LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH MAKALAH Oleh : Nama : Citra Octapiani NRP : 113020024 Kelompok : A No.Meja : 12 (Dua Belas) Tanggal Percobaan : 03 November 2011 Asisten : Nike Tria Juliandini LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH
MAKALAH
Oleh :
Nama : Citra Octapiani
NRP : 113020024
Kelompok : A
No.Meja : 12 (Dua Belas)
Tanggal Percobaan : 03 November 2011
Asisten : Nike Tria Juliandini
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2011
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Penetapan komposisi suatu zat atau campuran merupakan bagian dari ilmu
kimia. Misalnya, perhitungan rumus empiris dalam suatu senyawa. Apabila
senyawa tersebut merupakan hasil dari suatu reaksi kimia, maka untuk
mendapatkan informasi mengenai komposisinya , baik itu derajat keasamanya
ataupun konsentrasinya, haruslah melewati percobaan-percobaan ilmiah yang
disebut dengan analis kimia. Sedangkan analisis kimia dapat dibagi menjadi dua
bidang yang disebut analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif
membahas tentang identifikasi zat-zat misalnya unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu contoh. Sedangkan analisis kuantitatif dengan penerapan
banyaknya suau zat tertentu yang ada dalam contoh.
Analisis kimia juga diperlukan dalam membuat larutan baku. Selain itu juga,
salah satu cara yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah dengan
melakukan titrasi. Titrasi adalah prosedur analitis yang dapat mengukur larutan
tepat bereaksi dengan larutan lain sampai terjadi reaksi sempurna. Titrasi biasanya
dilakukan dalam reaksi penetralan asam-basa. Analisis volumetri dengan cara zat
yang akan dianalisis direaksikan dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui
dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan (Sutrisno,2011).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah adalah untuk menentukan pH larutan,
membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih
indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan
tersebut.
1.3.Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri,
dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang di uji dengan di bantu oleh
indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara
kuantitatif . berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron
melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel
negatif yang di sebut ion.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian analisis kuantitatif,
(2) Pengertian pH, (3) Pengukuran pH, (4) Penggunaan pH, dan (5) Titrasi asam
basa dan larutan baku.
2.1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu mengenai penentuan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terdapat dalam suatu sampel. Pengukuran dalam analisis kuantitatif
dapat dilakukan dengan cara-cara kimia, fisika, atau biologi. Teknik pengukuran
di laboratorium yang dilakukan mengarah ke penggolongan dari cara-cara
kuantitatif ke dalam subgolongan antara lain dengan menggunakan titimetri
(volumetrik), gravimetrik, dan instrumental.
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam
buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di
titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi
asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan
basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,
suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di
ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat
bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan
indikator (Underwood, 1999).
2.2.Pengertian pH
pH adalah suatu acuan untuk menentukan derajat atau tingkat keasaman
sari suatu larutan. pH disebut juga derajat keasaman. Derajat keasaman atau pH
suatu larutan dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan. Salah satu caranya dengan
menambahkan senyawa basa atau asam. pH diperoleh sebagai hasil negatif
logaritma 10 dari konsentrasi H+ atau ion OH
-.
Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung di teneukan,
tetapi terlebih dahulu kita menentukan nilai pOH. Setelah diketahui maka, nilai
pH larutan basa bergantung pada harga keseimbangan air (KW).
Pada keadaan standar (suhu 25℃), harga KW = 10-14
sehingga pH larutan
basa menjadi :
2.3.Pengukuran pH
Pengkuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat di gunakan
pH-Meter (Purba, 2006)).
2.4.Penggunaan pH
Bagi setiap indikator asam atau basa, warna dari bentuk asam tidaklah sama
pH = - log [H+]
KW = [H+] [OH
-]
pH = 14 - pOH
Dengan warna basa konjugasinya. Jadi warna indikator yang terlihat melalui
kotak, disebabkan oleh bentuk asam an basanya yang terdapat dalam
perbandingan tertentu. Karena kedua bentuk ini terdapat dalam tempat yang
terpisah satu sama lain, maka perbandingan konsentrasinya pada setiap tempat
sepanjang kotak, dapat segera diketahui dan di hitung.
pH meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan pH suatu larutan
secar mudah, sederhana, dan cepat. pH meter juga digunakan untuk mengikuti
titrasi asam basa, dalam hal ini dapat dianggap sebagai suatu indikator tertentu,
pada dasarnya pH meter terdiri atas dua elektroda dan satu voltmeter untuk
mengukur beda potensial. Indikator yang peka terhadap keasamam larutan
elektroda yang lai tidak peka terhadap keasaman disebut elektroda referensi.
Kedua elektroda dicelupkan ke dalam larutan. Respions pada elektroda indikator
menyebabkan pergeseran pada volmeter yang tertera terhadap skala pH, nilai pH
yang tertera dalam pH meter dari skala nol sampai 14 (Purba, 2006).
2.5. Titrasi Asam Basa dan Larutan Baku
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam
buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di
titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi
asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan
basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,
suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di
ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat
bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan
indikator. Titrasi menggunakan satu macam reaksi yaitu penetralam asam – basa
yang melibatkan pengukuran volume larutan pereaksi ( analisis volumetrik ).
Biasanya larutan basa yang merupakan titran ditempatkan di dalam buret dan
larutan asam di tempatkan di dalam labu erlenmeyer. Ada beberapa penggolongan
titrasi yaitu :
1.Titrasi berdasarkan reaksi metatetik, yaitu reaksi pertukaran ion. Tidak ada
unsur yang berubah tingkat oksidasinya. Macam titrasi ini di bedakan menjadi :
a.Titrasi asidimetri – alkalimetri, yaitu titrasi yang menyangkut asam atau basa.
Perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan
adalah perubahan pH titrat.
b.Titrasi Presipitimetri, yaitu titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil
kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya.
c.Titrasi Kompleksometri, yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks.
2.Titrasi berdasarkan reaksi redoks, yaitu terjadi perpindahan elektron. Titrasi ini
dibedakan menjadi :
a.Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat atau reduktor kuat
b.Titrasi yodimetri, yaitu titrasi yang menyangkut reaksi :
I2 + 2e → 2 I-
Larutan baku adalah larutan yng dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi
dari larutan lain. Prosedur analisis volumetrik memerlukan larutan-larutan lain
yang konsentasinya diketahui. Untuk konsentrasi suatu larutan asam-basa
diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku ada dua macam yaitu :
1.Larutan Baku Primer : zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau
konsentrasi dari larutan yang lain. Zat baku primer mempunyai beberapa
persyaratan, diantaranya : stabil, mudah di timbang, dan mudah di dapat dalam
bentuk murni.
2.Larutan Baku Sekunder : zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari
larutan lain tapi harus di standarisasikan dahulu pada larutan primer
(Khopkar,1990).
III ALAT, BAHAN dan METODE PERCOBAAN
Bab ini menerangkan mengenai : (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang
digunakan, dan (3) Metode percobaan.
3.1. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Buret, Klem dan Statif, Labu