Top Banner
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER SMK NEGERI 2 SURAKARTA MENGGUNAKAN AUTODESK ECOTECT ANALYSIS JURNAL Oleh : MIR’ATUL IZZAH K1512041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2017
17

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

Nov 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN

RUANG LABORATORIUM KOMPUTER SMK NEGERI 2 SURAKARTA

MENGGUNAKAN AUTODESK ECOTECT ANALYSIS

JURNAL

Oleh :

MIR’ATUL IZZAH

K1512041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Desember 2017

Page 2: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

1

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG BANGUNAN

RUANG LABORATORIUM KOMPUTER SMK NEGERI 2 SURAKARTA

MENGGUNAKAN AUTODESK ECOTECT ANALYSIS

Mir’atul Izzah1, Budi Siswanto

2, Chundakus Habsya

3

Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret

Email: [email protected]

ABSTRAK

SMK Negeri 2 Surakarta yang berpredikat Sekolah Adiwiyata seharusnya

memiliki ruangan yang sesuai dengan standar bangunan sekolah. Untuk itu perlu

dilakukan penelitian di SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kenyamanan termal ruang laboratorium komputer SMK Negeri 2

Surakarta, pengaruh penggunaan material dinding terhadap kenyamanan termal serta

dapat mengetahui waktu dan nilai suhu maksimal yang terjadi di ruang laboratorium

komputer SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan

data suhu dan kelembaban menggunakan thermal recorder, analisis dan wawancara

tak terstruktur. Analisis data yang digunakan yaitu dengan teknik simulasi

menggunakan aplikasi Autodesk Ecotect Analysis. Hasil penelitian menunjukkan suhu

di dalam ruang laboratorium komputer mencapai 32,8°C tidak sesuai dengan standar

kenyamanan termal yang berlaku di Indonesia yaitu 20,5°C-27,1°C dan nilai

kelembaban ruang laboratorium 39%. Simulasi menggunakan aplikasi Autodesk

Ecotect Anaylisis menunjukkan ada pengaruh penggunaan material dinding terhadap

kenyamanan termal. Hasil pengukuran menunjukkan suhu bangunan yang

menggunakan brick plaster yaitu 24,10°C, concblock plaster yaitu 22°C, timber clad

masonry yaitu 24°C, dan framed timber plaster yaitu 27°C. Hasil pengukuran di

lapangan pada pukul 14.00 menunjukkan bahwa ruang laboratorium komputer

mencapai suhu optimal ruangan dengan suhu 32.8°C dengan kelembaban 39%.

Kata Kunci: Laboratorium Komputer, Sekolah, Kenyamanan Termal, Ecotect

Page 3: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

2

ANALYSIS of THERMAL COMFORT on ENVELOPE BUILDING

MATERIALS in COMPUTER’S LABORATORIES SMK NEGERI 2

SURAKARTA USING AUTODESK ECOTECT ANALYSIS

Mir’atul Izzah1, Budi Siswanto

2, Chundakus Habsya

3

Structural Engineering Education, Universitas Sebelas Maret

Email: [email protected]

ABSTRACT

SMK Negeri 2 Surakarta who predicated Adiwiyata School supposed to have

room according to the standard of school buildings .This needs to investigation in

SMK Negeri 2 Surakarta. The purpose of this research is to know the thermal comfort

computer’s laboratory room SMK Negeri 2 Surakarta, find out the influence using

wall material toward thermal comfort and to find out the time and value of maximum

temperature in the computer’s laboratory room of SMK Negeri 2 Surakarta. The

research was quantitative descriptive research. Sampling techniques which used was

purposive sampling. Decission of data was taken by measuring of temperature and

humidity using thermal recorder, analysis and unstructured interview. Analysis of data

which was used by simulation technique using application Autodesk Ecotect Anaylis.

The result of this research is the temperature in the room reaching 32.8°C does not

comply with the standards of thermal comfort in Indonesia which is normally 20,5°C -

27,1°C and humidity 39%. Simulation through autodesk ecotect analysis results there

is influence by using wall material toward thermal comfort. The result of measuring

of building temperature by brick building plaster is 24,10°C , concblock plaster is

22°C, timber clad masonry is 24°C, and framed timber plaster is 27°C. The results of

measurement approaches on 2.00 p.m show that the optimum temperature is the room

with a temperature optimum reached of 32,8°C with humidity 39%.

Keyword: Computer’s Laboratory , School, Thermal Comfort, Ecotect

Page 4: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

3

PENDAHULUAN

Kinerja fasilitas bangunan

lembaga pendidikan merupakan salah

satu yang mempengaruhi sukses atau

tidaknya proses belajar mengajar di

kelas. Di Indonesia terdapat undang-

undang yang mengatur tentang fasilitas

bangunan yaitu Permendiknas No.24

tahun 2007 tentang sarana prasarana.

Beberapa kasus pembangunan fasilitas

belajar ruang kelas dirancang secara

konvensional. Dikatakan konvensional

bahwa pembangunan gedung hanya

dilakukan berdasarkan pengalaman

semata tanpa melihat pengaruh sifat

fisik dari bahan bangunan yang

digunakan. Bahkan ada yang hanya

memanfaatkan bangunan yang sudah

ada dengan cara disekat-sekat menjadi

beberapa ruangan sehingga standar

kenyamanan ruang kelas tidak

diperhitungkan. Di SMK Negeri 2

Surakarta bangunan kelas sudah

direncanakan dengan baik akan tetapi

lebih fokus kepada pemenuhan cahaya

di dalam kelas yaitu hampir 30%

dindingnya terdapat jendela. Hal

tersebut sudah sesuai dengan SNI 03-

6572-2001 bahwa minimal bukaan

ruang 5% dari luas lantai.

Ruang laboratorium komputer

di SMK Negri 2 Surakarta

pencahayaannya sudah terpenuhi akan

tetapi ruang tersebut cenderung panas.

Tingginya suhu ruangan diakibatkan

oleh masuknya panas matahari akibat

radiasi matahari melalui jendela ruang.

Masalah tingginya suhu ruangan

ditanggulangi dengan penggunaan

pendingin ruangan buatan. Adanya

masalah tersebut perlu diadakannya

penelitian mengenai upaya

penanggulangan tingginya suhu

sehingga mengurangi penggunaan

pendingin buatan.

Penelitian ruang laboratorium

komputer dilaksanakan dengan

penggunaan thermal recorder dan

teknologi informasi yang memudahkan

untuk mengetahui sudah sesuai standar

kenyamanan termal atau belum sesuai.

Sehingga diketahui aspek-aspek apa

saja yang berpengaruh terhadap

kenyamanan termal ruang terutama

yang berada di Indonesia. Autodesk

Ecotect Analysis bisa digunakan untuk

membantu pelaksanaan penelitian

dengan simulasi. Hasil dari penelitian

tersebut dapat diterapkan dalam

perencanaan interior ruang kelas ke

depannya.

Ruangan yang memenuhi

standar kenyamanan termal merupakan

salah satu persyaratan persyaratan

dalam menciptakan lingkungan belajar

mengajar yang ideal, supaya siswa dan

guru bisa melakukan aktifitasnya tanpa

terganggu oleh panasnya temperatur

ruangan tersebut. Hal ini dapat

ditunjang dengan melakukan pemilihan

bahan bangunan sebagai selubung

suatu bangunan. Pemilihan bahan

selubung bangunan ini sangat penting

karena selubunglah yang pertama kali

terkena sinar radiasi panas matahari

selain kelembaban udara dan pengaruh

kecepatan angin. Konsep bangunan

green building cocok diterapkan pada

pembangunan ruang.

Pembangunan yang bertema

green building banyak sekali

dilaksanakan di lapangan.

Pembangunan ini diharapkan lebih

ramah terhadap lingkungan serta dapat

mengurangi dampak global warming

yang terjadi beberapa tahun terakhir

yang menyebabkan meningkatnya suhu

Page 5: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

4

udara. Pembangunan yang bertema

green building perlu digalakkan, salah

satunya dengan memilih bahan

bangunan yang ramah lingkungan dan

memiliki perambatan panas relatif

kecil. Faktor panas yang berasal dari

luar bangunan akan masuk ke dalam

ruang melalui selubung bangunan, baik

melalui dinding maupun atap yang

merupakan beban pendinginan akibat

transfer panas melalui selubung

bangunan yang harus dinetralisir.

Sehingga kenyamanan termal di dalam

ruangan tercapai.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif deskriptif. Menurut

Sugiyono (2014: 7), metode penelitian

kuantitatif diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme. Metode ini sebagai

metode ilmiah/ scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/ empiris, obyektif, terukur,

rasional dan sistematis. Metode ini

disebut kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan

analisis menggunakan statistik.

Menurut Sugiyono (2014:147) terdapat

dua macam statistik yang digunakan

untuk menganalisis data, yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah

terkumpul tanpa membuat kesimpulan

secara umum.

Populasi dalam penelitian ini

yaitu SMK Negeri 2 Surakarta yang

terletak di Jl. Adi Sucipto No.33,

Manahan, Banjarsari, Kota Surakarta,

Jawa Tengah. Sampel yang digunakan

adalah ruang laboratorium komputer.

Data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua macam:

1. Data Primer yang diperoleh dari

hasil pengamatan di lapangan yaitu:

a. Wawancara non-struktur

pengguna ruang laboratorium.

b. Ukuran ruang laboratorium.

c. Material yang digunakan.

d. Nilai suhu/temperatur.

e. Nilai kelembaban.

2. Data sekunder didapatkan dari

referensi berupa buku-buku dan

informasi penunjang yang

berhubungan dengan penelitian.

Data primer digunakan sebagai

sumber data dalam penelitian ini. Data

inilah yang digunakan dalam analisis

hasil penelitian.

1. Kenyamanan Termal

Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui ruang laboratorium

komputer sudah mencapai standar

kenyamanan termal yang berlaku di

Indonesia atau belum. Standar

kenyamanan termal di Indonesia,

yaitu:

a. SNI 03-6572-2001 rentang suhu

20,5°C-27,1°C dan kelembaban

rentang 40%-80%.

b. GBC Indonesia nilai suhu 25°C

dan kelembaban 60%.

2. Simulasi Autodesk Ecotect Analysis

Simulasi ini digunakan untuk

mengetahui adanya pengaruh

penggunaan material terhadap

kenyamanan termal ruang

laboratorium. Simulasi ini dilakukan

beberapa analisis yaitu:

a. Analisis Mean Radian

Temperature (MRT) adalah

dampak panas yang dihasilkan

Page 6: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

5

dari radiasi oleh seluruh

permukaan material. Simulasi

MRT pada Autodesk Ecotect

Analysis ditampilkan dalam

bentuk kontur warna sesuai

dengan tingkat suhu yang

dihasilkan pada setiap titik

dalam suatu ruangan.

b. Analisis Predicted Mean Vote

(PMV) adalah skala termal yang

mengacu dari sangat dingin (-3)

ke panas (3), awalnya

dikembangkan oleh Fanger dan

kemudian diadopsi sebagai

standar ISO.

c. Analisis Precent Dissatifaction

(PPD) adalah prediksi

presentase penghuni yang akan

puas dengan kondisi termal.

Analisis data yang digunakan

pada penelitian ini adalah kuantitatif

deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Observasi dilakukan sebelum

melakukan penelitian penelitian lebih

lanjut. Observasi dilakukan untuk

mengetahui nilai kenyamanan,

kepuasan dan masalah pengguna ketika

menggunakan ruang tersebut. Prosedur

yang dilakukan yaitu dengan

menanyakan kondisi ruang

laboratorium komputer dan

kenyamanan yang dirasakan pengguna

ketika menggunakan ruang tersebut.

Sehingga dapat diambil keputusan

perlu atau tidaknya ruang tersebut

diteliti.

Tabel 1. Hasil Observasi

Keterangan :

1 = dingin

2 = netral

3 = hangat

4 = panas

Berdasarkan tabel hasil

obeservasi di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pada pukul 08.00

dua pengguna menyatakan bahwa suhu

ruang laboratorium komputer terasa

dingin dan satu pengguna merasa

netral. Pada pukul 10.00 seluruh

pengguna menyatakan suhu ruang

laboratorium komputer terasa netral.

Pada pukul 12.00 dua pengguna

menyatakan ruang laboratorium

komputer terasa hangat dan satu orang

pengguna menyatakan netral. Pada

pukul 14.00 dua pengguna menyatakan

ruang laboratorium komputer terasa

panas serta tidak nyaman dan satu

pengguna menyatakan hangat. Pada

pukul 16. 00 dua pengguna

menyatakan ruang laboratorium

komputer kembali terasa hangat dan

satu pengguna menyatakan netral.

Hasil observasi menunjukkan

bahwa pengguna ruang laboratorium

merasa tidak nyaman. Setelah diketahui

bahwa ruangan tersebut tidak nyaman

maka dilakukan pengukuran suhu dan

kelembaban ruang laboratorium

menggunakan thermal recorder.

Hasil pengukuran suhu dan

kelembaban dapat dilihat pada tabel 2.

Page 7: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

6

Tabel 2. Hasil Pengukuran di Lapangan

Hasil pengukuran menunjukkan

bahwa ruang laboratorium komputer

tidak memenuhi standar kenyamanan

termal SNI 03-6572-2001 dan GBC

Indonesia. Hasil pengukuran tersebut

juga menunjukkan bahwa ruang

laboratorium komputer mencapai suhu

pada pukul 14.00 dengan nilai suhu

32,8°C dan kelembaban 39%. Hasil itu

digunakan untuk dilakukan simulasi

pada waktu yang sama.

Waktu dan nilai suhu maksimal

tersebut kemudian digunakan sebagai

data untuk dilakukannya simulasi

dengan Autodesk Ecotect Analysis.

Simulasi yang dilakukan dengan

mengganti material dinding

menggunakan timber clad masonry,

concblock plaster dan framed timber

plaster. Hasil-hasil analisis

menggunakan simulasi sebagai berikut:

1) Simulasi Material Dinding dengan

Brick Plaster

a. Simulasi ruangan existing

dengan bukaan tertutup

Simulasi dilakukan

dengan mengkondisikan

gambar 3D sesuai dengan

existing yaitu bukaan yang ada

pada ruangan tertutup.

Material bahan yang

digunakan adalah brick plaster

(batu bata berplester).

Hasil simulasi

material dinding dengan brick

plaster menunjukkan bahwa

nilai Mean Radian temperatur

(MRT) yang didapat adalah

24.10°C. Dapat dilihat pada

gambar 1.

Gambar 1. Analisis Mean

Radian

Temperatur

(MRT) Brick

Plaster Bukaan

Tertutup

Simulasi ruang

existing menghasilkan nilai

Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah 0.00. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa

sensasi yang dirasakan oleh

penghuni ruang adalah netral.

Hasil simulasi dapat dilihat

gambar 2.

Page 8: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

7

Gambar 2. Analisis Predicted

Mean Vote (PMV)

Brick Plaster

Bukaan Tertutup

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

6.70% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 6,70% dari total

penghuni yang ada. Hasil dari

uji Percent Dissatisfaction

(PPD) dapat dilihat pada

gambar 3.

Gambar 3. Analisis Precent

Dissatifaction

(PPD) Brick

Plaster Bukaan

Tertutup

b. Simulasi ruangan existing

dengan bukaan terbuka

Simulasi dilakukan

dengan mengkondisikan

ruangan sesuai dengan

existing yaitu bukaan yang ada

pada ruangan terbuka.

Material bahan yang

digunakan adalah brick plaster

( batu bata berplester) dan

menggunakan pendingin

alami. Hasil simulasi material

dinding dengan brick plaster

menunjukkan bahwa nilai

Mean Radian temperatur

(MRT) yang didapat adalah

22,10°C. Gambar Mean

Radian temperatur (MRT)

dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Analisis Mean

Radian

Temperatur

(MRT) Brick

Plaster Bukaan

Terbuka

Simulasi ruang

existing menghasilkan nilai

Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah -1.00. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa

sensasi yang dirasakan oleh

penghuni ruang adalah sedikit

dingin. Hasil simulasi dapat

dilihat gambar 5.

Gambar 5. Analisis Predicted

Mean Vote(PMV)

Brick Plaster

Bukaan Terbuka

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

26% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 26% dari total

Page 9: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

8

penghuni yang ada. Hasil dari

PPD dapat dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6. Analisis Precent

Dissatifaction

(PPD) Brick

Plaster Bukaan

Terbuka

c. Simulasi ruangan existing

dengan bukaan terbuka separo

Simulasi dilakukan

dengan mengkondisikan

ruangan sesuai dengan

existing yaitu bukaan yang ada

pada ruangan terbuka.

Material bahan yang

digunakan adalah brick plaster

( batu bata berplester). Hasil

simulasi material dinding

dengan brick plaster

menunjukkan bahwa nilai

Mean Radian temperatur

(MRT) yang didapat adalah

24.00°C. Gambar Mean

Radian temperatur (MRT)

dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 4.7. Analisis Mean

Radian

Temperatur

(MRT) Brick

Plaster Bukaan

Terbuka Separo

Simulasi ruang

existing menghasilkan nilai

Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah -0.60. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa

sensasi yang dirasakan oleh

penghuni ruang adalah sedikit

dingin. Hasil simulasi dapat

dilihat gambar 8.

Gambar 8. Analisis Predicted

Mean Vote (PMV)

Brick Plaster

Bukaan Terbuka

Separo

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

10.7% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 10.7% dari total

penghuni yang ada. Hasil uji

PPD dapat dilihat pada

gambar 9.

Gambar 9. Analisis Precent

Dissatifaction

(PPD) Brick

Plaster Bukaan

Terbuka Separo

Page 10: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

9

2) Simulasi Material Pengisi Dinding

dengan Timber Clad Masonry

Simulasi kedua dilakukan

dengan mengkondisikan ruangan

sesuai dengan existing dan

mengganti material bahan yang

digunakan Timber Clad Masonry

(konstruksi batu bata berlapis

kayu). Timber Clad Masonry yang

digunakan di sini adalah tatanan

batu bata yang bagian luarnya

dilapisi dengan kayu. Material

dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Timber Clad Masonry

Sumber: https:www.slideshare.net

Hasil simulasi material

dinding dengan Timber Clad

Masonry menunjukkan bahwa nilai

Mean Radian temperatur (MRT)

yang didapat adalah 24.00°C.

Dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Analisis Mean Radian

Temperatur (MRT)

Timber Clad

Masonry

Simulasi menghasilkan

nilai Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah -1.10. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa sensasi yang

dirasakan oleh penghuni ruang

adalah sedikit dingin. Hasil

simulasi dapat dilihat gambar 12.

Gambar 12. Analisis Predicted

Mean Vote (PMV)

Timber Clad

Masonry

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

81.90% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 81.90% dari total

penghuni yang ada. Hasil dari uji

Percent Dissatisfaction (PPD)

dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Analisis Precent

Dissatifaction (PPD)

Timber Clad

Masonry

3) Simulasi Material Pengisi Dinding

dengan Concblock Plaster

Simulasi ketiga dilakukan

dengan mengkondisikan ruangan

sesuai dengan existing dan

Page 11: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

10

mengganti material bahan yang

digunakan Concblock Plaster

(konblok berplester).

Hasil simulasi material

dinding dengan Concblock Plaster

menunjukkan bahwa nilai Mean

Radian temperatur (MRT) yang

didapat adalah 22.00°C. Dapat

dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Analisis Mean

Radian temperatur

(MRT) Concblock

Plaster

Simulasi menghasilkan

nilai Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah -1.0. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa sensasi yang

dirasakan oleh penghuni ruang

adalah sedikit dingin. Hasil

simulasi dapat dilihat gambar 15.

Gambar 15. Analisis Predicted

Mean Vote (PMV)

Concblock Plaster

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

32,50% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 32,50% dari total

penghuni yang ada. Hasil dari uji

Percent Dissatisfaction (PPD)

dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Analisis Precent

Dissatifaction (PPD)

Concblock Plaster

4) Simulasi Material Pengisi Dinding

dengan Framed Timber Plaster

Simulasi kedua dilakukan

dengan mengkondisikan ruangan

sesuai dengan existing dan

mengganti material bahan yang

digunakan Framed Timber Plaster.

Framed Timber Plaster adalah

kayu yang berbingkai papan

plester. Contoh material dapat

dilihat pada gambar 17.

Gambar 17. Framed Timber

Plaster

Sumber: http://www.biofires.com

Hasil simulasi material

dinding dengan Framed Timber

Plaster menunjukkan bahwa nilai

Mean Radian temperatur (MRT)

yang didapat adalah 27.00°C.

Dapat dilihat pada gambar 18.

Page 12: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

11

Gambar 18. Analisis Mean

Radian temperatur

(MRT) Framed

Timber Plaster Simulasi menghasilkan

nilai Predicted Mean Vote (PMV)

ruang adalah 0.50. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa sensasi yang

dirasakan oleh penghuni ruang

adalah hangat. Hasil simulasi dapat

dilihat gambar 19.

Gambar 19. Analisis Predicted

Mean Vote (PMV) Framed Timber Plaster

Hasil uji Percent

Dissatisfaction (PPD) adalah

9.05% yang berarti bahwa

penghuni yang merasakan

kepuasan kenyamanan termal

sebanyak 9.05% dari total

penghuni yang ada. Hasil dari uji

Percent Dissatisfaction (PPD)

dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Analisis Precent

Dissatifaction (PPD) Framed Timber Plaster

Rekapitulasi hasil

simulasi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil

Simulasi

2. Pembahasan

a. Kenyamanan Ruang Kelas

Hasil dari analisis data

menyatakan bahwa ruang

laboratorium komputer SMK

Negeri 2 Surakarta belum

memenuhi standar kenyamanan

termal yang berlaku di

Indonesia. Data dari

pengukuran menunjukkan suhu

ruang laboratorium komputer

mencapai rentang 28,8°C-

32,8°C, sedangkan menurut

SNI 03-6572-2001 ruangan

dikatakan nyaman jika suhu

pada rentang 20,5°C-27,1°C

dan menurut GBC Indonesia

ruang nyaman jika suhunya

25°C. Kelembaban ruang

laboratorium komputer 39%,

sedangkan menurut SNI 03-

6572-2001 ruangan dikatakan

nyaman jika kelembaban 40%-

80% dan menurut GBC

Indonesia kelembaban 60%.

Page 13: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

12

Hal tersebut sudah sesuai

dengan pernyataan pengguna

bahwa ruang tersebut kurang

nyaman digunakan pada siang

hari.

Berdasarkan analisis dari

hasil pengukuran, pencatatan

dan pengamatan penyebab suhu

ruang laboratorium komputer

tidak memenuhi kenyamanan

termal dikarenakan beberapa

hal, yaitu :

1) Sistem sirkulasi udara pada

ruangan tidak lancar

sehingga berpengaruh pada

suhu yang ada di dalam

ruang. Udara dan panas yang

terkurung di dalam bangunan

(tidak ada bukaan jendela

yang dapat mengalirkan

udara) dan lantai bangunan

tidak maksimal dalam

menyerap panas. Meskipun

ruangan yang terletak di

lantai 2 menerima terpaan

angin yang lebih tinggi

daripada lantai 1 tidak akan

berpengaruh pada penurunan

suhu di dalam ruang, karena

suhu yang masuk ke dalam

bangunan terkurung dan

tidak banyak udara yang

masuk untuk menurunkan

suhu di dalam bangunan.

2) Ruangan tersebut

menggunakan AC dalam

kesehariannya, hal tersebut

menyebabkan udara di dalam

ruang cenderung kering.

Kelembaban udara

dipengaruhi oleh adanya uap

air yang terkandung di udara,

semakin banyak uap yang

terkandung akan semakin

lembab ruang tersebut dan

begitu pula sebaliknya.

Ruangan yang menggunakan

AC akan kehilangan uap air

yang terkandung di udara,

hal itu disebabkan karena

AC berfungsi untuk

mendinginkan udara melalui

evapator AC (bagian

indoor). Evapator ini

mengalirkan udara sehingga

mengalami pendingin dan

udara tersebut mengandung

uap air. Udara tersebut akan

menuju titik embun jika terus

didingankan karena udara

tidak dapat menampung uap

air. Pada evapator ini uap air

mengalami pengembunan

dan embun tersebut (air)

dialirkan melalui selang dari

bagian outdoor AC keluar

ruangan. Udara dingin

tersebut akan melewati

evapator dan dialirkan

kembali ke ruangan. Hal

itulah yang menyebabkan

udara menjadi lebih kering.

Hasil analisa di atas

menunjukkan bahwa ruang

laboratorium komputer tidak

memenuhi standar pencapaian

adiwiyata pada bagian

peningkatan kualitas

pengelolaan dan pemanfaatan

sarana prasarana yang ramah

lingkungan nomor 1 dan 3,

yaitu:

1) Ruang memiliki pengaturan

cahaya dan ventilasi udara

secara alami

2) Efisiensi pemanfaatan listrik

dan ATK.

Page 14: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

13

Hal itu disebabkan ruang

laboratorium komputer tidak

terdapat ventilasi udara masih

menggunakan pendingin

ruangan buatan (AC).

b. Hasil simulasi

1) Nilai Mean Radian

Themperature (MRT)

Hasil simulasi ruang

laboratorium komputer

dengan menggunakan

material existing yaitu batu

bata plaster menghasilkan

tiga perbedaan nilai suhu

ketika bukaan dibuka,

ditutup dan dibuka separo.

Hasil simulasi menunjukkan

bahwa ketika bukaan dibuka

suhu ruang mencapai

22,10°C, simulasi yang

bukaan ditutup menghasilkan

24.10°C dan ketika bukaan

ditutup separo suhu ruang

mencapai 24°C yang hanya

berbeda 0.10°C. Perbedaan

tersebut berpengaruh pada

kenyamanan penghuni

ruangan, karena panas yang

berjarak 0.10°C akan diserap

oleh kulit dan terasa terus

menerus sehingga ruangan

akan terasa panas. Hasil

analisa tersebut menyatakan

bahwa sirkulasi udara sangat

dibutuhkan untuk

mengurangi panas yang ada

di dalam ruangan.

Aplikasi Autodesk

Ecotect Analysis dapat

mendeteksi adanya sirkulasi

udara yang terjadi pada

desain simulasi ruang.

Desain ruangan dengan

sistem sirkulasi udara yang

bagus akan menghasilkan

analisa ruangan yang

nyaman, sebaliknya jika

sistem sirkulasi udara buruk

maka analisa yang dihasilkan

ruangan yang kurang

nyaman untuk ditinggali.

Hasil simulasi dengan

menggunakan Autodesk

Ecotect Analysis

menunjukkan adanya

pengaruh material pengisi

dinding terhadap

kenyamanan ruang. Hal

tersebut dapat dilihat dari

perbedaan suhu ruang dalam

keadaan tertutup yang

berbahan batu bata dengan

bahan lainnya. Suhu

terendah yaitu pada ruang

yang material dindingnya

adalah concblock plaster.

Penggunaan material

tersebut ruang mencapai

nilai Mean Radian

Themperature (MRT) suhu

22°C dan sudah sesuai

standar kenyamanan termal

yang berlaku di Indonesia.

Hasil pengukuran suhu

dengan simulasi Autodesk

Ecotect Analysis bangunan:

a) Brick plaster yaitu

24,10°C

b) Concblock plaster yaitu

22°C

c) Timber clad masonry

yaitu 24°C

d) Framed timber plaster

yaitu 27°C

Kesimpulan di atas

menunjukkan bahwa

Autodesk Ecotect Analysis

dapat digunakan sebagai alat

Page 15: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

14

analisa desain perancangan

ruang yang sesuai dengan

kenyamanan termal,

sehingga dapat dirancang

material yang digunakan dan

posisi bukaan sehingga

sirkulasi udara di dalam

ruang lancar. Ruangan yang

inlet dan outlet nya tidak

sesuai dapat menyebabkan

udara di dalam ruang

menjadi panas.

Hasil pengukuran di

lapangan terdapat perbedaan

dengan hasil simulasi.

Perbedaan nilai temperatur

ruang laboratorium komputer

hasil pengukuran di lapangan

dengan hasil simulasi dapat

disebabkan oleh beberapa

hal, antara lain :

a) Autodesk Ecotect Analysis

menunjukkan data hasil

simulasi yang sesuai

standar yang ada

seharusnya.

b) Nilai conductivity batu

bata yang ada di lapangan

tidak sama dengan nilai

conductivity yang ada di

Autodesk Ecotect Analysis

sehingga menyebabkan

nilai transfer panas

semakin tinggi dari luar

ruangan ke dalam

ruangan.

2) Predicted Mean Vote (PMV)

Ruang kelas yang

berbahan concblock plaster

memiliki nilai -1,0 yang

menyatakan bahwa ruan

tersebut sedikit dingin.

Sedangkan hasil simulasi

bangunan bermaterial brick

plaster menunjukkan ruang

tersebut mempunyai nilai

PMV 0.00 yang berarti

netral.

3) Percent dissatisfaction

(PPD)

Pengguna yang

menggunakan ruang yang

berbahan concblock plaster

mencapai tingkat kepuasan

32,50% dari total penghuni

yang ada. Sedangkan hasil

simulasi bangunan

bermaterial brick plaster

menunjukkan ruang tersebut

tingkat kepuasan hanya

6,70% dari seluruh pengguna

yang ada.

c. Nilai suhu maksimal ruang

kelas

Berdasarkan analisis data

hasil pengukuran ruang

laboratorium komputer

mencapai nilai maksimal yaitu

pada tanggal 22 Agustus 2016

pada pukul 14.00 dengan suhu

32.8°C dan kelembaban 39%.

Hal ini terjadi dikarenakan

ketika pukul 12.00 matahari

sedang terik bahan pengisi

dinding menerima panas

matahari dan menimpannya

yang kemudian panass tersebut

baru terasa ke dalam ruang

laboratorium komputer pada

pukul 14.00.

Page 16: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

15

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Hasil penelitian dan

pembahasan tentang yang dilakukan

dapat disimpulkan bahwa:

a. Suhu ruang laboratorium

komputer mencapai 32,8°C

tidak sesuai dengan standar

kenyamanan termal yang

berlaku di Indonesia yaitu

20,5°C-27,1°C dan nilai

kelembaban ruang tersebut

39%.

b. Simulasi menggunakan

Autodesk Ecotect Analysis

menunjukkan adanya pengaruh

penggunaan material dinding

terhadap kenyamanan termal.

Hasil pengukuran menunjukkan

suhu ruang menggunakan brick

plaster yaitu 24,10°C,

concblock plaster yaitu 22°C,

timber clad masonry yaitu 24°C

dan framed timber plaster yaitu

27°C.

c. Hasil pengukuran di lapangan

menunjukkan pada pukul 14.00

ruang laboratorium komputer

mencapai nilai suhu optimal

32,8°C dengan kelembaban

39%.

2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan

simpulan penelitian dapat diajukan

saran-saran sebagai berikut:

a. Perlu adanya penelitian lanjutan

yang meneliti tentang pengaruh

bukaan, bentuk atap, bahan

material atap dan fluktuasi suhu

luar ruangan. Sehingga dapat

diketahui faktor apa saja yang

menyebabkan tidak tercapainya

kenyamanan termal ruang serta

faktor penyebab perbedaan hasil

pengukuran ruang existing

dengan hasil simulasi

b. Diharapkan data iklim Surakarta

tersedia pada aplikasi Autodesk

Ecotect Analysis sehingga tidak

perlu menginput satu persatu ke

dalam aplikasi.

c. Manfaat aplikasi Autodesk

Ecotect Analysis dapat

tersosialisasi kepada para

peneliti, instansi pendidikan dan

konsultan perencanaan dengan

lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional

Indonesia.(2001). SNI 03-

6572-2001 Tata Cara

Perancangan Sistem Ventilasi

dan Pengkondisian Udara

pada Bangunan Gedung.

Jakarta: Badan Standarisasi

Nasional Indonesia

Frick, H., Ardiyanto, A., Darmawan,

A.M.S. (2008). Ilmu Fisika

Bangunan. Yogyakarta:

Kanisius.

Idham, N. C. (2016). Arsitektur dan

Kenyamanan Termal.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kementrian Pendidikan Nasional.

(2007). Permendiknas No.24

tahun 2007 Standar Sarana

dan Prasarana untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madarasah

Tsanawiyah (SMP/MTS), dan

Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA). Jakarta:

Page 17: ANALISIS KENYAMANAN TERMAL MATERIAL SELUBUNG …

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS.

2Pembimbing I Budi Siswanto, S.Pd., M.Ars.

3Pembimbing II Ir.Chundakus Habsya, Ms.Ars.

16

Kementrian Pendidikan

Nasional

Keputusan Menteri P dan K No.

079/1975 Sarana dan

Prasarana.

Lippsmeier, George. (1997). Bangunan

Tropis- Edisi 2. Jakarta:

Erlangga.

Satwiko, Prasasto. (2004). Fisika

Bangunan 1- Edisi 1.

Yogyakarta: ANDI.

Siswanto, Budi. Pengaruh

Penambahan Material

Oraganik terhadap Suhu pada

Koridor Lingkungan.

Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Penerbit

ALFABETA, CV.

Widianto, B., Sudarmo, B.S., dan

Sujudwijono, N.A.S. (2013).

Transfer Termal pada

Selubung Bangunan SMPN 1

Plandaan Jombang. Malang:

Universitas Brawijaya.

Yurio Provandi. (2012). Pengaruh

Material Dinding terhadap

Nilai Ottv pada Berbagai

Orientasi Bangunan. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Anonim.(2013). Psychrometric Chart.

www.lehighcheme.wordpress.

com . 1 Agustus 2017 pukul

3.52

Anonim.(2014). Mean Radiant

Temperature.

www.wikipedia.org . diunduh

pada 10 Maret 2017 pukul

11.50