i ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk TAHUN 2016 – 2020 SKRIPSI OLEH NURAZIZAH 105731126817 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk TAHUN 2016 – 2020
SKRIPSI
OLEH NURAZIZAH
105731126817
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN:
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk TAHUN 2016 – 2020
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh:
NURAZIZAH
NIM: 105731126817
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (untuk urusan yang
lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap (QS
Al-Insyirah: 6-7)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta
karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan
baik.
Alhamdulillah Rabbil’alamin,
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
tercinta, orang-orang yang saya sayang dan almamaterku.
PESAN DAN KESAN
“Hidup ini adalah perjuangan dalam berjuang ada tujuan
dan impian yang harus dicapai. Maka berusaha, berdo’a
dan bersabarlah”
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada
hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan
skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk, Tahun 2016-2020”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Hamzah dan Ibu Aisyah yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa
tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar
Family Hamzah atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi
maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan
kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusun skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H . Andi Jam’an, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr.Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muh Rum, M.Si.,M.Si, selaku Pembimbing I dan
mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Mukminati Ridwan, SE.,M.Si, selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak
menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Terima kasih teruntuk teman-teman BPH Revolusioner yang telah
memberikan semangat, motivasi, kesabaran, dan dukungannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
9. Terimakasih juga kepada kakak-kakak dan adik-adik di Pikom FEB
yang telah membantu, menyemangati dalam penulisan skripsi ini.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2017 terkhusus kelas Akuntansi H 2017 dan
ASP2 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang Budiman, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, September 2021
Penulis,
Nurazizah
x
ABSTRAK
NURAZIZAH Tahun 2021 Analisis Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2016-2020. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1: Muh.Rum dan Pembimbing 2: Mukminati Ridwan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020 berdasarkan pada rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan interpretasi hasil analisis rasio keuangan setiap tahun. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2017 profitabilitas perusahaan tidak bertumbuh karena rendah penjualannya, banyak menambah hutang untuk meningkatkan persediaan, bahkan likuiditasnya menurun untuk menambah persediaan. Pada tahun 2018 profitabilitas perusahaan tidak bertumbuh karena rendah penjualannya, banyak menambah hutang untuk meningkatkan persediaan, bahkan likuiditasnya menurun untuk menambah persediaan. Pada tahun 2019 profitabilitas tidak bertumbuh karena penjualan tidak bertumbuh, banyak menambah hutang untuk meningkatkan persediaan, bahkan likuiditas juga menurun untuk menambah persediaan. Pada tahun 2020 profitabilitas meningkat karena penjualan yang bertumbuh, dengan upaya menambah hutang untuk meningkatkan persediaan, bahkan likuiditas menurun untuk persediaan, maka dengan upaya tersebut maka perusahaan dapat menjadwal pelunasan hutangnya selama meningkatkan penjualannya. Kata kunci: Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, Kinerja
Keuangan.
xi
ABSTRACT
NURAZIZAH in 2021.Financial Performance Analysis of PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk in 2016-2020. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah of Makassar. Supervised by Muh.Rum and Mukminati Ridwan. The aims of this study to determine the financial performance of PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk in 2016-2020 based on the ratio of liquidity, solvability, activity, and profitability. The research method used is quantitative. The data analysis technique uses the interpretation of the results of financial ratio analysis every year. The results of this research are In the year of 2017 the company's profitability did not grow due to low sales, many added debt to increase inventory, and even decreased liquidity to increase inventory. In the year of 2018 the company's profitability did not grow due to low sales, many added debt to increase inventory, and even decreased liquidity to increase inventory. In the year of 2019 profitability did not grow because sales did not grow, many added debt to increase inventory, even liquidity also decreased to increase inventory. In the year of 2020 profitability increased due to growing sales, with efforts to add debt to increase inventory, even liquidity decreased for inventory, so with these efforts the company can schedule debt repayments while increasing sales.
Keywords: Liquidity, Solvability, Activity, Profitability, Financial Performance.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................ ix
ABSTRACT .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7
A. Tinjauan Teori ............................................................................ 7
1. Kinerja Keuangan ................................................................ 7
2. Laporan Keuangan .............................................................. 9
3. Rasio Keuangan .................................................................. 14
B. Tinjauan Empiris ........................................................................ 21
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 30
xiii
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 30
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran .......................... 30
D. Unit Analisis dan Sampel ........................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 32
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 36
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 36
1. Sejarah Singkat Perusahaan.................................................. 36
2. Visi dan Misi ........................................................................... 38
3. Tujuan Perusahaan ................................................................ 39
4. Struktur Organisasi ................................................................ 41
5. Wewenang dan Tanggungjawab ............................................ 42
B. Hasil penelitian........................................................................... 48
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................ 74
A. Simpulan .................................................................................... 74
B. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 76
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu .................................................................. 21
Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio tahun 2016-2020 .......................... 49
Tabel 4.2 Perhitungan Quick Ratio tahun 2016-2020 ............................ 50
Tabel 4.3 Perhitungan Cash Ratio tahun 2016-2020 ............................. 51
Tabel 4.4 Perhitungan Working Capital to Asset tahun 2016-2020 ........ 52
Tabel 4.5 Perhitungan Debt Ratio tahun 2016-2020 .............................. 53
Tabel 4.6 Perhitungan Debt to Equity Ratio tahun 2016-2020 ............... 54
Tabel 4.7 Perhitungan Total Asset Turnover tahun 2016-2020 .............. 55
Tabel 4.8 Perhitungan Receivable Turnover tahun 2016-2020 .............. 56
Tabel 4.9 Perhitungan Working Capital Turnover tahun 2016-2020 ....... 57
Tabel 4.10 Perhitungan Inventory Turnover tahun 2016-2020 ................ 59
Tabel 4.11 Perhitungan Profit Margin tahun 2016-2020 .......................... 60
Tabel 4.12 Perhitungan Return on Investment tahun 2016-2020 ............ 61
Tabel 4.13 Perhitungan Return on Equity tahun 2016-2020 ................... 62
Tabel 4.14 Rasio Likuiditas tahun 2016-2020 ......................................... 63
Tabel 4.15 Rasio Solvabilitas tahun 2016-2020 ...................................... 64
Tabel 4.16 Rasio Aktivitas tahun 2016-2020 ........................................... 66
Tabel 4.17 Rasio Profitabilitas tahun 2016-2020 ..................................... 67
Tabel 4.18 Analisis Kinerja tahun 2016-2020 .......................................... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ............................................................... 29
Gambar 4.1 Struktural Organisasi PT Telekomunikasi Indonesi, Tbk ..... 41
Gambar 4.2 Grafik Rasio Likuiditas tahun 2016-2020 ............................. 63
Gambar 4.3 Grafik Rasio Solvabilitas tahun 2016-2020........................... 65
Gambar 4.4 Grafik Rasio Aktivitas tahun 2016-2020 ............................... 66
Gambar 4.5 Grafik Rasio Profitabilitas tahun 2016-2020 ......................... 68
Gambar 4.6 Grafik Kinerja Keuangan tahun 2016-2020 .......................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan era revolusi dimana teknologi yang pesat saat ini,
tingkatan persaingan antar perusahaan sangat ketat. Oleh sebab itu
perusahaan memerlukan data yang cepat. Perihal ini yang menjadikan
telekomunikasi peran yang berarti. Sebab perlu pemanfaatan
telekomunikasi merupakan salah satu perlengkapan buat
mendapatkan data dengan mencermati mutu serta pelayanan.
Dengan adanya usaha telekomunikasi yang strategis untuk
meningkatkan ekspansi global. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,
ialah salah satu perusahaan terbanyak di Indonesia yang memiliki
sasaran serta tujuan yang ingin dicapai ialah profit dan laba. Dalam
tiap perusahaan tentu menginginkan tujuannya tercapai secara efisien
dimana tiap perusahaan tentu menginginkan laba ataupun
keuntungan untuk tetap bertahan serta tumbuh. PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini
dimiliki oleh pemerintah Indonesia (52,47%), dan (47,53%) dimiliki
oleh publik, Bank of New York, dan investor dalam negeri
(http://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia). Untuk mengetahui
profit laba suatu perusahaan pastinya dilihat dari hasil laporan
keuangan. Kedudukan keuangan dalam perusahaan sangat berarti
sebab yang memastikan keberlangsungan hidup perusahaan.
2
Pentingnya laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dan sebagai proses pembukuan dari
pencatatan atas arus keluar masuknya keuangan perusahaan.
Umumnya, alat yang digunakan mengukur kinerja keuangan adalah
laporan keuangan, dimana laporan keuangan adalah informasi yang
menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan dengan periode tertentu (Tersija, 2020).
Laporan keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas (Arini Dewi
Cintyana, 2020). Yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan
perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi perusahaan
tersebut akan dapat diketahui dengan laporan finansial perusahaan
yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Gambaran tentang hasil
dan perkembangan suatu perusahaan dilihat dari laporan keuangan,
manajer bisa menilai kinerja perusahaan dalam mengambil
keputusan, evaluasi dan kontrol internal. Calon investor juga
berkepentingan dengan informasi laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan apakah mau membeli saham, menambah
ataupun mengurangi modalnya. Pemerintah juga sangat memerlukan
laporan keuangan suatu perusahaan untuk dapat menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar suatu pajak.
Salah satu cara untuk menilai dan mengukur capaian kinerja
perusahaan dengan menggunakan analisis laporan keuangan yaitu
3
rasio keuangan. Salah satu tujuan analisis rasio keuangan untuk
mengetahui tingkat kestabilan dan mempermudah mengetahui kinerja
perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk
menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu
akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan
(Sujarweni, 2017). Ada beberapa rasio yang digunakan dalam analisis
laporan keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas (Baiq Reinelda, 2021). Dalam menilai
kinerja keungan tidak cukup menggunakan satu rasio saja tetapi
membutuhkan beberapa rasio untuk memperoleh hasil dari
perbandingan. Analisis rasio keuangan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio untuk menilai keuangan masa lalu, saat ini
dan memprediksikan masa depan.
Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan untuk memperbaiki
atas kegiatan operasionalnya bisa bersaing dengan perusahaan
menghasilkan suatu laba. Kinerja keuangan merupakan usaha formal
yang dilakukan perusahaana yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melihat
prospek, pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan
(Dinda Ayu, 2020). Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
adalah kunci keberhasilan perusahaan sehingga dapat dikatakan dan
dinilai mempunyai kinerja yang baik.
4
Informasi mengenai kondisi keuangan dan kinerja suatu
perusahaan melalui laporan keuangan bisa melihat kondisi keuangan
atau perubahan sekecil apapun pada keuangan perusahaan
mempunyai arti yang sangat penting untuk membantu pihak-pihak
yang berkepentingan dalam memilih mengevaluasi sehingga
perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saing. Pengukuran
kinerja untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yakni kemampuan
perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya
termasuk membayar kembali pokok hutang serta kemampuan
perusahaan membayar deviden secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa ada hambatan atau krisis keuangan (Teti,
2015). Kemampuan perusahaan menjaga kestabilan perusahaan
sangat penting agar para calon investor tertarik ataupun percaya
kepada perusahaan yang akan ditempati untuk menanamkan
modalnya dengan melihat laporan keuangan dengan gambaran
tentangkondisi suatu perusahaan. investor juga dapat mengetahui
bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan membandingkan
kinerja tahun sebelumnya.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, memiliki potensi cukup
tinggi untuk bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya.
Untuk mengetahui itu perlu adanya analisis sehingga diketahui
apakah suatu perusahaan mempunyai prestasi yang lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Alasan utama penulis untuk meneliti di PT
5
Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah badan penyelenggara jasa
informasi dan komunikasi, melihat kualitas keuangan dan mengelola
usaha berdasarkan optimalisasi pengelolaan keuangan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, yaitu
pengukuran kinerja dan tingkat kesehatan bukan hanya berguna bagi
pemilik perusahaan tapi juga berguna bagi pihak-pihak
berkepentingan seperti calon investor sebagai pertimbangan dalam
menanamkan modalnya dan pemerintah sebagai informasi
kemampuan perusahaan membayar pajak. Kinerja perusahaan perlu
diperhatikan dengan baik agar keberlangsungan atau keadaan
perusahaan di masa yang akan datang bisa lebih baik dan
memperbaiki kesalahan yang lalu. Maka dari itu peneliti mengangkat
judul ”Analisis Kinerja Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk Tahun 2016 – 2020”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas maka
peneliti dapat merumuskan masalah dengan rumusan sebagai berikut.
Bagaimana kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada
tahun 2016-2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka
peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada tahun 20116-2020.
6
D. Manfaat Peneitian
Penelitian ini memberikan manfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya
tentang kinerja keuangan pada suatu perusahaan berdasarkan
analisis rasio keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi investor sebagai bahan
pertimbangan dan keputusan dalam pembelian saham pada
perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
3. Manfaat Metedologi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memahami
analisis rasio dengan kinerja keuangan perusahaan PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kinerja Keuangan
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai baik dari segi kualitas
maupun kuantitas yang diperoleh. Menurut Tarsija (2020) kinerja
keuanga perusahaan merupakan prestasi yang dicapai oleh
perusahaan pada saat tertentu dengan menggunakan perhitungan
berdasarkan tolak ukur analisis rasio yang didasarkan pada
laporan keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan aturan-aturan keuangan secara baik dan benar.
Menurut Reza Muhammad Rizqi (2020) kierja keuangan
merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode
tertentu baik itu menyangkut aspek penghimpun dana maupun
penyaluran dana yang biasanya di ukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. Kinerja perusahaan
bisa dilihat dari laporan keuangan yang baik dan meningkat
sehingga keadaan posisi dan keuangan akan mengalami
perubahan. Pengukuran kinerja perusahaan untuk melakukan
perbaikan dapat dilakukan dengan pengkajian data, menghitung,
8
dan mengukur dan memberikan solusi dalam suatu periode
terhadap perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan merupakan penentuan standar
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Kinerja perusahaan dilihat atau dinilai dari output yaitu hasil dari
kinerja karyawan dan input yaitu keterampilan yang dimiliki untuk
mendapatkan hasil. Penilaian kinerja bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran kondisi
keuangan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan sehingga
bisa menilai baik atau buruknya suatu perusahaan dengan melihat
kinerja dalam periode tertentu.
Menurut Munawir (2015) pengukuran kinerja keuangan
perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah:
a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi pada saat ditagih.
b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuiditasi.
c) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
9
yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas
secara produktif.
d) Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan
usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan
perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga
tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada
pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis
keuangan.
Efektif dan efisien suatu perusahaan dipengaruhi oleh
ketepatan pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, tetapi
pihak manajemen tidak dapat mengambil keputusan tanpa
memperoleh informasi dari evaluasi kinerja dan prediksi yang
diperoleh. Pengukuran kinerja keuangan melalui laporan
keuangan perusahaan bertujuan mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan, sehingga kekurangan-kekurangan bisa diperbaiki
kedepan sehingga kinerja perusahaan dapat terus meningkat.
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut PSAK No.1 2015 adalah
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi
segala macam transaksi baik transaksi penjualan, pembelian dan
kredit. Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi suatu
10
perusahaan sehingga pihak atasan perusahaan mampu
mengevaluasi dengan tepat jika kondisi perusahaan mengalami
masalah. Laporan keuangan menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Pihak
berkepenringan ini perlu mengetahui kondisi keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan
sangat bermanfaat bagi masyarakat, investor, manajemen, dan
para pemegang saham untuk melihat laba dan perkembangan
perusahaan. Menurut Subramanyam (2017) Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan perusahaan yang bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai:
1) Posisi keuangan
Posisi keuangan dalam laporan keuangan adalah suatu posisi
yang menunjukkan modal, kekayaan, dan kewajiban dalam
suatu perusahaan.
2) Kinerja keuangan
Kinerja keuangan dalam laporan keuangan adalah alur dalam
setiap periode tertentu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan.
3) Arus kas entitas
11
Arus kas entitas dalam laporan keuangan adalah laporan
yang dihasilkan dalam suatu periode yang menunjukkan alur
keluar masuk uang pada perusahaan.
Laporan keuangan merupakan suatu proses pencatatan dari
transaksi keuangan yang terjadi setiap periode. Dengan proses
pencatatan suatu perusahaan dalam laporan keuangan dapat
dianalisis dan dinilai sehingga memperoleh informasi untuk
memprediksi perusahaan kedepan. Dari uraian tersebut dapat
dismpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi pencatatan atas transaksi yang
dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai acuan untuk
melihat kondisi keuangan perusahaan dan digunakan dalam
menentukan kinerja perusahaan. Penting kita ketahui bahwa
laporan keuangan melaporkan aktivitas operasi, pendanaan dan
investasi pada suatu periode. Menurut Reza Muhammad rizqi
(2020) tujuan laporan keuangan adalah:
a) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang
kekayaan dan kewajiban.
12
b) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang
perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari
kegiatan usaha.
c) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang
perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan
usaha.
d) Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai
yang dapat menaksir kemampuan perusahaan memperoleh
laba.
e) Menyajikan informasi yang lain yang sesuai atau relevan
dengan keperluan para pemakai.
Menurut Arini Dewi (2020) manfaat laporan keuangan yaitu
sebagai bahan evaluasi, pertanggungjawaban, acuan
pengambilan keputusan, dan dapat memperdiksi kedepan
perusahaan. Sebagai bahan evaluasi dalam sebuah perusahaan
segala yang dilakukan pada dasarnya butuh dievaluasi. Dengan
adanya laporan keuangan dapat dinilai hasil kinerja dari
perusahaan untuk mengetahui kekurangan atau ketidaktepatan
penggunaan dana. Laporan keuangan adalah salah satu bentuk
untuk dipertanggungjawabkan atas segala transaksi dalam
perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan dapat mengetahui
kondisi perusahaan dan sebagai alat untuk pengambilan
keputusan dan memprediksi perusahaan kedepan. Laporan
13
keungan dibuat secara umum dengan melaporkan informasi yang
bersifat historis dan material.
Menurut Kamsir (2008) manfaat laporan keuangan dalam
membantu pelaksanaan dan perencanaan dalam perusahaan:
1) Bagi manajemen
Manfaat laporan keuangan bagi manajemen yaitu dengan
adanya laporan keuangan pihak manajemen memperoleh
informasi yang membantu dalam proses pengambilan
keputusan dan evaluasi serta mengkontrol kegiatan yang
sedang berjalan untuk memperoleh keuntungan.
2) Bagi investor
Laporan keuangan bermanfat untuk investor karena dapat
memperoleh informasi yang terkait dengan investasi modal
dan menilai perusahaan serta meminimalisir resiko dalam
investasi.
3) Bagi pemerintah
Pemerintah sangat memerlukan laporan keuangan dari
perusahaan untuk dapat menilai kemampuan perusahaan
dalam membayar pajak.
Jatmiko berpendapat bahwa penyusunan laporan keuangan
terbagi menjadi laporan arus kas, neraca, laba rugi, dan laporan
ekuitas (Resti Setyaningsih:2019). Arus kas adalah jumlah
pengeluaran dan pemasukan dalam perusahaan setiap satu
14
periode. Neraca atau laporan posisi keuangan adalah hasil dalam
satu periode yang menunjukkan posisi keuangan. Laba rugi
adalah penjabaran pendapatan dan beban perusahaan dalam
suatu periode untuk menghasilkan laba bersih. Laporan ekuitas
atau laporan modal adalah laporan yang dibuat perusahaan untuk
menggambarkan peningkatan dan penurunan kekayaan
perusahaan dalam suatu periode.
3. Rasio Keuangan
Dalam suatu perusahaan pihak manajemen perlu memeriksa
kondisi keuangan perusahaan apakah baik-baik saja atau bruk.
Untuk memeriksa laporan keuangan apakah baik atau buruk
dengan menggunakan alat yaitu rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan adalah menganalisis dan membandingkan laporan
keuangan suatu akun dengan akun lain dalam laporan keuangan.
Menurut Subramanyam dalam buku Analisis laporan
keuangan (2017:37) menjelaskan bahwa analisis rasio adalah
pengungkapan dan mengidentifikasi perusahaan yang
berorientasi untuk masa depan dan yang harus dilakukan untuk
perusahaan. Rasio merupakan alat untuk memberikan pandangan
kondisi perusahaan.
Tujuan analisis rasio keuangan yaitu untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan jangka pendek
dan jangka panjang, mengukur sejauh mana efektifitas
15
penggunaan asset, dan mengukur kemampuan laba sebuah
perusahaan.
Jenis analisis rasio keuangan dalam bukunya analisis
laporan keuangan Van Horne (2017):
a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang berhubungan antara kas
dan aktiva lancar lainnya dengn kewajiban lancar. Rasio ini
digunakan pada posisi jangka pendek untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menyediakan alat yang likuid untuk
menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo dengan mengetahui perbandingan dari rasio ini.
Yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut.
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia dan sering juga disebut dengan modal kerja.
Rumus :
2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
Quick ratio yaitu untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid dan
16
rasio ini adalah ukuran perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang tidak memperhitungkan persediaan yang
membutuhkan waktu yang relatif untuk dijadikan uang kas.
Rumus :
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio yaitu rasio yang digunakan dalam mengukur
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang
kas yang tersedia dalam perusahaan.
Rumus :
4. Working Capital to Total Assets
Rasio ini adalah perbandingan antara modal kerja dengan
total aktiva. Semakin tinggil modal operasional perusahaan
lebih besar bila dibandingkan dengan total aktiva. Modal
kerja yang akan memperlancar kegiatan operasional
perusahaan sehingga perusahaan mampu membayar
hutang, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik.
Rumus :
17
b) Rasio Solvabilitas
Harahap (2019:21) Rasio solvabilitas adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antaraa utang perusahaan
terhadap modal maupun asset. Rasio ini juga menunjukkan
indikasi keamanan dari pemberi pinjaman dan juga rasio ini
menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak
yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio ini
dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang
dengan kemampuan perusahaan dalam modal.
Rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah sebagai
berikut.
1. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
Debt to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total
aktiva, yaitu seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
oleh utang.
Rumus :
2. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Debt to equity merupakan rasio yang menggambarkan
sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang kepada
pihak luar. Emakin kecil rasio ini akan menjadi semakin
18
baik, semakin kecil jumlah hutang terdahap modal maka
akan semakin baik.
Rumus :
c) Rasio Aktivitas
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur evektivitas perusahaan dalam pemanfaatan sumber
dananya. Rasio ini melihat dari beberapa aset kemudian
menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva pada kegiatan
tertentu.
Yang termasuk rasio aktivitas adalah sebagai berikut.
1. Total Assets Turnover
Total assets turnover digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dalam aktiva yang
berputar dalam satu periode atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan.
Rumus :
2. Receivable Turnover
19
Receivable turnover digunakan untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam berputar dalam satu
periode.
Rumus :
3. Working Capital Turnover
Working capital turnover digunakan untuk perbandingan
antara penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi
hutang lancar. Hal ini menunjukkan banyaknya penjualan
yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja.
Rumus :
4. Inventory Turnover
Inventory turnover digunakan untuk mengukur kemampuan
dana yang tertanam dalam satu periode atau mengukur
likuiditas dari inventori.
Rumus :
20
d) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah menggambarkan perbandingan
yang dilakukan perusahaan bagaimana meraih keuntungan dari
pendapatan tertentu.
Rasio yang termasuk profitabilitas yaitu sebagai berikut.
1. Profit Margin Ratio (Rasio Margin Laba)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh penjualan dalam
perusahaan. semakin besar rasionya maka semakin baik
kemampuan perusahaan dalam mengelola laba.
Rumus :
2. Return on Investment
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Rumus :
3. Return on Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham, perbandingan keuntungan bersih
21
sesudah pajak dengan modal. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik keadaan perusahaan.
Rumus :
B. Tinjauan Empiris
Sebelum peneliti ini dilakukan terdapat peneliti-peneliti
terdahulu telah meneliti analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja
keuangan perusahaan yang selaras dengan peneliti ini antara lain:
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Penelitian (tahun) Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Tarsija, Pandaya (2020)
Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Provitabilitas dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
-Rasio Likuiditas -Rasio Solvabilitas -Rasio Aktivitas -Rasio Profitabilitas
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik berdasarkan hasil analisis dari rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Menurun tingkat
22
kemampuan perusahaan memperoleh atau menghasilkan laba.
Dinda Ayu Sieradianto Ect. (2020)
Pengaruh Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk
Rasio keuangan Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas.
Dalam penelitian ini rasio likuiditas tidak likiud karena kurang dari standar rata-rata, rasio solvabilitas jauh di bawah standar rata-rata, rasio aktivitas menunjukkan hasil yang kurang baik karena semuanya dibawah standar rata-rata industi, dan dalam rasio profotabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yaitu ROA dan ROI.
Arini Dewi Chintyana Ect (2020)
Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) Periode 2017-2019
Analisis Rasio Keuangan rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas.
Dalam penelitian ini perusahaan mampu likuid dalam memenuhi kewajibannya karena memiliki rasio diatas rata-rata.
Jubaedah, Evi Peran Rasio Dalam
23
Octavia (2019)
Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Dalam Permohonan Kredit pada PT Pindad (Persero) Bandung
Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Aktivitas
penelitian ini rasio likuiditas dalam kondisi likuid kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar terpenuhi, perusahaan memiliki pinjaman yang besar kepada negara, perusahaa kurang optimal dalam mengelola penjualan sehingga berpengaruh terhadap pengembalian investasi kepada pemegang saham.
Tri Puji Astuti, Mohammad Taufiq (2020)
Analisis Laporan Keuangan dalam Rangka Menilai Kinerja Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2014-2018
Analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio solfabilitas.
Hasil penelitian ini melalui analisis rasio likuiditas perusahaan dalam kondisi baik karena mampu membayar utang jangka Panjang, analisis rasio solvabilitas berada dalam situasi buruk karenaprestasi perusahaan untuk melunasi
24
utang jangka Panjang yang relatif rendah, analisis aktivitas perputaran aset perusahaan lambat karena semakin rendah nilai kedua rasio ini, likuiditas perusahaan dalam kondisi kondisi keuangan perusahaan kurang baik karena dibawah rata-rata industri jasa.
Rochman Pawenary (2020)
Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Harum Energy Periode 2014-2019
-Rasio Likuiditas -Rasio Solvabilitas -Rasio Aktivitas -Rasio Profitabilitas
Rasio likuiditas dalam keadaan baik perusahaan dalam keadaan liquid karena perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendek. Rasio solvabilitas dalam keadaan tidak baik karena struktur capital yang terus meningkat. Rasio aktivitas dalam keadaan baik karena aktivitas pada perusahaan menunjukkan adanya peningkatan.
25
Rasio profitabilitas dalam posisi kurang baik karena laba perusahaan menurun dari tahun ke tahun.
Resty Setyaningsih, Burhanudin, Ida Aryati (2019)
Analisis Kinerja Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar pada BEI melalui Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas
-Rasio Likuiditas -Rasio Solvabilitas -Rasio Profitabilitas
Hasil dari penelitian ini PT Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja keuangan yang baik berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
Reza Muhammad Rizqi, Diah Intan Syahfitri (2020)
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan (studi pada PT Bank Samawa Kencana)
Rasio Keuangan yaitu rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas
Hasil penelitian ini menunjukkan PT Bank Samawa Kencana dari analisis rasio likuiditas kinerja yang tidak baik, pada rasio rentabilitas cukup baik karena kinerja menunjukkan efisien, dan pada rasio solvabiitas tingkat rasio yang cukup baik karena berada diatas ketentuan pada ketentuan CAR minimum.
Yuliana Yusuf (2020)
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio solvabilitas,
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
26
dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2019
profitabilitas, komisi, likuiditas, dan stabilitas.
kinerja pada perusahaan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk mengalami peningkatan dan perusahaan mampu dalam memenuhi kewajibannya melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan stailitas.
Nunuk Riesmiyantinigtias, Ade Onny Siagian (2020)
Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT Midi Utama Indonesia Tbk
Rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan kinerja operasi
Hasil penelitian ini berdasarkan rasio likuiditas menunjukkan tingkat keamanan bagi dan perusahaan mampu membayar hutang lancar, rasio solvabilitas, profitabilitas, dan kinerja operasi perusahaan mampu perusahaan penjaminan dan pembayaran hutang-hutang jangka pendek serta jangka panjang dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang cukup baik.
Baiq Reinelda Tri Yunarni, Sudarta,
Aanalisis Rasio
Rasio keuangan
Hasil dari penelitian ini
27
Johanandha Fandhy Ramadhan (2021)
Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode Tahun 2014-2018
yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas
menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola aktiva lancarnya sehingga rasio lancarnya tidak terlalu besar, tingkat hutang mengalami kenaikan karena semakin besar jumlah modal yang digunakan dengan menghasilkan keuntungan, perusahaan ini tidak efektif dalam mengelola persediaannya, dan perusahaan mengalami penurunan dalam kurung waktu lima tahun terakhir dengan menunjukkan bahwa laba dan penjualan menurun.
Denny Erica (2018)
Analisis Rasio Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk
Analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas.
Hasil penelitian dalam perusahaan PT Kino Indonesia Tbk pada tahun 2016 masih dalam keadaan cukup baik karena perusahaan cukup mampu untuk
28
melakukan suatu Tindakan penjaminan dan pembayaran hutang kepada pihak kreditur.
Nina Shabrina (2019)
Analisis rasio profitabilitas dan rasio likuiditas untuk menilai kinerja keuangan pada PT Astra Internasional Tbk
Rasio keuangan yaitu analisis profitabilitas dan likuiditas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan kinerja keuangan perusahaan dinyatakan kurang sehat dari segi profitabilitas selama lima tahun, dan kinerja keuangan perusaan dari segi likuiditas dinyatakan kurang sehat.
29
C. Kerangka Konsep
Penelitian ini akan meneliti laporan keuangan dan kinerja dalam
sebuah perusahaan. Kerangka konsep dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Perbandingan
Rasio
Keuangan
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Laporan Keuangan:
Neraca
Laporan Laba Rugi
Arus Kas
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
Gambaran Perubahan Kinerja PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Perbandingan
Laporan
Keuangan Tahun
2016-2020
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu
penelitian mengenai objek pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan analisis deskriptif yang merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja perusahaan PT
Telekomunikasi Indonesia,Tbk berdasarkan analisis rasio keuangan.
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang matematis dan
sistematis.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia,
Tbk tetapi tidak secara langsung di perusahaan, data diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah tersedia di Galeri Bursa Efek
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Waktu penelitian ini berlangsung selama 2 minggu yaitu pada
bulan Juli 2021.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Dalam penelitian ini definisi variabel operasional yang
digunakan adalah rasio keuangan dengan menganalisis laporan
keuangan perusahaan yang memberikan informasi kondisi
perusahaan. Dalam laporan keuangan terdapat beberapa jenis yaitu
30
31
laporan posisi keuangan atau neraca adalah laporan yang berisi atau
melaporkan aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan untuk
memprediksi arus kas masa yang akan datang. Laporan laba rugi
adalah laporan yang berisi atau laporan yang dihasilkan perusahaan
dengan pendapatan dan beban perusahaan sehingga menhasilkan
laba bersih. Laporan arus kas yaitu komponen laporan keuangan yang
berisi informasi mengenai arus keluar masuknya kas perusahaan
dalam suatu periode. Laporan arus kas dalam penelitian ini dapat
diukur dengan persen dan kali. Menganalisis rasio keuangan dalam
keuangan untuk mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dilihat dari laporan
keuangan perusahaan, yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan memperoleh laba, sehingga dapat melihat pertumbuhan
dan potensi perkembangan perusahaan (Adinda Ayu 2020:2). Alat
untuk mengukur baik atau buruknya suatu perusahaan dengan kinerja
yaitu dengan membandingkan antara kinerja nyata dan standar dari
periode atau tahun sebelumnya dengan tahun sekarang untuk menilai
dan memproyeksi perusahaan kedepan.
D. Unit Analisis dan Sampel
1. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2016 - 2020.
32
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan
keuangan tahun 2016 – 2020:
a. Laporan posisi keuangan atau neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan
peneliti memperoleh informasi atau data dalam peneitian. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini yaitu peneliti menggunkan:
a. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadap objek penelitian yang dilakukan ke PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan mengambil data laporan
keuangan melalui website www.idx.co.id dan website perusahaan
yang diteliti.
b. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip yaitu dimana peneliti menggunakan
data, jurnal dan laporan dari peneliti sebelumnya.
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
tentunya perlu alat analisis yang digunakan yaitu rasio-rasio keuangan
yang mengukur dan menganalisis kinerja perusahaan. Teknik analisis
33
kuantitatif yang mengklarifikasi dan menghitung dan membandingkan
dengan menggunakan analisis rasio berdasarkan laporan keuangan
tahun 2016 – 2020.
Van Horne (2017) dalam bukunya analisis laporan keuangan
menjelaskan bahwa jenis analisis rasio keuangan yaitu:
1. Menghitung likuiditas perusahaan yang meliputi:
a. Rasio lancar (Current Ratio)
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
d. Working Capital to Total Asset
2. Menghitung rasio solvabilitas perusahaan yang meliputi:
a. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt Ration)
34
b. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
3. Menghitung rasio aktivitas perusahaan yang meliputi:
a. Total Assets Turnover
b. Receivable Turnover
c. Working Capital Turnover
d. Inventory Turnover
4. Menghitung rasio profitabilitas perusahaan yang meliputi:
a. Profit Margin
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah suatu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa
Telekomunikasi. Perusahaan ini menyediakan sarana dan jasa
telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai
kepelosok desa. Sejarah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta
penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial
Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial
Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak 38
perusahaan. Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda
membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post,
Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Pada tahun 1965
pemerintah memisahkannya menjadi perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi
(PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara
Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan umum
Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa
37
Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1980
Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa
Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian
Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL.
Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU
No.3/1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran
swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Memasuki repelita V pemerintah merasa perlunya
percepatan pembangunan telekomunikasi, sebagai infrastruktur
diharapkan memacu pembangunan sektor lainnya. Oleh karena
itu penyelenggaraan telekomunikasi membutuhkan manajemen
yang lebih profesional. Untuk itu berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.25 tahun 1991, maka bentuk perusahaan umum
(Perum) dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969. Sejak itulah
Telekomunikasi sebagai Perusahaan Perseroan (Persero).
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa
layanan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) dan jaringan
telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom
adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,
sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom
38
diperdagangkan di Burasa Efek Indonesia (BEI) dengan Kode
“TLKM”.
Dalam upaya bertransformasi menjadi digital
telecommunication company, Telkomgroup mengimplementasikan
strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi
kepada pelanggan (Customer-oriented). Transformasi tersebut
akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi lebih ramping,
lincah dalam beradaptasi dengan perubahan industri
telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat.
2. Visi dan Misi
a) Visi
Menjadi digital telco pilihan untuk memajukan masyarakat
b) Misi
- Mempercepat pembanagunan infrastruktur dan platform
digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat
diakses oleh seluruh masyarakat.
- Mengembangkan talenta digital unggulan yang membantu
mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital
bangsa.
- Mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan
pengalaman digital pelanggan terbaik.
39
3. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan didirikan memiliki tujuan tertentu. Ini dilakukan
dengan membuat perencanaan yang dianalisa terlebih dahulu
dengan matang dan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan
tersebut. Adapun tujuan dari perusahaan PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk yaitu:
a) Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang pada perusahaan ini adalah
menyelenggarakan pelayanan jasa telekomunikasi dan
informasi yang bermutu tinggi berupa jasa POTS, Leased
Channel, Value Added Service, dan Multi Media dengan
menerapkan sistem manajemen mutu telekomunikasi yang
merupakan perwujudan budaya kerja yang berorientasi kepada
proses untuk memebuhi kepuasan pelanggan, karyawan dan
pemilik perusahaan serta meningkatkan mutu secara
berkesinambungan untuk menjadi operator kelas dunia dengan
melibatkan seluruh karyawan secara aktif.
b) Tujuan jangka pendek
- Menyelenggarakan pelayanan yang optimal dalam bidang
telekomunikasi bagi masyarakat di sekitar daerah Indonesia.
- Memelihara dan meningkatkan kualitas sarana dan jaringan
telepon yang ada di Indonesia.
41
4. Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Gambar 4.1 Struktural organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2020 (http://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia)
SVP
CPE
MNAGER
GAUDANG
MANAGER
OPERATION
MANAGER
ACCES AREA
MANAGER
OPTIMALISASI
MANAGER
OUTSOURCHING
GENERAL
MANAGER
SVP PUBLIK
PHONE
ASMAN
CCA
ASMAN
CAM
ASMAN
MFRAN
ASMAN
DAMAN
ASMAN
CPE
ASMAN
TOS
42
5. Wewenang dan Tanggungjawab
Wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing bagian pada
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:
1. General Manager
Tugas General Manajer antara lain:
a. Mampu menjamin tercapainya target kinerja jaringan
Copper & DSL Access Networking dan
mengimplementasikan kebijakan manajemen operasi dan
pemeliharaan sistem.
b. Mampu menjamin tercapainya target kinerja sistem CPE
dan mengimplementasikan kebijakan manajemen operasi
dan pemeliharaan sistem.
c. Mampu mengevaluasi, mengukur, memodifikasi
prosedur/sistem coustomer handling untuk tercapainya
ektifitas customer handling untuk tiap segmen pelanggan.
d. Mampu mengembangkan kriteria pekerjaan outsourcing
eksisting dengan mempertimbangkan kapasitas internal
dan eksternal sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis
yang kompetitif dan turbulens.
2. Manager Acces Area
Tugas Manajer Acces Area antara lain:
a. Monitoring anggaran anggaran operasional akses.
43
b. Monitoring kelancaran operasional di lapangan.
c. Menjustifikasi/memutuskan hal-hal yang urgent untuk di
eksekusi.
3. Manager Operasional
Tugas Manager Operasional antara lain:
a. Merencanakan sasaran dan ruang lingkup project serta
merinci aktivitas project dan penjadwalannya. Mampu
melakukan monitoring dan reporting pelaksanaan project.
b. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Acces
Networking dan memberikan solusi optimalisasi sistem.
c. Mengevaluasi kinerja sistem CPE dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
d. Menganalisis statistik gangguan dan menyusun program
penanganan gangguan layanan pelanggan secara efisien
dan efektif.
e. Menganalisis statistik performasi layanan secara
menyeluruh dan membuat rekomendasi solusi peningkatan
performasi layanan.
4. Manager Outsourching
Tugas Manager Outsourching antara lain:
a. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Access
Network dan memberikan solusi optimalisasi sistem.
44
b. Menganalisa dampak penerapan peraturan dan kebijakan
yang berlaku.
c. Menganalisa pelaksanaan outsourching eksisting dan
kedepan sesuai dengan strategi kebijakan makro bidang
SDM dan lingkungan bisnis.
d. Mengidentifikasi partnership management yang tepat untuk
perencanaan dan pengembangan kemitraan/aliansi untuk
mendukung strategi perusahaan untuk implementasinya.
5. Manager Optimalisasi
Tugas Manager Optimalisasi antara lain:
a. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Access
Network dan memberikan solusi optimalisasi sistem.
b. Mengevaluasi kinerja sistem CPE dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
c. Mengevaluasi kinerja sistem Optical Access Network (OAN)
dan memberikan solusi optimalisasi sistem.
d. Mengalokasikan sumber daya dan memprediksi utilitas
masing-masing sumber daya untuk mencapai sasaran
secara optimal. Mampu memprediksi anggaran project.
e. Mengevaluasi desain Wireline Access Network sesuai
dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan serta mampu
membuat analisis kapabilitas dan menyusun project plan
implementasi.
45
6. Manager Gudang
Tugas Manager Gudang antara lain:
a. Menetapkan perancangan dan implementasi internal
control.
b. Melaksanakan pengelolaan Inventory Management.
c. Menyusun produk hukum sesuai dengan metode legal
drafting.
d. Menganalisis efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumber
penerimaan dan penggunaan kas, penyusunan proyeksi
kas serta optimalisasi idle cash.
e. Menganalisis proses pengelolaan dokumen sesuai dengan
standar yang berlaku.
f. Mampu menganalisis hasil negosiasi dan memelihara
hubungan yang positif dengan pihak lain dalam
menyelesaikan masalah.
7. Asman CCA (Custamer Corporate Access)
Tugas Asman CCA antara lain:
a. Pemeliharaan saluran data dan internet.
b. Perbaikan saluran pelanggan cluster.
c. Pemeliharaan saluran LC (Led Cenal).
8. Asman CAM (Cooper Access Maintenance).
Tugas Asman CAM antara lain:
a. Pemeliharaan kabel primer dan sekunder lembaga.
46
b. Penanggulangan gangguan kabel primer dan sekunder.
c. Pembenahan Jaringan
9. Asman MFRAN (Maintenance Fiber and Radio Access
Network)
Tugas Asman MFRAN antara lain:
a. Pemeliharaan kabel Fiber optik dan radio.
b. Penanggulangan gangguan kabel Fiber optik dan radio.
c. Memonitoring availability perangkat MSOAN dan MSAN.
10. Asman Daman (Data Manajemen)
Tugas Asman Daman antara lain:
a. Purifikasi data jaringan.
b. Updating data SISKA.
c. Updating gambar skematik.
11. Asman CPE (Customer Premise Equipment)
Tugas Asman CPE antara lain:
a. Memonitori pasang baru speedy sudah terinstal dengan
baik dan benar.
b. Mengendalikan gangguan speedy agar tetap sesuai tolak
ukur.
c. Mengoptimalkan perangkat yang layak untuk broandband.
12. Asman TOS (Technical Operation Support).
Tugas Asman TOS antara lain:
47
a. Mengkompulir kebutuhan material operasional
penanggulangan gangguan.
b. Mengendalikan anggaran dan kebutuhan operasional.
c. Validasi BA dan mitra untuk penagihan.
13. SVC CPE
Tugas SVP CPE antara lain:
a. Instalasi pasang baru speedy.
b. Penanggulangan gangguan speedy sampai dengan
perangkat pelanggan.
c. Administrasi BA pasang baru speedy (SN Modern, tanggal
instal, petugas instal).
14. SVP Publik Phone
Tugas SVP Publik Phone antara lain:
a. Pemeliharaan telepon umum dan kartu.
b. Pasang baru telepon umum dan kartu.
c. Memelihara Avaliability perangkat telepon umum agar tetap
handal 100%.
48
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan masalah pokok dan teknik analisis, maka uraian analisis
ditunjukkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban
lancarnya atau membayar utang jangka pendeknya dalam jangka
waktu tidak terlalu lama (Arini:2020).
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam dalam hal melunasi hutang jangka pendek dengan
menggunakan aktiva lancar (Arini:2020).
Berdasarkan tabel 4.1 perhitungan current ratio PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020 yaitu. Rasio ini
pada tahun 2017 turun sebesar -13% karena besarnya utang
49
lancar dari aktiva lancar yang disebabkan meningkatnya
pinjaman terhadap bank meningkat dari tahun sebelumnya.
Tahun 2018 meningkat sebesar -11% karena perusahaan
mampu meningkatkan aset karena adanya penambahan aset
tetap, tahun 2019 menurun sebesar -24% karena karena
besarnya pinjaman terhadap bank dari tahun sebelumnya, dan
pada tahun 2020 meningkat sebesar -6% karena perusahaan
mampu aset tetapnya.
Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio tahun 2016-2020.
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
% A b a/b
2016 47,701,000,000 39,762,000,000 120% 0%
2017 47,561,000,000 45,376,000,000 105% -13%
2018 43,268,000,000 46,261,000,000 94% -11%
2019 41,722,000,000 58,369,000,000 71% -24%
2020 46,503,000,000 69,093,000,000 67% -6%
Sumber: Data diolah
b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar hutang jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(Rochman:2020).
50
Berdasarkan tabel 4.2 perhitungan quick ratio PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini pada
tahun menurun sebesar -13% dari tahun sebelumnya karena
meningkatnya persediaan, tahun 2018 meningkat sebanyak -
11% karena perusahaan mampu memenuhi penjualan atas
persediaan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2019 menurun
sebesar -23% karena perusahaan kurang dalam penjualan
sehingga meningkatnya persediaan, dan pada tahun 2020
meningkat sebesar -7% karena perusahaan mampu mencapai
penjualan atas persediaan dari tahun sebelumnya.
Tabel 4.2 Perhitungan Quick Ratio tahun 2016-2020
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
% a b c (a-b)/c
2016 47,701,000,000 584,000,000 39,762,000,000 118% 0%
2017 47,561,000,000 631,000,000 45,376,000,000 103% -13%
2018 43,268,000,000 717,000,000 46,261,000,000 92% -11%
2019 41,722,000,000 585,000,000 58,369,000,000 70% -23%
2020 46,503,000,000 983,000,000 69,093,000,000 66% -7%
Sumber: Data diolah
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang
disimpan di bank (Tri Puji:2020).
51
Berdasarkan tabel 4.3 perhitungan cash ratio PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini pada tahun 2017
menurun sebesar -26% dari tahun sebelumnya karena
meningkatnya utang lancar yang disebabkan utang bank jangka
pendek dan pinjaman jangka panjangnya, tahun 2018 juga
menurun karena beban yang masih harus dibayar dan pinjaman
jangka panjang yang jatuh tempo, pada tahun 2019 meningkat
sebesar -17% karena tinggi piutang perusahaan dari tahun
sebelumnya, dan pada tahun 2020 meningkat -5% karena
perusahaan mampu memanfaatkan aktiva lancarnya.
Tabel 4.3 Perhitungan Cash Ratio tahun 2016-2020
Tahun Kas dan setara kas Hutang Lancar Cash Ratio
% a b a/b
2016 29,767,000,000 39,762,000,000 75% 0
2017 25,145,000,000 45,376,000,000 55% -26%
2018 17,439,000,000 46,261,000,000 38% -32%
2019 18,242,000,000 58,369,000,000 31% -17%
2020 20,589,000,000 69,093,000,000 30% -5%
Sumber: Data diolah
d. Working Capital to Total Asset
Rasio yang digunakan untuk membandingkan modal kerja
dengan total aktiva.
52
Berdasarkan tabel 4.4 perhitungan working capital to asset PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini pada
tahun 2017 menurun sebesar -75% karena pendapatan diterima
dimuka menurun, pada tahun 2018 juga menurun sebesar -232%
karena utang bank jangka pendek meningkat. Pada tahun 2019
meningkat sebanyak 418% karena jumlah aset perusahaan lebih
tinggi dari utang jangka pendek yang harus dibayar, dan pada
tahun 2020 menurun sebesar 22% karena perusahaan memiliki
utang jangka pendek meningkat.
Tabel 4.4 Perhitungan Working Capital to Asset tahun 2016-
2020
Tahun Aktiva Lancar Hutang lancar Total Aktiva WCTA
% A B c (a-b)/c
2016 47,701,000,000 39,762,000,000 179,661,000,000 4% 0%
2017 47,561,000,000 45,376,000,000 198,484,000,000 1% -75%
2018 43,268,000,000 46,261,000,000 206,196,000,000 -1% -232%
2019 41,722,000,000 58,369,000,000 221,208,000,000 -8% 418%
2020 46,503,000,000 69,093,000,000 246,943,000,000 -9% 22%
Sumber: Data diolah
2. Rasio Solvabilitas
Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang yaitu seberapa besar beban
utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya
(Baiq Reinelda:2021).
a. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio)
53
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan total utang
dan total aktiva artinya seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap aktiva (Baiq Reinelda:2021).
Berdasarkan tabel 4.5 perhitungan debt to asset ratio PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 meningkat sebanyak 6% karena perusahaan
mampu memaksimalkan utang untuk pendapatan, tahun 2018
menurun sebanyak -1% karena menurun utang perusahaan,
pada tahun 2019 dan 2020 meningkat sebanyak 9% karena
besarnya utang perusahaan yang mampu membiayai aktiva.
Tabel 4.5 Perhitungan Debt to Asset Ratio tahun 2016-2020
Tahun Total Hutang Total Aktiva Debt Ratio
% a B a/b
2016 74,067,000,000 179,661,000,000 41% 0%
2017 86,354,000,000 198,484,000,000 44% 6%
2018 88,839,000,000 206,196,000,000 43% -1%
2019 103,958,000,000 221,208,000,000 47% 9%
2020 126,054,000,000 246,943,000,000 51% 9%
Sumber: Data diolah
b. Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan untuk jaminan utang (Kamsir:2008).
54
Berdasarkan tabel 4.6 perhitungan debt to equity ratio PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 meningkat sebanyak 10% karena hutang
perusahaan lebih besar dari aset yang dimiliiki, tahun 2018
menurun sebanyak -2% karena perusahaan tidak dapat
mengolah hutangnya yang rendah, pada tahun 2019 meningkat
sebanyak 17% karena hutang yang dimiliki perusahaan masih
lebih tinggi yang diakibatkan dari pendapatan diterima dimuka,
dan pada tahun 2020 meningkat sebesar 18% karena
perusahaan mampu memenuhi hutang dengan aset yang
dimiliki.
Tabel 4.6 Perhitungan Debt to Equity Ratio tahun 2016-
2020
Tahun Jumlah Hutang Modal DER
% a b a/b
2016 74,067,000,000 105,544,000,000 70% 0%
2017 86,354,000,000 122,130,000,000 77% 10%
2018 88,839,000,000 117,303,000,000 76% -2%
2019 103,958,000,000 117,250,000,000 89% 17%
2020 126,054,000,000 120,889,000,000 104% 18%
Sumber: Data diolah
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimilikinya (Baiq Reinelda:2021).
a. Total Assets Turnover
55
Rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kamsir:2018).
Berdasarkan tabel 4.7 perhitungan total asset turnover PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Pada tahun
2017 stagnan dengan 0% dari tahun sebelumnya yang artinya
penjualan yang diperoleh perusahaan stagnan,tahun 2018 rasio
ini menurun -2% dari tahun sebelumnya karena penjualan yang
menurun, tahun 2019 turun sebanyak -3% karena perusahaan
belum mampu memperoleh penjualan yang tinggi atau masih
stagnan, dan pada tahun 2020 turun karena perusahaan
menurun dalam hal penjualan atau pendapatan bersihnya.
Tabel 4.7 Perhitungan Total Asset Turnover tahun 2016-
2020
Tahun Penjualan Total Aktiva TAT
% b b a/b
2016 116,333,000,000 179,661,000,000 0.64 0%
2017 128,256,000,000 198,484,000,000 0.64 0%
2018 130,784,000,000 206,196,000,000 0.63 -2%
2019 135,567,000,000 221,208,000,000 0.61 -3%
2020 136,462,000,000 246,943,000,000 0.55 -10%
Sumber: Data diolah
b. Receivable Turnover
56
Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode
(Kamsir:2008).
Berdasarkan tabel 4.8 perhitungan revceivable turnover PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 turun -12% karena tinginya piutang yang tidak
tertagih, tahun 2018 menurun sebesar -18% karena
perusahaan belum mampu mengurangi piutang perusahaan
atas penjualan, pada tahun 2019 sebanyak 0% karena
perusahaan masih stagnan dari tahun sebelumnya, dan pada
tahun 2020 naik sebanyak 5% karena rendahnya piutang yang
tidak tertagih untuk memperlancar arus kas.
Tabel 4.8 Perhitungan Receivable Turnover tahun 2016-
2020
Tahun Penjualan Piutang Dagang
Receivable
Turnover %
a b a/b
2016 116,333,000,000 7,363,000,000 15.80 0%
2017 128,256,000,000 9,222,000,000 13.91 -12%
2018 130,784,000,000 11,414,000,000 11.46 -18%
2019 135,567,000,000 11,797,000,000 11.49 0%
2020 136,462,000,000 11,339,000,000 12.03 5%
57
Sumber: Data diolah
c. Working Capital Turnover
Rasio untuk mengukur dan menilai keefektifan modal kerja
perusahaan selama periode tertentu (Kamsir:2008).
Berdasarkan tabel 4.9 perhitungan working capital turnover PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 rasio ini naik sebesar 301% karena
perusahaan efisien dalam memperoleh penjualan, tahun 2018
turun sebanyak -174% karena perusahaan belum mampu
secara efisien menggunakan kas untuk memperoleh laba, pada
tahun 2019 naik dari tahun sebelumnya karena pengembalian
modal yang digunakan lebih tinggi, dan pada tahun 2020 naik
karena perusahaan mampu mengembalikan modal yang
digunakan lebih tinggi.
Tabel 4.9 Perhitungan Working Capital Turnover tahun
2016-2020
Tahun Penjulan Aktiva lancar Hutang lancar WCT
% A B C a/(b-c)
2016 116,333,000,000 47,701,000,000 39,762,000,000 14.65 kali 0%
2017 128,256,000,000 47,561,000,000 45,376,000,000 58.70 kali 301%
2018 130,784,000,000 43,268,000,000 46,261,000,000 -43.70 kali -174%
2019 135,567,000,000 41,722,000,000 58,369,000,000 -8.14 kali -81%
2020 136,462,000,000 46,503,000,000 69,093,000,000 -6.04 kali -26%
Sumber: Data diolah
58
d. Inventory Turnover
Rasio untuk menunjukkan kemampuan dana yang tertanam
dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu atau
likuiditas dari persediaan dan tendensi untuk adanya overstock
(Kamsir:2008).
Berdasarkan tabel 4.10 perhitungan inventory turnover PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 menurun sebanyak -29% karena perusahaan
tidak mampu memperoleh penjualan yang lebih besar dari
persediaan, tahun 2018 meningkat sebanyak -10% karena
perusahaan memperoleh penjualan dari persediaan atas
permintaan produk tetapi masih dikenakan biaya penyimpanan
persediaan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2019 naik
sebanyak 27% karena perusahaan mampu memperoleh
penjualan yang tinggi dari tahun sebelumnya atas persediaan.
Dan pada tahun 2020 turun sebanyak -40% karena persediaan
perusahaan tinggi dan penjualan rendah yang disebabkan
permintaan pasar yang menurun.
Tabel 4.10 Perhitungan Inventory Turnover tahun 2016-
2020
Tahun Penjualan Persediaan Inventory Turnover %
59
a b a/b
2016 166,333,000,000 584,000,000 285 kali 0%
2017 128,256,000,000 631,000,000 203 kali -29%
2018 130,784,000,000 717,000,000 182 kali -10%
2019 135,567,000,000 585,000,000 232 kali 27%
2020 136,462,000,000 983,000,000 139 kali -40%
Sumber: Data diolah
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini adalah untuk memfokuskan terutama pada hubungan
hasil usaha dalam laporan laba rugi dengan sumber daya
perusahaan yang tersedia sebagaimana dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan (Nina:2019).
a. Profit Margin
Rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
penjulan (Kamsir:2008).
Berdasarkan tabel 4.11 perhitungan profit margin PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 mengalami peningkatan 2% karena
perusahaan mampu memperoleh laba penjualan yang tinggi,
pada tahun 2018 menurun sebanyak -19% karena perusahaan
kurang efektif disebabkan karena menurunnya laba bersih dan
penjualan. Tahun 2019 juga menurun sebanyak -1% karena
60
perusahaan masih belum mampu memperoleh laba dan
penjualan yanb baik, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan
sebanyak 6% karena perusahaan mampu kembali efektif
dengan memperoleh penjualan dan laba bersih.
Tabel 4.11 Perhitungan Profit Margin tahun 2016-2020
Tahun Laba bersih Penjualan
Profit Margin
Ratio %
a B a/b
2016 29,172,000,000 116,333,000,000 25% 0%
2017 32,701,000,000 128,256,000,000 25% 2%
2018 26,979,000,000 130,784,000,000 21% -19%
2019 27,592,000,000 135,567,000,000 20% -1%
2020 29,563,000,000 136,462,000,000 22% 6%
Sumber: Data diolah
b. Return on Investment
Rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya (Kamsir:2008).
61
Berdasarkan tabel 4.12 perhitungan return on investment PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 meningkat sebesar 101% karena perputaran
aset dalam perusahaan digunakan untuk kegiatan operasional
dalam satu periode, tahun 2018 menurun sebesar 79% karena
menurunnya laba bersih yang diperoleh perusahaan, pada
tahun 2019 menurun sebanyak -5% karena menurunnya laba
bersih yang signifikan dipengaruhi oleh total biaya yang
meningkat, dan pada tahun 2020 juga mengalami penurunan
sebanyak -4% karena terjadi penurunan laba bersih yang
disebabkan total biaya yang meningkat.
Tabel 4.12 Perhitungan Return on Investment tahun 2016-
2020
Tahun Laba bersih Total aktiva ROI
% a B a/b
2016 29,172,000,000 179,661,000,000 16% 0%
2017 32,701,000,000 198,484,000,000 16% 101%
2018 26,979,000,000 206,196,000,000 13% 79%
2019 27,592,000,000 221,208,000,000 12% -5%
2020 29,563,000,000 246,943,000,000 12% -4%
Sumber: Data diolah
c. Return on Equity
Rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
dengan model sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri pada perusahaan (Kamsir:2008).
62
eturn on quity laba bersi
quitas 00
Berdasarkan tabel 4.13 perhitungan return on equity PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020. Rasio ini
pada tahun 2017 meningkat 6% karena perusahaan mampu
memanfaatkan modalnya secara efektif untuk menghasilkan
laba bersih, tahun 2018 menurun sebesar -21% karena
perusahaan tidak mampu mencapai target penjualan sehingga
tidak optimal untuk meraih laba, pada tahun 2019 meningkat
sebanyak 2% karena perusahaan memanfaatkan modalnya
untuk menghasilkan laba, dan pada tahun 2020 meningkat
sebanyak 4% karena modal perusahaan mampu dimanfaatkan
dalam penjualan untuk memperoleh laba.
Tabel 4.13 Perhitungan Return on Equity tahun 2016-2020
Tahun Laba bersih Equitas ROE
% A b a/b
2016 29,172,000,000 105,544,000,000 28% 0
2017 32,701,000,000 112,130,000,000 29% 6%
2018 26,979,000,000 117,303,000,000 23% -21%
2019 27,592,000,000 117,250,000,000 24% 2%
2020 29,563,000,000 120,889,000,000 24% 4%
Sumber: Data diolah
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rasio Likuiditas
63
Tabel 4.14 Rasio Likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2016-2020.
Rasio Keuangan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Current Ratio 120% 105% 94% 71% 67%
Quick Ratio 118% 103% 92% 70% 66%
Cash Ratio 75% 55% 38% 31% 30%
Working Capital to Total Asset
4% 1% -1% -8% -9%
Sumber: Data diolah
Gambar 4.2 Grafik rasio likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun
2016-2020
Rasio ini digunakan pada posisi jangka pendek untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menjamin pengembalian hutang
jangka pendek.
Pengukuran likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
pada tahun 2016-2020 current ratio mengalami penurunan setiap
tahunnya hal ini diakibatkan karena meningkatnya utang lancar
dibandingkan aktiva lancar. Quick ratio pada tahun 2016-2020
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Rasio Likuiditas
Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Working Capital to Assets
64
mengalami penurunan ini menandakan bahwa perusahaan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya yang dilihat
dari seberapa besar aktiva lancar dan laba yang diperoleh. Cash
ratio yang diperoleh dari tahun 2016-2020 mengalami penurunan
dari setiap tahunnya yang disebabkan karena perusahaan memiliki
piutang besar dengan bertambahnya kewajiban lancar. Dan
working capital turnover yang diperoleh dari tahun 2016-2020 juga
mengalami penurunan dalam setiap tahunnya hal ini disebabkan
karena perusahaan belum mampu memperoleh laba yang tinggi
dan terjadi penurunan nilai aktiva lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Tabel 4.15 Rasio Solvabilitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.Tahun 2016-2020
Rasio Keuangan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Debt to Asset Ratio
41% 44% 43% 47% 51%
Debt to Equirty Ratio
70% 77% 76% 89% 104%
Sumber: Data diolah
65
Gambar 4.3 Grafik rasio solvabilitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
tahun 2016-2020
Dalam rasio ini perusahaan menggambarkan seberapa besar
kemampuan perusahaan membayar hutangnya dengan aktiva.
Berdasarkan debt to asset ratio PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk pada tahun 2016-2020 terjadi fluktuasi dalam setiap
tahunnya, ini menandakan bahwa ketika rasio ini naik perusahaan
sehat dalam menanggung hutang yang dimiliki tetapi ketika rasio ini
turun aset yang dimiliki perusahaan tidak mampu membayar
hutang yang dimiliki. Dan berdasarkan debt to equity ratio pada
tahun 2016-2020 juga terjadi fluktuasi dalam setiap tahunnya, ini
menandakan bahwa ketika turun perusahaan tidak cermat dalam
melakukan pengambilan modal, produksi, dan proses pemasaran
sehingga modal tidak tinggi, namun ketika naik menandakan bahwa
perusahaan tersebut mendapatkan pendanaan dari pemberi hutang
atau investor.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Rasio Solvabilitas
Debt to Asset Debt to Equity Ratio
66
3. Rasio Aktivitas
Tabel 4.16 Indikator Aktivitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tahun 2016-2020.
Rasio Keuangan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Total Assets Turnover
0,64 kali
0,64 kali
0,63 kali
0,61 kali
0,55 kali
Receivable Turnover
15,79 kali
13,9 kali
11,45 kali
11,49 kali
12,03 kali
Working Capital Turnover
14,65 kali
58,69 kali
-43,69 kali
-8,14 kali
-6,04 kali
Inventory Turnover
199,2 kali
203,25 kali
182,4 kali
231,73 kali
138,82 kali
Sumber: Data diolah
Gambar 4.4 Grafik indikator aktivitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
tahun 2016-2020
Indikator aktivitas ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan dalam kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan
serta seberapa besar efektifnya perusahaan dalam mengola
dananya.
-100.0
-50.0
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Rasio Aktivitas
Total Assets Turnover Receivable Turnover
Working Capital Turnover Inventory Turnover
67
Berdasarkan total asset turnover PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk pada tahun 2016-2020 terjadi penurunan dalam
setiap tahunnya hal ini disebabkan karena perputaran aset
perusahaan rendah sehingga kurangnya pendapatan perusahaan.
Receivable turnover yang diperoleh perusahaan pada tahun 2016-
2020 mengalami fluktuasi dalam setiap tahun, hal ini disebabkan
oleh manajemen sering melakukan penjualan kredit, dan
mengalami hambatan dalam penagihan piutang Working capital
turnover pada tahun 2016-2020 mengalami penurunan sampai
tahun 2020, hal ini disebabkan karena penjualan yang meningkat
dan aktiva lancar yang menurun. Dan inventory turnover pada
tahun 2016-2020 terjadi fluktuasi dalam setiap tahun, hal ini
disebabkan ketika rasio ini naik menandakan perusahaan mampu
memperoleh penjualan yang tinggi dari persediaan, namun ketika
turun maka perusahaan dikatakan lemah dalam penjualan yang
memungkinkan persediaan yang lebih dalam perusahaan akibat
kurangnya pemasaran.
4. Rasio Profitabilitas
Tabel 4.17 Rasio Profitabilitas Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tahun 2016-2020
Rasio Keuangan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Profit Margin 25% 25% 21% 20% 22%
Return on Investment
16% 16% 13% 12% 12%
Return on Equity
28% 29% 23% 24% 24%
68
Sumber: Data diolah
Gambar 4.5 Grafik rasio profitabilitas PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
tahun 2016-2020
Pada rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang bersumber dari penjualan serta kegiatan
perusahaan.
Berdasarkan profit margin ratio PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk tahun 2016-2020 terjadi fluktuasi pada setiap
tahunnya, hal ini ketika rasio ini naik menandakan bahwa
perusahaan mampu memperoleh laba bersih yang tinggi, namun
ketika rasio ini turun disebabkan karena perusahaan belum mampu
memperoleh laba yang besar dari pejualan. Return on investment
pada tahun 2016-2020 mengalami penurunan dalam setiap tahun
hal disebabkan karena perusahaan tidak mampu memperoleh
keuntungan yang tinggi diakibatkan karena penyusutan terhadap
perputaran aktiva tidak beroperasi dengan baik. Dan return on
0%5%
10%15%20%25%30%35%
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Rasio Profitabilitas
Profit Margin Return On Investment Return On Equity
69
equity pada tahun 2016- 2020 mengalami fluktuasi dalam setiap
tahun, hal ini disebabkan ketika rasio ini naik jumlah pendapatan
perusahaan lebih tinggi dan beban dan semakin tinggi rasio ini
maka kedudukan pemilik perusahaan ataupun pemegang saham
baik, namun sebaliknya ketika turun maka beban ataupun kerugian
yang diperoleh perusahaan karena tidak memperhitungkan modal
yang bekerja dalam perusahaan.
5. Analisis Kinerja
Tabel 4.18 Analisis Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2016-2020
Rasio Keuangan
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 Current Ratio 120% 105% 94% 71% 67%
Quick Ratio 118% 103% 92% 70% 66% Cash Ratio 75% 55% 38% 31% 30%
Working Capital to Total Asset
4% 1% -1% -8% -9%
Debt Ratio 41% 44% 43% 47% 51%
Debt to Equity Ratio
70% 77% 76% 89% 104%
Total Asset Turnover
0,64 kali 0,64 kali
0,63 kali
0,61 kali
0,55 kali
Receivable Turnover
15,79 kali
13,90 kali
11,45 kali
11,49 kali
12,03 kali
Working Capital Turnover
14,65 kali
58,69 kali
-43,69 kali
-8,14 kali
-6,04 kali
Inventory Turnover
199,20 kali
203,25 kali
182,40 kali
231,73 kali
138,82 kali
Profit Margin 25% 25% 21% 20% 22%
70
Return on Investment
16% 16% 13% 12% 12%
Return on Equity
28% 29% 23% 24% 24%
Sumber: Data diolah
Gambar 4.6 Grafik kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
tahun 2016-2020
Kinerja dalam suatu perusahaan digunakan sebagai bahan
evaluasi efektif dan efisien aktivitas perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
Pada tahun 2017 likuiditas menurun, working capital
menurun, debt rasio meningkat, perputaran aset konstan, inventory
Tahun Tahun Tahun
Tahun Tahun Linear (Tahun)
Linear (Tahun) Linear (Tahun) Linear (Tahun)
Linear (Tahun)
71
turnover meningkat, profitabilitas konstan. Berarti perusahaan
banyak mengambil hutang dan digunakan untuk menambah
persediaan, walaupun demikian perusahaan tetap menambah
persediaanya tetapi tidak ada peningkatan penjualan, sehingga
laba juga tidak bertumbuh.
Pada tahun 2018 likuiditas menurun, working capital
menurun, debt ratio menurun, perputaran aset menurun, inventory
turnover menurun, profitabilitas menurun. Berarti perusahaan
banyak mengambil hutang digunakan untuk menambah persediaan
namun tidak ada peningkatan dalam penjualan sehingga laba
menurun.
Pada tahun 2019 likuiditas menurun, working capital
menurun, debt ratio meningkat, perputaran aset meningkat,
inventory turnover meningkat, profitabilitas konstan. Berarti
perusahaan banyak mengambil hutang digunakan untuk
menambah persediaan namun penjualan tidak meningkat sehingga
laba juga tidak bertumbuh.
Pada tahun 2020 likuiditas menurun, working capital
menurun, debt ratio meningkat, perputaran aset meningkat,
inventory turnover menurun, profitabilitas meningkat. Berarti
perusahaan banyak mengambil hutang digunakan untuk
menambah persediaan, namun penjualan bertumbuh.
72
Hasil penelitian ini dari tahun 2016-2020 menunjukkan
bahwa tingkat likuiditas perusahaan menurun karena perusahaan
tidak mampu memenuhi kewajiban lancarnya untuk membayar
utang jangka pendeknya, tingkat solvabilitas perusahaan meningkat
disebabkan karena menurunnya utang perusahaan dan
meningkatnya jumlah ekuitas, rasio aktivitas mengalami fluktuasi
disebabkan karena menurunnya penjualan, dan tingkat profitabilitas
perusahaan juga mengalami fluktuasi karena perusahaan belum
mampu memperoleh laba yang tinggi. Penelitian ini juga didukung
oleh beberapa penelitian sebelumnya yang ada dalam tinjauan
empiris yaitu Tarsija (2020) yang menunjukkan hasil penelitiannya
perusahaan dalam kondisi kurang baik berdasarkan rasio karena
tingkat kemampuan perusahaan memperoleh laba menurun.
Penelitian Baiq Reinelda (2021) menunjukkan hasil bahwa
perusahaan dalam kondisi kurang sehat engan menunjukkan
bahwa laba dan penjualan menurun. Nina Shabrina (2019) dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan kurang sehat
karena tingkat likuiditasnya menurun. Penelitian Jubaedah (2019)
menunjukkan hasil penelitian bahwa perusahaan kurang optimal
dalam mengelola penjualan. Penelitian Tri Puji Astuti (2020) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa likuiditas baik, sovabilitas buruk,
aktivitas kurang baik, dan profitabilitas kurang baik.
73
Namun ada beberapa penelitian sebelumnya tidak
sependapat atau tidak sejalan dengan penelitian ini menyatakan
penelitiannya menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan yaitu ROA dan ROI dalam penelitian
Dinda Ayu (2020), pada penelitian Arini Dewi (2020) hasil
penelitiannya menujukkan bahwa perusahaan mampu likuid karena
memiliki rasio diatas rata-rata. Penelitian Rohman (2020) hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas dalam keadaan
likuid, rasiosolvabilitas dalam keadaan tidak baik, rasio aktivitas
dalam keadaan baik, dan rasio profitabilitas kurang baik. Resty
(2019) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari rasio likuiditas,
sovabilitas, aktivitas, dan profitabilitas menunjukkan perusahaan
dalam kondisi baik. Reza Muhammad (2020) hasil penelitiannya
menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak baik, rentabilitas cukup
baik, dan solvabilitas cukup baik. Yuliana Yusuf (2020)
menunjukkan bahwa hasil penelitiannya mengalami peningkatan
dalam perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas, likuiditas, dan
stabilitas. Nunuk (2020) menunjukkan bahwa perusahaan dalam
kondisi baik dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan
kinerja operasi. Denny Erica (2019) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam kondisi baik dari
rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas.
74
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penilaian kinerja keuangan PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2016-2020 maka dapat
disimulkan sebagai berikut;
1. Pada tahun 2017 profitabilitas perusahaan tidak bertumbuh
karena rendah penjualannya, banyak menambah hutang untuk
meningkatkan persediaan, bahkan likuiditasnya menurun untuk
menambah persediaan.
2. Pada tahun 2018 profitabilitas perusahaan tidak bertumbuh
karena rendah penjualannya, banyak menambah hutang untuk
meningkatkan persediaan, bahkan likuiditasnya menurun untuk
menambah persediaan.
3. Pada tahun 2019 profitabilitas tidak bertumbuh karena
penjualan tidak bertumbuh, banyak menambah hutang untuk
meningkatkan persediaan, bahkan likuiditas juga menurun untuk
menambah persediaan.
4. Pada tahun 2020 profitabilitas meningkat karena penjualan yang
bertumbuh, dengan upaya menambah hutang untuk
meningkatkan persediaan, bahkan likuiditas menurun untuk
persediaan, maka dengan upaya tersebut maka perusahaan
75
dapat menjadwal pelunasan hutangnya selama meningkatkan
penjualannya.
B. Saran
Ada beberapa saran yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk pihak perusahaan diharapkan dapat memperbaiki rasio
likuiditasnya dengan mengurangi jumlah persediaan yang terlalu
banyak dan mengurangi penggunaan uang kas. Untuk
meningkatkan perusahaan harus berusaha mengurangi hutang
perusahaan dan menambah modal agar dapat menjamin hutang,
meningkatkan penjualan, efisien penggunaan modal dengan cara
mengurangi biaya operasional sehingga laba yang diperoleh
besar.
2. Untuk investor dan calon investor untuk melakukan investasi agar
kiranya memperhatikan informasi kinerja perusahaan dalam
laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi yang tepat.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu benar-benar
memahami analisis rasio yang ada pada penelitian ini atau rasio
yang lain dalam kinerja keungan perusahaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T. P., & Taufiq, M. (2020). Analisis Laporan Keuangan Dalam
Rangka Menilai Kinerja Perusahaan Pt. Telekomunikasi Indonesia
Tbk. (Periode 2014-2018). Greenomika, 2(2), 89–104.
Ayu, D., Angelia, S., Sugiharto, D., & Lissetiawan, D. N. (2020). Pengaruh
Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
PT. Unilever Indonesia Tbk Tahun 2017-2019. Jurnal Ilmiah
Nasional,Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
2(3), 27–43.
Chintyana et al. (2017). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
PERIODE 2017 - 2019. BMC Public Health, 5(1), 1–8.
Denny Erica. (2018). Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai
Kinerja Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk. Jurnal Ecodemica, 2 no
1(1), 9.
https://www.telkom.co.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia
Jubaedah, & Octaviani, E. (2019). Peranan Analisis Rasio Keuangan
untuk Mengukur Kinerja Keuangan dalam permohonan Kredit pada
PT. Pindad (Persero) Bandung. Jurnal Akuntansi Bisnis Dan
Ekonomi, vol 5 no 1(1), 1–8.
Kamsir. (2008). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: Pt Grafindo
Persada.
Munawir, S. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Mubyarto, M. (2001). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia. Siklus Tujuh
Tahunan Ekonomi Indonesia, Vol. 16, N(3), 246–260.
Pramono, J. (2014). Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmiah Among Makarti, 7(1),
83–112.
77
Resti Setyaningsih, B., I. A. (2019). Analisa kinerja keuangan perusahaan
Telekomunikasi yang Terdaftar pada BEI melalui rasio likuiditas,
solvabilitas dan Profitabilitas. 44(12), 2–8.
Riesmiyantiningtias, N., & Siagian, A. O. (2020). Analisis Laporan
Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT.
Midi Utama Indonesia Tbk. Jurnal Akrab Juara, 5(4), 1689–1699.
Riki Darmawan, M. R. (2020). Store Jurnal Mahasiswa Akuntansi
(JAMAK). Jurnal Mahasiswa Akuntansi (Jamak), 1(1), 67–74.
Rochman, R., & Pawenary, P. (2020). Analisis Laporan Keuangan Dalam
Menilai Kinerja Keuangan Pt Harum Energy Periode 2014 - 2019.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(2), 171–184.
Shabrina, N. (2019). Analisis Rasio Profitabilitas Dan Rasio Likuiditas
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt. Astra Internasional,Tbk.
JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), 2(3), 62–75.
Subramanyam, K. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta Selatan:
Salemba Empat .
Tarsija, T., & Pandaya, P. (2020). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivitas Dan Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 8(1), 73–93.
Van Horne James C, J. M. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan .
Jakarta Selatan: Salemba Empat.
ww.idx.co.id.
Yusuf, Y. (2020). Analisis Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada Pt. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk Yang
Terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2019. Point,
2(2), 77–86.
78
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun 2016-2020
No Keterarangan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Aktiva Lancar Rp 47,701,000,000 Rp 47,561,000,000 Rp 43,268,000,000 Rp 41,722,000,000 Rp 46,503,000,000
2 Hutang Lancar Rp 39,762,000,000 Rp 45,376,000,000 Rp 46,261,000,000 Rp 58,369,000,000 Rp 69,093,000,000
3 Persediaan Rp 584,000,000 Rp 631,000,000 Rp 717,000,000 Rp 585,000,000 Rp 983,000,000
4 Kas dan setara kas
Rp 29,767,000,000 Rp 25,145,000,000 Rp 17,439,000,000 Rp 18,242,000,000 Rp 20,589,000,000
5 Total Aktiva Rp 179,611,000,000 Rp 198,484,000,000 Rp 206,196,000,000 Rp 221,208,000,000 Rp 246,943,000,000
6 Total Hutang Rp 74,067,000,000 Rp 86,354,000,000 Rp 88,839,000,000 Rp 103,958,000,000 Rp 126,054,000,000
7 Modal Rp 105,544,000,000 Rp 112,130,000,000 Rp 117,303,000,000 Rp 117,250,000,000 Rp 120,889,000,000
8 Penjualan Rp 116,333,000,000 Rp 128,256,000,000 Rp 130,784,000,000 Rp 135,567,000,000 Rp 136,462,000,000
9 Piutang Dagang Rp 7,363,000,000 Rp 9,222,000,000 Rp 11,414,000,000 Rp 11,797,000,000 Rp 11,339,000,000
10 Laba Bersih Rp 29,172,000,000 Rp 32,701,000,000 Rp 26,979,000,000 Rp 27,592,000,000 Rp 29,563,000,000