Page 1
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Dwi Hani Utari
NIM: 151134041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Dwi Hani Utari
NIM: 151134041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa selalu memberikan berkat, rahmat,
serta perlindungan kepadaku setiap saat.
Kedua orang tuaku, bapak Ign Sukamto dan ibu Monica Wartiyem () yang
memberikan dukungan melalui doa dan selalu sabar memberikan semangat
sehingga aku mampu menyelsaikan sekolahku,
Kakakku Yohanes Eko Lisanto WIbowo yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan sekolahku.
Nenekku mbah Muji yang tak henti-hentinya selalu mendoakanku.
Tanteku Wahyu Widi Eningsih yang selalu memberian motivasi dan
dukungan dalam penyelesaian skripsiku.
Kekasihku Rizky Gumelar yang selalu memberikan motivasi dan semangat
dalam menyelesaikan tugas akhirku.
Bernadeta Putri Ismawati yang selalu mendoakanku dan memberikan
motivasi dalam penyelesaian tugas akhirku.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat.
Keluarga besar Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
MOTTO
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah
dalam doa.”
Roma (12:12)
“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya.”
Maria Dwi Hani Utari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juni 2019
Penulis
(Maria Dwi Hani Utari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Dwi Hani Utari
Nomor Mahasiswa : 151134041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Juni 2019
Yang menyatakan
(Maria Dwi Hani Utari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD NEGERI DI KABUPATEN BANTUL)
Maria Dwi Hani Utari
151134041
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan proses berpikir siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar yang
berada di Kabupaten Bantul. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi dilakukan
dengan meninjau indikator Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan analisis
soal Penilaian Tengah Semester (PTS) pada dimensi menganalisis, mengevaluasi,
mencipta sesuai pada taksonomi Bloom terevisi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model studi kasus.
Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar
Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui kuesioner
yang di isi siswa dan guru, wawancara guru pengampu pembelajaran tematik,
observasi proses pembelajaran dan dokumentasi. Triangulasi teknik dipilih untuk
menguji keabstrakan data hasil penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) desain RPP yang disusun oleh
guru kelas sudah memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2) guru
pengampu pembelajaran tematik dalam mengimplementasikan pembelajaran sudah
mengarah pada pembelajaran abad-21; dan (3) pelaksanaan penilaian kelas
(assesment) yang disusun oleh guru-guru belum mengarah pada pengukuran Higher
Order Thinking Skills (HOTS).
Kata kunci: keterampilan berpikir tingkat tinggi, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), pembelajaran tematik, pelaksanaan penilaian kelas (assesment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
ABSTRACT
ANALYSIS OF HIGH ORDER THINKING SKILLS ON THEMATIC
LEARNING ON CLASS V
(CASE STUDY IN ONE OF THE PRIVATE SCHOOL IN BANTUL REGENCY)
Maria Dwi Hani Utari
151134041
Sanata Dharma University
This research aimed to get representation of high order thinking skills and
the thinking process of student class V at one of elementary school located in Bantul
regency. The analysis of higher order thinking skill is carried out by reviewing
indicator of learning implementation plan (RPP) and analysis about midterm
assessment (PTS) on dimension analyzing, evaluate, create according on bloom’s
taxonomy revised.
This research was a qualitative with study case model. The main subject of
it was students of class V at one of elementary school in Bantul regency. The data
collecting techniques of it was questionnaire that filled in by students and teachers,
interview with thematic teacher learning, observation learning and documentation
process. Triangulation of techniques was selected the abstracts of the research data.
The research result showing that (1) RPP design that was arranged by
homeroom teacher it was already contains higher order thinking skills. (2) in
implement of thematic teacher learning it was already leads to 21th century. And (3)
implementation of class assessment (assessment) it was arranged by teachers has
not led to measurement Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Key words: high order thinking skill, learning implementation plan (RPP), thematic
learning, implementation of class assessment (assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Kelas
V (Studi Kasus Pada Salah Satu Sekolah Dasar Di Kabupaten Bantul).”
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penulisan ini peneliti menyadari banyak pihak yang telah
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd. selaku Wakil Ketua Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing I
yang telah saran, masukan, dorongan semangat, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dan mengarahkan penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang
telah memberi saran, dukungan, dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
6. Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing akademik yang
dengan sabar membimbing dan memotivasi dari awal perkuliahan hingga
akhir.
7. Segenap Dosen dan Staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma yang dengan penuh kasih membimbing dan melayani kami.
8. Segenap siswa kelas V di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul tahun
ajaran 2018/2019 yang telah bersedia membantu dalam proses observasi dan
pengisian kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
9. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2015, atas
kerjasama, usaha, dan keceriaan selama perkuliahan.
Selain ucapan terimakasih, penulis juga mengucapkan permohonan maaf karena
penulis menyadari akan adanya kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya
masukan, kritik dan saran guna memperbaiki penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 20 Juni 2019
Penulis
(Maria Dwi Hani Utari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
1.5 Definisi Operasional ............................................................................. 10
1.6 Asumsi Penelitian ................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 12
2.1.1 Teori-teori yang mendukung ...................................................... 12
a. Analisis ............................................................................... 12
b. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................................ 13
c. Berpikir ............................................................................... 31
d. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................................ 32
e. Landasan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
f. Lower Order Thinking Skills (LOTS) ................................. 39
g. Kurikulum 2013 .................................................................. 42
h. Hakikat Berpikir Kritis ....................................................... 56
i. Pembelajaran Tematik ......................................................... 57
j. Likert .................................................................................. 59
2.1.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................. 59
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 63
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 67
3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 69
3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 70
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 71
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 77
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas .......................................................... 80
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ....................................................................................... 88
4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP) ................................. 88
4.1.2 Langkah-Langkah Kegiatan Inti Pembelajaran ......................... 91
4.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas ............... 95
4.1.4 Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal ....... 103
4.1.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V .................................... 119
4.1.6 Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V .................................... 123
4.1.7 Hasil Wawancara Guru Kelas V ................................................ 126
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 128
4.2.1 Pembahasan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............ 128
4.2.2 Pembahasan Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas .............................................................. 134
4.2.3 Pembahasan Analisis Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi pada Soal (Penilaian Pembelajaran) .................. 139
4.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Kelas V dan Guru Kelas V ......................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiv
4.2.5 Pembahasan Hasil Wawancara Guru Kelas V ........................... 148
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 152
5.2 Keterbatasa Penelitian ......................................................................... 153
5.3 Saran .................................................................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 155
LAMPIRAN ................................................................................................... 158
RIWAYAT PENELITI ................................................................................. 236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Indikator HOTS ..................................................................... 34
Gambar 2.2 Bagan Indikator LOTS ...................................................................... 41
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian ................................................................... 62
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir .................................................................... 66
Gambar 3.1 Tahap – Tahap Penyusunan Skala Likert ........................................ 86
Gambar 4.1 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
PPKn ............................................................................................... 110
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Soal Essay Mata Pelajaran PPKn ............... 111
Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran PPKn ............. 112
Gambar 4.4 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
IPS ................................................................................................... 112
Gambar 4.5 Diagram Hasil Analisis Soal Essay Mata Pelajaran IPS ................... 113
Gambar 4.6 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP ............................................................................................... 114
Gambar 4.7 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP .............. 114
Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP ................................................................................................ 115
Gambar 4.9 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP .............. 116
Gambar 4.10 Diagram Hasil Analisis Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran
SBdP .............................................................................................. 116
Gambar 4.11 Diagram Hasil Analisis Soal Uraian Mata Pelajaran SBdP ............ 117
Gambar 4.12 Diagram Hasil Analisis Soal Keseluruhan HOTS ......................... 118
Gambar 4.13 Diagram Hasil Analisis Soal Keseluruhan LOTS ........................... 118
Gambar 4.14 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Siswa ...................................... 122
Gambar 4.15 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru ....................................... 125
Gambar 4.16 Analisis Kesimpulan Indikator Bahasa Indonesia Peneliti ............. 129
Gambar 4.17 Analisis Kesimpulan Indikator IPA Peneliti ................................... 130
Gambar 4.18 Analisis Kesimpulan Langkah – Langkah RPP .............................. 133
Gambar 4.19 Analisis Kesimpulan Pelaksanaan Pembelajaran ........................... 136
Gambar 4.20 Kegiatan Pada Proses Pembelajaran .............................................. 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvi
Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Siswa .................................................................. 139
Gambar 4.22 Analisis Kesimpulan Soal PTS ....................................................... 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir HOTS ......................................... 36
Tabel 2.2 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir .................................................... 41
Tabel 2.3 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir LOTS .......................................... 43
Tabel 2.4 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir .................................................... 43
Tabel 3.1 Indikator Kuesioner Guru dan Siswa ................................................... 78
Tabel 3.2 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas ......................................... 78
Tabel 3.3 Indikator Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan pada
Langkah Pembelajaran dalam RPP ...................................................... 79
Tabel 3.4 Indikator Analisis Pada Soal Penilaian Tengah Semester dan RPP
K13 ....................................................................................................... 79
Tabel 3.5 Hasil Interval Indeks Presepsi .............................................................. 87
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik .......................... 91
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kegiatan Inti Pada RPP Tematik .................................. 92
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pada Proses Pembelajaran .................... 96
Tabel 4.4 Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester (PTS) ......................... 104
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa ............................................................ 120
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Siswa ...................................................... 121
Tabel 4.7 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Siswa .................................................. 123
Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuesioner Guru ............................................................ 124
Tabel 4.9 Kriteria Hasil Hitung Pernyataan Kuesioner Guru .............................. 124
Tabel 4.10 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Guru ................................................ 125
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Guru Kelas ............................................................ 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ......................................................................... 159
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ................................. 160
Lampiran 3 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ...................................... 161
Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ........................................ 163
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ..................... 165
Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksnaan Pembelajaran ....... 167
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP ............................. 169
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS ..................... 170
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP ........................................ 172
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ......... 177
Lampiran 11 Hasil Kuesioner Siswa ..................................................................... 182
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa ...................................... 188
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa ................................. 193
Lampiran 14 Hasil Kuesioner Guru ..................................................................... 194
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ........................................ 197
Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru .................................. 199
Lampiran 17 Pedoman Wawancara Guru ............................................................ 200
Lampiran 18 Hasil Obsrvasi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 202
Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 205
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP ........................................................... 210
Lampiran 21 Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester ...................................... 211
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ........ 217
Lampiran 23 Hasil Hitung Analisis Soal Penilaian Tengah Semester ................. 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional yang digunakan
dalam penelitian. Kelima hal tersebut dipaparkan dalam sub bab berikut ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ditandai dengan persaingan antar negara dalam
berbagai aspek kehidupan termasuk sumber daya manusia. Kualitas sumber
daya manusia tidak hanya menentukan kemajuan suatu negara tetapi juga
menjadi penentu daya saing antar bangsa. Kondisi demikian mendorong
bidang pendidikan untuk terus berbenah menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan perlu di desain untuk mampu membekali siswa
supaya tanggap terhadap tantangan era globalisasi. Untuk menghadapi
tantangan tersebut, maka perlu melatih siswa agar mampu belajar secara
mandiri dan berkembang sesuai kemampuan bernalar serta berpikirnya.
Spears (dalam Suprijono, 2009: 2).
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu
mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam
bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya
baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas
tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan
prasarana pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
2
dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya
perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan
Indonesia yang lebih baik.
Dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik salah
satunya dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Perbaikan mutu
pendidikan dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui kurikulum yang
diberlakukan bagi siswa pada jenjang SD, SMP, maupun SMA. Selama
beberapa dekade ini kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan. Saat
ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum
2013 ini, siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif di kelas dan mandiri dalam
memecahkan suatu masalah di dalam kelas (Mulyasa, 2006: 4).
Pendidikan abad 21 dituntut untuk menekankan pada critical thinking
dan problem solving, creativity dan innovation, communication,
collaboration, serta global awarness (Marjohan, 2013:77). Dari ciri-ciri
tersebut diketahui bahwa kemampuan problem solving atau pemecahan
masalah menjadi salah satu hal yang harus diprioritaskan pada pendidikan
masa kini. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengubah
tingkah laku manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Salah satu
mata pelajaran yang memiliki peranan penting pada kemampuan pemecahan
masalah adalah matematika. Hal ini karena matematika merupakan suatu ilmu
yang dapat melatih kemampuan berpikir dan logika seseorang (Suherman,
2003: 253).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
3
Tujuan pendidikan Indonesia sebenarnya telah sesuai dengan hal yang
menjadi prioritas pendidikan abad 21. Menurut Permendiknas No 22 tahun
2006, salah satu tujuan mempelajari matematika adalah agar siswa memiliki
kemampuan memecahkan masalah. Namun demikian, hasil survei
Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan
bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam pemecahan masalah masih kurang.
Keterlibatan Indonesia dalam Programme for International Student
Assessment (PISA) adalah dalam upaya melihat sejauh mana program
pendidikan di negara kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia.
PISA merupakan suatu studi bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang
mengkaji kemampuan berpikir siswa pada rentang usia 15 tahun yang diikuti
oleh beberapa negara peserta, termasuk Indonesia. Program ini dikembangkan
untuk mengukur apakah siswa pada usia tersebut telah menguasai apa yang
seharusnya mampu dicapai, serta untuk mengetahui apakah siswa mampu
mengaplikasikan pengetahuaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Soal-
soal PISA bukan hanya menuntut kemampuan dalam penerapan konsep saja,
tetapi lebih kepada bagaimana konsep itu dapat diterapkan dalam berbagai
macam situasi. Wardhani (2015) mengemukakan bahwa soal PISA menuntut
kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Setiawan (2014)
mengemukakan soal PISA selain menuntut kemampuan penalaran juga
menuntut kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi dalam pengerjaannya.
Program ini dikembangkan untuk mengukur apakah siswa pada usia tersebut
telah menguasai apa yang seharusnya mampu dicapai, serta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
4
mengetahui apakah siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
Praktik Pembelajaran kurikulum 2013 menghendaki terciptanya
suasana pembelajaran yang ideal sesuai dengan kebutuhan siswa. Perubahan
paradigma pendidikan perlu dilakukan dalam proses pembelajaran secara
signifikan. Perubahan itu diantaranya dari satu arah menuju interaktif; dari
pasif menuju aktif-menyelidiki; dari abstrak menuju konteks dunia nyata; dari
kontrol terpusat pada guru menuju pembelajaran yang memberikan otonomi
dan kepercayaan kepada siswa; dan dari belajar hafalan faktual menuju
kemampuan berpikir kritis-kreatif. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
siswa mencari tahu dari berbagai sumber observasi, mampu merumuskan
masalah, melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) dan menekankan
pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Guru sebagai profesi memiliki tugas yang meliputi mendidik,
mengajar dan melatih peserta didik secara profesional sehingga dapat
mengantarkan peserta didiknya ke pencapaian tujuan pendidikan. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa. Sholeh (2006: 3) mengatakan bahwa guru tidak hanya mentransfer
ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki tugas untuk menanamkan nilai serta
membangun karakter peserta didik secara berkesinambungan.
Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan.
Penyempurnaan antara lain dilakukan pada standar isi yaitu mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
5
materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir
kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan
lainnya juga dilakukan pada standar penilaian. Model-model penilaian pada
Kurikulum 2013 mengadaptasi model-model penilaian standar internasional.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk
berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran. Menurut Hatta
(2006: 91) High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses
berpikir siswa dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari
berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti
metode problem solving Krulik dan Rudnick (1998).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi berdasarkan taksonomi Bloom
adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif hierarki tinggi. Secara
hierarki taksonomi Bloom membagi domain kognitif menjadi enam dimensi
atau level berpikir dengan berbagai strukturnya (Hatta, 2006: 97-99), yakni
(1) Knowledge (Pengetahuan), (2) Comprehension (Pemahaman), (3)
Application (Penerapan), (4) Analysis (Analisis), (5) Synthesis (Sintesis), (6)
Evaluation (Evaluasi).
Salah satu kemampuan high order thinking yang dituntut untuk diasah
pada abad 21 adalah kemampuan analisis. Hal ini sejalan dengan
Areesophonpichet (2013: 2) yang menyatakan bahwa kemampuan analisis
menjadi salah satu kemampuan penting yang harus dikuasai oleh peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
6
didik di abad 21, khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kemampuan analisis ini perlu diasah agar peserta didik meningkatkan “high
order thinking” mereka, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kualitas
diri mereka sendiri, membangun inovasi sendiri dan menjadi pemimpin yang
efektif di masyarakat. Oleh karena itu, kemampuan analisis dianggap sebagai
salah satu kemampuan yang penting untuk lulusan. Namun, kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa kemampuan analisis ini masih belum terasah.
Pentingnya memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa
SD yaitu agar siwa mempunyai bekal untuk masa depan. pernyataan tersebut
didukung oleh teori (Gelven & Stewart (dalam Sani, 2019: 45)) yaitu sekolah
harus mengajarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dalam upaya
mempersiapkan lulusan untuk bekerja dan belajar seumur hidup.
Sesuai yang dijelaskan oleh Zubaidah (2016: 3) bahwa melalui
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa diharapkan dapat menghubungkan,
memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah pada situasi
baru. Bagaimana keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa,
guru dapat mengetahui siswa berada pada level/tingkatan mana. Berdasarkan
hal tersebut, guru sebagai pengajar dapat memanfaatkan informasi tersebut
untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar dan dapat menggunakan
informasi tersebut untuk menemukan solusi untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
Jalur yang terbaik untuk mengembangkan keterampilan HOTS adalah
melalui jalur pendidikan formal. Pendidikan formal sampai saat ini masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
7
cenderung melatih siswa sekedar menghafal fakta, sehingga kebanyakan
siswa terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalah-masalah yang
menuntut pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif (Heong dkk,
2011). Siswa kurang mampu dalam keterampilan menghubungkan konsep/
materi pelajaran yang mereka pelajari dengan pengetahuan yang
pemanfaatannya masih banyak temukan dalam proses belajar-mengajar di
sekolah.
Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di SD adalah
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulis, sekaligus mengembangkan kemampuan beripikir kritis
dan kreatif. Pembelajaran tematik tersebut memadukan anatara berbagai
berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu
(Abdul, 2014: 18). Namun dalam pembelajaran tematik terdapat berbagai
permasalahan di lapangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa RPP
sudah menunjukkan RPP model tematik, ditandai dengan sudah
dicantumkannya tema. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran, guru masih
mengalami kesulitan dalam menyamarkan sekat antar mata pelajaran. Pada
tahap penilaian, guru sudah menerapkan penilaian proses dan hasil.
Hambatan-hambatan dalam implementasi model pembelajaran tematik yaitu
guru kesulitan menyamarkan sekat antar mata pelajaran karena masih
berdasarkan jadwal pelajaran, menciptakan suasana aktif dan kreatif di kelas,
keterbatasan alat peraga yang mendukung proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
8
Berbagai uraian yang telah disampaikan peneliti tersebut menjadi
alasan peneliti akan melaksanakan penelitian pengembangan di salah satu
Sekolah Dasar Kabupaten Bantul. Maka peneliti memilih judul “Analisis
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Siswa
Kelas V (Studi Kasus pada Salah Satu Sekolah Negeri di Kabupaten Bantul)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana perencanaan pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu
SD Negeri di Kabupaten Bantul kelas V?
1.2.2 Bagaimana penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul
kelas V?
1.2.3 Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi di salah satu SD Negeri di
Kabupaten Bantul kelas V?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) di salah satu SD Negeri di Kabupaten Bantul kelas V.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan sejauh mana kegiatan pembelajaran siswa kelas V
pada pembelajaran tematik di salah satu Sekolah Dasar Kabupaten Bantul
telah mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
1.3.3 Untuk mendeskripsikan sejauh mana pelaksanaan penilaian kelas
(assesment) pada siswa kelas V di salah satu Sekolah Dasar Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
9
Bantul telah mengarah pada indikator pengukuran keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Guru
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang inovatif dan menarik
perhatian siswa.
b. Menciptakan susasana pembelajaran yang menyenangkan.
1.4.2 Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah
bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan mampu memberikan
referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah
informasi bagi guru, terutama guru pengampu mata pelajaran tematik
sehingga dapat merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
melakukan proses pembelajaran dan proses penilaian yang tidak hanya
menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat membentuk
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap siswa.
1.4.4 Bagi Peneliti
Memberikan ilmu pengetahuan yang baru, wawasan maupun pengalaman
yang sangat berharga sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan untuk penelitian lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
10
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Berpikir Tingkat Tinggi berfokus pada abad 21 yang meliputi 4C adalah
proses berpikir yang fokus pada keterampilan (1) creativity and innovation
yaitu siswa mampu berpikir kreatif, (2) critical thinking and problem
solving yaitu siswa mampu berpikir kritis dan mampu beragumen, (3)
collaboration siswa mampu bekerjasama, dan (4) communication yaitu
siswa mampu berkomunikasi.
1.5.2 Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) adalah kemampuan siswa
untuk menguraiakan sesuatu hal menjadi sederhana. Kegiatan berpikir ini
termasuk dalam ranah kognitif yang disesuaikan dengan susunan dalam
Taksonomi Bloom pada tahap C4 sampai dengan C6.
1.5.3 Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang memadukan konsep pembelajaran
menjadi tiga yang meiputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan
adanya:
a. Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
b. Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran) adalah proses hubungan
timbal balik antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Standar Penilaian (Penilaian Kelas) adalah kegiatan pengukuran yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sejauh mana
keberhasilan guru dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
11
meliputi kemampuan berpkir tingkat tinggi yaitu menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
1.5.4 Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan beberapa
pengalaman bermakna kepada siswa.
1.6 Asumsi Penelitian
Asumsi pada penelitian ini adalah:
1.6.1 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada indikator
perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas V.
1.6.2 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada proses
perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V melalui
aspek 4C dengan siswa fokus dalam kemampuan yang meliputi Critical
Thinking (berpikir kritis), Collaborative (kolaborasi), Creativity
(kreativitas), Communication (komunikasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian pada bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian yang
relevan, dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Peneliti menuliskan teori yang mendukung berdasarkan penelitian.
Peneliti kemudian akan mengambil kesimpulan dari setiap teori yang
dituliskan. Teori tersebut meliputi (1) Berpikir Tingkat Tinggi 4C, (2) Higher
Order Thinking Skills/ keterampilan berpikir tingkat tinggi, (3) Lower Order
Thinking Skills/keterampilan berpikir tingkat rendah, (4) Kurikulim 2013.
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
a. Analisis
Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,
duduk perkara, dan sebagainya) (Alwi, 2015). Kegiatan analisis dalam
penelitian ini adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan kepada peserta
didik kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul dalam soal-
soal Penilaian Tengah Semester (PTS), perencanaan maupun kegiatan
proses belajar mengajar pada pembelajaran tematik untuk mengetahui
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik berdasarkan teori Anderson
dan Krathwohl.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
13
b. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
a) Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Berpikir dapat dikatakan memegang peran dalam melakukan,
memecahkan, dan memutuskan persoalan yang sedang atau telah
dihadapi. Berpikir terjadi karena suatu aktivitas untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang ingin dikehendaki. Berpikir juga erat
hubungannya dengan daya kemampuan yang lain seperti tanggapan,
ingatan, pengertian, dan perasaan.
Berpikir merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan upaya
untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah untuk
mendapatkan suatu penyelesaian atau jalan keluar. Bentuk proses
berpikir yang dimiliki oleh setiap orang untuk memecahkan suatu
masalah tidak harus sama, akan tetapi dapat disesuaikan dengan
masalah yang dihadapi.
Berpikir merupakan proses yang menghasilkan representasi
mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan
interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti
penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah
menurut Solso (dalam Novirin: 2014).
Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan
peserta didik untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara
tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru hal
tersebut dipaparkan oleh Adi W. Gunawan (dalam Novirin: 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
14
Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “Higher
order thinking occurs when a person takes new information and
information stored in memory and interrelates and/or rearranges and
extends this information to achieve a purpose or find possible answers
in perplexing situations” Tran Vui (dalam Novirin: 2014) Artinya,
kemampuan berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika seseorang
mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan di
dalam ingatannya dan menghubungkannya dan/ atau menata ulang dan
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan
ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit
dipecahkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berpikir
yang tidak hanya sekedar menuntut peserta didik untuk menghafal dan
menyampaikan kembali informasi yang diperoleh. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi menuntut peserta didik agar mampu menghubungkan,
memanipulasi, serta mentransformasikan pengalaman dan pengetahuan
yang sudah dimiliki untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan
baru yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari secara kritis,
logis, dan sistematis.
Menurut Anderson & Krathwohl (dalam Suwarto: 2013)
mengungkapkan tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam
kategori proses yaitu: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Kategori mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
15
sangat berhubungan dengan proses daya ingat, sedangkan kelima
kategori yang lain berhubungan dengan proses transfer Adapun
klasifikasi kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Anderson dan
Krathwohl adalah sebagai berikut:
i. Mengingat, kategori mengingat merupakan kategori dimana terjadi
kembali aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang peserta didik. Dua proses yang berkaitan
dengan kategori ini adalah menyadari dan mengingat kembali.
ii. Memahami, peserta didik dikatakan mampu memahami jika peserta
didik tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan-pesan atau
petunjuk-petunjuk dalam soal yang dihadapinya. Peserta didik akan
lebih mudah untuk memahami suatu hal jika pengetahuan baru
yang sedang mereka pelajari diintegrasikan dengan skema-skema
dan kerangka kerja yang telah mereka kenali sebelumnya. Proses
kognitif yang termasuk kedalam kategori memahami adalah
menginterpretasikan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan.
iii. Menerapkan, kategori ini meliputi penggunaan prosedur atau cara
kerja tertentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan
suatu masalah. Oleh karena itu, kategori ini sangat erat kaitannya
dengan pengetahuan prosedural. Kategori ini terdiri atas dua proses
yaitu: proses melaksanakan dan proses mengimplementasikan.
iv. Menganalisis, kemampuan menganalisis adalah usaha mengurai
suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
16
hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara
keseluruhan. Proses yang termasuk dalam kategori ini adalah
proses membedakan, proses mengorganisasi, dan proses
menghubungkan.
v. Mengevaluasi, kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindakan
membuat suatu penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standar
tertentu. Kriteria yang sering digunakan dalam mengevaluasi
adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Standar penilaian yang
sering digunakan adalah standar kuantitatif maupun standar
kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses memeriksa dan
proses mengritik.
vi. Menciptakan, proses menciptakan adalah proses mengumpulkan
sejumlah elemen tertentu menjadi satu kesatuan yang koheren dan
fungsional. Proses-proses yang termasuk ke dalam kategori ini
adalah memunculkan, merencanakan, dan menghasilkan. Proses-
proses tersebut biasanya dikoordinasikan dengan pengalaman
belajar yang sebelumnya sudah dimiliki oleh peserta didik.
Keenam tahapan di atas kemudian dibagi oleh Anderson dan
Krathwohl ke dalam dua kategori, yaitu: kemampuan berpikir tingkat
rendah (Lower Order Thinking) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking). Kemampuan yang termasuk LOT adalah
kemampuan mengingat (remember), memahami (understand), dan
menerapkan (apply), sedangkan HOT meliputi kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
17
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan
(create).
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini teori yang
digunakan adalah teori Anderson dan Krathwohl. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kemampuan peserta didik
pada tahap menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
b) Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, indikator memiliki
makna sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau
keterangan (Kemendiknas, 2008). Seseorang dikatakan memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi tentunya berdasarkan kepada
beberapa indikator yang sesuai dengan tahapan dalam kemampuan
berpikir tingkat tinggi, yaitu: tahap menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan.
Gunawan (dalam Novirin: 2014) menyatakan bahwa “indikator
yang digunakan sebagai ciri dari kemampuan berpikir tingkat tinggi
dapat diamati dalam aspek kognitif peserta didik yaitu pada tingkat
analisis, sintesis, dan evaluasi”. indikator kemampuan berpikir tingkat
tinggi adalah sebagai berikut:
a) Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan
suatu materi atau informasi menjadi komponenkomponen yang lebih
kecil sehingga mudah dipahami. Indikatornya adalah: 1) Membuat
pertanyaan-pertanyaan tentang topik; 2) Melakukan penyelidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
18
tentang topik; 3) Membuat bagan untuk menjelaskan topik; 4)
Membuat grafik untuk menjelaskan topik; 5) Meninjau untuk
menemukan criteria; 6) Menyiapkan laporan tentang materi.
b) Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian atau
komponen menjadi suatu bentuk yang lengkap dan unik.
Indikatornya adalah: 1) Membuat model untuk menjelaskan ide baru;
2) Merancang sebuah rencana tentang topik; 3) Membuat hipotesis
tentang topik; 4) Mengubah pola lama menjadi pola baru; 5)
Mengajukan sebuah metode barupa topik; 6) Memberikan judul baru
pada materi.
c) Evaluasi adalah kemampuan untuk menentukan nilai suatu materi
untuk tujuan tertentu. Indikatornya adalah: 1) Membuat daftar
kriteria yang akan digunakan untuk menilai; 2) Melakukan debat
mengenai topik; 3) Melakukan diskusi mengenai topik;4)
Menyiapkan sebuah studi kasus untuk menjelaskan pemikiran
mengenai topik; 5) Membuat sebuah kesimpulan umum tentang
topik.
Menurut Resnick (dalam Lewy: 2009) menjelaskan bahwa
karakteristik berpikir tingkat tinggi memiliki indikator sebagai
berikut:
a) Non algorithmic;
b) Cenderung kompleks;
c) Memiliki solusi yang mungkin lebih dari satu (open ended
approach);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
19
d) Membutuhkan usaha untuk menemukan struktur dalam
ketidakteraturan
A revision of Bloom's Taxonomy: an overview– Theory Into
Practice (dalam Krathwohl & Anderson: 2015) menyatakan bahwa
indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
meliputi:
a) Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebihkecil
untuk mengenali pola atau hubungannya;
2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yang rumit;
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
b) Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang sesuai atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya;
2) Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian;
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
c) Mencipta
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap
sesuatu;
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
20
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi
struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah indikator yang disampaikan oleh
Krathwohl yang meliputi keterampilan berpikir dalam menganalisis,
keterampilan berpikir dalam mengevaluasi, dan keterampilan berpikir
dalam mencipta.
c) Kategori-kategori dalam Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Terdapat tiga dimensi kognitif pada Taksonomi Bloom yang
direvisi oleh Anderson dan Karthwohl yang masuk sebagai indikator
keterampilan tingkat tinggi yakni : menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Indikator tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai
berikut :
i. Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan materi
menjadi bagian-bagian kecil dan mampu menentukan bagaimana
hubungan antara bagian-bagian dan struktur keseluruhannya.
Kategori proses menganalisis ini meliputi proses kognitif mampu
membedakan dan mengorganisasi.
1. Membedakan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan membedakan bagian materi pelajaran yang relevan
dari yang tidak relevan.
2. Mengorganisasikan adalah menentukan cara untuk menata
informasi penting yang telah didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
21
ii. Mengevaluasi didefinisikan sebagai sesuatu yang membuat
keputusan berlandaskan kriteria dan standar. Kriteria yang sering
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi.
Masing-masing kriteria yang di pilih tersebut ditentukan oleh
siswa. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif yang
memeriksa keputusan-keputusan yang sudah diambil berdasarkan
kriteria internal dan mampu mengkritik keputusan-keputusan
yang diambil berdasarkan kriteria eksternal.
1. Memeriksa, proses memeriksa terjadi ketika siswa menguji
apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis-premisnya
atau tidak, apakah data-data yang diperoleh mendukung atau
menolah hipotesis atau apakah masing-masing materi
pelajaran berisikan bagian-bagian yang bertentangan.
2. Mengkritik, mengkritik melibatkan proses penilaian suatu
prosuk atau proses berdasarkan kriteria eksternal. Dalam
mengkritik, siswa sebelumnya mencari hal positif maupun
negatif dari suatu produk yang akan dibuat berdasarkan ciri-
ciri yang sudah ditemukan. Kegiatan mengkritik ini
merupakan inti dari apa yang dikenal sebagai berpikir kritis.
iii. Mencipta merupakan proses menyusun beberapa elemen menjadi
sebuah keseluruhan yang koheran atau fungsional. Tujuan yang
diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut siswa untuk
membuat suatu produk baru dengan mengorganisasikan suatu
pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
22
mencipta (kreatif) dapat dibagi ke dalam tiga proses kognitif
sebagai berikut :
1. Merumuskan merupakan tahap divergen dimana siswa
memikirkan berbagai solusi ketika siswa berusaha memahami
tugas.
2. Merencanakan merupakan tahap dimana siswa berpikir
konvergen, siswa merencanakan berbagai metode dan solusi
kemudian dapat mengubahnya menjadi suatu rencana aksi.
3. Memproduksi yakni siswa mulai melaksanakan rencana
dengan mencari solusi.
d) Macam-macam Berpikir Tingkat Tinggi (4C)
Menurut Zubaidah (2016:3) kompetensi yang penting diajarkan
pada siswa dalam konteks bidang studi inti dan tema pada abad-21
adalah keterampilan 4C yang terdiri dari Critical Thinking/ Berpikir
Kritis, Collaborative/ Kolaborasi, Creativity/ Kreativitas,
Communication/ Komunikasi
i. Critical Thinking/ Berpikir Kritis
Sukmadinata (2004, hlm. 54) berpikir kritis adalah suatu
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan
keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah. Berpikir
kritis juga bisa diartikan sebagai proses mental untuk
menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
23
didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau
komunikasi (Nurcahyo, 2005). Menurut Setyowati (2011)
kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki
peserta didik untuk membuat perbandingan terhadap dua
informasi atau masalah dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan baru melalui pengujian terhadap gejala-gejala
menyimpang dan kebenaran ilmiah. Berdasarkan pendapat dari
para ahli tersebut bisa di simpulkan bahwa berpikir kritis itu
adalah suatu upaya sadar yang dilakukan manusia dengan cara
terlebih dahulu mengetahui, bertanya, menjawab, dan mampu
memberikan atau membuat suatu gagasan baru hasil dari
perpaduan pengetahuan yang didapatkan.
Menurut Zubaidah (2016, hlm. 3) kompetensi yang
diperlukan di abad ke21 yaitu “The 4Cs” communication,
collaboration, critical thinking, dan creativity. Zubaidah (2016,
hlm. 3) mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis
merupakan keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad
ke-21, mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,
mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan
dikuasai. Definisi tersebut dapat mengungkap beberapa hal
penting, berpikir kritis difokuskan ke dalam pengertian sesuatu
yang penuh kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan
dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk membuat
keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
24
Berdasarkan definisi yang dipaparkan para ahli tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan
yang sudah seharunya dimiliki oleh setiap orang karena
keterampilan ini akan sangat berguna dalam kehidupan individu
terutama dalam menghadapi atau memecahkan suatu
permasalahan yang sedang dihadapi.
ii. Collaborative/Kolaborasi
Collaborative Learning Techniques (dalam Elizabert E.
Barkley) mengatakan berkolaborasi berarti bekerja bersama-sama
dengan orang lain. Praktik pembelajaran kolaboratif berarti
bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk
mencapai tujuan pembelajaran bersama. Pembelajaran kolaboratif
berarti belajar melalui kerja kelompok, bukan belajar dalam
kesendirian.
Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok
yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,
sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya,
untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota. Collaborative Learning dilandasi oleh pemikiran
bahwa kegiatan belajar hendaknya mendorong dan membantu
peserta didik dalam membangun pengetahuan sehingga mencapai
pemahaman yang mendalam. Lebih lanjut, Fall menambahkan
bahwa dengan belajar secara berkelompok, selain dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
25
meningkatkan motivasi dan minat siswa, juga dapat
meningkatkan dan mengembangkan cara berpikir kreatif. Hal ini
terkait dengan peningkatan tanggung jawab peserta didik dalam
belajar secara berkelompok sehingga dapat menciptakan
seseorang yang berpikir kreatif (Nizar, 2012).
Collaborative Learning didasarkan pada epistimologis
yang berbeda dan berasal dari konstruktivisme sosial. Matthews
memotret esensi filosofis yang mendasari pembelajaran
kolaboratif dengan menyatakan “Collaborative Learning bisa
berlangsung apabila pendidik dan peserta didik bekerja sama
menciptakan pengetahuan”. Collaborative Learning adalah
paedagogi yang pusat letaknya dalam asumsi bahwa manusia
selalu menciptakan makna bersama dan proses tersebut selalu
memperkaya dan memperluas wawasan mereka.
Proses belajar secara kolaborasi atau Collaborative
Learning. Menurutnya, penekanan Collaborative Learning bukan
hanya sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi lebih
kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses
komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Menurut Kemp,
Collaborative Learning itu meliputi kemampuan sosial dan
kemampuan pembelajaran. Ini menggabungkan 3 konsep, yaitu
tanggung jawab individu (individual accountability), keuntungan
kelompok (group benefit), dan pencapaian kesuksesan yang sama
(equal achievement of success). “Tujuan dari Collaborative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
26
Learning adalah meningkatkan interaksi siswa dalam memahami
suatu tugas serta siswa mampu mengeksplorasikan apa saja yang
ada dalam pikirannya” (Gunawan, 2014: 8). Barkley, Cross &
Major (2014) menjelaskan bahwa di dalam pembelajaran
kolaboratif, diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok belajar yang setiap anggota kelompok
tersebut harus bekerja sama secara aktif untuk meraih tujuan yang
telah ditentukan dalam sebuah kegiatan dengan struktur tertentu
sehingga terjadi proses pembelajaran yang penuh makna.
Langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran
kolaboratif menurut Barkley, Cross & Major (2014: 9) terdiri dari
lima langkah, yaitu: a) mengorientasikan siswa; b) membentuk
kelompok belajar; c) menyusun tugas pembelajaran; d)
memfasilitasi kolaborasi siswa; dan e) memberi nilai dan
mengevaluasi pembelajaran kolaboratif yang telah dilaksanakan.
Gokhale mendefinisikan bahwa “Collaborative Learning”
mengacu pada metode pengajaran dimana siswa dalam satu
kelompok yang bervariasi tingkat kecakapannya, bekerja sama
dalam kelompok kecil yang mengarah pada tujuan bersama.
Sedangkan menurut Keohane berpendapat bahwa kolaborasi
adalah bekerja bersama dengan yang lain, bekerja dalam satu
team, dan di dalamnya bercampur di dalam satu kelompok
menuju keberhasilan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
27
Beberapa pendapat para ahli di atas peneliti mengambil
kesimpulan bahwa pengertian Collaborative Learning ialah suatu
model pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami
materi pembelajaran dengan membentuk siswa dalam satu
kelompok untuk bekerja sama memecahkan masalah dalam
mencapai tujuan pembelajaran dengan kecakapan yang bervariasi
serta para siswa mampu mengaktualisasikan pemikirannya.
iii. Creativity/ Kreativitas
Kreativitas mempunyai definisi yang banyak sekali.
Definisi kreativitas juga bergantung pada dasar teori yang
menjadi acuan para pakar. Barron (dalam Ali & Aron, 2006)
mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu baru.
Solso, Maclin & Maclin (2007: 444) memberi definisi
kreativitas sebagai suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan
suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan
dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang
menurut penggunaannya). Torrance (dalam Ali & Asrori, 2006:
41) mendefinisikan kreativitas sebagai proses kemampuan
memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan
dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan
mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta dapat memodifikasi dan
menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
28
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh para
tokoh psikologi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
definisi kreatif adalah kemampuan menghasilkan suatu gagasan
dengan berbagai macam alternatif dan beberapa proses kreatif
yang didukung oleh lingkungan sekitar.
iv. Communication/ Komunikasi
Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin communication dan perkataan ini bersumber pada kata
communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini
sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang
sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini
adalah sama dalam arti kata sama makna yaitu sama makna
mengenai suatu hal. Kesamaan makna dalam proses komunikasi
merupakan faktor penting karena dengan adanya kesamaan makna
antara komunikan dan komunikator maka komunikasi dapat
berlangsung dan saling memahami.
Trenholm & Jensen (dalam Fajar, 2009: 31), komunikasi
merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan
kepada penerima melalui beragam saluran. Suatu proses yang
mentransmisikan pesan kepada penerima pesan melalui berbagai
media yang dilakukan oleh komunikator adalah suatu tindakan
komunikasi. Menurut Weaver (dalam Fajar, 2009: 32)
komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pemikiran seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
29
yang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Effendy (2002:
60), menjelaskan bahwa komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna
sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,
harapan, himbauan, dan sebagai panduan yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka
maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah
sikap, pandangan atau prilaku.
Berdasarkan bendapat dari beberapa ahli di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah
kegiatan yang dilakukan dengan lebih dari satu orang guna untuk
menyampaikan pesan-pesan secara langsung maupun tidak
langsung.
e) Taksonomi Bloom Sebagai Landasan Berpikir Tingkat Tinggi
Bloom membagi domain kognitif dalam kemampuan berpikir
tingkat tinggi menjadi enam dimensi atau level berpikir dengan
berbagai strukturnya, yakni: (1) Pengetahuan/ Knowledge, (2)
Pemahaman/ Comprehension, (3) Penerapan/ Application, (4)
Analisis/ Analysis, (5) Sintesis/ Synthesis, (6) Evaluasi/ Evaluation.
Taksonomi Bloom dapat diolah menjadi strategi pembelajaran
ataupun teknik pembeljaran yang menjadi pedoman tindakan guru
dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan tingkatan kognitif
tersebut (Saputra, 2006: 97 – 99).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
30
Dalam Taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh
Anderson dan Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif
yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau
higher order Thinking skills. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa,
aspek evaluasi, dan aspek mencipta. Sedangkan tiga aspek lain dalam
ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami dan aspek
aplikasi masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau
lower order Thinking skills.
Fenomena pendidikan dewasa ini lebih sering menekankan
tujuan pendidikan. Ada begitu banyak tujuan pendidikan, dua dari
sekian banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi
dan mentransfer (Anderson & Krathwohl, 2015: 94). Meretensi adalah
kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu
tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Sedangkan mentransfer
adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari
guna menyelesaikan masalah-masalah baru atau memudahkan proses
mempelajari materi pelajaran baru yang kemudian dapat dikatakan
sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan
untuk mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan
pendidikan yang menanamkan kemampuan mentransfer lebih sulit
dirumuskan, diajarkan, dan diakses (Anderson, 2015: 96). Tujuan
pendidikan ini yang paling penting untuk dirumuskan adalah
menumbuhkan kemampuan perpikir tingkat tinggi pada siswa Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
31
Dasar, sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal dan mengingat
materi pelajaran melainkan siswa mampu memecahkan suatu masalah
dengan berpedoman pada materi pembelajaran yang sudah didapatkan.
c. Berpikir
Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional, dan
terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus
dipecahkan (Ahmadi, 2009: 83). Dengan demikian, dalam berpikir itu
seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam
rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Pengertian itu
merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir. Dalam
pemecahan persoalan individu membeda-bedakan, mempersatukan, dan
berusaha menjawab pertanyaan: mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana,
dan lain sebagainya.
Woodworth & Marquis (dalam Suryabrata, 1998: 54). Pada pendapat
yang akhir itu dikemukakan dua kenyataan, yaitu:
1. Bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi subyek yang berpikir aktif, dan
2. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan
motoris, Walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu; berpikir itu
menggunakan abstraksi-abstraksi atau “ideas”.
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara
mental atau secara kognitif. Secara formal, berpikir adalah penyusunan
ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun
simbol-simbol yang disimpan dalam longterm memory.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
32
Biasanya kegiatan berpikir dimulai ketika muncul keraguan dan
pertanyaan untuk dijawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah
yang memerlukan pemecahan. Menurut Charles S. Pierce sebagaimana
dikutip oleh Ismienar et al. (2009), dalam berpikir ada dinamika gerak dari
adanya gangguan suatu keraguan (irritation of doubt) atas kepercayaan atau
keyakinan yang selama ini dipegang, lalu terangsang untuk melakukan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat
dilukiskan menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 1998: 54).
d. Higher Order Thinking Skills (HOTS)
1. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order thinking skills
adalah kemampuan dalam memahami dan menemukan solusi terhadap
suatu permasalahan dengan cara yang bervariasi (berbeda) dengan yang
biasanya (divergen) dari sudut pandang berbeda sesuai kemampuan
setiap siswa (Fitriani & Windayana, 2015). HOTS merupakan
keterampilan lebih dari sekadar mengingat, memahami dan
mengaplikasikan pengetahuan (Rosnawati, 2009) siswa juga ditantang
untuk menafsirkan, menganalisis atau memanipulasi informasi
Newmann (dalam Winarni, dkk. 2016) yang memungkinkan siswa
dapat menemukan solusi dari permasalahan pembelajaran bahkan dunia
nyata (Ramos et al, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
33
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills)
didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih luas untuk
menemukan tantangan yang baru. Berpikir merupakan suatu proses
simbolis (representasi mental) untuk memanipulasi informasi sehingga
berguna untuk memecahkan suatu masalah tertentu dan dapat
menghasilkan ide-ide kreatif. Berpikir juga disebut sebagai proses
memecahkan masalah. Plotnik memaparkan bahwa berpikir seringkali
disamakan artinya dengan reasoning, yang berarti suatu proses mental
yang melibatkan pengetahuan siswa untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang mencakup pemecahan masalah, perencanaan, dan
pengambilan keputusan (Heong, dkk, 2011).
High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses
perpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang
dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi
pembelajaran seperti metode problem solving (Krulik & Rudnick,
1998). Wardana mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat
tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mentaldalam
usaha mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif, dan kreatif
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu, memperoleh pengetahuan
yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.
Arikunto (2014) menyatakan bahwa ada delapan aspek yang
berasosiasi dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu:
a) Tidak hanya seorangpun yang dapat berpikir sempurna atau tidak
dapat berpikir setiap saat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
34
b) Mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu;
c) Mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya;
d) Berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar;
e) Terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif,
dan praktis;
f) Ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
g) Keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses
yang terlibat dalam berpikir;
h) Metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi.
Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil
informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling
berhubungan sehingga mampu menata kembali dan memperluas
informasi ini untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan jawaban
yang mungkin dalam situasi membigungkan.
Gambar 2.1 Bagan Indikator HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
35
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking
Skill – HOTS) merupakan proses berpikir yang tidak hanya sekedar
menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
menghubungkan memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan
ilmiah serta pengalaman pendidik yang sudah dimiliki untuk berpikir
secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan suatu keputusan
maupun memecahkan masalah pada situasi baru.
Anderson dan Krathwohl (2001) Mengklasifikasikan dimensi
proses berpikir pada Tabel sebagai berikut:
HOTS
(Higer Order
Thinking Skills)
Mengkreasi Mengkreasi ide atau
gagasan sendiri.
Kata kerja: desain,
mengkonstruksi,
kreasi,mengembangkan,
menuis,
memformulasikan.
Mengevaluasi Mengambil keputusan
sendiri.
Kata kerja: evaluasi,
menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih,
mendukung.
Menganalisis Menspesifikasikan
aspek-aspek atau elemen.
Kata kerja: menguji,
membandingkan,
memeriksa, mengkritisi,
LOTS
(Lower Order
Thinking Skills)
Mengaplikasi Mengutamakan informasi
pada domain berbeda.
Kata kerja:
menggunakan,
mendemonstrasikan,
mengilustrasikan,
mengoperasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
36
Memahami Menjelaskan ide atau
konsep.
Kata kerja: menjelakan,
mengklasifikasi,
menerima, melaporkan.
Mengetahui Mengingat kembali.
Kata kerja: mengingat,
mengulang, menirukan.
Sumber : Anderson & Kratthwohl (2001)
Tabel 2.1 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir
2. Pengertian Taksonomi Bloom
Kata “taksonomi” diambil dari bahasa Yunani tassein yang
mengandung arti “untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti
“aturan”. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu (Kuswana, 2012: 2). Sujoko &
Darmawan (2016: 30) mendefinisikan taksonomi merupakan sebuah
kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang
digunakan untuk memprediksi kemampuan yang dimiliki peserta didik
dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian taksonomi yang diungkapkan para ahli
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
taksonomi adalah pengelompokan berdasarkan tingkatan.
Pengelompokkan dalam penelitian ini berkaitan dengan tingkat
pemahaman pengetahuan peserta didik dalam belajar. Taksonomi
belajar dalam domain kognitif yang dilakukan adalah taksonomi
Bloom. Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar dalam
enam kategori, yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis, sistesis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
37
evaluasi. Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan
tingkat paling rendah (C1): pengetahuan, sampai (C6) evaluasi (Sani,
2016: 103).
3. Landasan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan
pada tahun 1956 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl
pada tahun 2001. Pada awalnya taksonomi Bloom menggunakan kata
benda yaitu pengetahuan, pemahaman, terapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Setelah direvisi menjadi mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Basuki & Hariyanto, 2016:
12-14).
Dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi
bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order
thinking. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek analisa, aspek evaluasi, dan
aspek mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek
mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi (menerapkan) masuk
dalam bagian berpikir tingkat rendah atau lower order thinking (Suyono
& Hariyanto, 2014: 167).
Anderson& Krathwohl (2010: 99-133) menjelaskan masing-
masing indikator dalam taksonomi Bloom (revisi) sebagai berikut:
a) Mengingat
Proses mengingat merupakan mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang. Jika tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
38
pembelajarannya merupakan meumbuhkan kemampuan untuk
meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan, maka
mengingat adalah kategori kognitif yang tepat.
b) Memahami
Memahami merupakan proses mengkontruksi makna dari
pesan-pesan pembelajaran, yang disampaikan melalui pengajaran,
buku, atau layar komputer. Peserta didik memahami ketika mereka
menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama atau
pengetahuan baru dipadukan dengan kerangka kognitif yang telah
ada.
c) Mengaplikasikan
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau
menyelesaikan masalah. Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif,
yaitu mengeksekusi untuk tugas yang hanya berbentuk soal latihan
dan mengimplementasikan untuk tugas yang merupakan masalah
yang tidak familier.
d) Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah materi menjadi
bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar
bagian-bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses
menganalisis ini meliputi proses kognitif membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
39
e) Mengevaluasi
Mengevaluasikan didefinisikan sebagai membuat keputusan
berdaar kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang sering digunakan
adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Masing-
masing dari kriteria tersebut ditentukan oleh peserta didik. Standar
yang digunakan bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kategori
mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa (keputusan yang
diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan
yang diambil berdasarkan kriteria eksternal).
f) Mencipta
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen
menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan
yang diklasifikasikan dalam proses mencipta menuntut peserta didik
membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau
bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada
sebelumnya. Proses kognitif yang terlibat dalam mencipta pada
umumnya sejalan dengan pengalaman belajar yang telah dimiliki
sebelumnya. Proses kognitif tersebut yaitu merumuskan,
merencanakan, dan memproduksi.
e. Lower Order Thinking Skills (LOTS)
Lower Order Thinking Skill (LOTS) atau dalam bahasa
Indonesianya keterampilan berpikir tingkat rendah. Keterampilan
berpikir tingkat rendah adalah suatu proses berpikir yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
40
mengandalkan kemampuan mengingat, memahami, dan kemampuan
menerapkan dalam memecahkan suatu masalah. Menurut Anderson &
Krathwohl (2001: 67-68) menjelaskan bahwa ranah kognitif
keterampilan berpikir tingkat rendah adalah: “Remembering is
retrieving, recognizing, and recalling relevant knowledge from long-
term memory. Understanding is contructing meaning for oral, written,
and graphic messages through interpreting, exemplifying, classiflying,
summarizing, inferring, comparing, and explaining. Applying is
carrying out or using a procedure through executing, or
implementing”. Peryataan ini memaparkan bahwa (1) mengingat
adalah memperoleh kembali , mengenal kembali, menyebut kembali,
pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang. (2) memahami
adalah merumuskan makna pesan secara lisan, tertulis, dan grafik
melalui interpretasi,memberi contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan,
menduga, membandingkan, dan menjelaskan. (3) menerapkan adalah
melakukan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan atau
penerapan. Selanjutnya dimensi proses bepikir dalam keterampilan
berpikir tingkat rendah menurut Taksonomi Bloom sebagaimana yang
telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl terdiri atas
kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami
(understanding-C2), menerapkan (aplying-C3). Untuk itu dalam
penyusunan butir soal, guru perlu memahami akan dimensi ini, agar
dapat mengukur keterampilan berpikir siswa secara baik dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
41
Gambar 2.2 Bagan Indikator LOTS
Anderson dan Krathwohl (2001) Mengklasifikasikan dimensi
proses berpikir pada Tabel sebagai berikut:
HOTS
(Higer Order
Thinking Skills)
Mengkreasi Mengkreasi ide atau
gagasan sendiri.
Kata kerja: desain,
mengkonstruksi, kreasi,
mengembangkan, menuis,
memformulasikan.
Mengevaluasi Mengambil keputusan
sendiri.
Kata kerja: evaluasi,
menilai, menyanggah,
memutuskan, memilih,
mendukung.
Menganalisis Menspesifikasikan aspek-
aspek atau elemen.
Kata kerja: menguji,
membandingkan,
memeriksa, mengkritisi,
LOTS
(Lower Order
Thinking Skills)
Mengaplikasi Mengutamakan informasi
pada domain berbeda.
Kata kerja: menggunakan,
mendemonstrasikan,
mengilustrasikan,
mengoperasikan.
Memahami Menjelaskan ide atau
konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
42
Kata kerja: menjelakan,
mengklasifikasi,
menerima, melaporkan.
Mengetahui Mengingat kembali.
Kata kerja: mengingat,
mengulang, menirukan.
Sumber : Anderson & Kratthwohl (2001)
Tabel 2.2 Klasifikasi Dimensi Proses Berpikir
f. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Menurut Mulyasa (2014: 6) kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar
yang akan menjadi fondasi pada tingkat berikutnya. melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis
kompetensi kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki nilai
jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa lain didunia.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bawaKurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
43
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu.
Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
pendidikan. Berikut akan dijelaskan mengenai 3 komponen dalam
kurikulum 2013:
a) Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Menurut PP No.19 Tahun 2005, pasal 1 ayat (5) yang
dimaksud dengan standar isi adalah”ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu”. Yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pelajaran. Standar isi tersebut memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana yang
menggambarkan mengenai prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran sebagaimana mestinya untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. RPP juga
dikembangkan secara rinci yang mengacu pada silabus, buku teks
pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup : 1) identitas
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; 2) alokasi
waktu; 3) KI, KD, Indikator pencapaian kompetensi; 4) materi
pelajaran; 5) kegiatan pembelajaran; 6) penilaian; dan 7) media/alat,
bahan, dan sumber belajar (Permendikbud Nomor 103, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
44
Hal utama yang perlu diperhatikan ketika merumuskan
Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) adalah bagaimana rencana
dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level
belajar yang tinggi bagi setiap siswa dan apa yang harus dipelajari
siswa ketika di sekolah dalam waktu yang terbatas. (Anderson &
Krathwohl, 2015: 66). Sanjaya (dalam Prastawa, 2015: 34)
mengungkapkan perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan
guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian,
perencanaan merupakan kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah
ke dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Perencanaan
program pembelajaran dapat berupa perencanaan untuk kegiatan
sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan untuk kegiatan
tahunan sesuai tujuan kurikulum yang hendak dicapai.
Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP) merupakan gambaran
pelaksanaan pembelajaran yang utuh, di dalam RPP memuat
keseluruhan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan di
kelas. Di dalam RPP memuat alokasi waktu, materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran hingga metode pembelajaran yang
digunakan pada setiap pertemuan. Dalam merumuskan RPP banyak
menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang nantinya
diharapkan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Dalam praktik lapangan, memang rumusan RPP yang
baik dan benar belum tentu menjamin keberhasilan siswa dalam
pencapaian tujuan secara utuh. Untuk mencapai sebuah tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
45
diperlukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan proses
pelaksanaan penilaian kelas (assesment) yang sungguh-sungguh
mencerminkan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
(Hanafiah & Suhana, 2012: 120).
Perumusan RPP yang mengarah pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi tidak akan terlihat pada perumusan tujuan. Dengan
berlandaskan taksonomi Bloom, sebagaimana yang menjadi
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah ranah kognitif
yang berada pada tingkatan kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta maka rumusan tujuan harus memuat
proses kognitif yang berupa :
1) Menganalisis, memuat proses kognitif berupa: membedakan,
mengorganisasikan, mengatribusikan.
2) Mengevaluasi, memuat proses kognitif berupa : memeriksa dan
mengkritik.
3) Mencipta, memuat proses kognitif berupa: merumuskan,
merencanakan, dan memproduksi, (Anderson & Krathwohl,
2015: 101-102)
Dengan merumuskan tujuan pembelajaran sebagaimana yang
dipaparkan tersebut, maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
akan membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana
yang menjadi tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
46
b) Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran)
Selain pengembangan RPP, adapun faktor lain yang harus
diperhatikan dalam upaya menumbuhkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi adalah kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Kompetensi yang dimiliki oleh pendidik akan tercermin melalui
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terlaksana. Untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada siswa,
maka sebagai pendidik mampu menerapkan pendekatan, strategi,
model, maupun metode pembelajaran yang mengacu pada proses
kognitif dari beberapa indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi
itu sendiri.
Pendidik mampu melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa serta mampu menggali potensi dan mampu
mengarahkan siswa kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang
memiliki makna bahwa pendidik tidak hanya menanamkan
kemampuan menghafal kepada siswa guna hanya ingin memperoleh
nilai yang tinggi.
1) Pengertian Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung rangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik antara siswa dengan guru maupun guru
dengan siswa yang berlangsung dalam situasi pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2014: 113)
pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
47
membelajarkan siswa di kelas. Pelaksanaan pembelajaran adalah
interaksi yang dilakukan guru dengan siswa untuk mencapai
sebuah tujuan pembelajaran. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran bertujuan untuk
membelajarkan siswa di dalam kelas dan adanya proses interaksi
yang bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang
dilaksanakan tersebut mengacu pasa suatu tujuan yaitu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Definisi lain yang sejalan dengan hal tersebut
dikemukakan oleh Arifin (2010: 210) bahwa proses pelaksanaan
pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang sudah
dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yakni:
strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode pembelajaran
yang sudah diarahkan guna untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Berdasarkan kedua batasan di atas tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu bentuk
kegiatan yang harus dilaksanakan secara timbal balik oleh guru
dengan siswa dengan menjalin komunikasi edukatif melalui
strategi-strategi, pendekatan, metode, dan prinsip tertentu
sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang efektif
dan efisien berdasarkan perencanaan yang sudah dirancang
sebelumnya. Oleh sebab itu proses kegiatan pembelajaran harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
48
dilaksanakan dengan baik dan kreatif sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan.
c) Standar Penilaian (Penilaian Kelas)
1) Pengertian
Walvord (2004: 2) menyatakan penilaian pembelajaran
dapat diartikan sebagai pengumpulan informasi yang sistematis
mengenai pembelajaran siswa dalam hal menjelaskan keputusan
tentang bagaimana mengembangkan proses belajar. Kunandar
(2014: 62), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi
atau kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dikuasai setelah proses pembelajaran. Lebih
lanjut Sudjana (2002: 22) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil
belajar adalah pengumpulan informasi mengenai pencapaian
kemampuan atau kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang dimiliki peserta didik setelah menerima pembelajaran dan
pengalaman belajarnya.
Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Standar
Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
49
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah. Penjelasan dari cakupan di atas, sebagai
berikut.
(a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai masukan (input), proses,
dan keluaran (output) pembelajaran.
(b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri
oleh peserta didik untuk membandingkan posisi relatifnya
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
(c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan identitas proses
belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas
khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
(d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
50
(e) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
(f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
(g) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
(h) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
(i) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut
UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
51
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
(j) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan
kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai
peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
(k) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan
pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
2) Karakteristik Penilaian
Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
(a) Objektif, berarti penilaian yang berbasis pada standar dan
tidak terpengaruh faktor subjektivitas penilai.
(b) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara
terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan
berkesinambungan.
(c) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
(d) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua
pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
52
(e) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk
aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
(f) Edukatif, berarti penilaian tersebut mendidik dan
memotivasi peserta didik dan guru.
2. Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai
diterapkan pada tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini adalah
pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) maupun kurikulum tingkan satuan pendidikan
(KTSP). Dalam konteks ini, “kurikulum 2013 berusaha untuk lebih
menanamkan nilai. Nilai yang tercemin pada sikap dapat dibandingkan
keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di
bangku sekolah” (Fadillah, 2013: 16).
Nuh (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) mengatakan bahwa
kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri
kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah:
a) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang
telahmudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan
teknologi dan informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
53
b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis.
c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif.
d) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam
berbagai mata pelajaran.
e) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana
implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.
a) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang
menyangkut metodelogi pembelajaran, yang nilainya pada
pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,
46.
b) Kompetensi akademis dimana guru harus menguasai metode
penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
c) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak
asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
d) Kompetensi managerial atau kepemimpinan karena guru sebagai
seorang yang yang akan digugu dan ditiru siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
54
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini.
Kesiapan guru ini akan tampak pada kegiatan guru dalam mendorong
untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima
materi pembelajaran (Kurinasih & Berlin, 2013: 22-23).
3. Karakteristik Kuriulum 2013
Setiap kurikulum mempunyai perbedaan yang membedakan
dengan kurikulum yang lainnya. Kurikulum 2013 ini dirancang dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
55
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal), (Kurniansih, 2013: 22).
Dari beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa
kurikulum 2013 ini lebih menekankan terhadap kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang. Sehingga diharap dapat
menciptakan output pendidikan yang lebih aktif, inovatif, dan produktif.
4. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran
intra-kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler. Pembelajaran intra
kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a) Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
56
b) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada
tingkat yang memuaskan (excepted).
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan
untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-
kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstra-kurikuler wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian
yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikulum
berfungsi untuk: mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan
tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melaluipembelajaran kelas biasa.
mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
keterampilan hidup. Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan
sekolah, masyarakat, dan alam. Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai
yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-
kurikuler.
g. Hakikat Berpikir Kritis
Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar.
Presseissen (Arifin, 2002: 2) berpendapat berpikir pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dan proses mental untuk
memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Presseissen, Arifin
(2002: 2) mengatakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
57
penggabungan antara presepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran.
Dalam proses berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara presepsi dan
unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan memanipulasi mental karena
adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan
keputusan, serta kegiatan memperluas aturan yang diketahui untuk
memecahkan masalah.
h. Pembelajaran Tematik
Munir (2005: 1) mengatakan pembelajaran tematik merupakan salah
satu model pembelajaran terpadu atau terintegrasi yang melibatkan beberapa
mata pelajaran yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini
melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu
mata pelajaran atau bahkan beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses dan waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Trianto (2010:7) berasumsi bahwa melalui pembelajaran tematik,
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah
dipelajari. Trianto mengklasifikasikan model pembelajaran tematik terbagi
terbagi atas empat kelompok yaitu prinsip penggalian tema, pengelolaan
pembelajaran, evaluasi, dan reaksi.
Menurut Rusman (2011: 254) pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
58
bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara ain :
1. Pengalaman dan kegiatan pembelajaran sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar;
2. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak
dari minat dan kebutuhan siswa;
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga
hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, dan
6. Mengembangkan keterampilan social siswa seperti toleransi,
kerjasama, komunikasi, dan tanggap terhadap tanggapan orang lain.
Berdasarkan paparan dari beberapa ahli tersebut, peneliti mampu
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik adalah
model pembelajaran yang mengacu pada siswa sehingga mampu melibatkan
siswa secara aktif dan kegiatan dalam proses pembelajaran menggunakan
pembelajaran terpadu dimana kegiatan tersebut melibatkan beberapa mata
pelajaran dibahas dalam tema yang sama. Hal tersebut membuat siswa
menjadi lebih aktif bertanya dan memberikan makna kepada siswa melalui
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan mata pelajaran yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
59
i. Likert
Skala likert menyatakan bahwa setiap item pertanyaan didesain
sebagai observasi trait yang dikehendaki. Setiap item pertanyaan adalam
mengukur true score. Jika dihitung nilai rata-rata (atau penjumlahan) dari
setiap item pertanyaan maka kesalahan pengukuran diasumsikan mendekati
nol sehingga hasil estimasi menjadi true score. Kesalahan pengukuran
berbanding terbalik dengan reliability. Semakin besar kesalahan pengukuran
maka semakin buruk nilai reliability.dengan demikian salah satu cara
meningkatkan reliability adalah menambah jumlah item pertanyaan.
(Karlina, 2013:27)
Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh ahli tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan skala likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat seseorang
mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan definisi
perasional yang telah ditetapkan oleh peneliti.
2.1.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain:
a. Jurnal 1
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Kurniati, Romi Harimukti dan
Nur Asiyah Jamil yang berjudul Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
60
tinggi (Higher Order Thinking Skills/ HOTS) siswa dalam menyelesaikan
soal PISA berdasarkan indikator yang telah disusun. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam penelitian ini meliputi kemampuan logika dan
penalaran, analisis, evaluasi, serta kreasi. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan
data meliputi metode dokumentasi, tes, dan wawancara. Hasil penelitian dari
30 siswa yang tersebar di beberapa SMP di Kabupaten Jember didapatkan
bahwa 18 siswa mampu melakukan kemampuan logika dan penalaran,
analisis, evaluasi, serta kreasi dengan baik dalam menyelesaikan beberapa
soal, sehingga tergolong memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi
dengan level sedang. Selanjutnya, 12 siswa tidak mampu melakukan
kemampuan analisis, evaluasi, kreasi, logika dan penalaran dengan baik
dalam menyelesaikan semua soal, sehingga tergolong memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi dengan level rendah.
b. Jurnal 2
Penelitian yang dilakukan oleh Umi Pratiwi dan Eka Farida Fasha
yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Hots Berbasis Kurikulum
2013 Terhadap Sikap Disiplin. Tujuan dari penelitian adalah menerapkan
pendidikan integrasi dengan pendidikan karakter yaitu, pengembangan
instrumen penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berbasis
kurikulum 2013 terhadap sikap disiplin. Pengembangan instrumen penilaian
menggunakan R & D model 4-D dari Thiagarajan, et al. (1974). Uji coba
lapangan dilakukan di 3 (tiga) sekolah yang terdiri dari 3 (tiga) kecamatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
61
dengan teknik cluster random sampling terpilih kelas X(1) sebagai kelas uji
coba instrumen penilaian. Variabel HOTS sebagai variabel independen dan
sikap disiplin sebagai variabel dependen. Data diperoleh melalui lembar
validasi, instrumen penilaian dalam bentuk RPP. Proses pengembangan
instrumen penilaian HOTS dan sikap disiplin masing-masing terdiri dari 12
indikator dengan skor maksimal 4.00 menghasilkan: Instrumen penilaian
adalah valid menurut 4 (empat) validator, yaitu diperoleh rata-rata nilai
validitas 3,57. Instrumen penilaian dikatakan efektif/berhasil, karena
mencapai kesuksesan instrumen penilaian dengan skor HOTS 73,3% dan
sikap disiplin 90% dari skor total. Instrumen penilaian ini baik digunakan
untuk siswa dengan keaktifan tinggi, bekerja mandiri dan kemampuan yang
kurang baik dalam menyelesaikan soal-soal fisika secara sistematis.
c. Jurnal 3
Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Yuniar, Cece Rakhmat dan
Asep Saepulrohman (2015) yang berjudul Analisis Hots (High Order
Thinking Skills) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan HOTS (High Order Thinking
Skills) pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Alasan dilakukannya penelitian ini,
dikarenakan masih banyaknya soal yang dibuat oleh guru yang tidak
memenuhi kriteria pembuatan soal yang baik. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
62
kualitatif. Peneliti berusaha mendeskripsikan pengembangan HOTS (High
Order Thinking Skills) pada soal objektif tes dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V di SD Negeri 7 Ciamis. Berdasarkan hasil
analisis, diperoleh temuan, yakni dari 20 butir soal ditemukan 14 butir soal
yang memenuhi kriteria pengembangan soal HOTS (High Order Thinking
Skills) dan 6 butir soal yang tidak memenuhi kriteria pengembangan HOTS
(High Order Thinking Skills).
Berikut ini hasil penelitian yang relevan dalam bentuk bagan dengan
judul yang akan dilakukan oleh peneliti.
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian
Peneliti melakukan penelitian:
"Analisis Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus Di Salah Satu
SD Negri Di Kabupaten Bantul)"
JURNAL 1
Dian Kurniati, Romi Harimukti, dan Nur Aisyah Jamil "Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam
Menyelesaikan Soal Berstandar PISA"
JURNAL 2
Umi Pratiwi dan Eka Farida Fasha "Pengembangan Instrumen Penilaian
HOTS Berbasis Kurikulum 2013 Terhadap Sikap Disiplin"
JURNAL 3
Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman (2015) " Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal
Objektif Tes dalam Mata Pelajaran IlmuPengetahuan Ssial (IPS) Kelas V
SD Negri 7 Ciamis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
63
Berdasarkan tiga penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, penelitian ini memiliki beberapa kekhasan antara lain penelitian
yang dilakukan berbasis kurikulum 2013 dengan mata pelajaran tematik
disalah satu jenjang sekolah dasar yaitu kelas V meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kelas dan model dari penelitian ini adalah studi
kasus karena penelitian focus pada salah satu subjek penelitian yaitu guru
kelas V.
2.2 Kerangka Berpikir
Kemampuan berpikir menjadi salah satu kemampuan yang perlu
dikembangkan untuk menghadapi tantangan pada abad 21. Hal ini
dikarenakan adanya perkembangan teknologi yang cukup pesat sehingga
memerlukan keterampilan tertentu supaya SDM yang ada di indonesia dapat
bersaing dengan perkembangan yang ada. Dalam mempersiapkan generasi
penerus bangsa yang lebih baik salah satunya dengan cara memperbaiki mutu
pendidikan. Perbaikan mutu pendidikan dilakukan oleh pemerintah Indonesia
melalui kurikulum yang diberlakukan bagi siswa pada jenjang SD, SMP,
maupun SMA. Selama beberapa dekade ini kurikulum pendidikan di
Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dan
ilmu pengetahuan. Saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum
2013.
Dalam Kurikulum 2013 ini, siswa dituntut untuk menjadi lebih aktif
di kelas dan mandiri dalam memecahkan suatu masalah di dalam kelas.
Lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan, sekolah mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
64
menanamkan hal-hal positif yang sangat bermanfaat sehingga mampu
mengembangkan minat dan prestasi peserta didik dari setiap generasi pelajar.
Dalam melaksanakan program pendidikan, guru adalah pendidik individu
yang memegang peran penting setiap pelaksanaannya. Sebagai pendidik, guru
mampu memnanamkan berbagai hal yang berkaitan dengan ilmupengetahuan
yaitu dengan cara yang benar sihingga mampu menghasilkan generasi yang
baik.
Kebutuhan pada manusia yang terus menerus meningkat sedangkan
alat pemuas kebutuhan semakin terbatas, maka perlu adanya kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga tujuan yang dirumuskan
dalam kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidikan
dewasa ini harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan berpikir agar
mampu berkompetisi dalam persaingan global. Hal ini bisa tercapai jika
pendidikan di sekolah diarahkan tidak hanya pada kemampuan menghafal dan
pemahaman konsep-konsep ilmiah, melainkan juga pada peningkatan
kemampuan dan keterampilan berpikir siswa itu sendiri, khususnya pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Guru perlu mengajarkan siswanya keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan melalui kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dapat dirumuskan dalam bentuk/desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Pelaksanaan
Penilaian Kelas (assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
65
Desain dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, dan Pelaksanaan Penilaian Kelas
(assesment) yang mampu menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
pada siswa Sekolah Dasar dapat dilakukan melalui penggunaan baik kata
kerja yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
masing-masing komponen maupun dengan menerpkan berbagai strategi,
model, dan metode pembelajaranyang dapat mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan menerapkan pembelajaran
tematik yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
lembaga pendidikan akan banyak menghasilkan siswa yang tidak hanya
mampu mendaptakan nilai tinggi dengan cara menghafal dan memahami.
Kemampuan menghafal dan memahami materi pelajaran merupakan
keterampilan berpikir tingkat rendah, melainkan siswa yang dihasilkan adalah
siswa yang mampu memperoleh nilai tinggi dengan kemampuan berpikir
yang baik yakni dengan kemampuan untuk menganlisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan peneliti di salah satu SD
Negeri di Kabupaten Bantul, Peneliti Mengetahui bahwa SD tersebut
merupakan salah satu sekolah yang menyediakan berbagai fasilitas yang
diperlukan untuk perkembangan siswanya baik dari pendidikan akademik
atau non-akademik. Melalui hal tersebut peneliti ingin mengetahui lebih
dalam mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang ada di sekolah
tersebut dengan memilih salah satu kelas yang diharapkan agar dapat
memberikan pengetahuan baru terutama bagi para pendidik supaya mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
66
mendesain suatu kegiatan pembelajaran yang mengarah pada proses kognitif
yang mendorong dan meningkatkan kemampuan berpikir setiap siswa.
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir
Abad 21
Latar belakang pendidikan yang perlu
dikembangkan
Kurikulum 2013
Pedoman yang digunakan untuk
mengembangkan akademik peserta
didik supaya kegiatan pembelajaran
mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
HOTS
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa yang menuntut berpikir kritis
dan kreatif.
Guru
Sebagai subjek yang memiliki
peran dalam penerapan
berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
67
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode
penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data,
prosedur pengumpulan data, analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Yusuf (2014: 329) menjelaskan pengertian penelitian
kualitatif yaitu suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna,
pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang
suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik;
mengutamakan kualitas menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara
narratif. Bogdan & Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) menjelaskan
pengertian penelitian kualitatif yaitu salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-
orang yang diamati. Sedangkan Basrowi & Suwandi (2008: 1) menjelaskan
pengertian penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses
berpikir induktif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Studi kasus ini merupakan studi yang mendalam tentang individu dan
berjangka waktu relatif lama, terus menerus serta menggunakan objek tunggal,
artinya kasus dialami oleh satu orang. Dalam studi kasus ini peneliti
mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
68
masa sekarang dan lingkungan sekitarnya. Keuntungan terbesar dari studi
kasus adalah kemungkinan untuk melakukan penyelidikan secara mendalam
dimana studi kasus berusaha untuk memahami anak atau orang dewasa secara
utuh dalam totalitas lingkungan individu tersebut (Furchan, 2007).
Peneliti melakukan studi kasus dngan landasan teori sebagai acuan
ketika akan menggali suatu hal yang berkaitan dengan subjek. Diharapkan
dengan landasan teori yang telah disebutkan pada bab sebelumnya dapat
mendasari setiap langkah yang dilakukan oleh peneliti, baik ketika menyusun
pedoman wawancara, ketika melakukan wawancara, ketika menggali data dari
sumber lain yang terkait.
Berdasarkan pengertian metode dan jenis penelitian, maka laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian lapangan. Data dalam penelitian ini berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, rekaman video, dan data pendukung lainnya. Dalam hal ini
pelaksanaan penelitian dan penyajiannya didasarkan pada proses pencarian
data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif
dalam bentuk kata-kata. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis
formatif dimana analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian kelas
(assessment).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
69
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitiandan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di salah satu SD Negri di Kabupaten
Bantulyang berada di daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena SD tersebut
merupakan salah satu sekolah Negeri yang lokasinya berada di pedesaan.
Di salah satu SD Negri di Kabupaten Bantul ini merupakan sekolah yang
sudah menggunakan kurikulum 2013 pada khususnya yang digunakan
adalah pembelajaran tematik di tahun pelajaran 2018/2019, sehingga SD
Negeri tersebut menjadi tempat yang tepat untuk dilakukan penelitian guna
mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam berpikir. Mengingat
keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat penting diterapkan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Kecenderungan para
pendidik dalam mengajar sangat perlu dievaluasi apakah masih
menerapkan metode pengajaran yang hanya menekankan pada
kemampuan menghafal ataukah sudah sungguh-sungguh mengarahkan
siswa kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga nilai yang
diperoleh siswa sunguh-sungguh mencerminkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2018 hingga
bulan Desember 2018. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian dilakukan
selama 2 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
70
3.2.2 Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah guru kelas V sebagai subjek
utama dan siswa-siswi kelas V di salah satu SD Negeri di Kabupaten
Bantul tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 21 anak dan terdiri dari
13 siswa laki-laki serta 8 siswi perempuan. Gruru kelas V sebagai subjek
dalam mempraktikkan salah satu rencana pelaksanaan pembelajaran,
narasumber wawancara, dan sumber data dokumentasi berupa RPP, soal
evaluasi, dan kuesioner. Dan siswa sebagai subjek dalam proses
pembelajaran berlangsung serta sebagai narasumber kuesioner.
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), pelaksanaan penilaian kelas (assessment) yang
memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta kegiatan
pembelajaran yang mengarahkan kepada siswa pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus. Menurut
Bogdan & Biklen (dalam syamsudin, 2009:175) studi kasus merupakan
pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Sementara itu,
Surachman (dalam Syamsudin, 2009:175) membatasi pendekatan studi kasus
sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada satu kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
71
secara intensif dan rinci. Adapula pakar lain, Yin (2011:19) yang memberikan
definisi yang lebih teknis. Menurutnya, studi kasus adalah suatu inquiri
empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,
bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas,
dan dimana mulisumber bukti dapat dimanfaatkan. Dalam studi kasus ini
peneliti mengumpulkan data mengenai satu subjek yaitu guru kelas V melalui
analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah disusun, observasi
proses pembelajaran yang dilakukan subjek, dan wawancara langsung dengan
subjek yang dilengkapi dengan data lain dari pengumpulan dokumentasi
seperti RPP, soal penilaian tengah semester (PTS), dan kuesioner dari siswa
siswi kelas V yang berhubungan langsung dengan subjek.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti untuk
mengumpulkan seluruh data yaitu berupa:
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang digunakan untuk
memperoleh informai atau data dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadi yang diketahui dan pertanyaan yang bersifat tertulis
(Arikunto,2002). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
72
responden (Sugiyono, 2010:199). Kuesioner dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data berupa persepsi siswa kepada guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kuesioner disebarkan kepada siswa
kelas V untuk memperoleh sejauh mana kemampuan guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang membentuk keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada siswa.
Persepsi siswa pada proses pembelajaran tematik dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, dengan menerapkan proses kognitif menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan angket tertutup yaitu responden
memilih jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ini mencakup tiga
proses kognitif yang merupakan indikator keterampilan berpikir tingkat
tinggi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kuesioner dapat dilihat dari
lampiran 15 dan 16. Kuesioner ini terdiri dari 16 pernyataan yang
mengandung indikator kemampuan 4C dengan 4 pilihan jawaban yaitu
sangat sering (SS), sering (S), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan menggunakan
skor, (1) 4 untuk jawaban sangat sering (SS), (2) 3 untuk jawaban sering
(S), (3) 2 untuk jawaban jarang (JR), dan (4) 1 untuk jawaban tidak pernah
(TP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
73
3.4.2 Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa
berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang
sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang
sedang rapat, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun
non partisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam
kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut serta sebagai peserta
rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi non partisipatif pengamat
tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan,
tidak ikut dalam kegiatan (Sukmadinata: 2003).
Untuk memperoleh data, peneliti melakukan penelitian untuk
mengambil data primer secara langsung terhadap objek penelitian di kelas
V dengan menggunakan lembar pedoman observasi pada lampiran 18,
yaitu saat proses pelaksanaan pembelajaran sedang berlangsung. Analisis
tersebut dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan
pembelajaran yang memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi,
berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dalam teknik
observasi yang dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru
pengampu proses pembelajaran tematik di kelas V di salah satu SD Negeri
di Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
74
3.4.3 Dokumentasi
Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data sekunder berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan kegiatan assessment yang memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Teknik pengumpulan data
dokumentasi tersebut dilakukan melalui buku-buku yang relevan dengan
maslalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berhubungan
dengan objek penelitian dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan
oleh peneliti yakni RPP untuk dianalisis dengan melihat indikator yang
disusun oleh guru apakah sudah menggunakan indikator keterampilan
berpikir tingkat tinggi yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Soal evaluasi dianalisis dengan melihat kata kerja yang digunakan oleh
guru apakah sudah menggunakan kata kerja sesuai dengan ndikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Seluruh data dianalisis degan
menggunakan pedoman instrumen analisis pada lampiran 21 untuk
pedoman analisis RPP dan lampiran 23 untuk pedoman analisis soal
evaluasi.
3.4.4 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui
komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
75
percakapan tatap muka antara pewawancara dengan sumber informasi,
dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti
dan telah dirancang sebelumnya (Yusuf, 2007).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara
guna memperoleh data yang konsisten dengan data yang diperoleh melalui
kegiatan observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
kelas. Peneliti akan melakukan wawancara langsung terhadap guru kelas V
untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses penyusunan RPP,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dan penyusunan soal
evaluasi.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengumpulkan seluruh data di
atas dengan membagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder
sebagai berikut:
a. Data Primer
Sugiyono (2010:137) mengatakan bahwa data primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung
dari sumber datanya. Data primer juga merupakan data asli yang
bersifat up to date. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini
meliputi:
1. Persepsi guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
76
3. Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru mata pelajaran ekonomi di kelas dengan menggunakan
metode, model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Arifin (2011:193) data primer adalah data yang dicatat
dan dikumpulkan oleh suatu badan, kemudian dikeluarkan dan
diterbitkan oleh badan itu sendiri. Data primer dapat diperoleh melalui
(a) hasil wawancara langsung dengan suber data, (b) hasil diskusi
langsung, (c) hasil pengamatan langsung ketika peristiwa atau
fenomena sedang terjadi, dan (d) hasil angket yang disebarkan kepada
responden, walaupun pengedar angket tersebut melalui bantuan orang
lain.
b. Data Sekunder
Sugiyono (2010: 137) mengatakan bahwa data sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti melalui berbagai sumber
yang telah ada. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini
meliputi:
1. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh
guru kelas V tersebut apakah telah memuat indikator keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
2. Pelaksanaan penilaian kelas (assesment)yang didapat melalui soal
Penilaian Tengah Semester (PTS) tahun 2018/2019 yang disusun
oleh guru kelas V untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Hal
tersebut dapat dilihat melalui penggunaan kata kerja yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
77
dalam soal berupa kata kerja dari masing-masing keterampilan
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
3.5 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen
pendukung karena peneliti berperan sebagai instrumen utama. Sugiyono
(2014, hlm. 92) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat
pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian
yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah,
fenomena alam maupun sosial.
Pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan beberapa
istrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan beberapa data yang
dibagi menjadi data primer dan sekunder. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
menggunakan skala Likert. Sugiyono (2014, hlm. 134) menyatakan bahwa
“Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner
dengan pemberian skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
78
Tabel 3.1 Indikator Kuesioner Presepsi Guru dalam Menerapkan Kegiatan
Pembelajaran dan Presepsi Siswa terhadap Guru dalam Menerapkan
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Berpikir Kritis (Critical
Thinking)
1 (4 pernyataan) 4
2 Kolaborasi (Collaboration) 2 (4 pernyataan) 4
3 Kreativitas (Creativity) 3 (4 pernyataan) 4
4 Komunikasi
(Communication)
4 (4 pernyataan) 4
Pada tabel 3.1 dijelaskan bahwa untuk mendapatkan presepsi siswa
terhadap guru dan presepsi guru terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilaksanakan menggunakan emampuan 4C dengan masing-masing aspek yang
terdiri dari 4 pernyataan. Adapun perbedaan dari kuesioner yang ada pada
guru dan siswa yakni pada kalimat pernyataan yang disusun lebih sederhana
untuk siswa.Instrument kuesioner yang peneliti buat dapat dilihat pada
lampiran 15 dan lampiran 16. Selain presepsi siswa dan guru, untuk
membandingkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan terhadap RPP dan
soal evaluasi yang sudah dilakukan dibutuhkan data berupa hasil wawancara
yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V dengan indikator di bawah ini:
Tabel 3.2 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas V
No Indikator Nomer Item Jumlah
1 Pembelajaran abad 21 1 (7 pertanyaan) 7
2 Berpikir tingkat Tinggi 2 (7 pertanyaan) 7
3 Kendala yang dihadapi 3 (3 pertanyaan) 3
Pada tabel 3.2 diketahui bahwa pedoman wawancara yang disusun
peneliti terdiri dari 3 indikator yaitu pembelajaran abad 21, berpikir tingkat
tinggi, dan kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung.
Masing-masing indikator tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan yang
disesuaikan dengan indikator yang sudah ditentukan. Seluruh pertanyaan
wawancara dapat dilihat pada lampiran 17. Data yang dibutuhkan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
79
dalam penelitian ini yaitu proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
guru di dalam kelas, untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakkan,
peneliti melakukan kegiatan observasi dengan menggunakan pedoman
observasi yang disusun dari indikator di bawah ini:
Tabel 3.3 Indikator Analisis Perencanaan dan Pelaksanaan pada Langkah-
langkah Pembelajaran dalam RPP K13
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah (Critical Thinking and
Problem Solving)
1 (4 pernyataan) 4
2 Kolaborasi (Collaboration) 2 (4 pernyataan) 4
3 Kreativitas dan Inovasi
(Creativity and Innovation)
3 (4 pernyataan) 4
4 Komunikasi (Communication) 4 (4 pernyataan) 4
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa pedoman observasi
disusun berdasarkan kemampuan 4C dengan masing-masing kemampuan/
aspek yang terdiri dari 4 kriteria disetiap aspeknya yang sudah divalidasi oleh
pihak expert judgment. Lembar pedoman observasi dapat dilihat pada
lampiran 18. Selanjutnya, data yang dibutuhkan yaitu hasil analisis indikator
RPP dan soal penilaian tengah semester dengan menggunakan pedoman
analisis yang disusun melalui indikator di bawah ini:
Tabel 3.4 Indikator Analisis Pada Soal Penilaian Tengah Semester dan RPP
K13
No Indikator Kata Kerja Operasional
(KKO)
1 C1 Mengetahui 28 KKO
2 C2 Memahami 25 KKO
3 C3 Mengaplikasikan 34 KKO
4 C4 Menganalisis 28 KKO
5 C5 Mengevaluasi 22 KKO
6 C6 Membuat/ Mencipta 35 KKO
Pada tabel 3.4 diketahui bahwa untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir pada masing-masing soal digunakan 6 tingkatan berpikir dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
80
Taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson & Kartwohl dengan
masing-masing indikator terdiri dari KKO yang sudah ditentukan. Pedoman
analisis soalpenilaian tengah semester dapat dilihat pada lampiran 20 dan
lembar pedoman analisis indikator RPP dapat dilihat pada lampiran 19.
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan keabstrakan data
melalui uji kredibilitas dan uji transferabilitas.
3.6.1 Kredibilitas
Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep penulis dengan konsep
responden (Usman & Purnomo, 2009: 98). Agar kredibilitas dalam
penelitian ini terpenuhi, maka penulis melakukan beberapa cara, antara lain:
a. Mengadakan triangulasi
Patton (dalam Poerwandari, 1998: 132) menjelaskan konsep
triangulasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
1) Triangulasi data
Triangulasi data yakni digunakannya variasi sumber-sumber
data yang berbeda. Variasi sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumen hasil wawancara, hasil observasi atau
juga dengan mewawancarai lebih dari satu partisipan penelitian yang
dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
2) Triangulasi peneliti
Triangulasi peneliti adalah digunakannya beberapa penulis
atau ecaluatir yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
81
3) Triangulasi teori
Triangulasi teori adalah digunakannya beberapa perspektif
yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. Pada
penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk
dipergunakan dan menguji terkumpulnya data penelitian.
4) Triangulasi metodologis
Triangulasi metodologis adalah dipakainya beberapa metode
yang berbeda untuk meneliti hal yang sama. Dalam penelitian ini,
penulis melakukan metode wawancra yang ditunjang dengan metode
observasi pada saat wawancara dilakukan.
b. Menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data
Aplikasi perekam suara dalam smartphone menjadi alat bantu
penulis saat melakukan wawancara. Sehingga penulis dapat
mendengarkan berulang kali data penelitian dan menuangkan semua
informasi dalam perekam suara tersebut ke dalam verbatim wawancara
tanpa ada informasi yang terlewat.
3.6.2 Transferabilitas
Trasferabilitas ialah apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat
digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainnya. Penulis dapat
meningkatkan nilai transferabilitas penelitiannya dengan cara membuat
deskripsi yang detail dan terinci tentang laporan yang telah dilakukan
untuk mencapai hasil temuan. Selain itu untuk meningkatkan standar
trasferabilitas penelitian, penulis menggunakan teknik sampling purposif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
82
dengan karakteristik subyek yang jelas. Karena dengan karakteristik
subjek yang jelas maka pembaca akan lebih mudah mentrasfer hasil
temuan penelitian pada kasus lain yang memiliki karakteristik subjek yang
hampir sama.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Teknik Pengujian Instrumen
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui desain RPP yang dibuat oleh guru sudah
memuat Kata Kerja Operasional (KKO) dengan ketentuan adanya
penggunaan kegiatan kognitif pada tingkat menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Peneliti melakukan analisis desain RPP pada komponen
indikator. Peneliti menentukan tingkat penggunaan KKO perpikir
tingkat tinggi pada RPP yang sudah disusun oleh guru kemudian
peneliti akan menyesuaikan masing-masing indikator dengan susunan
langkah kegiatan pembelajaran yang ada pada RPP. Kata Kerja
Operasional (KKO) yang sudah dianalisis oleh peneliti melalui kegiatan
triangulasi.
b. Implementasi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru sudah mengarah pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan kegiatan observasi
terhadap aktivitas belajar yang dilaksanakan guru di kelas sesuai
dengan indikator keterampilan berpikir tingkat tingi mealui penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
83
persepsi siswa pada guru dengan memberikan 16 pernyataan yang
terdiri dari 4 kategori yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir kirtis, dan
pemecahan masalah, serta kreativitas dan inovasi. Selain melalui
persepsi siswa terhadap guru, peneliti juga akan melihat dari persepsi
guru terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang sudah
dilakukan terhadap siswa melalui kuesioner dan wawancara.
Analisis komunikasi pada pelaksanaan pembelajaran dilihat dari
langkah-langkah kegiatan pembelajaran apakah guru memberikan
kesempatan kepada siswa untu mempresentasikan hasil kerja kelompok
dari pembelajaran yang sudah berlangsung, memberikan masukan atau
tanggapan terhadap siswa lain. Analisis kolaborasi melihat apakah guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi
kelompok dalam mencari informasi untuk menyelesaikan masalah
secara kritis, ataupun guru memberikan kesempatan kepada siwa untuk
saling bertukar pikiran.Analisis berpikir kritis dan pemecahan masalah
dilihat pada kegiatan pembelajaran ketika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menganalisis suatu permaslahan, atau
mencari informasi-informasi dari sumber lain, dan adanya kesempatan
bagi siswa untuk menampilkan hasil karyanya sendiri.
Pada kuesioner guru, isi setiap pernyataan sesuai dengan
kuesioner yang diberikan kepada siswa hanya saja peneliti lebih
menyederhanakan pertanyaan yang diberikan kepada siswa
dibandingkan dengan kuesioner yang diisi oleh guru.Setelah kuesioner
diisi oleh siswa dan guru, peneliti melakukan rekapitulasi data dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
84
menganalisis data yang sudah didapat dengan menggunakan skala
likert.
Kegiatan yang peneliti lakukan pada kuesioner siswa, peneliti
melakukan cara rekapitulasi dengan menganalisis hasil kuesioner yang
diisi siswa sebagai berikut: (1) menghitung rata-rata kemampuan 4C
dari seluruh skor rata-rata yang diberikan siswa pada masing-masing
indikator kemampuan 4C denagn rumus (Skor Rata-rata Kemampuan =
Skor Rata-rata Seluruh Siswa) : 25; (2) selanjutnya peneliti menentukan
pernyataan penerapan dengan menggunakan skala likert dengan
menghitng interval menggunakan rumus dan akan didapatkan tingkat
penerapan asing-masing kemampuan 4C menurut presepsi siswa
terhadap guru.
Pada kuesioner guru, peneliti melakukan cara yang sedikit
berbeda dengan analisis kuesioner siswa karena perbedaan jumlah
kuesioner. Proses menganalisis kuesioner guru yaitu: (1) peneliti
mengitung rata-rata skor yang didapat pada masing-masing kemampuan
4C dengan membagi total skor pada masin-masing kemampuan 4C
dengan banyaknya indikator pada setiap kemampuan dengan rumus
(skor rata-rata= total skor kemampuan : 4); (2) setelah mendapatkan
skor rata-rata pada masing-masing kemampuan, peneliti memasukkan
hasil hitung pada tebel yang sudah dibuat yang kemudian dibuatlah
diagram batang untuk melihat perbedaan penerapan dalam masing-
masing aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
85
Selain data dari kuesioner dan wawancara, peneliti juga
melakukan observasi pada proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan 1 peneliti
sebagai pembanding hasil observasi yang kemudian akan dilakukan
diskusi bersama untuk mendapat kesimpulan akhir. Setelah dilakukan
observasi, hasil observasi akan digunakan untuk menyesuaian atau
membandingkan hasil persepsi siswa terhadap guru dengan hasil
persepsi guru dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru
maupun siswa kelas V.
c. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)
Peneliti akan melakukan analisis terhadap doal penilaian tengah
semester yang dibuat oleh guru-guru yang berada Kabupaten
Bantul.Soal penilaian tengah semester dinyatakan baik jika analisis
menunjukanbahwa kata kerja operasional yang digunakan sebagi
perintah pengajaran pada soal ujian merupakan kata kerja dari masing-
masing indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa
menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta. Peneliti melakukan
kegiatan analisis soal dengan menggunakan teknik triangulasi dimana
kegiatan tersebut dilakukan dengan 2 peneliti lainnya untuk
menganalisis setiap nomor soal yang sudah peneliti dapatkan. Setelah
peneliti selesai menganalisis butir-butir soal, ketiga peneliti akan
melakukan diskusi guna untuk menyimpulkan hasil akhir pada tingkat
masing-masing butir soal dengan menggunakan kata kerja operasional.
Data analisis yang sudah didapatkan akan diolah dalam bentuk tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
86
dan dibuat diagram pie yang akan menunjukan presentase soal HOTS
maupun LOTS pada masing-masing soal yang sudah dilakukan anaisis.
d. Skala Likert
Pada penjelasan di atas, peneliti banyak menggunakan skala
likert untuk menganalisis kuesioner persepsi guru dan siswa. Siregar
(2010: 138) mngungkapkan bahwa skala likert adalah skala yang dapat
digunakan untuk menilai sikap, pendapat, dan presepsi seseorang
tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Alternative jawaban yang
dibuat oleh peneliti yaitu sangat sering, sering, jarang, tidak
pernah.Peneliti menggunakan empat alternative jawaban karena
menurut peneliti, dengan empat alternatife jawaban berikut maka
responden tidak terdorong untuk memilih alternative jawaban yang
menimbulkan keragu-raguan. Adapun tahapan penyusunan skala Likert
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1 Tahap-Tahap Penyusunan Skala Likert
Pada kuesioner yang dibuat oleh peneliti ditetapkan skor sebagai
berikut: (1) skor 4 untuk jawaban sangat sering; (2) skor 3 untuk
jawaban sering; (3) skor 2 untuk jawaban jarang; (4) skor 1 untuk
Definisi Konstruk
Mendesain Skala
Expert Jugdement
Analisis Item Pertanyaan
Validasi dan Normalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
87
jawaban tidak pernah. Peneliti juga menentukan pertanyaan penerapan
sesuai dengan hasil analisis kuesioner persepsi siswa dan guru dengan
rumus:
( )
Keterangan
m = angka tertinggi dalam skor jawaban
n = angka terendah dalam skor jawaban
b = banyaknya kelas atau kategori jawaban
Melalui rumus di atas maka peneliti mendapatkan hasil interval
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Interval Indeks Persepsi
Nilai
Persepsi
Interval Indeks
Persepsi
Pernyataan
Penerapan
1 1.00 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sangat Sering
Setelah didapatkan nilai interval dan pernyataan penerapan,
peneliti dapat menentukan tingkat penerapan pada masing-masing
kemampuan 4C yang ada pada kuesioner siswa maupun guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
88
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Pada bab 4 ini berisi tetang hasil penelitian dan pebahasan yang telah
dilakukan peneliti terkait dengan penelitian mengenai keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada pembelajaran tematik di sebuah Sekolah Dasar di
Kabupaten Bantul. Peneliti melakukan kegiatan analisis terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi penilaian oleh guru
kelas V terhadap siswa kelas V. Proses penelitian ini dilakukan pada 22
November 2018. Analisis data pembahasan penelitian ini dibagi menjadi
empat rumusan masalah, yaitu :
4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembeajaran (RPP)
a. Analisis Indikator pada RPP
Untuk mengetahui bahwa guru kelas telah menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk mata pelajaran pembelajaran
tematik sesuai dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka langkah
pertama peneliti meminta dokumen berupa RPP yang telah dibuat oleh
guru kelas yang mengampu pembelajaran tematik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang sudah peneliti
dapatkan, peneliti melakukan kegiatan analisis dilakukan dengan melihat
penggunaan kata kerja oprasional dalam indikator dan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti yang ada dalam RPP sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
89
indikator yang ada dalam RPP dapat dilihat apakah sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
Analisis RPP dinyatakan baik ketika kata kerja oprasional yang
digunakan pada indikator dan langkah-langkah kegiatan inti pada
perencanaan pembelajaran sudah meggunakan kata kerja yang
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui
tingkatan Taksonomi Bloom yakni berupa kemampuan menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan anak berpikir tingkat tinggi sebagaimana
dikategorikan sebagai HOTS dan untuk mengetahui tingkat kemampuan
anak masih menggunakan keterampilan berpikir tingkat rendah
sebagaimana dikategorikan sebagai LOTS.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti,indikator RPP
tematik dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia memuat dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi karena tercapainya kata kerja
oprasional yang termasuk dalam tingatan C4 “menganalisis” dengan kata
kerja “menemukan” hal tersebut merupakan bagian dari tingkatan HOTS
“High Order Thinking Skills”. Indikator yang tercantum dalam RPP
yakni menemukan pokok pikiran dalam bacaan. Kata kerja menemukan
disini berarti menunjukan kegiatan belajar siswa untuk menemukan
pokok pikiran dalam suatu bacaan yang sudah disiapkan oleh guru.
Sebelumnya siswa mampu memahami bacaan yang sudah diberikan dan
di diskusikan di dalam kelompok kemudian siswa mampu menemukan
pokok pikiran dalam suatu bacaan. Sedangkan indikator yang kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
90
dengan mata pelajaran IPA memuat dalam keterampilan berpikir tingkat
tinggi karena tercapainya kata kerja oprasional yang termasuk dalam
tingkatan C6 “mencipta” dengan kata kerja “membuat” hal tersebut
merupakan bagian dari tingkatan HOTS “Higher Order Thinking Skills.
Hal ini terlihat dari cara guru menyusun indikator pembelajaran. Dalam
format penyusunan RPP pada bagian Indikator tertulis bahwa siswa
diminta untuk membuat gambar rantai makanan pada ekosistem lengkap
dengan keterangannya. Kegiatan membuat merupakan kategori proses
kognitif yang berada pada level kemampuan mencipta. Hal tersebut
melatih keaktifan dan kreativitas siswa dalam membuat pola rantai
makanan, sehingga siswa mampu mencipta hasil yang dibuatnya dengan
kreativitas membuat pola rantai makanan yang benar. Dengan demikian,
jelas bahwa proses membuat merupakan bagian proses kognitif berupa
kemampuan mencipta yang artinya sudah berada pada tahap kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Dari komponen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ini
peneliti menemukan bahwa desain pembelajaran yang tercantum dalam
RPP sudah mencapai atau mengarah pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Hal ini terlihat dari indikator dalam RPP yang dibuat oleh guru
kelas V. indikator dalam RPP tersebut sudah memuat kata kerja
oprasional pada tingkatan kognitif C4 “menganalisis” dan C6
“mencipta”. Ketercapaian indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi
ini peneliti melakukan analisis indikator yang dibuat oleh guru tersaji
pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
91
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas V
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
Bahasa Indonesia
3.7.1 Menemukan pokok
pikiran pada teks bacaan.
Kata kerja operasional
terdapat dalam tingkatan
kognitif C4 “menganalisis”
dengan kata kerja
“menemukan”.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
3.5.1 Membuat gambar rantai
makanan padaekosistem
lengkap dengan
keterangannya.
Kata kerja operasional
terdapat dalam tingkatan
kognitif C6 “mencipta”
dengan kata kerja “membuat”
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa indikator dalam perencanaan
pembelajaran yang terdapat pada RPP tematik sudah mengarah pada
HOTS (High Order Thinging Skills).
4.1.2 Langkah-Langkah Kegiatan Inti Pembelajaran
Bagian langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran, desain RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi konsep belum
memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa. Rancangan proses kegiatan pembelajaran
yang didesain belum berpusat pada kegiatan yang membangun
kemampuan siswa untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran.
Di dalam desain RPP tersebut ada pula konsep materi yang sudah
memuat kegiatan pembelajaran yang membangun keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Hal ini dapat diihat dari desain rencana kegiatan inti
pembelajaran yang dicantumkan, desain kegiatan inti pembelajaran ini
dirancang untuk membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
92
yaitu berupa kemampuan dan mengevaluasi serta kegiatan tersebut
termasuk dalam kriteriaabad-21. Ketercapaian atau ketidak-tercapainya
kegiatan inti dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi ini maka peneliti
melakukan analisis langkah-langkah kegiatan inti dalam RPP yang dibuat
oleh guru tersaji pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kegiatan Inti Pembelajaran pada RPP tematik kelas V
No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan
1. Guru membuka pelajaran
dengan menjelaskan bahwa
pembelajaran hari ini akan
membahas tentang rantai
makanan dalam sebuah
ekosistem.
Termasuk dalam tingkatan
C2 “memahami” dengan
kata kerja “menjelaskan”
karena guru hanya
menjelaskan apa yang akan
dipelajari pada hari itu.
2. Siswa tampil di depan kelas
dan memperagakan
percakapan sederhana yang
terdapat di dalam buku.
Termasuk dalam tingkatan
C3 “mengaplikasikan”
dengan kata kerja
“menerapkan” karena siswa
mampu
memperagakan/menerapka
n percakapan.
3. Siswa menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang
ingin diketahui siswa tentang
rantai makanan kemudian
siswa menempelkan di
dinding kelas.
Termasuk dalam tingkatan
C1 “mengetahui” dengan
kata kerja “menulis” karena
siswa hanya menuliskan
pertanyaan yang diketahui.
4. Siswa dapat menuliskan
jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang dimilikinya
atau pertanyaan milik
temannya.
Termasuk dalam tingkatan
C1 “mengetahui” dengan
kata kerja “menulis” karena
siswa hanya menuliskan.
5. Siswa berpikir kreatif dan
terampil dalam mencari
informasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan.
Termasuk dalam tingkatan
C1 “mengetahui” tetapi
dalam deskripsi kegiatan ini
termasuk dalam kriteria
pada abad-21 yaitu 4C pada
“Creativity and Innovation”
karena dijelaskan bahwa
siswa mampu berpikir
kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
93
No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan
6. Siswa mencermati bacaan
tentang rantai makanan
Termasuk dalam tingkatan
C1 “mengetahui” dengan
kata kerja “mempelajari”
karena siswa mempelajari
bacaan tentang rantai
makanan.
7. Guru mengingatkan kembali
tentang ekosistem dan
menjelaskan tentang rantai
makanan yang terdapat
dalam bacaan.
Termasuk dalam tingkatan
C2 “memahami” dengan
kata kerja “menjelaskan”
karena guru menjelaskan
kembali.
8. Siswa diberi pertanyaan
untuk menstimulus rasa ingin
tahu siswa tentang topic yang
akan didiskusikan.
Termasuk dalam tingkatan
C3 “mengaplikasikan”
dengan kata kerja
“menstimulasikan” karena
siswa mampu mengerti
9. Siswa menentukan pokok
pikiran dari setiap paragraph
dan mengembangkan pokok
pikiran menjadi kalimat
utama.
Termasuk dalam tingkatan
C3 “mengaplikasikan”
dengan kata kerja
“menentukan” karena siswa
mampu menentukan pokok
pikiran dalam bacaan.
10. Siswa membaca teks tetang
rantai makanan berdasarkan
gambar yang disajikan.
Termasuk dalam tingkatan
C1 “mengetahui” dengan
kata kerja “membaca”
karena siswa membaca teks
bacaan yang telah
disiapkan.
11. Guru memimpin diskusi
kelas dengan menanyakan
perihal produsen dan
konsumen dalam rantai
makanan.
Deskripsi kegiatan ini
termasuk dalam abad-21
pada 4C yaitu
“communication” dimana
siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.
12. Siswa bersama dengan teman
sebangku membuat rantai
makanan dari ekosistem
pilihan mereka.
Deskripsi kegiatan ini
termasuk dalam abad-21
pada 4C yaitu
“communication” dimana
siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.
13. Siswa melengkapi diagram
rantai makanan disertai
Termasuk dalam tingkatan
C2 “memahami” dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
94
No Deskipsi Kegiatan Inti LOTS HOTS Keterangan
dengan keterangan. kata kerja “meramalkan”
karena siswa mampu
melengkapi diagram rantai
makanan.
14. Siswa saling bertukar
diagram rantai makanan dan
menulis keterangannya
kembali.
Deskripsi kegiatan ini
termasuk dalam abad-21
pada 4C yaitu
“collaborative” dimana
siswa berkolaborasi dengan
bertukar diagram.
15. Siswa saling berdiskusi
tentang keterangan rantai
akanan yang mereka buat.
Deskripsi kegiatan ini
termasuk dalam abad-21
pada 4C yaitu
“communication” dimana
siswa sudah melakukan
diskusi dalam kelompok.
Jumlah Indikator 10 5
Berdasarkan tabel 4.2, peneliti menganalisis perencanaan
langkah-langkah kegiatan inti pada RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan peneliti mendapatkan hasil bahwa analisis kegiatan
inti tersebut mencakup 15 langkah kegiatan pembelajaran dimana 10
kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa merupakan kriteria LOTS
(Lower Order Thinking Skills) dan 5 kegiatan yang dilakukan siswa
merupakan kriteria HOTS (Higher Order Thinking Skills). Hal ini
dikatakan bahwa kriteria LOTS yaitu kegiatan pembelajaran yang
mengandung kata kerja operasional dalam taksonomi bloom ada pada
tingkatan C1-C3 (mengetahui, memahami, mengaplikasikan) dan
kegiatan pembelajaran yang tidak mengandung pada kata kerja
operasional dalam tingkatan taksonomi bloom yakni dalam 4C
(communication, collaborative, critical Thinking and problem solving,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
95
creativity and innovation) dengan mengacu pada pendapat Hosnan (2014
: 82). Dalam hasil analisis dalam kriteria LOTS ini, peneliti lebih banyak
menemukan kata kerja oprasional dalam taksonomi bloom pada tingkatan
C1 “mengetahui” karena dalam langkah kegiatan inti lebih banyak siswa
diminta untuk membaca teks bacaan yang sudah disiapkan. Sedangkan
kriteria kegiatan pembelajaran HOTS yaitu kegiatan pembelajaran yang
mengandung kata kerja oprasional dalam taksonomi bloom, yang ada
pada tingkatan C4-C6 (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) dan
kegiatan tersebut masuk dalam kriteria pembelajaran abad-21 dalam 4C
(communication, collaborative, critical Thinking and problem solving,
creativity and innovation). Dari hasil analisis, kegiatan pembelajaran
yang mengandung HOTS lebih mengacu dalam abad-21 yang termasuk
dalam 4C dimana siswa lebih banyak berkomunikasi dan bekolaborasi, .
Dari hal tersebut, Adapun kegiatan pembelajaran pada no 12
menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom yakni pada
tingkatan C6 “mencipta” dimana siswa mampu membuat rantai makanan
dari ekosistem pilihan.
4.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran tematik siswa siswi
kelas V. Berikut ini hasil observasi yang sudah dilakukan peneliti dalam
proses pelaksanaan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
96
Tabel 4.3 hasil observasi pelaksanaan pada proses pembelajaran di kelas.
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1 Communication
(Komunikasi)
1. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk
mempresentasikan
hasil dari
pembelajaran.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan hasil
diskusi dengan
membacakan ide
pokok dan setiap
kelompok
menunjukan karya
yang dibuatnya.
2. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan ide
atau pendapat saat
berdiskusi dengan
teman-teman
maupun ketika
menyelesaikan
masalah yang
diberikan oleh
guru.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengungkapkan
pendapat melalui
Tanya jawab.
3. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
mengingat kembali
materi pada
pembelajaran
sebelumnya.
Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
mengingat kembali
pelajaran
sebelumnya.
4. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk memahami,
mengelola, dan
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk mengelola teks
bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
97
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
menciptakan
komunikasi yang
efektif dalam
berbagai bentuk
secara lisan dan
tulisan.
2. Collaborative
(Kolaborasi)
1. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk membentuk
kelompok diskusi.
Guru memberkan
kesempatan pada
siswa untuk
membentuk
kelompok diskusi.
2. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk saling
bertukar pikiran
dan pendapat saat
berdiskusi.
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk mengelola teks
bacaan.
3. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan siswa
kesempatan untuk
menghargai
pendapat orang
lain dan mencapai
tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri
dan orang lain.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mendengarkan hasil
diskusi dari
kelompok lain.
4. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
tanggung jawab
kepada siswa
untuk bekerjasama
dengan kelompok
secara produktif
dengan yang lain.
Guru memberikan
kesempatan siswa
untuk berdiskusi dan
memilih salah satu
orang untuk menjadi
ketua kelompok.
3. Critical
Thinking and
Problem Solving
1. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
98
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
(Berpikir Kritis
dan Pemecahan
Masalah)
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan
secara mandiri.
mengerjakan tugas
secara mandiri tanpa
bantuan guru
maupun orang lain.
2. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk
mengungkapkan
ide atau pendapat
secara langsung.
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengungkapkan
pendapat saat guru
bertanya.
3. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk menyusun,
mengungkapkan,
menganalisis, dan
menyelesaikan
permasalahan
yang ada.
Guru meminta siswa
untuk menyusun,
mengungkapkan, dan
menganalisis
permasalahan yang
ada.
4. Di dalam kegiatan
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk memberikan
tanggapan dan
kritik
Guru tidak
memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan kepada
kelompok lain.
4. Creativity and
innovation
(Kreativitas dan
inovasi)
1. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan siswa
untuk membuat
sebuah karya.
Siswa dimita untuk
menyusun
rantaimakanan yang
di diskusikan dalam
kelompok.
2. Di dalam
pembelajaran
Guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
99
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
berkonstribusi
positif terhadap
lingkungan
dengan
memanfaatkan
berbagai teknologi
dan informasi
yang ada.
esempatan kepada
siswa
untukmemanfaatkan
berbagai teknologi
dan informasi yang
ada.
3. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kebebasan dan
keluasaan belajar
yang sesuai
dengan minat,
bakat, dan
kemampuan
siswa.
Guru memberikan
keluasaan belajar
kepada siswa sesuai
dengan kondisi kelas.
4. Di dalam
pembelajaran
memperlihatkan
proses guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menggunakan ide-
ide kreatif dan
mampu
menuangkan
pendapat yang
dimiliki siswa.
Guru meminta siswa
untuk menjelaskan
dan menampilkan
hasil karya yang
dibuatnya.
Berdasarkan tabel 4.3, peneliti mendapatkan data dengan
melakukan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Data
yang diperoleh peneliti tidak hanya didapatkan melalui hasil dari peneliti
saja melainkan menggunakan teknik triangulasi dimana teknik ini
merupakan teknik pengumpulan data gabungan, jadi, peneliti mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
100
teman 1 orang untuk melakukan observasi saat proses pembelajaran
berlangsung. Teknik yang dilakukan di dalam ruang kelas dengan 2
orang mahasiswa melakukan observasi dengan jarak yang tidak
berdekatan kemudian secara mandiri peneliti dan satu temannya mulai
mengobservasi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dari 2
data yang diperoleh tersebut, peneliti dapat menganalisis dengan
menyimpulkan hasil observasi yang sudah didapatkannya.
Hasil penelitian yang peneliti lakukan, peneliti melakukan
analisis dan kesimpulan terkait observasi proses pembelajaran yang
sudah berlangsung. Pada aspek yang pertama yakni communication
(komunikasi) untuk kriteria yang pertama, di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas mengenai ide pokok pada
teks bacaan dan menjelaskan rantai makanan yang sudah dibuat dalam
kelompok. Kriteria yang kedua, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat saat berdiskusi bersama
teman sekelompok. Kriteria yang ketiga, di dalam pembelajaran guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali pelajaran
sebelumnya dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan. Kriteria yag
keempat, guru memberikan kesempatan siswa untuk memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif pada saat ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok
melihat gambar apa saja yang didapat lalu siswa diminta untuk
mengolahnya setelah itu siswa mamp menciptakan hasil karya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
101
kelompok mengenai rantai makanan. Dari keempat kriteria dalam satu
aspek ini, guru sudah melaksnakan 4C dalam proses pembelajaran di
kelas.
Pada aspek yang kedua yakni Collaborative (kolaborasi) untuk
kriteria yang pertama, guru memberikan kesempatan siswa untuk
membentuk kelompok. Pada saat ini, guru membagi menjadi 5 kelompok
dimana pada setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Kriteria yang kedua,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar pikiran
dimana dalam satu kelompok siswa-siswi melakukan diskusi dengan
menyampaikan ide maupun pendapatnya. Kriteria yang ketiga, dalam
kegiatan pembelajaran guru memberikan kesempatan siswa untuk
menghargai teman kelompok lain saat menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas. Kriteria yang keempat, di dalam pembelajaran guru
memberikan tanggung jawab kepada setiap kelompok dengan memilih
ketua kelompok untuk mengkondisikan kelompoknya. Dari keempat
kriteria tersebut guru pengampu pembelajaran tematik di kelas ini sudah
melaksanakan kemampuan 4C.
Aspek yang ketiga pada pelaksanaan proses pemebelajaran.
Aspek ketiga mencakup Critical Thinking and Problem Solving (berpikir
kritis dan pemecahan masalah). Kriteria pertama, di dalam pembelajaran
guru sudah menerapkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri pada proses
pembelajaran siswa menyelesaikan permasalahan secara mandiri saat
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan. Kriteria yang kedua, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
102
sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide
atau pendapat saat guru melakukan Tanya jawab. Kriteria yang ketiga,
guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun
rantai makanan yang sudah disediakan oleh guru. Kriteria yang keempat,
guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tanya
jawab dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Dari aspek ini, guru
3 kriteria sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran tetapi 1 kriteria
belum terlaksana karena pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa-siswi banyak yang tidak mendengarkan teman lain menyampaikan
hasil diskusi sehingga guru sangat terganggu saat penyampaian materi.
Pada aspek ini ketika siswa diminta untuk berpikir secara mandiri,
banyak siswa-siswi yang hanya menggunakan waktu tersebut dengan
bermain dengan teman sebangkunya sehingga tidak mendengarkan apa
yang dikatakan oleh guru.
Aspek yang ke empat yakni Creativity and innovation (kreativitas
dan inovasi) hal tersebut mengacu siswa untuk membuat kreativitas yang
menjadikan hasil. Pada kriteria pertama guru sudah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membuat karya dengan menyusun rantai
makanan yang sudah di diskusikan karya tersebut dijelaskan terlebih
dahulu di depan kelas oleh masing-masing kelompok, setelah itu
ditempel pada dinding yang sudah disediakan. Pada kriteria kedua, guru
memanfaatkan buku untuk membantu proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Hal ini membuat siswa hanya terpaku dalam buku yang ada
di depan siswa. Pada kriteria ke tiga, guru memberikan kebebasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
103
keluasaan dengan kondisi kelas saat itu. Kondisi kelas yang dialaminya
yakni kelas terasa panas oleh karena itu guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membuat kelompok dengan jarak yang sangat
renggang. Kriteria ke empat, guru memberikan kesempatan siswa untuk
melaporkan hasil karya dan menempelnya di dinding yang sudah
disedikan.
Dari hasil yang peneliti simpulkan, guru lebih dominan sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan abad-21 dalam aspek 4C hal
tersebut di dapat dari hasil observasi dan pengisian angket kuesioner
yang peneliti lakukan.
4.1.4 Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal
Untuk mengetahui kesesuaian kata kerja operasional yang
terdapat pada soal Penilaian Tengah Semester (PTS) yang mengarah pada
indikator pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi, peneliti
mengumpulkan dokumen berupa soal PTS pada pembelajaran tematik
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
Setelah peneliti mendapatkan soal PTS, langkah berikutnya
peneliti mampu menganalisis tingkat kesesuaianya dengan indikator
kriteria berpikir tingkat tinggi. komponen-komponen soal dapat
dikatakan memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi ketika
komponen soal tersebut menggunakan kata kerja operasional yang
mengarahkan siswa pada Taksonmi Bloom tingkatan C4 (menganalisis),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
104
C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta). Hasil analisis soal disajikan pada
tebel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester (PTS)
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud
dengan tanggung
jawab adalah ….
Termasuk dalam
tigkatan C1 dengan kata
kerja “menghafal”.
2 Berikut ini contoh
tanggung jawab
terhadap bangsa
dan Negara adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”.
3 Bila keputusan
dalam suatu
musyawarah telah
tercapai, sikap
kita sebaiknya ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dngan kata
kerja
“mengidentifikasi”.
4 Bentuk sikap
tanggung jawab
saat pemilihan
ketua RT
ditunjukan dengan
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata
kerja“mengidentifikasi”.
5 Yang bukan
merupakan contoh
tanggung jawab di
lingkungan
masyarakat adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”.
Essay PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud
dengan hak adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menjelaskan”.
2 Contoh hak anak
disekolah adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”.
3 Segala sesuatu Termasuk dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
105
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
yang harus
dilakukan dengan
penuh rasa
tanggung jawab
adalah pengertian
dari ….
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”.
4 Contoh kewajiban
anak dirumah
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”.
5 Contoh sikap yang
menunjukan tidak
tanggung jawab di
kelas adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
Uraian PPKn KD 3.2
1 Sebutkan 3
persyaratan dalam
melaksanakan
musyawarah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 3 sikap
peserta dan
pelaksanaan
musyawarah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan ata
kerja “menyebutkan”
3 Apa yang
dimaksud dengan
Kuorum ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menjelaskan”
4 Sebutkan 3 contoh
hak anak di
lingkungan
masyarakat ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
5 Sebutkan 3 contoh
kewajiban anak
dirumah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda IPS KD 3.3
1 Kegiatan ekonomi
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menjelaskan”
2 Manusisa
melakukan
kegiatan ekonomi
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
106
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
untuk …. “mengidentifikasi”
3 Sebab Indonesia
dijuluki sebagai
Negara agraris
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
4 Jenis kegiatan
ekonomi dalam
gambar disamping
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C3 dengan
kata kerja
“menentukan”
5 Berikut ini jenis
ikan yang
dibudidayakan di
tempat perikanan
air tawar adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mengidentifikasi”
6 Berikut ini contoh
usaha di bidang
jasa adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mencontohkan”
7 Berikut ini contoh
usaha yang
dikelola oleh
kelompok adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
8 Orang yang
dijuluki sebagai
Bapak koperasi
Indonesia adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
9 Tempat orang
berjual beli saham
disebut ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
10 Cara yang tepat
untuk menghargai
usaha orang lain
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mengidentifikasi”
Essay IPS KD 3.3
1 Kegiatan
mengubah bahan
mentah menjadi
bahan setengah
jadi atau bahan
jadi disebut ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
107
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
2 Contoh industry
kecil yang
dilakukan secara
perorangan adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mencontohkanl”
3 Perkoperrasian
indonesia
dikembangkan
berdasarkan pada
UUD 1945 pasal
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
4 Bentuk koperasi
yang
menyediakan
layanan simpan
pinjam adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
1 Salah satu
kelebihan pensil
warna saat
mewarnai adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mengidentifikasi”
2 Urutan gambar
yang saling
berhubungan satu
dengan yang lain
sehingga
membentuk
sebuah cerita
disebut ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
Essay SBdP KD 3.1
1 Sebutkan 3
langkah membuat
gambar cerita!
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 3
pewarna yang
digunakan dalam
teknik pewarnaan
basah!
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
1 Urutan nada yang
disususn secara
Termasuk dalam
tingkatan C3 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
108
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
berjenjang disebut
….
kata kerja
“menentukan”
2 Berikut ini lagu
yang termasuk
dalam tangga nada
diatonic minor
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
3 Pencipta lagu
“Gugur Bunga”
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
4 Tangga nada yang
mempunyai dua
jarak tangga nada,
satu dan setengah
disebut ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
Uraian SBdP KD 3.2
1 Sebutkan 2 contoh
lagu yang
termasuk tangga
nada diatonic
mayor!
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 2
macam ciri tangga
nada diatonic
minor!
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 Fungsi utama dari
property tari
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
2 Property tari yang
digunakan pada
tari topeng adalah
….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“mengidentifikasi”
3 Nama tarian pada
gambar di
samping adlah ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja “menghafal”
Uraian SBdP KD 3.3.
1 Nama tarian dan
property tari yang
digunakan pada
gambar di atas
adalah ….
Termasuk dalam
tingkatan C5 dengan
kata kerja
“memperjelas”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
109
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
2 Sebutkan 3 hal
yang perlu
dipersiapkan
dalam peragaan
karya tari ….
Termasuk dalam
tingkatan C1 dengan
kata kerja
“menyebutkan”
Jumlah Soal 0 45
Dari tabel 4.4 peneliti mampu menganalisis soal PTS dengan
menggunakan teknik triangulasi yang merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sebagaimana dengan
mengacu pendapat (Sugiyono, 2007 : 83). Triangulasi tersebt peneliti
meminta bantuan kepada 2 rekan untuk membantu menganalisis proses
penelitian soal. Dengan bantuan tersebut kemuadian peneliti mampu
menyimpulkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh kedua rekan
tersebut. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal-soal yang diberikan
kesiswa lebih dominan dalam kata kerja operasionl dalam Taksonomi
Bloom pada tingkatan C1-C3 (mengetahui, memahami,
mengaplikasikan) hal tersebut menunjukan bahwa soal PTS
dikategorikan sebagai tingkatan LOTS (Lower Order Thinking Skills).
Dimana dengan jumlah keseluruhan soal 45 butir soal dengan bentuk soal
pilihan ganda, essay, dan uraian dari tiga mata pelajaran yang
terkandung. Dalam hal ini peneliti akan membuat diagram untuk
menjelaskan setiap mata pembelajaran yang terkandung. Untuk lebih
jelasnya dilihat pada tabel 4.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
110
Gambar 4.1 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran PPKn
Berdasarkan diagram di atas, merupakan hasil analisis soal pada
mata pelajaran PPKn dengan bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 5
butir soal. Peneliti menyimpulkan bahwa dari 5 butir soal ini termasuk
dalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1
“mengetahui” dimana pada soal siswa hanya diminta untuk menghafal,
menjelaskan, mengidentifikasi saja. Oleh karena itu, hasil presentase
pada soal PPKn dengan bentuk soal pilihan ganda ini menunjukan 100%
mengacu kepada LOTS. Selanjutnya peneliti melakukan presentase pada
soal mata pelajaran PPKn dengan bentuk soal Essay disajikan pada
gambar 4.2
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
111
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran PPKn
Berdasarkan Hasil diagram di atas, peneliti menganalisis dan
menyimpulkan bahwa hasil analisis soal pada mata pelajaran PPKn
dengan bentuk soal essay belum memenuhi kriteria kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Peneliti menemukan 5 butir soal dalam bentuk soal essay.
Di dalam butiran soal tersebut, peneliti tidak menemukan kata kerja
opersional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C4-C6 hanya saja
peneliti menemukan kata kerja operasional pada tingkatan C1-C3. Dari 5
butir soal tersebut semua termasuk ke dalam tingkatan taksonomi Bloom
pada C1 dimana siswa hanya mengacu pada tingkatan “mengetahui”. Hal
ini menunjukan bahwa presentase hasil analisis pada mata pelajaran
PPKn dengan bentuk soal essay dapat diketahui bahwa 100% soal
tersebut mengacu pada LOTS. Setelah peneliti menyimpulkan analisis
soal essay, tiga peneliti melakukan analisis sehingga peneliti sendiri
mampu menyimpulkan soal uraian pada mata pelajaran PPKn tersaji
pada gambar 4.3
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
112
Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran PPKn
Dari hasil diagram di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
presentase hasil analisis soal tersebut menujukan 100% soal termasuk
dalam kategori LOTS. Peneliti menjelaskan bahwa dari 5 butir soal
uraian tersebut semuanya masih mengacu pada kata kerja operasional
dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1. Selanjutnya peneliti
menganalisis soal pada mata pelajaran Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS)
dengan bentuk soal pilihan ganda, essay, dan uraian tersaji dalam gambar
4.4
Gambar 4.4 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran IPS
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
113
Hasil analisis soal pilihan ganda dilihat dari diagram di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa dari 10 butir soal pilihan ganda mengacu
kedalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan
C1”mengetahui” dan C3 “mengaplikasikan”. Dari hasil presentase
peneliti juga menjelaskan bahwa presentase menunjukan 100% analisis
soal tersebut masuk ke dalam kategori LOTS.
Gambar 4.5 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran IPS
Hasil analisis soal essay pada mata pelajaran IPS dilihat dari
diagram di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dari 5 butir soal essay
mengacu kedalam kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
114
tingkatan C1 “mengetahui” karena dijelaskan bahwa soal tersebut hanya
membantu siswa untung menghafal sehingga masuk dalam tingkatan C1.
Hasil presentase yang peneliti lakukan menunjukan 100% analisis soal
tersebut termasuk ke dalam kategori LOTS. Hal tersebut dapat di
buktikan dengan melihat kata kerja operasional.
Gambar 4.6 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP
Peneliti menganalisis 2 soal pilihan ganda pada mata pelajaran
SBdP. Dari soal yang dianalisis, peneliti hanya menemukan soal dengan
kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1
“mengetahui”. Dalam perhitungan presentase, meneliti menyimpulkan
bahwa hasil presentase tersebut menunjukan 100% soal masuk dalam
kategori LOTS. Hal tersebut dapat dilihat dari proses analisis dengan
mengacu pada kata kerja operasional.
Gambar 4.7 Diagram Hasil Analisis Soal pada Mata Pelajaran SBdP
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
115
Hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP dalam bentuk soal
uraian ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa dari 2 soal yang disajikan
merupakan soal yang termasuk dalam kategori LOTS. Presentase yang
didapatkan menunjukan 100% 2 butir soal tersebut belum menggunakan
kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkat C4-C6
melainkan hanya mengacu pada tingkatan C1 “mengetahui”.
Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP
Berdasarkan hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP dengan
kompetensi dasar yang berbeda pada bentuk soal pilihan ganda, peneliti
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
116
mendapatan kesimpulan bahwa soal pilihan ganda yang berjumlah 4 butir
soal ini merupakan soal yang termasuk dalam kategori LOTS, karena
soal-soal tersebut menggunakan kata kerja operasional dalam Taksonomi
Bloom pada tingkatan C1 saja dimana sisa hanya mampu mengetahui.
Dengan demikian hasil presentase sesuai dengan diagram di atas
menunjukan 100% soal – soal pilihan ganda termasuk dalam kategori
HOTS.
Gambar 4.9 Diagram Hasil analisis soal pada mata pelajaran SBdP
Berdasarkan hasil diagram di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa pada mata pelajaran SBdP soal pertama pada bentuk soal uraian
ini mengandung keterampilan berpikir tingkat tinggi pada tingkatan C2
butir soal uraian belum mengacu pada kegiatan berpikir tingkat tinggi.
Hal tersebut dapat dipastikan melalui kata kerja operasional dalam
Taksonomi Bloom. Hasil dari presentase menunjukan bahwa 100% soal
yang diberikan termasuk kedalam kategori LOTS.
Gambar 4.10 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP
98%
2%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
Soal LOTS Soal HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
117
Berdasarkan hasil diagram di atas, peneliti menganalisis dan
membuat kesimpulan bahwa dari 3 butir soal pilihan ganda mengacu
pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada tingkatan C1
“mengetahui” hal tersebut dilihat dari hasil presentase yang menunjukan
100% soal yang diberikan termasuk dalam kategori LOTS.
Gambar 4.11 Diagram Hasil Analisis Soal Pada Mata Pelajaran SBdP
Berdasarkan hasil diagram di atas, presentase analisis soal
menunjukan 100% soal yang diberikan termasuk dalam kategori LOTS.
Hal ini dipastikan melalui kegiatan analisis data dengan menggunakan
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
118
kata kerja operasional sebagai mana seperti pendapat Taksonomi Bloom
pada tingkatan C1, C2.
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti simpulkan, peneliti
melakukan analisis terhadap soal Penilaian Tengah Semester (PTS) untuk
mengetahui kriteria-kriteria yang terdapat pada butir soal dengan
mengacu pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom pada
tingkatan C1 “mengetahui”, C2 “memahami” C3 “mengaplikasikan”
yang mempunyai arti bahwa tingkatan tersebut merupakan dalam
kategori LOTS. Sedangkan kata kerja operasional pada tingkatan C4
“menganalisis”, C5 “mengevaluasi” C6 “mencipta” mempunyai arti
bahwa tingkatan tersebut termasuk dalam kategori HOTS. Peneliti
melakukan analisis soal yang dimana soal tersebut mencakup 3 mata
pelajaran yakni PPKn, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), SBdP. Berikut ini
dijelaskan hasil dari analisis soal melalui diagram yang disajikan pada
gambar 4.12
Gambar 4.12 Diagram Hasil Analisis Keseluruhan Soal PTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
119
Dari hasil diagram di atas dapat disimpulkan bahwa dari
keseluruhan butir soal dalam setiap mata pelajaran ada yang memuat
dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu pada mata pelajaran
SBdP karena pada butir soal tertera bahwa siswa mampu memperjelas
gambar yang tersedia sehingga kategori tersebut termasuk tingkatan C4.
Berdasarkan diagram di atas, peneliti juga mendapatkan soal LOTS pada
mata pelajaran SBdP ini karena dalam butir soal peneliti menyimpulkan
bahwa menyebutkan masuk pada tingkatan C1 maka dari itu menjadi
alasan bahwa soal yang diberikan ke siswa siswi lebih mengacu pada
kategori LOTS.
Hasil presentase yang didapat pada setiap mata pelajaran PPKn
menunjukan 0% soal yang masuk ke dalam kategori HOTS dan 100%
soal yang masuk kedalam kategori LOTS. Untuk presentase yang didapat
pada mata pelajaran IPS menunjukan 0% soal yang masuk dalam
kategori HOTS dan 100% soal yang masuk ke dalam kategori LOTS.
Sedangkan presentase untuk mata pelajaran SBdP menunjukan 2% soal
yang masuk ke dalam kategori HOTS dan 93,34% soal yang masuk
kedalam kategori LOTS.
4.1.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V
Peneliti mengumpulkan dokumen berupa angket kuesioner yang
diberikan kepada siswa untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan
di kelas terkait dengan pembelajaran abad-21. Di bawah ini merupakan
hasil analisis kuesioner siswa melalui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas. Peneliti mengambil subjek siswa kelas V dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
120
jumlah 21 siswa. Berikut tabel analisis kuesioner yang dilakukan siswa
tersaji pada tabel 4.5
Tabel. 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa
No siswa
Aspek 4C
Critical Thinking
(Berpikir Kritis)
Collaborative
(Kolaborasi)
Creativity
(Kreativitas)
Communication
(Komunkasi)
1 3,5 2,75 3,25 2,75
2 3 3,5 3,5 3,25
3 2,25 2,5 1,75 2,25
4 2,25 2,5 1,75 2,75
5 3,75 4 4 4
6 3,75 4 4 4
7 3,75 4 4 4
8 3,75 4 4 4
9 3,25 3,5 3,75 4
10 3,25 3,75 3,75 4
11 2,75 3,45 3,25 3,75
12 3,73 3,45 3,5 3,75
13 3,25 3,75 3,75 4
14 2,75 2,75 3,5 3
15 3,5 3 2,75 3,5
16 3 4 3,25 3,25
17 3 4 3,25 3,25
18 3 4 3 3,25
19 2,5 3,25 3,25 2,75
20 2,5 3,25 2,5 2,75
21 3 4 3,25 3,25
Rata-rata 3,12 3,53 3,28 3,4
Berdasarkan tabel di atas, peneliti melakukan perhitungan
mengenai analisis kuesioner siswa. Dari hasil di atas peneliti menilai
masing-masing siswa mngenai kuesioner yang diberikan sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
121
aspek 4C dan kriteria-kriteria yang diberikan kemudian dari hasil
kuesioner yang dikerjakan siswa dinilai sehingga nilai paling maksimal
adalah 4 (sering sekali), 3 (sering), 2 (jarang), 1 (tidak pernah). Setelah
melakukan penilaian mengenai aspek 4C, peneliti melakukan
perhitungan dari setiap jumlah aspek dibagi dengan seluruh siswa
kemudian peneliti menuliskan rata-rata kuesioner yang di isi oleh siswa.
Kemudian peneliti melakukan perhitungan hasil kuesioner siswa tersebut
menggunakan skala likert sesuai dengan rata-rata yang sudah ditemukan
peneliti sehingga dapat dilihat kesesuaian dalam pelaksanaan
pembelajaran pada aspek 4C. berikut ini akan dipaparkan tabel hasil
perhitungan pernyataan pada kuesioner siswa.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan pada Kuesioner Siswa
No Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sering Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
122
Gambar 4.14 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Berdasarkan diagram batang di atas, peneliti menjelaskan bahwa
hasil kuesioner yang dilakukan siswa pada aspek 4C menunjukan bahwa
Critical Thinking menunjukan angka 3,12. Collaborative menunjukan
angka 3,55. Creativity menunjukan angka 3,24. Communication
menunjukan angka 3,4. Dari hasil tersebut, data yang menunjukan rata-
rata tertinggi yakni pada aspek Collaborative (Kolaborasi) sedangkan
rata-rata terendah menunjukan angka 3,12 pada aspek Critical Thinking
(Berpikir Kritis). Berikut ini adalah tabel analisis akhir dari analisis soal
terhadap proses pembelajaran.
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Aspek 4C 3.12 3.55 3.24 3.4
2.9
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6R
ata
- R
ata
Rata - Rata hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
123
Tabel 4.7 Hasil Akhir Analisis Kuesioner siswa
No Aspek Rata-rata
Skor Seluruh Siswa
Pernyataan
Penerapan
1 Critical Thinking 3,12 Sering
2 Collaborative 3,55 Sering Sekali
3 Creativity 3,24 Sering
4 Communication 3,4 Sering Sekali
Berdasarkan hasil analisis kuesioner siswa, peneliti mengambil
siswa-siswi kelas V untuk menjadi subjek dengan jumlah siswa 21 orang.
Peneliti melakukan analisis data kuesioner siswa menggunakan skala
likert sehingga peneliti mampu mengukur baik tanggapan positif ataupun
negative dari kriteria yang di tentukan melalui hasil akhir yang diperoleh
dari rata-rata.
4.1.6 Hasil Analisis Kuesioner Guru Kelas V
Peneliti melakukan pengambilan data melalui kuesioner yang
dinilai oleh guru kelas. Hasil analisis kuesioner guru tersebut sama
seperti hasil analisis yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan skala likert untuk mengetahui sejauh mana guru pengampu
pembelajaran tematik menerapkan pembelajaran yang mengarak pada
aspek 4C yaitu Critical Thinking (berpikir kritis), Collaborative
(kolaborasi), Creativity (kreativitas), dan Communication (komunikasi).
Berikut ini adalah tabel analisis kuesioner guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
124
Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuesioner Guru
No
Aspek 4C
Critical Thinking
(Berpikir Kritis)
Collaborative
(Kolaborasi)
Creativity
(Kreativitas)
Communication
(Komunkasi)
1 3,5 4 3 3,75
Berdasarkan tabel di atas, peneliti menghitung kuesioner yang di
isi oleh guru sesuai dengan kenyataan yang dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Hasil pada tabel diata diperoleh dari
menjumlahkan kriteria-kriteria pada aspek kemudian dibagi 4 karena
terdapat 4 aspek dan 16 kriteria untuk jumlah keseluruhan. Dengan
demikian, peneliti dapat menemukan hasil rata-rata pada setiap aspek 4C.
berikut tabel pernyataan disajikan pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Kriteria Hasil Hitung Pernyataan Kuesioner Guru
No Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 – 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 – 2.51 Jarang
3 2.52 – 3.27 Sering
4 3.28 – 4.00 Sering Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
125
Gambar 4.15 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru
Berdasarkan diagram batang di atas, peneliti menjelaskan bahwa
hasil kuesioner yang dilakukan guru pada aspek 4C menunjukan bahwa
Critical Thinking menunjukan angka 3,5. Collaborative menunjukan
angka 4. Creativity menunjukan angka 3. Communication menunjukan
angka 3,75. Dari hasil tersebut, data yang menunjukan rata-rata tertinggi
yaitui pada aspek Communication (komunikasi) sedangkan rata-rata
terendah menunjukan angka 3 pada aspek creativity (kreativitas) Berikut
ini adalah tabel analisis akhir dari angket kuesioner guru terhadap proses
pembelajaran.
Tabel 4.10 Hasil Akhir Analisis Kuesioner Guru
No Aspek Rata-rata Skor
Seluruh Siswa
Pernyataan
Penerapan
1 Critical Thinking 3,5 Sering sekali
2 Collaborative 4 Sering Sekali
3 Creativity 3 Sering
4 Communication 3,75 Sering Sekali
CriticalThinking
Collaborative CreativityCommunicati
on
Aspek 4C 3.5 4 3 3.75
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Rat
a -
Rat
a
Rata - Rata hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
126
Berdasarkan hasil akhir analisis angket kuesioner guru, peneliti
menyimpulkan bahwa yang dilakukan guru ketika proses pembelajaran
sangat sering melakukan kegiatan yang masuk kedalam kategori 4C.
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dengan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan, mampu mengungkapkan
pendapat, dsb. Di dalam pembelajaran guru mampu menerapkan
komunikasi serta kolaborasi.
4.1.7 Hasil Wawancara Guru Kelas V
Peneliti melakukan teknik pengambilan data dengan
menggunakan teknik wawancara yang dilakukan setelah selesai observasi
kegiatan pembelajaran. Wawancara tersebut peneliti lakukan bersama
dengan guru kelas V. Dalam teknik wawancara, peneliti menanyakan
beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru
mengenai pembelajaran HOTS dan pembelajaran pada abad-21. Berikut
ini temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam bentuk
tabel 4.14
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Guru kelas V
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah bapak sebelumnya
sudah mengetahui HOTS?
Sudah, dulu waktu kuliah pernah
mendapatkan materinya. Dan kemarin
sempat mendapatkan lagi ketika
mengikuti diklat guru.
2 Sejauh mana pengetahuan
bapak mengenai HOTS?
HOTS itukan dicetuskan oleh Bloom
yang membagi ranah berpikir .
3 Menurut bapak, apakah
pengertian dari HOTS sendiri?
Berpikir tingkat tinggi yang mencakup
ranah kognitif afektif, dan psikomotorik.
4 Menurut bapak, apakah HOTS
itu penting diterapkan di kelas
V?
Penting, karena di HOTS dapat
membantu siswa dalam mengatasi suatu
permasalahan dengan cara menganalisis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
127
No Pertanyaan Jawaban
evaluasi, dan mengaplikasikannya.
5 Apakah bapak sudah
menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat
HOTS?
Sejauh ini belum sepenuhnya
pembelajaran mencakup keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
6 Menurut bapak, apakah ada
hambatan dikelas saat
menerapkan pembelajaran
yang bersifat HOTS?
Ada, ya tidak banyak tetapi ya ada
7 Apa kendala bapak saat
menerapkan pembelajaran
HOTS di kelas?
Kendalanya dari segi anaknya, karena
tidak semua anak dapat memecahkan
soal hots.
8 Apakah pembelajara HOTS
sangat membantu proses
pembelajaran di kelas?
Membantu, karena anak jadi lebih kritis,
logis, dan mengembangkan HOTS.
9 Menurut bapak apakah HOTS
termasuk dalam pembelajaran
abad-21?
Iya
10 Apakah bapak sebelumnya
sudah mengetahui tentang
pembelajaran abad-21?
Iya, kemarin bulan desember diadakan
diklat tentang HOTS dan pembelajaran
abad-21
11 Apa yang bapak ketahui
tentang pembelajaran abad-
21?
Keterampilan abad-21 terdiri dari
karakter, kompetensi, dan literasi.
12 Apakah bapak mampu
menerapkan pembelajaran
abad-21 saat proses
pembelajaran?
Mampu, karena secara tidak langsung
pembelajaran kurtilas ini sudah
mencakup pembelajaran abad-21.
13. Menurut bapak apa kendala
yang dihadapi saat proses
pembelajaran berlangsung
dengan menerapkan abad-21?
Kurang lebih tidak ada.
13 Apakah bapak memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk melakukan presentasi
pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
Iya. Memberikan presentasi kelompok
seusai diskusi.
14 Menurut bapak, sejauh mana
pengetahuan bapak mengenai
pembelajaran abad-21 pada
aspek collaborative
(kolaborasi)?
Kerjasama atau diskusi
15 Apakah bapak memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk membentuk kelompok
pada saat pembelajaran?
Ya, jelas
16 Adakah kendala bapak dalam Ada, terkadang anak suka memilih-milih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
128
No Pertanyaan Jawaban
membentuk kelompok siswa
saat proses pembelajaran?
teman dalam membentuk kelompok.
17 Menurut bapak, apakah
penting pembelajaran abad-21
ini diterapkan pada siswa siswi
kelas V?
Ya, perlu dan penting.
Melalui wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas
V, peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan guru pada aspek
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mengenai pembelajaran abad-21
guru mampu mengetahui mengenai hal tersebut. Hasil wawancara yang
di berikan oeh guru dapat terjawab semua sesuai dengan tabel di atas.
Ketika peneliti melakukan wawancara guru banyak mengetahui tentang
HOTS dan paham adanya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pembahasan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Analisis Indikator pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk mendapakan gambaran mengenai keterampilan berpikir
tingkat tinggi, berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui
RPP yang dibuat oleh guru pengampu pembelajaran tematik di kelas V,
peneliti melakukan analisis RPP dengan melihat Indikator pada bagian
RPP. Kegiatan analisis RPP pada indikator yang peneliti lakukan
tersebut mengacu pada kata kerja operasional yang sesuai dengan
Taksonomi Bloom pada tingkatan C4 “menganalisis”, C5
“mengevaluasi”, C6 “mencipta” sehingga tingkatan tersebut dapat
dikategorikan sebagai HOTS. Peneliti melakukan analisis pada indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
129
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Gambar 4.16 Analisis Kesimpulan Indikator Peneliti
Berdasarkan hasil yang di analisis peneliti, pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dapat dibuktikan melalui kata kerja operasional dalam
taksonomi Bloom. Peneliti melakukan kegiatan analisis RPP pada
indikator menggunakan teknik triangulasi sebagaimana dibahas oleh
(Sugiyono, 2007 : 83) pada teknik ini peneliti mencari 1 rekan untuk
membantu menganalisis indikator pada RPP. Kemudian peneliti
menggabungkah hasil analisis tersebut untuk disimpulkan sebagai hasil
akhir analisis indikator RPP tersebut. Dari pembelajaran Bahasa
Indonesia ini, peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang ada pada
mata pelajaran tersebut mengacu pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Indikator yang terdapat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
memiliki kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada tingkatan
C4 “menganalisis” dengan kata kerja menemukan. Selain itu, peneliti
juga menemukan indikator yang sesuai dengan langkah-langkah kegiatan
inti. Indikator yang tercantum pada RPP menunjukan bahwa siswa
mampu menentukan pokok pikiran dalam bacaan. Di dalam kegiatan inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
130
dijelaskan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari pokok pikiran dalam teks bacaan. Hal tersebut mengacu pada
tingkatan taksonomi bloom C4 karena siswa diminta untuk menganalisis
teks bacaan yang dibagikan kemudian siswa mampu menentukan pokok
pikiran dari teks bacaan tersebut.
Gambar 4.17 Analisis Kesimpulan Indikator Peneliti
Berdasarkan hasil yang dianalisis peneliti pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), peneliti mampu menyimpulkan hasil analisis
yang dilakukan dengan teknik triangulasi sebagaimana dijelaskan oleh
Sugiyono (2010 : 330-331) bahwa teknik pengumpulan data dengan
triangulasi yaitu menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Teknik ini mengacu pada pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai sumber yang ada.
Peneliti menggunakan sumber dalam pengumpulan data dengan mencari
rekan untuk melakukan analisis RPP pada indikator. Hasil dari
pengumpulan data dengan menggunakan teknik triangulasi tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang terdapat pada RPP
termasuk ke dalam kategori HOTS karena indikator tersebut
menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada
tingkatan C6 “mencipta” dengan kata kerja membuat. Hal tersebut
sependapat dengan Anderson & Krathwohl (dalam Suwarto, 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
131
bahwa kategori dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi ada enam
yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan menciptakan. Sehingga kata kerja berupa mencipta merupakan
kategori proses kognitif yang berada pada kemampuan menciptakan.
Peneliti melakukan analisis indikator pada mata pelajaran yang
menjelaskan bahwa siswa membuat gambar rantai makanan pada
ekosistem lengkap dengan keteranganya. Hal tersebut dilakukan supaya
siswa mampu menciptakan hasil karya yang dibuat dalam kelompok
mengenai rantai makanan. Indikator yang ada pada RPP juga muncul
dalam langkah-langkah kegiatan dengan mengacu pada kegiatan siswa
saat menyampaikan hasil diskusi dengan menjelaskan karya yang dibuat
dalam kelompok.
Kemampuan guru dalam mendesain RPP pada komponen
indikator sehingga guru mampu membentuk desain tersebut dengan
kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, peneliti
menyimpulkan bahwa guru sepenuhnya paham akan keterampilan
berpikir tingkat tinggi secara kongkrit. Hal ini terlihat dari desain RPP
pada bagian indikator mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun IPA.
Peneliti menyimpulkan dari kedua mata pelajaran tersebut memuat
indikator yang termasuk ke dalam kategori keterampilan berpikir tingkat
tinggi, yakni dengan menggunakan kata kerja operasional dalam
taksonomi bloom pada tingkatan C4 “menganalisis” menggunakan kata
kerja menemukan, dan C5 “mencipta” menggunakan kata kerja
membuat. Hal tersebut mengacu pada pendapat Anderson dan Krathwohl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
132
(2015 : 101) kata kerja berupa menemukan merupakan kategori proses
kognitif yang berada pada kemampuan menganalisis. Akan tetapi
penggunaan kata kerja berupa menemukan yang dicantumkan oleh guru
dalam desain RPP sudah mengarah pada keterampilan berpikir berupa
menganalisis sebagaimana yang dimaksud oleh Andrson dan Karthwohl.
b. Analisis Langkah-Langkah Kegiatan Inti pada RPP
Pada bagian langkah-langkah kegiatan inti, desain RPP
pembelajaran tematik dengan materi yang memuat mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan IPA dengan materi konsep menentukan pokok pikiran dan
membuat pola rantai makanan. Berdasarkan hasil analisis dari langkah-
langkah kegiatan inti tersebut, presentase menunjukan 100% belum
memuat kegiatan pembelajaran yang mampu membangun keterampilan
tingkat tinggi siswa dalam kata kerja operasional melainkan adapula yang
masih menggunakan kata kerja operasional dalam taksonomi bloom pada
tingkatan C1, C2, dan C3 yang termasuk dalam kategori LOTS.
Sebagimana hal tersebut sesuai dengan teori dari Anderson,L., dan
Krathwohl (2001) pada buku yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif
dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Adapun tabel kesimpulan hasil
analisis langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
133
Gambar 4.18 Analisis Kesimpulan Langkah-langkah RPP
Rancangan kegiatan inti pembelajaran yang di desain oleh guru
merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa saat proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis, peneliti melakukan analisis
langkah-langkah kegiatan inti pada RPP ini dengan menggunakan teknik
triangulasi sebagaimana hal tersebut mengacu pada pendapat Cohen &
Manion (1994: 233) menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik
yang menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam
penelitian. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, peneliti
sebelumnya akan membahas mengenai hasil analisis dalam keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada langkah-langkah kegiatan inti. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
134
menyimpulkan hasil penelitian dengan teknik triangulasi yang mengacu
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan kata
kerja operasional yang ada pada tingkatan C1-C6. Dari hasil yang
peneliti simpulkan, di dalam langkah-langkah kegiatan inti yang sudah
didesain oleh guru merupakan kegiatan pembelajaran yang mengacu
pada kata kerja operasional pada tingkatan C1-C3 sehingga hal tersebut
dikategorikan sebagai LOTS. Adapula yang peneliti analisis di dalam
kegiatan inti pembelajaran yang mengacu pada kata kerja operasional
pada tingkatan C4-C6 sehingga dikategorikan sebagai HOTS (Edwards
& Briers, 2010).
Hasil dari analisis langkah-langkah kegiatan, peneliti masih
merasa tidak puas karena adanya beberapa factor yang ditemukan dalam
langkah-langkah kegiatan inti pada RPP. Akan tetapi ketidak puasan
tersebut akan menjadi puas ketika peneliti mendapatkan teori dan
pendapat dari para ahli maupun buku yang membantu dalam kegiatan
menganalisis kegiatan pada RPP tersebut.
4.2.2 Pembahasan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Peneliti melakukan pengumpulan dokumen dengan melakukan
observasi yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung pada
pembelajaran tematik yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan
observasi terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diistilahkan
dengan aspek 4C (communication, collaborative, critical thinking and
problem solving, creativity and innovation) hal tersebut terdapat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
135
kompetensi yang harus dimiliki guru saat melakukan proses belajar
mengajar terkait dengan materi atau pebelajaran abad-21. Dari hasil
jawaban analisis kuesioner terkait peoses pembelajaran, peneliti
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah baik dan beberapa
mencakup dalam kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga masuk
kedalam kategori keterampilan berpikir kritis sehingga mampu
memecahkan sebuah masalah. Di dalam kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan peneliti melakukan pengamatan ketika siswa melakukan
diskusi kelompok dan bekerja sama dengan teman sebangku maupun
teman sekelompok. Dalam tugas yang diberikan kepada siswa-siswi
dalam bentuk kelompok, siswa juga mampu membuat sebuah karya yang
di berikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
136
Gambar 4.19 Analisis Kesimpulan Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti
Berdasarkan gambar di atas, peneliti melakukan observasi
kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana guru dapat
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran
tematik di kelas V di salah satu sekolah dasar kabupaten Bantul
Yogyakarta. Peneliti melakukan kegiatan mengamati proses
pembelajaran bersama dengan satu rekan peneliti lain. Hal itu disebabkan
bahwa peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagaimana hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
137
mengacu pada pendapat Cohen & Manion (1994: 233) menyatakan
bahwa triangulasi merupakan teknik yang menggunakan dua atau lebih
metode pengumpulan data dalam penelitian. Hal tersebut dikatakan
bahwa peneliti mampu menyimpulkan dari data yang telah dilakukan
teknik triangulasi kegiatan pembelajaran pada saat proses observasi.
Pada proses kegiatan pembelajaran, peneliti mendapatkan banyak
informasi melalui pengamatan yang dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung sebagaimana hal tersebut mengacu pada pendapat Arikunto
(dalam Mitri, 2016) bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah
proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dikelas. Berdasarkan
hasil yang diperoleh peneliti, guru kelas ketika proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung suara yang diucapkan mampu memenuhi ruangan
kelas dan tegas sehingga membuat siswa-siswi mendengarkan dengan
baik apa yang dikatakan oleh guru saat proses pembelajaran. Ketika
peneliti melakukan pengamatan, peneliti banyak menemukan
kemunculan pada aspek 4C dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang
dituliskan peneliti. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
berdiskusi dan siswa mampu memaparkan hasil diskusi di depan kelas
dengan ketentuan kelompok lain memberikan pesan maupun kritik dan
pertanyaan yang diberikan oleh kelompok yang sedang menyampaikan
hasil diskusi, sesuai dengan yang dijelaskan oleh Partnership
Century Skills (dalam Mufidah & Ariyadi, 2017) bahwa kolaborasi
merupakan kemampuan siswa untuk dapat bekerja secara efisien dalam
tim. Hal ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
138
menyelesaikan tugas yang dikerjakan dalam kelompok sehingga siswa
mampu menyampaikan pendapat dengan teman sekelompok. Berikut
adalah gambar kegiatan siswa pada proses pembelajaran berlangsung.
Gambar 4.20 Kegiatan pada Proses Pembelajaran
Siswa diberikan kesempatan untuk menampilkan karya yang
dibuat dalam kelompok serta menjelaskan karya yang dibuatnya kepada
kelompok lain. Hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan
observasi melalui pengamatan yang dilakukan di dalam kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, guru mampu menerapkan kegiatan
pembelajaran abad-21 dengan menerapkan aspek 4C dan sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Partnership Century Skills dalam (Mufidah &
Ariyadi, 2017) bahwa kemampuan kreativitas merupakan kemampuan
yang menuntut siswa untuk dapat menyelesaikan secara kreatif. Berikut
adalah gambar proses pembuatan kreativitas siswa melalui diskusi
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
139
Gambar 4.21 Kegiatan Diskusi Siswa
4.2.3 Pembahasan Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Soal (Penilaian Pembelajaran)
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir
tingkat tinggi, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada guru kelas V
untuk meminta dokumen untuk pengambilan data soal Penilaian Tengah
Semester (PTS) yang akan dianalisis. Kemudian guru memberikan soal
PTS yang dibuat oleh guru-guru SD se-Kecamatan Bantul. Dalam soal
PTS tersebut guru memberikan pada semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 dan soal tersebut terdiri dari 3 mata pelajaran dalam 1 tema
yaitu PKN, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan SBdP. Dimana pada soal
PPKn terdiri dari 5 butir soal pilihan ganda, 5 butir soal dengan bentuk
soal essay, 5 butir soal dalam bentuk uraian. Pada mata pelajaran IPS
terdiri dari 10 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, 5 butir soal dalam
bentuk essay, 2 butir soal dalam bentuk uraian. Pada mata pelajaran
SBdP terdiri dari 7 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, 4 butir soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
140
dalam bentuk uraian. Hal tersebut bahwa jumlah keseluruhan soal yang
tercantum pada PTS tersebut sebanyak 45butir soal.
Di dalam analisis soal tersebut, yang dilakukan peneliti pertama
yakni mencari rekan penelitian untuk melakukan analisis pada soal
tersebut dengan teknik triangulasi sebagaimana pendapat (Prastowo,
2010) yang mengatakan bahwa triangulasi bisa dimaknai dengan suatu
teknik yang menggunakan dua atau lebih metode pengumpulan data
dalam peneliian terhadap dalam penelitian (Prastowo, 2010). Setelah itu
peneliti melakukan kegiatan analisis dengan mengkaitkan butir soal
dengan menggunakan kata kerja operasional. Analisis penilaian yang
dilakukan peneliti menunjukan bahwa butir soal yang dianalisis sesuai
dengan ranah kognitif yang menggunakan tahapan berpikir siswa.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mengkaitkan dan sesuai dengan teori
Anderson Krathwohl dalam Taksonomi Bloom yang menyatakan adanya
kegiatan berpikir siswa melalui kata kerja operasional yang terdiri dari
6C diantaranya Mengingat (C1), Memahami (C2), Menerapkan (C3),
Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Mencipta (C6). Dari data
tersebut pada tingkatan C1-C3 dikategorikan termasuk pada kategori
LOTS dan pada tingkatan C4-C6 dikatergorikan sebagai kategori HOTS.
Analisis yang telah dilakukan menggunakan teknik triangulasi,
peneliti menyimpulkan bahwa pada mata PPKn presentase menunjukan
100% butir soal yang tersedia merupakan kategori LOTS dikarenakan
butir soal dalam mata pelajaran ini lebih mengacu kepada siswa untuk
menyebutkan dan siswa mampu memahami saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
141
Untuk mata pelajaran IPS presentase pada butir soal menunjukan
bahwa 100% masuk kedalam kategori LOTS karena peneliti
menyimpulkan bahwa dalam butir soal tersebut, siswa diminta untuk
menyebutkan saja dan termasuk dalam kategori kata kerja operasional
pada tingkatan C1. Berikut adalah contoh soal yang mencakup kriteria
LOTS:
C1 (Menyebutkan) : soal pilihan ganda no 2
Gambar 4.22 Analisis Kesimpulan Soal PTS C1 Kriteria LOTS
Soal tersebut mencakup kriteria LOTS karena masuk dalam
tingkatan taksonomi Bloom C1 yaitu menyebutkan. Dari pernyataan soal
tersebut, siswa diminta untuk menyebutkan contoh tanggung jawab
terhadap bangsa dan negara. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dijelaskan oleh Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa tingkat
mengetahui merupakan keterampilan mengungkapkan kembali apa yang
sudah dipelajari dari buku, guru, da sumber lainnya sebagaimana aslinya
tidak melakukan perubahan.
Selanjutnya peneliti menyimpulkan pada mata pelajaran SBdP
pada 1 butir soal terdapat soal yang mengacu pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi presentase menunjukan 2% masuk kedalam kategori
HOTS. Sedangkan untuk 98% termasuk kedalam LOTS. Berikut ini
adalah contoh soal yang mencakup kriteria HOTS:
C5 (memperjelas) : soal pilihan ganda nomor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
142
Gambar 4.23 Analisis Kesimpulan Soal PTS C5 Kritera HOTS
Soal tersebut mencakup kriteria HOTS karena masuk dalam
tingkatan taksonomi Bloom C5 yaitu mengevaluasi. Dari pernyataan soal
tersebut, siswa diminta untuk menyebutkan nama tarian sesuai dengan
gambar yang tertera. Alasan peneliti menyimpulkan bahwa soal tersebut
menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi karena sesuai dengan teori
Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa kemampuan mengevaluasi
pada tingkat C5 menuntut siswa untuk menentukan nilai suatu benda atau
nformasi berdasarkan suatu kriteria.
Ketika peneliti melakukan analisis pada soal PTS, peneliti merasa
kebingungan untuk menentukan kata kerja operasional karena menurut
peneliti dan dua rekan peneliti pada kata kerja operasional sangatlah
bingung sehingga peneliti sendiri memutuskan untuk menyimpulkan
hasil analisis butir soal yang dilakukan dengan menggunakan teknik
riangulasi yang sudah dilakukan. Di bawah ini, peneliti akan memberikan
contoh soal yang sudah disimpulkan dan masuk kedalam kategori LOTS
Pada mata pelajaran PPKn soal pilihan ganda nomor soal 1 dengan soal
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
143
“Yang dimaksud tanggung jawab adalah …..”
Soal yang telah dipaparkan tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa soal tersebut termasuk dalam kata kerja operasional pada
tingkatan C1 (Memahami) dengan kata kerja menjelaskan atau
menghafal. Berdasarkan hal tersebut, pada butir soal peneliti
menyimpulkan bahwa siswa hanua mampu mengingat lalu lebih mudah
untuk menjawab melalui pilihan ganda. Hal tesebut sesuai dengan teori
dari Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa kemampuan
mengetahui merupakan merupakan kemampuan yang mengharapkan
siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah dipelajari dari
guru, buku, dan sumber lainnya sebagaimana aslinya tanpa melakuan
perubahan. Peneliti juga akan memberikan contoh butir soal yang masuk
kedalam kategori LOTS pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) soal pilihan ganda nomor soal 9 dengan soal sebagai berikut:
“Tempat orang berjual beli saham disebut ….”
Dari butir soal yang dipaparkan tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa butir soal termasuk dalam kata kerja operasional pada tingkatan
CI (Memahami) dengan ata kerja menghafal. Siswa dimina untuk
mengetahui materi tentang jual beli kemudian menghafalnya. Hal tesebut
sesuai dengan teori dari Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016) bahwa
kemampuan mengetahui merupakan merupakan kemampuan yang
mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah
dipelajari dari guru, buku, dan sumber lainnya sebagaimana aslinya tanpa
melakuan perubahan. Peneliti juga menemukan analisis soal HOTS pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
144
mata pelajaran SBdP pada soal uraian n nomor soal 9 dengan soal
sebagai berikut:
“Nama tarian dan property tari yang digunakan pada gambar di atas
adalah ….”.
Soal yang dipaparkan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hal
tersebut termasuk dalam kategori kata kerja operasional C4 dengan kata
kerja memperjelas. Oleh sebab itu siswa diminta untuk siswa diminta
menganalisis gambar yang tersedia dan siswa mampu memperjelas
dengan menyebutkan property tari yang digunakan. Alasan peneliti
menyimpulka bahwa soal tersebut menuntut siswa untuk berpikir tingkat
tinggi karena sesuai dengan teori Anderson (dalam Mulyasa dkk, 2016)
kemampuan menganalisis merupakan kemampuan untuk menggunakan
keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang
belum diketahuinya .
4.2.4 Pembahasan Hasil Analisis Kuesioner Siswa Kelas V dan Guru
Kelas V
Peneliti melakukan pengumpulan dokumen melalui kuesioner
yang diisi oleh siswa. Sebelum melakukan kegiatan penyebaran angket
kuesioner tersebut, peneliti meminta izin terlebih dahulu melalui guru
kelas untuk melakukan kegiatan pengisian angket kuesioner. Peneliti
mengumpulkan dokumen berupa kuesioner yang diberikan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran yang diberikan apakah
sudah mengacu pada pembelajaran abad-21 pada aspek 4C ataupun guru
tidak sama sekali menerapkan pembelajaran abad-21 pada aspek 4C. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
145
tersebut dapat dibuktikan melalui pendapat (Marjohan, 2013: 77) bahwa
pendidikan abad-21 dituntut untuk menekankan pada berpikir kritis,
kreativitas, inovasi, dan berkomunikasi.
Sebelum menyebar angket kuesioner, yang dilakukan peneliti
pertama yakni dengan meminta izin kepada guru kelas untuk pengisian
kuesioner. Setelah itu, peneliti diberikan waktu sekitar 30 menit untuk
menyelesaikan kuesioner yang perlu di isi siswa. Pertama, peneliti
membagikan angket kuesioner terkait pembelajaran yang diberikan guru
ketika melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan pengisian kuesioner
ini peneliti lakukan untuk memenuhi salah satu pengumpulan data.
Proses peingisian kuesioner dilakukan dengan cara peneliti memberikan
petunjuk pengisian dan membacakan kriteria-kriteria pada aspek-aspek
yang tertera. Ketika proses pengisian kuesioner, beberapa siswa-siswi
merasa kebingungan dengan cara pengisiannya kemudian peneliti
memberikan jalan keluar dengan di bahas bersama-sama. Hal tersebut
peneliti lakukan supaya proses pengisian kuesioner jelas dan siswa
mampu memahaminya sesuai pengalaman yang diberikan setiap harinya.
Pada hari yang bersamaan, peneliti melakukan kuesioner yang di
isi oleh guru kelas V. Kegiatan tersebut peneliti lakukan setelah selesai
menyebar angket kuesioner untuk siswa. Pada hari yang bersamaan
peneliti menyelesaikan dua data yang harus terselesaikan. Pengisian
kuesioner yang diisi guru, sebelumnya peneliti menjelaskan bahwa guru
harus mengisi pada kolom yang tersedia dengan melihat kriteria-kriteria
yang sesuai dengan aspek 4C. Kuesioner yang di isi oleh guru tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
146
berdasarkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan ketika
mengajar mengenai penerapan aspek 4C. Proses pengisian kuesioner
guru, guru tidak merasa kebingungan dan tidak mengajukan pertanyaan
kepada peneliti. Guru menyelesaikan kuesioner tersebut dalam waktu
kurang leih 5-10 menit.
Hal di atas sesuai dengan yang dijelaskan oleh Partnership
Century Skills (dalam Mufidah & Ariyadi, 2017) bahwa berpikir kritis
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tantangan matematis.
Melalui penjelasan dari teori ini dikaakan bahwa terdapat kesesuaian
antara teori dengan hasil kuesoner guru dan siswa. Hal tersebut semakin
diperjelas oleh data yang didapatkan peneliti melalui kegiatan pengisian
angket kuesioner untuk menilai presepsi guru ke siswa maupun siswa ke
guru.
Setelah peneliti mendapatkan data dari hasi kuesioner yang
diberikan siswa maupun guru kelas V, peneliti segera melakukan
pengolahan data untuk mengetahui proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan di kelas V apakah sudah mencakup aspek 4C atau masih belum
mencakup 4C. Peneliti mendapatkan hasil analisis kegiatan pada aspek
Critical Thinking and Problem solving (berpikir kritis dan pemecahan
masalah) bahwa perhitungan peneliti melalui data kuesioner yang didapat
melalui presepsi siswa kepada guru kelas mendapatkan rata-rata 3,12
sedangkan presepsi guru mendapatkan skor rata-rata 3,5. Dari hasil
kuesioner dilihat dari rata-rata yang diperoleh kesesuaiannya menunjukan
bahwa berpikir kritis sering diterapkan dalam proses pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
147
pembelajaran di kelas dengan mengacu pada teori (Zubaidah, 2016)
bahwa berpikir kriis merupakan keterampilan keterampilan fundamental
pada pembeljaaran abad-21. Keterampilan ini mencakup kemampuan
mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang didapat, rasional,
dan mampu beragumen. Hal tersebut juga peneliti buktikan melalui
kegiatan observasi yang dilakukan di kelas saat proses pembelajaran
berlangsung terlihat guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran
dan materi pembelajaran, guru juga memberikan kesempatan kepada
sisiwa untuk menanyakan materi yang belum jelas sehingga siswa
mampu berpikir kritis, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membentuk kelompok diskusi.
Peneliti melakukan analisis kuesioner siswa dan kuesioner guru
menggunakan teknik triangulasi yang sebagaimana hal tersebut mengacu
pada pendapat (Prastowo, 2010) yang menyatakan bahwa triangulasi
merupakan teknik yang menggunakan dua atau lebih metode
pengumpulan data dalam penelitian. Dari kriteria-kriteria yang muncul
pada angket kuesioner tersebut, peneliti mampu menyimpulkan bahwa
peneliti sudah memperoleh data yang cukup jelas karena peneliti juga
melakukan observasi proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Dari
hasil analisis kuesioner siswa maupun guru, peneliti mampu menghitung
rata-rata dari kuesioner siswa maupun guru sehingga dapat dilihat tingkat
kemampuan guru saat melakukan proses pembelajaran sudah memasuki
aspek dalam 4C atau belum sebagaimana menurut pendapat Hosnan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
148
(2014 : 87) dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad-21.
Berdasarkan dari analisis kuesioner siswa dan guru, peneliti juga
menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung sudah mengacu pada pembelajaran abad-21
dengan menerapkan aspek 4C sehingga hasil rata-rata siswa maupun
guru, guru sering melakukan kegiatan menggunakan pembelajaran yang
mengacu pada 4C dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibuat oleh
peneliti. Peneliti juga mendapatkan informasi mengenai kuesioner yang
di isi siswa melalui observasi yang sudah dilakukan peneliti bahwa pada
proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan system
berkelompok dan diskusi bersama dikelas hal tersebut membuat siswa
untuk menyampaikan suatu pendapat atau ide dalam kelompok tersebut
dan membuat siswa untuk berpikir kritis terhadap masalah yang
diberikan.
4.2.5 Pembahasan Hasil Wawancara Guru Kelas V
Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara yang dilakukan bersama dengan guru kelas V. Setelah
melakukan kegiatan pengisian kuesioner yang diisi oleh guru kelas,
peneliti juga mengumpulkan data dengan teknik wawancara dimana apa
yang ditanyatkan oleh peneliti mengenai kemampuan siswa untuk
berpikir melalui kegiatan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga
dikategorikan sebagai HOTS sebagaimana dikatakan oleh Krulik &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
149
Rudnick (1998) bahwa HOTS merupakan suatu proses berpikir anak
didik dalam level kognitif yang lebih tingi yang dikembangkan dari
berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti
problem solving. Kegiatan wawancara tersebut peneliti lakukan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan guru kelas V mengenai keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang ada di sekolah dasar. proses pengambilan
data dengan teknik wawancara bersama dengan guru kelas V ini peneliti
lakukan di sekolah tepatnya di ruang kepala sekolah. Waktu pelaksanaan
pengambilan data tersebut pada pukul 08.55-09.15 WIB.
Pada teknik pengambilan data dengan wawancara ini, peneliti
sebelumnya memberi informasi kepada guru bahwa yang akan peneliti
tanyakan mencakup keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa kelas V, dan pada
pembelajaran abad-21 yang mengacu pada aspek 4C (Communiction,
Collaborative, Critical Thinking, Creativity) yang sesuai dengan teori
menurut (Zubaidah, 2016: 3) bahwa kompetensi yang penting diajarkan
pada siswa dalam konteks bidang studi inti dan tema pada abad-21 adalah
keterampilan 4C yang terdiri dari Communiction/ Komunikasi,
Collaborative/ Kolaborasi, Critical Thinking/ Berpikir Kritis, Creativity/
Kreativitas). Pada proses peneliti melakukan wawancara, guru kelas
merasa santai dan tidak gugup hanya saja guru tersebut bingungsaat
menjawabnya dan tidak merasa terburu-buru. Peneliti melakukan
wawancara tersebut bersama dengan rekan karena membantu untuk
dokumentasi kegiatan wawancara yang peneliti lakukan. Saat itu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
150
karena guru masih terlihat sangat muda dan baru mengabdi sebagai guru
kurang lebih 4 tahun pada saat peneliti melakukan wawancara terlihat
santai karena guru tersebut banyak senyum. Peneliti juga merasa senang
saat melakukan wawancara terhadap guru kelas V dan peneliti
mendapatkan informasi yang sangat lengkap melalui wawancara yang
peneliti lakukan.
Hasil dari wawancara tersebut ketika peneliti menanyakan
pengetahuan tentang HOTS guru menjawab dengan lengkap dan jelas
bahwa guru tersebut sudah pernah mendapatkan materi mengenai HOTS
pada saat duduk di bangku perkuliahan dan ketika mengikuti diklat guru-
guru dan dengan tegas guru kelas V ini menjelaskan bahwa pengertian
HOTS itu dicentuskan oleh Bloom yang direvisi Anderson yang
membagi ranah berpikirmenjadi 3 aspek kognitif. Ketiga aspek tersebut
yaitu aspek analisa, evaluasi, dan mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah
yang sama yaitu aspekmengingat, memahami, aplikasi yang tergolong
dalam tingkatan berpikirtingkat rendah (lower order thinking skills)
Suyono & Hariyanto (2014, 167). Dari hasil wawancara tersebut guru
juga menjelaskan bahwa pembelajaran HOTS penting untuk diterapkan
pada siswa kelas V karena hal tersebut dapat membantu siswa dalam
mengatasi permasalahan dengan menggunakan cara menganalisis,
mengevaluasi, dan mengaplikasikan. Adapun kendala yang guru kelas
sebutkan yakni kendala dari segi anaknya sendiri karena tidak semua
anak dapat memecahkan masalah secara mandiri. Pertanyaan-pertanyaan
yang peneliti tuliskan hanya sebatas pengetahuan HOTS saja. Tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
151
peneliti menyimpulkan bahwa dari hasil wawancara tersebut guru kelas
juga berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga berpikir tingkat
tinggi itu perlu diterapkan dalamkegiatan pembelajaran. Hasil wawancara
yang peneliti lakukan sangat membantu sehingga data yang diperoleh
sangatlah lengkap dan membantu dalam proses pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
152
BAB V
KESIMPUAN DAN SARAN
5.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, peneliti
memperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir tingkat
tinggi terhadap siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran tematik,
sebagai berikut:
5.4.1 Desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada komponen
indikator, guru sudah mengaitkan indikator yang dibuat dengan
menggunakan kata kerja operasional yang merupakan proses konitif
dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kata kerja yang digunakan
dalam komponen pada desain RPP merupakan kata kerja yang berada
pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikategorikan sebagai
HOTS yakni menganalisis dan mencipta dengan kata kerja menemukan
dan membuat.
5.4.2 Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam perencanaan
pembelajaran di salah satu SD I Kabupaten BantulBerdasarkan
observasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi yang
mana peneliti menyimpulkan dari hasil pengamatan tersebut, ditemukan
bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru saat proses
pembelajaran mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang
megarah pada aspek 4C dengan kriteria-kriteria yang diberikan. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung guru memberikan kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
153
kepada siswa berkomunikasi dengan cara membagi kelompok kecil
yang digunakan untuk diskusi. Guru memberikan kesempatan kepada
siwa untuk berkolaborasi dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpendapat dan menghargai pendapat orang lain. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dengan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas sehingga siswa secara
mandiri maupun berkelompok mampu membuat hasil yang diciptakan.
Kegiatan terebut mampu mengarahkan kepada siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi
5.4.3 Penilaian berpikir tingkat tinggi pada soal yang diberikan di salah satu
SD di Kabupaten Bantul sudah mengandung keterampilan berpikir
tingkat tinggi walaupun soal dengan keterampilan berpikir tingkat
rendah lebih mendominasi.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian dari awal persiapan hingga proses
dilakukannya penelitian, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:
5.5.1 Pada penelitian pelaksanaan pembelajaran peneliti tidak dapat
melakukan kegiatan observasi sesuai dengan RPP yang sudah disusun
oleh guru karena adanya keterbatasan waktu sehingga proses kegiatan
pembelajaran banyak yang terlewatkan dan tidak dapat dilihat oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
154
5.6 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian, peneliti
memiliki beberapa saran untuk pihak-pihak terkait antara lain:
5.6.1 Pada penelitian selanjutnya, peneliti harus menyusun jadwal penelitian
dengan waktu yang lebih maksimal supaya jika terdapat gangguan di
lapangan tidak akan mempengaruhi pada hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
155
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, R. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: AR RUZZ
Media
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (2015). Kerangka pembelajaran,
pengajaran dan assesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto. (2014). Evaluasi program pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandur, A. (2014).Metodologi, desain, dan teknik analisis data dengan NVivo.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Doyin, M.,& Wagiran. (2011). Bahasa indonesia. Semarang : LP3 Unnes
E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Faisal, M, dkk. (2009). Kajiian bahasa indonesia. Jakarta : Depdiknas.
Heong, Y. M., dkk. (2011). The level of marzano higher order thinking skills
among technical education students. International Journal of Social and
humanity, Vol.1, No. 2, July 2011, 121-125.
Imas, K., & Berlis, S. (2013). Implementasi kurikulum 2013: konsep &
penerapan. Surabaya: Penerbit Kata Pena.
Karlina, A. (2013). Teknik penyusunan skala likert (Summanted Scales) dalam
penelitian akuntansi dan bisnis. Semarag: Fatawa Publishing.
Krathwohl, D. R. (2002). A revision of Bloom’s taxonomy: An oerview. Theory
into Partice. Vol 41(4), 212-218. (online). Diakses pada 4 Januari 2019.
Kurniati, D., Harimukti, dkk. (2016). Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
SMP di kabupaten jember dalam menyelesaikan soal berstandar pisa.
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 20, No 2, Desember
2016 (142-155). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
156
Kuswana, W. (2012). Taksonomi kognitif : perkembangan ragam berpikir.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kountour, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta:
PPM.
Masidjo. (1995). penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nurastuti, W. (2007). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah
Prastowo, A. (2015). Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: PT. Kencana
Pratiwi, U.,& Eka., F.(2015). Pengembangan instrumen penilaian hots berbasis
kurikulum 2013 terhadap sikap disiplin. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA, JPPI Volume 1 Nomor 1, November 2015, Hal. 123-
142. Diunduh 10 Mei 2018.
Rusyna, A. (2014). Keterampilan berpikir: pedoman praktis para peneliti
keterampilan berpikir. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sani, RA. (2019). Pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking
Skills).Tangerang: TSmart.
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputra, H. (2016). Pengembangan mutu pendidikan menuju era global creative
team SMILE’s publishing. CV. SMILE’s INDONESIA INSTITUTE.
Sugiyono. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujoko, E. & Darmawan, P. A. (2016). Revisi taksonomi pembelajaran benyamin
S. Bloom. Satya Widya, Vol. 29, No. 1. Diunduh pada tanggal 10 Mei
2018, dari http//ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/viewFile/123/111
Sukmadinata, & Nana., S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
157
Susanto, A. (2014). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta :
Prenada Media Grup.
Sutoyo, A. (2012). Pemahaman individu (observasi, checklist, interview dan sosio
metrik). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Widoyoko, E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Yuniar, M.( 2015). Analisis hots (high order thinking skills) pada soal objektif tes
dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas V SD negeri 7
ciamis. Diunduh 10 Mei 2018 melalui
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadik\ daktika/article/view/5845
Yusuf, M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad 21: Keterampilan yang diajarkan
melalui pembelajaran. Prosding Seminar Nasional Pendidikan:
Kalimantan Barat:10 Desember 2016. Hal. 1-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
158
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
159
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
160
Lampiran 2. Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
161
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
Lampiran 3A. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
162
Lampiran 3B. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
163
Lampiran 4A. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
164
Lampiran 4B. Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
165
Lampiran 5A. Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
166
Lampiran 5B. Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
167
Lampiran 6A. Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
168
Lampiran 6B. Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
169
Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
170
Lampiran 8A. Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
171
Lampiran 8B. Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
172
Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada RPP K13
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada indikator aspek kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4
sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
Lampiran 9. Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
173
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa. Memproduksi
bb. Menulis bb. Memproses
cc. Mengaitkan
dd. Menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
174
ee. Menstimulasikan
ff. Memecahkan
gg. Melakukan
hh. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan
i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun
j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang
k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun
l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
175
m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan
n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan
o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan
p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi
q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang
r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan
s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte
t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan
u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas
v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi
w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk
x. Mengkaitkan x. Merumuskan
y. Memilih y. Menggeneralisasikan
z. Mengukur z. Mengabungkan
aa. Melatih aa. Memadukan
bb. Mentransfer bb. Membatas
cc. Mereparasi
dd. Menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
176
ee. Menyiapkan
ff. Memproduksi
gg. Merangkum
hh. Merekontruksi
ii. Membuat
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas IV
Indikator HOTS LOTS Keterangan
Jumlah Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
177
Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada soal Ulangan Harian/Penilaian Tengah Semester/Penilaian Akhir Semester
berdasarkan pada tingkatan kognitif C4 sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau
berpikir tingkat rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
b. Mengutip c. Memperkirakan d. Menugaskan
e. Menyebutkan d. Menjelaskan e. Mengurutkan
f. Menjelaskan f. Mengkategorikan f. Menentukan
g. Menggambar g. Mencirikan g. Menerapkan
h. Membilang h. Merinci z. Menyesuaikan
aa. Mengidentifikasikan i. Mengasosiasikan h. Mengkalkulasi
i. Mendaftar bb. Membandingkan i. Memodifikasi
j. Menunjukkan cc. Menghitung j. Mengklasifikasi
k. Memberi label dd. Mengkontraskan k. Menghitung
l. Memberi indeks ee. Mengubah l. Membangun
m. Memasangkan ff. Mempertahankan m. Mengurutkan
Lampiran 10. Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
178
n. Menamai gg. Menguraikan n. Membiasakan
o. Menandai hh. Menjalin o. Mencegah
p. Membaca ii. Membedakan p. Mengambarkan
q. Menyadari jj. Mendiskusikan q. Menggunakan
r. Menghafal kk. Menggali r. Menilai
s. Meniru ll. Mencontohkan s. Melatih
t. Mencatat mm. Menerangkan t. Menggali
u. Mengulang nn. Mengemukakan u. Mengemukakan
v. Mereproduksi oo. Mempolakan v. Mengadaptasi
w. Meninjau pp. Memperluas w. Menyelidiki
x. Memilih qq. Menyimpulkan x. Mengoperasikan
y. Menyatakan rr. Meramalkan y. Mempersoalkan
z. Mempelajari ss. Merangkum z. Mengkonspepkan
aa. Mentabulasi tt. Menjabarkan aa. Melaksanakan
bb. Memberi kode bb. Meramalkan
cc. Menelusuri cc. Memproduksi
dd. Menulis ii. Memproses
jj. Mengaitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
179
kk. Menyusun
ll. Menstimulasikan
mm. Memecahkan
nn. Melakukan
oo. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
b. Menganalisis b. Membandingkan c. Mengabstrasi
d. Mengaudit c. Menyimpulkan d. Mengatur
e. Memecahkan d. Menilai e. Menganimasi
f. Menegaskan e. Mengarahkan f. Mengumpulkan
g. Mendeteksi f. Mengkritik g. Mengkategorikan
h. Mengdiaknosis g. Menimbang h. Mengkode
i. Menyeleksi j. Memutuskan k. Mengkombinasikan
l. Memerinci k. Memisahkan l. Menyusun
m. Menominasikan l. Memprediksi m. Mengarang
n. Mendiagramkan m. Memperjelas n. Membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
180
o. Mengkorelasikan n. Menugaskan o. Menanggulangi
p. Merasionalkan o. Menafsirkan p. Menghubungkan
q. Menguji p. Mempertahankan q. Menciptakan
r. Mencerahkan q. Memerinci r. Mengkreasikan
s. Menjelajah r. Mengukur s. Mengoreksi
t. Membagankan s. Merangkum t. Merancang
u. Menyimpulkan t. Membuktikan u. Merencanakan
v. Menemukan u. Memfalidasi v. Mendikte
w. Menelaah v. Mengetes w. Meningkatkan
x. Memaksimalkan w. Mendukung x. Memperjelas
y. Memerintahkan x. Memilih y. Memfasilitasi
z. Mengedit y. Memproyeksikan z. Membentuk
aa. Mengkaitkan z. Merumuskan
aa. Memilih aa. Menggeneralisasikan
bb. Mengukur bb. Mengabungkan
cc. Melatih cc. Memadukan
dd. Mentransfer jj. Membatas
kk. Mereparasi
ll. Menampilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
181
mm. Menyiapkan
nn. Memproduksi
oo. Merangkum
pp. Merekontruksi
qq. Membuat
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?.Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
No Soal HOTS LOTS Keterangan
Jumlah Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
182
Lampiran 11A. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
183
Lampiran 11B. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
184
Lampiran 11C. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
185
Lampiran 11D. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
186
Lampiran 11E. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
187
Lampiran 11F. Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
188
Data Analisis Kuesioner Siswa
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) :4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama Siswa
Critical Thinking Jumlah
Skor Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW 14 3,5
2 PNJ 12 3
3 ARZ 9 2,25
4 QLK 9 2,25
5 NFZ 15 3,75
6 KRA 15 3,75
7 EDL 15 3,75
8 AIA 15 3,75
9 DVI
13 3,25
Lampiran 12. Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
189
10 AWD
13 3,25
11 GE 11 2,75
12 SPW
15 3,73
13 ALY
13 3,25
14 ALG
11 2,75
15 GLG
14 3,5
16 RJR
12 3
17 BSP
12 3
18 VRP 12 3
19 FG 10 2,5
20 YA 10 2,5
21 ADK
12 3
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,118095238
No Nama Siswa
Collaborative Jumlah
Skor Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW 11 2,75
2 PNJ 14 3,5
3 ARZ 10 2,5
4 QLK 10 2,5
5 NFZ 16 4
6 KRA 16 4
7 EDL 16 4
8 AIA 16 4
9 DVI
14 3,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
190
10 AWD 15 3,75
11 GE 14 3,45
12 SPW
14 3,45
13 ALY
15 3,75
14 ALG
11 2,75
15 GLG 12 3
16 RJR 16 4
17 BSP 16 4
18 VRP 16 4
19 FG 13 3,25
20 YA 13 3,25
21 ADK
16 4
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,5325
No Nama Siswa
Creativity and Innovation Jumlah
Skor Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW 13 3,25
2 PNJ 14 3,5
3 ARZ 7 1,75
4 QLK
7 1,75
5 NFZ 16 4
6 KRA 16 4
7 EDL 16 4
8 AIA 16 4
9 DVI
15 3,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
191
10 AWD 15 3,75
11 GE
13 3,25
12 SPW 14 3,5
13 ALY 15 3,75
14 ALG 14 3,5
15 GLG
11 2,75
16 RJR 13 3,25
17 BSP 13 3,25
18 VRP 12 3
19 FG 13 3,25
20 YA
10 2,5
21 ADK
13 3,25
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,285714286
No Nama Siswa
Communication Jumlah
Skor Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 KFW 11 2,75
2 PNJ 13 3,25
3 ARZ 9 2,25
4 QLK
11 2,75
5 NFZ 16 4
6 KRA 16 4
7 EDL 16 4
8 AIA 16 4
9 DVI 16 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
192
10 AWD
16 4
11 GE
15 3,75
12 SPW
15 3,75
13 ALY 16 4
14 ALG
12 3
15 GLG 14 3,5
16 RJR 13 3,25
17 BSP 13 3,25
18 VRP 13 3,25
19 FG 11 2,75
20 YA 11 2,75
21 ADK
13 3,25
Rata-Rata Skor Seuruh Siswa 3,404761905
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
193
Hasil Analisis Kuesioner Siswa
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Aspek Rata-rata
Skor Seluruh Siswa
Pernyataan
Penerapan
1 Critical Thinking 3,12 Sering
2 Collaborative 3,55 Sering Sekali
3 Creativity 3,24 Sering
4 Communication 3,4 Sering Sekali
Lampiran 13. Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
194
Lampiran 14A. Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
195
Lampiran 14B. Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
196
Lampiran 14C. Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
197
Data Analisis Kuesioner Guru
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) : 4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama Guru
Critical Thinking
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 4 3 4
Rata-rata 3,5
Lampiran 15. Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
198
No Nama Guru
Collaborative
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 4 4 4 4
Rata-rata 4
No Nama Guru
Creativity and Innovation
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 3 3 3
Rata-rata 3
No Nama Guru
Communication
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 YEL √ √ √ √
Jumlah 3 4 4 4
Rata-rata 3,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
199
Hasil Analisis Kuesioner Guru
No Interval Indeks
Persepsi
Pernyataan
Kemunculan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Aspek Rata-rata Skor
Seluruh Siswa
Pernyataan
Penerapan
1 Critical Thinking 3,5 Sering sekali
2 Collaborative 4 Sering Sekali
3 Creativity 3 Sering
4 Communication 3,75 Sering Sekali
CriticalThinking
Collaborative CreativityCommunicati
on
Aspek 4C 3.5 4 3 3.75
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Rat
a -
Rat
a
Rata - Rata hasil Kuesioner Guru
Lampiran 16. Hasil Anlisis Skala Likert Kuesioner
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 219
200
Pedoman Wawancara Guru Kelas
Nama Narasumber :
Jabatan Narasumber :
Nama Sekolah :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah bapak sebelumnya sudah mengetahui HOTS?
2 Sejauh mana pengetahuan bapak mengenai HOTS?
3 Menurut bapak, apakah pengertian dari HOTS sendiri?
4 Menurut bapak, apakah HOTS itu penting diterapkan di kelas V?
5 Apakah bapak sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang bersifat
HOTS?
6 Menurut bapak, apakah ada hambatan dikelas saat menerapkan
pembelajaran yang bersifat HOTS?
Lampiran 17a. Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 220
201
No Pertanyaan Jawaban
7 Apa kendala bapak saat menerapkan pembelajaran HOTS di kelas?
8 Apakah pembelajara HOTS sangat membantu proses pembelajaran di
kelas?
9 Menurut bapak apakah HOTS termasuk dalam pembelajaran abad-21?
10 Apakah bapak sebelumnya sudah mengetahui tentang pembelajaran abad-
21?
11 Apa yang bapak ketahui tentang pembelajaran abad-21?
12 Apakah bapak mampu menerapkan pembelajaran abad-21 saat proses
pembelajaran?
13. Menurut bapak apa kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan abad-21?
13 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
presentasi pada saat proses pembelajaran berlangsung?
14 Menurut bapak, sejauh mana pengetahuan bapak mengenai pembelajaran
abad-21 pada aspek collaborative (kolaborasi)?
15 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk
kelompok pada saat pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 221
202
No Pertanyaan Jawaban
16 Adakah kendala bapak dalam membentuk kelompok siswa saat proses
pembelajaran?
17 Menurut bapak, apakah penting pembelajaran abad-21 ini diterapkan pada
siswa siswi kelas V?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 222
203
Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1 Communication
(Komunikasi)
5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan siswa
untuk mempresentasikan hasil dari
pembelajaran.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan hasil diskusi
dengan membacakan ide pokok dan setiap
kelompok menunjukan karya yang
dibuatnya.
6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyampaikan ide
atau pendapat saat berdiskusi dengan
teman-teman maupun ketika
menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan pendapat
melalui Tanya jawab.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengingat kembali materi
pada pembelajaran sebelumnya.
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengingat kembali pelajaran
sebelumnya.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan siswa
untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif
dalam berbagai bentuk secara lisan dan
tulisan.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
mengelola teks bacaan.
2. Collaborative 5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan Guru memberkan kesempatan pada siswa
Lampiran 18. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 223
204
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
(Kolaborasi) proses guru memberikan kesempatan
siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
untuk membentuk kelompok diskusi.
6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
siswa untuk saling bertukar pikiran dan
pendapat saat berdiskusi.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
mengelola teks bacaan.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan siswa
kesempatan untuk menghargai pendapat
orang lain dan mencapai tujuan yang
tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendengarkan hasil diskusi
dari kelompok lain.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan tanggung jawab
kepada siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok secara produktif dengan yang
lain.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi dan memilih salah satu orang
untuk menjadi ketua kelompok.
3. Critical
Thingking and
Problem Solving
(Berpikir Kritis
dan Pemecahan
Masalah)
5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyelesaikan suatu
permasalahan secara mandiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan tugas secara mandiri
tanpa bantuan guru maupun orang lain.
6. Didalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
siswa untuk mengungkapkan ide atau
pendapat secara langsung.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan pendapat saat
guru bertanya.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
Guru meminta siswa untuk menyusun,
mengungkapkan, dan menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 224
205
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
kepada siswa untuk menyusun,
mengungkapkan, menganalisis, dan
menyelesaikan permasalahan yang ada.
permasalahan yang ada.
8. Di dalam kegiatan pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
memberikan tanggapan dan kritik
Guru tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada
kelompok lain.
4. Creativity and
innovation
(Kreativitas dan
inovasi)
5. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan siswa
untuk membuat sebuah karya.
Siswa dimita untuk menyusun
rantaimakanan yang di diskusikan dalam
kelompok.
6. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkonstribusi positif
terhadap lingkungan dengan
memanfaatkan berbagai teknologi dan
informasi yang ada.
Guru memberikan esempatan kepada siswa
untukmemanfaatkan berbagai teknologi dan
informasi yang ada.
7. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kebebasan dan
keluasaan belajar yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuan siswa.
Guru memberikan keluasaan belajar kepada
siswa sesuai dengan kondisi kelas.
8. Di dalam pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggunakan ide-ide
kreatif dan mampu menuangkan pendapat
yang dimiliki siswa.
Guru meminta siswa untuk menjelaskan
dan menampilkan hasil karya yang
dibuatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 225
206
Lampiran 19A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 226
207
Lampiran 19B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 227
208
Lampiran 19C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 228
209
Lampiran 19D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 229
210
Lampiran 19E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 230
211
Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik Kelas V
No Indikator LOTS HOTS Keterangan
Bahasa Indonesia
3.7.1 Menemukan pokok pikiran pada teks
bacaan.
Kata kerja operasional terdapat dalam
tingkatan kognitif C4 “menganalisis”
dengan kata kerja “menemukan”.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
3.5.1 Membuat gambar rantai makanan
padaekosistem lengkap dengan
keterangannya.
Kata kerja operasional terdapat dalam
tingkatan kognitif C6 “mencipta” dengan
kata kerja “membuat”
Jumlah Indikator 0 1
Lampiran 20. Hasil Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 231
212
Soal Penilaian Tengah Semester
Lampiran 21A. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 232
213
Lampiran 21B. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 233
214
Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 234
215
Lampiran 21D. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 235
216
Lampiran 21E. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 236
217
Lampiran 21F. Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 237
218
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
1 Yang dimaksud dengan tanggung
jawab adalah ….
Termasuk dalam tigkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”.
2 Berikut ini contoh tanggung jawab
terhadap bangsa dan Negara adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”.
3 Bila keputusan dalam suatu
musyawarah telah tercapai, sikap kita
sebaiknya ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dngan kata kerja
“mengidentifikasi”.
4 Bentuk sikap tanggung jawab saat
pemilihan ketua RT ditunjukan dengan
….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata
kerja“mengidentifikasi”.
5 Yang bukan merupakan contoh
tanggung jawab di lingkungan
masyarakat adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”.
Essay PPKn KD 3.2
Lampiran 22. Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 238
219
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
1 Yang dimaksud dengan hak adalah …. Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menjelaskan”.
2 Contoh hak anak disekolah adalah …. Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”.
3 Segala sesuatu yang harus dilakukan
dengan penuh rasa tanggung jawab
adalah pengertian dari ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”.
4 Contoh kewajiban anak dirumah
adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”.
5 Contoh sikap yang menunjukan tidak
tanggung jawab di kelas adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
Uraian PPKn KD 3.2
1 Sebutkan 3 persyaratan dalam
melaksanakan musyawarah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 3 sikap peserta dan
pelaksanaan musyawarah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan ata kerja
“menyebutkan”
3 Apa yang dimaksud dengan Kuorum
….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menjelaskan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 239
220
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
4 Sebutkan 3 contoh hak anak di
lingkungan masyarakat ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
5 Sebutkan 3 contoh kewajiban anak
dirumah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda IPS KD 3.3
1 Kegiatan ekonomi adalah …. Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menjelaskan”
2 Manusisa melakukan kegiatan
ekonomi untuk ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”
3 Sebab Indonesia dijuluki sebagai
Negara agraris adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
4 Jenis kegiatan ekonomi dalam gambar
disamping adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C3 dengan kata kerja
“menentukan”
5 Berikut ini jenis ikan yang
dibudidayakan di tempat perikanan air
tawar adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”
6 Berikut ini contoh usaha di bidang jasa
adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mencontohkan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 240
221
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
7 Berikut ini contoh usaha yang dikelola
oleh kelompok adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
8 Orang yang dijuluki sebagai Bapak
koperasi Indonesia adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
9 Tempat orang berjual beli saham
disebut ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
10 Cara yang tepat untuk menghargai
usaha orang lain adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”
Essay IPS KD 3.3
1 Kegiatan mengubah bahan mentah
menjadi bahan setengah jadi atau
bahan jadi disebut ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
2 Contoh industry kecil yang dilakukan
secara perorangan adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mencontohkanl”
3 Perkoperrasian indonesia
dikembangkan berdasarkan pada UUD
1945 pasal ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
4 Bentuk koperasi yang menyediakan Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 241
222
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
layanan simpan pinjam adalah …. “menghafal”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
1 Salah satu kelebihan pensil warna saat
mewarnai adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”
2 Urutan gambar yang saling
berhubungan satu dengan yang lain
sehingga membentuk sebuah cerita
disebut ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
Essay SBdP KD 3.1
1 Sebutkan 3 langkah membuat gambar
cerita!
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 3 pewarna yang digunakan
dalam teknik pewarnaan basah!
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
1 Urutan nada yang disususn secara
berjenjang disebut ….
Termasuk dalam tingkatan C3 dengan kata kerja
“menentukan”
2 Berikut ini lagu yang termasuk dalam
tangga nada diatonic minor adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 242
223
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
3 Pencipta lagu “Gugur Bunga” adalah
….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
4 Tangga nada yang mempunyai dua
jarak tangga nada, satu dan setengah
disebut ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
Uraian SBdP KD 3.2
1 Sebutkan 2 contoh lagu yang termasuk
tangga nada diatonic mayor!
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
2 Sebutkan 2 macam ciri tangga nada
diatonic minor!
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 Fungsi utama dari property tari adalah
….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
2 Property tari yang digunakan pada tari
topeng adalah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“mengidentifikasi”
3 Nama tarian pada gambar di samping
adlah ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menghafal”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 243
224
No
Soal Soal HOTS LOTS Keterangan
Uraian SBdP KD 3.3.
1 Nama tarian dan property tari yang
digunakan pada gambar di atas adalah
….
Termasuk dalam tingkatan C5 dengan kata kerja
“memperjelas”
2 Sebutkan 3 hal yang perlu
dipersiapkan dalam peragaan karya
tari ….
Termasuk dalam tingkatan C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”
Jumlah Soal 0 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 244
225
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 5
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23A. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 245
226
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Essay PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 5
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Essay
Lampiran 23B. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 246
227
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Uraian PPKn KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 5
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
Lampiran 23C. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 247
228
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda IPS KD 3.3
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 10
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23D. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 248
229
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Essay IPS KD 3.3
0 1
0 2
0 3
0 4
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 4
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Essay
Lampiran 23E. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 249
230
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda SBdP KD 3.1
0 1
0 2
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 2
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23F. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 250
231
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Essay SBdP KD 3.1
0 1
0 2
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 2
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
Lampiran 23G. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 251
232
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda SBdP KD 3.2
0 1
0 2
0 3
0 4
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 2
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23H. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 252
233
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Uraian SBdP KD 3.2
0 1
0 2
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 2
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23I. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 253
234
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
0 1
0 2
0 3
Jenis Soal Jumlah
HOTS 0
LOTS 3
Soal
LOTS
100%
Hasil Analisis Soal PTS Pilihan Ganda
Lampiran 23J. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 254
235
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
Pilihan Ganda SBdP KD 3.3
1 0
0 2
Jenis Soal Jumlah
HOTS 1
LOTS 1
Soal LOTS 98%
Soal HOTS 2%
Hasil Analisis Soal PTS Uraian
Lampiran 23K. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah Semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 255
236
Hasil Hitung Analisis Penilaian Tengah Semester Keseluruhan
No Mata Pelajaran
Jumlah Soal
HOTS
1 SBdP 1
PPKn 0%
IPA 0%
SBdP 2%
Hasil Anlisis Soal Keseluruhan "HOTS"
Lampiran 23L. Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Tengah
Semester Keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 256
237
RIWAYAT PENELITI
Maria Dwi Hani Utari lahir di Liquica, Timor
Timur pada tanggal 23 Juli 1997. Penulis lulus SD
tahun 2009 dari SD Kanisius Klepu. Pada tahun
2009 penulis melanjutkan pendidikan jenjang SMP
di Pangudi Luhur Moyudan dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi
ke SMA Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada
tahun 2015. Sejak tahun 2015 hingga saat ini
terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sanata
Dharma prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif sebagai
panitia dalam beberapa acara yang diadakan oleh prodi PGSD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI