Top Banner
ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE DAN KACANG-KACANGAN SEBAGAI ANTIEMETIK PADA IBU HAMIL TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi Oleh: Armeida Pratiwi 135070301111042 PROGRAM STUDI ILMU GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
83

ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

Oct 27, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN

FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE DAN KACANG-KACANGAN

SEBAGAI ANTIEMETIK PADA IBU HAMIL

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Gizi

Oleh:

Armeida Pratiwi

135070301111042

PROGRAM STUDI ILMU GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

i

ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN

FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE DAN KACANG-KACANGAN

SEBAGAI ANTIEMETIK PADA IBU HAMIL

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Gizi Kesehatan

Oleh:

Armeida Pratiwi

135070301111042

PROGRAM STUDI ILMU GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

ii

.Sc.

Page 4: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Armeida Pratiwi

NIM : 135070301111042

Program Studi : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya

menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya. Apabila di

kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 14 Juni 2017

Yang membuat pernyataan,

Armeida Pratiwi

NIM.135070301111042

Page 5: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

”Analisis Kandungan Zingeron pada Formulasi Minuman Fungsional Berbahan

Dasar Jahe dan Kacang-Kacangan sebagai Antiemetik pada Ibu Hamil”.

Ketertarikan penulis akan topik ini didasari oleh fakta bahwa sebagian

besar ibu hamil mengalami mual muntah pada trimester awal kehamilan. Salah

satu cara efektif untuk menurunkan mual muntah yaitu dengan pemberian jahe.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat minuman fungsional berbahan dasar jahe

dan membuktikan adanya perbedaan kadar zingeron sebagai salah satu

komponen utama jahe yang dapat menurunkan mual muntah.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Dr.dr. Sri Andarini, M.Kes., dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

yang telah memberikan penulis kesempatan menuntut ilmu di FKUB

2. Dian Handayani, SKM., M.Kes., PhD, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Gizi

Kesehatan yang telah membimbing penulis menuntut ilmu di PS Ilmu Gizi

Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3. Yosfi Rahmi, S.Gz, M.Sc., sebagai pembimbing pertama yang dengan sabar

membimbing untuk bisa menulis dengan baik, dan senantiasa memberi

semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Leny Budhi Harti, S.Gz, M.Si Med., sebagai pembimbing kedua yang dengan

sabar telah membimbing penulisan dan analisis data, dan senantiasa

memberi semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Page 6: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

v

5. Fuadiyah Nila Kurniasari, S.Gz., MPH., sebagai ketua peneliti yang telah

memfasilitasi dan membimbing penelitian untuk Tugas Akhir ini.

6. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir FKUB, yang telah membantu

melancarkan urusan administrasi, sehingga penulis dapat melaksanakan

Tugas Akhir dengan lancar.

7. Para analis di Laboratorium Kimia FMIPA UM, Laboratorium Fisiologi Hewan

FMIPA UB, dan Laboratorium Farmakologi FKUB yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Yang tercinta ibunda Garyanti dan ayahanda Mas Djoko Baroto serta kakak

Aviandri Widagdo dan Naviandi Kartiko atas segala pengertian dan kasih

sayangnya.

9. Teman-temanku Bella, Wenny, Defanda, Lydia, Puteri, Sabila, Amalia,

Aninda, Intan dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu untuk

semangat dan motivasinya.

10. Teman-temanku Irmita, Kusumaningrum, Dea, dan Kautsar atas

kerjasamanya sebagai rekan dalam satu penelitian gabungan.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Malang, Juni 2017

Penulis

Page 7: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

vi

ABSTRAK

Pratiwi, Armeida. 2017. Analisis Kandungan Zingeron pada Formulasi Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe dan Kacang-Kacangan sebagai Antiemetik pada Ibu Hamil. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Yosfi Rahmi, S.Gz., M.Sc. (2) Leny Budhi Harti, S.Gz., M.Si.Med.

Kejadian mual muntah pada wanita hamil tergolong cukup tinggi yaitu berkisar 50-90%. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan pelepasan neurotransmitter (serotonin) yang dapat merangsang pusat muntah di sistem saraf pusat. Minuman fungsional ini terdiri dari bahan utama jahe yang mengandung senyawa antioksidan zingeron yang berfungsi sebagai penangkap radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan penghambat input saraf aferen visceral dengan bertindak sebagai antagonis reseptor 5-HT3. Namun, zingeron dapat terbentuk apabila senyawa gingerol pada jahe berdekomposisi pada suhu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan zingeron pada beberapa formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental nyata. Penelitian ini menggunakan 3 formulasi terbaik minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan dengan proporsi sari jahe : kedelai : kacang hijau berturut-turut yaitu 22,24% : 31,78% : 45,98% pada formula 1, 17,25% : 32,75% : 50,00% pada formula 2, dan 33,35% : 20,00% : 46,65% pada formula 3 yang didapatkan dari hasil optimasi software Design Expert 7.0. Kandungan zingeron diuji dengan metode GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrofotometry) dan didapatkan hasil kandungan

zingeron pada formula 1 hingga formula 3 yaitu 12,98%; 3,15%, dan 13,93%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat kandungan zingeron pada 3 formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan. Kandungan tertinggi ada pada formulasi 3 dengan proporsi sari jahe 33,351%.

Kata kunci: minuman fungsional, jahe, zingeron, antiemetik

Page 8: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

vii

ABSTRACT

Pratiwi, Armeida. 2017. Analysis of Zingeron Compounds on Ginger and Nuts-Based Functional Drinks Formulations as Antiemetics in Pregnant Women. Final Assignment, Department of Nutrition Sciences, Faculty of Medicine, Brawijaya University. Supervisor: (1) Yosfi Rahmi, S.Gz., M.Sc. (2) Leny Budhi Harti, S.Gz., M.Si.Med.

The incidence of nausea and vomiting in pregnant women is quite high, ranging from 50-90%. One of those many factors is due to the increasing of free radicals of Nitric Oxide (NO) and releasing of neurotransmitters (serotonin) that can affect the central nausea in the central nervous system. This functional drinks contains of zingeron antioxidant that serves as a scavenger of free radical Nitric Oxide (NO) and input inhibitor of visceral afferent by acting as a 5-HT3 receptor antagonist. However, zingeron can be formed by decomposition of gingerol at high temperatures. The purpose of this study was to determine the existence of zingeron compound in some formulation of functional drinks made from ginger and nuts. The type of this research was true experimental study. This research using best 3 formulation of functional drinks with proportion of ginger extract: soybeans extract: mung beans extract respectively is 22.24%: 31.78%: 45.98% on first formula; 17.25%: 32.75%: 50.00% on second formula; and 33.35%: 20.00%: 46.65% on third formula from optimization result of Design Expert 7.0. Zingeron compound was analyzed using GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrophotometry) and the results of zingeron compound on the first to third formula were 12.98%, 3.15%, and 13.93%. The conclusion is zingeron compound is available in three formulations of functional drinks. The highest content is in the third formulation with ginger extract ratio 33.351%.

Keywords: functional drink, ginger, zingeron, antiemetic

Page 9: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

viii

DAFTAR ISI

Judul .................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan………................................................................................ii

Pernyataan Keaslian Tulisan…………………………………………………………..iii

Kata Pengantar …………………………………………………………………………iv

Abstrak………………………………………………………………………………..…vi

Abstract………………………………………………………………………………….vii

Daftar Isi .............................................................................................................viii

Daftar Tabel ........................................................................................................xii

Daftar Gambar ................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran………………………………………………………………………..xiv

Daftar Singkatan ………………………...………………………………..……..……xv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ….. ......................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Kehamilan .......................................................................................... 6

2.2 Mual dan Muntah Kehamilan (Pregnancy Induced Nausea and Vomiting) ............................................................................................ 6 2.2.1 Patofisiologi ………………………………………………………….. 7

2.2.2 Etiologi ………………………………………………………………… 8

2.3 Jahe (Zingiber officinale) .................................................................... 12

Page 10: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

ix

2.3.1 Deskripsi …………………………………………………………….. 13

2.3.2 Kandungan ………………………………………………………….. 14

2.3.3 Khasiat ……………………………………………………………….. 15

2.3.4 Jenis ………………………………………………………………….. 16

2.4 Zingeron .............................................................................................. 18

2.5 Minuman Fungsional ........................................................................... 20

2.5.1 Kedelai (Glycine max (L) Merill) ………..………………………….. 21

2.5.2 Kacang Hijau (Vigna radiate atau Phaseolus radiatus) ……………….. 23

2.5.3 Kayu Manis (Cinnamonum burmanni) ……………………………….24

2.5.4 Gula Merah ……………………………………………………………..25

2.5.5 Gula Pasir ………………………………………………………………26

2.5.6 Sereh (Andropogon nardus ) ….……………………………………. 27

2.6 Pengeringan Beku (Freeze Drying)………………………………………..28

2.7 Ekstraksi Maserasi…………………………………………………………..28

2.8 GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrofotometry)……….……….29

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................... 30

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................30

3.2 Hipotesis Penelitian ...............................................................................31

BAB 4 METODE PENELITIAN ………………...................................................32

4.1 Rancangan Penelitian...........................................................................32

4.2 Populasi dan Sampel ………................................................................33

4.2.1. Kriteria Inklusi ……………………...…...………………………...…..33

4.2.2 Kriteria Eksklusi ………………………………………………………..34

4.3 Variabel Penelitian ……………………….………………………………….35

4.3.1 Variabel Independen/ Variabel Bebas …..………………………….35

Page 11: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

x

4.3.2 Variabel Dependen/ Variabel Terikat ……..…………………………35

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………..………………………..35

4.4.1 Lokasi Penelitian ……………………………….……………………...35

4.4.2 Waktu Penelitian ……………………………….……………………...35

4.5 Bahan dan Alat Penelitian ………………………………………………....36

4.5.1 Pembuatan Sari Jahe ………………………………………………....36

4.5.2 Pembuatan Sari Kedelai ………………………………………………36

4.5.3 Pembuatan Sari Kacang Hijau ……………………………………… 36

4.5.4 Pembuatan Bumbu …………………………………………………… 37

4.5.5 Pembuatan Formulasi Minuman ……………………………………. 37

4.5.6 Freeze Drying…….…………………………………………………… 37

4.5.7 Ekstraksi…….…….…………………………………………………… 38

4.5.8 Uji Kadar Zingeron.…………………………………………………… 38

4.6 Definisi Istilah/ Operasional ………………………………………………...39

4.7 Prosedur Penelitian/ Pengumpulan Data …………………………………39

4.7.1 Prosedur Pembuatan Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe dan Kacang-kacangan…………………………………………..39 4.7.1.1 Proses Pembuatan Sari Jahe ………………..…………...39

4.7.1.2 Proses Pembuatan Sari Kedelai …………..……………..40

4.7.1.3 Proses Pembuatan Sari Kacang Hijau …..……………...40

4.7.1.4 Proses Pembuatan Bumbu ………………..……………. 41

4.7.1.5 Proses Pencampuran Bahan ……….…….…………….. 41

4.8 Alur Penelitian ………………….………………………….………………..42

4.8.1 Prosedur Freeze Drying…………………………………….…………42

4.8.2 Prosedur Ekstraksi…...…………………………………….…………43

4.8.1 Prosedur Uji Kadar Zingeron……………..……………….…………44

Page 12: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

xi

4.9 Pengumpulan Data …………………………………….………………..…45

4.9.1 Data Primer ………………………………………………………...45

4.9.2 Data Sekunder ……………………………….……………………45

4.10 Pengolahan dan Analisis Data …………………….…………………..45

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .....................................46

5.1 Formulasi Minuman Fungsional …………………………………………46

5.2 Hasil Uji Kandungan Zingeron dengan GCMS (Gas Chromato- graphy Mass Spectrofotometry)………………………………………….47

BAB 6 PEMBAHASAN …………………………………....................................48

6.1 Karakteristik Formula Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe dan Kacang-kacangan……………………………………………………..48

6.2 Analisis Kandungan Zingeron……………………………………....……49

6.3 Implikasi terhadap Bidang Gizi Kesehatan……………………………..52

6.4 Kelemahan Penelitian …………………………………………………….54

BAB 7 PENUTUP…………………………………………………………………….56

7.1 Kesimpulan …………………………………………………………………56

7.2 Saran ………………………………………………………………………..56

Daftar Pustaka ……………………………………….………………………………58

Lampiran ………………………………………………………………………………64

Page 13: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Jahe per 100 gram ........................................................... 14

Tabel 2.2 Komposisi Biji Kedelai Kering per 100 gram ………………………….. 22

Tabel 2.3 Nilai Gizi Biji Kacang Hijau (Tiap 100 Gram) …………...…………….. 24

Tabel 4.1 Tabel Definisi Istilah / Operasional ……………………………………..39

Tabel 5.1 Hasil Rendemen pada Masing-Masing Bahan………………………...47 Tabel 5.2. Kandungan Senyawa Zingeron pada Masing-Masing

Formulasi Minuman Berdasarkan Hasil Analisis GCMS……………..47

Page 14: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Jahe ............................................................................. 13

Gambar 2.2 Struktur Kimia Zingeron …………………..…………………………..18

Gambar 2.3 Biji Kedelai …….............................................................................21

Gambar 2.4 Biji Kacang Hijau ...........................................................................23

Gambar 2.5 Kayu Manis ………………………………..……………………………24

Gambar 2.6 Gula Merah ………………………………………………………….....25

Gambar 2.7 Gula Pasir ……………………………………………………............ 26

Gambar 2.8 Sereh …………………………………………………………….…… 27

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ……………………………………………………. 30

Gambar 4.1 Diagram Alir Prosedur Penelitian ……....……………………………42

Gambar 4.2 Diagram Alur Freeze Drying …..………………….………………….43

Gambar 4.3 Diagram Alur Proses Ekstraksi ………………………………………44 Gambar 4.2 Diagram Alur Kerja GCMS …………………………………………...45

Page 15: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses pembuatan minuman …………………………………………64

Lampiran 2. Proses pengeringan dingin (freeze drying)………………………….66

Lampiran 3. Proses ekstraksi dan evaporasi ……………………………………..67

Lampiran 4. Proses analisis GCMS…………………………………………………68

Lampiran 5. Determinasi Tanaman Jahe Gajah ………………………………….69

Lampiran 6. Determinasi Tanaman Kacang Kedelai……………………………..70

Lampiran 7. Determinasi Tanaman Kacang Hijau ……………………………….71

Lampiran 8. Hasil analisis ragam (ANOVA) pada Design Expert 7.0 …………72

Lampiran 9. Tiga formula minuman terpilih hasil optimasi Design Expert 7.0……..……………………………………………..72

Lampiran 10. Grafik contour plot nilai desirability formula yang terpilih………72

Lampiran 11. Grafik tiga dimensi nilai desirability formula yang terpilih……….73

Lampiran 12.1 Hasil Kromatogram Formula 1 …………………………………..74

Lampiran 12.2 Analisis Komponen Zingeron Formula 1 ………………………..75

Lampiran 13.1 Hasil Kromatogram Formula 2 ……………………………………76

Lampiran 13.2 Analisis Komponen Zingeron Formula 2 ……………………..…77

Lampiran 14.1 Hasil Kromatogram Formula 3 …………………………………...78

Lampiran 14.2 Analisis Komponen Zingeron Formula 3 ………………………..79

Page 16: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

xv

DAFTAR SINGKATAN

CTZ : Chemoreceptor Trigger Zone

CVC : Central Vomiting Centre

FDA : The Food and Drug Administration

FFC : The Functional Food Center

FSH : Follicle-Stimulating Hormone

GCMS : Gas Chromatography Mass Specrofotometry

hCG : human Chorionic Gonadotropin

HG : Hypergravidarum

HPLC : High Profile Liquid Chromatography

IMT : Indeks Massa Tubuh

LH : Luteinizing Hormone

LTLT : Low Temperature Long Time

MMPI : Minnesota Multiphasic Personality Inventory

NO : Nitrit Oksida

NVP : Nausea and Vomiting of Pregnancy

PGE2 : Placental prostaglandin E2

TSH : Throid-Stimulating Hormon

Page 17: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE
Page 18: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

vi

ABSTRAK

Pratiwi, Armeida. 2017. Analisis Kandungan Zingeron pada Formulasi Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe dan Kacang-Kacangan sebagai Antiemetik pada Ibu Hamil. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu

Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Yosfi Rahmi, S.Gz., M.Sc. (2) Leny Budhi Harti, S.Gz., M.Si.Med.

Kejadian mual muntah pada wanita hamil tergolong cukup tinggi yaitu berkisar 50-90%. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan pelepasan neurotransmitter (serotonin) yang dapat merangsang pusat muntah di sistem saraf pusat. Minuman fungsional ini terdiri dari bahan utama jahe yang mengandung senyawa antioksidan zingeron yang berfungsi sebagai penangkap radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan penghambat input saraf aferen visceral dengan bertindak sebagai antagonis reseptor 5-HT3. Namun, zingeron dapat terbentuk apabila senyawa gingerol pada jahe berdekomposisi pada suhu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan zingeron pada beberapa formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental nyata. Penelitian ini menggunakan 3 formulasi terbaik minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan dengan proporsi sari jahe : kedelai : kacang hijau berturut-turut yaitu 22,24% : 31,78% : 45,98% pada formula 1, 17,25% : 32,75% : 50,00% pada formula 2, dan 33,35% : 20,00% : 46,65% pada formula 3 yang didapatkan dari hasil optimasi software Design Expert 7.0. Kandungan zingeron diuji dengan metode GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrofotometry) dan didapatkan hasil kandungan zingeron pada formula 1 hingga formula 3 yaitu 12,98%; 3,15%, dan 13,93%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat kandungan zingeron pada 3 formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan. Kandungan tertinggi ada pada formulasi 3 dengan proporsi sari jahe 33,351%.

Kata kunci: minuman fungsional, jahe, zingeron, antiemetik

Page 19: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

vii

ABSTRACT

Pratiwi, Armeida. 2017. Analysis of Zingeron Compounds on Ginger and Nuts-Based Functional Drinks Formulations as Antiemetics in Pregnant Women. Final Assignment, Department of Nutrition Sciences, Faculty of Medicine, Brawijaya University. Supervisor: (1) Yosfi Rahmi, S.Gz., M.Sc. (2) Leny Budhi Harti, S.Gz., M.Si.Med.

The incidence of nausea and vomiting in pregnant women is quite high, ranging from 50-90%. One of those many factors is due to the increasing of free radicals of Nitric Oxide (NO) and releasing of neurotransmitters (serotonin) that can affect the central nausea in the central nervous system. This functional drinks contains of zingeron antioxidant that serves as a scavenger of free radical Nitric Oxide (NO) and input inhibitor of visceral afferent by acting as a 5-HT3 receptor antagonist. However, zingeron can be formed by decomposition of gingerol at high temperatures. The purpose of this study was to determine the existence of zingeron compound in some formulation of functional drinks made from ginger and nuts. The type of this research was true experimental study. This research using best 3 formulation of functional drinks with proportion of ginger extract: soybeans extract: mung beans extract respectively is 22.24%: 31.78%: 45.98% on first formula; 17.25%: 32.75%: 50.00% on second formula; and 33.35%: 20.00%: 46.65% on third formula from optimization result of Design Expert 7.0. Zingeron compound was analyzed using GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrophotometry) and the results of zingeron compound on the first to third formula were 12.98%, 3.15%, and 13.93%. The conclusion is zingeron compound is available in three formulations of functional drinks. The highest content is in the third formulation with ginger extract ratio 33.351%.

Keywords: functional drink, ginger, zingeron, antiemetic

Page 20: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mual dan muntah kehamilan (Pregnancy Induced Nausea and

Vomiting) adalah keluhan yang biasa dialami oleh wanita di awal kehamilan.

Pada umumnya keluhan tersebut memuncak pada usia kehamilan 9 minggu

(Malagelada, 2010). Sekitar 50-90% wanita hamil mengalami keluhan mual

yang kemudian diikuti dengan kejadian muntah (Jueckstock et al., 2010).

Resiko mual muntah akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki riwayat

mual muntah pada kehamilan sebelumnya dan gejalanya akan menjadi lebih

parah apabila wanita tersebut hamil kembar (Taylor, 2014). Apabila mual

muntah berlangsung terus-menerus dan menjadi parah (hipergravidarum)

dapat mengakibatkan berbagai komplikasi seperti dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, dan penurunan berat badan hingga 5% dari

berat badan kehamilan normal (Malagelada, 2010 ; Taylor, 2014).

Sejauh ini belum ada mekanisme pasti yang menjelaskan tentang

kejadian mual muntah pada ibu hamil. Namun saat hamil, wanita akan

memproduksi hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG). Hormon

tersebut akan memicu produksi hormon estrogen sehingga menstimulasi

produksi Nitrit Oksida (NO) di dalam ovarium (Ha et al., 2010). Kadar NO

yang meningkat akan menurunkan pengosongan lambung (Lee, 2011).

Gangguan tersebut akan merangsang terjadinya mual

Page 21: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

2

muntah dengan melepaskan neurotransmitter sekunder, yaitu serotonin, dari

sel entrochromaffin mukosa. Neurotransmiter tersebut memicu sinyal aferen

menuju Central Vomiting Centre (CVC). Kemudian terjadi respon mual

muntah yang diawali dengan mual (nausea), timbulnya keinginan untuk

muntah (retching) hingga pengeluaran paksa isi lambung (ekspulsi) (Putra,

2009)

Jahe (Zingiber officinale) dikenal sebagai tanaman herbal dan bumbu

makanan yang berpotensi sebagai antiemetik (Malhotra dan Singh, 2003).

Antiemetik merupakan agen yang dapat mencegah atau meringankan mual

muntah (Dorland, 2011). Penggunaan jahe yang aman dan efektif untuk

mengatasi mual dan muntah pada kehamilan adalah 1 gram per hari (4 kali

250 mg) (Wiraharja et al., 2011). Hal tersebut didukung oleh penelitian yang

dilakukan Fitria (2013) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

frekuensi mual dan muntah sebelum dan sesudah pemberian jahe pada

wanita hamil. Jahe memiliki efek antioksidan. Antioksidan yang terkandung

dalam jahe berupa senyawa fenolik, seperti gingerol, shogaol dan zingeron

dan termasuk ke dalam klasifikasi antioksidan primer (Amir, 2014).

Antioksidan primer berfungsi untuk mencegah pembentukan senyawa

radikal baru karena dapat merubah radikal bebas yang ada menjadi molekul

yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas tersebut sempat

bereaksi (Kumalaningsih, 2006).

Zingeron dapat menekan mual muntah dengan cara menangkap

radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan menghambat input saraf aferen visceral

dengan bertindak sebagai antagonis reseptor 5-HT3 (Ahmad et al., 2015 ;

Lete dan Allué, 2016). Zingeron merupakan senyawa antioksidan yang

Page 22: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

3

merupakan derivat dari kelompok Methoxyphenol dan kandungannya

mencapai sekitar 9,25% pada jahe (Ahmad et al., 2015). Keunggulan dari

senyawa zingeron ini adalah jumlah zingeron akan meningkat seiring

dengan bertambahnya suhu. Hal tersebut dikarenakan gingerol

berdekomposisi menjadi zingeron dan shogaol pada suhu yang lebih tinggi

(diatas 45°C) (Supardan et al., 2011).

Selama ini jahe sudah diolah menjadi berbagai macam produk, baik

dalam bentuk biskuit, bubuk, tablet, dan kapsul. Namun saat ini masih belum

ditemukan produk minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-

kacangan yang digunakan sebagai antiemetik, sehingga perlu dilakukan

penelitian mengenai formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe dan

kacang-kacangan. Jenis jahe yang digunakan adalah jahe gajah karena jahe

tersebut memiliki rasa yang tidak terlalu pedas bila dibandingkan dengan

jahe emprit dan jahe merah. Sedangkan jenis kacang-kacangan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu kedelai dan kacang hijau karena

memiliki kandungan protein dan mineral yang tinggi. Selain itu minuman

fungsional pada penelitian ini menggunakan bahan-bahan tambahan

sebagai bumbu seperti kayu manis, sereh, gula merah dan gula pasir.

Penelitian ini menggunakan proses pemanasan pada pembuatannya, yaitu

pasteurisasi pada suhu 63-70°C selama 30 menit sehingga akan

meningkatkan kandungan zingeron di dalam minuman. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan zingeron pada minuman

fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan dengan

menggunakan 3 formulasi terbaik dengan proporsi sari jahe : kedelai :

kacang hijau berturut-turut yaitu 22,24% : 31,78% : 45,98% pada formula 1,

Page 23: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

4

17,25% : 32,75% : 50,00% pada formula 2, dan 33,35% : 20,00% : 46,65%

pada formula 3 yang sudah didapatkan dari proses optimasi Design Expert

7.0 berdasarkan respon aktivitas antioksidan, total fenol, protein dan mutu

organoleptik dari penelitian sebelumnya (Putri, 2017 ; Wijayanti, 2017 :

Sukoharsono, 2017 dan Dasilva, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat kandungan zingeron pada 3 formulasi terbaik minuman

fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan zingeron pada 3 formulasi

terbaik minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-

kacangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui kandungan zingeron pada formulasi minuman

fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan.

1.3.2.2 Mengetahui jumlah kadar zingeron pada formulasi

minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-

kacangan.

Page 24: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

1.4.1.1 Dapat menambah pengetahuan / referensi tentang

formulasi produk minuman fungsional yang berbahan

dasar jahe dan kacang-kacangan.

1.4.1.2 Dapat memberikan informasi mengenai kandungan

zingeron pada produk minuman fungsional yang berbahan

dasar jahe dan kacang-kacangan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan

diharapkan dapat memberikan informasi dan alternatif pilihan produk

antiemetik dengan kandungan zingeron sehingga dapat memberikan

manfaat bagi kesehatan.

Page 25: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai

kelahiran bayi. Kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40

minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-

masing berlangsung dalam beberapa minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga

semester, yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester kedua (13-27

minggu) dan trimester ketiga (28-40 minggu) (Saminem, 2008).

Seiring dengan kemajuan kehamilan, lambung dan usus tergeser oleh

uterus yang membesar. Pengosongan lambung dan waktu transit di usus

melambat pada kehamilan karena faktor hormon dan mekanis (Pritchard et

al., 1991).

2.2 Mual dan Muntah Kehamilan (Pregnancy Induced Nausea and

Vomiting)

Mual adalah Mual dan muntah merupakan keluhan umum selama paruh

pertama kehamilan. Biasanya keluhan ini muncul antara periode terlambat

haid pertama dan kedua dan berlanjut hingga sekitar 14 minggu

(Cunningham et al., 2010). Mual dan muntah merupakan keluhan utama

pada 50-90% kehamilan. Keluhan yang khas ini terjadi antara 4 dan 8 minggu

Page 26: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

7

dan berlanjut sampai 14-16 minggu kehamilan (Cunningham et al., 2010).

Kondisi ini biasanya memuncak pada sekitar 9 minggu kehamilan dan

berhenti pada 20 minggu kehamilan. Namun pada 20% ibu hamil yang mual

muntah, keluhannya dapat berlanjut sampai persalinan. Mual muntah lebih

sering terjadi pada wanita yang mengalami kehamilan pertama, kurang

berpendidikan, usia muda, bukan perokok, obesitas, atau orang-orang

dengan riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya (Jueckstock et al.,

2010).

2.2.1 Patofisiologi

Sejauh ini belum ada mekanisme pasti yang menjelaskan tentang

kejadian mual muntah pada ibu hamil. Namun secara umum , mual muntah

dapat terjadi apabila terdapat rangsangan pada pusat muntah (Vomiting

Center). Terdapat 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, yaitu

Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) dan Central Vomiting Centre (CVC).

Pusat muntah menerima input dari berbagai macam jaras, yaitu:

1. Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek

serebri dan system limbic menuju pusat muntah (Vomiting Center).

2. Muntah yang terjadi karena pusat muntah terangsang melalui vestibular

atau sistim vestibuloserebella dari labirin di dalam telinga.

3. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak yang terdeteksi

oleh Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ).

4. Nervus vagal dan visceral, merupakan jaras yang dapat menstimulasi

muntah melalui iritasi saluran cerna disertai saluran cerna dan

pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang

Page 27: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

8

maka cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya

muntah (Murry dan Christie, 1998 ; Wood, Alpers, dan Andrews, 1999 ;

Fitzgerald dan Clark, 1988 dalam Putra, 2009).

Emesis merupakan respon terhadap gastrointestinal iritan.

Gastrointestinal akan merangsang terjadinya mual muntah dengan

melepaskan neurotransmitter sekunder, yaitu serotonin, dari sel

entrochromaffin mukosa. Neurotransmiter tersebut memicu sinyal aferen

menuju CVC. Kemudian terjadi respon mual muntah yang diawali dengan

mual (nausea), timbulnya keinginan untuk muntah (retching) hingga

pengeluaran paksa isi lambung (ekspulsi) (Putra, 2009)

2.2.2 Etiologi

Ada beberapa hal yang dianggap sebagai etiologi mual dan muntah

dalam kehamilan yaitu:

a. Faktor Psikologis

Mual dan muntah dalam kehamilan diduga sebagai penyakit

psikosomatis atau kelainan konversi, wanita yang mengalaminya tidak

bisa menghadapi tekanan dengan keadaan kehamilannya dan

mengalihkannya pada gejala fisik. Ada hubungan antara mual dan

muntah dalam kehamilan dengan keadaan depresi, anxietas dan histeria.

Pada suatu penelitian yang terkenal, Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (MMPI) membagi wanita hamil dengan hiperemesis dan wanita

hamil tanpa hiperemesis. MMPI menyatakan bahwa sebagian besar

wanita dengan hiperemesis mempunyai histeria, rasa ketergantungan

Page 28: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

9

yang besar pada ibunya dan kepribadian yang kekanak-kanakan

(Wiraharja, 2011).

b. Adaptasi Evolusi

Dikatakan bahwa mual dan muntah dalam kehamilan adalah suatu

mekanisme yang berguna untuk memproteksi wanita hamil dan janin dari

infeksi yang menular lewat makanan dan dari toksin. Sebagai contoh,

gejala mual dan muntah dalam kehamilan paling banyak terjadi selama

masa trimester pertama, ketika janin paling rentan terpapar potensi efek

teratogenik dari substansi asing. Lebih lanjut, makanan yang sering

dihindari adalah yang berpotensi berbahaya, makanan yang mengandung

toksik seperti daging, telur, ikan, yang mana lebih cenderung

mengandung bakteri atau jamur daripada makanan lain (Wiraharja, 2011).

c. Helicobacter pylori

Suatu penelitian prospektif dipublikasikan pada tahun 1998,

menyatakan bahwa serum antibody H. pylori pada wanita dengan

hiperemesis gravidarum meningkat hampir dua kali lipat (Wiraharja,

2011). Sebuah studi lain yang menarik menemukan adanya hubungan

antara infeksi kronik Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis

gravidarum. Pada studi tersebut, sebanyak 61,8% perempuan hamil

dengan hyperemesis gravidarum menunjukkan hasil tes deteksi genom H.

pylori yang positif, namun studi tersebut masih kontroversial. Sebuah

studi lain di Amerika Serikat mendapatkan tidak terdapat hubungan

antara hiperemesis gravidarum dengan infeksi H. pylori (Gunawan, 2011).

Page 29: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

10

d. Faktor Metabolisme dan Hormonal

Meskipun pathogenesis NVP (Nausea and Vomiting of Pregnancy)

dan HG (Hypergravidarum) masih belum diketahui dengan pasti, namun

dapat diterima secara luas bahwa mual muntah kehamilan merupakan

hasil dari berbagai metabolisme dan faktor endokrin yang banyak berasal

dari plasenta. Factor yang paling berpengaruh adalah human chorionic

gonadotropin (hCG). Hubungan antara hCG dan NVP bisa dilihat dari

puncak kejadian mual muntah yang bersamaan dengan puncak produksi

hCG, keduanya terjadi antara 12 – 14 minggu kehamilan. Mual muntah

yang parah sering terjadi pada wanita hamil yang level hCG nya

meningkat seperti pada kehamilan molar (hamil anggur), kehamilan

kembar, dan Down’s syndrome. Namun, beberapa penelitian tidak

menemukan adanya hubungan antara serum hCG pada kehamilan

trimester pertama dan frekuensi atau intensitas mual muntah. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Soules et al., pada wanita dengan

kehamilan molar yang level hCG nya 5-10 kali lebih tinggi daripada

control tidak menunjukkan hubungan yang berarti (Lee, 2011).

Estrogen, terutama estradiol, juga diduga mempunyai peranan

pada mual dan muntah kehamilan. Suatu penelitian mendemonstrasikan

bahwa wanita dengan hiperemesis gravidarum menunjukkan peningkatan

level estradiol pada trimester pertama kehamilan. Perubahan hormon

kehamilan juga bisa mengganggu fungsi neuromuskular dari sistem

gastrointestinal, yang berakibat pada mual dan muntah (Wiraharja, 2011).

Diketahui juga terdapat beberapa wanita mengalami mual setelah

menggunakan kontrasepsi oral. Lebih lanjut, konsentrasi estrogen yang

Page 30: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

11

tinggi seperti rendahnya paritas dan tingginya IMT (Indeks Massa Tubuh)

kehamilan dihubungkan dengan tingginya kejadian HG. Estrogen

berperan dalam HG dengan merangsang produksi nitrit oksida melalui

nitrogen oxidase synthetase, yang merelaksasi otot halus sehingga

memperlambat waktu transit dan pengosongan lambung (Lee, 2011).

Progesterone yang dikombinasi dengan estrogen juga data

berperan dalam kejadian mual muntah. Progesterone menurunkan

kontraktilitas otot halus dan menyebabkan proses pengosongan lambung

terhambat (gastric dysrhythmias) sehingga meningkatkan kejadian mual

muntah. Namun beberapa penelitian tidak menemukan perbedaan yang

signifikan antara level progesterone pada wanita dengan atau tanpa NVP.

Placental prostaglandin E2 (PGE2) juga berperan pada pathogenesis

NVP dikarenakan efeknya pada otot halus lambung. Hormon hCG

merangsang PGE2 plasenta dan memuncak antara 9-12 minggu

kehamilan, sama seperti hCG.

Hormon lain seperti serotonin, Throid-Stimulating Hormone (TSH),

leptin, hormone pertumbuhan, prolactin, adrenocortical-stimulating

hormone, cortisol, luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone

(FSH) dan gangguan regulasi sistem imun juga telah ditinjau

hubungannya namun tidak berperan terhadap kejadian mual muntah

(Lee, 2011)

e. Gastrointestinal Dysmotility

Perubahan motilitas lambung pada kehamilan yang dihubungkan

dengan tingginya level progesterone. Terlebih, pada kehamilan tua,

tekanan dari pembesaran uterus dapat menambah kemungkinan

Page 31: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

12

terjadinya mual muntah. Komposisi makanan juga dapat berperan pada

kejadian NVP. Menurut Jednak et al., konsumsi makanan yang tinggi

protein berhubungan dengan berkurangnya gejala dan perbaikan irama

kontraksi otot polos lambung. Makanan yang tinggi karbohidrat atau

lemak tidak memiliki pengaruh pada gejala dan perbaikan irama otot

polos lambung.

Pada penelitian Lawson et al. ditemukan bahwa waktu transit

makanan pada lambung lebih lama pada saat level progesterone

mencapai level tertinggi.yaitu trimester kedua dan ketiga daripada

trimester pertama. Didukung dengan penelitian Wald et al. yang

menemukan bahwa waktu transit makanan pada lambung menjadi lebih

lama pada trimester ketiga saat kadar progesterone dan estrogen

mencapai level yang tinggi (Wiraharja, 2011).

2.3 Jahe (Zingiber officinale)

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang

semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), sefamili

dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Curcuma xanthorrizha),

temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur

(Kaempferia galangal), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain (Handayani,

2013). Pada awalnya, jahe berasal dari Cina, kemudian menyebar ke India,

Asia Tenggara, Afrika Barat, dan kepulauan Karibia. Di Indonesia, jahe

adalah bahan utama untuk membuat wedhang jahe, minuman penghangat

badan. Minuman tersebut terbuat dari rimpang jahe. Selain itu jahe juga

digunakan sebagai bumbu masakan di seluruh dunia (Aini, 2015).

Page 32: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

13

Gambar 2.1 Tanaman Jahe

Sumber: http://kelmerjosari.malangkota.go.id/2016/08/19/tanaman-jahe/

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Rosc.

2.3.1 Deskripsi

Tumbuhan jahe berupa tumbuhan semak berbatang semu dengan

tinggi yang dapat mencapai 30-100 cm. Berdaun tunggal, berbentuk

lanset, dan panjang sekitar 15-28 mm. Akar berbentuk rimpang dengan

bagian dalam berwarna kuning. Tanaman yang menyukai sinar matahari

ini hidup di daerah tropis dan subtropis (Latief, 2014).

Page 33: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

14

2.3.2 Kandungan

Tabel 2.1 Komposisi Jahe per 100 gram

Komponen Jumlah

Kalori (kkal)

Protein (gram)

Lemak (gram)

Karbohidrat (gram)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Karoten total (µg)

Vitamin B1 (mg)

Vitamin C (mg)

Air (gram)

51,0

1,5

1,0

10,1

21,0

39,0

1,6

9,0

0,02

4,0

55

Sumber: DABM-1964 dalam Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2009)

Jahe mengandung lebih dari 3% minyak asiri, yang membuatnya

beraroma khas (Aini, 2015). Minyak asiri tersebut terdiri atas n-

nonylaldehide, d-camphene, d- -phellandrene, methyl heptenone, cineol,

d-borneol, geraniol, lonalool, acetates, caprylate, citral, chavicol,

gengerol, shogaol, dan zingiberene. Selain itu jahe juga mengandung

resin tepung kanji dan serat. (Arief, 2015). Sedangkan komponen utama

penyusun jahe adalah seskuiterpenoid yang tersusun dari zat

zingiberene. Seskuiterpenoid terdiri dari -sesquiphellandrene,

bisabolene, dan farnesene. Dalam jahe juga terdapat senyawa

monoterpenoid, yaitu - phellandrene, cineol dan citral dalam jumlah

sedikit (Aini, 2015). Sedangkan menurut Herbie (2015) jahe mengandung

minyak atsiri, damar, mineral, sineol, fellandren, kamfer, borneo,

zingiberin, zingiberol, gingerol, zingeron, lipidas, asam amino, niasin,

vitamin A dan protein.

Page 34: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

15

Tumbuhan jahe mempunyai bau aromatik, rasa pedas, hangat dan

tidak beracun (Arief, 2015). Rasa dan aroma jahe yang tajam tersebut

disebabkan oleh kandungan senyawa turunan fenilpropanoid, yaitu

gingerol dan shogaol (Aini, 2015).

2.3.3 Khasiat

Jahe memiliki efek antioksidan. Antioksidan yang terkandung

dalam jahe berupa senyawa fenolik, seperti gingerol, shogaol dan

zingeron dan termasuk ke dalam klasifikasi antioksidan primer (Amir,

2014). Antioksidan primer berfungsi untuk mencegah pembentuk

senyawa radikal baru karena dapat merubah radikal bebas yang ada

menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal

bebas tersebut sempat bereaksi (Kumalaningsih, 2006).

Jahe dapat mencegah mual dan muntah karena jahe mampu

menjadi penghalang serotinin, sebuah senyawa kimia yang dapat

menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual, termasuk

mual akibat mabuk perjalanan. Selain itu jahe membantu fungsi

pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease

dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak (Ardani,

2014).

Menurut berbagai penelitian, jahe terbukti mampu mengatasi rasa

mual akibat mabuk laut dan kemoterapi, serta morning sickness. The

Food and Drug Administration (FDA) mengakui khasiat jahe sebagai

herba yang secara umum aman digunakan. Namun, jahe tidak cocok jika

diminum dengan jenis obat tertentu, seperti warfarin (obat anti

pembekuan darah). Orang yang menderita penyakit batu empedu

Page 35: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

16

sebaiknya tidak mengonsumsi jahe, karena dapat memicu pelepasan

cairan empedu (Aini, 2015).

Secara umum, efek farmakologis jahe adalah menambah nafsu

makan, memperkuat lambung, peluruh kentut, peluruh keringat, pelancar

sirkulasi darah, penurun kolesterol, antimuntah, antiradang, antibatuk,

dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena

terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak yang

dikeluarkan rimpang jahe (Arief, 2015).

Menurut Handayani (2013), berbagai manfaat jahe berdasarkan

penelitian modern, antara lain :

- Menurunkan tekanan darah

- Membantu pencernaan

- Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah

penggumpalan darah

- Mencegah mual

- Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut

dan membantu pengeluaran angin.

- Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu

menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal

bebas di dalam tubuh.

2.3.4 Jenis

Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk,

dan warna rimpangnya.

1. Jahe Putih/Jahe Kuning Besar/Jahe Gajah/Jahe Badak (Z.

officinale var. officinarum)

Page 36: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

17

Rasa dan aromanya cukup tajam. Rimpangnya besar

dan gemuk, ruas rimpang lebih menggembung dibandingkan

dengan kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi

baik saat masih muda maupun sudah tua. Jahe gajah banyak

dimanfaatkan sebagai bahan campuran makanan, minuman,

kosmetika, dan bahan baku dalam kegiatan industri.

Permintaan komoditi ini meningkat dari tahun ke tahun dan

berpotensi sebagai komoditas eksport yang dikirim dalam

bentuk segar, kering, asinan, minyak asiri, dan oleoresin

(Handayani, 2013). Kandungan senyawa (6)-, (8)-, (10)-

gingerol dan (6)-shogaol pada jahe gajah adalah berturut-turut

sebesar 9,56 mg/g; 1,49 mg/g; 2,96 mg/g; dan 0,92 mg/g

(Fathona, 2011).

2. Jahe Putih/Jahe Kuning Kecil/Jahe Suntil/Jahe Emprit (Z.

officinale var. amarum)

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu

masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Ruasnya kecil, agak

rata sampai agak menggembung. Jahe ini bisa dipanen

setelah berumur tua. Kandungan minyak asirinya lebih besar

daripada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas dan

seratnya lebih tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan

atau untuk diekstrak menjadi oleoresin dan minyak asiri

(Handayani, 2013). Kandungan senyawa (6)-, (8)-, (10)-

gingerol dan (6)-shogaol berturut-turut pada jahe emprit

Page 37: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

18

sebesar 22,57 mg/g; 4,73 mg/g; 6,68 mg/g; dan 2,24 mg/g

(Fathona, 2011).

3. Jahe Merah (Z. officanale var. rubrum)

Jahe merah rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil

daripada jahe putih kecil, jahe merah selalu dipanen setelah

berumur tua. Kulit jahe ini berwarna merah muda, dagingnya

sedikit coklat dan memiliki serat lebih kasar. Jahe ini memiliki

kandungan minyak asiri paling tinggi dibandingkan dengan 2

klon lainnya sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan

(Handayani, 2013). Kandungan senyawa (6)-, (8)-, (10)-

gingerol dan (6)-shogaol berturut-turut pada jahe merah

sebesar 18,03 mg/g; 4,09 mg/g; 4,61 mg/g; dan 1,36 mg/g

(Fathona, 2011).

2.4 Zingeron

Gambar 2.2 Struktur Kimia Zingeron

Nama IUPAC: [4-(3-methoxy-4-hydroxyphenyl)-2-butanone].

Sumber: Ahmad et al., 2014

Page 38: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

19

Lebih dari 60 komponen aktif terkandung dalam jahe, yang kemudian

dibedakan menjadi komponen volatil dan non volatil. Zingeron termasuk dalam

komponen non volatil jahe. Zingeron terbentuk selama proses pengeringan jahe

dan juga oleh degradasi termal dari gingerol dan shogaol (Ahmad, et al., 2014).

Kadar zingeron yang terdapat pada jahe mencapai 9,25%. Zingeron

merupakan derivat dan bagian dari keluarga Methoxyphenol (Ahmad et al.,

2015). Zingeron utamanya terkandung pada jahe kering, namun pemasakan atau

pengeringan juga dapat merubah gingerol menjadi zingeron melalui reaksi

retroaldol (Zhang, 2012). Melalui metode High Profile Liquid Chromatography

(HPLC), ditunjukkan bahwa kandungan 6-gingerol, 8-gingerol, dan 10-gingerol

biasanya menurun pada jahe segar yang mengalami pengeringan dan

pemanggangan. Namun sebaliknya, jumlah zingeron meningkat secara signifikan

(Zhang, 2012). Selain itu juga berdasarkan hasil Gas Chromatography Mass

Specrofotometry (GCMS), gingerol sebagai salah satu oleoresin tidak terdeteksi.

Hal tersebut dikarenakan gingerol berdekomposisi menjadi zingeron dan shogaol

pada suhu yang lebih tinggi (diatas 45°C) (Supardan et al., 2011).

Waktu dan suhu pemanasan akan memengaruhi kualitas antioksidan.

Pemanasan jahe dengan suhu 100°C selama 6 menit akan memberikan efek

aktivitas antioksidan terbaik. Salah satunya ditandai dengan hasil analisi GCMS

zingeron yang total area puncaknya meningkat dari 5,68% menjadi 6,32% (Jaya,

2008). Zingeron memiliki titik didih 187 - 188 °C sehingga tidak ikut menguap

pada titik didih air (Vigon International Inc, 2015). Namun hasil penelitian lain

menyebutkan bahwa penambahan air dengan suhu yang lebih tinggi dari

56,12°C akan merusak fenol sehingga menurunkan kemampaun radical

scavenging dan aktivitas antioksidan (Kishk dan El Sheshetawy, 2010).

Page 39: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

20

Zingeron memiliki efek farmakologis yaitu aktivitas antioksidan yang dapat

mencegah terjadinya stres oksidatif (Ahmad et al., 2015). Senyawa ini dapat

menangkap radikal bebas Nitrit Oksida (NO). Nitrit oksida adalah mediator kimia

yang apabila bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan anion peroksinitrit dan

nitrit yang juga merupakan radikal bebas. Diketahui bahwa zingeron dapat

menghambat pembentukan anion peroksinitrit dan nitrit dengan cara kompetisi

sehingga oksigen tidak dapat berikatan dengan nitrit oksida. Nilai IC50 senyawa

zingeron yaitu 58,7 lg/ml, dimana nilai tersebut lebih tinggi bila dibandingkan

dengan nilai IC50 kurkumin sebesar 15,97 lg/ml (Rao dan Rao, 2010).

Selain itu senyawa yang terkandung dalam jahe dapat mencegah mual

muntah dengan cara meningkatkan irama dan motilitas pengosongan lambung

melalui saraf perifer sebagai antikolinergik dan antiserotoninergik (Lete dan Allué,

2016). Zingeron bekerja sebagai antagonis non kompetitif terhadap 5-HT3

receptors pada saraf aferen visceral (sistem saraf otonom) sehingga dapat

mencegah terjadinya mual muntah (Ahmad et al., 2015). Bersama dengan

gingerol dan shogaol, zingeron dapat memberikan efek antagonis terhadap

aktivas reseptor cholinergic (M)3 dan 5-HT3. Dengan demikian dapat

menghambat input saraf aferen yang menuju sistem saraf pusat yang distimulasi

oleh neurotransmitter khusus, yaitu serotonin, yang dikeluarkan oleh

gastrointestinal tract (Lete dan Allué, 2016).

2.5 Minuman Fungsional

Menurut The Functional Food Center (FFC), makanan fungsional adalah

makanan alami atau olahan yang mengandung komponen aktif biologis baik

yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Makanan fungsional efektif dan

Page 40: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

21

dalam jumlah tidak beracun terbukti secara klinis dapat memberikan manfaat

terhadap kesehatan untuk pencegahan, manajemen, atau perawatan terhadap

penyakit kronis. Komponen bioaktif atau molekul biokimia dapat memperbaiki

kesehatan melalui mekanisme fisiologis. Namun komponen bioaktif harus

dikonsumsi dalam dosis yang tepat karena komponen bioaktif mempunyai batas

atas (upper limit) sebelum menjadi berbahaya dan beracun bagi tubuh

(Martirosyan dan Singh, 2015).

2.5.1 Kedelai (Glycine max (L) Merill)

Gambar 2.3 Biji Kedelai

Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/files/GWhIKLTq/20161207133931-

Kedelai%20lahan%20masam.jpg

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Family : Fabaeceae

Page 41: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

22

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merr. Var. Detam 1

Kedelai merupakan tanaman pangan jenis kacang-kacangan yang biasa

diolah oleh masyarakat menjadi berbagai bentuk pangan olahan (Warisno dan

Dahana, 2010). Kedelai dianggap sebagai sumber protein nabati yang efisien

karena mengandung protein sebanyak 35%, bahkan pada varietas unggul kadar

proteinnya dapat mencapai 40-43%. Sehingga kacang kedelai mampu

mencukupi kebutuhan protein meskipun diberikan dalam jumlah yang kecil

(Cahyadi, 2012).

Dalam keadaan mentah, protein kedelai tidak dapat diserap oleh tubuh

manusia sehingga perlu dilakukan proses pengolahan untuk meningkatkan

proses penyerapan. Meskipun kandungan gizi kedelai akan mengalami

penurunan setelah pengolahan, namun nilai ketersediaan protein yang dapat

diserap lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedelai yang tanpa pengolahan

(Warisno dan Dahana, 2010)

Tabel 2.2 Komposisi Biji Kedelai Kering per 100 gram

Komponen Jumlah

Kalori (kkal)

Protein (gram)

Lemak (gram)

Karbohidrat (gram)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Vitamin A (SI)

Vitamin B1 (mg)

Air (gram)

331,0

34,9

18,1

34,8

227,0

585,0

8,0

110,0

1,1

7,5

Sumber: Cahyadi, 2012

Page 42: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

23

2.5.2 Kacang Hijau (Vigna radiate atau Phaseolus radiatus)

Gambar 2.4 Biji Kacang Hijau

Sumber: http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/?p=187

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Family : Fabaeceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata (L.) R. Wilczek

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup

penting di Indonesia. Kacang hijau merupakan sumber protein, vitamin dan

mineral yang penting bagi manusia. Kandungan protein pada kacang hijau

menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Namun kandungan

gizinya cukup baik karena mengandung vitamin (terutama vitamin B1), protein

lemak, dan karbohidrat (Soeprapto dan Marzuki, 2004).

Page 43: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

24

Tabel 2.3 Nilai Gizi Biji Kacang Hijau (Tiap 100 Gram)

Nilai Gizi Jumlah

Kalori (kkal)

Protein (gram)

Lemak (gram)

Karbohidrat (gram)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Vitamin A (IU)

Vitamin B1 (mg)

Vitamin C (mg)

Air (gram)

345

22,2

1,2

62,9

125

320

6,7

157

0,64

6

10

Sumber: Soeprapto dan Marzuki, 2004

2.5.3 Kayu Manis (Cinnamonum burmanni)

Gambar 2.5 Kayu Manis

Sumber: pixabay.com

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Laurales

Page 44: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

25

Family : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmani (Ness & T. Nees) Blume

Kayu manis merupakan salah satu jenis rempah yang biasa dimanfaatkan

masyarakat Indonesia sebagai bumbu dapur dan bahan pembuat jamu. Rempah

ini memiliki sifat kimiawi yaitu rasa pedas, sedikit manis dan harum. Aromanya

menyerupai cengkeh, dapat meningkatkan rasa manis gula dan bau harum

cengkeh. Kayu manis memiliki efekfarmakologis diantaranya sebagai peluruh

kentut (carminative), peluruh keringat (diahoretic), antirematik, meningkatkan

nafsu makan (istomachica) dan analgesik. Selain itu kayu manis juga dapat

mencegah arterosklerosis dan sebagai antioksidan sehingga penggunaan kayu

manis sebagai rempah akan menghasilkan suatu produk yang berfungsi sebagai

pangan fungsional (Putri dan Febrianto, 2006).

2.5.4 Gula Merah

Gambar 2.6 Gula Merah

Sumber: rsud.cianjurkab.go.id

Page 45: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

26

Gula merah merupakan nama dagang dari gula kelapa atau gula jawa.

Gula merah berfungsi sebagai pemanis dan juga sebagai pemberi warna coklat

(Kristianingrum, 2009). Bahan pembuat gula kelapa adalah nira kelapa. Nira

adalah nama umum yang digunakan untuk menamai cairan manis yang diambil

(disadap) dari beberapa macam jenis tumbuhan. Nira kelapa disadap dari

mayang (bunga kelapa yang belum mekar) dengan cara memangkas bagian

ujungnya sehingga dari luka tersebut keluar cairan bening manis yang disebut

nira tersebut (Sutanto, 2015).

2.5.5 Gula Pasir

Gambar 2.7 Gula Pasir

Sumber: https://ews.kemendag.go.id/berita/NewsDetail.aspx?v=6222

Gula pasir berbentuk kristal berwarna putih dan mempunyai rasa sangat

manis. Gula pasir mengandung sukrosa sebanyak 97,10%, gula reduksi 1,24%,

senyawa organik bukan gula 0,7% dan kadar air 0,65% (Thorpe, 1974). Gula

berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam makanan, sebagai pembentuk tekstur

dan pembentuk flavor melalui reaksi pencoklatan (Fenemma, 1976 dalam

Sulardjo dan Santoso, 2012). Selain itu daya larut yang tinggi dari gula dan daya

mengikatnya air merupakan sifat-sifat yang menyebabkan gula sering digunakan

dalam pengawetan bahan pangan. Konsentrasi gula yang cukup tinggi pada

Page 46: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

27

olahan pangan dapat mencegah pertumbuhan mikrobia, sehingga dapat

berperan sebagai pengawet (Buckle et al.,1985 dalam Sulardjo dan Santoso,

2012).

2.5.6 Sereh (Andropogon nardus )

Gambar 2.8 Sereh

Sumber: deherba.com

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon citratus

Tanaman sereh wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang

disebut Andropogon nardus atau Cympogon nardus. Terkadang sereh wangi

(Cymbopogon nardus) dipakai sebagai bumbu masakan. Tumbuhan ini memiliki

Page 47: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

28

aroma serta rasa yang khas, pedas dan menyengat (Hendrata dan Suwardih,

2015). Komponen utama minyak sereh adalah sitronellal dan geraniol yang

masing - masing mempunyai aroma yang khas dan melebihi keharuman minyak

sereh sendiri (Sukamto et al., 2011). Sereh juga mengandung vitamin A, kalsium,

besi, kalium, magnesium, fosfor dan mangan. Flavor sereh tidak dominan dalam

makanan, tetapi akan diperkuat dengan beberapa jenis rempah lain seperti

bawang putih, lengkuas, kunyit, jahe, dan merica (Putri dan Kiki, 2006).

2.6 Pengeringan Beku (Freeze Drying)

Pengeringan Beku (Freeze Drying) merupakan salah satu teknik

pengeringan pangan. Prinsip teknologi pengeringan beku ini dimulai dengan

proses pembekuan pangan, dan dilanjutkan dengan pengeringan yaitu

mengeluarkan atau memisahkan hampir sebagian besar air dalam bahan yang

terjadi melalui mekanisme sublimasi. Proses pengeringan beku terjadi melalui

mekanisme sublimasi yang terjadi pada suhu dingin. Karena itu, proses

gelatinisasi, karamelisasi, dan denaturasi tidak terjadi, sehingga pada bagian

pangan yang kering tidak terjadi perubahan pembentukan kerak. Dengan

demikian, uap air bisa berdifusi dengan baik dari bagian basah ke udara

lingkungan, sehingga bisa dihasilkan produk yang kering dengan baik (Hariyadi,

2013)

2.7 Ekstraksi Maserasi

Ekstraksi maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara dingin.

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam

Page 48: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

29

rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka

larutan terpekat didesak keluar (Ditjen POM, 2000).

2.8 GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrofotometry)

Kromatografi gas-spektrometri massa atau dikenal dengan GC-MS

adalah metode kombinasi antara kromatografi gas dan spektrometri massa yang

bertujuan untuk menganalisis berbagai senyawa dalam suatu sampel

(Setyowati,2013). Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi

yang menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya. Metode ini merupakan

salah satu pemisahan yang sekaligus dapat menganalisis senyawa-senyawa

organik maupun anorganik yang bersifat termostabil dan mudah menguap.

(Sumarno, 2001). Sedangkan Spektrometri massa adalah suatu metode untuk

mendapatkan berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap

muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit

melingkarnya dalam medan magnetik seragam. Hasil yang diperoleh dari

instrumen GCMS adalah hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra GC,

informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa

dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai

massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut (Setyowati,2013).

Page 49: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

30

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Menangkap

radikal bebas

Nitrit Oksida

(NO)

Zingeron Gingerol Shogaol

Aktivitas Antioksidan

Formulasi Minuman Fungsional

Kacang

Hijau

Kacang

Kedelai

Bumbu: Kayu

Manis,Sereh,

Gula Merah,

Gula Pasir

Bahan Utama

Jahe

Perubahan Sistem

Endokrin

Mual Muntah

Kadar HCG (Hormon Chorionic

Gonadothropin) dan Estrogen ↑

Pengosongan lambung lebih lama

Menstimulasi Sintesis Nitrit

Oksida (NO)

Merelaksasi otot polos lambung

Wanita Hamil

Pelepasan neurotransmitter (serotonin)

Merangsang pusat muntah di sistem saraf pusat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Menghambat

input saraf

aferen (5-

HT3

antagonist

receptor)

Page 50: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

31

Wanita hamil mengalami perubahan sistem endrokin yaitu peningkatan

produksi hCG (Hormon Chorionic Gonadothropin). Peningkatan hormon

tersebut sebanding dengan peningkatan produksi hormon Estrogen. Hormon

estrogen yang meningkat akan menstimulasi sintesis Nitrit Oksida (NO).

Apabila kadar NO berlebihan dapat mengakibatkan pengosongan lambung

menjadi lebih lama. Gangguan tersebut akan memicu pelepasan

neurotransmiter sekunder, yaitu serotonin. Serotonin memberikan sinyal

terhadap reseptor 5-HT3 pada saraf aferen visceral untuk menuju pusat

muntah di sistem saraf pusat sehingga menimbulkan mual muntah.

Formulasi minuman fungsional menggunakan bahan utama jahe, kacang

kedelai dan kacang hijau serta bahan tambahan seperti kayu manis dan gula

aren. Dari formulasi yang telah dilakukan kemudian didapatkan produk

minuman fungsional dengan formulasi terbaik. Formulasi tersebut memiliki

aktivitas antioksidan dari jenis antioksidan primer seperti gingerol, zingeron

dan shogaol. Bahan aktif zingeron yang terkandung pada jahe dapat

menangkap radikal bebas Nitrit Oksida (NO) dan dapat menghambat input

saraf aferen visceral dengan bertindak sebagai antagonis reseptor 5-HT3.

Dengan adanya 2 mekanisme tersebut maka minuman fungsional berbahan

dasar jahe dan kacang-kacangan dan kacang-kacangan dapat menurunkan

dan mencegah kejadian mual muntah pada wanita hamil.

3.2 Hipotesis Penelitian

Terdapat kandungan zingeron pada 3 formulasi terbaik minuman

fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan.

Page 51: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental nyata (true

experimental research). Penelitian ini menggunakan 3 formulasi terbaik

minuman fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan yang sudah

ditentukan dari penelitian sebelumnya (Putri, 2017 ; Wijayanti, 2017 :

Sukoharsono, 2017 dan Dasilva, 2017). Bahan utama yang digunakan untuk

pembuatan minuman fungsional yaitu jahe, kedelai, dan kacang hijau dan

bahan tambahan (bumbu) seperti kayu manis, sereh, gula merah dan gula

pasir. Penentuan 3 formula terbaik berdasarkan respon aktivitas antioksidan,

total fenol, total protein, dan mutu organoleptik (aroma, rasa, warna dan

tingkat kesukaan) melalui tahapan optimasi dengan bantuan piranti lunak

Design Expert 7.0®

. Setelah itu dilakukan uji kadar zingeron pada tiap

formulasi terbaik untuk dianalisis secara deskriptif. Berikut proporsi masing-

masing bahan pada formulasi minuman.

Tabel 4.1 Proporsi Bahan Utama pada Formulasi Minuman Fungsional

Formula Sari Jahe Sari Kedelai Sari Kacang Hijau

1 22,24% 31,78% 45,98%

2 17,25% 32,75% 50,00%

3 33,35% 20,00% 46,65%

Page 52: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

33

Bahan utama yang sudah dicampurkan berdasarkan proporsi kemudian

ditambahkan dengan bumbu sebanyak 10 ml sehingga didapatkan total tiap

formulasi sebanyak 110 ml. Kemudian dilakukan pasteurisasi menggunakan

metode LTLT (Low Temperature Long Time) dengan suhu 63-70°C hingga 30

menit.

4.2 Populasi dan Sampel

Sampel didapatkan dari respon optimal formulasi minuman sebanyak 3

formula yang ditentukan dengan bantuan piranti lunak Design Expert 7.0®

berdasarkan respon aktivitas antioksidan, total fenol, protein dan mutu

organoleptik (aroma, rasa, warna dan tingkat kesukaan) dengan kriteria

inklusi dan eksklusi bahan sebagai berikut.

4.2.1. Kriteria Inklusi

a. Jahe (Zingiber officinale)

Varietas jahe gajah segar dengan usia 8-10 bulan.

Rimpang jahe berbentuk utuh.

Bebas serangga hidup.

Tidak ada rimpang yang bertunas.

Penampakan irisan melintang cerah.

b. Kacang kedelai (Glycine max (L) Merill)

Varietas kedelai anjasmoro

Berwarna kuning cerah

Biji bulat, utuh, besar dan seragam

Permukaan biji halus

Biji tidak berlubang

Page 53: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

34

Biji tidak keriput

c. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L)

Varietas Vima-1

Berwarna hijau kusam

Bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing lainnya.

Bentuk biji bundar

Tidak ada kotoran

Biji tidak rusak (tidak terbelah, tidak keriput)

4.2.2 Kriteria Eksklusi

a. Jahe (Zingiber officinale)

Ukuran jahe < 150 gram/rimpang

Kulit rimpang jahe terkelupas

Rimpang jahe berkapang.

Rimpang jahe rusak/busuk.

b. Kacang kedelai (Glycine max (L) Merill)

Berjamur

Berbau tengik

Berkecambah

c. Kacang hijau (Phaseolus radiatus)

Berjamur

Berbau tengik

Berkecambah

Page 54: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

35

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Independen/ Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah proporsi bahan

utama pada formulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe

dan kacang-kacangan.

4.3.2 Variabel Dependen/ Variabel Terikat

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kadar zingeron pada formulasi minuman fungsional berbahan

dasar jahe dan kacang-kacangan.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Pembuatan formulasi minuman dilakukan di Laboratorium Pangan

dan Dietetik Jurusan Gizi FK UB. Freeze drying dilakukan di

Laboratorium Fisiologi Hewan FMIPA UB. Ekstraksi dilakukan di

Laboratorium Farmakologi FK UB. Sedangkan pengujian kadar

zingeron dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.

4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan

Desember 2016 sampai dengan Januari 2017.

Page 55: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

36

4.5 Bahan dan Alat Penelitian

4.5.1 Pembuatan Sari Jahe

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat sari jahe yaitu jahe jenis

gajah yang didapatkan dari petani jahe di Kecamatan Poncokusumo,

Kabupaten Malang.

b. Alat

Alat yang digunakan untuk proses pembuatan sari jahe yaitu

timbangan, sikat, pisau, baskom, mesin penghalus bumbu (mesin

selep), solet, kain saring, toples bening, refrigerator, spuit, gelas ukur,

panci, termometer, botol kaca.

4.5.2 Pembuatan Sari Kedelai

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat sari kedelai yaitu air dan

kedelai jenis anjasmoro yang didapatkan dari Materia Medika, Batu,

Jawa Timur.

b. Alat

Alat yang digunakan untuk proses pembuatan kedelai yaitu

timbangan, baskom, blender, solet, kain saring, gelas ukur, panci,

termometer, botol kaca.

4.5.3 Pembuatan Sari Kacang Hijau

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat sari kacang hijau yaitu air

dan kacang hijau jenis vima-1 yang didapatkan dari Materia Medika,

Batu, Jawa Timur.

Page 56: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

37

b. Alat

Alat yang digunakan untuk proses pembuatan kedelai yaitu

timbangan baskom, panci presto , blender, solet, kain saring, gelas

ukur, panci, termometer, botol kaca.

4.5.4 Pembuatan Bumbu

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat bumbu yaitu air, kemudian

bubuk kayu manis, gula merah, gula pasir dan batang sereh yang

didapatkan dari yang didapatkan dari Pasar Merjosari, Malang.

b. Alat

Alat yang digunakan untuk proses pembuatan bumbu yaitu

timbangan, pisau, panci, solet, kain saring, gelas ukur, botol kaca.

4.5.5 Pembuatan Formulasi Minuman

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat formulasi minuman yaitu

sari jahe, sari kedelai, sari kacang hijau, dan bumbu yang sudah

dibuat sebelumnya.

b. Alat

Alat yang digunakan untuk proses pembuatan formulasi minuman

yaitu gelas ukur, sendok sayur, panci, kompor, termometer.

4.5.6 Freeze Drying

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk melakukan proses freeze drying

yaitu sampel dari 3 fomulasi minuman fungsional berbahan dasar jahe

dan kacang-kacangan yang terbaik

Page 57: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

38

b. Alat

Peralatan yang digunakan yaitu Freezer dan Freeze Dryer tipe

ALPHA 1-2 LD Plus – Martin Christ.

4.5.7 Ekstraksi

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi yaitu

bubuk sampel dari 3 fomulasi minuman fungsional berbahan dasar

jahe dan kacang-kacangan yang terbaik dan pelarut etanol 95%

b. Alat

Peralatan yang digunakan yaitu Rotary Evaporator merk Buchi R-

210, labu erlenmeyer, alumunium foil, dan botol sampel.

4.5.8 Uji kadar zingeron

a. Bahan

Bahan yang digunakan untuk analisis kandungan zingeron yaitu

sampel dari 3 fomulasi minuman fungsional dan heksana.

b. Alat

Peralatan yang digunakan yaitu GC-MS merk Shimadzu tipe

QP2010 Plus.

Page 58: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

39

4.6 Definisi Istilah / Operasional

Tabel 4.2 Tabel Definisi Istilah / Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Parameter Cara Ukur Skala

1 For

mulasi

Minuman

Fungsional

Berbahan

Dasar Jahe

dan

Kacang-

kacangan

Minuman fungsional

yang berbahan dasar

sari jahe (Zingiber

officinale), sari

kedelai, sari kacang

hijau, serta tambahan

bumbu seperti bubuk

kayu manis, gula

merah, gula pasir dan

sereh dengan respon

optimal

- - -

2 Kadar

Zingeron

Banyaknya senyawa

zingeron yang

terkandung dalam

minuman fungsional

berbahan dasar jahe

dan kacang-

kacangan.

Luas %

area grafik

zingeron

Gas

Chromatograp

hy Mass

Spectrometry

(GCMS)

Rasio

4.7 Prosedur Penelitian/ Pengumpulan Data

4.7.1 Prosedur Pembuatan Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe

dan Kacang-kacangan

4.7.1.1 Proses Pembuatan Sari Jahe

Langkah awal yaitu jahe yang telah terpilih berdasarkan kriteria dicuci

dengan air dan disikat hingga bersih. Pencucian ini bertujuan untuk

menghilangkan tanah dan kotoran yang terdapat pada kulit jahe. Setelah

Page 59: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

40

itu jahe dipotong tipis-tipis lalu dihaluskan dengan mesin penghalus

bumbu. Hasil dari mesin penghalus kemudian disaring dengan

menggunakan kain saring untuk mendapatkan sari jahe. Sari jahe yang

telah tersaring selanjutnya diendapkan selama 3-6 hari dalam toples

bening dengan suhu refrigerator. Pengendapan dilakukan untuk

mendapatkan sari jahe dengan cairan yang paling bening (lapisan cairan

paling atas). Sari jahe dengan cairan yang paling bening kemudian

dipisahkan dan diambil dengan spuit lalu disimpan dalam kulkas.

Sebelum disimpan, dilakukan proses pasteurisasi terlebih dahulu dulu

dengan metode Low Temperature Long Time (LTLT) dengan

menggunakan suhu 63-70ºC selama 30 menit.

4.7.1.2 Proses Pembuatan Sari Kacang Kedelai

Kacang kedelai yang telah terpilih berdasarkan kriteria dicuci dengan

air hingga bersih kemudian direndam selama semalam (8-12 jam).

Perendaman tersebut dilakukan untuk mendapatkan biji kacang kedelai

yang empuk. Kacang kedelai yang telah direndam kemudian diblender

dengan tambahan air dengan perbandingan kedelai dan air yaitu 1:3

dihitung dari berat kedelai sebelum direndam. Kacang kedelai yang telah

selesai diblender selanjutnya disaring dengan menggunakan kain saring

untuk mendapatkan sari kacang kedelai. Kemudian sari kacang kedelai

dipasteurisasi lalu disimpan di dalam kulkas.

4.7.1.3 Proses Pembatan Sari Kacang Hijau

Kacang hijau yang telah terpilih berdasarkan kriteria dicuci bersih

dengan air mengalir. Selanjutnya dilakukan proses presto untuk

melunakkan sekaligus menghilangkan bau langu pada kacang hijau.

Page 60: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

41

Kacang hijau dipresto dengan perbandingan kacang hijau dan air yaitu

1:5 selama 7 menit dihitung sejak panci presto berbunyi. Kacang hijau

yang telah dipresto didinginkan terlebih dahulu, kemudian diblender

dengan menggunakan air hasil sisa proses presto. Setelah itu disaring

dengan menggunakan kain saring hingga akhirnya didapatkan sari

kacang hijau. Sari kacang hijau kemudian dipasteurisasi lalu disimpan di

dalam kulkas.

4.7.1.4 Proses Pembuatan Bumbu

Bumbu dibuat dengan cara mencampurkan 5 gram bubuk kayu

manis, 50 gram gula merah, 100 gram gula pasir dan 2 batang sereh

berukuran sedang (40 gram) yang sudah dimemarkan sebelumnya ke

dalam panci yang telah diisi air bersih sebanyak 100 ml. Kemudian

direbus hingga mendidih dan disimpan dalam kulkas.

4.7.1.5 Proses Pencampuran Bahan

Pembuatan minuman fungsional dilakukan dengan cara

mencampurkan sari jahe, sari kedelai dan sari kacang hijau dengan

proporsi tertentu yang telah didapatkan dari hasil penelitian pendahuluan.

Selanjutnya campuran tersebut akan di-pasteurisasi dengan metode Low

Temperature Long Time (LTLT) dengan menggunakan suhu 63-70ºC

selama 30 menit. Setelah proses pasteurisasi selesai, kemudian

ditambahkan bumbu yang telah dibuat sebelumnya. Proporsi bahan

utama dan bumbu yaitu 10:1. Bumbu ditambahkan sebanyak 10 ml pada

masing-masing formula hingga total volume campuran pada setiap

formulasi mencapai 110 ml.

Page 61: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

42

4.8 Alur Penelitian

4.8.1 Prosedur Freeze Drying

Proses Freeze Drying dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan FMIPA

Universitas Brawijaya. Sebanyak 3 formulasi terbaik dilakukan pengeringan

terlebih dahulu dengan metode Freeze Drying. Tahap Freeze Drying yaitu

sebagai berikut.

3 formulasi minuman terbaik berdasarkan penelitian sebelumnya

Uji Kadar Zingeron

Pembuatan 3 formulasi minuman terbaik

Analisis Deskriptif Hasil Uji Kadar Zingeron

Pembuatan Sari Jahe

Pembuatan Sari Kedelai

Pembuatan Sari Kacang Hijau

Pembuatan Bumbu

Pasteurisasi

Pencampuran Seluruh Bahan

63-70º C, 30 menit

Gambar 4.1 Diagram Alir Prosedur Penelitian

Freeze Drying

Ekstraksi Maserasi

Page 62: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

43

1. Proses Pembekuan

Sebelumnya formulasi didinginkan terlebih dahulu selama 3 hari agar

tidak meleleh (thawing). Formulasi dimasukkan dalam lemari pembeku dengan

suhu -70°C sehingga formulasi dapat membeku dengan cepat dan tidak

merusak tekstur.

2. Pengeringan (Sublimasi)

Proses pengeringan (sublimasi) dilakukan dengan cara memasukkan

produk beku ke ruangan vakum. Pada proses ini perlu dipertahankan tekanan

dan suhu agar tetap di bawah titik triple sehingga tidak terjadi proses

pelelehan. Tekanan sublimasi dipertahankan sekitar 0.036 psi atau sekitar

0.0025 bar dan kemudian suhu dinaikkan secara terkontrol sampai mencapai

sekitar -50°C sehingga terjadi proses sublimasi. Uap air yang dihasilkan

kemudian disedot dan dikondensasikan sehingga tidak membasahi produk

yang sedang dikeringkan.

4.8.2 Ekstraksi

Minuman fungsional yang sudah kering kemudian dilakukan ekstraksi.

Sebanyak 1 bagian bubuk minuman dimasukkan dalam labu Erlenmeyer,

ditambah dengan 9 bagian etanol 95% kemudian dikocok selama 30 menit dan

direndam 1 malam sampai mengendap. Setelah itu lapisan atas yang merupakan

campuran pelarut dan zat aktif diambil. Proses tersebut dilakukan sebanyak 3

Pembekuan (-70°C)

Sublimasi (-50°C)

Formulasi Beku

Formulasi Cair

Gambar 4.2 Diagram Alur Freeze Drying

Formulasi Kering-Beku

Page 63: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

44

kali dengan jenis dan pelarut yang sama. Filtrat yang diperoleh, disaring dengan

kertas whatman no. 41, kemudian dievaporasi dengan alat rotary evaporator

pada suhu 90°C selama 30 menit.

4.8.3 Prosedur Analisis Kadar Zingeron

Analisis kandungan zingeron dilakukan dengan menggunakan GC-MS

merk Shimadzu tipe QP2010 Plus. Injector dan MS Transfer Line masing-masing

diatur pada suhu 250°C. Suhu kolom dijaga pada 60°C lalu perlahan ditingkatkan

sampai 220°C dengan peningkatan 7°C/menit dan ditingkatkan lagi sampai

300°C dengan peningkatan 10°C/menit. Sampel dilarutkan dengan heksana

dengan perbandingan 1:1 kemudian diinjeksikan secara manual dalam splitless

mode. Komponen kemudian diidentifikasi dengan membandingkan spektra

massa sampel dengan internal Willey 8 Library.

1 bagian serbuk minuman

Dikocok dengan 9 bagian etanol

95%

Direndam 1 malam sampai mengendap

30 menit

Diambil lapisan paling atas

Lakukan 3

kali

Disaring dengan kertas whatman

Evaporasi 90°C, 30 menit

Gambar 4.3 Diagram Alur Proses Ekstraksi

Page 64: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

45

4.9 Pengumpulan Data

4.9.1 Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari hasil uji kandungan zingeron

terhadap 3 formulasi terbaik.

4.9.1 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang didapatkan dari hasil

penelitian sebelumnya yaitu proporsi bahan pada 3 formulasi terbaik.

4.10 Pengolahan dan Analisis Data

Formulasi yang terpilih dari proses optimasi Design Expert 7.0 yang

dilakukan uji kandungan zingeron dengan GCMS kemudian dianalisis secara

deskriptif. Kromatografi gas (GC) menghasilkan puncak, waktu retensi, dan %

luas area untuk tiap-tiap senyawa dalam sampel. Kemudian melalui

Spektrofotometri Massa (MS), puncak-puncak tersebut diidentifikasi satu-persatu.

Semakin mirip pola fragmentasi molekul senyawanya maka semakin besar pula

nilai Similarity Index (SI)-nya. Jenis senyawa yang terkandung di dalam minuman

dapat ditentukan dengan melihat nilai SI yang paling tinggi.

Persiapan sampel

Injeksi sampel ke dalam injektor GCMS

Scanning dan analisis data

Gambar 4.2 Diagram Alur Kerja GCMS

Pengenceran dengan heksana

Page 65: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

46

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Formulasi Minuman Fungsional

Pembuatan formulasi minuman ini diawali dengan penentuan rancangan

penelitian yang didapatkan dari hasil optimasi perangkat lunak Design Expert

7.0 yang ditentukan berdasarkan respon aktivitas antioksidan, total fenol,

total protein dan mutu organoleptik. Selanjutnya dari hasil optimasi tersebut

dilakukan pembuatan formulasi minuman berdasarkan proporsi bahan utama

minuman.

Langkah awal pembuatan minuman fungsional adalah dengan melakukan

pembuatan sari pada bahan utama seperti jahe, kacang kedelai, dan kacang

hijau terlebih dahulu. Proses tersebut melalui beberapa tahapan yaitu

pencucian, penghalusan, penyaringan, pengendapan dan pasteurisasi.

Berikut ini adalah tabel hasil pembuatan sari dan pasteurisasi pada masing-

masing bahan.

Page 66: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

47

Tabel 5.1 Hasil Rendemen pada Masing-Masing Bahan.

Bahan Berat (g) Hasil Sari (ml)

Jahe 100 5

Kacang kedelai 100 350

Kacang Hijau 100 175

Bumbu:

Gula pasir

Gula merah

Bubuk kayu manis

Batang sereh

100

50

5

40

180

Sari jahe yang berbentuk cairan kemudian dilakukan pembubukkan

dengan metode Freeze Drying. Dari 50 ml cairan sari jahe didapatkan bubuk

sari jahe sebanyak 2 gram. Tahap selanjutnya adalah proses pencampuran

yaitu dengan mencampurkan seluruh bahan utama dengan proporsi bahan

sebagai berikut.

5.2 Hasil Uji Kandungan Zingeron dengan GCMS (Gas Chromatography

Mass Spectrofotometry)

Berikut merupakan hasil uji pada ketiga formulasi yang menunjukkan adanya

kandungan senyawa zingeron.

Tabel 5.2. Kandungan Senyawa Zingeron pada Masing-Masing Formulasi Minuman Berdasarkan Hasil Analisis GCMS

Formula Puncak ke- Luas Area (%)

1 24 12,98

2 45 3,15

3 23 13,93

Dari Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa formula minuman dengan kandungan

senyawa zingeron yang tertinggi ada pada Formula 3 yaitu sebanyak 13,93%

luas area, yaitu pada formula dengan proporsi jahe tertinggi.

Page 67: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

48

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Formula Minuman Fungsional Berbahan Dasar Jahe dan

Kacang-kacangan

Pangan fungsional menurut BPOM (2005) diartikan sebagai pangan olahan

yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian

ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan

bermanfaat bagi kesehatan. Formulasi minuman fungsional pada penelitian ini

memiliki karakteristik sebagai minuman yang memberikan kekhasan sensori, baik

dari segi warna dan cita rasa, mengandung gizi, dan mempunyai fungsi fisiologis

tertentu dalam tubuh. Formulasi minuman terbaik dengan kriteria tersebut

didapatkan melalui proses optimasi dengan menggunakan software Design

Expert 7.0. Tujuan dari optimasi adalah meminimumkan usaha yang diperlukan

(biaya operasional) dan memaksimumkan hasil yang diinginkan (Susilo, 2011).

Minuman fungsional pada penelitian ini adalah minuman berbentuk cairan

yang terbuat dari campuran tiga bahan utama yaitu jahe, kacang kedelai dan

kacang hijau. Rasa pedas yang terbentuk dalam minuman ini dikarenakan

adanya senyawa pembentuk rasa pedas yang berasal dari jahe. Menurut Uhl

(2000), oleoresin jahe yang memiliki rasa pedas dan menggigit disebabkan

karena adanya konstituen resin (non volatile) seperti gingerol, zingeron, shogaol

Page 68: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

49

dan paradol dalam jahe. Zingeron yang terkandung dalam minuman ini terbentuk

dari degradasi termal (pemecahan senyawa akibat suhu yang tinggi) dari gingerol

dan shogaol (Ahmad et al., 2014). Formulasi minuman ini melalui tahap

pasteurisasi yang memerlukan suhu tinggi. Disamping bertujuan untuk

membunuh bakteri patogen tanpa merusak kandungan nutrisi dan mengawetkan

bahan pangan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi (Rachman dan Imaduddin,

2013), proses pasteurisasi juga membentuk senyawa zingeron pada minuman ini

secara tidak langsung.

6.2 Analisis Kandungan Zingeron

Zingeron merupakan komponen non volatil jahe yang terbentuk selama

proses pengeringan jahe dan juga oleh degradasi termal (pemecahan senyawa

akibat suhu yang tinggi) dari gingerol dan shogaol (Ahmad et al., 2014).

Parameter yang dipakai untuk menunjukkan kadar zingeron merupakan kadar

relatif yang dinyatakan dalam % luas area. Berdasarkan hasil analisis GCMS

dapat dilihat bahwa semakin tinggi proporsi sari jahe yang ditambahkan maka

semakin tinggi pula kadar relatif zingeron pada formulasi minuman. Kadar

zingeron terendah ada pada perlakuan F2 yaitu sebanyak 3.15% luas area,

dilanjutkan dengan Formula 1 yaitu sebanyak 12.98% luas area dan yang

tertinggi ada pada Formula 3 yaitu sebanyak 13.93% luas area. Bila dihubungkan

dengan penelitian sebelumnya (Dasilva, 2017) dapat dilihat bahwa tingginya

kadar zingeron berbanding lurus dengan total fenol pada minuman. Pada hasil

analisis GCMS, tidak teridentifikasi senyawa gingerol dan shogaol yang memiliki

kegunaan dan sifat yang mirip dengan senyawa zingeron. Hal tersebut

dikarenakan kandungan gingerol biasanya menurun pada jahe segar yang

Page 69: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

50

mengalami pengeringan dan pemanggangan (Zhang, 2012). Namun sebaliknya,

jumlah zingeron meningkat secara signifikan. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Supardan et al. (2011) bahwa berdasarkan hasil

Gas Chromatography Mass Spectrofotometry (GCMS), gingerol sebagai salah

satu oleoresin tidak terdeteksi. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemanasan

pada penelitian ini telah merubah senyawa gingerol dan shogaol menjadi

zingeron secara keseluruhan.

Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang melibatkan proses

pemanasan, antara lain tahap pasteurisasi, evaporasi, dan pengaplikasian dalam

kromatografi gas. Pemanasan pada tahap tersebut menyebabkan kandungan

gingerol dalam jahe berubah secara spontan menjadi zingeron dan aldehida

(heksana) melalui proses degradasi (Setyawan, 2002). Menurut Supardan et al.

(2011) gingerol berdekomposisi menjadi zingeron dan shoagol pada suhu diatas

45°C. Pasteurisasi pada penelitian ini menggunakan metode Low Temperature

Long Time (LTLT) pada suhu 63°C dimana proses tersebut mendukung

terjadinya pembentukan zingeron dalam minuman. Selain itu proses evaporasi

pada tahap ekstraksi minuman juga turut berkontribusi dalam pembentukan

zingeron karena evaporasi dilakukan pada suhu 90°C. Begitu pula pada prosedur

analisis zingeron dengan menggunakan GCMS, temperatur pada kolom dijaga

pada suhu 60°C kemudian ditingkatkan perlahan sampai 300°C.

Selain karena faktor pemanasan pada tahapan pembuatan formulasi, kadar

zingeron juga dipengaruhi oleh tahapan ekstraksi. Zingeron merupakan salah

satu komponen penyusun dari oleoresin. Menurut Purseglove (1981), pelarut

yang baik digunakan untuk ekstraksi oleoresin adalah etanol, aseton dan

trikloroetana. Pada penelitian ini ekstraksi minuman bubuk menggunakan metode

Page 70: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

51

maserasi (perendaman) pada suhu ruang. Sebelum dilakukan ekstraksi,

minuman yang sudah diformulasi dilakukan proses freeze drying terlebih dahulu.

Bubuk minuman yang terbentuk kemudian direndam dalam pelarut etanol 95%

dengan perbandingan bubuk minuman : etanol = 1:9. Pelarut etanol dipilih

karena pelarut ini memilki polaritas yang tinggi, larut dalam air, bersifat aman dan

dapat mengekstrak komponen polar lebih banyak jika dibandingkan dengan

aseton dan heksan (Purseglove, et al., 1981). Selain itu pelarut etanol memiliki

titik didih yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah yaitu 78,4°C. Suhu

titik didih pelarut ini dianggap aman karena penggunaan pelarut dengan titik didih

yang rendah akan mengakibatkan kehilangan banyak senyawa pada saat

evaporasi, begitu pula sebaliknya. Pada penggunaan pelarut dengan titik didih

yang tinggi akan mempersulit pemisahan senyawa dan mengakibatkan

kerusakan pada oleoresin (Kirk dan Othmer, 1952). Proses maserasi dilakukan

sebanyak 3 kali dengan jenis dan pelarut yang sama. Pengulangan tersebut

bertujuan untuk mendapatkan komponen-komponen fenolik yang bersifat pedas

(pungent) pada oleoresin dan agar komponen-komponen tersebut dapat

terekstrak dengan sempurna (Fathona, 2011).

Faktor lain yang memengaruhi tinggi atau rendahnya kadar zingeron adalah

karakteristik dari bahan utamanya itu sendiri yaitu jahe. Menurut Burkill (1935),

kandungan oleoresin dalam jahe segar 0,4 sampai 3,1 persen tergantung umur

panen dan tumbuhnya. Semakin tua umur umbi akar jahe maka semakin besar

pula kandungan oleoresinnya. Pada pembuatan minuman fungsional ini jenis

jahe yang digunakan adalah jahe gajah. Jahe gajah dipilih karena rasanya yang

tidak terlalu pedas jika dibandingkan dengan jahe emprit dan jahe merah. Jahe

gajah yang digunakan pada formulasi minuman ini dipanen pada usia yang

Page 71: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

52

cukup yaitu 10 bulan. Namun penelitian ini dilakukan saat bukan musim panen

jahe sehingga keadaan tersebut diduga menjadi salah satu faktor yang dapat

memengaruhi kualitas atau kandungan oleoresin pada rimpang jahe. Hal itu

didukung oleh penelitian Mustafa, Srivastava (1990) dan Ali, Blunden, Tanira,

Nemmar (2008) yang menyatakan bahwa komposisi kimia jahe sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain waktu panen, lingkungan tumbuh

(ketinggian tempat, curah hujan dan jenis tanah), keadaan rimpang (segar atau

kering) dan geografi.

6.3 Implikasi terhadap Bidang Gizi Kesehatan

Di Indonesia, salah satu minuman fungsional yang banyak beredar adalah

dalam bentuk minuman tradisional atau biasa disebut jamu. Beberapa minuman

tradisional yang dikenal di Indonesia adalah minuman beras kencur, minuman

temulawak, minuman kunyit, minuman asam jawa, dan minuman jahe (Fardiaz

1997). Fungsi-fungsi fisiologis yang dimiliki oleh minuman fungsional antara lain

adalah menjaga daya tahan tubuh, mempertahankan kondisi fisik, mencegah

proses penuaan, dan mencegah penyakit yang berkaitan dengan pengaruh

minuman (Susilo, 2011). Selain dilihat dari fungsi fisiologisnya, konsep pangan

fungsional menurut Goldberg (1994) adalah tidak berbentuk kapsul, tablet, atau

bubuk, tetapi berbentuk cairan/minuman sehingga dapat dikonsumsi sebagai

minuman sehari-hari.

Minuman fungsional ini telah memenuhi konsep dari pangan fungsional yang

telah disebutkan sebelumnya dilihat dari bentuknya yang berupa cairan, sifatnya

yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari dan fungsinya bagi kesehatan.

Minuman fungsional ini terdiri dari beberapa bahan utama, seperti jahe dan

Page 72: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

53

kacang-kacangan yang mengandung protein, vitamin dan antioksidan yang

diduga cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini kandungan zingeron yang

optimum ada pada formulasi dengan sari jahe 33,35%. Jumlah zingeron yang

terbentuk dari minuman tersebut yang didapatkan dari proses pemanasan yaitu

pasteurisasi. Metode pasteurisasi yang digunakan tergolong dalam pasteurisasi

skala rumah tangga yaitu Low Temperature Long Time (LTLT) pada suhu 63°C

selama 30 menit. Peralatan yang digunakan pun tidak sulit untuk didapatkan

sehingga masyarakat dapat membuat minuman fungsional tersebut dengan

mudah.

Menurut Wiraharja (2011) salah satu fungsi jahe adalah untuk mengatasi

mual dalam kehamilan. Dosis yang aman dan dapat memberikan efek untuk

mengurangi mual muntah pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak 1

gram per hari atau 250 mg jahe yang diminum 4 kali sehari (Varma et al., 1962

dan DerMarderosian et al., 2006). Dosis tersebut dapat menghilangkan mual

yang disebabkan oleh berbagai faktor, akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram

per hari (Wiraharja, 2011). Untuk mengetahui keamanan dosis jahe pada

minuman ini, sebanyak 50 ml sari jahe yang dilakukan freeze drying secara

terpisah sehingga menghasilkan bubuk sari jahe sebanyak 2 gram. Sedangkan

dari tiga formulasi yang terpilih, proporsi sari jahe dengan kandungan zingeron

yang tertinggi yaitu 33,351 ml. Bila dikonversikan, cairan sari jahe tersebut hanya

menjadi 1,334 gram bubuk saja. Jumlah tersebut masih tergolong aman untuk

dikonsumsi sehari-hari karena tidak melebihi dosis maksimal yaitu 4 gram.

Salah satu komponen minuman yang berperan dalam menekan mual muntah

dalam kehamilan adalah zingeron. Zingeron adalah senyawa antioksidan yang

berasal dari jahe. Menurut Ahmad et al. (2015) zingeron memiliki efek

Page 73: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

54

farmakologis yaitu aktivitas antioksidan yang dapat mencegah terjadinya stres

oksidatif. Senyawa ini berfungsi sebagai scavenger karena dapat menangkap

radikal bebas Nitrit Oksida (NO). Nitrit oksida adalah mediator kimia yang apabila

bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan anion peroksinitrit dan nitrit yang

merupakan radikal bebas. Diketahui bahwa zingeron dapat menghambat

pembentukan anion peroksinitrit dan nitrit dengan cara kompetisi sehingga

oksigen tidak dapat berikatan dengan nitrit oksida. Selain itu zingeron bekerja

sebagai antagonis non kompetitif terhadap 5-HT3 receptors pada saraf aferen

visceral (sistem saraf otonom) sehingga dapat mencegah terjadinya mual muntah

(Ahmad et al., 2015). Bersama dengan gingerol dan shogaol, zingeron dapat

memberikan efek antagonis terhadap aktivas reseptor cholinergic (M)3 dan 5-

HT3. Dengan demikian dapat menghambat input saraf aferen yang menuju

sistem saraf pusat yang distimulasi oleh neurotransmitter khusus, yaitu serotonin,

yang dikeluarkan oleh gastrointestinal tract (Lete dan Allué, 2016).

6.4 Kelemahan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu masih adanya

ketidakseragaman rimpang jahe yang didapatkan dan adanya ketidaksesuaian

dengan kriteria yang ditentukan sehingga perlu dilakukan penyortiran dengan

teliti dan hati-hati. Selain itu jahe gajah didapatkan di saat bukan musim jahe. Hal

tersebut dapat memengaruhi kualitas kandungan zat gizi pada jahe itu sendiri

karena komposisi kimia jahe sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

satunya yaitu waktu panen.

Jika diamati dari metode pasteurisasi minuman ini menggunakan metode

LTLT (Low Temperature Low Time) pada suhu 63-70°C selama 30 menit.

Page 74: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

55

Metode ini dianggap lebih sederhana jika dibandingkan dengan metode yang

lain. Namun karena keterbatasan alat dan biaya, suhu pasteurisasi yang

digunakan masih menggunakan rentang suhu sehingga tidak dapat dipastikan

bahwa masing-masing formulasi diperlakukan dengan suhu pasteurisasi yang

sama dan stabil. Hal tersebut dapat memengaruhi kadar zingeron pada sampel.

Selain itu pada saat dipasteurisasi terjadi penguapan yang tidak diharapkan yaitu

sekitar 35-40 ml sehingga tidak dapat mencapai total formulasi yang telah

ditentukan dan harus mengulang proses pasteurisasi lagi untuk memenuhi total

kebutuhan formulasi. Dari keadaan tersebut maka perlu diperhitungkan faktor

penguapan agar lebih efektif dan dapat mencapai total formulasi yang

dibutuhkan.

Adapun keterbatasan lain dari penelitian ini yaitu hasil analisis kadar zingeron

yang didapatkan hanya berupa kadar relatif yaitu % luas area dari grafik

kromatogram. Konsentrasi senyawa zingeron dalam minuman sebenarnya dapat

diperoleh dengan cara memplotkan luas area tersebut ke dalam persamaan

regresi linier standar. Persamaan regresi linier standar didapatkan dari larutan

standar senyawa zingeron. Namun fasilitas laboratorium di Malang maupun di

wilayah Jawa Timur sangat terbatas karena tidak memiliki larutan standar

senyawa tersebut. Hal ini disebabkan karena larutan standar senyawa zingeron

tidak tersedia di Indonesia dan harganya yang tergolong sangat mahal.

Page 75: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

56

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

7.1.1 Terdapat kandungan zingeron pada beberapa formulasi minuman

fungsional berbahan dasar jahe dan kacang-kacangan.

7.1.2 Kandungan zingeron pada perlakuan F1 yaitu sebesar 12,98 %

luas area.

7.1.3 Kandungan zingeron pada perlakuan F2 yaitu sebesar 3,15% luas

area.

7.1.4 Kandungan zingeron pada perlakuan F3 yaitu sebesar 13,93%

luas area.

7.1.5 Formulasi minuman dengan proporsi sari jahe tertinggi pada

perlakuan F3 memberikan kandungan zingeron yang tertinggi.

7.2 Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat dikemukakan

adalah sebagai berikut.

7.2.1 Perlu dipastikan kondisi dan keseragaman bahan-bahan yang

dipesan kepada pihak petani agar sesuai dengan kriteria bahan

Page 76: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

57

yang diinginkan dan dilakukan sortir bahan sebelum dilakukan

penelitian.

7.2.2 Perlu diperhatikan suhu yang digunakan dan faktor penguapan

yang terjadi saat pasteurisasi. Sebaiknya tidak menggunakan

rentang suhu, namun gunakan suhu tertentu dan pastikan

pasteurisasi dipertahankan pada suhu tersebut. Bila

memungkinkan, gunakan metode pasteurisasi lain yang lebih

memudahkan.

7.2.3 Pengujian kadar zingeron pada penelitian ini masih berupa kadar

relatif yaitu % luas area grafik kromatogram. Sebaiknya perlu

dilakukan tahap lanjutan yaitu dengan memplotkan luas area grafik

kromatogram tersebut ke dalam persamaan regresi linier standar

sehingga kadar zingeron pada minuman fungsional dapat diketahui

secara pasti.

Page 77: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

58

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad B. et al. A Review on Pharmacological Properties of Zingerone (4-(4-Hydroxy-3-methoxyphenyl)-2-butanone). The Scientific World Journal

Volume 2015 : 1-4. Aini N. 2015. Dahsyatnya Bumbu dan Sayuran Berkhasiat Obat. Yogyakarta :

Real Books. Hal 161-163. Ali B.H., G. Blunden, M.O., Tanira and A. Nemmar. 2008. Some Phytochemical,

Pharmacological and Toxicological Properties of Ginger (Zingiber Officinale Roscoe): A Review of recent research. Food and Chemical Toxycology. 46 : 409-420.

Amir AA. 2014. Pengaruh Penambahan Jahe (Zingiber officinalle Roscoe) dengan Level yang Berbeda terhadap Kualitas Organoleptik dan Aktivitas Antioksidan Susu Pasteurisasi. Tugas Akhir. Makassar : Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin. Ardani A. 2014. Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe

Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Semarang : STIK Ngudi Waluyo Ungaran.

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). 2005. Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. http://www.pom.go.id. (Diakses pada 19 Mei 2017)

Burkill I.H. 1935. A Dictionary of the Economic Products of the Malay Peninsula. Vol. I. London: Governments of the Straits Settlements and Federated Malay States by the Crown Agents for the Colonies.

Cahyadi W. 2012. Kedelai : Khasiat dan Teknologi. Jakarta : Bumi Aksara. Hal. 45-47.

Cunningham G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y.

et al. 2010. Williams Obstetrics. 23rd ed. USA : McGraw-Hill Company. p. 1113.

Dasilva K. 2017. Aktivitas Antioksidan pada Minuman Berbasis Jahe (Zingiber

officinale) dan Kacang-kacangan sebagai Antiemetik. Tugas Akhir. Belum diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Page 78: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

59

DerMarderosian A., Beutler JA. 2006. The Review of Natural Products. St. Louis, Mo.: Wolters Kluwer.

Ding M., Leach M., Bradley H. The Effectiveness and Safety of Ginger for Pregnancy-Induced Nausea and Vomiting: A Systematic Review. Women and Birth 26 (2013) e26–e30.

Ditjen POM Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dorland W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Ed. 28. Albertus

Agung Mohede (Penerjemah). 2011. Jakarta : EGC. Hal. 50. Fardiaz D. 1997. Makanan Fungsional dan Pengembangannya Melalui Makanan

Tradisional. Di dalam Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pangan. Denpasar, Bali, 16-17 July. 1997.

Fathona D. 2011. Kandungan Gingerol dan Shogaol, Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis Terhadap Oleoresin Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Fitria R. Efektifitas Jahe untuk Menurunkan Mual Muntah pada Kehamilan

Trimester I di Puskesmas Dolok Masihul Kec. Dolok Masihul Kab. Serdang Bedagai. Jurnal Maternity and Neonatal Vol 1 No 2 : 64.

Goldberg I. 1994. Functional Food. New York : Champan & Hall

Gunawan K., Manengkei P.S.K., Ocviyanti D. Diagnosis dan Tata Laksana

Hiperemesis Gravidarum. J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 11, November 2011.

Ha C.S., Joo B.S., Kim S.C., Joo J.K., Kim H.G., Lee K.S. Estrogen

Administration During Superovulation Increases Oocyte Quality And Expressions Of Vascular Endothelial Growth Factor And Nitric Oxide Synthase In The Ovary. (Abstract). Journal of Obstetrics and Gynaecology Research Volume 36, Issue 4 August 2010.

Handayani T. 2013. Apotek Hidup. Jakarta : Padi. Hal. 47 – 55.

Hariana A. 2015. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hal 128-130. Hariyadi P. 2013. Freeze Drying Technology: for Better Quality & Flavor of Dried

Products. Foodreview Indonesia | Vol. VIII/N0.2/Februari 2013. Hendrata R. dan Suwardih. 2015. Tanaman Sereh Wangi (Cympogon nardus)

dan Manfaatnya. (Online). ( diakses 3 Juni 2016)

Page 79: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

60

Herbie T. 2015. Kitab Tanaman Obat Berkhasiat : 226 Tumbuhan Obat untuk Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta : OCTOPUS Publishing House. Hal. 332-338.

Jaya F. 2008. The Effect of Thermal Processing to Antioxidant Activity of Zingiber

Officinale Roscoe and The Utilization of Honey as Natural Antioxidant to Produce Functional Drink. Master Thesis. Tidak diterbitkan. Malang :

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jueckstock J.K., Kaestner R., Mylonas I. Managing Hyperemesis Gravidarum: A

Multimodal Challenge. BMC Medicine 2010, 8:46.

Kirk RE. and Othmer DF. 1952. Encyclopedia of Chemical Technology 3rd ed.

Vol. 1. New York : The Inter Science Encyclopedia Inc. Kishk YFM. dan El Sheshetawy HE. 2010. Optimization of Ginger (Zingiber

officinale) Phenolics Extraction Conditions and Its Antioxidant and Radical Scavenging Activities Using Response Surface Methodology. World J. Dairy & Food Sci., 5 (2),188-196.

Kristianingrum S. 2009. Analisis Nutrisi dalam Gula Semut. Makalah disajikan

dalam Kegiatan PPM “Tehnologi Pembuatan Gula Semut Aneka Rasa untuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta, Minggu, 2 Agustus 2009.

Kumalaningsi S. 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber,

Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus

Agrisarana. Hal. 4-5, 16, 21, 24, 43. Latief A. 2014. Obat Tradisional. Jakarta : EGC. Hal. 79-80. Lee NM. dan Saha S. Nausea and Vomiting of Pregnancy. Gastroenterol Clin

North Am. 2011 June ; 40(2): 309–vii. Lempang M. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Info Teknis EBONI Vol.9

No.1, Oktober 2012 : 37-54 Lete I. dan Allué J. The Effectiveness of Ginger in the Prevention of Nausea and

Vomiting during Pregnancy and Chemotherapy. Integrative Medicine Insights 2016:11 11–17.

Mahmud MK., Hermana, Zulfianto, NA., Apriyantono, RR., Ngadiarti, I., Hartati,

B., Bernadus dan Tinexcelly. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta : Gramedia.

Malagelada JR. dan Malagelada C. 2010. Nausea and Vomiting dalam Mark

Feldman, Lawrence S. Friedman, Lawrence J. Brandt, (Eds), Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal And Liver Disease : Pathophysiology/Diagnosis/Management, 10th Edition. Elsevier : United States of America. Hal. 212.

Page 80: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

61

Malhotra S. dan Singh A.P. Medical Properties of Ginger (Zingiber officinale

Rosc.). Natural Product Radiance Vol 2(6) November-December 2003 :

296-297. Martirosyan DM. dan Singh J. A new definition of functional food by FFC: What

Makes A New Definition Unique?. Functional Foods in Health and Disease 2015; 5(6):209-223.

Mustafa T. dan Srivastava KC. 1990. Ginger (Zingiber Officinale Rosc) In

Migraine Headache. J. Erthnopharmacol. 29:267-273.

Pontoh J. 2012. Prosiding Seminar Nasional Aren: Aren untuk Pangan dan

Alternatif Energi Terbarukan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan :Kementrian Pertanian. Hal. 66-71.

Pritchard JA., MacDonald, P C., Gant, N F.. 1984. Williams Obstetrics, Ed. 17. R.

Hariadi (Penerjemah). 1991. Surabaya : Airlangga University Press. Hal. 228.

Purseglove JW., E.G. Brown, C.L. Green, and S.R.J. Robbins. 1981. Spices.

London and New York. pp. 447-531. Putra DS. 2009. Muntah pada Anak. Riau : Fakultas Kedokteran Universitas

Riau. Hal 1-2.

Putri DO. 2017. Kadar Total Fenol pada Minuman Fungsional Berbasis Jahe (Zingiber officinale) dan Kacang-kacangan sebagai Antiemetik. Tugas Akhir. Belum diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Putri WDR. dan Kiki Febrianto. 2006. Rempah – Rempah : Fungsi dan Pemanfaatannya. Malang : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Hal 82-84, 87-88.

Rachman, Aditya, Ridwan Imaduddin. 2012. Perancangan dan Pembuatan

Segmen Pemanasan untuk Simulator Pasteurisasi Susu Secara Kontinyu dan Karakterisasi Perpindahan Panas [Tugas Akhir]. Bandung : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Rao BN. dan Rao BSS. Antagonistic Effects Of Zingerone, A Phenolic Alkanone

Against Radiation-Induced Cytotoxicity, Genotoxicity, Apoptosis And Oxidative Stress In Chinese Hamster Lung Fibroblast Cells Growing In Vitro. Mutagenesis vol. 25 no. 6 pp. 577–587, 2010.

Saminem. 2008. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Hal. 5-6.

Page 81: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

62

Setyawan AD. 2002. Keragaman Varietas Jahe (Zingiber officinale Rosc.) berdasarkan Kandungan Kimia Minyak Atsiri. BioSMART Volume 4, Nomor 2, Halaman: 48-54.

Soeprapto HS. dan Marzuki R. dan. 2004. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta : Penebar Swadaya. Hal. 1-6.

Sukamto DM. dan Suheryadi D. 2011. Seraiwangi (Cymbopogon Nardus L)

sebagai Penghasil Minyak Atsiri, Tanaman Konservasi dan Pakan Ternak. Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Inovasi Perkebunan 2011.

Sukoharsono KA. 2017. Kandungan Protein pada Minuman Berbasis Jahe (Zingiber officinale) dan Kacang-kacangan sebagai Antiemetik. Tugas Akhir. Belum diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Sulardjo dan Santoso A. Pengaruh Konsentrasi Gula Pasir terhadap Kualitas Jelli Buah Rambutan. Magistra No. 82 Th. XXIV Desember 2012 ISSN 0215-9511.

Sumarno. 2001. Kromatografi: Teori Dasar dan Petunjuk Praktikum. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Supardan MD., Fuadi, A., Alam, PN., Arpi, N.. Solvent Extraction Of Ginger Oleoresin Using Ultrasound. MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 2, NOVEMBER 2011: 163-167.

Susilo E. 2011. Optimasi Formula Minuman Fungsional Berbasis Kunyit (Curcuma domestica Val.), Asam Jawa (Tamarindus indica Linn.), dan Jahe (Zingiber officinale var. Amarum) dengan Metode Desain Campuran (Mixture Design) [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sutanto A. 2015. Teknologi Pengolahan Gula Merah Dan Gula Semut. (Online). (http://jateng.litbang.pertanian.go.id, diakses 3 Juni 2016)

Taylor T. Treatment of nausea and Vomiting in Pregnancy in Australian Prescriber Volume 37 : Number 2 : April 2014 : 42

Thorpe JF. 1974. Thorpe’s Dictionary of Applied Chemical. 4th edition. Vol III. Longman green and Company, London

Uhl SR. 2000. Handbook of Spices, Seasonings and Flavoring. Technomic

Publishing Co. Inc. Lancaster-USA.

Varma KR., Jain TC., Bhattacharyya SC. Structure and Stereochemistry of Zingiberol and Juniper Camphor. Tetrahedron 1962; 8:979. http:// il.proquest.com. Diakses pada 19 Mei 2017.

Vigon International Inc. 2014. Safety Data Sheet : Zingerone. (Online). (www.vigon.com, diakses 20 Mei 2016).

Page 82: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE

63

Warisno KD. 2010. Meraup Untung dari Olahan Kedelai. Jakarta : Agro Media Pustaka. Hal. 2, 4-5.

Wijayanti IP. 2017. Mutu Organoleptik pada Minuman Berbasis Jahe (Zingiber officinale) dan Kacang-kacangan sebagai Antiemetik. Tugas Akhir. Belum diterbitkan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Wiraharja RS., Heidy, Rustam S. dan Iskandar M. Kegunaan Jahe untuk Mengatasi Mual dalam Kehamilan. Damianus Journal of Medicine; Vol.10 No.3 Oktober 2011: hlm. 161–170.

Zhang YX., Li JS., Chen LH., Peng WW., Cai BC. HPLC Specific Chromatogram Study and Determination of Alkaloids from Four Kinds of Huanglian (Coptis chinensis Franch.). (Abstract). Chinese Journal of Pharmaceutical Analysis, Volume 32, Number 11, 2012, pp. 1957-1961 (5).

Page 83: ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI …repository.ub.ac.id/1121/1/Pratiwi, Armeida.pdf · ANALISIS KANDUNGAN ZINGERON PADA FORMULASI MINUMAN FUNGSIONAL BERBAHAN DASAR JAHE