Top Banner
ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA Hesti Hastuti Dr. Imam Subaweh SE., Ak., MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 Untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional, dan melanjutkan program restrukturisasi perbankkan yang dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem perbankkan yang sehat, kuat, dan efisien yang berguna dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi nasional.Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya pada awal januari 2004, bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional. Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankkan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak langkah industri perbankkan nasional kedepan. Metodologi Penelitian dalam penelititan ini berupa data sekunder yaitu laporan keuangan bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi. Untuk menilai kinerja bank adalah dengan menggunakan CAR, ROA, BOPO, ROE dan LDR. Kelima variabel tersebut dibandingkan dari sebelum (periode 2002 s/d 2004) dan sesudah (periode 2005 s/d 2006) dilakukan API, teknis analisis dengan menggunakan SPSS for windows , pengujian hipotesis penelitian dengan uji beda t (t-test) dan One Way Anova. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata untuk bank Go Publik sebelum dan sesudah API. Pelaksanaan API memerlukan waktu yang cukup lama, 2 tahun setelah dilakukan API belum berpengaruh terhadap kinerja bank Kata Kunci : Kinerja Keuangan Bank Go Publik, API
27

analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Jan 15, 2017

Download

Documents

lytuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA

Hesti Hastuti Dr. Imam Subaweh SE., Ak., MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424

Untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional, dan melanjutkan program

restrukturisasi perbankkan yang dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan

kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem perbankkan yang sehat, kuat, dan

efisien yang berguna dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi nasional.Melalui

kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya pada awal

januari 2004, bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan

penguatan industri perbankan nasional. Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi

industri perbankkan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak

langkah industri perbankkan nasional kedepan.

Metodologi Penelitian dalam penelititan ini berupa data sekunder yaitu laporan keuangan

bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi. Untuk menilai kinerja bank adalah

dengan menggunakan CAR, ROA, BOPO, ROE dan LDR. Kelima variabel tersebut

dibandingkan dari sebelum (periode 2002 s/d 2004) dan sesudah (periode 2005 s/d 2006)

dilakukan API, teknis analisis dengan menggunakan SPSS for windows , pengujian

hipotesis penelitian dengan uji beda t (t-test) dan One Way Anova. Hasil analisis uji t

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata untuk bank Go Publik sebelum

dan sesudah API. Pelaksanaan API memerlukan waktu yang cukup lama, 2 tahun setelah

dilakukan API belum berpengaruh terhadap kinerja bank

Kata Kunci : Kinerja Keuangan Bank Go Publik, API

Page 2: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

PENDAHULUAN

Industri Perbankkan Nasional telah mengalami perkembangan pasang surut sejak

beberapa dekade terakhir ini. Krisis moneter tahun 1998 menimbulkan dampak negatif

bagi industri perbankkan nasional yang ditandai dengan terkikisnya permodalan bank,

meningkatnya non performing loans(NPLs) dan penutupan beberapa bank.

Hal ini juga disertai munculnya fenomena globalisasi keuangan dimana juga

adanya liberalisasi pasar modal dan pergerakan modal secara bebas, kemajuan teknologi

serta maraknya inovasi, baik jasa maupun produksi keuangan telah berkontribusi

menciptakan tingkatan globalisasi yang sulit diprediksi. Namun dapat memberikan

keuntungan-keuntungan yang besar dengan resiko-resiko yang baru pula

Untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional, dan melanjutkan

program restrukturisasi perbankkan yang dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan

kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem perbankkan yang sehat, kuat, dan

efisien yang berguna dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka kita, khususnya dalam bidang

keuangan dan perbankkan nasional perlu berusaha lebih strategis lagi untuk mempercepat

pemulihan ekonomi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan meraih

peluang masa depan .

Masa- masa krisis pada perbankan Indonesia telah dilalui dengan sangat berat dan

pemerintah telah melakukan serangkaian proses penyehatan. Kerugian-kerugian yang

harus ditanggung oleh negara karena adanya program restrukturisasi perbankan. Setelah

proses terebut dilalui, perbankan Indonesia dinilai relatif lebih baik dan hal ini

merupakan fakror pendukung yang tepat untuk melakukan berbagai perubahan dengan

tujuan memperkuat fundamental perbankan Indonesia. Momentum yang baik ini dinilai

tepat untuk memulai tahapan pelaksanaan Arsitektur Perbankan Indonesia.

Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya

pada awal januari 2004, bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk

penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional. Dalam kebijakan tersebut,

program konsolidasi industri perbankkan merupakan salah satu inisiatif pokok yang

mengarahkan gerak langkah industri perbankkan nasional kedepan.

Di antara visi kedepan perbankan Indonesia adalah berupa sasaran berikut:

Page 3: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

1. Bank berskala internasional, dengan modal minimum 50 triliun rupiah

2. Bank berskala nasional, dengan modal minimum 10 triliun rupiah

3. Bank spesialis berfokus pada kegiatan tertentu, dengan modal minimu 100 miliar

rupiah

4. Bank Perkreditan Rakyat dan bank berfokus pada kegiatan tertentu, dengan modal

minimum 100 miliar rupiah

Pencapaian visi API harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh dan

telah diklasifikasikan menjadi 6 (enam) pilar API sebagai berikut:

1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat serta mendorong pembangunan ekonomi nasional yang

berkelanjutan.

2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu

ke standar internasional.

3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi

serta memiliki ketahanan dlm menghadapi resiko.

4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi

internal perbankan nasional.

5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri

perbankan yang sehat.

6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan nasabah pengguna jasa perbankan.

LANDASAN TEORI

1. Analisis Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang

sudah jatuh tempo.

Page 4: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Beberapa rasio likuiditas dalam menilai kinerja suatu bank antara lain :

a. Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun

bank yang harus segera dibayar. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Cash Ratio dapat dirumuskan

sebagai berikut :

b. Reserve Requirement

Reserve Requirement atau lebih dikenal juga dengan likuiditas wajib minimum

adalah suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di

Bank Indonesia bagi semua bank.

Reserve Requirement dapat dirumuskan sebagai berikut :

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan

dana yang diterima bank. LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan

indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini

Alat Likuid x 100 % Pinjaman Yang Harus Segera Dibayar

Jumlah Alat Likuid x 100 % Jumlah Dana (Simpanan) Pihak Ketiga

Page 5: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi

semakin besar.

Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

d. Loan to Asset Ratio

Loan to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit

dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat

likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai

kreditnya menjadi semakin besar.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

e. Rasio Kewajiban Bersih Call Money

Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money

terhadap aktiva lancar. Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin besar likuiditas bank

tersebut karena bank dapat segera menutupi kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar

bank dengan alat likuid yang dimilikinya.

Jumlah Kredit Yang Diberikan x 100 %

Total Dana Pihak Ketiga

Jumlah Kredit Yang Diberikan x 100 %

Jumlah Asset

Page 6: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

f. Earning Assets to Total Assets Ratio (EATAR)

EATAR yaitu rasio asset produktif terhadap total asset. Asset produktif terdiri

dari efek-efek, penempatan pada bank lain, pinjaman, dan penyertaan. Menurut Etty M.

Nasser dan Titik Aryati (1999) earning assets suatu bank akan menjadi sumber

pendapatan atau laba yang akan menjadi salah satu sumber dana bagi bank yang

bersangkutan. Dengan rendahnya kualitas asset suatu bank akan menimbulkan

kerugian yang justru akan mengurangi volume dana yang dimilikinya.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

2. Analisis Rasio Rentabilitas

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat

kesehatan bank.

Kewajiban Bersih Call Money x 100 %

Aktiva Lancar

Aktiva Produktif x 100 %

Total Aktiva

Page 7: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

a. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik

pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

b. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio

ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

c. Rasio Biaya Operasional (BOPO)

Rasio biaya operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional

dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

Laba Sebelum Pajak x 100 %

Total Aktiva

Laba Bersih x 100 % Modal Sendiri

Page 8: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

d. Net Profit Margin Ratio

Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang

diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan

operasionalnya.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

3. Analisis Rasio Solvabilitas

Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Rasio-rasio yang

digunakan antara lain :

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Beban Operasional x 100 %

Pendapatan Operasional

Laba Bersih x 100 % Pendapatan Operasional

Modal Bank x 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Page 9: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya dengan dana yang berasal

dari modal bank sendiri.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

c. Long Term Debt to Assets Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank

dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

METODE PENELITIAN

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS yang

menggunakan metode distribusi normal dan uji t-dua sampel berpasangan . berikut

langkah-langkah :

a. Uji t dua sampel berpasangan

Uji t dua sample berpasangan berfungsi untuk menguji dua sampel yang

berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak.

Sample berpasangan adalah sebuah sampla dengan subjek yang sama namun mengalami

dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Jumlah Utang x 100 %

Jumlah Modal Sendiri

Utang Jangka Panjang x 100 %

Total Aktiva

Page 10: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Catatan:

1. Jumlah sample kecil dibawah 30

2. Data dianggap berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau mendekati

normal.

3. Kedua data adalah dependent atau berpasangan.

a. Menguji varians populasi dari tiap variable

Analisis ini digunakan untuk menguji apakah semua variabel yang diuji memiliki

varians yang sama atau tidak dengan ketentuan:

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Ha = ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05% maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05% maka Ho ditolak

b. Uji Anova

Analisis anova ini digunakan untuk menentukan apakah rata-rata dua atau lebih

kelompok (variabel dependent) berbeda secara nyata. Analisis ini memiliki asumsi bahwa

kelmpok yang dianalisis memiliki varian yang sama.

Analisis menggunakan analisis of Variance. Bagian ini menguji apakah seluruh populasi

mepunyai rata-rata yang sama atau tidak.ini digunakan untuk membuktikan apakah dalam

analisis ini akan ditemukan perubahan yang signifikan.

Page 11: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Ha = ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Pengambilan Keputusan:

Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Rasio Bulan Juni 2002 dengan Juni 2004

Tabel 1

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir

Semester Juni 2004

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 6.829 0.110 0.593 1.604 0.121

CAR -1.80 0.281 0.165 -0.465 0.646

ROA 24.846 0.163 0.427 1.338 0.193

ROE -9.680 0.378 0.057 -2.951 0.007

LDR 109.80 0.884 0.000 0.893 0.380

Berdasarkan tabel 1 dapat dikatakan pada periode akhir semester juni 2002 dengan

akhir semester juni 2004, hanya perhitungan rasio ROE yang memiliki nilai signifikan

karena pada rasio ROE terdapat nilai signifikan sebesar 0.007. Oleh karena nilai

signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API

sudah cukup berpengaruh meskipun baru dilaksanakan pada tahun 2004, ini dibuktikan

dengan dengan meningkatnya ROE bank mampu memperoleh laba yang cukup besar

untuk dibandingkan dengan modal yamg dimiliki.atau berarti kinerja manajemen bank

sudah membaik.

Page 12: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Tabel 2

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir

Semester Juni 2005

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 2.75 0.172 0.400 0.628 0.536

CAR 3.46 0.551 0.004 1.830 0.079

ROA 25.80 0.032 0.878 1.383 0.179

ROE -2.911 -0.112 0.587 -0.896 0.379

LDR 11.38 0.236 0.245 0.856 0.400

Berdasarkan tabel 2 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2005, tidak

ada perhitungan rasio yang memilik nilai signifikan Hal ini berarti pada tahun 2005

kebijakan API belum berpengaruh banyak terhadap kinerja perbankan Indonesia ini

dibuktikan dengan tidak ada perubahan yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Ini bisa

dikatakan bahwa kinerja perbankan belum berjalan dengan baik.

Tabel 3

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir

Semester Juni 2006

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO -0.478 0.311 0.122 -0.136 0.893

CAR 1.925 0.498 0.010 0.959 0.347

ROA 26.11 0.384 0.053 1.403 0.173

ROE 3.165 -0.064 0.756 1.127 0.271

LDR 11.22 0.204 0.318 0.854 0.401

Page 13: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2006, tidak

ada perhitungan rasio yang memilik nilai signifikan Hal ini berarti tidak ada perubahan

yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Hal ini membuktikan bahwa kinerja perbankan

belum berjalan dengan baik.

.

Tabel 4

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir

Semester Juni 2004

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 6.57 -0.070 0.734 2.189 0.038

CAR -2.73 0.618 0.001 -0.884 0.385

ROA -1.140 0.275 0.174 -1.664 0.109

ROE -7.73 0.233 0.252 -2.179 0.039

LDR 15.06 0.111 0.590 -1.532 0.138

Berdasarkan tabel 4 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2004, ada

dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio

BOPO dengan nilai 0.038 dan rasio ROE dengan nilai 0.039 Kebijakan perbankan yang

terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya BOPO dan ROE hal ini

menunjukkan bahwa dengan meningkatnya ROE bank mampu memperoleh laba yang

cukup besar untuk dibandingkan dengan modal yamg dimiliki dan meningkatnya BOPO

hal ini bisa dikatakan bahwa kinerja operasional perbankan sudah membaik

Page 14: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Tabel 5

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir

Semester Juni 2005

Rasio Mean

(varians)

Corr Sig Corr t Sig

BOPO 2.50 0.278 0.170 0.829 0.415

CAR 2.53 0.781 0.000 2.285 0.031

ROA -0.179 0.262 0.197 -0.788 0.438

ROE -0.96 0.293 0.146 -0.385 0.704

LDR 13.49 0.605 0.001 -3.356 0.003

Berdasarkan tabel 5 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2005, ada

dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio

CAR dengan nilai 0.031 dan rasio LDR dengan nilai 0.003 Kebijakan perbankan yang

terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya rasio CAR dan LDR hal ini

berarti bank sudah mampu memiliki modal yang cukup besar untuk menjalankan operasi

perbankan, sedangkan meningkatnya rasio LDR bisa saja disebabkan karena jumlah dana

yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yang

dibutuhkan masyarakat.

Tabel 6

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir

Semester Juni 2006

Rasio Mean

(varians)

Corr Sig Corr t Sig

BOPO -0.73 0.162 0.431 -0.384 0.704

CAR 1.00 0.682 0.000 0.743 0.464

ROA 0.12 0.522 0.006 0.819 0.421

ROE 5.11 0.386 0.051 2.42 0.023

LDR 13.64 0.582 0.002 -3.38 0.002

Page 15: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Berdasarkan tabel 6 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2006, ada

dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio

ROE dengan nilai 0.023 dan rasio LDR dengan nilai 0.002. Kebijakan perbankan yang

terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya rasio ROE dan LDR, hal ini

menunjukkan bahwa bank mampu memperoleh laba yang cukup besar untuk

dibandingkan dengan modal yamg dimiliki.dan membuktikan bahwa kinerja perbankan

sudah ada perubahan kearah yang lebih baik dan meningkatnya rasio LDR bisa saja

disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk

mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat.

Tabel 7

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir

Semester Desember 2004

Rasio Mean

(varians)

Corr Sig Corr t Sig

BOPO 13.30 0.883 0.000 4.88 0.000

CAR -4.46 0.377 0.058 -0.924 0.364

ROA -6.88 0.758 0.000 -1.221 0.233

ROE -4.34 0.656 0.000 -0.688 0.498

LDR 29.39 0.060 0.772 -3.98 0.001

Berdasarkan tabel 7 dapat dikatakan pada periode desember 2002 dengan desember

2004, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05

yaitu rasio BOPO dengan nilai 0.000 dan rasio LDR dengan nilai 0.001. Hal ini

menunjukkan bahwa kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata berpengaruh

pada meningkatnya rasio BOPO hal ini bisa dikatakan bahwa kinerja operasional

perbankan sudah membaik dan meningkatnya rasio LDR bisa saja disebabkan karena

jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian

kredit yan dibutuhkan masyarakat

Page 16: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Tabel 8

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir

Semester Desember 2005

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 8.61 0.483 0.012 1.95 0.062

CAR 1.19 0.752 0.000 1.024 0.316

ROA 0.11 0.134 0.513 0.431 0.670

ROE 14.07 -0.058 0.779 1.66 0.109

LDR 12.70 0.387 0.051 -2.67 0.013

Berdasarkan tabel 8 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2005,

perhitungan rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.013. Oleh karena nilai

signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak, atau kebijakan perbankan yang terdapat

dalam API ternyata hanya berpengaruh kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal

ini bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar

untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat.

Tabel 9

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir

Semester Desember 2006

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 9.65 0.201 0.324 1.94 0.063

CAR -0.923 0.692 0.000 -0.708 0.485

ROA 0.269 0.059 0.776 1.04 0.306

ROE 16.38 0.105 0.611 2.01 0.055

LDR 14.20 0.456 0.019 -3.31 0.003

Page 17: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Berdasarkan tabel 9 dapat dikatakan pada periode Desember 2002 dengan

Desember 2006, perhitungan rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.003. Hal ini

menunjukkan bahwa kebijakan perbankan yang terdapat dalam API hanya berpengaruh

kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal ini bisa saja disebabkan karena jumlah

dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit

yan dibutuhkan masyarakat.

Tabel 10

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir

Semester Desember 2004

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 6.07 0.389 0.049 1.13 0.269

CAR -3.84 0.600 0.001 -0.875 0.390

ROA -6.96 -0.212 0.298 -1.19 0.244

ROE 13.423 0.029 0.888 -1.83 0.079

LDR 2.76 0.495 0.010 0.507 0.616

Berdasarkan tabel 10 dapat dikatakan pada periode Desember 2003 dengan

Desember 2004, tidak ada perhitungan rasio yang memiliki nilai signifikan. Pada

perbandingan antara kedua periode ini berari kebijakan API belum banyak

mempengaruhi kinerja perbankan Indonesia. Ini dibuktikan dengan tidak ada perubahan

yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Artinya bahwa kinerja perbankan belum

berjalan dengan baik.

Page 18: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Tabel 11

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir

Semester Desember 2005

Rasio Mean Corr Sig Corr t Sig

BOPO 1.384 0.308 0.126 0.414 0.682

CAR 1.80 0.684 0.000 1.418 0.168

ROA 0.038 0.622 0.001 0.238 0.814

ROE 5.00 0.528 0.006 1.97 0.06

LDR 19.46 0.259 0.201 3.82 0.001

Berdasarkan tabel 11 dapat dikatakan pada periode Desember 2003 dengan

Desember 2005, hanya perhitungan rasio LDR yang efektif mengikuti kebijakan API

karena pada rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.001. Oleh karena nilai

signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak, atau kebijakan perbankan yang terdapat

dalam API hanya berpengaruh kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal ini bisa

saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk

mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat, bank sudahlebih percaya

memberikan kredit kepada masyarakat.

Tabel 12

Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir

Semester Desember 2006

Rasio Mean

(varians)

Corr Sig Corr t Sig

BOPO 2.42 0.318 0.113 0.865 0.395

CAR -0.307 0.586 0.002 -0.208 0.837

ROA 0.19 0.659 0.000 1.41 0.170

ROE 7.30 0.436 0.026 2.741 0.011

LDR 17.96 0.062 0.762 3.32 0.003

Page 19: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Berdasarkan tabel 12 dapat dikatakan pada periode desember 2003 dengan

desember 2006, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil

dari 0.05 yaitu rasio ROE dengan nilai 0.011 dan rasio LDR dengan nilai 0.003,

kebijakan API ternayata hanya berpengaruh kepada rasio ROE dan LDR, ini

menunjukkan bahwa manajemen kinerja perbankan sudah membaik dengan ditandainya

peningkatan rasio ROA dan dengan adanya peningkatan LDR ini berari tingkat

kepercayaan bank untuk memberikan kredit kepada bank sudah cukup baik dan

menunjukkan bahwa bank mampu menghimpun dana yang cukup besar untuk memenuhi

kredit masyarakat.

Jika menggunakan metode anova maka akan didapatkan hasil secara keseluruhan

yaitu sebagai berikut:

TABEL 13

Hasil Pengolahan Data Periode 2002, 2003 Sebelum API dengan Periode 2004, 2005,

2006 Setelah API

Rasio Mean F Sig (Levene) Sig

(probabilitas)

BOPO 86.94 1.583 0.400 0.121

CAR 19.81 0.592 0.230 0.803

ROA 5.25 1.770 0.000 0.074

ROE 21.14 3.34 0.000 0.001

LDR 76.16 0.768 0.000 0.646

Analisis Sig (probabilitas). Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah ada

perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API.

Page 20: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Hipotesis:

Ho= Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Ha= Ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API

Pengambilan Keputusan:

Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak

Keputusan:

Berdasarkan tabel 13 terlihat bahwa nilai signifikan hanya terdapat pada rasio ROE

dengan nilai signifikan 0,001. oleh karena nilai signifikan lebih kescil dari 0,05, maka Ho

ditolak., yang berarti terdapat perbedaan kinerja perbankan yang signifikan sebelum dan

sesudah API. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API mempengaruhi kinerja bank

yang dapat dilihat dari peningkatan ROE dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

Kenaikan dalam ROE ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari rata-rata keseluruhan

bank Go Publik.

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis diatas dapat terlihat bahwa kinerja perbankan

secara keseluruhan belum bisa dikatakan ada perubahan. Ini dibuktikan hanya adanya

perbedaan yang signifikan untuk ROE saja sedangkan untuk CAR, BOPO, ROA dan

LDR tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Tidak adanya perbedaan CAR

menunjukkan bahwa bank belum memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva

yang mengandung resiko, dan berdasarkan laporan Bank Indonesia didapatkan bahwa

sampai dengan akhir tahun 2006, permodalan bank mengalami penurunan yang

disebabkan prosentase ATMR yang lebih besar dari peningkatan modal. Sedangkan tidak

adanya perbedaan BOPO dan ROA menunjukkan bahwa manajemen bank masih sangat

berhati-hati mengelola bank sehingga perolehan laba bank belum maksimal. Sedangkan

tidak adanya perbedaan LDR menunjukkan bahwa besarnya volume kredit yang

diberikan bank kepada nasabah tidak diimbangi dengan jumlah dana yang dihimpun dari

masyarakat atau bisa saja terjadi karena bank tidak cukup berani memberikan kredit

Page 21: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

kepada masyarakat sementara dana yang dihimpun dari masyarkat tetap tersimpan tau

tidak disalurkan sehingga ada dana yang menganggur didalam bank.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode One Way Anova

menunjukkan bahwa kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API yang diukur

dengan CAR, LDR, BOPO, ROA, ROE adalah sebagai berikut:

1. Kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API pada CAR tidak terlihat adanya

perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu

sebesar 0,803 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa belum

adanya peningkatan permodalan bank yang cukup besar ini berarti bank belum

memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko dan

kenaikan ATMR tidak diimbangi dengan peningkatan modal. Hal ini menunjukkan

bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik ini

menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak

mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi permodalan.

2. Pada rasio LDR terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai

signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,646 nilai signifikan lebih besar dari 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa bank belum bisa memberikan kredit yang dibutuhkan

oleh masyarakat dikarenakan ketidakmampuan bank yang belum bisa menghimpun

dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau

bank masih belum percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga

masih ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan

bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini

menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak

mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas.

3. Pada rasio ROA terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai

signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,074 nilai signifikan lebih besar dari 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa bank belum bisa memperoleh laba secara keseluruhan

dan belum memiliki posisi asset yang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa

kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan

Page 22: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak mempengaruhi

dunia perbankan khususnya dari laba dan asset perbankan.

4. Pada rasio ROE terlihat adanya perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai

signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,001 nilai signifikan lebih besar dari 0,05.

Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank

mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Hanya pada

rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun,

kebijakan API hanya bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga

menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang

saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden.

5. Pada Rasio BOPO terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari

nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,121 nilai signifikan lebih besar dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank masih sangat berhati-hati

mengelola bank sehingga perolehan laba bank belum maksimal. Itu artinya

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank belum berjalan dengan

baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah

perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun

kebijakan API belum banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya segi

manajemen perbankan.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode Paired sample T-

test menunjukkan bahwa kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API yang diukur

dengan CAR, LDR, BOPO, ROA, ROE adalah sebagai berikut:

1. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2004 terdapat rasio ROE

yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari nilai 0.05 yaitu 0.007,. Hal ini

menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank

mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio

ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun,

kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan

bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham

dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden, sedangkan

pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil

Page 23: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

dari 0.05 terdapat pada rasio LDR yaitu 0.000 Hal ini menunjukkan bahwa bank

bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun

dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat

atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga

tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan

bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini

menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah

mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. dan BOPO yaitu

0.001 Hal ini menunjukkan bahwa manajemen mampu mengelola bank sehingga

perolehan laba bank maksimal. Itu artinya kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasional bank sudah berjalan dengan baik. Hal ini juga menunjukkan

bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini

menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah banyak

mempengaruhi dunia perbankan khususnya segi manajemen perbankan..

2. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2005 tidak terdapat rasio

yang signifikan ini menunjukkan bahwa pada periode ini kebijakan API belum

banyak berpengaruh kepada dunia perbankan , sedangkan pada periode desember

tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada

rasio LDR yaitu 0.013. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit

yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar

untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah

percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana

menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan

API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa

untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan

khususnya dari segi likuiditas.

3. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2006 tidak terdapat rasio

yang signifikan, ini menunjukkan bahwa pada periode ini kebijakan API belum

banyak berpengaruh kepada dunia perbankan, sedangkan pada periode desember

tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada

rasio LDR yaitu 0.003 Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit

Page 24: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar

untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah

percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana

menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan

API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa

untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan

khususnya dari segi likuiditas.

4. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2004 terdapat rasio ROE.

Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan

bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada

rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2

tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga

menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada

pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar

deviden dan BOPO yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05. yaitu

0.038 dan 0.039. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sudah mampu

mengelola bank sehingga perolehan laba bank sudah maksimal. Itu artinya

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank sudah berjalan

dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API sudah menunjukkan

arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2

tahun kebijakan API telah banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya

segi manajemen perbankan. sedangkan pada periode desember tahun yang sama

tidak terdapat rasio yang signifikan ini menunjukkan bahwa pada periode ini

kebijakan API belum banyak berpengaruh kepada dunia perbankan

5. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2005 terdapat rasio CAR,

ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan permodalan bank yang cukup besar

ini berarti bank telah memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang

mengandung resiko dan kenaikan ATMR tidak diimbangi dengan peningkatan

modal. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah

perbaikan yang lebih baik ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun

kebijakan API telah banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi

Page 25: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

permodalan dan LDR yang memliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu

0.031 dan 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang

dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk

mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya

kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana

menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan

API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa

untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan

khususnya dari segi likuiditas, sedangkan pada periode desember tahun yang

sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR

yaitu 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang

dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk

mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya

kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana

menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan

API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa

untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan

khususnya dari segi likuiditas.

6. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2006 terdapat rasio ROE.

Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan

bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada

rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2

tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga

menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada

pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar

deviden dan LDR yang memliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.023

dan 0.002. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang

dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk

mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya

kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana

menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan

Page 26: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa

untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan

khususnya dari segi likuiditas. , sedangkan pada periode desember tahun yang

sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR

Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh

masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi

pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat

untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan

didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan

arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2

tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi

likuiditas, dan ROE yaitu 0.011 dan 0.003. Hal ini menunjukkan kenaikan laba

bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk

pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio ROE terdapat perubahan yang

lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API bisa berpengaruh

terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu

memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan

kemampuan bank untuk membayar deviden.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sugiarto, “Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat”, Bank

Indonesia, Jakarta, 2004.

Agus Sugiarto, “Mengapa Modal Minimum Bank Harus Rp 100 Miliar”, Bank

Indonesia, Jakarta, 2004.

Anonim, “Arsitektur Perbankan Indonesia”, Bank Indonesia, Jakarta, 2004.

Page 27: analisis kinerja kesehatan bank sebelum dan setelah arsitektur ...

Anonim, “Data Perbankan Indonesia Tahun 2006”, Direktorat Perizinan dan

Informasi Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta, 2006.

Etty M. Nasser dan Titik Aryati, “Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi

Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public”, ISSN : 1440-

2420, Jakarta, 1999.

Kasmir, “Manajemen Perbankan”, Ed-1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.

Nurul Wulansari, “Analsis Biaya Dana, Persentase Aktiva Produktif, Interest

Spread dan Pendapatan Bank Umum Swasta Nasional Devisa : Tingkat

Prediksi Pengelompokkan Bank Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan

Indonesia (API)“, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2005.

Ari Suparno, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Fokus dan Bank Tebatas dalam

Kerangka Arsitektur Pebankan Indonesia (API)”, Universitas Gunadarma,

Jakarta, 2006.

www.bi.go.id