Top Banner
ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES LISDIANI NPM : 0811031019 Tlpn : 085380250699 Email : [email protected] Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt Reksadana menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menjadi investor namun minim kemampuan dalam mengelola investasi. Dalam memilih reksadana, calon investor harus mengetahui kinerja reksadana yang dipilih agar investasinya prospektif. Untuk itu diperlukan pengukuran terhadap kinerja reksadana. Dalam menentukan baik atau tidak baiknya kinerja reksadana, diperlukan suatu pembanding atau benchmark. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai kinerja reksadana saham periode 2009-2011 dengan menggunakan model Sharpe, Treynor, dan Jensen. Reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah reksadana saham yang terdaftar di BAPEPAM pada periode 2009-2011. Berdasarkan kriteria yang ada diperoleh sampel penelitian sebanyak 37 reksadana saham. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda one sample t-test. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja saham menggunakan model Sharpe dan Jensen serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dibandingkan dengan kinerja pasar dengan model Treynor. Kata kunci: Kinerja Reksadana saham, kinerja pasar, Sharpe, Treynor, Jensen.
30

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

May 15, 2018

Download

Documents

hatu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011

ABSTRAK

Oleh:

AGNES LISDIANI

NPM : 0811031019

Tlpn : 085380250699

Email : [email protected]

Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt

Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt

Reksadana menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menjadi investor

namun minim kemampuan dalam mengelola investasi. Dalam memilih reksadana,

calon investor harus mengetahui kinerja reksadana yang dipilih agar investasinya

prospektif. Untuk itu diperlukan pengukuran terhadap kinerja reksadana. Dalam

menentukan baik atau tidak baiknya kinerja reksadana, diperlukan suatu

pembanding atau benchmark.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai kinerja

reksadana saham periode 2009-2011 dengan menggunakan model Sharpe,

Treynor, dan Jensen. Reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah reksadana saham yang terdaftar di BAPEPAM pada periode 2009-2011.

Berdasarkan kriteria yang ada diperoleh sampel penelitian sebanyak 37 reksadana

saham. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda one sample

t-test.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara

kinerja reksadana saham dengan kinerja saham menggunakan model Sharpe dan

Jensen serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dibandingkan dengan kinerja pasar dengan model Treynor.

Kata kunci: Kinerja Reksadana saham, kinerja pasar, Sharpe, Treynor, Jensen.

Page 2: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

STOCK MUTUAL FUND PERFORMANCE ANALYSIS IN 2009-2011

PERIODS

ABSTRACT

By

AGNES LISDIANI

NPM : 0811031019

Tlpn : 085380250699

Email : [email protected]

Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt

Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt

Mutual fund become solution for the people who want to be investor but

not capable to make the investment. To make choice for mutul funds, its necessary

for the investor to find out about mutual funds performance which choosen so that

the investment can be prospective. For those reason, its needed performance

measurement for mutual fund. To decide whether good or not the mutual fund

performance, its needed a benchmark.

The purpose of this research is to give empirical evidence about mutul

fund performance 2009-2011 periods by using sharpe, Treynor and Jensen

models. The sample for this research are mutual funds listed in BAPEPAM in

2009-2011 periodes. Based on criteria, obtained 37 samples of stock mutual

funds.

The result showed that there was significally difference between stock

mutual funds performance and market performance by using Sharpe and Jensen

models. Furthermore, the result also showed that there was not significally

difference between mutual funds performance and market share performance by

using Treynor Model

Key words: Stock Mutual fund performance, market performance, Sharpe,

Treynor, Jensen.

Page 3: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi membuat masyarakat mudah mengakses informasi mengenai

pasar modal. Meningkatnya jumlah kelas menengah yang memiliki pendapatan

lebih juga membuat banyak bermunculan investor baru. Hal ini berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Namun minimnya

kemampuan mengelola investasi menjadi kendala bagi calon investor yang ingin

berinvestasi di pasar modal.

Reksadana menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menjadi investor namun

minim kemampuan dalam mengelola investasi. Pengelolaan invetasi reksadana

dilakukan oleh manajer investasi sedangkan administrasi investasi dilakukan oleh

bank kustodian. Dengan berinvestasi pada reksadana, investor terbebas dari

pekerjaan menganalisa, memonitor serta pekerjaan administrasi lainnya.

Reksadana sendiri muncul karena umumnya pemodal merasa kesulitan untuk

melakukan investasi sendiri pada surat surat berharga lain seperti saham dan

obligasi. Kesulitannya dapat berupa perlunya waktu , tenaga dan informasi untuk

melakukan berbagai analisa dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus

dan juga dana relatif besar untuk dapat melakukan investasi pada surat-surat

berharga (Pratomo, 2007).

Adanya reksadana memberikan banyak manfaat khususnya bagi masyarakat

pemodal. Investasi di pasar modal menjadi lebih mudah dengan adanya pilihan

investasi pada reksadana. Modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi relatif kecil.

Reksadana juga bermanfaat bagi emiten, pemerintah maupun perusahaan yang

memerlukan dana investasi melalui penerbitan surat berharga.

Dalam memilih reksadana, calon investor harus mengetahui kinerja reksadana

yang dipilih agar investasinya prospektif. Untuk itu diperlukan pengukuran

terhadap kinerja reksadana. Dalam menentukan baik atau tidak baiknya kinerja

reksadana, diperlukan suatu pembanding atau benchmark.

Untuk reksadana saham, benchmark yang relevan digunakan adalah Indeks Harga

Saham Gabungan. IHSG digunakan sebagai benchmark karena memiliki jenis

Page 4: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

portofolio yang sama dengan reksadana saham yang menginvestasikan 80 %

asetnya untuk berinvestasi pada saham. Kinerja reksadana saham dikatan baik jika

return reksadana saham lebih tinggi dibandingkan return IHSG.

Dalam melakukan pengukuran kinerja reksadana, terdapat dua metode yang bisa

dilakukan yaitu dengan mempertimbangkan return serta dengan menggunakan

return dan risiko secara bersama-sama atau disebut dengan composite measure

(Fabozzi, 2000). Pengukuran dengan mempertimbangkan return serta resiko dapat

dilakukan dengan berapa model yang menghasilkan suatu indeks kinerja.

Indeks kinerja menyajikan suatu metode pembandingan dana dengan sifat dan

return yang berbeda. Pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan risiko dan

return yang populer dan juga digunakan dalam penelitian ini adalah model

Sharpe, Treynor, dan Jensen.

Metode Sharpe dan Treynor didasarkan pada risk premium yaitu selisih antara

rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata kinerja investasi

yang bebas risiko.

Sedangkan metode Jensen pengukurannya didasarkan atas pengembangan Capital

Asset Pricing Model (CAPM) dan menggunakan data setiap periode dari waktu ke

waktu. Ketiga model memiliki resiko yang berbeda-beda. Oleh Karena itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsistensi ketiga model sehingga

diperoleh metode pengukuran yang akurat dalam menentukan keputusan

melakukan investasi pada reksadana.

Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengukuran kinerja reksadana

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Mondigliani (1999) memperoleh hasil

penelitian bahwa jika reksa dikelola oleh manajer investasi secara profesional

akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja pasar. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan metode Risk Adjusted Performance. Penelitian

yang dilakukan oleh Jauharry Arifin (2011) terhadap reksadana saham di

Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Mondigliani.

Reka dana saham periode 2001-2010 yang diteliti menunjukkan kinerja yanng

tidak lebih buruk dibandingkan kinerja IHSG.Hal ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Malkiel (1994) yang memperoleh hasil bahwa kinerja

Page 5: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

reksadana saham tidak secara meyakinkan mengungguli kinerja portofolio acuan

atau benchmarknya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian

ini dengan judul “Analisis Kinerja Reksadana Saham Periode 2009-2011.”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode Sharpe?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode

Treynor?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode Jensen?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang

lingkup dan arah yang jelas adalah penulis hanya akan meneliti tentang reksadana

saham dan mengukur kinerja berdasarkan nilai aset bersih menggunakan model

Sharpe, Treynor, dan Jensen.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai perbandingan

antara kinerja reksadana saham dibandingkan kinerja saham pada periode 2009-

2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

Page 6: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan penambah wawasan, pengetahuan, dan referensi penulisan karya

ilmiah mengenai kinerja reksadana saham

2. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi reksadana dan sebagai

referensi untuk melakukan pemilaian terhadap kinerja reksadananya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

tambahan untuk referensi ilmiah bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian sejenis maupun penelitian yang lebih luas.

2. LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Definisi Reksadana

Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana adalah

wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Sedangkan menurut kamus keuangan, reksadana diidentifikasikan sebagai

portofolio aset keuangan yang terdivesifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan

investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga

penawaran dan penarikannya pada harga nilai aset bersihnya.

Menurut Reily dan Brown (2000:1207), reksadana adalah lembaga yang

menghimpun uang dari pemegang unit dan kemudian menginvestasikannya pada

berbagai surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang

lainnya.

Reksadana dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian melalui akta

kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris. Manajer investasi akan

berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpuldari sekian banyak

investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, sepertiT/D, SBI, obligasi,

dan saham. Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana

atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan

administrasi reksadana.

Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke

berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui reksadana, investor

Page 7: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri.

2.2 Return Reksadana

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan penting dalam melakukan investasi

adalah return. Investasi berkaitan dengan pengujian bagaimana pasar modal

menetapkan harga sekuritas dengan mempelajari bagaimana investor individu

memilih diantara berbagai macam aset keuangan berdasarkan tingkat kesukaannya

pada risiko dan return.

Apabila investasi diartikan sebagai pemilikan suatu aset maka tingkat

pengembalian disebut rate of return. Untuk mengetahui rate of return, hal yang

perlu diketahui adalah nilai awal investasi modal dan proceeds atau pendapatan

dari investasi bersih dari nilai awal investasi. Perubahan dalam nila investasi

apabila positif disebut capital gain, apabila negatif disebut capital loss atas

investasi yang terdiri dari aliran kas ditambah dengan setiap perubahan dalam

nilai investasi (Gumanti, 2011).

Menurut Van Horne (1992) apabila investor menginvestasikan dana yang

dimilikinya ke dalam suatu saham pada periode tertentu, maka investor akan

memperoleh pengembalian atau return yang terdiri dari dua jenis yaitu

(Ambarwati, 2007):

1. Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari investasi,

berupa cash flow (income) yang diterima secara periodik, biasamya

dinamakan deviden.

2. Capital Gain adalah return yang diperoleh investor dari perubahan

harga saham-saham yang dimiliki. Apabila perubahan harga tersebut

positif atau harga jual lebih tinggi dari harga beli maka disebut capital

gain. Sedangkan apabila harga jual lebih rendah dibandingkan harga

beli disebut capital loss.

Dengan berinvestasi melalui reksadana, para investor tentu juga harus

mempertimbangkan tingkat return yang diperoleh. Return reksadana merupakan

return harian perunit penyertaan masing-masinmg reksadana saham dimana akan

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 8: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

yang dalam hal ini,

R p,t : Return harian reksadana saham pada hari t

NAVt : Nilai aset bersih pada hari t

NAVt-1 : Nilai aset bersih pada hari t-1

2.3 Risiko Reksadana

Risiko diartikan sebagai kemungkinan mengalami kerugian yang biasanya diukur

dalam bentuk kemungkinan(probability) bahwa beberapa hasil akan muncul yang

bergerak dalam kisaran sangat baik atau sangat buruk (Gumanti, 2011).

Dalam investasi oleh Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S. risiko didefinisikan sebagai

”Suatu kondisi yang timbul karena ketidak pastian dengan seluruh konsekuensi

tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut risiko”.

Hal-hal yang perlu diketahui para investor tentang beberapa risiko investasi yang

dimiliki reksadana (Ambarwati, 2007) antara lain:

1. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan (UP)

2. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik

3. Risiko likuiditas reksadana terbuka

4. Risiko wanprestasi

5. Risiko berkaitan dengan peraturan

2.4 IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Prize indeks

pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April sebagai indikator pergerakan

saham yang tercatat di bursa efek baik saham biasa maupun saham preferen. Hari

dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100,

sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 saham.

IHSG biasa digunakan sebagai proksi dalam pengukuran risiko pasar dalam model

analisis harga pasar. IHSG mencerminkan perubahan harga pasar haria seluruh

saham yang tercatat di Bursa saham Indonesia.

Untuk menghitung Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

Page 9: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

atau

2.5 Bentuk Reksadana

Berdasarkan strutur lembaga, reksadana dibedakan menjadi reksadana

berbentuk perusahaan dan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif. Untuk

reksadana berbentuk perusahaan di Indonesia masih dibedakan lagi menjadi reksa

dana tertutup (close-end funds) dan reksadana terbuka (open-end funds).

Sedangkan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif hanya terdiri dari atas

reksadana terbuka saja (open-end funds) saja. Di dalam reksadana tertutup

pengelola dalam hal ini perusahaan reksadana juga melakukan emisi saham dan

hasil emisi tersebut kemudian digunakan untuk membeli saham, obligasi, ataupun

sekuritas lainnya. Investor yang membeli sahamperusahaan reksadana ini depat

memperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder dengan harga sesuai dengan

permintaan dan penawaran saat transaksi, sehingga dapat terjadi harga saham

reksadana tertutup tidak sama dengan nilai aset bersih atau net asset value.

Perbedaan lain antara reksadana berbentuk perusahaan dengan reksadana

berbentuk kontrak investasi kolektif adalah investor tidak akan mendapatkan

saham atas reksadana yang mereka beli melainkan unit penyertaan dan reksadana

tersebuttidak diperjualbelikan di pasar sekunder. Sedangkan untuk reksadana

berbentukperusahaan, investor akan memperoleh saham yang dapat

diperjualbelikan di pasar sekunder.

2.6 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Sharpe

Untuk mengetahui apakah reksadana yang dimiliki memberikan keuntungan

sesuai yang diharapkan maka perlu dilakukan analisis kinerja dengan

menggunakan indeks kerja. Salah satu indeks kerja yang banyak digunakan ialah

dengan metode Sharpe. Metode ini menghitung ukuran kinerja yang disesuaikan

dengan risiko yang menggunakan acuan Capital Market Line. Metode Sharpe

mengukur imbal hasil dibanding risiko total portofolio, dimana risiko total adalah

deviasi standar imbal hasil portofolio itu.

Page 10: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Pengukuran dengan metode Sharpe dihitung berdasarkan premium atas risiko (risk

premium) yang merupakan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan

reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset).

Dalam penelitian ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga

rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia. Pengukuran Sharpe dirumuskan sebagai

ratio risk premium terhadap standar deviasinya (Ambarwati, 2007):

yang dalam hal ini,

SRD : Nilai ratio Sharpe

KinerjaRD : rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu

KinerjaRD : rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu

σ : Standart deviasi reksadana untuk sub periode tertentu

Rumus untuk menghitung standar deviasi yaitu :

: Standart deviasi

: return ke i

: rata-rata return

: probabilitas ke i

Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur risk

premium yang dihasilkan per unit risiko yang diambil. Investasi pada SBI tidak

mengandung risiko, dengan kinerja investasi tertentu. Investasi pada reksadana

mengandung risiko, sehingga diharapkan memberikan hasil investasi lebih besar

daripada kinerja investasi bebas risiko. Semakin tinggi nilai ratio Sharpe makin

baik kinerja reksadana (Ambarwati, 2007).

2.7 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Treynor

Seperti halnya Metode Sharpe, pengukuran dengan Metode Treynor juga

didasarkan atas risk premium. Namun dalam metode Treynor digunakan pembagi

beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar.

Pengukuran dengan metode Treynor diformulasikan sebagai berikut (Ambarwati,

2007) :

Page 11: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

yang dalam hal ini,

: nilai rasio Treynor

: rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu

: rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode

tertentu

: slope persamaan garis hasil regresi linear

Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer,

karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksadana yang tidak

terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun

peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Perbedaan peringkat pada

kedua pengukuran menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio

tersebut relatif terhadap portofolio sejenis (Ambarwati, 2007)

2.8 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Jensen

Model pengukuran kinerja Jensen bertujuan untuk mengukur perbedaan premi

risiko portofolio (portofolio risk premium) pada tingkat beta portofolio tertentu

yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

: Alpha Indeks model Jensen

: Return portofolio

: Return pasar

: Risk Free

: Beta portofolio

Premi risiko portofolio merupakan tingkat kelebihan return portofolio

dibandingkan tingkat suku bunga bebas risiko, sedangkan premi risiko pasar

merupakan tingkat kelebihan return pasar dibandingkan tingkat suku bunga bebas

risiko, sedangkan beta merupakan risiko sistematis CML (Reilly dan Brown,

2000). Alat ukur model Jensen adalah α yang merupakan selisih dari premi risiko

Page 12: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

portofolio (portofolio risk premium) dari premi risiko pasar (market risk

premium) pada tingkat beta portofolio tertentu.

Kinerja resadana saham yang baik ditunjukkan dengan nilai α yang lebih besar

dari nol, sedangkan kinerja portofolio yang buruk ditunjukkan dengan nilai α yang

lebih kecil dari nol.

2.9 Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

2.9.1 Model Penelitian

Model penelitian digambarkan sebagai berikut

Sumber: Diolah untuk penelitian ini

2.9.2 Pengembangan Hipotesis

Untuk dapat mengetahui kinerja suatu reksadana maka dapat dilakukan dengan

membandingkan kinerja portofolio reksadana dengan kinerja portofolio acuan

(bencmark). Dalam penelitian ini digunakan reksadana saham yang terdaftar di

BAPEPAM-LK . Portofolio acuan reksadana saham adalah portofolio saham yang

terdapat pada Bursa Efek Indonesia yang kinerjanya dapat dilihat melalui Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG).

Metode pengukuran kinerja portofolio yang cukup banyak dikenal dan juga

digunakan pada penelitian ini adalah metode Sharpe, Treynor dan Jensen.

Model Sharpe

Kinerja Reksadana

Saham

Model Jensen

Model Treynor

Page 13: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Beberapa penelitian terdahulu banyak menggunakan ketiga model ini untuk

mengukur kinerja reksadana. Ketiga model ini memiliki jenis risiko yang berbeda-

beda. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

membandingkan konsistensi hasil pengukuran antara ketiga model sehingga

investor dapat menentukan model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

mengukur kinerja reksadana saham. Malkiel (2006) melakukan penelitian

terhadap kinerja reksadana asing dari tahun 1971 hingga 1991 dengan hasil

penelitian return reksadana tidak secara meyakinkan mengungguli portofolio

acuannya. Sedangkan Mondigliani (1999) memperoleh hasil penelitian bahwa

jika reksa dikelola oleh manajer investasi secara profesional akan menghasilkan

kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja pasar. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode Risk Adjusted Performance. Berdasarkan penelitian-

penelitian sebelumnya pada penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan

kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Sharpe

H2: Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan

kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Treynor

H3: Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan

kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Jensen.

3. METODA PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Data yang digunakan dalam penelitian ialah nilai aset bersih (NAB) bulanan dari

reksadana saham yang diperoleh dari website Bapepam yaitu www.bapepam.go.id

periode 2009-2011. Data tentang perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) yang diperoleh dari website yahoo.finance.com selama periode

Page 14: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

pengamatan 2009-2011. Data tingkat suku bunga bulanan Sertifikat Bank

Indonesia periode 2009-2011 yang diperoleh dari website Bank Indonesia yaitu

www.bi.go.id

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan metode purposive random sampling

yaitu pengambilan sampel atas dasar kriteria tertentu. Jadi, peneliti tidak

mengambil semua produk reksadana sebagai objek penulisan tetapi hanya yang

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Sampel yang diambil merupakan reksadana yang ditawarkan pada periode

2008 sampai dengan 2011 dan masih aktif hingga saat ini.

2. Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksadana

yang aktif selama tahun 2008 sampai dengan 2011 dan memiliki nilai

aset bersih (NAB) yang dipublikasikan di website Bapepam.

3. Data nilai aset bersih (NAB) reksadana yang akan diambil sebagai sampel

penulisan ini adalah data bulanan untuk tahun yang bersangkutan.

Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh 37 sampel yang layak digunakan

dalam penelitian ini

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Kinerja Reksadana Saham

Kinerja reksadana saham merupakan nilai dari kinerja reksadana saham

pada periode tertentu yang diperoleh dengan menghitung return reksadana

saham. Return ini berasal dari dividen, capital gain, dan peningkatan

harga. Return reksadana saham diperoleh dari selisih antara NAB pada

periode tertentu dengan NAB pada periode sebelumnya, dibagi dengan

NAB pada periode sebelumnya (Ambarwati, 2007).

2. Kinerja Pasar

Kinerja pasar merupakan nilai dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) pada periode tertentu yang diperoleh dengan menghitung selisih

antara Indeks Harga Saham Gabungan akhir dengan Indeks Harga Saham

Gabungan awal, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai awal Indeks Harga

Saham Gabungan (Ambarwati, 2007).

Page 15: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

3. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Sharpe

Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Sharpe merupakan selisih

antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksadana dengan rata-rata kinerja

investasi yang bebas risiko, selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi dengan

standar deviasi (Gumanti, 2011)

4. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Treynor

Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Treynor merupakan selisih

antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata

kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset) selanjuntnya hasilnya

dibagi dengan beta (Gumanti, 2011).

5. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Jansen

Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Jansen merupakan selisih

antara premi risiko reksadana saham dengan premi risiko pasar (Gumanti,

2011)

3.4. Teknik Analisis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa

tahap, antara lain :

1. Menganalisis perbedaan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar

(IHSG).

Perbedaan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG) dapat

diperoleh dengan menghitung return reksadana saham kemudian

membandingkannya dengan return pasar (IHSG). Selanjutnya dilakukan

perhitungan untuk menganalisis perbedaan kinerja reksadana saham

dengan kinerja pasar dengan menggunakan ketiga metode yaitu Sharpe,

Treynor, dan Jansen.

Kesimpulan hasil analisis penelitian ini diarahkan pada nilai (P-value).

Bila nilai p lebih besar dari batas toleransi 5% berarti hasil analisis

menerima hipotesis null. Tetapi bila nilai p lebih kecil dari batas toleransi

5% berarti hasil penelitian menolak hipotesis null.

2. Analisis Statistik Uji Beda Dua Rata-rata

Page 16: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Analisis perbandingan rata-rata digunakan untuk membandingkan rata-

rata sampel independen ataupun sampel berpasangan dengan menghitung

t-student dan menampilkan probabilitas dua arah selisih dua rata-rata.

Pada bagian ini dilakukan pengujian terhadap reksadana saham dengan

return pasar dengan menggunakan program Microsoft Excel dipadukan

dengan program SPSS yang menggunakan metode One sample t-test.

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengevaluasi suatu nilai tertentu

(yang diberikan sebagai pembanding) berbeda sacara nyata dengan rata-

rata sebuah sample. Selanjutnya juga dilakukan uji One Way ANOVA

(Kruskall-Wallis) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan diantara pengukuran kinerja reksadana saham dengan ketiga

model yaitu Sharpe, Treynor, dan Jensen.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

4.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif meliputi nilai minimun, maksimum, rata-rata dan deviasi

standar ( standard deviation) yang menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan deviasi standar

perbandingan antara variabel-variabel independen pada variabel dependen.

Statistik deskriptif dari masing-masing variabel tersebut disajikan dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Return Reksadana 36 .0151 .0482 .030516 .0058676

Return Pasar 36 -.0795 .2013 .030809 .0640292

Return Risk Free

Rate 36 .0050 .0073 .005619 .0004550

Valid N (listwise) 36

Page 17: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Pada tabel 4, rata-rata return reksadana saham dari 37 sampel penelitian dari tahun

2009-2011 adalah sebesar 0.0305 dengan standar deviasi 0.0058. Nilai minimum

return reksadana saham adalah 0.0151 dan nilai maksimum sebesar 0.0482.

Return pasar yang merupakan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

juga dijadikan tolak ukur pengukuran kinerja reksadana saham memiliki nilai rata-

rata sebesar 0.0308 dengan nilai minum -0.0795 dan nilai maksimum sebesar

0.2013 serta standar deviasi sebesar 0.064.

Return risk free rate yang merupakan investasi bebas resiko yang dalam penelitian

ini menggunakan suku bungan bulanan Bank Indonesia menunjukkan rata-rata

sebesar 0.056 dengan nilai minimum 0.005, nilai maksimum sebesar 0.073 dengan

standar deviasi 0.0045.

4.2 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan

kinerja saham dengan kinerja pasar (IHSG) melalui metode Sharpe, Treynor, dan

Jensen untuk menjawab hipotesis yang diajukan antara lain:

1. Analisis perbandingan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar

dengan model Sharpe, Treynor, dan Jensen

2. Pengujian Hipotesis

4.2.1 Analisis Kinerja Reksadana saham dengan Kinerja Pasar

Dalam menentukan kinerja reksadana saham dilakukam dengan menggunakan

data NAB bulanan masing-masing reksadana saham untuk menghitung return

reksadana saham. Setelah diperoleh rata-rata return reksadana saham selajutnya

dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan model Sharpe, Treynor dan

Jensen. Pengukuran kinerja tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Tabel 4. 2

Statistik Deskriptif Analisis Kinerja Reksadana Saham

Page 18: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

De scr iptive Statis tics

37 .1088 .5511 .328643 .0713246

37 .0098 .6577 .039482 .1045566

37 -.0158 .0234 -.002547 .0068280

37

Sharpe

Treynor

Jensen

Valid N (listw ise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation

Pengukuran kinerja reksadana saham secara individual yang dilakukan dengan

menggunakan model Sharpe diperoleh rata-rata kinerja Sharpe sebesar 0,328643

dengan standar deviasi sebesar 0,0713246. Kinerja reksadana dengan model

Sharpe memiliki kinerja positif yang menunjukkan bahwa reksadana memiliki

kinerja di atas tingkat suku bunga bebas risiko (risk free). Reksadana Panin Dana

Maksima merupakan reksadana saham yang memiliki kinerja dengan model

Sharpe tertinggi yaitu sebesar 0,5511. Reksadana Millenium Equity dengan

indeks kinerja 0,1088 adalah reksadana saham dengan kinerja terburuk menurut

model Sharpe.

Pengukuran kinerja reksadana saham dengan model Treynor menunjukkan rata-

rata sebesar 0,039482 dengan standar deviasi sebesar 0,1045566. Hasil

pengukuran kinerja dengan model Treynor ini juga menunjukkan rata-rata kinerja

yang positif. Kinerja tertinggi diperoleh reksadana First State Indoequity Sectoral

Fund dengan indeks Treynor sebesar 0,6577. Reksadana Reksadana Millenium

Equity juga merupakan reksadana dengan indeks Treynor yang terendah yaitu

sebesar 0,0098.

Sementara itu, pengukuran kinerja reksadana dengan model Jensen menunjukkan

rata-rata kinerja yang negatif yaitu sebesar -0,002547 dengan standar deviasi

0,0068280.

Reksadana Batavia Dana Saham Agro merupakan reksadana yang memiliki

indeks Treynor terkecil yaitu sebesar -0,015. Hal ini menunjukkan bahwa

berdasarkan model Treynor, reksadana Batavia Dana Saham Agro adalah

reksadana dengan kinerja terburuk. Sementara itu reksadana First State Indoequity

Sectoral Fund memiliki indeks terbesar yaitu 0,0234 hal ini menunjukkan bahwa

Page 19: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

dengan model Treynor reksadana First State Indoequity Sectoral Fund merupakan

reksadana dengan kinerja terbaik.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

Uji ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar menggunakan model Sharpe.

Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan kinerja pasar (IHSG),

digunakan One Sample T-Test yaitu uji beda untuk mengevaluasi suatu nilai

tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata dengan rata-

rata sebuah sampel. Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mencari indeks kinerja model Sharpe, Treynor, dan Jensen

Hasil perhitungan indeks kinerja model Sharpe, Treynor, dan Jensen dapat

dilihat pada Lampiran.

2. Menentukan nilai pembanding yaitu nilai indeks pasar (IHSG) dilakukan

dengan menghitung nilai indeks sesuai rumus yang ditentukan. Dari hasil

perhitungan, nilai indeks kinerja IHSG yang diperoleh adalah sebagai

berikut

Tabel 4.3

Indeks Kinerja IHSG

Sumber : Data yang diolah (Perhitungan ada pada lampiran)

Jenis Model Indeks

Kinerja

Sharpe 0,393708

Treynor 0,025209

Jensen 0

Page 20: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

3. Uji analisis dengan One Sample T-test

1. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan Model Pengukuran Kinerja Sharpe

Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan model kinerja Treynor hipotesisnya adalah

H01 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model

Sharpe.

Ha2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham

dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Sharpe.

Pengambilan keputusan :

a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel

H0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel

H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

T tabel (0,05; 36) = 2,028

b. Berdasarkan nilai probabilitas

H0 diterima jika P value > 0,05

H0 ditolak jika P value < 0,05

Tabel 4.4

Hasil One sample t-test untuk Model Sharpe

Test Value = 0.3937

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Sharpe -5.548 36 .000 -.065057 -.088838 -.041276

Page 21: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Berdasarkan tabel diatas, analisis kinerja reksadana saham dibandingkan

dengan kinerja IHSG menunjukkan nilai t hitung sebesar -5,548 sedangkan

t tabelmya sebesar 2,028. Dengan demikian H01 ditolak. Dari hasil

perhitungan diperoleh P value sebesar 0,000. Karena nilai P value lebih

kecil dari 0,005 maka H01 ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja paar berdasarkan

model Sharpe.

Perhitungan dengan Model Sharpe menunjukkan bahwa kinerja IHSG

masih lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja reksadana saham pada

periode 2009-2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa para Manajer

Investasi belum optimal dalam mengelola portofolionya. Hal ini dapat

menimbulkan implikasi bagi investor untuk memilih berinvestasi pada

saham dibandingkan dengan reksadana saham karena kinerja reksadana

saham tidak mampu mengungguli kinerja pasar.

2. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan Model Pengukuran Kinerja Treynor

Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan model kinerja Treynor, maka hipotesisnya adalah

H02 :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model

Treynor.

Ha2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham

IHSG dengan menggunakan model Treynor.

Pengambilan keputusan :

a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel

H0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel

H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

T tabel (0,05; 36) = 2,028

Page 22: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

b. Berdasarkan nilai probabilitas

H0 diterima jika P value > 0,05

H0 ditolak jika P value < 0,05

Tabel 4.5

Hasil One sample t-test untuk Model Treynor

Test Value = 0.0252

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Treyno

r .831 36 .412 .014282 -.020579 .049142

Berdasarkan tabel perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,831 yang

lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu sebesar 2,028. Dengan

demikian H02 diterima. Nilai P value sebesar 0,412 lebih besar daripada

0,05 maka H02 diterima.

Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja

IHSG berdasarkan model Treynor. Hal ini menunjukkan kinerja IHSG

tidak berbeda jauh dibandingkan dengan kinerja reksadana saham.

3. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan Model Pengukuran Kinerja Jensen

Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan

menggunakan model kinerja Treynor, maka hipotesisnya adalah

H03 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen.

Ha3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham

dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen.

Page 23: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Pengambilan keputusan :

a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel

H0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel

H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

T tabel (0,05; 36) = 2,028

b. Berdasarkan nilai probabilitas

H0 diterima jika P value > 0,05

H0 ditolak jika P value < 0,05

Tabel 4.6

Hasil One sample t-test untuk Model Jensen

Test Value = 0

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Jensen -2.281 35 .029 -.002626 -.004963 -.000289

Berdasarkan tabel diatas nilai t hitung untuk model Jensen adalah sebesar -2,281

sedangkan nilai t tabel adalah 2,028. Dengan demikian H03 ditolak. Sedangkan

berdasarkan P value diperoleh hasil 0,029 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H03

ditolak.

Dengan analisis kinerja reksadana saham berdasarkan model Jensen dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana

saham dengan kinerja IHSG pada periode 2009-2011.

Serupa dengan Model Sharpe, hasil analisis kinerja reksadana saham berdasarkan

model Jensen juga menunjukkan bahwa kinerja IHSG masih lebih tinggi

dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. Hal ini menunjukkan bahwa

Manajer investasi tidak melakukan portofolio investasi secara maksimal.

4.3 Pembahasan

Page 24: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Berdasarkan analisis kinerja reksadana saham dengan menggunakan model

Sharpe diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja

reksadana saham dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Rata-

rata kinerja IHSG lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kinerja reksadana

saham. Hal ini menunjukkan berinvestasi pada saham lebih menguntungkan

karena memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan berinvestasi pada reksadana

saham.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ambarwati yang

menunjukkan bahwa analisis kinerja reksadana saham berdasarkan model Sharpe

tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan kinerja saham. Hal ini

disebabkan rentang periode penelitian yang berbeda sehinggan reksadana saham

juga memiliki return yang berbeda.

Berdasarkan perhitungan dengan Model Treynor diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja

reksadana saham dengan kinerja IHSG. Rata- rata kinerja menunjukkan bahwa

reksadana saham memiliki rata-rata kinerja yang lebih rendah dibandingkan

reksadana saham. Sedangkan menurut Model Jensen, tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG. Jika dilihat

dari rata-rata perhitungan, kinerja IHSG memiliki rata-rata kinerja yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. Hal ini dapat disebabkan

karena Mnajer Investasi tidak melakukan portofolio investasi reksadana saham

secara optimal sehingga kinerja reksadana saham tidak lebih baik dari kinerja

pasar.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja reksadana saham periode 2009-2011

dibandingkan dengan kinerja IHSG. Berdasarkan pembahasan yang diuraikan

pada BAB IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Page 25: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan

kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2009-2011

dengan menggunakan model Sharpe. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

rata-rata kinerja IHSG lebih tinggi dibandingkan rata-rata kinerja reksadana

saham.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja portofolio manajer

investasi dalam mengelola portofolio reksadana saham belum maksimal

karena belum mampu menyaingi kinerja pasar.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dan

kinerja IHSG dengan menggunakan model Treynor. Hasil analisis ini berbeda

dengan hasil analisis dengan menggunakan model Sharpe. Hal ini disebabkan

karena analisis kinerja dengan model Treynor menggunakan beta sedangkan

model Sharpe menggunakan deviasi standar. Menurut perhitungan dengan

model Treynor kinerja manajer investasi dalam mengelola portofolio

reksadana saham sudah maksimal.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan

kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen. Hasil analisis ini sama

dengan hasil analisis dengan menggunakan model Sharpe namun berbeda

dengan hasil analisis dengan menggunakan model Jensen.

Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa

analisis kinerja reksadana saham tidak lebih baik dibandingkan dengan

kinerja pasar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis ketiga model. Dua

model yaitu Sharpe dan Jensen menunjukkan hasil bahwa kinerja reksadana

saham tidak lebih baik dari kinerja pasar. Sedangkan hanya satu model yaitu

Jensen yang menunjukkan hasil bahwa kinerja reksadana saham mampu

menyaingi kinerja pasar.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:

1. Data nilai aset bersih (NAB) yang digunakan untuk menghitung return

reksadana saham adalah data bulanan sedangkan untuk memperoleh hasil

analisis yang lebih akurat dapat digunakan data NAB harian.

Page 26: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

2. Model kinerja portofolio yang digunakan dalam penelitian ini hanya

menggunakan tiga model yaitu Sharpe, Treynor dan Jensen. Sedangkan

untuk mengukur kinerja portofolio masih terdapat banyak model lain.

3. Periode penelitian terbatas hanya tiga tahun

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, maka penulis dapat memberikan

Saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan

menggunakan data NAB harian sehingga dapat memperoleh hasil analisis

yang lebih akurat.

2. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dengan

menggunakan model pengukuran kinerja portofolio yang lain. Hal ini

mengingat masih terdapat banyak model pengukuran kinerja portofolio

yang lain.

5.4 Implikasi

1. Bagi investor perlu dilakukan pengkajian yang lebih khusus untuk

melakukan investasi pada reksadana saham. Hal ini disebabkan

berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja reskadana saham

belum mampu mengungguli kinerja pasar.

2. Bagi Manajer Investasi, perlu dilakukan pertimbangan kembali mengenai

komposisi portofolio saham yang dapat menghasilkan return yang lebih

memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja reksda dana saham dengan

kinerja reksa dana pasar (IHSG) melalui pendekatan Sharpe dan Treynor

periode 2004-2006. Tesis. MM Undip.

Arifin, Jauhary.2011. Evaluating the Performance of Indonesian Equity Mutual

Funds. Jurnal Akuntabilitas. Vol. 10 No. 2, Maret 2011

Bapepam. 1997. Panduan Reksa Dana. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal

Page 27: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Fabozzi, F. J. 2000. Manajemen Investasi, Buku Dua, Edisi Pertama, Jakarta :

Salemba Empat

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Ary Tatang. 2011. Manajemen Investasi, Konsep, Teori, dan Aplikasi,

Jakarta: Mitra Wacana Media

Jogiyanto H.M.1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Universitas Gajah Mada.

Mondiglani, Franco& Leah Mondiglani.1997. Risk Adjusted Performance. The

Journal of Portfolio Management, Vol 23, no. 155.

Nurcahya, Ginting Prasetya E. dan Bandi. 2010. Reksa Dana di Indonesia:

Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham, dan Tingkat Risiko.

Simposium Nasional Akuntansi XIII. September 2010

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar Pasar Modal. Semarang:

Rineka Cipta.

Pratomo, E. P. dan Ubaidillah N. 2002. Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi

di Era Modern, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Pratomo, P. Eko. 2007. Berwisata ke Dunia Reksa Dana, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Reilly, Frank K. dan Brown, Keith C. 2000. Investment Analysis and Portofolio

Management, The Dryden Press, Harcourt College Publishers, Dryden-

USA.

Suharyadi, Purwanto, SK. 2003. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Jakarta : Salemba Empat.

Supranto. 2004. Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan. Jakarta: Rineka

Cipta

LAMPIRAN 1

Reksa Dana Saham yang Menjadi Sample Penelitian

No Nama Reksa Dana Saham No Nama Reksa Dana Saham

1 Panin Dana Prima 20 Reksa Dana Makinta Mantap

2 Panin Dana Maksima 21 Irst State Indoequity Value Select

Page 28: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Fund

3 Reksadana Axa Citra Dinamis 22

First State Indoequity Sectoral

Fund

4

Reksadana Aaa Blue Chip

Value Fund 23

Fs Indoequity Dividend Yield

Fund

6

Reksadana Bnp Paribas

Solaris 24 Reksa Dana Jisawi Saham

7

Reksadana Bnp Paribas

Infrastruktur Plus 25 Reksadana Lautandhana Equity

8 Bnp Paribas Ekuitas 26 Reksa Dana Mega Dana Saham

9

Reksa Dana Dana Ekuitas

Prima 27 Reksa Dana Millenium Equity

10

Reksadana Dana Ekuitas

Andalan 28 Reksa Dana Mnc Dana Ekuitas

11 Bahana Dana Prima 29 Mandiri Investa Ugm

12 Batavia Dana Saham 30

Reksa Dana Mandiri Investa

Atraktif

13 Batavia Dana Saham Optimal 31 Manulife Saham Andalan

14 Batavia Dana Saham Agro 32 Manulife Dana Saham

15

Cimb-Principal Equity

Aggressive 33 Phinisi Dana Saham

16 Rencana Cerdas 34

Reksa Dana Nisp Indeks Saham

Progresif

17 Grow-2-Prosper 35 Pratama Saham

18 Dana Reksa Mawar 36 Reksadana Dana Pratama Ekuitas

19

Reksa Dana Makinta Growth

Fund 37

Reksa Dana Schroder Dana

Istimewa

LAMPIRAN 2

Page 29: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES

Hasil Uji Hipotesis One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sharpe 37 .328643 .0713246 .0117257

One-Sample Test

Test Value = 0.3937

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Sharpe -5.548 36 .000 -.065057 -.088838 -.041276

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Treynor 37 .039482 .1045566 .0171890

One-Sample Test

Test Value = 0.0252

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Treynor .831 36 .412 .014282 -.020579 .049142

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Jensen 37 -.002547 .0068280 .0011225

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Jensen -2.269 36 .029 -.002547 -.004824 -.000271

Page 30: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/03062013-0811031019.pdf · ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES