Top Banner
Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448 127 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI IPA 1 MAN 2 PONTIANAK Rita Dwi Purnama * , Mawardi dan Raudhatul Fadhilah Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat *Email: [email protected] ABSTRAK Hasil belajar siswa yang masih rendah atau banyak siswa yang tidak mencapai ketuntasan maksimal pada materi larutan penyangga disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam memahami soal. Saat pembelajaran berlangsung, siswa memiliki ketertarikan pada materi larutan penyangga namun saat ulangan atau pada latihan soal, siswa mengalami kebingungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesulitan dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa pada materi larutan penyangga kelas XI IPA 1 MAN 2 Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian sebanyak 29 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi tidak langsung (angket), komunikasi langsung (wawancara), dan teknik dokumentasi, sedangkan alat pengumpulan data yaitu tes hasil belajar, angket dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 68,3% siswa mengalami kesulitan belajar pada materi larutan penyangga yang bersifat perhitungan pH dan pOH. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada aspek motivasi dengan indikator perhatian siswa terhadap materi larutan penyangga sebesar 54,31%, aspek bakat yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu pada kemampuan angka dan gambar berturut-turut sebesar 48,6% dan 47% yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi larutan penyangga. Faktor eksternal keluarga pada indikator tempat belajar sebesar 56,03% dan faktor eksternal sekolah pada indikator fasilitas sekolah sebesar 56,56%. Dengan demikian diharapkan siswa lebih memperdalam pengetahuan tentang larutan penyangga dan melakukan diskusi baik dengan guru maupun sesama teman agar dapat mengatasi kesulitan belajar. Kata Kunci: Analisis, Kesulitan Belajar Siswa, Larutan penyangga ABSTRACT The low students’ learning outcomes and the failure in achieving the maximum mastery standard in Buffer Solutions material are caused by the students’ inability in understanding the questions. Students tend to merely pay attention on the Buffer Solutions material when the learning process takes place. However, they face confusion when they have to answer the questions of the task and the test. This study aimed at discovering the difficulties and the factors related to the students’ difficulties on Buffer Solutions material at XI IPA 1 class of MAN 2 Pontianak. Using case study descriptive method and qualitative approach, this study employed 29 students as the samples. The data collection technique used were indirect communication (questionnaires), direct communication (interview), and documentation techniques. While the data collection tools used were achievement test, questionnaires and interview. The data analysis results indicated that 68.3% students had difficulties on pH and pOH Buffer Solutions. On the other hand, the internal factors that affected the student learning difficulties were motivation aspect, that is, the students 'attention to the Buffer Solutions (54.31%), and talent aspect that influenced the student’s learning difficulties, that is, the students’ ability in recognizing numbers and figures respectively (48,6%) and talent aspect that influenced the student ’s learning difficulties in Buffer Solutions materials (47%). In addition, the external factor that affected the student learning difficulties were family as the place to study (56%), and school as the facilitator (56,56%). Thereby, students are expected to further enhance the knowledge on the Buffer Solutions and have a discussion with both teachers and peers to cope with their learning difficulties. Keywords: Analysis, Students’ Learning Difficulties, Buffer Solutions
12

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

127

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI IPA 1 MAN 2 PONTIANAK

Rita Dwi Purnama*, Mawardi dan Raudhatul Fadhilah

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Hasil belajar siswa yang masih rendah atau banyak siswa yang tidak mencapai ketuntasan

maksimal pada materi larutan penyangga disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam

memahami soal. Saat pembelajaran berlangsung, siswa memiliki ketertarikan pada materi larutan

penyangga namun saat ulangan atau pada latihan soal, siswa mengalami kebingungan. Penelitian

ini bertujuan mengetahui kesulitan dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa pada materi larutan

penyangga kelas XI IPA 1 MAN 2 Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi

kasus dengan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian sebanyak 29 siswa. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi tidak langsung (angket), komunikasi langsung

(wawancara), dan teknik dokumentasi, sedangkan alat pengumpulan data yaitu tes hasil belajar,

angket dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 68,3% siswa mengalami kesulitan

belajar pada materi larutan penyangga yang bersifat perhitungan pH dan pOH. Sedangkan faktor

internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada aspek motivasi dengan indikator

perhatian siswa terhadap materi larutan penyangga sebesar 54,31%, aspek bakat yang

mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu pada kemampuan angka dan gambar berturut-turut

sebesar 48,6% dan 47% yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi larutan

penyangga. Faktor eksternal keluarga pada indikator tempat belajar sebesar 56,03% dan faktor

eksternal sekolah pada indikator fasilitas sekolah sebesar 56,56%. Dengan demikian diharapkan

siswa lebih memperdalam pengetahuan tentang larutan penyangga dan melakukan diskusi baik

dengan guru maupun sesama teman agar dapat mengatasi kesulitan belajar.

Kata Kunci: Analisis, Kesulitan Belajar Siswa, Larutan penyangga

ABSTRACT

The low students’ learning outcomes and the failure in achieving the maximum mastery standard

in Buffer Solutions material are caused by the students’ inability in understanding the questions.

Students tend to merely pay attention on the Buffer Solutions material when the learning process

takes place. However, they face confusion when they have to answer the questions of the task and

the test. This study aimed at discovering the difficulties and the factors related to the students’

difficulties on Buffer Solutions material at XI IPA 1 class of MAN 2 Pontianak. Using case study

descriptive method and qualitative approach, this study employed 29 students as the samples. The

data collection technique used were indirect communication (questionnaires), direct

communication (interview), and documentation techniques. While the data collection tools used

were achievement test, questionnaires and interview. The data analysis results indicated that 68.3%

students had difficulties on pH and pOH Buffer Solutions. On the other hand, the internal factors

that affected the student learning difficulties were motivation aspect, that is, the students 'attention

to the Buffer Solutions (54.31%), and talent aspect that influenced the student’s learning

difficulties, that is, the students’ ability in recognizing numbers and figures respectively (48,6%)

and talent aspect that influenced the student’s learning difficulties in Buffer Solutions materials

(47%). In addition, the external factor that affected the student learning difficulties were family as

the place to study (56%), and school as the facilitator (56,56%). Thereby, students are expected to

further enhance the knowledge on the Buffer Solutions and have a discussion with both teachers

and peers to cope with their learning difficulties.

Keywords: Analysis, Students’ Learning Difficulties, Buffer Solutions

Page 2: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

128

PENDAHULUAN

Kimia merupakan ilmu yang

mempelajari tentang sifat, struktur materi,

komposisi materi, perubahan, dan energi

yang menyertai perubahan materi

(Sudarmo, 2013: 5). Kesulitan siswa dalam

mempelajari ilmu kimia menurut Arifin

(2007: 53) bersumber pada kesulitan dalam

memahami istilah, konsep kimia yang

bersifat abstrak dan perhitungan angka.

Selain itu, dalam ilmu kimia banyak sekali

konsep dasar kimia yang menjadi prasyarat

dan mempengaruhi konsep selanjutnya

yang harus diserap siswa dalam waktu yang

relatif terbatas serta hukum-hukum yang

mengaitkan satu ide dengan ide yang lain

yang harus dimengerti oleh siswa.

Kesulitan belajar siswa ditunjukkan

oleh adanya hambatan-hambatan tertentu

untuk mencapai hasil belajar, dapat bersifat

fisiologis maupun psikologis, sehingga

pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi

belajar yang dicapainya berada di bawah

semestinya. Kesulitan belajar adalah suatu

kondisi dimana anak didik tidak dapat

belajar secara wajar, disebabkan adanya

ancaman, hambatan ataupun gangguan

dalam belajar (Djamarah, 2011:235).

Sedangkan Syah (2012: 184) menyebutkan

secara garis besar, faktor-faktor penyebab

timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua

macam, yakni faktor internal siswa dan

eksternal siswa. Faktor internal siswa

meliputi gangguan atau kekurangan-

kekurangan fisik siswa, yakni yang bersifat

kognitif, bersifat afektif, dan yang bersifat

psikomotorik. Sedangkan faktor eksternal

siswa meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar yang tidak mendukung

aktifitas belajar siswa. Faktor lingkungan

meliputi lingkungan keluarga, lingkungan

perkampungan atau masyarakat, atau

lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil

penelitian Sapuroh (2010) yang

menggunakan angket tertutup bentuk check

list menggunakan skala Likert

menyimpulkan bahwa siswa yang

mengalami kesulitan belajar disebabkan

oleh faktor internal yang berasal dari diri

sendiri sebesar 79,34% dan faktor eksternal

yang berasal dari luar diri sebesar 77% dari

lingkungan keluarga, serta sebesar 67% dari

lingkungan sekolah.

Siswa mengalami kesulitan yang

berhubungan dengan faktor internal yaitu

kemampuan pada diri sendiri. Akibat dari

kesulitan belajar tersebut menyebabkan

siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor

intern dan ekstern. Faktor intern adalah

faktor yang berasal dari dalam individu

yang sedang belajar, yang meliputi faktor

jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan,

sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

mempengaruhi yang datang dari luar siswa,

faktor ini meliputi faktor keluarga, sekolah,

dan masyarakat (Slameto, 2003).

Hasil wawancara yang telah dilakukan

pada tanggal 14 Februari 2015 dengan 6

siswa kelas XI, 2 siswa berkemampuan

tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang dan

2 siswa berkemampuan kurang, diperoleh

informasi bahwa sebagian besar siswa

mengatakan menyukai mata pelajaran kimia

namun yang menjadi kendala pada mata

pelajaran kimia, adalah konsep bersifat

abstrak sehingga sulit dipahami. Siswa juga

mengatakan bahwa pemahaman konsep

sangat kurang pada pembelajaran kimia.

Saat guru menjelaskan siswa paham, namun

ketika mengerjakan soal-soal latihan siswa

mengalami kebingungan. Hal ini dapat

dilihat bahwa faktor yang menyebabkan

kesulitan belajar siswa lebih kepada faktor

internal siswa. Salah satu materi yang

ketuntasannya rendah yaitu larutan

Page 3: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

129

penyangga, hal ini diperlihatkan dari nilai

ketuntasan ulangan harian siswa

diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Ketuntasan Ulangan

Harian Siswa pada Materi larutan

Penyangga kelas XI IPA MAN 2

Pontianak Tahun Ajaran 2014/2015

Tabel 1. memperlihatkan bahwa

86% siswa pada kelas XI IPA 1, 65%

siswa pada kelas XI IPA 2, dan 51 %

siswa pada kelas XI IPA 3 siswa belum

mencapai ketuntasan hasil belajar pada

materi larutan penyangga. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan yaitu sebesar 75. Tingginya

ketidaktuntasan siswa pada materi

larutan penyangga karena siswa kesulitan

dalam memahami konsep dasar larutan

penyangga seperti membedakan

asamkuat dan basa kuat, dan pada

persamaan reaksi.

Hasil wawancara dengan guru

bidang studi kimia di MAN 2 diperoleh

informasi bahwa Larutan asam dan basa,

larutan penyangga (buffer), dan hidrolisis

garam merupakan materi yang memiliki

ketuntasan yang paling rendah. Karena

pada materi ini mengharuskan siswa

untuk memiliki pemahaman konsep yang

cukup kuat, siswa juga diharapkan dapat

benar-benar bisa mengaplikasikan

rumus-rumus tidak hanya sekedar

menghapal rumus saja. Guru kimia selalu

memberikan motivasi pada awal

pembelajaran dengan memberikan

contoh materi pada kehidupan sehari-

hari, manfaat mempelajari materi ini dan

seringkali mengaitkan dengan nilai-nilai

religius.

Pokok bahasan larutan penyangga

pada mata pelajaran kimia kelas XI

SMA/MA, materi larutan penyangga

merupakan salah satu materi kimia yang

banyak mengandung konsep yang

kompleks. Untuk dapat memahami

larutan penyangga, siswa dituntut untuk

memahami konsep-konsep yang

mendasarinya yaitu konsep asam basa

dan kesetimbangan (Kurniawan, 2012:2).

Menurut Alimin (2006: 1) Setiap anak

yang mengalami kesulitan belajar, akan

menunjukkan fenomena yang beragam

(heterogen), akan tetapi untuk

memudahkan dalam memahami

keragaman fenomena itu, kesulitan

belajar dapat dikategorikan menjadi dua

bagian yaitu kesulitan belajar yang

bersifat internal yang disebut learning

disability dan kesulitan belajar yang

bersifat eksternal berkaitan dengan faktor

lingkungan yang disebut dengan learning

problem.

METODE PENELITIAN

Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Nawawi, (2007:67)

Page 4: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

130

metode deskriptif merupakan prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki

dengan mengambarkan atau melukiskan

keadaan atau objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang nampak, atau sebagaimana adanya.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif studi

kasus. Studi kasus adalah penelitian yang

memusatkan diri secara intensif terhadap

satu obyek tertentu dengan

mempelajarinya sebagai suatu kasus

(Nawawi, 2007:77). Pendekatan

penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan bentuk

penelitian yang menggambarkan suatu

keadaan dengan uraian. Data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka (Moleong, 1989:

11).

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini

yaitu siswa-siswi kelas XI IPA 1 MAN 2

Pontianak pada tahun ajaran 2014/2015

berjumlah 29 orang.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian disusun secara

sistematis, dengan beberapa tahap yang

ditempuh dalam melakukan penelitian.

Adapun tahapan tersebut adalah:

Tahap Persiapan

1) Melakukan pra riset di MA

Negeri 2 Pontianak antara lain

pengumpulan data nilai siswa serta

wawancara dengan siswa dan guru mata

pelajaran kimia kelas XI IPA. 2)

Menentukan subjek penelitian. 3)

Menyiapkan instrumen penelitian berupa

pedoman wawancara dan angket faktor-

faktor kesulitan belajar sebanyak 28

pernyataan. 4) Melakukan validasi

instrumen penelitian melalui konsultasi

dan persetujuan dosen Pendidikan Kimia

FKIP Universitas Muhammadiyah

Pontianak dan guru kimia MA Negeri 2

Pontianak. 5) Melakukan ujicoba angket

faktor-faktor kesulitan belajar siswa. 6)

Menghitung validitas per item angket.

Tahap Pelaksanaan

1)Memberikan angket kepada siswa

kelas XI IPA 1 yang menjadi subjek

penelitian. 2) Melakukan tes potensi

akademik (tes bakat dan tes intelengensi)

kepada siswa kelas XI IPA 1 yang

menjadi subjek penelitian. 3)

Memberikan wawancara kepada siswa

kelas XI IPA 1 yang menjadi subjek

penelitian. 4) Mengoreksi dan

menganalisis jawaban hasil angket siswa

untuk mengetahui penyebab terjadinya

kesulitan pada materi larutan penyangga.

5) Menganalisis hasil wawancara. 6)

Mengoreksi dan menganalisis hasil tes

potensi akademik siswa. 7) Melakukan

Member Check kepada subjek penelitian.

Tahap Akhir

1) Menarik kesimpulan dari

penelitian yang dilakukan. 2) Menyusun

laporan penelitian.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu teknik komunikasi

langsung, teknik komunikasi tidak

langsung, teknik pengukuran dan teknik

dokumentasi. Instrumen penelitian yang

digunakan yaitu wawancara tidak

terstruktur, angket, TPA dan lembar

jawaban siswa. Untuk lembar angket

peneliti menggunakan 3 orang validator

yaitu 2 orang validator Dosen FKIP

Kimia UMP dan orang Gutu Kimia

MAN 2 Pontianak. Setelah peneliti

Page 5: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

131

melakukan validasi lembar angket

selanjutnya peneliti menggunakan

validitas per item angket dan ujicoba

angket (reliabilitas) . Hasil validasi

dinyatakan valid dengan perolehan rtabel

dengan taraf signifikan 0,05 yaitu 0,361.

Reliabilitas sebesar 0,748. Setiap item

dikatakan valid apabila rhitung ˃ rtabel. Hal

ini berarti butir soal dikatakan valid

apabila rhitung ˃ 0,361.

Teknik Analisis Data

a. Teknik analisis data yang

dilakukan untuk angket 1) Memeriksa

dan menghitung skor dari setiap jawaban

yang dipilih oleh siswa pada angket yang

telah diberikan. 2) Merekapitulasi skor

yang diperoleh tiap siswa. 3)

Menghitung persentase faktor-faktor

penyebab kesulitan belajar siswa dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh siswa

dibagi skor maksimal siswa dikalikan

100%. 4) Melakukan interpretasi skor

angket dengan menggunakan skala

Likert. 5) Membuat tabel yang berisi

persentase faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar siswa. 6) Membuat

kalimat naratif yang berisi penjelasan

mengenai faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar siswa. Wawancara 1)

Mengamati hasil wawancara dengan

siswa. 2) Menganalisis hasil wawancara

tersebut. 3) Membuat kalimat naratif

yang berisi penjelasan mengenai faktor-

faktor penyebab kesulitan belajar siswa.

Lembar jawaban siswa 1) mengamati sub

materi yang mengalami kesulitan 2)

menghitung presentase siswa dengan

rumus jumlah siswa yang menjawab

salah dibagi jumlah total siswa dikali

100%. 3) menganalisis lembar jawaban

siswa. 4) membuat kalimat naratif.

Lembar TPA 1) mengoreksi jawaban

siswa. 2) menghitung passing grade. 3)

mengkonversikan nestimasi nilai TPA 4)

mengkonversikan dengan

GMAT/GRE/IQ 5) menghitung % bakat

siswa 6) menganalisis lembar jawaban

siswa. 7) membuat kalimat naratif.

Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan

adalah uji kredibilitas yaitu member

check melalui forum diskusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan

gambaran mengenai kesulitan belajar

siswa pada materi larutan penyangga

jelas XI IPA 1 MAN 2 Pontianak

semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Siswa yang menjadi subjek penelitian ini

berjumlah 29 orang. Data hasil penelitian

ini, diperoleh dari tahapan-tahapan

berikut ini:

1. Lembar Jawaban Siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data

dan analisis data dari hasil ulangan

harian siswa, diperoleh persentase yang

disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Jawaban Siswa

Menyelesaikan Soal-Soal Larutan

Penyangga

Soal ∑ Siswa

Salah

Persentase

salah (%)

1. 4 13.7

2. 14 48.2

3. 19 65.5

4. 27 93.10

Page 6: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

132

Tabel 2. menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang melakukan kesalahan

dalam menyelesaikan soal-soal yang

berhubungan dengan larutan penyangga

baik pada soal nomor 2, nomor 3 , dan

nomor 4. Hal ini dapat menunjukkan

bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal-soal larutan

penyangga. Hasil penilaian tes ini

menunjukkan suatu gejala kesulitan

belajar siswa pada materi larutan

penyangga. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sabri (2007:89) bahwa

kesulitan belajar adalah suatu gejala yang

tampak pada siswa yang ditandai dengan

adanya bentuk perilaku yang

menyimpang atau hasil belajar rendah

dibandingkan dengan prestasi yang

dicapai sebelumnya. Gejala ini berupa

belum tercapainya hasil belajar seluruh

siswa yang mengikuti ulangan harian

pada materi larutan penyangga sesuai

dengan standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan MAN 2

Pontianak sebesar 75 pada mata

pelajaran kimia.

Konsep pengertian larutan

penyangga yang mencakup penentuan

suatu larutan termasuk ke dalam larutan

penyangga atau tidak pada soal nomor 1.

Sebagian besar yaitu sebanyak 25 siswa

tidak mengalami kesulitan dalam

memahami konsep ini. Berdasarkan hasil

wawancara, 4 siswa (kemampuan

sedang) merasa bingung dalam

menentukan larutan mana yang

termasuk dalam larutan penyangga. Hal

ini disebabkan oleh siswa lupa dengan

konsep asam basa, yaitu dalam

membedakan antara asam lemah dan

asam kuat atau basa lemah.

Konsep perhitungan pH dan pOH

dengan menggunakan prinsip

kesetimbangan kimia pada nomor 2 dan

3. Pada pertanyaan nomor 2 sebanyak

15 siswa dapat mengerjakan soal-soal

pada konsep ini dengan benar dan 14

siswa ( berkemampuan tinggi 3, 6 siswa

berkemampuan sedang dan 5 siswa

berkemampuan rendah) menjawab

kurang tepat. Pada soal nomor 3

sebanyak 19 siswa menjawab kurang

tepat (4 siswa berkemampuan tinggi, 8

siswa berkemampuan sedang dan 7

siswa berkemampuan rendah). Setelah

dilakukan wawancara pada beberapa

siswa yang mengalami kesulitan pada

konsep ini, bahwa siswa lupa dalam

prinsip kesetimbangan kimia dan siswa

tidak teliti dalam perhitungan

Dan pada soal nomor 4 sebanyak 27

siswa menjawab kurang tepat (8 siswa

berkemampuan tinggi, 9 siswa

berkemampuan sedang dan 10 siswa

berkemampuan rendah). Hanya 2 siswa

yang menjawab soal nomor 4 dengan

benar (siswa berkemampuan tinggi).

Hal ini disebabkan siswa binggung

ketika suatu larutan penyangga

ditambahkan suatu larutan baik bersifat

asam, basa atau pen genceran.

2. Lembar Angket

Analisis kesulitan belajar siswa

melalui angket berdasarkan dua faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat penyajian tabel

Hasil angket dalam Tabel 3.

Penentuan Kualifikasi angket ini

berdasarkan :

Angka 0% - 20% = sangat kuat

Angka 21%- 40% = kuat

Angka 41% - 60% = cukup

Angka 61% - 80% = lemah

Page 7: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

133

Angka 81% - 100% = sangat lemah (Riduwan, 2005).

No. Faktor Aspek Indikator (%) Kualifika

si

1. Internal 1) Motivasi

2) Minat

a) Perhatian siswa terhadap

pembelajaran larutan

penyangga

b) Usaha siswa untuk belajar

konsep larutan penyangga

a) Ketertarikan pada

pembelajaran materi larutan

penyangga

b) Sikap pada pembelajaran

materi larutan penyangga

54.31%

71.97%

73.27%

79.30%

Cukup

Lemah

Lemah

Lemah

2. Eksternal

a. Keluarga

1) Saran/Prasara

na

2) Kondisi

keluarga

a) Alat-alat dan buku

b) Tempat belajar

a) Kondisi ekonomi

b) Kondisi sosial

83.62%

56.03%

79.31%

79.74%

Sangat

Lemah

Cukup

Lemah

Lemah

b. Guru 1) Kualitas

2) Metode

a) Penguasaan materi

b) Kejelasan menerangkan

a) Penggunaan metode

mengajar

b) Penggunaan alat peraga

82.32%

80.60%

79.74%

71.55%

Sangat

lemah

Sangat

lemah

Lemah

Lemah

c. Sekolah 1) Fasilitas

sekolah dan

gedung

sekolah

a) Fasilitas yang ada

b) Letak gedung

56.56%

69.39%

Cukup

Lemah

Page 8: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

134

Tabel 3. memperlihatkan bahwa

faktor internal penyebab kesulitan belajar

siswa dengan kualifikasi sebesar 54,31%

yaitu pada aspek motivasi indikator

perhatian siswa terhadap pembelajaran,

sedangkan pada faktor eksternal

mempunyai kualifikasi sebesar 56,03 %

pada indikator tempat belajar dan

kualifikasi sebesar 56,56% pada

indikator fasilitas sekolah mempunyai

kualifikasi cukup mempengaruhi

kesulitan belajar siswa. Hal ini sejalan

dengan hasil jawaban angket siswa.

3. Tes Potensi Siswa

Analisis kesulitan belajar siswa

melalui tes potensi siswa. Berdasarkan

hasil tes potensi akademik siswa

diperoleh hasil yaitu : kemampuan

bahasa sebesar 67%, kemampuan logika

sebesar 60%, kemampuan angka 48,6%

dan kemampuan gambar sebesar 47%.

Tes potensi akademik ini berupa

pertanyaan sebanyak 60 soal yang berisi

tes kemampuan verbal 15 soal, tes logika

sebanyak 15 soal, tes angka sebanyak 15

lembar, dan tes gambar 15 soal. Data

hasil yang diperoleh berasal dari subjek

penelitian 29 siswa. Data yang diperoleh

ini berupaya nilai intelektual siswa dan

bakat siswa. Secara rinci, daftar nilai

intelengsi dan bakat disajikan pada

Lampiran B-3. Tes potensi akademik

siswa ini digunakan untuk mengetahui

bakat dan intelegensi siswa. Sehingga

peneliti dapat mengetahui kesulitan

belajar siswa.

Tes IQ (intelegensi) rata-rata siswa

adalah sekitar 100-105 yang termasuk ke

dalam tingkatan IQ normal atau rata-rata

manusia. Namun ada siswa yang

memiliki IQ paling tinggi yaitu IQ

sebesar 120 termasuk ke dalam tingkat

IQ tinggi dalam kategori normal. IQ

seseorang dapat mempengaruhi kesulitan

belajar siswa karna ini merupakan salah

satu faktor internal siswa. Namun dilihat

dari hasil tes potensi akademik siswa

ternyata tidak terlihat bahwa salah satu

faktor internal ini dapat mempengaruhi

kesulitan belajar siswa. Namun, tes

potensi akademik dapat memiliki angka

yang tinggi apabila siswa sering

mengerjakan soal-soal tes potensi

akademik ataupun mengikuti lembaga-

lembaga terkait untuk mengikuti

pelatihan atau tes potensi akademik.

4. Hasil Member Check

Setiap akhir wawancara, hasil atau

informasi yang telah diperoleh dicek

kembali kepada siswa, tujuannya agar

diperoleh kesepakatan mengenai

informasi yang sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh siswa tersebut.

Pemeriksaan data kesulitan siswa

tersebut dilakukan kepada guru bidang

studi kimia dan 4 siswa yang tidak

mengalami kesulitan pada materi larutan

penyangga, tujuannya adalah agar data

yang didapatkan benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan dan agar tidak

terjadi kesalahpahaman dan terdapat

kesesuaian data antara pemberi data atau

informasi.

Hasil pengecekan data dari 4 siswa

tersebut adalah, mereka membenarkan

apa yang disampaikan mengenai

penyebab kesulitan yang dialami oleh

teman-temannya bahwa memang ada

beberapa siswa yang cenderung tidak

memiliki motivasi ketika pembelajaran

berlangsung. Sedangkan hasil yang

didapatkan dari pengecekan data kepada

guru bidang kimia adalah masih

kurangnya motivasi dari masing-masing

Page 9: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

135

siswa saat pembelajaran larutan

penyangga berlangsung. Fasilitas

laboratorium sekolah masih kurang

lengkap sehingga guru tidak bisa

mempraktikan secara langsung materi

larutan penyangga hanya berupa flash

materi larutan penyangga saja.

Adanya kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa dirasakan oleh guru

karena interpretasi siswa yang salah

mengenai konsep tertentu pada materi

larutan penyangga. Guru mengutarakan

bahwa, selama pembelajaran

berlangsung, apabila siswa diminta untuk

bertanya, hanya siswa tertentu yang

selalu bertanya dan yang lainnya hanya

diam saja. Hal ini membuat guru mengira

siswa tersebut sudah mengerti apa yang

diajarkannya. Siswa yang pasif dapat

menyebabkan siswa tersebut menentukan

dan menyusun sendiri konsep apa yang

masuk ke otaknya tanpa bertanya tentang

apa yang tidak dipahaminya. Apabila

konsep tersebut benar, tidak menjadi

masalah, tetapi apabila konsep tersebut

salah dan dipercaya kebenarannya oleh

siswa tersebut, maka akan berakibat fatal

baik bagi dirinya maupun orang lain.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

a) Analisis jawaban siswa dalam

menyelesaikan soal-soal larutan

penyangga

Persentase kesalahan siswa pada

soal nomor 1 sebesar adalah 13.7%

dengan tafsiran kesulitan soal tergolong

tidak sulit (Tabel 4.1). Sebanyak 25

siswa tidak mengalami kesulitan dalam

memahami konsep ini Berdasarkan

analisis hasil jawaban siswa dan

wawancara siswa, 4 siswa (kemampuan

sedang) memiliki letak kesulitan pada

konsep yang merupakan penentuan

larutan penyangga atau bukan adalah : (i)

masih lemahnya konsep kesetimbangan

kimia pada sistem larutan penyangga, (ii)

kurang bisa membedakan antara asam

lemah dan asam kuat atau basa lemah

dan basa kuat, dan (iii) kurang siap

menghadapi ulangan.

Persentase kesalahan siswa yang

didapatkan pada soal nomor 2 dan

3secara berturut-turut adalah 48,2% dan

65,5% dengan tafsiran konsep tergolong

sedikit sulit Tabel 4.1.). Pada pertanyaan

nomor 2 sebanyak 15 siswa dapat

mengerjakan soal-soal pada konsep ini

dengan benar dan 14 siswa ( 3 siswa

berkemampuan tinggi, 6 siswa

berkemampuan sedang dan 5 siswa

berkemampuan rendah) menjawab

kurang tepat. Sedangkan soal nomor 3

sebanyak 19 siswa menjawab kurang

tepat (4 siswa berkemampuan tinggi, 8

siswa berkemampuan sedang dan 7

siswa berkemampuan rendah). Akan

tetapi setelah dilakukan analisis data,

yang ternyata beberapa siswa mengalami

kesulitan belajar pada konsep

perhitungan pH dan pOH. Letak

kesulitan tersebut antara lain : (i) kurang

telitinya siswa dalam perhitungan

sehingga banyak mengalami kesalahan,

(ii) ada beberapa siswa salah

menggunakan rumus antara larutan

penyangga asam dan larutan penyangga

basa, dan (iii) kurangnya konsep tentang

kesetimbangan pada materi larutan

penyangga.

Persentase pada soal nomor 4 pada

konsep perhitungan pH larutan

penyangga pada penambahan sedikit

asam atau basa berdasarkan Tabel 4.1.

didapat hasil sebesar 93.10% dengan

tafsiran golongan sangat sulit. Sebanyak

27 siswa menjawab kurag tepat (8 siswa

Page 10: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

136

berkemampuan tinggi, 9 siswa

berkemampuan sedang dan 10 siswa

berkemampuan rendah). Hanya 2 siswa

yang menjawab soal nomor 4 dengan

benar (siswa berkemampuan tinggi).

Secara keseluruhan kesulitan yang

dialami siswa antara lain: (i)

perhitungan jumlah mol asam basa

konjugasi yang terkadang keliru, (iii)

masih bingungnya siswa ketika ada

penambahan asam, basa, ataupun

pengenceran, dan (iii) kurang telitinya

siswa dalam perhitungan.

Kesulitan siswa pada materi larutan

penyangga ini pada perhitungan pH dan

pOH dan juga pada penambahan larutan

asam maupun larutan basa. Dapat dilihat

pada konsep perhitungan ini siswa lebih

banyak mengalami kesulitan untuk

menjawab soal yang bersifat perhitungan

daripada yang bersifat konsep larutan

penyangga saja.

b) Analisis faktor-faktor kesulitan

belajar siswa berdasarkan hasil

angket dan tes potensi akademik siswa

Data hasil penelitian dari 29 siswa

pada angket meliputi dua faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar. Faktor-

faktor tersebut dapat dibahas sebagai

berikut:

Hasil angket merujuk pada Tabel 4.2

menunjukkan bahwa aspek motivasi

merupakan aspek pertama faktor internal

yang mempengaruhi kesulitan belajar

siswa dalam mempelajari larutan

penyangga. Aspek ini terdiri dari dua

indikator, yaitu indikator perhatian siswa

terhadap pembelajaran dan usaha siswa

untuk belajar konsep larutan penyangga.

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa indikator

pertama 54,31% dengan kualifikasi

cukup berpengaruh. Hal ini berarti

sebagian besar siswa tidak memiliki

motivasi yang besar untuk menjawab

pertanyaan atau tugas-tugas yang

diberikan guru saat pembelajaran larutan

penyangga atau dapat dikatakan ada

siswa yang memiliki motivasi dan ada

siswa yang tidak memiliki motivasi.

Kurangnya motivasi siswa berdasarkan

hasil wawancara siswa merasa segan

ketika bertanya atau menjawab

pertanyaan yang di ajukan guru.

Sehingga cenderung hanya siswa

berkemampuan tinggi yang aktif

menjawab pertanyaan guru, mengerjakan

tugas saat pembelajaran berlangsung.

Hal ini sesuai dengan penelitian Sapuroh

(2010:58) menyatakan bahwa tidak

adanya motivasi siswa untuk

mempelajari konsep monera pada mata

pelajaran biologi dengan perolehan

persentase sebesar 22%.

Untuk kemampuan ketiga yaitu

kemampuan angka, kemampuan ini

berfungsi untuk mengukur kemampuan

siswa di bidang angka, dalam rangka

berfikir terstruktur dan logis matematis.

Kemampuan ini memiliki persentase

sebesar 48,6% yang cukup rendah dari

ketiga kemampuan lainnya. Terdapat 25

siswa yang memiliki persentase kurang

dari 60%. Padahal untuk jurusan IPA

sebenarnya memerlukan kemampuan

yang cukup tinggi pada kemampuan

angka ini. Selanjutnya untuk kemampuan

yang terakhir kemampuan gambar yang

memiliki persentase sebesar 46%.

Terdapat 22 siswa yang memiliki

persentase kurang dari 60%.

Kemampuan gambar ini bertujuan untuk

menguji daya logika ruang yang dimiliki

seseorang.

Page 11: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

137

Selanjutnya indikator ruang belajar,

memiliki persentase sebesar 56,03%

dengan kualifikasi cukup berpengaruh,

artinya kenyamanan ruang belajar

berpengaruh terhadap penyebab kesulitan

belajar siswa dalam mempelajari larutan

penyangga. Dan fasilitas sekolah

memiliki persentase sebesar 56,56%

pada kualifikasi cukup berpengaruh. Hal

ini karena masih kurangnya alat-alat dan

bahan-bahan yang diperlukan untuk

melakukan praktikum.

Untuk indikator lainnya untuk faktor

internal yaitu indikator usaha siswa,

aspek minat, aspek intelegensi,

kemampuan bahasa, kemampuan logika

dan untuk faktor eksternal indikator alat-

alat buku pelajaran, aspek kondisi

keluarga, aspek guru dan letak gedung

sekolah tidak mempengaruhi kesulitan

belajar siswa. Hal ini dikarenakan

memiliki persentase di atas 60%.

KESIMPULAN

Kesulitan belajar yang dialami siswa

kelas XI IPA dalam menyelesaikan soal-

soal larutan penyangga MAN 2

Pontianak Tahun ajaran 2014/2015 yaitu,

13,7% sulit menentukan suatu larutan

penyangga, 56,85% sulit dalam

penentuan pH dan pOH dan 93,10% sulit

pada penambahan sedikit asam atau basa.

Sedangkan untuk faktor-faktor kesulitan

belajar siswa pada materi larutan

penyangga untuk faktor internal yaitu

motivasi, bakat masing-masing 54,31%

dan 55,4%. sedangkan faktor eksternal

yaitu aspek tempat belajar di rumah dan

fasilitas sekolah masing-masing sebesar

56,03% dan 56,56%.

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2006). Kesulitan Belajar

Dalam Perspektif Pendidikan.

Skripsi. Program Studi Pendidikan

Luar Biasa. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Arifin, Z. (2010). Evaluasi

Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S.B. (2011). Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Kurniawan, M.A. Menggali Pemahaman

Siswa SMA Pada Materi Larutan

Penyangga Menggunakan

Instrumen Diagnostik Two-Tier.

Skripsi. Program Studi Pendidikan

Kimia. Universitas Negeri Malang.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung :

Remadja Karya CV.

Nawawi, H. (2012). Metode Penelitian

Bidang Sosial. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Riduwan. (2005). Dasar-dasar Statistika.

Bandung : CV. Alfabeta.

Sabri, A. (2007). Psikologi Pendidikan.

Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.

Sapuroh, S. (2010). Analisis Kesulitan

Belajar Siswa Dalam Memahami

Konsep Monera. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Biologi.

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Page 12: ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA MATERI LARUTAN ...

Vol. 4 No. 2, Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

138

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-

faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta.

Syah, M. (2012). Psikologi Belajar.

Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.