Analisis Minimalisasi Biaya Produksi dengan Metode Simpleks (Studi Kasus : PT Nuansa Porselen Indonesia) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Peneliti Albertus Sindhu A.K (682013602) Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017
16
Embed
Analisis Minimalisasi Biaya Produksi dengan Metode ......Analisis Minimalisasi Biaya Produksi dengan Metode Simpleks (Studi Kasus : PT Nuansa Porselen Indonesia) Artikel Ilmiah Diajukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Minimalisasi Biaya Produksi dengan Metode
Simpleks (Studi Kasus : PT Nuansa Porselen Indonesia)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti
Albertus Sindhu A.K (682013602)
Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
1. Pendahuluan
Biaya produksi adalah sejumlah biaya yang wajib dibayarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual [1]. Pada sebuah
perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu hal yang perlu diperhitungkan
agar perusahaan tersebut dapat memiliki keuntungan yang tinggi. Biaya produksi
yang tinggi dipengaruhi oleh komposisi bahan baku dan harga bahan baku.
Perusahaan yang baik akan memperhitungkan berapa besar minimal biaya
produksi yang dikeluarkan dan apa saja produk yang harus diproduksi agar biaya
produksi tersebut menjadi minimum.
Pada PT Nuansa Porselen Indonesia terdapat 3 jenis produk yang memiliki
takaran dan komposisi bahan baku yang berbeda-beda. Perbedaan ini yang
menjadi pengaruh besarnya biaya produksi. Biaya produksi dapat minimum
apabila perusahaan tersebut memproduksi produk dengan jumlah produksi yang
menekan biaya produksi agar produksi menjadi optimal.
Program linear dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi oleh PT Nuansa Porselen Indonesia. Metode simpleks merupakan salah
satu cara dalam program linear yang dapat digunakan untuk minimalisasi biaya
produksi jika memiliki dua variabel atau lebih. Pada PT Nuansa Porselen
Indonesia memiliki lebih dari 3 variabel yang didapat dari produk tableware yaitu
dimisalkan X2, produk tile 3d wall dimisalkan X1, dan produk patung Bali dancer
dimisalkan X3. Berdasarkan penggambaran diatas, metode simpleks dapat menjadi
solusi untuk dapat menentukan berapa besarnya produk tableware, tile 3d wall
dan patung Bali dancer yang akan dijual dengan biaya produksi yang minimum di
perusahaan tersebut.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang pertama diperoleh dari penelitian sebelumnya yang
berjudul “Penerapan Metode Simpleks untuk Mengoptimalkan Kebutuhan Gizi
Seimbang Pada Usia Lanjut di Kota Palu”. Pada penelitian tersebut membahas
bagaimana mendapatkan biaya minimum dengan kombinasi bahan makanan
menggunakan metode simplek. Pada penelitian tersebut digunakan program
TORA. Pada penelitian ini diperoleh hasil biaya minimum sebesar Rp 8.300,00
perhari dengan kombinasi makanan yaitu beras sebanyak 353,318 gram, sawi
hijau sebanyak 357,639 gram, tahu sebanyak 192,977 gram dan kacang-kacangan
sebanyak 94,806 gram [2].
Tinjauan pustaka yang kedua diperoleh dari penelitian yang berjudul
“Mengoptimalkan Gizi Balita dengan Harga Minimum Menggunakan Metode
Simpleks”. Pada penelitian diperoleh biaya minimum sebesar Rp 16.000,00
dengan kombinasi bahan makanan yaitu beras sebanyak 165,425 gram, wortel
sebanyak 11,803 gram, pepaya sebanyak 507,229 gram, dan tahu sebanyak
930,579 gram [3].
Tinjauan pustaka yang ketiga diperoleh dari penelitian yang berjudul
“Optimalisasi Kebutuhan Gizi Harian Ibu Menyusui dengan Biaya Minimum
Menggunakan Metode Simpleks”. Pada penelitian tersebut membahas tentang
optimalisasi untuk menghitung jumlah bahan makanan yang memenuhi
persyaratan gizi harian dengan biaya minimum menggunakan metode simpleks.
Penelitian ini diperoleh hasil kombinasi makanan yang optimal untuk 6 bulan
pertama adalah pada kasus satu yaitu : beras 89 gram, ikan ekor kuning 53 gram,
bayam 43 gram, kacang tanah 2 gram dan susu SGM 17 gram dengan total biaya
sebesar Rp 2.500,00. Lalu pada 6 bulan berikutnya diperoleh hasil kombinasi
makanan yang optimal pada kasus empat yaitu : beras 32 gram, tempe 0,2 gram,
daun singkong 21 gram, kacang tanah 75 gram dan susu SGM 17 gram dengan
total biaya sebesar Rp 2,000,00 per sekali makan [4].
Tinjauan pustaka yang keempat diperoleh dari penelitian yang berjudul
“Pengoptimalan Persediaan Dengan Metode Simpleks Pada PT XYZ”. Pada
penelitian tersebut diperoleh persediaan yang optimal sebesar 2.000 packs untuk
produk pupuk urea, 8.000 packs kieserite, dan 10.000 packs rock phosphate [5].
Tinjauan pustaka yang kelima diperoleh dari penelitian yang berjudul
“Optimalisasi Jumlah Produksi CPO Dengan Biaya Minimum Melalui Pendekatan
Linear Programming Di PT XYZ”. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil total
biaya minimum produsi sebesar Rp 114.258.100.000,00 dengan jumlah produksi
CPO sebesar 14.763 ton [6].
Tinjauan pustaka yang keenam diperoleh dari penelitian yang berjudul
“Optimalisasi Komposisi Jumlah Masing-Masing Tipe Rumah Pada
Pembangunan Perumahan Dengan Metode Simpleks”. Pada penelitian tersebut
diperoleh hasil komposisi tipe rumah yang optimal dengan tipe rumah Gambuh
sebanyak 27 unit, tipe Tenun sebanyak 106 unit dan tipe Pendet 211 unit, dimana
tipe rumah tersebut dibangun pada lahan efektif seluas 71.500 m2 serta lahan pada
fasos dan fasum seluas 38.500 m2. Pada penelitian tersebut diperoleh keuntungan
sebesar Rp 31.396.000.000,00 [7].
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada
penelitian ini dalam perhitungannya digunakan aplikasi online [12]. Aplikasi
online ini dapat diakses melalui jaringan internet. Selain itu penelitian ini
menggunakan metode simplek minimasi dengan metode dua fase yang berbeda
dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini memiliki iterasi pada fase
pertama sebanyak 24 iterasi serta pada fase kedua sebanyak 2 iterasi untuk
mendapatkan hasil biaya yang optimal.
Algoritma simpleks adalah sebuah cara sistematis yang dilakukan secara
berulang atau iterasi untuk mendapatkan nilai optimal dalam permasalahan
program linear [13].
3. Metodologi Penelitian
Data penelitian diperoleh dari PT Nuansa Porselen Indonesia pada bulan
Mei 2017. Data diperoleh merupakan data primer karena dengan menggunakan
proses wawancara kepada pegawai yang bekerja di bagian cor, painting, dan case
gyp. Data wawancara kepada pegawai yang bekerja di bagian cor dimulai dari
nomor 1 sampai 4. Data wawancara kepada pegawai yang bekerja di bagian case
gyp dimulai dari nomor 5 sampai 8. Data wawancara kepada pegawai yang
bekerja di bagian painting dimulai dari nomor 9 sampai 21. Data yang disajikan
dalam bentuk tabel, yang memuat nama bahan pembuat produk, takaran bahan
baku dalam persen (%) pada tiap produk, kapasitas persediaan bahan baku dan
biaya produksi tiap produk. Data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Komposisi Bahan Baku
Berdasarkan data pada Tabel 1, permasalahan yang dihadapi oleh PT
Nuansa Porselen Indonesia yaitu PT Nuansa Porselen Indonesia masih
memproduksi ketiga produk tersebut sehingga biaya produksi yang harus
dikeluarkan menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, metode simpleks dapat
menjadi solusi untuk dapat menentukan berapa besarnya produk tableware, tile 3d
wall dan patung Bali dancer yang akan dijual dengan biaya produksi yang
minimum pada PT Nuansa Porselen Indonesia.
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel X1, X2, dan X3.
Variabel X1 merupakan produk tile 3D, variabel X2 merupakan tableware dan
variabel X2 merupakan patung penari bali.
Fungsi tujuan dalam penelitian ini adalah biaya produksi produk tile 3D
sebesar Rp 500.000,00 per meter, biaya produksi tableware sebesar Rp
100.000,00 per meter, dan biaya produksi patung penari bali sebesar Rp
5.000.000,00 per buah. Fungsi batasan untuk tujuan minimasi akan menggunakan
tanda ≥ karena permasalahan yang akan diselesaikan adalah minimasi biaya
produksi, sehingga dalam penelitian ini fungsi batasan menggunakan tanda ≥.
Pada metode fase pertama, bentuk minimasi yaitu : (1).
Bentuk minimasi pada persamaan (1) dapat dirubah kedalam bentuk yang
ekuivalen sehingga berada dalam bentuk maksimasi [6], yaitu menjadi maksimasi
(2).
Persamaan (2) diatas berarti bahwa dalam bentuk minimalisasi nilai minimum z
sama dengan nilai maksimum (-Z) dalam bentuk maksimasi [6], sehingga fungsi
tujuan menjadi maksimasi (-Z) = -500000X1- 100000X2 – 5000000X3. Pada
waktu memasuki fase pertama fungsi tujuan harus diubah dari bentuk maksimasi