Top Banner
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 38 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJAKEUANGAN DITINJAU DARI RASIO RENTABILITAS DANAKTIVITAS PADAPRIMER KOPERASI PRODUSENTAHU TEMPEINDONESIA (PRIMKOPTI) MURA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2010-2014 Dheo Rimbano 1 , Siti Masitoh 2 Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas Email : [email protected] ABSTRACT Financial performance is one of the factors seen by someone to assess whether a company or cooperative can be said to be healthy or not healthy, that is, from financial statements managed by the company itself. Because it is an effort to guarantee the survival of a company or cooperative. The better the financial performance of a cooperative, the better the cooperative will be. The purpose of this study is to analyze financial statements to assess financial performance in terms of profitability and activity ratios on Primkopti Mura Lubuklinggau. From the results of the study obtained that: profitability ratio when referring to industry standards Primkopti Cooperative is still relatively unhealthy this is due to the large costs associated with sales and taxes that are high in that period and the lack of supervision from superiors in the preparation of financial statements. Likewise with the activity ratio when viewed from the calculation of the indicators and refers to the prevailing industry standards, there are Primkopi Mura Cooperatives that are healthy and some that are less healthy in every aspect of it. This is influenced by employee performance factors, as well as collection of accounts receivable from customers which are often eliminated by the Cooperative. Therefore the profit earned by the Cooperative is not as expected. Keywords: Financial Performance, Profitability Ratio with indicators in it and Activity ratios with indicators in it. Keywords : Financial Performance, Profitability Ratio with indicators inside and Activity ratio with indicators inside ABSTRAK Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh seseorang untuk menilai apakah sebuah perusahaan atau koperasi itu dapat dikatakan sehat atau tidak sehatnya yaitu dari Laporan keuangan yang dikelola oleh perusahaan itu sendiri. Karena hal itu adalah usaha untuk menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan atau koperasi. Semakin bagus kinerja keuangan suatu koperasi, maka semakin bagus juga koperasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuanganditinjau dari rasio Rentabilitas dan Aktivitas pada Primkopti Mura Lubuklinggau. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa : rasio rentabilitas apabila mengacu pada standar industri maka Koperasi Primkopti ini masih tergolong kurang sehat hal ini dikarenakan besarnya biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan dan pajak yang tinggi pada periode tersebut dan kurangnya pengawasan dari atasan dalam penyusunan laporan keuangan. Begitu pula dengan rasio aktivitas apabila dilihat dari perhitungan indikatornya serta mengacu pada standar industri yang berlaku maka Koperasi Primkopi Mura ini ada yang sehat dan ada yang kurang sehat disetiap aspek didalam nya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kinerja karyawan, serta penagihan piutang terhadap nasabah yang sering dihapuskan oleh pihak Koperasi. Oleh karena itu laba yang didapat oleh Koperasi tidak sesuai yang diharapkan. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Rentabilitas dengan indikator didalamnya dan rasio Aktivitas dengan indikator didalamnya.
18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

May 10, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 38

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJAKEUANGAN DITINJAU DARI RASIO RENTABILITAS

DANAKTIVITAS PADAPRIMER KOPERASI PRODUSENTAHU

TEMPEINDONESIA (PRIMKOPTI) MURA KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN 2010-2014

Dheo Rimbano1, Siti Masitoh2

Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas

Email : [email protected]

ABSTRACT

Financial performance is one of the factors seen by someone to assess whether a company or

cooperative can be said to be healthy or not healthy, that is, from financial statements managed by the

company itself. Because it is an effort to guarantee the survival of a company or cooperative. The

better the financial performance of a cooperative, the better the cooperative will be. The purpose of

this study is to analyze financial statements to assess financial performance in terms of profitability and activity ratios on Primkopti Mura Lubuklinggau. From the results of the study obtained that:

profitability ratio when referring to industry standards Primkopti Cooperative is still relatively

unhealthy this is due to the large costs associated with sales and taxes that are high in that period and

the lack of supervision from superiors in the preparation of financial statements. Likewise with the

activity ratio when viewed from the calculation of the indicators and refers to the prevailing industry

standards, there are Primkopi Mura Cooperatives that are healthy and some that are less healthy in

every aspect of it. This is influenced by employee performance factors, as well as collection of

accounts receivable from customers which are often eliminated by the Cooperative. Therefore the

profit earned by the Cooperative is not as expected. Keywords: Financial Performance, Profitability

Ratio with indicators in it and Activity ratios with indicators in it.

Keywords : Financial Performance, Profitability Ratio with indicators inside and Activity ratio with

indicators inside

ABSTRAK

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh seseorang untuk

menilai apakah sebuah perusahaan atau koperasi itu dapat dikatakan sehat atau tidak sehatnya yaitu

dari Laporan keuangan yang dikelola oleh perusahaan itu sendiri. Karena hal itu adalah usaha untuk

menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan atau koperasi. Semakin bagus kinerja keuangan

suatu koperasi, maka semakin bagus juga koperasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah

menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuanganditinjau dari rasio Rentabilitas dan Aktivitas pada Primkopti Mura Lubuklinggau. Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa : rasio

rentabilitas apabila mengacu pada standar industri maka Koperasi Primkopti ini masih tergolong

kurang sehat hal ini dikarenakan besarnya biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan dan pajak

yang tinggi pada periode tersebut dan kurangnya pengawasan dari atasan dalam penyusunan laporan

keuangan. Begitu pula dengan rasio aktivitas apabila dilihat dari perhitungan indikatornya serta

mengacu pada standar industri yang berlaku maka Koperasi Primkopi Mura ini ada yang sehat dan ada

yang kurang sehat disetiap aspek didalam nya. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kinerja karyawan,

serta penagihan piutang terhadap nasabah yang sering dihapuskan oleh pihak Koperasi. Oleh karena

itu laba yang didapat oleh Koperasi tidak sesuai yang diharapkan.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Rentabilitas dengan indikator didalamnya dan rasio Aktivitas

dengan indikator didalamnya.

Page 2: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 39

I. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai salah satu negara

sedang berkembang dituntut untuk

senantiasa meningkatkan pertumbuhan

ekonomi masyarakatnya melalui

pembinaan pilar ekonomi yang dianggap

mampu menopang dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan

merata. Perkembangan yang dilaksanakan

oleh masyarakat merupakan wujud dari

usaha untuk mencapai tujuan nasional.

Tujuan nasional bangsa tercermin dalam

undang-undang dasar tahun 1945

disebutkan bahwa usaha yang sesuai

dengan pasal tersebut adalah koperasi.

Koperasi sebagai suatu sistem yang turut

serta mewarnai kehidupan perekonomian

di Indonesia telah memiliki legalitas

tersendiri yang tertuang dalam undang-

undang koperasi tahun 2012Selain

Koperasi dan Swasta.

Analisa laba rugi merupakan media untuk

mengetahui keberhasilan opersional

koperasi dalam menghasilkan

laba,keadaan usaha nasabah,memperoleh

laba, dan efektifitas operasionalnya.

Laporan laba rugi merupakan suatu

laporan yang menunjukkan pendapatan

dari penjualan,berbagai biaya dan laba

yang diperoleh perusahaan selama periode

tertentu. Menurut Torigan dan Tuasikal

menyatakan bahwa rasio keuangan

berguna untuk memprediksi kesulitan

keuanganperusahaan,hasil operasi,kondisi

keuangan perusahan saat ini dan pada

masa yang akan datang, serta sebagai

pedoman bagi investor mengenai kinerja

masa lalu dan masa mendatang.

Koperasi adalah badan hukum yang

didirikan oleh orang perseorangan atau

badan hukum Koperasi, dengan

pemisahan kekayaan para anggotanya

sebagai modal untuk menjalankan usaha,

yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan

bersama di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya sesuai dengan nilai dan prinsip

Koperasi. PRIMKOPTI (Primer Koperasi

Produsen Tahu TempeIndonesia)

merupakan salah satu wadah atau

organisasi sosial ekonomi yang

beranggotakan pengrajin pengolah bahan

makanan kedele dan merupakan usaha

bersama atas asas kekeluargaan yang

bertujuan bagi kesejahteraan anggota serta

kepentingan masyarakat dan kepentingan

Negara. Dilihat dari sudut pandang

fungsinya PRIMKOPTI adalah sebagai

wadah pemersatu pengrajin dan

memenuhi kepentingan anggotanya, serta

sebagai pusat pengolahan bahan makanan

kedele.(Panduan Primkopti, h. 7)

Dalam operasionalnya selain menjual

kacang kedelai koperasi PRIMKOPTI

juga menjual produk lainnya seperti

tepung tahu dan ragi tempe. Sehingga

laporan keuangan yang dibuat harussesuai

dengan standar yang berlaku.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media

informasi yang merangkumsemua

aktifitas perusahaan. Informasi tersebut

sangat berguna bagi para pemakai laporan

keuangan untuk pengambilan keputusan

tentang perusahaan yang

dilaporkan.(Hartati, 2014 : 9)

Pada dasarnya laporan keuangan adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau

aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan. Laporan keuangan

menurut akuntansi disebut juga sebagai

Page 3: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 40

laporan keuangan komersial. Laporan

komersial ini merupakan suatu alat

pengukur yang dapat menunjukan

aktivitas dan kinerja koperasi. Sebuah

usaha tidak dapat dikatakan berhasil oleh

para anggota apabila tidak ada tolak ukur

yang dapat dijadikan sebagai pedoman

untuk kedepannya. (Hartati, 2014: 9)

1. Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan sendiri dimulai

dengan laporan keuangan dasar yaitu

neraca, perhitungan laba rugi, dan laporan

arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan

menjadi lebih jelas jika dihubungkan

antara lain dengan menggunakan pola

historis perusahaan tersebut, yang dilhat

perhitungan pada sejumlah tahun guna

menentukan apakah usaha yang kita

jalankan membaik atau memburuk, atau

dengan melakukan perbandingan dengan

usaha-usaha lainnya. (Fahmi: 2012. 45)

2. Hubungan Rasio Keuangan Dan

Kinerja Keuangan

Menurut Sri Hartati(2014, h.14) analisis

laporan keuangan merupakan instrumen

analisis prestasi perusahaan yang

menjelaskan berbagai hubungan dan

indikator keuangan, yang ditunjukkan

untuk menunjukkan perubahan dalam

kondisi keuangan atau prestasi operasi

dimasa lalu dan membantu

menggambarkan trend pola perubahan

tersebut, untuk kemudian menunjukkan

resiko dan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan.Rasio

keuangan dan kinerja perusahaan

mempunyai hubungan yang erat. Rasio

keuangan ada banyak jumlahnya dan

setiap rasio itu mempunyai kegunaannya

masing-masing. Bagi investor ia akan

melihat rasio dengan penggunaan yang

paling sesuai dengan analisis yang

dilakukan. Jika rasio tersebut tidak

mempresentasikan tujuan dari analisis

yang akan dilakukan maka rasio tersebut

tidak akan digunakan, karena dalam

konsep keuangan dikenal dengan

namanya fleksibelitas, artinya rumus atau

berbagai bentuk formula yang

dipergunakan haruslah disesuaikan

dengan kasus yang diteliti. Membayar

utang-utang jangka pendeknya yang jatuh

tempo, atau rasio untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membiayai

dan memenuhi kewajiban pada saat

tertagih.

3. Rasio Rentabilitas / Rasio

Profitabilitas

(Harahap: 2010) yaitu menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan, dan

sumber yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang, dan sebagainya.

Beberapa indikator rasio rentabilitas atau

profitabilitas menurut Kasmir (2012,

h.199) adalah sebagai berikut :

Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan

beberapa besar persentasi pendapatan

bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan atau merupakan salah satu

rasio yang digunakan untuk mengukur

margin laba atas penjualan.

Page 4: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 41

Rumus untuk mencari Net Profit Margin dapat digunakan sebagai berikut:

1. Return On Assets (ROA) atau Return On Investment (ROI)

Pendapatan bersih yaitu ukuran

keuntungan dengan membandingkan

antara laba setelah pajak dibandingkan

dengan penjualan (Kasmir: 200).

Sedangkan penjualan adalah penerimaan

yang diperoleh dari hasil penjualan

produk seperti pengiriman barang atau

pemberian jasa yang diberikan (Irham

2012: 68).

Return On Assets (ROA)

Rasio yang menunjukkan hasil atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan, rasio ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan yang

akan menutup investasi yang dikeluarkan.

Menurut Kasmir (2012 : 202) rumus

untuk mencari ROA dapat digunakan

sebagai berikut :

Laba usaha adalah laba yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut,

(Kasmir 2012, h. 204), sedangkan assets

atau aktiva menunjukkan produktivitas

dari seluruh dana perusahaan, baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

Rentabilitas Modal Sendiri

Menurut Reno Febriansyah yang dikutip

oleh Nur Said (dalam jurnal ekonomi

2009, h. 4) menyatakan bahwa rasio ini

untuk menunjukkan kemampuan modal

sendiri dalam laba setelah dikurangi pajak

dan bunga.

Rumus yang digunakan dalam Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu :

Pendapatan Bersih (SHU)

Net Profit Margin (NPM) = x 100%

Penjualan

Laba Usaha / SHU

Return On Assets (ROA) = x 100%

Assets

SHU (Sisa Hasil Usaha)

Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%

Modal Sendiri

Page 5: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 42

SHU ( sisa hasil usaha ) dalam koperasi

adalah sebagai selisih dari seluruh

pemasukan atau penerimaan total, atau

bisa disebut juga pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun,

sedangkan modal sendiri sumber modal

koperasi yang dapat diperoleh dari

simpanan pokok, simpanan wajib, serta

dana cadangan.

4. Rasio Aktivitas

Pengertian rasio aktivitas menurut kasmir

(2012, h. 172) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan dalam menggunakan aktiva

yang dimilikinya.

Adapun tujuan rasio aktivitas

menurut kasmir yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengukur berapa lama

pengihan piutang selama satu periode

atau berapa kali dana yang ditanam

dalam piutang ini berputar dalam

satu periode.

b. Untuk menghitung dari rata-rata

penagihan piutng, dimana hasil

perhitungan ini menunjukan jumlah

hari (berapa hari) piutng tersebut

rata-rata tidak dapat ditagih.

c. Untuk menghitung barapa hari rata-

rata persedian tersimpan dalam

gudang

d. Untuk mengukur berapa kali dana

yang ditanamkan dalam modal kerja

berputar satu periode atau berapa

penjualan yang dapat dicapai oleh

setiap modal kerja yang digunakan.

Adapaun jenis-jenis rasio aktivitas

sebagai berikut :

Perputaran Piutang (Receivable Turn

Over)

Rasio ini menunjukkan berapa cepat

penagihan piutang, semakin besar

semakin baik karena penagihan piutang

dilakukan dengan cepat.

Rumus yang digunakan dalam

perhitungan ini yaitu sebagai berikut

Penjualan Bersih

Receivable turn Over = x Kali

Piutang

Page 6: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 43

penjualan adalah penerimaan yang

diperoleh dari hasil penjualan produk

seperti pengiriman barang atau pemberian

jasa yang diberikan (Irham 2012 :68),

sedangkan piutang adalah harta

perusahaan atau koperasi yang timbul

karena adanya transaksi penjualan secara

kredit atas barang dan jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Perputaran Persediaan ( Inventory Turn

Over )

Rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang ditanam dalam

persediaan ini dalam satu periode,

semakin kecil rasio ini semakin tidak baik

juga demikian sebaliknya.

Rumus untuk menghitung rasio ini adalah

sebagai berikut :

a. Menurut James C Van Horne :

b. Menurut J Fred Weston :

Fixed Assets Turn Over

Merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana

yang ditanamkan dalam aktiva

tetap berputar dalam satu periode,

atau dengan kata lain untuk

mengukur apakah perusahaan

sudah menggunakan kapasitas

aktiva tetap sepenuhnya atau

belum (Kasmir 2012, h. 184).

Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Penjualan

Fixed Assets Turn Over =

Aktiva tetap

Harga Pokok Barang yang dijual

Inventory Turn Over =

Persediaan

Penjualan

Inventory Turn Over =

Persediaan

Page 7: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 44

Total Assets Turn Over

Rasio ini menunjukkan perputaran

total aktiva diukur dari volume

penjualan dengan kata lain

seberapa jauh kemampuan semua

aktiva menciptakan

penjualan.Rumus yang digunakan

dalam rasio ini:

penjualan

Total Assets Turn Over = Total Aktiva

Periode Penagihan Piutang

Rasio ini menunjukan berapa lama perusahaan melakuka’on penagihan piutang

Rumus yang digunakan dalam perhitungan rasio ini adalah:

Piutang (rata-rata)

Periode Penagihan Piutang =

Penjualan perhari

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Analisis Data

1. Rasio Rentabilitas

NPM (Net Provit Margin) = Sisa Hasil Usaha x 100%

Penjualan/ Pendapatan

Standar Industri NPM (Net Provit Margin)

Nilai Kredit Predikat

≥15% Sehat

10% s/d <15% Cukup Sehat

5% s/d <10% Kurang sehat

1% s/d <5% Tidak Sehat

<1% Sangat Tidak Sehat

Page 8: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 45

ROA (Return On Aseets) = Sisa Hasil Usaha x 100 %

Assets

Standar Industri ROA (Return On Aseets)

Nilai Kredit Predikat

≥10% Sehat

7% s/d <10% Cukup sehat

3% s/d <7% Kurang Sehat

1% s/d <3% Tidak Sehat

<1% Sangat Tidak Sehat

Rentabilitas Modal Sendiri = Sisa Hasil Usaha x 100%

Modal sendiri

Standar Industri Rentabilitas Modal Sendiri

Nilai Kredit Predikat

≥21% Sehat

15% s/d <21% Cukup Sehat

9% s/d <15% Kurang Sehat

3% s/d <9% Tidak Sehat

<3% Sangat Tidak Sehat

2. Rasio Aktivitas

Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) = Penjualan xKali

Piutang

Standar Industri Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Nilai Kredit Predikat

≥12 kali Sehat

10 kali s/d <12 kali Cukup sehat

8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat

6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat

<6 kali Sangat Tidak Sehat

Page 9: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 46

Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Harga Pokok Penjualan xKali

Persediaan

Standar Industri Perputaran Persediaan (Inventory Trun Over)

Nilai Kredit Predikat

≥20 kali Sehat

15 kali s/d <18 kali Cukup sehat

8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat

6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat

<5 kali Sangat Tidak Sehat

Fixed Aseets Turn Over = Penjualan x Kali

Aktiva Tetap

Standar Industri Fixed Aseets Turn Over

Nilai Kredit Predikat

≥5kali Sehat

2kali s/d <4 kali Tidak Sehat

<1 kali Sangat Tidak Sehat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 3

Rekapitulasi laporan Keuangan Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe

Indonesia (PRIMKOPTI) Mura Kota Lubuklinggau

NO

Uraian

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Pendapatan Rp 1.973.104.025 Rp 3.830.144.800 Rp 2.883.159.650 Rp 4.363.966.700 Rp 4.388.829.765

2 HPP Rp 1.916.747.100 Rp 3.728.206.600 Rp2.784.046.730 Rp 4.269.917.050 Rp4.292.955.130

3 Laba Bersih Rp 15.197.325 Rp 26.760.700 Rp 25.639.758 Rp8.407.976 Rp 16.176.510

4 Kas Rp 89.011.915 Rp 243.827.820 Rp 167.919.308 Rp 94.887.031 Rp133.658.524

5 Piutang Usaha Rp 283.229.422 Rp 184.960.450 Rp 259.810.825 Rp 405.407.750 Rp453.525.450

Page 10: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 47

6 Persediaan Rp 84.133.500 Rp 99.775.600 Rp 185.567.120 Rp 198.210.720 Rp 60.281.640

7 Aktiva Lancar Rp 352.235.737 Rp 528.863.870 Rp 613.589.377 Rp 698.805.501 Rp648.215.614

8 Kewajiban

Lancar Rp 263.474.441 Rp 589.061.920 Rp 608.678.369 Rp 725.645.525 Rp 665.244.654

9 Jumlah Modal Rp 211.284.377 Rp 89.033.200 Rp 89.142.258 Rp 22.791.226 Rp 32.352.660

Sumber : Diolah dari data Laporan Keuangan PRIMKOPTI 2010-2014

Dilihat dari rekapitulasi laporan

keuangan lima tahun terakhir (tahun

2010 sampai dengan 2014), diketahui

pendapatan pada tahun 2011

mengalami peningkatan dari tahun

2010, kemudian mengalami penurunan

tahun 2012. Terjadi kenaikan secara

material pada tahun 2013 sampai

dengan 2014, begitupun untuk harga

pokok penjualan.Laba bersih

mengalami kenaikan pada tahun 2011

dan mengalami penurunan pada tahun

2012 dan 2013 untuk tahun 2014

mengalami kenaikan, kas pada tahun

2011mengalami kenaikan dari tahun

2010, kemudian mengalami penurunan

pada tahun 2012 ke 2013, kemudian

mengalami kenaikan ditahun 2014.

dan piutang usaha di tahun 2010ke

tahun 2011mengalami penurunan,

kemudian mengalami kenaikan secara

signifikan dari tahun 2012 sampai

dengan 2014, persediaan mengalami

kenaikan secara material dari tahun

2010 sampai tahun 2013dan

mengalami penurunan pada tahun

2014, begitu juga dengan aktiva lancar

dan kewajiban,modal untuk tahun

2010 mengalami kenaikan, kemudian

tahun 2011 mengalami penurunan dan

tahun 2012 mengalami kenaikan

kembali. Pada tahun tahun 2013

mengalami penurunan dan mengalami

kenaikan kembali pada tahun 2014.

Analisis Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas suatu koperaasi atau

perusahaan dapat dihitung dengan

membandingkan elemen dari lapora

laba rugi dan neraca. Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan atau

laba. Adapun rasio yang dihitung

disini adalah Sisa Hasil Usaha (SHU)

atau yang disebut dengan laba bersih

dengan pendapatan, aktiva lancar, dan

modal kenaikan dari tahun 2010-2011,

sedangkan mengalami penurunan pada

tahun 2012 dan naik kembali pada

tahun 2013-2014.

Page 11: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 49

4.2 Pembahasan

Koperasi adalah badan usaha yang

mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi

para anggotanya atas dasar prinsip-

prinsip koperasi dan kaidah usaha

ekonomi untuk meningkatkan taraf

hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.( Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2007:27.1).

Dengan pengertian tersebut dalam

koperasi ada unsur ekonomi dan unsur

sosial. Memiliki unsur ekonomi

karena koperasi harus menghasilkan

produk untuk dijual pada masyarakat

sebagai penghasilan koperasi dan

biaya untuk memperoleh dan menjual

produk tersebut harus dikelola secara

efisien. Memiliki unsur sosial karena

sebagai kumpulan orang koperasi

bertujuan meningkatkan kesejahteraan

anggotanya. Salah satu tugas penting

manajemen keuangan, pihak investor,

kreditor serta pihak yang

berkepentingan dalam suatu

perusahaan setelah akhir tahun adalah

menganalisis laporan keuangan.

Analisis ini didasarkan dari laporan

keuangan yan telah disusun. Maksud

dan tujuan menganalisis laporan

kuangan koperasi, diharapkan

manajemen koperasi akan dapat

mengetahui koperasi dalam keadaan

baik dan lancar sesuai yang telah

direncanakan dan dirancang dalam

mencapai tujuan untuk mendapatkan

keuntungan. (Eva Diana Sari : 38)

Didalam menganalisis kinerja

keuangan suatu perusahaan, peneliti

hanya menggunakan rasio rentabilitas,

dan rasio aktivitas guna untuk

mengetahui kinerja keuangan dan

masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan, dimana pengukurannya

dihubungkan dengan laporan neraca

dan laba rugi sebagai data input untuk

dianalisis dengan rasio

keuangan.Sebagai alat untuk

mengukur tingkat kesehatan keuangan

pada koperasi Prim Kopti Mura

Lubuklinggau, dalam pembahsan ini

menggunakan kriteria dan standar

pengukuran kinerja keuangan pada

penilaian berdasarkan standar industri.

Pembahasan dari hasil perhitungan

rasio Rentabilitas (net profit margin,

return on assets, rentabilitas modal

sendiri) dapat dilihat dari tabel dibwah

ini :

Tabel 10

Rasio Rentabilitas, indikatornya NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On

Assets), dan Rentabilitas Modal Sendiri.

Rasio Rentabilitas

Tahun NPM (Net Profit

Margin)

ROA (Return On

Assets)

Rentabilitas

Modal Sendiri

2010 7,70% 4,315% 7,192%

Page 12: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 49

2011 7% 5,060% 30,057%

2012 9% 4,178% 28,762%

2013 2% 1,203% 36,891%

2014 4,8% 2,495% 50,000%

Sumber : Diolah dari Data Rekapitulasi Laporan Keuangan PRIMKOPTI

Grafik 1

Rasio Rentabilitas, indikatornya NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On

Assets), dan Rentabilitas Modal Sendiri.

Dari perhitungan rasio Rentabilitas

diatas maka dapat dideteksi bahwa

perhitungan pada NPM pada tahun

2010 sebesar 7,70%, mengalami

penurunan ditahun 2011 sehingga

menjadi 7%, Ditahun 2012

perhitungan pada rasio ini mengalami

kenaikan sehingga menjadi 9%.

Penurunan kembali terjadi pada tahun

2013 sebesar 2% kemudian

mengalami peningkatan kembali pada

tahun 2014 sebesar 4,8%. Adapun

standar industri pada perhitungan rasio

ini berdasarkan Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM Republik

Indonesia Nomor

06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1

Mei 2006 adalah :

Standar Industri NPM (Net Provit Margin)

Nilai Kredit Predikat

≥15% Sehat

10% s/d <15% Cukup Sehat

5% s/d <10% Kurang sehat

1% s/d <5% Tidak Sehat

0.00%5.00%

10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%50.00%

2010 2011 2012 2013 2014

7.70% 7% 9% 2% 4.80%

4.32% 5.06% 4.18%1.20% 2.50%7.19%

30.06%28.76%

36.89%

50.00%

NPM (NetProfitMargin)

Page 13: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 50

Sehingga dapat diidentifikasikan

bahwa dari perhitungan rasio NPM

koperasi PRIMKOPTI dapat dikatakan

kurang sehat dikarenakan belum

mencapai standar industri. ROA dalam

perhitungan rasio Rentabilitas ditahun

2010 sebesar 4,315% (Kurang Sehat).

Mengalami peningkatan ditahun 2011

menjadi sebesar 5,060% (Kurang

Sehat). Peningkatan ditahun 2011

tidak diiringi oleh tahun 2012 yang

mana terjadi penurunan sehingga

perhitungan pada rasio ini menjadi

sebesar 4,178% (Kurang Sehat).

Terjadi penurunan kembali

perhitungan rasio ini menjadi sebesar

1,203% (Tidak Sehat) ditahun 2013.

Kemudian pada tahun 2014

mengalami kenaikan sebesar 2,495%

(Tidak Sehat). Adapun standar industri

pada perhitungan rasio ROA ini

menurut Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan UKM Republik

Indonesia Nomor

06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah

sebesar 10% adalah :

Standar Industri ROA (Return On Aseets)

Nilai Kredit Predikat

≥10% Sehat

7% s/d <10% Cukup sehat

3% s/d <7% Kurang Sehat

1% s/d <3% Tidak Sehat

<1% Sangat Tidak Sehat

Sehingga pada perhitungan ROA bahwa

setiap tahunnya PRIMKOPTI dikatakan

belum sehat dikarenakan belum mencapai

standar industri.Perhitungan Rentabilitas

Modal Sendiri ditahun 2010 sebesar

7,192% mengalami peningkatan ditahun

2011 sebesar 30,057. Perhitungan pada

rasio ini mengalami penurunan ditahun

2012 menjadi sebesar 28,762%.

Penurunan ditahun 2012 tidak terjadi lagi

ditahun 2013, yang mana pada tahun 2013

mengalami peningkatan sebesar 36,891%.

Dan ditahun 2014 perhitungan ini

mengalami kenaikan lagi menjadi sebesar

50,000%. Dari perhitungan rasio modal

sendiri, adanya standar industri yang

dapat menilai perhitungan rasio ini

menurut Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah :

Standar Industri Rentabilitas Modal

Sendiri

Page 14: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 59

Nilai Kredit Predikat

≥21% Sehat

15% s/d <21% Cukup Sehat

9% s/d <15% Kurang Sehat

3% s/d <9% Tidak Sehat

<3% Sangat Tidak Sehat

Maka pada perhitungan rentabilitas

modal sendiri PRIMKOPTI pada

tahun 2010 dapat dikatakan tidak sehat

karena belum mencapai standar

industri.

Tabel 11.

Rasio Aktivitas dengan Indikatornya Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, dan Fixed Assets Turn Over.

Rasio Aktivitas

Tahun Perputaran

Piutang

Perputaran

Persediaan

Fixed Assets Turn

Over

2010 7 Kali 22 Kali 5 Kali

2011 20 Kali 37 Kali 7 Kali

2012 11 Kali 15 Kali 4 Kali

2013 10,5 Kali 21 Kali 6 Kali

2014 9,5 Kali 71 Kali 6 Kali

Sumber : Diolah dari Data Rekapitulasi Laporan Keuangan PRIMKOPTI

Grafik 2

Rasio Aktivitas dengan Indikatornya Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, dan Fixed Assets Turn Over

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2010 2011 2012 2013 2014

7

20

11 10.5 9.5

22

37

1521

71

5 7 4 6 6

Perputaran Piutang

Perputaran Persediaan

Fixed Assets Turn Over

Page 15: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 52

Dari perhitungan Rasio aktivitas, maka

pada tahun 2010 perputaran piutang

sebesar 7 kali, yang mana mengalami

peningkatan ditahun 2011 menjadi

sebesar 20 kali. Peningkatan ini tidak

diiringi ditahun 2012 yang mana pada

tahun ini mengalami penurunan sebesar

10,7 kali dan diiringi penurunan kembali

pada tahun 2013 sebesar 10,5 kali sampai

pada tahun 2014 sebesar 9,5 kali. Adapun

standar industri pada perhitungan ini

menurut Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan UKM Republik Indonesia

Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 adalah:

Standar Industri Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Nilai Kredit Predikat

≥12 kali Sehat

10 kali s/d <12 kali Cukup sehat

8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat

6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat

Maka pada perhitungan perputaran

piutang PRIMKOPTI pada tahun 2010

dapat dikatakan tidak sehat karena belum

mencapai standar industri.Pada

perhitungan perputaran persediaan

ditahun 2010 yaitu 22 kali, mengalami

peningkatan yaitu pada

tahun 2011 sebesar 37 kali, kemudian di

tahun 2012 perhitungan rasio ini

mengalami penurunan sebanyak 15 kali.

Dan ditahun 2013 perhitungan ini kembali

meningkat sebesar 21 kali, kondisi

membaik dikarenakan mengalami

peningkatan kembali di tahun 2014

sebesar 71 kali. Adapun standar industri

di atas menurut Kasmir (2011, h. 104)

adalah:

Standar Industri Perputaran Persediaan (Inventory Trun Over)

Nilai Kredit Predikat

≥20 kali Sehat

15 kali s/d <18 kali Cukup sehat

8 kali s/d <10 kali Kurang Sehat

6 kali s/d <8 kali Tidak Sehat

<5 kali Sangat Tidak Sehat

Dan dapat diidentifikasikan bahwa pada

tahun 2012 dikatakan tidak sehat karena

belum mencapai standar

industri.Perhitungan fixed Aseets trun

Over, menyatakan bahwa pada tahun

2010 sebesar 5 kali mengalami kenaikan

ditahun 2011 menjadi 7 kali. Pada tahun

2012 mengalami penurunan sehingga

Page 16: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 88

menjadi 4 kali, penurunan ditahun 2012

tidak terjadi lagi ditahun 2013

dikerenakan ditahun 2013 mengalami

peningkatan sebesar 6 kali dan diikuti

pada tahun 2014 sama kondisi nya yaitu

sebesar 6 kali. Adapun standar industri

pada rasio ini menurut Kasmir (2011, h.

104) adalah:

Standar Industri Fixed Aseets Turn Over

Nilai Kredit Predikat

≥5kali Sehat

2kali s/d <4 kali Tidak Sehat

<1 kali Sangat Tidak Sehat

Maka dapat diidentifikasikan bahwa

PRIMKOPTI pada tahun 2012

dikatakan tidak sehat karena belum

mencapai standar industri.

V. KESIMPULAN

1. Rasio Rentabilitas pada Kopti Mura

Lubuklinggau dilihat dari NPM (Net

Profit Margin), ROA (Return On

assets), dan Rentabilitas Modal

Sendiri selama lima tahun (2010-

2014) mengalami naik turun dan

cenderung kurang sehat berdasarkan

Peraturan Menteri dan UKM

N.06/PER/M.KUKM/V/2006 tanggal

1 Mei 2006 tentang pedoman

penilaian Koperasi. Hal ini

dikarenakan besarnya biaya-biaya

yang berkaitan dengan penjualan dan

pajak yang tinggi pada periode

tersebut. Sehingga kinerja keuangan

pada koperasi ini dikatakan belum

efektif.

2. Kinerja keuangan Prim Kopti

Mura Lubuklinggau ditinjau dari

Rasio Aktivitas berdasarkan

perhitungan Perputaran Piutang,

Perputaran Persediaan, dan Fixed

Assets Turn Over selama lima tahun

(2010-2014) mengalami naik dan

turun dan cenderung ada yang sehat

menurut standar rasio dan ada yang

tidak sehat. Semua itu dikarenakan

ketidak disiplinan karyawan dan

kurang teliti dalam menyetok dan

memasok barang. Seperti kurangnya

pengetahuan dalam mengetahui berapa

lama piutang mampu ditagih dalam

satu periode. Kurang mengetahui rata-

rata persediaan tersimpan didalam

gudang serta kurangnya pengawasan

atasan terhadap bawahan dalam

bekerja Sehingga koperasi ini masih

tergolong dalam kategori kurang

sehat. Semakin tinggi atau rendahnya

perputaran akan mempengaruhi

kinerja keuangan didalam sebuah

Koperasi

Saran

1. Mengadakan penyuluhan dan

bimbingan secara teknis kepada

pengurus koperasi mengenai kinerja

yang baik agar dapat memperoleh

Page 17: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 54

keuntungan yang sesuai yang

diharapkan.

2. Koperasi Prim KOPTI Mura

Lubuklinggau harus melakukan

penyajian laporan keuangan dengan

baik dan lengkap agar laporan

keuangan jelas dan memberikan

informasi penuh terhadap kondisi

keuangan koperasi.

3. Untuk semakin meningkatkan

kinerja keuangan, maka dapat

dilakukan dengan cara memperbesar

volume usahanya pada unit usahanya

pada unit usaha yang memberikan

kontribusi cukup besar yaitu unit

usaha simpan pinjam agar laba yang

diperoleh semakin besar.

4. Adanya pengawasan yg penuh

dari atasan apabila karyawan tidak

memahami tugas yg diberikan

5. Sebaiknya menjaga komunikasi

antara sesama karyawan maupun

atasan.

6. Bagi piutang yg tidak tertagih

sebaiknya diberikan kebijakan agar

perputaran piutang itu terus berputar

sehingga tidak terjadinya kemacetan

modal.

7. Analisis rasio terhadap laporan

keuangan ini, sangat berguna untuk

menilai atau mengukur kinerja

keuangan koperasi, maka untuk

Primer Koperasi Tahu Tempe

Indonesia (PRIMKOPTI) sebaiknya

melakukan analisis rasio ini secara

keseluruhan dan rutin. Tujuannya

agar koperasi dapat mengetahui

kekuatan dan kelemahan yang ada

untuk digunakan sebagai pedoman

dalam menentukan kebijaksanaan

untuk periode selanjutnya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Buku Panduan PRIMKOPTI

MURA. 2010-2014 : Laporan

Pertanggung jawaban Dewan

Pengurus Pengurus dalam

Rapat Anggota Tahunan :

Lubuklinggau

[2] Endang Afriyeni. 2008 :

Penilaian Kinerja Keuangan

dengan menggunakan Analisis

Rasio. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis

[3] Fahmi Irham. 2011 : Analisis

Laporan Keuangan. Bandung.

Penerbit Alfabeta

[4] Harahap. 2010 : Konsep dan

Pengertian Analisis Laporan

Keuangan. Artikel

[5] Hartati. 2014 : Analisis

Laporan Keuangan untuk

Menilai Kinerja Keuangan

Pada PT Gading Sakti Menara

Mas Kota Lubuklinggau.

Fakultas Ekonomi Universitas

Musi Rawas

[6] Ikatan Akuntansi Indonesia.

2009. Standar Akuntansi

Keuangan. Jakarta: Penerbit

Salemba Empat.

[7] Jundan Adiwiratama. 2013.

Analisis Kesehatan Koperasi

ditinjau dari Aspek

Page 18: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 21, No. 1 April 2016 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No. 1, April 2016 55

Produktivitas. Jurnal

Universitas Brawijaya, Malang

[8] Kasmir. 2011. Analisis

Laporan Keuangan. Cetakan

Ke-4. Jakarta. Penerbit

Rajawali Pers.

[9] Lilik Hardingsih. 2011.

Analisis Laporan Keuangan

dalam Menilai Kinerja

Keuangan Pada Primer

Koperasi Angkatan Darat

(PRIMKOPAD) Kartika

Benteng Sejahtera BalikPapan.

Jurnal Fakultas Ekonomi

universitas Mulawarman

[10] Mulyani. 2012:

http://articel.com/?tag=Perke

mbangan,pembangunan

perekonomian pada Koperasi

[11] Novita Lukhita Wardhani.

2013 : Analisis Kinerja

Keuangan Unit Simpan Pinjam

Koperasi Pegawai Republik

Indonesia. Jurnal Fakultas

Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Brawijaya

[12] ---------. Peraturan Menteri dan

KUKM

No.06/PER/M.KUKM/V/2006

Tanggal 1Mei 2006 Tentang

Pedoman Penilaian Koperasi

[13] ---------. Undang-undang

Koperasi No. 25 Tahun 2012

[14] SAK – ETAP. Bab 2 Paragraf

ke 1

[15] Sugiyono. 2014 : Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung.

Penerbit Alfabeta