ANALISIS KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM Oleh: SITI MAIMUNAH LESTARI 105046201729 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 / 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM
Oleh:
SITI MAIMUNAH LESTARI 105046201729
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 / 2010
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh geler Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2010
Siti Maimunah Lestari
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Analisis Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2
September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)
pada Program Studi Muamalat
Jakarta, 2 September 2010 Dekan,
Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 150 210 422
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 150 289 264 Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag (......................................) NIP. 150 318 308 Pembimbing : Dr. H. Afifi Fauzi Abbas (......................................) NIP. 195 609 061 982 031 004 Penguji I : Ir. Ela Patriana, MM, AAIJ (......................................)
NIP.
Penguji II : Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A (......................................) NIP. 196 912 161 996 031 001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................... 6
E. Review Studi Terdahulu.................................................................... 8
F. Metode Penelitian.............................................................................. 13
G. Teknik Penulisan…………………………………………………... 16
H. Sistematika Penulisan……………………………………………… 16
BAB II LANDASAN TEORI KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
SYARIAH
A. Klaim
1. Pengertian Klaim………………………………………………. 18
2. Prinsip Dasar Asuransi Dalam Penyelesaian Klaim.................... 20
3. Model Klaim Asuransi Kerugian................................................. 24
Dalam kamus asuransi, klaim berarti permohonan atau tuntutan
pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan sesuai
dengan pasal-pasal dari sebuah polis.5 Klaim juga berarti aplikasi oleh peserta
untuk memperoleh Pertanggungan atas kerugiannya yang tersedia berdasarkan
perjanjian.6
Klaim adalah aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan
atas kerugiannya yang tersedia berdasarkan perjanjian. Sedangkan klaim
adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan
perjanjian tersebut.7
Tidak ada alasan bagi perusahaan asuransi memperlambat pembayaran
klaim kepada tertanggung karena klaim adalah suatu proses yang telah
diantisipasi sejak awal oleh semua perusahaan asuransi dan yang lebih penting
lagi bahwa klaim adalah hak setiap peserta yang dananya diambil dari tabarru’
semua peserta. Allah berfirman dalam surah al-Anfaal ayat 27, 8
☺
5A. Hasyim Ali, Dkk, Kamus Asuransi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002), Cet-2,h.55 6Dikutip pada tanggal 15 Juni 2010, pukul 10.00 WIB, dikutip dari
http://ibfi-trisakti.blogspot.com/2009/04/asuransi-syariah.html 7Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, Konsep dan Sistem Operasional (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004),, h. 259 8Syakir Sula, h. 259-260.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.(Q.S.al-Anfaal:27)
2. Prinsip Dasar Asuransi Dalam Penyelesaian Klaim9
Dalam kegiatan asuransi dilandasai pada empat prinsip pokok yang
dapat diasuransikan (insurance interest), prinsip itikad baik (utmost good
faith), prinsip indemnitas (indemnity), dan prinsip subrogasi (subrogation).
a. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurance interest)
Kepentingan yang dapat diasuransikan (insurance interest) adalah
hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu hubungan keuangan,
antara tertanggung dengan objek pertanggungan yang diasuransikan, dan
diakui secara hukum.
Menurut Pasal 250 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD), disebutkan bahwa:
“Apabila seorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai suatu kepentingan terhadap barang yuang dipertanggungkan itu, maka si penanggung tidaklah diwajibkan memberikan ganti rugi”.
Selanjutnya Pasal 268 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD) menyebutkan:
9Sonni Dwi Harsono, PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, Jakarta Insurance Institute,
(Jakarta: JII, 2009), h.39.
21
“Suatu pertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak dikecualikan oleh undang-undang”.
Menurut ketentuan Pasal 250 dan Pasal 268 KUHD di atas,
kepentingan merupakan syarat mutlak dalam asuransi. Jika hal itu tidak
dipenuhi, maka penanggung tidak diwajibkan memberikan ganti rugi
kepada tertanggung.
b. Prinsip itikad baik (utmost good faith)10
Itikad baik (utmost good faith) adalah suatu tindakan untuk
megungkapkan secara akurat dan lengkap tentang semua fakta-fakta
penting mengenai sesuatu objek pertanggungan yang (akan) diasuransikan,
baik diminta maupun tidak diminta.
Fakta-fakta penting (material fact) dimaksud adalah suatu fakta
yang dapat mempengaruhi kehati-hatian penanggung dalam memutuskan
apakah akan menanggung risiko yang hendak diasuransikan oleh
tertanggung dengan syarat-syarat tertentu, atau akan menanggung risiko itu
dengan syarat-syarat yang berbeda, atau sama sekali tidak akan
menanggung risiko itu. Contoh fakta penting yang perlu diungkapkan
antara lain: (1) risiko yang lebih besar dari sewajarnya; (2) moral hazard
tertanggung; (3) alasan (calon) tertanggung membeli polis asuransi; dan (4)
penolakan asuransi terdahulu untuk memperpanjang polis (calon)
tertanggung.
10Sonni Dwi Harsono, PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, h.40.
22
Disamping itu juga fakta-fakta yang tidak perlu diungkapkan
(calon) tertanggung, antara lain fakta-fakta: (1) yang cenderung
mengurangi tingkat risiko yang akan diasuransikan, (2) yang tidak ada
hubungannya dengan risiko yang akan diasuransikan, (3) yang sudah
diketahui oleh penaggung, (4) yang sudah menjadi rahasia umum, dan (5)
tentang kondisi polis.
Menurut Pasal 251 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD), menyebutkan bahwa:
“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga, seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama, mengakibatkan batal pertanggungan”.
c. Prinsip ganti rugi (indemnity)11
Prinsip ganti rugi adalah suatu pembayaran ganti rugi
(kompensasi) untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah
terjadinya kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum terjadinya
kerugian. Aspek-aspek yang melekat pada prinsip ini adalah:
1) Memberikan ganti rugi yang seimbang sesuai kerugian yang diderita;
2) Tidak bermaksud agar tertanggung memperoleh keuntungan dengan
adanya kerugian itu;
11Sonni Dwi Harsono, h.41.
23
3) Menempatkan tertanggung pada posisi keuangan sesaat sebelum
terjadinya musibah.
Agar ada keseimbangan antara ganti rugi yang diberikan oleh
penanggung dengan kerugian yang diderita oleh tertanggung, maka harus
diketahui berapa jumlah objek pertanggungan yang diasuransikan. Ini
berarti bahwa prinsip ganti rugi hanya berlaku bagi asuransi kerugian yang
kepentingannya dapat dinilai dengan uang.
Jadi berdasarkan prinsip ini tertanggung tidak akan (tidak boleh)
menjadi lebih baik keadaannya sesudah terjadi musibah dibandingkan
dengan sesaat sebelum mendapat musibah. Dengan kata lain, prinsip
insurable interest diadakan untuk mempertahankan prinsip ganti rugi. Hal
ini mengingat kedua prinsip itu memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
mencegah asuransi menjadi tindakan untung-untungan atau perjudian.
Berasuransi tidak untuk mencari keuntungan, namun untuk memperkecil
kerugian yang mungkin timbul karena suatu bencana.
d. Prinsip subrogasi (subrogation)12
Dalam asuransi, ada kemungkinan terjadi kerugian yang
disebabkan oleh pihak ketiga. Dalam keadaan biasa, pihak ketiga tersebut
harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan. Jika tertanggung
yang telah menerima ganti rugi dari penanggung, dan tertanggung
diperkenankan menuntut kepada pihak lain yang menyebabkan kerugian
12Sonni Dwi Harsono, h.42.
24
itu, maka tertanggung akan menerima ganti rugi yang melebihi dari
kerugian yang dideritanya. Untuk mencegah hal itu, menurut Pasal 284
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditegaskan bahwa:
“Seorang Penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan, menggantikan si Tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut, dan si Tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak si Penanggung terhadap orang-orang ketiga itu”.
Dengan demikian, prinsip subrogasi adalah hak penanggung yang
telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, untuk
bertindak atas nama tertanggung guna menuntut pihak ketiga yang secara
hukum bertanggung jawab atas terjadinya kerugian itu.13
3. Model Klaim Asuransi Kerugian Syariah
Profit (laba) pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang
diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi,
bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagaimana mekanisme yang
ada di asuransi konvensional dimana keuntungan menjadi milik perusahaan
yang nantinya dibagikan kepada pemegang saham atau dikembalikan lagi
kepada perusahaan sebagai penyertaan modal. Tetapi pada asuransi syariah
dilakukan bagi hasil (al-mudharabah) antara perusahaan dengan peserta
sebagaimana yang telah diperjanjiakan atau menjadi akad di awal ketika baru
masuk asuransi syariah.
13Sonni Dwi Harsono, h. 39-43
25
Dalam asuransi kerugian syariah dalam hal ini PT. Asuransi Takaful
Umum, Jika terjadi klaim dalam masa pertangungan maka Tertanggung tidak
mendapatkan bagi hasil saat masa pertanggungan berakhir, tetapi jika sampai
masa pertanggungan berakhir tidak terjadi klaim, Tertanggung mendapatkan
bagi hasil baik pertanggungan diperpanjang maupun tidak diperpanjang.
Tabel 2.1
Model Klaim PT. Asuransi Takaful Umum
Tidak Klaim
Tidak Perpanjang Polis
Perpanjang Polis
Memperoleh Bagi Hasil
Tidak Memperoleh Bagi Hasil
Terjadi Klaim
KLAIM
Sedangkan dalam asuransi konvensional, jika dalam masa
pertanggungan terjadi klaim maka Tertanggung tidak mendapatkan bonus saat
masa pertanggungan berakhir. Jika sampai masa pertanggungan berakhir tidak
terjadi klaim dan masa pertanggungan tidak diperpanjang Tertanggung juga
26
tidak mendapatkan bonus. Bonus diberikan untuk Tertanggung yang jika
sampai masa pertanggungan berakhir tidak terjadi klaim dan masa
pertanggungan diperpanjang yang pada asuransi konvensional dikenal dengan
istilah ”No Claim Bonus”.
Tabel 2.2
Model Klaim Asuransi Konvensional
Tidak
Tidak Perpanjang Polis
Perpanjang Polis
Dana Hangus Memperoleh Bonus Tidak Memperoleh Bonus
Terjadi
KLAIM
B. Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Dalam bahasa Arab asuransi disebut at-ta’min, penanggung disebut
mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min.
Men-ta’min-kan sesuatu artinya adalah seseorang membayar/menyerahkan
uang cicilan untuk agar ia tahu ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang
27
sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap
hartanya yang hilang, dikatakan seseorang mempertanggungkan atau
mengasuransikan hidupnya, rumahnya atau mobilnya.14
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam
fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang
asuransi. Menurutnya, Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang/pihak
melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.15
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Hakikat asuransi secara Islami adalah saling bertanggung jawab, saling
bekerja sama atau bantu membantu dan saling melindungi penderitaan satu
sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syariat, karena
prinsip-prinsip dasar syariat mengajak kepada setiap sesuatu yang berakibat
keeratan jalinan sesama manusia dan kepada sesuatu yang meringankan
bencana mereka.
Landasan hukum yang digunakan dalam praktik asuransi syariah yaitu
al-Qur’an, sunnah Nabi, ijma’, dan ihtishan.
14Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, h. 28. 15Syakir Sula, h. 30.
28
Al-Qur’an tidak menyebutkan secara tegas ayat yang menjelaskan
tentang praktik asuransi seperti yang ada saat ini. Hal ini terindikasi dengan
tidak munculnya istilah asuransi secara nyata dalam al-Qur’an. Walaupun
begitu al-Qur’an masih mengakomodir ayat-ayat yang mempunyai muatan
nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik asuransi, seperti nilai dasar tolong-
Diantara ayat-ayat tersebut adalah Q.S al-Maidah ayat 2.16
⌧
Artinya:
”.....Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah [5]: 2).
Ayat ini memuat perintah (amr) tolong-menolong antar sesama
manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan
anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya agar
digunakan sebagai dana sosial (tabarru’). Dana sosial ini terbentuk rekening
tabarru’ pada perusahaan asuransi dan difungsikan untuk menolong salah satu
anggota (nasabah) yang sedang mengalami musibah (peril).17
16Widyaningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005) h. 189-
190. 17AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, h. 105-106, bisa dilihat juga pada
Sunan at-Turmudzi, Kitab al-Sifat al-Qiyamah wa ar-Rakaik al-Wara, Bab 60, No.2517, h.668
29
Ayat lainnya yaitu, Q.S. Yusuf ayat 17 & 64.
☺
Artinya:
”Mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang yang benar." (Q.S. Yusuf: 17)
☺
Artinya:
Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya
(Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?" (Q.S. Yusuf: 64)
Sunnah Nabi yang menjadi landasan hukum asuransi syariah yaitu:
”Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bertanya seseorang kepada Rasulullah SAW. Tentang (untanya): ”Apa (unta) ini saya ikat saja atau langsung saya bertawakal pada (Allah SWT)?” Bersabda Rasulullah SAW:”Pertama ikatlah unta itu kemudian bertawakallah kepada Allah SWT” (HR. At-Turmudzi)
Rasulullah SAW memberikan tuntunan pada manusia agar selalu
bersikap waspada terhadap kerugian atau musibah yang akan terjadi,
bukannya langsung menyerahkan segalanya (tawakkal) kepada Allah SAW.
Hadist di atas mengandung nilai implisit agar kita selalu menghindar dari
risiko yang membawa kerugian pada diri kita, baik itu berbentuk kerugian
materi ataupun kerugian yang berkaitan langsung dengan diri manusia (jiwa).
Praktik asuransi adalah bisnis yang bertumpu pada bagaimana cara
mengelola risiko itu dapat diminimalisasi pada tingkat yang sedikit (serendah)
mungkin. Risiko kerugian tersebut akan terasa ringan jika dan hanya jika
ditanggung bersama-sama oleh semua anggota (nasabah) asuransi. Sebaliknya
jika risiko kerugian tersebut hanya ditanggung oleh pemiliknya, maka akan
berakibat terasa berat bagi pemilik risiko tersebut.18
Sunah Nabi yang menyiratkan tentang pentingnya proteksi terhadap
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, dia berkata: “ Berselisih dua orang wanita dari suku Huzail, kemudian salah satu wanita tersebut melempar batu ke wanita yang lain sehingga mengakibatkan kematian wanita tersebut beserta janin yang dikandungnya. Maka ahli waris dari wanita yang mninggal tersebut mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW memutuskan ganti rugi dari pembunuhan terhadap janin tersebut dengan pembebasan seorang budak laki-laki atau perempuan, dan memutuskan ganti rugi kematian wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh aqilahnya (kerabat dari orang tua laki-laki)”.(HR. Bukhari).21
19 Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitnah, Bab Keharaman Darah Orang Mukmin dan Hartanya,
No.3934, Cet. Darel Fkr, 2001, h.890 20 Imam Ahmad, Baqi Musnad Al Muksirin, Bab Baqi Al Musnad Asariq, No.8078. 21AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, h. 114. bisa dilihat juga pada Imam
Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitab Diyat, No.45, h.34.
32
Ijma juga menjadi landasan hukum bagi asuransi syariah, para sahabat
telah melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal ini (aqilah). Terbukti dengan
tidak adanya penentangan oleh sahabat lain terhadap apa-apa yang dilakukan
oleh Khalifah Umar bin Khattab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka
bersepakat mengenai persoalan ini.
Istihsan dalam pandangan ahli ushul adalah memandang sesuatu itu
baik. Kebaikan dari kebiasaan aqilah dikalangan suku Arab kuno terletak pada
kenyataan bahwa ia dapat menggantikan balas dendam.22
3. Pengertian Asuransi Kendaraan Bermotor
Menurut Dewan Asuransi Indonesia (DAI) kendaraan bermotor adalah
kendaraan yang digerakkan oleh motor letup/mekanik lainnya, tetapi tidak
termasuk yang berjalan di atas rel.23 Sedangkan menurut Paham Asuransi,
kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor/mekanik
lainnya tidak termasuk kendaraan yang berjalan di atas rel, dengan kata lain
kendaraan bermotor adalah kendaraan yang berjalan di atas aspal dan tanah
seperti mobil sedan, bus, trailer, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan
sebagainya.24
22 AM. Hasan Ali, h. 122-124. 23Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999) h.
90. 24M. Wahyu Prihantoro, Aneka Produk Asuransi dan Karakteristiknya, h. 89
33
Menurut Pasal 1 angka 6 dan 7 Undang-Undang No.14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa:
”Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. Yang dimaksud kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu”.25
Asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance) adalah suatu
pertanggungan yang memberikan perlindungan kepada pemilik kendaraan
bermotor atau pihak-pihak yang berkepentingan atas kendaraan bermotor
tersebut yang disebabkan oleh kerugian dan kerusakan fisik atas kendaraan
bermotor serta kerugian akibat tanggung gugat yang harus ditanggung oleh
pemilik atau yang mamiliki kepentingan atas kendaraan itu atau sebab-sebab
lainnya yang ditegaskan dalam polis.26
4. Berakhirnya Asuransi Kendaraan Bermotor
Pertanggungan kendaraan bermotor dapat berakhir karena:
a. Pembatalan Polis
Penanggung dan tertanggung masing-masing berhak setiap waktu
menghentikan kontrak pertanggungan tanpa diwajibkan memberitahukan
alasannya. Pemberitahuan penghentian tersebut harus dilakukan secara
tertulis yang dikirim melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki
penghentian pertanggungan kepada pihak lainnya ke alamat terakhir yang
diketahuinya.
25Sonni Dwi Harsono,PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, h. 126 26Sonni Dwi Harsono, h. 125
34
Penanggung menjadi bebas dari segala kewajiban berdasarkan
pertanggungan termaksud sejak tiga hari kerja terhitung mulai tanggal
pengiriman surat pemberitahuan, yaitu pukul 12.00 siang waktu setempat,
dimana objek pertanggungan berada.
Bila yang membatalkan tertanggung, ia wajib membayar premi
yang sudah berjalan, yang diperhitungkan menurut skala premi
pertanggungan jangka pendek.
Sedangkan bila yang membatalkan penanggung, ia wajib
mengembalikan premi yang telah diterima untuk waktu pertanggungan
yang belum berjalan pro rata.
b. Peralihan Hak Milik
Bila kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pindah tangan
baik berdasarkan suatu persetujuan ataupun karena meninggal dunia,
maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD yang menyebutkan bahwa:
“Perjanjian pertanggungan batal dengan sendirinya sejak sepuluh (!0) hari kalender mulai terjadinya pemindahan tangan tersebut, kecuali penanggung menyetujui melanjutkan pertanggungan tersebut”.
c. Terjadi Kerugian Total/Total Loss
Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah
dilakukan penggantian kerugian atas dasar kehilangan/kerusakan
seluruhnya (total loss) atau yang dapat dipersamakan dengan itu tanpa
35
pengembalian premi, walaupun jangka waktu pertanggungannya belum
habis (jangka panjang).
d. Berakhirnya Jangka Waktu Pertanggungan
Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah
berakhir jangka waktu pertanggungan yang telah ditentukan.27
C. Model Bagi Hasil Asuransi Kerugian
Dalam praktik di beberapa perusahaan asuransi kerugian (syariah) di
Indonesia dan Malaysia misalnya Syarikat Takaful Malaysia, Tri Pakarta cabang
cabang Syariah, mekanisme pengelolaan dana adalah sebagai berikut.
Dana dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad mudharabah (bagi hasil)
antara mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta). Kumpulan dana tersebut
kemudian diinvestasikan secara syariah ke bank syariah maupun keinvestasi
syariah lainnya, lalu dikurangi biaya-biaya operasional (seperti klaim, reasuransi,
komisi broker, dll). Selanjutnya surplus (profit) dilakukan bagi hasil antara
mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta) sesuai dengan skim bagi hasil
yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya 60:40). Bagian yang 60 persen untuk
mudharib ‘perusahaan’ tadi setelah dikurang biaya administrasi dan management
expenses, sisanya menjadi profit bagi shareholders. Sedangkan bagian yang lain,
27Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: Salemba
Empat,1999) Cet. Ke-1, h.165.
36
yaitu 40 persen menjadi share of surplus for participant ‘surplus bagi hasil untuk
partisipan’. Skema mekanisme pengelolaan dana ini dapat dilihat pada tabel 2.1.
1. Wakalah Bil Ujrah Takaful Model
Wakalah adalah pemberian kuasa dari seseorang (muwakkil) kepada
penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama
muwakkil (pemberi kuasa).28
Tabarru’ berasal dari kata tabarra’a – yatabarra’u – tabarru’an artinya
sumbangan, hibah, dana kebajkan, atau derma. Tabarru’ merupakan
pemberian sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang
28 HM. Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf (Jawa Timur: Pustaka Sidogiri, 2008)
Cet. Ke-II, h. 133.
37
mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada
orang yang diberi.29
Dalam konteks akad dalam asuransi syariah, tabarru’ bermaksud
memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu
diantara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada diantaranya
yang mendapat musibah. 30
Di atas sudah dijelaskan dan digambarkan tentang mekanisme
pengelolaan dana Asuransi Kerugian (syariah) yang diterapkan oleh beberapa
Perusahaan Asuransi Syariah di Malaysian dan Indonesia. berikut ini
mekanisme pengelolaan dana PT. Asuransi Takaful Umum adalah sebagai
berikut
29 Syakir Sula, h.35.
30 Syakir Sula, h.36.
38
Keterangan :
a. Premi yang dibayarkan oleh Tertanggung (nasabah) kepada Penanggung
dibagi dalam dua kelompok empat puluh lima persen (45%) untuk Ujrah
dan lima puluh lima persen (55%) untuk Tabarru’.
b. Seluruh dana tabarru’ yang terkumpul dari setiap peserta (total dana
tabarru’ nasabah) di investasikan.
c. Hasil investasi dari total dana tabarru’ ditambahkan total dana tabarru’
sebelum di investasikan lalu dikurang beban asuransi (reasuransi, klaim,
dan pajak) dan sisa usahanya dibagi untuk perusahaan enam puluh persen
(60%) dan nasabah empat puluh persen (40%), pembagian ini sudah
39
disepakati sebelumnya oleh Tertanggung (nasabah) dan Penanggung
(perusahaan).
d. Dana perusahaan (60%) ditambah cadangan claim dan dana nasabah
(40%) disebut surplus tabarru’.
e. Kemudian surplus tabarru’ ditambah ujrah akad wakalah (45%) menjadi
pendapatan preusan yang selanjutnya dikurang beban operasional dan
profit.
BAB III
KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM
A. Macam-macam Produk Asuransi Kendaraan Bermotor
Ada tiga produk asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi Takaful
Umum, yaitu :
1. Takaful Kendaraan Bermotor (ABROR) Standar1
Takaful kendaraan bermotor standar adalah program Takaful yang
mengganti kerugian atas kendaraan bermotor yang disebabkan musibah
kecelakaan, pencurian serta tanggung jawab hukum pihak ketiga.
Untuk jenis produk Takaful kendaraan bermotor standar dibagi
menjadi 4, yaitu :2
a. Comprehensive adalah program Takaful yang hanya mengganti kerugian
atas kendaraan bermotor yang disebabkan musibah kecelakaan, kehilangan,
dan akibat perbuatan jahat orang lain.
b. Comprehensive dengan perluasan adalah program Takaful yang
mengganti kerugian atas kendaraan bermotor yang disebabkan musibah
kecelakaan, pencurian, dengan perluasan tanggung jawab hukum pihak
1Brosur Produk Takaful Kendaraan Bermotor (ABROR) Standar PT. Asuransi Takaful Umum 2Hadijah Moh. Toha, Staf Bidang Customer Service di PT. Asuransi Takaful Umum,
Wawancara Pribadi, ruang Customer Service PT. Asuransi Takaful Keluarga, 10 Januari 2010, pukul 15.00 WIB.
39
40
ketiga, dan akibat bencana alam (gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, banjir, badai, pemogokan, kerusuhan, huru-hara, terorisme, dan
sabotase). Bisa diperluas dengan kecelakaan diri dan penumpang.
c. Total Loss Only (TLO) adalah program Takaful yang hanya mengganti
kerugian atas kendaraan bermotor yang disebabkan musibah
pencurian/kehilangan dan kerusakan total akibat kecelakaan (kerusakan di
atas 75%).
d. Total Loss Only (TLO) dengan perluasan adalah program Takaful yang
mengganti kerugian atas kendaraan bermotor yang disebabkan musibah
pencurian/kehilangan, kerusakan total akibat kecelakaan dengan perluasan
akibat bencana alam (gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,
badai, pemogokan, kerusuhan, huru-hara, terorisme, dan sabotase), dan
tanggung jawab hukum pihak ketiga, tentunya dengan tambahan premi
Manfaat yang diperoleh dari produk Takaful Kendaraan Bermotor
(ABROR) Paket Jaminan adalah sebagai berikut:
No Manfaat Takaful Abror (paket jaminan)
Keterangan
1 Bagi hasil (SPL Pengembalian Tabarru’)
Ada
2 Jaminan atas gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi (risiko sendiri : 10% of claim, minimal Rp.200.000,-)
Maks. Sebesar harga kendaraan
3 Jaminan atas banjir dan badai (risiko sendiri : 10% of claim, minimal Rp.200.000,-)
Maks. Sebesar harga kendaraan
4 Jaminan atas terorisme dan sabotase - Kerugian total = 5% of pertanggungan - Kerugian partial Rp. 200.000,-
Maks. Sebesar harga kendaraan
5 Jaminan atas pemogokan, kerusuhan, dan huru-hara - Kerugian total = 5% of pertanggungan - Kerugian partial Rp. 200.000,-
Maks. Sebesar harga kendaraan
6 Tanggung jawab hukum pihak ke 3 Maks. Rp.25.000.000,- 7 Jaminan Kecelakaan diri pengemudi Maks. Rp.15.000.000,- 8 Jaminan Kecelakaan diri penumpang
(maksimun 7 orang) Maks. Rp.5.000.000,-
Per penumpang 9 Manfaat penggantian mobil baru
(New Car Benefit) Untuk usia kendaraan 0-6 bulan sejak keluar
6Brosur Produk Takaful Asuransi Kendaraan Bermotor (ABROR) Paket Jaminan PT. Asuransi
Takaful Umum
46
dari dealer resmi kendaraan
10 Biaya perbaikan darurat (termasuk derek, service, dan spare part)
Maks.Rp.500.000,-
11 Biaya derek akibat kecelakaan Maks.Rp.1.000.000,- 12 Biaya ambulance Maks.Rp.1.000.000,- 13 Biaya penggantian transportasi (dimulai dari
hari ke 11 sejak mobil dibengkel yang disepakati), maksimum selama 10 hari masa penggantian
Rp.200.000,- per hari, dibayarkan setelah
mobil selesai diperbaiki dibengkel
14 Layanan bengkel Bengkel rekanan/resmi 15 Layanan perpanjang STNK Khusus Jabodetabek 16 Layanan online 24 jam Khusus Jabodetabek Syarat Khusus ABROR Paket Jaminan 1. Penggunaan untuk Pribadi / Dinas 2. Usia mobil 0-7 tahun 3. Jenis mobil : Sedan, Jeep, Station Wagon dan Minibus
Klaim akan dibayarkan apabila terjadi kerusakan kendaraan bermotor
yang diasuransikan disebabkan musibah-musibah diatas, jika kerugian
melebihi jumlah maksimal klaim yang diberikan oleh Penanggung/PT.
Takaful Umum, maka kelebihannya menjadi tanggungan dari Tertanggung
sedangkan untuk kerugian dengan tingkat maksimal sesuai harga kendaraan,
akan diganti sesuai harga kendaraan sebelum terjadinya kerugian dikurang
risiko sendiri dan penggantiannya berupa uang sedangkan kendaraan yang
mengalami kerugian menjadi milik perusahaan, pertanggunganpun berakhir.
47
3. Takaful Asuransi Sepeda Motor (ANSOR)7
Manfaat yang diperoleh dari Takaful Asuransi Sepeda Motor Plus
(ANSOR) adalah sebagai berikut:
Manfaat Takaful Ansor Keterangan Kerugian total (TLO) atas sepeda motor (kecurian atau kecelakaan)
Sesuai harga pasar sepeda motor
Santunan meninggal dunia karena kecelakaan
Rp. 10.000.000,-
Santunan meninggal dunia bukan karena kecelakaan
Rp. 5.000.000,-
Klaim akan dibayarkan apabila terjadi kerugian total atas sepeda motor
yang diasuransikan disebabkan musibah kecurian atau kecelakaan, akan
diganti sesuai harga kendaraan sebelum terjadinya kerugian dikurang risiko
sendiri dan penggantiannya berupa uang sedangkan kendaraan yang
mengalami kerugian menjadi milik perusahaan, dan pertanggunganpun
berakhir.
Besarnya risiko sendiri yang menjadi tanggungan Peserta adalah
sebagai berikut:
- Karena Kecurian 10% dari Klaim
- Perbaikan karena Kecelakaan: Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
7Brosur Produk Takaful Asuransi Sepeda Motor (ANSOR) PT. Asuransi Takaful Umum
48
C. Risiko dalam Asuransi Kendaraan Bermotor8
1. Risiko yang dijamin
Karena kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor, Penanggung
memberikan ganti rugi kepada Tertanggung terhadap:
a. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan yang
disebabkan oleh:
1) Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, termasuk juga akibat
dari kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab
lainnya dari kendaran bermotor yang bersangkutan;
2) Perbuatan jahat orang lain;
3) Pencurian termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti
dengan kekerasan kepada orang dan/atau kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan dengan tujuan mempermudah pencurian kendaraan
bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan dalam polis ini;
4) Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan lain yang
berdekatan atau tempat penyimpanan kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan, atau karena air dan/atau alat-alat lain yang
dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran; demikian
juga karena dimusnahkannya seluruh atau sebagian kendaraan bermotor
8Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia, TAKAFUL Indonesia, yang diperoleh dari PT.
Asuransi Takaful Umum
49
yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya
pencegahan menjalarkan kebakaran itu;
5) Sambaran petir.
b. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa yang tersebut
dalam poin 1 s/d 5 di atas dan sebab-sebab lainnya selama penyeberangan
resmi lainnya yang berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat.
c. Kerusakan roda bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan
kendaraan bermotor itu yang disebabkan oleh kecelakaan.
d. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung untuk penjagaan atau
pengangkutan ke bengkel atau tempat lain guna menghindari atau
mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggi-
tingginya sebesar setengah persen (0,5%) dari jumlah pertanggungan, tanpa
diperhitungkan dengan risiko sendiri.
Karena Tanggung Gugat (Tanggung Jawab Hukum Tertanggung
terhadap Pihak Ketiga). Penanggung memberikan penggantian kepada
Tertanggung atas:
a. Tanggung gugat Tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita oleh
pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor
yang dipertanggungkan, baik yang diselesaikan dengan musyawarah
maupun pengadilan, kedua-duanya yang mendapat persetujuan terlebih
50
dahulu dari Penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum
dalam ikhtisar pertanggungan yang meliputi:
1) Kerusakan harta benda;
2) Cedera badan atau kematian
b. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli, yang bekaitan dengan
Tanggung gugat Tertanggung yang telah terlebih dahulu disetujui oleh
Penanggung secara tertulis.
2. Risiko yang dikecualikan
Risiko yang dikecualikan secara umum berdasarkan Polis Standar
Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI)
a. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkurangnya nilai atau
kerugian keuangan lainnya yang diderita tertanggung sebagai akibat tidak
dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
tersebut karena suatu kecelakaan atau sebab lain.
b. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tisak disebutkan
dalam ikhtisar Polis sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.
c. Kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
baik sebagian maupun seluruhnya sebagai akibat penggelapan.
d. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
sebagai akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh Tertanggung, suami
atau isteri atau anak Tertanggung, orang yang disuruh Tertanggung,
51
bekerja pada Tertanggung, orang yang sepengetahuan atau seijin
Tertanggung, atau orang yang tinggal bersama Tertanggung.
e. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
disebabkan karena :
1) Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau
mendorong kendaraan lain, untuk turut serta dalam perlombaan
kecakapan atau perlombaan kecepatan, untuk memberi pelajaran
mengemudi, menarik suatu trailer, untuk karnaval atau pawai atau
untuk melakukan tindakan kejahatan, atau untuk sesuatu maksud lain
dari yang ditetapkan di dalam Polis Standar Kendaraan Bermotor
Indonesia (PSKBI).
2) Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa, revolusi, penggunaan
kekuatan militer atau pengambilan kekuasaan atau perbuatan
seseorang yang tidak bertindak atas nama atau sehubungan dengan
suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan.
3) Kendaraan bermotor tersebut dengan sepengetahuan Tertanggung,
dijalankan dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis atau dalam perbaikan.
4) Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada
saat terjadinya kecelakaan tidak memiliki surat izin mengemudi
(SIM) yang sah atau oleh seseorang yang berada di bawah pengaruh
minuman keras atau sesuatu bahan lain yang memabukkan.
52
5) Memasuki, atau melewati jalan tertutup, terlarang atau tidak
diperuntukkan untuk kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
dengan Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia (PSKBI).
6) Barang-barang yang sedang dibuat, ditumpuk, dibongkar atau
diangkut dengan kendaraan bermotor tersebut.
7) Reaksi atau radiasi nuklir, pencemaran radioaktif, reaksi inti atom
bagaimana juga terjadinya, apakah yang terjadi di dalam maupun di
luar kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
f. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh :
1) Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, banjir, genangan
air atau gejala geologi atau meteorology lainnya.
2) Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan
yang menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang
maupun tidak) perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil
(huru-hara) yang dianggap merupakan bagian atau menjurus pada
es, banjir, genangan air, tanah longsor atau gejala geologi atau
meteorologi lainnya.
- Reaksi nuklir, radio aktif, dan sejenisnya.
Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan atau biaya
sepeda motor jika :
1) disebabkan oleh tindakan sengaja peserta dan atau pengemudi.
2) pada saat terjadinya kerugian, kerusakan, sepeda motor dikemudikan oleh
seseorang yang tidak memiliki surat ijin mengemudi (SIM) sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
56
3) dikemudikan oleh seseorang yang berada dibawah pengaruh minuman
keras, obat terlarang atau sesuatu bahan lain yang membahayakan.
4) dikemudikan secara paksa walaupun secara teknik kondisi sepeda motor
dalam keadaan rusak atau tidak laik jalan.
5) memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang, tidak diperuntukkan,
untuk sepeda motor atau melanggar rambu-rambu lalu lintas.
Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, dan atau kerusakan atas :
1) perlengkapan tambahan yang tidak disebutkan dalam polis.
2) bagian atau material sepeda motor yang aus karena pemakaian, sifat
kekurangan material sendiri atau salah dalam menggunaknanya.
3) surat tanda nomor kendaraan (STNK) buku pemilik kendaraan bermotor
(BPKB) dan atau surat-surat lain sepeda motor.
Pertanggungan ini tidak menjamin kehilangan keuntungan, upah,
berkurangnya harga atau kerugian keuangan lainnya yang diderita Peserta.
Risiko yang dikecualikan khusus Meninggal Dunia untuk Produk Takaful
Asuransi Sepeda Motor (ANSOR). Pertanggungan ini tidak menjamin
meninggal dunia disebabkan salah satu hal dibawah ini :
1) bunuh diri, atau
2) setiap tindakan kejahatan yang dilakukan oleh ahli waris Peserta atau
oleh/dengan bantuan pihak lain yang berkepentingan dengan polis ini,
atau
57
3) perbuatan melawan hukum atau dihukum mati oleh pengadilan yang
berwenang, atau
4) meninggal dunia yang disebabkan secara sengaja oleh perbuatan sendiri
untuk melukai atau menyakiti diri sendiri, penyalahgunaan alkohol atau
obat terlarang, atau dibawah pengaruh atau diakibatkan oleh alkohol,
narkoba atau zat adiktif lainnya, atau
5) kejadian luar biasa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, atau
seperti bencana alam dan atau wabah penyakit (epidemi), atau
6) setiap tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Peserta atau terlibatnya
Peserta dalam setiap perkelahian kecuali dalam mempertahankan diri,
kerusuhan, pemberontakan, peperangan atau kegiatan lainnya yang
serupa, atau
7) terinveksi virus Human Immuno-deficiency Virus (HIV ) atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS), atau
8) abortus, kecuali dengan alasan kesehatan, atau
9) melahirkan atau kehamilan, atau
10) penyakit hubungan seksual seperti Gonorrhea/Syphilis atau lainnya serta
segala akibatnya, atau
11) perang atau segala tindakan peperangan baik yang dinyatakan atau tidak,
partisipasi aktif dalam demonstrasi/huru-hara/kerusuhan/pengacauan atau
kekacauan/perbuatan teror/pemberontakan atau keributan
58
sipil/kudeta/kegaduhan sipil atau keadaan yang dapat disamakan dengan
itu, atau
12) radiasi atau kontraminasi yang bersidat masal, atau
13) akibat kecelakaan sebagai penumpang pesawat udara yang tidak
diselenggarakan oleh perusahaan penerbangan komersial yang tergabung
adalam Internastinal Air Transport Association (IATA) dan tidak
beroperasi seara ketat sesuai jadwal, atau
14) peserta meninggal dunia dalam Masa Tunggu (Waiting Period).
BAB IV
ANALISIS KLAIM KENDARAAN BERMOTOR PADA PT.ASURANSI
TAKAFUL UMUM
A. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT.
Asuransi Takaful Umum
Secara umum prosedur klaim pada asuransi kerugian (umum) hampir
sama pada asuransi syariah maupun konvensional. Adapun yang membedakan
dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam menilai
suatu klaim.1
Dalam hal terjadi kerugian/kerusakan atas kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan atau terjadi kerugian akibat kecelakaan pada diri
pengemudi/penumpangnya atau sampai berakibat meninggalnya Tertanggung
akibat kecelakaan/bukan kecelakaan (sesuai manfaat yang diterima dari setiap
produk), maka Tertanggung berkewajiban :2
1. Penerimaan Laporan dari Tertanggung
a. Takaful Kendaraan Bermotor (ABROR) Standar dan Paket Jaminan
Tertanggung segera memberitahukan kejadian tersebut kepada
Penanggung dalam waktu 3 x 24 jam (hari kerja). Pelaporan dapat secara
1M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004), h.261. 2Brosur Produk Asuransi Kendaraan Bermotor Standar dan Produk Asuransi Kendaraan
Bermotor Paket Jaminan PT. Asuransi Takaful Umum.
59
60
lisan, via telepon atau via surat ditujukan pada bagian klaim PT. Asuransi
Takaful Umum terdekat.
b. Takaful Asuransi Sepeda Motor (ANSOR)
Tertanggung segera memberitahukan kejadian tersebut kepada PT.
Asuransi Takaful Umum paling lambat 5 (lima) hari kalender sejak
tanggal kejadian (kecurian atau kecelakaan atau meninggal dunia).
Pelaporan klaim harus secara tertulis.3
Untuk produk Takaful ABROR Standar dan Paket Jaminan dalam kondisi
darurat dan kejadian di luar jam kerja, dapat menghubungi Bengkel Rekanan
terdekat. Untuk Takaful ABROR Paket Jaminan dapat juga menghubungi
bengkel resmi yang bukan rekanan Takaful, tetapi penggantian perbaikan
kendaraannya dengan reimbursement.4
Setelah mendapat laporan klaim dari nasabah langsung atau customer
service dalam formulir laporan klaim sementara dengan mengisi:5
1. Nama pelapor dan kontak person,
2. No. Polis asuransi,
3. Objek klaim,
4. Tanggal kejadian,
5. Lokasi kejadian,
3Brosur Produk Takaful Asuransi Sepeda Motor PT. Asuransi Takaful Umum 4Brosur Produk Takaful ABROR Standar dan Paket Jaminan PT. Asuransi Takaful Umum 5Fikri, Staf Bidang Klaim di PT. Asuransi Takaful Umum, Wawancara Pribadi, ruang rapat
PT. Asuransi Takaful Umum lantai 3, 25 Januari 2010, pukul 13.00 WIB.
61
6. Penyebab kejadian,
7. Perincian kerugian,
8. Estimasi kerugian,
9. Data keterkaitan pihak ke-3 bila ada TJH (Tanggung Jawab Hukum Pihak ke-
3
Dokumen pendukung klaim yang harus dipenuhi adalah :
1. Kerugian yang menyangkut pihak ketiga:6
a. Jika kendaraan pihak lain diduga bersalah, diupayakan ada surat tuntutan
Tertanggung pada pihak yang bersalah,
b. Jika kendaraan Tertanggung yang bersalah, harus ada surat tuntutan dari
pihak lain yang dirugikan kepada Tertanggung dan proses selanjutnya
mengikuti prosedur klaim kendaraan bermotor umumnya,
c. Kerugian pihak ketiga yang menyangkut harta benda atau manusia, maka
dokumen pendukung yang harus dipenuhi adalah :
1) untuk kerugian harta benda meliputi, surat tuntutan kerugian, surat,
tanda damai, estimasi kerugian, surat keterangan tidak diasuransikan,
bila harta benda adalah kendaraan bermotor (memenuhi prinsip knock
for knock agreement).
Knock for knock agreement adalah Common practice dari DAI
untuk sesama perusahaan asuransi kerugian yang mengeluarkan polis
6TAKAFUL Indonesia, PT. Asuransi Takaful Umum, Pedoman dan Prosedur Penyelesaian
Klaim, 2008, h.7.
62
asuransi kendaraan bermotor untuk diwajibkan saling memikul atas
kerugian masing-masing pesertanya, dengan ketentuan sebagai
berikut7 :
a) jaminan asuransi atas kendaraan kedua belah pihak adalah All
Risk/gabungan,
b) periode asuransi atas kedua kendaraan masih berlaku,
c) perusahaan asuransi dari pihak yang bersalah, hanya diwajibkan
membayar risiko sendiri (OR) pihak yang dirugikan, sementara
perbaikan kendaraan ditanggung oleh masing-masing perusahaan
asuransi,
d) kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi sesuai dengan
persyaratan yang ada.
2) untuk kerugian yang menyangkut cidera atau jiwa manusia meliputi,
surat tuntutan kerugian dari korban atau ahli waris, surat tanda damai,
bukti biaya-biaya pengobatan, diupayakan saksi pihak Independent
yang dapat mengungkapkan secara tertulis terjadinya peristiwa
dimaksud.8
7TAKAFUL Indonesia, PT. Asuransi Takaful Umum, Pedoman dan Prosedur Penyelesaian
Klaim, h.16. 8TAKAFUL Indonesia, PT. Asuransi Takaful Umum, Pedoman dan Prosedur Penyelesaian
Klaim, h.7.
63
2. Klaim kehilangan karena pencurian
a. Partial Loss, selain dokumen-dokumen standar juga harus disertakan
Laporan Polisi
b. Total Loss, dokumen yang dipenuhi adalah :
1) Surat keterangan atau tanda lapor dari kepolisian setempat,
2) Surat kehilangan kendaraan bermotor dari Kaditserse setempat,
3) Surat pemblokiran STNK dari Kaditlantas setempat,
4) Kronologis kejadian yang dibuat Peserta/Pemakai objek klaim
terakhir,
5) Menandatangani Surat Subrogasi bermaterai cukup,
6) Menandatangani Surat Pernyataan (Letter of Discharge) bermaterai
cukup khusus untuk klaim diatas Rp. 50,000,000.00.
Dokumen pendukung klaim khusus untuk produk Takaful Asuransi
Sepeda Motor (ANSOR) ADALAH :9
1. TLO Sepeda Motor
a. Aplikasi Pengajuan Klaim (formulir aplikasi disediakan oleh PT. Asuransi
Takaful Umum),
b. Kartu Takaful ANSOR (asli),
c. Asli bukti pelunasan biaya ke Pesertaan (kontribusi),
d. Fotocopy identitas diri Peserta (KTP),
e. Fotocopy SIM, Asli STNK, dan BPKB,
9Brosur Takaful ANSOR PT. Asuransi Takaful Umum
64
f. Asli Surat Laporan Polisi setempat, untuk klaim pencurian atau perbuatan
jahat,
g. Asli surat keterangan dari Kepolisian mengenai sebab kecelakaan,
h. Dokumen/keterangan lain bila dianggap perlu oleh PT. Asuransi Takaful
Umum.
2. Meninggal Dunia
a. Aplikasi Pengajuan Klaim (formulir aplikasi disediakan oleh PT. Asuransi
Takaful Umum),
b. Kartu Takaful ANSOR (asli),
c. Asli bukti pelunasan biaya kePesertaan (kontribusi),
d. Fotocopy identitas diri Peserta (KTP),
e. Fotocopy identitas diri (KTP) yang mengajukan klaim,
f. Asli (atau legalisir) surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh
bila ada hal-hal yang diselesaikan oleh kedua belah pihak melalui berbagai
cara, bisa dengan musyawarah, Klaim Ex-Gratia, bantuan pihak pertama
(melalui pengadilan).
C. Perhitungan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor pada PT. Asuransi
Takaful Umum
Tuan Budi mengasuransikan Kendaraannya kepada PT. Asuransi Takaful
Umum dengan kriteria sebagai berikut :
Polis : 1.301.09.201.000001
Periode : 01-12-2008 s/d 01-12-2009
Jenis Jaminan : All Risk Standar + TJH Rp.10.000.000,-
Keterangan Teknis Kendaraan Bermotor :
Merk/Type : Toyota Kijang Innova E/Minibus
No. Polisi : B 8922 XC
Nomor Rangka :
No. Mesin :
Silinder : 2000cc
Jumlah Tempat Duduk : 8 Unit
Kegunaan : Pribadi
Tahun Pembuatan : 2006
Resiko Sendiri : Rp.200.000,-
Pada tanggal 24 Oktober 2009, mobil Pak Budi ditabrak oleh mobil Pak
Ahmad. Sehingga mobil Pak Budi mengalami kerusakan pada bagian:
74
− Bumper Depan
− Spakboard Depan LH
− Pintu Depan LH
− Spakboard Depan RH
− Pintu Depan RH
Keesokan harinya, yaitu pada tanggal, 25 Oktober 2009, Pak Budi datang
langsung ke PT.Takaful Umum untuk mengajukan klaim. Setelah itu Pak Budi
mengisi Form Klaim dan memberikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan
untuk pengajuan klaim, seperti:
− Copy SIM,
− Copy STNK,
− Copy Polis.
Setelah laporan diterima, bagian klaim melakukan pemeriksaan bukti
penutupan berupa polis, endorsment, bukti pembayaran premi, dan verifikasi
klaim. Jika persyaratannya sudah lengkap maka bagian klaim melakukan survey.
Setelah di survey, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap data yang telah
terkumpul, apabila sesuai maka dibuatkan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk
bengkel yang disetujui pejabat klaim. Dalam kasus ini bengkel yang ditunjuk
adalah Bengkel Fajar Timur. Pihak bengkel Fajar Timur segera memeriksa
kerusakan dan menyerahkan estimasi kepada bagian klaim dengan perincian:
Estimasi Mobil Pak Budi:
75
NO. PERINCIAN PERBAIKAN DAN
PENGECETAN
JUMLAH HARGA SATUAN
JUMLAH
1 Bumper Depan 1 Rp. 250.000, Rp. 250.000,-
2 Spakboard Depan LH 1 Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
3 Pintu Depan LH 1 Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
4 Spakboard Depan RH 1 Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
5 Pintu Depan RH 1 Rp. 400.000,-
Rp. 400.000,-
TOTAL Rp. 1.850.000,-
Selanjutnya, Staf klaim melakukan penawaran harga terhadap estimasi yang
dibuat bengkel. Total dari hasil penawaran dan dikurang (-) Jasa 10% (Diskon
MOU untuk Jasa) = Rp. 1.325.000,-
Total = Rp. 1.325.000 – Rp.200.000 (Risiko Sendiri)
= Rp. 1.125.000,-
Setelah itu Bengkel Fajar menyerahkan kwitansi + Surat Keterangan Puas dari
Tertanggung (Tuan Budi) = Rp. 1.125.000,-
Lalu bagian klaim membuat Payment Voucher atau pembayaran ke bengkel Fajar
sebesar : Rp. 1.125.000,-
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Asuransi kendaraan bermotor syariah adalah suatu pertanggungan yang
memberikan perlindungan kepada pemilik kendaraan bermotor atau pihak-
pihak yang berkepentingan atas kendaraan bermotor tersebut yang
disebabkan oleh kerugian dan kerusakan fisik atas kendaraan bermotor serta
kerugian akibat tanggung gugat yang harus ditanggung oleh pemilik atau
yang mamiliki kepentingan atas kendaraan itu atau sebab-sebab lainnya yang
ditegaskan dalam polis berdasarkan akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.
2. Prosedur pengajuan klaim pada PT. Asuransi Takaful Umum dimulai saat
seseorang Tertanggung yang mengalami musibah memberitahukan kepada
Penanggung (Perusahaan Asuransi) perihal klaim yang dimaksud, dengan
melengkapi persyaratan klaim yang telah ditentukan oleh Penanggung sesuai
dengan produk yang diambil. Setelah menerima surat pengajuan klaim dari
Tertanggung maupun Customer Service, bagian klaim memeriksa untuk
mendapatkan informasi yang tepat mengenai data dan kondisi polis
Tertanggung. Disetujui atau tidaknya pengajuan klaim Tertanggung
tergantung pada kelengkapan persyaratan yang telah ditetapkan Penanggung.
76
77
3. Faktor penentu dalam proses keputusan klaim pada PT. Asuransi Takaful
Umum adalah :
a. Kelengkapan dokumen yang diperlukan
b. Kebenaran (sah menurut hukum) dari data-data yang diajukan
4. Untuk perhitungan klaim dilakukan dengan cara menghitung jumlah
kerugian/kerusakan pada kendaraan yang terkena musibah, perhitungannya
pun dilakukan oleh pihak klaim dan bengkel, sedangkan Tertanggung hanya
menunggu sampai kendaraannya selesai diperbaiki.
B. Saran-saran
1. Undang-undang khusus mengenai Asuransi Syariah harus segera ditetapkan
berdasarkan Syariat Islam agar dengan undang-undang tersebut Asuransi
Syariah mempunyai dasar yang kuat dalam menjalankan usahanya, tidak
hanya sebatas merujuk pada Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan dan Undang-undang No. 2 Tahun 1992.
2. Pengenalan terhadap Asuransi khususnya Asuransi Syariah harusnya
diberikan sejak di bangku sekolah. Para guru dibekalkan pengetahuan tentang
Asuransi Syariah atau para praktisi asuransi mengadakan kunjungan terhadap
sekolah untuk mensosialisasikan Asuransi Syariah seperti diadakannya dialog
dan workshop tentang asuransi syariah.
3. Pihak Fakultas agar lebih sering mengadakan kunjungan terhadap perusahaan
asuransi syariah agar mahasiswa/mahasiswi dapat melihat langsung kegiatan
yang ada dilapangan dan membandingkan dengan teori yang telah dipelajari
78
dalam kelas serta mengadakan survey kelapangan, apakah praktek yang ada
dilapangan sudah sesuai dengan konsep yang melandasi Asuransi Syariah.
4. Perusahaan Asuransi khusunya PT. Takaful Umum, diperlukan sosialisasi
produk yang dikeluarkan oleh perusahaan mengingat asuransi konvensional
lebih dahulu beroperasi maka diperlukan sosialisasi untuk mengenal lebih
jauh tentang asuransi syariah.
5. Sebaiknya seleksi risiko yang dilakukan sejak awal perjanjian antara
Tertanggung dengan Penanggung harus dilakukan dengan ketat. Hal ini
dimaksudkan agar terhindar dari kecurigaan dikemudian hari selain itu akad
yang dilakukan dalam perjanjian antara tertanggung dengan penanggung
harus benar-benar mengandung unsur insurable interest dimana tertanggung
benar-benar mempunyai suatu itikad baik akan kendaraannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya. Karya TNI Angkatan Darat, Jakarta: Sari Agung, 1999, Cet. Ke-13.
Ahmad, Imam, Baqi Musnad Al Muksirin, Bab Baqi Al Musnad Asariq, No.8078. Ali, A. Hasyim, Dkk, Kamus Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara, 2002, Cet-2. Ali, AM. Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, suatu tinjauan Analisis
Historis, Toeritis, dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2004, Cet. Ke-1. Brosur Produk Asuransi Kendaraan Bermotor Standar PT. Asuransi Takaful Umum. Brosur Produk Asuransi Kendaraan Bermotor Paket Jaminan PT. Asuransi Takaful
Umum. Brosur Produk Takaful Asuransi Sepeda Motor (ANSOR) PT. Asuransi Takaful
PT.Asuransi TRI PAKARTA Cabang Syariah, Skripsi Mahasiswi konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : 2006.
Harsono, Sonni Dwi.PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, Jakarta Insurance
Institute, Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Asuransi, 2005. Ibnu Majah, Sunan, Kitabul Fitnah, Bab Keharaman Darah Orang Mukmin dan
Hartanya, No.3934, Cet. Darel Fkr, 2001.
79
80
Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia PT. Asuransi Takaful Umum. Prihantoro M. Wahyu. Aneka Produk Asuransi dan Karakteristiknya. Sula, Muhamad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
1999. TAKAFUL Indonesia, PT. Asuransi Takaful Umum, Pedoman dan Prosedur
Penyelesaian Klaim, 2008. Widyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005. http://ibfi-trisakti.blogspot.com/2009/04/asuransi-syariah.html http://sipilista.wordpress.com/2009/05/09/claim/