24/04/2009 1 Analisis Mineral Lempung Dwi Priyo Ariyanto, S.P., M.Sc. Dwi Priyo Ariyanto, S.P., M.Sc. E mail: mail: [email protected][email protected]Facebook: 628156708076 Facebook: 628156708076 www.ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id www.ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id o DTA o X‐ray o IR o EM Foto: balittanah Persiapan contoh tanah (Sample preparation) • Contoh tanah dikeringanginkan • Dilakukan dispersi dan diambil khusus lempung (seperti analisis tekstur tanah metode pemipetan dengan waktu pemipetan lempung) lempung) • Setelah dioven, sampel siap digunakan untuk analisis mineral lempung Foto: Dwi Priyo Ariyanto DTA • Differential Thermal Analysis • Indentifikasi mineral lempung dengan peningkatan suhu secara bertahap • Umumnya dimulai suhu kamar hingga 1.200 o C, dengan kenaikan sekitar 3–7 o C • Digunakan untuk analisis mineral dan organik PROSES ANALISIS • Endothermik I pelepasan air • Eksotermik I pembakaran b.o. • Endothermik II pelepasan ion OH • Eksothermik II pembentukan mullite ( k t kt i l) (perusakan struktur mineral)
3
Embed
Analisis Mineral 2009 - ilmutanahuns.files.wordpress.com · 24/04/2009 2 X‐RAY • Penembakan contoh mineral lempung (struktur mineral) dengan energi tinggi • Terjadi loncatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Persiapan contoh tanah (Sample preparation)• Contoh tanah dikeringanginkan• Dilakukan dispersi dan diambil khusus lempung (seperti analisis tekstur tanah metode pemipetan dengan waktu pemipetan lempung)lempung)
• Setelah dioven, sampel siap digunakan untuk analisis mineral lempung
Foto: Dwi Priyo Ariyanto
DTA• Differential Thermal Analysis• Indentifikasi mineral lempung dengan peningkatan suhu secara bertahap
• Umumnya dimulai suhu kamar hingga y gg1.200 oC, dengan kenaikan sekitar 3–7 oC
• Digunakan untuk analisis mineral dan organik
PROSES ANALISIS• Endothermik I pelepasan air• Eksotermik I pembakaran b.o.• Endothermik II pelepasan ion OH• Eksothermik II pembentukan mullite ( k t kt i l)(perusakan struktur mineral)
24/04/2009
2
X‐RAY• Penembakan contoh mineral lempung (struktur mineral) dengan energi tinggi
• Terjadi loncatan ion pada selimut paling dalam (K‐shell)
• Loncatan 1 tingkat menghasilkan sinar• Loncatan 1 tingkat menghasilkan sinar alfa
• Loncatan 2 tingkat menghasilkan sinar beta
Perlakuan lempung
Mg Glycol/Glyserol K K – 550 C
1.4-1.6 1.8 1.2 1.0
Bragg's Law
10
Clay mineral Type Basal spacing
[nm]
Kaolinite 1 : 1 (non‐expanding) 0.72
Montmorillonite 2 : 1 (expanding) 0.98 ‐ 1.8 +
V i lit 2 1 ( di ) 1 0 1 5 +
LAYER SPACING
Vermiculite 2 : 1 (expanding) 1.0 ‐ 1.5 +
Hydrous Mica 2 : 1 (non‐expanding) 1.0
Chlorite 2 : 1 : 1 (non‐expanding) 1.4
Allophane ‐ ‐11
d-Spacing on {001} for Clay-Type Minerals (nm)
Mineral Untreated Ethylene Glycol Heated to 550oC
Kaolinite 0.71 No Change Destroyed
M t illi it 1 4 1 5 1 7 0 95Montmorillinite 1.4 – 1.5 1.7 0.95
Illite 1.0 No Change Little Change
Chlorite 0.7 No Change 1.32
Mixed Layer 1.1 1.2 1.012
24/04/2009
3
X-RAY DIFFRACTION
KaoliniteQuartz
13
X-RAY DIFFRACTION
Kaolinite
QuartzIllite
Smectite
14
IR• Infra Red atau infra merah• Penembakan gelombang infra merah terhadap mineral lempung sehingga gerakan ion H dalam OH mempengaruhi panjang gelombang
EM• Electronic microscope• Melihat bentuk mineral menggunakan mikroskop elektronik