ANALISIS KELUARAN BERKAS RADIASI PESAWAT TERAPI LINAC TIPE VARIAN CX 6264 DI RS UNAND SKRIPSI Mona Vadila 1410441023 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2018
ANALISIS KELUARAN BERKAS RADIASI PESAWAT
TERAPI LINAC TIPE VARIAN CX 6264 DI RS UNAND
SKRIPSI
Mona Vadila
1410441023
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
ANALISIS KELUARAN BERKAS RADIASI PESAWAT TERAPI LINAC
TIPE VARIAN CX 6264 DI RS UNAND
SKRIPSI
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
dari Universitas Andalas
Mona Vadila
1410441023
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah
yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-‘Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat
(QS: Al-Mujadillah 11)
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Allah yang Maha pengasih nan
Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah engkau
jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat
dalam silahku merintih, aku haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa Al-Quran dan hadist sebagai pedoman hidup umat manusia.
“Ya Allah ya Rahman ya Rahim…Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara
kedua malaikatmu “kedua orang tuaku” yang setiap waktu ikhlas menjagaku,
mendidikku, membimbingku dengan baik. Ya Allah berikanlah balasan setimpal
syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya api
nerakamu”
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Mama dan Papa tercinta,
yang tiada pernah hentinya memberikan semangat, do’a, dorongan, nasihat, dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga anakmu selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada. Mama..Papa, terima kasih untuk setiap untaian
do’a dan kasih sayangmu, akhirnya apa yang kita impikan dahulu terwujud. Namun,
perjuangan sibungsumu belum usai sampai disini, maaf untuk setiap goresan luka
dan kekecewaan dihatimu, tak ada yang dapat membalas pengorbananmu, hanya
syurga Allah yang pantas sebagai balasannya, semoga Allah nanti mempertemukan
kita di jannah-Nya. Amiiiinnn. Mama..Papa terimalah karya kecil ini sebagai
buktiku dalam mencapai gelar sarjana dan keseriusanku dalam mencari jalan yang
diridhoi oleh Allah SWT.
Untukmu Papa (ARJALIN CHAN) dan Untukmu Mama (FITRI YENI)
…We always loving you…
Teruntuk kedua kakakku tersayang (Resi dan Mike)…Terima kasih telah
menjadi kakak terbaik untuk adik bungsumu, ibarat sungai kalian adalah perahu
yang menghantarkan adikmu ke seberang, entah sungai itu dalam ataukah arusnya
deras, kalian tak peduli, kalian tetap membimbing adikmu melawan derasnya
sungai yang penting adikmu ‘bahagia’, terima kasih untuk bahu-bahu yang luar
biasa kuat tempat aku bersandar, terima kasih untuk dekapan kehangatan yang
kalian beri untuk adikmu, tak ada tempatku berkeluh kesah selain kepada kalian
orang tua dan kedua kakakku tercinta. Dalam setiap langkah ini, aku berusaha
mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan, meski belum semua itu aku
raih, insyaAllah atas dukungan, do’a, dan restu semua impian itu akan terjawab di
masa penuh kehangatan nanti.
Terima kasih untuk keluarga besar yang tak dapat disebutkan satu persatu
dalam tulisan ini, terima kasih untuk Om Muslim, Pak Man, Mak Pang, Pak De
Kumis, dll. Terima kasih atas dukungan baik secara moral maupun materil. Terima
kasih atas do’a-do’a semua oom2, tante2, sepupu2, beserta seluruh keponakan.
Semoga kedepannya ilmu ini bisa bermanfaat bagi semua, Amiiinnn.
Ucapan terima kasih juga Mona sampaikan kepada:
Dosen Pembimbing Akademik
Terima kasih banyak Bapak Dr. Dahyunir Dahlan (Pak De) yang telah
bersedia membimbing dan memberikan masukan saat Mona membutuhkan arahan
dalam mengisi KRS setiap semester. Terima kasih sekali lagi Mona sampaikan
kepada Bapak karena telah memberikan motivasi sehingga IPK Mona dari semester
awal sampai semester akhir naik terus (Alhamdulillah ya Pak). Semoga pengarahan
yang senantiasa Bapak berikan selama ini menjadi amal jariah dan semoga Bapak
selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt.
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Dosen pembimbing tugas akhir yang sangat luar biasa, Ibu Dian Milvita,
M.Si yang tidak hanya mengajarkan, tetapi juga membimbing dan mendidik Mona
untuk menjadi lebih baik. Tidak hanya sebagai pembimbing, tetapi seperti seorang
ibu yang selalu mengingatkan anak-anaknya. Terimakasih banyak atas semua
masukan, kesabaran, dan waktu yang telah Ibu berikan kepada Mona. Maaf ya bu,
jika ada kata-kata dan sikap Mona yang pernah menyakiti perasaan Ibu atau
mengecewakan Ibu. Semoga apa yang Mona dapatkan dari Ibu selama ini
bermanfaat kedepannya. Semoga ilmu yang Ibu berikan menjadi amal jariah dan
semoga Ibu senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah swt.
Dosen Penguji Tugas Akhir
Dosen penguji tugas akhirku yaitu Ibu Dr. Dian Fitriyani, Bapak Dr. Techn
Marzuki, dan Bapak Dr. Dahyunir Dahlan (selaku dosen PA dan penguji juga ya
Pak), terimakasih banyak Bapak dan Ibu yang telah membimbing dan memberikan
saran-saran kepada Mona selama menyusun tugas akhir, sehingga Mona dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
Dosen Jurusan Fisika
Terima kasih untuk seluruh dosen dan pegawai akademis di lingkungan
jurusan fisika Unand, yang telah bersedia memberikan ilmu, waktu, nasehat,
pemahaman dan pengalamannya kepada Mona selama di kampus ini. Semoga
semua yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada Mona selama ini menjadi amal
jariah dan semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt.
Spesial untuk Abang Inces
Terima kasih banyak untuk Abang inces yang gak pernah bosan
nyemangatin. Makasih ya bg udah mau ngasih support dan doanya buat inces.
Makasih udah selalu ingatin inces untuk nyelesain skripsi ini, selalu nyemangatin
disaat inces lelah menunggu waktu penelitian. Makasih udah mau sabar ngadapin
kekanak-kanakan inces, dan berusaha untuk selalu mengerti inces. Makasih juga
kesediaan waktu abang untuk nemenin dan bantuin inces buat skripsi ini bg,
makasih abang udah mau hujan-hujan temenin inces belajar buat sidang. Makasih
banget ya bg. Akhirnya selesai juga ya bg. Alhamdulillah. Pokoknya makasih atas
semua masukan dan sarannya bg. Tetap jadi abang terbaiknya inces ya.
Wanita tangguhku “Helmita”
Terima kasih buat teman terbaikku Helmita. Sosok wanita tangguh yang
selalu menemani kemanapun diriku pergi. Terima kasih udah banyak bantuin aku
buat skripsi ini. Makasih udah luangkan waktunya buat ke kampus aku sampai
kamu delay dulu ke kampus kamu. Hehehe. Thanks a lot sistakuu. Trima kasih udah
pinjemkan printernya, hampir tiap malam ke rumahmu terus. Untungnya open
house ya sist. Maafkan diriku yaaa. Pokoknya beruntung banget bisa kenal kmu
lebih dekat. Serasa udah lebih seperti saudara sendiri. Semoga betah sama diriku
dan semoga cepat nyusul gelar S.Si nya sista.
Rekan-rekan Laboratorium Komputer
Terima kasih kepada rekan-rekan Labkom (Beb Orinku syg, Weni unyil,
Nira, Dedek, Caam, Uwi, Elan, Aida, Dede, Novi, Tinah, Jijim, Rozi, Syafiq, Ami,
Caul, Pa’i), Terima kasih ya rekan-rekanku yang secara tidak langsung telah
mengingatkanku arti sebuah amanah. Terima kasih udah mau saling berbagi ilmu
yang kita miliki masing-masing. Jangan pernah lelah belajar buat kita semua ya.
Buat adek-adek 15 semangat terus ngawasnya dek, jangan pernah bosan ya.
Keluarga KFC Squad
Sahabat-sahabatku, keluargaku yang tercinta dan tersayang KFC Squad.
Bersyukur banget bisa jadi bagian dari kalian sahabat. Tak banyak kata yang bisa
aku bilang kekalian, perbanyak saja do’a diantara kita, semoga persahabatan ini
tidak hanya hingga perkuliahan selesai, tetapi tetap kompak hingga semua
dipanggil keharibaan-Nya. Terimakasih banyak sahabat atas semua dukungan, do’a
dan motivasinya selama ini. Semoga sahabat semuanya diberi kemudahan dalam
menyelesaikan pendidikanya di kampus Unand tercinta ini. Amiiinnn.
PHOTON
Terimakasih “PHOTON-ku” sudah membantu diriku saat kuliah maupun
penelitian. Tetap semangat ya bagi teman-teman yang sedang penelitian, semoga
penelitiannya lancar dan dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
Keluarga BP 023
Untuk bang Shadri, kak Chinta, kak Zeni, dan sobebku Tio, terimakasih
banyak sudah membantu, dan memberikan semangat untuk diriku selama ini.
Untuk adik Bp (Vidho, Yuni, Yudi, Elisabeth, Husnul, Wahyu, Haikal dan adik
18), semoga kuliahnya lancar dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Jangan
pernah malu bertanya kepada senior-senior maupun dosen jika ada masalah
dalam kuliah maupun mengenai tugas akhir. Semoga dengan sering bertanya
kepada senior dan dosen dapat membantu dan memotivasi adek-adek kakak
semuanya.
“Setitik kasih membuat kita sayang, seucap janji membuat kita percaya, sekecil
luka membuat kita kecewa, tapi sebuah persahabatan akan bermakna selamanya”
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat Mona
persembahkan. Terima kasih beribu terima kasih teruntuk semua yang telah ada
dan menemani dalam perjuangan ini..
...I Love You All…
Mona Vadila, S.Si
i
ANALISIS KELUARAN BERKAS RADIASI PESAWAT
TERAPI LINAC TIPE VARIAN CX 6264 DI RS UNAND
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang analisis keluaran berkas radiasi (berkas foton
dan elektron) pesawat terapi linear acceleration (LINAC) pada fantom air. Analisis
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pesawat terapi LINAC selama digunakan
dengan mengacu pada nilai 1 cGy sama dengan 1 MU yang diperoleh dari analisis
ionisasi chamber, suhu, tekanan, efek polaritas dan rekombinasi ion. Penelitian
dilakukan dengan variasi energi 6 MV dan 10 MV untuk berkas foton dan 4 MeV,
6 MeV, 9 MeV, 12 MeV, 15 MeV dan 18 MeV untuk berkas elektron. Ukuran luas
lapangan penyinaran yang digunakan adalah (10 x 10) cm dengan Source to Surface
Distance (SSD) 100 cm. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada berkas foton
energi 6 MV dan 10 MV didapatkan nilai keluaran per 1 MU sebesar 1,026 cGy
dan 1,025 cGy dengan deviasi pengukuran 2,60 % dan 2,56 %, nilai ini masih
berada dalam rentang toleransi pengukuran yaitu < 3 %. Berkas elektron energi 4
MeV, 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV, 15 MeV dan 18 MeV didapatkan nilai keluaran per
1 MU sebesar 0,981 cGy, 1,005 cGy, 1,019 cGy, 1,013 cGy, 1,017 cGy dan 1,007
cGy dengan deviasi pengukuran 1,92 %, 0,54 %, 1,90 %, 1,30 %, 1,73 % dan
0,72%, nilai ini masih berada dalam rentang toleransi pengukuran yaitu < 3 %.
Kata kunci: berkas elektron, berkas foton, fantom air, LINAC
ii
ANALYSIS OF RADIOTHERAPY BEAM OUTPUT OF LINAC TYPE
VARIAN CX 6264 AT ANDALAS UNIVERSITY HOSPITAL
ABSTRACT
The radiotherapy beam output (photon beam and electron beam) of linear
acceleration (LINAC) on the water phantom has been analysed. The analysis aims
to determine the condition of LINAC when it is operated the with reference value
of 1 cGy equal to 1 MU obtained from chamber ionization analysis, temperature,
pressure, polarity effects and ion recombination. Research was conducted with 6
MV and 10 MV energy variations for photon beam and 4 MeV, 6 MeV, 9 MeV, 12
MeV, 15 MeV and 18 MeV for electron beam. The size of the radiation field used
is (10 x 10) cm with Source to Surface Distance (SSD) of 100 cm. The result of
showed that 6 MV and 10 MV photon beam obtained output value per 1 MU equal
to 1.026 cGy and 1.025 cGy with deviation measurement 2.60 % and 2.56 %
respectively. These values are still in measurement tolerance range of < 3 %.
Electron energy beam 4 MeV, 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV, 15 MeV and 18 MeV
obtained output value per 1 MU are 0.981 cGy, 1.005 cGy, 1.019 cGy, 1.013 cGy,
1.017 cGy and 1.007 cGy with measurement deviation 1.92 %, 0.54 %, 1.90 %,
1.30 %, 1.73 % and 0.72 % correspondingly. These values are within the
measurement tolerance range of < 3 %.
Keywords: electron beam, photon beam, water phantom, LINAC
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains pada Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas. Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas oleh bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
dorongan, do’a dan motivasi yang luar biasa kepada penulis.
2. Ibu Dian Milvita, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dibangku
perkuliahan serta skripsi ini.
3. Bapak Dr. Dahyunir Dahlan selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan masukan selama ini.
4. Ibu Dr. Dian Fitriyani, Bapak Dr. Imam Taufiq dan Bapak Dr. Dahyunir
Dahlan selaku dosen penguji yang telah memberikan kritikan dan saran
sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.
iv
5. Ketua Jurusan Fisika dan seluruh dosen yang telah berbagi ilmu,
pemahaman dan pengalamannya, serta seluruh pegawai akademis di
lingkungan Jurusan Fisika atas segala kemudahan dan bantuan yang telah
diberikan.
6. Segenap pihak RS Universitas Andalas Padang, yang telah membantu
proses terlaksananya penelitian yang penulis lakukan.
7. Radioterapis RS Universitas Andalas Padang, serta seluruh staf instalasi
radioterapi yang telah banyak membantu proses penelitian.
8. Rekan-rekan angkatan dan laboratorium Fisika Nuklir Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Andalas.
9. Semua pihak yang membantu penulis untuk menyelesaikan studi di Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Andalas.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca.
Padang, 12 Juli 2018
Mona Vadila
v
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ...................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ............................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
2.1 Radiasi ............................................................................................... 6
2.2 Sinar-X ............................................................................................... 7
2.3 Radioterapi ......................................................................................... 8
2.4 Interaksi Radiasi Elektromagnet dengan Bahan .............................. 10
2.5 Pesawat Terapi Linear Accelerator (LINAC) ................................. 13
2.5.1 Linear Accelerator (LINAC) .................................................. 13
2.5.2 Cara Kerja LINAC.................................................................. 14
2.5.3 Terapi Foton LINAC .............................................................. 16
2.5.4 Terapi Elektron LINAC .......................................................... 17
2.6 Percentage Depth Dose (PDD) ........................................................ 18
2.7 Dosis Serap ...................................................................................... 19
2.8 Fantom ............................................................................................. 20
2.9 Protokol Technical Report Series (TRS) 398 IAEA ........................ 20
2.10 Faktor Koreksi Penentuan Dosis Keluaran Berkas Radiasi LINAC 22
2.11 Ionisasi Chamber ............................................................................. 24
vi
2.12 Keluaran Berkas Radiasi LINAC pada Kedalaman Referensi ........ 26
2.13 Keluaran Berkas Radiasi LINAC pada Kedalaman Maksimum ..... 28
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 29
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 29
3.2.1 Bahan Penelitian ..................................................................... 29
3.2.2 Alat Penelitian ........................................................................ 29
3.3 Teknik Penelitian ............................................................................. 35
3.3.1 Pengukuran PDD Berkas Foton dan Elektron ........................ 35
3.3.2 Pengukuran Faktor Koreksi .................................................... 36
3.3.3 Pengukuran Keluaran Berkas Radiasi LINAC ....................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 40
4.1 Hasil Pengukuran Jumlah Muatan Berkas Foton ............................. 40
4.2 Hasil Perhitungan Faktor Koreksi Berkas Foton ............................. 41
4.3 Hasil Perhitungan Keluaran Berkas Foton ....................................... 42
4.4 Hasil Pengukuran Jumlah Muatan Berkas Elektron ........................ 44
4.5 Hasil Perhitungan Faktor Koreksi Berkas Elektron ......................... 45
4.6 Hasil Perhitungan Keluaran Berkas Elektron .................................. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 49
5.2 Saran ................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................... 52
vii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Eksperimental sinar-X .......................................................................... 7
Gambar 2.2 Proses interaksi efek fotolistrik .......................................................... 11
Gambar 2.3 Peristiwa hamburan Compton ............................................................ 12
Gambar 2.4 Proses produksi pasangan .................................................................. 13
Gambar 2.5 LINAC secara medik .......................................................................... 15
Gambar 2.6 (a) Kepala LNAC model terapi foton, (b) model terapi elektron ....... 16
Gambar 2.7 Persen dosis kedalaman yaitu Dd/Dd0 ................................................ 19
Gambar 2.8 Prinsip kerja bilik ionisasi .................................................................. 25
Gambar 2.9 Ionisasi akibat radiasi ......................................................................... 25
Gambar 3.1 Pesawat terapi LINAC ....................................................................... 29
Gambar 3.2 Fantom air .......................................................................................... 30
Gambar 3.3 Blue Phantom ..................................................................................... 31
Gambar 3.4 Elektrometer ....................................................................................... 31
Gambar 3.5 Ion Chamber Plane Parallel .............................................................. 32
Gambar 3.6 Ion Chamber Farmer ......................................................................... 32
Gambar 3.7 Termometer ........................................................................................ 33
Gambar 3.8 Barometer ........................................................................................... 33
Gambar 3.9 Ion chamber reference dan field......................................................... 34
Gambar 3.10 Computer Control Unit (CCU) ........................................................ 34
Gambar 3.11 Skema teknik penelitian ................................................................... 39
viii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 Data pengukuran jumlah muatan pada berkas foton .............................. 40
Tabel 4.2 Nilai faktor-faktor koreksi keluaran berkas foton .................................. 41
Tabel 4.3 Penentuan keluaran berkas foton ........................................................... 43
Tabel 4.4 Data pengukuran jumlah muatan pada berkas elektron ......................... 44
Tabel 4.5 Nilai faktor-faktor koreksi keluaran berkas elektron ............................. 45
Tabel 4.6 Penentuan keluaran berkas elektron ....................................................... 47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran A Penentuan kedalaman pengukuran untuk berkas elektron ............... 53
Lampiran B Nilai PDD elektron pada kedalaman ekuivalen zref ......................... 53
Lampiran C Nilai-nilai parameter kualitas berkas foton ...................................... 53
Lampiran D Perhitungan zref, TPR20,10, ktp, kpol, ks, MQ, Dw,q, dan Dwqmax ........... 53
Lampiran E Kondisi referensi untuk kalibrasi ionisasi chamber ......................... 56
Lampiran F Tabel 4.VII TRS 398 koefisien kuadratik ........................................ 57
Lampiran G Kondisi referensi penentuan dosis serap air .................................... 57
Lampiran H
H.1 Kondisi referensi penentuan keluaran berkas foton ......................... 57
H.2 Kondisi referensi penentuan keluaran berkas elektron .................... 58
Lampiran I Tabel 6.III TRS 398 kalkulasi nilai kQ berkas foton ........................ 58
Lampiran J Tabel 7.III TRS 398 kalkulasi nilai kQ berkas elektron ................... 59
Lampiran K
K.1 Perkiraan ketidakstabilan Dwq saat zref pada berkas foton ................ 59
K.2 Perkiraan ketidakstabilan Dwq saat zref pada berkas elektron ........... 60
Lampiran L Jaminan kualitas LINAC .................................................................. 60
Lampiran M
M.1 Data pengukuran jumlah muatan foton ............................................ 61
M.2 Data pengukuran jumlah muatan elektron ....................................... 62
Lampiran N Sertifikat kalibrasi pesawat terapi LINAC ...................................... 64
Lampiran O Dokumentasi .................................................................................... 65
x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
SINGKATAN Nama pemakaian
pertama kali
pada hal
CCU Computer Control Unit 34
DNA Deoxyribose Nucleic Acid 1
IAEA International Atomic Energy Agency 2
LINAC Linear Accelerator 1
MeV Megaelektron Volt 1
MU Monitor Unit 3
MV Megavolt 1
PDD Percentage Depth Dose 18
TLD Thermoluminesence Dosimeter 20
TPR Tissue Phantom Ratio 21
TRS Technical Report Series 2
SSD Source to Surface Distance 3
LAMBANG
Å amstrong 7
Dd dosis serap suatu kedalaman 18
Dmax dosis serap kedalaman maksimum 18
dE energi yang diserap oleh medium 19
dm massa yang dimiliki medium 19
kelec faktor kalibrasi elektrometer 23
kpol efek polaritas 23
ks rekombinasi ion 23
kTP faktor tekanan dan temperatur 22
M muatan 23
P tekanan 22
R50 kedalaman paro 27
T temperatur 22
Z nomor atom 11
Zmax kedalaman maksimum 27
Zref kedalaman referensi ekuivalen 27
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radioterapi merupakan metode pengobatan penyakit-penyakit keganasan
dengan menggunakan radiasi pengion (Susworo, 2007). Proses ionisasi sebagai
hasil interaksi radiasi pengion dengan sel kanker akan membuat rantai DNA kanker
tersebut putus sehingga mematikan jaringan tersebut (Williams dan Thwaites,
1993). Oleh karena itu, diusahakan agar dosis radiasi yang diberikan pada sel
kanker harus terdistribusi secara merata dan sebisa mungkin meminimalisir dosis
radiasi yang jatuh di luar lapangan penyinaran. Rentang energi elektron untuk
keperluan radioterapi adalah (6-29) MeV (Khan, 2005). Keluaran berkas elektron
dengan energi tinggi dapat digunakan untuk terapi kanker yang dekat pada
permukaan atau ditembakkan ke sebuah target untuk menghasilkan sinar-X energi
tinggi yang dapat digunakan untuk terapi kanker pada kedalaman tertentu
(Darmawati dan Suharni, 2012).
Linear Accelerator (LINAC) adalah salah satu contoh pesawat teleterapi
yang dirancang untuk mempercepat pergerakan elektron secara linier sehingga
dapat menghasilkan berkas foton dan elektron (Khan, 2005). Berkas foton biasanya
terdiri dari variasi energi 6 MV dan 10 MV, sedangkan berkas elektron biasanya
terdiri dari variasi energi (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV. Berkas foton biasanya
digunakan untuk menyinari kanker yang berada di dalam jaringan tubuh misalnya
kanker payudara, kanker servix dan kanker nasofaring, sedangkan berkas elektron
biasanya digunakan untuk menyinari kasus kanker kulit (Pratiwi, 2010).
2
Pengukuran dosis pada radioterapi harus dilakukan dengan tepat dan sesuai
standar. Perhitungan dosis juga harus mengikuti protokol Technical Report Series
(TRS) 398 yang dikeluarkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA)
pada akhir tahun 2000. TRS 398 adalah suatu kode praktis Internasional untuk
dosimetri berdasarkan standar dosis serap air yang dijadikan sebagai pedoman
dalam penentuan dosis serap berkas radiasi pesawat terapi eksternal. TRS 398
merekomendasikan penggunaan detektor ionisasi chamber plane parallel untuk
elektron dan detektor ionisasi chamber farmer untuk foton energi tinggi dengan
pengukuran berkas radiasi dikalibrasi langsung di dalam air atau fantom air.
Fantom merupakan suatu bentuk permodelan dari objek manusia yang digunakan
dalam bidang radiologi baik radiodiagnostik maupun radioterapi untuk evaluasi
kualitas gambar radiograf secara realistis.
Berdasarkan TRS 398, fantom air yang digunakan harus 5 cm lebih panjang
pada setiap sisinya daripada lapangan yang digunakan dan sekurang-kurangnya 5
g/cm2 melebihi kedalaman pengukuran maksimum dengan ukuran luas lapangan
penyinaran radiasi pada permukaan fantom (10 x 10) cm, dan jarak sumber radiasi
ke permukaan fantom 100 cm. IAEA merekomendasikan agar dosis yang diberikan
dalam terapi pasien memiliki ketidakakuratan yang dapat ditoleransi pada
jangkauan ± 5 %, bahkan keluaran radiasinya bisa sampai ± 3 %. Jika keluaran
radiasi yang diperoleh > 3 %, maka akan memberikan dampak negatif pada pasien.
Paningaran dkk. (2015) telah melakukan penelitian tentang analisis
keluaran berkas radiasi LINAC, yaitu berkas sinar-X. Analisis dilakukan dengan
energi 6 dan 10 MV, ukuran lapangan penyinaran (10 x 10) cm, kedalaman referensi
3
(zref) 10 cm, dan SSD 100 cm. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi
pesawat LINAC selama digunakan dengan mengacu pada nilai 1 cGy sama dengan
1 Monitor Unit (MU) yang diperoleh dari analisis tissue phantom ratio, ionisasi
chamber, suhu, tekanan, kelembaban, efek polaritas dan rekombinasi ion. Hasil
analisis menunjukkan bahwa pada berkas radiasi sinar-X 6 MV dosis yang
diperoleh yakni 0,99 cGy/MU dan untuk berkas radiasi sinar-X 10 MV dosis yang
diperoleh yakni 1,02 cGy/MU, dengan deviasi pengukuran 1 % dan 2 % dimana
nilai ini masih dalam rentang toleransi pengukuran yaitu < 3 %.
Rahayu dkk. (2015) juga telah melakukan penelitian tentang analisis
keluaran berkas radiasi LINAC, yaitu berkas elektron. Analisis dilakukan dengan
variasi energi 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV dan 15 MeV menggunakan protokol
Technical Report Series (TRS) 398 IAEA. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
dosis radiasi output elektron pesawat LINAC untuk energi 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV
dan 15 MeV dengan menggunakan water phantom, kemudian hasil tersebut
dibandingkan dengan standar pada protokol TRS 398 IAEA. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa pada kedalaman maksimum berkas elektron 6 MeV,
9 MeV, 12 MeV dan 15 MeV pada luas lapangan (10 x 10) cm mengalami
penyimpangan yang bervariasi namun masih sesuai dengan batas toleransi yang
ditetapkan yaitu ± 3 %.
Penelitian tentang analisis keluaran berkas radiasi (berkas foton dan
elektron) pesawat terapi LINAC perlu dilakukan di Instalasi Radioterapi RS
Universitas Andalas, Padang. Pesawat terapi LINAC RS Universitas Andalas
diproduksi pada tahun 2017 dan belum pernah beroperasi dalam pengobatan pasien,
4
namun pesawat terapi LINAC RS ini sudah dikalibrasi. Sebelum LINAC di RS
beroperasi, maka perlu dilakukan analisis keluaran berkas radiasi terlebih dahulu
agar dosis radiasi yang diterima pasien sesuai dengan yang dibutuhkan dan sesuai
dengan asas proteksi radiasi. Penelitian ini sama dengan Paningaran dkk. (2015),
yaitu menggunakan variasi energi foton sebesar 6 MV dan 10 MV. Akan tetapi,
berbeda dengan penelitian Rahayu dkk. (2015). Penelitian ini menggunakan variasi
energi elektron sebesar (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV. Perbedaan variasi energi foton
dan elektron bergantung pada tipe pesawat terapi LINAC yang digunakan. Setiap
penggunaan energi foton dan elektron pada pesawat terapi LINAC untuk
pengobatan pasien ditentukan oleh posisi kedalaman kanker, jenis kanker dan luas
lapangan kanker.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah menganalisis keluaran berkas radiasi foton dan
elektron pada pesawat terapi LINAC berdasarkan standar Technical Report Series
(TRS) 398 IAEA di Instalasi Radioterapi Universitas Andalas Padang.
Manfaat penelitian adalah untuk mengetahui keluaran berkas radiasi (berkas
foton dan elektron) yang keluar dari pesawat terapi LINAC sesuai standar pada
protokol TRS 398 IAEA, sehingga berkas foton dan elektron yang keluar dari
pesawat terapi LINAC sesuai dengan yang diperlukan pasien dan sesuai asas
proteksi radiasi (justifikasi, optimasi dan limitasi) .
5
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian dibatasi pada variasi energi 6 MV dan 10 MV untuk berkas foton
dan (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV untuk berkas elektron. Pengukuran keluaran
berkas radiasi (berkas foton dan elektron) ini dilakukan pada fantom air dengan luas
lapangan penyinaran (10 x 10) cm dan Source to Surface Distance (SSD) 100 cm.
Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan standar pada protokol TRS 398
IAEA.
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Radiasi
Radiasi adalah suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel (BATAN,
2014). Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik adalah jenis radiasi yang
tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah sinar gamma dan
sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari,
gelombang microwave, radar dan handphone.
Secara garis besar radiasi terbagi menjadi dua, diantaranya :
a. Radiasi pengion yaitu jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
apabila berinteraksi dengan materi. Jenis radiasi pengion antara lain: partikel alpha,
partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Radiasi pengion dapat
menyebabkan kematian atau kelainan pada sel, dalam waktu sementara maupun
permanen. Radiasi pengion juga dapat menyebabkan mutasi pada gen, sehingga
dapat mengganggu keturunan. Akan tetapi, radiasi pengion ini dapat digunakan
dalam berbagai tindakan medis. Cabang kedokteran yang menggunakan radiasi
pengion dalam tindakan medis adalah radioterapi, radiologi terapi atau onkologi
radiasi (Podgorsak, 2003).
b. Radiasi non-pengion yaitu jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Jenis radiasi non-pengion antara lain:
gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi),
gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler
handphone), sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas),
7
cahaya tampak (yang bisa kita lihat), sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
Berbeda dengan radiasi pengion, radiasi non-pengion tidak mampu untuk
memindahkan elektron atau mengionisasi atom atau molekul, sehingga radiasi ini
tidak sebahaya radiasi pengion. Radiasi ini juga memiliki frekuensi yang jauh lebih
rendah dari radiasi pengion, sehingga mungkin tidak dapat membahayakan
kesehatan.
2.2 Sinar-X
Sinar-X atau sinar Roentgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara (0,1-1) Å dan memiliki
energi dalam rentang 100 eV-100 KeV (Podgorsak, 2003). Sinar-X umumnya
digunakan dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah
bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya. Manfaat sinar-X dalam ilmu
kedokteran yaitu dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ
tubuh yang lain tanpa melakukan pembedahan langsung pada tubuh pasien. Berikut
eksperimental sinar-X dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Eksperimental sinar-X
(Sumber: Beiser, 2003)
8
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat
dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen
dihubungkan ke transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi
suplai sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung
Roentgen, sehingga elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya,
sehingga terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan-awan elektron. Anoda dan
katoda dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi (10-150) kV.
Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplai ke
elektroda tabung Roentgen. Elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan
ditarik menuju anoda, akibatnya terjadilah suatu loop (rangkaian tertutup) maka
akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik yang disebut arus
tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut
akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat di inti atom
disebut peristiwa sinar-X Bremsstrahlung dan apabila menabrak elektron di kulit
K, disebut K karakteristik (Darmawan, 1987). Akibat tabrakan ini maka terjadi
hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini
akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan
suatu gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang dan energi yang
berbeda-beda (Wiryosimin, 1995). Gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang (0,1-1) Å inilah yang kemudian disebut sinar-X atau sinar Roentgen.
2.3 Radioterapi
Radioterapi merupakan tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel normal sekecil
9
mungkin. Dosis yang diberikan kepada organ target dalam radioterapi haruslah
tepat dengan mengusahakan dosis ke bagian tubuh lainnya serendah mungkin
(Wahyuni, 2013). Dosis yang berlebih akan membahayakan pasien, sedangkan
dosis yang rendah akan mempengaruhi penyembuhan pasien. Radiasi bisa
digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak,
payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit dan
sebagainya. Cara dan besar dosis radiasi yang diberikan bergantung pada: jenis
kanker, lokasi kanker, kerusakan jaringan sekitar, kesehatan umum dan riwayat
medis penderita.
Radioterapi terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Radiofarmaka
Radiofarmaka merupakan unsur radioaktif dengan kit farmaka tertentu yang
digunakan dalam bidang kedokteran nuklir, baik digunakan untuk tujuan diagnosis
maupun terapi. Sisa-sisa unsur radioaktif yang tidak terpakai keluar dari tubuh
melalui air liur, keringat dan air kencing. Dalam kurun waktu tertentu cairan ini
bersifat radioaktif, tetapi setelah itu tidak lagi bersifat radioaktif. Itu sebabnya
penderita yang menjalani terapi ini perlu menjalani rawat inap.
2. Radiasi Internal (Brakiterapi)
Brakiterapi (radiasi jarak dekat) merupakan metode terapi radiasi dengan
menempatkan sumber radiasi di dekat daerah target. Sumber radiasi berupa
susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter atau butiran kecil,
jarum, pellet, jepit rambut yang berisi isotop radioaktif Ir-192, Cs-137, I-125, Co-
60 dan lain sebagainya yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya.
10
Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan
jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Contoh kanker yang diobati dengan
brakiterapi adalah kanker payudara, kanker kepala dan kanker vagina.
3. Radiasi Eksternal (Teleterapi)
Teleterapi merupakan terapi radiasi yang menggunakan sumber radiasi yang
berada pada jarak tertentu dari tubuh. Tujuan teleterapi adalah untuk mendapatkan
efek terapi yang maksimum pada jaringan kanker dan minimum pada jaringan
normal. Terapi eksternal meliputi terapi radiasi yang menggunakan pesawat terapi
Co-60, Linear Accelerator (LINAC), pesawat terapi Cs-137 dan lain sebagainya.
2.4 Interaksi Radiasi Elektromagnet dengan Bahan
Radiasi elektromagnet termasuk jenis radiasi pengion apabila energinya
cukup tinggi sehingga mempunyai kemampuan untuk membentuk ion apabila
berinteraksi dengan bahan (Wiryosimin, 1995). Ada tiga proses utama yang dapat
terjadi apabila radiasi elektromagnetik melewati suatu bahan penyerap, yaitu
(Akhadi, 2000):
1. Efek fotolistrik
Efek fotolistrik timbul karena interaksi antara radiasi elektromagnetik
dengan elektron-elektron dalam atom bahan. Pada peristiwa ini energi foton
diserap seluruhnya oleh elektron yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga
elektron tersebut terlepas dari ikatan inti atom. Elektron yang terlepas itu disebut
“fotoelektron”. Karena interaksinya terjadi dengan elektron yang terikat kuat, maka
efek fotolistrik harus dianggap sebagai interaksi antara foton dengan atom secara
keseluruhan, bukan hanya dengan elektron saja. Untuk itu lebih sering dikatakan
11
bahwa efek fotolistrik merupakan interaksi antara foton dengan elektron atom.
Efek fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi rendah, yaitu berkisar antara
0,01 MeV hingga 0,5 MeV, dan dominan pada energi foton di bawah 0,1 MeV.
Radiasi elektromagnetik dengan energi fotonnya kecil akan berinteraksi dengan
elektron-elektron yang berada di orbit luar atom. Semakin besar energi foton maka
elektron-elektron yang berada pada orbit lebih dalam akan dilepaskan. Efek
fotolistrik ini umumnya banyak terjadi pada materi dengan nomor atom (Z) yang
besar, seperti pada tembaga (Z=29) atau timah hitam (Z=82). Proses interaksi efek
fotolistrik dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Proses interaksi efek fotolistrik
(Sumber: Akhadi, 2000)
Elektron yang terlempar ke luar dari atom paling mungkin berasal dari
elektron di kulit K. Energi foton datang sebagian besar berpindah ke elektron
fotolistrik dalam bentuk energi kinetik elektron, dan sebagian sangat kecil dipakai
untuk melawan energi ikat elektron. Elektron terlempar selanjutnya dapat
melakukan proses ionisasi atom-atom lain di dalam bahan. Efek fotolistrik dapat
berlangsung, maka energi foton datang sekurang-kurangnya harus sama dengan
energi ikat elektron yang berinteraksi.
12
2. Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi tertentu
berinteraksi dengan elektron bebas atau elektron yang tidak terikat secara kuat oleh
inti, yaitu elektron yang berada pada kulit terluar dari atom. Elektron kinetik
tertentu disertai foton hambur dengan energi lebih rendah dibandingkan foton
datang. Dalam hamburan Compton, energi foton datang yang diserap atom diubah
menjadi energi kinetik elektron dan foton hamburan yang berenergi lebih rendah.
Elektron selanjutnya akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom
bahan. Peristiwa hamburan Compton dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Peristiwa hamburan Compton
(Sumber: Akhadi, 2000)
3. Produksi pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik
dalam inti atom berat. Proses ini hanya dapat terjadi dalam medan listrik di sekitar
partikel bermuatan, terutama dalam medan sekitar inti. Dalam proses produksi
pasangan, dapat dianggap bahwa foton berinteraksi dengan atom secara
13
keseluruhan. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai gantinya
timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron/positron ekuivalen
dengan 0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada energi foton
datang ≥ 1,02 MeV. Proses produksi pasangan dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Proses produksi pasangan
(Sumber: Akhadi, 2000)
Produksi pasangan hanya penting untuk radiasi elektromagnetik berenergi
tinggi. Produksi pasangan meningkat dengan meningkatnya energi radiasi
elektromagnetik yang datang. Proses ini juga proporsional dengan Z2 bahan
penyerap. Oleh karena itu, produksi pasangan ini lebih sering terjadi pada bahan
dengan nomor atom tinggi.
2.5 Pesawat Terapi Linear Accelerator (LINAC)
2.5.1 Linear Accelerator (LINAC)
LINAC adalah salah satu pesawat teleterapi yang menggunakan gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan
seperti elektron dengan energi tinggi saat melewati tabung linear. Elektron
berenergi tinggi tersebut bisa digunakan untuk mengobati kanker pada kedalaman
14
yang dangkal, atau elektron tersebut dikenakan pada target sehingga menghasilkan
foton untuk mengobati kanker dengan kedalaman yang cukup jauh.
LINAC memiliki dosis yang seragam dengan foton energi tinggi dan berkas
elektron pada bagian kanker pasien. Proses ionisasi sebagai hasil dari interaksi
radiasi pengion (berkas foton dan elektron) dengan materi (kanker) akan membuat
rantai Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) kanker terputus sehingga dapat mematikan
jaringan kanker tersebut. Input yang dibutuhkan adalah jumlah dalam Monitor Unit
(MU). Jumlah MU ini bergantung pada besar dosis yang akan disampaikan,
kedalaman kanker, laju dosis referensi/kalibrasi monitor, ukuran pengaturan
kolimator, luas lapangan kanker dan variabel-variabel lainnya (Khan, 2005).
2.5.2 Cara Kerja LINAC
Elektron merupakan sumber awal radiasi yang dikenakan ke pasien.
Elektron pada pesawat terapi LINAC bersumber dari electron gun. Kemudian
elektron tersebut dipercepat oleh gelombang mikro yang disuplai dari magnetron
menjadi elektron berenergi tinggi. Proses mempercepat elektron dilakukan di
dalam sebuah tabung yang disebut accelarator waveguide. Selanjutnya elektron
yang telah dipercepat oleh gelombang mikro akan dilewatkan ke magnet pembelok.
Magnet pembelok akan membelokkan berkas elektron sebesar 90°, agar berkas
elektron dapat diarahkan sesuai dengan keperluan radiasi (Nurman dan Bambang,
2007). Pada magnet pembelok elektron dengan energi yang sedikit lebih tinggi atau
lebih rendah dari yang dikehendaki, akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga
energi dan lintasannya dapat sesuai kembali dengan yang dikehendaki.
15
Elektron dengan penyimpangan energi yang lebih besar akan dihilangkan
oleh sebuah filter celah mekanis. Dengan demikian, dapat dihasilkan pemfokusan
yang sangat baik dari berkas elektron serta energi yang monokromatis (Podgorsak,
2003). Gambar LINAC secara medik dapat dilihat pada Gambar 2.5. Setelah
mengalami pembelokan, berkas elektron berenergi tinggi yang keluar dari magnet
pembelok akan dipakai untuk terapi foton dapat dilihat pada Gambar 2.6 (a) dan
terapi elektron dapat dilihat pada Gambar 2.6 (b).
Gambar 2.5 LINAC secara medik
(Sumber: Podgorsak, 2003)
16
Gambar 2.6 (a) Kepala LINAC model terapi foton, (b) model terapi elektron
(Sumber : Khan, 2005)
2.5.3 Terapi Foton LINAC
Bila yang dikehendaki berkas foton, maka berkas elektron berenergi tinggi
tersebut dilewatkan pada target. Pengereman oleh target pada elektron yang
dipercepat gelombang mikro menghasilkan sinar-X Bremsstrahlung. Sinar-X
Bremsstrahlung adalah foton dengan spektrum energi yang kontinu. Penciptaan
foton mempunyai intensitas yang tinggi pada arah sumbu target. Maksimum energi
foton akan sama dengan energi elektron datang yang ditembakkan ke target. Foton
tesebut akan diteruskan melewati primary collimator menuju bagian carrousel.
Bagian carrousel akan mengeluarkan alat filter pemerata (flattening filter). Filter
pemerata yang terbuat dari baja anti karat bertujuan mencapai kerataan (flatness)
yang diperlukan. Kemudian foton hasil pemerata diteruskan ke ion chamber untuk
membentuk dosis foton dalam jumlah Monitor Unit (MU). Lalu diteruskan ke
(a) (b)
17
secondary collimator untuk lebih mendapatkan foton dalam MU yang lebih flat.
Hasil akhir terapi foton akan keluar dari bagian pada LINAC yang disebut gantry,
yang berotasi sekitar pasien. Pasien berbaring di meja perawatan yang dapat
bergerak. Untuk menjamin ketepatan posisi pasien digunakan bantuan laser
vertikal dan horizontal yang dipasang di dinding ruangan perawatan. Radiasi bisa
disampaikan pada kanker dengan berbagai sudut dari rotasi gantry (sampai 360°)
dan perpindahan meja perawatan yang bertujuan memaksimalkan pencapaian
target.
2.5.4 Terapi Elektron LINAC
Berbeda dengan terapi foton, pada terapi elektron hasil ekstrak berkas
elektron yang telah dipercepat oleh gelombang mikro langsung diteruskan ke
primary collimator tanpa ditembakkan pada target. Kemudian dari primary
collimator berkas elektron diteruskan bagian carrousel, saat melewati bagian
carrousel yang dikeluarkan adalah alat scattering foil. Tujuannya agar ekstrak
berkas elektron dapat terhamburkan. Lalu ekstrak berkas elektron akan dilanjutkan
lagi menuju ke secondary collimator. Tujuannya agar mendapatkan ekstrak berkas
elektron yang lebih rata dan meminimalkan luas lapangan berkas elektron. Terapi
elektron LINAC dilengkapi dengan electron applicator, yang digunakan untuk
membantu berkas elektron hasil secondary collimator jatuh pada field size yang
tepat.
18
2.6 Percentage Depth Dose (PDD)
Percentage Depth Dose (PDD) adalah hasil bagi dari dosis serap pada suatu
kedalaman tertentu (Dd) dengan dosis serap pada suatu kedalaman tertentu dengan
dosis serap pada kedalaman maksimum (Dmax) yang dinyatakan dalam persentase
yang dapat dilihat pada Persamaan 2.1 (Leung, 1990).
PDD = (𝐷𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥) x 100% (2.1)
dengan
Dd : dosis serap pada suatu kedalaman (Gy)
Dmax : dosis serap pada kedalaman maksimum (Gy)
Dosis maksimum (Dmax) dari dosis yang diberikan dapat dilihat pada
Persamaan 2.2.
Dmax = (𝐷𝑑
𝑃𝐷𝐷) x 100% (2.2)
Persen dosis kedalaman yaitu Dd/Dd0 dengan Dd berada pada kedalaman
yang diinginkan dan Dd0 merupakan kedalaman referensi pada dosis maksimum.
Distribusi dosis pada sumbu utama dalam pasien atau fantom yang dikenal sebagai
PDD, umumnya dinormalisasikan dengan dosis maksimum (Dmax) = 100%, yakni
dosis pada kedalaman maksimum (Dmax). Persen dosis kedalaman Dd/Dd0 dapat
dilihat pada Gambar 2.7.
19
Gambar 2.7 Persen dosis kedalaman yaitu Dd/Dd0
(Sumber : Khan, 2005)
2.7 Dosis Serap
Dosis serap didefinisikan sebagai jumlah energi yang diserahkan oleh radiasi
atau banyaknya energi yang diserap oleh bahan persatuan massa bahan tersebut.
Dosis serap digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang diserap oleh medium
(Akhadi, 2000). Dosis serap (D) secara matematis dosis serap dapat dilihat pada
Persamaan 2.3.
D = 𝑑𝐸
𝑑𝑚 (2.3)
dengan
dE : energi yang diserap oleh medium (J)
dm : massa yang dimiliki medium (kg)
Laju serapan energi yang timbul akibat radiasi ionisasi tergantung pada jenis
bahan yang diradiasi. Besaran yang dipakai sebagai standar serapan radiasi untuk
berbagai jenis bahan dosis serapan, yaitu jumlah energi radiasi yang terserap dalam
20
1 satuan massa bahan. Satuan untuk dosis serap adalah Gray (Gy) dan didefinisikan
sebagai dosis radiasi yang diserap satu joule per kilogram (Akhadi, 2000).
2.8 Fantom
Fantom merupakan suatu bentuk permodelan dari objek manusia yang
digunakan dalam bidang radiologi baik radiodiagnostik maupun radioterapi untuk
evaluasi kualitas gambar radiograf secara realistis (Vassileva, 2002). Fantom
mempunyai sifat menyerap dan menghamburkan berkas mendekati jaringan.
Material fantom yang digunakan harus memiliki sifat mendekati suatu material
(misalnya jaringan atau udara), paling tidak dalam tiga parameter yaitu densitas
massa, jumlah elektron per gram dan nomor atom efektif. Fantom yang banyak
digunakan yaitu fantom yang terbuat dari akrilik karena mempunyai rapat masa
yang hampir sama dengan kerapatan air yakni 0,994 gr/cm3, hal ini dilakukan
karena manusia terdiri dari 75 % molekul air (Pratiwi, 2006). Untuk keperluan
pengukuran foton maupun elektron, air dipakai sebagai fantom standar ekuivalen
jaringan, karena air mempunyai kemampuan menyerap foton hampir sama dengan
jaringan basah. Sedangkan untuk menjaga keamanan alat ukur yang digunakan
seperti dosimeter TLD, maka selain fantom cair juga dibuat fantom padat yang
dimodifikasi sehingga kedap air.
2.9 Protokol Technical Report Series (TRS) 398 IAEA
TRS 398 merupakan kode praktis yang diaplikasikan pada berkas elektron
berenergi tinggi dengan kisaran 4 MeV hingga 22 MeV dan pada berkas foton
berenergi tinggi dengan kisaran 6 MV hingga 18 MV. Berdasarkan TRS 398,
21
fantom yang direkomendasikan sebagai medium referensi untuk pengukuran dosis
serap dan kualitas berkas pada berkas foton dan elektron adalah fantom air. Fantom
yang digunakan harus 5 cm lebih panjang pada setiap sisinya daripada lapangan
yang digunakan dan sekurang-kurangnya 5 g/cm2 melebihi kedalaman pengukuran
maksimum. Umumnya, air merupakan material yang direkomendasikan untuk
fantom pada pengukuran keluaran berkas foton dan elektron.
Berdasarkan TRS 398 IAEA, ionisasi chamber yang direkomendasikan
dalam pengukuran absolut keluaran berkas elektron yaitu ionisasi chamber plane
parallel, sedangkan ionisasi chamber dalam pengukuran absolut keluaran berkas
foton yaitu ionisasi chamber farmer. Luas lapangan penyinaran yang ditetapkan
pada TRS 398 yaitu (10 x 10) cm dengan Source to Surface Distance (SSD) 100
cm. Pengukuran muatan pada berkas radiasi elektron dilakukan dengan dibantu
oleh perangkat aplikator ukuran (10 x 10) cm yang dipasang melekat dengan
kolimator.
Khusus foton berenergi tinggi yang dihasilkan oleh akselerator klinis,
kualitas berkas ditentukan melalui rasio jaringan fantom Tissue Phantom Ratio
(TPR20,10). Variabel tersebut merupakan rasio dosis serap pada kedalaman 20 cm
dengan 10 cm pada fantom air, yang diukur dengan kondisi SSD konstan 100 cm
dan pada lapangan (10 x 10) cm. TPR20,10 dapat ditentukan melalui hubungan
sederhana Persamaan 2.4.
TPR20,10 = 1,2661 PDD20,10 – 0,0595 (2.4)
dengan
22
𝑃𝐷𝐷20,10 : rasio dari dosis (dalam persen) pada kedalaman 20 cm dan 10 cm
untuk lapangan (10 x 10) cm yang ditetapkan pada permukaan
fantom dengan SSD 100 cm.
Pengukuran nilai keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron)
pesawat terapi pada TRS 398 ditetapkan sebesar 1 cGy sama dengan 1 MU dengan
batas toleransi ± 3 %.
2.10 Faktor Koreksi Penentuan Dosis Keluaran Berkas Radiasi LINAC
Diperlukan beberapa faktor koreksi untuk menentukan laju dosis serap
berkas foton dan elektron di dalam air. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor tekanan dan temperatur (kTP) : faktor koreksi temperatur dan tekanan
udara terhadap keadaan referensi. Besarnya koreksi ini dapat ditentukan dengan
Persamaan 2.5.
kTP = 273,15+𝑇
273,15+ 𝑇0 𝑃0
𝑃 (2.5)
dengan
T : suhu rongga chamber yang berdasarkan suhu air di sekitar chamber (°C)
P : tekanan udara saat pengukuran berlangsung (kPa)
To : suhu referensi yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi chamber
(umumnya 20 °C)
Po : tekanan referensi yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi chamber
(umumnya 101,325 kPa)
23
b. Elektrometer (kelec) : faktor kalibrasi elektrometer, jika dalam sertifikat tidak
dicantumkan faktor tersebut maka nilai kelec adalah 1 dimana hal ini berarti chamber
dikalibrasi bersamaan dengan elektrometer.
c. Efek polaritas (kpol) : faktor koreksi respon detektor ionisasi terhadap efek
pergantian polaritas yang diberikan pada detektor. Kebanyakan penyinaran pada
energi tinggi foton efek polaritas diabaikan, namun hal itu harus diperiksa untuk
setiap kombinasi kualitas chamber yang digunakan. Nilai kpol sangat signifikan
pada berkas elektron energi tinggi dapat ditentukan dengan Persamaan 2.6.
kpol = |𝑀+|+|𝑀−|
2𝑀 (2.6)
dengan
M+ : bacaan pengukuran pada polaritas positif (nC/MU)
M- : bacaan pengukuran pada polaritas negatif (nC/MU)
M : bacaan dari polaritas yang rutin digunakan (nC/MU)
d. Rekombinasi ion (ks) : faktor koreksi respon detektor ionisasi terhadap
kurang lengkapnya pengumpulan muatan pada ionisasi di udara. Nilai ks dapat
ditentukan dengan Persamaan 2.7.
ks = 𝑎0 + 𝑎1 (𝑀1
𝑀2) + 𝑎2 (
𝑀1
𝑀2)
2
(2.7)
dengan
a0, a1, dan a2 : koefisien kuadratik untuk untuk perhitungan nilai ks dengan
24
menggunakan metode “two voltage” yang diambil dari Tabel
4.VII TRS No. 389 IAEA.
M1 : bacaan pengukuran untuk tegangan yang biasa digunakan (V)
M2 : bacaan pengukuran untuk tegangan referensi misalnya (𝑉
4)
e. Respon detektor ionisasi (kQ.Qo) : faktor koreksi perbedaan antara respon
detektor ionisasi dalam kualitas berkas yang digunakan sebagai kalibrasi detektor
(Co-60) terhadap kualitas berkas elektron yang diberikan pada Tabel 7.III TRS 398
sebagai fungsi dari kualitas berkas R50.
2.11 Ionisasi Chamber
Ionisasi chamber (bilik ionisasi) merupakan dosimeter yang mengukur
jumlah ionisasi yang terjadi di dalam rongga detektor. Secara garis besar, detektor
bilik ionisasi terdiri dari rongga berisi gas yang terlingkupi oleh dinding luar yang
terbuat dari bahan bersifat konduktif dan pada bagian tengah terdapat elektroda
yang berfungsi untuk mengumpulkan ion.
Detektor ini terdiri dari dua elektroda, positif dan negatif, serta berisi gas
diantara kedua elektrodanya. Elektroda positif disebut sebagai anoda, yang
dihubungkan ke kutub listrik positif, sedangkan elektroda negatif disebut sebagai
katoda, yang dihubungkan ke kutub negatif. Kebanyakan detektor ini berbentuk
silnder dengan sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan dinding silindernya
sebagai katoda. Prinsip kerja bilik ionisasi dapat dilihat pada Gambar 2.8.
25
Gambar 2.8 Prinsip kerja bilik ionisasi
(Sumber: Batan, 2017)
Radiasi yang memasuki detektor akan mengionisasi gas dan menghasilkan
ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron). Jumlah ion yang akan dihasilkan
tersebut sebanding dengan energi radiasi. Ion-ion yang dihasilkan di dalam
detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya arus listrik. Ionisasi
akibat radiasi dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Ionisasi akibat radiasi
(Sumber: Batan, 2017)
Ion-ion primer yang dihasilkan oleh radiasi akan bergerak menuju elektroda
yang sesuai. Pergerakan ion-ion tersebut akan menimbulkan arus listrik.
Pergerakan ion tersebut di atas dapat berlangsung bila di antara dua elektroda
terdapat medan listrik. Medan listrik dihasilkan dari energi radiasi yang diberikan
pada pesawat terapi LINAC.
26
Pembacaan bilik ionisasi di pengaruhi oleh jumlah suhu dan tekanan,
kalibrasi elektrometer, efek polaritas dan rekombinasi ion. Bilik ionisasi dapat
ditentukan dengan Persamaan 2.8.
MQ = (Mun -M0).kTP.kelec.kpol.ks (2.8)
dengan
Mun : pembacaan pada saat pengukuran (nC/MU)
M0 : pembacaan tanpa radiasi (nC/MU)
kTP : faktor koreksi temperatur dan tekanan udara terhadap keadaan referensi.
kelec : faktor kalibrasi elektrometer, jika dalam sertifikat tidak dicantumkan
faktor tersebut maka nilai kelec adalah 1.
kpol : faktor koreksi respon detektor ionisasi terhadap efek pergantian polaritas
yang diberikan pada detektor.
ks : faktor koreksi respon detektor ionisasi terhadap kurang lengkapnya
pengumpulan muatan pada ionisasi di udara.
2.12 Keluaran Berkas Radiasi LINAC pada Kedalaman Referensi
Keluaran berkas radiasi LINAC pada kedalaman referensi ekuivalen (zref )
ditentukan dengan pengukuran ionisasi menggunakan dosimeter ion chamber.
Pengukuran dilakukan di dalam fantom air yang berukuran (36 x 42 x 36) cm3, luas
lapangan penyinaran (10 x 10) cm, dan Source to Surface Distance (SSD) 100 cm.
Pada berkas foton kedalaman referensi ekuivalen saat pengukuran (zref ) adalah 10
27
g/cm2, sedangkan pada berkas elektron kedalaman referensi (zref) ditentukan dengan
Persamaan 2.9.
Zref = 0,6 R50 – 0,1 g/cm2 (2.9)
dengan
Zref : kedalaman referensi pada saat pengukuran berkas radiasi elektron (g/cm2)
R50 : kedalaman paro pada dosis serap di air (g/cm2)
Keluaran berkas foton dan elektron pada kedalaman referensi ditentukan
dengan pengukuran ionisasi menggunakan dosimeter. Berkas foton dan elektron
untuk kedalaman zref dapat ditentukan dengan Persamaan 2.10.
Dw,Q = MQ . ND,w,Qo . kQ,Qo (2.10)
dengan
Dw,Q (zref) : dosis serap pada kedalaman zref (cGy/MU)
MQ : dosimeter pembaca (nC/MU)
ND,w,Qo : koefisien kalibrasi dalam hal dosis serap air pada kualitas referensi
Qo. Nilai ND,w,Qo pada ion chamber farmer adalah 4,809 x 107 Gy/C,
dan pada ion chamber plane parallel adalah 8,663 x 107 Gy/C.
kQ,Qo : faktor koreksi perbedaan antara respon detektor ionisasi dalam
kualitas berkas yang digunakan sebagai kalibrasi detektor (Co-60)
terhadap kualitas berkas.
28
2.13 Keluaran Berkas Radiasi LINAC pada Kedalaman Maksimum
Dibutuhkan PDD untuk menentukan keluaran berkas radiasi LINAC pada
kedalaman maksimum (zmax). Data pengukuran PDD biasanya telah disediakan dari
pihak rumah sakit melalui pengukuran oleh fisikawan medisnya. Penentuan dosis
serap pada kedalaman maksimum dapat ditentukan dengan Persamaan 2.11.
Dw,Q(zmax) = 100 Dw,Q (zref) / PDD(zref) (2.11)
dengan
Dw,Q (zref) : dosis serap pada kedalaman zref (cGy/MU)
PDD(zref) : nilai persentase untuk pengukuran di kedalaman zref (%)
Penentuan keluaran berkas elektron dan berkas foton pada kedalaman
maksimum bertujuan untuk mengatur bacaan detektor monitor dalam satuan MU
sehingga 1 cGy sama dengan 1 MU.
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas
Andalas Padang. Penelitian telah dilaksanakan selama enam bulan dimulai dari
bulan November 2017 sampai dengan April 2018.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan Penelitian
1. Aquades
Aquades sebagai air murni hasil distilasi yang digunakan untuk mengisi
fantom air dan blue phantom.
3.2.2 Alat Penelitian
1. Pesawat Terapi Linear Accelerator (LINAC)
Pesawat terapi Linear Accelerator (LINAC) digunakan sebagai sumber
untuk menghasilkan berkas radiasi (foton dan elektron) yang dipancarkan.
Bentuk pesawat terapi LINAC dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Pesawat terapi LINAC
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
30
Spesifikasi pesawat terapi LINAC:
Nama Alat : Pesawat Akselerator Linier (Linac)
Model : Linac CX
Nomor Seri : 6264
Pabrik : Varian Medical System
Energi : a. Foton (6 MV dan 10 MV)
b. Elektron (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV
2. Fantom Air
Fantom air berukuran (36 x 42 x 36) cm3 digunakan sebagai pengganti
pasien untuk mengukur dosis keluaran berkas radiasi (berkas foton dan
elektron). Bentuk fantom air dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Fantom air
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
3. Blue Phantom
Blue Phantom berukuran (67,5 x 64,5 x 56) cm3 digunakan sebagai
pengganti pasien pada pengukuran PDD (Percentage Depth Dose). Bentuk
Blue phantom dapat dilihat pada Gambar 3.3.
31
Gambar 3.3 Blue Phantom
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
4. Elektrometer
Elektrometer digunakan untuk mengukur dan membaca besar muatan yang
mengalir. Bentuk elektrometer dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Elektrometer
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
5. Ion Chamber Plane Parallel
Ion chamber plane parallel digunakan untuk mengukur keluaran berkas
radiasi elektron. Bentuk ion chamber plane parallel dapat dilihat pada
Gambar 3.5.
32
Gambar 3.5 Ion Chamber Plane Parallel
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
6. Ion Chamber Farmer
Ion chamber farmer digunakan untuk mengukur keluaran berkas radiasi
foton. Bentuk ion chamber farmer dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Ion Chamber Farmer
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
7. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur temperatur sebagai parameter
dalam menentukan faktor koreksi kTP. Bentuk termometer dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
33
Gambar 3.7 Termometer
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
8. Barometer
Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara sebagai parameter
dalam menentukan faktor koreksi kTP. Bentuk barometer dapat dilihat pada
Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Barometer
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
34
9. Ion chamber reference dan field
Ion chamber reference dan field digunakan sebagai detektor dalam
pengukuran PDD. Bentuk Ion chamber reference dan field dapat dilihat
pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Ion chamber reference dan field
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
10. Computer Control Unit (CCU)
CCU digunakan sebagai pengontrol sekaligus penghubung antara detektor
ion chamber reference dan field dengan komputer pembaca pada saat
pengukuran PDD. Bentuk CCU dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Computer Control Unit (CCU)
(Instalasi Radioterapi RS Unand)
35
3.3 Teknik Penelitian
Pengukuran keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pada
pesawat terapi LINAC dilakukan untuk mengetahui kondisi pesawat terapi LINAC
selama digunakan tetap mengacu pada nilai 1 cGy, agar berkas radiasi yang keluar
sesuai dengan kebutuhan pasien. Pengukuran dosis dilakukan dalam medium
fantom air dengan kondisi SSD 100 cm dan luas lapangan penyinaran (10 x 10) cm
dengan nominal energi berkas elektron dan berkas foton yang divariasikan. Variasi
energi untuk berkas foton adalah 6 MV dan 10 MV, sedangkan variasi energi untuk
berkas elektron adalah (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV. Pengukuran pada keluaran
berkas radiasi elektron dilakukan dengan dibantu oleh perangkat aplikator ukuran
(10 x 10) cm yang dipasang melekat dengan kolimator. Langkah-langkah yang
dilakukan sebelum melakukan pengukuran keluaran berkas adalah :
1. Mengukur PDD berkas foton dan elektron.
2. Mengukur faktor koreksi yang diperlukan dalam penentuan keluaran berkas
radiasi LINAC (berkas foton dan elektron).
3. Mengukur keluaran berkas radiasi LINAC.
3.3.1 Pengukuran PDD Berkas Foton dan Elektron
Pengukuran Percentage Depth Dose (PDD) dilakukan menggunakan blue
phantom yang berisi aquades. Blue phantom tersebut dihubungkan dengan
reference detector dan field detector. Kedua detektor disambungkan ke Computer
Control Units (CCU) yang telah terhubung ke komputer pembaca. Selanjutnya,
dilakukan penyinaran dengan energi foton 6 MV dan 10 MV, serta energi elektron
(4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV.
36
Pengukuran PDD pada berkas foton dilakukan untuk mengetahui nilai
Tissue Phantom Ratio (TPR20,10) dan nilai PDD pada kedalaman zref 10 g/cm2.
Variabel tersebut merupakan rasio dosis serap pada kedalaman 20 cm dan 10 cm
pada fantom air, yang diukur dengan kondisi SSD konstan 100 cm dan pada
lapangan (10 x 10) cm. Nilai TPR20,10 merupakan nilai kualitas berkas yang
digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi kQ,Qo. Nilai TPR20,10 dapat
dihitung menggunakan Persamaan 2.4. Selain itu, nilai PDD pada pengukuran
keluaran berkas foton juga digunakan untuk menghitung nilai keluaran berkas foton
pada kedalaman maksimum zmax.
Pengukuran PDD pada berkas elektron dilakukan untuk menentukan nilai-
nilai zref yang digunakan dalam pengukuran keluaran berkas elektron. Selain itu,
pada berkas elektron nilai PDD juga digunakan untuk menghitung nilai keluaran
berkas elektron pada kedalaman maksimum zmax.
3.3.2 Pengukuran Faktor Koreksi
Penentuan nilai keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pada
pesawat terapi LINAC diperlukan beberapa faktor koreksi untuk menentukan laju
dosis serap berkas radiasi di dalam air. Faktor koreksi tersebut antara lain :
1. Faktor tekanan dan temperatur (kTP)
Pengukuran faktor koreksi ini dilakukan dengan cara mengukur nilai
tekanan udara pada saat pengukuran berlangsung (P) dengan menggunakan
barometer dan suhu rongga chamber yang berdasarkan suhu air di sekitar chamber
(T) dengan menggunakan termometer. Setelah data pengukuran tekanan dan
37
temperatur diperoleh, nilai faktor koreksinya (kTP) dapat dihitung menggunakan
Persamaan 2.5.
2. Elektrometer (kelec)
Faktor kalibrasi elektrometer (biasanya bernilai 1). Hal ini berarti chamber
dikalibrasi bersamaan dengan elektrometer.
3. Efek polaritas (kpol)
Faktor koreksi respon detektor ionisasi terhadap efek pergantian polaritas
yang diberikan pada detektor saat penyinaran dengan energi tinggi foton diabaikan.
Akan tetapi, hal itu harus diperiksa untuk setiap kombinasi kualitas chamber yang
digunakan. Pada berkas elektron energi tinggi, dilakukan pengukuran pada
polaritas positif, polaritas negatif dan polaritas yang rutin digunakan (positif atau
negatif). Polaritas positif diperoleh saat tegangan yang diberikan bernilai positif,
dan polaritas negatif diperoleh saat tegangan yang diberikan bernilai negatif.
Setelah diperoleh data pengukuran, efek polaritas (kpol) dapat dihitung dengan
Persamaan 2.6.
4. Rekombinasi ion (ks)
Faktor koreksi rekombinasi ion ini ditentukan dengan mengukur tegangan
yang biasa digunakan beserta tegangan referensinya. Selanjutnya dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.7.
5. Respon detektor ionisasi (kQ.Qo)
Faktor koreksi ini telah ada pada Tabel 7.III TRS 398 sebagai fungsi dari
kualitas berkas R50 sebagai kalibrasi detektor (Co-60) terhadap kualitas berkas
radiasi yang diberikan.
38
3.3.3 Pengukuran Keluaran Berkas Radiasi LINAC
Pengukuran keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pada
pesawat terapi LINAC dilakukan dengan menggunakan detektor yang berbeda.
Pada berkas foton, detektor yang digunakan yaitu detektor ion chamber farmer.
Sedangkan pada berkas elektron, detektor yang digunakan yaitu detektor ion
chamber plane parallel. Khusus untuk pengukuran muatan pada berkas radiasi
elektron dilakukan dengan dibantu oleh perangkat aplikator ukuran (10 x 10) cm
yang dipasang melekat dengan kolimator. Masing-masing detektor ion chamber ini
dirangkaikan dengan elektrometer yang telah terhubung dengan komputer.
Pengukuran keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) dilakukan
pada fantom air yang diatur dengan kondisi SSD 100 cm dan luas lapangan
penyinaran (10 x 10) cm serta dengan nominal energi berkas foton yang
divariasikan yaitu 6 MV dan 10 MV. Sedangkan nominal energi berkas elektron
yaitu (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV. Penyinaran dilakukan sebanyak lima kali pada
tegangan +300 V, -300 V, dan +100 V pada tiap nominal energi dimaksudkan agar
data yang diperoleh lebih akurat.
Penentuan keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) dihitung
menggunakan Persamaan 2.10 untuk keluaran berkas radiasi (berkas foton dan
elektron) pada kedalaman referensi (zref) dan Persamaan 2.11 untuk keluaran berkas
radiasi (berkas foton dan elektron) pada kedalaman maksimum (zmax). Selanjutnya,
hasil pengukuran dan perhitungan yang telah diperoleh akan dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan oleh protokol TRS No. 398 bahwa 1 cGy sama dengan
1 Monitor Unit (MU) dengan batas toleransi ± 3%. Analisis data yang diperoleh
39
dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Langkah-langkah yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Skema teknik penelitian
Keluaran berkas radiasi diukur dalam fantom air dengan
SSD 100 cm dan luas lapangan (10 x 10) cm
Energi pada berkas foton divariasikan 6 MV dan 10 MV,
Energi pada berkas elektron divariasikan (4, 6, 9, 12, 15 dan 18)
MeV
Penyinaran dilakukan sebanyak 5 kali pada tegangan +300 V,
-300 V, dan +100 V untuk setiap energi
Analisis data menggunakan aplikasi Microsoft Excel
40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran Jumlah Muatan Berkas Foton
Pengukuran jumlah muatan berkas foton dilakukan untuk menentukan nilai
faktor koreksi yang belum tercantum pada TRS No. 398 IAEA, yaitu faktor koreksi
efek polaritas dan rekombinasi ion. Pengukuran dilakukan dengan koreksi suhu,
tekanan dan kelembaban (kTP) pada pesawat terapi LINAC. Data pengukuran
jumlah muatan rata-rata untuk menentukan nilai faktor koreksi efek polaritas dan
rekombinasi ion pada berkas foton dapat dilihat pada Tabel 4.1 dengan variasi
energi 6 MV dan 10 MV.
Tabel 4.1 Data pengukuran jumlah muatan pada berkas foton
No Energi
(MV)
V
( Volt) P (hPa) T (°C) RH (%) M (nC/100MU)
1 6
+300
994 19 50
14,07
-300 14,11
+100 13,98
2 10
+300 15,74
-300 15,76
+100 15,62
Berdasarkan Tabel 4.1 nilai jumlah muatan dengan koreksi suhu, tekanan,
dan kelembaban pada tegangan +300 V (M(+300)) dan tegangan -300 V (M(-300))
setiap energi foton digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi polaritas (kpol)
menggunakan Persamaan 2.6 (Lampiran D.4). Selanjutnya untuk menentukan nilai
faktor koreksi rekombinasi ion digunakan nilai jumlah muatan pada tegangan +300
V (M(+300)) dan tegangan +100 V (M(+100)). Nilai rekombinasi ion (ks) dapat dihitung
menggunakan Persamaan 2.7 (Lampiran D.5).
41
4.2 Hasil Perhitungan Faktor Koreksi Berkas Foton
Nilai perhitungan faktor koreksi pada berkas foton pesawat terapi LINAC
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.2. Nilai perhitungan faktor koreksi
digunakan untuk menentukan keluaran berkas foton pada kedalaman referensi
ekuivalen (zref) 10 g/cm2 dengan variasi energi 6 MV dan 10 MV.
Tabel 4.2 Nilai faktor-faktor koreksi keluaran berkas foton
Berdasarkan Tabel 4.2, nilai faktor koreksi suhu, tekanan dan kelembaban
(kTP) yang telah diperoleh pada setiap energi bernilai sama yaitu 1,016. Hal ini
dikarenakan nilai kTP hanya dipengaruhi oleh parameter suhu, tekanan dan
kelembaban yang memiliki nilai konstan. Jadi, karena nilai parameter yang
digunakan tersebut sama dan konstan pada setiap energi, maka nilai kTP yang
diperoleh juga sama. Nilai kTP dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.5
(Lampiran D.3). Selanjutnya nilai faktor koreksi efek polaritas (kpol) yang telah
diperoleh bernilai sama pada setiap energi yaitu 0,999. Hal ini dikarenakan
perbandingan jumlah muatan berkas foton (Tabel 4.1) yang diperoleh pada
tegangan +300 V dan -300 V (energi 6 MV) hampir sama dengan perbandingan
jumlah muatan berkas foton energi 10 MV. Nilai faktor koreksi efek polaritas (kpol)
dihitung menggunakan Persamaan 2.6 (Lampiran D.4).
No Faktor Koreksi Energi (MV)
6 10
1 kTP 1,016 1,016 2 kpol 0,999 0,999
3 ks 1,004 1,004
4 kelec 1,000 1,000
5 kq,qo 0,993 0,985
6 PDDzref (%) 66,90 74,20
42
Selanjutnya, nilai faktor koreksi rekombinasi ion (ks) yang telah diperoleh
bernilai sama pada setiap energi. Hal ini dikarenakan perbandingan jumlah muatan
elektron yang mengalir ke detektor pada tegangan +300 V dan +100 V hampir sama
pada setiap energi. Nilai ks pada setiap energi dapat dihitung menggunakan
Persamaan 2.7 (Lampiran D.5) dengan nilai koefisien kuadratik yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 4.VII TRS 398 IAEA (Lampiran F).
Selanjutnya nilai faktor kalibrasi elektrometer (kelec) adalah 1, berarti bahwa
ionisasi chamber dikalibrasi bersamaan dengan elektrometer, dan nilai PDDzref
berkas foton pada setiap energi dapat dilihat pada Lampiran C. Sedangkan nilai
faktor koreksi respon detektor ionisasi (kq,qo) pada berkas foton dapat dilihat pada
Tabel 6.III TRS 398 IAEA (Lampiran I). Detektor ionisasi chamber yang
digunakan pada berkas foton yaitu tipe Scdx-WellhÖfer IC 70 Farmer. Semua nilai
faktor-faktor koreksi keluaran berkas foton pada energi 6 MV dan 10 MV bernilai
± 1. Hal ini berarti bahwa nilai faktor koreksi yang telah diperoleh pada penelitian
telah sesuai dengan standar yang ditetapkan pada TRS 398 IAEA. Selanjutnya,
nilai faktor-faktor koreksi yang telah diperoleh digunakan sebagai parameter dalam
perhitungan keluaran berkas radiasi foton untuk variasi energi 6 MV dan 10 MV.
4.3 Hasil Perhitungan Keluaran Berkas Foton
Pengukuran keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pada
pesawat terapi LINAC dilakukan untuk mengetahui kondisi pesawat terapi LINAC
selama digunakan tetap mengacu pada nilai 1 cGy sama dengan 1 MU, agar berkas
radiasi yang keluar sesuai dengan kebutuhan pasien. Hasil pengukuran dan
43
perhitungan keluaran berkas foton dengan variasi energi 6 MV dan 10 MV dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Penentuan keluaran berkas foton
No Energi
(MV)
Penentuan Keluaran
pada zref (cGy/MU)
Penentuan
Keluaran pada
zmax (cGy/MU)
Deviasi Keluaran
pada zmax terhadap
MU (%)
1 6 0,686 1,026 2,60
2 10 0,761 1,025 2,56
Berdasarkan Tabel 4.3, keluaran berkas foton yang diperoleh pada energi 6
MV dan 10 MV masih mengacu pada nilai 1 cGy/MU. Pada energi 6 MV diperoleh
nilai keluaran berkas elektron pada kedalaman (zref = 10 mm) sebesar 0,686 cGy/MU
dan pada kedalaman zmax sebesar 1,026 cGy/MU. Dari hasil yang diperoleh berarti
bahwa nilai keluaran berkas foton maksimal pada pesawat terapi LINAC energi 6 MV
adalah 1,026 cGy/MU. Berdasarkan TRS 398 IAEA nilai keluaran berkas foton
seharusnya 1cGy/MU, berarti nilai keluaran berkas foton pada energi 6 MV memiliki
penyimpangan sebesar 2,60 %. Sama seperti energi 6 MV, pada energi 10 MV juga
memiliki nilai keluaran berkas foton yang masih mengacu pada nilai 1 cGy/MU dan
memiliki penyimpangan yang masih berada dalam batas toleransi TRS 398 IAEA yaitu
± 3%.
Hasil keluaran berkas foton yang telah diperoleh pada energi 6 MV dan 10
MV menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian Paningaran (2015). Hasil keluaran berkas foton yang diperoleh masih
berada dalam batas toleransi TRS No. 398 IAEA yaitu ± 3%.
44
4.4 Hasil Pengukuran Jumlah Muatan Berkas Elektron
Pengukuran jumlah muatan berkas elektron dilakukan untuk menentukan
nilai faktor koreksi yang belum tercantum pada TRS No. 398 IAEA, yaitu faktor
koreksi efek polaritas dan rekombinasi ion. Pengukuran dilakukan dengan koreksi
suhu, tekanan dan kelembaban (kTP) pada pesawat terapi LINAC. Data pengukuran
jumlah muatan rata-rata untuk menentukan nilai faktor koreksi efek polaritas dan
rekombinasi ion pada berkas elektron dapat dilihat pada Tabel 4.4 dengan variasi
energi (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV.
Tabel 4.4 Data pengukuran jumlah muatan pada berkas elektron
No Energi
(MeV)
V
( Volt) P (hPa) T (°C) RH (%) M (nC/100MU)
1 4
+300
994 19 50
11,22
-300 11,21
+100 11,09
2 6
+300 11,78
-300 11,76
+100 11,62
3 9
+300 12,10
-300 12,13
+100 11,98
4 12
+300 12,35
-300 12,38
+100 12,21
5 15
+300 12,54
-300 12,56
+100 12,41
6 18
+300 12,59
-300 12,56
+100 12,46
Berdasarkan Tabel 4.4 nilai jumlah muatan dengan koreksi suhu, tekanan
dan kelembaban pada tegangan +300 V (M(+300)) dan tegangan -300 V (M(-300))
setiap energi elektron digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi polaritas
(kpol) menggunakan Persamaan 2.6 (Lampiran D.4). Selanjutnya untuk menentukan
45
nilai faktor koreksi rekombinasi ion digunakan nilai jumlah muatan pada tegangan
+300 V (M(+300)) dan tegangan +100 V (M(+100)). Nilai rekombinasi ion (ks) dapat
dihitung menggunakan Persamaan 2.7 (Lampiran D.5).
4.5 Hasil Perhitungan Faktor Koreksi Berkas Elektron
Nilai perhitungan faktor koreksi pada berkas elektron pesawat terapi
LINAC yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.5. Nilai perhitungan faktor
koreksi digunakan untuk menentukan keluaran berkas elektron pada kedalaman
referensi ekuivalen (zref) (Lampiran A) dengan variasi energi (4, 6, 9, 12, 15 dan
18) MeV.
Tabel 4.5 Nilai faktor-faktor koreksi keluaran berkas elektron
No Faktor
Koreksi
Energi (MeV)
4 6 9 12 15 18
1 kTP 1,016 1,016 1,016 1,016 1,016 1,016
2 kpol 1,001 0,999 0,999 0,999 0,999 0,999
3 ks 1,005 1,006 1,006 1,007 1,006 1,007
4 kelec 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
5 kq,qo 0,955 0,937 0,920 0,912 0,904 0,892
6 PDDzref 96,56 96,91 96,85 98,65 98,76 98,92
Berdasarkan Tabel 4.5, nilai faktor koreksi suhu, tekanan dan kelembaban
(kTP) yang telah diperoleh pada setiap energi bernilai sama yaitu 1,016. Hal ini
dikarenakan nilai kTP hanya dipengaruhi oleh parameter suhu, tekanan dan
kelembaban yang memiliki nilai konstan. Jadi, karena nilai parameter yang
digunakan tersebut sama dan konstan pada setiap energi, maka nilai kTP yang
diperoleh juga sama. Nilai kTP dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.5
(Lampiran D.3). Selanjutnya nilai faktor koreksi efek polaritas (kpol) yang telah
diperoleh bernilai sama pada energi (6, 9, 12, 15 dan 18) MeV yaitu 0,999 dan
46
bernilai beda pada energi 4 MeV. Pada energi 4 MeV, nilai kpol yang diperoleh
yaitu 1,001 (lebih besar) dari energi yang lain. Hal ini dikarenakan jumlah muatan
berkas elektron (Tabel 4.4) yang diperoleh pada energi 4 MeV jauh lebih kecil
dibandingkan dengan energi (6, 9, 12, 15 dan 18) MeV, sehingga nilai kpol yang
diperoleh pada energi 4 MeV menjadi lebih besar. Nilai faktor koreksi efek
polaritas (kpol) dihitung menggunakan Persamaan 2.6 (Lampiran D.4).
Selanjutnya, nilai faktor koreksi rekombinasi ion (ks) yang telah diperoleh
berbeda pada setiap energi. Hal ini dikarenakan jumlah muatan elektron yang
mengalir ke detektor pada setiap energi berbeda-beda. Nilai ks pada setiap energi
dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.7 (Lampiran D.5) dengan nilai koefisien
kuadratik yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.VII TRS 398 IAEA (Lampiran
F).
Selanjutnya nilai faktor kalibrasi elektrometer (kelec) adalah 1, berarti bahwa
ionisasi chamber dikalibrasi bersamaan dengan elektrometer, dan nilai PDDzref
berkas elektron pada setiap energi dapat dilihat pada Lampiran B. Sedangkan nilai
faktor koreksi respon detektor ionisasi (kq,qo) pada elektron dapat dilihat pada Tabel
7.III TRS 398 IAEA (Lampiran J). Detektor ionisasi chamber yang digunakan
yaitu ionisasi chamber plane parallel tipe Roos. Semua nilai faktor-faktor koreksi
keluaran berkas elektron pada energi (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV bernilai ± 1. Hal
ini berarti bahwa nilai faktor koreksi yang telah diperoleh pada penelitian telah
sesuai dengan standar yang ditetapkan pada TRS 398 IAEA. Selanjutnya, nilai
faktor-faktor koreksi yang telah diperoleh digunakan sebagai parameter dalam
47
perhitungan keluaran berkas radiasi elektron untuk variasi energi (4, 6, 9, 12, 15
dan 18) MeV.
4.6 Hasil Perhitungan Keluaran Berkas Elektron
Hasil perhitungan keluaran berkas elektron dengan variasi energi (4, 6, 9,
12, 15 dan 18) MeV dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Penentuan keluaran berkas elektron
No Energi
(MeV)
Penentuan Keluaran
pada zref (cGy/MU)
Penentuan
Keluaran pada
zmax (cGy/MU)
Deviasi Keluaran
pada zmax terhadap
MU (%)
1 4 0,947 0,981 1,92
2 6 0,974 1,005 0,54
3 9 0,987 1,019 1,90
4 12 0,999 1,013 1,30
5 15 1,004 1,017 1,73
6 18 0,996 1,007 0,72
Berdasarkan Tabel 4.6, keluaran berkas elektron yang diperoleh pada setiap
energi masih mengacu pada nilai 1 cGy/MU. Pada energi 4 MeV diperoleh nilai
keluaran berkas elektron pada kedalaman (zref = 7,3 mm) sebesar 0,947 cGy/MU dan
pada kedalaman zmax sebesar 0,981 cGy/MU. Dari hasil yang diperoleh berarti bahwa
nilai keluaran berkas elektron maksimal pada pesawat terapi LINAC energi 4 MeV
adalah 0,947 cGy/MU. Berdasarkan TRS 398 IAEA nilai keluaran berkas elektron
seharusnya 1cGy/MU, berarti nilai keluaran berkas elektron pada energi 4 MeV
memiliki penyimpangan sebesar 1,92%. Sama seperti energi 4 MeV, pada energi (6,
9, 12, 15 dan 18) MeV juga memiliki nilai keluaran berkas elektron yang masih
mengacu pada nilai 1 cGy/MU dan memiliki penyimpangan yang masih berada dalam
batas toleransi TRS 398 IAEA yaitu ± 3%. Nilai kedalaman referensi yang digunakan
pada setiap energi berbeda-beda. Pada energi (6, 9, 12, 15 dan 18) MeV memiliki nilai
48
kedalaman referensi berturut-turut 13,6 mm, 20,7 mm, 29,1 mm, 36,9 mm dan 44,1
mm.
Hasil keluaran berkas elektron yang telah diperoleh pada energi (4, 6, 9, 12,
15 dan 18) MeV menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
hasil penelitian Rahayu (2015). Hasil keluaran berkas elektron yang diperoleh pada
setiap energi masih berada dalam batas toleransi TRS No. 398 IAEA yaitu ± 3%.
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan perhitungan terhadap keluaran berkas radiasi
(berkas foton dan elektron) pesawat terapi LINAC dapat disimpulkan bahwa
keluaran berkas radiasi (berkas foton dan elektron) pesawat terapi LINAC di RS
Unand telah sesuai dengan standar TRS 398 IAEA. Pada berkas foton dengan
variasi energi 6 MV dan 10 MV didapatkan nilai keluaran per 1 MU masing-masing
adalah 1,026 cGy dan 1,025 cGy dengan penyimpangan pengukuran 2,60 % dan
2,56 %. Pada berkas elektron dengan variasi energi (4, 6, 9, 12, 15 dan 18) MeV
didapatkan nilai keluaran per 1 MU masing-masing adalah (0,981, 1,005, 1,019,
1,013 1,017 dan 1,007) cGy dengan penyimpangan pengukuran 1,92%, 0,54%,
1,90%, 1,30%, 1,73% dan 0,72%. Penyimpangan masing-masing berkas masih
dalam batas toleransi TRS 398 IAEA yaitu ± 3 %.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pengukuran keluaran berkas radiasi dengan teknik
penyinaran Source Axis Distance (SAD). Selain itu, pengukuran juga dapat
dilakukan menggunakan luas lapangan dan detektor yang berbeda.
50
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, M., 2000, Dasar-Dasar Proteksi Radiasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Beiser, A., 2003, Concepts of Modern Physics, Erlangga, Jakarta.
Darmawan, Loeksmanto, W., dan Liong, H.T., 1987, Fisika Zat Padat, Karunia,
Jakarta.
Darmawati dan Suharni, 2012, Implementasi Linear Accelerator dalam Penanganan
Kasus Kanker, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi
Akselerator dan Aplikasinya, Yogyakarta.
Khan, M.F., 2005, The Physics of Radiation Therapy, The 4th edition, Lippincott
Wiliams and Wilkins, New York.
Leung, P.MK., 1990, The Physical of Radiotherapy, The Princes Margaret Hospital,
Canada.
Nurman R., dan Bambang S., 2007, Kalibrasi Keluaran Berkas Elektron Pesawat
Pemercepat Linear Medik Clinac 2100 No. Seri 1402 di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Sutomo Surabaya, Prosiding Pertemuan dan Presentasi
Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir I, Jakarta.
Paningaran, I., Dewang, S., dan Samad, B.A., 2015, Analisis Dosis Output Sinar-X
Pesawat Linear Accelerator (Linac) Menggunakan Water Phantom, Skripsi,
FMIPA, UNHAS, Makassar.
Podgorsak, E.B., 2003, Radiation Oncology Physics:A Handbook for Teachers and
Students, IAEA, Vienna.
Pratiwi, R.F., 2010, Analisis Keluaran Berkas Radiasi Foton 10 MV pada Pesawat
Teleterapi Linear Accelerator, Skripsi, FMIPA, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Pratiwi, U., 2006, Aplikasi Analisis Citra Detail Phantom dengan Metode Konversi
Data Digital ke Data Matrik untuk Meningkatkan Kontras Citra
Menggunakan Film Imaging Plate, Skripsi, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Rahayu, I.I., Nurdin, W.B., dan Samad, B.A., 2015, Analisis Dosis Output Berkas
Elektron Pesawat Teleterapi Linear Accelerator (Linac) Tipe Varian HCX
6540 Menggunakan TRS 398, Skripsi, FMIPA, UNHAS, Makassar.
Susworo, R., 2007, Dasar-Dasar Radioterapi, UI Press, Jakarta.
51
Vassileva, J., 2002, A Phantom for Dose-Image Quality Optimization in Chest
Radiography, The British Journal of Radiologhy, Vol.75, British Institute of
Radiology, hal.837-842.
Wahyuni, A.R., 2013, Analisis Hubungan Dosis Serap dengan Jarak Sumber
Radiasi ke Permukaan Medium (SSD) dan Luas Lapangan Penyinaran dari
Pesawat Linear Accelerator (LINAC), Skripsi, Program Studi Fisika,
FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Williams, J.R., dan Thwaites, D.I., 1993, Radiotherapy Physics in Practice, Oxford
University Press, New York.
Wiryosimin, S., 1995, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, ITB, Bandung.
American Association of Phisicists in Medicine, 1994, Comprehensive QA for
Radiation Oncology : Report of AAPM Radiation Therapy Committee Task
Group-40, Medical Physics, New York.
BATAN Homepage, 2014, Buku Pintar Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Indonesia, http://www.batan.go.id, diakses November 2017.
BATAN, 2017, Pusdiklat eLearning, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Indonesia,
http://www.batan_pengukuran_radiasi.go.id, diakses Desember 2017.
IAEA, 2000, Technical Report Series No.398-Absorbed Dose Determination in
External Beam Radiotherapy, Vienna, Austria.
52
LAMPIRAN - LAMPIRAN
53
Lampiran A. Penentuan kedalaman pengukuran untuk berkas elektron
No Energi (MeV) R50 (g/cm2) Zref (g/cm2)
1 4 1,38 0,728
2 6 2,43 1,358
3 9 3,61 2,066
4 12 5,02 2,912
5 15 6,31 3,686
6 18 7,52 4,412
Lampiran B. Nilai PDD elektron pada kedalaman ekuivalen Zref
No Energi (MeV) Zref (g/cm2) PDD(%)
1 4 0,728 96,56
2 6 1,358 96,91
3 9 2,066 96,85
4 12 2,912 98,65
5 15 3,686 98,76
6 18 4,412 98,92
Lampiran C. Nilai-nilai parameter kualitas berkas foton
Parameter
Energi (MV)
6 10
PDD20 38,4% 46,8%
PDD10 66,9% 74,2%
PDD20,10 0,57399 0,63073
TPR20,10 0,66723 0,73906
Lampiran D. Perhitungan Zref, TPR20,10, KTP, kpol, ks, MQ, Dwq, Dwqmax
D.1 Perhitungan Zref
𝑧𝑟𝑒𝑓 = 0,6 ∙ 𝑅50 − 0,1 g cm2⁄
= 0,6 ∙ 1,38 − 0,1 g cm2⁄
54
= 0,728 g cm2⁄
D.2 Perhitungan TPR20,10
TPR20,10 = 1,2661 . PDD20,10 – 0,0595
= 1,2661 . 0,573991 – 0,0595
= 0,66723
D.3 Perhitungan kTP
𝑘𝑇𝑃 =273,15 + 𝑇
273,15 + 𝑇0∙
𝑃0
𝑃
=273,15 + 19°𝐶
273,15 + 20°𝐶∙
101,325 𝑘𝑃𝑎
99,4 𝑘𝑃𝑎
=292,15
293,15∙ 1,019366197
= 1,015888912
D.4 Perhitungan kpol
𝑘𝑝𝑜𝑙 =|𝑀+| + |𝑀−|
2𝑀
=14,072 𝑛𝐶/100𝑀𝑈 + 14,106 𝑛𝐶/100𝑀𝑈
2 ∙ 14,106 𝑛𝐶/100𝑀𝑈
= 0,99879513
D.5 Perhitungan ks
𝑘𝑠 = 𝑎0 + 𝑎1 (𝑀1
𝑀2) + 𝑎2 (
𝑀1
𝑀2)
2
untuk 𝑉1
𝑉2= 3 ; 𝑎0 = 1,198, 𝑎1 = −0,875, 𝑎2 = 0,677
55
M1 = 14,106 nC/100MU
M2 = 13,982 nC/100MU
𝑀1
𝑀2= 1,0088685
Maka:
𝑘𝑠 = 1,198 + (−0,875 ∙ 1,0088685) + 0,677 ∙ (1,0088685)2
= 1,198 − 0,8827599 + 0,6890612
= 1,004301471
D.6 Perhitungan MQ
𝑀𝑄 = 𝑀𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎(−300) ∙ 𝑘𝑡𝑝 ∙ 𝑘𝑝𝑜𝑙 ∙ 𝑘𝑠 ∙ 𝑘𝑒𝑙𝑒𝑐
= 14,106𝑛𝐶
100𝑀𝑈∙ 1,015888912 ∙ 0,99879513 ∙ 1,004301471 ∙ 1
= 14,37442608𝑛𝐶
100𝑀𝑈
= 0,1437442608 𝑛𝐶/𝑀𝑈
D.7 Perhitungan Dwq
𝐷𝑤,𝑞 = 𝑀𝑄 . 𝑁𝐷,𝑤,𝑞0 . 𝑘𝑄.𝑄0
= 0,1437442608𝑛𝐶
𝑀𝑈 . 48,06
𝑚𝐺𝑦
𝑛𝐶 . 0,993
= 6,86427286 𝑚𝐺𝑦/𝑀𝑈
= 0,686427286 𝑐𝐺𝑦/𝑀𝑈
56
D.8 Perhitungan Dwqmax
𝐷𝑤,𝑞 𝑚𝑎𝑥 = 100 . 𝐷𝑤,𝑞 /𝑃𝐷𝐷𝑧𝑟𝑒𝑓
= 100 . 0,686427286𝑐𝐺𝑦
𝑀𝑈/66,3
= 1,03533614 𝑐𝐺𝑦/𝑀𝑈
D.9 Perhitungan Deviasi
Deviasi = 1,026 cGy/MU−1 cGy/MU
1 cGy/MU x 100 %
= 2,60 %
Lampiran E. Kondisi referensi untuk kalibrasi ionisasi chamber
57
Lampiran F. Tabel 4.VII TRS 398 koefisien kuadratik
Lampiran G. Kondisi referensi penentuan dosis serap air
Lampiran H. Kondisi referensi penentuan keluaran berkas radiasi
H.1 Berkas foton
58
H.2 Berkas elektron
Lampiran I. Tabel 6.III TRS 398 kalkulasi nilai kQ berkas foton
59
Lampiran J. Tabel 7.III TRS 398 kalkulasi nilai kQ berkas elektron
Lampiran K. Perkiraan ketidakstabilan standar relatif Dw,Q pada Zref
K.1 Berkas foton
60
K.2 Berkas elektron
Lampiran L. Jaminan kualitas LINAC
61
Lampiran M. Data pengukuran jumlah muatan
M.1 Berkas foton
No Energi (MV) V
( Volt) P (hPa) T (°C) RH (%) M (nC/100MU)
1 6 +300
994 19 50 14,07
14,09
14,04
14,08
14,08
Rata-rata 14,07
-300 994 19 50 14,09
14,10
14,11
14,11
14,12
Rata-rata 14,11
+100 994 19 50 13,98
13,98
13,98
13,98
13,99
Rata-rata 13,98
2
10 +300
994 19 50 15,73
15,74
15,74
15,73
15,74
Rata-rata 15,74
-300 994 19 50 15,75
15,76
15,75
15,77
15,75
Rata-rata 15,76
+100 994 19 50 15,62
15,61
15,62
15,61
15,62
Rata-rata 15,62
62
M2. Berkas elektron
No Energi
(MeV)
V
( Volt) P (hPa) T (°C) RH (%) M (nC/100MU)
1 4 +300
994 19 50 11,14
11,24
11,23
11,23
11,24
Rata-rata 11,22
-300 994 19 50 11,10
11,22
11,24
11,23
11,24
Rata-rata 11,21
+100 994 19 50 11,06
11,08
11,09
11,11
11,11
Rata-rata 11,09
2 6 +300
994 19 50 11,79
11,79
11,78
11,78
11,77
Rata-rata 11,78
-300 994 19 50 11,65
11,78
11,79
11,78
11,79
Rata-rata 11,76
+100 994 19 50 11,60
11,62
11,63
11,63
11,63
Rata-rata 11,62
3 9 +300 994 19 50 11,96
12,13
12,13
12,14
12,16
Rata-rata 12,10
-300 994 19 50 12,01
12,16
12,16
12,16
12,16
Rata-rata 12,13
+100 994 19 50 11,97
11,98
11,99
11,98
11,99
Rata-rata 11,98
63
4 12 +300 994 19 50 12,20
12,39
12,38
12,39
12,40
Rata-rata 12,35
-300 994 19 50 12,27
12,42
12,41
12,40
12,41
Rata-rata 12,38
+100 994 19 50 12,19
12,20
12,22
12,23
12,22
Rata-rata 12,21
5 15 +300 994 19 50 12,40
12,56
12,57
12,58
12,58
Rata-rata 12,54
-300 994 19 50 12,45
12,60
12,58
12,60
12,59
Rata-rata 12,56
+100 994 19 50 12,38
12,41
12,42
12,42
12,41
Rata-rata 12,41
64
6 18 +300 994 19 48 12,45
12,62
12,62
12,63
12,64
Rata-rata 12,59
-300 994 19 48 12,52
12,64
12,67
12,65
12,65
Rata-rata 12,56
+100 994 19 48 12,44
12,46
12,46
12,47
12,47
Rata-rata 12,46
Lampiran N. Sertifikat kalibrasi pesawat terapi LINAC
65
Lampiran O. Dokumentasi
O.1 Setting SSD dan aplikator pengukuran PDD
O.2 Hasil Grafik PDD berkas elektron
Aplikator (10x10) cm
Blue Phantom
SSD
66
O.3 Hasil Grafik PDD berkas foton
O.4 Setting alat pengukuran keluaran berkas elektron
67
O.5 Komputer kontrol
O.6 Pengambilan data