ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. BUMI SARANA BETON SKRIPSI Oleh YUYUNG INDASARI 10573 05359 15 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020
96
Embed
ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA …dengan titik impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi akuntansi manajemen yang dipakai menganalisa hubungan antara:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT
PADA PT. BUMI SARANA BETON
SKRIPSI
Oleh
YUYUNG INDASARI 10573 05359 15
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN BREAK EVEN
POINT PADA PT. BUMI SARANA BETON
Oleh
YUYUNG INDASARI 105730535915
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
i
M O TT O
Katakanlah: “Bahwa aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tahan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukannya.” (Q.s.Fushshilat:6).
Jadikan Sifat Sebagai Cerminan Diri
(Yuyung indasari)
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada :
1. Kedua orangtua tercinta Almarhum Ayahanda Cege Anta dan Ibunda
Nursyamsuriani, yang telah memberikan semangat dan motivasi yang
tiada henti sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini, karena tiada
do’a yang paling khusyu’ selain do’a dari kedua orangtua serta saudara
dan sepupu saya yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat –sahabat yang selalu memberi bantuan dan memberi
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Yuyung indasari.”Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam Perhitungan Break Even Point (BEP) Pada PT. Bumi Sarana Beton”. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Hj. Ruliaty, MM dan Abd Salam HB.
Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel serta menghitung BEP berdasarkan jenis produk PT. Bumi Sarana Beton.Jenis penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif dengan format Deskriktif, yaitu penulis menggambarkan hasil observasi dan menganalisa data-data yang diperoleh di lapangan. Penulisan tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2019.Setelah dilakukan analisa dan pembahasan masalah, perusahaan memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian selama tahun 2018. Hal ini harus dipertahankan dan di tingkatkan agar setiap tahun perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding tahun 2017 dan perusahaan harus melakukan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel untuk masing-masing jenis produk. Kata Kunci: Break Even Point, Biaya tetap dan biaya variabel
vi
ABSTRACT
Yuyung indasari.”The Seperation Of Fixed Costs and Variabel Costs in Relation to The Break Even Point at PT. Bumi Sarana Beton. Thesis Faculty of Economics and Bisiness Depertement of Accounting Muhammadiyah Universiyt of Makassar. Supervised by Dr. Hj. Ruliaty, MM and Abd Salam, HB The purpose of this study is to separated the fixed costs and variabel costs and also the calculation of BEP based on product type PT. Bumi Sarana Beton. The method of analysis used is quantitative with deskriktif format. The authors describe the result of observations and analyze the data obtained in the field. This thesis is the result of research conducted in to October 2018. After calculating and discussion the result of data collections, the authors come to the calculasion that PT. Bumi Sarana Beton during engine sales in 2018 is at stake even, where the compony still obtain a summary and not al loss for 2017. Key words: Break Even Point, Fixed cost and Variabel cost.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti
diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulis skripsi yang berjudu “ Analisis Metode Pemisahan Biaya
Tetap dan Biaya Variabel Dalam Perhitungan Break Even Point Pada PT.
Bumi Sarana Beton. “
Skripsi yang dibuat penulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Jufri dan ibu Buati yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan doa
tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorban, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga
apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagi pihak. Begitu
pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Dr.Hj. Ruliaty, MM selaku Pembimbing I dan Abd. Salam,
HB.SE.,M.Si.AK.CA.CSP selaku Pembimbing II terima kasih atas
bimbingan dan nasehat-nasehatnya selama dalam pemeriksaan
skripsi Penelitian ini
5. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan
Akuntansi, yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama
dalam proses perkuliahan
6. Buat seluruh teman-teman terkhusu kelas AK 15. E dan seluruh
mahasiswa angkatan 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
7. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi,
ix
dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan
penulisan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku sekalian di makassar yang banyak memberikan
dukungannya selama ini
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya semoga Allah SWT menerima dan membalas amal perbuatan
baik dari semua pihak yang telah mambantu dan berpartisipasi dalam
penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam
menyempurnakan dan memperbaiki skripsi ini untuk bertujuan kedepan.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
3. Jenis Pemisahan Biaya .......................................................... 9
B. Pengertian Break Even Point ...................................................... 13
xi
1. Kegunaan BEP ...................................................................... 14
2. Tujuan BEP ........................................................................... 15
3. Kelemahan BEP .................................................................... 17
C. Penelitian Terdahulu ................................................................... 23
D. Kerangka Pikir ............................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ........................................................................... 28
B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................ 28
C. Variabel dan Desain Peneliti ...................................................... 28
D. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 29
E. Teknik pengumpulan data ........................................................... 30
F. Teknik Analisis data .................................................................... 31
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................34
B. Penyajian Data Hasil Penelitian......................................................37
C. Pembahasan...................................................................................61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................64
B. Saran..............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66 LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Laporan Stock Produksi ................................................ 38 Tabel 4.2 Nilai Persentase ............................................................ 38 Tabel 4.3 Biaya Produksi .............................................................. 39 Tabel 4.4 Pemisahan Biaya Bahan Baku Paving Blok .................. 40 Tabel 4.5 Pemisahaan Biaya Bahan Baku Topi Uskup ................. 41 Tabel 4.6 Pemisahan Biaya Bahan Baku Casten .......................... 42 Tabel 4.7 Pemisahan Biaya Bahan Baku Bataco .......................... 43 Tabel 4.8 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Paving Blok ................ 44 Tabel 4.9 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Topi Uskup ................. 45 Tabel 4.10 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Casten ....................... 46 Tabel 4.11 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Bataco ....................... 47 Tabel 4.12 Pemisahan Biaya Overhead Paving Blok ..................... 48 Tabel 4.13 Pemisahan Biaya Overhead Topi Uskup ...................... 49 Tabel4.14 Pemisahan Biaya Overhead Casten ............................ 50 Tabel4.15 Pemisahan Biaya Overhead Bataco ............................. 51 Tabel4.16 Pemisahan Biaya Overhead Paving Blok ..................... 52 Tabel4.17 Pemisahan Biaya Overhead Topi Uskup ...................... 54 Tabel4.18 Pemisahan Biaya Overhead Casten ............................ 55 Tabel4.19 Pemisahan Biaya Overhead Bataco ............................. 56 Tabel4.20 Biaya Tetap Untuk Biaya Overhead ............................. 58 Tabel4.21 Biaya Variabel Untuk Paving Blok ................................ 58 Tabel4.22 Biaya Variabel Untuk Topi Uskup ................................. 59 Tabel4.23 Biaya Variabel Untuk Casten ....................................... 59 Tabel4.24 Biaya Variabel Untuk Bataco ........................................ 60 Tabel4.25 Biaya Variabel Untuk Setiap Jenis Produk ................... 60 Tabel4.26 Menghitung BEP .......................................................... 61
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, Informasi merupakan alat yang penting bagi
manajemen untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan
perusahaan. menurut Mulyadi(2015:8) “Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”Dengan
menggunakan informasi akuntansi manajemen, maka akan membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif, mengurangi
ketidakpastian dan mengurangi risiko dalam memilih alternatif. Dengan
menggunakan informasi manajemen ini, bisa dilakukan pengendalian
manajemen. Hal ini disebabkan informasi akuntansi manajemen
menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya.
Break even point yang biasa disingkat BEP atau yang sering dikenal
dengan titik impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi
akuntansi manajemen yang dipakai menganalisa hubungan antara:
Revenue/Sales, Cost, Volume dan Profit. Analisa break even point sangat
penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi
berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break
even point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi,
harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pemimpin
untuk mengambil kebijaksanaan. BEP atau titik impas juga sangat penting
1
2
bagi manajemen untuk mengambil keputusan untuk menarik produk atau
mengembangkan produk atau untuk menutup anak perusahaan.
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya
tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total
biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.
Biaya tetap adalah biaya secara total tetap dalam relevan (relevant
range) tetapi per-unit berubah. Dalam jangka panjang sebenarnya semua
biaya bersifat variabel meskipun beberapa jenis bisa tampak sebagai biaya
tetap. Jika diharapkan aktivitas meningkat melebihi kapitas sekarang maka
biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani kenaikan volume yang di
inginkan. Misalkan manajemen merencanakan untuk menambah produksi
melebihi kapasitas sekarang makaakibat penambahan tersebut memerlukan
tambahan terhadap biaya tetap seperti, tambahan pabrik, peralatan,
mesin,tenagakerja tidak langsung dan mungkin saja terjadi penambahan
terhadap supervisi yang akan mengawasi jalannya proses pembuatan
prosese tersebut.
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding
dengan aktivitas atau volume produksi alam rentang relevan tetapi perunit
bersifat tetap. Bahan langsung dan tenaga kerja langsung dapat digolongkan
sebagai biaya variabel.
Komponen-komponen yang memiliki peran pada BEP adalah biaya.
Biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting didalam manaksir biaya
masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Biaya disini
3
merupakan biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel, dimana
dalam prakteknya untuk menentukan atau memisahkan suatu jenis biaya
apakah itu termasuk biaya tetap atau variabel bukan hal yang mudah. Biaya
variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan satu unit
produk, jadi bila tidak melakukan aktivitas produksi maka biaya variabel ini
tidak akan muncul, sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang keluar
untuk semua aktivitas baik itu untuk produksi ataupun bukan untuk produksi.
Perhitungan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang jumlah totalnya tetap dan dalam relevan dengan adanya perubahan
volume kegiatan. Analisis Break Even Pointmenyajikan informasi hubungan
biaya, volume, dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya
dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba
usaha di masa yang akan datang.
PT. Bumi Sarana Beton adalah perusahaan Manufaktur yang
memproduksi lebih dari satu produk bahan baku di antaranya Paving
block,Topi uskup,Cansteen dan Bataco. Setiap memproduksi produk
perusahaan tidak menghitung terlebih dahulu berapa per palet bahan baku
yang harus di produksi setiap perbulan, jangan sampai memproduksi bahan
baku terlalu banyak dan perusahaan tidak mengetahui tingakt BEP setiap
jenis yang akan diproduksi.
Selama ini PT. Bumi Sarana Beton tidak melakukan pemisahaan biaya
tetap dan biaya variabel berdasarkan jenis produk yang diproduksinya, Hal
ini menyebabkan perusahaan tersebut tidak dapat menentukan berapa besar
biaya yang harus dibebankan pada setiap jenis produk yang dihasilkan, dan
4
akhirnya perusahaan tidak dapat mengetahui tingkat BEP untuk setiap jenis
produk, jangan sampai diproduksi banyak tetapi tidak menguntungkan bagi
perusahaan tersebut .
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
malakukan penelitian yang berjudul “Analisis Metode Pemisahan Biaya
Semi Tetap dan Biaya Variabel Dalam Perhitungan Break even Point
Pada PT. Bumi Sarana Beton”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas, maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Metode Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam
Perhitungan Break Even Point Pada PT. Bumi Sarana Beton ?
2. Apakah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dengan
Berdasarkan Jenis Poduk dapat Mempengaruhi Keuntungan Pada PT.
Bumi Sarana Beton?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui metode pemisahanBiaya Tetap dan Biaya Variabel
berdasarkan jenis produk yang di untungkan PT. Bumi Sarana Beton.
2. Untuk mengetahui perhitungan break even point berdasarkan jenis
produk pada perencanaan laba PT Bumi Sarana Beton.
5
D. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk :
a) Kegunaan Teoritis
1. Sebagai sumbangan pikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi,
khususnya yang berkaitan dengan akuntansi manajemen.
2. Dapat dijadikan sebagai referansi dan perbandingan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang BEP (Break Even Point).
3. Bagi Akademisi, Dapat digunakan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya manajemen keuangan
b) Kegunaan Praktis
1. Memotivasi perusahaan untuk menerapkan pemisahan biaya dalam
memproduksi suatu produk, agar perusahaan dapat mengetahui
berapa biaya tetap dan biaya variabel dalam setiap produk yang di
produksi.
2. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan, serta perusahaan juga
dapat mengetahui BEP dalam setiap produk yang dimiliki.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi
barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan
di masa mendatang. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Selain itu, pengertian biaya
secara luas mengandung empat unsur antara lain:
a. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dengan satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi
d. Untuk tujuan tertentu
Menurut (Rahmawati, 2015): 1 Biaya adalah pengalokasian sumber daya
yang telah habis terpakai untuk menghasilkan sesuatu untuk keperluan
operasional, atau pengorbanan sumber daya, baik yang masa manfaatnya
langsung habis pada saat hasil telah tercapai (Expences) ataupun sumber daya
yang telah digunakan tapi masa manfaatnya masih ada dimasa yang akan
datang terutama untuk memperoleh barang dan jasa (Cost).
Menurut (Carter & Milton, 2016) mendefenisikan bahwa “Biaya sebagai
nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”. Sedangkan
menurut (Harahap, 2016): 240 dalam bukunya mendefinisikan ”Biaya sebagai
penurunan gross dalam asset atau kenaikkan gross dalam kewajiban yang diakui
6
7
dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah semua harga
yang telah dipakai atau digunakan untuk memperoleh pendapatan dalam sebuah
perusahaan.
2. Klasifikasi Biaya
Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung
pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas
bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya
umumnya akan menghasilkan klasifikasi biaya.
Menurut (Carter & Milton, 2016):57) menjelaskan bahwa“Biaya umumnya
akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya
variabel, atau biaya semivariabel.”
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai klasifikasi biaya:
a. Pengertian Biaya Tetap
Biaya Tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas
bisnis meningkat atau menurun. Yang termasuk dalam kelompok biaya ini
adalah biaya penyusutan (bangunan, mesin, kendaraan, dan aktiva tetap
lainnya), gaji dan upah yang dibayar secara tetap, biaya sewa, biaya
asuransi, pajak, dan biaya lainnya yang besarnya tidak terpengaruh oleh
volume penjualan. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu.
8
2) Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin
tinggi biaya satuan.
3) Biaya tetap untuk kepentingan perencanaan dan pengambilan
keputusan dibagi menjadi tiga yaitu: discretionary fixed cost,
commited fixed cost dan biaya tetap bertingkat.
b. Pengertian Biaya Variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional
terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa
tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit
yang rusak.
c. Pengertian Biaya Semi Variabel
Biaya Semi Variabel yaitu biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-
karakteristik dan biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut
adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan,
pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa
kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya
perjalanan dinas, dan biaya hiburan. Jadi biaya semi variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding.
9
Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan
perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai
dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk
memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya
variabel, ada dua pendekatan yang digunakan yaitu:
a. Pendekatan analisis (Analytical Approach)
Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan
bagian penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap
tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu
biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan untuk pekerjaan tertentu,
metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai
tingkat kegiatan.
b. Pendekatan Historis (Historical Approach)
Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara
menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam
hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan historis, data
biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan dihitung biaya tetap dan
biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.
10
4. Jenis Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Dalam melakukan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel metode yang
digunakan adalah :
a. Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method )
Dalam persamaan garis regresi : y = a + bx, dimana y merupakan variable
tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya
ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas
(Independent Variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel
x menunjukkan volume kegiatan. Contoh: biaya semi variable adalah biaya
listrik dan biaya pemeliharaan dll.
Metode ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari
Least Square Method adalah metode ini dapat menghasilkan persamaan biaya
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Serta tidak ada data biaya
yang tidak digunakan. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah kesulitan
apabila dalam perhitungannya digunakan secara manual. Menurut Darsono
Prawironegoro dan Ari Perwanti dalam bukunya, perhitungan Metode Least
Square:
y= a + bx
Keterangan:
y = variabel yang tidak bebas
x = variabel waktu (tahun)
a = mencari nilai konstan
b = parameter
11
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut:
y= a + bx
dimana :
a =
dan b =
maka di peroleh persamaan untuk rumas biaya tetap dan biaya variabel sebagai
berikut:
Rumus biaya variabel
b= ( )
( )
Rumus biaya tetap
a =
b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode titik tertinggi dan titik terendah adalah metode yang memisahkan
biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan
kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dan titik terendah. Metode titik tertinggi
dan terendah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulannya adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah
dihitung dan dipakai. Sedangkan kelemahannya adalah kurang teliti dan cermat
12
karena hanya didasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu
tertinggi dan terendah, tingkata kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.
Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya
perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga
persamaan Y= a+b(x) dapat ditentukan. Adapun langkah-langkah memisahkan
biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan terendah
Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Perwanti dalam bukunya “Akuntansi
Manajemen”, adalah:
Menentukan biaya variabel satuan= b
Biaya pada titik tertinggi yt = a + bxt
Biaya pada titik terendah yr = a + bxr
Pebedaan yt - yr = bxt - bxr
Jadi: b(xt - xr) = yt - yr
Dimana:
yt = Jumlah biaya pada tiik tertinggi
yr = Jumlah biaya pada titik terendah
a = Jumlah total biaya tetap
xt = Kapasitas tertinggi
xr = Kapasitas terendah
13
Menentukan besarnya total biaya tetap = a. Jadi total biaya tetap pada a
dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi dan pada titik terendah, dengan
rumus adalah sebagai berikut:
Pada tititk tertinggi adalah: a = yt - bxt
Pada titik terendah adalah: a = yr – bxr
3) Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber
ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk.
Perhitungan Harga pokok Produk dapat digunakan untuk menentukan harga jual
yang akan diberikan kepada pelanggan sesuai dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi.
Menurut James C. Van Horne dan Jhon M. Wachcowicz, JR (2015:196)
mendefinisikan bahwa:
“Harga pokok penjualan merupakan biaya produk (biaya yang dapat ditelusuri) yang menjadi biaya suatu periode hanya jika produk tersebut dijual; sama dengan persediaan awal ditambah biaya barang yang dibeli dikurangi persediaan akhir.” Sedangkan menurut (Ismaya, 2016):395) mendefinisikan bahwa“Harga
pokok penjualan adalah nilai persediaan awal ditambah pembelian selama tahun
buku, dikurangi nilai persediaan akhir.”
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok penjualan
dapat diartikan sebagai jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan
baku menjadi barang jadi dalam suatu periode tertentu.
Adapun Komponen-komponen yang terdapat pada Harga Pokok Produksi
adalah:
14
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi untuk membuat barang atau produk, biasanya 100% bahan
baku merupakan masuk dalam produk yang telah jadi.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya ini timbul ketika pemakaian biaya berupa tenaga kerja yang
dilakukan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi, biaya tenaga kerja
langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang
langsung terlibat dalam pengolahan bahan menjadi produk.
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik timbul akibat pemakain fasilitas-fasilitas yang
digunakan untuk mengolah bahan seperti mesin, alat-alat, tempat kerja dan
sebagainya. Dan yang lebih jelas lagi adalah biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya diluar dari biaya bahan baku.
B. Pengertian BEP
Break even point adalah salah satu teknik analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan
dan merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasi, menafsirkan
data dan distribusi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
Menurut (Irawati, 2015):161) mendefenisikan bahwa “Break even point
adalah keadaan dimana tingkat penjualan dan total biaya sama pada tingkat
volume produksi atau volume penjualan tertentu, sehinga perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita suatu kerugian”. Sedangkan Menurut
15
(Hansen & Mowen, 2015):274) “BreakEven Point merupakan suatu alat yang
sangat berguna untuk perencanaan danpengambilan keputusan”.
Menurut (Sutrisno, 2016):178) adalah sebagai berikut “Break even Point
adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat
keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.”
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa break even point
adalah suatu keadaan atau kondisi dimana perusahaan belum memperoleh laba
dan tidak menderita kerugian karena saat itu penghasilan yang diterima sama
dengan biaya yang dikeluarkan.
2. Tujuan Break Even Point
Tujuan Break Even Point pada perusahaan adalah :
a. Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan.
b. Menyajikan data-data biaya dan laba kepada Manajemen
c. Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik yang mudah
dibaca dan dimengerti
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisa
Break Event Pointadalah untuk mengetahui beberapa volume penjualan minimal
yang harus dicapai pada tingkat harga tertentu agar perusahaan tidak menderita
rugi dan juga tidak memperoleh laba dengan demikian dapat diketahui pada
tingkat penjualan tertentu diatas break event point bukan hanya alat untuk
perencanaan laba tetapi juga merupakan alat pelaporan yang baik bagi
manajemen.
16
1. Kegunaan Break Even Point
Analisis break even point ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit
berapa atau pada omzet penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan
tidak menerima keuntungan.
Menurut (Irawati, 2015):161 memaparkan kegunaan break even point
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika
perusahaan ingin mendapatkan laba.
2. Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi
untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3. Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap
tingkat operasi atau kegiatan.
4. Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya
dan hasil penjualan.
Menurut Sutrisno menjelaskan ada beberapa manfaat lain yang bisa
diambil dengan menggunakan konsep break even point yaitu sebagai berikut :
1) Perencanaan Penjualan atau Produksi
Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai
perencanaan produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa
direncanakan dengan menggunakan konsep break even point.
2) Perencanaan Harga Jual Normal
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah
penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan
oleh pembeli untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Bagi
perusahaan harga jual harus bisa menutup semua biaya dan target
17
keuntungan. Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang
dikeluarkan berarti perusahaan dalam kondisi rugi. Dalam membuat rencana
harga jual, perusahaan mendasarkan pada proyeksi penjualan yang telah
direncanakan, serta target laba pada periode yang bersangkutan.
3) Perencanaan Metode Produksi
Analisis break even point ini juga sering digunakan untuk menentukan
alternatif pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi
yang mempunyai karakteristik biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi
(sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel
perunit rendah (sering disebut padat modal). Dari dua pilihan tersebut, mana
yang akan dipilih apakah dengan padat karya atau padat modal?.Untuk
memilih alternatif mana yang terbaik, bisa digunakan analisis biaya, laba, dan
volume (cost, profit, volume analysis).
4) Titik Tutup Pabrik
Apabila kondisi perusahaan sudah menunjukkan biaya total melebihi
penjualan totalnya, yang artinya bahwa perusahaan beroperasi dibawah titik
break even, apakah perusahaan sebaiknya ditutup atau tetap dipertahankan.
Untuk itu manajemen harus menganalisis apakah kondisi yang demikian akan
berlanjut dalam waktu yang relatif lama, atau tidak. Ada kemungkinan
manajemen harus memutuskan untuk menghentikan sementara atau
seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian parahnya. Alat yang dapat
digunakan manajemen dalam mengadakan analisis penutupan perusahaan
tersebut adalah analisis titik tutup pabrik atau sering disebut shut down point.
Apabila perusahan beroperasi dibawah break even point berarti perusahaan
secara akuntansi mengalami kerugian namun secara cash flow atau aliran
18
kas perusahaan masih mendapatkan sisa kas, selama penerimaan
pengahasilan masih bisa menutup biaya variabel dan biya tetap tunai. Biaya
tetap tunai adalah biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti
pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gedung, dan biaya tetap tunai lainnya.
Artinya pada kondisi tersebut perusahan masih bisa membayar gaji
karyawannya, walaupun untuk membayar biaya tetap tidak tunai (penyusutan)
tidak mencukupi. Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya
variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup.
2. Kelemahan Break Even Point
Adapun kelemahan dari BEP adalah sebagai berikut:
a. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga
ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan
dan penawaran di pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus
dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.
b. Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga
mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi
volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena
pembelian mesin-mesin atau peralatan lainnya.Dengan demikian juga
perhitungannya biaya variabel perunit juga akan dapat dipengaruhi
perubahan ini.
c. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis.
d. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
e. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan
volume.
19
3. Asumsi yang digunakan dalam Break Even Point
Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik break even point
tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan
didalamnya.
Menurut (Irawati, 2015):172), memaparkan asumsi dasar yang digunakan
dalam break even point adalah sebagai berikut :
a. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam
biaya tetap dan biaya variabel.
b. Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan
volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
c. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan,
sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
d. Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.
e. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
f. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan
membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan
hasil penjualan” setiap produk tetap.
Metode Perhitungan Break Even Point
Metode Perhitungan Break Even Point dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Metode Break Even Point dengan Produk Tunggal
Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even point
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk
menggambarkan tingkat volume dengan laba maka diperlukan grafik atau bagan
20
break even point. Secara matematik tingkat break even point dapat ditentukan
dengan berbagai rumus.
Menurut Sutrisno mengemukakan metode perhitungan break even point
dapat ditentukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
Dengan Pendekatan Matematik
Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan matematik,
yaitu :
Rumus break even point adalah sebagai berikut :
1) Atas Dasar Unit
P.Q = V.Q + FC
PQ – V.Q = FC
(P - V) Q = FC
FC Q =
P – V
Dimana :
P = Harga jual perunit
V = Biaya variabel perunit
FC = Fixed Cost
Q = Kuantitas penjualan
Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut :
Sumber:Sutrisno, Manajemen Keuangan , Teori, Konsep dan Aplikasi.(2007:180)
FC BEP = P - V
21
2) Atas Dasar Rupiah
Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi
rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :
Sumber : Sutrisno, Manajemen Keuangan , Teori, Konsep dan Aplikasi. (2007:180)
ATAU
Sumber : Abdul Halim, Manajemen Keuangan Bisnis. (2007:189)
b. Metode Perhitungan Break Even Point dengan Multi Produk
Perusahaan yang memproduksi barang lebih dari satu produk cenderung
mengalami kesulitan dalam menentukan berapa besar proporsi yang harus
dibebankan pada tiap produk yang dihasilkan sehingga dalam suatu analisa BEP
dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan optimal. Selama ini ada beberapa
dasar pendapat yang dijadikan dasar perbandingan penenteuan BEP pada
perusahaan yang produksinya beragam. “Apabila perusahaan itu membuat lebih
dari satu jenis produk maka harus diperlakukan seperti membuat suatu jenis
barang“ (Sigit, 2015);30).
FC BEP = V
1- P
BEP = Biaya Tetap Setahun
Biaya Variabel 1-
Penjualan
22
Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa pengalokasian setiap biaya harus
seimbang dengan peegorbanan yang dikeluarkan untuk masing-masing produk
sehingga tidak terjadi pembebanan yang terlalu besar terhadap salah satu jenis
produk tertentu sehingga biaya harus dipisahkan sesuai dengan jenis biaya
tersebut. Apabila biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap jenis produk dapat
dipisahkan maka akan dapat diketahui batas kontribusi untuk setiap produk
terhadap laba perusahaan. Adapun rumsu BEP untuk multi produk menurut
Ronald W. Hilton dalam bukunya “Managerial Accounting” (2015:30)
Rumus BEP Multi Produk:
BEP (unit) =
Dimana:
CMRT = Unit Kontribusi Marjin x Proporsi Penjualan
Ket : CMRT = Contribusi Marjin Rata-rata Tertimbang
Dengan Pendekatan Grafik
Salah satu pendekatan penentuan titik break even point adalah dengan
menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar
grafik. Pada grafik tersebut nampak garis-garis biaya variabel, biaya tetap, total
biaya, dan garis total penghasilan.
23
Daerah rugi Total penghasilan
Total biaya
BEP Biaya variabel
Daerah laba
Sumber : Susan Irawati, Manajemen Keuangan. (2015:164)
Grafik Break Even Point 2.1
c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Break Even Point
Menurut Bambang Hermanto dan Mulyo Agung , Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi break even point adalah :
1. Perubahan Harga Jual
Seperti yang telah diuraikan dimuka bahwa dalam melakukan analisa
BEP (titik impas) digunakannya asumsi terhadap harga jual per unit yang bersifat
konstan. Sekarang bagaimana jika manajemen perusahaan dalam usahanya
meningkatkan penjualan harus melakukan kenaikan harga jual. Jadi harga jual P
naik dan dengan asumsi semua faktor biaya tetap dan biaya variabel sementara
tidak mengalami perubahan atau tetap.
2. Perubahan Biaya
Terhadap perubahan biaya tetap dan biaya variabel akan berpengaruh
kepada keseluruhan jumlah biaya dan pasti akan sangat berpengaruh terhadap
volume penjualan, dengan perubahan jumlah biaya sangat berpengaruh
terhadap jumlah volume pada tingkat perusahaan mancapai titik impas.
24
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama yaitu skripsi Purnaning mahanani dan Mahsina arif
rahman, Universitas Indonesia pada tahun 2015 dengan judul Analisis
Penerapan Metode Break Even Point Sebagai Alat Pengambilan Keputusan
Dalam Rangka Meningkatkan Perencanaan Laba Perusahaan (Studi Kasus
Pada PT. Widaya Inti Plasma diSidoarjo). Dalam penelitianya peneliti
menggunakan metode Kualitatif dan jenis penelitian adalah Deskriptif. Metode ini
dilakukan menunjukkan bahwa posisi Perusahaan PT. Widaya Inti Plasma masih
berada dalam daerah laba. Cukup dengan mempertahankan penjualan dan
mempertahankan harga jual dan kualitas maka perusahaan dapat bersaing
kompotior dengan yang lain.
Penelitian kedua yaitu Yunita E. Baris Mahasiswi Universitas Manado
pada tahun 2014 dengan judul Analisis Break Even Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba Produk Gorengan Pada Usaha Kecil Menengah (Ukm) di
Kawasan Boulevard Manado. Dalam penelitianya peneliti menggunakan metode
kualitatif den jenis penelitian adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan
UD Jarod, UD Hollywood, UD Pada Idi, UD Fanakey, dan UD Al Hilal, sudah
mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh penjualan di
atas break even. Para pengusaha di kawasan Boulevard Manado sebaiknya
melakukan pengklasifikasian biaya berdasarkan perilaku biaya yang diperlukan
dalam melakukan perencanaan laba yang lebih baik lagi untuk keuntungan yang
lebih besar.
Penelitian ketiga yaitu Nirmala Buata Mahasiswi universitas indonesia
pada tahun 2015 dengan judul Analisis Perencanaan Laba Perusahaan Melalui
Penerapan Break Even Point Pada Pt. Tira Austenite Tbk menggunakan metode
25
deskriptif dengan hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kinerja
penjualan dan pengelolaan biaya-biaya yang dilakukan oleh PT. Tira Austenite
Tbk Bitung sudah cukup efisien Selama tahun 2009-2011 PT. Tira Austenite Tbk
memproduksi produk Oksigen 6 m3 dan karbondioksida di atas titik impas
dengan kata lain PT. Tira Austenite Tbk mampu memperoleh laba, dan laba ini
bergerak cukup signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti
perusahaan telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik
mungkin. Pihak manajemen sebaiknya mempertahankan penggolongan biaya-
biaya, agar tetap cermat dan efisiensi.
Penelitian keempat yaitu Joy Toar Pangemanan mahasiswa universitas
indonesia pada tahun 2016 dengan judul Analisis Perencanaan Laba
Perusahaan Dengan Penerapan Break Even Point Pada Pt. Kharisma Sentosa
Manado. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan menunjukkan hasil
penelitian menunjukkan secara umum kinerja penjualan dan pengelolaan biaya-
biaya yang dilakukan oleh PT. Kharisma Sentosa Manado sudah efisien. Selama
tahun 2013-2015 PT. Kharisma Sentosa Manado mampu menjual mobil Xenia
Sporty 1.3 (MT) di atas titik impas dengan kata lain PT. Kharisma Sentosa
Manado mampu memperoleh keuntungan, dan keuntungan ini bergerak cukup
signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti PT. Kharisma Sentosa
Manado telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik mungkin.
Penelitian ke lima yaitu Gracea Elyda Safaret Sembiring pada tahun 2015
mahasiswi universitas yogyakarta dengan judul Analisa Biaya Tetap Dan
Variabel Pada Penetapan Harga Pokok Sewa Apartemen Di Yogyakarta dengan
metode kualitatif dan menunjukan hasil penelitian Dengan simulasi pada margin
profit 10%, didapatkan harga pokok sewa masing-masing tipe yaitu tipe studio
26
adalah Rp 20,600,157.72 /unit/tahun, tipe studio deluxe dengan margin profit
10% harga pokok sewanya adalah Rp24,250,092.90/unit/tahun tipe 1BR dengan
margin profit 10% harga pokok sewanya adalah Rp39,986,855.31/unit/tahun, dan
tipe 2BR dengan margin profit 10% harga pokok sewanya adalah Rp
53,583,341.60/unit/tahun.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
1 Purnaning
mahanani,
Mahsina,
Arief
Rahman
(2015)
Analisis
Penerapan
Metode Break
Even Point
Sebagai Alat
Pengambilan
Keputusan
Dalam Rangka
Meningkatkan
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Deskriptif
Kualitatif
Hasil Penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan
bahwa posisi Perusahaan
PT. Widaya Inti Plasma
masih berada dalam daerah
laba. Cukup dengan
mempertahankan penjualan
dan mempertahankan harga
jual dan kualitas maka
perusahaan dapat bersaing
kompotior dengan yang lain.
2 Yunita E.
Baris,
Jullie J.
Sondakh
(2014)
Analisis Break
Even Point
Sebagai Alat
Perencanaan
Laba Produk
Gorengan Pada
Usaha Kecil
Menengah
(Ukm) di
Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
UD Jarod, UD Hollywood,
UD Pada Idi, UD Fanakey,
dan UD Al Hilal, sudah
mampu mengoptimalkan
kinerjanya sehingga sudah
memperoleh penjualan di
atas break even. Para
pengusaha di kawasan
27
Kawasan
Boulevard
Manado
Boulevard Manado
sebaiknya melakukan
pengklasifikasian biaya
berdasarkan perilaku biaya
yang diperlukan dalam
melakukan
perencanaan laba yang
lebih baik lagi untuk
keuntungan yang lebih
besar.
3 Nirmala
Buata1
Ventje
Ilat2 S.S.
Pangeman
an
(2015)
Analisis
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Melalui
Penerapan
Break Even
Point Pada Pt.
Tira Austenite
Tbk Bitung
Deskriptif Hasil penelitian menunjukan
bahwa secara umum kinerja
penjualan dan pengelolaan
biaya-biaya yang dilakukan
oleh PT. Tira Austenite Tbk
Bitung sudah cukup efisien
Selama tahun 2009-2011
mampu memperoleh laba,
dan laba ini bergerak cukup
signifikan dari hasil
penjualan dan hal tersebut
berarti perusahaan telah
mampu merencanakan
perolehan laba dengan
sebaik mungkin. Pihak
manajemen sebaiknya
mempertahankan
penggolongan biaya-biaya,
agar tetap cermat dan
efisiensi.
28
4 Joy Toar
Pangeman
an
(2016)
Analisis
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Dengan
Penerapan
Break Even
Point Pada Pt.
Kharisma
Sentosa
Manado
Deskriptif Hasil penelitian
menunjukkan secara umum
kinerja penjualan dan
pengelolaan biaya-biaya
yang dilakukan oleh PT.
Kharisma Sentosa Manado
sudah efisien. Selama tahun
2013-2015 PT. Kharisma
Sentosa Manado mampu
memperoleh keuntungan,
dan keuntungan ini bergerak
cukup signifikan dari hasil
penjualan.
5 Gracea
Elyda
Safaret
Sembiring
dan
Christiono
Utomo
(2015)
Analisa Biaya
Tetap Dan
Variabel Pada
Penetapan
Harga Pokok
Sewa
Apartemen
Di Yogyakarta
Deskriptif Dengan simulasi pada
margin profit 10%,
didapatkan harga pokok
sewa masing-masing tipe
yaitu tipe studio adalah Rp
20,600,157.72 /unit/tahun,
tipe studio deluxe dengan
margin profit 10% dari harga
pokok .
29
D. Kerangka Pikir
Perusahaan Manufaktur adalah badan usaha di Indonesia,
perusahaan manufaktur meyakini bahwa baik perusahaan, masyarakat dan
lingkungan dapat bersinergi dan berjalan seiring dalam mencapai suatu
tujuan perusahaan. Oleh karna itu PT. Bumi Sarana Beton menerapkan
analisis data Biaya tetap dan Biaya variabel untuk menentukan atau
memisahkan suatu jenis biaya apakah termasukbiaya tetap atau biaya
variabel. Dimana biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam
relevan tetapi perunit berubah sedangkan biaya variabel adalah biaya yang
secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau volime produksi tetapi
perunit bersifat tetap. Oleh karna itu dengan menggunakan analisis data
biaya tetap dan biaya variabel porusahaan dapat mengetahui laba setiap
barang yang diproduksi dengan menggunakan perhitungan break even point.
Dengan adanya Break even point yang biasa disingkat BEP maka
secara tidak langsung perusahaan dapat mengetahui pada tingkat produksi
berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain dapat mengetahui hubungan
antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba. Sehingga
memudahkan bagi perusahaan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian laba usaha dimasa yang akan datang.
30
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PT. Bumi Sarana Beton
Analisis Data
BEP
( Break Even Point)
Biaya Tetap Biaya Variabel
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:
13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bumi Sarana Beton yang merupakan
salah satu anak perusahaan PT. Hadji Kalla dimana sasaran utama perusahaan
ini adalah memproduksi Beton Siap Pakai (Ready Mix). Pengambilan data
dilakukan di kantor pusat PT. Bumi Sarana Beton yang bertempat di Wisma Kalla
Lantai 10 di Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8 Makassar. Waktu pelaksanaan penelitian
ini berlangsung selama dua bulan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Variabel Penelitian
Adapaun variabel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan
sumber ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku
menjadi produk. Dimana dalam harga pokok produksi ini terdapat
biaya bahan baku,biaya tenaga kerja dan biaya Overhead.
29
32
b. BEP (Break Even Point)
Dalam melakukan perhitungan BEP maka harus diketahui berapa
biaya tetap dan biaya variabel serta berapa harga jual dalam setiap
produk yang dimiliki oleh Perusahaan PT. Bumi Sarana Beton.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian ini
adalah tipe penelitian kuantitatif dengan format deskriktif,yaitu penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar
bermakna dan komunikatif, dilakukan dengan cara memecahkan permasalahan
yang ada sekarang kemudian memprediksi keadaan dimasa yang akan datang
menurut Purwanto (2015:109). Kasus yang akan diteliti dalam penelitian ini
antara lain yaitu tentang masalah pemisahaan biaya tetap dan biaya variabel
dalam kaitannya BEP yang selama ini belum benar-benar dilakukan oleh
perusahaan tempat penelitian ini berlangsung. Untuk perhitungan BEP pada
perusahaan, dilakukan pengumpulan data kemudian diolah untuk menentukan
biaya tetap dan biaya variabel pada setiap produk yang dimiliki oleh perusahaan,
setelah itu dilakukanlah perhitungan BEP. Kemudian hasil penelitian ini
digunakan oleh manajemen dalam memngambil keputusan di masa mendatang.
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Biaya Tetap
Biaya Tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas
bisnis meningkat atau menurun.
33
2. Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang secara total meningkat secara
proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghimpun data yang dibutuhkan maka digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu bentuk pengambilan data yang
diperlukan dalam penelitian ini berupa teori mengenai biaya dan
penggolongannya serta teori tentang BEP serta perhitungannya.
2. Mengakses Website dan Situs-Situs, yaitu metode ini digunakan untuk
mencari website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan
dengan masalah dalam penelitian.
3. Studi Lapangan, yaitu dengan metode Observasi dengan mengadakan
pengamatan dan mengumpulkan data secara langsung terhadap objek
penelitian untuk memperoleh data yang berkaitan dengan perhitungan BEP
seperti komponen-komponen penting yang terdapat dalam perhitungan BEP
seperti biaya dalam memproduksi produk yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pencatatan, pengumpulan bahan-bahan tertulis, yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang telah peneliti amati.
34
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif kuantitatif tanpa menggunakan analisis statistik. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data yang diperlukan adalah data biaya operasional dan
volume penjualan pada perusahaan.
2. Melakukan pengolahan data yang diperoleh dari perusahaan dengan
memahami prosedur dan kebijakan yang berlaku di perusahaan terkait
dengan perhitungan BEP pada perusahaan.
3. Menentukan besarnya biaya tetap dan biaya variabel pada produk yang
akan diteliti dengan menggunakan Metode Titik Tertinggi dan Terendah
(High and Low Point Method) . Dengan menggunkanan rumus :
Persamaan Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point
Method) :
y= a+b(x)
maka di peroleh persamaan sebagai berikut:
Rumus biaya variabel
b= ( )
( )
Rumus biaya tetap
a =
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT. Bumi Sarana Beton merupakan salah satu anak perusahaan Kalla
Group, berdiri pada awal tahun 1996 melalui akta notaris Eddy Mulyanto, S.H.
Nomor 60 tanggal 23 Januari 1996. Sasaran utama perusahaan ini adalah
memproduksi Beton Siap Pakai (Ready Mix) dengan kualitas tinggi guna
memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat seiring dengan pesatnya
pembangunan di bidang kontruksi, khususnya di Sulawesi Indonesia bagian
Timur.
Sejak awal berdirinya PT. Bumi Sarana Beton telah membukakan
catatan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya Baching Plant di
Kendari (Sulawesi Tenggara) pada tahun 2004, di Kab. Poso (Sulawesi Tengah)
pada tahun 2006 di Proyek Tonasa V (Pangkep) Sulawesi Selatan, pada tahun
2013 di Sonoro Gas Development Project di Luwuk Banggai-Sulawesi Tengah.
Dengan didukun oleh potensi dan pengembangan sumber daya yang berkualitas
serta pemahaman akan kebutuhan pasar yang komperatif dan dinamis, sejak
tahun 2002 PT. Bumi Sarana Beton melebarkan bidang usahanya antara lain:
1. Jasa Konstruksi (Kualifikasi Grade-5 dan 6) Sub Bidang Sipil & Arsitektur
2. Penyewaan alat, antara lain: Batching Plant, Truck Mixer, Dumptruck,
Setelah dilakukan pemisahaan biaya overhead pada tabel 4.20 maka
diperoleh biaya tetap untuk keempat jenis produk yang telah dikonfersi dalam
satuan palet ke biji, dimana di tahun 2018 biaya tetap untuk keempat jenis
produk sebesar Rp 29.210.726/biji.
2) Menghitung biaya variabel untuk keempat jenis produk setelah dilakukan pemisahan biaya operasional
Tabel 4.21 Biaya Variabel Untuk Paving Blok
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Paving Blok
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya
Produksi (Rp/palet) Biaya Bahan Baku 2.648.258.589 465.077 5.694 Biaya Tenaga Kerja 875.959.632 465.077 1.883 Biaya Overhead 4.272 Total 11.850
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Paving
Blok di tahun 2018 setelah dilakukan pemisahan biaya produksi sebesar Rp
11.850/pale.
61
Tabel 4.22 Biaya Variabel Untuk Topi Uskup
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Topi Uskup
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 27.355.695 3.867 7.074 Biaya Tenaga Kerja 8.454.425 3.867 2.186 Biaya Overhead 13.797 Total 23.057
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Topi Uskup di tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp 23.057/palet.
Tabel 4.23 Biaya Variabel Untuk Casten
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 30.708.469 5.064 6.064 Biaya Tenaga Kerja 8.958.716 5.064 1.769 Biaya Overhead 3.796 Total 11.629
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Casten di
tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp
11.629/palet.
62
Tabel 4.24 Biaya Variabel Untuk Bataco
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bataco
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 290.035.978 52.609 5.513 Biaya Tenaga Kerja 94.602.280 52.609 1.798 Biaya Overhead 9.787 Total 17.098
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.24 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Bataco di
tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp17.098.
Setelah dihitung biaya variabel ke dalam satuan palet, kemudian
selanjutnya satuan palet dikonfersi kedalam satuan biji, karena harga jual untuk
maisng-maisng jenis produk menggunakan satuan biji, adapun perhitungannya
sebagai berikut:
Tabel 4.25 Biaya Variabel Untuk Setiap Jenis Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Jenis Produk Rp/Palet Biji Total (Rp/Biji)
Paving Blok 11.850 44 269
Topi Uskup 23.057 25 922 Cansteen 11.629 1 11.629
Bataco 17.098 1 17.098
Total 29.919 Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Berdasrkan hasil perhitungan pada tabel 4.25, maka biaya variabel untuk ke
empat jenis produk adalah Rp 29.919 biji.
63
1. Menghitung BEP berdasarkan jenis produk pada PT. Bumi Sarana Beton
Setelah dilakukan pemisahan biaya produksi untuk setiap jenis produk,
maka selanjutnya menghitung BEP masing-masing jenis produk, adapun
perhitungan BEP sebagai berikut:
Tabel 4.26 Menghitung Break Even Point Berdasarkan Jenis Produk