ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA SAWIT SISTEM PERKEBUNAN RAKYAT DI DESA WAEPUTEH KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH NUNGKI ASTUTI 105960198915 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA SAWIT
SISTEM PERKEBUNAN RAKYAT DI DESA WAEPUTEH
KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH
NUNGKI ASTUTI
105960198915
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA SAWIT
SISTEM PERKEBUNAN RAKYAT DI DESA WAEPUTEH
KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH
NUNGKI ASTUTI
105960198915
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit Sistem
Perkebunan Rakyat Di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
Nama : Nungki Astuti
Nim : 105960198915
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Nurdin., M.M Firmansyah, S.P., M.Si
NIDN. 0908046801 NIDN.0930097503
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Dr. Ir. Andi Khaeriyah,. M. Pd Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P
NIDN.0926036803 NIDN. 0921037003
4
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit Sistem
Perkebunan Rakyat Di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
Nama : Nungki Astuti
Nim : 105960198915
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr. Ir. Nurdin., M.M
Ketua Sidang
2. Firmansyah, S.P.,M.Si
Sekretaris
3. Nadir, S.P., M.Si
Anggota
4. Dr.Ir. Irwan Mado, M.P
Anggota
Tanggal Lulus: 22 Maret 2022
5
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Kelayakan
Usahatani Kelapa Sawit Sistem Perkebunan Rakyat Di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah benar merupakan hasil
karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana
pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar Juni 2019
Nungki Astuti
105960198915
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tidak
pernah berhenti memberikan limpahan kenikmatan-Nya, terutama nikmat
kesehatan, kesabaran, ketekunan kepada kita semua. Sehingga kita selalu diberi
petunjuk dalam melangkah demi mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dan bisa membawa keberkahan kepada orang lain dalam proses pengembangan
ilmu. Karena sesungguhnya hanya kepada Allah lah puncak dari segala
pengaduan keluh kesah sebagai manusia yang haus akan petunjuk dalam
menjalankan kehidupan menuju manusia yang lebih bermartabat.
Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, sosok tauladan yang amanah dan selalu dinantikan syafa’atnya
oleh seluruh umat manusia di hari akhir. Bersamaan dengan selesainya skripsi
kami mengenai “Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit Sistem Perkebunan
Rakyat Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
7
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ir. Nurdin., M.M selaku pembimbing utama dan Firmansyah, S.P,M.Si
selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah,. M. pd selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua orang tua Ayahanda dan Ibunda, Kakak dan Adikku tercinta serta
segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan baik moril maupun
material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali ilmu kepada penulis.
6. Kepada pihak Instansi yang ada di Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju
Tengah atas bantuan informasi dalam memperoleh data skripsi penulis.
7. Kepada teman-teman organisasi daerah Himpunan Mahasiswa Mamuju Tengah
dan Forum Diskusi Mahasiswa Kec. Topoyo dan teman-teman dari Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar atas
dukungan dan doanya untuk penulis.
8
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Aamiin.
Makassar, Juni 2021
Penulis
9
ABSTRAK
NUNGKI ASTUTI. 105960198915. Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit
Sistem Perkebunan Rakyat di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah. Dibimbing Oleh Nurdin dan Firmansyah.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usahatani
kelapa sawit rakyat di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju
Tengah.
Penentuan sampel menggunakan metode pengambilan Simple Random
Sampling (acak sederhana), dari jumlah populasi sebanyak 260 orang tersebut
diambil 10% sehingga jumlah petani responden adalah 26 orang. Analisis data
yang digunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani kelapa sawit
sebesar Rp. 1.856.694,-/Ha/musim panen. Sedangkan hasil analisis kelayakan
usahataninya menunjukkan bahwa nilai R/C Ratio sebesar 2,93 sehingga
usahatani kelapa sawit layak untuk di usahatanikan.
Kata Kunci: Biaya, pendapatan, kelapa sawit, kelayakan usahatani.
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ......................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkebunan Rakyat ............................................................................. 5
2.2 Usahatani Kelapa Sawit ...................................................................... 7
2.3 Pendapatan ......................................................................................... 10
2.4 Kerangka Pikir ................................................................................... 15
11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................ 17
3.2 Populasi Dan Sampel .......................................................................... 17
3.3 Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 18
3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 19
3.6 Definisi Oprasional ............................................................................. 20
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis ............................................................................ 22
4.2 Keadaan Iklim .............................................................................. 22
4.3 Keadaan Penduduk ........................................................................ 23
4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ...................................................... 27
V. HASIL DAN PEMBAHASSAN
5.1 Identitas Responden ...................................................................... 32
5.2 Analisis Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Kelapa
Sawit .................................................................................................... 38
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 45
6.2 Saran .............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Topoyo Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. ....................................................... 24
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Topoyo
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah................................. 25
3. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Topoyo
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ..................................... 27
4. Jumlah Sarana Pendidikan Yang Tersedia di Desa Topoyo Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ........................................................ 28
5. Jumlah Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Topoyo Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ........................................................ 29
6. Jumlah Sarana Kesehatan dan Umum yang Tersedia di Desa Topoyo
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. .................................... 30
7. Rata-rata Umur Responden………………………………………………33
8. Tingkat Pendidikan Responden………………………………………….34
9. Jumlah Tanggungan……………………………………………………...35
10. Rata-rata Luas Lahan Usahatani ........................................................ 36
11. Rata-rata Pengalaman Berusahatani . ................................................ 37
12. Rata-rata Nilai Penyusutan………………………………………... … 39
13. Rata-Rata Biaya Tetap…..………………………………………………39
14. Rata-Rata Biaya Variabel………………………………………………..40
15. Analisis Pendapatan dan Keuntungan………...…………………………41
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka pikir ......................................................................................... 16
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah ........................................................................................... 49
2. Peta Lokasi Penelitian di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah
.......................................................................................................................... 52
3. Identitas Responden di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah. ......................................................................................... 53
4. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Pupuk di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo
Kabupaten Mamuju Tengah
..................................................................................................................... 54
5. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Tenaga Kerja di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
. .................................................................................................................... 55
6. Rekapitulasi Data Total Biaya Usahatani Kelapa Sawit di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
. .................................................................................................................... 56
7. Rekapitulasi Data Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
..................................................................................................................... 57
8. Rekapitulasi Data Pendapatan Usahatani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo
Kabupaten Mamuju Tengah
..................................................................................................................... 58
9. Dokumentasi
15
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencapaian produksi normal Kelapa sawit biasa Indonesia tahun 2004-
2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton bahan alam baru (TBS) atau 40,26 persen dari
total produksi kelapa sawit dunia. Indonesia adalah negara dengan ruang kelapa
sawit terbesar di planet ini, yaitu 34,18 persen dari wilayah kelapa sawit dunia
namun menempati urutan kedua di planet ini sejauh penciptaan. Pertambahan luas
areal perkebunan kelapa sawit Indonesia selama empat puluh tahun terakhir telah
berkembang pesat, dari 133,30 ribu ha pada tahun 1970 menjadi 7,51 juta ha pada
tahun 2009 atau meningkat secara konsisten sebesar 11,12%. Dilihat dari situasi
dunia usaha, kemajuan yang biasa terjadi setelah keadaan darurat moneter di
Indonesia (antara tahun 1998 – 2009) adalah Perkebunan Rakyat sebesar 11,83%,
Perkebunan Negara Besar sebesar 1,89%, dan Perkebunan Swasta Besar sebesar
8,34%. (Fauzi, 2015)
Dari Di sekitar sini, Provinsi Riau merupakan wilayah dengan perkebunan
kelapa sawit yang menciptakan 109.570 ton pada tahun 2010 atau 20,82 persen
dari luas keseluruhan peternakan kelapa sawit di Indonesia Selama periode 2010–
2016, wilayah peternakan kelapa sawit Indonesia tersebar di 22 wilayah,
khususnya seluruh wilayah di pulau Sumatera dan Kalimantan, Jawa Barat,
Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat,
Papua dan Papua Barat. dan pada tahun 2011 luas lahan kelapa sawit di Provinsi
Sulawesi Barat. adalah 1,79 juta Ha (Badan Pusat Statistik, 2014).
16
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia yang
menciptakan perdagangan asing yang sangat besar bagi bangsa ini setelah minyak
dan gas. Salah satu komoditas subkawasan perkebunan yang berperan penting
dalam pelaksanaan moneter di Indonesia adalah sawit kelapa. Indonesia adalah
pembuat dan pengekspor minyak terbesar sawit di dunia (Badan Pusat Statistik,
2011).
Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat akan
meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan
baku pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri ekspor CPO
yang menghasilkan devisa negara (Laelani, 2015). Tanaman kelapa sawit
merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peranan penting bagi
pembangunan perkebunan nasional.
Kemajuan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mamuju Tengah
Provinsi Sulawesi Barat telah membawa perubahan yang signifikan terhadap
jaringan perekonomian negara. Kawasan perkebunan di Mamuju Tengah dibanjiri
kelapa sawit. Luas areal kebun sawit yang setiap tahun semakin berkembang
diimbangi dengan peningkatan yang sedang berlangsung, pada tahun 2016
produksi kelapa sawit rakyat tercatat sebesar 53,31 ribu ton dan pada tahun 2017
produksi kelapa sawit dari perkebunan rakyat tercatat sebesar 51,34 ribu ton (
BPS, 2018). Desa Waeputeh merupakan salah satu kota penghasil kelapa sawit di
Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah. Dengan berkembangnya
perkebunan kelapa sawit di sekitar daerah tersebut, penting untuk mengetahui
ketercapaian kebun sawit rakyat di sekitar sini.
17
Petani local di Desa Waeputeh yang pada mulanya bukan merupakan
petani kelapa sawit, beralih menjadi petani kelapa sawit. Para petani
mengharapkan pendapatan yang meningkat dari usaha perkebunan kelapa sawit
ini. Permasalahannya adalah apa saja komponen-komponen biaya dan besarannya
dalam usaha perkebunan kelapa sawit rakyat. Seberapa besar pendapatan dari
usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di desa ini, dan bagaimana kelayakan
usahanya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka penulis tertarik
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Kelayakan
Usahatani Kelapa Sawit Sistem Perkebunan Rakyat di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini, yaitu:
Bagaimana Kalayakan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah ?
18
1.3 Tujuan
Dari permasalahan yang telah disebutkan di atas maka tujuan penelitian
adalah:
Untuk mengetahui bagaimana kelayakan usahatani kelapa sawit rakyat di
Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
1.4 Kegunaan Penelitian
Untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa, khususnya yang berkaitan dengan analisis kelayakan dalam
usahatani kelapa sawit perkebunan rakyat.
19
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkebunan Rakyat
Perkebunan merupakan salah satu usaha yanag dilakukan oleh masyarakat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkebunan rakyat merupakan
usaha budidaya tanaman perkebunan yang diusahakan tidak di atas lahan HGU.
Perkebunan rakyat di usahakan oleh petani kecil atau masyarakat biasa sebagai
mata pencahariannya.
Dinas Pertanian Indonesia menyatakan perkebunan rakyat merupakan
usaha tanaman perkebunan yang dimiliki dan/atau diselenggarakan atau dikelola
oleh perorangan atau tidak berbadan hukum. Luasan maksimal adalah 25 hektar,
atau pengelola tanaman perkebunan yang mempunyai jumlah pohon yang
dipelihara lebih dari batas minimum usaha (BMU). Berdasarkan besar kecilnya,
usaha perkebunan rakyat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pengelola
tanaman perkebunan dan pemelihara tanaman perkebunan. Pengelola Tanaman
Perkebunan adalah perkebunan rakyat yang diselenggarakan secara komersial dan
mempunyai jumlah pohon yang dipelihara lebih besar dari BMU. Sedangkan,
pemelihara tanaman perkebunan adalah perkebunan rakyat yang diselenggarakan
atas dasar hobi atau belum diusahakan secara komersial dan mempunyai jumlah
pohon lebih kecil dari BMU (Novita, 2013).
Peran perkebunan kelapa sawit rakyat sebagai tulang punggung
penerimaan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja semakin nyata.
20
Kepemilikan perkebunan kelapa sawit adalah solusi untuk mengatasi masalah
pengangguran dan kemiskinan di Pedesaan (Wigena et al., 2009).
Produktivitas yang relatif rendah tersebut masih jauh di bawah produksi
optimal yang bisa dicapai, yaitu 30 ton TBS/ha/tahun. Menurut Jannah et
al.(2012), rendahnya produktivitas dan mutu produksi di perkebunan kelapa sawit
rakyat adalah permasalahan umum. Produksi crude palm oil (CPO) perkebunan
sawit rakyat hanya 2,5 ton/ha/tahun dan minyak inti sawit (PKO) 0,33 ton/ha/
tahun. Sementara itu, pada perkebunan negara dan swasta rata-rata produksi CPO
mencapai 3,48-4,82 ton/ha/tahun dan PKO 0,57-0,91 ton/ha/tahun (Kiswanto et
al., 2008).
Hal itu mengindikasikan bahwa produktivitas kebun kelapa sawit rakyat
masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan. Petani kecil (rakyat) sering dianggap
sebagai suatu titik kelemahan dalam perkembangan hasil produksi tanaman
perkebunan. Kualitas dan hasil produksinya dianggap rendah menurut standar
pasar dunia, kontunitas hasil produksinya pun tidak teratur, akhirnya peningkatan
kesejahteraan petani perkebunan sulit tercapai. Namun demikian perkebunan
rakyat memiliki peran penting, bila dilihat dari; 1) secara keseluruhan
kontribusinya terhadap penerimaan devisa dari subsektor perkebunan masih
dominan; 2) Produk Domestik Bruto (PDB) dari perkebunan rakyat lebih tinggi
dari perkebunan besar, dan 3) Perkebunan rakyat jauh lebih luas dari perkebunan
besar kecuali untuk komoditi kelapa sawit (Syarfi, 2004).
Dilihat dari pengusahaannya, perkebunan kelapa sawit Indonesia dibagi
menjadi tiga, yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara, dan
21
Perkebunan Besar Swasta. Perkebunan rakyat adalah perkebunan kelapa sawit
yang dikelola oleh rakyat memilki luas lahan yang terbatas, yaitu 1-10 ha. Dengan
luas lahan tersebut, tentunya menghasilkan produksi TBS yang terbatas pula
sehingga penjualannya sulit dilakukan apabila ingin menjualnya langsung ke
prosesor/industri pengolah (Fauzi, 2012).
Petani swadaya merupakan petani yang mengusahakan kebun yang
dimilikinya di bangun di atas tanah milik sendiri atau tanah milik
komunitas/ulayat. Dalam hal penentuan luas, didasarkan pada kebutuhan ekonomi
rumah tangga dan sistem pembangunan dilakukan secara individu (Aleksander,
2009).
2.2 Usaha Tani Kelapa Sawit
Sementara itu, sebagaimana dikemukakan oleh Soekartawi (2011), ilmu
budidaya terapan adalah ilmu yang mengkaji atau mempelajari bagaimana
memanfaatkan aset secara cakap dan memadai dalam usaha hortikultura untuk
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Petani bisnis adalah gerakan usaha
manusia untuk mengembangkan tanah yang ditentukan untuk mendapatkan
tanaman atau makhluk hidup tanpa mengurangi kapasitas tanah yang
dikhawatirkan untuk mendapatkan hasil lebih lanjut (Adiwilaga, 2011).
Seharusnya berhasil jika peternak atau pembuat dapat mengeluarkan aset yang
mereka miliki (dikuasai) serta dapat diharapkan dan dianggap mahir jika
pemanfaatan aset tersebut menghasilkan yang melebihi hasil input. Menurut
Hasibuan (2011), penanaman kelapa sawit tanpa batas di Indonesia dengan alasan
bahwa tanaman ini adalah benih minyak yang paling berguna di planet ini.
22
Tanaman kelapa sawit yang membutuhkan 4 liter air setiap hari untuk
berkembang dengan baik, dapat diolah menjadi sumber energi elektif, misalnya
bahan bakar nabati. Selain sawit memiliki itu, minyak kelapa banyak kegunaan
yang berbeda, khususnya sebagai bahan korektif, bahan makanan seperti
margarin, minyak goreng dan roti gulung.
Minyak sawit juga merupakan bahan mentah untuk pembersih dan
pembersih. Bunga untuk hasil ini diandalkan dua kali lipat menjadi pada tahun
2030 dan tiga kali lipat pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 2000.
Pertama, sub kerangka agribisnis hulu yang menghasilkan produk modal
untuk sawit seperti perkebunan kelapa benih, pupuk kandang, pestisida, peralatan
kandang dan perangkat keras. Kerangka agribisnis kelapa sawit terdiri dari empat
sub-kerangka agribisnis, yang masing-masing memiliki kapasitas alternatif namun
merupakan unit keuangan/peningkatan. Majunya agribisnis hulu dalam suatu
ruang merupakan penunjuk signifikan dari kemajuan finansial agribisnis. Hal ini
wajar mengingat hubungan yang kuat antara agribisnis hulu dan organisasi
perkebunan, secara moneter , serta khususnya menurut perspektif khusus. Dengan
peningkatan agribisnis hulu, akan memberikan otonomi dan keyakinan
pengelolaan dan mengurangi yang dihadapi bahaya. (Tarigan, 2011). Kedua,
kelapa subsistem usaha perkebunan sawit (on-ranch agribusiness) yang
memanfaatkan barang modal untuk mengembangkan kebun kelapa sawit.
Pencapaian suatu usaha budidaya kelapa sawit dikendalikan oleh unsur-unsur
yang mempengaruhi pembangunan dan efisiensi. Faktor kegiatan sosial khusus
adalah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan kemanfaatan,
23
beberapa faktor yang memiliki dampak terdekat antara lain: pembibitan, lahan
pembukaan, penanaman kembali, penanaman tanah penutup, penanaman dan
penyemaian kelapa sawit dan penyangga tanaman (Mangoensoekarjo , 2008).
Subsistem ketiga adalah agribisnis subsistem kelapa sawit hilir
(downstream agribusiness) yang mendaur ulang sawit minyak (CPO) menjadi
barang setengah jadi (semi-completed) dan barang jadi, misalnya oleokimia dan
barang tambahan seperti barang yang diproduksi menggunakan minyak sawit. .
Perkebunan kelapa sawit yang diawasi oleh perseorangan luas lahan yang
memiliki terbatas 1-10 hektar, jelas menghasilkan produksi TBS yang terbatas,
sehingga penjualannya repot. Contoh promosi dari double-dealingnya kelapa
sawit dilihat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu peternakan rakyat, besar
perkebunan milik negara (PBN), dan perkebunan besar milik swasta (PBS).
Dengan cara ini, peternak perlu pedagang menjual TBS tingkat melalui kota di
dekat lokasi manor atau melalui KUD, kemudian dilanjutkan ke pedagang besar
ke usaha penanganan. Promosi produk kelapa perkebunan sawit di besar negara
(PBN) dilakukan secara bersama-sama Pemasaran melalui Kantor Bersama
(KPB), sedangkan besar milik untuk perkebunan swasta (PBS), pameran produk
kelapa oleh masing-masing sawit dilakukan organisasi (Suwarto, 2010).
Agar terciptanya agribisnis kelapa sawit dari hulu ke hilir, diperlukan
latihan yang berbeda oleh otoritas publik dan swasta. Dalam agribisnis hulu,
administrasi keterampilan yang diberikan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) meliputi pengembangan benih, rencana industri pupuk kandang, agro-
24
mobil, administrasi pengujian kualitas kompos dan pestisida dan lain-lain.
Subsistem keempat adalah bantuan subsistem untuk agribisnis yang menghasilkan
atau memberikan berbagai macam administrasi yang diperlukan baik untuk
subsistem agribisnis hulu, agribisnis di peternakan, dan subsistem agribisnis
kelapa sawit di hilir. Di peternakan, administrasi yang diberikan oleh PPKS
mencakup perencanaan saran pupuk dan sistem kerja standar (SOP) untuk
perkebunan kelapa sawit atau para eksekutif. Sedangkan di agribisnis hilir,
administrasi pengembangan inovasi barang, inovasi pengukuran dan penyusunan
konfigurasi pabrik dibuat oleh PPKS. lembaga Sebagai litbang, PPKS juga
merupakan sumber kemajuan mekanis untuk yang diperlukan peningkatan
agribisnis kelapa sawit.
2.3. Pendapatan
2.3.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan berupa uang, baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri yang dinilai atas sejumlah uang atas dasar harga yang
berlaku saat ini. Menurut Siagian (2002), pendapatan (Revenue) merupakan
imbalan dan pelayanan yang diberikan. Sedangkan menurut Soekartawi (2005),
keuntungan (K) adalah selisih antara penerimaan total (PrT) dan biayabiaya (B).
Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan
usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih
dapat ditingkatkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila
pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi,
25
Menurut Nicholson (2002), pendapatan usaha ada dua yaitu pendapatan
total dan pendapatan tunai. Pendapatan total merupakan selisih antara penerimaan
total (total revenue) dengan biaya total (total cost). Pendapatan tunai dihitung dari
selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai.
2.3.2 Penerimaan Usaha Tani Kelapa Sawit
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan
turun ketika produksi berlebihan. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan
maupun semakin tinggi harga per unit produksi yang bersangkutan, maka
penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika
produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang
diterima produsen semakin kecil. (Soekartawi, 2005), Sedangkan Menurut Pahan
(2010), Faktor yang sangat penting dalam penerimaan adalah volume penjualan
atau produksi dan harga jual. Penerimaan usahatani sawit adalah hasil penjualan
panen sawit yang dikurangi grading (sampah sawit, air dan susut) sesuai dengan
ketentuan setiap agen, grading dapat dipotong antara 5 hingga 10 persen dari hasil
panen sawit.
Dengan demikian total penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan : TR (Total Reveneu) = Total Penerimaan (Rp)
P (Price) = Harga (Rp/Kg)
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Kg)
26
2.3.3 Biaya Usaha Tani Kelapa Sawit
Menurut Nicholson (2002), Biaya secara garis besarnya terdiri dari
dua,yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya dilihat dari segi waktu terbagi
menjadi dua, yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.Jangka pendek
merupakan periode waktu dimana sebuah perusahan harus mempertimbangkan
beberapa inputnya secara absolut bersifat tetap dalam membuat keputusannya.
Jangka panjang merupakan periode waktu dimana sebuah perusahan
mempertimbangkan seluruh inputnya bersifat variabel dalam membuat
keputusannya, Pada tanaman kelapa sawit rakyat, tanaman baru mulai di panen
pada umur 4 tahun. Biaya yang diperlukan untuk membuka 1 ha lahan berisi 136
bibit kelapa sawit sejak awal pembukaan hingga perawatan TBM selama tiga
tahun diperlukan sekitar Rp 18.662.716,00 dan biaya perawatan tanaman
menghasilkan (TM) setiap tahunnya sebesar Rp. 1.649.011,-. Biaya-biaya tersebut
sudah dapat tertutupi setelah tahun ke-6 atau setelah panen (Fauzi, 2012).
Menurut Antoni (1995), biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi kelapa sawit mencakup:
(1). Biaya investasi awal, seperti: pembukaan lahan, biaya bibit, serta biaya
pemeliharaan sebelum tanaman menghasilkan
(2). Biaya pemeliharaan tanaman, seperti: pemberantasan gulma, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, tunas pokok (pruning), konsolidasi,
pemeliharaan terasan dan tapak kuda, pemeliharaan prasarana.
(3). Biaya panen atau biaya yang dikeluarkan untuk melancarkan segala aktivitas
untuk mengeluarkan produksi (TBS) atau hasil panen dari lapangan (areal) ke
27
agen pengepul atau kepabrik seperti biaya tenaga kerja panen, biaya pengadaan
alat kerja dan biaya angkutan.
Untuk menghitung biaya total dapat di hitung dengan rumus yang
digunakan oleh Sukirno (2013) yaitu:
TC = TFC + TVC
Keterangan : TC (Total Cost) =Biaya Total Produksi(Rp)
TFC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)
2.3.4 Analisis Pendapatan
Menurut Soekartawi (2005), keuntungan (K) adalah selisih antara
penerimaan total (PrT) dan biayabiaya (B). Analisis pendapatan berfungsi untuk
mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama
pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak.
Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup
untuk memenuhi semua sarana produksi. Analisis usaha tersebut
merupakanketerangan yang rinci tentang penerimaan dan pengeluaran selama
jangka waktu tertentu.
1. Total Biaya
Menurut Noor (2007), biaya total yaitu seluruh jumlah biaya produksi
yang di keluarkan. Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya
variabel, Untuk mengetahui total biaya produksi dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
TC = TFC + TVC
28
Keterangan: TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp)
TFC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)
TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)
2. Total Peneriman
Menurut Noor (2007) total penerimaan dapat di hitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan : TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
P (Price) = Harga (Rp/Kg)
Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Kg)
3. Pendapatan
Menurut Noor (2007) untuk melihat pendapatan bersih digunakan rumus
sebagai berikut:
TR – TC = ח
Keterangan : ח = Pendapatan (Rp)
TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)
4. R/C Ratio
MenurutMenurut Noor (2007) untuk melihat perbandingan antara
penerimaan total dan biaya total, digunakan rumus sebagai berikut :
R/C = TR/TC
Keterangan : TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)
TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)
29
2.4 Kerangka Pikir
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil
minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Petani di Kabupaten Mamuju Tengah banyak yang melakukan kegiatan
usahatani kelapa sawit dibandingkan komoditi perkebunan lainnya untuk
meningkatkan pendapatan.
Penelitian ini diawali dengan melakukan suatu analisis kelayakan.
Sebagian besar pembudidaya tidak mengetahui seberapa besar pendapatan
yang mereka terima setiap musim panen, mereka hanya mengetahui bahwa
usaha yang mereka lakukan menguntungkan. Oleh karena itu, analisis
pendapatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang
mereka terima setiap kali produksi. Kemudian diidentifikasi karakteristik
usahanya untuk mengetahui karakteristik pendapatan usahatani kelapa sawit.
30
Berdasarkan latar belakang landasan teori maka disusun, kerangka pikir
penelitian digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit Sistem
Perkebunan Rakyat di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah
Usaha tani Kelapa Sawit
Input :
- Bibit
- Luas lahan
- Pupuk
- Obat- obatan
- Tenaga kerja
- Modal
Output:
Tandan Buah Segar
(TBS) Kelapa Sawit
Biaya Produksi Penerimaan
Pendapatan
R/C Ratio
Layak Tidak Layak
31
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini, dilakukan dalam dua bulan dari bulan Juli sampai
Agustus 2019. Yang di laksanakan di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo
Kabupaten Mamuju Tengah.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani kelapa sawit di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, jumlah populasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah sebanyak 260 orang.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dengan metode Simple Random Sampling (acak
sederhana), dari jumlah populasi tersebut diambil 10% sehingga jumlah petani
responden adalah 26 orang. Menurut (Singarimbun, 1999) Simple Random
Sampling adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau suatu elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
32
1.3 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif dan Data Kuantititaf.
1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari wawancara berupa
tanggapan yang diberikan oleh informan berupa data lisan dengan
penjelasan mengenai usahatani kelapa sawit.
2. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung atau data yang berupa
angka-angka meliputi umur responden.
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi secara langsung
dengan melihat keadaan real dilapangan dan wawancara langsung kepada
petani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data yang diperoleh dari sumber
instansi terkait.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik-teknik atau cara-cara yang
dapat di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa
instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, di antaranya:
a. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai
objek yang akan diteliti.
33
b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer melalui wawancara
langsung kepada informan yaitu petani yang ada di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.berdasarkan daftar
petanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Dokumentasi
Yaitu kegiatan pencatatan dan pengambilan gambar yang diperlukan baik dari
informan.
3.5 Analisis Data
Menurut Soekartawi 1995, ntuk tujuan penelitian 1, yaitu mengidentifikasi
besar biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit rakyat di
daerah penelitian dianalisis menggunakan rumus
TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Total Biaya (Rp)
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp)
Tujuan penelitian 2, mengenai pendapatan petani kelapa sawit rakyat per
tahun dianalisis dengan memperhitumgkan pendapatan petani yang menjual
produk berupa tandan buah segar (TBS). Adapun rumus yang digunakan:
I = TR – TC dimana, TR = P. Q
34
Keterangan :
I = Pendapatan Bersih / Benefit per tahun pada tanaman menghasilkan (Rp)
TR = Total Penerimaan per tahun pada tanaman menghasilkan (Rp)
P = Harga TBS (Rp)
Q = Jumlah TBS yang dipanen (Ton)
Dengan cara yang sama, nilai biaya ditentukan dengan memasukkan biaya
berbagai latihan yang diingat untuk suatu usaha Sebagaimana ditunjukkan oleh
Soekartawi (1991), manfaat adalah besarnya nilai manfaat dari berbagai latihan
dalam suatu tugas.. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran keuntungan adalah
seberapa sering pengeluaran dan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan.
Jika R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan. Cara perhitungan R/C
ratio adalah:
R/C Ratio = TR/TC
3.6 Definisi Operasional
1. Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah penting penghasil tanaman perkebunan minyak,
maupun bahan makanan, minyak industri bakar nabati (biodiesel).
2. Perkebunan Rakyat
Perkebunan merupakan salah satu usaha yanag dilakukan oleh masyarakat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
35
3. Usaha Tani Kelapa Sawit
Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya
dengan masksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk
memperoleh hasil selanjutnya.
4.Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan berupa uang, baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri yang dinilai atas sejumlah uang atas dasar harga yang
berlaku saat ini.
36
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Desa Waeputeh adalah salah satu wilayah desa yang terletak tepatnya di
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah yang berjarak 2,5 km dari pusat
kota Kabupaten Mamuju Tengah. Secara administratif terbagi atas 2 dusun yaitu
Dusun Wonodadi dan Dusun Wonosari dengan ketinggian tanah dari permukaan
laut yaitu 1.500 m.
Secara administratif, Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten
Mamuju Tengah berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Desa Tappilina
- Sebelah Timur : Desa Tangkau
- Sebelah Selatan : Desa Kabubu
- Sebelah Barat : Desa Sinabatta
4.2. Keadaan Iklim
Secara hidrologis Desa Waeputeh memiliki panas dan kelembaban dengan
musim dua, yaitu badai musim dan kemarau musim. Musim biasanya kemarau
Juni dan Oktober, terjadi antara bulan namun musim Desa Waeputeh tidak seperti
kemarau di biasanya. Besaran curah hujan di Desa Waeputeh adalah 1308
mm/tahun dengan suhu normal 36 °C.
37
4.3. Keadaan Penduduk
Kondisi umum kehidupan masyarakat petani masih tradisional. Nilai
kegotong-royongan masih nampak, kehidupan social masyarakat penuh
kekeluargaan. Secara umum proses pencarian nafkah lebih didominasi oleh kaum
laki-laki dan perempuan pada tatanan masyarakat lebih bertugas di dapur dan
mengurusi anak.
Mayoritas penduduk di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten
Mamuju Tengah dari suku Jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dan
bahasa Indonesia. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani, pekerjaaan
lain yang dilakukan selain petani adalah pengusaha, buruh tani, peternak, guru dan
adapula yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil. Adapula sebagian warga
yang membuka warung kecil dirumahnya, untuk menambah hasil pendapatan.
Barang-barang yang dierjualbelikan adalah barang kebutuhan sehari-hari dan
sering dikonsumsi warga setempat.
4.3.1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu wilayah. Mereka
menetap dan membangun kebudayaaan (adat istihadat) sebagai hasil interaksi
kehidupan sehari-hari. Dalam pembagiannya, secara umum penduduk dibagi atas
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Jenis kelamin merupakan salah satu
factor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan sangat menentukan
dalaam klasifikasi pembagian kerja.
38
Tabel di bawah ini menyajikan data mengenai jumlah penduduk Desa
Waeputeh dalam tahun 2018. Data jumlah penduduk ini merupakan data yang
tersaji dari Pemerintah Desa setempat.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Waeputeh,
Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Laki-laki 689 52
2. Perempuan 622 48
Total 1.309 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 1 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk di Desa Waeputeh yaitu
sebanya 1.309 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 689 jiwa
dan jumlah penduduk wanita sebanyak 622 yang mayoritas penduduknya
didominasi oleh lak-laki. Mayoritas penduduk di Desa Waeputeh beragama Islam,
dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Jawa.
4.3.2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber ekonomi di Desa Waeputeh bervariasi karena mata pencaharian
yang berbeda-beda. Sumber perekonomian dapat menentukan tingkat dari
kemakmuran serta taraf hidup suatu masyarakat dan juga lebih dapat menentukan
kedudukan atau status dari penduduk itu sendiri.
39
Berdasarkan data sekunder jumlah penduduk di Desa Waeputeh dapat
dikelompokkan berdasarkan mata pencaharian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa
Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 Petani 597 46
2 Buruh Tani 316 24
3 Buruh Bangunan 18 1
4 Pegawai Negeri Sipil 56 4
5 Pengrajin 61 5
6 Karyawan Swasta 23 2
7 Wiraswasta 18 1
8 Lain-lain 220 17
Total 1.309 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 2 terlihat bahwa penduduk di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo,
Kabupaten Mamuju Tengah paling banyak bermata pencaharian di sektor
pertanian sebagai petani dengan jumlah 597 jiwa (81,20%) . Mata pencaharian
yang paling sedikit dijumpai di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten
Mamuju Tengah adalah buruh bangunan dan wiraswasta dengan jumlah jiwa 18
jiwa (1%). Adapun yang dimaksudkan poin nomor 8 pada table yaitu penduduk
yang bermata pencaharian pokok sebagai supir, pensiunan, tukang batu.
Tingginya jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
40
menunjukkan bahwa di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju
Tengah merupakan daerah agraris yang sangat cocok untuk pertanian.
4.3.3. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Umumnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat meruapakan
faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan kinerjanya terhadap produktivitas.
Walaupun seseorang memiliki kemampuan fisik yang memadai tetapi tidak
ditunjang dengan pengetahuan maka usaha yang dikelola tidak akan mengalami
peningkatan. Adapun pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan formal
maupun nonformal. Pendidikan formal yang dimaksudkan adalah pendidikan
melalui sekolah, sedangkan pendidikan nonformal melalui pengalaman, informasi
masyarakat atau media massa dan sebagainya.
Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat lambatnya seorang
petani menerima teknologi baru yang dapat menambah pengetahuan dalam
rangka perubahan usahataninya.Selain umur, pendidikan juga sangat penting
dalam hal pengelolaan usahatani Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat
pendidikan penduduk di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju
Tengah dapat dilihat pada tabel berikut :
41
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Tidak Punya 151 11,53
2 Tidak Tamat SD 159 12,14
3 SD 243 18,56
4 SMP 346 26,43
5 SMA 357 27,27
7 D1-D3 16 1,22
8 S1-S3 37 2,82
Total 1.309 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 3 di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan dengan jumlah
penduduk dominan di Desa Waeputeh adalah pada tingkat sekolah menengah
pertama (SMP) dan tingkat pendidikan dengan jumlah penduduk paling kecil
adalah diploma. Dengan mengacu pada program pemerintah mengenai wajib
belajar 9 tahun maka dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk di Desa Waeputeh memiliki tingkat pendidikan yang sudah tinggi.
4.4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Lancarnya perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh jumlah
sarana dan prasarana yang terdapat pada daerah tersebut, baik sarana bangunan
maupun sarana perhubungan. Jika suatu daerah mempunyai sarana yang memadai
serta ditunjang oleh sumber daya alam yang cukup, maka kegiatan perekonomian
42
pada daerah tersebut berjalan lancar. Sarana perhubungan dan komunikasi dapat
membantu mempercepat informasi segala macam yang berhubungan dengan
perekonimoan. Sarana di bidang kesehatan sangat diperlukan dalam mengelola
perekonomian agar dapat berjalan lancar.
4.4.1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan mempunyai peranan penting dalam menunjang
pembangunan daerah di segala bidang. Salain itu, sarana pendidikan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui secara terperinci
jumlah dan jenis sarana pendidikan di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo,
Kabupaten Mamuju Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Jumlah Sarana Pendidikan Yang Tersedia di Desa Waeputeh,
Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No. Jenis Sarana Jumlah (Buah) Persentase (%)
1 TK 1 25
2 SD 1 25
3 SMP - -
4 SMA 1 25
5 SMK 1 25
Total 4 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 4 di atas menunjukan bahwa sarana pendidikan di Desa Waeputeh
tidak cukup memadai hal ini ditunjukan karena tidak adanya sarana pendidikan
SMP atau sederajat yang ada pada Desa Waeputeh yang merupakan salah satu
43
sarana yang sangat dibutuhkan jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan yang menempati posisi paling atas.
4.4.2. Sarana Peribadatan
Tempat ibadah merupakan tempat suci bagi seseorang yang menganut
suatu agama. Tempat ibadah juga sangat diperlukan untuk menunjang
pengetahuan keagamaan seluruh masyarakat. Berdasarkan data yang didapatkan
di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah memiliki
beberapa tempat ibadah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Jumlah Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Waeputeh,
Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No Tempat Ibadah Jumlah (Buah)
1 Masjid 6
2 Pura -
3 Gereja -
4 Wihara 1
Total 7
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 5 di atas terlihat bahwa kurangnya tempat-tempat ibadah yang
tersedia di Desa Waeputeh, hanya terdapat dua jenis sarana peribadatan yaitu
masjid dan wihara. Jumlah masjid yang terdapat sebanyak 6 buah sedangkan
wihara terdapat 1 buah sedangkan gereja dan pura tidak terdapat di desa tersebut.
Hal ini dapat mebuktikan bahwa penduduk di Desa Waeputeh rata-rata
penduduknya beragama Islam.
44
Dengan melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa di Desa Waeputeh,
Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah didominasi oleh penduduk yang
beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah mesjidyang tersedia
dia daerah setempat, sedangkan agama-agama lain juga ada tetapi dalam jumlah
yang minoritas.
4.4.3. Sarana Kesehatan dan Umum
Sarana kesehatan merupakan tempat penunjang kesehatan bagi seluruh
warga di Desa Waeputeh. Berdasarkan data sekunder, Desa Waeputeh memiliki
beberapa sarana kesehatan dan umum. Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 6. Jumlah Sarana Kesehatan dan Umum yang Tersedia di Desa
Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah.
No Sarana Jumlah (Buah)
1 Lapangan 1
2 Pustu -
3 Posyandu 1
4 Kuburan 1
5 Puskesmas -
6 KUA 1
Total 4
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 6 di atas menunjukkan sarana kesehatan dan umum di Desa
Waeputeh. Kurang memadianya sarana-sarana kesehatan yang tersedia di Desa
45
Waeputeh, hanya terdapat satu jenis sarana kesehatan yaitu posyandu. Sarana
umum di Desa Waeputeh sudah memadai yaitu terdapat lapangan 1 buah, kuburan
1 buah dan KUA ada 1 buah.
46
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Petani merupakan orang yang melakukan usaha dalam pemenuhan
kebutuhan di bidang pertanian. Untuk memperoleh informasi tentang usahatani
yang diusahakan, maka identitas petani responden merupakan salah satu hal yang
penting yang dapat membantu kelancaran proses penelitian.
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden
yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,
pengalaman berusahatani dan luas lahan yang dimiliki.
5.1.1. Umur Responden
Kematangan umur serta kemampuan berfikir dan bekerja sangat di
pengaruhi oleh umur petani. Pada umumnya petani yang berumur mudah dan
sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dan relative lebih mudah
menerima inovasi baru disbanding petani yang berumur lebih tua. Oleh karena itu
perbedaan umur yang dimiliki seorang dapat di jadikan sebagai salah satu
indicator untuk menilai timgkat kemampuan kerja, sedangkan petani berumur tua
mempunyai kemampuan fisik yang sudah kurang, akan tetapi relatif mempunyai
pengalaman kerja yang lebih banyak sehinggah lebih inovatif dalam menerapkan
inovasi baru. Petani responden dalam mengelolah usahataninya memiliki tingkat
umur yang berbeda-beda. (Soekartawi,2005 dalam Wahyudi,2016).
47
Tabel 7. Rata-rata tingkat golongan umur petani responden di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
No Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 28-37 9 35,00
2 38-47 10 38,00
3 48-57 6 23,00
4 58-67 1 4,00
Jumlah 26 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari jumlah responden 26 petani kelapa sawit
yang dominan tingkat umur 38-47 tahun dengan jumlah responden 10 orang
dengan tingkat persentas (38%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat umur yang
produktif berada pada tingkat umur 38-47 tahun dengan demikian dapat
digambarkan bahwa golongan umur petani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo
Kabupaten Mamuju Tengah tidaklah menjadi hambatan dalam pengembangan
usahatani kelapa sawit di masa yang akan datang.
5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden
Kemajuan yang dicapai dalam segala bidang adalah hasil dari pendidikan,
bahkan dapat dikatakan bahwa taraf hidup yang rendah adalah pencerminan dari
taraf pendidikan yang rendah. Sesuai pengamatan masyarakat Desa Waeuteh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah telah menampakkan adanya
wujud perkembangan nilai-nilai positif tentang kritikan terhadap suatu masalah
yang disampaikan kepada mereka sebagai bagian dari pesan pembangunan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam pengembangan
usahatani untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan yang lebih
menguntungkan. Jenis pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang
48
diikuti oleh petani. Namun tidak menutup kemungkinan pendidikan non formal
seperti pelatihan, penyuluhan, magang dan sebagainya turut berpengaruhi
kemampuan pola pikir petani dalam menyerap dan memgadopsi teknologi
usahatani baru dalam rangka pencapaian produksi yang optimal. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh petani, semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan petani terhadap teknologi. (Mosher dalam Wahyudi 2016)
Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian merupakan penunjang
dalam pengembangan agribisnis usahatani kelapa sawit, oleh karena itu klarifikasi
tingkat petani responden, selengkapnya dapat dilihat pada table 3 berikut.
Tabel 8. Tingkat pendidikan petani responden di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 TS 5 19,00
2 SD 12 46,00
3 SLTP 4 15,00
4 SLTA 3 12,00
5 S1 2 8,00
Jumlah 26 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 8 terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah masih sangat rendah.
Ini menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikan petani responden yang
dominan adalah Sekolah Dasar sebanyak 12 orang (46%), Tidak sekolah sebanyak
5 orang (19%), Sedangkan yang menempuh tingkat pendidikan yang tinggi seperti
SMP, SMA, dan S1 sangatlah sedikit, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh petani responden masih sangat rendah. Keadaan
demikian adalah suatu tingkat kemajuan bagi masyarakat di daerah penelitian,
49
bahwa dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi merupakan indicator bagi
kemajuan dalam berbagai bidang usaha khususnya dalam bidang petani.
Kemajuan dalam bidang pendidikan berarti akan mendorong terciptanya inovasi
baru dalam usahatani.
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga menjadi gambaran potensi tenaga kerja yang
dimiliki keluarga petani itu, jumlah tanggungan keluarga juga akan
mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Semakin banyak
jumlah tanggungan akan menjadi beban bagi petani bila di tinjau dari segi
konsumsi. Namun, jumlah keluarga juga merupakan asset yang penting dalam
membantu kegiatan petani karena akan menambah pencurahan tenaga kerja
keluarga, sehingga biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani akan lebih
kecil (Sihol Situngkir, 2007 dalam Nanda,2012).
Adapun jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah secara rinci disajikan dalam
Tabel 9 berikut:
Tabel 9. Jumlah tanggungan keluarga responden petani di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 1-3 7 27,00
2 4-6 16 62,00
3 7-9 3 12,00
Jumlah 26 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden yang
terbanyak adalah petani tingkat tanggungan 4-6 orang yaitu sebanyak 16 orang
50
dengan persentase (62%), sedangkan jumlah responden yang memiliki
tanggungan keluarga yang lebih rendah dar 7-9 orang hanya 3 orang responden
atau (12%). Keadaan demikian memberikan indikasi bahwa petani responden rata-
rata memiliki tanggungan keluarga yang tidak terlalu besar sehingga tidak
merupakan suatu hambatan dalam hal pengembangan usahatani padi sawah.
5.1.4. Luas lahan Responden
Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha. Dengan
ketersediaan lahan garapan yang cukup bagi petani berarti potensial lahan dilokasi
dapat meningkatkan pendapatan bila pengembangan yang lebih efektif, karena
luas lahan garapan petani berpengaruh pada aktifitas petani dan produksi
usahataninya (Mubyartoto, 1986 dalam Rico, 2013)
Adapun luas garapan petani responden adalah bervariasi mulai dari 0,05
Ha –0,50 Ha. Jelasnya, luas usahatani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10
berikut.
Tabel 10 Luas lahan usahatani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan
Topoyo Kabupaten Mamuju
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 1,00-1,50 9 35,00
2 2,00-2,50 17 65,00
Jumlah 26 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 10 menunjukkan bahwa petani responden memiliki lahan yang
terbanyak adalah 2,00-2,50 Ha dengan jumlah responden 17 orang sehingga
persentase yang didapatkan yaitu 65%. Sedangkan yang memiliki luas lahan
51
paling sedikit yaitu 1,00-1,50 Ha dengan jumlah respondennya sebanyak 9 orang
dengan persentase 35%. Petani yang memiliki lahan yang luas akan
memungkinkan tingginya jumlah produksi yang akan diterima.
5.1.5. Pengalaman Responden Berusahatani
Selain pendidikan, pengalaman berusahatani juga mempengaruhi
keberhasilan dalam pengolahan usahatani. Semakin lama orang mengelolah
usahataninya, maka semakin bertambah banyak pengalaman yang dia peroleh.
Demikian pula dalam berusahatani sawah (Soetrisno,2002 dalam Rico, 2013).
Petani yang telah lama berusahatani kelapa sawit mempunyai pengalaman yang
lebih banyak dibanding dengan petani yang belum lama berusahatani kelapa
sawit, berarti yang telah lama berusahatani kelapa sawit akan lebih mudah
menerima inovasi baru, selengkapnya dapat di lihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 11. Pengalaman berusahatani kelapa sawit di Desa Topoyo Kecamatan
Topoyo Kebupaten Mamuju Tengah
No Pengalaman Berusahatani (Thn) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 5-13 4 15,00
2 14-22 17 65,00
3 23-31 5 19,00
Jumlah 26 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Tabel 11 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani kelapa sawit dari
26 orang petani responden yaitu yang mengalami pengalaman bertani paling
banyak di dominasi oleh pengalaman 14-22 tahun sebanyak 17 orang dengan
persentase (65%) dan 23-30 sebanyak 5 orang (20%), sedangkan yang terkecil
adalah petani responden dengan pengalaman kurang atau sama dengan 5-13 tahun
sebanyak 4 orang (15%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengalaman
52
merupakan suatu potensi dalam pengembangan usahatani kelapa sawit di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah dengan asumsi bahwa
pengalaman tersebut diharapkan dapat menambah kemampuan petani dalam
bertindak secara rasional dengan tetap memperhatikan segala resiko yang
mungkin terjadi seperti pada masa lampau yang telah di laluinya.
Berdasarkan karakteristik petani diatas yang menggambarkan tingkat
umur, pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman
berusahatani merupakan aspek ketersediaan sumberdaya manusia di tinjau dari
ketersedian tenaga kerja. Maksud bahwa kondisi umum petani responden yang
meliputi umur kondusif, pendidikan yang masih rendah, lahan yang kurang luas,
jumlah tanggungan keluarga yang tidak terlalu menjadi beban dan pengalaman
berusahatani yang cukup lama, belum terlalu menunjang petani dalam melakukan
pengembangan usahatani padi sawah sehingga sumber daya manusia (SDM)
masih rendah.
5.2 Analisis Biaya, Pendapatan Dan Keuntungan Usahatani Kelapa Sawit
5.2.1 Analisis Biaya
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama meskipun
jumlah produksi berubah-ubah. Biaya tetap adalah biaya yang tidak
mempengaruhi produksi dan terus dikeluarkan walaupun produksi diperoleh
banyak atau sedikit dan meskipun tidak melakukan produksi , besarnya
biaya tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang diperoleh
53
(Rico, 2013). Biaya tetap yang di keluarkan dalam penelitian ini hanya
meliputi nilai penyusutan alat (NPA) saja sedangkan niali pajak (PBB)
belum ada, karena responden belum mempunyai sertifikat tanah.
Tabel 12. Rata-rata nilai penyusutan alat (NPA) petani padi sawah di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
No Jenis Alat Total Biaya (Rp)
1 Cangkul 18.358
2 Sprayer 92.094
3 Lori 110.224
4 Egrek 6.653
5 Dodos 5.064
Jumlah 232.393
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
Tabel 12 menunjukkan bahwa Rata-rata nilai penyusutan alat yaitu
cangkul,sprayer, Lori, Egrek dan Dodos. Nilai penyusutan Cangkul sebesar
Rp.18.358 dan biaya sprayer Rp.92.094. Sedangkan Lori sebesar Rp.110.224
kemudian nilai penyusutan Egrek sebesar Rp.6.653 dan Dodos sebesar Rp.5.064.
Jadi, total nilai penyusutan alat (NPA) dalam satu musim di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah yaitu sebesar Rp.232.393.
Tabel 13. Hasil rekapitulasi rata-rata biaya tetap dan yang dikeluarkan oleh petani
padi sawah di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju
Tengah.
No Uraian Total Biaya (Rp)
1 Nilai Penyusutan Alat (NPA) 6.042.329
Jumlah 232.397
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
54
Tabel 13 menunjukkan bahwa total nilai penyusutan alat (NPA) di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah sebesar
Rp. 232.397 yang terdiri dari Cangkul,Sprayer,Lori,Egrek dan Dodos.
2. Biaya Variabel
Biaya variable adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani
responden untuk pembelian pupuk, benih, dan sebagainya yang biayanya berubah-
ubah. Biaya variabel dalam penelitian ini meliputi pupuk, benih, dan tenaga kerja.
Tabel 14. Hasil rekapitulasi rata-rata biaya variabel usahatani padi sawah di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
No Uraian Total Biaya (Rp)
1 Pupuk 397.827
2 Benih 121.442
3 Tenaga Kerja 995.385
Jumlah 1.514.654
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
Tabel 14 Menunjukkan bahwa penggunaan pupuk rata-rata dengan total
biaya Rp.397.827 dimana pupuk yang digunakan oleh petani responden yaitu
pupuk Urea, dan Ponska. Kemudian benih dengan total biaya Rp.121.442 dan
tenaga kerja yaitu dengan total biaya Rp.995.385 tenaga kerja mulai dari
pengolahan sampai dengan panen. Jadi total biaya variabel yang digunakan dalam
usahatani kelapa sawit per musim rata-rata sebesar Rp. 1.514.654.
5.2.2 Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan petani adalah hasil pengurangan antara total
penerimaan yang diterima petani perpanennya dengan total biaya yang
dikeluarkan oleh petani perpanennya. Jumlah pendapatan per petani kelapa sawit
55
berbeda-beda antara satu petani dengan petani lainnya tergantung pada besarnya
jumlah penerimaan, jumlah produksi , Jumlah Luas lahan dan Jumlah biaya per
petani dari usahatani kelapa sawit yang diusahakan sesuai Lampiran 8 dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pendapatan Petani Per musim panen = Penerimaan – Biaya Total
= Rp. 5.629.536 – Rp.1.916.147
= Rp.3.713.389 : 2 Ha
= Rp. 1.856.694.
Rata – rata Luas lahan kelapa sawit milik petani adalah 2 Ha per orang
maka pendapatan rata – rata petani adalah Rp. 1.856.694Ha/tahun. Pendapatan
petani ini adalah pendapatan bersih petani atau dapat juga dikatakan sebagai
keuntungan bagi petani dalam menjalankan usahatani kelapa sawit yang
diusahakan selama Priode Juli 2019 Sampai Juni 2020.
56
Tabel 15. biaya Analisis, pendapatan dan keuntungan rata-rata petani responden di
Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
No Uraian Jumlah Rata-Rata (Rp)
1. Peneriamaan (TR)= Y.PY
a. Produksi (Y) 5.387 kg
b. Harga Produksi 1.045
Total Penerimaan 5.629.536
A. Biaya Variabel VC
a. Tenaga Kerja 818.461
b. Pupuk 321.694
Urea 213.008
Ponska 108.686
c. Biaya Biaya Lain -
Benih 113.077
Total Biaya Variabel 1.563.750
B. Biaya Tetap FC
Pajak -
a. Penyusutan Alat
Cangkul 18.358
Sprayer 92.096
Lori 110.224
Egrek 6.654
Dodos 5.064
Total Biaya Tetap 232.397
C. Biaya Yang Diperhitungkan
Tenaga Kerja Dalam Keluarga 120.000
2. Biaya Keseluruhan
A. Biaya Variabel VC 1.563.750
B. Biaya Tetap 232.397
C. Biaya Yang Diperhitungkan 120.000
Total Biaya Keseluruhan 1.916.147
3. Pendapatan FI = TR-TC 1.856.694
4. R/C ratio = F1/TC 2.93
57
Table 15 menunjukkan total penerimaan Rata-rata total biaya tetap yang
dikeluarkan sebesar Rp.232.397. Adapun diperhitungkan biaya yang berupa
dalam tenaga kerja keluarga Rp.120.000, jadi total biaya keseluruhan sebesar
Rp.1.916.147. bahwa rata-rata adalah sebesar Rp. 5.629.536 jumlah dengan
produksi 5.387 Kg harga Rp.1.045/kg. Biaya variable tenaga kerja sebesar
Rp.818.461, pupuk Urea Rp.213.008 dan Ponska Rp.108.686 serta benih
Rp.113.077 sehingga total biaya variable rata-rata yaitu Rp. 1.563.750. Dari total
biaya yang dikeluarkan maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.1.856.694
dan R/C Ratio yaitu 2.93 artinya usahatani kelapa sawit di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah layak untuk di usahatanikan.
5.2.3 Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit
Analisis Kelayakan Usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Return Cost Ratio (R/C) dimana untuk menghitung R/C dilakukan membagi
antara penerimaan yang diterima oleh petani kelapa sawit dengan biaya yang
dikeluarkan oleh petani untuk usahatani kelapa sawit. Pada penelitiann ini biaya
yang dimaksud adalah biaya operasional di luar biaya investasi tanaman
sebagaimana telah dijelaskan pada metoda penelitan.
Adapun perhitungan R/C Ratio adalah sebagai berikut:
R/C Ratio = TR/TC
= Rp. 5.629.536 : Rp.1.916.147
= Rp. 2.93
58
Dalam penelitian ini hasil dari R/C adalah rata-rata penerimaan petani
dibagi dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani sehingga nilai R/C
Ratio adalah 2,93. Hal ini berarti petani akan mendapatkan penerimaan sebesar
Rp.2,93 untuk setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan, dengan demikian usahatani
Kelapa Sawit di desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
sudah layak.
59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan kegiatan penelitian
mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, maka dapat disimpulkan bahwa
penerimaan rata-rata usahatani kelapa sawit adalah Rp. 5.629.536,-/Ha/musim
kumpul, sedangkan biaya rata-rata yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1.916.147,-
/Ha/musim panen, dengan demikian pendapatan rata-rata yang diperoleh petani
adalah sebesar Rp. 3.713.389,-/Ha/musim panen. Hal ini berarti petani akan
mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 2,93 untuk setiap 1 rupiah biaya yang
dikeluarkan, dengan demikian usahatani kelapa sawit di desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah sudah layak untuk
diusahatanikan.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada petani untuk dapat mempertahankan hasil produksinya dan
memperluas usahatani kelapa sawit agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2. Diharapkan kepada petani agar dapat meningkatkan perawatan tanaman kelapa
sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah agar
perkembangan kelapa sawit kedepannya lebih baik.
60
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat pendapatan
petani kelapa sawit secara menyeluruh dalam satu periode tanam di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
61
DAFTAR PUSTAKA
Aleksander, C. 2009. Nasib organisasi inti plasma. Tunjukkan pada pertemuan
Satgas RSPO untuk Petani, 1 November 2009, Kuala Lumpur.
Asro'laelani, B. 2011. Pemeriksaan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Hampalit,
Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan. Buku Harian
Budidaya. Universitas PGRI Palang Karaya. Kalimantan Fokus.
Biro Pusat Statistik. 2011. Statistik Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta
BPS. 2012. Sulawesi Barat Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju Utara, Pasangkayu.
Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit, Budidaya Limbah Banyak Analisis Usaha
Pemanfaatan Produk dan Pemasaran. Cetakan Pertama. Jakarta.
Penyebar perbaikan diri.
Fauzi, Yan. 2002. Kelapa Sawit. Penyebar perbaikan diri. Jakarta
Hasibuan, B.E. 2011. Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Sumatera Utara. Medan
Kiswanto, dkk. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. melalui
http://lampung.litbang.deptan.go.id
Laelani. 2011. Investigasi Usahatani Kelapa Sawit di Desa Hampalit, Kecamatan
Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Fakultas Pertanian, Universitas
PGRI, Palangka Raya. ZIRAA'AH, Jilid 32 Nomor 3, Oktober 2011
Hal. 225-230 ISSN 1412-1468
Mangoensoekarjo, S. Selanjutnya, H. Samangun, 2008. Manajemen Agribisnis
Kelapa Sawit. UGM-Pers. Yogyakarta
Nicolson. W. 2002. Ekonomi Mikro Intermediasi dan Penerapannya, Edisi
Kedelapan (Terjemahan), Erlangga, Jakarta.
Novita. 2013. Evaluasi Tanaman Kelapa Sawit. Sampit. Diakses melalui
http://novhiypurple.blogspot.com pada tanggal 14 Maret 2016 pukul
10.00 WIB.
Pahan, Iyung. 2008. Pengelolaan Agribisnis Kelapa Sawit Dari Hulu Sampai
Hilir. Penyebar perbaikan diri. Jakarta.
62
Pasaribu, A. M. 2012. Penyusunan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Yogyakarta:
Andi mengimbangi.
Riza, Suyatno. 2004. Kelapa Sawit (berusaha meningkatkan efisiensi). Kanisius.
Yogyakarta.
Siagian, Renville. 2002. Prolog Manajemen Agribisnis. Pers Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Sihotang, B. 2010. Budidaya kelapa sawit. Diakses 18 Januari 2016. Pukul 16.25
Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Sutanto, 2012. Peran Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Di Kabupaten Bengkalis. Staf Ekonomi, Unri.
Panama.
Suwarto. 2010. Pengembangan dan Pengolahan Kelapa Sawit. Kanisius:
Yogyakarta.
Syarfi, Ira Wahyuni, 2004. Perkebunan Individu di Sumatera Barat. Naskah Draft
Pascasarjana (S3) Unand. bidang.
repositori.unand.ac.id/21210/1/Buletin_Nagari_ira.pdf. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2016 pukul 10.00 WIB.
Tarigan, Bamalan dan Tungkot Sipayung. 2011. Perkebunan Kelapa Sawit dalam
Perekonomian dan Lingkungan Sumatera Utara. Pers IPB. Bogor.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41906/2/Reference.p
df
Yanfauzi, dkk. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
64
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
NUNGKI ASTUTI (105960198915)
DAFTAR KUESIONER UNTUK RESPONDEN
Judul Penelitian :
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kelapa Sawit Sistem Perkebunan
Rakyat di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
Nama Responden : ..........................
Dusun/RT/RW : ..........................
Desa/Kelurahan : ..........................
Kecamatan : ..........................
Kabupaten : ..........................
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .................................................
2. Umur : .............Tahun
3. Pendidikan Terahir : TT SD/SD/SLTP/SLTA/DIPLOMASI/S1
4. Pekerjaan Pokok : .................................................
5. Pekerjaan Sampingan : .................................................
6. Pengalaman Bertani : .............Tahun
7. Jumlah Tangguangan Keluarga : .............Orang
8. Luas Lahan Usahatani : .............Ha
65
B. BIAYA USAHATANI KELAPA SAWIT
1. Biaya Variabel (Sarana Produksi dan Tenaga Kerja)
No Uraian Satuan Jumlah Harga Nilai
(Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)
1 Persiapan Lahan
a. TK Luar Keluarga HOK
2 Persemaian
a. Benih Kg
b.TK Luar Keluarga HOK
c.TK Dalam Keluarga HOK
3 Penanaman
a. TK Luar Keluarga HOK
b. TK Dalam Keluarga HOK
4 Pemupukan
a. Pupuk Kg
b. Pupuk Kg
c. TK Dalam Keluarga HOK
d.TK Luar Keluarga HOK
5 Penyiangan
a. TK Luar Keluarga HOK
6 Pengendalian OPT
a. ................................ ....
b. ………………... ….
c. …………………. ….
c. TK Luar Keluarga HOK
d. TK dalam Keluarga HOK
7 Pengairan
a. TK Luar Keluarga HOK
8 Panen
a. TK Luar Keluarga HOK
9 Total Biaya Variabel
66
2. Biaya Tetap :
2.1.Penyusutan Alat
No. Nama Alat Harga Beli Jumlah Nilai Nilai
Umur
Ekonomis Penyusutan
(Rp/Unit) (Unit) (Unit) (Rp) (Tahun) (Rp/Musim)
1 Cangkul
2 Sprayer/Tangki
3 Roli
4 Parang
5 Egrek
6 Dodos
7 ...............
8 ................
9 ................
10 ...............
11 .................
Total
Penyusutan
2.2. Pengeluaran lain-lain
a. Pajak …………… : Rp ………………./Musim
C. PENERIMAAN USAHATANI KELAPA SAWIT
No. Produksi Jumlah (Kg) Harga (Kg) Nilai (Rp)
1. Musim Panen
D. PERTANYAAN PENDUKUNG
1. Apakah selama melaksanakan usahatani kelapa sawit pernah mengalami /terjadi
penurunan produksi akibat serangan hama dan penyakit atau iklim? (penurunan
sampai batas diijinkan/aman
a. Ya b. Tidak
2. Jika pernah berapa produksi hasil kelapa sawit terendah……Kg ; seharunya
mencapai ……Kg
67
3. Apakah selama melaksanakan usahatani kelapa sawit mengalami kerugian akibat
adanya penurunan harga jual?
a. Ya b. Tidak
4. Jika pernah berapa penerimaan terendah yang di peroleh?.......Rp/Kg ; seharusnya
mencapai : ……..Rp/Kg
5. Jika pernah mengalami kerugian atau penurunan produksi dalam satu musim
tanam tersebut diatas, berapa persen kerugian yang diderita bila dihitung dalam
setahun?
a. 1% - 10% b.11% - 20% c. 21% - 30% d.31% - 40%
e. 41% - 50% f. >50%
6. Menurut Bapak berapa produksi kelapa sawit yang terbaik dapat diperoleh
perhektarnya ?
- Tertinggi……kg
- Terendah……k
69
Lampiran 3. Identitas Responden
No Nama Umur Pendidikan
Pengalaman
U.T Jumlah
Tanggungan Luas Lahan
(Tahun) (Tahun) (Orang) (Ha)
1 Tukimin 40 SMP 7 4 1.00
2 Mardi 44 SMP 21 5 2.00
3 Sungidin 50 SMA 22 7 1.50
4 Siswowiono 46 SMP 15 3 1.00
5 Subianto 59 SD 30 8 2.00
6 Mustafa 35 SMA 22 4 2.00
7 Nurwadi 42 SMK 22 5 2.00
8 Pardi 42 SD 19 5 1.00
9 Mualip 33 SD 11 4 1.00
10 Suyoto 35 SD 13 4 1.00
11 Ismanto 47 SMP 15 5 2.00
12 Isroi 50 TS 20 7 2.00
13 Abu Jamhar 47 SD 21 4 2.00
14 Sumarjo 35 SD 15 5 1.00
15 Harjoni 33 SD 16 2 1.00
16 Mingun 42 TS 23 4 2.00
17 Likan 34 TS 20 4 2.50
18 Saikan 28 SMP 5 1 1.00
19 Suyono 51 SD 22 3 2.00
20 Narto 49 SD 19 6 2.00
21 Sumedi 44 S1 26 4 2.00
22 Antono 51 TS 30 6 2.00
23 Buraerah 51 SD 28 3 2.00
24 Topah 46 TS 21 3 2.00
25 Noto 31 SMA 15 3 2.00
26 Yatina 31 SD 15 4 2.00
Jumlah 1096 - 493 113 42.00
Rata2 42.1538 - 18.96153846 4.346153846 1.61538461538
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019.
70
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Pupuk
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 - -
25
26
Jumlah
Rata Rata /Orang
No RespondenLuas Lahan
(Ha)
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1,114,000
1.53846
2
2
2
2
2
40
2
2.5
1
2
2
2
218,400
10,343,500
397,827
280,000
290,500
455,000
530,000
528,800
343,400
276,200
1
615,400
(Rp)
154,700
469,700
159,600
484,400
582,000
315,000
353,500
1
1.5
1
1
336,000
319,500
409,500
416,300
455,000
423,000
235,000
32 89,600 3,500
495,000
83,600
Pupuk Urea ponska
Volume Jumlah Harga Volume Jumlah Harga Total Biaya
(Rp/Kg)
34 95,200 3,500 - - -
(Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Kg) (Rp)
-
- - -
84 235,200 3,500 - -
-
100 280,000 3,500 50 120,000 -
88 246,400 3,500 - -
-
100 280,000 3,500 - - -
50 140,000 3,500 - -
3600
120 336,000 - - - -
123 344,400 3,500 - -
-
125 350,000 3,500 - - -
50 140,000 3,500 50 120,000
-
100 280,000 3,500 - - -
100 280,000 3,500 32 76,800
3600
84 235,000 - - - -
50 140,000 3,500 - -
3600
43 120,400 3,500 - - -
90 252,000 3,500 100 240,000
3600
17 47,600 - 15 36,000 -
50 140,000 3,500 - -
-
100 280,000 - - - -
44 123,200 3,500 20 48,000
-
100 280,000 3,500 - - -
50 140,000 3,500 - -
3600
86 240,800 3,500 50 120,000 -
100 280,000 3,500 -
360076.07692308 213,008 3,500 45.28571429 108,686
3600
1978 5,538,200 77,000 317 760,800 21600
58 162,400 3,500 - -
71
Lampiran 5. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Tenaga Kerja
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
Upah Borongan Jumlah Jumlah Upah Jumlah Jumlah Upah Jumlah Jumlah Upah Jumlah
(Rp) (Rp) (Orang) (Rp) (Rp) (Orang) (Rp) (Rp) (Orang) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 630.000
2 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
3 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 630.000
4 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
5 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
6 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 630.000
7 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 630.000
8 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
9 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
10 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
11 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
12 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 655.000
13 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
14 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 780.000
15 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 930.000
16 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
17 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 930.000
18 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
19 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 930.000
20 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 780.000
21 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
22 1 150.000 150.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,5 1 50.000 25.000 630.000
23 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
24 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
25 3 150.000 450.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 955.000
26 2 150.000 300.000 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 1 1 50.000 50.000 805.000
Jumlah 56 3.900.000 8.400.000 26 26 1.430.000 1.430.000 26 104 2.600.000 10.400.000 21 26 1.300.000 1.050.000 21.280.000
Rata Rata /Orang 2,153846 150.000 323.077 1 1 55.000 55.000 1 4 100.000 400.000 0,807692 1 50.000 40.385 818.461
Total Biaya
HOK HOK HOK HOKNo Responden
Pengolahan Persemaian Penanaman Pemupukan
72
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Total Biaya Usahatani Kelapa Sawit
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
No Nama Biaya Usahatani
Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp) B.diPerhitungkan Total Biaya (Rp)
1 Tukimin 909.700 198.833 120.000 1.228.533
2 Mardi 1.744.400 267.500 120.000 2.131.900
3 Sungidin 914.600 226.666 120.000 1.261.266
4 Siswowiono 1.773.800 307.500 120.000 2.201.300
5 Subianto 2.119.000 216.666 120.000 2.455.666
6 Mustafa 1.070.000 205.833 120.000 1.395.833
7 Nurwadi 1.058.500 236.500 120.000 1.415.000
8 Pardi 2.035.800 208.333 120.000 2.364.133
9 Mualip 1.477.000 196.000 120.000 1.793.000
10 Suyoto 1.594.000 215.833 120.000 1.929.833
11 Ismanto 1.774.000 207.499 120.000 2.101.499
12 Isroi 1.487.600 224.334 120.000 1.831.934
13 Abu Jamhar 1.715.000 232.834 120.000 2.067.834
14 Sumarjo 1.328.000 265.667 120.000 1.713.667
15 Harjoni 1.290.000 280.000 120.000 1.690.000
16 Mingun 3.033.000 181.583 120.000 3.334.583
17 Likan 1.223.400 235.000 120.000 1.578.400
18 Saikan 1.945.000 180.667 120.000 2.245.667
19 Suyono 1.138.600 296.333 120.000 1.554.933
20 Narto 1.181.200 241.999 120.000 1.543.199
21 Sumedi 1.515.000 195.166 120.000 1.830.166
22 Antono 1.095.500 214.000 120.000 1.429.500
23 Buraerah 1.865.000 270.416 120.000 2.255.416
24 Topah 1.865.000 243.000 120.000 2.228.000
25 Noto 2.012.600 264.167 120.000 2.396.767
26 Yatin 1.491.800 230.000 120.000 1.841.800
Jumlah 40.657.500 6.042.329 3.120.000 49.819.829
Rata2 1.563.750 232.397 120.000 1.916.147
73
Lampiran 7. Rekapitulasi Data Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit
No Nama Luas Lahan
Produksi (Kg) Harga per Kg (Rp) Penerimaan (Rp) (Ha)
1 Tukimin 1 3.696 1.045 3.862.320
2 Mardi 2 6.365 1.045 6.651.425
3 Sungidin 1.5 5.978 1.045 6.247.010
4 Siswowiono 1 4.221 1.045 4.410.945
5 Subianto 2 6.151 1.045 6.427.795
6 Mustafa 2 5.833 1.045 6.095.485
7 Nurwadi 2 5.600 1.045 5.852.000
8 Pardi 1 3.249 1.045 3.395.205
9 Mualip 1 3.674 1.045 3.839.330
10 Suyoto 1 3.543 1.045 3.702.435
11 Ismanto 2 6.600 1.045 6.897.000
12 Isroi 2 5.833 1.045 6.095.485
13 Abu Jamhar 2 6.867 1.045 7.176.015
14 Sumarjo 1 3.170 1.045 3.312.650
15 Harjoni 1 3.287 1.045 3.434.915
16 Mingun 2 6.523 1.045 6.816.535
17 Likan 2.5 7.230 1.045 7.555.350
18 Saikan 1 4.170 1.045 4.357.650
19 Suyono 2 5.675 1.045 5.930.375
20 Narto 2 6.523 1.045 6.816.535
21 Sumedi 2 5.707 1.045 5.963.815
22 Antono 2 5.674 1.045 5.929.330
23 Buraerah 2 6.440 1.045 6.729.800
24 Topah 2 5.946 1.045 6.213.570
25 Noto 2 5.540 1.045 5.789.300
26 Yatin 2 6.570 1.045 6.865.650
Jumlah 40 140.065 27.170 146.367.925
Rata2 1,666666667 5.387 1.045 5.629.536
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
74
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Pendapatan dan Keuntungan Usahatan
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
75
Lampiran 9. Dokumentasi
Gambar 1. Kantor Desa Lokasi Penelitian
Gambar 2. Dokumentasi Bersama petani Responden
77
Gambar 5. Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit
Gambar 6. Perkebunan Kelapa Sawit Lokasi Penelitian
91
RIWAYAT HIDUP
NUNGKI ASTUTI, dilahirkan di Topoyo 23 Desember
1996 dari ayah Tarsono dan ibu Joharia. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis
telah menempuh beberapa pendidikan formal yaitu
memulai pendidikan dasar di SDI Bayor pada tahun
2003-2009 kemudian sekolah menengah pertama di
SMP Negeri 2 Topoyo pada tahun 2009-2012 dan sekolah menengah atas di SMA
Negeri 1 Topoyo tahun 2012 dan lulus tahun 2015. Melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi pada tahun 2015 dan lulus menjadi mahasiswa di Jurusan
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Perusahaan
kelapa sawit PT. Surya Raya Lestari II dan Bhadra Sukses di Kabupaten Mamuju
Tengah. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan internal
kampus yaitu menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis dan
organisasi eksternal Forum Diskusi Mahasiswa Kec. Topoyo dan Himpunan
Mahasiswa Mamuju Tengah.