perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KESUK DI UNIVERS FAKULTAS K UNIV KSESAN SISTEM INFORMASI E-LI SITAS SEBELAS MARET SURAKART TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : SEPTIAN DWI RAHARJO K7407132 KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 IBRARY TA AN
95
Embed
ANALISIS KESUKSESAN SISTEM INFORMASI E-LIBRARY · 3. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi..... B. Hasil ... 2. Model kesuksesan sistem informasi D&M yang telah diperbarui………
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KESUKSESAN
DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
KESUKSESAN SISTEM INFORMASI E-LIBRARY
DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
SEPTIAN DWI RAHARJO
K7407132
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
IBRARY
SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS KESUKSESAN SISTEM INFORMASI E-LIBRARY
DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2011
Oleh :
SEPTIAN DWI RAHARJO
K7407132
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Septian Dwi Raharjo. K7407132. ANALISIS KESUKSESAN SISTEM
INFORMASI E-LIBRARY DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Mengetahui pengaruh
kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan terhadap penggunaan
e-library Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2011. 2) Mengetahui
pengaruh kealitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan terhadap
kepuasan pemakai e-library Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2011.
3) Mengetahui pengaruh penggunaan e-library dan kepuasan pemakai e-library
terhadap kesuksesan e-library Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang menggunakan e-library. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
Structural Equation Modeling (SEM). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah accidental sampling dikolaborasikan dengan cluster sampling.
Untuk memenuhi asumsi kecukupan sampel dalam analisis SEM, jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 170. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik kuesioner dengan skala likert.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang
diperoleh dengan memberikan angket kepada responden. Uji prasyarat analisis
SEM yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi kecukupan sampel,
uji normalitas dan evaluasi outlier. Uji kebaikan model digunakan alat uji absolute
fit indices, incremental fit indices dan parsimony fit indices. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien jalur untuk mengetahui
hubungan antar variabel penelitian.
Berdasarkan hasil analisis SEM dapat disimpulkan: 1) Kesuksesan e-
library di Universitas Sebelas Maret Surakarta ditentukan oleh faktor penggunaan
dan kepuasan pemakai. Variabel penggunaan menentukan secara positif dan
signifikan terhadap kesuksesan e-library sebesar 0,046, variabel kepuasan
pemakai menentukan secara positif dan signifikan terhadap kesuksesan e-library
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
sebesar 0,001. 2) Penggunaan e-library di Universitas Sebelas Maret Surakarta
ditentukan oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan.
Variabel kualitas sistem menentukan secara positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem sebesar 0,009, variabel kualitas informasi menentukan secara
positif dan signifikan terhadap penggunaan e-library sebesar 0,001, variabel
kualitas layanan menentukan secara positif dan signifikan terhadap penggunaan e-
library sebesar 0,001. 3) Kepuasan pemakai e-library di Universitas Sebelas
Maret Surakarta ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi kualitas
layanan dan penggunaan. Variabel kualitas sistem menentukan secara positif dan
signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,001, variabel kualitas informasi
menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar
0,002, variabel kualitas layanan menentukan secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan pengguna sebesar 0,044, dan variabel penggunaan menentukan secara
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Septian Dwi Raharjo. K740&132. THE ANALYSIS SUCCESS
INFORMATION SYSTEM OF E-LIBRARY AT SEBELAS MARET
UNIVERSITY OF SURAKARTA IN 2011. Thesis.Surakarta: Teacher Training and Educational Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, Juli 2011.
The aims of the research are as follow, 1) To know the system quality, the
information quality, and the service quality influence e-library use at Sebelas
Maret University of Surakarta in 2011. 2) To know if the system quality, the
information quality, the service quality and use influence e-library user
satisfaction at Sebelas Maret University of Surakarta in 2011. 3) To know if the
use and the user satisfaction determining the success of e-library at Sebelas Maret
University of Surakarta in 2011.
The research used descriptive-quantitative method. The population of the
research was the whole students of Sebelas Maret University of Surakarta using
e-library. The data analysis technique which was used was Structural Equation
Modelling (SEM). The taking sample technique which was used was accidental
sampling in collaboration with cluster sampling. For fulfilling the asumtion of
adequacying sample in SEM analysis, the number of sample were 170. The
techniques for collecting data were questionare and likert scale.
The data used in the research was primary data that was gained by giving
questionare to the respondends. The pre-requirment test of SEM analysis which
was used in the research included: the asumtion of adequacying sample test, the
normality test, and the outlier evaluation. The good model test used the
equipment of absolute fit indices, incremental fit indices and parsimony fit indices
test. The hypotesis examine in the research used the coefficient-line analysis for
knowing the relationship inter the research variable.
According to the result of SEM analysis, it can be concluded that: 1) The
variable of use had positive and significant effect in the advantages reached 0,046;
the variable of the user satisfaction had positive and significant effect for the
advantages reached 0,001. 2) the variable of system quality had positive and
significant effect for the use reached 0,009, the variable of information quality had
positive and significant effect for the use reached 0,001, the variable of service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
quality had positive and significant effect for the use reached 0,001. 3) The
variable of system quality had positive and significant effect for the user
satisfaction reached 0,001, the variable of information quality had positive and
significant effect for the user satisfaction reached 0,002, the variable of service
quality had positive and significant effect for the user satisfaction reached 0,044,
the variable of use had positive and significant effect for the user satisfaction
reached 0,001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akherat, dan jangan kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi.”
( Al-Qashash: 77 )
“Orang sukses akan memetik manfaat dari kesalahannya dan mencoba lagi dengan
cara lain”
(Dale Carnegy)
“Jangan pernah takut untuk mencoba, karena segala sesuatu hal berawal dari
mencoba sampai akhirnya anda sendiri yang menilai apakah anda sudah mampu
dalam bidang tersebut atau belum.”
(Mario Teguh)
“Tidak ada yang tidak mungkin dalam memulai sesuatu yang baru, yang ada
hanya kesulitan dan dimana ada kemauan, kesulitan akan menjadi kemudahan.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa
sayang, cinta kasih dan terima kasih penulis kepada:
� Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan pada
setiap hambanya yang berusaha dan berdoa
� Bapak dan Ibu tersayang yang selalu mendoakan agar
menjadi anak yang sholeh untuk selalu berbakti kepada
orang tua dan keluarga.
� Kakakku Mas Wawan yang selalu mensuport dan selalu
mendukungku baik moral maupun material.
� Adik-adikku Kiki, Aris, Ayu yang sama-sama berjuang
untuk hidup yang lebih baik.
� Taufik, Sakim, Dhanar, Tri, Supra, Ribut yang selalu
memberi bantuan, Dadang, Heri yang masih menjaga
tali silaturahhim.
� Teman-teman PTN angkatan 2007
� Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah-Nya, Peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul: ”ANALISIS KESUKSESAN SISTEM
INFORMASI E-LIBRARY DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA TAHUN 2011”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas
dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin
menyusun skripsi
5. Salman Alfarisy Totalia, S.Pd. M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Drs. Sunarto, M.M. selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. M. Sabandi, SE, M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi.
8. Drs. Widodo, M.Soc. Sc. selaku Kepala Perpustakan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di
Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
9. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
informasi-informasi yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini dan
bersedia meluangkan waktunya sebagai responden.
10. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mambantu dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan bagi peneliti. Peneliti
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
bantuan kepada pengguna dan lain-lain. Perpustakaan harus
mendaftarkan semua produk dan jasanya agar sesuai dengan sebanyak
mungkin segmen pasar yang diinginkan.
b. Penentuan harga atau pricing
Penentuan harga merupakan unsur kedua bauran pemasaran. Dalam
unsur ini tercakup terutama keputusan-keputusan tentang:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(1) Penentuan biaya produksi yang harus ditanggung organisasi untuk
menghasilkan produk atau jasa.
(2) Penentuan harga pertukaran antara organisasi dan konsumen untuk
produk dan jasa yang ditawarkan.
Secara tradisional, perpustakaan selalu memberikan produk atau jasa
kepada pengguna secara cuma-cuma. Tetapi, dengan tersedianya jasa-
jasa khusus dengan teknologi tinggi dan mahal biayanya, telah mulai
banyak produk dan jasa perpustakaan yang harus dibayar langsung oleh
pengguna salah satunya perpustakaan digital yang dalam penggunaannya
melalui internet. Kecenderungan ini mulai meningkat dengan bertambah
besarnya otonomi yang diberikan oleh pemerintah kepada perguruan
tinggi. Meskipun demikian, harga produk dan jasa yang ditetapkan oleh
perpustakaan beragam. Ada yang menetapkan sama dengan biaya
produksi, atau sebagian biaya produksi ditanggung oleh perpustakaan dan
sebagian lainnya oleh pengguna, atau ada juga yang menambahkan
sedikit keuntungan sehingga harga yang ditetapkan diatas biaya produksi.
c. Produksi
Unsur ini mencakup keputusan-keputusan mengenai proses perjalanan
produk dari tangan organisasi sampai kepada konsumen. Masalah-
masalah utama biasanya menyangkut penetapan tempat penyimpanan
yang memuaskan, sistem distribusi, dan sistem pengiriman dan
penyebarluasan. Hal-hal itu dirancang demi kesenangan dan keuntungan
konsumen, akan tetapi tetap dijaga agar masih dalam batas-batas biaya
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam bidang perpustakaan, unsur ketiga bauran pemasaran ini dapat
berarti penyebarluasan dari atau jalur ke produk dan jasa informasi
perpustakaan. Kesenangan dan kepraktisan bagi pengguna penting untuk
menjadi bahan pertimbangan.
d. Penampilan fisik
Fitur yang menarik dan mudah dipahami dalam informasi perpustakaan
digital mengesankan efisien dan stabilitas organisasi serta merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
penghargaan kepada konsumen. Dalam hal ini banyak perpustakaan
masih harus bekerja keras.
e. Proses
Pada industri manufacturing, proses “tersembunyi” di pabrik dan
konsumen hanya menerima hasil akhir yang merupakan luaran dari proes
itu. Di dalam industri jasa, proses tidak dapat “disembunyikan” karena
justru proses itulah yang dijual. Bagaimana keseluruhan sistem
berlangsung, kebijakan dan prosedur yang dipilih, keleluasan yang
dimiliki staf, keterlibatan konsumen dengan penyelenggaraan jasa, aliran
informasi dan jasa, merupakan beberapa hal yang menentukan mutu dan
kelancaran proses.
f. Staf atau orang
Orang yang mengerjakan proses dan mengahasilkan performance
merupakan unsur bauran pemasaran yang terpenting dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa yang dijual. Kegesitan, kejelian,
ketelitian, keramahan dan sikap-sikap lain yang melekat pada jasa yang
dijual. Kepribadian dan pelatihan bagi staf yang menyelenggarakan
pelayanan kepada konsumen, karenanya sangat penting.
2. Tinjauan Tentang E-Library
a. Sejarah E-Library
Koleksi digital sebuah perpustakaan diawali dengan digitalisasi isi
katalog sehingga katalog dapat diakses dari jarak jauh. Isinya dapat diunduh
(download) oleh pemakai atau pengguna. Sesudah isi katalog menyusul ke indeks
majalah, lalu jasa pengabstrakan. Tahap berikutnya digitalisasi berubah ke koleksi
majalah sehingga menghasilkan majalah dalam digital, isinya lazim dijual oleh
penjaja (vendor). Tahap berikutnya, menghinggapi buku referens, sehingga
banyak bentuk buku referens yang tersedia dalam bentuk digital serta dapat
diakses pemakai melalui internet. Contoh yang popular adalah Wikipedia. Tahap
berikutnya ialah penerbitan buku elektronik, dikenal dengan nama e-book atau
e-book publishing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Banyak perpustakaan yang mengidamkan penerapan perpustakaan digital
dalam pengelolaannya. Namun demikian tidak semudah yang dibayangkan. Dana
yang terbatas dan SDM yang rendah menjadi faktor dominan ketidakberdayaan
mewujudkan sebuah perpustakaan digital.
Lepas dari semua itu, lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini
disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan
pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat
fungsi tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik
dalam bentuk digital atau tercetak. Sosialisasi program perpustakaan digital
terhadap para anggota jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini,
perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan
kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses,
pustakawan perlu mendorong pengguna perpustakaan digital untuk melek
informasi (information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah
mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan
informasi, mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu
secara efektif dan beretika.
Sulistyo (2002) mengatakan bahwa perpustakaan digital mulai muncul di
Indonesia sekitar tahun 1992 dimulai di ITB (Institut Teknologi Bandung) yang
melibatkan berbagai komponen. Usaha itu kemudian dilanjutkan oleh
perpustakaan perguruan tinggi sehingga muncullah berbagai perpustakaan digital
di Indonesia, terutama di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi dan khusus.
b. Pengertian E-Library
Karena definisi yang diberikan sangat luas, maka dapat memungkinkan
keanekaragaman definisi. Seperti the Digital Library Federation (DLF)
memberikan definisi perpustakaan elektronik sebagai organisasi yang
menyediakan sumber, tersmasuk staf khusus untuk memilih, menstruktur,
memberikan akses intelektual ke menafsirkan, mendistribusikan, melestarikan
integritas serta menjamin persistence sepanjang waktu, menyangkut koleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
digital sehingga koleksi tersebut tersedia dan dapat digunakan secara ekonomis
bagi komunitas tertentu.
Dengan definisi yang diberikan oleh US National Science Foundation
Digital Library Initiative, maka definisi perpustakaan digital yang ditemukan itu
merupakan lonceng kematian bagi definisi perpustakaan elekronik (electronic
library). Perpustakaan elektronik yang mencakup informasi yang tersedia dalam
bentuk analog elektronik maupun digital seperti videodisc awal. Maka sekitar
tahun 1995 an, istilah perpustakaan elektronik sudah tidak ditemukan lagi dalam
literatur kepustakawanan AS, diganti sepenuhnya dengan istilah perpustakaan
digital atau digital library.
Fransisco-Revilla et al (2001) mengatakan bahwa konsep perpustakaan
digital kini semakin sering dikaitkan dengan organisasi yang mengoleksi rujukan
ke sumberdaya yang berbasis web di internet, dan bukan sumberdaya itu sendiri.
Perpustakaan seperti ini biasanya tidak mempunyai lokasi fisik yang dikunjungi
oleh para pemakainya. Lesk dalam Laxman (2007: 29) memandang “perpustakaan
digital secara sangat umum sebagai semata-mata kumpulan informasi digital yang
tertata”. Arms dalam Laxman (2007) memperluasnya sedikit dengan
menambahkan bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan
memanfaatkan jaringan informasi. Jaringan informasi dalam hal ini adalah
internet.
Menurut Gatot Subrata (2009), kebutuhan dalam perpustakaan digital
adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komputer sebagai elemen-
elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital. Namun, perangkat
utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah komputer personal
(PC), internet (inter-networking), dan world wide web (WWW). Ketiga hal
tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital.
Dengan perpustakaan digital, konsep berbagi sumber daya yang selama
ini terbentur oleh berbagai hal (seperti birokrasi, politik, dan sebagainya), benar-
benar bisa dilaksanakan dengan lebih mudah. Seluruh koleksi yang ada dalam
perpustakaan digital bisa diakses dari komputer mana saja baik di rumah, di
kantin, di taman, dan sebagainya dengan catatan terhubung dengan koneksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
internet. Pengguna juga tidak terbatasi oleh durasi jam kantor karena komputer
menyimpanan koleksi perpustakaan digital bersifat 24 jam dan bisa diakses kapan
saja.
Istilah perpustakaan digital atau digital library muncul dengan semakin
maraknya aplikasi TI di perpustakaan. Perpustakaan saat ini sebagian besar
koleksinya dalam bentuk digital. Konsep koleksi digital tersebut berlawanan
dengan koleksi perpustakaan sebelumnya, yang hanya mengenai materi tercetak
kemudian menyusul materi dalam bentuk mikro, selanjutnya audio-visual.
Istilah perpustakaan digital selalu dikaitkan dengan jaringan komputer
lalu diasosiasikan dengan internet. Pendapat itu tidak salah tetapi tidak selalu
benar, karena ada perpustakaan yang koleksinya dalam bentuk digital namun tidak
selalu dapat diakses internet. Theng dalam Sulistiyo dan Basuki (2007)
mengatakan bahwa hal tersebut memang ada namun lebih merupakan
pengecualian. Maka tidaklah salah bila makna perpustakaan digital akan berlainan
bagi orang yang berbeda-beda.
Digital library atau perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang
memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek
informasi tesebut melalui perangkat digital (Sismanto, 2008). Menurut Wahyu
Supriyanto dan Ahmad Muhsin (2008: 31) “perputakaan digital adalah sebuah
sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang mendukung
akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital”.
Digital library menjadi trend baru dalam model layanan perpustakaan
modern, apalagi perpustakaan perguruan tinggi. Hampir semua perpustakaan
berlomba-lomba untuk mewujudkannya.
c. Karakteristik E-Library
Ketika teknologi dalam bentuk komputer dan jaringan telematika sudah
semakin berkembang, maka konsep, perpustakaan digital pun semakin hebat, atau
dapat dikatakan ambisius. Misalnya sebagaimana diulas Tedd dan Large dalam
Putu Laxman Pendit (2007: 30), National Science Foundation mendaftar tiga
karakteristik utama perpustakaan digital, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk di dalam sebuah jaringan digital yang tersebar luas.
2) Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal.
3) Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumberdaya digital yang dikembangkan bersama-sama komunitas tersebut. Oleh sebab itu, perpustakaan digital merupakan integrasi berbagai institusi, seperti perpustakaan, museum, arsip, dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat, dan menyediakan informasi secara luas. Deskriptif tentang karakteristik terakhir, yakni yang menyebut-nyebut
integrasi berbagai bentuk institusi informasi untuk melayai berbagai komunitas,
merupakan salah satu deskripsi yang paling ambisius dalam konsep perpustakaan
digital.
Dengan menggunakan pendekatan karakteristik, Sulistyo dan Basuki
(2007) mengatakan bahwa perpustakaan digital memiliki ciri-ciri sebagi berikut:
1) Perpustakaan digital bukan merupakan entitas (maujud) tunggal; 2) Perpustakaan digital mensyaratkan teknologi untuk mengaitkan sumber
informasi yang banyak jenisnya; 3) Kaitan antara banyakya perpustakaan digital dengan jasa informasi
bersifat transparan bagi pemakai; 4) Akses universal ke perpustakaan digital serta jasa informasi merupakan
tujuan; 5) Koleksi perpustakaan digital tidak dibatasi pada jumlah dokumen;
koleksinya meluas hingga ke artefak digital yang tidak dapat serta tidak akan diwakili atau didistribusikan dalam format tercetak.
d. Kelebihan dan Kekurangan E-Library
Chapman dan Kenney dalam Sismanto (2008), berpendapat bahwa
perpustakaan digital lebih menguntungkan karena memiliki empat alasan yaitu:
1) Institusi dapat berbagi koleksi digital, 2) Koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada
tingkat lokal, 3) Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik, 4) Nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya yang
berkaitan dengan pemeliharaannya dan penyampaiannya. Selain itu, Gatot Subrata (2009) mengatakan keunggulan perpustakaan
digital yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Long distance sercice, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun,
2) Akses yang mudah. Akses perpustakaan Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama,
3) Murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.
4) Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih aman, sehingga tidak akan mudah untuk diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.
5) Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.
Gatot Subrata (2009) menambahkan bahwa bukan hanya kelebihan
ataupun keunggulan yang dimiliki oleh perpustakaan digital, namun perpustakaan
digital juga memiliki kelemahan, yaitu:
1) Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikir-pikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan.
2) Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.
3) Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.
3. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi
a. Model Dasar Kesuksesan Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto (2008: 2) “model yang baik adalah model yang
lengkap tetapi sederhana”. Bedasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang telah dikaji, Delone dan McLean (1992) kemudian
mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama model
kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean (D & M IS Succes Model)
sebagai berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 1. Model kesuksesan sistem informasi Delone & McLean
Sumber : Jogiyanto HM 2008
Model yang diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam
pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau
komponen atau pengukuran dari model ini adalah:
1) Kualitas sistem (system quality)
2) Kualitas informasi (information quality)
3) Penggunaan (use)
4) Kepuasan pemakai (user satisfaction)
5) Dampak individual (individual impact)
6) Dampak organisasi (organization impact)
Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari
dimensi-dimensi yang ada pada model. Model ini tidak mengukur keenam
dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi
mengukurnya secara keseluruhan.
Pertimbangan proses berargumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari
beberapa proses, yaitu proses mengikuti proses lainya. Suatu model proses
mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa proses sebagai
berikut:
1) Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur yang
dapat memmperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan kualitas
informasinya.
Kualitas
informasi
(Information
quality)
Penggunaan
(Use)
Dampak
individual
(Individual
impact)
Dampak
organisasional
(Organizational
Impact) Kepuasan
Pemakai
(User
satisfaction)
Kualitas
sistem
(System
quality)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Pemakai dan manajer mempunyai pengalaman dengan fitur-fitur tersebut
dengan menggunakan sistemnya.
3) Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai
dampak atau pengaruh pada pemakai individual dalam melakukan
pekerjaanya dan dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada
dampak-dampak organisasional.
Berbeda dengan model proses, model kausal atau disebut juga dengan
model varian berusaha untuk menjelaskan kovarian dari elemen-elemen model
untuk menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi
dari elemen-elemen lainya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah terjadi
hubungan kausal diantara mereka. Misalnya, semakin tinggi kualitas sistem,
diharapkan akan menyebabkan kepuasaan pemakai dan penggunaan yang lebih
tinggi yang selanjutnya akan mempengaruhi secara positif produktivitas
individual dengan hasil peningkatan produktivitas organisasional. Model kausal
ini menunjukan bagaimana arah hubungan satu elemen dengan elemen lainya
apakah menyebabkan lebih besar (mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil
(mempunyai pengaruh negatif).
b. Model Kesuksesan Sistem Informasi E-Library
Model D&M ini dikembangkan dari penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan oleh Shanon and Whever (1949) & Mason (1978), serta penelitian-
penelitian sistem informasi lainnya. Sebenarnya penelitian Shanon & Wheaver
merupakan penelitian dibidang komunikasi. Mereka mengelompokan proses
informasi kedalam tiga tingkatan teknis yaitu tingkatan teknikal, tingkatan
semantik, dan informasi efektivitas.
Model D&M ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran
kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas
pelayanan, penggunaan, kepuasaan pemakai, dan manfaat-manfaat bersih. Berikut
adalah model kesuksesan sistem informasi yang telah diperbaruhi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 2. Model kesuksesan sistem informasi D&M yang telah diperbarui
Sumber: DeLone & McLean (2004)
1) Kualitas sistem
Kualitas sistem (system quality) digunakan untuk mengukur kualitas
sistem teknologi informasinya sendiri. Beberapa peneliti telah mengembangkan
beberapa pengukuran untuk mempromosikan kualitas sistem. Swanson dalam
Jogiyanto (2008: 12) menggunakan pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para
pemakai manajer untuk mengukur kualitas sistem. Sementara Emery dalam
Jogiyanto (2008: 13) menggunakan konsep karakteristik sistem untuk mengukur
kualitas sistem informasi.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas sistem tentang e-library
dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-library dapat digunakan kapan saja.
b) E-library mudah digunakan.
c) E-library mudah di dalam pengoperasiannya.
d) E-library menyediakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna
berhubungan dengan bagian penyedia e-learning.
e) E-library menyediakan tampilan informasi yang bisa diatur.
Kualitas informasi (information
quality) Penggunaan
(Use) Manfaat-manfaat
bersih (Net
benefit)
Kualitas sistem (system quality)
Kepuasan pemakai (User
satisfaction) Kualitas
pelayanan (Service
quality)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
f) E-library memiliki fasilitas-fasilitas yang membuat pengguna tertarik
untuk menggunakannya.
g) E-library menyediakan akses informasi yang cepat.
2) Kualitas informasi
Kualitas informasi (information quality) mengukur kualitas keluaran dari
sistem informasi. Larcker and Lessig dalam Jogiyanto (2008: 15)
mengembangkan 6 item pertanyaan untuk mengukur kepentingan persepsi dan
kegunaan informasi dari informasi yang disajikan di laporan-laporan yang
mengahasillkan oleh sistem informasi. Peneliti lain, Ahituv (1980) menggunakan
lima macam karakteristik informasi untuk mengukur nilai dari informasi, akurasi,
ketepatan waktu, relevan, agregasi dan pemformatan.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas informasi tentang e-library
dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-library memberikan informasi yang di perlukan pengguna.
b) E-library memberikan informasi tepat waktu.
c) E-library memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaaan/tugas
dan profesi pengguna.
d) E-library memberikan informasi yang cukup.
e) E-library memberikan informasi yang mudah dipahami.
f) E-library memberikan informasi yang terbaru (up-to-date).
3) Kualitas pelayanan
Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga berkembang, tidak
hanya menjadi penyedia informasi (information provider) saja, tetapi juga
penyedia pelayanan (service provider). Untuk mengukur jasa pelayanan ini maka
DeLone & McLean (2003) mengusulkan menambah suatu variable baru, yaitu
Untuk memperoleh informasi yang cukup relevan dan cukup tinggi
kesahihannya, maka angket yang digunakan perlu di uji terlebih dahulu. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengatakan bahwa, “Instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel”. Untuk lebih jelasnya
akan peneliti jabarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Uji Validitas
Menurut Duwi Priyatno (2010: 90) “Validitas adalah ketepatan
atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur”.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat.
Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan tersebut dalam
penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan
metode korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson).
Pearson correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio.
Menurut Dwi Priyatno (2010: 90), kriteria pengujian validitas adalah:
a) Jika r hitung ≥ r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b) Jika r hitung < r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Jika ada pertanyaan dari angket yang tidak valid maka akan
dihapus atau dieliminasi karena sudah dapat terwakili oleh pertanyaan-
pertanyaan lain yang valid.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun
diambil, tetap akan sama.
Uji signifikansi dilakukan program SPSS pada taraf signifikansi 0,05.
Sekaran dalam (Duwi Priyatno, 2010) mengatakan bahwa reliabilitas dari 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2009: 403) mengemukakan bahwa
“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sedangkan Suharsimi Arikunto
(2006: 156) menjelaskan ”Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indra”. Observasi dalam
penelitian ini sebagai metode bantu untuk mendapatkan data tentang pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan penggunaan e-library oleh
mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui kesuksesan e-library maka akan disusun rancangan penelitian. Atribut
faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam penelitian ini adalah atribut
X dan kesuksesan e-library yang dinilai dengan manfaat-manfaat bersih adalah
atribut Y. Untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap
kesuksesan, maka peneliti menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)
dengan bantuan software statistik AMOS 18.
Penelitian ini mempunyai 2 jenis variabel yaitu: variabel eksogen dan
variabel endogen. Definisi operasional penelitian ini adalah:
1) Variabel eksogen
Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kualitas informasi, kualitas
sistem, dan kualitas pelayanan.
a) Kualitas sistem (X1)
Kualitas sistem diukur dengan indikator-indikator: Memberi banyak
informasi, mudah digunakan, menyesuaikan dengan keinginan pengguna,
memberi layanan interaktif antara pengguna dengan penyedia sistem,
memberi informasi secara personal, mempunyai fitur yang menarik untuk
merangsang penggunanya, dan memberikan akses informasi dengan cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b) Kualitas informasi (X2)
Kualitas informasi diukur dengan indikator-indikator: Memberi informasi
yang dibutuhkan pengguna, memberi informasi yang dibutuhkan pengguna
disaat yang tepat, memberi informasi yang sesuai dengan pekerjaan
pengguna, memberi cukup informasi, memberi informasi yang mudah
dimengerti, dan memberi informasi yang up to date.
c) Kualitas layanan (X3)
Kualitas layanan diukur dengan indikator-indikator: Memberi tingkatan
yang sesuai dalam bantuan on-line dan penjelasan, berinteraksi dengan
baik dengan pengguna selama pengembangan sistem, memberikan
ketersediaannya untuk konsultasi, merespon dengan baik setiap saran, dan
memberikan alat pendukung untuk kepuasan pengguna.
2) Variabel endogen dalam penelitian ini adalah penggunaan, kepuasan pemakai,
dan net benefit atau manfaat bersih.
a) Penggunaan (X4)
Penggunaan informasi dapat diukur dengan indikator-indikator: Frekuensi
penggunaan, pemakaian sistem dengan sengaja, dan ketergantungan
dengan sistem.
b) Kepuasan pemakai (X5)
Kepuasan pemakai dapat diukur dengan indikator-indikator: Pengguna
membawa sikap positif atau evaluasi, manfaat sistem, dan kepuasan
penggunaan sistem.
c) Net benefit atau manfaat-manfaat bersih dapat diukur dengan indicator-
indikator: Meningkatkan kinerja pekerjaan, membantu memecahkan
masalah, meningkatkan daya saing atau dalam menciptakan keuntungan
strategis, merespon lebih cepat kepada perubahan, memberi pelayanan
yang lebih baik, memberi produk atau jasa yang baru kepada pengguna,
menghemat biaya, mempercepat transaksi, meningkatkan pendapatan, dan
membantu mencapai tujuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan dalam mengolah
serta menganalisis data yang terkumpul dalam penelitian untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan. Analisis yang digunakan yaitu Structural Equation
Modeling. Langkah-langkah dalam analisis ini yaitu:
1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010: 206) “statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generaliasasi”. Pada analisis
deskriptif akan dijelaskan hubungan antar variabel dari hipotesis yang telah dibuat
melalui kerangka berpikir.
Di dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis
profil responden dan tanggapan responden terhadap setiap item pertanyaan yang
diajukan untuk mendukung penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang masih aktif kuliah dan belum lulus
dari program sarjana atau S1 yang terdiri dari sembilan fakultas yaitu Fakultas
Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum,
Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Kedokteran, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas
Pertanian. Jenis kelamin mahasiswa terdiri dari laki-laki dan perempuan.
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis SEM
“Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah
teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti menguji hubungan
antara variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh
mengenai keseluruhan model” (Ghozali dan Fuad, 2008: 3). Berikut adalah
konsep dasar mengenai analisis SEM (Sturctural Equation Modeling):
1) Variabel laten dan variabel manifest
Jika ada sebuah variabel laten, pastilah akan ada dua atau lebih variabel
manifest. Menurut Singgih (2007: 5), “variabel laten adalah variabel yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dapat diukur secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel
manifest”. Variabel laten disebut juga dengan istilah unobserved variabel,
konstruk atau konstruk laten. Sedangkan variabel manifest menurut Singgih
(2007: 5) adalah “variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau mengukur
sebuah variabel laten”. Variabel manifest disebut juga dengan istilah observed
variabel, measured variabel atau indikator. Cara untuk mengetahui variabel laten
dalam sebuah model SEM yaitu dengan menguji apakan variabel tersebut dapat
langsung diukur atau tidak. Jika tidak, maka dapat dikategorikan sebagai variabel
laten yang membutuhkan variabel manifest. Dalam konvensi SEM variabel laten
digambarkan dengan bulat oval atau elips dan variabel manifest digambarkan
dengan kotak.
Dalam model kesuksesan sistem informasi yang digunakan dalam
penelitian ini, memiliki enam variabel laten dan 34 variabel manifest. Salah satu
variabel laten adalah kualitas sistem (system quality). Dalam hal ini variabel
kualitas sistem tidak dapat diukur langsung karena variabel ini harus diukur
melalui seperangkat pertanyaan yang intinya mengukur seberapa besar kualitas
sistem yang ada pada digilib.uns.ac.id. Ukuran tersebut didapat dari tujuh
indikator pada variabel kualitas sistem dalam hal ini adalah variabel manifest
yaitu: provides, easy, friendly, interactive, personal, attractive, dan high speed.
2) Variabel laten eksogen dan endogen
Dalam sebuah model SEM, sebuah variabel laten dapat berfungsi sebagai
variabel eksogen atau variabel endogen. Menurut Singgih (2007: 6) “variabel
eksogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen”.
Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang
berasal dari variabel tersebut menuju variabel endogen. Sedangkan variabel
endogen menurut Singgih (2007: 7) adalah “variabel dependen yang dipengaruhi
oleh variabel independen (eksogen)”. Pada model SEM, variabel endogen
ditunjukkan dengan adanya anak panah (→) yang menuju variabel tersebut.
Pada model kesuksesan sistem informasi D&M, yang termasuk kedalam
variabel eksogen yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(information quality), dan kualitas layanan (service quality). Sedangkan yang
variabel endogen adalah penggunaan (use), kepuasan pemakai (user satisfaction),
dan manfaat bersih (net benefit). Berikut adalah gambar model kesuksesan sistem
informasi D&M dengan menggunakan bantuan software AMOS:
3) Measurement model dan structural model
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa variabel laten harus dijelaskan oleh
sejumlah variabel manivest. Menurut Singgih (2007: 8), “measurement model
adalah bagian dari SEM yangmenggambarkan hubungan antara variabel laten
dengan indikator-indikatornya”. Sebagai contoh pada model kesuksesan D&M di
atas terdapat variabel manifest yang memiliki tujuh indikatornya yaitu KS1, KS2,
KS3, KS4, KS5, KS6, KS7, KS8, dan KS9.
Gambar 4. Path diagram
Model Kesuksesan Sistem Informasi D&M.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Jika measurement model menggambarkan hubungan variabel laten
dengan indikatornya, maka structural model menggambarkan hubungan antar
variabel. Berikut adalah structural model pada model kesuksesan sistem
informasi:
Gambar 6. Structural model pada model kesuksesan sistem informasi D&M
4) Error pada pengukuran (measurement) dan error pada struktural (structural)
Pada sebuah model SEM, khususnya pada pengukuran indikator atau
sebuah variabel laten, akan terdapat variabel error yang ditampilkan dalam sebuah
lingkaran. Pada model kesuksesan di atas, variabel error ditampilkan dalam
system
quality
information
quality
service
quality
use
user
satisfaction
net
benefit
Gambar 5. Measurement model variabel Kualitas Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bentuk lingkaran kecil yang ada di setiap indikator. Variabel error diberikan pada
setiap indikator karena tidak semua item pertanyaan dapat mengukur secara tepat.
Bisa saja jawaban seseorang akan berbeda dengan yang lainnya atau sebab
lainnya. Sehingga pada indikator selalu akan ada kesalahan (error) dalam
pengukuran yang disebut dengan measurement error.
Error pada struktural model sering disebut dengan residual error yang
merefleksikan varians yang tidak dapat dijelaskan dalam variabel endogen
(dependen) yang disebabkan semua faktor yang tidak dapat diukur. Seperti pada
measurement error, variabel independen tidaklah dapat menjelaskan semua hal
pada variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa akan ada kesalahan (error)
saat melakukan prediksi pada variabel dependen.
b. Uji Asumsi Model
1) Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga
200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan (Hair et al, 2006).
Maximum Likelihood (ML) akan menghasilkan estimasi parameter yang valid,
efisien dan reliable apabila data yang digunakan adalah Multivariate normaly dan
akan robust (tidak terpengaruh) terhadap penyimpangan Multivariate normaly
yang sedans/moderate (Ghozali dan Fuad,2005).
2) Uji Normalitas
Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada suatu
variabel dalam menghasilkan distribusi nominal (Ghozali dan Fuad, 2005).
Normalitas dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Univariate normality (normalitas univariat).
b) Multivariate normality (normalitas multivariat).
Apabila data memiliki multivariate normality, maka data tersebut pasti
juga memiliki univariate normality. Sebaliknya, apabila data univariate normality
belum tentu data tersebut juga memiliki multivariate normality. Curran et al
(Ghozali dan Fuad, 2005) membagi jenis distribusi data menjadi tiga bagian,
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a) Normal, bila nilai skewness < 2 dan nilai kurtosis < 7.
b) Moderately non-normal, besarnya data yang tidak normal adalah moderat
(sedang). Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7
sampai 21.
c) Extremely non-normal, yaitu distribusi data sangat tidak normal. Nilai
skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21.
Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan teknik Maximum
Likelihood (ML) mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data
terpenuhi.
3) Asumsi Outliers
Menurut Hair et al. dalam (Ghozali, 2008: 227) “Outlier adalah
kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik yang sangat
terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya yang muncul dalam
bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal ataupun variabel-
variabel kombinasi”. Deteksi terhadap multivariate outliers dilakukan dengan
memperhatikan nilai mahalanobis distance. Kriteria, yang digunakan adalah
berdasarkan nilai chi-squares (Χ2) pada derajat kebebasan (degree of freedom)
yaitu jumlah observed variables pada output AMOS 18, dengan tingkat
signifikansi p < 0,001.
c. Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah model dinyatakan fit, atau diterima
secara statistik adalah melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan AMOS
18 dengan menganalisis hubungan diantara variabel-variabel laten. SEM juga
dapat mengestimasi nilai-nilai path dari setiap hubungan variabel. Dengan
menggunakan analisis SEM maka semua hipotesis dalam studi ini dapat diuji
dengan melihat nilai probability yang ditunjukkan oleh output AMOS 18.
Pengujian yang dilakukan meliputi :
1) Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-fit)
Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji
hipotesis mengenai model (Hair et all, 2006). Tetapi berbagai fit index
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang
disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi:
a) Chi Square (Χ2)
Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model
yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat sensitif terhadap
sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya
pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. “Nilai Chi-
squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model”
(Ghozali dan Fuad, 2005: 29). Nilai chi-square yang tinggi relatif
terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau
korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata
dan ini menghasilkan probabilitas (p) lebih kecil dari tingkat
signifikansi (α). Sebaliknya nilai chi square yang kecil akan
menghasilkan nilai probabilitas (p) yang lebih besar dari tingkat
signifikansi (α), dan ini menunjukkan bahwa input matrik kovarian
antara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara
signifikan (Ghozali, 2005).
Tingkat signifikansi penerimaan yang direkomendasikan adalah
apabila p > 0,05 (Hair et al., 1998), yang berarti matriks input yang
sebenarnya dengan matriks input yang diprediksi secara statistik tidak
berbeda.
b) Goodness Of Fit Index (GFI)
Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara
keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang
diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90
mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik
(Diamantopaulus dan Siguaw dalam Ghozali dan Fuad, 2005: 31).
c) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan
statistik Chi-squares menolak model dengan jumlah sampel yang besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(Ghozali, 2008: 67). Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasikan indeks
yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.
d) Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI)
Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit Of Index
(GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom
model (Ghozali dan Fuad, 2005: 31). Nilai yang direkomendasikan
adalah AGFI ≥ 0,90, semakin besar nilai AGFI maka semakin baik
kesesuaian modelnya.
e) Tucker Lewis Index (TLI)
TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat
kompleksitas model. TLI merupakan indeks kesesuaian incremental
yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai
penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90. TLI
merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel.
f) Normal Fit Index (NFI)
Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian incremental dan dapat
dijadikan alternatif untuk menentukan model fit. Nilai yang
direkomendasikan adalah NFI ≥ 0,90.
g) Normed Chi Square ( CMIN/DF)
Menurut Ghozali (2005: 67) “CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh
dari nilai chi square dibagi dengan degree of freedom”. Indeks ini
merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan
goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang
diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang
direkomendasikan untuk menerima adalah CMIN/DF < 2,0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berikut ini adalah tabel Goodness-of-fit Indices menurut Ghozali (2005):
Tabel 4. Goodness-of-fit-indices.
Goodness-of-fit Indices Cut of value
Significance Probability (p) ≥ 0,05
CMIN/DF < 2,0 / < 3,0
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
TLI ≥ 0,90
NFI ≥ 0,90
RMSEA ≤ 0,08
2) Analisis Koefisien Jalur
Analisis koefisien jalur bertujuan untuk melihat signifikansi besaran
koefisien path (regression weights estimate) untuk membuktikan hipotesis
yang ada. Pada pengujian dua arah (two tailed), hipotesis diterima (Ha
diterima dan H0 ditolak) jika dengan tingkat signifikansi 0,05 nilai critical
ratio adalah > 1,96. Kesesuaian arah hubungan path dengan arah
hubungan yang telah dihipotesiskan sebelumnya juga diperhatikan, jika
arah hubungan (positif atau negatif) sesuai dengan yang dihipotesiskan
dan nilai critical ratio-nya juga memenuhi syarat, maka dapat dikatakan
bahwa hipotesis yang diuji memperoleh dukungan yang kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakuan dengan
menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang menggunakan digilib.uns.ac.id atau e-library. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 170 mahasiswa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini menggunakan
3 variabel eksogen dan 3 variabel endogen. Variabel eksogen tersebut adalah kualitas
sistem, kualitas informasi, kualitas layanan. Sedangkan variabel endogen adalah
penggunaan, kepuasan pemakai, dan net benefit. Hasil pengumpulan kuesioner yang
berhasil di himpun dan layak untuk di analisis dapat ditunjukkan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah %
Kuesioner yang terkumpul 190 100
Kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap 8 4,21
Kuesioner yang memenuhi syarat 182 95,79
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel 5 ditunjukkan bahwa jumlah kuesioner yang terkumpul dan
terisi oleh responden sebanyak 190 (100%), kuesioner yang memenuhi syarat
sebanyak 182 (95,79%) dan kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap sebanyak 8
(4,21%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Deskripsi Responden
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik tanggapan
responden terhadap item-item pernyataan dalam kuesioner.
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden di kategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu: laki-laki dan perempuan. Data deskriptif jenis kelamin responden dapat
dijelaskan dengan tabel 6 berikut:
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 78 41,05
Perempuan 112 58,95
Total 190 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel 6 ditunjukkan bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 78 (41,05%) responden dan responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 112 (58,95%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden yang menggunakan e-library adalah berjenis kelamin
perempuan yaitu sebesar 58%.
b. Berdasarkan Status
Berdasarkan status, responden adalah mahasiswa yang terdiri dari 9
fakultas yang ada di Universitas Sebelas Maret Surakarta, yaitu Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Fakultas
Teknik.
Tabel 7. Persentase responden berdasarkan fakultas
Fakultas Jumlah %
Pertanian 23 12,11
MIPA 26 13,68
Kedokteran 10 5,26
Keguruan dan Ilmu Pendidikan 38 20
Hukum 15 7,89
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 18 9,47
Ekonomi 23 12,11
Teknik 22 11,58
Sastra dan Seni Rupa 15 7,89
Total 190 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel 7 ditunjukkan bahwa persentase responden dari
Fakultas Pertanian sebanyak 23 mahasiswa atau sebesar 12,11 %, Fakultas MIPA
sebanyak 26 mahasiswa atau sebesar 13,68 %, Fakultas Kedokteran sebanyak 10
mahasiswa atau sebesar 5,26 %, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebanyak
38 mahasiswa atau sebesar 20 %, Fakultas Hukum sebanyak 15 mahasiswa atau
sebesar 7,89 %, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebanyak 18 mahasiswa atau
sebesar 9,47 %, Fakultas Ekonomi sebanyak 23 mahasiswa atau sebesar 12,11 %,
Fakultas Teknik sebanyak 22 mahasiswa atau sebesar 11,58 %, dan Fakultas Seni dan
Seni Rupa sebanyak 15 mahasiswa atau sebesar 7,89 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Konstruk Kualitas Sistem (KS)
Konstruk kualitas sistem (unobserved/latent variabel) diukur dengan
menggunakan 9 indikator (observed/manifest variabel), yaitu: sistem e-library yang
disediakan memberi banyak informasi (KS1), sistem e-library yang disediakan
mudah digunakan (KS2), sistem e-library yang disediakan sesuai dengan keinginan
(KS3), sistem e-library yang disediakan memberi informasi secara personal (KS4),
sistem e-library yang disediakan mempunyai fitur-fitur menarik dan merangsang
untuk menggunakannya (KS5), sistem e-library yang disediakan memberikan akses
informasi dengan cepat (KS6), pertama kali menggunakan e-library, langsung dapat
dengan mudah menggunakannya (KS7), halaman utama e-library dapat diakses
dengan cepat (KS8), serta teks dan gambar pada tiap halaman e-library dapat diakses
dengan cepat (KS9). Dari hasil analisis confirmatory factor analysis (CFA), terlihat