ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH (Studi Kasus Kecamatan Bekasi Utara) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: MUHAMAD AGUS SALIM 1112015000118 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
126
Embed
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH (Studi ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR
BERSIH
(Studi Kasus Kecamatan Bekasi Utara)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMAD AGUS SALIM
1112015000118
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Muhamad Agus Salim (1112015000118),Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi“Analisis Kebutuhan
dan Ketersediaan Air Bersih (Studi Kasus di Kecamata Bekasi Utra)”
Kebutuhan akan air bersih akan terus menerus mengalami peningkatan
daritahun ketahun akibat dari pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kota
bekasi adalah salah satu kota yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang
cukup signifikan seiring dengan perkembangan kota itu sendiri yang juga
berdampak teradap meningkatnya kebutuhan atas air bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuan air bersih yang di butuhkan
masyarakat Kecamatan Bekasi Utara hingga tahun 2027 sehingga dapat di jadikan
referensi utuk penelitian selanjutnya. Dalam peneltian ini, penulis akan
memperkirakan kebutuhan air bersih berdasarkan data-data sekunder yang ada dan
membandikannya terhadap Dalam tugas akhir ini, diprediksikan kebutuhan air
bersih untuk wilayah Kecamatan Bekasi Utara dengan perhitunga menggunakan
metode proyeksi yang di gunakan untuk memproyeksi pertumbuhan penduduk dan
10 tahun yang akan datang,
Dari hasil analisis yang di dapat bahwa kebutuhan air bersih di unit pelayanan
Kecamatan Bekasi Utara pada tahun 2027 yang mengacu pada prediksi
pertambahan umlah penduduk sebesar 519,50 L/detik sedangkan jumlah produksi
air PDAM Tirta Bagasasi sebesar 2170 L/detik sehingga dengan jumlah produksi
air tersebut dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk 10 tahun mendatang,
Kata kunci: Air Bersih, Kebutuhan, Debit
i
ABSTRACT
Muhamad Agus Salim (1112015000118), Department of Social Sciences
Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title "Analysis of
Clean Water Needs and Needs (Case Study in Bekasi Utra District)"
The need for clean water will continue to increase. The city of Bekasi is one of the
cities that has also experienced significant population growth along with the
development of the city itself which also increases the adaptation of clean water
needs.
This study aims to determine the need for clean air needed by the North
Bekasi Subdistrict community until the year 2027 can be used to make reference for
further research. In this research, the author will estimate the need for clean water
based on secondary data available and compare it to In this final project, it is
predicted that clean water needs for the North Bekasi Subdistrict area with interest
using the method used to project population growth and the next 10 years ,
From the analysis results that can be used clean water in the service unit of
Bekasi Utara District in 2027 which is approved in the estimated population growth
of 519.50 L / sec as the amount of water production of PDAM Tirta Bagasasi is
2170 L / s with the amount of water production according to water requirements
net for the next 10 years,
Keywords: Clean Water, Needs, Debi
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ” Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Bersih (Studi
Kasus Kecamatan Bekasi Utara)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana. Tanpa akal, berkah dan rahmat-Nya yangdiberikan penulis pasti tidak
akan sampai pada fase akhir di perkuliahan ini.Selanjutnya Shalawat serta salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Nabi akhirul zaman yang telah
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang
berderang dengan ilmu dan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan yang
harus disempurnakan dan penuh denganhambatan yang harus dilalui. Tanpa
dukungan dari seluruh pihak yang telahmembantu pastinya skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu padakesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Imu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan banyak perhatian, bimbingan, serta motivasi kepada
mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang juga senantiasa memberikan banyak perhatian
dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. Bapak Dr. Sodiki, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
nasehat selama penulisan skripsi ini.
iii
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
6. Kepada kedua orang tua, Bapak Rosyid Barasa dan Ibu Siti Sofiah dan
keluarga Pamanku Amien Kelly dan semua keluarga saya terimakasih atas
seluruh doa dan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang yang
selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.
7. Kepada Rizal Fahrudin, Darul Faisal dan Wais selaku teman satu
bimbingan. Terimakasih atas perjuangan selama ini dalam menyeleaikan
skripsi bersama-sama yang telah menerima segala kekurangan penulis
dalam suka maupun duka.
8. Sahabat-sahabat tercinta Kosan Manda Terimakasih atas dukungan dan doa
kalian, yang selalu membuat penulis selalu semangat hingga saat ini.
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2012 atas kekompakannya
selama ini, baik di kelas ataupun saat praktikum.
10. Seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara
langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 9 Mei 2019
Penulis,
Muhamad Agus Salim
iv
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Batasan Masalah......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ....................... 6
A. Kajian Teori .............................................................................. 6
1. Pengertian Air ...................................................................... 6
a. Air Bersih ....................................................................... 6
b. Air Minum ...................................................................... 6
2. Persyaratan Dalam Peneyediaan Air Bersih ....................... 7
a. Persyaratan Kualitatif ..................................................... 7
b. Persyaratan Kuantitatif .................................................. 12
c. Persyaratan Kontinuitas ................................................. 12
3. Sumber Air Bersih .............................................................. 13
a. Air Hujan ....................................................................... 13
b. Air Permukaan ............................................................... 14
c. Mata Air ........................................................................ 15
d. Air Tanah ....................................................................... 15
v
4. Teori Kebutuhan.................................................................. 16
5. Kebutuhan Air Bersih ........................................................ 18
a. Kebutuhan Domestik ..................................................... 18
b. Kebutuhan Nondomestik ............................................... 21
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih .... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 27
C. Kerangka Berfikir....................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 30
1. Lokasi Penelitian ................................................................ 30
2. Waktu Penelitian ................................................................. 30
B. Metode Penelitian...................................................................... 31
C. Alat dan Bahan ......................................................................... 32
D. Tahap Penelitian ....................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 39
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 39
B. Deskripsi data ............................................................................. 39
1. Data Produksi Ketersediaan Air Bersih Tahun 2016 ........ 40
2. Data jumlah Penduduk kecamatan bekasi Utara, tahun
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui. QS. Al-Baqarah [2] : 22
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km3 air : 97,5% adalah
air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai,
air danau, air tanah dan sebagainya.4 Air di bumi ini mengulangi terus menerus
sirkulasi yaitu penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya air di muka bumi ini tidak
akan bertambah jumlahnya.
Di lain pihak, air menjadi kebutuhan penting bagi kehidupan makhluk
hidup, khususnya kebutuhan akan air bersih. Sejalan dengan pertambahan dan
perkembangan penduduk, maka kebutuhan terhadap air bersih juga semakin
meningkat, persaingan untuk mendapatkan air bersih untuk berbagai macam
kepentingan juga akan terus meningkat. Perkembangan wilayah pada suatu
daerah akan menyebabkan kebutuhan air bersih terus meningkat seiring
dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan
aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air bersih.
Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan
direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin. Tidak semua masyarakat
mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan
bertambahnya penduduk, kebutuhan air bertambah, ini berarti bertambah
pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai
salah satu negara berkembang tidak lepas dari permasalahan penyediaan
air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi
adalah kurang tersedianya sumber air bersih dan belum meratanya pelayanan
penyediaan air bersih terutama di pedesaan dan sumber air bersih yang ada
belum dimanfaatkan secara maksimal.
4 Karta sirang, Kajian Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Di DaerahAliran Sungai
Sebelimbing Kabupaten Kotabaru,(Banjarbaru: Jurnal Hutan Tropis, 2011),Vol 32 ,Hal 151
3
Air sebagai materi essensial dalam kehidupan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan ternyata berbeda-beda di setiap tempat,
setiap tingkatan kehidupan dan di setiap bangsa dan negara. kota bekasi adalah
salah satu kota yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup
signifikan seiring dengan berkembangnya kota itu sendiri yang juga
berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan atas air bersih sepertihalnya di
kota Bekasi.
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa
Barat. Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi
kota jumlah penduduk terbanyak ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi
berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri, Jumlah
penduduk di Kota Bekasi tersebar pada 12 Kecamatan penyebaran tertinggi
terdapat di Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 13,65% (284.547 jiwa), Bekasi
Barat 11,61% (242.042 jiwa) Pondok Gade 11,30% (235.579 jiwa) dan
terendah di Kecamatan Jatisampurna sebesar 3,75 %(78.080 jiwa) .5 ian ini
berfokus pada Kecamatan Bekasi Utara yang mempunyai jumlah penduduk
yang tertinggi, tetapi tidak di imbangi dengan ketersediaan air yang juga tinggi.
PDAM Tirta Bhagasasi baru bisa memenuhi 34% kebutuhan air minum
masyarakat Kota Beksi bekasi dan 35 % penduduk Kota Bekasi, atau sekitar
159.930 sambingan rumah (SR) .
Penelitian ini menganalisis dan memprediksi banyaknya kebutuhan air
bersih untuk kondisi sekarang dan untuk kebutuhan di masa yang akan datang
di Kecamatan Bekasi Utara kota Bekasi dimana agar kebutuhan air bersih
dapat terpenuhi diperlukan kebijakan pengelolaan yang menyeluruh mencakup
pengaturan perlindungan atas sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air
dengan didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendistribusian, serta
pengembangan teknologi bagi penyediaan air, pemanfaatan serta
pengolahannya.
5 Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam angka 2010 hal.23-24
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk
lebih jelasnya untuk mengoperasionalkan, maka dapat didefinisikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
2. Tingginya kebutuhan air Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
3. Peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
C. Batasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada:Kebutuhan dan ketersediaan air bersih di
Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penulisan penelitian ini adalah:
1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi ?
2. Bagaimana prediksi kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi
Utara Kota Bekasi sampai tahun 2027?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi.
2. Prediksi kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi sampai tahun 2027
F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah
adanya suatu kontribusi baik secara teoritis atau pun secara praktis, manfaat-
manfaat tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk:
5
a. Menambah pengetahuan pada materi geografi khususnya materi
Hidrologi.
b. Bagi pendidikan diharpkan dapat berguna sebagai bahan kajian dalam
pelajaran IPS dan Geografi khususnya pada materi hidrologi
c. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengalman ilmu bidang geografi, dan tentang analisis ketersediaan air
bersih kebutuhan air bersih
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarkat tentang kebutuhan dan ketersediaan
air bersih di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
b. Bagi lembaga pemerintahan, diharapkan penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk kepentingan pemerintahan dalam penyediaan air
di Kota Bekasi.
c. Bagi PDAM dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar PDAM
Bekasi Utara Kota Bekasi untuk mengambil kebijakan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih.
d. Bagi peniliti selanjutnya sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori
mengenai analisis ketersedian dan kebutuhan air bersih
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Pengertian air
Air adalah zat atau materi atua unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi tapi tidak di planet lain Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Penempatan sebagian besar Air di
bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 - 1,4 milyar km3 dengan 97,5% berupa air
laut dan 1,75% berbentuk es serta 0,73% berada di daratan sebagai air sungai,
air danau, air tanah dan sebagainya.6
a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi peryaratan bagi sistem penyediaan air
minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis,
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan
Umum Permenkes No. 416/Menkes/PEWIX/1990). Persyaratan tersebut
juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari
instalasi air bersih sampai pada konsumen.
b. Air minum
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum. 7. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter
jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas
air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan
6 Karta sirang, Kajian Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Di DaerahAliran Sungai
Sebelimbing Kabupaten Kotabaru,(Banjarbaru: Jurnal Hutan Tropis, 2011),Vol 32 ,Hal 150 7 Tri Joko, Unit Air Baku Dalam System Penyediaan Air Minum ,(Yogyakarta:Graha Ilmu
2010), Hal 9.
7
memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial ekonomi,
target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan
teknologi yang tersedia. Berdasarkan Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990, yang membedakan kualitas air bersih dan air
minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan
radiologis maksimum yang diperbolehkan.
2. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku
air bersih. Peryaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan
radiologis. Syarat-syarat tersebut dapat dilihat berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air seperti di sajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1.
Standar Kriteria Mutu Air Bersih
No Parameter Satua
n
Gol.A Gol.B Gol.C
FISIKA
1 Temperatur 0C Suhu Udar
a
Suhu Udar
a
Suhu Udara
2 Warna Unit
Pt-Co
0–5 5 - 50 > 50
3 Kekeruhan NTU 0–5 5 - 23 > 25
4 Residu Terlarut Mg/l 1000 1000 1000
5 Daya Hemat
Listrik
Mg/l - - -
8
KIMIA
6 Ph - 6,5 – 8,5 5-9 <5&>9
7 Kalsium (Ca) Mg/l 0 – 75 75 - 200 > 200
8 Magnesium Mg/l 0 – 30 30 - 150 > 150
9 Kesadahan 0D 0 – 10 10 - 20 > 20
10 Natrium (Na) Mg/l 200 - -
11 Besi Mg/l 0 - 0,1 0,1 - 1 >1
12 mangan (Mn) Mg/l 0,1 0,5 0,1
13 Seng (Zn) Mg/l 0–1 1 - 15 > 15
14 Krom VI (Cr) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,5 > 0,5
15 Kadmium (Cd) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,1 > 0,1
16 Timbal (Pb) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,1 > 0,1
17 Klorida (Cl) Mg/l 0 – 200 200 - 600 > 600
18 Sulfat (SO4) Mg/l 0 – 200 200 - 400 > 400
19 Nitrat (NO3-N) Mg/l 5 – 10 10 - 20 20
20 Nitrit (NO2-N) Mg/l 0–1 1,0 1,0
mg/l
21 Alkaliti
Senyawa aktif
CaCO
3
- - -
22 Birumetilen Mg/l 0,5 0,5 -
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per
/IX/1990,Dep . Kesehatan RI
9
Golongan A = Air baku yang dapat digunakan untuk air tanpa pengolahan
Golongan B = Air baku yang dapat digunakan untuk air bersih, dengan
pengolahan sederhana
Golongan C = Air baku yang dapat digunakan untuk air bersib
memerlukan pengolahan yang intensif
1) Syarat-syarat fisik
Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa (tawar). Warna dipersyaratkan dalam air minum untuk
masyarakat karena pertimbangan estetika. Ada 2 (dua) macam warna
pada air yaitu apparent color dan true color. Apparent color ditimbulkan
karena adanya benda-benda zat tersuspensi dari bahan organik. Hal ini
lebih mudah diatasi dibanding dengan jenis true color. True color
adalah warna yang ditimbulkan oleh zat-zat bukan zat organik.
Rasa seperti asin, manis, pahit dan asam dan sebagainya tidak boleh
terdapat dalam air minum untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat
dalam air adalah bau busuk, amis, dan sebagainya. Bau dan rasa
biasanya terdapat bersama-sama dalam air.
Selain bau, warna dan rasa, syarat lain yang harus dipenuhi secara
fisik adalah suhu. Suhu sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25℃, dan bila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
adalah 25℃ ± 3℃.
2) Syarat-syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia tersebut antara lain
a) pH
pH merupakan faktor penting bagi air minum, karena
mempengaruhi proses korosi pada perpipaan, khususnya pada pH
< 6,5 dan > 9,5 akan mempercepat terjadinya reaksi korosi pada
pipa distribusi air minum. Selain itu, nilai pH jumlah
mikroorganisme patogen semakin banyak dan ini sangat
membahayakan bagi kesehatan manusia.
10
b) Zat padat total (total solid).
Total solid merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103 - 105℃.
c) Zat organik sebagai KMn04
Zat organik dalam air berasal dari
• Alam : tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati.
• Sintesa : proses-proses industri.
• Fermentasi : alkohol, asam, dan akibat kegiatan
mikroorganisme.
Zat atau bahan organik yang berlebihan dalam air akan
mengakibatkan timbulnya bau yang tidak sedap.
d) CO2 agresif.
CO2 yang terdapat dalam air berasal dari udara dan dari hasil
dekomposisi zat orga ik. Menurut bentuknya C02 dapat dibedakan
dalam :
• CO2bebas : banyaknya CO2, yang larut dalam air.
• CO2 kesetimbangan : CO2 yang dalam air setimbang dengan
HCO3
• CO2 agresif : yaitu CO2 yang dapat merusak bangunan,
perpipaan dalam distri air minum.
e) Kesadahan total (total hardness).
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-
ion (kation) logam valensi, misalnya Ca2+,Mg2+, Fe+, dan Mn+.
Kesadaran total adalah kesadaan yang disebabkan oleh adanya ion-
ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama. Air sadah menyebabkan
pemborosan pemakaian sabun pencuci dan mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan air biasa.
f) Kalsium (Ca).
11
Kalsium dalam air minum dalam batas-batas tertentu
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Nilai Ca lebih dari
200 mg/l dapat menyebabkan korosi dalam pipa.
g) Besi dan Mangan.
Zat-zat lain yang selalu ada dalam air adalah besi dan mangan.
Besi merupakan logam yang menghambat proses desinfeksi. Hal
ini disebabkan karena daya pengikat klor (DPC) selain digunakan
untuk mengikat zat organik, juga digunakan untuk mengikat besi
dan mangan, sehingga sisa klor menjadi lebih sedikit dan hal ini
memerlukan desinfektan yang semakin besar pada proses
pengolahan air. Selain itu besi dan mangan menyebabkan warna air
menjadi keruh.
h) Tembaga (Cu)
Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa
tidak enak pada Iidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
i) Seng (Zn)
Kelebihan kadar Zn > 5 mg/l dalam air minum menyebabkan rasa
pahit
j) Chlorida (CI)
Kadar chlor yang melebihi 250 mg/l akan menyebabkan rasa asin
dan korosif pada logam.
• Nitrit
Kelemahan nitrit dapat menyebabkan methamoglobinemia
terutama pada bayi yang mendapatkan konsumsi air minum
yang mengandung nitrit.
• Fluorida (F)
Kadar F < I mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau carries
gigi. Sebaiknya bila terlalu banyak akan menyebabkan gigi
berwarna kecoklatan.
• Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN)
12
Adanya logam-logam berat dalam air akan menyebabkan
gangguan pada jaringan syaraf, pencernaan, metabolisme
oksigen, dan kanker.
3) Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis.
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan
parasitik seperti kuman-kuman thypus, kolera, dysentri dan
gastroenteritis. Karena apabila bakteri patogen dijumpai pada air
minum maka akan mengganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk
mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan
pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan
bakteri indicator pencemar air.
4) Syarat-syarat radiologis.
Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-
bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
b. Persyaratan Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung
pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Sebagai contoh, negara-negara yang telah maju memerlukan air bersih yang
lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara sedang
berkembang.
c. Persyaratan Kontinuitas.
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di
alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut
dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik
pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
13
3. Sumber air bersih
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu
sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.8 Dalam memilih sumber air baku air
bersih maka harus diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan biaya yang muarah dari proses pengambilan sampai
proses pengolahan. Beberapa sumber air baku yang dapat di gunakan untuk
menyediakan air bersih di kelompokkan seagai berikut :
a. Air hujan
Air hujan bisa di sebut sebagai air angkasa beberapa sifat kualitas dari
air hujan sebagai adalah Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka
air hujan merupakan air murni (H2O), untuk menjadikan air hujan sebagai
air minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga
akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.9 oleh karena itu air hujan
yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah yang bersifat lunak
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun, Gas-gas yang ada di
atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan
gas seperti CO2, menjadi agresif.
Air hujan yang Beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah
industri akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal
dengan “acid rain” yang bersifat asam atau agresif. Kontaminan lainnya
adalah partikel padat seperi debu, asap, partikel cair, mikroorganisme
seperti virus, bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah
hujan, sehinga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih Karena
jumlahnya fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kuantinuitasnya air
8 Sutrisno, C Totok, Teknologi Penyediaan Air Bersih. (Jakarta :Rineka Cipta2000). hal 13 9 Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 11
14
hujan tidak dapat digunakan secara terus menerus Karena tergantung pada
musim.
b. Air permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
contoh contoh yang bisa disebutkan antara lain: air didalam sistem sungai,
air didalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau,
kolam retensi.10
Air permukaan (surface water) terdisteribusi kedalam beberapa tempat
yaitu: danau, sungai, tambak, embung dan waduk. volume keseluruhan tidak
lebih dari 0,01% dari air di bumi.11 Air permukaan secara alami cendrung
mengandung padatan tanah tersupensi, bakteri, dan bahan organic hasil
pembusukan tanaman dan hewan. Oleh Karena itu, air yang diambil secara
langsung dari sungai atau danau pada umumnya belum cukup baik untuk
keperluan konsumsi manusia secara langsung.12 Sehingga perlu
penegelolahan leih lanjut guna untuk memenuhi standar mutu air air bersih
dan air minum.
Tidak seperi air tanah yang biasanya hanya memerlukan sedikit
perlakuan, air permukaan sering memerlukan pengolahan secara lebih
ekstensif, terutama air tersebut tercemar berat oleh berbagai aktivitas
manusia, seperti industri, pertanian, pemukiman, pertambangan,
perdagangan dan rekreasi.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah dalam yang muncul ke permukaan, yang
berasal dari proses peresapan air hujan ke dalam tanah.13 Apabila curah
10 Kodoatie, Sjarief, Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu Ed.II, (Yogyakarta:ANDI,2008) Hal 12
11 Indarto, hidrologi;dasar teori dan contoh aplikasi model hidrologi,(Jakarta:bumi aksara,2010), hal 9
12 Suprihatin, ono suparno, teknologi proses pengolahan air untuk mahasiswa dan praktisi indusri, (Bogor: IPB press, 2013), hal 7
13 Tri Joko, Unit Air Baku Dalam System Penyediaan Air Minum ,(Yogyakarta:Graha Ilmu 2010), Hal 64.
15
hujan tidak tetap sepanjang tahun maka kapasitas dari mata air juga akan
berfluktuasi.
Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku,
karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat
tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat
padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui
proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media
penyaring.
d. Air tanah
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah
permukaan tanah .air tanah ditemukan pada afiker. Pergerakan air tanah
sangat lambat : kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/detik
dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah,dan pengisian
kembali air (recharge).14 Air tanah memasok sebagian besar kebutuhan air
domestik umat manusia, terutama di negara-negara maju seperti amerika
serikat, sebagian besar penduduknya mengambil air besih dari air tanah, air
tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal
terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air
tanah dangkal ini berada pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum,
air dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik, segi kuantitas kurang
cukup dan tergantung pada musim. Sedangkan Air tanah dalam terdapat
setelah lapis rapat air tanah dangkal. Pengambilan air tanah dalam tidak
semudah air tanah dangkal katena harus mengguakan bor dan memasukan
pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100-
300m2.
4. Teori Kebutuhan
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan
extrinsic faktor), yang pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan
individu. Menurut Abraham Maslow dalam teorinya Needs Hierarchy Theory,
14 Hefni efendi, telaah kualitas air bagi pengolaan sumber daya dan lingkungan perairan,
(yogyakarta:kanisius 2003), hal 44
16
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia
dipandang tersusun dalam bentuk hierarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi setelah jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Kebutuhan manusia digolongkan menjadi lima, yaitu:15
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis (phsycological needs), adalah
kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling dasar. Kebutuhan dasar
fisiologis terdiri dari kebutuhan-kebutuhan yang pemuasannya ditujukan
pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup,
misalnya kebutuhan akan makanan, air, udara, seks dan lain sebagainya.
Sebagai kebutuhan yang paling mendasar dan menyangkut kelangsungan
hidup, maka kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis pemuasannya paling
didahulukan oleh individu dibanding kebutuhan-kebutuhan lainnya.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs) adalah salah satu kebutuhan
yang akan muncul dominan pada diri individu apabila kebutuhan
kebutuhan fisiologisnya telah terpuaskan. Yang termasuk dalam
kebutuhan akan rasa aman yaitu stabilitas, proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, dan bebas dari rasa takut dan cemas.
c. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (love needs/belongingness)
adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk membangun hubungan
afektif dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan atau dalam kelompok. Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan
cinta dan memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk
psikopatologi.
d. Kebutuhan akan rasa harga diri (self esteem needs) adalah kebutuhan yang
mencakup hasrat individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian dan kebebasan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan individu untuk
mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada di dalam kemampuannya, atau
kebutuhan individu untuk menjadi apa saja menurut kemampuan (potensi)
15 Elisa sari, Rina Dwiarti, Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja
Karyawan Pt. Madubaru (Pg Madukismo) Yogyakarta, Marcubuana 2018 ,hal-58
17
yang dimilikinya. Pengaktualisasian diri menunjukkan upaya pada diri
masing-masing individu untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan
bidangnya atau potensi yang dimilikinya. Akan tetapi upaya untuk
memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri tidaklah mudah, perlu suatu
pengorbanan baik biaya dan waktu.
Kelima kebutuhan dasar dan universal dari teori kebutuhan bertingkat
tersebut tersusun dalam beberapa tingkatan, dimana kebutuhan yang ada di
bawah pemuasannya lebih mendekati daripada kebutuhan yang ada diatasnya.
Individu tidak akan berusaha melompat ke pemuasan kebutuhan ke tingkat atas
apabil kebutuhan yang ada dibawahnya belum terpuaskan. Secara lebih rinci
sebagaimana dijelaskan dalam gambar 2.1:
Gambar 2.1
Lima Kebutuhan Bertingkat Menurut Abraham Maslow
Berdasarkan teori kebutuhan bertingkat dari Abraham Maslow tersebut,
maka kebutuhan akan air bersih termasuk kebutuhan dasar fisiologis, dimana
kebutuhan pemuasannya ditujukan untuk pemeliharaan proses biologis dan
kelangsungan hidup individu serta bersifat mendesak dan paling didahulukan
daripada kebutuhan yang lain
5. Kebutuhan air bersih
Kebutuhan air yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperi mandi, mencuci, memasak,
18
menyiram tanaman dan lain sebagainya.16 Kebutuhan air bersih menurut
seunjaya adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia
dapat hidup secra layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas dasar sehari-hari.17.
Kebutuhan air adalah sejumlah air yang digunakan untuk berbagai
peruntukkan atau kegiatan masyarakat dalam wilayah tersebut. Dalam kasus ini
kebutuhan air yang diperhitungkan yaitu kebutuhan air.18 untuk peruntukan
kegiatan rumah tangga (domestik), fasilitas umum meliputi perkantoran,
pendidikan (non domestik), irigasi, peternakan, industri, serta untuk
pemeliharaan/penggelontoran sungai.
Kebutuhan air bersih di kategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan
kebutuhan air nondomestic :
a. Kebutuhan Domestic
Air bersih yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari disebut
sebagai kebutuhan domestik (domestic demand) dalam hal ini termasuk air
untuk minum, masak, membersihkan toilet dan sebagainya. Kebutuhan
dasar domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi penduduk
lingkungan perumahan yang terbatas pada keperluan rumah tangga seperti
mandi, minum, memasak, dan lain lain (Kementrian PU,”Kebutuhan Air
Hari Maksimum”). Tingginya kebutuhan ini tergantung pada perilaku,
status sosial dan juga kondisi iklim (BSN Raju, 1995). Standar kebutuhan
air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat-
tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti
pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai
adalah liter/orang/hari. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang
16 Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 22. 17 Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 23. 18 Admadhani, et al., Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Untuk Daya Dukung
Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang),(malang:sumberdaya alam dan lingkungan), hal 16.
19
dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah
yang direncanakan.
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air domestik saat ini dan
di masa yang akan datang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat
pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air perkapita. Kebutuhan air
perkapita dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat
kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam memperkirakan besarnya kebutuhan
air domestik perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk penduduk daerah
urban (perkotaan) dan daerah rural (perdesaan). Adanya pembedaan
kebutuhan air dilakukan dengan pertimbangan bahwa penduduk di daerah
urban cenderung memanfaatkan air secara berlebih dibandingkan
penduduk di daerah rural. Besarnya konsumsi air dapat mengacu pada
berbagai macam standar yang telah dipublikasikan. Tabel 2.2 menyajikan
standar kebutuhan air domestik menurut peraturan dari Departemen Cipta
Karya.
Tabel 2.2
Kriteria Perencanaan Air Bersih
URAIAN
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
>1.000.000 500.000
s/d
1.000.000
100.000
s/d
500.000
20.000
s/d
100.000
<20.00
0
Kota
Metropolitan
Kota
Besar
Kota
Sedang
Kota Kecil Desa
1 2 3 4 5 6
Konsumsi Unit
Sambungan Rumah
(SR)
(liter/orang/hari)
190 170 130 100 80
20
Konsumsi Unit
Hidran (HU)
(liter/orang/hari)
30 30 30 30 30
Konsumsi Unit
Non Domestik
(liter/orang/hari)
20-30 20-31 20-32 20-33 20-34
Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Faktor Hari
Maksimum
1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Jumlah Jiwa per
SR (jiwa)
5 5 5 5 5
Jumlah Jiwa per
HU (jiwa)
100 100 100 100-200 200
Sisa Tekan di
Penyediaan
Distribusi (Meter)
10 10 10 10 10
Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24
Volume Reservoir
(%) Max Day
Demand)
15-25 15-25 15-25 15-25 15-25
SR:HU 50 : 50
s/d 80 : 20
50 : 50
s/d 80 : 20
80 : 20 70 : 30 70 : 30
Cakupan Wilayah
Pelayanan (%)
90 90 90 90 70
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996
21
b. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan dasar air non domestik merupakan kebutuhan air bagi
penduduk di luar lingkungan perumahan (Kementrian PU, “Kebutuhan Air
Hari Maksimum”). Kebutuhan air non domestik sering juga disebut
kebutuhan air perkotaan (municipal). Besar kebutuhan air bersih ini
ditentukan banyaknya konsumen non domestik yang meliputi fasilitas
perkantoran (pemerintah dan swasta), tempat-tempat ibadah (masjid,
gereja, dll), pendidikan (sekolah-sekolah), komersil (toko, hotel), umum
(pasar, terminal) dan Industri
Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh
banyaknya fasilitas perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat dinamika kota dan jenjang suatu kota.Untuk
memperkirakan kebutuhan air perkotaan suatu kota maka diperlukan
data-data lengkap tentang fasilitas pendukung kota tersebut.
Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan
pada analisis data pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas sosial
ekonomi yang ada pada wilayah perencanaan. Kebutuhan air non
domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa kategori :
a. Kota Kategori I (Metro)
b. Kota Kategori II (Kota Besar)
c. Kota Kategori III (Kota Sedang)
d. Kota Kategori IV (Kota Kecil)
e. Kota Kategori V (Desa)
Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada
Dinas PU dapat dilihat dalam Tabel 2.3 sampai Tabel 2.5. Tabel – tabel
tersebut menampilkan standar yang dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan air perkotaan apabila data rinci mengenai fasilitas kota dapat
diperoleh
22
Tabel 2.3
Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I, II, III, IV
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 10 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
Masjid 3000 Liter/unit/hari
Kantor 10 Liter/pegawai/hari
Pasar 12000 Liter/hektar/hari
Hotel 150 Liter/bed/hari
Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 Liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hektar
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
1996
Kebutuhan air non domestic untuk kategri Desa
Tabel 2.4
Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
1996
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 5 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Puskesmas 1200 Liter/unit/hari
Masjid 3000 Liter/unit/hari
Mushola 2000 Liter/unit/hari
Pasar 12000 Liter/hektar/hari
Komersial/Industri 10 Liter/hari
23
Tabel 2.5
Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain
SEKTOR NILAI SATUAN
Lapangan Terbang 10 Liter/orang/detik
Pelabuhan 50 Liter/orang/detik
Stasiun KA dan Terminal
Bus
10 Liter/orang/detik
Kawasan Industri 0,75 Liter/detik/hektar
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
1996
Cara lain untuk menghitung besarnya kebutuhan perkotaan adalah
dengan menggunakan standar kebutuhan air perkotaan yang didasarkan
pada kebutuhan air rumah tangga (domestik). Besarnya kebutuhan air
perkotaan dapat diperoleh dengan presentase dari jumlah kebutuhan rumah
tangga, berkisar antara 25 - 40% dari kebutuhan air rumah tangga. Angka
40% berlaku khusus untuk kota metropolitan yang memiliki kepadatan
penduduk sangat tinggi seperti Jakarta. Kebutuhan air perkotaan dapat
dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6
Besarnya Kebutuhan Air Non Domestik Menurut Jumlah Penduduk
Kriteria
(Jumlah Penduduk)
Jumlah Kebutuhan Air Non Domestik
(% Kebutuhan Air Rumah Tangga)
> 500.000 40
100.000 – 500.000 35
< 100.000 25
Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.
24
Standar Pelayanan Minimal Untuk Pemukiman
Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh banyaknya fasilitas
perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat dinamika
kota dan jenjang suatu kota. Sesuai Keputusan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang pedoman penentuan
standar pelayanan minmal bidang penataan ruang, perumahan dan
permukiman dan pekerjaan umum yang menerangkan tentang standar
pelayanan minimal untuk permukiman yang tertera pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7
Standar Pelayanan Minimal Untuk Permukiman
Bidang
Pelayanan
Indikator Standar Pelayanan
Cakupan Tingkat Pelayanan Kualitas
Sarana
lingkungan
a) Sarana
niaga
Kelengkapan
sarana niaga
Satuan
lingkungan
dengan jumlah
penduduk <
30.000 jiwa
Minimal tersedia 1
pasar untuk setiap
30.000 penduduk
Mudah
diakses
b) Sarana
pendidikan
- Jumlah
anak usia
sekolah yang
tertampung
- Sebaran
fasilitas
pendidikan
-
Kelengkapan
sarana
pendidikan
Satuan
lingkungan
dengan
jumlah
penduduk
< 30.000
jiwa
Minimal tersedia:
- 1 unit TK untuk
setiap
1.000 penduduk
- 9 SD, 3 SLTP, 1
SMU
Bersih,
mudah
dicapai, tidak
bising, jauh
dari sumber
penyakit,
sumber
bau/sampah
dan
pencemaran
lainnya
- Sebaran
fasilitas
Satuan
lingkungan
dengan
jumlah
Minimal tersedia: Lokasi di
pusat
lingkungan/k
25
c) Sarana
pelayanan
kesehatan
pelayanan
kesehatan/
jangkauan
pelayanan
kesehatan
- Tingkat
harapan
hidup
penduduk
< 30.000
jiwa
- 1 unit Balai
Pengobatan/ 3.000
jiwa
- 1 unit BKIS/RS
Bersalin/10.000-
30.000 jiwa
- 1 unit
Puskesmas/
30.000 jiwa
ecamatan,ber
sih,
tenang, jauh
dari sumber
penyakit,sum
ber
bau/sampah
dan
pencemaran
lainnya
d) Sarana
pelayanan
umum
- Jangkauan
dan tingkat
pelayanan
Satuan
lingkungan
dengan
jumlah
penduduk
< 30.000
jiwa
Minimal tersedia:
- 1 unit Pos
Pemadam
Kebakaran
- 1 unit Kantor
Polisi/ 30.000 jiwa
- 1 unit Kantor
Pos Pembantu
- 1 unit Bank
Cabang Pembantu
Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih
Menurut Imron Builcin, Pada dasarnya jumlah kebutuhan sarana dan
prasarana dipengaruhi oleh tiga variabel yaìtu:19
a. Jumlah penduduk yang dilayani. semakin besar jumlah penduduk semakin
besar pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
19Raharjo, Factor Factor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air Bersih Di Kota Rembang,
UPT PUSTAK UNDIP, 2002, hal 22-23
26
b. Luas wilayah yang ditempati penduduk, semakin luas dan tersebarnya
penduduk perkotaan, semakin besar pula jumlah sarana dan prasarana
yang perlu disediakan.
c. Pendapatan perkapita, permintaan akan jasa pelayanan umum bersifat
elastis terhadap pendapatan ( income elastic ), seiring dengan
meningkatnya pendapatan, penduduk cenderung membutuhkan tingkat
pelayanan perkotaan yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pcenggunaan air adalah sebagai berikut
( Linsicy at.al, 1995):20
a. Iklim, kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi,
mencuci, menyiram tanaman semakin tinggi pada musim
kering/kemarau.
b. Ciri-ciri penduduk. taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk
mempunyai korelasi positif dengan jumlah kebutuhan air. Artinya pada
penduduk dengan kondisi sosial ekonomi yang baik dan taraf hidup
yang tinggi akan membutuhkan air yang Iebih banyak dari pada
penduduk dengan sosial ekonomi yang kurang mencukupi dan taraf
hidupnya lebih rendah. Meningkatnya kualitas kehidupan penduduk
menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas hidup yang diikuti pula
dengan meningkatnya kebutuhan air,
c. Harga air dan meteran, bila harga air mahal, orang akan Lebih menahan
diri dalam pemakaian air. Selain itu langganan yang jatah air diukur
d. Ukuran kota, ukuran kota diindikasikan dengan jumlah sarana dan
prasarana yang dimiiki oleh suatu kota seperti industri, perdagangan,
taman-taman dan sebagainya. Semakìn banyak sarana dan prasarana
kota yang dimiliki pemakaian air juga semakin besar.
20 Ibid, hal.24
27
B. Hasil Penelitian Relevan
Sebagai bahan rujukan atau untuk membuktikan bahwa adanya keterkaitan
antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dan untuk menghindari manipulasi data baik dari jurnal ilmiah,
skripsi, tesis dan sebagainya, uraian berikut akan membahas hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
seperti terlihat pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Hasil Penelitian yang Relevan
NO JUDUL PENELITIAN HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Analisis Kebutuhan Dan
Ketersedian Air Bersih Unit
Kedawung PDAM Sragen
(Arif Wijanako)
Menganalisis
besarnya
kebutuhan dan
ketersediaan air
bersih pada
PDAM seragen
Penelitian tenang
kebutuhan dan
ketersediaan ir
bersih bagi
masyarakat
setemat
Perbedaan lokasi
penelitian dan
teknis analisis air
bersih
2 Kebutuhan Air Bersih di
Kecamatan Glagah Kabupaten
Lamongan
(Zulkifli Lubis, Nur Azizah
Affandy)
- membahas
tentang pola
Kebutuhan air
yang cocok di
IKK Glagah,
jumlah debit
rata-rata
harian,
- Pola sistem
tertutup
merupakan
polaKebutuha
n yang cocok
Menganalisis
kebutuhan air
bersih daerah
setempat
Perbedaan
variable
danmetode
penelitian
28
di IKK
Glagah
3 Prediksi Jumlah Kebutuhan Air
Bersih Bpab Unit Dalu - Dalu
5 Tahun Mendatang (2018)
Kecamatan Tambusai Kab
Rokan Hulu
(Brahmanja
Anton Ariyanto, M.Eng
Khairul Fahmi, S.Pd, Mt)
debit air bersih
yang dibutuhkan
untuk pelanggan
BPAB Unit Kota
Dalu-dalu pada
tahun 2018
sebesar 798,806
m³/hari
Menganalisis
kebutuhan air
bersih daerah
setempat
Perbedaan
variable
danmetode
penelitian
29
C. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran merupakan sebuah informasi yang menjelaskan
secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian biasanya dapat
berupa gambar atau diagram dan sebagainya, kerangka pemikiran dalam
penelitian ini akan di jelaskan seperti terlihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2
30
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitia terletak di Kecamatan Bekasi Utara yang
mempunyai letak geografis 106˚48’28” Bujur Timur dan 6˚10’6”- 6˚30’6”
intang selatan kemiringan 0-2% dan ketinggian >25m di atas permukaan
laut. Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2018.
Adapun peta lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
PETA KOTA BEKASI
2. Waktu Penelitian
Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah di tetapkan, maka
peneliti embuat jadwal sebagai berikut:
31
Table 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Proposal Skripsi
November 2015
2 Seminar Proposal
Maret 2016
3 Penyusunan BAB I,II dan III
JULI 2017
4 Pengumpulan Data
September 2017
5 Pengolahan Data
Januari 2018
6 Analisis Data
April 2018
7 Periksaan Dan Keabsahan Data
Agustus 2018
8 Penyerahan Hasil Penelitian
April 2019
B. Metode Penelitian
Penelitian pasti memerlukan suatu Metode untuk membantu proses
pengumpulan dan pengolahan Hasil penelitian yang dilakukan. Metodologi
penelitian adalah mengungkapkan bagaimana suatu proses penelitian
dilakukan yaitu meliputi dengan alat apa dan bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. Untuk melakukan suatu penelitian seorang peneliti seharusnya
sudah menetapkan metode penelitiannya terlebih dahulu sehingga
memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Metode menurut Bungin dalam Mulyadi adalah sebuah pedoman yang
dijadikan acuan dalam sebuah proses penelitian, menurut Bungin “metode atau
desain penelitian dibuat sebagai rancangan, pedoman, atauran main atau acuan
penelitian yang akan dikerjakan21
21 Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Pengetahuan Masyarakat
Tentang Dampak konversi Lahan di Desa Babakan Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor,
Skripsi UIN Jakarta, hal 39.
32
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti. penelitian tugas akhir ini
menggunakan metode penelitian dengan pendekatan studi kasus, dimana
metode yang digunakan bersifat deskritif yang merupakan analisa fenomena
atau kejadian pada masa lampau dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi
pada periode tertentu sebagai dasar perencanaan untuk masa mendatang
berdasarkan data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuannya berdasarkan
analisa secara teoritis dan empiris yang kemudian ditarik kesimpulan dari hasil
analisa yang telah dilakukan
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Seperangkat perangkat keras berupa laptop
b. Perangkat lunak komputer (software) berupa aplikasi yang digunakan
untuk pengolahan data, antara lain:
1) Microsoft Word untuk penulisan laporan
2) Microsoft Exel untuk mengolah data
3) ArcView 3.3 untuk digitasi peta
4) Printer untuk mencetak hasil penelitian.
2. Bahan
a. Data Primer
Menurut Sugiono “Data primer adalah data yang langsung memberikan
kepada pengumpul data atau sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan.22 Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi, dan data primer yang dibutuhkan adalah
b. Data Sekunder
Menurut Sugiono “Data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen”.23Data dapat beupa majalah, publikasi dari berbagai