ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN SERTA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri) Oleh NURUL FAJRI INDAH LESTARI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
121
Embed
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN SERTA …digilib.unila.ac.id/40043/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfanalisis kepuasan dan loyalitas konsumen serta strategi pengembangan agroindustri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN SERTA STRATEGIPENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG
DI KOTA BANDAR LAMPUNG(Studi Kasus pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri)
Oleh
NURUL FAJRI INDAH LESTARI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN SERTA STRATEGIPENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG
DI KOTA BANDAR LAMPUNG(Studi Kasus pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri)
Oleh
Nurul Fajri Indah Lestari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumenkerupuk bawang serta strategi pengembangan agroindustri kerupuk bawang di Kota BandarLampung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus di Agroindustri KerupukBawang Winda Putri. Responden penelitian ini terdiri dari Dinas Perindustrian Kota BandarLampung, karyawan agroindustri, dan konsumen dari kerupuk bawang yang dipilih secarasnowball sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptifmenggunakan Customer Satisfactin Index (CSI), analisis SWOT dan Quantitive StrategicPlaning Matrix analysis (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsumenkerupuk bawang di Kota Bandar Lampung berada pada kriteria puas, (2) piramida loyalitaspelanggan kerupuk bawang adalah loyal, (3) kekuatan utama agroindustri adalah kapasitasproduksi besar sedangkan kelemahan utama agroindustri adalah belum diterapkannyakegiatan promosi, (4) peluang utama agroindustri adalah kebutuhan dan minat konsumenterhadap produk tinggi sedangkan ancaman utama agroindustri adalah kurangnya peran aktifdari pemerintah, (5) strategi pengembangan untuk pengembangan agroindustri adalah jumlahproduksi kerupuk bawang mentah ditingkatkan terutama pada musim panas agar tetap dapatmemenuhi permintaan konsumen terhadap kerupuk bawang pada musim penghujan melaluipenerapan alat mesin produksi yang lengkap dan telah dimiliki oleh agroindustri.
Kata Kunci : konsumen, strategi pengembangan, kerupuk bawang
CONSUMERS LOYALTY AND SATISFACTION ANALYSYS AND ONIONCRACKER’S AGROINDUSTRY STRATEGY IN BANDAR LAMPUNG CITY
( Case Study at Winda Putri Agroindustry)
By
Nurul Fajri Indah Lestari
ABSTRACT
This research aims to analyze the level of consumer satisfaction and loyalty in BandarLampung City and build strategies on the development of onion cracker agroindustry. Thisresearch is a case study. The samples are stakeholders from agroindustry, government,employees, and consumers of onion crackers. Technique sampling for consumers issnowballing. The method of data analyzes used descriptive analysis by using analysisCustomer Satisfactin Index (CSI), SWOT analysis and Quantitive Strategic Planing Matrixanalysis (QSPM). The results showed that (1) consumers of onion crackers in BandarLampung were considered satisfied consumer, (2) consumers who were considered loyalty,(3) the main strength of agroindustry was large production capacity while the main weaknessof agroindustry was the lack of promotion activities, (4) the main opportunities ofagroindustry are the needs and interests of consumers towards high products while the mainthreat of agroindustry is the lack of an active role from the government, (5) main for thedevelopment of agroindustrywas the amount of raw onion cracker production was increased,especially in the summer so that it can still meet consumer demand for onion crackers in therainy season through the application of a complete machine tool that has been owned by theagroindustry
Key words: consumer, development strategy, onion crackers
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN SERTA STRATEGIPENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERUPUK BAWANG
DI KOTA BANDAR LAMPUNG(Studi Kasus pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri)
Oleh
NURUL FAJRI INDAH LESTARI
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 22 Februari 1997,
dari pasangan bapak Supriatin dan ibu Hidayah Supriyati. Penulis
merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Penulis
menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di TK
Dewi Sartika pada tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SDN
2 Sukabumi Bandar Lampung pada tahun 2008, tingkat pertama
(SLTP) di SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan tingkat atas (SLTA) di
SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2014. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai anggota
Bidang Pengkaderan dan Pengabdian Masyarakat di Himpunan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Pertanian (HIMASEPERTA) tahun 2014-2018, staff Departemen Pendidikan
dan Sumberdaya Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian
Universitas Lampung periode 2016/2017, anggota Komisi Keuangan dan Kontrol
Kelembagaan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Pertanian periode
2017/2018, kepala Bidang Keperempuanan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Komisariat Pertanian Unila Cabang Bandar Lampung periode 2018/2019.
Penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Penyuluhan dan
Komunikasi pada Semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018 dan mata kuliah Ekonomi
Manajerial pada Semester Ganjil tahun ajaran 2017/2018. Penulis juga pernah
menjadi penerima Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) pada tahun ajaran
2016/2017 dan 2017/2018, pernah menjadi Duta Fakultas Pertanian periode
2016/2017.
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa
Rukti Harjo Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah dan Praktik
Umum (PU) selama 40 hari kerja efektif di PT. Agrokimia Lampung pada bulan Juli-
September 2017.
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT,
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Baginda Muhammad Rasulullah SAW, yang telah memberikan teladan dan
mengubah zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang.
Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen serta Strategi Pengembangan Agroindustri Kerupuk Bawang di
Kota Bandar Lampung (Studi Kasus Agroindustri Kerupuk Bawang Winda
Putri)”, banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasehat, serta
saran-saran yang membangun. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga nilainya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian
No Tahun Jumlah Pelanggan1 2015 92 2016 143 2017 184 2018 20
Sumber : Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah pelanggan Agroindustri
Kerupuk Bawang Winda Putri di setiap tahunnya mengalami peningkatan
jumlah pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan terjadi mulai dari tahun
2015, peningkatan jumlah pelanggan terbesar terjadi pada tahun 2015-2016
yaitu meningkat sebanyak 5 pelanggan dan peningkatan terendah terjadi pada
tahun 207-2018 yaitu sebanyak 2 orang.
Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 dapat menunjukkan bahwa agroindustri
Kerupuk Bawang Winda Putri masih berupaya untuk meningkatkan
perkembangan usahanya. Upaya yang dapat dilakukan oleh agroindustri ini
adalah menyusun strategi yang tepat. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Kepuasan, Loyalitas Konsumen dan Strategi Pengembangan
Agroindustri Kerupuk Bawang di Kota Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri merupakan salah satu agroindustri
yang berada di Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung yang
9
kegiatannya memproduksi kerupuk bawang. Agroindustri ini berdiri sejak
tahun 2014. Saat ini, Agroindustri Kerupuk Winda Putri masih dalam tahap
pengembangan, dimana hal ini terlihat dari umur agroindustri yang baru
berjalan 4 tahun. Produksi dari agroindustri ini cukup besar yaitu hingga 7
kuintal per satu kali produksi, namun agroindustri ini juga belum mengalami
peningkatan jumlah tenaga kerja atau sumberdaya manusia pada tiga tahun
terakhir. Konsumen dari agroindustri kerupuk masih selalu meningkat. Selain
itu kegiatan pemasaran yang dilakukan hanya menggunakan promosi dari
mulut ke mulut. Wi layah pemasarannya belum luas atau masih dalam lingkup
Kota Bandar Lampung saja.
Oleh karena itu, agroindustri kerupuk ini membutuhkan strategi yang tepat
untuk mengembangkan usahanya. Penyusunan strategi pengembangan
dilakukan dengan menganalisis lingkungan agroindustri, baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal. Kekuatan dan kelemahan merupakan
penilaian lingkungan internal agroindustri, sedangkan peluang dan ancaman
merupakan penilaian lingkungan eksternal dalam pembuatan strategi
pengembangan agroindustri. Proses pengembangan usaha juga tidak terlepas
dari konsumen atau pelanggan. Konsumen atau pelanggan merupakan salah
satu faktor eksternal dari penyusunan strategi pengembangan. Hal ini
dikarenakan pelanggan merupakan faktor utama atau faktor paling penting
dalam kegiatan usaha, banyak sedikitnya pelanggan dari suatu agroindustri
dapat mempengaruhi tingkat keuntungan dari suatu agroindustri.
10
Pelanggan merasakan kepuasan dan kesetiaan yang berbeda terhadap produk
Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri. Untuk mengetahuinya perlu
dilakukan analisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, agar agroindustri
ini mampu membuat pelanggan menjadi setia kepada produknya sehingga
menjadi pelanggan tetap Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri. Oleh
sebab itu, Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri menjadi lokasi
penelitian karena memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik
lagi melalui strategi pengembangan yang nantinya akan dihasilkan dari
penelitian ini. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana kepuasan konsumen terhadap produk Agroindustri Kerupuk
Bawang Winda Putri?
2) Bagaimana loyalitas konsumen terhadap produk Agroindustri Kerupuk
Bawang Winda Putri?
3) Bagaimana kondisi lingkungan internal Agroindustri Kerupuk Bawang
Winda Putri?
4) Bagaimana kondisi lingkungan eksternal Agroindustri Kerupuk Bawang
Winda Putri?
5) Bagaimana strategi yang tepat untuk pengembangan usaha Agroindustri
Kerupuk Bawang Winda Putri?
11
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Agroindustri
Kerupuk Bawang Winda Putri
2) Mengidentifikasi tingkat loyalitas konsumen terhadap produk Agroindustri
Kerupuk Winda Putri
3) Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal Agroindustri Kerupuk
Bawang Winda Putri.
4) Mengidentifikasi kondisi lingkungan eksternal Agroindustri Kerupuk
Bawang Winda Putri.
5) Menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha Agroindustri
Kerupuk Bawang Winda Putri.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1) Manfaat bagi Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri.
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih berbagai
pilihan alternatif strategi usaha yang dapat diterapkan oleh Agroindustri
Kerupuk Winda Putri guna mengembangkan usahanya di bidang agribisnis.
2) Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi
masyarakat yang hendak ataupun sedang melaksanakan usaha dalam
menentukan strategi pengembangan usaha.
12
3) Manfaat bagi pemerintah
Penelitian ini dapat membantu dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait yang
sesuai bagi perusahaan terkait.
4) Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi serta
masukan bagi penelitian sejenis selanjutnya.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Ubi Kayu
Ubi kayu atau singkong merupakan tanaman pangan dengan sumber
karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon
merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya
dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika,
Madagaskar, India, dan Tiongkok. Ubi kayu berkembang di negara-negara
yang terkenal dengan wilayah pertaniannya (Purwono, 2009).
Menurut Devendra dalam Putri (2017) tanaman ubi kayu atau singkong
memiliki produk utama yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu daun 6
persen, batang 44 persen dan umbi 50 persen. Singkong kaya akan
karbohidrat yaitu sekitar 80 persen – 90 persen dengan pati sebagai
komponen utamanya
Bagian umbi pada tanaman ubi kayu sangat bermanfaat untuk di konsumsi,
selain sebagai tanaman yang mengandung karbohidrat, ubi kayu juga
memiliki kandungan gizi yang lain seperti kalori, protein, lemak, kalium,
fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C1 dan air yang bermanfaat
14
bagi tubuh. Kandungan gizi per 100 gram dari tanaman ubi kayu disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan gizi per 100 gram ubi kayu
No. Komponen Gizi Satuan Kadar1. Kalori Kal 146,002. Protein G 1,203. Lemak G 0,304. Karbohidrat G 34,705. Kalium Mg 33,006. Fosfor Mg 40,007. Zat Besi Mg 0,708. Vitamin A SI 0,009. Vitabin B Mg 0,0610. Vitamin C1 Mg 30,0011. Air g 62,5012. Bagian yang dapat
Dimakan% 75,00
Sumber: Depkes RI (2005)
2. Kerupuk
Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung
tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa
misalnya, kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk bawang, dan kerupuk
rasa keju. Beberapa hal yang dipersyaratkan yang dapat memengaruhi
kualitas kerupuk adalah warna menarik, permukaan bekas irisan rata,
ketebalan sama rata, mengembang 3-5 kali saat digoreng, dan memiliki
cita rasa yang kompak (Suprapti, 2005).
Banyak jenis kerupuk dibuat orang, mulai dari kerupuk yang dibuat dari
beras, tepung terigu, ataupun dari tepung tapioka. Berdasarkan bahan
bakunya kerupuk dapat dibagi menjadi kerupuk udang, kerupuk ikan,
15
kerupuk bawang dan jenis kerupuk lainnya sesuai dengan bahan dasar
pembuatannya. Kerupuk tapioka mempunyai kandungan protein yang
rendah. Hal ini dikarenakan kadar protein bahan baku yang digunakan
(tepung tapioka) rendah. Penambahan ikan, tepung udang dan sumber
protein lainnya pada adonan kerupuk diharapkan akan meningkatkan
kandungan protein kerupuk yang dihasilkan
Menurut cara pengolahannya kerupuk dikelompokkan atas kerupuk yang
digoreng dan kerupuk yang dipanggang atau dibakar. Selain itu kerupuk
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kerupuk yang bersumber protein baik
protein nabati atau hewani dan kerupuk yang tidak bersumber dari protein.
3. Proses Pembuatan Kerupuk Bawang
Kerupuk bawang merupakan makanan kering berbahan baku tepung
tapioka dengan bahan tambahan ikan dan bawang. Kerupuk bawang
berbentuk bundar dengan tekstur keriting atau melingkar. Proses
pembuatan kerupuk bawang adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan adonan
Pembuatan adonan dilakukan dengan cara mencampur tepung tapioka
sebagai bahan utama serta tambahan bahan lainnya seperti ikan,
bawang, dan penyedap rasa. Setelah bahan-bahan dicampurkan lalu
adonan diaduk pada mesin baloan (mesin pengaduk).
2. Pencetakan
Setelah adonan dicampur, bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam
mesin cetakan kerupuk dan ditempatkan ke dalam cetakan.
16
3. Pengukusan
Setelah dicetak, kerupuk tersebut dikukus di dalam panci besar selama
tiga puluh menit agar adonan menyatu dan tidak hancur ketika
digoreng.
4. Penjemuran
Kerupuk yang sudah dikukus kemudian dijemur pada siang hari sesuai
dengan cuaca. Penjemuran dilakukan selama 1-2 hari.
5. Pengovenan
Kerupuk yang sudah dijemur selanjutnya dioven. Pengovenan
dilakukan agar kerupuk bawang menjadi kering dan tidak ada lagi
kandungan air di dalamnya. Pengovenan dilakukan selama 2-3 jam.
6. Penggorengan
Tahap selanjutnya adalah menggoreng kerupuk yang sudah dijemur
dan dioven agar menjadi kerupuk bawang yang siap konsumsi.
Penggorengan dilakukan denggan menggunakan minyak dalam satu
kali produksi sebanyak 200-300 liter pemakaian dan menggunakan
kayu bakar sebagai bahan bakarnya.
7. Pengemasan
Pengemasan dilakukan setelah kerupuk sudah digoreng dan
dikeringkan. Pengemasan bertujuan agar mempermudah produk
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 7.
4141
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Analisa Kesimpulan Penelitian1. Sagala, Affandi dan
Ibnu, 2013Kinerja usaha danstrategi pengembanganagroindustri kecilkelanting di Desa KarangAnyar KecamatanGedong TataanKabupaten Pesawaran
Analisis deskriptifkuantitatif dan analisisdeskriptif kualitatif,analisis SWOT
1. Kinerja Agroindustri kelanting di Desa KarangAnyar secara keseluruhan menguntungkan, R/C rasiomasing-masing kelanting getuk dan parut sebesar1,24 dan 1,25 (R/C>1), BEP sebesar 1028,5 kg dan1173,10 kg (<1047,41 kg dan 1173,62 kg outputrata-rata), produktivitas sebesar 16,26 kg/HOK dan13,82 kg/HOK (>7,2 kg/HOK) dan kapasitas sebesar0,93 dan 0,85 (.0,5).
2. Strategi pengembangan agroindustri kecil kelantingdi Desa Karang Anyar berdasarkan tiga strategiprioritas yaitu (a) mengoptimalkan tenaga kerja yangada sehingga meningkatkan jumlah produksi yangakan menambah pendapatan agar dapat mengadopsiteknologi yang tepat guna (b) memanfaatkan tenagakerja yang sudah berpengalaman untuk menghadapipesaing bisnis industri kelanting lainnya (c)memanfaatkan tenaga kerja yang berpengalaman danbanyak untuk mengikuti perkembangan teknologi
2. Fahmi, 2013 Pengaruh Kepuasan danLoyalitas PelangganHonda Terhadap CitraPerusahaan PT. AHM
Analisis kualitatif,kuantitatif, analisis ujivaliditas dan reabilitas,analisis CSI, analisispiramida loyalitas
1. Tingkat koefisien korelasi diperoleh sebesar 45,0 %yang mengindikasikan bahwa korelasi atau hubunganantara variabel kepuasan dan loyalitas pelanggansecara bersama-sama terhadap citra perusahaanmemiliki hubungan yang cukup erat. Hasil inimengindikasikan bahwa naik turunnya citraperusahaan PT Astra Motor Honda di Surabayaditentukan oleh seberapa baik tingkat kepuasanmereka dan sebara tinggi loyalitas mereka padaperusahaan tersebut
Tabel 5. Lanjutan
Tabel 7. Penelitian Terdahulu
4242
2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabelkepuasan dan loyalitas pelanggan masing-masingmemiliki pengaruh signifikan dan positif terhadapcitra perusahaan. Kondisi inidiindikasikan denganperolehan tingkat signifikan kedua variabel tersebutkurang dari 5%.
3. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh kepuasandan loyalitas pelanggan masing-masing berpengaruhsignifikan terhadap citra perusahaan. Demikian jugapengaruh kepuasan terhadap loyalitas pelangganmenunjukkan pengaruh yang signifikan. Kondisi inidapat disimpulkan bahwa kepuasan dapatberpengaruh langsung terhadap citra perusahaanmaupun berpengaruh tidak langsung denganmelewati loyalitas pelanggan sebagai variabelintervening kemudian mempengaruhi loyalitas.
3. Pradita, Indriani danSoelaiman, 2013
Tingkat Kepuasan danLoyalitas KonsumenTauco di KotaPrabumulih
Analisis kualitatif,kuantitatif, analisis ujivaliditas dan reabilitas,analisis CSI, analisispiramida loyalitas
1. Tingkat kepuasan konsumen terhadap tauco plastikanberada pada tingkatan “puas” yaitu sebesar 71,2persen.
2. Loyalitas konsumen terhadap tauco plastikantermasuk pada tahap pembeli yang loyal.Berdasarkan piramida loyalitas yang terbentuk, nilaiswitcher buyer hanya sebesar 6,7 persen yang artinyahanya empat responden yang berkemungkinan untukberpindah ke produk olahan kedelai yang laindibuktikan dengan nilai piramida loyalitas yangmeningkat ke atas dan nilai committed buyer yanglebih dari 80 persen.
4. Anggraini, Prasmatiwidan Santoso, 2013
Tingkat Kepuasan danLoyalitas Konsumen
Analisis kualitatif,kuantitatif, analisis uji
1. kepuasan konsumen Gulaku di Kota BandarLampung berada pada level sangat puas dengan nilai
Tabel 7. Lanjutan
4343
Gulaku di Kota BandarLampung
validitas dan reabilitas,CSI, analisis piramidaloyalitas
indeks kepuasan (CSI) sebesar 81,68 persen, dankonsumen termasuk konsumen yang loyal.
2. Bauran pemasaran tidak berpengaruh secara nyataterhadap tingkat kepuasan dan loyalitas konsumenGulaku di Kota Bandar Lampung.
3. keempat variabel bauran pemasaran tidak secaranyata/langsung. Oleh karena itu, diharapkan pihakSugar Group Company dapat melakukan perbaikanterhadap atribut bauran pemasaran Gulaku,
5. Yulita, Lestari danHaryono, 2014
Tingkat Kepuasan danLoyalitas konsumenProduk Susu Cair dalamKemasan KoperasiPeternakan BandungSelatan (KPBS) di KotaBandung
Analisis kualitatif,kuantitatif, analisis ujivaliditas dan reabilitas,CSI, analisis piramidaloyalitas
1. Tingkat kepuasan konsumen produk susu cair dalamkemasan KPBS berdasarkan hasil analisismenggunakan Customer Satisfaction Index (CSI)didapatkan nilai 78,8%
2. Berdasarkan hasil analisis per atribut menggunakanImportance Performance Analysis (IPA), konsumenmenilai atribut promosi, desain kemasan dankandungan gizi perlu diperbaiki dan ditingkatkankinerjanya
3. KPBS berdasarkan piramida loyalitas cenderungkonsumen yang tidak loyal. Hal ini ditandai daripresentase committed buyer lebih kecil dibandingkandengan nilai switcher buyer.
6. Ariesta, Lestari danSayekti, 2016
StrategiPengembangan UsahaAgroindustri BerasSiger (Studi Kasuspada AgroindustriTunas Baru diKelurahan Pinang JayaKemiling Kota BandarLampung)
1. Kekuatan utama agroindustri ini adalah kualitasberas siger yang sangat baik dibandingkan denganagroindustri beras siger lain sejenis
2. Hasil analisis pendapatan pada hasil produksi tahun2015 di agroindustri menunjukkan nilai R/C atasbiaya tunai dan biaya total lebih dari 1 yang artinyausaha ini mengalami keuntungan, karena penerimaanlebih besar dari biaya.
3. Peluang utama pada agroindustri ini adalah
Tabel 7. Lanjutan
4444
keberadaan teknologi berupa alat mesin produksiyang lengkap. Ancaman utama, pada agroindustri iniadalah kurangnya pengawasan (controlling) daripemerintah yang dapat membantu dalam melakukanpembinaan dan mengatasi berbagai masalah di dalamagroindustri.
4. Hasil analisis pengetahuan konsumen dan prosespengambilan keputusan konsumen beras sigermenyimpulkan hampir seluruh konsumen beras sigermerasa puas dan melakukan pembelian kembaliproduk beras siger serta hampir dari seluruhkonsumen juga memiliki pengetahuan dan informasiyang mendalam mengenai karakteristik produk berassiger.
5. Strategi prioritas pengembangan usaha padaagroindustri adalah meningkatkan modal kerja agardapat memenuhi permintaan produk beras siger darikonsumen yang tinggi yang dapat diperoleh daridana pribadi maupun bantuan dari pemerintahmelalui dinas dan instansi terkait.
7. Ghaisani, 2017 Analisis Kinerja danStrategi PengembanganUsahatani SayuranOrganik di Kota BandarLampung
1. Kinerja usahatani sayuran organik di Kota BandarLampung secara keseluruhan menguntungkan karenasudah memiliki kinerja yang baik dilihat dari aspekproduktivitas, kapasitas, kualitas, dan kecepatanpengiriman. Hasil penelitian menunjukkan bahwanilai R/C ratio atas biaya tunai usahatani sayuranorganik di Kota Bandar Lampung sebesar 1,83 (nilai
Tabel 7. LanjutanTabel 7. Lanjutan
4545
R/C>1) sedangkan nilai R/C ratio atas biaya totalusahatani sayuran organik di Kota Bandar Lampungsebesar 1,61 (nilai R/C>1) yang artinya keduausahatani sayuran organik di Kota Bandar Lampungtersebut layak untuk diusahakan.
2. Faktor yang menjadi kekuatan utama usahatanisayuran organik di Kota Bandar Lampung adalahlokasi usahatani yang strategis karena dekat dengansumber bahan baku dan pasar. Kelemahan utamausahatani sayuran organik adalah belumdilakukannya promosi. Faktor yang menjadi peluangutama bagi usahatani sayuran organik adalahpermintaan konsumen yang cukup tinggi (terusmeningkat). Ancaman utama yang harus dihadapiusahatani sayuran organik adalah tingkatpengetahuan konsumen tentang nilai gizi sayuranorganik.
3. Strategi pengembangan usahatani sayuran organik diKota Bandar Lampung yakni dengan memfokuskanpada tujuan peningkatan pendapatan petani.Peningkatan pendapatan petani dapat tercapai denganmelakukan pemasaran dan penjualan sayuranorganik, kemudian dapat dipilih strategi alternatifpertama yang mendukung tujuan yakni melakukanpromosi guna memperkenalkan produk sayuranorganik serta membuka pasar sehingga dapatmeningkatakan permintaan konsumen. Strategialternatif kedua yang dapat dipilih adalahmemanfaatkan dan mengoptimalkan potensiketerampilan dan pengalaman tenaga kerja denganmemanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi
Tabel 7. Lanjutan
4646
produksi, informasi, dan komunikasi. Selanjutnya,strategi alternatif ketiga dapat dipilih yaitumeningkatkan kualitas produk dan variasi produkyang dihasilkan dengan memanfaatkan penggunaanteknologi produksi, informasi dan komunikasi.Strategi alternatif kedua dan ketiga tersebut dapatdigunakan untuk mendukung strategi pertama yangakan diterapkan di lapangan.
8. Putri, Lestari danSayekti, 2017
Kinerja dan StrategiPengembanganPrimkopti KabupatenPesawaran ProvinsiLampung
1. Kinerja badan usaha Primkopti KabupatenPesawaran termasuk dalam kategori kurangberkualitas
2. Primkopti Kabupaten Pesawaran kurangberkontribusi secara maksimal terhadappembangunan daerah.
3. Tingkat kepuasan yang dirasakan oleh anggotaPrimkopti terhadap kualitas pelayanan Primkoptimasuk dalam kategori puas.
4. Secara internal, Primkopti Kabupaten Pesawaranmemiliki kelemahan, rendahnya keaktifan dankepedulian anggota terhadap Primkopti, secaraeksternal, Primkopti Kabupaten Pesawaran memilikiancaman berupa ketergantungan anggota terhadappedagang pengumpul
5. Prioritas dalam pengembangan dan keberlanjutanPrimkopti Kabupaten Pesawaran, yaitumenggunakan keuangan dan permodalan Primkoptiuntuk memanfaatkan permintaan tahu dan tempeyang tinggi di masyarakat, mengoptimalkan
Tabel 5. Lanjutan
Tabel 7. Lanjutan
4747
permintaan masyarakat terhadap produk Primkopti(alat pemecah kedelai) yang tinggi untuk menambahpendapatan dan mengatasi penyaluran kedelai yangtidak kontinu, dan memanfaatkan harga produk alatpemecah kedelai Primkopti yang terjangkau untukpenguasaan pasar dan bersaing dengan pesaingswasta.
1. Usaha ternak ayam ras petelur skala besar, skalamenengah, dan skala kecil di Kecamatan Gadingrejolayak dan menguntungkan untuk dikembangkan.
2. Usaha ternak ayam ras petelur skala besar, skalamenengah, dan skala kecil di Kecamatan Gadingrejosensitif terhadap kenaikan biaya pakan, kenaikanbiaya vaksin, dan penurunan harga jual telur.
3. Usaha ternak ayam ras petelur skala besar, skalamenengah, dan skala kecil berada pada kuadran Idengan posisi strategi pertumbuhan secara agresif
Analisis deskriptifkualitatif dan kuantitatif,analisis modelmultiatribut Fishbein,analisis SWOT
1. Kekuatan utama pada PT Sayuran Siap Saji adalahkualitas produk baik yang dilihat dari kesegaran dankebersihan sayuran, serta tingginya kepuasanpelanggan. Kelemahan utama pada PT Sayuran SiapSaji adalah tidak adanya promosi yang dilakukanoleh perusahaan agribisnis.
2. Peluang utama pada PT Sayuran Siap Saji adalahsemakin meningkatnya jumlah restoran yangmembutuhkan produk seperti sayuran fresh cutsehingga memberi peluang untuk menambahpelanggan. Ancaman utama pada PT Sayuran SiapSaji adalah pelanggan beralih ke perusahaan lainkarena harga yang ditawarkan lebih murah.
3. Nilai sikap pelanggan terbesar dari beberapa atribut
Tabel 5. Lanjutan
4848
PT Sayuran Siap Saji adalah pada atribut ketepatanwaktu pengiriman, akan tetapi secara garis besarsikap pelanggan terhadap PT Sayuran Siap Sajiadalah positif.
4. Strategi prioritas pengembangan PT Sayuran SiapSaji adalah mengelola fungsi manajemen denganlebih baik agar berpengaruh terhadap kinerjaperusahaan, mengikuti perkembangan teknologi, danmeningkatkan loyalitas pelanggan. Selain itu,menjaga kualitas produk agar tetap bersertifikatHACCP dengan menggunakan bahan baku yangbaik, teknologi yang sesuai dan adanya spesialisasitenaga kerja, serta melakukan kegiatan promosi.
Tabel 7. Lanjutan
49
49
Hasil penelitian terdahulu tidaklah semata-mata digunakan sebagai acuan
penulisan hasil dan pembahasan penelitian ini. Hal ini dibuktikan dari
terdapatnya persamaan dan perbedaan penelitian yang hendak dilaksanakan
dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan kesepuluh
penelitian terdahulu yang tercantum pada Tabel 7 adalah hanya sebatas pada
persamaan penggunaan alat analisis penelitian yaitu analisis SWOT, analisis
loyalitas konsumen dalam mengonsumsi suatu produk. Kesamaan dengan hasil
penelitian terdahulu hanya dijadikan sebagai referensi dan salah satu acuan pada
penelitian ini.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian
ini komponen internal dan eksternal yang digunakan bukanlah hanya sebatas
komponen internal dan eksternal yang akan menghasilkan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang disajikan secara deskriptif. Hal tersebut terbukti pada
komponen eksternal untuk mengukur kepuasan dan loyalitas konsumen dalam
mengkonsumsi produk kerupuk bawang. Faktor lingkungan internal dan eksternal
agroindustri dapat ditetapkan dengan melihat indikator-indikator pada aspek
penilaian agroindustri. Faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal
tersebut dianalisis dengan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi
pengembangan yang tepat untuk Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri di
Kota Bandar Lampung.
50
50
B. Kerangka Pemikiran
Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri yang berada di Kota Bandar
Lampung dapat dijadikan salah satu upaya dalam usaha proses percepatan
program diversifikasi pangan. Ubi kayu cukup potensial sebagai diversifikasi
pangan karena merupakan sumber karbohidrat yang memadai, memiliki
produksi yang tinggi, dan telah dimanfaatkan dalam rumah tangga.
Ubi kayu juga dikenal dengan keberadaannya yang mudah didapatkan dan
harganya yang terjangkau. Indonesia adalah negara penghasil ubi kayu,
khususnya Lampung menjadi provinsi dengan produksi ubi kayu terbesar
se Indonesia. Karena tingkat produksinya yang tinggi di provinsi Lampung
maka ubi kayu banyak dideversifikasi menjadi olahan makanan yang lain,
salah satu produk diversifikasi dari ubi kayu adalah tepung tapioka.
Tepung tapioka merupakan tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong.
Tepung tapioka merupakan bahan baku utama dari pembuatan kerupuk.
Kerupuk adalah makanan ringan yang dikonsumsi oleh hampir semua elemen
masyarakat. Kerupuk biasanya menjadi makanan ringan yang langsung
dikonsumsi atau menjadi teman makan nasi atau sebagai teman lauk pauk.
Agroindustri adalah subsistem agribisis yang memproses atau mengolah dan
mentransformasikan produk mentah hasil pertanian, salah satunya adaah
agroindstri kerupuk. Keberadaan agroindustri dapat membantu meningkatkan
pendapatan para pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja, mampu
meningkatkan perolehan devisa dan mampu mendorong munculnya industri
yang lain.
51
51
Penelitian agroindustri kerupuk bawang ini dilakukan pada agroindustri yang
terdapat di Provinsi Lampung khususnya di daerah Tanjung Senang Kota
Bandar Lampung yaitu Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri yang
kemudian akan disusun strategi pengembangan usaha dan dianalisis tingkat
kepuasan dan loyalitas yang dan dapat diterapkan pada agroindustri kerupuk
bawang tersebut. Penyusunan strategi pengembangan Agroindustri Kerupuk
Bawang Winda Putri terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap lingkungan
internal dan lingkungan eksternal agroidustri. Penggunaan alat analisis untuk
lingkungan internal dan lingkungan eksternal mengacu pada teori Solihin
(2012). Alat analisis yang digunakan pada analisis lingkungan internal adalah
analisis rantai nilai korporasi yang meliputi produksi, manajemen, sumber daya
manusia, lokasi usaha dan pemasaran. Alat analisis lingkungan eksternal yang
digunakan adalah analisis five forces dan analisis STEEPLE yang meliputi
pesaing, pelanggan, iklim dan cuaca serta teknologi. Untuk konsumen atau
pelanggan pelanggan dalam hal ini dilihat dari tingkat loyalitasnya karena
pelanggan mempengaruhi pekembangan dari agroindustri kerupuk bawang ini.
Variabel internal dan eksternal tersebut akan diringkas dan dijabarkan dalam
matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) matriks ini
digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan matriks Eksternal
Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk mengidentifikasi
faktor eksternal selanjutnya, dari hasil ke dua matriks tersebut akan
dimasukkan ke dalam diagram SWOT.
52
52
Selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kepuasan dan loyalitas dari
konsumen yang dianalisis berdasarkan lima tingkatan loyalitas yaitu switcher
buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer
yang memacu pada teori Durianto (2004). Untuk melihat perkembangan
keberhasilan penjualan yang diberikan oleh konsumen terhadap produk
tersebut. Setelah melakukan beberapa tahap diatas maka akan diperoleh
strategi pengembangan usaha yang cocok untuk Agroindustri Kerupuk Bawang
Winda Putri. Kerangka pemikiran penelitian secara grafis dapat dilihat pada
pada Gambar 7.
53
53
Pengembangan Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri
Lingkungan Agroindustri
Lingkungan Internal1. Produksi2. Pendapatan3. Manajemen dan
Pendanaan4. Sumberdaya Manusia5. Pemasaran
Lingkungan Eksternal1. Pesaing2. Pelanggan / Konsumen3. Iklim dan Cuaca4. Teknologi5. Kebijakan Pemerintah
yaitu komponen pelanggan atau konsumen. Pada komponen pelanggan
diidentifikasi tingkat kepuasan dan loyalitas dari pelanggan atau konsumen
Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri. Metode analisis data yang
digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ke dua ini adalah analisis
kuantitatif. Berikut adalah yang digunakan:
a). Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat kepuasan dan loyalitas yang dilakukan pada penelitian benar-
benar tepat dan dapat mengukur yang ingin diukur dalam penelitian,
65
65
maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian dapat
dikatakan benar-benar menggambarkan fenomena yang ingin diukur
apabila memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Uji validitas
dan reliabilitas perlu dilakukan dalam penelitian agar hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada alat analisis uji
validitas dan reliabilitas menggunakan 30 orang responden.
Menurut Sufren dan Natanael (2013) uji validitas menggambarkan
tentang keabsahan dari alat ukur apakah pertanyaan-pertanyaan sudah
tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Dapat dilihat pada
Tabel 8 hasil pengujian validitas dan reliabilitas menggunkan aplikasi
Statistical Product and Srevice Solutions (SPSS).
Tabel 8. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja kerupukbawang
No Variabel Indikator
Hasil Uji Validitas danReliabilitas
Nilaiextraction
Nilai cronbach’s alpha
1 Rasa 0,597 0,808
2 Harga 0,335
3 Ukuran Kemasan 0,479
4 Tekstur 0,370
5Kemudahan memperolehproduk 0,600
6 Warna 0,701
7 Bentuk 0,477
8 Aroma 0,447
9 Kandungan gizi 0,537
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa pertanyaan kuisioner untuk
indikator setiap atribut dalam menghitung tingkat kinerja kerupuk
bawang dinyatakan valid karena nilai extraction dari masing-masing
66
66
atribut lebih dari 0,2 yang menunjukan bahwa pertanyaan dalam
kuisioner adalah valid. Pada uji reliabilitas pertanyaan yang diajukan
di dalam kuisioner dinyatakan reliabel karena nilai dari cronbach’s
alpha nya sebesar 0,808 yang artinya lebih dari 0,6 dan dinyatakan
reliabel.
Tabel 9. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kepentingankerupuk bawang
No Variabel Indikator
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai extraction
Nilaicronbach ’salpha
1 Rasa 0,737 0,811
2 Harga 0,347
3 Ukuran Kemasan 0,386
4 Tekstur 0,415
5Kemudahanmemperoleh produk 0,508
6 Warna 0,540
7 Bentuk 0,556
8 Aroma 0,574
9 Kandungan gizi 0,471
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa indikator setiap atribut
dalam menghitung tingkat kepentingan kerupuk bawang dinyatakan
valid karena nilai extraction dari masing-masing atribut lebih dari 0,2
yang menunjukan bahwa pertanyaan dalam kuisioner adalah valid.
Pada uji reliabilitas pertanyaan yang diajukan di dalam kuisioner
dinyatakan reliabel karena nilai dari cronbach’s alpha nya sebesar
0,811 yang artinya lebih dari 0,6 dan dinyatakan reliabel. Pada Tabel
10 uji validitas dan reliabilitas pada loyalitas dapat dilihat bahwa
pertanyaan kuisioner untuk indikator setiap tingkatan dalam
menghitung tingkat loyalitas konsumen dinyatakan valid karena nilai
67
67
extraction dari masing-masing atribut lebih dari 0,2 dan dinyatakan
reliabel karena nilai dari cronbach’s alpha nya sebesar 0,739 yang
artinya lebih dari 0,6
Tabel 10. Hasil uji validitas dan reliabilitas tingkat kinerja kerupukbawang
Variabel Indikator
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai extractionNilai cronbach’s alpha
Switcher buyer 0,697 0,739
Habitual buyer 0,568
Statisfied buyer 0,349
Liking the brand 0,403
Commited buyer 0,534
Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil pengujian validitas dan
reliabilitas yang menghasilkan bahwa instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan dan loyalitas benar-benar tepat dan dapat
mengukur yang ingin diukur dalam penelitian.
b. Analisis tingkat kepuasan menggunakan analisis Customer
Satisfaction Index (CSI)
Customer Satisfaction Index atau index kepuasan konsumen adalah
suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek dan suatu
produk. Customer Satisfaction Index (CSI) dapat digunakan untuk
mengetahui berapa persen tingkat kepuasan responden terhadap suatu
produk atau jasa. Ukuran ini memberikan gambaran tentang
kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk lain,
terutama jika merek tersebut terjadi adanya perubahan, baik mengenai
harga, kualitas pelayanan maupun atribut lainnya yang mempengaruhi
68
68
kepuasan konsumen (Supranto, 2006). Pengukuran tingkat
kepentingan dan tingkat pelaksanaan dapat disajikan pada Tabel 10.
Tabel 11. Skor tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaanSkor tingkat kepentingan(Importance)
Kriteria Jawaban Skor (nilai)
Tidak Penting 1Kurang Penting 2Cukup Penting 3Penting 4Sangat Penting 5
Skor tingkat pelaksanaan(Performance)
Kriteria Jawaban Skor (nilai)
Tidak Baik 1Kurang Baik 2Cukup Baik 3Baik 4Sangat Baik 5
Sumber : Supranto, 2006
Tahapan dalam pengukuran CSI yaitu :
1. Menghitung Weighting factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata
kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat
kinerja seluruh atribut dengan total 100 persen. Weighting Factor
adalah fungsi dari rata-rata skor kepentingan (RSP-i) masing-
masing atribut dalam bentuk persentase (%) dari total rata-rata
tingkat kepentingan (RSP-i) untuk seluruh atribut yang diuji.
Weight Factor x 100%.........................................................(1)
2. Cara menghitung Indeks kepuasan konsumen sebagai berikut:
a). Menghitung Weighted Score (WS) yaitu perkalian antara Rata-
rata Skor Kinerja (RSK) dengan Weighting Factor (WF),
dengan rumus:
Weighted Score = RSK x WF................................................(2)
69
69
b). Menghitung Weighted Total (WT), yaitu menunjukan semua
Weighted Score (WS) dengan semua atribut produk.
c). Menghitung Indeks Kepuasan Konsumen, yaitu Weighted Total
(WT) dibagi skala maksimal (Heighest Scale/HS), yaitu skala
likert 5 dikalikan 100%.
CSI = WT x 100% ....................................................................(3)HS
Tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat
pada kriteria tingkat kepuasan konsumen pada Tabel 12.
Tabel 12. Penentuan tingkat kepuasan dan interpretasi analisisCustomer Satisfaction Index
Sumber : Supranto, 2003
c. Analisis tingkat loyalitas menggunakan piramida loyalitas
Pengukuran tingkat loyalitas dilakukan menggunakan piramida
loyaliyas dimana analisis ini memiliki lima tingkatan yaitu:
1) Analisis switcher buyer
Switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga,
sehingga pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling
bawah, yang termasuk switcher adalah responden yang menjawab
“sering” dan “sangat sering”. Perhitungan selanjutnya melalui
sistem tabulasi disajikan pada Tabel 13.
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
70
70
Tabel 13. Perhitungan switcher buyer
Produk Jawaban X F f.x %
Kerupukbawang
Tidak Pernah 1Jarang 2Kadang- kadang 3Sering 4Sangat sering 5Total A B 100%Rata- rata B
—A
Switcher buyer Fsering + Fsangat sering x 100%
————————————
f
Sumber : Durianto (2004)
Keterangan :X = Bobot masing-masing jawabanf = Jumlah responden yang menjawab% = Persentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
Interval untuk rentang skala perhitungan adalah sebagai berikut:
Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyaknya kelas
Interval = 5 – 1
5
Interval = 0,8
Hasil perhitungan akan diintrepetasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala disajikan pada
Tabel 14.
Tabel 14. Rentang skala analisis Costumer Satisfaction Index
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
71
71
2) Analisis habitual buyer
Analisis ini merupakan salah satu analisis deskriptif yang digunakan
untuk menggambarkan sebarapa besar persentase responden yang
memilih kerupuk bawang yang didorong karena faktor kebiasaan.
Habitual buyer adalah responden yang dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya. Habitual
buyer dihitung berdasarkan jawaban “setuju” dan “sangat setuju”.
Perhitungan dilakukan melalui sistem tabulasi pada Tabel 15.
Tabel 15. Perhitungan habitual buyer
Sumber : Durianto (2004)
Keterangan :X = bobot masing-masing jawabanf = jumlah responden yang menjawab% = persentase responden yang menjawab setuju dan sangat setujuInterval untuk rentang skala perhitungan adalah sebagai berikut.
Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyaknya kelas
Interval = 5 – 1
5
Interval = 0,8
Produk Jawaban X F f.x %
Kerupukbawang
Sangat idak setuju 1Tidak setuju 2Ragu-ragu 3Setuju 4Sangat setuju 5Total A B
100%Rata- rata B
—A
habitual buyer Fsetuju + Fsangat setuju x 100%
————————
f
72
72
Hasil perhitungan akan diintrepetasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala disajikan pada
Tabel 16.
Tabel 16. Rentang skala analisis Costumer Satisfaction Index
3) Analisis satisfied buyer
Analisis ini menggambarkan seberapa besar persentase responden
yang puas, meskipun mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost yang
terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan
tindakan mereka beralih merek. Satisfied buyer adalah responden
yang menjawab “puas” dan “sangat puas”. Perhitungan dilakukan
melalui sistem tabulasi disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Perhitungan satisfied buyer
Sumber : Durianto (2004).
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
Produk Jawaban X F f.x %
Kerupukbawang
Sangat tidak puas 1Tidak puas 2Cukup puas 3Puas 4Sangat puas 5Total A B
100%
Rata- rata B/AStatisfied buyer Fpuas + Fsangat puas x 100%
————————————
f
73
73
Keterangan :X = bobot masing-masing jawabanf = jumlah responden yang menjawab% = persentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
Interval untuk rentang skala perhitungan adalah sebagai berikut.
Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyaknya kelas
Interval = 5 – 1
5
Interval = 0,8
Hasil perhitungan akan diintrepetasikan berdasarkan nilai rata-rata
yang dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala disajikan pada
Tabel 18
Tabel 18. Rentang skala analisis Costumer Satisfaction Index
4) Analisis liking the brand
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan seberapa besar
persentase responden yang membeli kerupuk bawang adalah pembeli
yang sungguh-sungguh menyukai produk tersebut. Responden yang
termasuk liking the brand adalah yang menjawab “suka” dan ”sangat
suka”. Perhitungan dilakukan melalui sistem tabulasi disajikan pada
Tabel 19.
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
74
74
Tabel 19. Perhitungan liking the brand
Sumber: Durianto (2004).
Keterangan :X = bobot masing-masing jawabanf = jumlah responden yang menjawab% = persentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
Interval untuk rentang skala perhitungan adalah sebagai berikut.
Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyaknya kelas
Interval = 5 – 1
5
Interval = 0,8
Hasil perhitungan akan diintrepetasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala disajikan pada Tabel 20
Tabel 20. Rentang skala analisis Costumer Satisfaction Index
Produk Jawaban X F f.x %
Kerupukbawang
Sangat tidaksuka
1
Tidak suka 2Cukup suka 3Suka 4Sangat suka 5Total A B
100%Rata- rata B
—A
Liking thebrand
Fsuka + Fsangat suka x 100%
————————————
f
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
75
75
5) Analisis Commited Buyer
Analisis ini menggambarkan seberapa besar presentase responden yang
membeli kerupuk bawang adalah pelanggan yang setia. Salah satu aktualisasi
loyalitas pembeli dapat ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan
produk tersebut kepada pihak lain. Responden yang termasuk committed
buyer adalah yang menjawab “setuju” dan ”sangat setuju”. Perhitungan
dilakukan melalui sistem tabulasi disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Perhitungan commited buyer
Sumber : Durianto (2004)
Keterangan :X = bobot masing-masing jawabanf = jumlah responden yang menjawab% = persentase responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
Interval untuk rentang skala perhitungan adalah sebagai berikut.
Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyaknya kelas
Interval = 5 – 1
5
Interval = 0,8
Produk Jawaban X F f.x %
Kerupukbawang
Sangat tidak setuju 1Tidak setuju 2Ragu-ragu 3Setuju 4Sangat setuju 5Total A B 100%Rata- rata B
—A
Commited buyer Fsetuju + Fsangat setuju x 100%
————————————
f
76
76
Hasil perhitungan akan diintrepetasikan berdasarkan nilai rata-rata yang
dihasilkan ke dalam klasifikasi rentang skala sebagai berikut:
Tabel 22. Penentuan tingkat kepuasan dan interpretasi analisis CostumerSatisfaction Index
2. Metode analisis data tujuan ke tiga
Tujuan ke tiga dari penelitian ini adalah mengidentifikasi komponen
faktor internal agroindustri kerupuk bawang, yaitu produksi, pendapatan,
sumberdaya manusia, pemasaran, manajemen dan pendanaan. Metode analisis
data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Hal yang dilakukan adalah mendaftarkan item-item
faktor strategi internal (IFAS) yang paling penting dalam kolom faktor
strategis. Adapun penggunaan komponen internal didasarkan pada salah satu
alat analisis lingkungan internal, yaitu analisis rantai nilai korporasi. Berikut
adalah beberapa komponen internal yang digunakan :
a. Produksi
Penggunaan komponen produksi untuk melihat kekuatan dan
kelemahan melalui ketersediaan bahan baku yang mudah, kualitas produk
yang dihasilkan, serta upaya yang diterapkan oleh agroindustri kerupuk
bawang dalam mempertahankan kualitas produk.
Rentang Skala Interpretasi0,00 – 0,21 Sangat tidak puas0,21 – 0,40 Tidak puas0,41 – 0,60 Cukup puas0,61 – 0,80 Puas0,81 – 1,00 Sangat puas
77
77
b. Pendapatan
penggunaan komponen pendapatan yang diperoleh agroindustri didapatkan
dari pengurangan penerimaan hasil penjualan produk dengan pengeluaran
pada satu kali kegiatan produksi. Analisis pendapatan yang hendak
dilakukan yaitu dengan menghitung biaya produksi yang harus dikeluarkan
apakah sesuai dengan penerimaan penjualan yang akan didapatkan.
c. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah sebagai salah satu komponen internal usaha
agroindustri kerupuk bawang dengan melihat bagaimana ketersediaan
karyawan dalam menunjang jalannya usaha, serta bagaimana kualitas
kinerja karyawan di agroindustri kerupuk bawang.
d. Manajemen dan Pendanaan
Komponen ini digunakan dengan tujuan untuk melihat penerapan
fungsi manajemen yang telah berlangsung pada agroindustri yang
hendak diteliti, serta menganalisis perkembangan permodalan dan
ketersediaan modal usaha yang diperoleh baik dari dalam maupun dari luar
usaha agroindustri.
e. Pemasaran
Komponen ini digunakan untuk melihat adanya kekuatan dan kelemahan
yang akan timbul dari kegiatan pemasaran produk kerupuk bawang.
Komponen ini digunakan untuk melihat adanya kekuatan dan kelemahan
yang akan timbul dari pelaksanaan 4P (price, place, product and promotion)
pada agroindustri.
78
78
3. Metode analisis data tujuan ke empat
Metode analisis data tujuan ke empat penelitian ini adalah mengidentifikasi
komponen faktor eksternal agroindustri kerupuk bawang dengan melihat
peluang dan ancaman usaha agroindustri kerupuk bawang. Metode analisis
data yang digunakan untuk menjawab tujuan ke empat adalah analisis
kualitatif. Penentuan faktor eksternal agroindustri kerupuk bawang ini
dilakukan dengan menentukan beberapa komponen faktor ekternal yang
digunakan dalam penelitian. Hal yang harus dil akukan adalah mendaftarkan
item-item faktor strategi eksternal (EFAS) yang penting dalam kolom faktor
strategis. Adapun penggunaan komponen eksternal didasarkan pada dua
alat analisis lingkungan ekternal, yaitu analisis five forces dan analisis
STEEPLE. Berikut adalah beberapa komponen eksternal yang digunakan:
a. Pesaing
Adanya pelaku usaha sejenis ini akan menjadi ancaman bagi usaha
kerupuk bawang akan tetapi dapat pula menjadi peluang bagi
Agroindustri kerupuk bawang agar terus meningkatkan kualitas dan
kuantitas produknya agar tidak kalah dengan pesaing lainnya.
b. Pelanggan
Pelanggan merupakan salah satu bagian dari lingkungan eksternal yang
dapat menimbulkan peluang maupun ancaman bagi keberlangsungan
usaha. Pada penelitian ini, pelanggan dijadikan salah satu komponen
eksternal usaha dengan melihat tingkat loyalitas terhadap produk kerupuk
bawang. Pengukuran tingkat loyalitas menggunakan uji validitas dan
reabilitas.
79
79
c. Iklim dan cuaca
Komponen ini merupakan salah satu komponen eksternal yang perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha karena iklim dan cuaca sewaktu-
waktu dapat memberikan peluang usaha dalam memperoleh keuntungan
optimal tetapi, di lain waktu juga dapat merugikan agroindustri dan
menghambat kegiatan produksi kerupuk bawang.
d. Teknologi
Penggunaan komponen teknologi ini didasarkan pada kepemilikan,
ketersediaan dan penerapan teknologi baik berupa alat mesin produksi,
teknologi informasi dan lain sebagainya yang ada pada agroindustri.
e. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah ini merupakan salah satu komponen eksternal
yang berperan dalam memberikan kepedulian dalam bentuk bantuan
baik fisik maupun non fisik, bantuan berupa penetapan harga hasil
produk pertanian agroindustri yang sesuai dan tidak merugikan pihak
agroindustri, pemberian kredit, kemudahan dalam memberikan izin
usaha, pengadaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan usaha terkait dan
lain sebagainya.
4. Metode analisis tujuan ke lima
Metode yang digunakan untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah
perusahaan adalah dengan cara mengkombinasikan antara faktor strategis
lingkungan eksternal dengan faktor strategis lingkungan internal kedalam
sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategis. Analisis ini digunakan
untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
80
80
pengembangan agroindustri dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang
serta ancaman yang dimiliki oleh suatu agroindustri.
Proses penyusunan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT ini
dilakukan melalui beberapa tahapan analisis dengan bantuan matriks
evaluasi internal dan eksternal analisis SWOT. Evaluasi internal dan
eksternal analisis SWOT ini untuk mengetahui kondisi usaha agroindustri
kerupuk bawang pada matriks evaluasi internal akan mencakup masing-
masing 5 variabel terkait kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
agroindustri kerupuk bawang serta pada matriks evaluasi eksternal akan
mencakup masing-masing 4 variabel terkait peluang dan ancaman yang
dimiliki oleh agroindustri kerupuk bawang.
Tahapan dalam menganalisis tabel matriks evaluasi internal dan eksternal
analisis SWOT diatas yaitu sebagai berikut (David dalam Ariesta, 2016).
a. Mendaftarkan item-item faktor strategis eksternal (EFAS) dengan
strategi internal (IFAS) yang paling penting dalam kolom faktor
strategis.
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal (bobot)
dengan menggunakan tabel catur. Penentuan bobot faktor internal dan
eksternal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan
angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah
sebagai berikut, 2 jika faktor vertikal lebih penting daripada faktor
horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor
81
81
horizontal dan 0 jika faktor vertikal kurang penting daripada faktor
horizontal.
c. Memberikan skala rating 1 sampai 4 untuk setiap faktor untuk
menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama
(peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil
(peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat = 4).
d. Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor tertimbang.
e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1
menunjukkan bahwa kondisi internal yang sangat buruk dan nilai 4
menunjukkan kondisi internal yang sangat baik, rata-rata nilai yang
dibobotkan adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5 menunjukkan bahwa
kondisi internal selama ini masih lemah. Sedangkan nilai lebih besar
dari 2,5 menunjukkan kondisi internal kuat.
Maka matriks strategi analisis faktor internal dan eksternal pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Kekuatan
Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar (Rangkuti, 2000). Komponen
internal yang digunakan untuk memperoleh kekuatan agroindustri
adalah produksi, manajemen, sumberdaya manusia, lokasi usaha,
pemasaran. Kerangka matriks faktor strategi internal untuk kekuatan
dapat disajikan pada Tabel 23.
82
82
Tabel 23. Kerangka matriks faktor strategi internal untuk kekuatan
Komponen Kekuatan Bobot Rating Skor Ranking
Produksi
Manajemen danpendanaanSDM
Lokasi usaha
Pemasaran
Sumber : David (2004)
Keterangan pemberian rating :4 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat kuat3 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri kerupuk kuat2 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri kerupuk rendah1 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat rendah
2) Kelemahan
Komponen internal yang digunakan untuk memperoleh kelemahan
agroindustri adalah produksi, manajemen, sumberdaya manusia, lokasi
usaha, pemasaran. Kerangka matriks faktor strategi internal untuk
kelemahan disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kelemahan
Komponen Kelemahan Bobot Rating Skor Ranking
Produksi
Manajemen danpendanaanSDM
Lokasi usaha
Pemasaran
Sumber : David (2004)
Keterangan pemberian rating :4 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat mudah
dipecahkan3 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri kerupuk mudah
Dipecahkan2 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri kerupuk sulit
Dipecahkan1 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat sulit
dipecahkan
83
83
3) Peluang
Komponen eksternal yang digunakan untuk memperoleh peluang
agroindustri adalah kebijakan pemerintah, pesaing, konsumen, iklim dan
cuaca serta teknologi. Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk
Keterangan pemberian rating :4 = Peluang yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat mudah diraih3 = Peluang yang dimiliki agroindustri kerupuk mudah diraih2 = Peluang yang dimiliki agroindustri kerupuk sulit diraih1 = Peluang yang dimiliki agroindustri kerupuk sangat sulit diraih
4) Ancaman
Komponen eksternal yang digunakan untuk memperoleh ancaman
agroindustri adalah kebijakan pemerintah, pesaing, konsumen, iklim dan
cuaca serta teknologi. Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk
Bangunan yang digunakan sebagai tempat produksi dan sekaligus menjadi
tempat tinggal pemilik merupakan bangunan bukan milik pribadi. Pemilik
menyewa bangunan tersebut dengan biaya sewa Rp15.000.000/ tahun.
Letak bangunan produksi ini tepat di dalam bangunan tempat tinggal ibu
Nita. Tata letak layout bangunan produksi kerupuk bawang Winda Putri
dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Tata letak/ layout Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri
F
AB
C1C2
D
E
95
95
Keterangan gambar:
A : Halaman depanB : Tempat oven (pengeringan) kerupukC1, C2 : Tempat penjemuran kerupukD : Tempat penggorengan kerupukE : Tempat pengolahan kerupukF : Bangunan rumah tempat tinggal ibu Nita
Dari Gambar 10 dapat dilihat tata letak usaha agroindustri kerupuk bawang
Winda Putri. Total bagian F adalah total keseluruhan bangunan yang terdiri
dari ruang produksi mulai dari penyimpanan bahan baku, pembuatan
adonan, pencetkan, penjemuran, pengovenan dan pengemasan sekaligus
dijadikan tempat tinggal pemilik Agroindustri Kerupuk Bawang Winda
Putri. Keadaan Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri dapat dilihat
pada Gambar 12.
Gambar 12. Tampak depan Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri
150
150
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tingkat kepuasan konsumen berdasarkan Indeks Kepuasan Konsumen
(Customer Satisfaction Index) dalam mengonsumsi produk kerupuk
bawang Winda Putri adalah konsumen yang telah merasa “puas”.
2. Tingkat loyalitas konsumen berdasarkan piramida loyalitas diketahui
bahwa konsumen produk kerupuk bawang Winda Putri merupakan
konsumen yang loyal.
3. Kekuatan utama Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri adalah
kapasitas produksi besar, usaha agroindustri kerupuk bawang
menguntungkan, sudah dilakukan penerapan manajemen dan pencatatan
keuangan dengan baik, jumlah sumberdaya manusia agroindustri banyak,
jumlah permintaan produk kerupuk bawang yang tinggi sehingga tanpa
melakukan kegiatan promosi produk kerupuk bawang tetap banyak dibeli
oleh konsumen. Kelemahan pada agroindustri adalah kualitas produk
kurang baik, keuntungan usaha agroindustri yang berfluktuasi, belum
diterapkannya secara tertulis pembukuan mengenai pengeluaran dan
151
151
penerimaan produk kerupuk bawang, sumberdaya manusia yang dimiiki
agroindustri belum memiliki keterampilan yang baik, belum diterapkannya
kegiatan promosi yang dapat meningkatkan jumlah permintaan produk
kerupuk bawang
4. Peluang pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri adalah
kebutuhan dan minat konsumen terhadap produk tinggi, produksi kerupuk
bawang dapat ditingkatkan jumlahnya pada musim panas, adanya
teknologi alat mesin produksi yang membuat waktu produksi yang lebih
cepat, kualitas produk kerupuk bawang yang lebih baik, agroindustri
menjadi lebih mandiri tanpa adanya peran pemerintah. Ancaman pada
agroindustri ini adalah terdapat banyak pesaing dari usaha yang sejenis,
konsumen mudah jenuh dengan produk kerupuk bawang, kerupuk bawang
yang tidak dapat diproduksi saat musim penghujan mengakibatkan
produksi menurun, belum diterapkannya teknologi pengemasan selain alat
mesin produksi, kurangnya peran aktif dari pemerintah setempat terhadap
agroindustriKebutuhan dan minat konsumen terhadap produk tinggi.
5. Strategi pengembangan Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri yaitu:
meningkatkan jumlah produksi kerupuk bawang terutama pada musim
panas agar tetap dapat memenuhi permintaan konsumen terhadap kerupuk
bawang pada musim penghujan melalui penerapan alat mesin produksi
yang lengkap dan telah dimiliki oleh agroindustri
152
152
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh saran sebagai berikut.
1. Pelaku Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri diharapkan terus
meningkatkan kualitas yang dihasilkan agar tidak terpengaruh oleh pesaing
sejenis. Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri juga perlu melakukan
promosi untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat yang belum
mengetahui produk kerupuk bawang Winda Putri, sehingga dapat
meningkatkan permintaan terhadap kerupuk bawang . Promosi dapat
dilakukan melalui media sosial
2. Masyarakat yang akan membuka usaha agroindustri kerupuk bawang
sebaiknya mempersiapkan modal yang cukup dan keterampilan
sumberdaya manusia yang baik sehingga usaha yang dibangun akan
lancar.
3. Pihak pemerintah Kota Bandar Lampung, melalui Dinas Perindustrian
Kota Bandar Lampung, diharapkan dapat memberikan pembinaan dan
bantuan alat, mesin produksi terhadap usaha-usaha mikro seperti
Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut tentang
strategi pemasaran pada Agroindustri Kerupuk Bawang Winda Putri di
Kota Bandar Lampung.
153
153
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, D. 2001. Agribisnis. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Bogor.
Affandi, M.I. 2009. Peran Agroindustri dalam Perekonomian Wilayah ProvinsiLampung: Analisis Keterkaitan Antarsektor dan Aglomerasi Industri.Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Anggraini, V., F.E Prasmatiwi dan H. Santoso. 2013. Tingkat Kepuasan danLoyalitas Konsumen Gulaku di Kota Bandar Lampung. JIIA Vol 1 (2): 149-155. http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.php/JIA/article/view/241/240.Diakses pada tanggal 24 Desember 2017
Ariesta, W., D.A.H. Lestari dan W.D. Sayekti. 2016. Strategi PengembanganUsaha Agroindustri Beras Siger ( Studi kasus pada Agroindustri Tunas Barudi Kelurahan Pinang Jaya Kemiling Kota Bandar Lampung. JIIA Vol 4 (3):326-334. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/ 1508/1362.Diakses pada tanggal 24 Desember 2017
Arikunto,S dan S. Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi AksaraJakarta.
Azizah, S. 2017. Analisis Usaha dan Strategi Pengembangan Ternak Ayam RasPetelur di Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung
Badan Pusat Statistik. 2015a. Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu BeberapaMacam Bahan Makanan Penting. BPS Nasional. Indonsia
. 2015b. Produksi Ubi Kayu di Indonesia. BPS Nasional.Indonsia
_________________. 2016c. Pertumbuhan Ekonomi Lampung Triwulan I – 2016.http://www.lampung.bps.go.id/. Diakses pada 12 Februari 2018.
Bank Indonesia. 2012. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Pengolahan TepungTapioka. Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM. Lampung
154
154
Bazai, F.I. 2017. Penerapan Strategi Pemasaran dan Aksebilitas Rumah TanggaTerhadap Bihun Tapioka di Kota Metro. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung
David, F. 2004. Manajemen Strategis : Konsep-konsep (Terjemahan). IndeksGramedia. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 2005. Kandungan Gizi Ubi Kayu (Per 100 gram).Lampung.
Desnita, D. 2015. Pengaruh Penambahan Tepung Gaplek dengan Level yangBerbeda Terhadap Kadar Bahan Kering dan Kadar Bahan Organk SilaseLimbah Sayuran. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Durianto, D. Sugiarto. Sitinjak, T. 2004.Brand Equity Ten, Strategi MemimpinPasar. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Gadung, A., W.A. Zakaria dan K. Murniati. 2015. Analisis Kepuasan danLoyalitas Konsumen Kopi Bubuk Sinar Baru Cap Bola Dunia di KotaBandar Lampung. JIIA Vol 3 (4): 370-376. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/ article/view/1086/991. Diakses pada 23 Desember 2017
Ghaisani, A. 2017. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan UsahataniSayuran Organik di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung
Irawan H. 2003. Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Elex Media Komputindo.Jakarta
Kementerian Perdagangan. 2016. RI Masih Impor Pangan. KementerianPerdagangan. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151227211740-92-100585/mendag-2016-ri-masih-impor-pangan/. Diakses pada Tanggal 6Januari 2018
Mowen, J. dan M. Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Ke Lima. Jilid 2.Erlangga. Jakarta
Nurhabibah, A. 2016. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Minat BeliKonsumen di Pusat Oleh-Oleh Getuk Khas Sukoraja Banyumas JalanRaya Buntu Sampang. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
155
155
Pearce, J.H dan R.B. Robinson 2009. Manajemen Strategis. Binarupa Aksara.Jakarta
Pradita, R., Y. Indriani dan A. Soelaiman. 2013. Tingkat Kepuasan dan LoyalitasKonsumen Tauco di Kota Prabumulih. JIIA Vol 4 (1) : 86-93. http://jurnal.fp. unila.ac. id/index.php /JIA/article/view/1218/1115. Diakses pada 24Desember 2017
Purwono. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta
Putri, R M., D.A.H. Lestari dan W.D. Sayekti 2017. Kinerja dan StrategiPengembangan Primkopti Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. JIIAVol 5 (2): 184-191. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index. php/JIA/article/view/1657/1483. Diakses pada 24 Desember 2017
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
. . 2003. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
. 2014. Teknih Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT CaraPerhitungan Bobot, Rating dan OCAI. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Riyadi, 2003. Kebiasaan makan masyarakat dalam Kaitannya denganPenganekaragaman Konsumsi Pangan. Prosiding Simposium Pangan danGizi serta Konggres IV Bergizi dan pangan Indonesia. Jakarta
Sagala, I C, M.I. Affandi dan M. Ibnu. 2013. Kinerja Usaha dan StrategiPengembangan Agroindustri Kecil Kelanting di Desa Karang AnyarKecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. JIIA Vol 1 (1) : 60-65.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/132/136. Diakses pada24 Desember 2017
Sari, T.K, W.D. Sayekti dan A. Soelaiman. 2017. Strategi Pengembangan PT.Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung KotaBogor. JIIA Vol 5 (2) : 162-170. http://jurnal.fp.unila.ac.id /index.php/JIA/article/view/1654/1480. Diakses pada 24 Desember 2017
Sjarkowi, F. Dan M. Sufri. 2004. Manajemen Agribisnis. Baldal Grafiti Press.Palembang
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT.Rajagrafindo. Jakarta.
156
156
. 2001. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. PT. Raya Grafindo Persada.
Jakarta
Solihin, I. 2012. Manajemen Strategik. Erlangga. Jakarta.
Sulfiana, W.N, K. Murniati dan Y. Indriani. 2017. Sikap dan Kepuasan KonsumenTerhadap Paket Menu Lele Terbang, Kaitannya dengan Bauran Pemasarandi Rumah Makan Sambal Lalap Bandar Lampung. JIIA Vol 6 (1) : 72-78.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/2501/2185. Diaksespada 11 Juli 2018
Sufren dan Y. Natael. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak. ElexMedia Komputindo. Jakarta
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia. Jakarta.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk MenaikkanPangsa Pasar. Rineka Cipta. Jakarta.
. 2011. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga. Jakarta.
Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka Pembuatan dan Pemanfaatan. Kanisius.Yogyakarta.
Surakhmad, W. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik.Tarsito. Bandung.
Suryabarata, S. 2003. Metode Penelitian. Rajawali. Jakarta
Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran Edisi1. Graha Ilmu. Yogyakarta
Syafani, T.S., D.A.H. Lestari dan W.D. Sayekti. 2015. Analisis Preferensi, PolaKonsumsi dan Permintaan Tiwul oleh Konsumen Rumah Makan diProvinsi Lampung. JIIA Vol 3 (1): 85-92. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1021/926. Diakses pada 23 Desember 2017
Tisnawati, S. 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media Group. Jakarta.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi 3. Andi. Yogyakarta
Tunjungsari, M., D. Haryono dan D.A.H. Lestari. 2015. Kepuasan dan LoyalitasKonsumen Ibu Rumah Tangga dalam Mengkonsumsi Santan Sun Kara diKota Bandar Lampung. JIIA Vol 3 (3): 322-328. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article /view/1058/963. Diakses pada tanggal 11 Juli 2018
157
157
Umar, H. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Seri DesainPenelitian Bisnis – No 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Valentia, O. 2009. Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku KeripikSingkong di Kabupaten Karang Anyar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.Surakarta
Wijandi, S., B. Djatmiko, Y. Haryadi, D. Muchtadi, Setijahartini, H. Syarif danKusupiyanti. 1975. Pengolahan kerupuk di Sidoharjo. Kerjasama AnekaIndustri dan Kerajinan dengan Departemen Teknologi Hasil Pertanian.Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yulita, M, D.A.H. Lestari dan D. Haryono. 2014. Tingkat Kepuasan dan LoyalitasKonsumen Produk Susu Cair dalam Kemasan Koperasi PeternakanBandung Selatan di Kota Bandung. JIIA: Vol 2 (2): 158-165. http://jurnal.fp.unila .ac.id/index.php/JIA/article/view/741/682. Diakses pada 24Desember 2017