Top Banner
BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi ISSN 2580-0922 (online), ISSN 2460-2612 (print) Volume 6, Nomor 04, Tahun 2020, Hal. 570-583 Available online at: https://online-journal.unja.ac.id/biodik DOI: 10.22437/bio.v6i4.9456 Research Article Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada Materi Uji Kandungan Zat Makanan (Analysis of Student Worksheets of Biology Practicum in High School on Subject Matter Test Food Content) Frima Harsawati * , Sri Anggraeni, Bambang Supriatno * Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi No. 229 Bandung * Email : [email protected] Informasi Artikel ABSTRACT Submit: 02 06 2020 Diterima: 15 09 2020 Dipublikasikan: 21 12 2020 This study aims to provide an overview of student worksheet on practicum used in schools. the research method used was qualitative descriptive method and the sample were 5 student worksheets selected using a purposive sampling. The research instrument used is conceptual analysis and practical analysis using instrument form analysis of laboratory activities and analysis of knowledge construction based on the scoring table of Diagram Vee adapted from Novak & Gowin (1984). The results showed that most of the student worksheet test of food content did not reach the demands of Basic Competence. This can be seen from the conceptual analysis. The cognitive level that arises in practicums is only to remember. Then for the practical analysis of the Test Food Content worksheet that is analyzed is not yet relevant to the demands of basic competencies. While the knowledge construction analysis using the Novak & Gowin instrument shows that most procedural steps can be done but are less relevant to the purpose of the practicum, do not bring up the object / event in accordance with the focus question, practicum questions in student worksheets are largely unanswered based on the results of laboratory activities, not lead to the formation of knowledge claims and less help students in linking the knowledge they have with the facts observed. Keywords: student worksheets, basic competencies, test food content practicum. Penerbit ABSTRAK Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi-Indonesia Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran lembar kerja siswa pada praktikum yang digunakan di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel penelitian berjumlah 5 LKS yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu analisis konseptual dan analisis praktikal menggunakan instrumen form analisis kegiatan laboratorium dan analisis konstruksi pengetahuan berdasarkan tabel penskoran Diagram Vee yang diadaptasi dari Novak & Gowin (1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar LKS uji kandungan zat makanan tidak mencapai tuntutan Kompetensi Dasar. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis konseptual Tingkat kognitif yang muncul pada praktikum hanya mengingat saja. Kemudian untuk analisis praktikal LKS Uji Makanan yang dianalisis belum relevan dengan tuntutan kompetensi dasar. Sedangkan analisis konstruksi pengetahuan menggunakan instrumen Novak & Gowin menunjukkan Sebagian besar langkah prosedural dapat dikerjakan namun kurang relevan dengan tujuan praktikum, tidak memunculkan object/event yang sesuai dengan pertanyaan fokus, Pertanyaan praktikum pada LKS sebagian besar tidak dapat terjawab berdasarkan data hasil kegiatan laboratorium, tidak mengarahkan pada pembentukkan knowledge claim serta kurang membantu siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan fakta yang diamati. Katakunci: LKS, kompetensi dasar, Praktikum uji kandungan zat makanan
14

Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi ISSN 2580-0922 (online), ISSN 2460-2612 (print) Volume 6, Nomor 04, Tahun 2020, Hal. 570-583

Available online at: https://online-journal.unja.ac.id/biodik

DOI: 10.22437/bio.v6i4.9456

Research Article

Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada Materi Uji Kandungan Zat Makanan

(Analysis of Student Worksheets of Biology Practicum in High School on Subject Matter Test Food Content)

Frima Harsawati*, Sri Anggraeni, Bambang Supriatno

*Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi No. 229 Bandung

*Email : [email protected]

Informasi Artikel ABSTRACT Submit: 02 – 06 – 2020 Diterima: 15 – 09 – 2020 Dipublikasikan: 21 – 12 – 2020

This study aims to provide an overview of student worksheet on practicum used in schools. the research method used was qualitative descriptive method and the sample were 5 student worksheets selected using a purposive sampling. The research instrument used is conceptual analysis and practical analysis using instrument form analysis of laboratory activities and analysis of knowledge construction based on the scoring table of Diagram Vee adapted from Novak & Gowin (1984). The results showed that most of the student worksheet test of food content did not reach the demands of Basic Competence. This can be seen from the conceptual analysis. The cognitive level that arises in practicums is only to remember. Then for the practical analysis of the Test Food Content worksheet that is analyzed is not yet relevant to the demands of basic competencies. While the knowledge construction analysis using the Novak & Gowin instrument shows that most procedural steps can be done but are less relevant to the purpose of the practicum, do not bring up the object / event in accordance with the focus question, practicum questions in student worksheets are largely unanswered based on the results of laboratory activities, not lead to the formation of knowledge claims and less help students in linking the knowledge they have with the facts observed. Keywords: student worksheets, basic competencies, test food content practicum.

Penerbit ABSTRAK Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi-Indonesia

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran lembar kerja siswa pada praktikum yang digunakan di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel penelitian berjumlah 5 LKS yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu analisis konseptual dan analisis praktikal menggunakan instrumen form analisis kegiatan laboratorium dan analisis konstruksi pengetahuan berdasarkan tabel penskoran Diagram Vee yang diadaptasi dari Novak & Gowin (1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar LKS uji kandungan zat makanan tidak mencapai tuntutan Kompetensi Dasar. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis konseptual Tingkat kognitif yang muncul pada praktikum hanya mengingat saja. Kemudian untuk analisis praktikal LKS Uji Makanan yang dianalisis belum relevan dengan tuntutan kompetensi dasar. Sedangkan analisis konstruksi pengetahuan menggunakan instrumen Novak & Gowin menunjukkan Sebagian besar langkah prosedural dapat dikerjakan namun kurang relevan dengan tujuan praktikum, tidak memunculkan object/event yang sesuai dengan pertanyaan fokus, Pertanyaan praktikum pada LKS sebagian besar tidak dapat terjawab berdasarkan data hasil kegiatan laboratorium, tidak mengarahkan pada pembentukkan knowledge claim serta kurang membantu siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan fakta yang diamati. Katakunci: LKS, kompetensi dasar, Praktikum uji kandungan zat makanan

Page 2: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 571

This BIODIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi is licensed under a CC BY-NC-SA (Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License)

PENDAHULUAN

Pada Revolusi Industri 4.0 di abad ke-21, harapan terhadap siswa telah

berubah. Saat ini ada kebutuhan untuk individu yang tidak hanya memiliki

pengetahuan teoritis, namun juga memiliki keterampilan untuk dapat menerapkan

pengetahuan teoritis yang mereka peroleh, yang dikenal dengan keterampilan abad

ke-21. Dalam hal ini, teknologi telah memainkan peran yang cukup penting dalam

memperoleh keterampilan ini. Terdapat beragam definisi tentang keterampilan abad

ke-21, namun memiliki kesamaan-kesamaan yaitu mencakup keterampilan berpikir

kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan 5 kreativitas. (Zubaidah,

2019)

Keterampilan abad 21 bisa diperoleh dari Pembelajaran sains di laboratorium

yang merupakan suatu kegiatan kompleks yang mengintegrasikan hands-on dan

minds-on, sehingga kegiatan laboratorium atau kerja praktek memiliki berbagai

tujuan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan sains sekolah (NSES), yaitu

menciptakan siswa terdidik yang mampu untuk melakukan percobaan dengan benar

dan terdorong untuk mengetahui dan memahami tentang alam, menggunakan

proses-proses ilmiah dan prinsip-prinsip yang tepat dalam membuat keputusan

personal. Menggunakan kemampuan intelegensinya dalam diskusi dan debat

mengenai materi ilmiah dan teknologi, serta meningkatkan produktivitas ekonominya

melalui penggunaan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan ilmiah yang dimiliki

dalam karirnya. Sementara menurut Permen DikNas No. 22 Tahun 2006; sains atau

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Berdasarkan tujuan yang tertuang tersebut tampak bahwa

hakekat pendidikan sains merupakan suatu proses yang aktif, baik fisik maupun

mental, melalui kegiatan inkuiri (inquiry). Oleh karena itu kalau pembelajaran sains

hanya diukur penguasaan materinya saja, sangatlah keliru (Supriatno, 2013).

Sebagai upaya untuk melaksanakan kegiatan laboratorium secara

berkesinambungan, maka dalam pembelajaran sains, dapat dilakukan dengan

mengintegrasikan kegiatan laboratorium tersebut dalam proses pembelajaran. Hal

tersebut juga dapat mengarahkan proses aktif siswa selama proses pembelajaran,

melatih kemampuan inquiri, mengumpulkan data dan fakta, sistematis dalam

mendeskripsikan objek, membuktikan teori dan prinsip, mengajukan pertanyaan,

melakukan discovery, dan mengomunikasikan hasil temuan. Menurut Supriatno

(2009) kegiatan laboratorium dapat memberikan kesan yang utuh dan lebih

bermakna kepada siswa, karena selama pembelajaran mereka cenderung

melibatkan berbagai indera seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba

dan pengecapan. Kegiatan laboratorium yang dilakukan oleh siswa umumnya

Page 3: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

572 Harsawati, dkk

mengacu pada suatu Desain Kegiatan Laboratorium (DKL). Desain kegiatan ini yang

berisi sejumlah langkah kerja operasional dapat memandu praktikan dalam

melaksanakan kegiatan di laboratorium. DKL dapat diwujudkan ke dalam bentuk LKS

maupun terintegrasi ke dalam buku paket. Menurut Rustaman & Wulan (2007) LKS

(Lembar Kerja Siswa) merupakan salah satu media pembelajaran yang berisi

petunjuk untuk melaksanakan kegiatan laboratorium. Suatu LKS yang baik

hendaknya mencakup beberapa aspek, yaitu (1) tujuan kegiatan, (2) pendahuluan

(berupa dasar teori) (3) alat dan bahan, (4) prosedur kerja, (5) cara perangkaian alat,

(6) interpretasi data hasil pengamatan, (7) analisis data dan (8) simpulan (A.

Rustaman & Wulan, 2007).

Berkaitan dengan aspek-aspek tersebut, Supriatno (2007) mengkaji 46 sampel

LKS Biologi, yang hasilnya mengungkap bahwa sebagian besar pembuat LKS tidak

atau belum melakukan uji coba LKS tersebut dari segi proses ataupun produk yang

dihasilkan. Temuan mengungkap banyaknya langkah kerja yang kurang terstruktur

dan tidak mengarahkan untuk memperoleh data yang benar. Selain itu, hasil uji

keterlaksanaan prosedur kerja (Supriatno, 2009) menunjukkan bahwa, langkah kerja

yang dapat dikerjakan dan menghasilkan data yang benar, tuntas dalam analisis

serta dapat digunakan untuk membuat simpulan hanya berkisar 24%. Sisanya

sebanyak 76% bermasalah dalam: (1) tidak terstrukturnya langkah kerja, (2)

kesulitan dalam eksekusi langkah kerja (3) kekakuan tabel data dan menimbulkan

hasil yang miskonsepsi, (4) membutuhkan waktu yang lama, dan (5) ketidaktuntasan.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 mengharapkan agar setiap siswa dapat

memenuhi standar kompetensi lulusan dalan hal sikap, keterampilan dan

pengetahuan. Sehingga diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas guru dapat

menciptakan pembelajaran yang bermakna dan membekali siswa kecakapan hidup

(life skill). Menurut Bioscience (2010) praktik dan kerja lapangan dapat memberi kita

rasa bagaimana rasanya menjadi seorang ilmuwan dan peneliti dan pengalaman

langsung dari teori yang telah Anda pelajari dalam kuliah dan melalui bacaan Anda.

Mereka memberi Anda kesempatan untuk mengembangkan analisis data, kerja

kelompok komunikasi, dan keterampilan lain yang tidak akan Anda dapatkan dari

kuliah. Praktik di universitas atau perguruan tinggi seringkali akan sangat berbeda

dari yang Anda alami di sekolah: mereka mungkin lebih panjang, berakhir (mungkin

tidak ada jawaban "benar"), melibatkan peralatan yang lebih kompleks dan

memerlukan pengukuran dan pencatatan yang lebih akurat. Maka dari mengapa

praktikum itu menjadi penting untuk dilakukan karena memberikan pengalaman

langsung dari teori yang telah dipelajari. Menurut Akuma (2017) Jenis pekerjaan

praktis ini terdiri dari pengalaman di mana peserta didik secara kolaboratif

memanipulasi kombinasi peralatan dan bahan pendidikan sains berbasis tangan dan

/ atau berbasis komputer, atau kumpulan data yang ada, untuk lebih memahami

dunia alami ketika mereka terlibat dalam praktik ilmiah melalui pertanyaan terstruktur,

terarah, atau terbuka.

Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalah metode praktikum. Melalui kegiatan

Page 4: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 573

praktikum siswa dapat dilatih berpikir ilmiah melalui langkah-langkah kerja ilmiah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman dkk, (2002) yang menyatakan bahwa

dalam pendidikan IPA, kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari

kegiatan belajar mengajar. Dengan praktikum dapat diperoleh jawaban tentang:

bagaimana kita tahu bahwa itu benar? Apakah yang akan terjadi? Terdiri dari bahan

apa saja? Secara teliti dan ilmiah (Surakhmad, 1994 dalam Sriyati: 2013).

Pertanyaan untuk guru biologi, kemudian, adalah bagaimana merancang 'praktis'

(yaitu kegiatan praktis yang dilakukan dalam pelajaran biologi) yang

mempromosikan 'mind-on' keterlibatan dengan mengatasi tuntutan pembelajaran

dalam domain ide-yaitu, jenis apa perancah dapat mempromosikan pembelajaran

dari pekerjaan praktis dalam domain ide (Philip, 2015).

Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa

mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan

menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium. Praktikum dalam

pembelajaran Biologi merupakan metode yang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Rustaman, 2005:135). Sehingga pembelajaran praktikum memiliki

peran dalam pengembangan keterampilan proses sains siswa. Penerapan

keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung

proses pengetahuan dalam diri siswa sangat dimungkinkan dalam kegiatan praktik,

sehingga dalam pembelajaran IPA praktikum memiliki kedudukan yang amat

penting. Abrahams dan Millar (2008) menyatakan bahwa meskipun kerja praktek

adalah alat yang agak efektif untuk membuat siswa mengingat aspek-aspek praktis

dari eksperimen, ide-ide di balik fenomena jarang dipelajari dan bahkan lebih sering

diingat kemudian. Namun, mereka terus berpendapat bahwa guru mengharapkan

siswa untuk belajar ide-ide ilmiah dari kerja praktek. Kontradiksi yang jelas antara

hasil belajar dan hasil aktual ini adalah jantung dari masalah dalam pengajaran

sains praktis. Millar (2004) menegaskan bahwa diskusi yang mengikuti setiap

kegiatan praktis sangat penting untuk mengembangkan pemahaman, dan bahwa

keduanya sangat erat terkait sehingga tidak masuk akal untuk memisahkan

mereka. Millar menambahkan bahwa peran kerja praktek dalam pengajaran dan

pembelajaran konten sains adalah untuk membantu siswa untuk membuat

hubungan antara dua "domain" pengetahuan seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 1

Figure 1: Practical work: linking two domains of knowledge (Millar, 2004, p.8)

Kegiatan praktikum penting dilakukan, karena dengan melakukan kegiatan

praktikum siswa lebih memahami dan lebih tahu tentang konsep materi yang sedang

dipelajari. Menurut Abraham & Reiss (2010) kerja praktek selalu akan memiliki peran

kunci dalam pengajaran sains. Tantangannya adalah untuk terus menemukan cara

Page 5: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

574 Harsawati, dkk

untuk menjadikannya strategi pengajaran dan pembelajaran seefektif mungkin,

sambil tetap mempertahankan nilai afektif yang jelas dan menyegarkan. Dalam

society of biology (2010) Masyarakat Biologi percaya bahwa penting untuk

mendukung dan mempromosikan kerja praktis dalam sains karena: Menstimulasi

kreativitas, keingintahuan dan pemikiran kritis, Menopang dan mengilustrasikan

konsep, pengetahuan, dan prinsip-prinsip, Mendorong keterlibatan siswa dengan

metode ilmiah, Mendorong pembelajaran aktif dan pemecahan masalah,

Memungkinkan kerja kolaboratif, Memberikan peluang untuk mengumpulkan dan

menganalisis data dan menerapkan keterampilan matematika.

Domain kognitif berhubungan dengan sikap siswa terhadap pengetahuan

mereka tentang pekerjaan praktis dan apa yang mereka pikir mereka ketahui dan

percayai tentang pekerjaan praktis. Sementara siswa dapat mengklaim bahwa

mereka menyukai pekerjaan praktis karena mereka berpikir bahwa itu membantu

mereka mempelajari klaim semacam itu tidak harus tentang kenyataan sebenarnya

dari pembelajaran itu, yaitu apakah mereka benar-benar belajar secara efektif dari

melakukan pekerjaan praktis, tetapi lebih merupakan pernyataan keyakinan pribadi

(Sharpe, 2019).

Relevansi kegiatan praktikum dengan kurikulum saling berkaitan erat, karena

memang tuntutan kurikulum harus meningkatkan skills keterampilan. Untuk mendidik

anak bagaimana melatih logikanya, sejauh ini relevansi kegiatan praktikum dengan

kurikulum masih bisa dikatakan belum sesuai dengan capaian yang diharapkan.

Tujuan praktikum yang dilakukan ini disesuaikan dengan kompetensi dasar yang

diharapkan dalam Biologi, untuk mencapai itu procedur yang dilakukan harus

manjawab tujuan yang mengandung focus question (investigasi), dan objek atau

event melahirkan fakta yang ditansformasikan dan di interpretasikan menjadi sebuah

knowledge claim (kesimpulan). Dalam Millar (2001). Tujuan dari kerja praktek ini

adalah untuk membantu siswa memperhatikan suatu fenomena, mungkin untuk

melihatnya secara lebih rinci daripada sebelumnya, dan mungkin untuk

mengingatnya setelahnya. Beberapa praktik memiliki tujuan yang terkait erat dengan

hal ini, yaitu untuk membantu siswa mempersempit penggunaan istilah (seperti

melarutkan) atau untuk mempelajari yang baru, dan Menurut Banu (2011) banyak

guru sains percaya itu kerja praktek dapat memaparkan siswa pada data sensorik

yang membantu mereka membangun ilmiah konsep. Klise "Saya lakukan dan saya

mengerti" sering digunakan untuk mendukung penggunaan praktis bekerja dalam

pengajaran sains. Dan dalam good practical science Hands on practical work bagian

terpenting dari ilmu pembelajaran, itu juga mengembangkan keterampilan dan sikap

yang berharga dan adalah salah satu geteways terhadap ketenagakerjaan.

Pengelolaan dan keterlaksanaan saat praktikum masih banyak yang harus di

tingkatkan guna memaksimalkan kegiatan praktikum itu sendiri. Akan tetapi di

lapangan banyak LKS yang tidak sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar, banyak

procedur LKS yang membingungkan dan rancu tidak sesuai dengan tujuan

praktikum, alat dan bahan yang kuang lengkap atau tidak sesuai dengan standar

sekolah, pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang tidak menuntun tujuan untuk

Page 6: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 575

merekonstruksi konsep, banyak LKS praktikum yang tidak bermakna, banyak LKS

yang membuat frustasi Guru seperti dalam festile (2017). Mereka semakin frustrasi

dengan "terlalu banyak buku sains" yang "memiliki sudut pandang yang berbeda".

Kerja praktek merupakan aktivitas mengajar dan belajar yang melibatkan siswa

dalam observasi, manipulasi objek dan bahan-bahan nyata (Millar, 2004). Menurut

Novak (1998) konstruksi pengetahuan dimulai dengan observasi terhadap objek

atau peristiwa. Karakteristik objek/even sebagai fakta hasil obervasi biasanya

dinyatakan sebagai data kualitatif dan atau kuantitatif. Proses kontruksi pengetahuan

dimulai dengan mencoba mencari hubungan antara fakta yang ada dengan

pengetahuan yang sudah dimiliki. Hakekatnya ini adalah aktivitas nalar (minds-on),

berupa interaksi kognitif antara domain riil yang diwakili oleh data faktual dengan

domain pikiran (pengetahuan awal) sehingga memungkinkan penguatan atau

kontruksi pengetahuan baru (supriatno, 2018).

Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis konseptual, analisis praktikal,

analisis konstruksi pengetahuan, kesimpulan analisis berdasarkan instrument form

analisis kegiatan laboratorium. Dan pada penelitian kali ini akan dikaji lagi lebih

dalam mengenai relevansi LKS dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Aspek desain kegiatan praktikum yang dianalisis dalam penelitian ini lebih luas lagi,

diantaranya terdiri atas aspek tujuan praktikum, pertanyaan fokus, langkah

prosedural, objek/peristiwa utama, pencatatan/transformasi data hasil praktikum,

pertanyaan praktikum, dan knowledge claim yang terbentuk. Berkenaan dengan

masalah yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

mengenai analisis relevansi lembar kerja siswa terhadap Kompetensi Dasar pada

praktikum uji makanan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lembar kerja siswa yang biasa

digunakan di sekolah, maupun desain kegiatan praktikum yang dibuat oleh guru

biologi pada praktikum uji makanan berdasarkan analisis konseptual, procedural, dan

konstruksi pengetahuan. Penelitian ini mengikuti tahapan ANCOR ( Analisis, Coba,

Rekonstruksi) yang dikembangkan oleh Supriatno (2013). Populasi penelitian yang

digunakan di dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa SMA kelas XI yang

digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium. Sampel dalam

penelitian ini adalah lembar kerja siswa praktikum uji makanan kelas XI yang

digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Teknik sampling yang digunakan yaitu

purposive sampling untuk LKS dari SMA Negeri dan lima LKS saja yang di analisis.

Data dikumpulkan dengan menggunakan dua instrumen yang telah

dikembangkan oleh peneliti yang digunakan untuk menganalisis relevansi

komponen-komponen LKS dengan Kompetensi Dasar. Langkah pertama yang

dilakukan adalah mengumpulkan lembar kerja siswa kelas XI semester pada

praktikum uji makanan berdasarkan kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas Negeri

yang di gunakan.

Page 7: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

576 Harsawati, dkk

Langkah kedua, yaitu mengumpulkan beberapa LKS yang digunakan,. Dari

lembar kerja siswa yang didapatkan, dilakukan pemilihan LKS berdasarkan

konsepnya yaitu praktikum uji makanan dan LKS yang digunakan sebagai rujukan

kegiatan laboratorium di sekolah (purposive sampling). Hasil yang diperoleh, yaitu

lima LKS konsep pencernaan makanan. Lembar kerja siswa yang dianalisis berasal

dari LKS yang dibuat oleh penerbit.

Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba pada lembar kerja siswa yang

didapat sesuai prosedur tanpa ada perubahan. Kegiatan uji coba lembar kerja siswa

dilakukan di laboratorium fisiologi universitas pendidikan indonesia. Kemudian dari

hasil uji coba, peneliti memasukkan data ke dalam dua instrumen yang telah

dikembangkan dan dipaparkan sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh lembar kerja siswa yang tidak relevan

dengan tuntutan kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Analisis relevansi lembar

kerja siswa terhadap Kompetensi Dasar pada praktikum uji makanan akan

dijabarkan sebagai berikut.

Relevansi

Relevansi merupakan tingkat kesesuaian dan hubungan antara lembar kerja

siswa (komponen tujuan, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa,

record/transformation, pertanyaan praktikum, dan knowledge claims) dengan

tuntutan Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013. Relevansi tersebut diukur

berdasarkan kriteria yang tersedia dalam instrumen penelitian.

Lembar kerja siswa

Desain kegiatan praktikum merupakan prosedur yang menuntun siswa dalam

melaksanakan kegiatan praktikum. Lembar kerja siswa terdiri atas tujuan,

pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa, record/transformation,

pertanyaan praktikum, dan knowledge claims. Desain kegiatan yang dianalisis

merupakan lembar kerja siswa yang digunakan dan berasal dari LKS, buku paket

biologi SMA atau LKS yang terdapat pada buku paket yang dipakai di sekolah

mengenai kegiatan laboratorium uji makanan dan mengacu pada Kurikulum 2013.

Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kompetensi

Dasar SMA Kelas XI Semester 2 kurikulum 2013 yaitu 4.7 menyajikan laporan hasil

uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan

dengan kebutuhan energy setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan

keamanan pangan.

Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 8: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 577

a. Analisis kisi-kisi penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan sebagai panduan dalam menganalisis Lembar Kerja

Siswa. Tabel analisis kisi-kisi penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan

sebagai panduan dalam menganalisis lembar kerja siswa pada Tabel 1.

Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran

4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

4.7.1 Merancang eksperimen tentang uji zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan.

4.7.2 Mengkomunikasikan zat makanan dengan kebutuhan energi setiap individu, tekhnologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

4.7.1.2 Setelah siswa melakukan diskusi kelompok tentang zat-zat makanan yang terkandung dalam makanan, siswa mampu merencanakan eksperimen tentang uji zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan.

4.7.1.3 Setelah siswa melakukan studi literatur tentang ekperimen uji zat makanan, siswa mampu merancang eksperimen tentang uji zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan.

4.7.1.4 Setelah siswa menganalisis hasil data eksperimen, siswa dapat menghubungkan zat makanan dengan kebutuhan energi setiap individu, tekhnologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

4.1.1.5 Setelah siswa mendapatkan hasil analisis data pada pengamatan uji makanan dan diskusi kelompok, siswa dapat menyajikan hasil analisis data dan diskusi kelompok tersebut pada kelompok lain.

b. Analisis berdasarkan instrument form analisis kegiatan laboratorium

1) Analisis konseptual Tabel 2 Rekapitulasi Analisis Konseptual LKS

Kesesuaian dengan Kurikulum

Bagian ini Bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kegiatan Laboratorium dengan kurikulum yang berlaku

Parameter LKS 1 LKS 2 LKS 3 LKS 4 LKS 5

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Kesesuaian Konten dengan KD

√ 2 Kesesuaian Kompetensi dengan KD

3 Kesesuaian Judul dengan Kegiatan √

√ √

√ 4 Kesesuaian Tujuan dengan Langkah

Kerja √

√ √

5 Kesesuaian Kegiatan dengan tingkat kognitif siswa

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa praktikum pada umumnya

hanya menuntut menyajikan laporan uji bahan makanan tanpa mengaitkan dengan

kebutuhan energy dan teknologi pangan dan keamanan pangan, kesesuaian

kompetensi dengan KD tidak sesuai pengembangan KD yang ingin dicapai adalah

mengaitkan dengan kebituhan energy dan teknologi pangan juga keamanan pangan,

judul praktikum umumnya sudah sesuai dengan langkah kerja, tujuan praktikum

umumnya sudah sesuai dengan langkah kerja, Tingkat kognitif umumnya yang

dituntut pada lembar kerja siswa SMA masih berada pada tingkatan rendah, pada

jenjang SMA tingkat kognitif yang dituntut tidak sesuai dengan kompetensi dasar.

tingkat kognitif yang dituntut umumnya lebih dominan pada C1 mengingat, C2

memahami dan C3 menerapkan. Tingkat kognitif dominan yang dituntut pada lembar

Page 9: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

578 Harsawati, dkk

kerja siswa SMA yaitu pengetahuan prosedural kategori C3 menerapkan sedangkan

tuntutan pada KD masih C2 menyajikan

2) Analisis Praktikal Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Praktikal LKS

Analisis Praktikal

Kegiatan ini bertujuan untuk Menguji Keterlaksanaan Kegiatan secara Laboratorium dalam menghadirkan objek/fenomena. Deskripsikan sebagai kegiatan uji coba tanpa perubahan alat, bahan dan prosedur

Parameter

LKS 1 LKS 2 LKS 3 LKS 4 LKS 5

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Apakah alat-alatnya sesuai dengan standar/tersedia di sekolah

√ √ √ √ √

2 Apakah bahan praktikum dapat disediakan dengan mudah

√ √ √ √ √

3 Apakah Langkah-langkahnya terstruktur

√ √ √ √ √

4 Apakah setiap langkah dapat di eksekusi tanpa kesulitan

√ √ √ √ √

5 Apakah objek fenomenanya muncul

√ √ √ √ √

6 Apakah objek fenomenanya mudah diamati

√ √ √ √ √

7 Apakah ada perekaman data

√ √ √ √ √

8 Bagaimana bentuk perekaman objek/fenomena

√ √ √ √ √

9 Apakah objek fenomena relevan dengan judul/tujuan

√ √ √ √ √

10 Berapa lama waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Praktikum

11 Bagaimana bentuk perekaman objek/fenomena

√ √ √ √ √

12 Apakah objek fenomena relevan dengan judul/tujuan

√ √ √ √ √

Praktikum pada umumnya menggunakan alat-alat yang sesuai dengan

standar/tersedia sekolah, Bahan praktikum pada umumnya dapat disediakan dengan

mudah, Pada umumnya langkah-langkahnya langkah kerja yang kurang terstruktur

dan tidak mengarahkan untuk memperoleh data yang benar, Pada umunnya

prosedur yang terlalu banyak untuk makna dari ulangan tidak perlu bahan yang lain

diuji dengan reagen yang lain untuk melihat keajegan hasilnya, cukup 4 saja untuk

setiap pengujian. Jadi setiap langkah kesulitan dalam mengeksekusi. Pada

umumnya objek/fenomenanya dapat muncul, Pada umumnya objek/fenomena

mudah diamati, Pada umumnya terdapat perekaman data, Pada umumnya bentuk

perekaman objek/fenomena berupa tabel, Pada umumnya Objek/fenomena tidak

sesuai dengan judul dan tujuan, harus ada pembandingnya dan harus

Page 10: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 579

menggunakan bahan makanan, Pada umumnya tidak ada alokasi waktu yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum, Pada umumnya Tidak ada

safety consideration padahal ada hal-hal yang perlu diperhatikan khususnya dalam

penggunaan etanol pekat, pembakar spirtus, dan lugol. Pada umumnya prosedur

tidak mencapai tujuan karena tidak menghadirkan fakta sehingga tidak bisa

ditransformasi dan mengkonstruksi pengetahuan.

3) Analisis konstruksi pengetahuan berdasarkan instrumen Novak & Gowin

Tabel 4. Keberadaan Komponen Diagram Vee pada Lima LKS SMA Materi uji makanan

No

Kode LKS

Keberadaan Komponen Diagram Vee

Pertanyaan Fokus

Objek/ Peristiwa

Teori, Prinsip, dan konsep

Catatan/ Transformasi

Klaim Pengetahuan

1 LKS 1 V - V V -

2 LKS 2 V - V - -

3 LKS 3 V V V V V

4 LKS 4 V - V - -

5 LKS 5 V - V V -

Keterangan: (V) = ada (-) = tidak ada

Tabel 5. Skor Komponen Diagram Vee pada LKS SMA Materi Uji Makanan

No Kode LKS Pertanyaan Fokus

Objek/ peristiwa

Langkah procedural

Catatan/ Transformasi

Klaim pengetahuan

Total Skor

1 Lks 1 2 3 2 3 1 11 2 Lks 2 2 3 2 1 0 8 3 Lks 3 2 3 2 3 1 11 4 Lks 4 2 3 2 3 1 11 5 Lks 5 2 3 2 3 1 11

Total 10 15 10 13 4

Rerata 2 3 2 2.6 0.8

Data tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk presentase untuk mengetahui

frekuensi LKS pada setiap skor untuk setiap komponennya seperti pada tabel di

bawah ini Tabel 6. Presentasi skor Komponen Diagram Vee pada LKS SMA materi uji makanan

No Komponen Kisaran Skor Presentasi untuk Skor (%)

0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Pertanyaan focus Objek/Event Langkah Prosedural

0-2 0-3 0-2

100% 100% 100%

Catatan transformasi 0-3 80%

Klaim Pengetahuan 0-1 80%

Data didapatkan berdasarkan analisis uji coba laboratorium yang diperoleh dari

hasil analisis konseptual, analisis praktikal, dan analisis konstruksi pengetahuan

kemudian dari analisis tujuan, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa,

record/transformation, pertanyaan praktikum, dan knowledge claims. Lembar kerja

siswa dianalisis dengan menggunakan dua instrumen. Instrumen pertama analisis

berdasarkan instrument form analisis kegiatan laboratorium berupa tabel analisis

Page 11: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

580 Harsawati, dkk

konseptual, praktikal, dan konstruksi pengetahuan. Kemudian instrument kedua yaitu

analisis berdasarkan Novak & Gowin yaitu instrumen pertama berupa tabel analisis

yang berisikan kisi-kisi penjabaran KD, empat indikator hasil penjabaran dari KD, dan

kegiatan laboratorium yang dapat mungkin dilakukan dari indikator tersebut. Dalam

melakukan analisis berbagai komponen diperlukan indikator untuk melihat

kesesuaian berbagai komponen lembar kerja siswa dengan tuntutan KD. Sebelum

digunakan untuk menganalisis, keseluruhan instrumen dilakukan judgement oleh

dosen-dosen yang ahli dalam bidang pendidikan. Instrumen yang kedua berupa

tabel analisis kesesuaian tujuan praktikum pada lembar kerja siswa. Instrumen ini

digunakan untuk menilai ketergambaran tujuan pada langkah prosedural serta untuk

melihat kesesuaian tujuan dengan indikator hasil penjabaran dari KD. Instrumen

yang ketiga berupa tabel analisis pertanyaan fokus pada LKS yang mengacu kepada

KD. Tabel analisis dikembangkan dari Novak & Gowin (1985) dan digunakan untuk

mengidentifikasi kesesuaian pertanyaan fokus dengan objek/peristiwa utama yang

terbentuk pada kegiatan praktikum. Instrumen keempat berupa tabel analisis langkah

prosedural pada LKS. Instrumen ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan langkah

prosedural dan kesesuaian objek/peristiwa yang muncul ketika kegiatan praktikum

dilaksanakan serta dilihat relevansinya dengan tujuan praktikum dan indikator hasil

penjabaran dari KD. Instrumen kelima, yaitu tabel analisis objek/ peristiwa lembar

kerja siswa yang mengacu kepada KD. Tabel ini digunakan untuk melihat

kesesuaian objek/peristiwa dengan langkah prosedural dan pertanyaan fokus pada

LKS.

Pada instrumen berikutnya, terdapat tabel analisis pertanyaan praktikum pada

lembar kerja siswa praktikum uji makanan. Instrumen keenam ini digunakan untuk

melihat kesesuaian pertanyaan praktikum dengan data hasil praktikum dan tujuan

praktikum terhadap ketercapaian konsep yang harus dimiliki siswa yang mengacu

pada KD. Instrumen ketujuh, yaitu tabel analisis record/transformation dalam lembar

kerja siswa pada praktikum uji makanan. Tabel ini berkaitan dengan keberadaan

kegiatan pencatatan data hasil pengamatan, kegiatan transformasi dari catatan data

hasil pengamatan, dan konsistensi kegiatan pencatatan serta transformasi dengan

pertanyaan fokus. Pada instrumen kedelapan, tabel knowledge claims digunakan

untuk melihat kesesuaian knowledge claims yang terbentuk dengan keberadaan

arahan pertanyaan praktikum, kesesuaian knowledge claims dengan data hasil

pengamatan, peristiwa yang dicatat dan ditransformasi, serta kesesuaian dengan

pertanyaan fokus. Instrumen terakhir adalah bagan konsep yang disusun

berdasarkan KD dari konsep pencernaan makanan khususnya zat makanan. Bagan

konsep disusun untuk melihat keluasan materi yang terkandung dalam kegiatan

praktikum dan kesesuaian knowledge claims yang terbentuk dengan tujuan

praktikum.

Page 12: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 581

Kesimpulan Analisis berdasarkan instrument form analisis kegiatan

laboratorium

1. Analisis Konseptual yaitu “LKS Uji Makanan yang dianalisis belum memuat

konten dan melatih kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) yang sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013”

2. Analisis Praktikal yaitu “LKS Uji Makanan yang dianalisis mampu memunculkan

fenomena yang relevan dengan tujuan praktikum, tetapi belum relevan dengan

tuntutan kompetensi dasar”

3. Alasan Perlu Direvisi, adalah:

• Mendukung pencapaian kompetensi dasar dalam kurikulum.

• Membantu peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuannya kandungan

bahan makanan.

• Sangat menarik untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

• Memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Kesimpulan Analisis Konstruksi Pengetahuan berdasarkan instrument Novak &

Gowin

Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas dengan menggnakan instrument

Novak & Gowin berkaitan dengan mengkonstruksi pengetahuan diperoleh hasil

bahwa dari lima LKS yang di analisis hampir semua nilainya dibawah standar artinya

LKS-LKS tersebut kurang bagus untuk mengkostruksi pengetahuan siswa hanya

sekedar memferivikasi saja dan menjalankan langkah-langkah sesuai prosedur.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai berbagai komponen

lembar kerja siswa diperoleh hasil bahwa lembar kerja siswa pada praktikum uji

makanan yang dianalisis memiliki tujuan praktikum yang tidak relevan dengan hasil

penjabaran dari KD. Tujuan praktikum pada lembar kerja siswa hanya sekedar

mengetahui kandungan pada bahan makanan saja tanpa mengaitkan dengan

kebutuhan energy setiap individu dan keamanan pangan. Dilihat dari komponen

langkah prosedural, dari hasil analisis memiliki langkah prosedural yang dapat

dikerjakan, kemunculan objek/peristiwanya dapat teramati, tidak relevan dengan

tujuan praktikum, tidak sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar. Langkah

prosedural Procedur tidak mencapai tujuan dan tidak bisa menghadirkan fakta,

sehingga objek/peristiwa yang muncul tidak dapat membentuk knowledge claims

yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, I & Reiss, M. (2010). Effctive Practical Work In Primary Science: The Role

Of Empathy. The Role of Emphaty. Primary Science

Page 13: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

582 Harsawati, dkk

Abrahams and R. Millar. (2008) Does practical work really work? a study of the

effectiveness of practical work as a teaching and learning method in school

science. Journal of Science Education, 30(14):1945–1969.

Akuma, F. V. (2017). A professional development framework for supporting inquiry-

based practical work in resource constrained classrooms (Doctoral dissertation,

University of Pretoria).

Banu, S. (2011). The Role Of Practical Work in Teaching and Learning Physics at

Secondary Level in Bangladesh. A thesis submitted to the University of

Canterbury College of Education

Festile, (2017). The influence of Practical Work in the teaching and learning of acids,

bases and neutrals in Natural Sciences. Masters in Science Education in the

Science Learning Centre for Africa of the Faculty of Education at the University

of the Western Cape.

Helliar, A & Harrison, T (2011). A Wider Role for Technicians in Science Practical

Work with School Students?. Volume 4 nomor 4.

Holman, S (2017). Good practical science. www.gatsby.org.uk bisa di akses di

https://www.gatsby.org.uk/education/programmes/support-for-practical-science-

in-schools

Jokiranta, K. (2014). The Effectiveness of Practical Work in Science Education

Bachelor’s Thesis. University of Jyväskylä Department of Physics

Koirala, K (2019). Effectiveness of Practical Work on Students' Achievement in

Science at Secondary Level in Gorkha District Nepal. Journal of Advances in

Education Research, Vol. 4, No.4

Millar, R. (2004). The Role of practical work in the teaching and learning of science.

Paper prepared for the Meeting: High School Science Laboratories: Role and

Vision Departemen of Educational Studies University of York.

Millar, R. (2001). Teaching and learning science through practical work. Outline of

talk given at Nordlab-DK Seminar, University of York, , Copenhagen.

Millar, R dan Abrahams, I. (2009). Practical work: making it more effective. SSR 91

(334)

Novak, J.D. 1990. Concept maps and Vee diagrams: two metacognitive tools to

facilitate meaningful learning. Instructional Science 19(1), pp. 29-52

Novak, J.D., Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: CAMBRIDGE

UNIVERSITY PRESS

Philip, J. M. D., & Taber, K. S. (2015). Separating “Inquiry Questions” and

“Techniques” to Help Learners Move between the How and the Why of Biology

Practical Work. Journal of Biological Education, 50(2), 207–

226. doi:10.1080/00219266.2015.1058840

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Rustaman, A., & Wulan, A. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran

Biologi.

Page 14: Analisis Lembar Kerja Siswa Praktikum Biologi SMA Pada ...

BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 06, No. 04 (2020), Hal. 570 – 583

Harsawati, dkk 583

Siti, S (2013). Teachers’ purposes and practices in implementing practical work at the

lower secondary school level. Procedia - Social and Behavioral Sciences 116

( 2014 ) 1016 – 1020

Supriatno, B. (2007). Profil lembar kegiatan biologi siswa sekolah menengah. dalam

Proseding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Supriatno, B. (2009). Uji langkah kerja laboratorium biologi sekolah. dalam Proseding

Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Supriatno, B. (2013). Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan

Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan

Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Lembar kerja siswa. (Disertasi).

Sekolah pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia, Bandung.

Supriatno, B. (2018). Praktikum untuk Membangun Kompetensi. Proceeding Biology

Education Conference Volume 15, Nomor 1 Halaman 1-18.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sharpe, R., & Abrahams, I. (2019). Secondary school students’ attitudes to practical

work in biology, chemistry and physics in England. Research in Science &

Technological Education, 1–21. doi:10.1080/02635143.2019.1597696

Society of Biology. (2010)Practical Biology Position Statement. The Importance of

Practical Biology: from School to Higher Education.

Sriyati, S & Rahmayanti, E (2013) Pengembangan Asesmen Pembelajaran Sesuai

Tuntutan Kurikulum 2013 Pada Materi Fotosintesis di SMP. Seminar Nasional

XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.

UK Centre for Bioscience The Higher Education Academy. (2010) Student Short

Guide Making the Most of Practical WorkRoom 9.15 Worsley Building University

of Leeds, Leeds, LS2 9JT Tel / Fax: 0113 343 3001 / 5894 Email:

[email protected] www.bioscience.heacademy.ac.uk.

Zubaidah, S. (2019). Memberdayakan Keterampilan Abad Ke-21 melalui

Pembelajaran Berbasis Proyek1. In Seminar Nasional Nasional Pendidikan

Biologi.