Top Banner
109

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

Oct 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 2: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

ii

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh : MUH. NAIM

NIM. 150103051

Pembimbing:

1. Dr. Muh. Anis.,M.hum.

2. Amran Ar, S.Pd.I.,M. Pd.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

2019

Page 3: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muh.Naim

Nim : 150103051

Program Studi : Ekonomi Syariah (EKOS)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya orang lain

yang saya akui sebaagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri

selain kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala

kekeliruan yang ada di dalammnya adalah tanggung jawab

saya.

Demikian pernyataan ini di buat sebagaimana mestinya.

Bilamana dikemudian ternyata pernyataan ini tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sinjai, 5 Juli 2019

Yang membuat pernyataan

Muh. Naim

NIM :150103051

Page 4: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

iv

Page 5: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

v

ABSTRAK

Muh. Naim. Analisis Komparatif Budaya Bisnis

Etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai. Skripsi. Sinjai: Program

Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Hukum Islam

IAI Muhammadiyah Sinjai, 2019.

Penelitian ini berangkat dari sebuah perkembangan

usaha, etnis Tionghoa dan Pengusaha Bugis di Sinjai, dimana

dalam kegiatan usaha ini sudah banyak etnis Tionghoa yang

sudah menjalankan kegiatan ekonominya yakni dalam berbisnis

khususnya disinjai, disinilah peran para pengusaha etnis

Tionghoa dan pengusaha Bugis bagaimana menjalankan

kegiatan ekonominya dengan baik, saling menghargai sesama

pengusaha dan pelanggan, yang ditandai dengan gaya priaku

atau etika dalam berbisnis. Oleh karena itu penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaiaman budaya bisnis etnis

Tionghoa dan Bugis di Sinjai.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Subjek dari

penelitian ini yaitu pengusaha etnis Tionghoa dan Bugis di

Sinjai. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

budaya bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai yaitu

mengambarkan bahwa budaya bisnis etnis Tionghoa dan Bugis

memiliki persamaan dalam menjalankan kegiatan ekonomi

yakni dalam bidang bisnis mereka sama-sama menerapkan hal

yang positif untuk mencapai yang diinginkan, dengan

melakukan gaya prilaku seperti jujur,ramah, bersikap baik

terhadap pelanggan.

pengusaha etnis Tionghoa, menunjukkan bahawa

dalam menjalankan usaha, etnis Tionghoa menerapkan enam

aspek yang diamati oleh peneliti yakni jujur, disiplin,

komunikasi yang baik, mengembangkan kepekaan terhadap

Page 6: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

vi

keberagaman, mau mendengarkan pembeli dan berprilaku adil.

Begitu pun pengusaha Bugis, menunjukkan bahawa dalam

menjalankan usaha, etnis Tionghoa menerapkan enam aspek

yang diamati oleh peneliti yakni jujur, disiplin, komunikasi

yang baik, mengembangkan kepekaan terhadap keberagaman,

mau mendengarkan pembeli dan berprilaku adil.

Page 7: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

vii

KATA PENGANTAR

بسن الله الر حون الر حين

لله ر ب العلوين و الصلا ة والسلا م ءلى اشر ف الا نبياء و الحود

د و ءلى اله واصحا به اخوعين اها بعد الور سلين سيد نا هحو

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang

telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama

penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik,

mendukung dan mendoakan, sehingga penyusunan skripsi

ini dapat terselesaikan;

2. Dr. Firdaus, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;

3. Dr. Amir Hamzah, M, Ag. Selaku Wakil Rektor I, Institut

Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;

4. Dr. Ismail, M, Pd. Selaku Wakil Rektor II, Institut Agama

Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;

5. Dr. Muh. Anis.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Hukum Islam Institut Agama Islam Muhammadiyah

(IAIM) Sinjai;

Page 8: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

viii

6. Muhammad Ikbal S. Pd., M. Pd., selaku ketua Program

Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai;

7. Dr. Muh. Anis.,M.hum. Selaku pembimbing I dan Amran

Ar, S. Pd.,M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah

membantu, mengarahkan, serta membimbing penulis

sampai skripsi ini selesai;

8. Seluruh dosen yang telah membimbing dan mengajar

selama studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah

Sinjai;

9. Seluruh pegawai dan jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai

yang telah membantu kelancaran akademik;

10. Kepala dan staf Perpustakaan Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai, yang telah membantu kelancaran

selama penelitian;

11. Teman-teman mahasiswa, IAI Muhammadiyah Sinjai dan

berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang

telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai

studi.

Page 9: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

ix

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai

pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah

swt., dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya. Amin.

Sinjai, 5 Juli 2019

Muh.Naim

NIM. 1500103051

Page 10: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

x

DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................... i

HALAMAN JUDUL.................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN...................................... iv

ABSTRAK ................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1

B. Batasan Masalah ...................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI.................................................... 7

A. Teori Analisis Komparatif ....................................... 7

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................ 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................... 26

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................. 26

B. Defenisi Operasional ............................................... 28

Page 11: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

xi

C. Subjek dan Objek Penelitiaan.................................. 29

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 29

E. Keabsahan Data ....................................................... 31

F. Teknik Analisis Data .............................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIA ............................................ 38

A. Gambaran umum kabupaten sinjai ......................... 38

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................... 40

C. Deskripsi Rumusan Masalah .................................. 56

BAB V PENUTUP............................................................. 58

A. Kesimpulan ............................................................ 58

B. Saran ....................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 61

Bagian Lampiran

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Instrument Penelitian

SK Pembimbing Penelitian

Surat Keterangan Penelit

Page 12: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Lembar Observasi ........................................ 50

Tabel 4.2 Lembar Observasi ........................................ 51

Page 13: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan proses pembangunan yang

semakin berkembang, peran swasta pun semakin menonjol.

Pertumbuhan dunia usaha di Indonesia selama seperempat

abat terakhir nampak amat pesat. Di dalam dunia usaha, kini

di Indonesia, sebagian kecil pengusaha, memainkan peranan

yang besar dan penting. Mereka ini adalah pengusaha besar

atau’konglomerat” dari kalangan etnis Cina pendatang dan

keturunannya. Sementara itu, sebagian terbesar pengusaha

lainnya yang berperanan juga dalam pertumbuhan ekonomi

adalah dari kalangan etnik pribumi atau suku Bugis.

Kepesatan perkembangan dunia usaha di negeri ini seperti

disebutkan di atas, nampak diwarnai dengan fenomena

ekonomi konglomerasi. Fenomena ini, sedikitnya telah ada

sejak tahun 1980-an.

Di satu sisi, kehadiran modal dan peranan mereka

itu dibutuhkan untuk meramaikan kegiatan bisnis yang

berfungsi untuk pemacu pertumbuhan ekonomi nasional. Di

sisi lain, modal dan peranan konglomerat, dipandang sebagai

strategi bisnis, yang bergerak kearah monopoli, yang justru

kurang menguntungkan perekonomian nasional. Dunia

Page 14: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

2

perdangangan, yang justru menjadi titik berat pembangunan

ekonomi nasional selama ini, juga tidak sunyi dari sifat

konglomeratif di dalamnya. Dari berbagai pengusaha yang

memperdagangkan, yang mengalami atau memperoleh

banyak kemajuan dan menjadi konglomerat, adalah

pengusaha pendatang Cina dan keturunannya. Sementara

pengusaha pribumi Bugis, juga mengalami perkembangan

untuk memperoleh kemajuan dalam berbisnis.

Dengan demikian, dapat dilihat khususnya di

Sinjai antara pengusaha pendatang Cina keturunannya

dengan pengusaha pribumi Bugis dalam perdagangan.

Sebagain kecil pengusaha besar atau konglomerat Cina dan

Pengusaha Bugis, yang memainkan peranan besar

menguasai pasar perdagangan,

memperoleh keuntungan besar dan semakin besar.1

Cina dapat mengacu pada wilayah suatu negara,

yang terletak di timur laut benua Asia, berbatasan dengan

Mongolia dan Rusia di sebelah utara, dan beberapa negara

(Vietnam, Laos, Nepal, Buthan, Myanmar, India, Buthan,

Pakistan) di sebelah selatan, Korea dan Jepang di sebelah

1Suryawati Salam, “Perilaku Bisnis Pengusaha Cina dan Bugis

Makassar Dalam Agribisnis di Makassar: Academia, h. 2-4.

Page 15: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

3

Timur, Phillipina di tenggara, serta Tadzikistan, Kirghiztan

dan Kazakhztan di sebelah Barat; atau mengacu pada etnik

yang kemudian dapat dikelompokkan lagi ke dalam suku-

suku bangsa Cina yang dibedakan dari wilayah (di daratan

Cina) mereka berasal.

Sebagai suatu negara, Cina memiliki sejarah

panjang, dari beratus bahkan beribu tahun lalu. Negara Cina

yang dikenal seperti sekarang ini dahulu kala merupakan

kumpulan dari banyak kerajaan kecil, yang satu sama lain

saling mempengaruhi melalui perang dan konflik.

Peperangan berakhir dengan integrasi negara-negara kecil

menjadi satu negara Cina. Selama lima dekade, pasca perang

dunia kedua, Cina merupakan negara dengan ekonomi

tertutup, hal ini merupakan konsekuensi dari pilihan politik

yang dianut oleh regim yang berkuasa. Perubahan terjadi

ketika Deng Hsiao Ping, pemimpin China pada tahun 1978

membuka perekonomian dengan mengijinkan investasi asing

masuk ke China.

Perkembangan selanjutnya selama dua dekade

terakhir ini, Cina berhasil meraih pertumbuhan ekonomi

dengan cepat dan reformasi kelembagaan secara drastis.

Banyak argumen menyatakan bahwa etnis (warga negara)

Cina cenderung menjadi individualistik, namun demikian

Page 16: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

4

ada bukti kuat yang menunjukkan masih adanya pengaruh

budaya tradisional dalam setiap tindak individu, bisnis

maupun pemerintahan. Ditinjau dari perspektif budaya,

fenomena yang terjadi di Cina moderen dapat disajikan

dalam suatu titik fokus tertentu, yang diharapkan dapat

memberikan pemahaman atas pertanyaan-pertanyaan dasar

seperti apa, siapa, mengapa, kapan, dan bagaimana. Bidang

perekonomian sebagai ujung tombak pembangunan negara

melahirkan banyak elemen kebudayaan baik itu simbol-

simbol, cara interaksi, distribusi konsep, jaringan bisnis,

norma-etika bisnis, dan lain-lain. Ini semua yang kemudian

dapat mengantarkan kita pada pemahaman terhadap

keberhasilan bisnis Cina di era globalisasi.2

Setiap orang, dalam kehidupan mereka sehari-

hari, akan selalu melihat dan berhubungan langsung dengan

berbagai jenis bentuk Usaha (Bisnis). Di kota-kota kecil dan

kota-kota besar dengan nyata kita lihat berbagi jenis bentuk

Bisnis, baik berupa toko pakaian, toko bangunan dan masih

banyak lagi bentuk usaha yang lain. Dengan demikian etnis

Tionghoa mengambil kesempatan untuk membuka suatu

2MasWing, Belajar Berfikir Bermanfaat, artikel. Diakses tanggal,

12 Desember 2018, dari http://maswig.blogspot.com/2010/09/china-dalam-

perspektif-budaya-bisnis.html, 20 September 2010

Page 17: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

5

usaha di berbagai kota besar maupun kota kecil khususnya

di Sinjai sudah banyak etnis Tionghoa yang ikut

menjalanankan kegiatan ekonominya dari berbagai bidang

usaha mana pun, di sinlah peran para pelaku ekonomi baik

dari etnis Tionghoa maupun etnis Bugis bagaimana

menjalankan kegiatan ekonominya dengan baik, saling

menghargai sesama pengusaha dan para pelanggan, yang

ditandai dengan prilaku dalam berbisnis maupun cara

berkomunikasi dalam berbisnis.3 Sehingga penulis

berinisistif mengangkat judul “Analisis Komparatif

Budaya Bisnis Etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan kalimat judul dan uraian latar

belakang, maka penelitian dibatasi dalam bentuk Analisis

komparatif mengenai Budaya Bisnis Etnis Cina (Tionghoa)

dan Bugis di Sinjai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan

penulis maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana Budaya Bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di

Sinjai ?

3 Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Cet. I; Jakarta: Kencana,

2004), h.3.

Page 18: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan

diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk melakukan

bagaimana Budaya Bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di

Sinjai.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara teoritis, khususnya dapat berguna sebagai

sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan

b. Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai

dalam Budaya Bisnis

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya

b. Sebagai masukan untuk membangun semangat dalam

menjalankan kegiatan ekonomi

Page 19: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Analisis Komparatif

1. Analisis Komparatif

Analisis adalah proses analisis data yang di

mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan

yang sudah di tuliskan dalam catatan lapangan di lokasi

penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar

foto dan sebagainya. Adapun pengertian dari komparatif

adalah suatu hal yang bersifat membandingkan denga

suatu hal lainnya.4 Dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa analisis komparatif adalah bentuk analisis variabel

(data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua

kelompok atau lebih dalam suatu usaha atau bisnis.5

2. Tujuan analisis komparatif

a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua

atau lebih fakta-fakta dan sisfat objek yang di teliti

berdaskan kerangka pemikiran tertentu.

4M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif,

(Cet. III; Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2016), h.245. 5Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Cet. IV;

Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.116.

Page 20: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

8

b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan

berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir

tertentu.

c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik dan

mana yang sebaiknya dipilih.

d. Untuk menyelidiki sebab-akibat dengan cara berdasar

atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari

kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab

melalui data tertentu.6

3. Budaya Bisnis

Secara bahasa, pengertian budaya adalah

berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Buddhayah”. Kata

tersebut bentuk jamak dari kata “buddi” yang memiliki

arti akal, pikiran atau budi. Jadi dalam bahasa Sansekerta

berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan akal, pikiran

atau budi, sedangkan dalam bahasa Latin, budaya berasal

dari kata “colere” yang mempunyai arti mengolah atau

mengerjakan. Sedangkan dalam bahasa Inggris, berasal

dari kata “culture” yang berarti budaya.Dalam pengertian

budaya secara umum, budaya ialah suatu cara hidup yang

6Raden Sanopa Putra, Analisis Komparatif, artikel. Diakses tanggal 13

Desember 2018, dari http://raden sanopa

putra.blogspot.com/2013/05/analisis-komparatif.html, 5 Mei 2013.

Page 21: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

9

mengatur supaya setiap insan manusia memahami dan

mengerti apa yang harus dilakukan, diperbuat, serta untuk

menentukan perilaku dalam menjalin hubungan dengan

manusia yang lain.7 Adapun pengertian dari Bisnis

adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang untuk menyediakan barang dan jasa

dengan tujuan memperoleh keuntungan.8

Sehingga dapat di simpulkan bahwa budaya

bisnis adalah model atau gaya prilaku dari operasional

bisnis di dalam perusahaan. Budaya bisnis menentukan

bagaimana tingkatan yang berbeda dari para staf

berkomunikasi dengan satu sama lain dan juga bagaimana

para karyawan berhubungan dengan para klien dan

pelanggan. Budaya mengilustrasikan norma-norma dan

nilai-nilai yang diterima dan perilaku tradisional dari

suatu kelompok. Budaya juga berkembang dari waktu ke

waktu. Budaya dari setiap negara memiliki kepercayaan,

nilai-nilai dan aktivitasnya sendiri. Dengan kata lain,

budaya bisa didefinisikan sebagai seperangkat

7Bebas Ketik, Culture, artikel. Diakses tanggal 18 Desember 2018, dari

https://bebasketik.com/pengertian-budaya/, 12 April 2018. 8Sudaryono, pengantar bisnis, teori dan contoh kasus, (Cet I; Yogyakarta:

C.V Andi, 2015), h.5.

Page 22: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

10

kepercayaan, nilai-nilai dan sikap kolektif yang terus

berkembang.Budaya adalah komponen kunci dalam

bisnis dan memiliki pengaruh terhadap arah strategis dari

bisnis.

Budaya mempengaruhi manajemen, keputusan

dan semua fungsi bisnis dari mulai pembukuan sampai

kepada produksi. Budaya bisnis adalah berkaitan dengan

tingkah laku, etika, etiket, dan masih banyak lagi. Budaya

bisnis meliputi segala nilai-nilai, visi, gaya bekerja,

kepercayaan dan kebiasaan dari organisasi. Budaya dari

tempat kerja adalah apa yang membuat organisasi

menjadi seperti adanya. Budaya organisasi pada dasarnya

tidak berbeda dengan budaya etnis kecuali bahwa dalam

organisasi ada banyak orang dari berbagai latar belakang

yang berbeda. Hubungan lintas budaya ini bisa menjelma

menjadi suatu pemahaman yang mendorong

meningkatnya kualitas tempat kerja dan komunitas yang

lebih baik. Budaya di dalam kantor menciptakan karakter

unik bagi perusahaan yang mana akan membantu mereka

dalam membedakan dirinya dari seluruh kompetitor yang

ada. Budaya akan menyatukan orang-orang dan

memungkinkan mereka untuk belajar dari satu sama lain

dan berusaha untuk menjadi yang terbaik yang bisa

Page 23: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

11

mereka lakukan. Tidak ada perusahaan yang akan

bertahan tanpa adanya budaya.

Ada dua model budaya dalam perusahaan,

yaitu budaya yang kuat dan yang lemah. Di dalam budaya

yang kuat, para karyawan memiliki perasaan semangat

dan pemahaman terhadap tujuan-tujuan, regulasi dan

filosofi organisasi. Budaya jenis ini akan membuat para

karyawan merasa terdorong dan dihargai yang mana akan

memberi kontribusi positif terhadap kesehatan

perusahaan. Dalam budaya organisasi yang lemah, para

karyawan akan merasa tersesat, tidak termotivasi dan

bekerja di bawah perasaan takut. Ini tentu akan semakin

melemahkan organisasi jika tidak segera dilakukan

perubahan. Setiap usaha atau bisnis harus di dasari

dengan etika atau prilaku dalam berbisnis, bagaimana

para pengusaha mampu menerapkan nilai-nilai yang

berlaku dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan yang

telah di targetkan. Dalam hal ini etika atau prilaku harus

juga didasari dengan kelangsungan komunikasi yang baik

terhadap rekan kerja dan para pelanggan dalam

melakukan usaha, di sinilah letak bagaimana pengusaha

mampu menerapkan strategi berbisnis yang baik dalam

Page 24: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

12

budaya beretika. Adapun komponen dari budaya bisnis

yang akan

dicapai adalah:9

a. Definisi Etika

Adapun definisi dari etika adalah etika tak

lepas dari asli kata etos dalam bahasa Yunani yang

berarti kebiasaan (custom) atau karakter (character).

Dalam kata lain seperti dalam pemaknaan dan kamus

Webster berarti “the distinguishing character, moral

nature, or guiding beliefs of a person, group, or

institution” (karakter istimewa, sentimen, tabiat moral,

atau kyakinan seseorang, kelompok atau institusi).

Sementara ethis yang menjadi padanan dan etika,

secara etimologis berarti “the descipline dealing with

what is good and bad with moral duty and obligatian,

a set of moral principles or values, a theory or system

of moral values. Defenisi lain tentang etika

mengatakan sebagai philosophical inquiry into the

nature and grounds of morality”.10

9

Luci Huki, Arti dan Pengertian Tentang Segala Sesuatu, artikel.

Diakses tanggal 13 Desember 2018,dari http://artidanpengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-budaya-

bisnis.html, 21 Februari 2016. 10

Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2006),

h.4.

Page 25: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

13

Dari penjelasan di atas, di sini kita dapat

mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai

tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia

bisnis berdasrkan pada prinsip-prinsip moralitas.

Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip

dan norma di mana para pelaku bisnis harus komplit

padanya dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi

guna mencapai tujuan dalam bisnis.

Dan ini yang menjadi kriteria penghargaan

dan peringatan atau tindakan, dengan demikian, maka

belajar etika bisnis berarti “learning what is right or

wrong” yang dapat membekali seseorang untuk

berbuat the right yang di dasari oleh ilmu, kesadaran,

dan kondisi yang berbasis moralitas. Namun terkadang

etika bisnis juga dapat berarti juga etika manajerial

atau etika organisasi yang disepakati oleh seluruh

perusahan.

Selain itu, etika bisnis juga dapat berarti

pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam

ekonomi dan bisnis, yaitu tentang perbuatan baik,

buruk, terpuji, tercela, benar, salah, wajar, tidak

Page 26: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

14

wajar,pantas, dan tidak pantas dari perilaku seseorang

dalam berbisnis atau berkerja.11

b. Faktor Pembentuk Etika

Etika baik atau akhlak mulia tidak dapat

terbentuk dengan sendirinya, tetapi ada faktor-faktor

yang mempegaruhi prilaku etika individu yaitu:

1) Faktor interpretasi terhadap hukum, sistem hukum

dibentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap

jiwa dan raga manusia dari brbagai faktor yang

dapat menghilangkan eksistensi manusia. Hukum

aka hidup dan diyakini keberadaannya apabila

dirasakan maanfatnya bagi manusia. Interpretasi

terhadap suatu produk hukum akan cenderung

didasari oleh standar nilai tertentu, pada masyarakat

barat, interpretasi ini sering kali didasrkan pada

nilai-nilai yang bersifat temporal di mana implikasi

produk hukum yang dihasilkan akan cepat berubah

mengikuti situasi dan kondisi manusia.12

2) Faktor lingkungan atau organisasi di mana ia hidup,

tanpa masyarakat (lingkungan; orang tua, saudara,

teman guru, dan lainnya) kepribadian seorang

11

Ibid. h. 15 12

Ibid. h. 59

Page 27: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

15

individu tidak dapat berkembang demikian pula

halnya dengan aspek moral pada anak. Seorang

karyawan akan terbentuk perilaku etisnya apabila

organisasinya memang memiliki aturan kode etik

yang menjunjung tinggi etika bisnis.13

3) Faktor individu atau situasi, faktor ini memberikan

kontribusi atau pengaruh yang cukup bagi

terbentuknya perilaku etika seseorang, bagaimana

dia memilih atas pengalaman batin mereka sendiri,

mana yang baik untuk dipilih. Faktor yang seperti

inilah yang menentukan seseorang untuk berprilaku

atau tidak berprilaku.14

c. Tujuan Etika

Berikut beberapa tujuan dari etika yang

harus sejalan dengan usaha atau bisnis yang

dijalankan, agar apa yang dicapai terpenuhi

1. Untuk persahabatan dan pergaulan

2. Menyenangkan orang lain

3. Membujuk pelanggan

4. Mempertahankan pelanggan

13

Ibid. h. 61 14

Ibid. h. 64

Page 28: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

16

5. Membina dan menjaga hubungan15

d. Peranan Pengusaha

Dalam dunia bisnis atau usaha perlu adanya

peran pengusaha untuk melihat dan memperhatikan

usaha yang dijalakanya, adapun peran pengusaha

dalam kegiatan suatu perusahaan adalah

mengorganisasi penggunaan mesin dan tenaga buruh

agar operasi memproduksi dan menyalurkan barang ke

berbagai pasar dilaksanakan dengan efisien.16

4. Etnis Cina/ Tionghoa

a. Sejarah Singkat Bisnis Cina

Setiap bangsa pasti mempunyai sejarah dan

budaya sendiri, budaya yang dimiliki setiap bangsa

tersebut mempunyai ciri khas dan keunikan yang

membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang

lain. Begitu juga Cina yang memiliki budaya yang

cukup terkenal sepanjang sejarah manusia. Budaya

Cina merupakan budaya tertua kedua di dunia dan juga

budaya yang cukup penting yang mengiasi tinta

15

Kasmir, Kewirausahaan, (Cet. IX; Jakarta: PT RajaGafindo Persada,

2013), h. 26-27 16

Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2004), h. 8

Page 29: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

17

sejarah peradaban manusia, budaya Cina telah lahir

ribuan tahun sebelum masehi.17

Pada saat Malaysia merdeka, pengakuan

atau identitas suatu kelompok masyarakat tertentu

berdasarkan pada bidang yang digelutinya. Orang

melayu dikaitkan dengan sektor pertanian dan bekerja

sebagai petani, masyarakat Cina berdagang dan

mendiami wilayah perkotaan.18

Dasar ekonomi baru

(DEB) yang diperkenalkan diawal Tahun 1970-an

berhasil melahirkan sejumlah pengusaha, ahli

perdangangan, dan pemimpin perusahaan dari

kalangan pribumi, baik yang beragama islam maupun

non-islam. Dalam hal ini membuktikan bahwa

perdangangan adalah bidang yang dapat dipelajari dan

tidak menjadi monopoli kelompok masyarakat

tertentu. Namun usaha-usaha untuk mematahkan

dominasi masyarakat Cina dibidang ekonomi, sampai

saat ini belum berhasil dilakukan.19

Masyarakat Cina

senantiasa berpangangan jauh ke depan dan mereka

17

Anton Ramdan, Bisnis Cina Memang Gila, (Cet. I; Indonesia: Shahara

Digital, 2005), h.1 18

Ann Wang Seng, Rahasia Bisnis Orang Cina, (Cet. I; Jakarta Selatan:

Hikmah, 2007), h.1 19

Ibid. h. 2

Page 30: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

18

tidak akan membiarkan keadaan menjadi statis, dalam

sejarah dagang masyarakat Cina, kita dapat melihat

bahwa perdangangan masyarakat Cina sangat

berkembang. Mereka cepat dan mampu meraih

peluang dagang yang baru.20

b. Dunia Bisnis Etnis Cina

Dunia orang Cina adalah di bidang

perdangangan, mereka suka dan tertarik untuk

berdagang. Masyarakat Cina juga percaya bahwa

hanya dengan berdagang, mereka akan kaya dan

meningkatkan taraf hidupnya. Berdagang

memungkinkan mereka berubah dan golongan yang

dinamis. Dunia perdangangan tidak ada batasnya,

setiap orang bebas bergerak dan memilih untuk masuk

didalamnya. Berdagang juga dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi, interaksi, dan hubungan

interpersonal. Mereka juga tidak perlu takut

kehilangan pekerjaan, kecuali menjaga hati pelanggan

dan memahami kehendak pasar. Masyarakat Cina dan

20

Ibid. h. 3

Page 31: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

19

perdanganagan sudah bersatu padu serta menjadi satu

entitas yang tidak dapas dipisahkan.21

c. Konsep Bisnis Etnis Cina

Pedagang sejati tidak takut pada persaingan

dan kerugian. Mereka tidak seharusnya pedagang lain.

Segala sifat itu harus dihapuskan jika ingin berhasil

dalam perdanganagan yang digelutinya. Masyarakat

Cina menganjurkan persaingan karena hal itu yang

akan meningkatkan keterampilan, produktivitas,

kemahiran, kreativitas, dan memberikan banyak

pengalaman yang berguna.22

Pedagang Cina menentang konsep zero sum

game dalam perdangangan, karena hanya

mementingkan pribadi sendiri, tetapi dalam konsep

masyarakat cina adalah,sebaiknya perdanganagan

memberikan maanfaat kepada semua pihak, baik

sesama pedagang, pesaing, atau pelanggan. Setiap

pedagang harus menghormati satu sama lain dan tidak

meremehkan pedagang yang lain. Masyarakat Cina

21

Ibid. h. 7-8 22

Ibid. h. 19

Page 32: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

20

menganjurkan kerja sama dan sikap saling membantu

sesama pedagang.23

d. Budaya Bisnis Etnis Cina

Ketekunan merupakan salah satu faktor

keberhasilan orang Cina dalam kegiatan

perdanganagan. Masyarakat Cina rela menempuh

segala tantangan, rintangan, dan kesulitan untuk

menyukseskan kegiatan perdanganagan mereka.

Asalkan dari hasil perdaganganan dapat memberi

makan dan sedikit keuntungan, dianggap sudah

memadai bagi mereka, tidak ada alasan bgi seseorang

untuk tidak menjadi sukses jika mereka rajin dan

tekun. Masyarakat Cina rela bangun dini hari dan terus

bekerja sampai malam hari, mereka bekerja keras.24

Keberhasilan masyarakat Cina dalam

berdagang berkaitan dengan pandangan dan falsafah

hidup yang dipegangnya. Bagi masyarakat Cina hidup

adalah untuk makan dan minum, oleh karena itu

mereka harus bekerja. Kerja dalam konteks ini bukan

sekedar berusaha meningkatkan taraf hidup dan

kedudkan sosial mereka dalam masyarakat, satu

23

Ibid. h. 20 24

Ibid. h. 35

Page 33: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

21

satunya cara adalah berdagang. Bangsa Cina adalah

bangasa yang suka berbicara, ketika berbicara, mereka

akan berbicara dengan suara yang keras. Namun,

mereka selalu melakukan apa yang dikatakan, bukan

sekedar omong kosong, melainkan dibuktikan tanpa

memikirkan memiliki pengalaman atau kemahiran

dalam berdagang, karna itu tidak penting karena hal itu

dapat dipelajari kemudian.25

Tidak ada yang tahu kapan tepatnya makan

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya

bisnis Cina, 26

di semua kota besar atau menengah di

Cina para pengusaha mengunakan jamuan makan

dalam berbisnis, karena dalam peranan jamuan makan

selama perundingan memiliki fungsi yang sangat baik

untuk diterapkan dalam berbisnis di anataranya adalah

untuk menjalin hubungan, untuk menumjukkan

kemampuan berbisnis, perundingan yang berhasil di

Cina kebanyakan didasarkan atas sikap percaya, saling

menghargai, dan keyakinan. Pebisnis Cina percaya,

skala usaha, kinerja, dan aset perusahaan atau usaha

25

Ibid. h. 36 26

Yuan Wang, et.al., Menembus Pasar Cina, (Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia, 2000), h. 71.

Page 34: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

22

adalah faktor penting yang meyusun persamaan sukses

dalam berbisnis.27

5. Etnis Bugis

Bugis merupakan kelompok dengan wilayah

asal Sulawesi Selatan, ciri utama dari etnis Bugis adalah

bahasa dan adat istiadat. Masyarakat bugis adalah suku

yang tergolong kedalam suku Deutero “Bugis” beraal dari

To Ugi yang berarti orang bugis.28

Orang Sulawesi

Selatan (Sinjai) pada umumnya sangat emosional. Hal ini

memang karakter eigenschap yang sukar sekali

dihilangkan dalam kehidupan masyarakat etnis Bugis,

jika disinggung perasaannya seketika itu juga dia akan

marah dan melupakan bahwa mwreka memiliki

pendidikan yang tinggi. Ia akan melakukan tindakan

diluar kesadarannya. Mempertahankan kehormatan

adalah menjadi bagian dari kehidupannya.29

Sulawesi Selatan sendiri sebenarnya terdiri dari

empat etnis besar yaitu Bugis Makassar, Mandar, dan

Toraja. Selain itu ada lagi etnis campuran anatara Bugis

27

Ibid. h. 72 28

Azmi AL. Bahij, Sejarah 34 Provinsi Indonesia, (Cet I; Jakarta: Dunia

Cerdas, 2013), h. 347. 29

Andi Mattalatta, Meniti Siri dan Harga Diri , (Cet II; Jakarta: Buku

Otobiografi Mayjen, 2014), h.5.

Page 35: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

23

dan Toraja yaitu Luwu. Semua etnis mempunyai bahasa,

adat istiadat dan kebudayaan sendiri, begitu juga orang

Luwu meskipun bahasa mereka diperkirakan campuran

antara bahasa Bugis dengan bahasa Toraja. Sementara,

adat istiadatdan kebudayaan orang Luwu mirip dengan

adat istiadat dan kebudayaan orang Bugis.30

Ada beberapa istillah atau sebutan yang

dipergunakan masyarakat Bugis untuk menunjukkan

derajat kebangsawanan, sebutan Ambo atau Ambe

misalnya, diberikan kepada seseorang dari golongan Tau

Deceng, Tau Maradeka atau Tau Malebbi.31

Sekarang ini

ada perinsip Bugis yang menjadi bulan-bulanan, yaitu

dalam pengertian Ambo e Mappabati, yang artinya

“Bapaklah Penentu Keturunan”, maksudnya kalau

ayahnya orang merdeka atau orang biasa, tapi ibunya

keturunan bangsawan, maka anakanya tidak boleh

menuruti ibunya menjadi bangsawan, begitu pun

seterusnya. Orang Bugis sangat dikenal dengan

pakaiannya yang warna warni dan mencolok, namun

30

Ibid. h.6. 31

Ibid. h. 37.

Page 36: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

24

dalam penerapanyaa pakaian tersebut mempunyai aturan-

aturan dan ketentuan adatnya.32

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang dianggap

relevan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian, Suryawati Salam, berjudul “Perilaku Bisnis

Pengusaha Cina dan Bugis Makassar Dalam Agribisnis

di Makassar”, hasil penelitian ini menunjukkan bahawa

cara berbisnis atau prilaku bisnis etnis Cina lebih unggul

dari pada etnis bugis Makassar33

2. Penelitian, Fahri Natsir, yang berjudul “Komunikasi

Pasangan Pernikahan Antar Etnis Bugis Dan Etnis

Tionghoa di Sengkang Kabupaten Wajo” hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa, proses komunikasi dalam

pernikahan pasangan etnis Bugis dan etnis Tonghoa di

Sengkang Kabupaten Wajo berjalan harmonis, dan

orientasi budaya dan agama dan kepercayaan menjadi

32

Ibid. h. 41. 33

Suryawati Salam, “Perilaku Bisnis Pengusaha Cina dan Bugis Makassar

Dalam Agribisnis di Makassar”, Skripsi, (Makassar)

Page 37: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

25

faktor yang mendukung terhadap proses komunikasi

pasangan etnis Bugis dan etnis Tionghoa.34

34Fahri Natsir, ”Komunikasi Pasangan Pernikahan Antar Etnis Bugis Dan

Etnis Tioghoa Di Sengkang Kabupaten Wajo”, Skripsi, (Makassar: UIN

Alauddin Makassar, 2016)

Page 38: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yaitu suatu jenis penelitian yang menggambarkan atau

mendeskripsikan untuk mengungkapkan kejadian atau

fakta, keadaan dan fenomena yang terjadi, dalam

membandingkan tentang budaya bisnis etnis Tionghoa

dan Bugis

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel

sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

tekhnik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

Page 39: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

27

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.35

Penelitian kualitatif sebagai human instrumen,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan

data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.36

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti yaitu

metode pendekatan Naturalistik , digunakan untuk

meneliti pada tempat yang alamiah dan penelitian tidak

membuat perlakuan, karena peneliti dalam

mengumpulkan data bersifat emic yiatu berdasarkan

pandangan dari sumber data, dan buku peneliti.37

Tujuan penelitian Naturalistik adalah untuk

mengetahui aktualitas, realitas sosial dan persepsi

manusia melalui pengakuan mereka yang mungkin tidak

dapat diungkap melalui penonjolan pengukuran formal

atau pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu. Para peneliti naturalistik meyakini bahwa

35

Sugiono, Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Cet. 26; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 15. 36

Sugiono, Penelitian Pendidikan..., ibid h. 306. 37 Sugiono,Penelitian Pendidikan...., ibid h. 12.

Page 40: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

28

untuk memahami gejala sosial yang paling tepat adalah

apabila mereka mampu memperoleh fakta pendukung

yang sumbernya berasal dari persepsi dan ungkapan dari

para pelaku itu sendiri.

Dilihat dari segi orientasinya, penelitian

naturalistik berorientasi pada proses. Karena berorientasi

pada proses, maka penelitian naturalistik dianggap tepat

untuk memecahkan permasalahan penelitian yang

berkaitan dengan kegiatan manusia, seperti perubahan

perilaku manusia dalam pembangunan, perilaku siswa

dalam sekolah, peran dokter dan pasien dalam proses

penyembuhan, di mana dalam kegiatan tersebut

pengungkapan fenomena lebih bersifat ganda dan non

linier.38

B. Definisi Oprasional

Berdasarkan kalimat judul dan kajian teori maka

dapat dirumuskan defenisi oprasional sebagai berikut:

1. Analisis komparatif adalah bentuk analisis variabel

(data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua

kelompok atau lebih dalam suatu usaha atau bisnis.

38

Nuna Muvie, ”konsep dasar penelitian naturalistik”, diakses dari

http://nunamuvie.blogspot/2011/04/konsep-dasar-penelitian-naturalistik.html. pada tanggal 12 desember 2018 pukul 19.37.

Page 41: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

29

2. Budaya bisnis adalah model atau gaya prilaku dari

operasional bisnis di dalam perusahaan.

3. Etnis Cina adalah suatu etnis yang asal usul leluhur

mereka berasal dari Tiogkok

4. Etnis Bugis adalah sekelompok etnis dengan wilayah

asal Sulawesi Selatan

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Pelaku bisnis Etnis Cina (Tionghoa) dan Bugis

yang ada di Sinjai.

2. Objek penelitian

Usaha bisnis yang ada di Sinjai

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra

mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh

karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Page 42: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

30

Di dalam pembahasan ini kata observasi dan pengamatan

digunakan secara bergantian.39

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai tehnik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk mengetahui atau menemukan

permasalahann yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau

kecil.40

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi

penelitian sosial. Pada intinya metode ini adalah metode

yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dengan

demikian pada penelitian sejarah, maka bahan

dokumentar memegang peranan yang amat penting.41

39

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi,(Cet.

II; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 142 40 Sugiono, Penelitian Pendidikan..., ibid h. 203 41

Burhan Bungin..., ibid h. 153

Page 43: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

31

E. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar kebenaran

suatu data hasil penelitian lebih menekankan pada data atau

informasi dari pada sikap dan jumlah orang.

Uji keabsahan dalam penelitian, sering hanya

ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Untuk

mendapatkan data yang valid dan realiabel yang diuji

validitas dan reabilitasnya yaitu datanya. Oleh karena itu

Susan Stainback dalam bukunya Sugiono mengatakan

bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek

validitas.

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data

dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara

yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi dalam objek yang diteliti. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas

internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(realibilitas) dan comfirmability (objektifitas).

1. Uji Kredibilitas (Validitas Internal)

Uji kredibilitas dalam penelitian kualitatif

meliputi aspek nilai kebenaran.uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan:

Page 44: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

32

a) Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti

peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data yang pernah

ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

pengamtan berarti hubungan peneliti dengan

narasumber akan semakin akrab, semakin terbuka dan

saling mempercayai.

b) Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat

direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat

melakukan pengecekan kembali apakah data yang

sudah ditemukan itu salah atau tidak. Selain itu

peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang

akurat dan sistematis tentang apa yang diamatai.

c) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Page 45: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

33

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi tekhnik pengumpulan data, dan waktu.

Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara

mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang

diberi tugas melakukan pengumpulan data.42

d) Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai

atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat

tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti

peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan

bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila

tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan

dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah

dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih

mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data

yang ditemukan maka peneliti mungkin akan merubah

temuannya tergantung seberapa besar kasus negatif

yang muncul.

e) Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi

disini adalah pendukung untuk membuktikan data

42

Sugiono, Metode Penelitian Manajemen ( Cet. I; Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 436.

Page 46: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

34

yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh

hasil wawancara perlu didukung dengan adanya

rekaman wawancara, data tentang interaksi manusia,

atau gambar suatu keadaan perlu didukung oleh foto-

foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian

kualitatif, seperti camera, handycam, alat rekaman

suara sangat

diperlukan untuk mendukung kredibilitas

data. Laporan penelitian sebaiknya data yang

dikemukakan dilengkapi dengan dokumentasi autentik.

2. Pengujian Transferability

Pengujian transferability dalam penelitian

kualitatif meliputi aspek penerapan. Transferability

merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke

populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer

ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil

penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi

lain. Maka laporan harus memberikan uraian yang rinci,

jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3. Pengujian Depenability

Pengujian depenability dalam penelitian

kualitatif meliputi aspek konsistensi. Dalam penelitian

Page 47: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

35

kuantitatif, dipenability disebut reabilitas. Dalam

penelitian kualitatif uji dipenability dilakukan dengan

melakukan audit terhaap keseluruhan proses penelitian,

mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, sampai membuat

kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti, jika

tidak maka dipenabilitas penelitiannya dapat diragukan.

4. Pengujian Komfirmability

Pengujian komfirmability dalam penelitian

kualitatif meliputi aspek naturalitas. Pengujian

komfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut

dengan uji objektifitas penelitian. Peneliti dapat dikatakan

objek bila hasil penelitian telah disepakatai banyak orang.

Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses

penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah

memenuhi standar komfirmability.43

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan

43

Sugiono,Ibid, h.445.

Page 48: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

36

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajarai,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.44

Mengelolah atau menganalisis data adalah usaha

kongkrit untuk membuat data berbicara, sebab jumlah

besarnya data, tinggi nilai data yang terkumpul sebagai hasil

pelaksana pengumpulan data apabila tidak disusun dalam

suatu sistematik yang baik niscaya data itu merupakan

bahan yang bisu belaka. Oleh karena itu penelitian

mengunakan ragam penelitian kualitatif, maka analisis data

dilakukan pada waktu melakukan pengumpulan data dan

setelah pengumpulan data sesai. Kemudian data tersebut

akan dianalisis secara cermat dan teliti sebelum disajikan

dalam bentuk laporan yang utuh.

Adapun tehnik analisis yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah:

44

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. 26; Bandung: Alfabeta, 2017), h.

335.

Page 49: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

37

1. Pengumpulan Data

Peneliti mencatat semua data secara objektif

dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan

wawancara dilapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang

sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang mengolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-

data yang telah direduksi memberikan gambaranyang

lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermuda

peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi

yang tersusun yang memungkingkan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan penyajian data

yang merupakan analisis dalam bentuk matrik, network,

cart, atau grafis, sehingga data dapat dikuasai

sebagaimana mestinya dalam penelitian.45

45

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Rosidha

Karya, 1994), h. 24

Page 50: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai seperti yang kita kenal, dahulu

terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan,seperti kerajaan-

kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan

kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam Pitu Limpoe. Tellu

Limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat

pesisir pantai yaitu kerajaan Tondong,bulo-bulo dan

Lamatti, sedangkan Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan

yang berada di dataran tinggi yaitu Kerajaan

Turungeng,Manimpahoi, Terasa,Pao,Manipi,Suka dan Bala

Suka. Dalam lontara susunan raja-raja yang ada di sinjai

pada masa lampau,bahwa yang pertama menjadi raja dan

Arung ialah Manurung Tanralili, yang kemudian dikenal

dengan gelar Timpae Tana atau To Pasaja. Keturunan

Puatta Timpae Tana atau To Pasaja merupakan cikal bakal

dan pendiri kerajaan Tondong ,Bulo-bulo dan Lamatti.

Adapun kerajaan yang pertama berkembang di

wilayah Pitu Limpoe adalah kerajaan Turungeng ,rajanya

adalah seorang wanita yang di peristrikan oleh putra raja

Tallo.salah seorang wanita kawin dengan seorang putra raja

Page 51: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

39

Bone ,dari perkawinan itu lahirlah tujuh orang anak,yaitu

seorang anak perempuan dan enam orang laki-laki.anak

yang wanita menggantikan ibunya memerintah di

Turungeng,sementara yang lain ada di manimpahoi, terasa,

pao, manipi, suka dan bala suka.

Bila di telusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan

yang ada di kabupaten sinjai dimasa lalu,maka nampaklah

dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali

kekeluargaan yang dalam bahasa bugis disebut SIJAI

artinya sama jahitanya.hal ini lebih diperjelas dengan adanya

gagasan dari Lamassiajeng Raja Lamatti X untuk

memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-bulo

dengan Lamatti dengan ungkapannya Pasijai Singkurenna

Lamatti Bulo-Bulo artinya satukan keyakinan

Lamatti dengan Bulo-bulo,sehingga setelah

meninggal dunia beliau di beri gelar Puatta Matinroe

Risijaina.

Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang

ada di kabupaten sinjai di masa lalu semakin jelas dengan

didrikannya benteng pada tahun 1557.Benteng ini di kenal

dengan nama Benteng Balanipa sebab didirikan di

Balangnipa, yang sekarang menjadi ibukota Kabupaten

Page 52: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

40

Sinjai. Disamping itu, benteng inipun dikenal dengan nama

Benteng Tellu Limpoe, karena didirikan secara bersama-

sama oleh 3(tiga) kerajaan, yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan

Tondong, lalu dipugar oleh Belanda.

Tahun 1564 adalah tahun yang amat bersejarah

bagi daerah Sinjai yang diwakili oleh kerajaan Bulo-bulo

yang mendapat banyak kunjungan dari dua kerjaan besar

yang sedang berperang dan berebut pengaruh. Hal ini

disebabkan karena letak daerah Sinjai yang berada pada

daerah lintas batas dan sangat strategis bagi kedua kerajaan

yakni Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa.

Mengingat bahwa kedua kerajaan yang sedang

berperang tersebut mempunyai hubungan kekerabatan

dengan kerajaan-kerajaan Sinjai, maka Tellu Limpoe dan

Pitu Limpoe berupaya untuk tidak memihak atau terlibat

dalam perang tersebut, bahkan dengan penuh kecerdikan da

kearifan, raja-raja di Sinjai berusaha mempertemukan

pimpinan kerajaan tersebut agar berunding dan berdamai.

Akhirnya pada bulan Februari 1564, Raja Bulo-

Bulo ViLa Mappasoko Lao Manoe Tanrunna berhassil

mempertemukan antara Kerajaan Gowa yang diwakili oleh I

Mangerai Daeng Mammeta dengan La Tenri Rawe

Page 53: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

41

Bongkangnge dari Kerajaan Bone, disaksikan oleh raja-raja

lain, sehingga lahirlah perjanjian perdamaian yang kemudian

dikenal dengan Perjanjian Topekkong atau Lamung Patue

Ritopekkong.

Disebut Lamung Patue Ritopekkong karena

perundingan ini dilaksanakan dengan upacara penanaman

batu besar, bagian batu yang dikuburkan dalam-dalam

dimaksudkan sebagai symbol dikuburkannya sikap-sikap

keras yang merugikan semua pihak, sedang bagian batu

yang timbul sebagai symbol persatuan yang tidak mudah

bergeser.

Isi Perjanjian Topekkong adalah

1. Madumme to sipalalo

Seddi Pabbanua pada rappuni

Lempa asefa mappanessa

2. Musunna Gowa musunna to Bone na Tellulimpoe

Makkutopi assibalirenna

3. Sisappareng deceng teng sisappareng ja

Sirui menre teng sirui no

Malilu sipakainge mali siparappe

Artinya adalah :

1. Saling mengisinkan dalam mencari tempat bernaung

Page 54: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

42

Saling member kesempatan dalam mencari ikan

Satu rakyat milik kita semua

Kemanalah padinya dibawa itulah yang menentukan

(Kerajaan masa yang dipilihnya)

2. Musuh Kerajaan Gowa juga musuh Kerajaan Bone ddan

Tellulimpoe

Demikian pula sebaliknya

3. Saling memberikan kebaikan bukan kejahatan

Saling bantu membantu tidak saling mencelakakan

Yang lupa diri diingatkan, yang hanyut diingatkan

Tahun 1636 orang Belanda mulai dating ke daerah

Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya

Belanda untuk mengadu domba dan memecah belah

persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di Sukawesi Selatan.

Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa

pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba

membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan perang

trerhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi pada hari

Jumat tanggal 29 Februari 1639 bertepatan dengan tanggal

22 Ramadhan 1066 Hijriah, karena rakyat Sinjai tetap

berperang teguh pada perjanjian Topekkong.

Page 55: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

43

Tahun 1824 Gubernur Jendral Hindia Belanda

Van der Capellen datang dari Batavia membujuk I Cella

Arung Bulo-bulo XXI agar menerima perjanjian Bangoya dn

mengijinkan Belanda mendirikan Loji atau Kantor dagang di

Lappa tetapi ditolak dengan tegas. Belanda menyerang

Sinjai di bawah pimpinan Jendral Van Green dan Kolonel

Biischaff. Pasukan Sinjai di bawah pimpinan Andi

Mandasini dan Baso Kalaka berhasil memukul mundur

pasukan Belanda. Tahun 1859 Belanda dengan pimpinan

Jendral Van Swiaten kembali mengadakan serangan besar-

besaran ke Sinjai, baik melalui laut maupun darat. Oleh

karena kekuatan yang tidak seimbang maka akhirnya Sinjai

direbut oleh Belanda.

Tanggal 15 November 1861 berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Sulawesi da Daerah, taklunya wilayah

Tellu Limpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan

dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 Februari

1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembagian

administrative untuk daerah timur termasuk Residensi

Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa Kabupaten

lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinjai terdiri dari

beberapa Adats Gemenchap, yaitu cost Bulo-bulo, Tondong,

Page 56: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

44

manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan

Tarungeng.Pada masa pendudukan Jepang, struktur

pemerintahan dan namanya ditata sesuai kebutuhan bala

tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Dalam kancah

perjuangan kemerdekaan menegakkan Proklamasi 17

Agustus 1945, para rakyat Kabupaten Sinjai membentuk

berbagai organisasi perlawanan seperti Sumber Darah

Rakyat atau SUDARA, Kris Muda dan lain-lain. Pantai-

pantai yang ada di Sinjai menjadi transit bagi para pejuang

kemerdekaan yang akan ke Jawa dan sebalik nya. Tanggal

20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi Kabupaten

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 1959. Dan tanggal 27 Februari 1960 Abdul Latif

dilantik menjadi Kepa Daerah Tingkat III Sinjai yang

pertama.

Kabupaten Sinjai adalah salah satu Daerah

Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu

kotakabupaten ini terletak di Balangnipa atau Kota Sinjai

yang berjarak sekitar ±220 km dari Kota Makassar.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan

berpenduduk sebanyak kurang lebih 236.497 jiwa.

Page 57: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

45

1. Geografi

Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak

pada titik 5°2'56" - 5°21'16" Lintang Selatan dan

119°56'30" - 120°25'33" Bujur Timur. Kabupaten Sinjai

terletak di bagian pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan

yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar. Luas

wilayahnya berdasarkan data yang ada sekitar

819,96 km2 (81.996 ha).

2. Batas Wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

a. Utara berbatasan dengan kabupaten Bone

b. Selatan berbatasan dengan kabupaten jeneponto dan

kabupaten Bantaeng

c. Barat berbatasan dengan kabupaten Gowa

d. Timut berbatasan dengan teluk Bone

3. Topografi

Kabupaten Sinjai secara geografis terdiri atas

wilayah pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi dengan

ketinggian antara - 2.871 meter diatas permukaan air

laut (mdpl). Wilayahnya termasuk 9 pulau-pulau kecil

di Teluk bone yang masuk ke wilayah kecamatan Pulau

Sembilan. Pesisir di Kabupaten Sinjai berada di

Page 58: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

46

sepanjang batas sebelah timur dan tergolong sempit

meliputi Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai

Utara dan kecamatan Tellu Limpoe. Selanjutnya daerah

dataran tinggi yang merupakan lereng timur Gunung

Lompobattang-Gunung Bawakaraeng meliputi

kecamatan Sinjai Barat dan Sinjai Borong. Serta dataran

tinggi Pegunungan Bohonglangi meliputi sebagian

wilayah kecamatan Bulupoddo.

4. Iklim

Sepanjang tahun, daerah ini termasuk beriklim

sub tropis, yang mengenal 2 (dua) musim, yaitu musim

penghujan pada periode April - Oktober, dan musim

kemarau yang berlangsung pada periode Oktober-April.

Selain itu ada 3 (tiga) type iklim (menurut Schmidt &

Fergusson) yang terjadi dan berlangsung di wilayah ini,

yaitu iklim type B2, C2, D2 & type D3.

a. Zona dengan iklim type B2 di mana bulan basah

berlangsung selama 7 - 9 bulan berturut – turut,

sedangkan bulan kering berlangsung 2 – 4 bulan

sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi sebagian

besar wilayah Kecamatan Sinjai Timur & Sinjai

Selatan .

Page 59: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

47

b. Zona dengan iklim type C2, dicirikan dengan adanya

bulan basah yang berlangsung antara 5 – 6 bulan,

sedangkan bulan keringnya berlangsung selama 3 – 5

bulan sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi

sebagian kecil wilayah Kecamatan. Sinjai Timur,

Sinjai Selatan & Sinjai Tengah

c. Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah

selama 3 – 4 bulan & bulan keringnya berlangsung

selama 2 – 3 bulan. Penyebarannya meliputi wilayah

bag. Tengah Kabupaten Sinjai, yaitu sebagian kecil

wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan &

Sinjai Barat.

d. Zona dengan iklim type D3, bercirikan dengan

berlangsungnya bulan basah antara 3 – 4 bulan, &

bulan kering berlangsung antara 3 – 5 bulan.

Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan.

Sinjai Barat, Sinjai Tengah & Sinjai Selatan

Dari keseluruhan type iklim yang ada tersebut,

Kabupaten Sinjai mempunyai curah hujan berkisar antara

2.000 - 4.000 mm / tahun, dengan hari hujan yang

bervariasi antara 100 – 160 hari hujan / tahun.

Kelembaban udara rata-rata, tercatat berkisar antara 64 -

Page 60: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

48

87 persen, dengan suhu udara rata-rata berkisar antara

21,1oC - 32,4

oC.

5. Kecamatan

a. Bolupoddo

b. Pulau Sembilan

c. Sinjai Barat

d. Sinjai Borong

e. Sinjai Selatan

f. Sinjai Tengah

g. Sinjai Timur

h. Sinjai Utara

i. Tellulimpoe

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari 5 reponden

pengusaha etnis Tionghoa dan 5 pengusaha Bugis di Sinjai,

dengan melakukan pengumpulkan data dengan tehnik

observasi, wawancara dan dokumentasi, observasi dilakukan

untuk memperoleh data yang tidak sempat atau tidak dapat

diperoleh dari wawancara dengan menggunakan alat bantu

pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pacaindra lainya seperti telinga, penciuman, mulut dan

kulit, wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara

Page 61: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

49

langsung dari obyek penelitian sedangakan dokumentasi

digunakan untuk memperkuat data yang telah didapatkan.

Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil satu data dari

hasil observasi pengusaha etnis Tionghoa dan satu juga data

dari hasil observasi pengusaha Bugis berhubung data yang

diperoleh dari sepuluh responden tersebut memiliki

kesamaan makna dan jawaban yang dibutuhkan oleh

peneliti. Adapun peneliti deskripsiskan sebagai berikut:

1. Observasi

a. Pengusaha Etnis Tionghoa

LEMBAR OBSERVASI

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

Nama Usaha : Toko Tunas Bangunan

Pengusah yang diamati : Pengusaha Cina

Hari/tanggal : Kamis 27 Juni 2019

Waktu : 14.31 Wita

Page 62: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

50

Tabel 4.1

Hasil Observasi

1. Lembar Observasi

a. Sarana dan prasarana (format observasi diisi dengan

membutuhkan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

No Sarana Ada Tida

k ada

1 Tempat Usaha

2 Karyawan

Catatan: -

b. Pelaksanaan penilaian analisis komparatif budaya

bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai (format

observasi diisi dengan membutuhkan tanda ceklis

dan catatan yang perlu)

No Aspek yang diamati Observasi

Ya Tidak

1 Jujur

2 Disiplin

3 Komunikasi yang baik

4 Mengembangkan kepekaan

terhadap keberagaman

5 Mau mendengarkan pembeli

Page 63: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

51

6 Berprilaku adil

Sumber; Berdasarkan hasil pengamatan

(observasi) pada pengusaha etnis Tionghoa

b. Pengusaha Bugis

LEMBAR OBSERVASI

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

Nama Usaha : Toko Cahaya Bangunan

Pengusah yang diamati : Pengusaha Bugis

Hari/tanggal : Kamis 28 Juni 2019

Waktu : 16.00 Wita

Tabel 4.2

Hasil Observasi

2. Lembar Observasi

a. Sarana dan prasarana (format observasi diisi dengan

membutuhkan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

No Sarana Ada Tida

k ada

1 Tempat Usaha

2 Karyawan

Catatan:

c. Pelaksanaan penilaian analisis komparatif budaya

bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai (format

Page 64: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

52

observasi diisi dengan membutuhkan tanda ceklis

dan catatan yang perlu)

No Aspek yang diamati Observasi

Ya Tidak

1 Jujur

2 Disiplin

3 Komunikasi yang baik

4 Mengembangkan

kepekaan terhadap

keberagaman

5 Mau mendengarkan

pembeli

6 Berprilaku adil

Sumber; Berdasarkan hasil pengamatan

(observasi) pada pengusaha Bugis

Berdasarkan enam aspek yang diamati oleh

peneliti dalam melakukan observasi, pengusaha etnis

Tionghoa, sebagaimana yang tercantum pada tabel 4.1

menunjukkan bahawa dalam menjalankan usaha, etnis

Tionghoa menerapkan enam aspek yang diamati oleh

peneliti yakni jujur, disiplin, komunikasi yang baik,

Page 65: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

53

mengembangkan kepekaan terhadap keberagaman, mau

mendengarkan pembeli dan berprilaku adil.

Begitu pun dengan pengusaha Bugis dapat dilihat

pada tabel 4.2 tidak ada perbedaan yang mendasar dengan

pengusaha etnis Tionghoa, pengusaha Bugis juga

menunjukkan enam aspek yang diamati oleh peneliti yakni

jujur, disiplin, komunikasi yang baik, mengembangkan

kepekaan terhadap keberagaman, mau mendengarkan

pembeli dan berprilaku adil.

2. Wawancara

wawancara dilakukan untuk

mendapatkan data secara langsung dari obyek penelitian

dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal mengenai

budaya bisnis atau gaya prilaku dalam berbisnis baik

pengusaha etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah responden

yang lebih sedikit. Narasumber yang berhasil

diwawancarai pada pengusaha etnis Tionghoa sebanyak

lima oarang begitu pun dengan pengusaha Bugis ada lima

yang berhasil diwawancarai, namun penulis hanya

mengabil 2 data dari masing etnis tersebut. Dimana

narasumber dengan nama Henry dan Andry Gosal adalah

Page 66: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

54

pengusaha dari etnis Tionghoa sedangkan narasumber dari

pengusaha Bugis adalah, Adi dan Evi Trisnawati.

Dari hasil wawancara dengan Henry selaku

pengusaha etnis Tionghoa untuk mengetahui budaya bisnis

atau gaya prilaku adalah narasumber mengatakan bahwa:

“Toko saya buka mulai jam delapan samapai

jam lima sore, saya memiliki karyawan lima

orang ,membuka suatau usaha itu yang harus

memeng datang dari inisiatif sendiri, intinya

dalam menjalankan usaha harus jujur, ramah,

kerja harus rapi,pembeli adalah raja”46

Sejalan dengan pendapat Henry narasumber Andry

Gosal mengungkapkan tahap yang harus diperhatikan

dalam berbisnis, Andry Gosal mengatakan bahwa:

“Toko saya buka mulai jam delapan

samapai jam 5 sore, saya memiliki karyawan

empat orang, cara saya menarik pelanggan

dengan ramah, sopan, memberikan potongan

harga”47

46 Wawancara dengan Henry, pada tanggal 26 Juni 2019. 47 Wawancara dengan Andry Gosal, pada tanggal 27 Juni 2019.

Page 67: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

55

Sedangkan dari hasil wawancara dari Adi selaku

pengusaha Bugis mengatakan bahwa:

“Toko saya buka mulai jam delapan

samapai jam lima sore, saya memiliki karyawan

empat orang, cara saya menarik prelanggan

memberikan pelayanan yang baik kepada

pelanggan, saling memegang kepercayaan

kepada pelanggan”48

Narasumber yang kedua dari pengusaha Bugis, Evi

Trisnawati mengatakan bahwa:

“Toko saya buka mulai jam delapan

samapai jam lima sore, saya memiliki karyawan

tujuh orang, cara saya menari pelanggan

dengan memberikan potongan harga,

menghormati pembeli, bersikap baik”49

Dari hasil wawancara diatas mengambarkan

bahwa budaya bisni etnis Tionghoa dan Bugis memiliki

persamaan dalam menjalankan kegiatan ekonomi yakni

dalam bidang bisnis mereka sama-sama menerapkan hal

yang baik untuk mencapai yang diinginkan,dengan

48 Wawancara dengan Adi, pada tanggal 27 Juni 2019 49 Wawancara dengan Evi Trisnawati, pada tanggal 28 Juni 2019

Page 68: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

56

melakukan gaya prilaku seperti jujur,ramah, bersikap baik

terhadap pelanggan.

C. Deskripsi Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang

telah peneliti cantumkan sebelumnya yaitu “Bagaimana

budaya bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai” dapat

dilihat dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

yang peneliti telah jelaskan sebelumnya yaitu menunjukkan

bahwa budaya bisnis etnis Tionghoa dan Bugis memiliki

persamaan tidak terdapat perbedaan dalam menjalankan

kegiatan ekonomi yakni dalam bidang bisnis mereka sama-

sama menerapkan hal yang positif untuk mencapai yang

diinginkan, dengan melakukan gaya prilaku seperti

jujur,ramah, bersikap baik terhadap pelanggan.

1. pengusaha etnis Tionghoa, menunjukkan bahawa dalam

menjalankan usaha, etnis Tionghoa menerapkan enam

aspek yang diamati oleh peneliti yakni jujur, disiplin,

komunikasi yang baik, mengembangkan kepekaan

terhadap keberagaman, mau mendengarkan pembeli dan

berprilaku adil.

2. Begitu pun pengusaha Bugis, menunjukkan bahawa

dalam menjalankan usaha, pengusaha Bugis menerapkan

Page 69: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

57

enam aspek yang diamati oleh peneliti yakni jujur,

disiplin, komunikasi yang baik, mengembangkan

kepekaan terhadap keberagaman, mau mendengarkan

pembeli dan berprilaku adil.

Page 70: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahawa budaya bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai

memiliki persamaan dalam menjalankan kegiatan ekonomi

yakni dalam bidang bisnis mereka sama-sama menerapkan

hal yang positif untuk mencapai yang diinginkan, dengan

melakukan gaya prilaku seperti jujur,ramah, bersikap baik

terhadap pelanggan.

3. pengusaha etnis Tionghoa, menunjukkan bahawa dalam

menjalankan usaha, etnis Tionghoa menerapkan enam

aspek yang diamati oleh peneliti yakni jujur, disiplin,

komunikasi yang baik, mengembangkan kepekaan

terhadap keberagaman, mau mendengarkan pembeli dan

berprilaku adil.

4. Begitu pun pengusaha Bugis, menunjukkan bahawa

dalam menjalankan usaha, etnis Bugis menerapkan

enam aspek yang diamati oleh peneliti yakni jujur,

disiplin, komunikasi yang baik, mengembangkan

kepekaan terhadap keberagaman, mau mendengarkan

pembeli dan berprilaku adil.

Page 71: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

59

B. Saran

Saran-saran yang hendak peneliti berikan, tidak

lain hanya sekedar memberi sedikit masukan yang tentunya

dengan harapan agar peningkatan atau pengembangan

usaha dapat menjadi lebih baik lagi. Adapun saran-saran

berikut peneliti sanpaikan kepada:

1. Kepada pengusaha etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai,

karena melihan dari perkembangan jaman maka

perlulah pentingnnya suatu kreatifitas dalam

meningkatkan kemampuan dalam hal penggunaan

strategi yang menarik dan kreatifitas sehingga usaha

yang dijalankan dapat berkembang.

2. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan dan rujukan, khususnya

yang ingin melakukan penelitian yang serupa.

Page 72: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

60

DAFTAR PUSTAKA

Adi, pengusaha Bugis, “wawancara” Pada Tanggal 27 Juni

2019.

Andi Mattalatta, Meniti Siri dan Harga Diri , (Cet II; Jakarta:

Buku Otobiografi Mayjen, 2014)

Andry Gosal, pengusaha etnis Tionghoa, “wawancara” Pada

Tanggal 27 Juni 2019

Anton Ramdan, Bisnis Cina Memang Gila, (Cet. I; Indonesia:

Shahara Digital, 2005),

Ann Wang Seng, Rahasia Bisnis Orang Cina, (Cet. I; Jakarta

Selatan: Hikmah, 2007),

Azmi AL. Bahij, Sejarah 34 Provinsi Indonesia, (Cet I; Jakarta:

Dunia Cerdas, 2013)

Bebas Ketik, Culture, artikel. Diakses tanggal 18 Desember

2018, dari https://bebasketik.com/pengertian-budaya/,

12 April 2018.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan

Ekonomi,(Cet. II; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)

Evi Trisnawati, pengusaha Bugis, “wawancara” Pada Tanggal

28 Juni 2019.

Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Cet. I; Jakarta:

Kencana, 2006),

Page 73: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

61

Fahri Natsir, ”Komunikasi Pasangan Pernikahan Antar Etnis

Bugis Dan Etnis Tioghoa Di Sengkang Kabupaten

Wajo”, Skripsi, (Makassar: UIN Alauddin Makassar,

2016)

Henry, pengusaha etnis Tionghoa, “wawancara” Pada Tanggal

26 Juni 2019

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Cet.

IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Kasmir, Kewirausahaan, (Cet. IX; Jakarta: PT RajaGafindo

Persada, 2013)

Luci Huki, Arti dan Pengertian Tentang Segala Sesuatu, artikel.

Diakses tanggal 13 Desember 2018, dari

http://artidanpengertian.blogspot.com/2016/02/pengert

ian-budaya-bisnis.html, 21 Februari 2016.

MasWing, Belajar Berfikir Bermanfaat, artikel. Diakses

tanggal, 12 Desember 2018, dari

http://maswig.blogspot.com/2010/09/china-dalam-

perspektif-budaya-bisnis.html, 20 September 2010

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian

Kualitatif, (Cet. III; Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2016),

Nuna Muvie, ”konsep dasar penelitian naturalistik”, diakses

dari http://nunamuvie.blogspot/2011/04/konsep-dasar-

penelitian-naturalistik.html. pada tanggal 12 desember

2018 pukul 19.37.

Page 74: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

62

Raden Sanopa Putra, Analisis Komparatif, artikel. Diakses

tanggal 13 Desember 2018, dari

http://radensanopaputra.blogspot.com/2013/05/analisis

-komparatif.html, 5 Mei 2013.

Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Cet. I; Jakarta: Kencana,

2004),

Sudaryono, pengantar bisnis, teori dan contoh kasus, (Cet I;

Yogyakarta: C.V Andi, 2015)

Sugiono, Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Cet. 26; Bandung: Alfabeta,

2017)

Sugiono, Metode Penelitian Manajemen ( Cet. I; Bandung:

Alfabeta, 2013)

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT

Rosidha Karya, 1994),

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. 26; Bandung:

Alfabeta, 2017)

Suryawati Salam, “Perilaku Bisnis Pengusaha Cina dan Bugis

Makassar Dalam Agribisnis di Makassar: Academia,

Yuan Wang, et.al., Menembus Pasar Cina, (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2000)

Page 75: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

ii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

No Variabel Indikato

r

Butir

Soal

Juml

ah

1

1

Analisis

Komparatif

Budaya Bisnis

Etnis

Tionghoa Dan

Bugis

1. Budaya

Bisnis

1,2,3,4,

5 5

2. Gaya

prilaku

(etika)

6,7,8,9,

10 5

Page 77: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

No Variabel Indikat

or

Butir

Soal

Juml

ah

1

1

Analisis

Komparatif

Budaya Bisnis

Etnis

Tionghoa Dan

Bugis

1. Sarana

dan

Prasaran

1,2 2

2. Gaya

prilaku

(etika)

1,2,3,4,

5,6 6

Page 78: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

LEMBAR OBSERVASI

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

1. Identitas Observasi

Nama Usaha : Toko Cahaya Bangunan

Pengusah yang diamati : Pengusaha Bugis

Hari/tanggal : Kamis 28 Juni 2019

Waktu : 16.00 Wita

2. Lembar Observasi

a. Sarana dan prasarana (format observasi diisi dengan

membutuhkan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

No Sarana Ada Tida

k ada

1 Tempat Usaha

2 Karyawan

Catatan: -

b. Pelaksanaan penilaian analisis komparatif budaya

bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai (format

observasi diisi dengan membutuhkan tanda ceklis

dan catatan yang perlu)

No Aspek yang

diamati

Observasi

Ya Tidak

1 Jujur

2 Disiplin

Page 79: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

3 Komunikasi

yang baik

4 Mengembangka

n kepekaan

terhadap

keberagaman

5 Mau

mendengarkan

pembeli

6 Berprilaku adil

Catatan:Penulisi hanya melampirkan satu hasil

observasi karena data yang lain dari hasil

observasi memiliki hasil yang sama

Page 80: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR WAWANCARA

A. Pengusaha Etnis Tionghoa

1. Nama : Sande Palisun

Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 13 Juni 1988

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Prima Jaya

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

1. –

2. Karena saya ingin

belajar mandiri

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

lima orang

5. Karena saya ingin

ahli dibidang bisnis

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur

Page 81: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik

8. Memberikan harga

barang yang murah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 82: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

2. Nama : Henry

Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 30 Mei 1956

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Sinar Bangunan

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan

visi, Bapak/Ibu

membuka usaha

seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya buka usaha saya

pada tahun 2005

2. Ingin belajar berbisnis

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

lima orang

5. Karena saya ingin ahli

dibidang bisnis dan

untuk biaya hidup

6. Tidak ada yang

terpenting harus jujur,

kerja harus rapi

\

7. Menghormati

Page 83: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan

?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha

Bapak/Ibu ?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam

satu hari ?

pelanggan

8. Harus ramah, harga

yang murah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 84: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

3. Nama : Andry Gosal

Tempat Tanggal Lahir : Bulukumba, 18 April

1964

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Pelita Jaya

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya mulai usaha

ini pada tahun 2001

2. Karena saya ingin

belajar mandiri, cari

nafkah

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

empat orang

5. Untuk memenuhi

kebutuhan

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur, disiplin

7. Dengan

Page 85: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

memberikan

pelayanan yang

baik, ramah

8. Memberikan harga

barang yang murah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 86: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

4. Nama : Nova Herman

Tempat Tanggal Lahir : Bulukumba, 27 November 1991

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Tunas Banguna

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

yang diterapkan

1. –

2. Membantu

masyarakat dalam

pencarian barang

yang dibutuhkan

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan

sebanyak delapan

orang

5. Passion hobby

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur, dan tidak

terlambat

Page 87: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik

8. Menjaga hubunga

baik pelanggan

lama maupun yang

baru

9. Kekurangan stok

barang,

10. Tidak menentu

Page 88: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

5. Nama : Adi Jaya

Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 5 Juni 1954

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Rabu,03 Juli 2019

Nama Usaha : Toko Adi Jaya

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah usaha

ini kapan mulai

dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

yang diterapkan

1. –

2. Karena saya ingin

belajar mandiri

3. Mulai jam delapan samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

lima orang

5. Karena saya ingin

ahli dibidang bisnis

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik

Page 89: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

8. Memberikan harga

barang yang murah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 90: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

B. Pengusaha Bugis

1. Nama : Adi

Tempat Tanggal Lahir : Sinjai, 17 Februari 1988

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Mitra Bangunan

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan mulai

dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya memulai

usaha ini sekitar

tahun 2008

2. Karena saya ingin

belajar, cari

nafkah

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan

sebanyak empat

orang

5. Karena saya ingin

ahli dibidang

bisnis

6. Tidak ada intinya

jangan terlambat

Page 91: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik

8. Saling

kepercaayaan saja

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 92: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

2. Nama : Yasir. ST

Tempat Tanggal Lahir : Sinjai, 15 Desember 1974

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Jumat, 28 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Cahaya Bangunan

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan

visi, Bapak/Ibu

membuka usaha

seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya memulaiusaha

saya pada tanggal 1

April 2019

2. Mengembangkan

usaha yang besar

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

empat orang

5. Karaena banyak

orang sukses karena

bisnis

6. Aturan standar

7. Dengan memberikan

harga yang murah

Page 93: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan

?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha

Bapak/Ibu ?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam

satu hari ?

8. Harus ramah, harga

yang murah

9. Modal usaha

10. Tidak menentu

Page 94: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

3. Nama : Evi Trisnawati

Tempat Tanggal Lahir: Sinjai, 16 Mei 1985

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Juni 2019

Nama Usaha : Toko Pelita Jaya

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan

visi, Bapak/Ibu

membuka usaha

seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya mulai usaha

ini pada tahun 2009

2. Karena saya ingin

belajar mandiri

tentang bisnis

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

tujuh orang

5. Untuk memenuhi

kebutuhan

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur, disiplin

7. Bersikap baik

kepada pelanggan

Page 95: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

8. Memberikan

potongan harga

9. Menghadapi

pelanggan yang

cerewet

10. Tidak menentu

Page 96: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

4. Nama : Iful

Tempat Tanggal Lahir : Kajuara, 21 November

1994

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Rabu, 03 Juli 2019

Nama Usaha : Alam Jaya

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan mulai

dibuka ?

2. Apakah misi dan visi,

Bapak/Ibu membuka

usaha seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. –

2. Membantu

masyarakat dalam

pencarian barang yang dibutuhkan

3. Mulai jam delapan

samapai jam lima

sore

4. Saya memiliki

karyawan

sebanyak tujuh

orang

5. Ingin belajar

tentang bisnis

6. Tidak ada yang

terpenting harus

rajin

Page 97: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik, ramah

8. Harga yang murah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 98: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

5. Nama : Hj. Sitti Janiah

Tempat Tanggal Lahir: Bone, 3 Agustus 1946

Jabatan : Pemilik Usaha

Hari/Tanggal : Rabu,03 Juli 2019

Nama Usaha : ACC JAYA

ASPEK YANG

DITANYAKAN JAWABAN

A. Budaya Bisnis

1. Bisa Bapak/Ibu

jelaskan sejarah

usaha ini kapan

mulai dibuka ?

2. Apakah misi dan

visi, Bapak/Ibu

membuka usaha

seperti ini ?

3. Mulai jam berapa

toko Bapak/Ibu di

buka dan di tutup ?

4. Berapa jumlah

karyawan yang

bekerja ditempat

Bapak/Ibu ?

5. Kenapa Bapak/Ibu

memilih untuk

berbisnis ?

B. Gaya Prilaku (Etika)

6. Apakah ada aturan

1. Saya memulai

usaha ini sekitar

tahun 1977

2. Untuk usaha, cari

nafkah

3. Mulai jam delapan

pagi sampai jam

stegah sembilan

malam

4. Saya memiliki

karyawan sebanyak

tujuh orang

5. Karena saya ingin

ahli dibidang

bisnis, lebih bagus

dari yang lain

6. Tidak ada yang

terpenting harus

jujur

Page 99: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

yang diterapkan

dalam usaha

Bapak/Ibu kepada

karyawan ?

7. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

menarik pelanggan ?

8. Bagaiaman cara

Bapak/Ibu untuk

mempertahankan

pelanggan ?

9. Biasanyan masalah

apa yang dihadapi

oleh usaha Bapak/Ibu

?

10. Berapa keuntungan

Bapak/Ibu dalam satu

hari ?

7. Dengan

memberikan

pelayanan yang

baik, tidak berkata

kasar

8. Memberikan harga

barang yang murah,

ramah

9. Tidak ada

10. Tidak menentu

Page 100: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

LEMBAR OBSERVASI

ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

TIONGHOA DAN BUGIS DI SINJAI

2. Identitas Observasi

Nama Usaha : Toko Tunas Bangunan

Pengusah yang diamati : Pengusaha Cina

Hari/tanggal : Kamis 27 Juni 2019

Waktu : 14.31 Wita

3. Lembar Observasi

d. Sarana dan prasarana (format observasi diisi dengan

membutuhkan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

N

o

Sarana Ada Tida

k ada

1 Tempat Usaha

2 Karyawan

Catatan: -

e. Pelaksanaan penilaian analisis komparatif budaya

bisnis etnis Tionghoa dan Bugis di Sinjai (format

observasi diisi dengan membutuhkan tanda ceklis

dan catatan yang perlu)

No Aspek yang diamati Observasi

Ya Tidak

1 Jujur

Page 101: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

2 Disiplin

3 Komunikasi yang baik

4 Mengembangkan

kepekaan terhadap

keberagaman

5 Mau mendengarkan

pembeli

6 Berprilaku adil

Catatan:Penulisi hanya melampirkan satu hasil

observasi karena data yang lain dari hasil

observasi memiliki hasil yang sama

Page 102: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 103: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 104: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

DOKUMENTAS

1. Foto pada saat wawancara dengan pengusaha

etnis Tionghoa

Page 105: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 106: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

2. Foto pada saat wawancara dengan pengusaha Bugis

Page 107: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 108: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS
Page 109: ANALISIS KOMPARATIF BUDAYA BISNIS ETNIS

BIODATA PENULIS

Muh. Naim, Penulis

lahir di Sinjai pada tanggal

30 September 1996. Penulis

ini merupakan anak kelima

dari tujuh bersaudara yang

merupakan buah kasih dari

pasangan dari Abd. Latif dan

Nurcaya. Penulis telah

melalui beberapa jenjang

pendidikan mulai, pada tahun

2003 di SD 25 Borong Uttie,

kecamatan Sinjai Timur

Kabupaten Sinjai menempuh

pendidikan selama enam tahundan selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan tingkat

pertama di SMP Negri 2 Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai dan

selesai pada tahun 2012. Dan pada tahun 2012 pula penulis

melanjutkan pendidikan di MAN 2 Sinjai Timur, Kabupaten

Sinjai dan selesai tahun 2015. Hingga pada akhirnya penulis

memutuskan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di IAI

Muhammadiyah Sinjai pada tahun 2015 dan mengambil

jurusan ekonomi syariah. Organisasi yang digeluti selama

kuliah di IAIM Sinjai adalah Ksr-Pmi Unit 101 Iaim Sinjai, dan

alhamdulilah pernah diberi amanah sebagai wakil komandan

Ksr-Pmi Unit 101 Iaim Sinjai periode 2017/2018.Berkat rahmat

Allah Swt. Dan kerja keras penulis serta doa dari keluarga

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Istitut Agama

Islam Muhammadiyah Sinjai dengan tersusunya skripsi yang

telah diselesaikan dengan judul, Analisis Komparatif Budaya

Bisnis Etnis Tionghoa Dan Bugis Di Sinjai.