BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangDewasa ini air merupakan masalah yang perlu
mendapatkan perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan
air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi
barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh
kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah tangga, limbah
dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya. Air buangan berupa
limbah cair umumnya mengandung at mengganggu keseimbangan alam yang
menimbulkan ancaman bagi manusia. Adanya pencemaran yang disebabkan
oleh limbah yang berasal dari kawasan industri, areal pertanian,
maupun limbah rumah tangga akan merubah sifat-sifat fisika dan
kimia yang akan menurunkan kualitas air.,orida dapat mengiritasi
sistem pernafasan dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir
dan dalam bentuk cair bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi
pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm dapat
berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. Penentuan kadar
khlorida di lakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah
metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometer. Penggunaan
metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk
analisis kadar khlorida yang di lakukan dengan mempergunakan AgNO3
0,0136 N dan indikator K2Cr2O4 5% kelebihan analisis khlorida
dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki
ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat di gunakan
untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda,
sedangkan dengan menggunakan metode spektrofotometer adalah metode
yang di gunakan untuk mengukur jumlah atau konsentrasi suatu zat
berdasarkan panjang gelombangnya, kelebihan dari metode ini adalah
pada alatnya telah di lengkapi dengan sistem komputer sehingga
mudah di operasikan, sederhana dan memiliki nilai yang akurat dalam
hasil analisa.1.2 Rumusan Masalah1. Berapakah kadar khlorida yang
terkandung pada air dan air limbah yang di analisa?2. Mengapa
menggunakan metode argentometri untuk menentukan kadar khlorida
pada air dan air limbah ?
1.3 TujuanUntuk mendapatkan hasil analisis khlorida dengan nilai
keakuratan yang tinggi dengan pemilihan metode yang sesuai pada
analisis air dan air limbah.1.4 ManfaatHasil yang di peroleh dari
penulisan ini di harapkan dapat membantu memberikan informasi
tentang kadar khlorida dengan menggunakan metode analisis
argentometri pada air dan air limbah.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pencemaran AirAir merupakan salah satu dari
ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi dilingkupi air sebanyak
70 %, sedangkan sisanya 30 % berupa daratan. Udara mengandung zat
cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer. Hampir semua
kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari mandi, membersihkan
tempat tinggal, makan dan minum sampai kegiatan yang lainnya.
(Gabriel, 2001)Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor. 82 tahun 2001 menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukkannya.Menurut Wardhana (1995) indikator atau tanda bahwa
air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda
yang dapat diamati melalui: Adanya perubahan suhu air. Adanya
perubahan Ph atau konsentrasi hidrogen. Adanya perubahan warna,
bau, dan rasa air. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
Adanya mikroorganisme. Meningkatnya radioaktivitas air
lingkungan.Air merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui,tetapi air dapat dengan mudah terkontaminasi oleh
aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan
yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut
tujuan penggunaannya kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat
kotor diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit
tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Pencemaran
air juga dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan
global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan
tanah dan daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi
bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis
bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan
terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada
permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengelolahan tanah yang kurang
baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar
dengan tanah endapan. Banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran
air, yang akhirnya bermuara ke lautan yang menyebabkan pencemaran
pantai dan air laut sekitarnya. (Darmono,2001)
2.2. Pengertian Limbah cairPengertian limbah menurut peraturan
pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001. Limbah adalah
sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik
secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk lain. . (Robert et al, 2005) Limbah adalah buangan yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah
ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan
ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi
mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan hidup dan
sumber daya. Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak
menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula
bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air
harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang
misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum
diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian
diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini
mengakibatkan buangan air. (http://www.blogger.com)Air limbah
industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam
proses produksi. Di industri fungsi dari air antara lain :a.
Sebagai air pendingin. Berfungsi untuk memindahkan panas yang
terjadi dari proses b. Untuk mentransportasikan produk atau bahan
baku.c. Sebagai air proses , misalnya sebagai umpan boiler pada
pabrik minuman.d. Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung
serta instalasi. (Ricki,2005).
2.3. Pengertian Khlorida2.3.1. Tinjauan TeoritisKlorida (Cl-)
adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.
Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam
air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh
kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari
garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut.
Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat
dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam
keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam
klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu
sangat penting dilakukan analisa terhadap Klorida, karena kelebihan
klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di
pinggiran badan air. (Achmad, 2004)
2.3.2 Kebanyakan khlorida larut dalam air. Merkurium(I) khlorida
(HgCl2), perak khlorida (AgCl), timbel khlorida (PbCl2) merupakan
senyawa yang sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah
larut dalam air mendidih sedangkan tembaga(I) klorida (CuCl),
bismuth oksiklorida (BiOCl), stibium oksiklorida (SbOCL) dan
merkurium(II) oksiklorida Hg2OCl2 tidak larut dalam air. Uji
Kualitatif KhloridaUntuk mempelajari reaksi - reaksi ini, dipakai
larutan natrium khlorida, NaCl 0,1 M1) Dengan Asam Sulfat
PekatKhlorida terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraiannya
adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan
hidrogen khlorida, Cl- + H2SO4 HCl + HSO4-Produk ini dapat dikenali
dari baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih, yang
terdiri dari butiran halus asam khlorida, ketika kita meniup
melintasi mulut tabung, dari pembentukan kabut putih ammonium
klorida, bila sebatang kaca yang dibasahi dengan larutan amoniak
dipegang dekat mulut bejana , dan dari sifatnya yang mengubah
kertas lakmus biru menjadi merah.
2) Dengan Mangan Dioksida dan Asam Sulfat PekatJika khlorida
padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang sama
banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran
dipanaskan perlahan-lahan, klor akan dilepaskan yang dapat
diideantifikasi dari baunya yang menyesakan nafas, warnanya yang
hijau kekuningan, sifatnya yang memutihka kertas lakmus basah, dan
mengubah kertas kalium iodida kanji menjadi biru. Hidrogen klorida
yang mula- mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.MnO2 + 2
H2SO4 + 2 Cl- Mn2+ + Cl + 2 SO42- + 2 H2O
3) Dengan Larutan Perak NitratEndapan perak khlorida, yang
seperti dadih dan putih. Ia tidak larut dalam air dan dalam asam
nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amoniak encer dan dalam
larutan larutan kalium sianida dan tiosulfat.Cl - + Ag + AgCl AgCl
+ 2 NH3 [ Ag (NH3)2] + + Cl- [ Ag (NH3)2] + + Cl- + 2 H+ AgCl + 2
NH4+Jika endapan perak khlorida ini disaring, dicuci dengan air
suling, lalu dikocok dengan larutan natrium arsenit, endapan di
ubah menjadi perak arsenit yang kuning. Hal ini lah yang membedakan
dengan perak bromida dan perak iodide, yang tidak di pengaruhi oleh
pengelolahan ini. Reaksi ini boleh di pakai sebagai uji pemastian
terhadap klorida.3 AgCl + AsO33- Ag3AsO3 + 3 Cl
4) Dengan Larutan Timbel AsetatEndapan putih timbal khlorida ,
PbCl2 dari larutan yang pekat2 Cl - + Pb 2+ PbCl2 ( Vogel,1985)
2.4. Titrasi ArgentometriA. PrinsipDasar titrasi argentometri
adalah reaksi pengendapan (presipitasi) di mana zat yang khendak
ditentukan kadarnya di endapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat
tersebut misalnya garam garam halogenida ( Cl, Br, I ), sianida (
CN ), tiosianida (SCN) dan fosfat.B. Jenis Jenis Titrasi
Argentometri Metode MohrSeperti halnya suatu system asam basa dapat
di gunakan sebagai suatu indicator untuk titrasi asam basa, maka
pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk menunjukan
kesempurnaan suatu titrasi pengendapan. Contoh untuk keadaan
demikian adalah yang disebut dengan titrasi mohr dari khlorida
dengan ion perak yang dalam hal ini ion khromat di gunakan sebagai
indikator. Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat
yang kemerah merahan di anggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi
mohr terbatas pada larutan larutan dengan harga pH dari kira kira 6
10. Cara mohr dapat juga di gunakan untuk titrasi ion bromide
dengan perak dan juga ion sianida dalam laruta sedikit alkalis.
Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan klorida dengan
menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula
ada, larut kembali hanya dengan perlahan lahan dekat titik
ekuivalen. Akan tetapi larutan khlorida standart dalam jumlah
berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi kembali
menggunakan indikator khromat ( Underwood,1994 )
Metode VolhardCara volhard di dasarkan pada pengendapan perak
tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (
III ) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini dapat
dipergunkan untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan
tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida.
Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih di tambahkan dan
kelebihannya di titrasi dengan tiosianat standart. Anion anion yang
lain seperti bromide dan iodida dapat di tentuka dengan prosedur
yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak dan
klorida karena kenyataan bahwa titrasi dapat dilakukan dalam
larutan asam. (Underwood,1994) Metode FajansApabila suatu senyawa
organik berwarna di serap pada permukaan suatu endapan, perubahan
struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar
kemungkinan telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas.
Peristiwa ini dapat di pakai untuk mengetahui titik akhir dari
titrasi pengendapan garam garam perak. Senyawa organik yang
dipergunakan demikian di sebut indicator adsorpsi. Flouresein dan
beberapa flouresein yang di substitusi dapat bekerja sebagai
indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat di tambahkan
kepada suatu larutan natrium klorida, maka partikel perak klorida
yang terbagi halus itu cenderung menahan pada permukaannya (
menyerap ) beberapa ion klorida berlebih dalam larutan. (
Underwood,1994 )
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahana. Alat Alat Buret 50 Ml Statif dan klem
Erlenmayer 250 mL Gelas ukur 100 mL Corong Labu ukur 100 mL Beaker
glass 250 mL Pipet volume 50mL Neraca Analitis Spatula Gelas arloji
Botol aquadest Desikator
b. Bahan Aquadest AgNO3 0,0141 N K2CrO4 5% Larutan NaCl 0,0141 N
Kertas saring Air Danau Air limbah
3.2. Prosedur Kerja Pembuatan Larutan
A. Larutan NaCl 0,0141 N1.Serbuk NaCl di keringkan dalam oven
pada temperatur 1400C dan2.kemudian di dinginkan dalam desikator.
Sebanyak 0,824 g di timbang dan 3.dimasukan kedalam labu takar
dengan volume 1000 mL dan di larutkan denganaquadest hingga garis
tanda.
B. Larutan K2CrO4 5%1.Sebanyak 5,0 g K2Cr2O4 di tambahkan dengan
AgNO3 hingga terbentuk endapan merah kecoklatan. 2.Didiamkan selama
12 jam kemudian di saring dan filtratnya di encerkan dengan
aquadest hingga volume 100 mL.
C. Larutan AgNO3 0,0141 N1.Sebanyak 2,395 g AgNO3 di timbang dan
dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 mL 2.lalu disimpan di
dalam botol yang berwarna gelap.
Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N1.Larutan NaCl
0,0141 N di pipet sebanyak 25 mL 2.di masukan kedalam erlenmayer
100 mL. Sebanyak 25 mL air suling di gunakan sebagai larutan
blanko3.kemudian di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak
1 mL lalu di aduk4.di titrasi dengan larutan AgNO3 hingga terjadi
perubahan warna menjadi merah coklat.5. Kemudian di catat volume
AgNO3 yang di gunakan dan di hitung normalitas larutan baku
AgNO3
N AgN03 = Keterangan :V AgNO3: ml larutan AgNO3 yang digunakanN
AgNO3: Kenormalan larutan AgNO3V Nacl: ml larutan NaCl 0,0141 NN
NaCl: Normalitas larutan NaCl 0,0141 N
Prosedur Analisa1.Sebanyak 100 mL di masukan kedalam erlenmayer
250 mL. 2.Di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5 % sebanyak 1 mL
3.kemudian di titrasi dengan larutan baku AgNO3 hingga titik akhir
titrasi yang di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah
kecoklatan dari Ag2CrO4, 4.kemudian di hitung volume AgNO3 yang di
gunakan.5. Di lakukan titrasi blanko, terhadap 100 mL aquadest
seperti langkah di atas dan di ulangi perlakuan yang sama sebanyak
tiga kali.Perhitungan kadar klorida :Kadar Cl- (mg/L) =
Keterangan:
A = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (mL)B =
Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (Ml)N = Normalitas
larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HasilDari hasil pemeriksaan sampel limbah cair yang
dilaksanakan di UPT. Laboratorium Badan pengawas Dampak Lingkungan
Daerah Sumatera Utara pada tanggal 10 Febuari 2009. Di dapatkan
hasil analisa kadar klorida dari dua cara. Untuk penentuan kadar
klorida pada air danau dengan menggunakan cara SNI 06-6989.19-2004
dan pada analisa air limbahnya digunakan dengan cara JIS ( Jepang
Industry Standart ).Tabel 4.1.1 Hasil Analisa Klorida untuk air
danauSampelKode sampelPengenceran volumeTitran (mL)NormalitasKadar
klorida mg/L
Blanko-0,7
I. 02/ad/02/09-1,30,01362,8927
II. 02/ad/02/09-1,30,01362,8927
III. 03/ad/02/09-1,30,01362,8927
IV. 03/ad/02/09-1,40,01363,3748
V. 04/ad/02/09-1,40,01363,3748
VI. 04/ad/02/09-1,30,01362,8927
Tabel 4.1.2. Hasil Analisa klorida untuk air limbahsampelKode
sampelPengenceran(kali)Volume titran (mL)NormalitasKadar klorida
mg/L
Blanko--0,5--
I20/LC/02/0956,80,0142317,1357
II20/LC/02/0956,90,0142322,1696
III21/LC/02/09512,80,0142619,1697
4.1.1. Reaksi Percobaan2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO34.1.2.
Perhitungan kadar khlorida4.3.1. Pada air DanauNormalitas AgNO3 N
AgNO3 = = = 0,0136 N
Penentuan kadar khlorida pada sampelMg/L Cl- = Sampel IMg/L Cl-
= = 2,8927 Mg/L Sampel IIMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L Sampel IIIMg/L
Cl- = = 2,8927 Mg/L Sampel IVMg/L Cl- = = 3,3748 mg/L Sampel VMg/L
Cl- = = 3,3748 mg/L Sampel VIMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L
Ketelitian perhitungan kadar khlorida pada air danau% RPD = x
100= x 100% = 15,3 %4.3.2 Pada air limbahNormalitas AgNO3 N AgNO3 =
= = 0,0142 N
Penentuan kadar khlorida pada sampelMg/L Cl- = Sampel IMg/L Cl-
= = 63,42714 5= 371,1357 Mg/L
Sampel IIMg/L Cl- = = 64,433925= 322,1696 Mg/L
Sampel IIIMg/L Cl- = =619,1697 Mg/L
Ketelitian Perhitungan Analisa Khlorida pada air limbah% RPD = x
100= x 100% = 1,57 %
4.2. PembahasanAnalisis kadar khlorida dapat di lakukan dengan
beberapa cara di antaranya adalah dengan metode klasik seperti
titrasi argentometri dan dengan metode yang lebih modern yaitu
secara spektrofotometer. Kedua metode ini sangat sering di gunakan
untuk prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air limbah.
kadar khlorida. Spektrofotometer merupakan suatu alat yang di
gunakan untuk mengukur jumlah suatu zat berdasarkan sifat adsorbsi
suatu larutan berwarna. Analisis secara spektrofotometer memiliki
kelebihan, alatnya dapat di bawa ke lapangan saat melakukan
pengujian agar tidak terjadi perubahan kondisi sampel akibat dari
waktu transportasi dari lapangan ke laboraturium. Sama halnya
dengan penggunaan spektrofotometer portable. Penentuan kadar
khlorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri memiliki
banyak kelebihan seperti pekerjaannya lebih cepat, peralatan yang
di gunakan lebih sederhana dan memilik nilai ke akuratan yang
tinggi sehingga kadar khlorida dalam air dan air limbah dapat di
ketahui konsentrasinya. Metode dengan cara klasik ini lebih di
pilih karena pada hasil analisa dapat membaca kadar khlorida dengan
nilai empat angka di belakang koma sedangkan dengan
spektrofotometer portable pembacaan analisis khlorida yang keluar
pada recorder menunjukan nilai hasil analisis dengan dua angka di
belakang koma. Ketelitian dari perhitungan kadar khlorida pada air
dan air limbah ini di hitung dengan menggunakan % RPD. Dimana % RPD
merupakan recovery persen deviasi. Perhitungan % RPD dapat di
lakukan terhadap sampel yang telah mendapat dua kali perlakuan
prosedur analisis dan memiliki hasil analisi yang berbeda. Analisis
kadar khlorida untuk air danau, di lakukan dengan menggunakan
prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI 06-6989.19-2004,
sedangkan analisis kadar khlorida pada air limbah di gunakan
prosedur argentometri berdasarkan JIS. Perbedaan kedua prosedur
analisis argentometri ini terletak pada perhitungan kadar khlorida
di mana volume sampel yang di gunakan pada prosedur titrasi
argentometri berdasarkan SNI adalah 100 mL sedangkan volume sampel
pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan JIS yaitu 50 mL.
Pada penentuan klorida dengan metode argentometri ini di peroleh
hasil yang sudah berada dalam spesifikasi mutu yang ditetapkan
yaitu 600 mg/L secara maksimum untuk air bersih dan spesifikasi
mutu yang ditetapkan untuk air limbah adalah 1000-1500 mg/L tetapi
kandungan khlorida yang baik pada air limbah adalah 600 mg/L. Dan %
RPD yang di dapat untuk analisis air danau adalah 15,3% dan 1,57%
untuk air limbah.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KesimpulanDari analisis yang di lakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode titrasi argentometri merupakan metode yang
tepat sebagai prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air
limbah, karena metode titrasi argentometri merupakan cara klasik
yang memiliki beberapa kelebihan di antaranya alat yang di gunakan
sederhana, cepat, dan memiliki hasil ananlisis yang akurat. Dari
analisis khlorida yang di lakukan pada air dan air limbah sebagai
sampel di peroleh kadar khlorida yang sesuai dengan spesifikasi
mutu yang di tetapkan yaitu 600 mg/L untuk air dan 1000 1500 mg/L
untuk limbah industri. Dan untuk persen ketelitian analisis
khlorida dengan titrasi argentometri ini di gunakan %RPD (recovery
persen deviasi). Dari % RPD ini di peroleh 15,3 % untuk air dan
1,57% untuk air limbah.
5.2. SaranDisarankan kepada penulis lain untuk membandingkan
serta membahas analisa klorida pada air dan air limbah dengan
menggunkan metode dan standart baku mutu lain.
DAFTAR PUSTAKAAchmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Cetakan
Pertama. Jakarta: Penerbit AndiDarmono. 2001. Lingkungan Hidup dan
Pencemaran. Jakarta: penerbit UI pressGabriel. J. F. 2001. Fisika
Lingkungan. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit HipokratesLimbah
Industri. Diakses tanggal 7 mai,2009. http://www.Blogger.com.Ricki.
M. 2005. Kesehatan lingkungan. Cetakan Pertama: Yogyakarta.Penerbit
Graha Ilmu.Robert. J. K. dan Roestam S. 2005. Pengolahan Sumber
Daya Alam Terpadu.Yogyakarta: Penerbit AndiStandar Nasional
Indonesia No. 06 6989. 19 2004. Medan: Badan
StandartlisasiNasional.Underwood. A. L. dan Day. R. A. 1994.
Analisa Kimia Kuantitatif . Edisi ke-4.Jakarta: Erlangga.Vogel. A.
I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro.Bagian 2. Edisi Ke-5. Jakarta: Penerbit PT. Kalman Media
Pustaka.Wardhana. W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan
ke-2. Edisi ke-2 Yogyakarta: Penerbit Andi.
1