresin ......................................................................... 22

4.4. Kadar Pati .................................................................................. 24

4.5. Kadar Vitamin C ........................................................................ 25

V. PENUTUP ........................................................................................... 28

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 28

5.2. Saran .......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 29

LAMPIRAN .............................................................................................. 34

Page 15: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. keragaman Mutu Tiga Jenis Jahe ...................................................... 4

2.2. Kandungan Air Dan Minyak Atsiri ................................................... 6

2.4. Standar Mutu Simplisia Jahe ............................................................. 11

3.1. Hasil Pengacakan .............................................................................. 14

3.2. Sidik Ragam ...................................................................................... 18

4.1. Rata-rata Nilai Kadar Air pada Simplisia Rimpang Jahe Gajah ....... 19

4.2. Rata-rata Nilai Kadar Abu pada Simplisia Rimpang Jahe Gajah ..... 21

4.3. Rata-rata Nilai Kadar Oleoresin pada Simplisia Rimpang Jahe Gajah 23

4.4. Rata-rata Nilai Kadar Pati pada Simplisia Rimpang Jahe Gajah ...... 24

4.5. Rata-rata Nilai Kadar vitamin C pada Simplisia Rimpang Jahe

Gajah ................................................................................................. 26

Page 16: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tanaman Jahe dan Bagian-bagiannya; a) akar, b) rimpang, c)

batang, d) daun, e) bunga ................................................................. 5

3.2. Alat pengirisan ................................................................................. 15

Page 17: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

vii

DAFTAR SINGKATAN

BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BSN Badan Standardisasi Nasional

CV Commanditaire Vennootschap

DMRT Duncan’s Multiple Range Test

INK Ilmu Nutrisi dan Kimia

Kemenkes RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

RAL Rancangan Acak Lengkap

THP Teknologi Hasil Pertanian

TPP Teknologi Hasil Panen

Page 18: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Bagan Alur Penelitian .......................................................................... 34

2. Deskripsi Tanaman Jahe Gajah ........................................................... 35

3. Sidik Ragam Analisis Kadar Air .......................................................... 37

4. Sidik Ragam Analisis Kadar Abu ........................................................ 40

5. Sidik Ragam Analisis Kadar Oleoresin ............................................... 43

6. Sidik Ragam Analisis Kadar Pati ......................................................... 46

7. Sidik Ragam Analisis Kadar Vitamin C .............................................. 49

8. Hasil Data Menggunakan SPSS ........................................................... 52

9. Tabel Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5% ............................. 57

10. Dokumentasi Penelitian ...... ................................................................. 58

Page 19: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman obat suku

Zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri jamu

dan obat di Indonesia. Jahe merupakan komponen penyusun setiap jenis obat

tradisional di Indonesia, baik simplisia tunggal ataupun salah satu komponen dari

suatu ramuan. Jahe merupakan komoditas pertanian yang memiliki peluang dan

prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut Yulianto

dan Parjanto (2010). Jahe tidak hanya digunakan sebagai bahan rempah dan obat,

tetapi juga sebagai bahan makanan, minuman dan juga kosmetika. Bahan aktif

pada jahe terutama minyak atsiri, gingerol, shogal dan zingeron, dapat

dimanfaatkan sebagai obat herbal terstandar maupun fitofarmaka (Bermawie,

2005).

Rimpang jahe mudah sekali mengalami perubahan fisiologis, kimia dan

fisik jika tidak ditangani secara cepat, sehingga mutu akan turun drastis. Oleh

karena itu, setelah panen jahe memerlukan penanganan pasca panen, salah satunya

dengan melakukan pengolahan agar dapat mengamankan hasil panen yang

berlimpah (Rukmana, 2000). Tahapan proses pengolahan rimpang jahe segar

menjadi simplisia jahe dilakukan melalui beberapa tahap yaitu proses penyortiran,

pencucian, perajangan atau pemotongan, pengeringan, penyortiran akhir,

pengemasan dan penyimpanan (Sembiring dkk., 2012). Penanganan pascapanen

yang tidak sesuai dapat mengakibatkan rimpang dengan mudah mengalami

kerusakan fisiologis sehingga dapat menurunkan mutu, oleh sebab itu perlu

dilakukan penanganan lebih lanjut, salah satunya adalah pengeringan dengan

ketebabalan tertentu (Ananingsih dkk., 2017).

Pengirisan jahe sebelum dikeringkan bertujuan untuk mempermudah

proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang

dikeringkan, maka semakin cepat penguapan air yang dikandung, sehingga

mempercepat waktu pengeringannya. Namun irisan yang terlalu tipis dapat

menyebabkan hilangnya kandungan minyak astiri sehingga mempengaruhi

komposisi, bau dan rasa dari simplisia jahe. Selain itu, jika terlalu tipis akan

mudah patah dan mengurangi kandungan bahan aktif (Sudrajat, 2001).

Page 20: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

2

Sebaliknya, pengirisan yang terlalu tebal membuat bahan tidak mudah kering dan

lebih cepat terkontaminasi oleh mikroorganisme sehingga mempengaruhi mutu

(Kusumaningrum, 2015). Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses

perajangan, terutama untuk rimpang. Tebal irisan untuk rimpang temulawak

antara 4-6 mm, rimpang kunyit antara 3-6 mm, dan untuk kencur antara 3-4 mm

(Siswanto, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian Widyanti dkk. (2021). Tentang Karakteristik

Pengeringan dan Sifat Fisik Bubuk Jahe Merah Kering (Zingiber officinale

var.Rubrum) dengan Variasi Ketebalan Irisan dan Suhu Pengeringan

menunjukkan bahwa ketebalan optimum yaitu 3 mm dan dikeringkan pada suhu

pengeringan 50ºC (N3S5) dengan lama waktu pengeringan 10 jam merupakan

perlakuan yang menghasilkan bubuk jahe kering dengan mutu yang paling baik

menghasilkan nilai kadar air 10,05%

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian

tentang “Analisis Mutu Kimia Simplisia Rimpang Jahe Gajah (Zingiber officinale

var. Roscoe) dengan Ketebalan Irisan yang Berbeda”.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketebalan irisan yang terbaik

terhadap kimia simplisia rimpang jahe gajah.

1.3. Manfaat Penelitian

Untuk menambah informasi dan wawasan ilmu pengetahuan terhadap

pengaruh ketebalan irisan yang berbeda serta menjadi rujukan ilmiah mengenai

ketebalan irisan yang berbeda terhadap simplisia rimpang jahe gajah.

1.4. Hipotesis Penelitian

Terdapat ketebalan irisan terbaik yang dapat menurunkan kadar air dan

meningkatkan kadar abu, kadar oleoresin, kadar pati dan kadar vitamin C pada

pengeringan simplisia rimpang jahe gajah.

Page 21: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jahe

Jahe merupakan salah satu family Zingiberaceae yang menempati posisi

penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia karena peranannya dalam

berbagai aspek kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan, dan

kepercayaan. Jahe juga termasuk komoditas yang sudah ada sejak ribuan tahun

dan digunakan sebagai bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan

secara luas di dunia. Penggunaan komoditas jahe terus berkembang, baik jumlah,

jenis, kegunaan, maupun nilai ekonominya (Kadin Indonesia, 2007).

Morfologi jahe secara umum terdiri atas struktur rimpang, batang, daun,

bunga dan buah. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30-100 cm.

Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga

kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15-23 mm dan

panjang 8-15 mm. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya ada tiga

jenis jahe yang dikenal, yaitu: jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) atau

jahe putih, jahe putih kecil atau jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum),

dan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) atau jahe sunti (Wardana dkk,

2002).

Menanam jahe merupakan kegiatan yang mudah untuk dilakukan baik

dalam pemeliharaan maupun pemanenan. Untuk mendapatkan tanaman jahe yang

baik dan sehat ada tiga faktor penting dalam pembudidayaan jahe yaitu a) iklim:

pada awal pertumbuhan sampai umur 4 bulan tanaman jahe membutuhkan curah

hujan yang tinggi 900-4000 mm/tahun dan suhu udara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan jahe 25-30 C b) ketinggian tempat: tanaman jahe dapat tumbuh pada

daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2000 m dari permukaan laut c)

tanah: tanah yang baik untuk pertumbuhan jahe adalah tanah yang gembur, subur,

mengandung organik tinggi, dan drainase yang baik. Tekstur tanah yang baik

untuk pertumbuhan jahe adalah lempung berpasir, liat berpasir dan laterik

(Syukur, 2001).

Mutu jahe ditentukan oleh berbagai sifat seperti ukuran rimpang,

kesehatan rimpang, kebersihan rimpang dan kadar serat komposisi biokimia dari

rimpang. Hasil komposisi kimia, aroma, flavor dan kepedasan jahe dipengaruhi

Page 22: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

4

oleh varietas, keadaan geografis, umur saat panen, jenis pelarut dan metode

ekstraksi (Purseglove et al., 2007).

Tabel 2.1. Keragaman Mutu Tiga Jenis Jahe (dalam %, pada lokasi 450 mdpl).

Jenis Minyak Oleoresin Gingerol Pati Serat Air Abu

Jahe asiri

JPB 1,5-2,9 3,2-9,6 0,6-1,9 37,1-40,4 6,9-9,0 6,0-13,0 6,6-7,9

JPK 1,7-3,8 2,4-8,9 0,8-2,1 32,1-45,3 6,2-9,5 6,0-13,0 7,2-9,9

JM 3,2-3,6 5,9-6,4 1,6 44,2-48,8 7,1-7,6 12,0 6,1-7,0 Sumber: Bermawie et al. (2003).

Beberapa senyawa bioaktif yang tekandung dalam jahe tersebut dapat

diperoleh dari beberapa varietas, seperti jahe gajah, jahe merah dan jahe emprit.

Dari ketiga jehe tersebut, jahe emprit (Zingiber officionale var. Amarum)

merupakan komoditas unggulan yang paling diminati oleh masyarakat. Konsumsi

jahe sebagai bahan baku herbal bersumber dari jahe segar maupun jahe yang

telah dikeringkan (simplisia kering). Masyarakat luas lebih memilih jahe segar

mengingat organoleptis (khususnya bau) dari jahe segar lebih baik dari pada

simplisia kering. Dalam ilmu kimia, perbedaan tersebut ditandai dengan

perbedaan komposisi minyak atsiri yang terkandung di dalamnya. Bukti

laboratorium yang mencoba memberi dasar ilmiah kebiasaan masyarakat tersebut

sangat penting dilakukan dalam rangka menunjang Program Saintifikasi Jamu di

Indonesia (PermenkesNo 003/MENKES/PER/I/2010).

Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak

memiliki rimpang yang lebih besar dan gemuk dengan ruas rimpangnya lebih

menggembung dari kedua varietas lainnya. Bagian dalam rimpang apabila

diiris/dipotong/dipatahkan akan terlihat berwarna kekuningan. Tinggi rimpang

dapat mencapai 6-12 cm, dengan panjang antara 15-35 cm, dan diameter berkisar

8,47-8,50 cm. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun

berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan (Syukur, 2002;

Hamiudin, 2007).

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut: Klasifikasi Divisi: Spermatophyta; Sub-divisi: Angiospermae; Kelas:

Monocotyledoneae; Ordo: Zingiberales; Famili: Zingiberaceae; Genus: Zingiber;

Species: Zingiber officinale var. Roscoe. Tanaman jahe gajah dan bagian

bagiannya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 23: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

5

Gambar 2.1. Tanaman Jahe dan bagiannya: a) Daun, b) Bunga, c) Akar, d)

Batang, e) Rimpang Jahe. (Aryanti dkk., 2015).

2.2. Kandungan Kimia Jahe

Kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman jahe-jahean

terutama golongan flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa

metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat

menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan kehidupan manusia,

diantaranya bakteri Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococ cusaureus,

jamur Neurospora sp, Rhizopus sp. dan Penicillium sp. (Nursal et al, 2006).

Komposisi kimia jahe ditentukan oleh keadaan tanaman, varietas jahe,

keadaan lingkungan tempat tumbuh dan umur panen. Jumlah perubahan

komponen dalam rimpang dapat juga terjadi selama perlakuan panen, pengeringan

dan penyimpanan jahe kering. Secara umum komponen utama yang terkandung

dalam rimpang jahe antara lain adalah air, pati, minyak atsiri, minyak yang tidak

mudah menguap, abu dan serat kasar (Rismunandar, 1988).

Rimpang jahe mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Rimpang jahe

kering mengandung pati sekitar 58%, protein 8%, dan minyak atsiri 1-5%.

Beberapa jenis lipida sebanyak 6-8%, zat tepung 59 %, vitamin khususnya niacin

dan vitamin A, beberapa jenis mineral, asam amino, dan damar (Rismunandar.

a

a

b

b

c

c

d

d

e

e

Page 24: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

6

1988). Dua komponen yang ada dalam jahe yaitu gingerol dan oleoresin 14-25%

dan shogoal dalam oleoresin 2,8-7%. Minyak atsiri memberikan aroma yang khas

untuk setiap jenis rempah- rempah, sedangkan komponen non volatile terdiri dari

gum dan resin (Fakhrudin, 2015).

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila setelah

melalui proses penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shoagol.

Senyawa -senyawa kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan

membran sitoplasma dinding sel bakteri (Fathona dan Wijaya, 2011).

Tabel 2.2. Kandungan kadar air dan minyak atsiri pada tiga jenis jahe pada

berbagai umur panen.

Umur

panen

Kadar air Kadar minyak asiri

Jahe

merah

Jahe

gajah

Jahe

semprit

Jahe

merah

Jahe

gajah

Jahe

semprit

8 bulan 89,48 87,22 82,72 2,39 2,64 2,21

9 bulan 88,94 85,74 81,67 2,53 3,27 2,74

10 bulan 88,52 84,64 78,95 3,92 3,23 3,45

11 bulan 74,13 78,58 74,51 3,90 3,13 3,26 Sumber: Julianti dkk. (2008)

Diantara ketiga jenis jahe, jahe merah lebih banyak digunakan sebagai

obat karena kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya paling tinggi, sehingga

lebih ampuh menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Kandungan minyak

atsiri jahe merah berkisar antara 2,58 – 3,72% (bobot kering), jahe emprit 1,5 –

3,3% sedangkan jahe gajah 0,82 – 1,68% dan kandungan oleoresin jahe merah

juga lebih tinggi dibandingkan jahe lainnya, yaitu 3% dari bobot kering (Saptiwi

dkk., 2018).

2.3. Panen dan Pemanenan

Panen dan pemanenan jahe adalah kegiatan pengambilan hasil berupa

rimpang dengan cara membongkar seluruh rimpang menggunakan cangkul atau

garpu. Pemanenan jahe tergantung tujuan penanamannya, sehingga jahe dapat

dipanen pada saat muda dan ada yang dipanen pada saat tua. Jika tujuannya untuk

memperoleh rimpang jahe yang akan diolah menjadi asinan, manisan, dan bubuk

jahe, maka dapat dilakukan pemanenan rimpang jahe muda yaitu berumur 4-6

bulan sejak tanam, karena pati rimpang jahe belum tinggi sehingga belum terasa

Page 25: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

7

pedas dan teksturnya renyah serta rumpunnya masih hijau segar (Harmono dan

Andoko, 2005).

Rimpang jahe yang akan dipasarkan untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk

segar dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12

bulan. Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan

setelah tanam. Tetapi pada umumnya pemanenan dilakukan pada saat tanaman

berumur 8 - 10 bulan (Hapsoh dkk., 2010).

Ciri-ciri jahe yang dapat dipanen adalah sebagai berikut: 1) Warna daun

berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering, 2) Kulit rimpang

kencang dan tidak mudah terkelupas/tidak mudah lecet, 3) Apabila dipatahkan

berserat dan aroma rimpang menyengat, 4) Warna rimpang lebih mengkilat dan

terlihat bernas. Umur panen jahe juga ditentukan oleh jenis jahe, misalnya pada

jahe gajah daun sudah mengering pada umur 8 bulan dan berlangsung selama 15

hari. Jahe emprit dan jahe merah dipanen pada saat semua daun sudah gugur.

Pemanenan jahe untuk bibit dilakukan minimal pada umur 8 bulan baik untuk jahe

gajah, jahe emprit maupun jahe merah (Hapsoh dkk., 2010).

Rimpang jahe yang telah mencapai masak fisiologis mempunyai

kandungan pati (47 – 51%), serat (16,0 – 17,5%), dan kadar air mulai rendah (85 –

87%), sehingga rimpang benih tidak akan mudah keriput (Sukarman dan Melati

2011; Rusmin, 2016

Agar rimpang hasil panen tidak lecet dan tidak terpotong perlu ke hati-

hatian waktu panen karena akan mengurangi mutu jahe. Pemanenan jahe

sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara Bulan Juni – Agustus.

Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun

demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini

sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada

musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang

sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena tingginya kadar airnya.

Rimpang dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel. Tanah yang

menempel apabila dibiarkan akan mengering dan sulit dibersihkan. Selanjutnya,

jahe tersebut diangkut ke tempat pencucian untuk disemprot dengan air. Pada saat

Page 26: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

8

pencucian jahe tidak boleh digosok agar tidak lecet, kemudian dilakukan

penyortiran sesuai tujuan (Jamil, 2012)

2.4. Pengeringan

Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air bahan, khususnya bahan

hasil pertanian ataupun produk hayati. Penguapan air bahan selama pengeringan

terjadi karena adanya perbedaan tekanan uap di dalam bahan dengan tekanan uap

di udara sekitarnya (Brooker dkk., 1974). Tujuan dari proses pengeringan adalah

menurunkan kadar air bahan sehingga sehingga bahan menjadi lebih awet,

mengecilkan volume bahan untuk memudahkan, menghemat biaya pengangkutan,

pengemasan, penyimpanan, menghentikan reaksi enzimatis serta mencegah

pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain (Anton dan Irawan, 2011).

Menurut Winarno (1993), pengeringan adalah cara untuk menghilangkan

sebagian besar air dari suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber

alami (sinar matahari) atau bahan buatan (alat pengering). Suhu ideal yang

dibutuhkan dalam proses pengeringan ini antara 55o-66

oC. Kadar air turun ± 5 -

6% lamanya 48-60 jam. Oleh karena itu, pengeringan dilakukan dengan

menggunakan alat, lantai jemur atau atas tanah dan terpal. Jika dijemur,

pengeringan umumnya memakan waktu kurang lebih 7 hari dengan cuaca yang

baik. Namun, kondisi musim penghujan, pengeringan bisa memakan waktu

sampai 4 minggu (Siregar dkk., 2015). Mekanisme pengeringan adalah ketika

udara panas dihembuskan di atas bahan makanan basah, panas akan ditransfer ke

permukaan dan perbedaan tekanan udara akibat aliran panas akan mengeluarkan

air dari ruang antar sel dan menguapkannya (Oktaviana, 2010).

Selama proses pengeringan, akan terjadi proses perpindahan massa air dari

bahan ke udara sekitar. Laju pengeringan produk pertanian hayati dengan kadar

air 70 – 75% atau lebih merupakan fungsi dari tiga parameter eksternal, yaitu suhu

udara, kelembaban udara dan laju aliran udara. Pada produk hayati seperti ini

terdapat lapisan air yang tipis melapisi permukaannya sehingga pada awal

pengeringan terjadi laju konstan sebelum laju menurun. Jika kondisi lingkungan

konstan, maka laju pengeringan juga konstan (Brooker dkk., 1992). Kadar air

awal akan mempengaruhi dimana kadar air yang tinggi akan mempengaruhi mutu

Page 27: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

9

produk dan mengakibatkan mudah rusak serta rentan terhadap pengaruh

lingkungan dimana produk akan teroksidasi dan akan merubah komponen yang

ada (Siswanto dan Triana, 2018).

Cara pengeringan yang banyak dilakukan pada produk hasil pertanian

adalah pengeringan alami dengan memanfaatkan sinar matahari. Pengeringan

yaitu dengan menempatkan bahan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari

dijemur tanpa alas atau dengan rak. Kelebihan pengeringan dengan menggunakan

energi sinar matahari atau penjemuran secara langsung adalah murah dan bahan

mudah ditembus sinar infra merah, sehingga aplikasi untuk petani Indonesia

sangat mungkin dan mudah dilakukan. Pengeringan dengan penjemuran secara

langsung mempunyai beberapa kelemahan yaitu memungkinkan terjadinya

kontaminasi debu dari lingkungan sehingga higienitas bahan rendah, pengeringan

membutuhkan waktu yang lama, suhu tidak dapat dikendalikan dan sangat

tergantung pada iklim (Rahayoe dkk., 2010).

Proses pengeringan memegang peranan yang sangat penting. Jika suhu

pengeringan terlalu tinggi maka akan mengakibatkan penurunan nilai gizi dan

perubahan warna produk yang dikeringkan. Apabila suhu yang digunakan terlalu

rendah maka produk yang dihasilkan basah dan lengket serta berbau busuk. Faktor

yang mempengaruhi kecepatan pengeringan adalah sifat kimia dari produk, sifat

fisik dari lingkungan, alat pengering dan karakteristik alat pengering (Winarno,

2004).

2.5. Pengirisan

Pengirisan merupakan proses pengubahan bentuk produk tanaman obat

menjadi bentuk-bentuk lain, seperti irisan, potongan, dan serutan yang bertujuan

untuk memudahkan kegiatan pengeringan, pengepakan, serta pengolahan

selanjutnya. Simplisia yang diiris tipis akan memudahkan proses pengeringan dan

proses lanjutannya (Sudrajad, 2001). Pengirisan bertujuan untuk memperluas

permukaan bahan sehingga proses pengeringan dapat berlangsung secara efektif

tetapi pengecilan ukuran dan pemanasan dapat mengakibatkan penurunan unsur

volatil dan senyawa fenol (Almasyhuri, 2012).

Page 28: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

10

Beberapa jenis simplisia yang sering mengalami pengubahan bentuk

misalnya akar, umbi, rimpang, batang dan kulit batang. Pengirisan dapat

digunakan dengan pisau atau alat perajang khusus sehingga diperoleh irisan yang

berukuran sama sesuai yang dikehendaki. Alat perajang yang dapat digunakan

misalnya alat perajang singkong. Perajangan sederhana ini amat sesuai untuk

menangani jenis rimpang, umbi, dan akar (Siswanto, 2004).

Semakin tipis bahan yang dikeringkan akan semakin cepat proses

penguapan air yang berlangsung sehingga dapat mempercepat waktu pengeringan.

Irisan yang terlalu tipis akan menyebabkan senyawa aktif yang terkandung mudah

menguap dan simplisia mudah rusak pada saat dikemas. Perajangan dapat

menggunakan mesin ataupun perajang manual arah irisan melintang agar sel-sel

yang mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak terlalu menurun

akibat penguapan (Siswanto, 2004). Cara pengirisan berpengaruh terhadap

kandungan minyak atsiri dalam jahe kering, tetapi tidak bepengaruh terhadap

jurnlah kandungan air dan jumlah fenol. Pengirisan dengan cara membujur (split)

menghasilkan jahe merah dengan rata-rata kandungan minyak atsiri paling tinggi.

Menurut penelitian (Almasyuri, 2012) menyatakan bahwa cara pengirisan

yang berbeda dapat mempengaruhi penurunan kadar minyak atsiri dan total fenol.

Pengirisan secara melintang (slices) dan pengeringan dengan oven 5°C

menunjukkan prosentase penurunan lebih besar dibandingkan dengan pengirisan

membujur (split). Pengeringan dengan panas matahari dapat menghasilkan bahan

dengan kandungan minyak atsiri yang relativ masih tinggi di samping juga

membutuhkan waktu lebih singkat dibanding dengan pengeringan diangin-

anginkan, tetapi lebih lama dari pada pengeringan dengan oven 55° C.

2.6. Simplisia

Simplisia merupakan produk hasil proses setelah melalui panen dan pasca

panen menjadi produk untuk kesediaan kefarmasian yang siap dipakai atau siap

diproses selanjutnya (Yapshoh dkk, 2010). Karakterisasi mutu suatu bahan

simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan sebagai

bahan baku harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum dalam monografi

terbitan resmi Departemen Kesehatan seperti Materi Media Indonesia (Khoirani,

Page 29: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

11

2013). Persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia antara lain susut

pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar

air larut etanol, dan kandungan simplisia meliputi kadar minyak atsiri. Persyaratan

mutu ini berlaku bagi simplisia yang digunakan dengan tujuan pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan (Azizah dan Salamah, 2013).

Persyaratan mutu simplisia sebagai bahan baku lainnya adalah kadar air.

Besarnya kadar air dapat digunakan sebagai salah satu ukuran menyatakan

terjadinya kerusakan bahan pangan. Kadar air dalam jumlah tertentu yang sesuai

persyaratan mutu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama

penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman dan layak digunakan sebagai bahan

baku pembuatan produk bila kadar air kurang dari 10% (Mukhriani, 2011).

Standar mutu simplisia jahe dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.3. Standar Mutu Simplisia Jahe.

No. Jenis uji Satuan Persyaratan

1 Bau dan rasa - Khas

2 Kadar air (b/b) % Maks. 12,0

3 Kadar minyak asiri Ml/100 g Min 1,5

4 Kadar abu (b/b) % Maks. 8,0

5 Berjamur dan berserangga - Tidak ada

6 Benda asing (b/b) % Maks. 2,0 Sumber: Badan Standardisasi Nasional (1997).

Simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani,

dan simplisia pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan

ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan

cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati lainnya yang dengan

cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia

murni .Simplisia kering yang baik memiliki ciri-ciri yang mudah patah, mudah

diremas, dan tidak berjamur. Sementara simplisia basah yang baik dapat dilihat

secara organoleptis terhadap bagian tanaman yang digunakan, kulit rimpang

dalam keadaan utuh, tidak bertunas, memiliki warna irisan melintang yang cerah,

tidak terserang hama, berbau khas, tidak bertunas, dan tidak busuk. (Khoirani,

2013).

Simplisia sebagai bahan baku dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat

dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum, yaitu antara

Page 30: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

12

lain: 1) simplisia sebagai bahan kefarmasian harus memenuhi 3 parameter mutu

umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian

(bebas dari kontaminasi kimia dan biologis) dan aturan penstabilan (wadah,

penyimpanan dan transportasi), 2) simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi

sebagai obat tetap diupayakan memenuhi 3 paradigma seperti produk kefarmasian

lainnya, yaitu mutu, aman dan manfaat, 3) simplisia sebagai bahan dengan

kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap respon biologis harus

mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar)

senyawa kandungan (Endarini, 2016).

Page 31: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

13

III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen

(TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas

Pertanian, Universitas Riau pada Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret

2020.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah rimpang jahe gajah

(Zingiber officinale var. Roscoe). Jahe yang digunakan adalah jahe gajah varietas

cimanggu 1 dengan umur panen 9 bulan yang diperoleh dari Nagrak, Sukabumi,

Jawa barat. Bahan lain yang digunakan adalah aquades, etanol, iodium, kertas

label, NaOH ,CH3COOH, luffscoorl, dan H2SO4. Sedangkan alat yang digunakan

adalah pisau, parutan, tampah, timbangan analitik, parutan, oven, gelas ukur,

Erlenmeyer, rotaryvacuum evaporator, spatula, titrasi, ayakan 60 mesh, cawan,

tanur, desikator, Spektrofotometer dan termometer.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Non faktorial pola satu arah yang terdiri atas 4 ulangan, sehingga didapat 5 x 4 =

20 unit percobaan. Setiap perlakuan terdiri atas 150 g irisan rimpang jahe gajah.

Pengeringan menggunakan sinar matahari langsung selama 5 hari dengan

ketebalan irisan yang berbeda:

D1 = 2 mm

D2 = 3 mm

D3 = 4 mm

D4 = 5 mm

D5 = 6 mm

Page 32: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

14

Menurut Aulawi dkk (2017), modal linier RAL nonfaktorial, yaitu:

Yij = μ + ti + εij

Keterangan : Yij = Hasil pengamatan

μ = nilai tengah umum

ti = Pengaruh perlakuan lama pengeringan

εij = Pengaruh galat percobaan jenis perlakuan ke-i, pada ulangan ke-j

Tabel 3.1. Hasil Pengacakan

D4U4 D5U2 D1U4 D4U2

D1U1 D2U3 D5U3 D1U3

D3U3 D2U1 D5U1 D5U4

D3U1

D3U2

D4U3

D2U4

D4U1

D1U2

D2U2

D3U4

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Sortasi

Rimpang jahe gajah yang sudah diterima dari Nagrak kemudian disortasi

dengan memperhatikan bentuk, berat dan ukuran rimpang. Bentuk rimpang jahe

gajah yang digunakan adalah bentuk rimpang yang seragam yaitu berbentuk

lonjong dengan diameter 3,5 cm. Rimpang yang digunakan adalah rimpang yang

tidak cacat akibat panen atau cacat akibat mikroorganisme.

3.4.2. Pencucian

Pencucian menggunakan air keran yang mengalir sebanyak 3 kali. Setelah

pencucian dilakukan penirisan sampai air tidak menetes lagi. Proses pencucian

dilakukan untuk memisahkan rimpang jahe gajah dari tanah atau kotoran yang

masih menempel.

3.4.3. Pengupasan

Rimpang jahe gajah dikupas menggunakan pisau, pengupasan bertujuan

untuk menghilangkan kulit bagian luar pada jahe gajah. Pengupasan dilakukan

untuk mengurangi dan meminimalisir terjadinya kontaminasi.

3.4.4. Pengirisan

Rimpang diiris menggunakan parutan dengan ketebalan irisan sesuai

dengan masing-masing perlakuan. Pengirisan rimpang jahe gajah bertujuan agar

Page 33: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

15

rimpang mengalami pengeringan dengan baik. Alat pengirisan dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Alat Pengirisan (Farrel, 2020)

3.4.5. Pengeringan

Irisan rimpang jahe gajah dijemur diatas nampan, setiap nampan terdiri

dari 150 g berat basah. Pengeringan rimpang di luar ruangan di bawah sinar

matahari langsung dengan ketebalan irisan yang berbeda. Pengeringan dilakukan

selama 5 hari mulai pukul 09.00-16.00 WIB.

3.5. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati adalah sebagai berikut:

3.5.1. Kadar Air

Menurut Badan Standardisasi Nasional (2015), analisis kadar air dilakukan

dengan penguapan menggunakan oven. Tahap pertama yang dilakukan adalah

mengeringkan cawan porselen pada suhu 105oC selama 1 jam. Kemudian

diletakkan di dalam desikator selama 15 menit hingga dingin kemudian

ditimbang. Sampel sebanyak 3 g dimasukkan kedalam cawan kemudian

dikeringkan dengan oven pada suhu 105oC selama 6 jam. Setelah 6 jam cawan

tersebut dimasukkan ke dalam desikator hingga dingin. Pekerjaan dilakukan

pengulangan sebanyak 3 kali sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan

rumus:

Kadar Air (%) =

× 100%

Page 34: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

16

3.5.2. Kadar Abu

Sampel ditimbang sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan porselen

yang telah diketahui berat kosongnya. Kemudian dibakar dalam tanur listrik

dengan suhu 600o

C selama dua jam sampai tidak berasap lagi. Kemudian

didinginkan dalam desikator selama kurang lebih 30 menit dan ditimbang dengan

timbangan analitik (Sudarmadji dkk, 1997). Kadar abu dihitung dengan

mengunakan rumus:

Kadar Abu (%) =

×100%

Keterangan: Z = Berat cawan porselen + berat abu

X = Berat cawan porselen

Y = berat sampel

3.5.3. Pati

Sampel ditimbang sebanyak 3 g, kemudian dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer, ditambahkan 200 ml HCl 3%. Lakukan pemanasan menggunakan

refluks selama 3 jam. Netralisasi menggunakan indikator PP 1% dan NaOH 15%

tetes demi tetes hingga berubah warna menjadi merah jambu. Hilangkan warna

merah jambu menggunakan CH3COOH 3% tetes demi tetes. Kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquades hingga tanda tera

(larutan L1). Homogenkan di dalam beakerglass, dan ambil 25 ml Larutan L1

tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan 25 ml Pereaksi

LuffSchoorl. Panaskan kembali menggunakan Refluks selama kurang lebih 10

menit. Setelah itu dinginkan mendadak menggunakan air mengalir. Tambahkan 25

ml H2SO4 26,5% lakukan secara hati-hati (dialirkan melalui dinding Erlenmeyer).

Setelah itu tambahkan 20 ml KI 15% atau 15 ml KI 20%. Tambahkan 1 ml

indikator Amylum 1% lalu mentitrasi menggunakan Na2S2O3 0,1N hingga

berubah warna menjadi krem keputihan. Catat volume titrasi sampel (A ml).

Blanko pengujian dengan mengulangi proses di atas yaitu dengan mengganti 25

ml Larutan L1 menggunakan 25 ml aquades. Catat volume titrasi blangko (B ml).

Menghitung kadar pati sampel menggunakan rumus:

Page 35: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

17

Angka Tabel (glukosa*) = ((B ml– A ml) x Normalitas Na2S2O3 terstandardisasi)

0,1

Kadar Pati = (Faktor Pengenceran x Angka Tabel x 100 % x 0,90)

Bobot Sampel(mg)

Keterangan: A = Sampel

B = Blangko

3.5.4. Kadar Vitamin C

Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam Beakerglass ukuran 200 ml

dan ditambahkan aquades, lalu diaduk hingga merata dan disaring dengan kertas

saring whatman. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur

lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1%

lalu dititrasi dengan menggunakan larutan iodium 0,01 N hingga terjadi perubahan

warna biru sambil dicatat berapa ml iodium yang terpakai (Sudarmadji dkk,

1997). Kadar vitamin C dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu:

Vitamin C (mg/100 g bahan) =

Keterangan: FP = Faktor Pengencer

3.5.5. Kadar Oleoresin

Metode yang digunakan adalah modifikasi dari metode Yuliani dkk.

(2007). Ampas rimpang jahe yang telah dikeringkan dengan oven kemudian

digiling dan disaring dengan saringan ukuran 60 mesh hingga diperoleh serbuk

jahe gajah. Sampel yang telah halus dimasukkan sebanyak 2 g ke dalam thimble

yang terdapat di tengah bagian dari peralatan sokhlet, pelarut etil asetat digunakan

untuk proses ekstraksi dimasukkan ke dalam labu alas bulat perbandingan antara

bahan dan pelarut (b/v) adalah 1:6. Oleoresin jahe gajah diekstrak dengan

peralatan sokhlet selama 4 jam pada suhu 77ºC, kemudian oleoresin disimpan ke

dalam botol untuk dianalisa. Dihitung volume hasil ekstrasi oleoresin, kemudian

dipisahkan oleoresin dengan pelarutnya, dicatat volume pelarut yang sudah

Page 36: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

18

terpisah dan dicatat massa oleoresin. Densitas oleoresin diperoleh dengan

persamaan:

Keterangan : m = berat sampel

v = volume oleoresin

3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan uji

ANOVA, jika terdapat perbedaan perlakukan akan dilanjutkan dengan uji

Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Data hasil pengamatan

dianalisis secara statistik dengan sidik ragam Rancangan Acak Lengkap

Nonfaktorial (Tabel 3.3).

Tabel 3.3. Sidik Ragam.

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F Hitung F Tabel

0,05 0,01

Perlakuan t-1 JKP JKP/(t-1)

Galat (rt-1)-(t-1) JKG JKG/(rt-1) KTP/KTG

Total rt-1 JKP+JKG

Keterangan:

Faktor Koreksi (FK) =

Jumlah Kuadrat Total (JKT) = 2 – FK

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

– FK

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP

Apabila hasil sidik ragam terdapat perbedaan yang nyata (F hitung > F

tabel) maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Duncan’s Multiple Range test (DMRt)

taraf 5% Model Duncan Multiple Range test menurut Sastrosupadi (2000) adalah

sebagai berikut:

DMRt α= Rα (ρ, DB Galat) x √

Keterangan: α = Taraf uji nyata

ρ = Banyak perlakuan

R = Nilai dari tabel DMRT

KTG = Kuadrat Tengah Galat

Page 37: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

28

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ketebalan irisan terbaik pada

Analisis Mutu Kimia Simplisia Rimpang Jahe Gajah yang di Keringkan dengan

ketebalan yang berbeda adalah ketebalan irisan 6 mm (D5) yang berpengaruh

berbeda nyata antara perlakuan satu dengan perlakuan lainnya dan telah

memenuhi standar mutu kimia simplisia rimpang jahe gajah terhadap kandungan

kadar air 5,38%, kadar abu 7,02%, kadar oleoresin 48,41%, kadar pati 54,60%,

dan kadar vitamin C 6,14%. Ketebalan irisan 6 mm merupakan irisan yang ideal

dan minimnya kerusakan rimpang jahe sehingga tetap mempertahankan mutu

kimia rimpang jahe gajah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan menggunakan ketebalan irisan 6

mm, dan diperlukan penelitian lanjut untuk mengetahui karakteristik sifat fisik

dan kimia jahe gajah yang lebih baik

Page 38: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

29

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan. Departemen

Pendidikan Nasional. Bandung.

Almasyuri. Wardatun, S. Nuraini, L. 2012. Perbedaan Cara Pengirisan dan

Pengeringan Terhadap Kandungan Minyak Atsiri dalam Jahe Merah

(Zingeber officinale Roscoe. Sunti Valeton). Jurnal penelitian

kesehatan.Vol 40. No 3. Hal. 123-129.

Anam, C. dan G.J. Manuhara. 2005. Teknologi Pengolahan Jahe: Pengolahan

Oleoresin Jahe. Disnakertrans. Karanganya

Anton, dan Irawan. 2011. Modul Laboratorium Pengeringan. Sultan Ageng

Tirtayasa Press. Banten. Hal 3

Assosiation Of Analytical Community [AOAC].,2015. Official Metbods of

Analysis. Virgina: Assosiation of Official Analysis chemist Inc.

Azizah, B. Salamah, N. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik dan

Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi

Rimpang Kunyit‟. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 3 (1) 21-30.

Bermawie, N. 2005. Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman. Pedoman

Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat penelitian dan

Pengembangan Perkebunan, Bogor : 38-52.

Brooker, D. B. Arkena, F. W. B dan Hall. 1974. Drying Cereal Grain.

Connecticut: The AVI Publishing Co. Inc.

Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema, and C. W. Hall. 1992. Drying and Storage

of Grainand Oil seeds. Avi Publishing Company Inc. West Port,

Connecticut.

BSN [Badan Standardisasi Nasional]. 2015. SNI 2354.2.2015. Tentang cara Uji

Kimia Kadar Air. Jakarta.

Endarini, L. H. 2016. Farmakognisi dan Fitokimia. Pusat Pendidikan SDM

Kesehatan. Jakarta. 215 hal.

Fakhrudin. 2015. Karakteristik Oleoresin Jahe Berdasarkan Ukuran dan Lama

Perendaman Serbuk Jahe Dalam Etanol. Fakultas Pertanian. Universitas

Sebelas Maret. Jawa Tengah. 13 (1) 25-33.

Farel,. R. 2020. Analisis Mutu Simplisia Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale

Var. Rubrum) dengan Suhu Pengeringan yang Berbeda. Jurnal Pertanian

Tropik. 7 (1): 136-143

Page 39: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

30

Fathona, D,, dan Wijaya, C, Hanny,. 2011. Kandungan Gingerol dan Shogaol,

Intensitas Kepedasan dan Penerimaan Panelis Terhadap Oleoresin Jahe

Gajah (Zingiber officinale var, Roscoe), Jahe Emprit (Zingiber officinale

var, Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber officinale var, Rubrum). Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Febriananto, E. 2013. Kandungan Pati dan Kurkuminoid Simplisia Kunyit

(Curcunadomestica Val.) Sebagai Parameter Pemilihan Aksesi Terbaik.

Skripsi. Program Studi Biokimia. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hafiz, L. I. 2008. Pengaruh Lama dan Suhu Pengeringan Terhadap Mutu Tepung

Pandan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan.

Hapsoh, Hasanah, Y., Julianti, E. 2010. Budidaya dan Teknologi Pascapanen

Jahe. USU Press. Medan. Hal 57.

Harmono dan Andoko, A. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe. PT. Agro

Media Pustaka. Solo.

Hasanah, M., Sukarman, dan D. Rusmin. 2004. Teknologi produksi benih jahe.

Plasma nutfah dan perbenihan tanaman rempah dan obat. Perkembangan

Teknologi Tanaman Rempah dan Obat 16 (1) 916.

Jamil A. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Jahe. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP). Sumatra Utara.

Kadin Indonesia. 2007. Pengelolaan Jahe. www.kadin-

indonesia.or.id/id/doc./UKM_Teknologi _Jahe.pdf

Khoirani, N. 2013. „Karakterisasi Simplisia dan Standarisasi Ekstra Etanol Herba

Kemangi (Ocimim americanum L.)‟. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Koswara, dan Sutrisno. 2006. Teknologi Enkapsulasi Flavor Rempah-rempah.

www.ebookpangan.com

Manoi, F. 2006. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Mutu Simplisia Sambiroto.

BALITRO. 17 (1),1-5.

Martina, D. 2012. Pengaruh Kadar Oleoresin Jahe dan Proses Pengolahannya

Terhadap Karakteristik Organoleptik Permen Lunak Jahe yang Dihasilkan.

Skripsi. Program Studi Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian.

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya

Mukhriani. 2011.”Penetapan Kadar Air pada Simplisia”. Skripsi. Fakultas Ilmu

Kesehatan . Universitas Islam Negeri Alaudin. Makassar

Page 40: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

31

Musaddad, D. 2008. Pengaruh Media, Suhu dan Lama Blansing Sebelum

Pengeringan Terhadap Mutu Lobak Kering. Balai Penelitian Tanaman

Sayuran. Bandung

Nursal, W., Sri dan Wilda S. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli

dan Bacillussubtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66.

Oktaviana, P. R. 2010. “Kajian Kurkumoid, Total Fenol, dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Pada

Berbagai Teknik Pengeringan dan Proporsi Pelarut". Skripsi. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Permenkes No 003/MENKES/PER/I/2010.Tentang Saintifikasi Jamu Dalam

Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan.

Purseglove, J, W., E. G. Brown, C.L. Green and S. R. J. Robbins, 2007. Spices

Vol 2. Longman. New York. 813 pp.

Rahardjo, M. 2010. „Penerapan SOP Budidaya untuk Mendukung Temulawak

sebagai Bahan Baku Obat Potensial‟. Perspektif. Vol. 9 No. 2. Hal : 78-93.

ISSN : 1412-8004

Rahayoe Sri, Hanim Z, Andriani. 2010. Perpindahan Massa Pada Pengeringan

Jahe Menggunakan Efek Rumah Kaca. Teknologi Pertanian. Universitas

Gadjah Mada.

Restiani, D.K. 2009. Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Jahe (Zingiber

officinale Roscoe) Sebagai Tonikum Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss

Webster. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Riberio, D, O. Pinto , D. C, Lima, L, M, T, R. Volpato, N, M. Cabral, L, M. dan

Sousa, V, P. 2011. Chemical Stability Study of Vitamins Thiamine,

Riboflavin, Pyridoxine and Ascorbic Acid In Parental Nutrition For

Neonatal Use. Nutrition Journal. 10: 47-57

Rismana, E. ., Kusumaningrum, S. 2015. „Pengujian Jumlah Cemaran Mikroba

dalam Simplisia dan Ekstrak Pegagan Sebelum dan Setelah Proses

Pasteurisasi Sinar Gamma‟. Molekul. Vol. 10 No. 1.

Rismunandar. 1988. Rempah-rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar Baru.

Bandung. Hal 87

Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Kanisius. Yogyakarta.

Saptiwi B, Lenny S, Hesthi R. 2018. Perasan Jahe Merah (Zingiber officinale Var.

Rubrum) Terhadap Daya Hambat Bakteri Aggregati bacter

Page 41: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

32

Actinomycetemcomitans. Jurnal Riset Kesehatan, 7 (2): 61 – 65. DOI:

10.31983/jrk.v7i2.3778

Sari, G.P. 2011. Studi Budidaya dan Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Jahe

Merah (Zingiber officinale Rosc). Skripsi. Prodi Agroteknologi. Fakultas

Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Pekanbaru.

Simanjuntak, S. 2009. Nilai Gizi dan Organoleptik serta Daya Simpan Minuman

Lidah Buaya yang di Blansing dengan Waktu Berbeda. Skripsi. Prodi

Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Riau.

Pekanbaru

Siswanto, Nurul WT. 2018. Aplikasi Vacum Evaporator Pada Pembuatan

Minuman Jahe Merah Instan Menggunakan Kristalizer Putar. Program

Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UPN. Jatim. Jurnal Teknik Kimia

Vol 13, No.1.

Siswanto, Y. W., 2004, penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial, 29,

46, 66, Penebar Swadaya, Jakarta.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika.

Panterjemah B. Sumantri. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sudarmadji, S. Haryono dan Suhardi. 1997. Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Sudrajat H, 2001. Pengaruh ketebalan irisandan lama perebusan (Blanching)

terhadap gambaran mikroskopis dan kadar minyak asiri aimplisia Siringo

(Acoruscalarrius L.), badan penelitian dan pengembangan Departemen

kesehatan, Jakarta

Suhardjo. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Sukarman dan Melati. 2011. Prosessing dan penyimpanan benih jahe (Zingiber

officinale Rosc.). Balitro. Bogor.

Syukur C. 2002. Agar Jahe Berproduksi Tinggi, Cegah Layu Bakteri dan Pelihara

secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta

Utami, N.L. 2008. „Analisis Kelayakan Usaha Serbuk Minuman Instan Berbasis

Tanaman Obat‟. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institusi Pertanian Bogor.

Bogor

Wardana, Heru D, Barwa NS, Kongs jahju A, Iqbal A, Khalid M, dan Taryadi

RR. 2002. Budi Daya secara Organik Tanaman Obat Rimpang. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Page 42: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

33

Wijaya, D.R., Paramitha, M., dan Putri, M.P. 2019. Ekstraksi Oleoresin Jahe

Gajah (Zingiber officinale var. Officinarum) dengan Metode Sokletasi.

Jurnal Konversi. 8 (1) : 9-16.

Winarno, F.G. 1993. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. Hal 150

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hal 133

Wiryadi, R. 2007. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Lama Pengeringan Terhadap

Mutu Tepung Coklat. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara.

Yuliani, S., Desmawarni dan Harimurti, N. 2007. Pengaruh Laju Alir Umpan dan

Suhu Inlet Spray Drying Pada Karakteristik Mikro kapsul l Oleoresin Jahe.

Jurnal Pascapanen 4:18-26.

Yuliani, S. dan Intan, S. K. 2009. Pengembangan Produk Jahe Kering Dalam

Berbagai Jenis Industri. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. (5): 61-

68

Page 43: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

34

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian

HASIL

Rimpang jahe

Sortasi

Pencucian

Bentuk, ukuran

dan tidak cacat.

Penirisan

pengirisan

Pengeringan menggunakan

sinar matahari

Pengemasan

Analisis Data

Pengamatan

1. Kadar Air

2 .Kadar Abu

3. Oleoresin

4. Kadar Pati

5. Vitamin C

Menggunakan

plastik klip dan

aluminium foil

Air mengalir

sebanyak 3 kali

ketebalan

persiapan

pelaksanaan

1. 2 mm.

2. 3 mm

3. 4 mm

4. 5 mm

5. 6 mm

Page 44: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

35

Lampiran 2. Deskripsi Jahe Gajah Varietas Cimanggu 1

NOMOR : 109/Kpts/TP.240/2/2004

TANGGAL : 8 Februari 2004

DESKRIPSI JAHE GAJAH VARIETAS CIMANGGU 1

Asal Varietas : Landras Dari Populasi Salatiga

Nama Asal : jahe gajah klon salatiga

Produksi Rimpang : 17-37 Ton/ha

Populasi Rumpung : 35.000-45.000/ha

Berat Rimpang : 300-2.000 Gram/Rumpun

Jumlah Sisir : 3-5

Panjang Rimpang : 15-35

Lebar Rimpang : 7-19

Tebal Rimpang : 1,5-2,8 cm

Warna Kulit Rimpang : Cokelat Keputihan

Bentuk Ruas : Panjang Pipih Besar

Panjang Ruas Pertama : 3-8 cm

Jumlah Ruas : 3-5/rimpang

Warna Daging Rimpang : Putih Kekuningan

Rasa Daging Rimpang : Hangat

Aroma Rimpang : Kurang Menyengat

Diameter Akar : 0,1-0,28 cm

Panjang Akar : 12-20 cm

Batang : Semu Berair (Herbaceous)

Bentuk Batang : Bulat Terbunkus Pelepah Daun

Warna / Ketegaran Batang : Hijau / Tegak

Jumlah Batang : 3-5 /rumpun

Lilit Batang : 3-5 cm

Tinggi Batang Semu : 40-80 cm

Bunga : Majemuk

Tangkai Bunga : Tumbuh Langsung Dari Rimpang

Terpisah Antara Batang Dan Daun

Bentuk Bunga : Spika

Jumlah Bunga : 0-6 /Rumpun

Panjang Tangkai Bunga : 10-20 cm

Diameter Tangkai Bunga : 2-4 cm

Panjang Tros Bunga : 3-5 cm

Warna Bunga : Cokelat Kemerahan

Aroma Daun : Lembut

Sifat Kusus : Respons Terhadap Linkungan

Page 45: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

36

Reaksi Terhadap Hama/Penyakit : Rentan Sampai Toleran Terhadap

Layu Bakteri

Daerah Pengembangan : 250-1000 m dpl

Peneliti : M Hadad Ea, N. Bermawie, O.

Rostiana, Hobi Taryono, S. Nur

Ajizah dan U. Rasiman

MENTERI PERTANIAN

ttd

ANTON APRIYANTONO

Page 46: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

37

Lampiran 3. Hasil Analisis Kadar Air Simplisia Jahe Gajah Menggunakan Cara

Manual

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata STDEV 1 2 3 4

D1 4,02 3,98 4,00 3,82 15,82 3,96 0,09

D2 4,52 4,23 4,05 4,15 16,95 4,24 0,20

D3 4,73 4,53 4,76 4,55 18,57 4,64 0,12

D4 5,35 5,2 5,14 5,07 20,76 5,19 0,12

D5 5,62 5,30 5,21 5,37 21,50 5,38 0,18

Total 93,60

Rata-rata 4,68

Diketahui:

1. Jumlah ulangan (U) = 4

2. Jumlah perlakuan (P) = 5

3. Db perlakuan = A-1 = 5-1 = 4

4. Db galat = A (U-1) = 5 (4-1) = 5 x 3 = 15

5. Db total = A.U-1 = (5x4)-1 = 20-1 = 19

Perhitungan:

1. Faktor Koreksi (FK)

FK =

= (93,60)2

5x4

= 8.760,96

20

= 438,05

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = – FK

= [(4,02)2 + ... +(5,37)

2] – 438,05

= 444,24 – 438,05

= 6,19

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ∑

– FK

= 15,822 + 16,95

2 + ... + 21,50

2 – 438,05

4

= 1775,65 – 438,05

4

= 443,91 – 438,05

= 5,86

Page 47: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

38

4. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 6,19 – 5,86

= 0,33

5. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

KTP = JKP

dbP

= 5,86

4

= 1,47

6. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTG = JKG

dbG

= 0,33

15

= 0,02

7. F hitung Perlakuan

F hitung = KTP

KTG

= 1,47

0,02

= 67,46

8. Rata-rata Umum

= Grand Total

n

= 93,60

20

= 4,68

9. Koefesien Keragaman (KK)

KK = √ x 100%

Rata-rata umum

= 0,02 x 100%

4,68

= 3,02 %

Page 48: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

39

Tabel Sidik Ragam RAL Non Faktorial Kadar Air (%)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F

Hitung

F Tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat

4

15

5,86

0,33

1,47

0,02

67,46 ** 3,06 4,89

Total 19 6,19 Berdasarkan tabel sidik ragam di atas F Hitung > F Tabel artinya berpengaruh sangat nyata

terhadap kadar air jahe gajah, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test

(DMRT).

Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Sx = √

= 0,07

SSR 5% berdasarkan daftar nilai baku (Significant Studentized Range) pada

taraf kritis 5% untuk uji jarak nyata Duncan dengan db galat sebesar 15

LSR = SSR 5% x Sx

P 2 3 4 5

SSR 5% 3,014 3,160 3,250 3,312

LSR 0,21 0,22 0,23 0,23

Tabel Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Perlakuan Rata-rata Beda Jarak Ke Perlakuan

LSR Simbol D2 D3 D4 D5

D1 3,96 0,28 0,68 1,23 1,42 a

D2 4,24 - - - - 0,21 b

D3 4,64 0,40 - - - 0,22 c

D4 5,19 0,95 0,55 - - 0,23 d

D5 5,38 1,14 0,74 0,19 - 0,23 d Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

DMRT 5%. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

adanya beda nyata yang signifikan pada uji DMRT 0,05.

Page 49: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

40

Lampiran 4. Hasil Analisis Kadar Abu Simplisia Jahe Gajah Menggunakan Cara

Manual

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata STDEV 1 2 3 4

D1 7,53 7,51 7,47 7,58 30,09 7,52 0,05

D2 7,33 7,28 7,42 7,41 29,44 7,36 0,07

D3 7,19 7,15 7,27 7,29 28,90 7,22 0,07

D4 7,23 6,91 7,37 7,15 28,66 7,16 0,19

D5 7,03 7,00 6,97 7,06 28,06 7,02 0,04

Total

145,15

Rata-rata

7,26

Diketahui:

1. Jumlah ulangan (U) = 4

2. Jumlah perlakuan (P) = 5

3. Db perlakuan = A-1 = 5-1 = 4

4. Db galat = A (U-1) = 5 (4-1) = 5 x 3 = 15

5. Db total = A.U-1 = (5x4)-1 = 20-1 = 19

Perhitungan:

1. Faktor Koreksi (FK)

FK =

= (145,15)2

5x4

= 21068,69

20

= 1053,43

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = – FK

= [(7,53)2 + ... +(7,06)

2] – 1053,43

= 1054,18 – 1053,43

= 0,75

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ∑

– FK

= 30,092 + 29,44

2 + ... + 28,06

2 – 1053,43

4

Page 50: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

41

= 4216,12 – 1053,4

4

= 1,054,03 – 1053,43

= 0,60

4. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 0,75– 0,60

= 0,15

5. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

KTP = JKP

dbP

= 0,60

4

= 0,15

6. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTG = JKG

dbG

= 0,15

15

= 0,01

7. F hitung Perlakuan

F hitung = KTP

KTG

= 0,15

0,01

= 15,04

8. Rata-rata Umum

= Grand Total

n

= 145,15

20

= 7,26

Page 51: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

42

9. Koefesien Keragaman (KK)

KK = √ x 100%

Rata-rata umum

= 0,1 x 100%

7,26

= 1,38 %

Tabel Sidik Ragam RAL Non Faktorial Kadar Abu (%)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F

Hitung

F Tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat

4

15

0,60

0,15

0,15

0,01

15,04 ** 3,06 4,89

Total 19 0,75 Berdasarkan tabel sidik ragam di atas F Hitung > F Tabel artinya berpengaruh sangat nyata

terhadap biji pinang retak/pecah pinang varietas Betara, sehingga perlu dilakukan uji lanjut

Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).

Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Sx = √

= 0,05

SSR 5% berdasarkan daftar nilai baku (Significant Studentized Range) pada

taraf kritis 5% untuk uji jarak nyata Duncan dengan db galat sebesar 15

LSR = SSR 5% x Sx

P 2 3 4 5

SSR 5% 3,014 3,160 3,250 3,312

LSR 0,151 0,158 0,163 0,166

Tabel Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Perlakuan Rata-rata Beda Jarak Ke Perlakuan

LSR Simbol D5 D4 D3 D2

D5 7,02 - - - - a

D4 7,16 0,14 - - - 0,15 ab

D3 7,22 0,02 0,06 - - 0,16 bc

D2 7,36 0,34 0,20 0,14 - 0,16 c

D1 7,52 0,50 0,36 0,30 0,16 0,17 d Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

DMRT 5%. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

adanya beda nyata yang signifikan pada uji DMRT 0,05.

Page 52: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

43

Lampiran 5. Hasil Analisis Kadar Oleoresin Simplisia Jahe Gajah Menggunakan

Cara Manual

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata STDEV 1 2 3 4

D1 46,60 46,74 46,73 45,84 185,91 46,48 0,43

D2 47,11 47,32 47,22 47,32 188,97 47,24 0,10

D3 47,44 47,55 47,67 47,74 190,40 47,60 0,13

D4 47,89 48,05 47,95 47,92 191,82 47,96 0,08

D5 48,32 48,63 48,04 48,66 193,64 48,41 0,29

Total 950,74

Rata-rata 47,54

Diketahui:

1. Jumlah ulangan (U) = 4

2. Jumlah perlakuan (P) = 5

3. Db perlakuan = A-1 = 5-1 = 4

4. Db galat = A (U-1) = 5 (4-1) = 5 x 3 = 15

5. Db total = A.U-1 = (5x4)-1= 20-1 = 19

Perhitungan:

1. Faktor Koreksi (FK)

FK =

= (950,74)2

5x4

= 903.901,28

20

= 45.195,06

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = – FK

= [(46,60)2 + ... +(48,66)

2] – 45.195,06

= 45204,57– 45.195,06

= 9,51

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ∑

– FK

= 185,912 + 188,97

2 + ... + 193,65

2 – 45195,06

4

= 180.814,70 – 45195,06

4

Page 53: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

44

= 45.203,67 – 45195,06

= 8,61

4. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 9,51– 8,61

= 0,90

5. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

KTP = JKP

dbP

= 8,61

4

= 2,15

6. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTG = JKG

dbG

= 0,90

15

= 0,06

7. F hitung Perlakuan

F hitung = KTP

KTG

= 2,15

0,06

= 35,88

8. Rata-rata Umum

= Grand Total

n

= 950,74

20

= 47,54

9. Koefesien Keragaman (KK)

KK = √ x 100%

Page 54: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

45

Rata-rata umum

= 0,24 x 100%

47,54

= 0,51%

Tabel Sidik Ragam RAL Non Faktorial Kadar Oleoresin (%)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT) F Hitung

F Tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat

4

15

8,61

0,90

2,15

0,06

35,88 ** 3,06 4,89

Total 19 9,51 Berdasarkan tabel sidik ragam di atas F Hitung > F Tabel artinya berpengaruh sangat nyata

terhadap biji pinang berkapang pinang varietas Betara, sehingga perlu dilakukan uji lanj Duncan’s

Multiple Range Test (DMRT).

Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Sx = √

= 0,12

SSR 5% berdasarkan daftar nilai baku (Significant Studentized Range) pada

taraf kritis 5% untuk uji jarak nyata Duncan dengan db galat sebesar 20

LSR = SSR 5% x Sx

P 2 3 4 5

SSR 5% 3,014 3,160 3,250 3,312

LSR 0,36 0,38 0,39 0,40

Tabel Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Perlakuan Rata-rata Beda Jarak Ke Perlakuan

LSR Simbol D2 D3 D4 D5

D1 46,48 0,76 1,12 1,48 1,93 a

D2 47,24 - - - - 0,36 b

D3 47,60 0,36 - - - 0,38 bc

D4 47,96 0,72 0,36

- 0,39 c

D5 48,41 1,17 0,81 0,45 - 0,40 d Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji

DMRT 5%. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

adanya beda nyata yang signifikan pada uji DMRT 0,05.

Page 55: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

46

Lampiran 6. Hasil Analisis Kadar Pati Simplisia Jahe Gajah Menggunakan Cara

Manual

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata STDEV 1 2 3 4

D1 51,22 51,30 51,21 50,98 204,70 51,18 0,14

D2 52,88 52,30 52,39 53,23 210,81 52,70 0,44

D3 52,48 53,19 52,58 53,36 211,60 52,90 0,44

D4 53,42 53,39 52,93 53,94 213,69 53,42 0,41

D5 54,15 54,03 55,34 54,89 218,41 54,60 0,62

Total 1059,20

Rata-rata 52,96

Diketahui:

1. Jumlah ulangan (U) = 4

2. Jumlah perlakuan (P) = 5

3. Db perlakuan = A-1 = 5-1 = 4

4. Db galat = A (U-1) = 5 (4-1) = 5 x 3 = 15

5. Db total = A.U-1 = (5x4)-1= 20-1 = 19

Perhitungan:

1. Faktor Koreksi (FK)

FK =

= (1059,20)2

5x4

= 1.121.908,70

20

= 56.095,44

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = – FK

= [(51,22)2 + ... +(54,89)

2] – 56.095,23

=56122,97 – 56.095,44

= 27,54

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ∑

– FK

= 204,702 + 210,81

2 + ... + 218,41

2 – 56.095,44

4

= 224480,40 – 56.095,44

4

Page 56: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

47

= 5.6120,10 -56.095,44

= 24,66

4. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 27,54 – 24,66

= 2,87

5. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

KTP = JKP

dbP

= 24,66

4

= 6,17

6. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTG = JKG

dbG

= 2,87

15

= 0,19

7. F hitung Perlakuan

F hitung = KTP

KTG

= 6,17

0,19

= 32,21

8. Rata-rata Umum

= Grand Total

n

= 1059,20

20

= 52,96

9. Koefesien Keragaman (KK)

KK = √ x 100%

Rata-rata umum

Page 57: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

48

= 0,44 x 100%

52,96

= 0,83 %

Tabel Sidik Ragam RAL Non Faktorial Kadar Pati %

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F

Hitung

F Tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat

4

15

24,66

2,87

6,17

0,19

32,21 ** 3,06 4,89

Total 19 27,54 Berdasarkan tabel sidik ragam di atas F Hitung > F Tabel artinya berpengaruh sangat nyata

terhadap warna pinang varietas Betara, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple

Range Test (DMRT).

Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Sx = √

= 0,22

SSR 5% berdasarkan daftar nilai baku (Significant Studentized Range) pada

taraf kritis 5% untuk uji jarak nyata Duncan dengan db galat sebesar 20

LSR = SSR 5% x Sx

P 2 3 4 5

SSR 5% 3,014 3,160 3,250 3,312

LSR 0,66 0,70 0,72 0,73

Tabel Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Perlakuan Rata-rata Beda Jarak Ke Perlakuan

LSR Simbol

D2 D3 D4 D5

D1 51,18 1,52 1,72 2,24 3,42 a

D2 52,70 - - - - 0,66 b

D3 52,90 0,20 - - - 0,70 bc

D4 53,42 0,72 0,52 - - 0,72 c

D5 54,60 1,90 1,70 1,18 - 0,73 d

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT

5%. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan adanya

beda nyata yang signifikan pada uji DMRT 0,05.

Page 58: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

49

Lampiran 7. Hasil Analisis Kadar Vitamin C Simplisia Jahe Gajah Menggunakan

Cara Manual

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata STDEV 1 2 3 4

D1 4,98 5,00 5,18 5,13 20,30 5,07 0,10

D2 5,17 5,18 5,17 5,16 20,68 5,17 0,01

D3 5,19 5,23 5,16 6,16 21,75 5,44 0,48

D4 5,24 5,62 5,39 5,96 22,21 5,55 0,31

D5 6,11 6,10 6,34 5,99 24,54 6,14 0,15

Total 109,47

Rata-rata 5,47

Diketahui:

1. Jumlah ulangan (U) = 4

2. Jumlah perlakuan (P) = 5

3. Db perlakuan = A-1 = 5-1 = 4

4. Db galat = A (U-1) = 5 (4-1) = 5 x 3 = 15

5. Db total = A.U-1 = (5x4)-1= 20-1 = 19

Perhitungan:

1. Faktor Koreksi (FK)

FK =

= (109,47)2

5x4

= 11.983,49

20

= 599,17

2. Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = – FK

= [(4,98)2 + ... +(5,99)

2] – 599,17

= 603,05 – 599,17

= 3,88

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ∑

– FK

= 20,292 + 20,68

2 + ... + 24,54

2 – 599,17

Page 59: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

50

4

= 2407,85 – 599,17

4

= 601,96 – 599,17

= 2,79

3. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 3,88– 2,79

= 1,09

4. Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

KTP = JKP

dbP

= 2,79

4

= 0,70

5. Kuadrat Tengah Galat (KTG)

KTG = JKG

dbG

= 1,09

15

= 0,07

6. F hitung Perlakuan

F hitung = KTP

KTG

= 0,70

0,07

= 9,61

7. Rata-rata Umum

= Grand Total

n

= 109,47

20

Page 60: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

51

= 5,47

8. Koefesien Keragaman (KK)

KK = √ x 100%

Rata-rata umum

= 0,26 x 100%

5,47

= 4,84%

Tabel Sidik Ragam RAL Non Faktorial Kadar Vitamin C (%)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(DB)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Kuadrat

Tengah

(KT)

F

Hitung

F Tabel

5% 1%

Perlakuan

Galat

4

15

2,79

1,09

0,70

0,07

9,61 ** 3,06 4,89

Total 19 3,88 Berdasarkan tabel sidik ragam di atas F Hitung > F Tabel artinya berpengaruh sangat nyata

terhadap biji pinang retak/pecah pinang varietas Betara, sehingga perlu dilakukan uji lanjut

Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).

Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Sx = √

= 0,13

SSR 5% berdasarkan daftar nilai baku (Significant Studentized Range) pada

taraf kritis 5% untuk uji jarak nyata Duncan dengan db galat sebesar 20

LSR = SSR 5% x Sx

P 2 3 4 5

SSR 5% 3,014 3,160 3,250 3,312

LSR 0,39 0,41 0,42 0,43

Tabel Uji Lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)

Perlakuan Rata-rata Beda Jarak Ke Perlakuan

LSR Simbol D2 D3 D4 D5

D1 5,07 0,10 0,37 0,48 1,07 a

D2 5,17 - - - - 0,39 ab

D3 5,44 0,27 - - - 0,41 ab

D4 5,55 0,38 0,11 - - 0,42 b

D5 6,14 0,97 0,70 0,59 - 0,43 c Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT

5%. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan adanya

beda nyata yang signifikan pada uji DMRT 0,05.

Page 61: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

52

Lampiran 8. Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS

ONEWAY Kdar_Air BY Perlakuan

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

ANOVA Kdar_Air

Sum of

Squares Dr Mean Square F Sig.

Between

Groups 5,864 4 1,466 67,463 ,000

Within Groups ,326 15 ,022

Total 6,190 19

Kdar_Air

Duncana

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

D1 4 3,9550

D2 4 4,2375

D3 4 4,6425

D4 4 5,1900

D5 4 5,3750

Sig. 1,000 1,000 1,000 ,096

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 62: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

53

ONEWAY Kdar_Abu BY Perlakuan

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

ANOVA Kdar_Abu

Sum of

Squares Dr Mean Square F Sig.

Between

Groups ,597 4 ,149 15,038 ,000

Within Groups ,149 15 ,010

Total ,745 19

Kdar_Abu

Duncana

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

D5 4 7,0150

D4 4 7,1650 7,1650

D3 4 7,2250 7,2250

D2 4 7,3600

D1 4 7,5225

Sig. ,050 ,408 ,074 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 63: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

54

ONEWAY Kdar_Oleoresin BY Perlakuan

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

ANOVA Kdar_Oleoresin

Sum of

Squares Dr Mean Square F Sig.

Between

Groups 8,610 4 2,152 35,592 ,000

Within Groups ,907 15 ,060

Total 9,517 19

Kdar_Oleoresin

Duncana

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

D1 4 46,4775

D2 4 47,2425

D3 4 47,6000 47,6000

D4 4 47,9525

D5 4 48,4125

Sig. 1,000 ,058 ,061 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 64: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

55

ONEWAY Kdar_Pati BY Perlakuan

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

ANOVA Kdar_Pati

Sum of

Squares Dr Mean Square F Sig.

Between

Groups 24,640 4 6,160 32,21 ,000

Within Groups 2,871 15 ,191

Total 27,54 19

Kdar_Pati

Duncana

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

D1 4 51,1775

D2 4 52,7000

D3 4 52,9025 52,9025

D4 4 53,4225

D5 4 54,6025

Sig. 1,000 ,523 ,113 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 65: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

56

ONEWAY Kdar_VC BY Perlakuan

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

ANOVA Kdar_VC

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 2,793 4 ,698 9,593 ,000

Within Groups 1,092 15 ,073

Total 3,885 19

Kdar_VC

Duncana

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

D1 4 5,0725

D2 4 5,1700 5,1700

D3 4 5,4350 5,4350

D4 4 5,5525

D5 4 6,1350

Sig. ,091 ,075 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 66: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

57

Lampiran 9. Tabel Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5%

Page 67: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

58

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Plastik Klip Sarung Tangan Medis

Kertas Label Tampah

Masker Mulut Pisau Cutter

Page 68: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

59

Alumunium Foil Parutan

pembuatan rak penjemuran Pencucian Jahe

Pengirisisan Jahe Pengupasan Kulit Jahe

Page 69: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

60

ketebalan irisan 2 mm ketebalan irisan 3 mm

ketebalan irisan 4 mm ketebalan irisan 5 mm

ketebalan irisan 6 mm Peninbangan Sampel

Page 70: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

61

Pengecekan Suhu Penjemuran Jahe

Perlakuan D1 perlakuan D2

perlakuan D3 Perlakuan D4

Page 71: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

62

titrasi kadar pati hidrolisis pati

kadar air (oven) analisis kadar oleoresin

Kadar abu (desikator) kadar abu (furnace)

kadar air (oven) Titrasi kadar pati

Page 72: ANALISIS MUTU KIMIA SIMPLISIA RIMPANG JAHE GAJAH ...

63