Page 1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH
MERGER PADA PTBANK CIMBNIAGA Tbk.
(Studi Kasus PTBank Lippo Tbk., PTBank Niaga Tbk.Dan PTBank CIMB Niaga Tbk.)
(Skripsi)
Oleh:
Nama : Rina (085669759234) ([email protected] )
NPM : 0641031141
Jurusan : S1 Akuntansi
Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C. P. A.
Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E.,Akt.
FALKUTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
Page 2
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN
SESUDAH MERGER PADA PT BANK CIMB NIAGA Tbk.
OLEH:
Rina
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
Page 3
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH
MERGER PADA PT BANK CIMB NIAGA Tbk.
Oleh
RINA
Laporan Keuangan Perbankan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah merger pada PT Bank
CIMB Niaga Tbk. Ada empat hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu :
(1)Apakah terdapat perbedaan capital setelah merger. Indikator yang digunakan untuk
menilai komponen faktor permodalan adalah dengan menggunakan CAR. (2)Apakah
terdapat perbedaan kualitas asset setelah merger.Indikator yang digunakan untuk menilai
komponen faktor kualitas asset ini dengan menggunakan tingkat kecukupan pembentukan
PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif). (3)Apakah terdapat perbedaan faktor
rentabilitas setelah merger.Indikator yang digunakan adalah dengan menggunakan ROA
(Return on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Rasio
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). (4)Apakah terdapat perbedaan faktor
likuiditas setelah merger. Indikator yang digunakan adalah dengan menggunakan LDR (Loan
to Deposit Ratio)
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa (1)Komponen permodalan yang
diwakili oleh rasio CAR menunjukkan terjadi penurunan rasio setelah terjadinya merger
tetapi rasio permodalan ini masih tetap jauh berada di atas rata-rata rasio yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. (2)Komponen kualitas asset yang diwakili oleh rasio tingkat pembentukkan
PPAP mengalami peningkatan setelah melakukan merger. (3)Komponen rentabilitas yang
diwakili oleh rasio ROA mengalami peningkatan sesudah merger, rasio ROE mengalami
peningkatan sesudah melakukan merger, rasio NIM mengalami peningkatan setelah
melakukan merger, rasio BOPO mengalami penurunan dibandingkan setelah melakukan
merger. (4)Komponen likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR mengalami penurunan setelah
melakukan merger akan tetapi penurunan tersebut masih berada pada tingkat yang aman.
Dilihat dari keempat komponen diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT Bank
CIMB Niaga Tbk setelah melakukan merger mengalami peningkatan karena penurunan yang
terjadi tidak berdampak pada peringkat kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga.
Merger
Page 4
Pendahuluan
Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang pesat.Hal ini
disebabkan adanya persaingan bebas dan globalisasi.Persaingan bebas dalam dunia bisnis
ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang ikut masuk dalam
kompetisi.Globalisasi membuat perusahaan mengembangkan strategi untuk tetap dapat
mengikuti persaingan.
Strategi yang dikembangkan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.Secara
internal dilakukan dengan memperluas perusahaan dari dalam, seperti peningkatan
kapasitas produksi, menambah produk, efisiensi biaya atau mencari pasar baru.Sedangkan
strategi eksternal adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan menggabungkan dua atau
lebih perusahaan.Merger dan akuisisi adalah cara yang biasa dipilih perusahaan sebagai
strategi eksternal dalam mempertahankan hidupnya.
Persaingan dalam dunia perbankanpun mengharuskan setiap bank melakukan langkah-
langkah manajemen untuk memperkuat modal perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya.Saat ini salah satu alternatif yang mungkin dilakukan untuk
meningkatkan modalnya adalah melalui penggabungan antar bank. Hal ini dikarenakan
untuk menambah modal dari pemilik dibutuhkan dana yang sangat besar yang tentu saja
tidak semua bank memilikinya. Dengan adanya penggabungan ini, kemampuan
perbankan untuk bersaing akan lebih besar, karena dari segi modal dan dana pihak ketiga
serta jaringan pelayanan juga lebih banyak dari sebelumnya.
Pada Tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan pengaturan Bank Indonesia Nomor
:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini
dikeluarkan dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan dan pengaturan Bank-Bank
Page 5
Nasional serta Bank Asing yang beroperasi di Indonesia.Kebijakan ini mewajibkan semua
pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) hanya pada satu bank saja.
Pemegang saham pengendali adalah badan hukum dan atau perorangan dan atau
kelompok usaha yang (a) memiliki saham Bank sebesar 25% (dua puluh lima per seratus)
atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan Bank dan memiliki hak suara; (b)
memiliki saham pada Bank kurang dari 25% (dua puluh lima per seratus) dari jumlah
saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara, namun dapat dibuktikan telah
melakukan pengendalian Bank baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan
ini tidak berlaku pada Pemegang Saham Pengendali pada dua Bank yang masing-masing
melakukan kegiatan dengan perinsip usaha yang berbeda, yakni secara konvensional dan
berdasarkan perinsip syariah, Pemegang Saham Pengendali pada Bank yang salah satunya
merupakan Bank campuran (Joint Venture Bank) dan yang terakhir pada Bank Holding
Company.
Beberapa contoh perusahaan yang memiliki kepemilikan lebih dari satu Bank di
Indonesia antara lain: Perusahaan dari Malaysia Khazanah Aset Berhad yang memiliki
kepemilikan pada PT Bank NiagaTbk dan PT Bank LippoTbk serta Termasuk Holdings
Pte. Ltd, Lembaga investasi milik Pemerintah Singapura yang memiliki kepemilikan pada
PT DanamonTbk serta PT Bank InternasionalTbk. Dengan adanya peraturan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia ini, maka pihak-pihak yang telah menjadi PSP lebih dari
satu Bank wajib melakukan penyesuaian struktur kepemilikan dengan memilih satu dari
tiga opsi yang diberikan oleh Bank Indonesia. Opsi pertama adalah dengan mengalihkan
sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya pada salah satu atau lebih Bank yang
dikendalikannya pada pihak lain sehingga yang bersangkutan hanya menjadi Pemegang
Saham Pengendali pada satu Bank. Opsi kedua adalah melakukan merger atau
konsolidasi dengan Bank-Bank yang dikendalikannya. Opsi ketiga adalah membentuk
Page 6
Perusahaan Induk di Bidang Perbankan (Bank Holding Company) dengan cara
mendirikan badan hukum baru sebagai Bank Holding Company atau menunjuk salah satu
Bank yang dikendalikannya sebagai Bank Holding Company.
Sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai Single
Presence Policy (SPP) atau yang lebih dikenal dengan Kebijakan Kepemilikan Tunggal,
para pemegang saham mayoritas dari PT Bank NiagaTbk dan PT Bank LippoTbk
memutuskan untuk melakukan merger sebagai opsi terbaik untuk kepentingan seluruh
stakeholders. Pada tanggal 2 Juni 2008 PTBank NiagaTbk dan PTBank LippoTbk
menandatangani perjanjian mergernya. Pada tanggal 1 November 2008 PT Bank
LippoTbk resmi bergabung menjadi PT Bank CIMB NiagaTbk. Dengan melakukan
merger, maka diharapkan PT Bank CIMB NiagaTbk dapat meningkatkan kinerja
keuangannya.
Kinerja keuangan perbankan dapat diukur dengan mengunakan metode CAMEL
(Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity) sebagai mana tercantum dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mencangkup penilaian
terhadap faktor-faktor sebagai berikut: permodalan (capital), kualitas aset (asset quality),
manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity).
Laporan Keuangan Bank
Page 7
Setiap bank yang melakukan operasinya di wilayah hukum Negara Indonesia wajib
menyampaikan laporan-laporan keuangan kepada Bank Indonesia selaku pengawas dan
Pembina perbankan Indonesia.Kewajiban penyampaian laporan keuangan ini
dimaksudkan untuk memantau kegiatan operasi bank yang bersangkutan. Pemantauan
keadaan bank diperlukan dalam rangka melindungi dana masyarakat dan menjaga
keberadaan lembaga perbankan.
Laporan keuangan bank disusun berdasarkan pada PSAK 31 tentang “Akuntansi
Perbankan” dan Pedoman Akuntansi Indonesia (PAPI).Laporan keuangan bank harus
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan terdiri dari :
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal
tertentu, posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (Harta) dan passiva
(Kewajiban dan Ekuitas) suatu bank.Penyusunan komponen di dalam neraca
didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
b. Laporan komitmen dan kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang
tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan
yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen
kredit, komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase
Agrement (Repe), sedangkan laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban
bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu
Page 8
atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen
disajikan tersendiri tanpa pos lama.
c. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam suatu periode tertentu.
d. Laporan Arus Kas
Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
bank yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.Laporan arus kas
harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan mengenai posisi devisa neto menurut jenis
mata uang dan aktiva lainnya.
f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang
bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.Sedangkan laporan
konsolidasi merupakan laporan bank yang didasarkan dengan anak perusahaannya.
Pemakai Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh setiap bank ini dapat digunakan oleh berbagai
pihak dengan berbagai kepentingan yaitu antara lain:
1. Kepentingan masyarakat
Masyarakat berkepentingan terhadap laporan keuangan bank guna mengetahui dan
mengikuti perkembangan masing-masing banknya secara umum, khususnya
perkembangan likuiditasnya. Apabila bank yang bersangkutan menunjukkan tanda-
Page 9
tanda mengalami kesulitan likuiditas maka yang bersangkutan akan dapat
menggambil tindakan yang diperlukan.
2. Kepentingan pemilik dan pemegang saham
Pemilik dan pemegang saham berkepentingan atas laporan keuangan guna
mengetahui apakah pihak manajemen dapat mengelola dana yang ditanamkan dalam
bank dengan baik dan akan menghasilkan laba yang diharapkan.
3. Kepentingan perpajakan
Dengan mempelajari laporan-laporan keuangan yang telah diumumkan tersebut pihak
pajak akan lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak
perseroan bagi bank yang bersangkutan, karena laba tersebut akan terlihat jelas dalam
laporan laba rugi.
4. Kepentingan pemerintah
Pemerintah menganggap bank sebagai kesatuan usaha yang vital dengan tugas untuk
membantu mengatur kegiatan perekonomian Negara pada umumnya dan kegiatan
moneter pada khususnya.Mengingat kedudukan yang strategis tersebut maka Bank
Indonesia perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang insentif terhadap
bank-bank pemerintah maupun bank-bank swasta.
Bahkan bila perlu akan ikut campur tangan langsung apabila ada suatu bank yang
mengalami berbagai kesulitan yang serius.
5. Kepentingan karyawan
Para karyawan berkepentingan untuk mengetahui posisi dan kondisi keuangan bank
dimana ia bekerja, karena para karyawan mengharapkan banknya berkembang dengan
baik sehingga mampu menjamin hidupnya. Disamping itu karyawan berkepentingan
terhadap penghasilan yang diterimanya, maupun pembagian laba atau bonus yang
Page 10
akan diterimanya tiap akhir apakah sepadan dengan pengorbanan yang kepada bank
dimana ia bekerja.
6. Kepentingn manajemen bank
Pihak manajemen berkepentingan atas laporan keuangan guna mengetahui dan
mengatur sebaik-baiknya posisi likuiditasnya, mengatur semaksimal mungkin
pemanfaatan earning asset-nya.Selain itu dengan mengetahui laporan keuangan, pihak
manajemen dapat menilai apakah mereka telah melakukan tugas dan kewajibannya
dengan baik atau tidak.
Pengertian Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha salah satu cara dari sekian banyak cara bagi perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.Perusahaan melakukan alternatif ini
sebagai dasar agar perusahaan dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan kuat lagi
dalam menghadapi persaingan global.
Perusahaan yang tetap ingin bersaing, tetapi tidak memiliki cukup modal atau terhadap
kendala lainnya dapat memperkuat kedudukannya, yaitu dengan cara merger atau akuisisi
yang terdapat di penggabungan usaha. Dalam bahasa akuntansi, peristiwa merger atau
akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis (business combination) yang didefinisikan
sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi suatu entitas
ekonomi. Penggabungan usaha yang dilakukan perusahaan-perusahaan akan berdampak
langsung pada aktivitas dan keuangan di kedua perusahaan.
Penggabungan ini dimaksudkan untuk merubah keseimbangan kompetitif agar
menguntungkan kedua perusahaan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005), penggabungan usaha ini mengacu pada merger, akuisisi, reorganisasi, atau
restrukturisasi atau dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah perusahaan
lainnya.
Page 11
Jenis-Jenis Penggabungan usaha
1. Merger
Moin (2003) mendefinisikan merger berasal dari kata “mergere” (latin) yang artinya
bergabung bersama, menyatu, berkombinasi selain itu juga menyebabkan hilangnya
identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Istilah merger bisa dipakai secara luas
untuk menggambarkan penggabungan suatu obyek.
Merger yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Semua
ini dibedakan berdasarkan bidang usaha dan industrinya, karena tidak semua perusahaan
yang melakukan merger berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang yang sama atau
bergerak di industri yang sama, ada juga merger yang terjadi pada perusahaan yang
memiliki hubungan timbal balik seperti pemasok dengan pembeli, dan lain sebagainya.
2. Akuisisi
Akuisisi merupakan tindakan untuk membeli atau melakukan pengambilalihan usaha
atau perusahaan lain. Ditinjau dari segi sumber pendanaanya akuisisi dapat dibiayai
melalui dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru, penerbitan instrument utang
maupun dari pinjaman bank. Akuisisi dapat dianggap sebagai suatu investasi untuk
mengantisipasi adanya kesempatan pertumbuhan di masa yang akan datang.
Pertumbuhan dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu melalui ekspansi internal (internal
expansion) dengan cara meningkatkan dan memperbaiki kualitas hasil produksi serta
distribusi hasil produksi yang sudah ada, atau melalui pengembangan buku baru, dan
melalui ekspansi eksternal (external expansion) dengan cara melakukan akuisisi atas
perusahaan lain atau sebagian dari aktivanya saja.
3.Konsolidasi
Page 12
Konsolidasi adalah penggabungan usaha dilakukan dimana kedua perusahaan yang
bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari perusahaan tersebut dipindahkan
ke perusahaan yang baru dibentuk.
Metode CAMEL
Dalam kamus perbankan (Institut Banker Indinesia 1999).CAMEL adalah aspek yang
paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan Bank yang berpengaruh juga
terhadap tingkat kesehatan Bank.CAMEL merupakan tolak ukur obyek pemeriksaan
Bank yang dilakukan oleh pengawas Bank. CAMEL terdiri dari lima kriteria yaitu: (1)
modal, (2) aktiva, (3) manajemen, (4) pendapatan, dan (5) likuiditas. Rasio CAMEL
adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaranbaik buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu Bank (Almilia,2005)
Penilaian tingkat kesehatan Bank mencangkup penilaian faktor-faktor CAMEL yang
terdiri dari (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
a. Permodalan (Capital)
b. Aset (Assets)
c. Manajemen (Management)
d. Rentabilitas (Earnings)
e. Likuiditas (Liquidity)
Rasio keuangan yang digunakan untuk perhitungan CAMEL antara lain (Almilia, 2005):
a) CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva Bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada Bank lain) yang ikut
dibiayai dan modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di
luar Bank
Page 13
Menurut Dendawijaya, CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva Bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan
pada Bank lain) untuk dibiayai dari dana modal Bank sendiri, disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan
lain-lain. Menurut standar Internasional, yaitu Banking for International Settlement
(BIS) yang berpusat di Geneva, minimum bobot Capital Adequacy Ratio sebesar 8%
dari waktu ke waktu, akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan
yang terjadi. Sementara itu, Bank Indonesia telah menetapkan kewajiban penyediaan
modal inti minimum Bank umum sebesar Rp.80 Milyar pada akhir tahun 2007 dan
meningkat menjadi Rp.100 Milyar pada tahun 2010 (Hamonangan, 2008)
b) Rasio PPAPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap
Aktiva Produktif)
Rasio PPAPAP menunjukkan kemampuan manajemen Bank dalam menjaga kualitas
aktiva produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Semakin tinggi PPAP
maka semakin buruk aktiva produktif Bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan
suatu Bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Cangkupan komponen aktiva
produktif dan PPAP yang telah dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas Aktiva
Produktif yang berlaku.
c) Rasio Pemenuhan PPAP
Rasio ini menunjukkan kemampuan Bank dalam menentukan besarnya PPAP yang telah
dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk. Semakin besar rasio ini maka
kemungkinan Bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Perhitungan PPAP yang
wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Kualitas Aktiva Produktif yang berlaku
d) ROA (Return on Assets)
Page 14
Rasio ini digunakan mengukur kemampuan manajemen Bank dalam memperoleh
keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset Bank yang
bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai Bank sehingga kemungkinan suatu Bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak.
Sedangkan rata-rata total aset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva.
e) ROE (Return on Equity)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen Bank dalam mengelolah modal
yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank sehingga kemungkinan suatu Bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan
operasional setelah dikurangi pajak, sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata
modal inti yang dimiliki Bank. Perhitungan modal ini dilakukan berdasarkan ketentuan
kewajiban modal minimum yang berlaku.
f) NIM (Net Interest Margin)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam mengelolah
aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga
bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini
makin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelolah Bank
sehingga kemungkinan suatu Bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
g) BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan operasional)
Rasio yang sering disebut rasio efesiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen Bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini semakin efesien biaya operasional yang dikeluarkan
Bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu Bank dalam kondisi bermasalah
Page 15
semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban
bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan
dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
h) LDR (Loan to Deposit Ratio)
Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu Bank yang dengan cara membagi
jumlah kredit yang diberikan oleh Bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio
ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas suatu Bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan
tidak termasuk kredit kepada Bank lain, sedangkan dana pihak ketiga adalah giro,
tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito.
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan Bank dalam membayar
semua dana masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah
didistribusikan kepada masyarakat. Dengan kata lain Bank dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, seperti membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat
ditagih, serta dapat mencungkupi permintaan kredit yang telah diajukan. Menurut
Riyadi (2004), LDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja lembaga intermediasi yaitu
lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (unit surplus of funds)
dengan pihak yang membutuhkan dana (unit deficit of funds). (Hamonangan,2008).
Pengertian Bank
Menurut Kasmir (2007) ”Bank adalah lembaga keuangan yang kegiataan utamanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Kemudian pengertian bank menurut
Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Page 16
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Lebih lanjut lagi menurut Hasibuan (2007) ”Bank adalah lembaga keuangan. Berarti bank
adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial
assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan
saja”.
Dalam usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Pentingnya Bank
Menurut Hasibuan (2007), bank sangat penting dan berperan untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah:
1. Pengumpul dana dari SSU( surplus spending unit) dan penyalur DSU
(defisit spending unit)
2.Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat
3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman,
praktis, dan ekonomis
4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C
5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.
Page 17
METODOLOGI
1.1 Kerangka Pikir
Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan mengumpulkan
data-data keuangan yang dibutuhkan.Data-data keuangan tersebut dapat diperoleh dalam
financial report perusahaan.Setelah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, maka
selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode CAMEL, untuk melihat
bagaimana kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger.
Setelah diperoleh hasil perhitungan, maka selanjutnya dibuat suatu analisis mengenai hasil
perhitungan yang telah dilakukan, dan kemudian didapat suatu kesimpulan mengenai hasil
pengolahan dan analisis data tersebut dengan menggunakan metode CAMEL.
3.2 Model Analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis yang menggunakan
metode riset kepustakaan, dengan cara mengumpulkan data-data kuantitatif dan kualitatif
yang diperlukan. Data-data tersebut diperoleh dari annual report PTBank Niaga Tbk dan
Laporan Keuangan PT Bank Lippo
Tbk, PT Bank Niaga Tbk, dan PT
Bank CIMB Niaga Tbk.
Pengolahan data dengan
menggunakan metode CAMEL
Analisis dengan menggunakan
metode CAMEL
Kesimpulan
Page 18
PTBank CIMB Niaga Tbk serta buku-buku dan literatur yang dapat digunakan sebagai bahan
referensi, jurnal, artikel, maupun website yang berkaitan dengan data yang diperlukan untuk
penelitian ini. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan konsolidasi perusahaan
selama periode tahun 2006-2010.
3.3 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CAMELNon
Management. Komponen-komponen rasio yang diperlukan dalam metode CAMEL antara
lain (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004):
1. Komponen Faktor Permodalan (Capital)
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap
komponen faktor permodalan (capital) adalah CAR. Rumus yang digunakanuntuk
menghitung CAR adalah:
CAR = Modal Bank
Total ATMRx 100%
2. Komponen Faktor Kualitas Aset (Aset Quality)
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap komponen faktor
kualitas aset (aset quality) adalah tingkat kecukupan pembentukan PPAP. Rumus yang
digunakan untuk menghitung tingkat kecukupan pembentukan PPAP adalah:
Tingkat KecukupanPembentukan PPAP=PPAP yang telah dibentuk
PPAP yang wajib dibentuk x100%
3. Komponen Faktor Rentabilitas (Earnings)
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor rentabilitas
(earning) adalah ROA, ROE, NIM dan BOPO.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan ROA adalah:
ROA =Laba Sebelum Pajak
Rata −rata Total Aset x 100%
Rumus yang digunakan untuk perhitungan ROE adalah:
ROE =Laba Sesudah Pajak
Rata −rata Ekuitas x 100%
Rumus yang digunakan untuk perhitungan NIM adalah:
Page 19
NIM =Pendapatan Bunga Bersih
Aktiva Produktif x 100%
Rumus yang digunakan untuk perhitungan BOPO adalah:
BOPO =Biaya Operasional
Pendapatan Operasionalx 100%
4. Komponen Faktor Likuiditas (Liquidity)
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap komponen faktor
likuiditas (liquidity) adalah LDR. Rumus yang digunakan untuk menghitung LDR
adalah:
LDR = Total Kredit
Total Dana Pihak Ketiga x100%
3.4 Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan. Variabel
utama yang berkaitan dengan penelitian ini adalah CAR, tingkat kecukupan pemenuhan
PPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR.
3.5 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTBank Lippo Tbk, PTBank Niaga
Tbk, dan PTBank CIMB Niaga Tbk.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Sebuah penelitian bertujuan untuk menghasilkan data-data yang berguna untuk memberikan
pemahaman yang memadai mengenai objek penelitian dan permasalahan yang dihadapinya.
Oleh karena itu, data yang diperoleh dari penelitian hendaknya dapat dipercaya, relevan, dan
dapat memberikan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya. Metode pengumpulan
data yang digunakan untuk mengumpulkan data dari objek penelitian dengan melakukan
penelitian kepustakaan. Metode penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data dari literatur maupun buku-buku refresensi dan juga data-data
keuangan yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti.
3.7 Hipotesis
Page 20
Pengertian merger secara sempit adalah penggabungan sumber daya dua perusahaan dengan
ekuitas yang hampir sama. Berdasarkan pengertian tersebut diharapkan dengan merger maka
capital dan asset bank akan meningkat dalam rangka memenuhi kebijakan Bank Indonesia
No. 8/16/PBI/2006 yaitu jumlah minimum modal Bank CIMB Niaga Tbk.Salah satu unsur
modal dalam perbankan adalah laba tahun berjalan.Latar belakang merger adalah adanya
sinergi.Sinergi adalah kemampuan lebih yang diperoleh dari penggabungan dua atau lebih
kekuatan.Sinergi menggambarkan penggabungan dua faktor akan menghasilkan tenaga yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga yang dihasilkan sebelum bergabung. Salah
satunya adalah sinergi finansial, sinergi ini bermakna kemampuan menghasilkan laba
perusahaan hasil merger dan akuisisi yang lebih besar dari kemampuan laba masing-masing
perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian
ini menggunakan hipotesis:
H1: Terdapat perbedaan capital setelah merger
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadapkomponen faktor
permodalan (capital) adalah CAR.
H2: Terdapat perbedaan kualitasasset setelahmerger
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap komponen faktor
kualitas aset (asset quality) adalah tingkat kecukupan pembentukan PPAP.
Selain sinergi finansial, juga terdapat sinergi operasional yang menjadi tujuan merger.
Sinergi operasional dapat terjadi berupa peningkatan pendapatan (revenue enhancement) dan
pengurangan biaya (cost reduction). Para perencana merger dan akuisisi cenderung melihat
pengurangan biaya sebagai sumber utama sinergi operasional. Dari penjelasan tersebut maka
penelitian menggunakan hipotesis:
H3: Terdapat perbedaan rentabilitas setelah merger
Page 21
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor rentabilitas
(earning) adalah ROA, ROE, NIM dan BOPO.
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang hutangnya, dapat
membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan.Secara praktis, likuiditas suatu bank sering
dikaitkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu
tertentu. Dalam hal ini, untuk kondisi Indonesia, Pemerintah melalui Bank Sentral
menetapkan kewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajib minimum sebesar 5%
dari besarnya kewajiban terhadap pihak ketiga.Dalam hal ini, kewajiban kepada pihak
ketiga.Merger adalah penggabungan hak dan kewajiban bank-bank yang merger, maka
dengan merger terjadi penggabungan dana pihak ketiga dari bank-bank yang merger,
sehingga akan terjadi perubahan pada likuiditas bank. Berdasarkan hal tersebut, maka
hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
H4: Terdapat perbedaan likuiditas setelah merger
Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor likuiditas
adalah menggunakan LDR
Page 22
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. PT Bank Lippo Tbk
LippoBank didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger PT Bank Umum Asia.
LippoBank mencatat sahamnya di bursa efek pada November1989. Pemerintahan
Republik Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas di LippoBank melalui program
rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999.
Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia,
Khanzah Nasional Berhad mengakuisisi kepemilikan sahammayoritas di Lippo
Bank.Sejak saat itu, LippoBank bergerak cepat untuk mendesain strategi pertumbuhan
baru, yang dirancang untuk membawa LippoBank setera dengan bank kelas dunia.
Sebagai salah satu pelopor layanan E-Banking di Indonesia, per Oktober 2008 LippoBank
merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan memiliki hampir
5.000karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui
408 kantor cabang dan 741 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 100 kota di
seluruh Indonesia.
4.1.2. PT Bank CIMB Niaga Tbk
Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga.
Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-niai inti dan
profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai
penyedia produk dan layanan berkualitas yang tercapai. Di tahun 1987, Bank Niaga
membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi yang
Page 23
pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.
Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan moderen.
Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991
dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(kini Bursa Efek Indonesia BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan
terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan
yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank diseluruh
pelosok negeri.
Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham
mayoritas Bank CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada
bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas
sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuasisi saham
mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan
Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai
bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak
perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.
Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB
Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30
September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi CIMB Group
pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk
Page 24
mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan plat form
universal banking.
Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan
LippoBank, sejak tahun 2007 Khanazah memandang penggabungan (merger) sebagai
suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan single presence policy
(SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger
pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008. Nama Bank
Niaga berubah menjadi Bank CIMB Niaga.
Kesepakatan Rencana Penggabungan Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank telah ditanda-
tangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana
Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan
Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008.
LippoBank secara resmi bergabung ke dalam Bank Cimb Niaga pada tanggal 1 November
2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada
masyarakat luas.
Bergabungnya Lippo Bank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan
besar di sektor perbankan Asia Tenggara. Bank CIMB Niaga kini menawarkan
nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan
kekuatan di bidang perbankan ritel. UKM dan korporat dan juga layanan transaksi
pembayaran. Penggabungan ini menjadikan Bank CIMB Niaga menjadi bank terbesar
ke-5 dalam hal aktiva, pendanaan kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan
komitmennya pada integritas, ketentuan untuk menempatkan perhatian utama kepada
nasabah dan semangat untuk terus unggul, Bank CIMB Niaga akan terus memanfaatkan
Page 25
seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini.
Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban
yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.
Komponen permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menunjukkan bahwa terjadi
penurunan rasio di tiap tahunnya, baik sebelum melakukan merger maupun sesudah
melakukan merger.Hal ini disebabkan oleh penurunan modal dan juga peningkatan
aktiva tertimbang menurut risiko yang diatur oleh Bank Indonesia. Rasio CAR
menunjukkan bahwa komponen permodalan Bank CIMB Niaga mengalami penurunan
setelah melakukan merger.
Pembahasan CAMEL
Komponen Permodal (Capital)
Komponen permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menunjukkan bahwa terjadi
penurunan rasio di tiap tahunnya, baik sebelum melakukan merger maupun sesudah
melakukan merger.Hal ini disebabkan oleh penurunan modal dan juga peningkatan
aktiva tertimbang menurut risiko yang diatur oleh Bank Indonesia. Rasio CAR
menunjukkan bahwa komponen permodalan Bank CIMB Niaga mengalami penurunan
setelah melakukan merger.
Komponen Kualitas Aset (Asset Quality)
Komponen kualitas asset diwakili oleh rasio tingkat kecukupan pembentukan PPAP.
Rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2007, meningkat pada tahun 2009 dan pada
tahun 2010 mengalami penurunan tetapi tidak berpengaruh pada peringkat rasio bank.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja kualitas aset Bank CIMB Niaga mengalami
peningkatan setelah melakukan merger.
Komponen Rentabilitas (Earnings)
Komponen rentabilitas diwakili oleh rasio ROA, ROE, NIM dan BOPO
Page 26
Rasio ROA pada tahun 2007 mengalami kenaikkan dibandingkan pada tahun 2006 dan
mengalami penurunan yang tidak segnifikan pada tahun 2009 tetapi pada tahun 2010
mengalami kenaikkan kembali. Dapat disimpulkan bahwa rasio ROA mengalami
peningkatan setelah melakukan merger.
Rasio ROE pada tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006
dan mengalami penurunan yang tidak segnifikan pada tahun 2009 tetapi pada tahun 2010
mengalami kenaikkan kembali. Dapat disimpulkan bahwa rasio ROE mengalami
peningkatan setelah melakukan merger.
Rasio NIM mengalami peningkatan dari tahun sebelum terjadi nya proses merger sampai
pada tahun sesudah terjadinya merger walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan
yang tidak segnifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa kinerja rasio NIM mengalami peningkatan setelah melakukan merger
Rasio BOPO sebelum melakukan merger mengalami penurunan yaitu penurunan pada
tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009
akan tetapi kembali menurun pada tahun 2010. Sehingga dapat ditarik kesimpulan rasio
BOPO mengalami penurunan setelah melakukan merger.
Jika ditinjau dari komponen rentabilitas secara menyeluruh, maka dapat dilihat bahwa
kinerja rentabilitas Bank CIMB Niaga mengalami peningkatan setelah melakukan merger.
Komponen Likuiditas (Liquidity)
Komponen likuiditas yang diwakili dengan rasio LDR mengalami penurunanpersentasi
setelah melakukan merger . Namun penurunan ini tidak mempengaruhi peringkat kinerja
bank yang tetap sama baik sebelum dan sesudah melakukan merger.Dapat disimpulkan
bahwa kinerja likuiditas Bank CIMB Niaga setelah melakukan merger mengalami
penurunan.
Page 27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Komponen permodalan yang diwakili oleh rasio CAR menunjukan bahwa terjadi
penurunan rasio setelah terjadinya mergersebesar 5.73%. Penurunan ini disebabkan
oleh penurunan modal dan peningkatan nilai ATMR yang ditetapkan oleh ketentuan
Bank Indonesia. Meskipun rasio CAR sesudah merger lebih rendah jika dibandingkan
dengan rasio CAR sebelum merger, rasio ini masih tetap jauh berada di atas rata-rata
rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Komponen kualitas aset yang diwakili oleh rasio tingkat kecukupan pembentukan
PPAP setelah terjadi proses merger mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
terjadinya proses merger yaitu sebesar 90.34%
Komponen rentabilitas diwakili oleh rasio ROA, ROE, NIM dan BOPO. Rasio ROA
mengalami peningkatan sesudah terjadinya proses merger sebesar 0.14%
dibandingkan sebelum melakukan proses merger. Rasio ROE mengalami peningkatan
sesudah melakukan proses merger sebesar 1.29% dibandingkan sebelum melakukan
proses merger. Rasio NIM mengalami peningkatan setelah melakukan proses merger
dibandingkan sebelum melakukan proses merger yaitu sebesar 0.78%. Rasio BOPO
mengalami penurunan setelah melakukan proses merger dibandingkan dengan
sebelum melakukan proses merger sebesar 0.14%.
Komponen likuiditas yang diwakili oleh rasio LDR mengalami penurunan yang tidak
segnifikan pada tahun sesudah terjadinya proses merger dibandingkan sebelum
Page 28
melakukan merger yaitu sebesar 0.83%. Akan tetapi penurunan rasio ini tidak
berpengaruh pada peringkat bank yang masih sama sebelum maupun sesudah
melakukan merger.
Dilihat dari keempat komponen di atas, beberapa rasio kinerja mengalami penurunan
setelah melakukan merger, namun kembali mengalami peningkatan pada tahun
berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank CIMB
Niaga setelah melakukan merger mengalami peningkatan karena penurunan yang
terjadi tidak berdampak pada peringkat kinerja keuangan Bank CIMB Niaga.
Saran
1. Bagi perusahaan agar dapat meningkatkan beberapa rasio yang mengalami
penurunan, seperti rasio CAR, rasio tingkat kecukupan pembentukan PPAP, rasio
BOPO dan rasio LDR agar dapat berada pada kisaran peringkat 1 dan 2. Untuk rasio-
rasio yang mengalami peningkatan dan rasio-rasio yang berada pada kisaran peringkat
1 dan 2 agar dapat dipertahankan kinerjanya.
2. Dalam penelitian ini tahun yang digunakan hanya mencangkup dua tahun sebelum
melakukan merger dan dua tahun sesudah melakukan merger. Penelitian selanjutnya
agar dapat memperluas cangkupan tahun penelitian yang digunakan.
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
Agunan P. Samosir.200. Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger dan Sebagai
BankRekapitalisasi.Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 1.
Almilia, Luciana Spica Winni Herdinigtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Perdiksi
Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002,Jurnal Akuntansi
Keuangan, Volume 7. no.2:131-147.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, S. S. 2008. Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada.
Hasibuan, M. 2007. Dasar-dasar perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jumingan.2009. Analisis Laporan Keuangan.PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. 2007. Manajemen perbankan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis laporan keuangan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Liliana, Henny.2007. Analisis Kinerja Keuangan PT.Bank Central Asia Tbk Sebelum Dan
Sesudah Peralihan Kepemilikan. Universitas Lampung, Lampung.
Moin. A. 2007. Merger, akuisisi, & divestasi (edisi 2). Ekonisia. Yogyakarta.
Peraturan Bank Indonesia No.5 / 8 / PBI / 2003, Penerapan Manajemen Risikobagi Bank
Umum.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Rinaldy, E. 2008.Membaca neraca bank. Indonesia Legal center PublishingSalemba
Empat.Jakarta.
Surat Edaran Bank Indonesia No 3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001, Perihal Laporan
Keuangan Publikasi Bank Umum kepada Bank Indonesia,Bank Indonesia.Jakarta.
Page 30
Surat Edaran Bank Indonesia No 6/73/Intern DPNP tgl 24 Desember 2004,Perihal Pedoman
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum(CAMELS Rating), Bank Indonesia.
Jakarta.
Surat edaran rancangan penggabungan antara PT. Bank Niaga Tbk. dengan PT. Bank Lippo
Tbk. 2008.
Tambunan, A. P. 2007. Menilai harga wajar saham. PT. Elex MediaKomputindo.Jakarta.
------------,2008. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung.
Bandar Lampung