1 ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Dolina Gitapati Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP ABSTRACT Wisata Alam Nglimut, one of the natural tourism object in Kendal Regency. It has a potential prospect for tourism industry of Kendal. At this moment, the number of visitors in the object is still lower compared to the other tourism objects in Kendal. This might be due Nglimut is newly promoted and has not well known by people. The objective of this study is to identify the factors affecting the demand to visit in natural tourism object of Nglimut. Quoted accidental sampling was employed to select 100 respondents. Travel cost method was involved to analyze the collected data. Further, the consumer surplus (CS) is estimated in order to value the appreciation of respondents about the tourism object observed. The results showed that five out of seven independent variables found significantly influenced to the respondent in determining of the number of visit to Nglimut. These factors are travel cost, leisure time, length time, facilities, and the natural beauty of Nglimut s perceived by repondents. Economic value in this site is Rp 35.453.126.400, the estimated CS is about Rp 760.960 per year per head. Assuming at the end of 2012 there will about 50.000 visitors, therefore the estimated economic value will reach to Rp 38 billions per year. There will be a very bright prospect for Nglimut as the natural tourism object for Kendal as the periphery of Semarang City with highly density in population. Keywords: Tourism, Natural Endeavour, Travel Cost, Nglimut, Kendal, Java
28
Embed
ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN
KENDAL
Dolina Gitapati
Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP
ABSTRACT
Wisata Alam Nglimut, one of the natural tourism object in Kendal Regency. It has a potential prospect for tourism industry of Kendal. At this moment, the number of visitors in the object is still lower compared to the other tourism objects in Kendal. This might be due Nglimut is newly promoted and has not well known by people. The objective of this study is to identify the factors affecting the demand to visit in natural tourism object of Nglimut.
Quoted accidental sampling was employed to select 100 respondents. Travel cost method was involved to analyze the collected data. Further, the consumer surplus (CS) is estimated in order to value the appreciation of respondents about the tourism object observed.
The results showed that five out of seven independent variables found significantly influenced to the respondent in determining of the number of visit to Nglimut. These factors are travel cost, leisure time, length time, facilities, and the natural beauty of Nglimut s perceived by repondents. Economic value in this site is Rp 35.453.126.400, the estimated CS is about Rp 760.960 per year per head. Assuming at the end of 2012 there will about 50.000 visitors, therefore the estimated economic value will reach to Rp 38 billions per year.
There will be a very bright prospect for Nglimut as the natural tourism object for Kendal as the periphery of Semarang City with highly density in population. Keywords: Tourism, Natural Endeavour, Travel Cost, Nglimut, Kendal, Java
2
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas
yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian.
Pemerintah sangat berharap bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi pengganti
pemasok devisa utama setelah peran migas yang mengalami degradasi. Sektor
pariwisata akan menjadi aset Negara Indonesia apabila mampu dikelola dengan baik.
Keberagaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti
potensi alam, flora, fauna, keindahan alam serta bentuknya yang berkepulauan kaya
akan adat istiadat, kebudayaan dan bahasa memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh
wisatawan domestik maupun mancanegara dan menjadi penopang perekonomian negara
karena dapat membantu sektor lain seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan,
kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan untuk
menunjang industri pariwisata. Kekayaan sumber daya alam dan budaya tersebut
diharapkan mendapat pengemasan yang lebih berkualitas, pendayagunaan secara
maksimal, dan dijaga kelestariannya. Sebaiknya pariwisata harus mampu secara optimal
memberi nilai tambah ekonomis untuk daerah pemilik potensi wisata.
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata nasional yang
menjadi prioritas pengembangan pariwisata Indonesia yang memiliki pesonanya
tersendiri. Dengan letak yang strategis dan daerah yang masih tergolong alami dan sarat
akan kebudayaan, Jawa Tengah menjadi salah satu pusat wisata yang menarik yang
menawarkan berbagai macam tujuan wisata seperti pemandangan alam, budaya atau
barang-barang kerajinan. Contohnya seperti kawasan Candi Borobudur, Keraton Solo,
wisata air Waterblaster, Baturraden, dataran tinggi Dieng, Curug Sewu, Tawangmangu
dan objek wisata lainnya.
Pada tabel 1.1, dapat dilihat bahwa sumbangan sektor pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan jumlah
pendapatan dari tahun ke tahun walaupun kontribusi untuk PAD sendiri masih terbilang
kecil, begitu pula dengan kontribusi pariwisata Kabupaten Kendal terhadap pariwisata
Provinsi Jawa Tengah. Namun ini menjelaskan bahwa sumbangan sektor pariwisata
terhadap PAD Jawa Tengah mengalami perkembangan tiap tahunnya.
3
Tabel 1.1
Sumbangan Sektor Pariwisata Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah
Terhadap PAD di provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2010
Hasil Cronbach Alpha untuk X6 adalah 0,943 dan untuk variabel X7 adalah 0,869
dimana dapat disimpulkan kedua variabel tersebut reliabel.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,629a ,396 ,350 2,422 1,865
16
Uji Heteroskedasitas dengan Uji Glejser
Model Unstandardized Coef. Std. Coef. t Sig. Keputusan B Std. Error Beta
C ,149 1,240 ,120 ,904 Bebas multikol X1 -6,0E-008 ,000 -,076 -,743 ,459 Bebas multikol X2 -8,9E-007 ,000 -,074 -,610 ,543 Bebas multikol X3 -1,4E-006 ,000 -,112 -1,105 ,272 Bebas multikol X4 ,113 ,125 ,096 ,906 ,367 Bebas multikol X5 -,004 ,003 -,110 -1,111 ,270 Bebas multikol X6 ,196 ,173 ,117 1,135 ,259 Bebas multikol X7 ,388 ,249 ,166 1,559 ,122 Bebas multikol
Hasil Uji Multikolinearitas dengan Regresi Parsial dan t & VIF
Persamaan
Terikat
Bebas R2 t VIF Keputusan
Y X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7 0,396 1 X1 X2,X3,X4,X5,X6,X7 0,110 ,890 1,124 Bebas multikol 2 X2 X1,X3,X4,X5,X6,X7 0,356 ,644 1,552 Bebas multikol 3 X3 X1,X2,X4,X5,X6,X7 0,087 ,913 1,095 Bebas multikol 4 X4 X1,X2,X3,X5,X6,X7 0,163 ,837 1,195 Bebas multikol 5 X5 X1,X2,X3,X4,X6,X7 0,046 ,954 1,048 Bebas multikol 6 X6 X1,X2,X3,X4,X5,X7 0,113 ,887 1,128 Bebas multikol 7 X7 X1,X2,X3,X4,X5,X6 0,170 ,830 1,205 Bebas multikol
Dari hasil uji asumsi klasik diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada penyakit
atau gangguan dalam data penelitian ini.
3. Hasil Analisis Regresi
Hasil Regresi dengan metode OLS
Variabel Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t hitung
Sig. Keputusan
Konstanta 3,268 ,604 ,047 X1 1,00 x 10-7 ,063 ,728 ,469 TS X2 -6,16 x 10-5 -,251 -2,488 ,015 S X3 5,15 x 10-7 ,021 ,248 ,805 TS X4 ,457 ,192 2,164 ,033 S X5 -,015 -,216 -2,600 ,011 S X6 ,876 ,258 2,995 ,004 S X7 1,017 ,214 2,412 ,018 S R 0,629
17
R2 0,396 Adjusted R2
0,350
F hitung 8,617 Sig. 0,000 DW 1,865 Dependent Variable: Y
Dari hasil uji regresi diatas dapat disimpulkan bahwa R2 sebesar 39,6% yang
artinya 39,6 persen jumlah kunjungan wisatawan di objek Wisata Alam Nglimut secara
bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi dari ketujuh variabel independen yaitu
pendapatan atau uang saku individu, biaya perjalanan, biaya perjalanan ke Umbul
Sidomukti, waktu luang, lama perjalanan, fasilitas-fasilitas dan keindahan alam Nglimut.
Sedangkan sisanya 61,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak
termasuk dalam penelitian.
Dengan tingkat probabilitas 0,05 (5 persen) dan nilai degree of freedom (df) = (n-
k-1) = 100-7-1 = 92 maka dapat diketahui nilai F-tabel sebesar 2,11. Berdasarkan tabel
4.8 nilai F-hitung sebesar 8,617 lebih besar dari nilai F-tabel 2,11 dan probabilitas F-
statistic sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari nilai alpha (α) 5 persen
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen merupakan penjelas
terhadap variabel dependen.
4. Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil dari uji statistik t dan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Variabel pendapatan (X1) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,469 > dari
0,05. Kemudian t-hitung sebesar 0,728 < dari t-tabel (1,661) H0 diterima dan Ha
ditolak. Dengan demikian pendapatan individu tidak signifikan berpengaruh
positif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.
2. Variabel biaya perjalanan (X2) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,015 <
dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar -2,488 maka nilai mutlak sebesar 2,488.
Dengan demikian diperoleh t hitung 2,488 > dari t-tabel (1,661). Dengan
demikian biaya perjalanan berpengaruh signifikan berpengaruh negatif
terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.
18
3. Variabel Biaya Perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) memiliki probabilitas
signifikansi sebesar 0,805 > dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 0,248 < dari t-
tabel (1,661). Dengan demikian biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti tidak
signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata
Alam Nglimut.
4. Variabel Waktu Luang (X4) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,033 <
dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,164 > dari t-tabel (1,661). Dengan
demikian waktu luang signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah
kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.
5. Variabel lama perjalanan (X5) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,011 <
dari 0,05. Kemudian t hitung -2,6 maka nilai mutlak sebesar 2,6. Jadi t-hitung 2,6
> dari t tabel (1,661). Dengan demikian lama perjalanan signifikan
berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam
Nglimut.
6. Variabel fasilitas-fasilitas (X6) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,004 <
dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,995 > dari t-tabel (1,661). Dengan
demikian fasilitas-fasilitas signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah
kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.
7. Variabel keindahan alam Nglimut (X7) memiliki probabilitas signifikansi sebesar
0,018 < dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,412 > dari t-tabel (1,661). Dengan
demikian hipotesis keindahan alam Nglimut signifikan berpengaruh positif
terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.
5. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
1) Pengaruh variabel pendapatan atau uang saku individu per bulan (X1)
terhadap jumlah kunjungan wisatawan (Y)
Dari interpretasi diatas, diketahui bahwa nilai koefisien dari variabel pendapatan
individu per bulan bertanda positif yaitu 0,0000001 dan signifikansi sebesar
0,469 (lebih besar dari α=5%).
Variabel pendapatan atau uang saku individu per bulan dengan tanda koefisien
positif berarti bahwa peningkatan pendapatan akan memberi dampak kenaikan
19
jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi variabel-variabel independen lain
dalam keadaan konstan dalam keadaan konstan.
Menurut Yoeti (2008) semakin besar pendapatan bebas seseorang maka akan
semakin besar kemungkinan orang tersebut melakukan perjalanan wisata yang
diinginkan. Kesimpulan ini sesuai pernyataan yang dikemukakan Sadono
Sukirno (1994) bahwa perubahan dalam pendapatan akan menimbulkan
perubahan permintaan suatu produk. Karena semakin tinggi pendapatan
seseorang, akan berbanding lurus dengan jumlah permintaan perjalanan wisata.
2) Pengaruh variabel biaya perjalanan ke objek Wisata Alam Nglimut (X2)
terhadap jumlah kunjungan wisatawan (Y)
Pengaruh variabel biaya perjalanan (X2) terhadap jumlah kunjungan wisatawan
di objek Wisata Alam Nglimut (Y) mempunyai nilai koefisien -0,00000616 dan
signifikansi sebesar 0,015 (lebih kecil dari α = 5%), artinya biaya perjalanan
signifikan dan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan di obyek Wisata
Alam Nglimut.
Variabel biaya perjalanan dengan nilai tanda koefisien negatif mempunyai arti
bahwa jika terjadi penurunan biaya perjalanan ke objek wisata Nglimut maka
akan memberi dampak kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi
variabel-variabel independen lain dalam keadaan konstan.
Hukum permintaan dalam teori ekonomi menyatakan bahwa jumlah permintaan
suatu barang berbanding terbalik dengan harga barang tersebut. Atas dasar teori
tersebut maka seorang wisatawan akan memilih perjalanan wisata dengan biaya
perjalanan yang lebih rendah, sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan teori
tersebut.
3) Pengaruh variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) terhadap
jumlah kunjungan wisatawan (Y)
Pengaruh variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) terhadap jumlah
kunjungan wisatawan di objek Wisata Alam Nglimut (Y) mempunyai nilai
koefisien 0,000000515 dan signifikansi sebesar 0,805 (lebih besar dari α = 5%),
20
artinya biaya perjalanan tidak signifikan dan berpengaruh positif terhadap
jumlah kunjungan di obyek Wisata Alam Nglimut.
Variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti memiliki tanda koefisien positif
yang mempunyai arti bahwa jika terjadi kenaikan biaya perjalanan ke objek
wisata Umbul Sidomukti maka akan memberi dampak kenaikan jumlah
kunjungan wisatawan ke objek wisata Nglimut dengan asumsi variabel-variabel
independen lain dalam keadaan konstan.
Di dalam teori permintaan, salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan
suatu barang adalah harga barang lain. Dalam hasil penelitian, biaya perjalanan
ke objek wisata lain tidak signifikan dikarenakan ketidakidentikan dan
bervariasinya daya tarik kedua objek wisata. Nilai t-hitung positif yang berarti
bahwa objek wisata Umbul Sidomukti adalah barang substitusi, sehingga
penelitian ini sesuai dengan teori permintaan bahwa harga suatu barang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah harga barang lain
(substitusi atau komplementer).
4) Pengaruh variabel waktu luang (X4) terhadap jumlah kunjungan
wisatawan (Y)
Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel waktu luang sebesar 0,457
dan signifikansi sebesar 0,033 (lebih kecil dari α = 5 persen) yang berarti
variabel waktu luang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah
kunjungan wisatawan objek Wisata Alam Nglimut.
Variabel waktu luang dengan tanda koefisien positif berarti jika terjadi
peningkatan waktu luang maka akan menimbulkan kenaikan jumlah kunjungan
wisatawan dengan asumsi variabel-variabel independen lain dalam keadaan
konstan.
Dalam Yoeti (2008), salah satu faktor yang mempengaruhi orang-orang dalam
melakukan perjalanan wisata adalah adanya waktu luang (leisure time). Semakin
panjang waktu senggang yang tersedia dapat memperbanyak jumlah waktu
21
berlibur. Pendapatan yang besar tidak akan ada artinya jika tidak terdapat waktu
luang untuk melakukan perjalanan wisata.
5) Pengaruh variabel lama perjalanan (X5) terhadap jumlah kunjungan
wisatawan (Y)
Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel lama perjalanan sebesar -
0,015 dan signifikansi sebesar 0,011 (lebih kecil dari α = 5%) yang berarti
sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel lama perjalanan memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek
Wisata Alam Nglimut.
Variabel lama perjalanan dengan tanda koefisien negatif mempunyai arti
bahwa peningkatan lama perjalanan akan mengakibatkan penurunan jumlah
kunjungan wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independen lain
dalam keadaan konstan.
Salah satu sifat pariwisata adalah bahwa objek wisata tersebut tidak dapat
dipindah-pindahkan sehingga pengunjunglah yang harus datang untuk
menikmati wisata tersebut (Spillane, 1987). Maka dari itu, aksesibilitas seperti
jarak dari tempat asal wisatawan ke lokasi objek wisata dan transportasi yang
memadai juga mempengaruhi permintaan perjalanan wisata. Semakin jauh
jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama,
dan para wisatawan diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat untuk
dicapai. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Tri
Firandari (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara
jarak tempuh ke objek wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan jumlah permintaan
objek wisata tersebut.
6) Pengaruh variabel fasilitas-fasilitas (X6) terhadap jumlah kunjungan
wisatawan (Y)
Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel fasilitas-fasilitas sebesar
0,876 dan signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari α = 5%) yang berarti
sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel fasilitas memiliki pengaruh positif
22
dan signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek Wisata Alam
Nglimut.
Variabel fasilitas-fasilitas dengan tanda koefisien positif yang berarti
peningkatan fasilitas-fasilitas akan mengakibatkan kenaikan jumlah kunjungan
wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independen lain dalam
keadaan konstan.
Dalam melakukan perjalanan wisata, wisatawan membutuhkan berbagai
fasilitas wisata untuk menunjang kegiatan wisata mereka seperti fasilitas
ibadah, fasilitas rekreasi, restoran, fasilitas hiburan, fasilitas kamar mandi dan
lain-lain (Suwantoro, 1997). Menurut Spillane (1987) fasilitas merupakan
unsur industri pariwisata yang sangat penting. Berapa pun besarnya suatu
daerah tujuan wisata, jika fasilitasnya tidak memadai, maka keinginan
wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata tersebut akan diurungkan.
Seluruh fasilitas itu dibangun dengan tujuan menimbulkan rasa betah dan
nyaman kepada wisatawan untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut
dan bersedia untuk kembali lagi kesana dalam lain kesempatan.
7) Pengaruh variabel keindahan alam Nglimut (X7) terhadap jumlah
kunjungan wisatawan (Y)
Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel keindahan alam Nglimut
sebesar 1,017 dan signifikansi sebesar 0,018 (lebih kecil dari α = 5%) yang
berarti sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel keindahan alam Nglimut
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan
wisatawan objek Wisata Alam Nglimut.
Variabel keindahan alam Nglimut dengan tanda koefisien positif yang berarti
peningkatan persepsi nilai keindahan alam Nglimut akan mengakibatkan
kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel
independen lain dalam keadaan konstan.
Dalam dunia pariwisata, segala sesuatu yang menarik untuk dikunjungi yang
hadir secara natural dan berlangsung setiap harinya seperti panorama dan
23
pemandangan alam sangat bernilai menarik pengunjung untuk datang. Suatu
daerah disamping fasilitasnya akan disebut “daerah tujuan wisata” apabila
memiliki atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata (Pendit,
1994). Nglimut menyajikan panorama ke arah utara Pulau Jawa dari lereng
gunung Ungaran yang berhawa dingin dan teduh sehingga diharapkan dapat
menyegarkan kembali jiwa dan raga wisatawan yang berkunjung kesana.
Untuk itu diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat dapat ikut membantu
melestarikan keindahan alam agar dapat meningkatkan potensi objek Wisata
Alam Nglimut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Tri
Firandari (2009) yang menyatakan perlunya pengembangan dan pelestarian
objek wisata pulau Situ Gintung-3 sebagai daya tarik utama objek wisata.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Kesimpulan
1) ketujuh variabel yang dianalisis terdapat lima variabel yang signifikan yaitu
variabel biaya perjalanan ke objek wisata alam Nglimut, variabel waktu luang,
variabel lama perjalanan, variabel fasilitas-fasilitas, dan variabel keindahan alam
Nglimut. Sedangkan variabel pendapatan individu dan variabel biaya perjalanan
ke objek wisata lain (Umbul Sidomukti) dinyatakan tidak signifikan terhadap
jumlah kunjungan wisatawan objek wisata Alam Nglimut.
2) Surplus konsumen sebesar Rp 760.960 per individu per tahun menunjukkan
bahwa keuntungan yang diperoleh oleh konsumen masih lebih tinggi dari harga
rata-rata pengeluaran perjalanan yaitu Rp 143.790 per kunjungan.
3) Nilai ekonomi objek wisata alam Nglimut dengan pendekatan biaya perjalanan
individu sebesar Rp 35.453.126.400 per tahun.
Keterbatasan
1) penerapan metode kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini, memungkinkan
terdapatnya beberapa data yang bias karena kemungkinan responden tidak
menjawab secara serius atau tidak jujur.
24
2) Variabel-variabel yang menggunakan skala Likert tidak dapat diinterpretasikan
nilai koefisiennya melainkan hanya tanda koefisiennya saja.
Saran
1) Dengan melihat koefisien pendapatan individu yang bertanda positif dapat
disimpulkan bahwa objek wisata Alam Nglimut merupakan barang normal
sehingga semakin tinggi pendapatan wisatawan akan semakin tinggi jumlah
kunjungan wisata ke objek wisata Alam Nglimut. Untuk itu, diperlukan
pengembangan atraksi wisata seperti memperluas arena outbond dan menambah
permainannya, penambahan satwa di kebun binatang mini, penambahan
permainan yang belum ada di objek wisata ini agar wisatawan yang telah
berkunjung bersedia untuk datang kembali ke objek wisata Alam Nglimut.
2) Dengan melihat koefisien variabel lama perjalanan mempunyai tanda negatif, dapat
disimpulkan bahwa semakin lama waktu tempuh ke tempat wisata maka semakin
rendah jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata Alam Nglimut, begitu juga
sebaliknya. Maka diperlukan peningkatan kemudahan akses dan kualitas jalan menuju
ke objek wisata Alam Nglimut dengan cara memperlebar dan memperbaiki jalan-
jalan yang rusak dan menambahkan rute untuk alat transportasi umum yang dapat
mencapai objek wisata alam Nglimut.
3) Biaya perjalanan menuju objek wisata alam Nglimut berpengaruh negatif terhadap
jumlah kunjungan wisata alam Nglimut yang dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
biaya perjalanan menuju objek wisata alam Nglimut akan semakin tinggi jumlah
kunjungan wisata ke objek wisata alam Nglimut, begitu pula sebaliknya. Oleh karena
itu, penentuan harga seperti harga tiket dan harga barang yang dijual didalam objek
wisata Nglimut sebaiknya diimbangi dengan penganekaragaman produk wisata serta
kualitas barang yang disajikan didalam objek wisata alam Nglimut.
4) Harga barang lain (Umbul Sidomukti) lebih tinggi dan berpengaruh positif terhadap
jumlah kunjungan ke objek wisata Nglimut, sehingga objek wisata tersebut termasuk
barang substitusi. Untuk itu diperlukan penentuan tarif yang bersaing dan penggalian
serta pemanfaatan keunikan objek wisata Nglimut sehingga wisatawan akan lebih
memilih untuk berkunjung ke objek wisata Nglimut.
5) Dengan nilai ekonomi yang tinggi dan variabel keindahan alam Nglimut yang
signifikan dan positif, para wisatawan terbukti sangat menikmati keindahan alam
25
di objek Wisata Nglimut, maka diharapkan kepada pihak pengelola untuk
menambah gardu pandang agar wisatawan lebih dapat menikmati keindahan
alamnya dan kepada pemerintah khususnya pemerintahan Kabupaten Kendal
diharapkan untuk lebih bijak dalam mengawasi masalah kelestarian lingkungan
dengan cara membatasi penggunaan lahan untuk pemukiman yang dapat
mengurangi nilai estetik keindahan alam, sehingga akhirnya dapat menjadi potensi
wisata yang lebih menarik dan besar di Kabupaten Kendal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Fauzi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2004. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik.
.2009. Kendal dalam angka 2009. Badan Pusat Statistik.
.2010. Kendal dalam angka 2010. Badan Pusat Statistik.
.2010. Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Beberapa Objek Wisata Kabupaten Kendal 2009 dan 2010. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.
.2010. Data Realisasi Pendapatan Beberapa Objek Wisata Kabupaten Kendal 2006-2010. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.
.2011. Buku Paket Wisata Kendal 2011. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.
.2011. Data Devisa Indonesia tahun 2005 sampai 2009. Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia.
.2011. Peta Pariwisata Kabupaten Kendal. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Boediono. 1996. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schlinder. 2011. Business Research Methods. New York : The McGraw-Hill Companies Inc.
Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Propinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. United States : The McGraw-Hill
Companies Inc. Hair, Joseph F., R. Enderson, R. Tatham, W. Black. 1998. Multivariate Data Analysis.
New Jersey : Prentice-Hall, Inc. I Gede Wiyasa. 1997. Hotel Ramah Lingkungan Alternatif Hotel Masa Depan.
Kelola, No. 16, Tahun VI, BPFE-UGM, Yogyakarta.
27
Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Irma Alfia Salma dan Indah Susilowati. 2004. Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost. Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 1 No. 2/Des 2004.
Lundberg, Donald.E et al. 1995. Tourism Economic. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.
McEachern, William A. 2000. Ekonomi Mikro, Pendekatan Kontemporer. Terjemahan Sigit Triandaru. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
M.J. Prajogo. 1976. Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. Yogyakarta : BPFE.
Nyoman S Pendit. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Oka A. Yoeti. 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
Pindyck, S. Robert dan Rubinfeld, L. Daniel. 2004. Mikroekonomi. Jakarta : Indeks.
Sadono Soekirno. 1994. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada.
.2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada.
Samuelson, Paul A dan William D.Nordhaus. 1998. Mikro-Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sinclair, M.Thea dan Stabler, Mike. 1997. Economics of Tourism. London : Rout Ledge.
Spillane, James.J. 1987. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.
Supranto, 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar (Cetakan Pertama). Jakarta : Rineka Cipta.
Tri Firandari. 2009. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan. Skripsi Program Sarjana Institut Pertanian Bogor.