ANALISIS ISI PEMBERITAAN PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Muhammad Irhas Ilmawan NIM. 1113051000162 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M
111
Embed
ANALISIS ISI PEMBERITAAN PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pemindahan ibu kota sebanyak 19,8% atau setara dengan 93,5 triliun rupiah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS ISI PEMBERITAAN PEMINDAHAN IBUKOTA
NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI PORTAL BERITA
ONLINE DETIK.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Muhammad Irhas Ilmawan
NIM. 1113051000162
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Irhas Ilmawan
NIM : 1113051000162
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS ISI
PEMBERITAAN PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA DI PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN
REPUBLIKA.CO.ID” secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 13 Juli 2020
Muhammad Irhas Ilmawan
NIM 1113051000162
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS ISI PEMBERITAAN PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA DI PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM
DAN REPUBLIKA.CO.ID
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Muhammad Irhas Ilmawan
NIM. 1113051000162
Pembimbing
Ade Rina Farida, M.Si
NIP. 197705132007012018
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “ANALISIS ISI PEMBERITAAN PEMINDAHAN
IBU KOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI PORTAL BERITA
ONLINE DETIK.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID” telah diujikan dalam Sidang
Munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Juli 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar program Strata Satu (S1) pada jurusan
Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 27 Juli 2020
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Bab II berisi tinjauan teori yang menjelaskan dan menjabarkan mengenai
teori yang dipakai dalam penulisan penelitian ini, yakni teori agenda setting,
agenda media, komunikasi politik, berita dan media online. Bagaimana teori dan
konsep tersebut dapat menjawab rumusan masalah yang tertulis di dalam
pendahuluan, dan relevansi dari teori ini apakah layak untuk dijadikan acuan
dalam penulisan penelitian ini.
Bab III berisi tentang paradigma penelitian, pendekatan penelitian,
metode penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik analisis isi, definisi operasional, serta validitas dan
reliabilitas.
Bab IV merupakan inti dari penulisan penelitian yang berjudul Analsis Isi
Pemberitaan Pemindahan Ibukota Negara Republik Indonesia pada Portal Berita
Online Detik.com dan Republika.co.id Edisi 12-27 Agustus 2019. Dalam bab ini
penulis menjabarkan temuan data yang diperoleh dan pembahasan temuan data.
14
Bab V Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
penelitian. Kesimpulan dan saran ini diperoleh dari hasil-hasil temuan yang
didapat dalam proses penelitian.
14
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONSEP
A. Agenda Setting
Media dianggap mempunyai kemampuan mentransfer isu untuk
memengaruhi khalayak. Asumsi yang paling mendasar dari teori agenda setting
adalah jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa maka media itu akan
mempengaruhi khalayak dan peristiwa tersebut dianggap penting.
Apabila media massa memberi perhatian pada isu tertentu dan
mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum.
Dapat diasumikan bahwa model agenda setting memiliki hubungan positif antara
penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang
diberikan khalayak pada persoalan tersebut.1 Sehingga, apa yang dianggap
penting oleh media, akan dianggap penting oleh masyarakat.
Agenda setting digunakan saat media menunjukan arti penting dari suatu
isu melalui liputan-liputannya. Penentuan isu liputan dalam suatu media pun tidak
ditentukan secara sepihak, tetapi juga mempertimbangkan audiens dalam
menentukan prioritas liputan.2 Perbedaan perhatian media terhadap isu ini akan
berpengaruh terhadap citra suatu peristiwa di mata khalayak.3 Liputan berita yang
diulang-ulang untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik
merupakan kemampuan media yang berfungsi sebagai penentu agenda.
1 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 54. 2 John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h. 495.
3 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010),
h.90.
15
Dalam memilih dan menampilkan berita, editor, staf ruang berita, dan
penyiar memainkan peran penting dalam membentuk realitas dan merefleksikan
suatu peristiwa. Media massa dapat menentukan isu-isu penting karena media
dapat menetapkan agenda. Media massa dapat memaksa perhatian khalayak pada
isu-isu tertentu serta mempengaruhi sikap khalayak.4
J. B. Manheim dan Albritton (1984) dalam pemikirannya tentang
konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting,
menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu: 5
Pertama, agenda
media. Agenda media memiliki visibilitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat
menonjolnya berita bagi khalayak (audience salience). Terdapat relevansi isi
berita dengan kebutuhan khalayak. dan dapat menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi khalayak.
Kedua, agenda publik. Agenda publik memiliki dimensi keakraban
(familiarity), yakni tingkat kesadaran khalayak terhadap suatu topik; penonjolan
pribadi (personal salience), yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri
pribadi; kesenangan (favorability), yakni pertimbangan senang atau tidak senang
akan topik berita.
Ketiga, agenda kebijakan, memiliki dimensi dukungan (support), yakni
kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu; kemungkinan kegiatan
(likelihood of action), yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang
diibaratkan; kebebasan bertindak (freedom of action), yakni nilai kegiatan yang
mungkin dilakukan pemerintah.
4 Maxwell E. Mc Comb dan Donald L. Shaw, “The Agenda Setting Fuction of Mass
Media”, Oxford Journal, University of California, 5 Januari 2015, h. 177-178. 5 H. Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2015), h. 230.
16
Rogers dan Dearing mengatakan bahwa fungsi agenda setting merupakan
proses linear yang terdiri dari tiga unsur:6 Pertama, agenda media yang disusun
oleh awak media. Kedua, agenda media dalam beberapa hal memengaruhi atau
berinteraksi dengan agenda publik atau naluri publik terhadap pentingnya isu,
yang nantinya memengaruhi agenda kebijakan. Ketiga, agenda kebijakan adalah
suatu hal yang dipikirkan oleh pembuat kebijakan publik dan kebijakan yan
dihasilkan dianggap penting oleh publik.
Robert Park seorang sosiolog mengatakan bahwa media lebih banyak
menciptakan kesadaran tentang suatu isu, bukan menciptakan pengetahuan
ataupun sebuah sikap. Ada tiga level agenda setting menurut Park, yaitu:7
1. Penciptaan kesadaran. Jika individu menyadari suatu isu, maka akan
memerhatikan isu tersebut.
2. Menentukan prioritas. Orang memercayai berita dari media untuk
mengetahui kejadian-kejadian dan mengurutkan kejadian itu berdasarkan
arti pentingnya.
3. Mempertahankan isu. Liputan media secara terus-menerus akan membuat
isu menjadi terlihat penting.
B. Agenda Media
Konsep agenda media diambil dari teori agenda setting yang
diperkenalkan oleh McCombs dan Shaw. Teori penentuan agenda (agenda setting
theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa merupakan pusat
6 Rogers dan Dearing dalam Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006), h. 224-225. 7 Robert Park dalam John Vivian, Teori Komunikasi Massa..., h. 495.
17
penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua
elemen, yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik kemudian
kesadaran publik serta perhatiannya diarahkan kepada isu-isu yang dianggap
penting oleh media massa.8
Mengacu pada konsep agenda setting Mc Comb dan Shaw, menyatakan
bahwa media massa merupakan pusat penentuan kebenaran yang memiliki
kemampuan untuk mentransfer kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik.
Kemudian, kesadaran dan perhatian publik tersebut diarahkan kepada isu-isu yang
dianggap penting oleh media massa.9
Media massa memiliki fungsi reporting, yakni yakni menyediakan data
penting dalam bentuk gambar ataupun tulisan yang berisi komentar. Media juga
memiliki fungsi sebagai poll-takers (mengumpulkan pendapat dalam bentuk
polling), kemudian menyampaikan tanggapan-tanggapan publik atas suatu
persoalan.10
Perbedaan perhatian media terhadap suatu isu, berpengaruh terhadap
pengetahuan dan citra suatu peristiwa di mata khalayak. Isu yang diberitakan
dalam porsi besar dan massif akan dianggap sebagai isu penting oleh khalayak.
Sehingga konsep dari agenda media didefinisikan sebagai, isu-isu yang banyak
ditampilkan oleh media.11
Dikutip dari Eriyanto, konsep agenda media terdiri dari
8 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 22. 9 Maxwell Mc Comb dan Shawl dalam Apriadi Tambaruka, Agenda Setting Media Massa
(Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2012), h. 22. 10
Erman Anom, Pemerintah, Media dan Masyarakat di Indonesia (Yogyakarta: ANDI,
2016), h. 80. 11
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
llmu Sosial Lainnya (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2011), h. 196-197.
18
tiga indikator, yakni:12
(1) jumlah pemberitaan dari masing-masing isu, (2)
panjang berita yang dimuat, dan (3) penempatan posisi pemberitaan.
Perlu diketahui juga bahwa terdapat indikator penting lainnya mengenai
konsep agenda media, yakni: (1) visibiality, yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya
berita, (2) audience salience, yaitu relevansi isi berita tehadap kebutuhan
khalayak, dan (3) valence, yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara
pemberitaan bagi suatu masyarakat.
Pengulangan berita yang diangkat oleh media massa juga akan
menimbulkan efek bahwa suatu berita itu dianggap penting dan ini merupakan
kemampuan media massa yang berfungsi sebagai penentu agenda. Fungsi
penentuan agenda media mengacu pada kemampuan media, dengan liputan berita
yang diulang-ulang, untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak
publik.13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Maxwell McComb dan Shawl,
didapatkan bahwa agenda media tidak hanya mempengaruhi opini tetapi juga
dapat mempengaruhi perilaku khalayak.14
Efek atau pengaruh media dapat diukur dengan membandingkan dua
pengukuran. Pertama, peneliti mengukur agenda media dengan analisis isi dengan
cara menentukan batas waktu, melakukan pengkodingan, menyusun dengan
membuat perankingan isi berita. Perankingan dilakukan berdasarkan: (1)
panjangnya waktu dan ruang dalam membahas suatu topik; (2) penonjolan berita
12
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi…, h.
197. 13
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan
Trapan dalam Media Massa, terj. (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), h. 261. 14
Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa (Jakarta: Kompas Gramedia, 2016), h. 55.
19
yakni ukuran headline, penempatan berita, frekuensi pemberitaan, dan cara
penyajian berita atau pemaparan konflik.15
Selanjutnya, peneliti mengukur agenda masyarakat denan mengukur self
report masyarakat yakni menghitung topik penting menurut khalayak, melakukan
perankingan dan mengkorelasikan dengan isi media.16
Terdapat tiga konsep dalam
perankingan isu, yakni:17
(1) konsep prominence issue yakni relevansi isu
terhadap khalayak, (2) konsep salience issue yakni fekuensi isu, dan (3) valence
issue yakni cara penyajian isu dalam pemberitaan.
C. Komunikasi Politik
Penggunaan istilah komunikasi politik pertama kali ditemukan pada tahun
1956 oleh Euleau, Eldersveld dan Janowitz. Mereka menempatkan komunikasi
politik sebagai salah satu dari tiga proses yang dianggap berpengaruh dalam
kegiatan politik. Dua proses lainnya adalah kepemimpinan dan struktur
kelompok.18
Mulanya komunikasi politik berasal dari beberapa studi seperti studi
retorika, analisis propaganda, studi mengenai perubahan sikap, studi tentang
pendapat publik, perilaku pemilih, dan studi teknik kampanye. Seiring
15
Hariwijaya, Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta:
Diandra Kreatif, 2017), h. 88. 16
Hariwijaya, Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi…, h. 89. 17
Felix Tawaang, “Agenda Media Surat Kabar” Jurnal Studi Komunikasi dan Media,
Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 2015, h. 74. 18
Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi (Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2012), h. 2.
20
perkembangannya, komunikasi politik menjadi studi yang bersifat ilmiah yang
bekaitan dengan strategi mempengaruhi opini hingga perilaku pemilih.19
Sebagai studi lintas disiplin, komunikasi politik menggunakan beberapa
metode riset dan teknik dari berbagai bidang studi. Contohnya adalah analisis isi
yang berasal dari studi propaganda. Studi analisis isi digunakan sebagai metode
untuk meneliti dan menganalisis isi komunikasi dalam kurun waktu dan ruang
tertentu untuk mengetahui kecenderungan atas pesan yang disampaikan.20
Terdapat banyak definisi mengenai komunikasi politik. Lord Windlesham
mengatakan komunikasi politik adalah:21
“Political communication is the deliberate passing of polica message by
sender to receiver with the intention of making the receiver behave in a
way that might not other wise done”
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa proses komunikasi politik dilakukan
dengan cara penyampaian pesan secara intensif untuk mencapai tujuan yakni
mengubah perilaku penerima pesan. Maswadi Rauf menjelaskan komunikasi
politik merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan politik, yakni
mengenai kekuasaan, aktivitas politik dan aktor politik.22
Denton dan Woodward menjelaskan komunikasi politik sebagai
pengalokasian sumber daya, kewenangan penguasa dan sanksi resmi. Sehingga,
komunikasi politik diartikan sebagai karakteristik pengirim pesan untuk
19
Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi..., h. 6. 20
Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi..., h. 9. 21
Lord Windlesham dalam Henry Subiakto, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi...,
h. 19-20. 22
Thomas Tokan Pureklolon, Komunikasi Politik: Memprtahankan Integritas Akademisi,
Politikus dan Negarawan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016), h. 4.
21
mempengaruhi lingkungan politik.23
Brian McNair dalam Gun Gun Heryanto
menjelaskan komunikasi politik sebagai:24
1. Segala bentuk komunikasi yang dilakukan politisi atau aktor politik untuk
mencapai tujuan khusus;
2. Komunikasi yang ditujukan kepada politisi oleh non-politisi;
3. Komunikasi tentang aktor politik dan aktivitas mereka yang
dipublikasikan melalui berita, editorial, dan diskusi lainnya melalui media
massa.
Unsur komunikasi politik terdiri dari:25
(1) Komunikator, yakni pihak-
pihak yang telibat dalam proses penyampaian pesan, baik individu, kelompok,
ataupun pemerintah; (2) Pesan politik, yakni pernyataan yang disampaikan baik
tertulis maupun tidak tertulis dan mengandung unsur politik. Contohnya, pidato
politik, kampanye, produk kebijakan (undang-undang); (3) Saluran atau media
penyampaian pesan; (4) Penerima pesan, pihak-pihak yang menerima pesan
politik dan memberikan respons terhadap pesan tersebut; (5) Efek atau pengaruh,
yaitu ukuran seberapa jauh sebuah pesan diterima dan dipahami.
Proses komunikasi politik fokus pada penyaluran pesan yang dilakukan
oleh komunikan (berupa kelompok kepentingaan) kepada target melalui media
secara langsung (diskusi tatap muka, kampanye, dan berbagai cara lainnya) dan
tidak langsung (koran, televisi, media sosial, dan media lainnya). Untuk mencapai
23
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik: Relasi Kuasa Media di Panggung
Politik (Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), h. 67. 24
Gun Gun Heryanto, Media Komunikasi Politik..., h. 67-68. 25
Hafied Cangara dalam Thomas Tokan Pureklolon, Komunikasi Politik..., h. 8-9.
22
tujuan dan target secara luas, proses komunikasi politik dapat dilakukan dengan
cara:26
1. Proses komunikasi tradisional. Proses ini melibatkan media massa sebagai
alat penyampaian pesan. Proses komunikasi ini merupakan komunikasi
satu arah (linear).
2. Proses komunikasi timbal balik (konvergensi). Idealnya komunikasi
dilakukan secara dua arah sehingga unsur-unsur komunikasi saling
berkaitan dan dapat membentuk suatu makna atau maksud.
D. Berita
Berita adalah informasi berupa fakta yang bersumber dari peristiwa
tertentu yang dianggap penting dan menarik untuk diketahui orang lain, yang
kemudian disiarkan oleh media massa. Gantyo Koespradono mengklasifiasi berita
menjadi:27
1. Fakta yang terkandung dalam berita, terdiri dari berita peristiwa, pendapat
serta campuran antara peristiwa dan pendapat;
2. Masalah yang terkandung dalam berita, seperti masalah politik, sosial,
ekonomi, kriminalitas, dan lain-lain;
3. Tempat terjadinya suatu peristiwa, yakni berita dalam negeri dan berita
luar negeri;
4. Lingkup atau daya pengaruh berita, bisa dalam tingkat lokal, nasional,
regional atau internasional.
26
Thomas Tokan Pureklolon, Komunikasi Politik..., h. 10-11. 27
Gantyo Koespradono, Merekayasa Fakta Menjadi Berita (Jakarta: Self Help, 2017), h.
24.
23
Kualitas dasar dari berita mencakup aspek berikut:28
(1) accuracy, tingkat
akurasi yang baik yakni berita harus benar dan tepat, (2) interesting, berita
disajikan secara menarik, (3) actual, menyajikan realiatas baru dan (4)
explanation, berisi penjelasan.
Jani Yosef menjelaskan bahwa setiap berita harus memenuhi nilai dan
kriteria jurnalistik. Ia menyebutkan bahwa terdapat tiga ukuran utama yang
menunjukan bahwa suatu fakta layak untuk dijadikan berita:29
1. Penting, hal ini mencakup peristiwa penting atau orang penting;
2. Menarik, penyajian berita yang memiliki nilai dan daya tarik akan memicu
rasa ingin tahu;
3. Aktual, penyajian berita pada waktu yang bersamaan dengan saat
terjadinya suatu peristiwa.
Seorang jurnalis ketika menulis berita harus mengacu pada nilai-nilai
berita, kemudian dipadu dengan unsur 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why
+ How). Berita ditulis dalam bentuk piramida terbalik, yang dimulai dari fakta
terpenting, fakta penting dan tidak penting. Hal tersebut bertujuan agar
memudahkan editor memotong berita dan memudahkan pembaca menemukan
bagian penting dan menarik dalam berita. Sehingga, berita memiliki anatomi atau
kerangka khusus, yakni:30
Pertama, judul berita. Judul berita berisi kata-kata penting yang
menggambarkan subjek dan isi berita. Karakteristik dari judul berita adalah
28
Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan
Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing (Jakarta: Kencana, 2012), h. 49. 29
Jani Yosef dalam Khoirul Muslimin, Jurnalistik Dasar (Yogyakarta: Lingkar Media,
2019), h. 7-9. 30
Khoirul Muslimin, Jurnalistik Dasar (Yogyakarta: Lingkar Media, 2019), h. 11-13.
24
kalimat abstrak, terdiri dari 5-7 kata, berupa pemikiran atau gagasan lengkap,
terdiri dari subjek dan predikat (dapat juga diiringi dengan objek). Agar judul
dapat menarik perhatian pembaca, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum membuatnya:31
1. Pahami topik atau isu sebelum menulis;
2. Membuat judul berdasarkan main idea, yang nantinya akan ditulis pada
kaimat awal berita;
3. Judul mencerminkan isi berita, jangan menuliskan fakta yang tidak
terdapat dalam isi berita;
4. Jangan mengulang kata yang sama pada judul;
5. Jika berupa opini, maka judul harus mencerminkan hal tersebut;
6. Hindari ambiguitas atau pemaknaan ganda.
Kedua, baris tanggal (dateline). Baris tanggal umunya terdiri dari nama
media, tempat kejadian atau tanggal kejadiann. Hal tersebut bertujuan untuk
menunjukan tempat kejadian dan inisial media. Ketiga, teras betita atau alinea
pertama (lead). Lead berisi tentang fakta yang paling penting dari sebuah kejadian
dan menjawab pertanyaan 5W + 1H.
Keempat, tubuh berita (body teks). Body teks terdiri dari fakta yang
mendukung lead, biasanya terdiri dari why dan how. Pada awal kalimat diawali
dengan kalimat tidak langsung dan ditutup dengan kalimat langsung. Kelima, kaki
berita (leg). Leg terdiri dari kutipan-kutipan penjelas dan dapat ditambahkan
informasi lain untuk menambah informasi bagi pembaca.
31
Khoirul Muslimin, Jurnalistik Dasar (Yogyakarta: Lingkar Media, 2019), h. 11.
25
E. Media Online
Kemunduran ketertarikan orang terhadap media cetak diakibatkan
maraknya penggunaan internet, sehingga untuk menyesuaikannya maka media
cetak beralih ke media online. Khalayak memilih informasi yang disediakan
secara gratis diinternet dan dinilai lebih efisien. Media online adalah media massa
(mass media) atau media jurnalistik/media pers yang tersaji di internet secara
online, khususnya situs berita (news site) atau portal berita (news portal).32
Kemunculan dan perkembangan penggunaan media online di Indonesia,
ditandai dengan kehadiran internet pada tahun 1995. Pada saat itu, penggunaan
internet masih terbatas yakni hanya tersedia di beberapa universitas untuk
kegiatan penelitian. Pertengahan tahun 1900-an, penggunaan internet meluas,
hingga pada tahun 2010 pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 30
juta pengguna. Saat itu domain didominasi bidang industri atau perusahaan
(.co.id), web (.web.id), school (.sch.id), other (.or.id), pemerintah (.go.id) dan
perguruan tinggi (.ac.id).33
Media online menjadi wadah baru bagi media konvensional. Program-
program di media cetak, radio, dan televisi dikembangkan dalam berbagai
program berplatform internet. Sajian audio visual dan manipulasi dilakukan
menggunakan teknologi komputer. Sementara untuk informasi yang berbentuk
isi bertujuan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang
tampak, objektif, valid, replikasi dan reliabel.6
Pada dasarnya, analisis isi menekankan metode penelitian yang
menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid dari
suatu teks. Maksud dari kesimpulan adalah tentang pengirim pesan, pesan itu
sendiri, ataupun penerima pesan.7 Dengan cara menghitung atau mengukur aspek
dari isi dan menyajikannya secara kuantitatif. Analisis isi hanya menekankan pada
apa yang tersurat dengan memberi tanda atau meng-coding apa yang dilihat
penulis.
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan ialah berbentuk deskriptif.
Jenis penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran lengkap mengenai
keadaan sosial dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam sebuah penelitian.8
Penelitian deskriptif ini akan menentukan dan melaporkan keadaan yang sekarang
sedang terjadi. Jenis penelitian deskriptif juga membantu memberikan gambaran
atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas mungkin. Dalam penelitian ini data
yang bersifat kuantitatif dengan teknik analisi isi akan diinterpretasikan hasil
peng-coding-annya.
Unit pencatatan yang digunakan adalah unit tematik. Unit tematik melihat
topik pembicaraan dari suatu teks yang sama menjadi satu kesatuan.9 Jadi, teknik
6 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 15. 7 Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, (California: Sage Publications,
1990), h. 9. 8 Rony Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2003), h. 105. 9 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 84.
30
analisis isi, menggunakan pendekatan kuantitatif berdasarkan dari frekuensi yang
jelas akan jumlah dan persentase kejadian dari variabel melalui angka.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek merupakan responden yang memahami objek penelitian sebagai
pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan yang
dimaksud dengan objek penelitian yaitu sasaran dalam penelitian.10
Subjek penelian pada penelitian ini adalah portal berita online Detik.com
dan Republika.co.id, sedangkan objek penelitiannya adalah seluruh pemberitaan
mengenai pemindahan ibu kota negera Republik Indonesia yang diterbitkan pada
tanggal 12-27 Agustus 2019.
E. Populasi dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai kesimpulan yang didapat dari wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari, sedangkan
sampel yakni sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi yang diteliti.11
Penulis menggunakan populasi sebagai sumber data penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah pemberitaan pemindahan ibu kota Negara Republik
Indonesia yang dipublikasikan Detik.com dan Republika.co.id sebanyak 174 berita
antara tanggal 12-27 Agustus 2019. Kemudian, sampel yang diambil sebanyak 50
berita yang terdiri dari 26 berita Detik.com dan 24 berita dari Republika.co.id.
Dari sampel tersebut, penulis mengambil 60 paragraf untuk dijadikan lembar
10
Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 76. 11
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 139.
31
koding untuk diujikan kepada para juri. Penulis mengambil paragraf secara
purposif , yakni salah satu teknik sampling non random sampling di mana penulis
menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian.12
F. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer didapat melalui observasi. Observasi merupakan kegiatan
mengamati secara langsung tanpa mediator.13
Adapun observasi yang penulis
lakukan dengan meninjau hasil berupa teks berita yang telah dipublikasikan
oleh Detik.com dan Republika.co.id, dari 12-27 Agustus 2019. Dalam periode
itu, diperoleh sebanyak 174 berita.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder ini diperoleh dari buku,
jurnal, dan situs-situs internet yang berkaitan dengan isu pemberitaan yang
menjadi objek penelitian.
G. Teknik Analisis Isi
12 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2012). h. 126
13 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 106.
32
Adapun Teknik Analisis Isi yang akan penulis jabarkan di bawah ini,
terdiri dari Definisi Analisis Isi dan Ciri-ciri dalam Analisis Isi. Berikut ini
penjelasannya:
1. Definisi Analisis Isi
Analisis isi merupakan salah satu penelitian yang dipakai untuk
mengetahui isi yang terdapat dalam dokumen. Perbedaan analisis isi dengan
bentuk penelitian yang lain adalah penggunaannya. Analisis isi dipakai untuk
mengukur secara kuantitatif aspek-aspek tertentu dari isi secara tersurat.14
Dalam sejarahnya menurut Krippendorff, analisis isi hadir pertama kali
di Swedia pada abad XVII.15
Namun, sampai pada 1920-an analisis isi baru
mendapat pengakuan sebagai metode ilmiah oleh para ilmuwan sosial dari
berbagai bidang. Hingga saat ini, beragam disiplin ilmu menggunakan metode
ini seperti sosiologi, komunikasi, psikologi, politik, dan antropologi. Pada
abad ke-20, analisis isi dinilai sangat penting dalam bidang politik terkait efek
propaganda dan pesan persuasif lainnya.16
Berelson dalam Andi Bulaeng mengemukakan bahwa analisis isi
adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan isi pernyataan suatu
komunikasi dengan cara menganalisis dan mempelajarinya secara objektif,
kuantitatif, dan sistematis.17
Krippendorff melihat analisis isi sebagai teknik
untuk membuat inferensi yang sahih datanya dan dapat ditiru lewat
14
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 1. 15
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- ilmu Sosial Lainnya, h. 6. 16
Daniel Riffe, dkk, Analyzing Media Messages: Using Quantitative Content Analysis in
Research, 2th ed, (New York: Routledge, 2014), h. 4. 17
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer (Yogyakarta: Andi, 2004),
h. 164.
33
konteksnya.18
Sementara Budd mengatakan analisis isi adalah sesuatu yang
digunakan untuk mengolah pesan dan menganalisis pesan dengan cara yang
sistematis.19
Pesan adalah apa yang terlihat, didengar, dirasakan, atau dibaca.
Sebaliknya, analisis isi tidak meneliti aliran produksi dan pertukaran makna,
ini berkaitan dengan penafsiran. Dengan kata lain, analisis isi meneliti apa
yang tersurat, bukan tersirat.
Robert Philip Weber mengatakan bahwa analisis isi menekankan
metode penelitian untuk mendapat kesimpulan dari pesan yang valid pada
teks.
“Content analysis is a research method that uses a set of proceduresto
make valid inferences from text. 1 These inferences are about
thesender(s) of the message, the message itself, or the audience of the
message”.20
Kesimpulan tersebut didapat dengan cara menghitung atau mengukur
aspek dari isi dan menyajikannya secara kuantitatif. Analisis isi hanya
menekankan pada apa yang tersurat dengan memberi tanda atau meng-coding
apa yang dilihat penulis. Jadi, dapat dikatakan, analisis isi adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan untuk meneliti pesan dengan melakukan
serangkaian prosedur secara sistematis, objektif, dan kuantitatif.
Ilmu komunikasi menggunakan analisis isi sebagai salah satu metode
utama. Analisis isi sebagai penelitian yang mempelajari isi media. Penulis
18
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 15. 19
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 230. 20
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, h. 9.
34
dapat mengetahui tren dari isi, gambaran isi, dan karakteristik pesan. Dalam
ilmu komunikasi, analisis isi juga mempelajari semua konteks komunikasi
(komunikasi organisasi, kelompok, maupun antar pribadi), dengan syarat
adanya dokumen.21
2. Ciri-ciri dalam Analisis Isi
Dalam penelitian menggunakan analisis isi, harus memiliki ciri-ciri
objektif, sistematis, replikabel, isi yang tampak, perangkuman, dan
generalisasi.22
Objektif artinya dengan menampilkan isi yang ada dalam teks
dan bukan dari subjektivitas penulis. Terdapat dua hal dari objektif analisis isi
yakni validitas dan reliabilitas. Validitas mengandung arti tentang alat ukur
mengenai keabsahan suatu variabel sesuai dengan yang diharapkan.23
Sedangkan reliabilitas berarti sejauh mana menghasilkan hasil yang sama,
ketika teks yang sama dikerjakan lebih dari satu coder atau orang yang
berbeda.24
Sistematis berarti penelitian yang dilakukan penulis menggunakan
definisi dan kategori yang sama untuk semua bahan yang akan dianalisis.
Sementara replikabel yakni penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang
dengan menghasilkan temuan yang sama juga, meskipun dilakukan oleh
penulis, waktu, dan konteks yang berbeda-beda.
21
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- ilmu Sosial Lainnya, h. 11. 22
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu- ilmu Sosial Lainnya, h. 16-30. 23
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, h. 18. 24
Robert Philip Weber, Basic Content Analysis, 2th ed, h. 17.
35
Lalu isi yang tampak, artinya bagian dari isi yang terlihat nyata atau
tampak. Sedangkan perangkuman (summarizing) dibuat untuk membuat
gambaran umum karakteristik dari suatu pesan. Terakhir yaitu generalisasi,
yang digunakan jika analisis isi menggunakan sampel untuk memberikan
gambaran populasi.
Sebagai sebuah metode penelitian, tentu analisis isi juga memiliki
tahapan-tahapan. Terdapat tiga tahap dalam analisis isi, yaitu:25
1. Merumuskan masalah
Rumusan masalah masih berbentuk konsep-konsep. Suatu konsep
dengan tema tertentu yang harus dicari ukuran-ukurannya dan apa yang
termasuk dalam tema tersebut. Ukuran-ukuran ini disebut kategorisasi.
2. Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif atau kerangka
teori untuk riset eksplanasi.
Penulis cukup mendefinisikan serta mengemukakan ukuran atau
operasional dari suatu tema. Hasilnya adalah sebuah kategorisasi yang
dijadikan sebagai ukuran-ukuran suatu tema, misalnya tema berita politik.
3. Menyusun perangkat metodologi
a. Menentukan prosedur atau metode pengukuran, dalam hal ini
ukuran-ukuran tertentu dijabarkan dalam suatu konsep, umumnya
dalam bentuk kategori beserta indikator-indikatornya.
b. Menentukan unit analisis, kategorisasi dan uji reliabilitas.
c. Menentukan populasi dan sampel.
d. Menentukan metode pengumpulan data.
25
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 234.
36
e. Menentukan metode analisis.
f. Analisis dan interpretasi data.
H. Definisi Operasional
Diperlukan rujukan dalam penelitian dengan membuat definisi
operasional. Definisi operasional merupakan bagian terpenting dalam
mendefinisikan apa yang diteliti oleh penulis dalam menjabarkan konsep atau
variabel yang diukur dalam sebuah penelitian secara detail berupa perilaku, aspek
atau karakteristik.26
Artinya, proses dalam menjabarkan pengertian suatu konsep
yang abstrak dengan menggunakan beberapa indikator-indikator. Hal itu
dilakukan untuk menunjukkan dan mengukur konsep sehingga dapat
menurunkannya pada tingkat yang lebih konkret.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
pemberitaan pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia di portal berita
online Detik.com dan Republika.co.id. Diperlukan instrumen utama dalam
penelitian ini, yakni kategorisasi. Fungsi kategorisasi identik dengan kuesioner
dalam survei, agar objektif, maka kategorisasi perlu dijaga reliabilitasnya.
1. Kategori
Demi kepentingan pengukuran penelitian, penulis menentukan
kategori atau parameter yang akan diukur. Sesuai dengan tujuan penelitian,
yakni mengetahui bagaimana pemberitaan pemindahan ibu kota Negara
Republik Indonesia di portal berita online Detik.com dan Republika.co.id.
Kategori perlu dibuat secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran berbeda
antara satu peneliti dengan lainnya, hal ini sesuai dengan tuntutan validitas
26
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013) h. 97.
37
penelitian. Tujuannya, dengan alat ukur yang sama, harus mendapatkan hasil
pengukuran yang kurang lebih sama.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis membuat kategorisasi
secara sistematik tentang pemindahan ibu kota. Pemberitaan pemindahan ibu
kota Negara Republik Indonesia di portal berita online Detik.com dan
Republika.co.id memuat sepuluh kategori di antaranya, dampak ekonomi dari
pemindahan ibu kota; dampak sosial dari pemindahan ibu kota; dukungan
terhadap pemindahan ibu kota; hubungan politik terhadap pemindahan ibu
kota; kajian wilayah pemindahan ibu kota; pembangunan dalam pemindahan
ibu kota; pendanaan dalam pemindahan ibu kota; perencanaan terhadap
pemindahan ibu kota; perizinan dalam pemindahan ibu kota; tinjauan terhadap
pemindahan ibu kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 3.1
Kategori Pemberitaan Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia
pada Agustus 2019 di Detik.com dan Republika.co.id
NO KATEGORI KETERANGAN
1 Dampak Ekonomi Dari
Pemindahan Ibu Kota
Pada kategori ini berisi mengenai
dampak yang diakibatkan oleh
pemindahan ibu kota dalam segi
perekonomian. Hal tersebut terlihat dari
pemberitaan mengenai perubahan
ekonomi yang terjadi di Jakarta maupun
adanya peningkatan ekonomi atau
kesejahteraan di Kalimantan dengan
adanya pemindahan ibu kota tersebut.
38
2 Dampak Sosial Dari
Pemindahan Ibu Kota
Penekanan pada kategori ini berisi
mengenai dampak yang diakibatkan dari
pemindahan ibu kota dalam segi sosial.
Hal ini dilihat dari pemberitaan seperti,
terjadinya pemindahan ASN ke ibu kota
baru maupun terjadinya konflik juga
perubahan masyarakat Kalimantan yang
diakibatkan oleh pemindahan ibu kota
baru.
3 Dukungan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota
Kategori ini menekankan pada adanya
dukungan dari masyarakat terhadap
rencana pemerintah dalam melakukan
pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan.
Hal tersebut terlihat dari pemberitaan
seperti, tanggapan positif warga
Kalimantan dengan pemindahan ibu kota,
maupun tanggapan dari warga Jakarta
yang setuju dengan rencana pemerintah
tersebut untuk mengurangi beban yang
ada di Jakarta.
4 Hubungan Politik
Terhadap Pemindahan Ibu
Kota
Kategori ini menekankan pada
tanggapan dari politisi yang terdiri dari
DPR, MA, Partai Politik dan Kepala
Daerah terhadap rencana pemerintah
dalam pemindahan ibu kota. Hal ini dapat
terlihat dari pemberitaan mengenai kritik
maupun tanggapan dari anggota legislatif
yang menilai pemindahan ibu kota
bukanlah hal yang mendesak.
5 Kajian Wilayah
Pemindahan Ibu Kota
Pada kategori ini berisi mengenai kajian
wilayah yang dilakukan pemerintah
dalam proses mencari lokasi ibu kota
baru. Hal tersebut terlihat dari
pemberitaan seperti, kajian lokasi ibu
kota baru dari Bappenas maupun BNPB
terkait ancaman bencana alam. Juga
rincian mengenai penggunaan lahan
untuk pembangunan dalam ibu kota baru.
6 Pembangunan Dalam
Pemindahan Ibu Kota
Kategori ini menekankan pembangunan
yang dilakukan pemerintah pada lokasi
ibu kota baru. Hal ini terlihat dari
pemberitaan mengenai pembuatan jalan
maupun akses tol dari lokasi ibu kota
menuju bandara, maupun pengerjaan
bangunan-bangunan untuk pusat
pemerintahan.
39
7 Pendanaan Dalam
Pemindahan Ibu Kota
Penekanan pada kategori ini mengenai
pendanaan yang dibutuhkan pemerintah
dalam melakukan pemindahan ibu kota.
Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan
mengenai rincian dana untuk pemindahan
ibu kota yang diperkirakan mencapai 466
triliun rupiahyang akan dibiayai oleh
APBN, KPBU, dan juga pihak swasta.
8 Perencanaan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota
Pada kategori ini menekankan pada
langkah-langkah yang dilakukan oleh
pemerintah dalam melakukan
pemindahan ibu kota baru. Hal ini dapat
dilihat dari pemberitaan mengenai
perancangan undang-undang, maupun
memulai proses pemindahan ibu kota
pada tahun 2020.
9 Perizinan Dalam
Pemindahan Ibu Kota
Kategori ini berisi mengenai perizinan
yang dilakukan pemerintah terhadap
seluruh rakyat Indonesia untuk
memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
Hal ini terlihat dari pemberitaan
mengenai Presiden Joko Widodo dalam
pidato kenegaraannya melakukan
permohonan izin kepada politisi maupun
masyarakat untuk memindahkan ibu kota
ke Kalimantan.
10 Tinjauan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota
Penekanan pada kategori ini berisi
mengenai tanggapan pakar dalam
meninjau perencanaan pemindahan ibu
kota yang dilakukan pemerintah. Hal
tersebut terlihat dari pemberitaan
mengenai tanggapan pakar berupa kritik
maupun saran untuk pemerintah dalam
melakukan pemindahan ibu kota.
Langkah selanjutnya, setelah kategori ditentukan dan dijelaskan, maka
diperlukan juri untuk menilai pemberitaan berdasarkan kategori. Di bawah ini
adalah uraian mengenai juri yang membantu dalam penelitian ini.
40
2. Juri
Setelah semua data selesai diberi kategori, data tersebut diberikan
kepada coder atau juri. Juri bertugas melakukan uji coder yaitu membantu
penelitian dalam memberi kategori berita tiap paragraf di lembar coding. Tiga
orang juri dipilih yang sesuai dengan kriteria dalam syarat-syarat metode
penelitian analisis isi, yaitu:
a Fakhizal Haq (Asisten Direktur Program di Komunitas Utan Kayu)
Lulusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019. Aktif
di kegiatan kebudayaan sejak tahun 2015. Beberapa tulisannya dapat
dilihat di Koran Radar Sukabumi, Kumparan.com, dan Qureta.com.
b Rheza Alfian (Wartawan Berita Ekonomi di Validnews.id)
Aktif di dunia jurnalisme sejak tahun 2013 dimulai saat mengikuti
LPM Journo Liberta. Saat ini ia menjadi wartawan ekonomi di
Validnews.id.
c Reni Rentika Waty (Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia)
Lahir di Depok tanggal 10 November 1995, saat ini sedang menempuh
pendidikan Pascasarjana Ilmu Politik di Universitas Indonesia.
Sebelumnya ia menyelesaikan studi Ilmu Politik di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia tertarik terhadap fenomena politik yang
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang bersifat kontroversi.
Setiap juri akan diberikan alat ukur dan diminta untuk memberikan
penilaian sesuai dengan petunjuk dalam lembar coding. Prosesnya, juri akan
membaca setiap paragraf berita Detik.com dan Republika.co.id yang sudah
disusun beserta kolom kategori yang akan diisi. Setelah itu, hasil dari
41
pengisian juri ini akan diperbandingkan, dihitung berapa persamaan dan
berapa perbedaannya. Hasil dari kesepakatan itulah yang dijadikan sebagai
koefisien reliabilitas.
I. Validitas dan Reliabilitas
Untuk memperoleh validitas dan reliabilitas kategori isu dalam konten
pemberitaan pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia di Detik.com dan
Republika.co.id diadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau coder yang
dipilih dan mampu memberikan penelitian secara objektif. Hasil dari kesepakatan
tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas.
Demi memenuhi unsur objektivitas, hasil penghitungan dari proses
pengukuran unit analisis perlu diuji kembali. Dibutuhkan rumus yang dipakai
dalam penghitungan tingkat kepercayaan antar juri pada penelitian ini
menggunakan intercoder reliability dari Holsti, yaitu:27
Keterangan:
CR : Coeficient Reliability
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh peng-coding
NI, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh peng-coding
Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, 0 berarti tidak ada satu pun yang
disetujui oleh para coder dan 1 berarti persetujuan sempurna di antara para coder.
Makin tinggi angka, makin tinggi pula angka reliabilitas. Dalam formula Holsti,
27
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 290.
42
angka reliabilitas minimum yang di toleransi adalah 0,7 atau 70 persen. Artinya,
kalau hasil perhitungan menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7 berarti alat
ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka 0,7, berarti alat ukur
(coding sheet) bukan alat yang reliabel.28
Pada penelitian ini, Detik.com dan Republika.co.id memublikasikan 174
berita yang di dalamnya terdapat 1530 paragraf tentang pemindahan ibu kota
Negara Republik Indonesia pada Agustus 2019. Namun hanya 60 paragraf dari 50
berita (26 berita dari Detik.com dan 24 berita dari Republika.co.id) yang
dimasukkan ke lembar coding untuk diujikan kepada para juri atau coder. Berikut
ini adalah tabel dari hasil kesepakatan antar juri pada pemberitaan pemindahan ibu
kota Negara Republik Indonesia pada Agustus 2019.
Tabel 3.2
Koefisien Reliabilitas
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Juri ke 1 dan 2 60 49 11 0.82
Juri ke 1 dan 3 60 50 10 0.83
Juri ke 2 dan ke 3 60 49 11 0.82
Rata-rata 0.82
28
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 290.
43
Dari tabel di atas menunjukkan kesepakatan antara juri 1 dan 2 sebesar
0,82 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri). Kesepakatan antar
juri 1 dan 3 sebesar 0,83 (menunjukkan kesepakatan yang baik antar kedua juri).
Kesepakatan antar juri 2 dan 3 sebesar 0,82 (menunjukkan kesepakatan yang baik
antar kedua juri). Dari data di atas, nilai rata-rata koefisien reliabilitas antar juri
sebesar 0,82.
Sedangkan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar
juri, dihitung dengan rumus Komposit Reliabilitas, dengan rumus sebagai
berikut:29
Keterangan:
N : Jumlah juri
X : Rata-rata koefisien reliabilitas antar juri
Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri
untuk kategori-kategori yang dibuat yaitu sebesar 0,93, hal ini menunjukkan
kesepakatan yang sangat baik di antara para juri. Setelah dilakukan penghitungan
koefisien dan komposit reliabilitas terhadap tiga juri di atas, kategori-kategori
dapat dianggap reliabel sebagai sebuah kategori penelitian.
29
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 76.
44
BAB IV
TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN
Pemberitaan rencana pemindahan ibu kota Indonesia di Detik.com dan
Republika.co.id terbagi menjadi sepuluh kategori. Kategori terbagi menjadi
dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota, dampak sosial dari pemindahan ibu
kota, dukungan terhadap pemindahan ibu kota, hubungan politik terhadap
pemindahan ibu kota, kajian wilayah pemindahan ibu kota, pembangunan dalam
pemindahan ibu kota, pendanaan dalam pemindahan ibu kota, perencanaan
terhadap pemindahan ibu kota, perizinan terhadap pemindahan ibu kota, serta
tinjauan terhadap pemindahan ibu kota. Kategori atau indikator ini digunakan
untuk menemukan agenda yang dianggap penting oleh suatu media. Salah satu
cara dalam mengukur agenda media adalah dengan melihat kategori atau indikator
yang ditonjolkan media.
Pada proses mengolah data, penulis mengunduh pemberitaan terkait
rencana pemindahan ibu kota Indonesia di laman berita daring Detik.com dan
Republika.co.id. Semua berita tersebut disimpan dalam bentuk Microsoft Word
kemudian dicetak dan dikategorisasi secara manual per paragraf. Sementara dalam
perhitungan hasil kategorisasinya, penulis membuatnya dalam bentuk Microsoft
Excel beserta dengan perumusannya.
Berikut adalah hasil temuan dan pembahasan dari kategorisasi
pemberitaan rencana pemindahan ibu kota Indonesia di Detik.com dan
Republika.co.id, dan perbandingan antara Detik.com dan Republika.co.id
berdasarkan urutan kategori dominan.
45
A. Temuan Data
1. Pemberitaan di Detik.com
Setelah kategori ditentukan, penulis akan meneliti kategori
dominan di Detik.com. Tujuan analisis ini untuk mengetahui bagaimana
proporsi pemberitaan rencana pemindahan ibu kota Indonesia dalam
melihat seberapa banyak kategori-kategori itu dimuat. Berikut hasil
penelitian kategorisasi di Detik.com.
Tabel 4.1
Temuan Data Pemberitaan Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia di
Detik.com
NO KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
1 Dampak Ekonomi Dari Pemindahan Ibu
Kota 34 3.30%
2 Dampak Sosial Dari Pemindahan Ibu
Kota 48 4.66%
3 Dukungan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 29 2.82%
4 Hubungan Politik Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 401 38.93%
5 Kajian Wilayah Pemindahan Ibu Kota 125 12.14%
6 Pembangunan Dalam Pemindahan Ibu
Kota 27 2.62%
7 Pendanaan Dalam Pemindahan Ibu
Kota 16 1.55%
8 Perencanaan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 185 17.96%
9 Perizinan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 15 1.46%
10 Tinjauan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 150 14.56%
Jumlah 1030 100.00%
46
Tabel 4.1 menunjukan bahwa Detik.com mempublikasikan 1030
paragraf dari sepuluh kategori dalam pemberitaan rencana pemindahan ibu
kota Indonesia. Dari jumlah paragraf tersebut, kategori paling dominan
adalah kategori hubungan politik terhadap pemindahan ibu kota yang
mencapai 401 paragraf dengan persentase sebesar 38,93%, kemudian
diikuti kategori perencanaan terhadap pemindahan ibu kota dengan 185
paragraf dan persentase sebesar 17,96%, kategori selanjutnya adalah
tinjauan terhadap pemindahan ibu kota dengan 150 paragraf dan
persentase sebesar 14,56%.
Kategori dominan selanjutnya yaitu kategori kajian wilayah
pemindahan ibu kota dengan 125 paragraf dan persentase 12,14%,
kemudian diikuti kategori dampak sosial dari pemindahan ibu kota dengan
48 paragraf dan persentase sebanyak 4,66%, lalu diikuti kategori dampak
ekonomi dari pemindahan ibu kota dengan 34 paragraf dan persentase
3,30%, kategori selanjutnya adalah dukungan terhadap pemindahan ibu
kota dengan 29 paragraf dan persentase 2,82%.
Selanjutnya adalah kategori yang paling tidak dominan, yaitu
kategori pembangunan dalam pemindahan ibu kota, pendanaan dalam
pemindahan ibu kota, dan perizinan terhadap pemindahan ibu kota dengan
masing-masing jumlah paragraf dan persentase sebanyak 27 paragraf dan
persentase 2,62%, 16 paragraf dan persentase 1,55%, kemudian 15
paragraf dan persentase 1,46%.
47
2. Pemberitaan di Republika.co.id
Sesudah kategori dominan di Detik.com diketahui, penulis
selanjutnya meneliti kategori dominan di Republika.co.id. berikut hasil
penelitian kategorisasi di Republika.co.id.
Tabel 4.2
Temuan Data Pemberitaan Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia di
Republika.co.id
NO KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE
1 Dampak Ekonomi Dari Pemindahan Ibu
Kota 20 4.00%
2 Dampak Sosial Dari Pemindahan Ibu
Kota 35 7.00%
3 Dukungan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 17 3.40%
4 Hubungan Politik Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 96 19.20%
5 Kajian Wilayah Pemindahan Ibu Kota 79 15.80%
6 Pembangunan Dalam Pemindahan Ibu
Kota 29 5.80%
7 Pendanaan Dalam Pemindahan Ibu
Kota 31 6.20%
8 Perencanaan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 121 24.20%
9 Perizinan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 7 1.40%
10 Tinjauan Terhadap Pemindahan Ibu
Kota 65 13.00%
Jumlah 500 100.00%
Berdasarkan tabel 4.2, sebanyak 500 paragraf berita dari sepuluh
kategori mengenai pemberitaan rencana pemindahan ibu kota Indonesia.
Berbeda dengan Detik.com, kategori paling dominan di Republika.co.id
48
adalah kategori perencanaan terhadap pemindahan ibu kota dengan 121
paragraf dan persentase sebesar 24,20%, lalu diikuti dengan kategori
hubungan politik terhadap pemindahan ibu kota dengan 96 paragraf dan
persentase sebesar 19,20%, kemudian diikuti dengan kategori kajian
wilayah pemindahan ibu kota dengan 79 paragraf dan persentase sebesar
15,80%.
Kategori dominan selanjutnya yaitu kategori tinjauan terhadap
pemindahan ibu kota dengan 65 paragraf dan persentase sebesar 13,00%,
selanjutnya diikuti dengan kategori dampak sosial dari pemindahan ibu
kota dengan 35 paragraf dan persentase sebesar 7,00%, lalu diikuti dengan
kategori pendanaan dalam pemindahan ibu kota dengan 31 paragraf dan
persentase 6,20%, kemudian diikuti dengan kategori pembangunan dalam
pemindahan ibu kota dengan 29 paragraf dan persentase 5,80%.
Selanjutnya adalah kategori yang paling tidak dominan, yaitu
kategori dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota, dukungan terhadap
pemindahan ibu kota, dan perizinan terhadap pemindahan ibu kota dengan
jumlah masing-masing paragraf dan persentase sebanyak 20 paragraf dan
persentase 4,00%, 17 paragraf dan persentase 3,40%, lalu 7 paragraf dan
persentase 1,40%.
3. Perbandingan pemberitaan antara Detik.com dan Republika.co.id
Kategori dominan di Detik.com dan Republika.co.id telah
ditemukan. Selanjutnya penulis akan membandingkan jumlah paragraf
setiap kategori antara Detik.com dan Republika.co.id. Berikut penjabaran
penulis berdasarkan data yang diperoleh.
49
Tabel 4.3
Perbandingan Data Pemberitaan Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia
di Detik.com dan Republika.co.id
NO KATEGORI Detik.com Republika.com
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Dampak Ekonomi Dari
Pemindahan Ibu Kota 34 3.30% 20 4.00%
2 Dampak Sosial Dari
Pemindahan Ibu Kota 48 4.66% 35 7.00%
3 Dukungan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 29 2.82% 17 3.40%
4
Hubungan Politik
Terhadap Pemindahan
Ibu Kota
401 38.93% 96 19.20%
5 Kajian Wilayah
Pemindahan Ibu Kota 125 12.14% 79 15.80%
6 Pembangunan Dalam
Pemindahan Ibu Kota 27 2.62% 29 5.80%
7 Pendanaan Dalam
Pemindahan Ibu Kota 16 1.55% 31 6.20%
8 Perencanaan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 185 17.96% 121 24.20%
9 Perizinan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 15 1.46% 7 1.40%
10 Tinjauan Terhadap
Pemindahan Ibu Kota 150 14.56% 65 13.00%
Jumlah 1030 100.00% 500 100.00%
Detik.com dan Republika.co.id memuat pemberitaan rencana
pemindahan ibu kota Indonesia. Dari 16 Agustus 2019 sampai dengan 27
Agustus 2019 yang terdapat 174 berita. Rinciannya, 117 berita dengan
1030 paragraf ditemukan di Detik.com. Sementara Republika.co.id
memuat sebanyak 57 berita dengan 500 paragraf.
50
Berdasarkan tabel 4.3, sebanyak 1530 paragraf berita yang
tergolong menjadi sepuluh kategori dari kedua media tersebut. 1030
paragraf berita di Detik.com dan 500 paragraf berita di Republika.co.id.
Berikut penjelasan dari masing-masing kategori.
Pada kategori dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota terdapat
34 paragraf di Detik.com dan 20 paragraf di Republika.co.id. Untuk
kategori dampak sosial dari pemindahan ibu kota terdapat 48 paragraf di
Detik.com dan 35 paragraf di Republika.co.id. Kemudian Detik.com
memiliki 29 paragraf dan Republika.co.id memiliki 17 paragraf untuk
kategori dukungan terhadap pemindahan ibu kota. Detik.com dan
Republika.co.id juga terdapat kategori hubungan politik terhadap
pemindahan ibu kota dengan masing-masing berjumlah 401 dan 96
paragraf.
Kategori berikutnya adalah kajian wilayah pemindahan ibu kota,
pada Detik.com terdapat 125 paragraf dan Republika.co.id terdapat 79
paragraf. Pada kategori pembangunan dalam pemindahan ibu kota di
Detik.com dan Republika.co.id masing-masing terdapat 27 dan 29
paragraf. Kemudian untuk kategori pendanaan Detik.com memiliki 16
paragraf sementara pada Republika.co.id memiliki 31 paragraf.
Pada kategori perencanaan terhadap pemindahan ibu kota
Detik.com memiliki 185 paragraf yang menjadi kategori dominan pada
urutan kedua, sementara Republika.co.id memiliki 121 paragraf yang
menjadi kategori dominan teratas. Kategori perizinan terhadap
pemindahan ibu kota menjadi kategori paling rendah di Detik.com dan
51
Republika.co.id yang hanya memiliki masing-masing 15 dan 7 paragraf.
Kategori terakhir yang terdapat pada Detik.com dan Republika.co.id yaitu
tinjauan terhadap pemindahan ibu kota dengan masing-masing berjumlah
150 dan 65 paragraf.
B. Pembahasan
1. Pemberitaan di Detik.com dan Republika.co.id
Dari kategori-kategori yang termuat pada pemberitaan mengenai
pemindahan ibu kota pada portal berita detik.com selama bulan Agustus
2019 katergori yang dominan adalah hubungan politik terhadap
pemindahan ibu kota dengan jumlah 401 paragraf atau dalam persentase
sebesar 38,93%. Diurutan kedua Detik.com lebih menonjolkan kategori
perencanaan terhadap pemindahan ibu kota dengan jumlah 185 paragraf
atau dalam persentase 17,96%.
Data di atas menandakan bahwa agenda politik dalam pemindahan
ibu kota menjadi prioritas utama Detik.com seperti pemberitaan mengenai
negosiasi antar tokoh politik, kritik serta tanggapan tokoh politik terhadap
rencana pemindahan ibu kota. Kategori selanjutnya yang sering
ditonjolkan oleh Detik.com ialah mengenai perencanaan terhadap
pemindahan ibu kota. Kedua kategori yang menjadi dominan di Detik.com
adalah informasi yang bersumber dari unsur pemerintah baik legislatif,
yudikatif, dan eksekutif. Detik.com memberi ruang lebih kepada eksekutif
sebagai inisiator pemindahan ibu kota dan legislatif sebagai unsur yang
terlibat dalam proses perencanaan pemindahan ibukota.
52
Diurutan ketiga kategori yang dominan pada Detik.com adalah
kategori tinjauan terhadap pemindahan ibu kota dengan jumlah 150
paragraf atau 14,56%. Lalu diposisi keempat mengenai kajian wilayah
pemindahan ibu kota dengan jumlah 125 paragraf atau dalam persentase
sebesar12,14%.
Detik.com telah menunjukkan posisinya sebagai alat pengawasn
(watchdoc)1. Media memberikan pengawasan peringatan mengenai
pemindahan ibu kota melalui perspektif ahli. Media berperan mengawasi
agar khalayak lebih tahu mengenai berbagai resiko lingkungan yang akan
dijadikan ibukota baru.
Diurutan kelima kategori yang dominan pada Detik.com adalah
kategori dampak sosial dari pemindahan ibu kota dengan jumlah 48
paragraf atau 4,66% dalam persentase. Lalu diposisi keenam kategori
dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota dengan jumlah 34 paragraf
atau dalam persentase sebesar 3,30%.
Pada pemberitaan pemindahan ibu kota, agenda media banyak
memberitakan agenda pembicaraan masyarakat tersebut. Oleh karena itu,
agenda media juga memengaruhi agenda kebijakan (policy agenda). Hal
tersebut senada dengan pernyataan Norton Long, media adalah penggerak
utama dalam menentukan agenda publik. media memiliki andil besar
dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh sebagian besar orang, apa
1 Bill Kovach. Tom Rossentiel,. Elemen elemn jurnlalisme (ISAI. Jakarta 2004) h. 141
53
pendapat sebagian besar orang tentang fakta yang ada, dan apa yang
dianggap sebagian besar orang sebagai cara menangani masalah.2
Diurutan yang tidak dominan ketujuh pada Detik.com adalah
kategori dukungan terhadap pemindahan ibu kota dengan jumlah 29
paragraf atau 2,82% dalam persentase. Lalu diposisi delapan mengenai
pembangunan dalam pemindahan ibu kota yang dilakukan oleh pemerintah
dengan jumlah 27 paragraf atau dalam persenatse sebesar 2,62%.
Detik.com tidak terlalu fokus pada pemberitaan mengenai dukungan
terhadap rencana pemindahan ibu kota.
Diurutan yang paling tidak dominan, pada Detik.com adalah
kategori pendanaan dalam pemindahan ibu kota dengan jumlah 16
paragraf atau 1,55% dalam persentase. Lalu diposisi terakhir mengenai
kategori perizinan dalam pemindahan ibu kota yang dilakukan oleh
pemerintah dengan jumlah 15 paragraf atau dalam persenatse sebesar
1,46%.
Isu pendanaan dan perizinan dalam pemindahan ibu kota baru di
Detik.com tidak memiliki kekuatan untuk memengaruhi agenda media.
Sebagaimana menjadi landasan agenda setting publik cenderung menilai
sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut
penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting, maka publik
juga akan menganggapnya penting.3
2 Pramudita Budi Rahayu, Laode Asrul, Muhammad Akbar, Peran Media Cetak Lokal
Dalam Mitigasi Bencana Banjir Terhadap Kesadaran Masyarakat di Kota Makassar, (Universitas
Hasanuddin: Jurnal Pascasarjana UNHAS, Vol. 3, No. 2, 2014), h. 10. 3 Griffin, E. A’First Look at Communication Theory: Eight Edition. (New York, Mc
Graw Hill; 2012). h. 21
54
Berbeda dengan portal berita Detik.com, kategori-kategori yang
termuat pada pemberitaan mengenai pemindahan ibu kota Negara
Republik Indonesia pada portal berita Republika.co.id selama bulan
Agustus 2019 lebih didominanasi oleh kategori perencanaan terhadap
pemindahan ibu kota dengan jumlah 121 paragraf atau dalam persentase
sebesar 24,20%. Diurutan kedua Republika.co.id lebih menonjolkan
kategori hubungan politik terhadap pemindahan ibu kota dengan jumlah
96 paragraf atau dalam persentase 19,20%.
Media massa berfungsi sebagai aktor yang mengangkat isu
perencanaan ini ke ruang publik, sehingga rencana pemerintah dalam
proses pemindahan ibu kota ini bisa diketahui oleh masyarakat luas. Selain
itu media massa menjadi sarana bagi berbagai pihak untuk menyuarakan
pendapatnya terkait pemindahan ibu kota, baik dari sisi kelayakan, kondisi
wilayah hingga sisi politis. Media massa juga berfungsi sebagai sarana
komunikasi antara semua pihak, termasuk antara pemerintah dan juga
masyarakat.
Diurutan ketiga kategori yang dominan pada Republika.co.id
adalah kategori kajian wilayah pemindahan ibu kota dengan jumlah 79
paragraf atau 15,80%. Lalu diposisi keempat mengenai tinjauan terhadap
pemindahan ibu kota dengan jumlah 65 paragraf atau dalam persentase
sebesar 13,00%.
Republika.co.id juga menunjukkan fungsinya sebagai alat
pengawasan untuk publik. Prinsip tersebut bermakna tak sekadar
memantau proses pemindahan ibu kota melainkan, pemantauan regulasi
55
serta lembaga yang terlibat. Media dapat memberikan perspektif baru
terkait perencanaan ibu kota kepada lembaga pemerintahan maupun
publik.
Diurutan kelima kategori yang dominan pada Republika.co.id
adalah kategori dampak sosial dari pemindahan ibu kota dengan jumlah
35 paragraf atau 7,00%. Lalu diposisi keenam mengenai pendanaan dalam
pemindahan ibu kota dengan jumlah 31 paragraf atau dalam persentase
sebesar 6,20%.
Republika.co.id ingin menunjukan implikasi dari suatu kebijakan
pemerintah. Dengan kata lain, media dapat memberitahu khalayak
mengenai pembiayaan yang dibutuhkan dalam rencana pemindahan ibu
kota ini hingga dampak pada aspek sosial yang terjadi yang terjadi karena
pemindahan ibu kota khususnya yang terjadi pada masyarakat di
Kalimantan maupun dampak sosial yang terjadi di Jakarta.
Diurutan yang tidak dominan ketujuh pada Republika.co.id adalah
kategori pembangunan dalam pemindahan ibu kota dengan jumlah 29
paragraf atau 5,80% dalam persentase. Lalu diposisi delapan mengenai
dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota dengan jumlah 20 paragraf
atau dalam persenatse sebesar 4,00%.
Pemberitaan mengenai pembangunan dan dampak ekonomi di
Republika.co.id lebih menjelaskan persiapan seperti pemilihan lokasi yang
tepat, pertimbangan aspek geopolitik, geostrategis, serta kesiapan
infrastruktur pendukung harus dibahas terperinci.
56
Diurutan yang paling tidak dominan, pada Republika.co.id adalah
kategori dukungan terhadap pemindahan ibu kota dengan jumlah 17
paragraf atau 3,40% dalam persentase. Lalu diposisi terakhir mengenai
perizinan dalam pemindahan ibu kota yang dilakukan oleh pemerintah
dengan jumlah 7 paragraf atau dalam persenatse sebesar 1,40%..
Lain hal dengan Detik.com isu dukungan dan perizinan
pemindahan ibu kota baru di republika.co.id tidak menjadi agenda utama.
Penulis berpendapat Republika.co.id tidak secara aktif mengeksplorasi
dukungan dari berbagai pandangan pakar serta elemen masyarakat .
Format penulisan berita di Detik.com dan Republika.co.id lebih
banyak ditekankan pada format hardnews. Sebagaimana yang diketahui
hardnews merupakan berita yang terjadi pada saat itu dan penting untuk
diketahui publik. Intensitas pemberitaan pemindahan ibu kota juga telah
sesuai dengan asumsi teori agenda setting bahwa agenda media akan
mempengaruhi agenda masyarakat (public agenda).
2. Perbandingan pemberitaan di Detik.com dan Republika.co.id
Dari penghitungan jumlah paragraf dan persentase pada tabel 4.3
yang telah penulis paparkan, terdapat perbedaan di setiap kategori isu
terkait pemberitaan pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia di
Detik.com dan Republika.co.id. pada Detik.com kategori paling
ditonjolkan ialah kategori mengenai hubungan politik terhadap
pemindahan ibu kota, lalu diikuti kategori perencanaan terhadap
pemindahan ibu kota. Sedangkan portal berita Republika.co.id lebih
menonjolkan kategori perencanaan terhadap pemindahan ibu kota,
57
kemudian kategori hubungan politik terhadap pemindahan ibu kota di
posisi berikutnya. Artinya, meskipun peringkat kategorinya berbanding
terbalik, Detik.com dan Republika.co.id sama-sama menganggap penting
kategori perencanaan pemindahan ibu kota dan kategori hubungan politik
terhadap pemindahan ibu kota.
Kategori hubungan politik yang ditonjolkan oleh Detik.com dan
Republika.co.id menjelaskan kepada khalayak bahwa rencana pemindahan
ibu kota tidak semata perencanaan tata kota melainkan terjadi proses
politik dalam proses pemindahannya. Sedangkan penekanan terhadap
kategori perencanaan, dimaksudkan untuk menginformasikan informasi
keseluruhan mengenai wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru
Indonesia. Penghitungan tersebut perlu untuk mendapatkan data lain
terkait wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru, seperti data luas
wilayah, luas kawasan hutan lindung yang akan dibangun, serta data
terkait kepemilikan tanah.
Setelah memberikan frekuensi dominan pada kategori hubungan
politik dan kategori perencanaan, Detik.com dan Republika.co.id nampak
selaras menempatkan kategori kajian wilayah pemindahan ibu kota dan
tinjauan terhadap pemindahan ibu kota sebagai kategori dominan
berikutnya, yaitu di urutan ketiga dan keempat. Detik.com dan
Republika.co.id menstimulus pembaca melalui pemberitaannya dengan
memberitakan kategori-kategori kajian wilayah dan tinjauan pemindahan
ibu kota. Detik.com dan Republika.co.id menganggap kategori ini juga
cukup penting untuk diketahui pembaca.
58
Pemberitaan kategori yang cukup penting selanjutnya adalah
kategori dampak sosial dari pemindahan ibu kota. Detik.com dan
Republika.co.id nampak selaras menempatkan kategori dampak sosial dari
pemindahan ibu kota sebagai kategori dominan kelima. Kedua media
tersebut ingin menunjukkan kepada pembaca tentang bagaimana dampak
sosial dari proses pemindahan ibukota baru. Isu dampak sosial
menginformasikan terkait perlindungan sosial bagi masyarakat yang
berada di ibu kota baru maupun aparatur sipil negara (ASN) yang akan
ikut pindah ke ibu kota baru.
Kategori dampak ekonomi dari pemindahan ibu kota berada
peringkat keenam di Detik.com sedangkan pada Republika.co.id, kategori
pendanaan dalam pemindahan ibu kota menjadi kategori dominan keenam.
Dampak ekonomi serta pendanaan merupakan informasi yang publik harus
tahu. Penulis beranggapan Detik.com dan Republika.co.id mengutamakan
transparasi terkait dana perencanaan pembangunan. Pendanaan ibu kota
baru menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati
membutuhkan pembiayaan untuk pembangunan ibu kota negara yang
baru, dibagi menjadi 3 sumber yaitu Rp89,4 triliun (19,2%) melalui
APBN, Rp253,4 triliun (54,4%) melalui Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) serta Rp123,2 Triliun (26,4%) dari pendanaan
swasta.4 Pembiayaan tersebut untuk membangun sarana dan prasarana
untuk publik maupun pemerintah yang berada di ibu kota baru.
Bagaimanapun, pembangunan ibukota baru akan berdampak pada tumbuh