BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBlok XVI adalah blok ke enam belas pada
semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada
kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario B, Ny, Cek Ela, 40
tahun, ibu tangga, masuk ke UGD RSJ ( RSEB) Palembang karena
mencoba untuk bunuh diri untuk yang kedua kalinya. Selalu sedih dan
menangis tanpa sebab. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh
selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol, dan ada
keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. Mulai mengisolasi
diri, kurang bias mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, bicara terbaras, ucapan kalimat sepatah dua kata
tetapi masih dapat mengerti, bicaranya tidak kacau. Selama setahun
terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini
yaitu masalah terkait ekonomi. Dua tahun yang lalu terdapat
perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak
bicara dan beraktifitas, sering keluyuran, belanja dan boros serta
kurang tidur. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak
bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan
jawaban hanya sepatah dua kata saja dapat dimengerti, kadang
menolak untuk bicara sama sekali. Tanda tanda autisme jelas ada.
Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif
dalam keluarga, dan premorbid terdapat ciri kepribadian dependen.
GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat asa upaya bunuh diri
menurun sampai 10-0). pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan
tutorial studi kasus ini, yaitu :1. Sebagai laporan tugas kelompok
tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.2. Dapat
menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari
metode pembelajaran tutorial.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Data TutorialTutor : dr. syafudin m.biomed.Moderator : Dimas
Ismail.Sekertaris meja: Bella Monica Putri.Sekertaris papan: Nidiah
Syarifatul Hidayah.Waktu : 1. Senin, 29 Desember 2014 2. Rabu, 31
Desember 2014 Pukul 13.00 15.00 WIB.Peraturan : 1. Alat komunikasi
dinonaktifkan.2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat/aktif.3. Mengacungkan tangan saat akan mengutarakan
pendapat. 4. Izin terlebih dahulu saat akan keluar ruangan. 5.Tidak
boleh membawa makanan dan minuman pada saat proses tutorial
berlangsung. 6. Dilarang memotong pembicaraan ketika ada yang
sedang memberikan pendapat. 7. Dilarang berbisik-bisik dengan
teman.
2.2 Skenario KasusNy, Cek Ela, 40 tahun, ibu tangga, masuk ke
UGD RSJ ( RSEB) Palembang karena mencoba untuk bunuh diri untuk
yang kedua kalinya. Selalu sedih dan menangis tanpa sebab. Satu
setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti
ada orang yang mengobrol, dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya
banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang bisa mengurus diri, tak
dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbaras, ucapan
kalimat sepatah dua kata tetapi masih dapat mengerti, bicaranya
tidak kacau.Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung
normal selama beberapa bulan. Menurut keluarga ada stressor yang
memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi. Dua
tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya
kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktifitas, sering
keluyuran, belanja dan boros serta kurang tidur. Pada autoanamnesis
pasien terlihat diam tak banyak bergerak, kadang menangis dan sulit
untuk menjawab pertanyaan jawaban hanya sepatah dua kata saja dapat
dimengerti, kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda tanda
autisme jelas ada. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada
riwayar gangguan afektif dalam keluarga, dan premorbid terdapat
ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan
(saat asa upaya bunuh diri menurun samapai 10-0). Pemeriksaan fisik
tak ada kelainan. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik : Ditemukan
adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative
insight yang sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi
berupa hemmung, sperrung, dan ads autism serta depresi taraf berat,
dengan demikian, konklusinya adalah RTA sangat terganggu.
2.3 Klarifikasi Istilah1.Bunuh diri.Sebuah tindakan sengaja yang
menyebabkan kemauan diri sendiri.
2.Sedih dan menangis tanpa sebab.Emosi yang ditandai oleh
perasaan tidak beruntung kehilangan dan ketidakberdayaan.
3.Mengisolasi diri.Tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
4.Bicara terbatas.Pembendarahan kata sedikit.
5.Stressor.Stimulasi peristiwa yang menimbulkan sters pada
organisme.
6.Hemmung. Pikiran berjalan lambat akibat sedikitnya inisiasi
dan ide sehingga tidak dapat di ambil keputusan dan terjadi
gangguan perhatiaan terutama perhatiaan aktif yang membuat sulit
berkonsentrasi dan sulit untuk mengingat.
7.Sperrung. Terputus nya aliran berfikir secara tiba-tiba
sebelum pikiran gagasan itu diselesaikan.
8.GAF scare. Global assessment of functions skala penilaian
fungsi berfikir secara keseluruhan.
9.Discriminative insight.Pendapat tentang diri nya sendiri
apakah dia sakit/tidak.
10.RTA.Reality testing ability kemampuan untuk menilairealita
yang terdiri dari 3 aspek.
11.Premorbid.Terjadi sebelum perkembang penyakit.
2.4 Identifikasi Masalah1. Ny, Cek Ela, 40 tahun, ibu tangga,
masuk ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mencoba untuk bunuh diri
untuk yang kedua kalinya.2. Satu setengah tahun yang lalu ia
mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol
dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa. 3. Mulai
mengisolasi diri, kurang bias mengurus diri, tak dapat mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, bicara terbaras, ucapan kalimat sepatah dua
kata tetapi masih dapat mengerti, bicaranya tidak kacau. 4. Selama
setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa
bulan.5. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan
perilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi.6. Dua tahun yang lalu
terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan,
banyak bicara dan beraktifitas, sering keluyuran, belanja dan boros
serta kurang tidur.7. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak
banyak bergerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab
pertanyaan jawaban hanya sepatah dua kata saja dapat dimengerti,
kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda tanda autisme jelas
ada.Ia selalu sedih dan menangis tanpa sebab.8. Terdapat riwayat
perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga,
dan premorbid terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar
40-31 saat pemeriksaan (saat asa upaya bunuh diri menurun sampai
10-0).9. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik.Kesimpulan pemeriksaan
psikiatrik : Ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain
adanya discriminative insight yang sangat terganggu, jelas terdapat
gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung, dan ads autism serta
depresi taraf berat, dengan demikian, konklusinya adalah RTA sangat
terganggu.
2.5 Analisis Masalah1. Ny, Cek Ela, 40 tahun, ibu tangga, masuk
ke UGD RSJ (RSEB) Palembang karena mencoba untuk bunuh diri untuk
yang kedua kalinya.a. Apa faktor menyebabkan Cek Ela bunuh diri
untuk kedua kalinya ? Jawab : Kebutuhan yang dihalangi/tidak
terpenuhi. Perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan. Konflik
ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat
ditanggung. Menyempitnya pilihan yang dirasakan. Gangguan
psikiatrik (gangguan depresi, skizofrenia, ketergantungan alkohol,
ketergantungan zat lain, gangguan kepribadian).Pada kasus ini
faktor penyebab karena gangguan depresi. (Behrman, dkk. 2000)
b. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus ? Jawab
:
Usia : Meningkat dengan bertambahnya usia. , puncak tentamen
suicidum = setelah usia 45 tahun., puncak tentamen suicidum =
setelah usia 55 tahun.Jenis kelamin : Melakukan tentamen suicidum =
: = 3 : 1, angka yang stabil pada keseluruhan usia. Berusaha
melakukan tentamen suicidum = : = 4 : 1. (Sadock, 2010)
c. Apa makna Cek Ela bunuh diri untuk kedua kalinya ? Jawab
:Percobaan bunuh diri yang berulang menandakan terjadi gangguan
yang berperiodik. (Berdasarkan Kriteria DSM-IV-TR Episode Depresif
Berat)
Dilihat dari gambar diatas. Pada awalnya Ny. Cek Ela ini pernah
mengalami episode manik dan episode depresi (dua tahun lalu dan
satu setengah tahun yang lalu) itulah yang memicu Ny. Cek Ela
mempunyai keinginan bunuh diri, namun setelah itu Ny. Cek Ela
mengalami episode Maintenance atau masa hipomanik (cenderung normal
pada satu tahun terakhir) itu merupakan masa tenang, namun dengan
adanya stressor (masalah ekonomi) maka Ny. Cek Ela mengalami
pengulangan pada episode manik serta episode depresi dan memicu
untuk melakukan percobaan bunuh diri kembali. (Sadock, 2010)
2. Satu setengah tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar
suara seperti ada orang yang mengobrol dan ada keyakinan yang kuat
bahwa dirinya banyak dosa. a. Apa makna satu setengah tahun yang
lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa ?
Jawab :a. Selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol:
halusinasi auditorik (merupakan gejala psikotik).b. Ada keyakinan
yang kuat bahwa dirinya banyak dosa: waham (merupakan gejala
psikotik).c. Mulai mengisolasi diri, Kurang bisa mengurus diri,
Tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari hari: tanda depresi berat
(terganggunya aktifitas social dan urusan rumah tangga).d. Bicara
terbtas, Ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat
dimengerti: adanya retardasi psikomotor.e. Bicaranya tidak kacau:
normal. Dapat disimpulkan bahwa ny.cek ela ini memiliki tanda dari
gangguan bipolar episode depresi berat dengan gejala psikotik.
(Sadock, 2010)
b. Apa hubungan keluhan ini dengan bunuh diri ? Jawab :
MANIKDEPRESIRESIFCenderung normal2 THN LALUBEBERAPA BULAN1,5 THN
LALUDEPRESIFUSAHA BUNUH DIRI
Dari gambar terlihat adanya perubahan perilaku yang dialami
ny.cek ela menandakan dia berada dalam episode manic (peningkatan
mood) yang apabila hali ni berlanjut menjadi episode depresi berat
(sekarang) sehingga mengalami kecenderungan keinginan untuk bunuh
diri.
c. Apa gangguan seperti satu setengah tahun yang lalu ia
mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol
dan ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak dosa ? Jawab :
Selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol Gangguan
persepsi, Halusinasi Pendengaran. Ada keyakinan yang kuat bahwa
dirinya banyak dosa Waham.(Sadock, 2010).
3. Mulai mengisolasi diri, kurang bias mengurus diri, tak dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbaras, ucapan kalimat
sepatah dua kata tetapi masih dapat mengerti, bicaranya tidak
kacau.a. Apa makna mulai mengisolasi diri, kurang biasa mengurus
diri, tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara
terbaras, ucapan kalimat sepatah dua kata tetapi masih dapat
mengerti, bicaranya tidak kacau ? Jawab :a. Mulai mengisolasi diri,
Kurang bisa mengurus diri, Tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari
hari.: tanda depresi berat (terganggunya aktifitas social dan
urusan rumah tangga)b. Bicara terbtas, Ucapan kalimat sepatah-dua
kata tetapi masih dapat dimengerti: adanya retardasi psikomotor.c.
Bicaranya tidak kacau: normal. Dapat disimpulkan bahwa ny.cek ela
ini memiliki tanda dari gangguan bipolar episode depresi berat
dengan gejala psikotik. (Sadock, 2010)
4. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal
selama beberapa bulan.a. Apa makna selama setahun terakhir ini
pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan ? Jawab :Ny.
Cek Ela berada di episode hypomanic, dimana dalam fase tersebut
penderita tidak separah dalam fase manik sehingga penderita
cenderung terlihat dormal.
5. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku
ini yaitu masalah terkait ekonomi.a. Apa hubungan stressor dengan
tindakan bunuh diri pada Cek Ela ? Jawab :Faktor stressor merupakan
penyebab dari keluhan utama yang dialami cek ela yaitu bunuh diri.
(Hadisukanto, G, ed.. 2014)
b. Apa makna menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan
perilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi ? Jawab :Ciri pada orang
mengalami perubahan adalah ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan
pemecahan terhadap suatu masalah dan tidak dapat mengatasi stresor
sehingga memicu terjadinya perubahan perilaku.
6. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya
kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktifitas, sering
keluyuran, belanja dan boros serta kurang tidur.a. Apa makna dua
tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya
kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktifitas, sering
keluyuran, belanja dan boros serta kurang tidur ?Jawab :Telah
terjadi gangguan alam perasaan berupa keadaan affektif hyperthymia
diantaranya euporia, eksaltasi, ekstase, maniakal atau manik.
(Hadisukanto, G, ed.. 2014)
b. Apa hubungan keluhan ini dengan utama (bunuh diri) dua tahun
yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktifitas, sering keluyuran,
belanja dan boros serta kurang tidur ? Jawab :Merupakan gejala dari
gangguan jiwa bipolar dimana jika terus berlanjut akan dapat
menyebabkan bunuh diri.
7. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak bergerak,
kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan jawaban hanya
sepatah dua kata saja dapat dimengerti, kadang menolak untuk bicara
sama sekali. Tanda tanda autisme jelas ada. Ia selalu sedih dan
menangis tanpa sebab.a. Apa makna Cek Ela selalu sedih dan menangis
tanpa sebab ? Jawab :Maknanya Ny. Cek ela mengalami episode depresi
berat dari gangguan bipolar. Berikut ini kriteria DSM IV TR untuk
menegakkan diagnosis gangguan depresi berat:1) Mood menurun hampir
sepanjang hari.2) Menurunnya minat/ kesenangan yang nyata.3)
Penurunan berat badan yang bermakna.4) Insomnia atau hipersomnia.5)
Agitasi atau retardasi psikomotorik.6) Lelah/ ilang energi hampir
setiap hari.7) Perasaan tidak berarti atau rasa bersalah yang
berlebihan.8) Penurunan kemampuan berpikir.9) Berpikir berulang
mengenai kematian, gagasan berulang untuk bunuh diri. (Sadock,
2010)
b. Apa kemungkinan gangguan Cek Ela selalu sedih dan menangis
tanpa sebab ? Jawab :Gangguan bipolar, yaitu gangguan mood yang
kronis dan berat yang di tandai dengan episode mania, hipomania,
campuran, dan depresi.Pada keluhan bunuh diri, selalu sedih dan
menangis tanpa sebab menunjukan Episode Depresi mayor, pasien
dengan mood terdepresi merasakan hilangnya energi-energi dan minat,
perasaan beersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu
makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.(Sadock,
2010)
c. Adakah hubungan gangguan yang dialami Cek Ela dengan
percobaan bunuh diri yang kedua kalinya ? Jawab :menandakan terjadi
gangguan yang berperiodik. (Berdasarkan Kriteria DSM-IV-TR Episode
Depresif Berat).Dilihat dari gambar diatas. Pada awalnya Ny. Cek
Ela ini pernah mengalami episode manik dan episode depresi.
(Sadock, 2010)
d. Apa makna pasienterlihat diam tak banyak bergerak, kadang
menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan jawaban hanya sepatah
dua kata saja dapat dimengerti, kadang menolak untuk bicara sama
kali ? Jawab : Pasien diam berarti terjadi gangguan sperrung. Tidak
banyak bergerak berarti mengalami agitasi/retardasi psikomotorik.
Pasien kadang menangis berarti psien mengalami gangguan afektif
episode depresif. Pasien menjawab pertanyaan sepatah dua kata
kadang menolak berarti pasien mengalami gangguan hemmung.Dari semua
gangguan ini kemungkinan pasien mengalami gangguan afektif bipolar,
episode kini depresif dengan gejala psikotik. (Sadock, 2010)
e. Apa saja tanda autisme ? Jawab :1. Interaksi Sosial :
Interaksi sosial tidak memadai : kontak mata sangat kurang,
ekspresi wajah kurang hidup, gerakgerik kurang bertujuan. Tidak ada
empati. Tidak bermain dengan teman sebayanya. Kurang mampu
mengadakan hubungan sosial & emosional timbal balik. 2.
Komunikasi/Bahasa : Perkembangan bicara lambat/tidak berkembang ,
tidak berusaha berkomunikasi secara nonverbal. Bila bisa bicara,
bukan untuk berkomunikasi. Bahasa yang aneh & berulangulang.
Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat
meniru.3. Perilaku : Mempertahankan minat dengan cara yang khas
& berlebihan. Terpaku pada kegiatan yang ritualistik/rutinitas
yang tidak ada gunanya. Gerakan yang aneh dan berulangulang. Sering
terpukau dengan bagianbagian pada benda.
f. Apa makna tanda tanda jelas autisme ada ? Jawab:Pasien dalam
keadaan terpengaruh oleh pikiran dan perilaku yang cenderung
terarah pada dirinya sendirinya, dan realita tidak dapat dibedakan
dengan hayalan meski diberi penyuluhan oleh orang lain.
8. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan
afektif dalam keluarga dan premorbid terdapat ciri kepribadian
dependen. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat asa upaya
bunuh diri menurun samapai 10-0).a. Apa makna terdapat riwayat
perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga
dan premorbid terdapat ciri kepribadian dependen. GAF scale sekitar
40-31 saat pemeriksaan (saat upaya bunuh diri menurun sampai 10-0)
? Jawab :
Terdapat riwayat perkawinan yang baik tidak ada hubungannya. Ada
gangguan afektif dalam gangguan: berpribadian premorbid
meningkatkan kecenderungan terkena gangguan afektif. Premorbid
terdapat ciri kepribadian dependen: gangguan kepribadian yang
memperlihatkan ketergantungan kepada orang lain didalam
kehidupannya. GAF scale sekitar 40-31: Gaf scale 40-31 : beberapa
gangguan dalam uji realitas atau komunikasi (contohnya pembicaraan
terkadang tidak logis, kabur atau tidak relevan), atau gangguan
mayor dalam beberapa area seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan
keluarga, daya nilai, berpikir atau mood (contohnya melantarkan
keluarga, membangkang di rumah dan gagal di sekolah).
GAF 10-0 pada saat percobaan bunuh diri :Maknanya :10 menandakan
bahaya persisten mencederai diri atau orang lain disabilitas saat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.0. Informasi tidak ade
kuat. Gaf scale 40-31 beberapa gangguan dalam uji realitas atau
komunikasi (contohnya pmbicaraan terkadang tidak logis, kabur atau
tidak relevan), atau gangguan mayor dalam beberapa area seperti
pekerjaan atau sekolah, hubungan keluarga, daya nilai, berpikir
atau mood (contohnya melantarkan keluarga, membangkang di rumah dan
gagal di sekolah). Gaf scale 10-0 Gaf scale 10-1 Bahaya persisten
untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain (contohnya kekerasan
rekuren) atau ketidakmampuan untuk menjaga hygiene pribadi minimal
secara persisten atau tindakan bunuh diri yang serius dengan
harapan yang jelas akan kematian.
Modified Global Assessment of Functioning (mGAF) ScaleRate
LOWEST possible score for each clientScoringIntervals Criteria
Scoring
0-10 In Persistent Danger of Severely Hurting Self or Others
Serious suicidal act with clear expectation of death (e.g.,
stabbing, shooting, hanging, or serious overdose, with no one
present) Frequent severe violence or self-mutilation Extreme manic
excitement, or extreme agitation and impulsivity (e.g., wild
screaming and ripping the stuffing out of a bed mattress)
Persistent inability to maintain minimal personal hygiene
Urgent/emergency admission to present psychiatric hospital In
acute, severe danger due to medical problems (e.g., severe anorexia
or bulimia with heart/kidney problems, or spontaneous vomiting
WHENEVER food is ingested, or severe depression with out-of-control
diabetes) A client having 1-2 of the 6 areas of disturbance in this
category = rating of 8-10 A client having 3-4 of the 6 areas of
disturbance in this category = rating of 4-7 A client having 5-6 of
the 6 areas of disturbance in the category = rating of 1-3
11-20 In Some Danger of Hurting Self or Others
Suicide attempts without clear expectation of death (e.g., mild
overdose or scratching wrists with people around) Some severe
violence or self-mutilating behaviors Severe manic excitement, or
severe agitation and impulsivity Occasionally fails to maintain
minimal personal hygiene (e.g., diarrhea due to laxative, or
smearing feces) Urgent/emergency admission to the present
psychiatric hospital In physical danger due to medical problems
(e.g., severe anorexia or bulimia and some spontaneous vomiting or
extensive laxative/ diuretic/diet pill use, but without serious
heart or kidney problems or severe dehydration and disorientation)
A client with 1-2 of the 6 areas of disturbance in this category =
rating 18-20 A client with 3-4 of the 6 areas of disturbance in
this category = rating 14-17 A client with 5-6 of the 6 areas of
disturbance in this category = rating 11-13
21-30 Inability to Function in Almost All Areas
Unique Items:Suicidal preoccupation or frank suicidal ideation
with preparation OR behavior considerably influenced by delusions
or hallucinations OR serious impairment in communication (sometimes
incoherent, acts grossly inappropriately, or profound stuporous
depression) Combined Items:Serious Impairment with work, school, or
housework (unable to keep job or stay in school, or failing school,
or unable to care for family and house) Frequent problems with the
law (frequent shoplifting, arrests) or occasional combative
behavior Serious impairment in relationships with family (frequent
fights with family and/or neglects family or has no home) Serious
impairment in judgment (including inability to make decisions,
confusion, disorientation) Serious impairment in thinking
(including constant preoccupation with thoughts, distorted body
image, paranoia) Serious impairment in mood (including constant
depressed mood plus helplessness and hopelessness, or agitation or
manic mood) Serious impairment due to anxiety (panic attacks,
overwhelming anxiety) Other symptoms: some hallucinations,
delusions or severe obsessive rituals Passive suicidal ideation A
client with 1 of the first 3 (unique) criteria = rating 21 A client
with 7 of the combined criteria = rating 28=30 A client with 8-9 of
the combined criteria = rating 24-27 A client with 10 of the
combined criteria = rating 20-23
ScoringIntervals Criteria Scoring
31-40 Major Impairment in Several Areas of Functioning
Serious impairment with work, school or housework (e.g., unable
to keep job or stay in school, or failing school, or unable to care
for family and house) Frequent problems with the law (e.g.,
frequent shoplifting, arrests) or occasional combative behavior
Serious impairment in relationships with friends (e.g. very few or
no, friends, or avoids what friends he/she has) Serious impairment
in relationships with family (e.g., frequent fights with family
and/or neglects family or has no home) Serious impairment in
judgment (including inability to make decisions, confusion,
disorientation) Serious impairment in thinking (including constant
preoccupation with thoughts, distorted body image, paranoia)
Serious impairment in mood (including constant depressed mood plus
helplessness and hopelessness, or agitation or manic mood) Serious
impairment due to anxiety (e.g., panic attacks, overwhelming
anxiety) Other symptoms: some hallucinations, delusions or severe
obsessive rituals Passive suicidal ideation A client with 4 areas
of disturbance = rating 38-40 A client with 5 areas of disturbance
= rating 34-37 A client with 6 areas of disturbance = rating
31-33
41-50 Some Serious Symptoms or Impairment in Functioning
Serious impairment with work, school or housework (e.g. unable
to keep job or stay in school, or failing school, or unable to care
for family and house) Frequent problems with the law (e.g. frequent
shoplifting, arrests) or occasional combative behavior Serious
impairment in relationships with friends (e.g. very few, or no,
friends, or avoids what friends he/she has) Serious impairment in
relationships with family (e.g., frequent fights with family and/or
neglects family or has no home) Serious impairment in judgement
(including inability to make decisions, confusion, disorientation)
Serious impairment in thinking (including constant preoccupation
with thoughts, distorted body image, paranoia) Serious impairment
in mood (including constant depressed mood plus helplessness and
hopelessness, or agitation or manic mood) Serious impairment due to
anxiety (e.g., panic attacks, overwhelming anxiety) Other symptoms:
some hallucinations, delusions or severe obsessional rituals
Passive suicidal ideation A client with 1 areas of disturbance =
rating 48-50 A client with 2 areas of disturbance = rating 44-47 A
client with 3 area of disturbance = rating 41-43
51-60 Moderate SymptomsModerate symptoms (e.g. frequent,
moderate depressed mood and insomnia and/or moderate ruminating and
obsessing; or occasional anxiety attacks; or flat affect and
circumstantial speech; or eating problems and below minimum safe
weight without depression) Moderate difficulty in social, work, or
school functioning (e.g. few friends or conflicts with co-workers)
A client with EITHER moderate symptoms OR moderate difficulty in
social, work, or school functioning = rating 58-60 A client with
moderate difficulty in more than 1 area of social, work, or school
functioning = rating 54-57 A client with BOTH moderate symptoms AND
moderate difficulty in social, work or school functioning = rating
51-60
ScoringIntervals Criteria Scoring
61-70 Some Persistent Mild Symptoms
Mild symptoms are present that are NOT just expectable reactions
to psychosocial stressors (e.g. mild or lessened depression and/or
mild insomnia) Some persistent difficulty in social, occupational,
or school functioning (e.g. occasional truancy, theft within the
family, or repeated falling behind in school or work) But has some
meaningful interpersonal relationships A client with EITHER mild
persistent symptoms ; OR some difficulty in social, work, and
school functioning = rating 68-70 A client with mild persistent
difficulty in more than 1 area of social, work, or school
functioning = rating 64-67 A client with BOTH mild persistent
symptoms ; AND mild difficulty in social, work, or school
functioning = rating 61-63
71-80 Some Transient Mild Symptoms
Mild symptoms are present, but they are transient and expected
reactions to psychosocial stressors (e.g. difficulty concentrating
after family argument) Slight impairment in social, work, or school
functioning (e.g. temporarily falling behind in school or work) A
client with EITHER mild symptoms ; OR slight impairment in social,
work and school functioning = rating 78-80 A client with mild
impairment in more than 1 area of social, work, or school
functioning = rating 74-77 A client with BOTH mild symptoms ; AND
mild impairment in social, work, or school functioning = rating
71-73
81-90 Absent or Minimal Symptoms
Minimal or absent symptoms (e.g. mild anxiety before
examination) Good functioning in all areas and satisfied with life
Interested and involved in a wide range of activities Socially
effective No more than everyday problems or concerns (e.g. an
occasional argument with family members) A client with no symptoms
and everyday problems = rating 88-90 A client with minimal symptoms
or everyday problems = rating 84-87 A client with minimal symptoms
and everyday problems = rating 81-83
Sumber
:https://www.omh.ny.gov/omhweb/childservice/mrt/global_assessment_functioning.pdf
diunduh pada tanggal 29 des 2014.
b. Bagaimana cara pemeriksaan GAF ? Jawab :Pemeriksaan dilakukan
dengan cara melihat skor pada Penilaian Fungsi Secara Global
(Global Assesment of Functioning = GAF Scale). 100-91gejala tidak
ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi. 90-81
gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa. 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam social. 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik. 60-51 gejala dan
disabilitas sedang. 50-41gejala dan disabilitas berat.
40-31beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi. 30-21
disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang. 20-11 bahaya mencederai
diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri. 10-01 persisten dan lebih serius. 0 informasi tidak
adekuat.
c. Bagaimana hubungan riwayat penyakit keluarga dengan keluhan
yang di alami Cek Ela ? Jawab :Didapatkan fakta bahwa gangguan alam
perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode manik dan depresi)
memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar
etiologi biologik. 50% pasien bipolar mimiliki satu orangtua dengan
gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar
(depresi saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar
maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan.
Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya
memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Keturunan pertama
dari seseorang yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita
gangguan serupa sebesar 7 kali. (Kaplan & Saddok, 2004)Jadi,
pada kasus ini ada hubungan antara gangguan afektif Ny. Cek Ela
dengan riwayat gangguan afektif dalam keluarganya.
d. Apa tujuan pemeriksaan GAF ? Jawab :Kemampuan seseorang untuk
menilai realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons
emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan.
Kekacauan perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh
penggambaran gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas
(Reality Testing of Ability).Cara pemeriksaan RTA sifatnya
subjektif, dilakukan dengan anamnesis dan observasi tingkah laku
pasien.
e. Apa saja macammacam gangguan afektif ? Jawab : Afek Luas.
Afek Menyempit. Afek Menumpul. Afek Mendatar. Afek Serasi. Afek Tak
Serasi. (Sadock, 2010)f. Bagaimana perkembangan kepribadian ? Jawab
:Teori Perkembangan Kepribadian Menurut Jean Piaget : Perkembangan
kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama
dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh tehadap
perkembangan konsep kecerdasan. Bagi Piagetkemampuan untuk secara
lebih cepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis
dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini
digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti tidak seperti,
teori Nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai
pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan). Teori ini berpendapat
bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Periode
Sensorimotor (usia 0 2 tahun). Menurut Piaget, bayi lahir dengan
sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya. Tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial, enam sub-tahapan. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat
lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan
refleks. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam
minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya
kebiasaan-kebiasaan. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder,
muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan
terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk
melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua
belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan
penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Sub-tahapan awal
representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreativitas. Tahapan praoperasional (usia 2 7 tahun). Tahapan
pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara
usia dua sampai enam tahun. Anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata
dan gambar. Masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
Cenderung egosentristidak dapat memahami tempatnya di dunia dan
bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Kesulitan
memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnyadewasa,
kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif dan menganggap setiap benda
yang tidak hidup pun memiliki perasaan.Tahapan Operasional Konkrit
(usia 8 11 tahun). Muncul antara usia enam sampai duabelas
tahunpenggunaan logika yang memadai. Pengurutankemampuan untuk
mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Klasifikasikemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau
karakteristik lain dan tidak lagi memiliki anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan. Decentering mulai mempertimbangkan
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi
pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda
dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak
dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan
sama dengan 4, jumlah sebelumnya. Konservasimemahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air
dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu
akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat
Egosentrismekemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang
orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang
salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan,
kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu
baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan
mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam
kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke
dalam laci oleh Ujang.Tahapan Operasional Formal (usia 11 tahun
sampai dewasa). Tahap operasional formal adalah periode terakhir
perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami
anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa. Karakteristikkemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Seseorang dapat memahami hal-hal seperti
cinta, bukti logis, dan nilai. Tidak melihat segala sesuatu hanya
dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di
antaranya. Dilihat dari faktor biologis,. tahapan ini muncul saat
pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai
masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran
moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa
orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini,
sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang
dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional
konkrit.
g. Apa saja gangguan perkembangan pribadian ? Jawab : Gangguan
(kepribadian)Skizotipal. Gangguan Kepribadian Paranoid. Gangguan
Kepribadian Skizoid. Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil.
Gangguan Kepribadian Histrionik. Gangguan Kepribadian Nasisisitik.
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompilsif /Anankastik. Gangguan
Kepribadian Cemas. Gangguan Kepribadian Dependen. (Sadock,
2010)
9. Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik.a. Bagaimana makna dan
interpretasi pemeriksaan psikiatrik ? Jawab : Diskriminasi inside
(sangat terganggu) pendapat tentang dirinya sendiri apakah dia
sakit atau tidak Abnormal, dari gejala pasien masuk episode
depresif dengan gangguan isi pikiran dimana pasien depresi umumnya
memiliki pandangan negative mengenai dunia dan diri mereka. Hemmung
pikiran terhambat, baik inisiasi atau pergerakan atau kemajuan dan
jumlah ide atau pikiran yang berkurang Abnormal, dari gejala pasien
masuk episode depresif dengan gangguan isi pikiran dan pembicaraan
dimana banyak pasien depresi yang mengalami penurunan laju dan
volume bicara Sperrung atau blocking adalah keadaan dimana pikiran
mendadak berhenti seolah-olah menumbuk pada sebuah tembok.
Pikirannya menjadi kosong dan timbul pokiran baru yang sama sekali
berbeda dengan pikiran semula. Abnormal, dari gejala pasien masuk
episode depresif dengan gangguan isi pikiran dimana sekitar 10%
pasien depresi memiliki gejala nyata gangguan pikiran, biasanya
berupa blocking pikiran dan sangat miskin isi pikiran Autism
gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan
kesulitan dalam interaksi social, komunikasi, dan perilaku
terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip. Abnormal, dari
gejala pasien masuk episode depresif dengan gangguan interaksi
social, komunikasi dan perilaku terbatas yang merupakan gejala
retardasi psikomotor. RTA kemampuan seseorang untuk menilai
realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons emosi dan
perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan. Abnormal, dari
gejala pasien masuk episode depresif berat dengan gangguan persepsi
dimana Pasien depresi disertai dengan adanya waham atau halusinasi
berupa waham bahwa dirinya banyak dosa dan berupa halusinasi
auditorik berupa mendengar suara orang mengobrol. Depresi adalah
gangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan
minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi,
tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energy rendah. Abnormal,
dari gejala pasien masuk episode depresif berat dengan gangguan
persepsi dimana pasien depresi disertai adanya waham. (Maslim
Rusdi. 2001)
b. Apa saja gangguan asosiasi ? Jawab :1. Flight of ideas, ide
yang saling menyusul dengan cepat tanpa arah umum dan hubungan
antar ide yang jelas. Keadaan ini ditandai oleh distraktibilitas
dan pressure of speech.2. Inkoherensi, ide yang berturutan
diungkapkan tanpa urutan-urutan yang logik dan ditandai dengan
disorganisasi struktur kalimat.3. Word salad, bicara dengan kata,
frasa, atau kalimat yang campur aduk tidak beraturan sehingga tidak
dapat dimengerti maksudnya.4. Neologisme, suatu kata baru yang
dibuat dan hanya dapat dipahami oleh penderita, bisa berupa
kondensasi dari beberapa ide, namun seringkali tidak diketahui
asalnya. Bedakan dengan word approximation, istilah pribadi, serta
bahasa lain.5. Sirkumtansial, pikiran yang maju secara pelan karena
melibatkan detail kecil dan tidak perlu namun masih mencapai
tujuan.6. Tangensial, pikiran yang maju secara pelan karena
melibatkan detail kecil dan tidak perlu namun tidak mampu mencapai
tujuannya.7. Terhalang (sperrung/blocking), terputusnya aliran
pikiran secara tiba-tiba sebelum mencapai tujuan.8. Terhambat
(hemmung/inhibition), inisiasi dan majunya aliran pikiran melambat
dan ide yang dilontarkan sedikit. Dibutuhkan rangsangan berulang
untuk kembali mengalirkan pikiran induvidu.9. Perservasi, respon
dari stimuli terdahulu yang menetap dan berulang.10.Verbigerasi,
pengulangan kata atau frasa spesifik yang tidak relevan.
10. Bagaimana cara mendiagnosis ? Jawab :Alloanamnesis :Ny. Cek
Ela, mencoba untuk bunuh diri untuk kedua kalinya, selalu sedih dan
menangis tanpa sebab. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan
perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan
beraktivitas, sering keluyuran,belanja dan boros serta kurang
tidur.Satu setengah tahun yang lalu mengeluh selalu mendengar suara
seperti ada orang yang mengobrol, dan ada keyakinan yang kuat bahwa
dirinyya banyak dosa. Mulai mengisolasi diri, kurang bisa mengurus
diri,tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas,
ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat di mengerti
bicaranya tidak kacau. Selama setahun terakhir ini pasien masih
cenderung normal selama beberapa bulan.Autoanamnesis :Pasien
terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk
menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah dua kata saja masih
dapat dimengerti, kadang menolak untuk bicara sama sekali tanda
autisme jelas ada. Menurut keluarga ada stressor yang memicu
perubahan perilaku ini yaitu masalah terkait ekonomi.Pemeriksaan
psikiatrik dengan axis multiaksial.
11. Apa DD pada kasus ini ? Jawab :Gangguan afektif bipolar
Skizofrenia. (Sadock, 2010)
12. Bagaimana pemeriksaan tambahan pada kasus ini ? Jawab
:Menurut Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003. Melalui
pencitraan magnetic resonance imaging(MRI) dan
positron-emissiontomography (PET), didapatkan jumlah substansia
nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteksprefrontal
subgenual. Serta ditemukanya volumeyangkecil padaamygdale
danhippocampus pada pasien ganaguan afektif bipolar.Pemeriksaan
penunjang :1. Darah lengkap : Darah lengkap dengan diferensiasi
digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi.
Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi
sumsum tulang, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan sel darah
merah dan sel darah putih untuk mengecek supresi sumsum tulang.
Lithium dapat menyebabkan peningkatan sel darah putih yang
reversible.2. Elektrolit: Konsentrasi elektrolit serum diukur untuk
membantu masalah diagnostic, terutamadengan natrium, yang berkaitan
dengan depresi. Hiponatremi dapat bermanifestasisebagai depresi.
Penatalaksanaan dengan lithium dapat berakibat pada masalah ginjal
dangangguan elektrolit. Kadar natrium rendah dapat berakibat pada
peningkatan kadarlithium dan toxisitas lithium. Oleh karena itu,
skrining kandidat untuk terapi litiummaupun yang sedang dalam
terapi lithium, mengecek elektrolit merupakan indikasi.3. Kalsium:
Kalsium serum untuk mendiagnosis hiperkalsemi dan hipokalsemi yang
berkaitan
denganperubahanstatusmental(e.ghiperparatiroid).Hiperparatiroid,
dibuktikandenganpeningkatankalsiumdarah,mencetuskandepresi.Beberapaantidepresan,sepertinortriptyline,
mempengaruhi jantung, oleh karena itu, mengecek kadar kalsium
sangatpenting.4. Protein : Kadar protein yang rendah ditemukan pada
pasien depresi sebagai hasil dari tidak makan.Kadar protein rendah,
menyebabkan meningkatkan bioavailabilitas beberapa medikasi,karena
obat-obat ini hanya memiliki sedikit protein untuk diikat.5.
Hormone tiroid : Tes tiroid dilakukan untuk menentukan hipertiroid
(mania) dan hipotiroid (depresi).Pengobatan dengan lithium dapat
menyebabkan hipotiroid, yang berkontribusi padaperubahan mood
secaracepat.6. Kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN) : Gagal
ginjal dapat timbul sebagai depresi. Pengobatan dengan lithium
dapatmempengaruhi klirens ginjal,dan serum kreatinin dan BUN
dapatmeningkat.7. Skrining zat dan alcohol: Penyalahgunaan alkohol
dan berbagai macam obat dapat memperlihatkan sebagai maniaatau
depresi. Contohnya, penyalahgunaan amfetamin dan kokain dapat
timbul sebagaimania, dan penyalahgunaan barbiturate dapat
timbulsebagai depresi.,8. EKG : Banyak antidepresan, terutama
trisiklik dan beberapa antipsikotik, dapat berefek pada jantung dan
membuat masalah konduksi. Lithium juga dapat berakibat pada peru
bahan reversible flattening atau inverse pada T wave pada EKG.9.
EEG Alasan untuk penggunaan EEG pada pasien bipolar :A. EEG
menyediakan garis dasar dan membantu mengesampingkan masalah
neurologi. Menggunakan tesini untukmengesampingkan kejang dan tumor
otak.B. Bila dilakukan ECT. Monitoring EEG saat ECT digunakan untuk
mendeterminasitimbulnya dan durasi kejang.C. Beberapa studi
memperlihatkan abnormalitas dari penemuan EEG sebagai
indikasiefektivitas antikonvulsan. Lebih spesifik, penemuan
abnormal dari EEG dapatmemprediksi responsdari asam valproate.
13. Apa WD pada kasus ? Jawab :Gangguan afektif bipolar tpie
depresi dengan gejala skizofrenia. (Sadock, 2010)
14. Apa etiologi pada kasus ? Jawab :Faktor biologisBanyak
penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin biogenik seperti
asam 5-hidroksiindolasetat (5-HIAA), asam homovanilat (HVA), dan
3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) di dalam darah, urine, dan
cairan serebrospinalis pasien dengan gangguan mood yang disebabkan
oleh disregulasi heterogen amin biogenik.Amin biogenik :
Norepinefrin Reseptor beta adrenergik dan respon antidepresan
klinis mungkin adalah satu potongan data yang menunjukkan peranan
langsung terhadap sistem noradrenergik pada depresi. Bukti lain
adanya keterlibatan reseptor presinaps beta2 adrenergik pada
depresi, aktivasi reseptor ini menimbulkan penurunan jumlah
norepinefrin yang dilepaskan. SerotoninSerotonin telah menjadi
neurotransmiter amin biogenik yang paling lazim dikaitkan dengan
depresi. Kekurangan serotonin dapat mencetuskan depresi dan
beberapa pasien dengan impuls bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin yang rendah di dalam cairan serebrospinal serta
konsentrasi tempat uptek serotonin yang rendah pada trombosit.
DopaminAktivasi dopamin berkurang pada depresi dan meningkat pada
mania. Dua teori terkini mengenai dopamin dan depresi adalah bahwa
jaras dopamin mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi
dan bahwa reseptor dopamin D1 mungkin hipoaktif pada depresi.
Faktor neurokimia lainAsam amino glutamat dan glisin tampaknya
menjadi neurotransmiter eksitasi utama pada sistem saraf pusat.
Glutamat dan glisin berikatan dengan reseptor N-metil-D-aspartad
(NMDA), jika berlebihan, dapat memiliki efek neurotoksik.
Hipokampus memiliki konsentrasi reseptor NMDA yang tinggi sehingga
mungkin juga glutamat bersama dengan hiperkortisolemia memerantari
efek neurokognitif pada stres kronis.Regulasi
neuroendokrinHipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis
neuroendokrin dan juga menerima berbagai input saraf melalui
neurotransmiter amin biogenik. Aksis neuroendokrin utama yang
dimaksud di sini adalah aksis adrenal, tiroid, serta hormon
pertumbuhan. Kelainan neuroendokrin lain yang telah digambarkan
pada pasien dengan gangguan mood mencakup berkurangnya sekresi
melatonin nokturnal, pelepasan prolaktin pada pemberian triptofan,
kadar basal folicle stimulating hormon (FSH) dan luteinizing
hormone (LH), serta kadar testosteron pada laki-laki.Pertimbangan
neuroanatomisBaik gejala gangguan mood maupun temuan riset biologis
menyokong hipotesis bahwa gangguan mood melibatkan patologi sistem
limbik, ganglia basalis, dan hipotalamus. Orang dengan gangguan
neurologis ganglia basalis dan sistem limbik (terutama lesi
eksitasi pada hemisfer non dominan) cenderung menunjukkan gejala
depresif. Sistem limbik dan ganglia basalis berhubungan sangat
erat, serta sistem limbik dapat memainkan peranan penting dalam
menghasilkan emosi. Perubahan tidur,, nafsu makan, dan perilaku
seksusal serta perubahan biologis menurut pengukuran endokrin,
imunologis, dan kronobiologis pada pasien depresi mengesankan
adanya disfungsi hipotalamus. Postur bungkuk, kelambatan motorik,
dan hendaya kognitif ringan pada pasien depresi, serupa dengan
tanda gangguan ganglia basalis, misalnya penyakit Parkinson dn
demensia subkorikal lain.Factor geneticFactor genetic yang
signifikan terlibat dalam timbulnya gangguan moos tetapi pola
pewarisan genetic terjadi melalui mekanisme yang kompleks. Komponen
genetic memainkan peranan lebih bermakna didalam menurunkan
gangguan bipolar I daripada gangguan depresi berat.Factor
psikososialTerdapat pengamatan klinis yang bertahan lama bahwa
peristiwa hidup yang penuh tekanan lebih sering timbul mendahului
episode gangguan mood yang mengikuti. Bahwa stress yang menyertai
episode pertama mengakibatkan perubahan yang bertahan lama didalam
biologi otak. Perubahan yang bertahan lama ini dapat menghailkan
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotrasmiter dan system
pemberian sinyal intraneuron, perubahan yang bahkan dapat mencakup
hilangnya neuron dan berkurangnya kontak sinap yang berlebihan.
Akibat nya seseorang memiliki resiko tinggi mengalami episode
gangguan mood berikutnya . (Sadock, 2010)
15. Apa epidemiologi pada kasus ? Jawab :Prevalensi GB I selama
kehidupan mencapai 2,4%, GB II berkisar antara 0,3-4,8%,siklotimia
antara 0,5-6,3%, dan hipoania antara 2,6-7,8%. Total prevalensi
spectrum bipolar,selama kehidupan, yaitu antara2,6-7,8%.1,2.Menurut
American Psychiatric Association gangguan afektif bipolar I
mencapai 0.8%dari populasi dewasa, dalam penelitian yang dilakukan
dengan komunitas mencapai antara0,4-1,6%. Angka ini konsisten di
beragam budaya dan kelompok etnis. (Sadock, 2010)
16. Apa tatalaksana pada kasus ? Jawab :Non
FarmakologiKonsultasiSuatu konsultasi dengan seorang psikiater atau
psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan
respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.DietTerkecuali
pada penderita denganmonoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak
ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak
merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar
litium serum menurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan
mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan
menyebabkan toksisitas.AktivitasPenderita dengan fase depresi harus
didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas
fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal
yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini.
Namun, bila aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan
perspirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan
toksisitas litium.Edukasi PenderitaPengobatan penderita gangguan
bipolar melibatkan edukasi penderita awal dan lanjutan. Tujuan
edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun
juga melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Lagipula, fakta
menunjukkan peningkatan dari tujuan edukasi ini, tidak hanya
meningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit,
namun juga kualitas hidupnya. Pertama, penjelasan biologis tentang
penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi perasaan
bersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat. Kedua, memberi
informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terkait
apresiasi tanda awal, pemunculan kembali, dan gejala. Pengenalan
terhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkah pencegahan
yang baik. Kelompok pengobatan yang adekuat tinggal suatu bagian
yang penting dari perawatan dan edukasi. Edukasi juga harus
memperhatikan bahaya dari stresor. Membantu identifikasi individu
dan bekerja dengan stresor yang ada menyediakan aspek kritis
penderita dan kewaspadaan keluarga. Akhirnya, informasikan kepada
penderita tentang kekambuhan dalam konteks gangguan. Cerita-cerita
tentang individu membantu penderita dan keluarga, terutama cerita
tentang individu dengan MDI dapat membantu penderita untuk berusaha
menghadapi tantangan dari perspektif lain.
PSIKOTERAPI Bersifat ekspresif mengatur kembali dan memberi
kesadaran baru, memotivasi dan mengekspresikan emosi baik yang
kurng maupun tidak disadarinya Reeduktif membangkitkan kembali
tentang pnyelesaian konflik yang terletak di alam sadarnya sehingga
penderita dapat menyesuaikan dengan keadaan sebenarnya.
Rekonstruksi untuk perombakan dari corak kepribadian yang lebih
efisien sehingga dilahirkan potensi adaptif baru. Bersifat suportif
untuk membawa penderita kepada suatu keseimbangan emosional
secepatnya seperti semula kemudian memberi pandangan yang bersifat
menghibur, menaruh simpati, memberi petunjuk, dan nasehat untuk
kegiatan sehari-hari serta memanipulasi lingkungan yang
nyaman.PSIKOTERAPI Terapi kognitif : untuk meringankan episode
depresif dan mencegah kekambuh dengan cara mengembangkan berpikir
alternative,fleksibel, dan positif: serta melatih respon perilaku
dan kognitif yang baru. Terapi interpersonal : membantu
menyelesaikan masalah interpersonal. Terapi perilaku : mengubah
perilaku maladaptive Terapi berorientasi psikoanalitik : memberi
pengaruh pada perubahan struktur/kepribadian seseorang. Terapi
keluarga : peranan seluruh anggota keluarga .
FarmakologiPanduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarakan Bnish
Association of Psyhchopharmacology(Sumber. Journal of
Psychopharmacology 2003)
ObatDosisMonitoringEfek Samping
Lithium Dosis tunggal 800 mg, malam hari Dosis direndahkan pada
pasien diatas 65 tahun dan yang mempunyai gangguan jinjal.Kadar
litium dalam serum harus di pantau setiap 3-6 bulan, sedangkan tes
fungsi ginjal dan thiroid diperiksa setiap 12 bulan Tremor,
poliuria, polidipsi, peningkatan berat badan, ganguan kognitif,
gangguan saluran cerna, rambut rontok, leukositosis, jerawat, dan
edema.
Valproate (divalproate semisodium) Rawat inap: dosis inisial
20-30 mg/kg/hari. Riwayat jalan: dosis inisial 500 mg, titrasi
250-500 mg/hari Dosis maksimal 60 mg/kg/hari.Tes fungsi hati pada 6
bulan pertama.Nyeri pada saluran cerna, peningkatan ringan enzim
hati, tremor, dan sedasi.
Karbamazepin Dosis inisial 400 mg Dosis maintenance 200-1600
mg/hari.Darah rutin, dan tes fungsi hati dilakukan pada 2 bulan
pertama. Letih, mual, diplopia, pendangan kabur, dan atexia.
Lamotrigine Dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama, lalu
50 mg pada minggu kedua dan ketiga Dosis diturunakan setengahnya
bila pasien juga mendapat valproate.
17. Apa komplikasi pada kasus ini ? Jawab : Ketergantungan pada
obat Bunuh diri (Putus Asa)(Mansjoer, Arif. 2000)
18. Bagaimana prognosis pada kasus ini ? Jawab :Prognosis pada
penderita dengan gangguan bipolar I lebih buruk daripada penderita
dengan depresi berat. Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal,
40 50 % penderita mengalami serangan manik lain.Faktor-faktor yang
membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain : a. Riwayat
pekerjaan yang buruk.b. Penggunaan alkohol. c. Gambaran psikotik.d.
Gambaran depresif diantara episode manik dan depresi.e. Adanya
bukti keadaan depresif.f. Jenis kelamin laki-laki.Indikator
prognosis yang baik adalah sebagai berikut : a. Fase manik (dalam
durasi pendek).b. Onset terjadi pada usia yang lanjut.c. Pemikiran
untuk bunuh diri yang sedikit.d. Gambaran psikotik yang sedikit.e.
Masalah kesehatan (organik) yang sedikit.
19. Bagimana KDU pada kasus ini ? Jawab :3A. Berdasarkan konsil
kedokteran Indonesia, dokter umum mampu mendiagnosa berdasarkan
pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (seperti X-ray), serta
memberi terapi pendahuluan dan merujuk kedokter spesialis yang
lebih relevan. (Bukan kasus awat darurat).
20. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini ? Jawab :Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (An-Nisa': 29)Dihubungkan dengan kasus :Janganlah kita
terjatuh sakit hanya karena hal hal duniawi. Berusahalah
menyelesaikan masalah dengan iman yang kuat dan ikhlas, karena
Allah SWT akan selalu dengan orang- orang yang beriman.
2.6 Kesimpulan Ny, Cek Ela, 40 tahun, ibu tahun tangga mencoba
untuk bunuh diri untuk ke 2 kalinya karena menderita gangguan
afektif bipolar tpie depresi dengan gejala skizofrenia
2.7 Kerangka Konsep
StresorPsikososial = ekonomiGenetik = gangguan afektif dalam
keluargaGangguan kepribadian dependenGangguan bipolar dengangejala
skizofreniaKegembiraan berlebihan.Banyak bicara &
aktivitas.Keluyuran belanja, boros, & kurang tidur.Mencoba
bunuh diri.Menangis tanpa sebab.Halusinasi
auditoriwahamManikDepresiGejala Skizofrenia
Daftar Pustaka Al- Quran. Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak, Ed. 15, Vol. 1. Jakarta : EGC.Elvira, Sylvia D, Hadisukanto,
G, ed.. 2014. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua . Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.https://www.omh.ny.gov/omhweb/childservice/mrt/global_assessment_functioning.pdfKaplan
HI, Sadock BJ, Grebb JA. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Jilid Dua. Jakarta : Binarupa
Aksara.Kusumawardhani AAAA, Husin A, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatri
Edisi kedua.Jakarta : Badan Penerbit FKUI.Mansjoer, Arif. 2000 .
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.. Hal 11- 16. Maslim Rusdi.
2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta :
PT Nuh Jaya.Suicide in Adolescents : A Worldwide Preventable
Tragedy. Greydanus DE, 2009, with permission).6