Top Banner
TUGAS MANAJEMEN STRATEGI Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata KuliahManajemen Strategi Disusun oleh : Winda Y Gemilang 1201130349 Ikhwan Khairurrahman 1201130xxx Indra Ariesta 1201130331 Fariz Denada S 1201130328 M Iqbal Islami 1201130338 Allain Breyandana 1201130316 Putra Reza A 1201130341 1
29

Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Apr 16, 2017

Download

Education

FarizDS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata KuliahManajemen Strategi

Disusun oleh :

Winda Y Gemilang 1201130349

Ikhwan Khairurrahman 1201130xxx

Indra Ariesta 1201130331

Fariz Denada S 1201130328

M Iqbal Islami 1201130338

Allain Breyandana 1201130316

Putra Reza A 1201130341

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNKASI DAN INFORMATIKA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM

2016

1

Page 2: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Isu Go – Jek dan Ojek Pangkalan

Gambar 1 Logo Go-Jek

Munculnya Go –Jek sebagai salah satu alternatif moda transportasi merupakan bentuk dari yang

awalnya ojek secara pangkalan yang konvensional prosesnya menjadi digital. Pada beberapa aspek hal

tersebut merupakan sesuatu yang baik namun tentu akan memiliki dan menemui hambatan dan

rintangan. Fenomena yang terjadi ketika Go – Jek muncul dan menjadi tren terutama pada masyarakat

perkotaan menimbulkan polemik terkait dengan isu antara ojek konvensional atau yang lebih dikenal

dengan ojek pangkalan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan isu terjadi, beberapa diantaranya

adalah :

Ojek pangkalan merasa bahwa persaingan yang terjadi tidak sehat dikarenakan masih adanya

rasa akan memiliki suatu area atau teritori, sehingga apabila Go – Jek mengambil penumpang

dikawasan mereka, ojek pangkalan merasa penumpang mereka diambil oleh driver Go – Jek.

Penumpang juga perlu memiliki rasa hormat terhadap ojek pangkalan yang dekat dengan

mereka untuk tidak memesan Go – Jek dekat area tersebut. Jika memang tidak ingin

menggunakan ojek pangkalan yang berada sangat dekat dengan lokasi karena beberapa alasan

sebaiknya berpindah tempat untuk sedikit menjauh.

Promosi yang gencar dilakukan Go – Jek juga berpengaruh terhadap pendapatan ojek pangkalan karena harga yang ditawarkan dapat dibawah harga normal ojek pangkalan.

2

Page 3: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Dari beberapa kejadian tersebut banyak driver Go – Jek yang mulai khawatir ketika menjalankan pekerjaannya. Hal tersebut juga secara langsung dapat berimbas pada perusahaan. Saat isu ini muncul Go – Jek juga tengah disorot terkait dengan legalitas dan hokum dari perusahaan. Hal tersebut terjadi karena belum ada regulasi yang secara jelas mengatur transportasi berbasis online. Namun sebagai sebuah perusahaan yang bermitra dengan drivernya, sepatutnya Go – Jek memberikan beberapa fasilitas pendukung untuk para drivernya terkait dengan isu perseteruan dengan ojek pangkalan. Perseteruan tersebut terjadi tidak hanya terjadi secara verbal, sangat memiliki potensi untuk terjadi secara fisik.

Perusahaan dalam hal ini harus memberikan proteksi yang bisa mereka berikan terkait dengan fasilitas yang bisa didapatkan driver Go – Jek guna menciptakan Good Coorporate Governance tidak hanya pada internalnya tetapi juga kepada masyrakat seperti :

Asuransi apabila terjadi perlakuan tindak kekerasan pada driver Go – Jek. Asuransi apabila terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan baik mengantar dan menjemput

barang atau penumpang. Memberikan jaminan kesehatan kepada mitra driver. Memberikan edukasi dan informasi yang baik kepada para driver untuk melakukan kegiatan

yang bersifat positif di lingkungan sosial.

Beberapa hal yang disebutkan di atas belum semuanya dilakukan Go – Jek, sehingga dapat menjadi solusi yang dapat diterapkan untuk mendukung good Coorporate Governance sehingga kedepannya para driver dan lingkungan sosial dapat beradaptasi dengan hadirnya salah satu alternatif baru moda transportasi. Namun perlu diperhatikan bahwa Go – Jek juga harus memberikan sikap yang baik terhadap ojek pangkalan dengan mengedukasikan informasi baik kepada driver maupun kepada pelanggannya. Hal ini bertujuan untuk tidak berlanjutnya perseteruan yang terjadi antara Go – Jek dan ojek pangkalan.

Go – Jek dirasa juga harus bersikap dengan baik untuk menyerahkan permasalahan ini pada jalur hukum apabila terjadi tindakan criminal serta mengedukasi driver yang bermitra untuk tidak bertindak diluar batas yang dapat merugikan pihak lainnya. Semua hal tersebut tentu akan berimbas pada citra Go – Jek dan juga pendapatan yang mampu diraih oleh driver dan juga perusahaan.

3

Page 4: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Isu Gojek dengan Grabbike dan Uber Driver

Gambar 2 Gojek,Uber dan Grab

Dalam bisnis jasa ojek online saat ini, diantara 3 ojek online yaitu Gojek,Grabbike dan Uber

mempunyai beberapa pelanggaran etika bisnis. Berikut contoh pelanggaran etika kerja dan etika

privasi:

1. Setiap dari masing-masing perusahaan tidak memberikan sanksi untuk para pengemudi

atau para driver yang menjadi “agen ganda”. Maksudnya, setiap driver uber,gojek dan

Grabbike bisa mempunyai pekerjaan lebih dari satu. Contohnya Driver Gojek A juga

mendaftarkan diri ke Driver Grabbike misalkan tidak menjadi Grabbike, Driver Gojek A

mendaftarkan diri sebagai Driver Grabcar atau Uber Taxi.

2. Uber sampai saat ini belum resmi menjadi perusahaan di Indonesia. Hal ini dikarenakan

belum menyerahkan seluruh berkas seperti surat perizinan dan berbagai macamnya

kepada Kominfo terkait aplikasi atau teknologi GPS dan Dinas Perhubungan dan

Transportasi DKI Jakarta. Bahkan Kementrian Perhubungan sudah membuat surat perihal

penerbitan angkutan illegal.

4

Page 5: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

3. Terkaitnya pelanggaran privasi pelanggan. Hal ini dikarenakan, privasi seperti nama dan

no.handphone terpublish secara umum untuk para driver sehingga banyaknya gangguan

untuk para penumpang khususnya penumpang wanita.

4. Adanya Order Fiktif. Contoh ini akan diperjelas dibagian Gojek Fiktif.

Penjelasan berikut tentang beberapa pelanggaran oleh Go-Jek:

1.  Pendapat dari Djoko Soetijowarno tidaklah salah, namun juga tidak benar

seluruhnya. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan memang

tidak menyebutkan dengan jelas bahwa sepeda motor termasuk kendaraan bermotor

umum, tetapi dalam UU tersebut juga tidak terdapat larangan mengenai penggunaan

sepeda motor sebagai kendaraan bermotor umum.

 Contohnya yaitu Pasal 137 ayat (2), “Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan

Bermotor berupa Sepeda Motor, Mobil penumpang, atau bus.”Dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan juga tidak disebutkan dengan

jelas mengenai penggunaan sepeda motor sebagai kendaraan umum untuk mengangkut

orang.Pasal 10 ayat (4) PP No. 74 Tahun 2014 hanya menjelaskan teknis sepeda motor

sebagai angkutan barang. Jadi, belum ada peraturan yang mengatur secara jelas mengenai

keberadaan Ojek, khususnya Gojek yang dianggap melanggar peraturan angkutan orang.

2. Belum ada regulasi dengan baik. Seperti contoh diatas.  Pasal 201 ayat (2) UU No 22

Tahun 2009 menyebutkan, “Kendaraan Bermotor Umum harus dilengkapi dengan

alat pemberi informasiuntuk memudahkan pendeteksian kejadian kejahatan di

Kendaraan Bermotor.”Driver Go-Jek dibekali dengan smartphone, dan dalam aplikasi

Go-Jek itu sendiri terdapat GPS yang melacak keberadaan Driver, sehingga ketentuan

Pasal 201 ayat (2) telah terpenuhi.Di samping itu, proses seleksi dan penerimaan Driver

Go-Jek juga telah meliputi wawancara, pemeriksaan fisik motor, serta adanya pelatihan

bagi Driver itu sendiri.

Pada dasarnya, Isu Gojek, Grabbike dan Uber semuanya mempunyai pelanggaran etika yang

sama mulai dari Regulasi, Syarat, Perizinan dan lainnya. Sedangkan, dari persaingan sendiri

sama seperti diatas sudah dijelaskan adanya “agen ganda” dan sebenarnya, persaingan

diantara Gojek, Grabbike dan Uber tidak terlalu intense, mereka lebih mempunyai masalah

5

Page 6: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

dengan kendaraan transportasi umum seperti Taxi, Pangkalan Ojek dan transportasi umum

lainnya dikarenakan biaya tarif Ojek Online lebih murah dibanding Transportasi umum.

Persaingan antara Gojek, Grab dan Uber hanya dalam persaingan perbedaan tarif, bonus,

promo, waktu operasi khusus dan tiket bonus.

6

Page 7: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Issue Taxi Konvensional

Gambar 3 Bentrok Bluebird vs Gojek

Permasalahan gojek vs taxi konvensional ini sudah terjadi beberapa bulan lalu tepatnya bulan

maret namun sebenarnya masalah ini tidak hanya menimpa aplikasi online gojek saja melainkan uber

dan grab juga terkena masalahnya, namun pada artikel ini penulis hanya mendalami penyedia jasa

layanan online gojek saja

Sebenarnya permasalahan yang membuat sampai adanya demo pada bulan maret tersebut

dikarenakan berkurang drastisnya penghasilan supir taksi konvensional dikarenakan adanya taxi online

yang memberikan harga jauh lebih murah daripada taxi konvensional , berikut pernyataan yang

diberikan oleh salah satu pengendara taxi konvensional:

Penghasilan berkurang drastis "Gaji angkutan taksi berkurang biasanya bisa bawa 600rb/hari

bruto, skrg bawa 200rb aja udah bersyukur" Pieter Yan pengemudi Eagle Taxi. Jumlah penghasilan

pengemudi taksi mayoritas menurun jauh dari biasanya semenjak muncul jasa transportasi berbasis

aplikasi.

Melihat pernyataan supir tersebut dapat dilihat banyak sekali aspek yang terlibat dalam hal

kejadian ini, menurunnya pendapatan supir taksi ini akan terjadi dikarenakan orang orang yang lebih

7

Page 8: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

memilih tarif lebih murah untuk menggunakan transportasi namun murahnya harga tersebut terlihat

tidak begitu baik dikarenakan jika di telusuri mengapa harga tarif taksi online lebih murah dikarenakan

ada penyokong investor yang terus menerus memberi suntikan dana untuk menjadikan trasnportasi

berbasis online ini menjadi kebiasaan masyarakat dengan secara tidak langsung membuat konsumen

menggunakan jasa ini dikarenakan murahnya tarif yang diberikan, namun yang disayangkan tariff yang

diberikan terlalu murah dikarenakan perusahaan tersebut berjualan namun tidak mengharapkan

keuntungan jadi sudah jelas taxi konvensional mengalami penurunan permintaan karena taxi

konvensional beroperasi murni untuk mencari keuntungan, melihat hal tersebut persaingan menjadi

terlihat tidak sehat dikarenakan harga di pasaran sangat tidak kompetitif.

Jadi sebenarnya siapa yang salah ? kini dengan adanya fenomena ini tidaklah bijak jika mencari

pihak yang salah. Kalaupun ada pihak yang harus disalahkan, maka semua akan menjadi pantas untuk

disalahkan. Mengapa? Pihak taksi konvensional salah karena tidak tanggap dengan perubahan zaman,

belum lagi kesalahan dalam demonstrasi yang berujung anarki. Pihak penyedia transportasi berbasis

aplikasi salah juga karena tidak mengikuti peraturan yang berlaku, juga mereka tidak menyediakan harga

yang berkeadilan dengan pesaing yang sudah lama ada. Pemerintah pun juga menjadi salah, karena

tidak tanggap dalam melihat fenomena yang ada di masyarakat, dengan belum menyediakan peraturan

yang dapat mengakomodir dan menertibkan konflik yang ada.

Maka, sebenarnya solusinya tinggallah jawaban dari kesalahan semua pihak ini. Pihak taksi

konvensional sudah harus lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi, buatlah layanan yang sama

dengan membuat aplikasi yang menarik. Pihak penyedia transportasi berbasis aplikasi, sebaiknya

menggunakan plat kuning, juga tidak memberikan harga yang terlampau jauh dengan yang sudah ada

sehingga persaingan menjadi sehat. Pemerintah, sudah selayaknya membuat peraturan, dan

memastikan bahwa persaingan yang ada terjadi secara sehat dan tidak ada ‘adu modal’ yang merupakan

ciri kapitalisme dan bertentangan dengan ekonomi kerakyatan. Terakhir, masyarakat akan dengan

mudah untuk memilih.

8

Page 9: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Gojek Fiktif

Baru saja naik daun di Indonesia, dunia ‘kotor’ GoJek sedikit demi sedikit mulai terkuak. Baru-baru ini banyak sopir GoJek yang komplain karena harus membayar kerugian yang diakibatkan adanya order fiktif Gojek, tidak sedikit pula para sopir yang menjerit karena tidak merasa terlibat trik kotor tersebut.

Salah satu pendiri dan CEO PT Gojek Indonesia Nadiem Makarim angkat bicara soal unjuk rasa yang terjadi di Bandung dan Bali. Ribuan sopir melakukan demo, karena akun miliknya dibekukan oleh pemilik perusahaan. Di akun resmi PT Gojek Indonesia di Facebook, Nadiem bercerita bahwa selama dua bulan ke belakang, hampir setiap hari dia menerima puluhan komplain dari para sopir jujur mengenai rekannya yang membuat order fiktif.

Gambar 4 Cara untuk Penumpang Fiktif

9

Page 10: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

"Selama dua bulan ke belakang, hampir setiap hari saya menerima puluhan komplain dari driver-driver jujur mengenai banyaknya rekan-rekan (sesama sopir) Gojek yang menyalahgunakan subsidi perusahaan dengan membuat order fiktif dengan akun palsu," tulisnya yang dikutip CNN Indonesia.

Menurut Nadiem, para sopir Gojek jujur itu merasa kecewa karena mereka bekerja keras namun mengapa sopir yang nakal tersebut tidak ditindak oleh perusahaan. Setelah menerima laporan tersebut, selama satu bulan timnya melakukan penelusuran dengan mengolah data dan ternyata lebih dari 7 ribu sopir di wilayah operasi Gojek terlibat dalam kasus order fiktif.

Menurut penelusuran, orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel berbeda yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek.

Ponsel pertama yang merupakan milik pribadi digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh perusahaan digunakan untuk menerima pesanan tersebut.

Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas pengendara bertindak seolah-olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang memesan alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah dilakukannya tadi.

"Mereka punya dua handphone. Satu dari kantor untuk menerima pesanan, yang satu milik dia sendiri untuk memesan. Atau kalau tidak dia bersekongkol dengan istri atau kerabat dekatnya," tambahnya.

Kecurangan yang menjadi marak tersebut tentu saja merugikan perusahaan dan membuat pengendara Go-Jek lain menjadi kesulitan mendapatkan order. Adapun sanksi bagi para pengendara Go-Jek yang terbukti melakukan kecurangan tersebut berupa penggantian hasil kerja sebesar tiga kali lipat. "Si pengemudi yang mendapatkan hasil Rp. 5.000.000 maka ia harus mengganti dengan membayar sebesar Rp. 15. 000.000, jika terbukti melakukan order fiktif," tutup MA.

Maraknya order fiktif terjadi karena persaingan pengojek berbasis aplikasi semakin ketat sehingga pengojek harus berebut untuk mendapatkan order. Jadi beberapa driver memanfaarkan kesempatan untuk mencurangi system aplikasi gojek yang masih belum sempurna.

10

Page 11: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Isu Tarif Promo Gojek Sebesar 15 Rupah

Berkembangnya teknologi telekomunikasi dan informatika memunculkan inovasi – inovasi baru

dalam dunia bisnis. Inovasi tersebut memudahkan pelaku bisnis dalam berkomunikasi dan memasarkan

produk dan jasa mereka kepada konsumennya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pelaku bisnis diberbagai

bidang, tidak terkecuali dalam bidang jasa transportasi berupa ojek. Salah satu pelaku bisnis ojek online

adalah Go-jek. Go-jek menjadi pionir dalam startup ojek online di Indonesia. Akan tetapi, belakangan ini

11

Gambar 5 Tarif Promo Gojek

Page 12: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

mulai bermunculan pesaing - pesaing dalam startup ojek online. Ketatnya persaingan antar startup ojek

online tersebut mengakibatkan perang harga yang kurang sehat diantara mereka. Dengan adanya

perang harga yang kurang sehat tersebut, menimbulkan beberapa permasalahan bagi Gojek. Berikut ini

merupakan beberapa permasalahan yang harus dihadapi Gojek akibat perang harga startup ojek online :

Apabila tarif tarif promo sebesar 15.000 rupiah digunakan untuk jarak yang relatif dekat,

pengguna Gojek akan merasa lebih dirugikan. Hal tersebut memungkinkan berkurangnya minat

pengguna Gojek dan berpindah kepada startup ojek online lainnya, bahkan kepada ojek

tradisional maupun transportasi umum lainnya. Hal tersebut dikarenakan dengan harga 15.000

dengan jarak yang dekat terbilang cukup mahal dan tidak menguntungkan bagi pengguna Gojek.

Penerapan tarif promo 15.000 rupiah dapat merugikan driver Gojek apabila jarak yang ditempuh

sangat jauh. Hal tersebut pernah terjadi ketika Gojek menerapkan harga promo sebesar 10.000

rupiah, driver Gojek pernah mengantarkan penumpangnya dari Jakarta hingga Bogor. Hal

tersebut tentu saja sangat merugikan driver Gojek dari segi financial. Hal tersebut dikarenakan

driver Gojek harus membayar pengeluaran bensin dan perbaikan motornya sendiri. Selain itu, ha

tersebut juga merugikan driver Gojek dari segi fisik dan kesehatan.

Sistem tanpa kontrak antara Gojek dan drivernya juga menjadi permasalahan. Apabila tarif

promo 15.000 terbukti dapat merugikan driver, pada driver berkemungkinan pergi dan berganti

pekerjaan bahkan pindah ke startup ojek online lainnya.

Apabila tarif promo 15.000 rupiah mengakibatkan keluarnya driver Gojek dan menurunkan

jumlah driver Gojek, membuat Gojek menjadi sebuah layanan yang kurang layak karena

drivernya sulit didapat oleh pengguna. Yang berakibat penurunan jumlah pengguna atau

konsumen Gojek yang signifikan.

Penerapan skema promosi tanpa batas waktu (yang dapat berakhir kapan saja) dapat

mengakibatkan pengguna menjadi bingung dan mengurungkan niat untuk menggunakan Gojek

apabila tarif promo sudah tidak berlaku. Akan tetapi hal tersebut dapat dihindari dengan

pemberitahuan terlebih dahulu kepada pengguna bahwa promo akan berakhir.

Terjadinya kekosongan skema promo Gojek, dimana Gojek terlambat dalam mengisi kekosongan

skema promo dimana promo yang seharusnya sudah expired masih diberlakukan karena Gojek

belum menetapkan skema promo yang baru. Hal ini juga dapat mengakibatkan kebingungan

baik dari pengguna maupun driver Gojek.

12

Page 13: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Gojek harus lebih berinovasi dalam memberikan promo kepada pelanggannya agar pengguna

tidak bosan dengan promo yang sama akan tetapi dengan nominal yang berbeda.

Sebetulnya, penerapan strategi yang dilakukan oleh Gojek sudah cukup baik. Akan tetapi Gojek juga

harus memperhatikan mengenai kepuasan pelanggan dan kesejahteraan drivernya. Untuk permasalahan

tarif promo 15.000 terlalu mahal untuk jarak dekat dapat diatasi dengan pembatasan jarak yang

ditempuh misalnya 7 Km hingga 12 Km. Hal itu dapat mengurangi beban baik dari sisi pengguna maupun

driver Gojek. Selain itu Gojek juga dapat memberikan kompensasi kepada driver berupa penggantian

bensin maupun perbaikan kerusakan apabila masih dalam batas wajar dan terdapat bukti untuk klaim

kompensasi tersebut. Gojek juga dapat menginovasi promonya dan menerapkan di layanan jasa lainnya

seperti Go-Food, Go-Car, Go-Mart, dll.

13

Page 14: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Aplikasi & Teknologi Gojek

Gambar 6 Aplikasi Gojek Hands On

Go-Jek, dengan slogan “An Ojek For Every Need”, didirikan oleh Nadiem Makarim, seorang

pebisnis lulusan Harvard Business School yang mulai merintis Go-Jek dari tahun 2011, dan launching

secara utuh pada tahun 2014. Tidak perlu waktu lama, kini Go-Jek sudah banyak bisa kita lihat di jalanan

khususnya kota Jakarta, maupun beberapa kota-kota lainnya. Go-Jek banyak diminati oleh pelanggannya

karena kepraktisan dan harganya yang murah. Gabungan kepraktisan Ojek dalam mengarungi macetnya

kota Jakarta dan kemudahan pemesanan yang ditawarkan melalui aplikasi Android dan iOS layaknya

aplikasi reservasi Taxi, menjadikan Go-Jek salah satu layanan yang digandrungi banyak orang. Besarnya

potensi penghasilan yang bisa didapat oleh driver Go-Jek juga menjadikan banyak orang yang melamar

dan ingin bergabung menjadi salah satu drivernya, dan ini juga dapat menjadi lahan pekerjaan untuk

masyarakat Indonesia.

14

Page 15: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Apalagi Go-Jek sendiri selain menawarkan layanan transportasi, juga melayani jasa kurir untuk

mengantarkan barang anda kesuatu tempat, lalu ada Go-Food yang berupa layanan untuk pemesanan

makanan apa saja yang anda mau melalui Go-Jek, dan layanan Shopping yaitu layanan untuk

membelikan barang-barang kebutuhan anda dari toko-toko yang anda inginkan, misalnya Indomaret,

Alfamart, Giant, dan toko-toko lainnya.

Aplikasi Go-Jek sendiri bisa anda unduh dari Google Play Store maupun Apple App Store secara

gratis, setelah men-download anda hanya perlu melakukan pendaftaran dan aplikasi sudah dapat

digunakan. Anda dapat merujuk teman atau saudara anda untuk mulai mendapatkan saldo gratis,

ataupun melakukan top-up melalui beberapa metode pembayaran yang disediakan. Jadi, jika anda ingin

mencobanya, silahkan anda unduh aplikasinya di Google Play Store atau Apple App Store.

Gambar 7 Layanan Gojek

Jika kita bicara jauh lebih ke dalam mengenai teknologi pengoperasian GoJek ini, kita akan

menemukan bahwa GoJek menggunakan sebuah sistem teknologi dengan basis cloud computing.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Cloud Computing menggunakan internet sebagi pusat

dari server data dan untuk pengolahan data. Hal ini memungkinkan pengguna untuk tidak melakukan

instalasi dalam proses login ke internet, tersambung dalam beberapa program dan menjalankan aplikasi.

15

Page 16: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Yang pertama adalah perintah atau instruksi dari pengguna dan media penyimpanan data akan

disimpan secara virtual dengan menggunakan jaringan internet yang terkoneksi. Setelah itu, perintah ini

akan dilanjutkan menuju kepada server aplikasi. Setelah server aplikasi selesai menerima semua

perintah, maka kemudian data tersebut akan diproses. Sebagai hasilnya, pada proses terakhir akan ada

halaman yang berbeda dan diperbaharui sesuai dengan perintah tersebut. Hal inilah yang akan dilihat

oleh pengguna dimana kemudian konsumen pun juga akan merasakan manfaatnya. Contoh mudahnya

adalah seperti pada penggunaan email pada aplikasi Gmail atau Yahoo. Pengguna tidak harus

mengunduh software khusus untuk dapat menggunakan layanannya karena semua data yang terletak

pada beberapa server yang berbeda telah diintegrasikan secara umum atau global. Yang diperlukan

pengguna untuk dapat menikmati layanannya hanyalah sambungan internet. Sedangkan untuk masalah

data, Yahoo dan Gmail lah yang bertanggung jawab dan memiliki tugas untuk mengelolanya.

Pada layanan online GoJek pun, semua memori pengguna dan software pun sebenarnya tidak

terletak pada komputer namun diintegrasikan secara langsung dengan menggunakan sistem cloud

dengan perantara computer serta dengan sambungan atau koneksi internet. Secara singkat, cloud

computing adalah sebuah sistem yang kini banyak dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan ternama

maupun perusahaan baru serta oleh organisasi karena akan sangat bermanfaat terutama untuk

penyimpanan data yang sangat efisien.

Dalam pendistribusian data yang terkait dan jalur utama, internet merupakan sebuah faktor

yang paling penting dan wajib ada. Jika anda tertarik untuk beralih dan menggunakan sistem cloud ini,

maka anda pun juga harus memikirkan pula mengenai aspek keamanan dan juga masalah privasi.

Beberapa hal yang patut anda waspadai adalah seperti serangan berbagai hacker atau peretas yang

seakan tidak pernah berhenti untuk meretas internet. Untuk menanggulangi hal semacam ini, beberapa

vendor atau provider data center memang harus selalu melakukan upgrade dan meningkatkan kualitas

pelayanan mereka. Namun selain itu, yang terpenting kita sebagai pengguna harus lebih teliti dan

berhati hati dalam memilih provider data center.

Kita sebagai pengguna memang dituntut untuk lebih bijak dalam menentukan kualitas vendor

ataupun provider data center di Indonesia yang akan kita pilih nantinya karena vendor-vendor ini lah

yang nantinya akan membantu mengelola data dan menyimpan data dari pengguna dengan

menggunakan basis cloud computing system.

16

Page 17: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Aplikasi Gojek ini ternyata masih memiliki beberapa kelemahan atau bug gojek dalam sistem

keamanannya. Seorang hacker asal Indonesia Yohanes Nugroho yang tinggal di Thailand

mempublikasikan beberapa temuan kelemahan tersebut dengan tujuan agar pihak Gojek segera

melakukan perbaikan.

Sebelum ia mempublikasikan temuan bug gojek tersebut sebenarnya ia sudah memberitahukan

kepada pihak Gojek sejak bulan Agustus 2015 lalu dan ia diminta oleh pihak Gojek agar tidak

mempublikasikan temuannya tersebut sampau tanggal 10 Januari 2016. Bisa jadi oleh sebab inilah pihak

Gojek pada dini hari tanggal 11 Januari 2016 melakukan maintenance server aplikasinya mulai pukul

00:00 – 02:30 untuk mengupgrade keamanan sistem Gojek.

Awal kecurigaan Yohanes Nugroho terhadap lemahnya sistem Gojek ini saat ia mengetahui

bahwa aplikasi Gojek tersebut tidak menggunakan session management sehingga user dapat melakukan

request walaupun ia tidak login. Hal ini menunjukan bahwa siapa pun akan dapat melakukan order

tanpa harus login terlebih dahulu, tentu saja ini menimbulkan kecurigaan terhadap keamanan sistem

atau aplikasi Gojek.

Dengan temuan awalnya ini ia juga sudah menduga bahwa akan ada data yang bocor. Dan benar

saja dugaannya tersebut, ada banyak data-data pribadi baik data driver maupun data pelanggan yang

bocor sehingga sangat mungkin untuk disalahgunakan.

Bug Gojek yang ditemukan oleh hacker Indonesia tersebut cukup mengejutkan mengingat data-

data pribadi para driver dan konsumen dapat bocor dan bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki

keterampilan untuk menembus keamanan jaringan mengingat masih lemahnya keamanan Gojek.

Bug utama yang ditemukan pada sistem Gojek adalah API request-nya tidak menggunakan

session management dan juga tidak adanya batasan user yang boleh merubah atau me-update data

sehingga siapapun dapat mengubahnya.

Dari kelemahan yang ada tersebut maka sangat memungkinkan seseorang untuk mencari

customer ID berdasar nama atau email atau juga nomor telepon sehingga ia bisa mengubah nominal

pulsa driver Gojek. Ia juga menjelaskan bahwa dengan kelemahan sistem Gojek yang ia temukan maka

siapa saja bisa melihat data-data pribadi driver Gojek dan juga bisa mengubah data-data tersebut tanpa

harus mengetahui password-nya.

17

Page 18: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

History dari orderanpun juga bisa dilihat karena lemahnya aplikasi dan sistem keamanan Gojek

ini. Hacker bisa melihat history order, misal history lokasi penjemputan dan tujuan, rute yang dilalui

lewat mana, siapa nama driver yang mengantar serta jenis makanan dan harga makanan tersebut (jika

itu order makanan). Artinya sistem keamanan yang lemah tersebut memungkinkan informasi yang

tersimpan dalam database Gojek tersebut dilihat dan diubah.

Selain data-data driver yang mudah diakses ternyata data-data konsumen pun juga banyak yang

bisa diakses, misal data alamat, email, nomor telepon, data order pelanggan. Tentu saja hal ini bisa

membahayakan dan menggangu kenyamanan pelanggan yang dampaknya bisa menurunkan

kepercayaan pelanggan terhadap layanan Gojek.

Memang sesuatu yang baru dan populer pasti tidak lepas dari kekurangan dan isu-isu negatif

yang datang, tapi kita berharap seiring dengan waktu Go-Jek dapat memperbaiki dan meningkatkan

kualitas layanan dan menampik isu-isu yang ada untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pelanggan

dalam menggunakan layanan Go-Jek.

18

Page 19: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Isu Pajak Go-Jek

Dalam sisi hukum, bisnis ojek online masih dipertanyakan. Mengingat seluruh kendaraan umum

yang beroperasi pada umumnya menggunakan plat kendaraan berwarna kuning. Selain itu kendaraan

umum juga harus memiliki prosedur khusus sebelum digunakan untuk mengangkut penumpang atau

beroperasi di jalanan. Hal ini yang tidak dimiliki berbagai platform ojek online, khususnya gojek.

Berikut merupakan pandangan hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia berkaitan

dengan kendaraan atau angkutan umum menurut sindikat.com pada 15 November 2015:

Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

membagi kendaraan menjadi kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kemudian

pada Pasal 47 ayat (2), kendaraan bermotor dibagi lagi menjadi sepeda motor, mobil

penumpang, mobil bus, mobil barang dan kendaraan khusus. Kendaraan bermotor ada yang

perseorangan dan ada juga kendaraan bermotor umum.

Berdasarkan Pasal 1 poin ke-10 UU 22 Th. 2009, kendaraan bermotor umum adalah setiap

kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

Ojek sendiri merupakan jasa transportasi menggunakan sepeda motor dan dengan dipungut

bayaran. Dengan membandingkan dua hal di atas maka seharusnya dapatlah kita simpulkan

bahwa Ojek merupakan kendaraan bermotor umum.

Akan tetapi, permasalahan utamanya justru terletak pada kendaraan itu sendiri, yaitu sepeda

motor. Sepeda motor dinilai tidak sesuai dengan angkutan perkotaan di jalan-jalan utama.

Bahkan ojek tidak termasuk dalam angkutan umum yang terdapat dalam UU No 22 Tahun 2009

(menurut Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi Universitas Atma Jaya).

Pendapat dari Djoko Soetijowarno tidaklah salah, namun juga tidak benar seluruhnya. UU No 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan memang tidak menyebutkan dengan jelas

bahwa sepeda motor termasuk kendaraan bermotor umum, tetapi dalam UU tersebut juga tidak

terdapat larangan mengenai penggunaan sepeda motor sebagai kendaraan bermotor umum.

Contohnya yaitu Pasal 137 ayat (2), “Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor

berupa Sepeda Motor, Mobil penumpang, atau bus.”

19

Page 20: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan juga tidak

disebutkan dengan jelas mengenai penggunaan sepeda motor sebagai kendaraan umum untuk

mengangkut orang.

Pasal 10 ayat (4) PP No. 74 Tahun 2014 hanya menjelaskan teknis sepeda motor sebagai

angkutan barang. Jadi, belum ada peraturan yang mengatur secara jelas mengenai keberadaan

Ojek, khususnya Gojek yang dianggap melanggar peraturan angkutan orang.

Disamping sisi hukum yang ternyata memang belum mengatur secara rinci mengenai angkutan

umum roda 2, Go-Jek juga terkena isu pengenaan pajak atas pendapatan yang didapati oleh aktivitas

operasionalnya. Mantan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Sigit Priadi Pramudito pada 28 Juni 2015

mengungkapkan bahwa potensi penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) dari layanan Go-Jek, Uber Taxi,

Grabtaxi maupun Grab Bike cukup besar. Asumsikan terdapat 2.000 orang lebih pengemudi ojek yang

tergabung dalam Gojek dan tersebar di Jabodetabek. Belum lagi komunitas Grab Bike dan layanan

sejenisnya. Jika ribuan orang ini dipungut pajak penghasilan dari hasil pemotongan gajinya maka negara

akan mendapat tambahan penerimaan pajak. Meskipun demikian belum ada rilis resmi dari

Kementerian Keuangan berapa potensi penerimaan yang akan diperoleh negara dari bisnis ini.

Jika pemerintah akan mengenakan pajak atas bisnis Gojek, baik founder (manajemen Gojek) serta

driver Gojek seharusnya terbebani pajak. Dalam aturan Pajak Penghasilan disebutkan bahwa:

“Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak

(WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi

atau untuk menambah kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk

apapun termasuk : tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak

(Kusumaningrum, 2015).

Pajak adalah alat pemerataan pendapatan. Gojek dkk bersikap tidak adil jika bebas dari pajak terus-

menerus. Seperti kasus Uber yang melakukan penghindaran pajak di berbagai negara, bisnis

crowdsourcing memang sulit dan suatu hal yang asing bagi ranah hukum. Tidak mudah menangkapnya,

salah satu terobosan yang mungkin dari Otoritas Perpajakan yang saat ini tengah berlangsung adalah

persiapan Revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan. RUU KUP menjadi salah satu prioritas DPR dalam Program Legislasi Nasional 2016.

20

Page 21: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

Daftar Pustaka:

Kusumaningrum, Alifah. 2015. Crowdsouring Business: Tax Me if You Can (Case: Gojek).

http://bisnis.liputan6.com/read/2260881/kementerian-keuangan-incar-pajak-go-jek

http://www.banklesstimes.com/2013/10/17/canadian-tax-agency-rules-crowdfunding-income-is-

taxable/#sthash.4dWFjEqn.dpuf

http://www.dpr.go.id/uu/prolegnas/year/2016

http://www.sindikat.co.id/blog/gojek-tidak-sesuai-dengan-peraturan-ilegal-kah

Kusumaningrum, Alifah. 2015. Crowdsouring Business: Tax Me if You Can (Case: Gojek)

http://metro.sindonews.com/read/1097055/171/belum-dapat-izin-resmi-uber-dan-grab-nekat-beroperasi-1459369393/10

http://rachmawatituss.blogspot.co.id/2016/07/analisis-etika-bisnis-di-perusahaan-go.html

http://www.sindikat.co.id/blog/order-fiktif-gojek-pelanggaran-perjanjian-kerja-pmh-penipuan

Hf ribaay, (http://www.kompasiana.com/hfribaay/review-kasus-taksi-konvensional-vs-grab-

uber-dan-gojek_57080657b79373f50bcb28a6. Diakses 1 desember 2016)

farhan abdul majid, (http://www.kompasiana.com/famajiid/taksi-konvensional-vs-online-

fenomena-perubahan-sosial_56f147a78f7a6182090c8281 .Diakses 1 desember 2016 )

djosave, (http://indoblazer.com/2016/03/inilah-alasan-dan-analisa-kenapa-gojek.html. Diakses 1

desember 2016)

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151202155246-185-95502/nadiem-7-ribu-sopir-gojek-terlibat-order-fiktif/

http://www.rancahpost.co.id/20151246450/ternyata-begini-cara-bikin-order-fiktif-gojek-jangan-ditiru/

http://www.gojakgojek.com/2015/11/pengalaman-order-fiktif-gojek-ojek-online.html

http://www.seputarteknologi.com/go-jek-layanan-ojek-online-indonesia/

21

Page 22: Analisis Kasus Gojek Manajemen Strategi

http://blog.lintasarta.net/article/industry-solutions/manufacture-and-trading/mengenal-cara-kerja-

cloud-computing-pada-gojek/

http://www.gojakgojek.com/2016/01/hacker-indonesia-bocorkan-kelemahan-keamanan-gojek.html

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160110150036-185-103256/programmer-indonesia-

bongkar-borok-aplikasi-gojek/

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160110173342-185-103275/6-cela-berbahaya-di-aplikasi-

gojek/

http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160110170059-185-103272/mudahnya-meretas-aplikasi-

gojek/

https://www.go-jek.com/blog

https://id.techinasia.com/talk/pricing-promo-gojek-dan-grabbike

http://aitinesia.com/bagaimana-nasib-go-jek-setelah-tidak-ada-lagi-tarif-promo

22