Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama Page | 1 ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN JARAK DI PERMUKIMAN WARGA SEKITAR TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG RAFLI PRATAMA ABSTRAK Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung yang berada dilokasi Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan Keteguhan, Kota Bandar Lampung . TPA Bakung berada di ketinggian 63 m di atas permukaan laut dengan daerah permukiman yang memiliki ketinggian 35 m diatas permukaan laut. TPA Bakung terindikasi sebagai sumber pencemaran bagi penduduk sekitarnya. Sistem untuk mengolah sampah TPA Bakung masih menggunakan sistem open dumping dimana sistem ini paling sederhana diantara sistem pengolahan sampah yang lainnya. Tujuan dari adanya tugas akhir ini yaitu menganalis kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung dan mengetahui pengaruh jarak permukiman terhadap kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung. Metode yang digunakan untuk mengambil sampling adalah purposive sampling berjarak dengan mengikuti Standar Nasional Indonesia 06- 2412-1991, parameter yang diamati adalah, warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD dengan menggunakan standar baku mutu PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam renang, Solus per aqua dan Pemandian umum serta PERATURAN PEMERINTAH No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis kualitas air tanah yang didapatkan yaitu pada parameter warna, pH, BOD dan COD memiliki nilai yang melebihi parameter baku mutu. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa data jarak tidak berpengaruh terhadap kualitas air tanah di permukiman sekitar TPA Bakung Bandar Lampung. Kata Kunci : Kualitas Air, Permukiman, Jarak, TPA Bakung, Bandar Lampung. Bakung TPA (Landfill) which is located in the Teluk Betung Barat, Keteguhan, Bandar Lampung. TPA Bakung is located at an altitude of 63 m above sea level with a residential area that has an altitude of 35 m above the surface of the sea. TPA Bakung is a place that indicates a source of pollution for the surrounding population. The system for processing Bakung TPA waste still uses an open dumping system where the system is the simplest among other waste processing systems. The purpose of the final project is to analyze the quality of groundwater around TPA Bakung and determine the effect of distance settlements on groundwater quality around TPA Bakung. The method used for taking sampling is purposive sampling distance by following the Indonesian National Standard 06-2412-1991, the parameters observed were color, turbidity, pH, BOD, and COD by using quality standards PERMENKES No.32 of 2017 concerning Environmental Health Quality Standards and Water Health Requirements for Hygiene Needs Sanitation, swimming pools, solutions per aqua and public baths and GOVERNMENT REGULATION No. 82 of 2001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. The results of the analysis of groundwater quality obtained were the parameters of color, pH, BOD, and COD which exceeded the quality standard parameters. Then the statistic data processing software test results show that the data cannot prove the effect of distance on groundwater quality in settlements around TPA Bakung Bandar Lampung. Keywords: Water Quality, Settlement, Distance, TPA Bakung, Bandar Lampung.
19
Embed
ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 1
ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BERDASARKAN PERBEDAAN
JARAK DI PERMUKIMAN WARGA SEKITAR TPA BAKUNG BANDAR
LAMPUNG
RAFLI PRATAMA
ABSTRAK
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung yang berada dilokasi Kecamatan Teluk Betung
Barat, Kelurahan Keteguhan, Kota Bandar Lampung . TPA Bakung berada di ketinggian 63 m di
atas permukaan laut dengan daerah permukiman yang memiliki ketinggian 35 m diatas permukaan
laut. TPA Bakung terindikasi sebagai sumber pencemaran bagi penduduk sekitarnya. Sistem untuk
mengolah sampah TPA Bakung masih menggunakan sistem open dumping dimana sistem ini paling
sederhana diantara sistem pengolahan sampah yang lainnya. Tujuan dari adanya tugas akhir ini yaitu
menganalis kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung dan mengetahui pengaruh jarak permukiman
terhadap kualitas air tanah di sekitar TPA Bakung. Metode yang digunakan untuk mengambil
sampling adalah purposive sampling berjarak dengan mengikuti Standar Nasional Indonesia 06-
2412-1991, parameter yang diamati adalah, warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD dengan
menggunakan standar baku mutu PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
renang, Solus per aqua dan Pemandian umum serta PERATURAN PEMERINTAH No. 82 Tahun
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis kualitas
air tanah yang didapatkan yaitu pada parameter warna, pH, BOD dan COD memiliki nilai yang
melebihi parameter baku mutu. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa data jarak tidak
berpengaruh terhadap kualitas air tanah di permukiman sekitar TPA Bakung Bandar Lampung.
Kata Kunci : Kualitas Air, Permukiman, Jarak, TPA Bakung, Bandar Lampung.
Bakung TPA (Landfill) which is located in the Teluk Betung Barat, Keteguhan, Bandar
Lampung. TPA Bakung is located at an altitude of 63 m above sea level with a residential area that
has an altitude of 35 m above the surface of the sea. TPA Bakung is a place that indicates a source
of pollution for the surrounding population. The system for processing Bakung TPA waste still uses
an open dumping system where the system is the simplest among other waste processing systems.
The purpose of the final project is to analyze the quality of groundwater around TPA Bakung and
determine the effect of distance settlements on groundwater quality around TPA Bakung. The
method used for taking sampling is purposive sampling distance by following the Indonesian
National Standard 06-2412-1991, the parameters observed were color, turbidity, pH, BOD, and
COD by using quality standards PERMENKES No.32 of 2017 concerning Environmental Health
Quality Standards and Water Health Requirements for Hygiene Needs Sanitation, swimming pools,
solutions per aqua and public baths and GOVERNMENT REGULATION No. 82 of 2001 concerning
Water Quality Management and Water Pollution Control. The results of the analysis of groundwater
quality obtained were the parameters of color, pH, BOD, and COD which exceeded the quality
standard parameters. Then the statistic data processing software test results show that the data
cannot prove the effect of distance on groundwater quality in settlements around TPA Bakung
Bandar Lampung.
Keywords: Water Quality, Settlement, Distance, TPA Bakung, Bandar Lampung.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 2
PENDAHULUAN
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung merupakan tempat pemrosesan
akhir sampah utama yang disediakan bagi penduduk kota Bandar Lampung. Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung berdiri sejak 1994, letak TPA sampah bakung ini
berada di Teluk Betung Barat, Keteguhan, Kota Bandar Lampung dengan
ketinggian 63 m diatas permukaan laut (Geoportal Lampung, 2020) Kota Bandar
lampung mempunyai penduduk sekitar 1.068.982 Penduduk, kapasitas TPA
sampah Bakung mencapai angka 800 Ton per hari dengan luas lahan sekitar 14.1
hektar (BPS, 2020).
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No.03 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Pasal 35 bahwa Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan dibangun harus lebih dari 1 Km dari
permukiman dengan pertimbangan kemungkinan pencemaran, namun
kenyataannya pada jarak 300 m di sekitar TPA Bakung telah berdiri permukiman
sehingga di khawatrikan air lindi terindikasi mencemari air tanah warga.
Penelitian ini juga didasarkan oleh keluhan warga disekitar permukiman
TPA Bakung yang memberikan informasi bahwa air sumur dirumahnya tidak bisa
digunakan karena kotor dan berbau, bau yang dikeluarkan oleh air tersebut
merupakan bau karat dan bewarna coklat, untuk mencuci pun sangat tidak layak
dikarenakan warna pakaian yang akan dicuci menjadi kusam dan terdapat bercak
bercak coklat pada pakaian tersebut (Lampost, 2020).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air tanah yang
terindikasi tercemar oleh air lindi hal ini didasarkan oleh keluhan warga, selain itu
dalam penelitian ini juga membahas mengenai cemaran air lindi terhadap air tanah
yang dilihat berdasarkan parameter baku mutu di PERMENKES No.32 Tahun 2017
Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan serta Peraturan Pemerintah No.
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam jurnal ini akan dikaji kualitas air
tanah yang ada di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung dan hubungan
jarak terhadap kualitas air tanah di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Bakung.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA adalah suatu areal yang menampung
sampah dari hasil pengangkutan dari Tempat Pembuangan Sampah maupun
langsung dari sumbernya (bak/tong sampah) dengan tujuan akan mengurangi
permasalahan kapasitas/timbunan sampah yang ada di masyarakat (Suryono dan
Budiman, 2010).
Menurut Aji (2012), metode penanganan sampah terbagi menjadi 3 yaitu
Open Dumping, Control Landfill dan Sanitary Landfill.
Air Lindi
Air lindi berasal dari air yang meresap kedalam timbulan sampah,
penguraian sampah secara kimia akan menimbulkan cairan rembesan dengan
kandungan padatan dan kebutuhan oksigen yang sangat tinggi dan kemudian
bercampur dengan air hujan dan meresap kedalam tanah serta mencemari tanah
tersebut (Martono, 1996). Air lindi juga dapat mencemari sumber air minum pada
jarak 100 meter dari sumber pencemaran (Mahardika, 2010).
Air Tanah
Air tanah terbagi menjadi 2 yaitu air tanah freatik dan air tanah artersis, air
tanah freatik merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 15 m,
sedangkan air tanah artesis merupakan air tanah dalam dengan kedalaman lebih dari
15 m dan ditekan dengan lapisan kedap air (Sutrisno, 2006). Air tanah mengandung
zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat
mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat
menyebabkan kesadahan air.
Berdasarkan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan, kualitas air mempunyai 3 parameter utama yaitu
fisika yang meliputi warna, rasa dan bau. Kimia yaitu kandungan zat kimia yang
ada pada air seperti Fe dan kesadahan. Biologi yaitu kandungan mikroorganisme
yang berada didalam air seperti jenis bakteri patogen yang amembahayakan
kehidupan manusia.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 4
Pencemaran Air Tanah
Pengertian mengenai pencemaran lingkungan dalam Undang-undang No.
32 Tahun 2009, Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
Parameter Kualitas Air
Secara garis besar kualitas air dibagi menjadi 3 parameter yaiu parameter
fisika, kimia dan biologi. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah parameter warna, kekeruhan, pH, BOD dan COD sedangkan untuk baku
mutu kualitas air yang digunakan adalah PERMENKES No.32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam renang, Solus per aqua dan Pemandian umum
serta PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Parameter fisika yang terdiri dari warna dan kekeruhan mempunyai standar baku
mutu masing – masing 50 TCU, dan 25 NTU.
Standar Baku Mutu Parameter Fisika
Standar Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu Satuan
1 Warna 50 TCU
2 Kekeruhan 25 NTU
Sumber : PERMENKES No. 32 Tahun 2017
Sedangkan parameter kimia yang terdiri dari pH, BOD dan COD mempunyai
standar baku mutu masing – masing 6-9 untuk indikator pH, 2 mg/l dan 10 mg/l
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 5
Standar Baku Mutu Parameter Kimia
Standar Baku Mutu
No Parameter Baku Mutu Satuan
1 pH 6 - 9 -
2 BOD 2 mg/l
3 COD 10 mg/l
Sumber : Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
Jarak
Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah
selain dari purifikasi tanah, porositas tanah, permeabilitas tanah, sumber pencemar
baru, konstruksi sumur, umur sumur dan hujan yang turun pada daerah tersebut.
Pada penelitian sebelumnya di TPA Bakung telah dilakukan penelitian
pengaruh jarak terhadap kualitas air dengan menggunakan indikator parameter baku
mutu timbal dan nitrit. Dapat dilihat pada penelitian tersebut memang menunjukan
hubungan yang cukup kuat dan berpola positif, artinya menunjukan semakin jauh
jarak maka kualitas nitrit dan timbal akan semakin baik (Rachmad, 2012).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Amirul (2018), mendapatkan
kesimpulan tidak ada pengaruh jarak sumur terhadap kualitas air tanah dengan
parameter kekeruhan, warna, pH, nitrat, organik, bau dan rasa di TPAS Putri
Cempo. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut pengaruh jarak terhadap kualitas
air tanah dan pada tugas akhir ini akan memperlihatkan berpengaruh atau tidaknya
jarak terhadap kualitas air tanah permukiman di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) Bakung.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 6
Tahap Penelitian
Tahap penelitian dilakukan untuk mengetahui kebutuhan untuk melakukan
penelitian, Tahap penelitian pada tugas akhir ini meliputi kajian pustaka, persiapan
penelitian, penentuan titik sampling, pengumpulan data primer, pengumpulan data
sekunder, pengolahan data dengan software statistik dan spasial, analisis data,
pembahasan dan kesimpulan.
Berdasarkan SNI 6989-58-2008 alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu :
Alat dan Bahan
No Parameter Satuan Alat Bahan Keterangan
1 Warna TCU Colorimeter
Sampel Air
tanah
TPA
Bakung
Pengecekan
warna
dilakukan secara
exsitu
menggunakan
colorimeter
2 Kekeruhan NTU Nephelometer
Sampel Air
tanah
TPA
Bakung
Pengecekan
kekeruhan
dilakukan secara
exsitu
menggunakan
nephelometer
3 pH Kertas Lakmus /
pH meter
Sampel Air
tanah
TPA
Bakung
Pengecekan pH
dilakukan secara
insitu
menggunakan
Kertas Lakmus
4 BOD mg/l BOD meter
Sampel Air
tanah
TPA
Bakung
Pengecekan BOD
dilakukan secara
exsitu
menggunakan
BOD meter
5 COD mg/l Spektofotometer
UV
Sampel Air
tanah
TPA
Bakung
Pengecekan COD
dilakukan secara
exsitu
menggunakan
spektofotometer
UV
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 7
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dan lokasi pengambilan
sampel terletak di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung dan sekitarnya yang
berjarak ± 3 Kilometer tepatnya di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan
Keteguhan. Selanjutnya analisis kualitas air dan lindi dilaksanakan di Laboratorium
BPLHD Provinsi Lampung.
Wilayah TPA Bakung
Sumber : BAPPEDA Kota Bandar Lampung (2020)
Selanjutnya pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pengumpulan data
primer dan data sekunder. Pada data primer dilakukan kegiatan seperti pengambilan
sampel yang berdasarkan SNI 6989-58-2008, lalu kegiatan pengukuran sampel
akan dilakukan di Laboratorium BPLHD Bandar Lampung. Lokasi sampel berada
di wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Selatan. Titik sampel
yang diambil ada pada jarak 300 m, 500 m, 700 m, 800 m, 1000 m, 1400 m, 1700
m, 2100 m, 2300 m, 2500 m, dan 3100 m. Selanjutnya wawancara ditujukan kepada
responden yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh data primer yang
nanti digunakan untuk mendukung data pengukuran. Pada data sekunder, data yang
telah didapatkan akan diolah menggunakan software pengolah data spasial sehingga
menghasilkan peta seperti pada gambar diatas.
Berdasarkan SNI 6989-58-2008 metode pengambilan sampel dilakukan
dengan prosedur kerja yaitu,
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 8
1) Menentukan jarak untuk pengambilan sampel air dengan menggunakan
Global Position System (GPS).
2) Pengambilan sampel nanti sumbernya berasal dari sumur dan air keran.
3) Pengambilan sampel air dengan menggunakan botol yang sudah disterilkan
terlebih dahulu, tali, aluminium foil, lebel sampel, dan box pengawet sampel
air, selanjutnya
4) Siapkan botol bersih sebanyak 11 botol dan bilas botol sebanyak 3 kali.
5) Kemudian ikat botol dengan tali dan pasang pemberat dibawah botol. Tarik
tali dan ambil air secukupnya ± 3/4 volume botol. Terakhir beri label pada
botol.
Apabila pengambilan sampel air keran menurut SNI 6989-58-2008 pertama
kali adalah :
1) Sterilkan keran dengan cara membakar mulut kerannya sampai keluar uap
air, buka kran dan biarkan mengalir selama 1-2 menit.
2) Buka tutup botol steril dan bilas sebanyak 3 kali
3) Isi sampai ± 3/4 volume botol.
4) Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi. Masukan sampel
kedalam box dan dibawa kedalam laboratorium.
Terakhir adalah analisis data, setiap pengambilan sampel disekitar lokasi
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bakung akan di catat menggunakan Global
Position System (GPS). Cara pengambilan sampel sebisa mungkin akan mengikuti
dan sesuai dengan SNI 6989-58-2008 yaitu mengenai tata cara dan metode
pengambilan sampel air. Data akan diambil sebanyak 11 sampel hal ini dikarenakan
penelitian sederhana dapat memakai sampel dengan jumlah 10 sampai dengan 20
sampel. (Agung, 2006). Data yang nanti telah dikumpulkan akan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif serta regresi linear dan jangka waktu pengambilan sampel
cross section yaitu pada musim kemarau.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rona lingkungan pada masing masing lokasi pengambilan sampel berada
pada wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat, Kelurahan Keteguhan, Bandar
Lampung, Lampung. Kecuali sampel pada jarak 3100 m yang berada di lokasi
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung. Setiap lokasi memiliki
kedalaman sumur lebih dari 10 m. Konstruksi sumur yang digunakan oleh warga
yang diambil sampel air tanahnya menggunakan konstruksi sumur beton, tetapi
pada lokasi di jarak 2300 m konstruksi sumurnya menggunakan konstruksi sumur
batu bata.
Pada saat mengambil sampel, di antara jarak 1000 m – 1400 m terjadi
perubahan cuaca menjadi hujan. Pada jarak 1400 m titik sampel berdekatan dengan
rawa dengan jarak antara rawa dengan sampel air yaitu 46 m. Warga yang diambil
sampel air tanahnya hanya menggunakan air tersebut untuk mandi, mencuci dan
menyiram tanaman. Namun pada lokasi di jarak 2500 m menggunakan air tanah
untuk dikonsumsi dengan dimasak terlebih dahulu.
Parameter Warna mendapatkan hasil yang tertera pada Gambar dibawah ini,
didapatkan data yang fluktuatif. Apabila dibandingkan dengan PERMENKES No.
32 Tahun 2017 yaitu 50 TCU. Satu sampel telah melewati baku mutu yang telah
ditetapkan oleh PERMENKES No.32 Tahun 2017. Pada jarak 300 m sampel
memiliki nilai warna 125 TCU. Nilai ini berada diatas baku mutu PERMENKES
No. 32 Tahun 2017, yaitu 50 TCU. Menurut Kusnoputranto (1997) dalam Maria
(2014), hal ini disebabkan jarak yang paling dekat dengan sumber pencemar.
Jurnal Teknik Lingkungan 2020 | Rafli Pratama P a g e | 10
Parameter Warna
Pada jarak 500 m – 1000 m mengalami penurunan dari 14 TCU ke 1 TCU,
lalu pada jarak 1700 m nilai parameter warna mengalami peningkatan menjadi 29
TCU. Hal ini dikarenakan hujan turun sehingga mempengaruhi hasil dari sampel
yang diambil. Menurut Suyono (2004), curah hujan bisa menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas air tanah. Pada parameter kekeruhan yang tertera pada
gambar dibawah ini, tidak ada nilai yang melebihi parameter baku mutu, apabila
dibandingkan dengan PERMENKES No. 32 Tahun 2017 parameter baku mutu
kekeruhan yaitu 25 NTU. Namun pada jarak 500 m terjadi peningkatan nilai
kekeruhan yaitu 7 NTU. Kemudian parameter kekeruhan mengalami penurunan
pada jarak 700 m – 1000 m, lalu pada jarak 1400 m dan jarak 1700 m nilai
kekeruhan mengalami kenaikan menjadi 3 TCU dan 6 TCU. Pada jarak selanjutnya