Top Banner
ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR PADA EMPAT NEGARA ASEAN PENNY SEPTINA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
59

ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

Sep 17, 2018

Download

Documents

buidung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI

PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR

PADA EMPAT NEGARA ASEAN

PENNY SEPTINA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis

Keberlanjutan Utang Luar Negeri Pemerintah dan Kebijakan Nilai Tukar pada

Empat Negara ASEAN adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Penny Septina

NIM H14100042

Page 3: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

ABSTRAK

PENNY SEPTINA. Analisis Keberlanjutan Utang Luar Negeri Pemerintah dan

Kebijakan Nilai Tukar pada Empat Negara ASEAN. Dibimbing oleh IMAN

SUGEMA

Perilaku utang luar negeri pemerintah dan kebijakan nilai tukar di ASEAN

baru-baru ini menjadi suatu variabel penting dalam menentukan masa depan

perekonomian dan untuk menghindarkan negara dari krisis utang. Seperti yang

telah kita ketahui di ASEAN, terdapat pergerakan yang cukup besar dalam jumlah

utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi transaksi berjalan.

Penelitian ini menyajikan analisis empiris yang menyeluruh dari keberlanjutan

utang luar negeri pemerintah, bersama dengan nilai tukar dan variabel

makroekonomi lainnya menggunakan model time series ekonometrika yang

didasarkan pada teori government inter-temporal budget constraint. Hasil

penelitian menunjukkan hasil yang sama dalam kasus pada empat negara ASEAN,

yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa utang luar negeri pemerintah adalah tidak berkelanjutan dan kebijakan nilai

tukar adalah berkelanjutan. Keempat negara ASEAN tersebut sebelumnya telah

berhasil merubah kebijakan nilai tukarnya menjadi managed floating exchange

rate. Kebijakan ini selanjutnya akan membuat potensi spillover negatif dari

ketidakberkelanjutan utang luar negeri pemerintah cenderung tidak signifikan.

Kata Kunci: analisis keberlanjutan, ASEAN, kebijakan nilai tukar, utang luar

negeri pemerintah

ABSTRACT

PENNY SEPTINA. Sustainability of Government External Debt and Exchange

Rate Policies in Four ASEAN Countries. Supervised by IMAN SUGEMA

The behavior of government external debt and exchange rate policies in

ASEAN countries has recently became critical in determining future economy and

avoiding debt crisis. As we know recently in ASEAN, there is sizeable motion of

government external debt as an impact of the current account fluctuation. This

study presents thorough empirical analysis of the sustainability of government

external debt, together with exchange rate and other macroeconomic variables

using time series econometric models based on government inter-temporal budget

constraint. The empirical results point to the same outcome, in case for four

ASEAN countries, those are Indonesia, Malaysia, Philippines and Thailand. The

results show that government external debt is not sustainable and the exchange

rate policies is sustainable. Furthermore, whole four countries has successfully

transformed into managed floating exchange rate policies. This policies will make

the potential negative spillover effects on the unsustainability of government

external debt appears be insignificant.

Keywords: ASEAN, exchange rate policies, government external debt,

sustainability

Page 4: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI

PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR

PADA EMPAT NEGARA ASEAN

PENNY SEPTINA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

Judul Skripsi : Analisis Keberlanjutan Utang Luar Negeri Pemerintah dan

Kebijakan Nilai Tukar Pada Empat Negara ASEAN

Nama : Penny Septina

NIM : H14100042

Disetujui oleh

Dr. Ir. Iman Sugema, M.Ec

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec

Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Page 6: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah tentang analisis utang luar

negeri pemerintah dengan judul “Analisis Keberlanjutan Utang Luar Negeri

Pemerintah dan Kebijakan Nilai Tukar Pada Empat Negara ASEAN”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Iman Sugema,

M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan

masukan serta saran yang sangat berguna dalam penyelesaian penelitian ini,

kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, MS selaku dosen penguji utama

dan Bapak Deni Lubis S.Ag, M.A selaku komisi pendidikan, atas kritik dan saran

yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyempurnakan penelitian ini,

serta kepada kakak Farhana Zahrotunnisa S.E. selaku asisten dosen yang

senantiasa memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah Teddy Lukmantara, Ibu

Lestari Widawati dan keluarga besar atas segala doa, dukungan dan motivasi yang

diberikan. Penulis menyampaikan terima kasih pada Alan Duta Dinasty atas

motivasi dan dukungannya dalam menemani penulis menyelesaikan penelitian ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan pada sahabat Nadiah H, Sari K, Sarah FF,

Angga FP, Nurul H, Nindya U, Afanina M, Ayu F, Irgandhini, Rengganis A,

Erlangga R, Diah P, Hayuningtyas T, Salimah F, Engga S, Deddy H, Hardiyani S,

Nabilah, Dwi L, Selly E, Elis M, Amalia P, Tazkiya A, Pangrio N dan Alm.

Aditya M, serta teman satu bimbingan M Yunus, Meliana, M Rifky, Yohanes P,

Erma F dan Galishia. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih pada seluruh

civitas ilmu ekonomi, khususnya ESP Ang. 47, HIPOTESA 2012 dan 2013, TPB

B.27 dan TPB S.02.1, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Penny Septina

Page 7: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Kerangka Terori 4

Penelitian Terdahulu 9

Kerangka Pemikiran 10

METODE PENELITIAN 12

Jenis dan Sumber Data 12

Metode Pengolahan dan Analisis Data 12

Perumusan Model Penelitian 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Indonesia 17

Malaysia 21

Filipina 25

Thailand 28

SIMPULAN DAN SARAN 32

Simpulan 32

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 36

RIWAYAT HIDUP 51

Page 8: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

DAFTAR TABEL

1 Variabel dan Sumber Data 12

2 Hasil Uji Akar Unit Data Indonesia 19

3 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Indonesia 19

4 Hasil Uji Akar Unit Data Malaysia 23

5 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Malaysia 23

6 Hasil Uji Akar Unit Data Filipina 27

7 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Filipina 27

8 Hasil Uji Akar Unit Data Thailand 31

9 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Thailand 31

DAFTAR GAMBAR

1 Total Utang Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand

Periode 1981-2012 (USD) 2

2 Debt to GNI Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand

Periode 1981-2012 (USD) 2

3 Kerangka Pemikiran 11

4 Perkembangan Variabel Makroekonomi Indonesia 2003:1-2012:4 18

5 Perkembangan Variabel Makroekonomi Malaysia 2003:1-2012:4 22

6 Perkembangan Variabel Makroekonomi Filipina 2003:1-2012:4 26

7 Perkembangan Variabel Makroekonomi Thailand 2003:1-2012:4 30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji Akar Unit Data 36

2 Uji Lag Optimum 41

3 Uji Kointegrasi: Johansen Cointegration Test 43

4 Grafik X dan M untuk Uji Kointegrasi 47

Page 9: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejarah dunia mencatat bahwa suatu fenomena krisis utang merupakan suatu

fenomena siklus bisnis yang selalu memiliki peluang untuk terulang kembali di

kemudian hari. Fenomena krisis utang pertama kali tercatat pada tahun 1980an di

Amerika Latin. Krisis utang kala itu disebabkan oleh tingginya penarikan utang

luar negeri pemerintah yang tidak didasari pada perhitungan yang tepat akan

kemampuan membayar kembali utang tersebut (Chowdhury dan Hossain 2000).

Tercatat jumlah utang luar negeri yang dimiliki oleh negara Amerika Latin

mencapai lebih dari 600 miliar USD.

Krisis utang kedua yang terjadi di dunia adalah krisis utang negara-negara

berkembang Asia pada tahun 1997/1998. Krisis tersebut diawali dari hilangnya

kepercayaan investor pada negara Asia khususnya Asia Tenggara dikarenakan

kegagalannya dalam memenuhi kewajiban utang yang jatuh tempo. Kejadian

tersebut memicu capital outflow besar-besaran keluar Asia Tenggara. Capital

outflow ditambah dengan masalah distorsi kebijakan publik serta masalah

struktural membuat negara-negara Asia Tenggara terjebak dalam krisis yang lebih

dalam hingga krisis sosial ekonomi. (Corsetti et al. 1999).

Krisis utang kembali terulang pada tahun 2008 di negara-negara Uni Eropa

akibat efek bola salju krisis utang Yunani dan juga di Amerika Serikat akibat

subprime mortage crisis. Krisis tersebut mengukuhkan anggapan bahwa krisis

ekonomi dapat melanda siapa saja, baik negara maju maupun negara berkembang.

Meskipun krisis-krisis utang tersebut pada akhirnya dapat ditangani, namun tidak

ada yang dapat menjamin bahwa krisis tersebut tidak akan terulang kembali.

Krisis utang merupakan masalah pada setiap negara di dunia.

Pengalaman Uni Eropa sebagai suatu kondisi optimum bersama dalam

menghadapi krisis menjadi begitu penting untuk dipelajari, begitupun dengan

bagaimana kondisi variabel utang luar negeri yang dimilikinya. Lebih lanjut,

ASEAN sebagai suatu kawasan regional terintegrasi yang saat ini juga sedang

menuju kondisi optimum bersama, tidak lepas dari bayang-bayang akan krisis

ekonomi di masa yang akan datang.

Pada beberapa negara ASEAN, krisis pada tahun 1997-1998 ternyata masih

menyisakan lembaran hitam. Faktanya hanya satu dari sepuluh negara ASEAN

yang telah berhasil bertransformasi menjadi negara maju, yaitu Singapura.

Sedangkan sisanya masih bergulat pada perbaikan fundamental sosial ekonomi

dan masih diklasifikasikan sebagai negara berkembang oleh Bank Dunia.

Negara berkembang di ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan

Thailand merupakan negara berkembang yang saat ini masih dalam proses

recovery krisis, serta seringkali menjadi perhatian dunia karena memiliki peranan

yang cukup baik dalam percaturan ekonomi dunia. Selain itu keempat negara

tersebut merupakan negara yang terkena dampak krisis cukup besar pada tahun

1997/1998. Thailand mengawali krisis dengan mendeklarkan ketidakmampuan

pemerintahnya untuk membayar utang luar negerinya pada 2 Juli 1997, kemudian

disusul dengan terdepresiasinya nilai tukar negara-negara ASEAN, bahkan yang

terparah adalah Indonesia dimana nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

Page 10: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

2

Serikat terdepresiasi sebesar 244%. Sedangkan Malaysia dan Filipina menjadi

negara-negara yang paling pertama terserang spekulasi nilai tukar di tahun 1997.

Lebih lanjut mengenai utang luar negeri (ULN) pada keempat negara

ASEAN tersebut, Gambar 1 menunjukan perkembangan ULN keempat negara

ASEAN periode 1981 sampai 2012. Secara garis besar, trend yang ditunjukan

adalah positif untuk Malaysia dan Filipina. Sedangkan untuk Indonesia dan

Thailand, ULN cenderung berfluktiatif pada periode tersebut. Jumlah terbesar

pada tahun 2012 terdapat pada Indonesia dimana total ULN yang dimiliki adalah

sebesar 254 miliar USD.

Sumber: World development Indicators dan International Debt Statistics, 2013

Gambar 1. Total Utang Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand

Periode 1981-2012 (USD)

Pemahaman mengenai sekilas ULN suatu negara tidak dapat dilihat pada

jumlahnya saja, melainkan pula pada rasio nya terhadap pendapatan negara.

Gambar 2 menunjukan perkembangan debt to GNI (Gross National Income) pada

keempat negara ASEAN dari tahun 1981 sampai 2012. Secara keseluruhan

keempat negara ASEAN memperlihatkan trend yang tidak jauh berbeda satu sama

lain. Thailand adalah negara dengan debt to GNI terbesar pada tahun 2012

dibandingkan empat negara lainnya, yaitu sebesar 38.2% GNI.

Sumber: World development Indicators dan International Debt Statistics, 2013

Gambar 1. Debt to GNI Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand

Periode 1981-2012 (USD)

0

5E+10

1E+11

1.5E+11

2E+11

2.5E+11

3E+11

Indonesia Malaysia Filipina Thailand

0

50

100

150

200

Indonesia Malaysia Philippines Thailand

Page 11: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

3

Selanjutnya dalam mengatasi pembayaran cicilan dan bunga utang luar,

akan dibutuhkan pemasukan atau cadangan devisa yang memadai. Selain itu,

dibutuhkan pula nilai tukar yang stabil untuk memastikan ketersediaan dana. Oleh

sebab itu, peran otoritas moneter atau bank sentral di setiap negara ASEAN

diperlukan untuk mengatur kebijakan nilai tukar yang tepat. Kebijakan yang tepat

tersebut diperlukan agar ULN khususnya yang dimiliki oleh pemerintah, tidak

menjadi beban bagi masyarakat dimasa yang akan datang dan untuk

menghindarkan negara dari kemungkinan krisis utang dimasa yang akan datang.

Perumusan Masalah

Deteksi dini dalam kemungkinan terjadinya krisis utang perlu untuk

dilakukan di setiap negara yang memiliki utang khususnya utang luar negeri

(Riyadi 2012). Namun apabila krisis tersebut sudah tidak dapat dihindari, salah

satu jalan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan refinancing atau

restrukturisasi utang. Restrukturisasi utang menurut salvatore (1996) benar-benar

harus dilakukan agar negara yang bersangkutan terhindarkan dari kebangkrutan.

Lebih lanjut, utang luar negeri khususnya milik pemerintah pada dasarnya

adalah kewajiban tertunda yang akan dipenuhi oleh generasi yang akan datang.

Meskipun penarikan ULN juga berkaitan dengan besarnya pendapatan, yaitu

diproksikan pada penerimaan ekspor dan gross domestic product (GDP), namun

dampak pada masyarakat terasa secara langsung. Contohnya adalah terkait beban

penarikan pajak dan anggaran pembangunan. Lindert dan Kindleberger (1986)

menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang lamban pada dekade 1980-an di negara

peminjam sebagian disebabkan oleh pemerintah negara peminjam yang

membiarkan pengangguran dan pengurangan upah dalam perekonomian mereka

untuk menutupi pembayaran ULN.

Disisi lain, peran negara dalam hal mengatur pembayaran cicilan pokok dan

bunga ULN akan bergantung pada rezim nilai tukar yang digunakan. Nilai tukar

yang dipatok tetap pada dasarnya baik untuk menjaga pembayaran ULN dalam

kendali, namun disisi lain akan membuat bank sentral atau otoritas moneter di

negara bersangkutan kehilangan kendali untuk melakukan penyesuaian pada nilai

tukar. Hal ini selanjutnya dapat menyebabkan kebijakan moneter menjadi tidak

efektif dalam mengatasi gejolak perekonomian yang berasal dari eksternal negara.

Negara cenderung menjadi vulnarable terhadap serangan eksternal.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan variabel makroekonomi yang terkait dengan utang

luar negeri pemerintah dan kebijakan nilai tukar di empat negara ASEAN?

2. Bagaimanan keberlanjutan (sustainability) utang luar negeri pemerintah di

empat negara ASEAN?

3. Bagaimana hubungan antara keberlanjutan utang luar negeri dengan

kebijakan nilai tukar di empat negara ASEAN?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 12: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

4

1. Mengidentifikasi perkembangan dari karakteristik makroekonomi yang

terkait dengan utang luar negeri pemerintah dan kebijakan nilai tukar di

empat negara ASEAN.

2. Menganalisis keberlanjutan dari utang luar negeri pemerintah di empat negara

ASEAN.

3. Mengkaji hubungan antara utang luar negeri pemerintah dengan kebijakan

nilai tukar di empat negara ASEAN.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang

lebih mendalam mengenai keberlanjutan utang luar negeri yang dilakukan

pemerintah, serta keterkaitannya dengan kestabilan nilai tukar di empat negara

ASEAN. Lebih lanjut, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi

pemerintahan dari negara terkait untuk menentukan kebijakan yang tepat

mengenai penarikan utang luar negeri pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk

menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya krisis utang dan nilai tukar.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada analisis keberlanjutan utang luar

negeri milik pemerintah, keterkaitanya dengan rezim nilai tukar dan

perkembangan variabel makroekonomi yang berhubungan dengan keduanya.

Analisis ini dibatasi pada empat negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia,

Filipina dan Thailand. Data yang digunakan berupa data kuartalan periode 2003

kuartal 1 sampai 2012 kuartal 4. Variabel yang dianalisis antara lain rasio utang

luar negeri pemerintah (ULN pemerintah) terhadap ekspor, rasio transaksi

berjalan terhadap ekspor, rasio ULN pemerintah terhadap pendapatan nasional

(GDP), rasio ULN pemerintah terhadap net ekspor, ekspor, impor, total ULN

pemerintah, transaksi berjalan, cadangan devisa, nilai tukar terhadap dolar dan

suku bunga kebijakan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

Teori Utang Luar Negeri Pemerintah

Utang Luar Negeri (ULN) atau Pinjaman Luar Negeri merupakan sejumlah

bantuan (baik berupa dana maupun bukan dana) yang masuk sebagai variabel

modal suatu negara (Capital Inflows) dan diperuntukan secara khusus untuk

membiayai pembangunan. Bank Indonesia (2013) mengklasifikasikan utang luar

negeri menjadi tiga jenis. Klasifikasi pertama adalah utang luar negeri pemerintah

pusat yang dapat berbentuk utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor,

komersial, leasing, dan Surat Berharga Negara. Klasifikasi kedua adalah utang

luar negeri milik Bank Sentral, yaitu utang yang ditarik untuk mendukung neraca

Page 13: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

5

pembayaran dan cadangan devisa. Klasifikiasi ketiga adalah utang luar negeri

swasta, yaitu utang yang dimiliki penduduk kepada bukan penduduk berbentuk

valuta asing atau rupiah, bergantung pada perjanjian yang dilakukan. Utang luar

negeri swasta terdiri dari utang bank dan utang bukan bank.

Pembahasan mengenai utang pemerintah seringkali bias antara utang

pemerintah domestik dengan luar negeri. Neaime (2009) menjelaskan utang luar

negeri pemerintah memiliki ancaman yang lebih serius bagi perekonomian

dibandingkan utang domestik pemerintah, mengingat adanya transfer aliran modal

kepada pihak asing dan pembayaran cicilan serta bunga utang yang dibatasi oleh

nilai tukar dan ketersediaan cadangan devisa. Lebih lanjut Mankiw (2006)

menjelaskan utang pemerintah berpotensi menyebabkan ekspansi moneter yang

besar dan menyebabkan inflasi tinggi. Selain itu, utang pemerintah secara

langsung membebankan generasi masa depan terkait suku bunga, pengeluaran

pemerintah dan pajak.

Pembahasan mengenai utang luar negeri khususnya ULN Pemerintah, tidak

pernah lepas dari pembahasan mengenai penyebabnya. Penyebab ULN yang

paling sering terjadi adalah akibat terjadinya defisit anggaran pemerintah pada

tahun bersangkutan. Defisit anggaran tersebut terjadi apabila terdapat selisih

antara pengeluaran dan penenerimaan pemerintah (Lipsey et al. 1997).

Lebih lanjut, Tambunan (2008) menyebutkan, tingginya utang luar negeri

dari banyak negara berkembang disebabkan terutama oleh tiga jenis defisit.

Defisit yang pertama adalah defisit transaksi berjalan atau trade gap, yakni suatu

kondisi dimana penerimaan ekspor lebih kecil dari pembayaran impor. Defisit

yang kedua adalah defisit investasi atau I-S gap, yakni dana yang dibutuhkan

untuk membiayai investasi didalam negeri lebih besar dari tabungan nasional atau

domestik. Defisit yang terakhir adalah defisit fiskal, yakni defisit yang lebih

dikaitkan pada perhitungan saldo akhir (penerimaan dikurangi pengeluaran) dari

neraca keseluruhan keuangan pemerintah.

Government Inter-Temporal Budget Constraint

Pemahaman mengenai analisis keberlanjutan utang pemerintah didasarkan

pada suatu studi tentang government inter-temporal budget constraint, atau

kendala anggaran pemerintah antar waktu. Pemahaman diawali dari persamaan

akumulasi utang luar negeri pada periode t+1 (Neaime 2009)

( )

Dimana adalah ekspor neto pada periode t, r adalah suku bunga nominal dan

rBt adalah pembayaran utang pada periode t. Dengan menambah periode t, maka

akan didapat persamaan government’s external inter-temporal constraint:

( )

( )

Dimana adalah utang luar negeri pada periode t, adalah ekspor neto pada

periode t , r adalah suku bunga nominal dan rBt adalah pembayaran utang pada

Page 14: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

6

periode t. Persamaan diatas disebut juga sebagai persamaan government’s external

inter-temporal budget constraint. Apabila saat terdapat peningkatan periode

bagian kedua pada persamaan diatas mendekati 0, maka terdapat suatu kondidi

yang disebut sebagai kondisi No Ponzi-Game Constraint (NPG), yang akan

terpenuhi pada saat

( )

NPG Constraint atau disebut juga sebagai transversality condition adalah suatu

kondisi dimana present value dari ULN akan terus bergerak mendekati 0 selama

waktu berjalan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ULN harus lebih

rendah dari pertumbuhan suku bunga yang dikenakan pada ULN tersebut (Azizi et

al. 2012). Pemerintah tidak perlu membiayai pembayaran ULN dengan terus-

menerus melakukan utang baru atau debt re-financing.

Ketidakberlanjutan ULN pemerintah, yaitu saat real interest rate lebih

besar dari growth rate akan menyebabkan debt ratio meningkat secara terus

menerus tanpa batasan. Keadaan ini akan sampai pada satu titik dimana

pemerintah tidak dapat membayar kembali utangnya (Fischer 1990). Hal tersebut

kemudian akan membuat pemerintah tidak dapat menjaga keberlanjutan dari

pembangunan. ULN akan menjadi hambatan bagi pemerintah untuk mewujudkan

kebijakan ekonomi yang pro pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan. Selain

itu fleksibilitas pengambilan keputusan akan berkurang karena adanya

disfungsional sistem akibat external flow (ketidakseimbangan tabungan dan

produksi). Pada akhirnya akan terdapat ketidakstabilan makroekonomi dan

pemerintah kehilangan otonomi dalam mengatur perekonomian nasional (Feve

dan Henin 1998).

Analisis Keberlanjutan Utang Luar Negeri

Dalam melakukan analisis keberlanjutan ULN pemerintah, kondisi

solvabilitas yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut:

( )

Pelanggaran asumsi ini menyebabkan ULN pemerintah menjadi tidak

berkelanjutan, yaitu pemerintah tidak dapat membayar kembali tagihan ULN-nya.

Dalam konteks actuarial sustainability approach, apabila g adalah

pertumbuhan ULN dan r adalah suku bunga nominal, maka kondisi keberlanjutan

ULN akan tercapai saat g ≤ r. Fischer (1990) selanjutnya menyatakan ULN dapat

dikatakan berkelanjutan saat pertumbuhan ekonomi lebih besar dari real interest

rate. Namun Neaime (2004) menambahkan apabila n adalah tingkat pertumbuhan

ekonomi, maka selama n < g < r, maka ULN tetap berkelanjutan dengan

konsekuensi kondisi tersebut menyebabkan pembayaran utang akan melebihi dari

total ketersediaan dana yang ada. Secara empiris, dalam actuarial approach ULN

Page 15: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

7

pemerintah dikatakan berkelanjutan saat pergerakannya terkontrol berada dalam

suatu takaran tertentu, atau bergerak secara stasioner.

konsep The Effective Sustainability Approach menyebutkan bahwa

pembayaran utang dalam jangka panjang bergantung pada pendapatan ekspor

negara tersebut. Agar ULN pemerintah berada dalam keadaan berkelanjutan,

maka rasio ULN pemerintah terhadap ekspor dan ekspor neto haruslah stasioner.

Ekspor neto menunjukan transfer bersih antara pendapatan ekspor dan impor yang

memperlihatkan kemampuan suatu negara dalam pembayaran ULN. Lebih lanjut

Feve dan Henin (1998) menyebutkan bahwa pengecekan non-stasioneritas untuk

rasio transaksi berjalan dan ekspor juga diperlukan. Hal tersebut karena kondisi

keberlanjutan pada transaksi berjalan equivalen dengan kondisi 0 < g < r.

Leachman dan Francis (2000) lebih lanjut menyebutkan bahwa uji akar unit

untuk melihat non-stasioneritas variabel saja tidak cukup dalam menganalisis

kebelanjutan ULN suatu negara. Diperlukan uji kointegrasi antar variabel untuk

melihat hubungan jangka panjang antar variabel, sehingga analisis keberlanjutan

menjadi lebih valid. Variabel tersebut antara lain ekspor dan impor. Kedua

variabel tersebut equivalen dengan persamaan government’s external inter-

temporal budget constraint.

Nilai Tukar dan Hubungannya dengan Utang Luar Negeri Pemerintah

Basdevant dan Wet (2000) menyebutkan salah satu masalah di negera

berkembang adalah kemungkinan adanya hubungan tidak stabil antara rezim nilai

tukar dengan ULN. Rezim nilai tukar yang buruk dapat mengancam keberlanjutan

dari ULN dan selanjutnya memberikan efek yang semakin buruk pula pada nilai

tukar negara tersebut. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan negara

yang bersangkutan bangkrut. Meskipun pertumbuhan ekonomi dan suku bunga

merupakan komponen penting dalam actuarial austainability approach, namun

perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi keberlanjutan ULN dalam waktu

singkat.

Salah satu jalur hubungan antara rezim nilai tukar dengan ULN, khususnya

ULN pemerintah, adalah terkait kemampuan bank sentral dalam mengatur

kebijkan moneter dalam menghadapi tekanan eksternal. Nilai tukar tetap, pada

dasarnya dibutuhkan untuk menjaga pembayaran utang dan bunganya tetap dalam

kendali pemerintah. Namun di sisi lain rezim ini menyebabkan bank sentral

kehilangan kendalinya untuk melakukan penyesuaian nilai tukar, misalnya dengan

Operasi Paar Terbuka. Konsekuensi dari hal tersebut adalah sistem moneter

negara bersangkutan kehilangan kendali melakukan kebijakan stablisasi dalam

mengatasi ketidakseimbangan ekonomi (Neaime 2009).

Lebih lanjut, keterkaitan antara nilai tukar suatu negara dengan

keberlanjutan ULN pemerintahnya dapat pula diterangkan melalui jalur suku

bunga. Nilai tukar dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga domestik suatu

negara. Semakin tinggi suku bunga menandakan return yang lebih tinggi sehingga

terjadi capital inflow. Selanjutnya capital infow tersebut akan membuat nilai tukar

menjadi terapresiasi (Moosa 2004). Disisi lain peningkatan suku bunga domestik

memberi crowding effect terhadap private investment dan utang domestik

pemerintah. Lebih lanjut suku bunga yang dikenakan pada ULN memiliki

kecenderungan sebagai suku bunga yang bebas resiko, sehingga pada akhirnya

Page 16: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

8

yang dikorbankan adalah suku bunga domestik. Turner dan Spinneli (2013) juga

menyebutkan bahwa suku bunga memiliki pengaruh yang non linear terhadap

peningkatan marginal ULN pemerintah.

Stasioneritas Data

Gujarati (2004) menyebutkan salah satu asumsi dasar yang harus dipenuhi

Dalam pengggunaan data time series adalah stasioneritas, yaitu keadaan dimana

nilai rata-rata dan varian dari data adalah konstan sepanjang waktu. Secara teoritis

dapat dituliskan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( )

Dimana adalah deret waktu ke-t dan k adalah lag. Pelanggaran asumsi

stasioneritas pada estimasi dapat menyebabkan keadaan spurious regression atau

regresi semu. Keberadaan regresi semu dalam pemodelan menyebabkan

pendugaan yang dilakukan tidak valid dan tidak dapat menjelaskan hubungan

sebenarnya dari parameter.

Dalam melakukan uji non-stasioneritas, salah satu konsep yang populer

digunakan adalah mengenai pengujian ada atau tidaknya akar unit pada koefisien

estimasi. Pertama-tama perhatikan persamaan berikut:

Persamaan diatas dibentuk dari persamaan autoregresive, dimana adalah white

noise error term. Apabila koefisien , maka dapat disimpulkan bahwa deret

waktu memiliki akar unit atau tidak stasioner atau bergerak dalam random walk

(Gujarati 2004). Apabila | | , atau secara absolut nilai kurang dari 1, maka

dapat disimpulkan bahwa deret waktu adalah stasioner.

Metode yang paling sering digunakan dalam meneliti ada tidaknya akar unit

dalam suatu data deret waktu adalah uji Dickey Fuller Test (DF). Sjo (2008)

menjelaskan bahwa dengan memahami DF Test dan batasannya, maka peneliti

akan lebih mudah memahami uji-uji akar unit lainnya. Selain itu terdapat uji lain

untuk melihat ada tidaknya akar unit pada data, misalnya melalui Augmented

Dickey Fuller Test (ADF) dan Phillips Perron Test (PP), dsb.

Kointegrasi Data

Salah satu cara mengatasi data dengan akar unit adalah dengan melakukan

kointegrasi data. Enders (1995) menyebutkan kointegrasi adalah kombinasi linear

yang terbentuk dari data yang tidak stasioner, dimana semua variabel tersebut

terintegrasi pada orde yang sama. Analisis dimulai pada persamaan ekonomi

dalam jangka panjang:

Page 17: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

9

Dimana dan adalah vektor ( ) dan ( ) . Persamaan

akan berada dalam keadaan ekuilibrium jangka panjang saat dan

equilibrium error atau . Apabila kondisi tersebut terpenuhi, maka

equilibrium error akan stasioner dan variabel yang bersangkutan memiliki

kointegrasi.

Terdapat beberapa jenis Uji dalam melihat kointegrasi data. Uji tersebut

diantaranya uji kointegrasi Engle-Granger (Engle-Granger Cointegration Test),

uji kointegrasi Johansen (Johansen Cointegration Test), uji kointegrasi Durbin-

Watson (Cointegrating Regression Durbin-Watson Test), dsb.

Penelitian Terdahulu

Cherif dan Hasanov (2012) melakukan penelitian terkait dinamika utang

pemerintah sebagai efek dari adanya penghematan, inflasi dan macroeconomic

shocks di Amerika Serikat menggunakan analisis vector autoregresive dengan

debt feedback. Data yang digunakan adalah variabel makroekonomi, seperti

cadangan devisa, suku bunga, pendapatan nasional, debt to GDP, dsb. Hasil

penelitian menyebutkan bahwa melalui impulse response, penghematan ekonomi

menyebabkan penurunan pada debt ratio dalam jangka menengah. Perubahan

pada Inflasi, misalnya pada periode kenaikan harga minyak dunia, menyebabkan

peningkatan debt ratio sedangkan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan debt

ratio. Utang pemerintah AS saat ini berada pada keseimbangan jangka

panjangnya, sehingga menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan menurukan

defisit anggaran pemerintah dapat menjadi pemicu menurunnya debt ratio.

Alam dan Taib (2013) meneliti tentang keberadaan hubungan antara ULN

Pemerintah dengan defsisit anggaran, defisit transaksi berjalan dan depresiasi nilai

tukar pada negara DTC (Debt Trap Countries) dan NDTC (Non Debt Trap

Countries). Penelitian ini menggunakan analisis data panel. Hasil penelitian ini

menunjukan secara signifikan terdapat hubungan positif antara ULN pemerintah,

dengan defisit anggaran, defisit transaksi berjalan dan depresiasi nilai tukar.

Namun hasil tersebut bervariasi pada DTC dan NDTC. Hubungan yang lebih kuat

antar keempat variabel tersebut terdapat pada negara DTC.

Destaings et al. (2013) meneliti tentang keberlanjutan dari defisit transaksi

berjalan pada tahun 1970 sampai 2012 di negara Kenya. Pemilihan variabel dalam

penelitian tersebut didasarkan pada long run inter-tempral budget constraint.

Hasil penelitian menunjukan variabel transaksi berjalan stasioner pada level atau

terdapat kemungkinan adanya keberlanjutan pada defisit transaksi berjalan.

Namun disisi lain, tingkat koefisien kointegrasi antara ekspor dan impor yang jauh

dari angka satu mengindikasikan tidak terpenuhinya asumsi keberlanjutan secara

penuh. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat ketidakberlanjutan

variabel defisit transaksi berjalan pada negara Kenya.

Neaime (2009) melakukan penelitian tentang analisis keberlanjutan utang

luar negeri dan nilai tukar dalam konteks Mena Region (Middle East and North

Africa). Berdasarkan teori Government Inter-Temporal Budget Constraint, terlihat

bahwa stasioneritas variabel-variabel makroekonomi dan utang luar negeri

merupakan konten yang penting untuk menghindarkan negara dari kemungkinan

krisis ekonomi di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

ULN dan nilai tukar yang berkelanjutan di Tunisia dan Maroko, ULN yang tidak

Page 18: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

10

berkelanjutan namun nilai tukar yang berkelanjutan di Mesir dan Turki, serta

ULN dan nilai tukar yang tidak berkelanjutan di Jordan.

Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian

terdahulu adalah terkait pada variabel dan data yang digunakan penulis dalam

melakukan analisis keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan variabel utang luar

negeri milik pemerintah, mengingat dampak yang diberikan terhadap ekonomi

dan masyarakat yang lebih besar dibandingkan dengan utang pemerintah atau

utang luar negeri saja. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data runtun

waktu kuartalan.

Kerangka Pemikiran

Pemahaman mengenai keberlanjutan utang luar negeri milik pemerintah

menjadi penting untuk dianalisis mengingat kondisi eksternal yang saat ini

menyebabkan negara menjadi vulnarable dari kondisi krisis. Selain itu kebijakan

nilai tukar juga turut memberikan andil dalam pembayaran cicilan pokok dan

bunga ULN pemerintah. Kesalahan pada penerapan kebijakan nilai tukar dapat

menyebabkan negara yang bersangkutan terjebak dalam lingkaran setan

pembayaran utang dan bunganya.

Bagan berikut merupakan alur pemikiran yang digunakan untuk melihat

analisis keberlanjutan dari utang luar negeri pemerintah dan kebijakan nilai tukar.

Bagan diawali dari kewenangan otoritas keuangan disuatu negara dalam hal

mengatur anggaran pembangunan dan diakhiri dengan kondisi keberlanjutan ULN

dan kebijakan nilai tukar yang dibutuhkan negara peminjam untuk menghindarkan

diri dari kemungkinan krisis dimasa depan.

Page 19: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

11

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Otoritas Fiskal Bank Sentral /

Otoritas Moneter

Current Account &

Anggaran Pemerintah

Defisit Berimbang Surplus

Utang Luar Negeri

Pemerintah

Utang Dalam Negeri

Pemerintah

Ekspor Impor Cadangan

Devisa

Suku

Bunga

Kebijakan Nilai Tukar

Analisis

Keberlanjutan

Implikasi Kebijakan

Page 20: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

12

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

bentuk deret waktu empat bulanan (quarterly time series) periode 2003:1 sampai

2012:4 dari Negara Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Pemilihan

keempat negara tersebut didasarkan pada kesamaan karakteristik negara dan

ketersediaan data. Data tersebut diperoleh dari CEIC Macroeconomic Industry and

Financial Time Series Database for Global Emerging and Developed Market,

International Monetary Fund (IMF), International Financial Statistics (IFS),

Worldbank’s Development Indicators dan beberapa Bank Sentral negara ASEAN,

yaitu Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM). Penelitian ini

dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel 2007 dan Eviews 6.0. Secara

rinci, sumber dan jenis data adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Variabel dan Sumber Data

No Jenis Variabel Proksi yang Digunakan Sumber Data

1 Utang Luar Negeri

Pemerintah

External/Foreign Government

Debt CEIC

2 Ekspor Exports, Goods & Services,

Nominal

IFS, IMF

3 Impor Imports, Goods & Services,

Nominal

IFS, IMF

4 Transaksi Berjalan Current Account, Goods &

Services, Net

IFS, IMF

5 Cadangan Devisa Total Reserve Excluding Gold IFS, IMF

6 Nilai Tukar LCU per USD, end of period IFS, IMF

7 Suku Bunga Discount Rate, end of period IFS, IMF, BI, BNM

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari analisis deskriptif dan analisis kuantitatf.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu bentuk analisis sederhana yang

dilakukan dengan cara memberikan pemaparan argumentatif, plot, grafik maupun

tabel terhadap suatu obersvasi. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan

untuk melihat perkembangan variabel makroekonomi di empat negara ASEAN

yang terkait dengan ULN Pemerintah dan kebijakan nilai tukar. Selain itu analisis

deskriptif juga dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara keberlanjutan ULN

pemerintah dengan kebijakan nilai tukar di empat negara ASEAN.

Page 21: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

13

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis keberlanjutan ULN

pemerintah di empat negara ASEAN. Analisis yang digunakan antara lain uji akar

unit menggunakan Augmented Dickey Fuller Test (ADF) dan Phillips Pheron Test

(PP), serta uji kointegrasi data menggunakan Johansen Cointegration Test.

Augmented Dickey Fuller Test

Uji ADF merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melihat ada

atau tidaknya akar unit pada data yang menyebabkan data menjadi tidak stasioner.

pemahaman mengenai uji ADF dimulai melalui formulasi berikut

Perbedaan mendasar dari ketiga persamaan diatas terletak pada ada tidaknya

elemen konstanta dan trend waktu. Persamaan pertama adalah pure random walk

model, persamaan kedua menambahkan elemen intercept atau konstanta pada

model, dan persamaan ketiga menambahakan kedua elemen, baik konstanta

maupun trend waktu (Enders 1995).

Dari persamaan diatas, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis nol yaitu

data mengandung akar unit atau data tidak stasioner dan hipotesis alternatif yaitu

data tidak mengandung akar unit atau stasioner. kriteria penolakan didasarkan

pada nilai kritis Mackinnon atau statistik τ (tau), dimana apabila nilai ADF lebih

kecil dari nilai kritis Mackinnon, maka terjadi penolakan hipotesis nol.

Selanjutnya, dalam penelitian akan timbul pertanyaan mengenai

persamaan mana diantara tiga persamaan diatas yang paling baik digunakan untuk

menguji non-stasioneritas data. Destaings et al. (2013) menyatakan, selama

peneliti memahami data secara keseluruhan, maka persamaan yang paling baik

digunakan adalah persamaan yang paling general yaitu persamaan ketiga.

Phillips Perron Test

Simulasi Monte Carlo secara jelas menggambarkan kekurangan uji ADF

dalam mengestimasi kestasioneran data yang memiliki masalah autokorelasi yang

besar dan bahwa uji ADF kurang mencakup pada adanya structural breaks.

Phillips dan Perron kemudian mengembangkan analisis akar unit semi-parametrik

yang dapat lebih tepat mengestimasi runtun data dengan memodifikasi Dickey

Fuller Test. Perhatikan persamaan berikut (Enders 1995):

dan

Page 22: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

14

( ) ⁄

Dimana T adalah jumlah observasi dan adalah white noise error yang

homogenitas-nya tidak dipermasalahkan. Phillip Perron Test memungkinkan

untuk melakukan tes pada data runtun waktu yang memiliki eror yang berkorelasi

dan mengandung heteroskedastisitas. Selain itu, salah satu kelebihan lain dalam

uji PP adalah tidak diperlukan lagi penentuan lag secara spesifik. Parameter

Newey-West Heteroskedasticity and Corelation digunakan sebagai estimator

kovarian matriks yang konsisten.

Lebih lanjut dalam penelitian ini, apabila dalam uji akar unit didapatkan

hasil yang berbeda antara uji ADF dan uji PP, maka hasil yang digunakan adalah

bergantung pada yang tertera dalam uji PP (Neaime 2009). Hal tersebut

dikarenakan kelebihan dalam uji PP, yaitu dapat mengatasi permasalahan eror

yang berkorelasi satu sama lain dan lebih mampu mengatasi structural breaks

dibandingkan uji ADF.

Pemilihan Panjang Lag

Dalam analisis runtun waktu, pemilihan panjang lag yang sesuai diperlukan

agar estimasi yang dilakukan dapat menjadi valid. Lag menujukkan adanya

indikasi serial yang terkorelasi dalam error. Lag yang terlalu pendek tidak dapat

mengatasi serial korelasi yang terdapat dalam eror, sedangkan lag yang terlalu

panjang menurunkan derajat bebas sehingga penolakan hipotesis menjadi lebih

sulit untuk dilakukan (Enders 1995). Dalam penelitian ini, Akaike Information

Criteria (AIC) digunakan dalam menentukan panjang lag terbaik dalam uji non-

stasioneritas data secara automatic lag selection dalam ADF dan untuk

menentukan lag terbaik dalam tes kointegrasi.

Penggunaan kriteria AIC dikarenakan AIC dapat mencakup seluruh variabel

sehingga terhindar dari adanya ommited variables. Ommited variables adalah

peubah yang seharusnya dimasukan ke dalam model, namun dikeluarkan karena

alasan tertentu (Juanda 2009). Selain itu AIC merupakan metode yang didasarkan

pada Principle of Information. Adapun formulasi AIC adalah sebagai berikut:

(

) (

)

Dimana k adalah jumlah parameter dalam model termasuk konstanta, n adalah

jumlah observasi dan RSS adalah residual sum square. Dalam membandingkan

dua atau lebih model, maka kriteria terbaik yang dipilih adalah kriteria dengan

nilai AIC terkecil (Gujarati 2004).

Pemilihan maximum lag to include dalam uji ADF didasarkan pada

metode trial and error. Enders (1995) menyatakan jumlah maksimum lag

didasarkan pada ketersediaan data dan teori. Metode trial and error dapat dimulai

dengan menggunakan maksimum lag 12 untuk data kuartalan kemudian

diturunkan ke 8 dan 4. Kemudian berdasarkan automatic selection, akan

ditentukan panjang lag yang telah menghilangkan korelasi eror dalam data dan

yang membuat model menjadi yang paling parsimony (sederhana). Lebih lanjut

dalam Johansen Cointegration Test, jumlah maksimum lag yang diikutsertakan

Page 23: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

15

dalam uji lag optimum adalah 4. Enders (1995) menyebutkan bahwa apabila tidak

terdapat teori dalam penelitian mengenai jumlah lag, maka maximum lag

toinclude yang digunakan adalah 4. Selain itu, lag 4 memperlihatkan prinsip

parsimony yang terdapat dalam setiap penelitian.

Johansen Cointegration Test

Johansen Cointegration Test adalah tes yang digunakan untuk melihat

apakah terdapat hubungan jangka panjang antar variabel, atau ada tidaknya

kointegrasi antar variabel. Uji ini diawali dengan persamaan vector autoregession

(VAR) dengan orde p, sebagai berikut (Hjalmarsson dan Osterholm 2007):

Dimana adalah nx1 vector variables yang terintegrasi pada orde pertama dan adalah nx1 vector of innovations. Persamaan VAR ini bisa ditulis kembali:

Dimana ∑ dan ∑

Apabila matriks koefisien memiliki rank r<n, maka akan ada nxr matriks dan

dengan rank r, dimana dan adalah stasioner. r adalah rank

kointegrasi, adalah faktor penyesuaian dan adalah vektor kointegrasi.

Johansen Cointegrastion Test memiliki dua likelihood ratio test of

significance untuk melihat hubungan kointegrasi, yaitu the trace test dan

maximum eigenvalue test. Hipotesis nol dari uji ini adalah variabel tidak

terkointegrasi, sedangkan hipotesis alternatifnya adalah variabel terkointegrasi.

Perumusan Model Penelitian

Untuk menganalisis keberlanjutan ULN pemerintah, dilakukan uji akar unit

menggunakan uji ADF dan uji PP pada enam variabel, yaitu: rasio ULN

pemerintah terhadap ekspor (DEBT_X) (%), rasio transaksi berjalan terhadap

ekspor (CA_X) (%), rasio ULN pemerintah terhadap GDP (DEBT_GDP) (%),

rasio ULN pemerintah terhadap ekspor neto (DEBT_NX) (%), ekspor (X) (Ln,

%), impor (M) (Ln, %) dan ULN pemerintah (DEBT) (Ln, %). Selanjutnya

dilakukan juga pengujian jangka panjangnya atau uji kointegrasi menggunakan

johansen cointegration test pada variabel ekspor (X) dan impor (I) serta ULN

pemerintah (DEBT) dan ekspor (X). Seluruh variabel yang awalnya tidak dalam

satuan persen atau rasio berada dalam Logaritma Natural atau Ln untuk mengatasi

data yang tidak stasioner pada ragamnya (Yuda 2013).

Model yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

16

Uji ADF

Uji PP

( ) ⁄ ( ) ⁄

( ) ⁄ ( ) ⁄ ( ) ⁄

( ) ⁄

Johansen Cointegration Test

Untuk ekspor (X) dan Impor (M):

[ ] [

] [

] [

] [ ]

Untuk ekspor (X) dan ULN pemerintah (DEBT):

[

] [

] [

] [

] [

]

*Keterangan

ADF : , , , ∑ ,

PP : , , , ( )⁄ , JCT : b koefisien parameter, e error

Page 25: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau

sebanyak 13.466 buah yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Saat ini

Indonesia menduduki peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia yaitu

sebesar 246.9 juta jiwa pada 2012. Saat ini Indonesia diklasifikasikan sebagai

negara berpendapatan menengah kebawah dangan GDP perkapita pada tahun

2012 sebesar 3.557 USD (World Bank 2013).

Gambar 4a menunjukkan ekspor dan impor Indonesia yang mengalami

fluktuasi selama periode 2003:1 sampai 2012:4. Secara keseluruhan kecuali pada

kuartal 2 sampai kuartal 4 tahun 2012, ekspor Indonesia selalu melebihi

impornya. Selama tahun 2008, terlihat penurunan pada ekspor maupun impor

akibat dari terdepresiasinya nilai tukar pada tahun tersebut yang menurunkan

impor, namun disisi lain tidak juga membantu ekspor (akibat nilai tukar negara

kompetitior juga terdepresiasi). Pada tahun 2012, impor melebihi ekspor

diakibatkan oleh konsumsi BBM impor yang berlebihan, pertumbuhan ekonomi

yang merangsang impor bahan baku industri dan menurunnya ekspor Indonesia

akibat melemahnya perekonomian dunia.

Kondisi impor yang melebihi ekspor pada kuartal 2 sampai kuartal 4 tahun

2012 menyebabkan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, transaksi berjalan

Indonesia menjadi defisit (Gambar 4b). Namun disisi lain, terjadi peningkatan

capital inflow pada masa tersebut sehingga cadangan devisa justru meningkat

sampai pada 173 miliar USD pada 2012:4 (Gambar 4d).

Lebih lanjut, terjadi peningkatan ULN pemerintah selama periode tersebut.

ULN tersebut digunakan untuk menanggulangi defisitnya transaksi berjalan,

defisit anggaran pemerintah dan untuk re-financing utang lama (Gambar 4c).

Peningkatan ULN pemerintah tersebut selanjutnya mempengaruhi fluktuasi suku

bunga di Indonesia. Pada tahun 2006 terjadi kecenderungan penurunan suku

bunga setelah Indonesia melunasi semua utangnya pada IMF.

Berdasarkan uji ADF dan uji PP pada Tabel 2, dapat ditarik kesimpulan

bahwa DEBT_X, dan DEBT_GDP, merupakan variabel yang tidak stasioner atau

I(1). Berdasarkan Feve dan Henin (1998), apabila kedua variabel tersebut tidak

stasioner maka ULN pemerintah juga tidak berkelanjutan, meskipun CA_X dan

DEBT_NX memperlihatkan hasil yang stasioner. Lebih lanjut variabel X, M dan

DEBT juga merupakan variabel yang tidak stasioner atau I(1). Berdasarkan

actuarial austainability approach, apabila DEBT tidak stasioner, maka dapat

disimpulkan bahwa ULN pemerintah tidak berkelanjutan. Hal tersebut

mengindikasikan terdapat pelanggaran pada asumsi No Ponzi-Game Constraint.

Page 26: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

18

a. Ekspor (X) / Impor (M) b. Transaksi Berjalan (CA)

c. ULN Pemerintah (DEBT) d. Cadangan Devisa (FR)

e. Nilai Tukar (EXRATE) f. Suku Bunga (IR)

Gambar 4. Perkembangan Variabel Makroekonomi Indonesia 2003:1-2012:4

a

Sumber: IFS IMF, CEIC Data, BI a: 1-Nilai tukar didefinisikan sebagai mata uang domestik per USD. 2-Suku bunga adalah discount

rate (end of period, %). 3-Semua variabel dalam USD kecuali nilai tukar dan suku bunga. 4- X

adalah exports, M adalah imports, CA adalah current account, FR adalah foreign reserve,

EXRATE adalah exchange rate, IR adalah interset rate.

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

X M

-4E+09

-2E+09

0

2E+09

4E+09

6E+09

8E+09

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

CA

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

DEBT

0

2E+10

4E+10

6E+10

8E+10

1E+11

1.2E+11

1.4E+11

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

FR

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

EXRATE

0

2

4

6

8

10

12

14

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

IR

Page 27: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

19

Jumlah maksimum lag yang digunakan dalam uji ADF data Indonesia

berdasarkan metode trial and error adalah sejumlah 8. Hal tersebut

mengindikasikan apabila terdapat kebijakan baru atau perubahan kebijakan, maka

variabel-variabel makroekonomi tersebut baru dapat memberikan respon terhadap

kebijakan setelah paling lama 2 tahun. Tabel 2 memperlihatkan bahwa variabel

DEBT, M dan DEBT_GDP baru bisa merespon kebijakan setelah 3 bulan (lag 1),

sedangkan sisanya adalah lebih dari 3 bulan. Variabel yang paling lama

memberikan respon adalah variabel DEBT_NX yaitu selama 12 bulan. Selain itu

terdapat perbedaan antara hasil dalam uji ADF dan uji PP. Hal tersebut

mengindikasikan adanya indikasi Indonesia lebih peka terhadap adanya perubahan

struktural akibat external shock.

Tabel 2 Hasil Uji Akar Unit Data Indonesiaa

Variabel Lag ADF Stat Hasil PP Stat Hasil

DEBT_X 2 -5.333 I(1) -11.128 I(1)

CA_X 3 -4.289 I(1) -12.329** I(0)

DEBT_GDP 1 -5.974 I(1) -7.897 I(1)

DEBT_NX 4 -6.350 I(1) -4.664** I(0)

X 2 -4.922 I(1) -7.382 I(1)

M 1 -4.033* I(0) -8.810 I(1)

DEBT 1 -5.656 I(1) -7.016 I(1) a. Semua variabel dalam Ln kecuali variabel yang sudah dalam persen. (*) dan (**) menunjukan

penolakan hipotesis pada taraf nyata 1% dan 5%. ADF adalah Augmented Dickey Fuller Test dan

PP adalah Phillips Perron Test dengan hipotesis nol adalah variabel tidak stasioner. Pemilihan lag

didasarkan pada kriteria Akaike Information Criteria (AIC). Karena adanya trend dalam semua

data, maka ADF dan PP secara spesifik memasukan konstanta dan trend dalam pengujian. Dalam

hal kasus hasil yang berbeda antara ADF dan PP, hasil yang dipilih dalam penelitian ini adalah

berdasarkan PP.

Lebih lanjut berdasarkan Leachman and Francis (2000), dilakukan uji

kointegrasi antara ekspor dan impor untuk membuat analisis keberlanjutan

menjadi lebih valid. Jumlah lag optimum yang digunakan untuk melihat ada

tidaknya kointegrasi pada X dan M berdasarkan AIC adalah sebesar 1. Tabel 3

memperlihatkan tidak terdapat kointegrasi antara X dan M pada data Indonesia.

Hal tersebut mengindikasikan tidak ada hubungan jangka panjang antara ekspor

dan impor. Kemudian terlihat pula pada Gambar 4a bahwa X dan M bergerak

pada arah yang cenderung hampir berlainan. Maka berdasarkan hasil uji akar unit

dan kointegrasi, dapat disimpulkan bahwa ULN pemerintah Indonesia pada

periode yang digunakan adalah tidak berkelanjutan.

Tabel 3 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Indonesia

a

Hypothesis Trace

Statistics

Critical

Value

5%

Prob.

Max-

Eigen

Statistics

Critical

Value

5%

Prob. Null

None 23.78829 25.87211 0.088882 16.02112 19.38704 0.144314

At Most 1 7.767167 12.51798 0.271283 7.767167 12.51798 0.271283 a: 1- (*) menunjukan penolakan hipotesis pada taraf nyata 5%. 2- tes menggunakan asumsi

restricted linear deterministic trend in the data, and a constant.

Page 28: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

20

Tidak adanya kointegrasi antara X dan M pada data Indonesia menunjukan

pula masih terdapatnya masalah struktural pada ULN pemerintah. Gambar 4c

menunjukan ULN pemerintah Indonesia yang mengalami peningkatan selama

periode penelitian. Peningkatan tersebut dikarenakan beberapa alasan. Alasan

pertama adalah untuk menanggulangi defisit transaksi berjalan akibat impor yang

tinggi, terutama impor BBM. Alasan kedua adalah untuk menanggulangi defisit

anggaran pemerintah, dimana dari tahun 2004 sampai 2012 defisit tersebut terus

mengalami peningkatan, mencapai angka minus Rp 190,150 Triliun pada tahun

2011. Alasan terakhir adalah untuk melakukan refinancing utang lama, yaitu

membayar cicilan pokok dan bunga ULN dengan cara menciptakan ULN baru.

Pada kasus negara Indonesia, ULN pemerintah merupakan suatu fenomena

yang didorong dari segi permintaan atau demand driven (Sugema dan Chowdury

2007). Hal tersebut menunjukan terjadinya ULN pemerintah diakibatkan oleh

defisit pendapatan yang direncanakan oleh pemerintah. Utang masih merupakan

sumber pemasukan utama dalam mengatasi kurangnya anggaran dalam

menjalankan pemerintahan.

Implikasi dari keadaan ini antara lain adalah pemerintah perlu untuk

menghilangkan sumber penyebab adanya utang pemerintah, yaitu dengan

memaksimumkan anggaran dan meminimumkan defisit yang terjadi. Selanjutnya

pemerintah dapat lebih memanfaatkan ketersediaan dana yang ada di domestik.

Total pinjaman dalam negeri Indonesia pada tahun 2011 hanya sebesar 2% dari

total seluruh pinjaman yang dilakukan pemerintah (DJPU 2011). Selain itu

pemerintah juga perlu untuk melakukan diversifikasi pendapatan pemerintah.

Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan menstimulus ekspor dengan

fasilitas perdagangan, memperbaiki penerimaan pajak dengan menambah jumlah

wajib pajak, karena meskipun realisasi pajak tahun 2011 sudah sebesar 99,3%,

namun jumlah wajib pajak hanya sebesar 19.410.174 jiwa. Lebih lanjut,

pemerintah perlu menstabilkan sosial politik internal, seperti memperbaiki Indeks

Persepsi Korupsi Indonesia, dimana pada tahun 2011 Indonesia berada pada

urutan 100 dari 182 negara.

Terkait dengan kestabilan nilai tukar, Indonesia telah menganut kebijakan

nilai tukar mengambang terkendali atau managed floating exchange rate sejak

April 1999. Sebelumnya Indonesia pernah menganut nilai tukar peg terhadap

USD dari tahun 1978 sampai Juli 1997 dan mengambang bebas atau free floating

antara Agustus 1997 – Maret 1999. Hal yang menjadi pembeda selama kurun

waktu penelitian adalah besarnya batasan campur tangan bank sentral dalam

melakukan apresiasi dan depresiasi dalam managed floating exrate. Pada periode

2003:1 sampai 2012:2, batasan atau band dari pergerakan nilai tukar adalah ± 5%.

Sedangkan pada periode 2012: 3&4 adalah sebesar ± 2%. Perbedaan tersebut

terjadi untuk menstabilkan nilai tukar, yaitu akibat adanya pergeseran trend

dimana selama kurun waktu tahun 2012, nilai tukar cenderung terus terdepresiasi

akibat efek krisis global.

Lebih lanjut, dikarenakan Indonesia telah menganut kebijakan nilai tukar

mengambang terkendali, maka dapat dikatakan bahwa Indonesia dapat terhindar

dari potensi spillover negatif dari tingginya jumlah ULN pemerintah Indonesia,

meskipun ULN pemerintah tersebut berkelanjutan. Nilai tukar mengambang

terkendali tersebut membuat bank sentral dapat melakukan kebijakan stabilisasi

moneter untuk mengatasi external shock. Disisi lain, bank sentral tetap dapat

Page 29: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

21

menjaga capital inflow untuk menjaga ketersediaan cadangan devisa dan menjaga

pembayaran bunga dan cicilan ULN pemerintah atau debt service. Hal tersebut

dapat dilakukan karena kebijakan nilai tukar mengambang terkendali

memungkinkan bank sentral untuk tetap menjual dan membeli valas sampai pada

batasan pergerakan ±2% atau ±5%

Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara federasi di wilayah Asia Tenggara yang

terdiri dari tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan. Malaysia

merupakan salah satu negara ASEAN yang saat ini menarik perhatian karena telah

berhasil bertransformasi menjadi negara berpendapatan menengah keatas dengan

GDP perkapita sebesar 10.432 USD pada tahun 2012. Lebih lanjut Malaysia

diramalkan menjadi negara maju pada tahun 2020 (World Bank 2013).

Selama periode 2003:1 sampai 2012:4 terdapat gap antara ekspor dan impor

di Malaysia, dimana ekspor selalu lebih besar dari impor (Gambar 5a). Hal

tersebut dikarenakan komoditas unggulan Malaysia seperti karet, kayu dan gas

alam cair yang membantu kinerja ekspor. Namun pada tahun 2008:4 ekspor dan

impor mengalami penurunan sampai pada 38 miliyar USD (X) dan 28 miliyar

USD (M) pada 2009:1. Hal tersebut dikarenakan imbas jangka pendek penurunan

permintaan ekspor akibat krisis di AS dan Eropa.

Lebih lanjut ekspor yang selalu melebihi impor pada periode tersebut

menyebabkan transaksi berjalan selalu dalam keadaan positif (Gambar 5b).

Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut adalah cadangan devisa yang cenderung

mengalami peningkatan. Selain itu ULN pemerintah Malaysia juga mengalami

fluktuasi namun cenderung menurun (Gambar 5c). Hal tersebut dikarenakan

Malaysia yang lebih cenderung memilih melakukan pinjaman dalam negeri

dengan alasan tingkat likuiditas yang lebih tinggi namun bunga yang lebih rendah

dan untuk menekan pertukaran mata uang asing.

Terkait pertukaran mata uang, selama periode 2003:1 sampai 2005:4, mata

uang ringgit dipatok 3.8 per USD, sedangkan periode setelahnya berfluktuasi

dengan rata-rata sebesar 3.3567 RM/USD. Lebih lanjut suku bunga di Malaysia

sejak tahun 2004 menggunakan proksi Overnight Policy Rate sehingga dapat lebih

menjaga stasbilitas suku bunga. Pada tahun 2008 terjadi penurunan Suku bunga

sebagai strategi pemerintah dalam menjaga pertumbuhan permintaan domestik

dan pertumbuhan ekonomi tetap positif.

Tabel 4 memperlihatkan hasil uji akar unit menggunakan uji ADF dan uji

PP. Kesimpulan yang dapat diambil adalah DEBT_X, CA_X, DEBT_GDP dan

DEBT_NX merupakan variabel yang tidak stasioner atau I(1). Berdasarkan Feve

dan Henin (1998) apabila variabel tersebut tidak stasioner maka ULN pemerintah

juga tidak berkelanjutan. Begitupun berdasarkan actuarial sustainability

approach. Selanjutnya variabel X, M dan DEBT juga merupakan variabel yang

tidak stasioner atau I(1). Maka dapat disimpulkan bahwa ULN pemerintah tidak

berkelanjutan karena asumsi No Ponzi-Game Constraint tidak dapat terpenuhi.

Page 30: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

22

a. Ekspor (X) / Impor (M) b. Transaksi Berjalan (CA)

c. ULN Pemerintah (DEBT) d. Cadangan Devisa (FR)

e. Nilai Tukar (EXRATE) f. Suku Bunga (IR)

Gambar 5. Perkembangan Variabel Makroekonomi Malaysia 2003:1-2012:4

a

Sumber: IFS IMF, CEIC Data, BNM a: 1-Nilai tukar didefinisikan sebagai mata uang domestik per USD. 2-Suku bunga adalah discount

rate (end of period, %). 3-Semua variabel dalam USD kecuali nilai tukar dan suku bunga. 4- X

adalah exports, M adalah imports, CA adalah current account, FR adalah foreign reserve,

EXRATE adalah exchange rate, IR adalah interset rate.

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

X M

02E+094E+096E+098E+091E+10

1.2E+101.4E+101.6E+101.8E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

CA

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

DEBT

0

2E+10

4E+10

6E+10

8E+10

1E+11

1.2E+11

1.4E+11

1.6E+11

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

FR

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

EXRATE

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

IR

Page 31: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

23

Jumlah maksimum lag yang digunakan dalam uji ADF data Malaysia

berdasarkan metode trial and error adalah sejumlah 4. Hal tersebut

mengindikasikan apabila terdapat kebijakan baru atau perubahan kebijakan, maka

variabel-variabel makroekonomi tersebut baru dapat memberikan respon terhadap

kebijakan setelah paling lama 1 tahun. Tabel 4 memperlihatkan bahwa variabel

DEBT_X, CA_X, X, baru bisa merespon kebijakan setelah 3 bulan (lag 1),

Variabel M baru merespon setelah 12 bulan, variabel DEBT_NX setelah 15 bulan,

sedangkan DEBT ternyata menunjukan respon sesaat setelah kebijakan baru

diimplementasikan (lag 0). Selain itu hasil yang sama dalam uji ADF dan uji PP

mengindikasikan perekonomian Malaysia lebih stabil terhadap adanya perubahan

struktural akibat external shock.

Tabel 4 Hasil Uji Akar Unit Data Malaysiaa

Variabel Lag ADF Stat Hasil PP Stat Hasil

DEBT_X 1 -5.702 I(1) -11.128 I(1)

CA_X 1 -7.113 I(1) -12.329 I(1)

DEBT_GDP 3 -5.023 I(1) -7.897 I(1)

DEBT_NX 5 -4,317 I(1) -15.854 I(1)

X 1 -5.440 I(1) -7.382 I(1)

M 4 -3.640 I(1) -8.810 I(1)

DEBT 0 -5.701 I(1) -7.016 I(1) a. Merujuk pada tabel 2

Lebih lanjut berdasarkan Leachman and Francis (2000), dilakukan uji

kointegrasi antara ekspor dan impor untuk membuat analisis keberlanjutan

menjadi lebih valid. Uji lag optimum menunjukan jumlah lag yang diikutsertakan

dalam tes kointegrasi adalah sebesar 1. Tabel 5 memperlihatkan tidak ada

kointegrasi antara X dan M pada data Malaysia. Hal tersebut mengindikasikan

tidak ada hubungan jangka panjang antara ekspor dan impor, terlihat pula pada

Gambar 5a bahwa X dan M memiliki gap yang cukup lebar diantara keduanya.

Maka berdasarkan hasil uji non-stasioneritas dan kointegrasi, dapat disimpulkan

bahwa ULN pemerintah Malaysia pada periode yang digunakan adalah tidak

berkelanjutan. Meskipun secara visual jumlahnya menurun (Gambar 5c)

Tabel 5 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Malaysiaa

Hypothesis Trace

Statistics

Critical

Value

5%

Prob.

Max-

Eigen

Statistics

Critical

Value

5%

Prob. Null

None 22.31447 25.87211 0.130212 15.19545 19.38704 0.183244

At Most 1 7.119022 12.51798 0.332287 7.119022 12.51798 0.332287 a: merujuk pada tabel 3

ULN pemerintah Malaysia menunjukan trend yang menurun pada periode

penelitian. Hal tersebut dikarenakan Malaysia lebih cenderung memilih

melakukan pinjaman dalam negeri dibandingkan luar negeri. Alasan yang

mendasari adalah utang dalam negeri memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi

namun bunga yang lebih rendah dan untuk menekan pertukaran mata uang asing.

Page 32: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

24

Malaysia menolak bantuan IMF pada masa krisis, sehingga terhindar dari masalah

refinancing utang milik IMF. Selain itu apresiasi MYR/USD membantu

mengurangi jumlah ULN secara relatif. Disisi lain, uji ADF dan uji PP

menunjukan ULN pemerintah yang tidak berkelanjutan. Hal tersebut diakibatkan

dari penurunan jumlah ULN pemerintah yang tidak terkontrol dalam batasan

tertentu. Selama periode 2003:1 sampai 2010:1 ULN terus mengalami penurunan,

namun kemudian cenderung meningkat. Hal ini dapat membahayakan kestabilan

makroekonomi secara kesuluruhan apabila ULN pemerintah tersebut turun tanpa

batasan tertentu. Berdasarkan lag dalam uji ADF terlihat bahwa perekonomian

dapat merespon perubahan kebijakan secara cepat. Variabel-variabel yang terkait

dengan jumlah ULN seperti suku bunga dan nilai tukar dapat menjadi sasaran

empuk bagi perilaku spekulasi ekonomi.

Implikasi dari penemuan ini adalah bahwa pemerintah Malaysia sebaiknya

melakukan penurunan ULN pemerintah secara perlahan. Hal tersebut dilakukan

untuk menghindari serangan spekulatif di pasar mata uang yang merugikan

negara. Hal tersebut juga dilakukan untuk menghindari berulangnya keadaan

krisis pada 1997/1998 dimana Malaysia terkena serangan spekulatif yang cukup

besar. Serangan spekulatif itu sendiri dapat diartikan sebagai penjualan aset mata

uang negara secara besar-besaran. Lebih lanjut perlu diversifikasi sumber

pendapatan pemerintah karena Government Debt to GDP Malaysia secara

keseluruhan mencapai angka 53,1% pada tahun 2012. Hal ini mengindikasikan

peningkatan utang pemerintah secara keseluruhan, meskipun utang pemerintah

dari luar negeri mengalami penurunan.

Pada masa menjadi Empat Ekonomi Macan Asia di tahun 1980an, Malaysia

menganut nilai tukar peg terhadap USD dengan batasan sebesar ±2% (Ilzetski et

al. 2011). Namun setelah terserang krisis akibat spekulan ditahun 1997/1998, nilai

tukar Malaysia beberapa kali mengalami perubahan kebijakan. Pada Agustus 1997

sampai September 1998, Malaysia menganut sistem nilai tukar mengambang

bebas. Hal tersebut menyebabkan adanya aliran modal keluar yang besar di

Malaysia. Akhirnya nilai tukar Malaysia dipatok sebesar 3.8 MYR/USD pada

Oktober 1998.

Selama periode penelitian terdapat dua kebijakan nilai tukar yang dianut

oleh Malaysia. Kebijakan yang pertama adalah fixed exchange rate pada 2003:1

sampai 2005:2. Sedangkan kebijakan yang kedua adalah managed floating

exchange rate dengan batasan atau band campur tangan terhadap nilai tukar

sebesar ±2% selama periode 2005:3 sampai sekarang. Keputusan pemerintah

Malaysia untuk mengubah kebijakan nilai tukar menjadi managed floating exrate

pada Juli 2005 merupakan kebijakan yang tepat untuk menghindarkan Malaysia

dari kemungkinan krisis ekonomi, mengingat ULN pemerintah Malaysia yang

tidak berkelanjutan. Selanjutnya nilai tukar yang dibuka mengambang terkendali

tersebut menyebabkan Ringgit Malaysia berfluktuatif namun cenderung pada

posisi terapresasi. Hal ini membantu mengurangi jumlah dari ULN pemerintah

secara relatif, dimana nilainya berada pada mata uang USD. Selain itu, hal ini

membuat dapat pula menjadikan kebijakan moneter efektif untuk mengatasi

gejolak eksternal.

Page 33: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

25

Filipina

Filipina adalah sebuah negara kepulauan di Lingkar Pasifik Barat yang

terdiri dari 7.017 pulau. Filipina dikalsifikasikan sebagai negara berpendapatan

menengah kebawah dengan GDP perkapita pada tahun 2012 sebesar 2.587 USD

(World Bank 2013). Filipina merupakan negara yang mengalami kemajuan paling

pesat pasca perang dunia kedua, namun kemudian tertinggal akibat pertumbuhan

ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi

yang luas, dan pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Filipina merupakan satu-satunya

negara di benua Asia dimana pengaruh budaya barat terasa sangat kuat. Gambar

6a memperlihatkan ekspor dan impor Filipina selama periode 2003:1 sampai

2012:4, dimana impor Filipina selalu lebih besar dari ekspornya. Hal ini pada

akhirnya menyebabkan transaksi berjalan Filipina menjadi selalu negatif. Impor

Filipina cenderung lebih tinggi dibandingkan ekspor dikarenakan masalah internal

di Filipina. Ketidakstabilan sosial masyarakat akibat politik dan gerakan separatis

menjadi salah satu penyebab tidak stabilnya pasar di Filipina. Selain itu, pasar

Filipina masih merupakan pasar kecil yang terbatas sehingga belum mampu

menanggulangi kejutan eksternal. Hal tersebut menyebabkan harga kebutuhan

masyarakat terus meningkat di Filipina. Sebagai tindakan penyelesaian,

pemerintah melakukan kegiatan Impor untuk menstabilkan pasar dalam negeri.

Lebih lanjut, Banko Sentral ng Pilipinas (BSP) memberikan perhatian pada

peningkatan modal masuk atau capital inflow di Filipina. Salah satu sumber

terbesarnya adalah melalui ULN pemerintah dan kiriman dari warga negara

Filipina yang bekerja diluar negeri. ULN pemerintah cenderung mengalami

peningkatan sampai pada posisi 56852.1 USD pada 2012:4. Capital inflow

tersebut menyebabkan cadangan devisa Filipina justru cenderung meningkat

(Gambar 6d).

Selanjutnya, suku bunga di Filipina mengalami fluktuasi selama periode

penelitian (Gambar 6f). Namun kemudian dijaga pada rata-rata 3.91% setelah

tahun 2008. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga aliran dana masuk dan keluar

dari Filipina. Di sisi lain nilai tukar Filipina cenderung tidak berfluktuatif terlalu

besar. Nilai tukar berada pada rata-rata 48.52 PHP/USD selama periode tersebut.

Namun dapat dilihat pada Gambar 6e bahwa terjadi kecenderungan apresiasi nilai

tukar sejak 2009:1 yang justru lebih menstimulus impor di Filipina.

Berdasarkan tabel 6, terdapat perbedaan hasil antara uji ADF dan uji PP.

Dalam teori ekonomi, beberapa data yang stasioner pada I(2) dapat dikatakan

irrasional, karena adanya kesulitan dalam mengintepretasinya. Selanjutnya

berdasarkan uji PP, dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun CA_X dan

DEBT_NX stasioner pada level, ULN pemerintah Filipina adalah tidak

berkelanjutan. Hal tersebut berdasarkan Feve dan Henin (1998) yang

menyebutkan bahwa DEBT_X dan DEBT_GDP haruslah stasioner, sedangkan

pada data Filipina kedua variabel tersebut adalah tidak stasioner atau I(1).

Selanjutnya variabel X, M dan DEBT juga merupakan variabel yang tidak

stasioner atau I(1). Maka dapat disimpulkan bahwa ULN pemerintah tidak

berkelanjutan karena asumsi No Ponzi-Game Constraint tidak dapat terpenuhi.

Page 34: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

26

a. Ekspor (X) / Impor (M) b. Transaksi Berjalan (CA)

c. ULN Pemerintah (DEBT) d. Cadangan Devisa (FR)

e. Nilai Tukar (EXRATE) f. Suku Bunga (IR)

Gambar 6. Perkembangan Variabel Makroekonomi Filipina 2003:1-2012:4

a

Sumber: IFS IMF, CEIC Data a: 1-Nilai tukar didefinisikan sebagai mata uang domestik per USD. 2-Suku bunga adalah discount

rate (end of period, %). 3-Semua variabel dalam USD kecuali nilai tukar dan suku bunga. 4- X

adalah exports, M adalah imports, CA adalah current account, FR adalah foreign reserve,

EXRATE adalah exchange rate, IR adalah interset rate.

0

5E+09

1E+10

1.5E+10

2E+10

2.5E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

X M

-4.5E+09-4E+09

-3.5E+09-3E+09

-2.5E+09-2E+09

-1.5E+09-1E+09-5E+08

0

20

03

Q1

20

04

Q2

20

05

Q3

20

06

Q4

20

08

Q1

20

09

Q2

20

10

Q3

20

11

Q4

CA

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

DEBT

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

FR

0

10

20

30

40

50

60

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

EXRATE

0123456789

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

IR

Page 35: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

27

Jumlah maksimum lag yang digunakan dalam uji ADF data Filipina

berdasarkan metode trial and error adalah sejumlah 8. Hal tersebut

mengindikasikan apabila terdapat kebijakan baru atau perubahan kebijakan, maka

variabel-variabel makroekonomi tersebut baru dapat memberikan respon terhadap

kebijakan setelah paling lama 2 tahun. Tabel 7 memperlihatkan bahwa variabel

CA_X bisa merespon kebijakan setelah 3 bulan (lag 1), variabel DEBT,

DEBT_NX dan M merespon sesaat setelah implementasi kebijakan (Lag 0) dan

variabel DEBT_X, DEBT_GDP dan X setelah 18 bulan. Selain itu perbedaan

antara hasil dalam uji ADF dan uji PP mengindikasikan bahwa Filipina lebih peka

terhadap adanya perubahan struktural akibat external shock. Hal tersebut juga

terlihat dari perbedaan lag yang mencolok antar variabel dalam uji ADF.

Tabel 6 Uji Akar Unit pada Data Filipinaa

Variabel Lag ADF Stat Hasil PP Stat Hasil

DEBT_X 6 -4.521 I(2) -7.499 I(1)

CA_X 2 -6.359** I(0) -4.141** I(0)

DEBT_GDP 6 -4.196 I(2) -13.072 I(1)

DEBT_NX 0 -7.564** I(0) -7.564** I(0)

X 6 -4.354 I(2) -7.740 I(1)

M 0 -5.808 I(1) -5.807 I(1)

DEBT 0 -6.048 I(1) -6.045 I(1) a: Merujuk pada tabel 2

Lebih lanjut berdasarkan Leachman and Francis (2000), dilakukan uji

kointegrasi antara ekspor dan impor serta ekspor pada lag optimum berdasarkan

AIC sejumlah 1. Tabel 7 memperlihatkan tidak ada kointegrasi antara X dan M

pada data Filipina. Hal tersebut mengindikasikan tidak ada hubungan jangka

panjang antara ekspor dan impor pada Filipina, terlihat pula pada Gambar 6a

bahwa X dan M bergerak pada arah yang berlainan. Maka berdasarkan hasil uji

non-stasioneritas dan kointegrasi, dapat disimpulkan bahwa ULN pemerintah

Filipina tidak berkelanjutan.

Tabel 7 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Filipinaa

Hypothesis Trace

Statistics

Critical

Value

5%

Prob.

Max-

Eigen

Statistics

Critical

Value

5%

Prob. Null

None 20.74395 25.87211 0.190552 13.72294 19.38704 0.273237

At Most 1 7.02101 12.51798 0.342351 7.02101 12.51798 0.342351 a: merujuk pada tabel 3

Ketidakberlanjutan ULN pemerintah Filipina dapat dijelaskan pada Gambar

6c, dimana ULN pemerintah mengalami peningkatan selama periode penelitian.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh defisit transaksi berjalan Filipina. Impor

dilakukan pemerintah untuk mencukupi permintaan dalam negeri akan kebutuhan

pokok, seperti beras. Filipina pernah tercatat sebagai negara pengimpor beras

terbesar pada tahun 2010. Selain itu Filipina juga mengimpor bahan elektronik,

bahan bakar mineral, pelumas, peralatan transportasi, dsb. Lebih lanjut, kondisi

Page 36: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

28

sosial politik di Filipina dapat dikatakan belum stabil, dimana masih terjadi

gerakan pemberontakan dan separatisme. Hal tersebut menyebabkan belanja

pemerintah terkuras untuk menanganinya dan anggaran pemerintah secara

keseluruhan mengalami defisit. Selain itu terdapat isu-isu lain seperti peningkatan

tindak kejahatan, kerusakan lingkungan dan korupsi yang turut membuat pasar

Filipina menjadi tidak stabil.

Implikasi dari penemuan ini adalah pemerintah Filipina perlu untuk

melakukan stabilisasi sosial, politik, dan ekonomi. Sentimen positif dari keadaan

negara akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara Filipina, seperti yang terjadi

tiga tahun terakhir setelah terpilihnya presiden baru Benigno Aquino. Selain itu

Filipina perlu untuk mulai melakukan diversifikasi penerimaan pemerintah,

misalnya dengan menstimulus ekspor melalui fasilitas perdagangan, penerimaan

pajak, dsb.

Filipina telah menganut kebijakan nilai tukar mengambang terkendali atau

managed floating exchange rate sejak Desember 1997. Namun baru menetapkan

batasan atau band terhadap nilai tukar sejak Desember 1999. Pada periode

Desember 1999 sampai Desember 2007, band yang digunakan adalah sebesar

±2%. Kemudian pada Januari 2008 sampai saat ini band yang digunakan adalah

sebesar ±5%. Perubahan jumlah batasan tersebut dilakukan untuk memberikan

keleluasaan bagi nilai tukar untuk bergerak. Hal tersebut mengingat pada periode

2007 terjadi gejolak perekonomian yang cukup besar, dimana pertumbuhan

ekonomi di Filipina mencapai angka 7.3%, terbesar selama 31 tahun terakhir.

Kebijakan nilai tukar yang dianut Filipina memungkinkan negara ini untuk

mengatasi ketidakberlanjutan ULN pemerintahnya. Lebih lanjut hal tersebut dapat

diatasi dengan memberlakukan kebijakan moneter dan fiskal secara bersama-sama

atau stabilization policy mixed. Nilai tukar mengambang terkendali tersebut dapat

mengatasi tekanan suku bunga dalam negeri yang diakibatkan oleh suku bunga

pembayaran ULN pemerintah yang juga dipengaruhi oleh suku bunga negara

pihak pemberi pinjaman. Selain itu nilai tukar yang mengambang tersebut juga

memungkinan Filipina untuk mengatur aliran dana masuk ke negara tersebut.

Thailand

Thailand adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang terkenal dengan

tujuan wisatanya. Tercatat pada pada tahun 2012 terdapat 21 juta wisatawan yang

berkunjung ke negara ini. Lebih lanjut Thailand diklasifikasikan sebagai negara

berpendapatan menengah keatas dengan GDP perkapita pada tahun 2012 sebesar

5,480 USD (World Bank 2013). Thailand merupakan negara yang mengawali

krisis finansial Asia pada 1997/1998 yaitu dengan mendeklarasikan

ketidakmampuan membayar utang luar negeri pada Juli 1997.

Gambar 7a menunjukan ekspor dan impor Thailand selama periode 2003:1

sampai 2012:4 dimana kedua variabel tersebut menunjukan kecenderungan

berfluktuatif satu sama lain. Ekspor Thailand selalu melebihi impornya kecuali

pada 2005:1 dan 2, 2008:4, 2011:4 dan 2012:2. Lebih lanjut transaksi berjalan

Thailand juga mengalami surplus selama periode tersebut, kecuali pada kuartal

dan tahun yang sama saat impor lebih besar dari pada ekspornya. Hal tersebut

terjadi karena beberapa alasan yaitu, pada 2005:1&2 terjadi defisit CA karena

penurunan pendapatan jasa pariwisata akibat peristiwa tsunami pada Desember

Page 37: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

29

2004, pada 2008:4 terjadi CA defisit akibat penurunan permintaan ekspor dari AS

dan Eropa sedangkan pada 2011:4 dan 2012:2 terjadi defisit akibat melemahnya

ekspor dan akibat peningkatan impor untuk mendukung program pemerintah

terkait pembangunan infrastruktur.

Terkait dengan ULN pemerintah, pemerintah Thailand berhasil menekan

laju ULN pemerintah, seperti diperlihatkan oleh Gambar 7c. Utang sisa krisis

1997/1998 kepada IMF telah dilunasi sejak tahun 2002, sehingga Thailand tidak

terbebani bunga utang sebesai 2.9% pertahun. Selain itu jumlah ULN pemerintah

juga dipengaruhi oleh terus terapresiasinya mata uang Thailand (THB) terhadap

USD, sehingga secara keseluruhan jumlahnya ULN pemerintah mengalami

penurunan. Lebih lanjut cadangan devisa Thailand terus mengalami peningkatan,

disokong oleh sektor jasa pariwisata dan ekspor khususnya perangkat elektronik

dan sektor pertanian (Gambar 7d). Lebih lanjut suku bunga Thailand mengalami

fluktuasi, tertinggi pada tahun 2006:3 dan 4 yaitu sebesar 6.5%. Hal tersebut

dilakukan oleh Bank of Thailand untuk menstabilikan gejolak harga sebagai

dampak dari dihapuskannya subsidi BBM impor pada tahun 2005 oleh

pemerintah.

Berdasarkan uji ADF dan uji PP pada Tabel 8, dapat ditarik kesimpulan

bahwa DEBT_X dan DEBT_GDP merupakan variabel yang tidak stasioner atau

I(1). Berdasarkan Feve dan Henin (1998) apabila kedua variabel tersebut tidak

stasioner maka ULN pemerintah juga tidak berkelanjutan. meskipun CA_X dan

DEBT_NX memperlihatkan hasil yang stasioner. Selanjutnya variabel X, M dan

DEBT juga merupakan variabel yang tidak stasioner atau I(1). Hal tersebut

mengindikasikan terdapat pelanggaran pada asumsi No Ponzi-Game Constraint.

Jumlah maksimum lag yang digunakan dalam uji ADF data Thailand

berdasarkan metode trial and error adalah sejumlah 4. Hal tersebut

mengindikasikan apabila terdapat kebijakan baru atau perubahan kebijakan, maka

variabel-variabel makroekonomi tersebut baru dapat memberikan respon terhadap

kebijakan setelah paling lama 1 tahun. Tabel 8 memperlihatkan bahwa variabel

DEBT_X memiliki lag 1 atau merespon kebijakan setelah 3 bulan, variabel

DEBT_NX merespon setelah 6 bulan, sedangkan sisanya ternyata menunjukan

respon sesaat setelah kebijakan baru diimplementasikan (lag 0). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perekonomian Thailand cenderung cepat dalam

merespon kebijakan secara keseluruhan. Namun disisi lain, hasil yang sama dalam

uji ADF dan uji PP mengindikasikan pula Thailand lebih stabil terhadap adanya

perubahan struktural akibat external shock.

Lebih lanjut berdasarkan Leachman and Francis (2000), dilakukan uji

kointegrasi antara ekspor dan impor serta ekspor untuk membuat analisis

keberlanjutan menjadi lebih sesuai dengan government external inter-temporal

budget constraint. Tabel 9 memperlihatkan tidak ada kointegrasi antara X dan M

pada data Thailand dengan lag optimum berdasarkan AIC sejumlah 1. Hal

tersebut mengindikasikan tidak ada hubungan jangka panjang antara ekspor dan

impor. Maka berdasarkan hasil uji non-stasioneritas dan kointegrasi, dapat

disimpulkan bahwa ULN pemerintah Thailand tidak berkelanjutan.

Page 38: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

30

a. Ekspor (X) / Impor (M) b. Transaksi Berjalan (CA)

c. ULN Pemerintah (DEBT) d. Cadangan Devisa (FR)

e. Nilai Tukar (EXRATE) f. Suku Bunga (IR)

Gambar 7. Perkembangan Variabel Makroekonomi Thailand 2003:1-2012:4

a

Sumber: IFS IMF, CEIC Data a: 1-Nilai tukar didefinisikan sebagai mata uang domestik per USD. 2-Suku bunga adalah discount

rate (end of period, %). 3-Semua variabel dalam USD kecuali nilai tukar dan suku bunga. 4- X

adalah exports, M adalah imports, CA adalah current account, FR adalah foreign reserve,

EXRATE adalah exchange rate, IR adalah interset rate.

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

X M

-6E+09-4E+09-2E+09

02E+094E+096E+098E+091E+10

1.2E+10

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

CA

0

2000

4000

6000

8000

10000

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

DEBT

0

5E+10

1E+11

1.5E+11

2E+11

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

FR

05

1015202530354045

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

EXRATE

0

1

2

3

4

5

6

7

20

03

Q1

20

04

Q1

20

05

Q1

20

06

Q1

20

07

Q1

20

08

Q1

20

09

Q1

20

10

Q1

20

11

Q1

20

12

Q1

IR

Page 39: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

31

Tabel 8 Uji Akar Unit pada Data Thailanda

Variabel Lag ADF Stat Hasil PP Stat Hasil

DEBT_X 1 -6.330 I(1) -8.589 I(1)

CA_X 0 -4.183* I(0) -4.143* I(0)

DEBT_GDP 0 -7.084 I(1) -7.027 I(1)

DEBT_NX 2 -4.256** I(0) -6.177** I(0)

X 0 -7.259 I(1) -10.444 I(1)

M 0 -5.736 I(1) -6.532 I(1)

DEBT 0 -4.997 I(1) -4.919 I(1) a: Merujuk pada tabel 2

Tabel 9 Hasil Johansen Cointegration Test X dan M Data Thailanda

Hypothesis Trace

Statistics

Critical

Value

5%

Prob.

Max-

Eigen

Statistics

Critical

Value

5%

Prob. Null

None 19.202 25.87211 0.268988 12.64301 19.38704 0.357654

At Most 1 6.558993 12.51798 0.392785 6.558993 12.51798 0.392785 a: merujuk pada tabel 3

Ketidakberlanjutan ULN pemerintah dapat dijelaskan dalam Gambar 7c,

dimana terjadi penurunan ULN pemerintah yang tidak dibatasi oleh takaran

tertentu. ULN pemerintah mengalami penurunan cukup drastis pada 2003:1

sampai 2008:3, kemudian melambat. Hal tersebut dapat berbahaya karena

penurunan yang tidak terkontrol tersebut dapat mempengaruhi perekonomian

Thailand. Penurunan ULN tersebut disebabkan dari dilunasi utang IMF pada 2002

sehingga pemerintah Thailand tidak perlu banyak melakukan refinancing utang.

Selain itu pemerintah memberlakukan kebijakan utang pemerintah maksimum

sebesar 50% dari GDP dan mendapat kontrol ketat dari masyarakatnya. Penguatan

pada mata uang THB juga membantu mengurangi jumlah ULN secara relatif.

Ketidakstabilan politik di Thailand pada 2006 dan 2012 turut mempengaruhi

perekonomian Thailand.

Implikasi dari kebijakan ini adalah pemerintah Thailand perlu untuk

melakukan stabilisasi sosial politik di negaranya. Hal tersebut karena kondisi

politik yang tidak stabil dengan adanya demonstrasi di beberapa wilayah

Thailand, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, menguras belanja pemerintah

dan bahkan mengurangi jumlah wisatawan. Selain itu, penurunan ULN

pemerintah sebaiknya dilakukan secara perlahan untuk menghindari spekulasi

ekonomi.

Terkait dengan kebijakan nilai tukar, pada masa sebelum krisis pada

1997/1998, Thailand menganut sistem nilai tukar tetap atau peg terhadap USD.

Setelah deklarasi ketidakmampuan membayar ULN pada Juli 1997, secara

langsung nilai tukar Thailand dibiarkan mengambang bebas atau free floating

exchange rate sampai pada January 1998. Perubahan nilai tukar ini adalah salah

satu dari syarat penerimaan bantuan talangan dana dari IMF. Selanjutnya pada

Februari 1998 sampai saat ini, Thailand menganut nilai tukar mengambang

terkendali atau managed floating exchange rate. Namun, batasan atau band

Page 40: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

32

terhadap nilai tukar baru ditetapkan pemerintah Thailand pada Oktober 1999,

yaitu sebesar ±2%.

Kebijakan pemerintah Thailand untuk membiarkan nilai tukar mengambang

selama periode penelitian merupakan keputusan yang tetap mengingat ULN

pemerintah Thailand yang tidak berkelanjutan. Lebih lanjut nilai tukar

mengambang terkendali dengan batas ±2% dapat menyokong industri pariwisata

di Thailand, sehingga pada akhirnya meningkatkan cadangan devisa dan aliran

modal masuk ke dalam negara tersebut. Hal tersebut membuat perekonomian

Thailand menjadi lebih stabil dan terhindarkan dari kemungkinan terjadinya krisis

seperti pada tahun 1997/1998.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis

keberlanjutan utang luar negeri pemerintah dan kebijakan nilai tukar pada empat

negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand periode 2013

kuartal 1 sampai dengan 2012 kuartal 4 yang didasarkan pada teori government

inter-temporal budget constraint, diperoleh beberapa simpulan berikut:

1. Variabel-variabel makroekonomi yaitu ekspor, impor, transaksi berjalan,

ULN pemerintah, cadangan devisa, nilai tukar dan suku bunga serta kondisi

sosial politik, secara empiris saling mempengaruhi satu sama lain pada

keempat negara tersebut.

2. Melalui uji akar unit menggunakan uji ADF dan uji PP pada variabel

DEBT_X, CA_X, DEBT_GDP, DEBT_NX, X, M dan DEBT serta uji

kointegrasi menggunakan Johansen Cointegration Test pada X & M, dapat

disimpulkan bahwa ULN pemerintah selama periode tersebut tidak

berkelanjutan untuk keempat negara tersebut.

3. Keempat negara tersebut telah mengimplementasikan kebijakan nilai tukar

mengambang terkendali atau managed floating exchange rate dengan

batasan atau band sebesar ±2% dan ±5%. Hal tersebut membuat keempat

negara tersebut dapat terhindar dari kemungkinan spillover negatif akibat

ketidak-berkelanjutannya ULN pemerintah yang mereka miliki.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu:

1. Bagi pelaku ekonomi khususnya pemerintah dan bank sentral pada keempat

negara yang diteliti, temuan empiris ini memiliki implikasi penting terkait

kebijakan penarikan utang luar negeri dan kebijakan nilai tukar.

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya pemerintah keempat negara

ASEAN dapat mencari sumber pendapatan lain selain utang luar negeri,

terutama untuk Indonesia dan Filipina. Misalnya dengan lebih

mengembangkan ekspor, penarikan pajak dan dengan memberantas korupsi

untuk menghemat anggaran. Sedangkan untuk Malaysia dan Thailand,

Page 41: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

33

penurunan jumlah utang luar negeri sebaiknya dilakukan secara perlahan

dan dalam takaran batasan nilai tertentu. Hal tersebut untuk menghindarkan

negara dari spekulasi ekonomi. Selanjutnya, pemerintah pada keempat

negara ASEAN perlu untuk menjaga kestabilan sosial dan politik untuk

menjaga kestabilan ekonomi. Terkait dengan ASEAN menuju kondisi

optimum bersama, sebaiknya pemerintah pada negara-negara ASEAN mulai

melakukan penyelarasan kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan pertama

yang dapat diambil adalah dengan menyelaraskan kebijakan nilai tukar,

misalnya dengan melakukan penyamaan batasan atau band nilai tukar yang

digunakan.

2. Penelitian ini menggunakan uji ADF dan uji PP untuk menguji akar unit

pada data dan Johansen Cointegration Test untuk menguji kointegrasi data.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jenis tes yang

lebih banyak agar dapat dibandingkan antar satu tes dengan yang lainnya

dan agar hasil penelitian menjadi lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

[BI] Bank Indonesia. 2013 Bank Indonesia. 2013. Statistika Ekonomi Keuangan

Indonesia VOL. XV NO.01. Jakarta (ID): BI

[DJPU] Direktorat Jendera Pengelolaan Utang Kemenkeu Indonesia. 2011.

Perkembangan Utang negara. Jakarta (ID): DJPU

[IMF] International Monetary Fund. 2012. Anual Report on Exchange Rate

Arrangements and Exchange Rate Restrictions. Washington DC (US) : IMF

Alam N, Taib F. 2012. An Investing of The Relationship of External Public Debt

With Budget Defisit, Current Account Deficit and Exchange Rate

Depreciation in Debt Trap and Non Debt Trap Countries. Europian Scintific

Journal. 9(22): 144-158

Azizi K, Canry N, Chatelain JB, Tinel B. 2012. Are No-Ponzi Game and

Transversality Conditions Relevant for Public Debt? A Keynesian

Appraisal. PERI University of Massachusetts Amherst Working Paper No.

296

Basdevant O, Wet T. 2000. Debt Sustainability and Exchange Rate Stabilisation:

Towards a New Theory. South African Journal of Economic and

Management Sciences. 3(3): 436-445

Cherif R, Hasanov F. 2012. Public Debt Dynamics: The Effect of Austerity,

Inflation and Growth Shocks. IMF Working Paper WP/12/230

Chowdhury A, Hossain A. 2000. Open Economy Macro Economics For

Developing Countries. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Inc

Corsetti G, Pesenti P, Roubini, N. 1999. What Caused The Asian Currency and

Financial Crisis. The National Bereau of Economic Research Working

Paper.

Destaings NN, Mohamed MS, Gideon M. 2013. Is Kenya’s Current Account

Sustainable? A Stationarity and Cointegration Approach. European

Scientific Journal. 9(25): 171-190

Page 42: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

34

Enders, W. 1995. Applied Econometric Time Series. Canada: John Willey and

Sons, Inc.

Feve P, Henin P. 1998. Une Evaluation Econométrique de la Soutenabilite de

laDette Extérieure des Pays en Development. Revue Economique. 49:075-

086.

Fischer S, Easterly W. 1990. The Economics of The Government Budget

Constraint. The World Bank Researcher Observer. 5(2): 127-142

Gujarati DD. 2004. Basic Econometrics Fourth Edition. Boston: The McGraw-

Hill Companies.

Hjalmarsson E, Osterholm P. 2007. Testing for Cointegration Using the Johansen

Methodology when variables are Near-Integrated. IMF Working Paper

WP/07/141

Ilzetski E, Reinhart CM, Rogoff KS. 2011. The Country Chronologies and

Background Material to Exchange Rate Arrangements into the 21st Century:

Will the Anchor Currency Hold? London (UK): London School of

Economics and Political Science.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor: IPB Press.

Leachman LL, Francis, BB. 2000. Multicointegration Analysis of the

Sustainability of Foreign Debt. Journal of Macroeconomics. 22(2): 207-227

Lindert PH, Kindleberger CP. 1986. Ekonomi Internasional. Burhanuddin

Abdullah, penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari:

International Economics.

Lipsey R, Courant P, Purvis D, Steiner P. 1997. Pengantar Makroekonomi Jilid II.

Agus Maulana, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari:

Economics 10th

Edition.

Mankiw, NG. 2006. Makroekonomi. Fitria Liza, penerjemah. Jakarta: Penerbit

Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics 6th.

Moosa, Imad. 2004. International Finance: An Analytical Approach. Australia:

McGraw-Hill.

Neaime, S. 2004. Government Spending, Growth And Sustainability of Deficits

and External Public Debt: The Case of Lebanon. The Femise Program

(forum Euromeditereen Des Instituts De Sciences Economiques)

Neaime, S. 2009. Sustainability of Exchange Rate Policies and External Public

Debt in the Mena Region. Journal of Economics and International Finance.

2(1): 059-071

Riyadi, IA. 2012. Early Warning System Krisi Utang di Indonesia : Pendekatan

Business Cycle Theory [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Salvatore, D. 1996. Ekonomi Internasional. Haris Munandar, penerjemah. Jakarta:

Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: International Economics.

Sjo, Bo. 2008. Testing for Unit Roots and Cointegration. Linkoping (SE):

Linkoping University

Sugema I, Chowdhury A. 2007. Has Aid Made the Government of Indonesia

Lazy?. Asia-Pacific Development Journal. 14(1): 105-120.

Tambunan, T. 2008. Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada

Turner D, Spinelli F. 2013. The Effect of Government Debt, Exernal Debt and

Their Interaction on OECD Interest Rate. OECD Working Paper

ECO/WKP(2013)95.

Page 43: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

35

World Bank Catalog. 2013. International Debt Statistics 2013. Washington DC

(US) : WB

World Bank Catalog. 2013. World Development Indicators 2013. Washington DC

(US) : WB

Yuda, FM. 2013. Dampak Perkembangan keuangan dan Keterbukaan

Perdagangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1980-

2012 [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 44: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

36

LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Akar Unit Data

Indonesia

test Augmented Dickey-Fuller Test (ADF) Phillips Perron Test (PP)

Hipotesis (Ho) Hipotesis (Ho)

Variable Trend and Intercept Trend and Intercept

ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Lag PP t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Newey-West

DEBT_X -2.468168042 -4.219126404 -3.533083 0.341120041 1 -2.112344076 -4.211867775 -3.53 0.523076176 8

D(DEBT_X) -5.333400671** -4.234972308 -3.540328055 0.000568748 2 -11.127708468** -4.219126404 -3.533 1.34736E-19 37

CA_X -2.075008075 -4.234972308 -3.540328055 0.541712989 3 -4.045998392* -4.211867775 -3.53 0.015101057496355 2

D(CA_X) -4.289221047** -4.243643528 -3.54428386 0.008941077 3 -12.32884951 -4.219126404 -3.533 1.98441E-30 8

DEBT_GDP -0.776620152 -4.226814756 -3.536601078 0.958805536 2 -1.857562633 -4.211867775 -3.53 0.657030223 0

D(DEBT_GDP) -5.974458958** -4.226814756 -3.536601078 9.04639E-05 1 -7.897170593** -4.219126404 -3.533 1.16914E-07 6

DEBT_NX 1.9449802075 -4.262734896 -3.552972848 0.999993908 6 -4.664822920** -4.211867774 -3.529 0.0030775725 17

D(DEBT_NX) -6.35059577** -4.252878692 -3.548490483 4.001180E-05 4 -17.45600780 -4.219126404 -3.533 6.3887544e-58 33

X -3.491949916 -4.219126404 -3.533083456 0.05464398 1 -2.451772606 -4.211867775 -3.53 0.348923724 6

D(X) -4.921922360** -4.234972308 -3.540328055 0.001712029 2 -7.381745038** -4.219126404 -3.533 9.04587E-07 27

M -4.032673219* -4.219126404 -3.533083456 0.015833436 1 -2.415431167 -4.211867775 -3.53 0.366345298 9

D(M) -5.378861259 -4.226814756 -3.536601078 0.000477187 1 -8.810002545** -4.219126404 -3.533 1.21168E-09 37

DEBT -2.100648197 -4.211867775 -3.529757876 0.529337213 0 -2.100648197 -4.211867775 -3.53 0.529337213 0

D(DEBT) -5.656421434** -4.226814756 -3.536601078 0.000221741 1 -7.016172540** -4.219126404 -3.533 3.29855E-06 4

Keterangan :

a. (**) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 1%- b. (*) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 5%

Page 45: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

37

Malaysia

test Augmented Dickey-Fuller Test (ADF) Phillips Perron Test (PP)

Hipotesis (Ho) Hipotesis (Ho)

Variable Trend and Intercept Trend and Intercept

ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Lag PP t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Newey-West

DEBT_X -1.893249532 -4.211867775 -3.529757876 0.638892209 0 -2.128078815 -4.211867775 -3.53 0.514652599 18

D(DEBT_X) -5.701688081** -4.226814756 -3.536601078 0.000195417 1 -7.090103711** -4.219126404 -3.533 2.56124E-06 10

CA_X -3.128194509 -4.211867775 -3.529757876 0.11418263 0 -3.10901418 -4.211867775 -3.53 0.118437264 3

D(CA_X) -7.113452558** -4.226814756 -3.536601078 2.64236E-06 1 -8.647314804** -4.219126404 -3.533 3.06216E-09 4

DEBT_GDP -0.914977902 -4.243643528 -3.54428386 0.942871905 4 -0.897206492 -4.211867775 -3.53 0.946180095 11

D(DEBT_GDP) -5.023395754** -4.243643528 -3.54428386 0.001365067 3 -7.397813596** -4.219126404 -3.533 8.52317E-07 11

DEBT_NX -0.671216451 -4.262734896 -3.55297284 0.967104280 6 -1.119260452 -4.211867774 -3.52 0.9126450074 8

D(DEBT_NX) -4.316671833** -4.262734896 -3.55297284 0.008779176 5 -19.85378634** -4.219126404 -3.53 6.388754E-58 32

X -3.512964849 -4.219126404 -3.533083456 0.05222448 1 -2.258490623 -4.211867775 -3.53 0.44557515 7

D(X) -5.440005567** -4.226814756 -3.536601078 0.000403249 1 -6.837620378** -4.219126404 -3.533 5.98202E-06 37

M -3.420666638 -4.243643528 -3.54428386 0.064848677 4 -2.732057629 -4.211867775 -3.53 0.230110185 4

D(M) -3.639725303* -4.252878693 -3.548490483 0.041097727 4 -6.103743931** -4.219126404 -3.533 5.77168E-05 16

DEBT -1.245516345 -4.211867775 -3.529757876 0.88648726 0 -1.344708733 -4.211867775 -3.53 0.861326343 1

D(DEBT) -5.701044484** -4.219126404 -3.533083456 0.00018413 0 -5.699491267** -4.219126404 -3.533 0.000184942 1

Keterangan :

a. (**) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 1%- b. (*) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 5%

Page 46: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

38

Filipina

Test Augmented Dickey-Fuller Test (ADF) Phillips Perron Test (PP)

Hipotesis (Ho) Hipotesis (Ho)

Variable Trend and Intercept Trend and Intercept

ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Lag PP t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Newey-West

DEBT_X -2.76837369 -4.284580097 -3.562882356 0.218642793 8 -2.244074414 -4.211867775 -3.53 0.453108747 0

D(DEBT_X) -1.756407434 -4.284580097 -3.562882356 0.701166051 7 -7.499997233** -4.219126404 -3.533 5.80334E-07 3

CA_X -6.359449517** -4.234972308 -3.540328055 3.2145E-05 2 -4.141311155* -4.211867775 -3.53 0.011933822 5

D(CA_X) -4.263631938 -4.211867775 -3.529757876 0.008771928 0 -12.16622022 -4.219126404 -3.533 1.32805E-28 18

DEBT_GDP -2.283756868 -4.284580097 -3.562882356 0.429861032 8 -3.078364322 -4.211867775 -3.53 0.125524832 1

D(DEBT_GDP) -1.582806842 -4.284580097 -3.562882356 0.776678309 7 -13.07173041** -4.219126404 -3.533 1.19654E-40 3

DEBT_NX -7.563734064** -4.211867774 -3.529757876 4.073550E-07 0 -7.563734064** -4.211867774 -3.529 4.07355E-07 0

D(DEBT_NX) -8.224897749 -4.226814756 -3.53660107 2.992453E-08 1 -15.02300950 -4.219126404 -3.533 6.38875E-58 2

X -2.451138691 -4.284580097 -3.562882356 0.348199595 8 -2.562718106 -4.211867775 -3.53 0.298429777 0

D(X) -3.097204214 -4.252878693 -3.548490483 0.123084492 4 -7.740319819** -4.219126404 -3.533 2.2505E-07 2

M -2.395802294 -4.211867775 -3.529757876 0.375919184 0 -2.521939231 -4.211867775 -3.53 0.316490706 1

D(M) -5.808492291** -4.219126404 -3.533083456 0.0001 0 -5.806744990** -4.219126404 -3.533 0.0001 1

DEBT -2.595045361 -4.211867775 -3.529757876 0.284544507 0 -2.65258726 -4.211867775 -3.53 0.260793036 1

D(DEBT) -6.047730878** -4.219126404 -3.533083456 6.80114E-05 0 -6.045827957** -4.219126404 -3.533 6.83906E-05 4

Keterangan :

a. (**) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 1%- b. (*) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 5%

Page 47: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

39

Filipina Khusus Variabel Stasioner pada I(2)

test Augmented Dickey-Fuller Test (ADF)

Hipotesis (Ho)

Variable Trend and Intercept

ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Lag

D(DEBT_X,2) -4.521258467** -3.661660534 -2.960411074 0.001116516 6

D(DEBT_GDP,2) -4.196465367* -4.284580097 -3.562882356 0.012294117 6

D(X,2) -4.354019943** -4.284580097 -3.562882356 0.008484117 6

Keterangan :

a. (**) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 1%

b. (*) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 5%

Page 48: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

40

Thailand

test Augmented Dickey-Fuller Test (ADF) Phillips Perron Test (PP)

Hipotesis (Ho) Hipotesis (Ho)

Variable Trend and Intercept Trend and Intercept

ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Lag ADF t-stat Mackinnon 1% Mackinnon 5% Prob Newey-West

DEBT_X -1.460506887 -4.226814756 -3.536601078 0.825155222 2 -1.281371377 -4.211867775 -3.53 0.877897474 8

D(DEBT_X) -6.329853268** -4.226814756 -3.536601078 3.20712E-05 1 -8.589105326** -4.219126404 -3.533 4.20967E-09 3

CA_X -4.183039288* -4.211867775 -3.529757876 0.010751831 0 -4.143014875* -4.211867775 -3.53 0.01188328 1

D(CA_X) -9.149900241 -4.219126404 -3.533083456 1.43263E-10 0 -16.5663954 -4.219126404 -3.533 6.38875E-58 0

DEBT_GDP -0.674678902 -4.234972308 -3.540328055 0.967489799 3 -0.266433862 -4.211867775 -3.53 0.988935195 2

D(DEBT_GDP) -7.083677795** -4.219126404 -3.533083456 2.6186E-06 0 -7.027085884** -4.219126404 -3.533 3.17844E-06 1

DEBT_NX -4.256001760** -4.226814756 -3.536601078 0.00929841 2 -6.177477187** -4.211867774 -3.529 4.30023E-05 9

D(DEBT_NX) -6.388294044 -4.243643528 28386007207 3.24908E-05 3 -25.66350981 -4.219126404 -3.533 6.38875E-58 17

X -2.930797484 -4.211867775 -3.529757876 0.164418224 0 -2.887232268 -4.211867775 -3.53 0.177463448 4

D(X) -7.259277535** -4.219126404 -3.533083456 1.41282E-06 0 -10.443850286** -4.219126404 -3.533 1.425E-15 11

M -3.44470714 -4.219126404 -3.533083456 0.060439521 1 -2.802486763 -4.211867775 -3.53 0.205012173 4

D(M) -5.735873369** -4.219126404 -3.533083456 0.000166813 0 -6.531696830** -4.219126404 -3.533 1.58645E-05 10

DEBT -0.577453764 -4.211867775 -3.529757876 0.974862471 0 -0.577453764 -4.211867775 -3.53 0.974862471 0

D(DEBT) -4.996695411** -4.219126404 -3.533083456 0.001298323 0 -4.918855569** -4.219126404 -3.533 0.001602872 4

Keterangan :

a. (**) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 1%- b. (*) menunjukkan signifikansi pada taraf nyara 5%

Page 49: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

41

Lampiran 2 Uji Lag Optimum

Indonesia

X&M

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 38.44331078 NA 0.000453 -2.024628 -1.936655 -1.993923

1 94.99514836 103.6784* 2.44e-05* -4.944175* -4.680255* -4.852060*

2 95.52156947 0.906614 2.97E-05 -4.751198 -4.311332 -4.597673

3 98.20412085 4.321888 3.22E-05 -4.678007 -4.062194 -4.463072

4 100.7380325 3.800867 3.53E-05 -4.596557 -3.804798 -4.320212

Malaysia

X&M

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 72.33094541 NA 6.89E-05 -3.907275 -3.819301 -3.87657

1 118.5592236 84.75184* 6.60e-06* -6.253290* -3.819301 -6.161175*

2 120.1323471 2.709268 7.58E-06 -6.118464 -5.678597 -5.964939

3 125.632024 8.860591 7.01E-06 -6.201779 -5.585966 -5.986844

4 126.9747492 2.014088 8.23E-06 -6.054153 -5.262393 -5.777807

Keterangan a. (*) menunjukkan nilai lag terkecil

Page 50: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

42

Filipina

X&M

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 63.32159555 NA 1.14E-04 -3.406755 -3.318782 -3.37605

1 103.792447 74.19656 1.50e-05* -5.432914* -5.168994* -5.340799*

2 105.1038911 2.258598 1.75E-05 -5.28355 -4.843683 -5.130024

3 105.7898211 1.105109 2.11E-05 -5.099435 -4.483622 -4.884499

4 113.3811387 11.38698* 1.75E-05 -5.298952 -4.507193 -5.022607

Thailand

X&M

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 37.97581371 NA 4.65E-04 -1.998656 -1.910683 -1.967951

1 87.3771332 90.56909* 3.73e-05* -4.520952* -4.257032* -4.428837*

2 90.74316976 5.797063 3.88E-05 -4.485732 -4.045865 -4.332207

3 91.16369767 0.677517 4.76E-05 -4.286872 -3.671059 -4.071937

4 95.05644001 5.839114 4.84E-05 -4.280913 -3.489154 -4.004568

Keterangan :

a. (*) menunjukkan nilai lag terkecil

Page 51: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

43

Lampiran 3 Uji Kointegrasi: Johansen Cointegration Test

Indonesia

X&M

Trace

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue Trace statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.344009147 23.78828703 25.87210793 0.08888166

At Most 1 0.184863031 7.767166564 12.5179829 0.271282681

Maximum Eigenvalue

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue

Max-Eigen

statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.344009147 16.02112047 19.38704006 0.144314136

At Most 1 0.184863031 7.767166564 12.5179829 0.271282681

Keterangan :

a. (*) menunjukkan penolakan Hipotesis nol pada 5%

Page 52: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

44

Malaysia

X&M

Trace

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue Trace statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.329599668 22.31447135 25.87210793 0.130212351

At Most 1 0.170840462 7.119022428 12.5179829 0.332287482

Maximum Eigenvalue

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue

Max-Eigen

statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.329599668 15.19544892 19.38704006 0.183244292

At Most 1 0.170840462 7.119022428 12.5179829 0.332287482

Keterangan :

a. (*) menunjukkan penolakan Hipotesis nol pada 5%

Page 53: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

45

Filipina

X&M

Trace

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue Trace statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.303111682 20.74395437 25.87210793 0.190552275

At Most 1 0.168699072 7.021010052 12.5179829 0.342350987

Maximum Eigenvalue

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue

Max-Eigen

statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.303111682 13.72294432 19.38704006 0.273236618

At Most 1 0.168699072 7.021010052 12.5179829 0.342350987

Keterangan :

a. (*) menunjukkan penolakan Hipotesis nol pada 5%

Page 54: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

46

Thailand

X&M

Trace

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue Trace statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.283022436 19.20200121 25.87210793 0.268987607

At Most 1 0.158530146 6.558993444 12.5179829 0.392784782

Maximum Eigenvalue

Hypothesized No. of

CE Eigenvalue

Max-Eigen

statistic

0.05 Critical

Value Prob

None 0.283022436 12.64300777 19.38704006 0.35765371

At Most 1 0.158530146 6.558993444 12.5179829 0.392784782

Keterangan :

a. (*) menunjukkan penolakan Hipotesis nol pada 5%

Page 55: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

47

Lampiran 4 Grafik X dan M untuk Uji Kointegrasi

Indonesia

0

5E+09

1E+10

1.5E+10

2E+10

2.5E+10

20

03

Q1

20

03

Q2

20

03

Q3

20

03

Q4

20

04

Q1

20

04

Q2

20

04

Q3

20

04

Q4

20

05

Q1

20

05

Q2

20

05

Q3

20

05

Q4

20

06

Q1

20

06

Q2

20

06

Q3

20

06

Q4

20

07

Q1

20

07

Q2

20

07

Q3

20

07

Q4

20

08

Q1

20

08

Q2

20

08

Q3

20

08

Q4

20

09

Q1

20

09

Q2

20

09

Q3

20

09

Q4

20

10

Q1

20

10

Q2

20

10

Q3

20

10

Q4

20

11

Q1

20

11

Q2

20

11

Q3

20

11

Q4

20

12

Q1

20

12

Q2

20

12

Q3

20

12

Q4

X M

Page 56: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

48

Malaysia

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+10

20

03

Q1

20

03

Q2

20

03

Q3

20

03

Q4

20

04

Q1

20

04

Q2

20

04

Q3

20

04

Q4

20

05

Q1

20

05

Q2

20

05

Q3

20

05

Q4

20

06

Q1

20

06

Q2

20

06

Q3

20

06

Q4

20

07

Q1

20

07

Q2

20

07

Q3

20

07

Q4

20

08

Q1

20

08

Q2

20

08

Q3

20

08

Q4

20

09

Q1

20

09

Q2

20

09

Q3

20

09

Q4

20

10

Q1

20

10

Q2

20

10

Q3

20

10

Q4

20

11

Q1

20

11

Q2

20

11

Q3

20

11

Q4

20

12

Q1

20

12

Q2

20

12

Q3

20

12

Q4

X M

Page 57: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

49

Filipina

0

5E+09

1E+10

1.5E+10

2E+10

2.5E+102

00

3 Q

1

20

03

Q2

20

03

Q3

20

03

Q4

20

04

Q1

20

04

Q2

20

04

Q3

20

04

Q4

20

05

Q1

20

05

Q2

20

05

Q3

20

05

Q4

20

06

Q1

20

06

Q2

20

06

Q3

20

06

Q4

20

07

Q1

20

07

Q2

20

07

Q3

20

07

Q4

20

08

Q1

20

08

Q2

20

08

Q3

20

08

Q4

20

09

Q1

20

09

Q2

20

09

Q3

20

09

Q4

20

10

Q1

20

10

Q2

20

10

Q3

20

10

Q4

20

11

Q1

20

11

Q2

20

11

Q3

20

11

Q4

20

12

Q1

20

12

Q2

20

12

Q3

20

12

Q4

X M

Page 58: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

50

Thailand

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

8E+102

00

3 Q

1

20

03

Q2

20

03

Q3

20

03

Q4

20

04

Q1

20

04

Q2

20

04

Q3

20

04

Q4

20

05

Q1

20

05

Q2

20

05

Q3

20

05

Q4

20

06

Q1

20

06

Q2

20

06

Q3

20

06

Q4

20

07

Q1

20

07

Q2

20

07

Q3

20

07

Q4

20

08

Q1

20

08

Q2

20

08

Q3

20

08

Q4

20

09

Q1

20

09

Q2

20

09

Q3

20

09

Q4

20

10

Q1

20

10

Q2

20

10

Q3

20

10

Q4

20

11

Q1

20

11

Q2

20

11

Q3

20

11

Q4

20

12

Q1

20

12

Q2

20

12

Q3

20

12

Q4

X M

Page 59: ANALISIS KEBERLANJUTAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH DAN ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69659/H14pse.pdf · utang luar negeri pemerintah sebagai dampak dari fluktuasi

51

RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Penny Septina, lahir di Jakarta pada tanggal

24 September 1993. Penulis merupakan anak satu-satunya dari pasangan Teddy

Lukmantara dan Lestari Widawati. Penulis memulai pendidikan di TK Islam

Rahmatull Umah dan melanjutkan pendidikan di SDN Cipinang Melayu 04

Jakarta tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 252

Jakarta pada tahun 2005 dan duduk dikelas percepatan atau akselerasi. Pada tahun

2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 71 Jakarta dan lulus tahun 2010.

Selanjutnya, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di

Institut Pertanian Bogor Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Manajemen melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama perkuliahan,

penulis aktif menjadi Asisten Mata Kuliah Ekonomi Umum TPB pada tahun 2013

dan meraih penghargaan sebagai Asisten Terbaik peringkat 3 periode UAS tahun

pelajaran 2013/2014. Penulis juga pernah menjalankan program magang dan

bekerja lepas di Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia pada Juli &

Agustus 2013. Selain itu penulis pernah terlibat sebagai surveyor dalam penelitian

“Improving the Performance of Commuter Train in Jakarta” dari The Luskin

School of Public Affairs, University of California Los Angeles pada tahun 2014.

Penulis juga aktif menjadi anggota Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan sebagai staf Cooperation and External Relationship

(2012/2013) dan sebagai BPH Sekretaris Umum (2013/2014). Penulis juga pernah

menjadi Ketua Divisi Hubungan Masyarakat pada Acara Hipotex-R 2012.

Penulis juga aktif mengikuti kompetisi akademik tingkat mahasiswa. Pada

tahun 2013, penulis menjadi semifinalis Kompetisi Statistika Dasar, Statistikaria

2013 Departemen Statistika FMIPA IPB dan juga meraih Juara 2 dalam lomba

karya tulis ilimah nasional Hipotex-R 2013 Departemen IE FEM IPB. Selain itu

penulis berhasil lolos dalam Pekan Karya Ilmiah Penelitian yang dibiayai Dikti

pada tahun 2012.