ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM (BANJIR) DI KEC.NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT (study kasus tgl 09 Nopember 2017) Adi Saputra 1 , Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung Email : [email protected]ABSTRAK Dari sejumlah bencana banjir dan longsor yang terjadi, dapat diketahui bahwa penyebab utama adalah faktor meteorologis unsur curah hujan terutama intensitas hujan, distribusi hujan, dan durasi hujan. Faktor lain penyebab banjir adalah sifat-sifat fisis dari permukaan tanah, kandungan air tanah, dan permukaan tanah(tanah gundul, tanah yang ditumbuhi tanaman-tanaman dan lain-lain). Kondisi Iklim di wilayah Lampung bagian barat sangat berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya yang ada di wilayah Provinsi Lampung karena Topografi Lampung bagian Barat memiliki khas tersendiri yaitu diapit oleh Bukit Barisan disebelah Timur dan Samudra Hindia sebelah Barat. Oleh karenanya iklim wilayah Lampung bagian barat dan pesisir bersifat lokal dan sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim. Berdasarkan informasi media www.lampost.co lihat Lampiran I hal.10-11, pada tanggal 09 Nopember 2017 telah terjadi cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan ratusan rumah warga di Pekon Mulangmaya dan Rajabasa, Kec.Ngaras Kab.Pesisir Barat, terendam banjir dengan ketinggian 1(satu) meter. Hasil analisis citra satelit dengan aplikasi Soft.SATAID menunjukan terlihat suhu puncak awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5dan suhu yang sangat dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi, konsentrasi awan di sebagian wilayah Lampung bagian Barat sangat kuat, dan dari data angin 3000 feet, pengaruh tekanan rendah (1005 s.d 1006 mb) di sebelah Barat Lampung menyebabkan terbentuknya konvergensi diatas wialayah Lampung bagian barat sehingga memengaruhi terbentuk pertemuan massa udara di atas wilayah Lampung bagian barat dan mengakibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif kuat yang menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan berdurasi lama. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Iklim Lokal, Topografi, Konvergensi, Awan Konvektif 1. PENDAHULUAN Awan konvektif jenis cumulus banyak muncul karena Indonesia merupakan daerah konvektif aktif. Jika awan ini tumbuh menjadi cumulonimbus (Cb) dalam sistem cuaca lokal maka akan menghasilkan hujan deras dan kemungkinan petir. Hujan deras ini sering menimbulkan banjir lokal dalam waktu relatif singkat. Wilayah Provinsi Lampung memiliki 15 (lima belas) kabupaten/kota, dimana ada beberapa Kabupaten di Lampung bagian Barat yang memiliki ciri khas Iklim nya tidak dipengaruji oleh Musim hujan/kemarau atau bersifat lokal. Hal ini karena Topografi kabupaten tersebut yang membuat kondisi cuaca lokalnya berperan sangat kuat. Yaitu adanya Bukit Barisan dan Samudra Hindia. Kabupaten Pesisir Barat yang ibu kotanya Krui adalah salah satu contoh yang memiliki khas cuaca lokal, letaknya yang diapit oleh sebelah Barat Samudra Hindia dan sebelah timur oleh Bukit Barisan. Karena pengaruh Topografi tersebut, cuaca di sebagian besar wilayah Lampung bagian Barat sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim. Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu bentuk cuaca ekstrim adalah peristiwa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan banjir, longsor, Jembatan terputus dan lain sebagianya. Peristiwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lama dari siang hingga malam yang terjadi di Kecamatan Ngaras, Kab. Pesisir Barat Tanggal 09 Nopember 2017, mengakibatkan ratusan
11
Embed
ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM (BANJIR) DI …eoffice.bmkg.go.id/Dokumen/Artikel/Artikel_20171114100752_4d6vn4... · rumah warga di Pekon Mulangmaya dan Rajabasa, Kec.Ngaras Kab.Pesisir
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM (BANJIR) DI KEC.NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT
(study kasus tgl 09 Nopember 2017)
Adi Saputra1, Fahrizal2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung
ABSTRAK Dari sejumlah bencana banjir dan longsor yang terjadi, dapat diketahui bahwa penyebab utama adalah faktor meteorologis unsur curah hujan terutama intensitas hujan, distribusi hujan, dan durasi hujan. Faktor lain penyebab banjir adalah sifat-sifat fisis dari permukaan tanah, kandungan air tanah, dan permukaan tanah(tanah gundul, tanah yang ditumbuhi tanaman-tanaman dan lain-lain). Kondisi Iklim di wilayah Lampung bagian barat sangat berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya yang ada di wilayah Provinsi Lampung karena Topografi Lampung bagian Barat memiliki khas tersendiri yaitu diapit oleh Bukit Barisan disebelah Timur dan Samudra Hindia sebelah Barat. Oleh karenanya iklim wilayah Lampung bagian barat dan pesisir bersifat lokal dan sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim. Berdasarkan informasi media www.lampost.co lihat Lampiran I hal.10-11, pada tanggal 09 Nopember 2017 telah terjadi cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas lebat yang mengakibatkan ratusan rumah warga di Pekon Mulangmaya dan Rajabasa, Kec.Ngaras Kab.Pesisir Barat, terendam banjir dengan ketinggian 1(satu) meter. Hasil analisis citra satelit dengan aplikasi Soft.SATAID menunjukan terlihat suhu puncak
awan Cb mencapai rata-rata -60 s.d -72,5 dan suhu yang sangat dingin ini merupakan kreteria jenis awan Cb yang sangat kuat dan menjulang tinggi, konsentrasi awan di sebagian wilayah Lampung bagian Barat sangat kuat, dan dari data angin 3000 feet, pengaruh tekanan rendah (1005 s.d 1006 mb) di sebelah Barat Lampung menyebabkan terbentuknya konvergensi diatas wialayah Lampung bagian barat sehingga memengaruhi terbentuk pertemuan massa udara di atas wilayah Lampung bagian barat dan mengakibatkan tumbuhnya awan-awan konvektif kuat yang menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan berdurasi lama. Kata kunci : Cuaca Ekstrem, Iklim Lokal, Topografi, Konvergensi, Awan Konvektif
1. PENDAHULUAN
Awan konvektif jenis cumulus banyak muncul karena Indonesia merupakan daerah konvektif aktif. Jika awan
ini tumbuh menjadi cumulonimbus (Cb) dalam sistem cuaca lokal maka akan menghasilkan hujan deras dan
kemungkinan petir. Hujan deras ini sering menimbulkan banjir lokal dalam waktu relatif singkat. Wilayah
Provinsi Lampung memiliki 15 (lima belas) kabupaten/kota, dimana ada beberapa Kabupaten di Lampung
bagian Barat yang memiliki ciri khas Iklim nya tidak dipengaruji oleh Musim hujan/kemarau atau bersifat
lokal. Hal ini karena Topografi kabupaten tersebut yang membuat kondisi cuaca lokalnya berperan sangat
kuat. Yaitu adanya Bukit Barisan dan Samudra Hindia. Kabupaten Pesisir Barat yang ibu kotanya Krui
adalah salah satu contoh yang memiliki khas cuaca lokal, letaknya yang diapit oleh sebelah Barat Samudra
Hindia dan sebelah timur oleh Bukit Barisan. Karena pengaruh Topografi tersebut, cuaca di sebagian besar
wilayah Lampung bagian Barat sangat mudah berubah dan memiliki potensi terjadinya cuaca ekstrim.
Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian
terutama keselamatan jiwa dan harta. Salah satu bentuk cuaca ekstrim adalah peristiwa hujan dengan
intensitas lebat yang mengakibatkan banjir, longsor, Jembatan terputus dan lain sebagianya.
Peristiwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lama dari siang hingga malam yang
terjadi di Kecamatan Ngaras, Kab. Pesisir Barat Tanggal 09 Nopember 2017, mengakibatkan ratusan