BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya mempertahankan laba. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba perusahaan. 1
209
Embed
Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi Untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada
hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan
utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen
perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan
baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil
oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya
mempertahankan laba.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya
menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga
memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba
perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau
tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .
Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan
memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka
diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian
dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan
memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan.
Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
1
mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk
memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau
tidak.
Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
yang bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala
yang bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan
dalam proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut
mengakibatkan meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan
mengalami penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
pasar. Hai ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas
khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping
itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam
setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.
23
a). Struktur organisasi
Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas
pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan.
Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk
struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1) Organisasi garis (line organization)
Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari
keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.
Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu
masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya
kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya
bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh
karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang
serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.
2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)
Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya
serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini
kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki
bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah
dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut
24
bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaannya.
3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang
susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,
administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak
bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan
berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya
dalam garis pekerjaan tertentu.
5). Aspek Keuangan
Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana
yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan
diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal
asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu
diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya
dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa
besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta
tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan
sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan
laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap
layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila
25
dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak
bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan
bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak
layak untuk dilakukan.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek
keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan
diterima atau ditolaknya proyek investasi.
a). Arus kas (Cash flow)
Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan
yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas
penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas
untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan
tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan
arus kas.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi
para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.
26
Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal
(Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas
(Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:
1) Arus kas masuk (Cash inflow)
Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan
selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari
penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal
ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan
ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila
investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu
penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,
penjualan saham.
2) Arus kas keluar (Cash outflow)
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun
operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,
penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga
dan deviden.
Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu
saat.
27
Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal
dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.
b). Laba
Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas
dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba
menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan
bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu
misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang
ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.
c). Pajak
Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan
setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus
berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak
menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan
yang berdiri di negara tersebut.
Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke
sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum.
28
Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap
setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh
seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan
bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan
kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah
selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang
dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.
Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut
Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar
10%.
Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17
tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak
badan adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Biaya Penghasilan Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00
Diatas Rp 100.000.000,00
10 %
15 %
30%
Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000
29
d). Biaya modal (Cost of capital)
Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya
yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan
modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk
keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu
khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada
aktiva tetap.
Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan
menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi
sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.
Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount
rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila
menggunakan metode NPV atau PI.
Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu:
1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public
Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut
:
30
a). Perusahaan berbadan hukum PT.
b). Bertempat kedudukan Indonesia.
c). Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00
d). Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa
oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.
e). Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus
memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus
tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong
sehat.
Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah
sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):
a). Biaya utang (Cost of debt)
Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung
karena menggunakan sumber dana yang berasal dari
pinjaman.
Rumus:
k*d = kd (1-t)
Keterangan:
k*d = biaya utang setelah pajak
kd = biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak
31
b). Biaya saham preferen
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)
oleh investor saham preferen (pemegang saham
preferen).
Rumus:
Biaya saham preferen =
Keterangan:
D P = deviden perlembar saham
Pn = harga netto yang diperoleh dari penjualan
selembar saham preferen baru
c). Biaya saham biasa
Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai
tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu
investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar
harga saham perusahan tersebut tidak turun.
Rumus:
ke = + g
32
Keterangan:
ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa
D1 = Deviden pada tahun ke-1
PD = Harga saham saat ini
g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun
d). Biaya laba ditahan
Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan
(Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat
pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang
diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata
lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan
dana yang berasal dari saham biasa.
Rumus:
kr = ke (1-t) (1-b)
Keterangan:
t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari
semua pemegang saham (avarage rate of
stockholder)
b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)
33
2). Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila
investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan
yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan
akan menurun.
Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh
keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko
premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat
pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono,
2001: 218):
Rumus:
RP = Rf + Risk Premium
34
Keterangan:
Rp = tingkat keuntungan yang diminta
Rf = tingkat bunga berdasarkan standar
sertifikat Bank Indonesia
Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif
sebesar 5% sampai dengan 7%)
Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point
II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go
Public.
e). Kriteria penilaian investasi
Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya
suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan
investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):
I). Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian
ini menggunakan Payback period yang arus kasnya
35
didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas
yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan
nilai sekarang investasi.
Rumus:
arus kas yang di diskontokan =
Rumus Payback Period adalah:
PP = X I Tahun
Kriteria:
Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi diterima.
Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang
disyaratkan), maka usul investasi ditolak.
Kelebihan PP adalah:
(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup
kembali resiko proyek
(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya
Accounting income
36
Kelemahan PP adalah:
(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang
(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah
Payback.
II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat
keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat
investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini
dinyatakan dengan prosentase.
Rumus ARR adalah sebagai berikut:
ARR = X 100%
Kriteria:
Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi diterima.
Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul
investasi ditolak.
Kelebihan ARR adalah:
(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal
(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal
(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi
Kelemahan ARR adalah:
37
(a) Mengabaikan nilai waktu uang
(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan
bukan kas
Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda
maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode
depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya
keuntungan
III). Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih
antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas
yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan
satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya
modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus
dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi
yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.
Urutan-urutan dalam metode NPV:
a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi
yang akan dilaksanakan.
38
b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow
dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate)
tertentu yang ditetapkan.
c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow
selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi
awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.
Rumus metode NPV adalah:
Present value dari proceeds = xxx
Present value dari outlays = xxx
NPV = xxx
Kriteria:
NPV , maka usul investasi diterima
NPV < 0, maka usul investasi ditolak
Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono,
2002:175):
NPV = ( ) - Io
39
Keterangan:
CFt = Cash flow pada periode t
I0 = Investasi awal
k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal
n = Umur proyek
t = 1,2,3,…..,n
Kelebihan NPV adalah:
(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit
memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki
(b) Merupakan metode laba investasi majemuk
(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan
nilainvestasinya
Kelemahan NPV adalah:
(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa
menyesatkan
40
(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari
tahun ke tahun
IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana
dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas
pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas
yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada
keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR
adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate
tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount
rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate
yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002:
170):
Outlays =
Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode
trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV
proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat
bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil
perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau
41
PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus
mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara
demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga
yang dapat menjadikan PV proceeds sama dengan PV
outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol
atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut
menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.
Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1 + (i2 – i1)
Keterangan:
i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1
i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2
NPV1 = positif
NPV2 = negatif
Kriteria:
Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima
Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak
42
Kelebihan IRR adalah:
(a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang
(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang
sebenarnya
Kelemahan IRR adalah:
(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan
NPV karena adanya cara coba-coba
Timbul perhitungan untuk interpolasi
V). Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang
investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa
alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah
investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih
besar.
Rumus PI adalah sebagai berikut:
PI = \
43
Kriteria:
Bila PI 1, maka usul investasi diterima.
Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,
tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman
pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak
sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi
tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar,
semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,
tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak
semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan
menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek
keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak
masalah.
VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
(MIRR)
MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari
metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR
adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian
kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya
(COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu
kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan
44
metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah
muncul metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena
menggabungkan antara metode IRR dengan NPV.
MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat
diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari
terminal (terminal value) dengan investasi awalnya.
Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai
berikut (Warsono, 2002: 179):
Keterangan:
MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi
CFt = Arus kas pada tahun ke-t
Ka = Biaya modal proyek
t = 1,2,3,…..,n
n = Umur ekonomis
I0 = Investasi awal.
Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan
menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:
Jika MIRR COC, maka proyek diterima.
Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.
45
Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan
salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang
dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar.
3. Aktiva Tetap
Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,
yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai
salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar
dimasa yang akan datang.
Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang
paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan
investasi jangka panjang.
Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah
aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva
tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bersifat relatif permanen.
b. Digunakan dalam operasi perusahaan.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
46
Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a). Aktiva tetap tak berwujud
Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang
dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.
Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.
b). Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik
yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara
normal.
1). Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk
diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK
(2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan
PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari
harga beli.
47
2). Metode Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK
(2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
Aktiva yang dapat disusutkan adalah:
a). Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu
periode akuntansi
b). Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.
c). Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam
suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk
disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara
lain (Weston & Copeland, 2000:102):
a). Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)
Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti
dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap
sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam
menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,
sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah
sama.
48
Rumus:
Biaya penyusutan =
Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah
bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan
metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka
tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.
b). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)
Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya
akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika
biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan
kemudian menurun pada periode berikutnya.
Rumus:
Jumlah angka tahun = n
Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya
biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan
depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau
sama dengan metode garis lurus.
c). Metode Unit Produksi (Production Unit Method)
Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang
diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap
49
itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat
rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap
oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.
Rumus:
Biaya penyusutan =
Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya
penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.
Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk
menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung
biaya penyusutannya.
d). Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun
menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan
adalah:
a). % depresiasi dengan cara garis lurus.
b). % ini dikalikan 2.
c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.
Rumus:
Biaya penyusutan =
50
Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena
sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
4. Pengawasan Peramalan
Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,
adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas-
batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan
peramalan (forecast control).
Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah
terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil
peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat
digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan &
Suwarsono, 2000:69):
a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)
Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai
peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau
negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data
peramalan.
Secara formula adalah sebagai berikut:
AAE =
51
Keterangan:
AAE = Average absolute error
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
= Harga mutlak
b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)
Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih
antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah
tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian
menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
RMSE =
RMSE = Root mean squared error
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:
r =
Keterangan :
52
r = Koefisien korelasi
Y = Data riil
Y1 = Data peramalan
= Means data riil
d. Kontrol limit
Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara
kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan
juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan
nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range
upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang
digunakan dapat dipertanggungjawabkan.
Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
(D of F) R =
Keterangan:
(D of F) R = Degree fo freedom
marginal (Y-Y1) = jarak bergerak
Y = Nilai riil
Y1 = Nilai peramalan
n = Banyaknya waktu data peramalan
Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:
Upper control limits = 2,66 X (D of F) R
53
Lower control limits = -2,66 X (D of F) R
Range + 2,66 (D of F) R sampai –2,66 (D of F) R
C. Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
54
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Studi Kelayakan Proyek
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Keuangan
Layak atau tidak
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang
berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini
memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu
perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.
C. Data dan Sumber Data
Data dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah
aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data
permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin,
data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan
untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman
dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga
berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
55
Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk
mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode
penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.
2. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat dokumen-
dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi,
biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data
permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka
digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:
1. Analisis Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan
di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan
penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai
berikut:
a. Metode Trend Linier
56
Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia
cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan
rupiah (Rp).
b. Metode Trend Kuadratik
digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan
yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).
c. Metode Trend Simple Exponential
Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia
cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan
satuan rupiah (Rp).
d. Pengawasan Peramalan
Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan
adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE
adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai
senyatanya.
2. Analisis Keuangan
57
Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang
akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa
a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal
Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari
mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.
Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua
sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah
menggunakan satuan mata uang (Rp).
b. Arus Kas (Cash Flow)
Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan
penjualan mesin lama
2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin,
pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan
Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).
c. Biaya Modal (Cost Of Capital)
Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga
sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta
dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (Risk free rate), dan resiko
58
premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat
berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya
adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).
d. Studi Kelayakan Investasi
Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti
menggunakan metode penilaian sebagai berikut:
1) Metode Payback Period (PP)
PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk
dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.
2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)
ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag
diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya
adalah prosentase (%).
3) Metode Net Present Value (NPV)
NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas
yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana
proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang
digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
4) Metode Internal Rate of Return (IRR)
59
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk
mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek
akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek.
Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).
5) Metode Profitability Index (PI)
PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya
adalah menggunakan rupiah (Rp).
6) Metode MIRR
MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan
antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi
awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).
F. Teknik Analisis Data
Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif
adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap
masalah yang sedang diteliti.
1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode
trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek
penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend
terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:
a. Metode Trend Linier
60
Rumus:
Y = a + bx
Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:
a =
b =
Dimana:
Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan
x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan
n = jumlah data
b. Metode Trend Kuadratik
Rumus:
Y = a + bx + cx2
Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:
a =
b =
c =
c. Metode Trend Simple Exponential
61
Rumus:
Y1 = abx
Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:
Log Y1 = log a + (log b) x
Jika, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:
Log a =
Log b =
Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai
untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil
Jadi persamaannya adalah Yt1 = 393.907.348,2 - 63.912.319,2 (x)
Lampiran 6
125
Estimasi Biaya Operasional (Pemasaran)2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun x a B (x) Yt1
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
393.907.348,2
63.912.319,2 ( 3 )
63.912.319,2 ( 4 )
63.912.319,2 ( 5 )
63.912.319,2 ( 6 )
63.912.319,2 ( 7 )
63.912.319,2 ( 8 )
63.912.319,2 ( 9 )
63.912.319,2 (10)
63.912.319,2 (11)
63.912.319,2 (12)
585.644.305,8
649.556.625
713.468.944,2
777.381.263,4
841.293.582,6
905.205.901,8
969.118.221
1.033.030.540,02
1.096.942.859,4
1.160.855.179,6
Sumber data: Data Primer diolah
Lampiran 7
126
Perhitungan Pajak Perseroan2006 – 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri PandaanTahun Rp 50jt
(10 %)
( 1 )
Diatas Rp 50 –
Rp 100jt
(15 %)
( 2 )
Diatas Rp 10jt
(30 %)
( 3 )
Pajak Perseroan
( 1 ) + ( 2 ) + ( 3 )
2006 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 485.658.653,492
= Rp 145.697.569,048
158.197.569,492
2007 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 516.510.975,886
= Rp 154.953.292,766
167.453.292,766
2008 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 541.364.548,29
= Rp 162.409.364,487
174.909.364,487
2009 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 569.217.503,674
= Rp 170.765.251,102
183.265.251,102
2010 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 597.070.447
= Rp 179.121.134,1
191.621.134,1
2011 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 624.923.390,362
= Rp 187.477.017,109
199.977.017,109
2012 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 639.176.337,776
= Rp 191.752.301,333
204.252.301,333
2013 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 653.429.286,15
= Rp 196.028.785,845
208.528.785,845
2014 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 667.682.232,52
= Rp 200.304.669,854
212.804.669,854
2015 10 % x Rp 50 jt
= Rp 5.000.000
15 % x Rp 50 jt
= Rp 7.500.000
30 % x Rp 681.935.179,9
= Rp 204.580.553,97
217.080.553,97
Lampiran 8
127
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYAHarga Pokok Penjualan
2008 – 2013(dalam rupiah)
Keterangan Tahun2009
Tahun2010
Tahun2011
Tahun2012
Tahun 2013
Bahan Baku Langsung
1. Persediaan Awal Bahan Baku
2. Pembalian Bahan Baku
3. Biaya Angkut
Jumlah Pembelian Bersih
Jml Bhn Baku Yg Tersedia utk Digunakan
Persediaan Akhir Bahan Baku
Jumlah Biaya Pemakaian Bahan Baku (1)
Tenaga Kerja Langsung (2)
Biaya Overhead Pabrik
1. Tenaga Kerja Tak Langsung
2. Listrik, Air dan telepon
3. Pajak Bumi dan Bangunan
4. Biaya Pemeliharaan Bangunan
5. Biaya Pemeliharaan Mesin dan
Peralatan
6. Depresiasi Bangunan
7. Depresiasi Mesin dan Peralatan
Jumlah Overhead Pabrik (3)
Harga Pokok Produksi (1) + (2) + (3)
Persediaan Awal Barang Jadi
Persediaan Barang Siap Dijual
Persediaan Akhir Barang Jadi
Harga Pokok Penjualan
3.256.250
261.802.336
4.261.700
266.046.036
269.320.286
79.869.700
89.450.586
195.838.800
180.209.719
99.897.750
11.586.123
4.442.400
80.526.927
10.000.000
20.000.000
406.662.919
691.952.305
5.926.750
697.879.055
8.325.000
689.554.055
79.869.700
215.089.225
760.000
219.849.225
299.718.925
95.435.650
204.283.275
142.857.284
191.359.200
102.452.500
12.728.750
5.248.350
87.486.925
10.000.000
20.000.000
429.365.725
776.506.284
8.325.000
784.831.284
8.925.000
775.906.284
95.435.650
200.000.000
5.135.000
205.135.250
300.570.900
100.125.625
200.445.275
235.842.343
196.639.665
108.728.000
13.539.376
7.322.350
93.524.700
10.000.000
20.000.000
449.754.095
886.041.713
8.925.000
894.966.713
97.164.500
797.802.213
100.125.625
189.600.000
4.436.000
194.036.000
294.161.625
102.550.350
191.611.275
264.789.371
244.785.690
110.578.250
15.117.162
10.578.250
95.498.100
10.000.000
20.000.000
506.147.752
962.548.398
97.164.500
1.059.712.098
103.739.200
955.976.698
102.550.350
170.860.500
3.980.000
174.840.500
277.390.850
108.462.040
168.748.810
276.825.000
250.060.500
117.112.500
17.260.500
13.975.250
98.525.000
10.000.000
20.000.000
526.935.750
972.509.560
103.739.200
1.076.248.760
105.285.600
970.963.160
Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti TasikmalayaLampiran 9
128
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYALaporan Laba Rugi
2009 – 2013Keterangan Tahun
2009Tahun2010
Tahun2011
Tahun2012
Tahun2013
Penjualan Es
Pendapatan Jasa Angkut Es
Total Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Oprasional (Pemasaran):
a. Biaya Penjualan
1. Biaya Personil
2. Biaya Promosi (Iklan)
3. By. Penjualan Dlm Negeri
4. Depresiasi Kendaraan
Angkut
b. Biaya Administrasi dan Umum
1. Pajak
Kendaraan
2. Alat Tulis
3. Komisi
(discount)
4. By.
Pemeliharaan Kndraan
5. By. Perjalanan
Setempat
6. By. Perjalanan
Dinas
7. By. Umum dan
Lain-lain
Jml. By. Operasional (Pemasaran)
Laba Operasional
Pendapatan Lain-lain
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Pajak
Laba Setelah Pajak (EAT)
1.264.038.450
224.556.500
1.488.594.950
(689.554.055)
799.040.895
83.940.143
900.000
27.691.095
5.000.000
14.678.300
1.924.250
555.000
52.569.780
7.810.200
246.450
2.922.500
(198.237.718)
600.803.177
9.916.259
610.719.436
(165.715.830,8)
445.003.605,2
1.518.474.950
497.162.300
2.015.637.250
(775.906.284)
1.239.730.966
267.049.893
1.025.000
32.250.360
5.000.000
16.176.600
2.100.600
625.000
62.250.144
9.224.300
2.500.000
4.280.075
(402.481.972)
837.248.994
11.230.500
848.479.494
(237.043.848,2)
611.435.645,8
1.651.890.000
563.389.000
2.215.279.000
(797.802.213)
1.417.476.787
281.679.651
11.200.000
27.691.095
5.000.000
17.385.000
2.796.000
2.540.000
65.740.060
9.300.000
2.675.000
3.314.170
(429.320.976)
988.155.811
12.975.000
1.001.130.811
(282.839.243,3)
718.291.567,7
1.813.110.000
769.734.250
2.582.844.250
(955.976.698)
1.626.867.552
289.362.350
11.932.000
28.005.000
5.000.000
17.967.500
3.042.000
2.980.000
66.330.500
9.875.000
2.768.000
3.649.000
(440.911.550)
1.185.956.002
33.425.000
1.219.381.002
(348.314.300,6)
871.006.701,4
2.094.769.000
851.250.000
2.946.019.000
(970.963.160)
1.975.055.840
342.875.000
12.594.000
28.910.750
5.000.000
18.734.200
3.764.550
3.465.000
66.525.300
9.968.000
2.946.600
3.798.125
(498.584.525)
1.476.471.315
21.045.000
1.497.516.315
(431.754.894,5)
1.065.761.420,5
Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
129
Lampiran 10PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYA
NeracaPer 31 Desember 2009
Keterangan JumlahA. AKTIVA LANCAR
KasBank Central Asia (BCA)Deposit BCABank Rakyat Indonesia(BRI)Piutang Dagang (Piutang Usaha)Persediaan Bahan BakuPembayaran Uang MukaRekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAPTanahBangunanAkumulasi Depresiasi BangunanMesin dan PeralatanAkumulasi Depresiasi Mesin dan PeralatanKendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan BermotorInventaris KantorAkumulasi Depresiasi Inventaris KantorPiutang Usaha Jangka PanjangUang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Hutang dagangHutang PajakHutang Gaji yang Belum DibayarHutang Lain-lainListrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAPHutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva Tetap
29.820.00076.273.600
62.757.763,8300.000.00099.897.750
568.749.112,2
500.000.000500.000.000
130
E. MODALModal DasarLaba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
450.000.000445.003.605,2895.003.605,2
Jumlah Passiva 1.963.752.719Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
Lampiran 10
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYAPer 31 Desember 2010
Keterangan JumlahA. AKTIVA LANCAR
KasBank Central Asia (BCA)Deposit BCABank Rakyat Indonesia(BRI)Piutang Dagang (Piutang Usaha)Persediaan Bahan BakuPembayaran Uang MukaRekening Koran
Jumlah Aktiva LancarB. AKTIVA TETAP
TanahBangunanAkumulasi Depresiasi BangunanMesin dan PeralatanAkumulasi Depresiasi Mesin dan PeralatanKendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan BermotorInventaris KantorAkumulasi Depresiasi Inventaris KantorPiutang Usaha Jangka PanjangUang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Hutang dagangHutang PajakHutang Gaji yang Belum DibayarHutang Lain-lainListrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAPHutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva TetapE. MODAL
Modal Dasar
33.740.00080.165.000
60.050.143,2200.000.000102.542.500
276.497.613,2
300.000.000300.000.000
450.000.000
131
Laba Tahun BerjalanJumlah Modal
611.435.645,81.061.435.645,8
Jumlah Passiva 1.837.933.259Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
Lampiran 10
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYANeraca
Per 31 Desember 2011Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCARKasBank Central Asia (BCA)Deposit BCABank Rakyat Indonesia(BRI)Piutang Dagang (Piutang Usaha)Persediaan Bahan BakuPembayaran Uang MukaRekening Koran
Jumlah Aktiva LancarB. AKTIVA TETAP
TanahBangunanAkumulasi Depresiasi BangunanMesin dan PeralatanAkumulasi Depresiasi Mesin dan PeralatanKendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan BermotorInventaris KantorAkumulasi Depresiasi Inventaris KantorPiutang Usaha Jangka PanjangUang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
C. PASSIVA LANCARHutang dagangHutang PajakHutang Gaji yang Belum DibayarHutang Lain-lainListrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. PASSIVA TETAPHutang Jangka Panjang
Jumlah Passiva Tetap
D. MODAL
35.876.00082.500.000
83.127.413,3200.000.000108.728.000
510.231.741,3
50.000.00050.000.000
132
Modal DasarLaba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
450.000.000718.291.567,7
1.168.291.567,7
Jumlah Passiva 1.728.523.309Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
Lampiran 10
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYANeraca
Per 31 Desember 2012Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCARKasBank Central Asia (BCA)Deposit BCABank Rakyat Indonesia(BRI)Piutang Dagang (Piutang Usaha)Persediaan Bahan BakuPembayaran Uang MukaRekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAPTanahBangunanAkumulasi Depresiasi BangunanMesin dan PeralatanAkumulasi Depresiasi Mesin dan PeralatanKendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan BermotorInventaris KantorAkumulasi Depresiasi Inventaris KantorPiutang Usaha Jangka PanjangUang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Hutang dagangHutang PajakHutang Gaji yang Belum DibayarListrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. MODALModal DasarLaba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
46.643.25067.725.0004..157.911,6110.578.250
267.804.411,6
450.000.000871.006.701,4
1.321.006.701,4
133
Jumlah Passiva 1.609.111.143Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
Lampiran 10
PT. RAYA SUGARINDO INTI TASIKMALAYANeraca
Per 31 Desember 2013Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCARKasBank Central Asia (BCA)Deposit BCABank Rakyat Indonesia(BRI)Piutang Dagang (Piutang Usaha)Persediaan Bahan BakuPembayaran Uang MukaRekening Koran
Jumlah Aktiva Lancar
B. AKTIVA TETAPTanahBangunanAkumulasi Depresiasi BangunanMesin dan PeralatanAkumulasi Depresiasi Mesin dan PeralatanKendaraan Akumulasi Depresiasi Kendaraan BermotorInventaris KantorAkumulasi Depresiasi Inventaris KantorPiutang Usaha Jangka PanjangUang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar
Hutang dagangHutang PajakHutang Gaji yang Belum DibayarListrik, Air dan Telepon
Jumlah Passiva Lancar
D. MODALModal DasarLaba Tahun Berjalan
Jumlah Modal
32.504.556,596.864.35049.250.000117.112.500
295.731.406,5
450.000.0001.065.761.420,51.293.460.217,5
134
Jumlah Passiva 1.559.941.623Sumber Data: PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya
SUKU BUNGA BANK INDONESIA SUKU BUNGA SBI
Grafik TimeseriesJangka Waktu Suku Bunga
3 Bulan 7.50 %Dikeluarkan Tanggal : 8/14/2014
Jangka Waktu Suku Bunga1 Bulan 7.50 %
Dikeluarkan Tanggal : 8/14/2014Data Sebelumnya
Dari
Sampai
Jangka
Tingkat rata-rata tertimbang SBI tersebut tidak merupakan arah kebijakan BI, tetapi hanya mencerminkan keseimbangan proses penawaran dan permintaan pasar. Sejak penerapan ITF pada Juli 2005, arah kebijakan BI ditetapkan melalui besarnya BI rate yang saat ini besarnya 7,50%.