ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL Oleh DENNY H24076028 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
118
Embed
ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN ANALISIS … · RINGKASAN Denny. H24076028. Analisis Harga Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Dengan Analisis Fundamental dan Teknikal.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN
ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL
Oleh
DENNY
H24076028
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
RINGKASAN
Denny. H24076028. Analisis Harga Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Dengan Analisis Fundamental dan Teknikal. Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati Harga saham merupakan indikator utama yang pertama kali dilihat oleh para investor. Harga saham juga merupakan cerminan dari kondisi perusahaan dan ekspektasi investor. Sebelum melakukan investasi saham di pasar modal, para investor dapat menganalisis harga saham dengan metode fundamental dan teknikal. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana kondisi lima perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008, menganalisis nilai intrinsik harga saham dengan analisis fundamental, menganalisis harga saham yang paling murah atau paling mahal dengan analisis fundamental dan menganalisis suatu pergerakan harga saham lima perusahaan pertambangan selama periode 2006-2010 menggunakan analisis teknikal. Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan dengan periode tahunan dari tahun 2006 hingga tahun 2008 untuk laporan keuangan emiten, dan data bulanan untuk Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Sektoral dan harga penutupan saham emiten bulanan dari tahun 2006 hingga 2010. Pengolahan data untuk penelitian ini dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.
PT Bumi Resources Tbk, PT Tambang Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk adalah perusahaan yang lebih banyak berada pada posisi overvalued, nilai saham ini lebih murah dan investor memiliki ketertarikan yang besar untuk berinvestasi pada saham ini. PT Aneka Tambang Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk memiliki nilai instrinsik yang sering berada pada posisi undervalued atau para investor memiliki ketertarikan kecil untuk melakukan investasi pada saham ini. Perhitungan analisis fundamental melalui perhitungan model kelipatan laba atau Price Earning Ratio (PER), selama periode 2006 hingga 2008 saham yang paling sering menjadi saham yang paling murah adalah saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Sedangkan saham yang paling sering menjadi saham yang paling mahal adalah saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Analisis teknikal dengan melalui Exponential Moving Average yang dilakukan terhadap grafik harga penutupan saham PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) selama periode 2006-2010 menghasilkan 6 kali sinyal beli dan 5 kali sinyal jual, grafik harga masih menunjukkan trend yang meningkat. Trend yang ada pada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) selama periode 2006-2010 menujukan trend yang cenderung menurun, yang menghasilkan 4 kali sinyal beli dan 3 kali sinyal jual. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selama periode 2006-2010 menujukan trend yang meningkat, dan terbentuk 6 kali sinyal beli dan 6 kali sinyal jual. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) selama periode 2006-2010 menghasilkan 4 kali sinyal beli dan sinyal jual, trend yang ada pada saham ini menunjukan trend yang menurun. PT Timah Tbk (TINS) selama periode 2006-2010 stabil meningkat, dengan 3 kali sinyal jual dan 4 kali sinyal beli.
ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN
ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DENNY
H 24076028
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Judul Skripsi : Analisis Harga Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia Dengan Analisis Fundamental Dan Teknikal
atas persahabatan dan kenangannya di FEM, semoga segala cita-cita kalian
tercapai, amin.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini, terima kasih.
Masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, kritik dan saran konstruktif
diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. viii
I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar belakang .............................................................. 1 1.2. Perumusan masalah ...................................................... 4
1.3. Tujuan penelitian.......................................................... 5 1.4. Batasan penelitian ........................................................ 6 1.5. Ruang lingkup penelitian ............................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7
2.1. Pasar modal .................................................................. 7 2.2. Bursa efek .................................................................... 7
2.3. Indeks harga saham ...................................................... 8 2.4. Nilai saham .................................................................. 11 2.5. Keuntungan dari saham ................................................ 12
2.6. Analisis fundamental.................................................... 14 2.6.1.Analisis ekonomi dan Pasar ............................... 14 2.6.2.Analisis industri ................................................. 15 2.6.3.Analisis perusahaan ............................................ 15
2.7. Kerangka analisis fundamental .................................... 17 2.8.Capital asset pricing model .......................................... 18 2.9.Analisis teknikal ............................................................ 19
2.9.1.Asumsi-asumsi dasar analisis teknikal ............... 19 2.9.2.Prinsip dasar analisis teknikal ............................ 20 2.9.3.Kerangka analisis teknikal ................................. 21 2.9.4.Indikator moving average .................................. 22
III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 25
3.1. Kerangka penelitian ..................................................... 25 3.2. Lokasi dan waktu penelitian ........................................ 26 3.3. Metode penelitian ......................................................... 26 3.3.1. Metode pengumpulan data ………….......……. 26
3.3.2. Metode pengolahan dan analisis data…….…... 28 3.3.2.1. Analisis fundamental……….….……... 28
A. Present value.................................….… 28 B. Price earning ratio……………………. 28 C. Arus kas……................………............. 29
D. Capital asset pricing model…………... 29 3.3.2.2. Analisis teknikal……………........….... 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. 33
4.1. Gambaran umum perusahaan......................................... 33 4.1.1. PT Tambang Bukit Asam Tbk.............................. 33
A. Pendirian dan informasi umum............................. 33 B. Manajemen............................................................ 34 C. Pemegang saham................................................... 35 D. Ringkasan keuangan............................................. 35
4.1.2. PT Aneka Tambang Tbk....................................... 36 A. Pendirian dan informasi umum............................. 36 B. Manajemen............................................................ 36 C. Pemegang saham................................................... 37 D. Ringkasan keuangan............................................. 37
4.1.3. PT Bumi Resources Tbk....................................... 38 A. Pendirian dan informasi umum............................. 38 B. Manajemen............................................................ 39 C. Pemegang saham................................................... 39 D. Ringkasan keuangan............................................. 39
4.1.4. PT Energi Mega Persada Tbk............................... 40 A. Pendirian dan informasi umum............................. 40 B. Manajemen............................................................ 41 C. Pemegang saham................................................... 41 D. Ringkasan keuangan............................................. 41
4.1.5. PT Timah Tbk....................................................... 42 A. Pendirian dan informasi umum............................. 42 B. Manajemen............................................................ 43 C. Pemegang saham................................................... 43 D. Ringkasan keuangan............................................. 43
4.1.6. Analisis secara umum kondisi keuangan perusahaan pertambangan..................................... 44
4.2. Analisis fundamental...................................................... 45 A. Analisis pasar............................................................. 45
1. Gambaran umum kondisi perekonomian (selama periode 2006 hingga 2008)...................... 45
2. Tingkat pengembalian pasar (selama tahun 2006 hingga 2008)......................... 47
B. Analisis industri......................................................... 49 C. Analisis fundamental................................................. 53
1. PT Tambang Bukit Asam Tbk............................... 53 2. PT Aneka Tambang Tbk........................................ 55 3. PT Bumi Resources Tbk........................................ 56 4. PT Energi Mega Persada Tbk................................ 56 5. PT Timah Tbk........................................................ 57
A. PT Tambang Bukit Asam Tbk................................... 61 B. PT Aneka Tambang Tbk............................................ 63 C. PT Bumi Resources Tbk............................................ 64 D. PT Energi Mega Persada Tbk.................................... 65 E. PT Timah Tbk............................................................ 67
4.4. Perbandingan analisis fundamental dan teknikal........... 69 A. PT Tambang Bukit Asam Tbk................................... 69 B. PT Aneka Tambang Tbk............................................ 70 C. PT Bumi Resources Tbk............................................ 71 D. PT Energi Mega Persada Tbk.................................... 73 E. PT Timah Tbk............................................................ 74
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 76
No Halaman 1. Kerangka pendekatan Analisis Fundamental ....................... 17 2. Kerangka pendekatan Analisis Teknikal .............................. 21 3. Struktur kerangka pemikiran. ............................................... 27 4. Perbandingan tingkat pengembalian sektor pertambangan
dan tingkat pengembalian pasar per kuartal.......................... 51 5. Grafik Exponential Moving Average PT Tambang Bukit
Asam Tbk Periode 2006-2010............................................... 62 6. Grafik Exponential Moving Average PT Aneka Tambang
Tbk Periode 2006-2010......................................................... 64 7. Grafik Exponential Moving Average PT Bumi Resources
Tbk Periode 2006-2010........................................................ 65 8. Grafik Exponential Moving Average PT Mega Energi
Persada Tbk Periode 2006-2010........................................... 66 9. Grafik Exponential Moving Average PT Timah Tbk
Periode 2006-2010............................................................... 67 10. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Tambang Bukit Asam Tbk periode 2006-2008...... 69 11. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Aneka Tambang Tbk periode 2006-2008................ 71 12. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Bumi Resources Tbk periode 2006-2008................ 72 13. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Energi Mega Persada Tbk periode 2006-2008........ 73 14. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Tmiah Tbk periode 2006-2008................................ 75
DAFTAR TABEL No Halaman 1. Investasi di sektor pertambangan ................................................... 3 2. Ringkasan kondisi keuangan PT Tambang Bukit Asam Tbk Selama 2006-2008.......................................................................... 35 3. Ringkasan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk selama
2006-2008...................................................................................... 37 4. Ringkasan kondisi keuangan PT Bumi Resources Tbk
selama 2006-2008........................................................................... 40 5. Ringkasan kondisi keuangan PT Energi Mega Persada Tbk
selama 2006-2008........................................................................... 42 6. Ringkasan kondisi keuangan PT Timah Tbk selama 2006-2008... 44 7. Tingkat pengembalian pasar per kuartal periode
2006 hingga 2008.......................................................................... 48 8. Perbandingan harga saham PT Tambang Bukit Asam Tbk
periode 2006-2008.......................................................................... 54 9. Perbandingan harga saham PT AnekaTambang Tbk
periode 2006-2008.......................................................................... 55 10. Perbandingan harga saham PT Bumi Resources Tbk periode
2006-2008...................................................................................... 56 11. Perbandingan harga saham PT Energi Mega Persada Tbk
periode 2006-2008.......................................................................... 57 12. Perbandingan harga saham PT Timah Tbk periode 2006-2008..... 58 13. Price Earning Ratio per kuartal 5 perusahaan industri
pertambangan periode 2006-2008.................................................. 59 14. Pebandingan harga saham 5 perusahaan industri
pertambangan periode 2006-2008.................................................. 60
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman 1. Indeks Harga Saham Gabungan per bulan periode 2006-2008 ............................................................................ 82 2. Indeks Harga Saham Sektoral Pertambangan per bulan periode2006-2008 ................................................................ 83 3. Sertifikat Bank Indonesia jangka 3 bulan. ........................... 84 4. Tingkat pengembalian pasar per triwulan periode
2006-2008............................................................................. 85 5. Tingkat pengembalian sektor pertambangan dan tingkat
pengembalian pasar per triwulan periode 2006-2008.......... 86 6. Harga penutupan saham PT Aneka Tambang Tbk
per bulan periode 2006-2010................................................ 87 7. Harga penutupan saham PT Bumi Resources Tbk
per bulan periode 2006-2010................................................ 88 8. Harga penutupan saham PT Energi Mega Persada Tbk
per bulan periode 2006-2010................................................ 89 9. Harga penutupan saham PT Tambang Bukit Asam Tbk
per bulan periode 2006-2010................................................ 90 10. Harga penutupan saham PT Timah Tbk per bulan
periode 2006-2010................................................................ 91 11. Earning Per Share Per Kuartal 5 Perusahaan Pertambangan Selama 2006-2008................................................................. 92 12. Price Earning Ratio Per Kuartal 5 Perusahaan Pertambangan Selama 2006-2008......................................... 93 13. Tingkat Pengembalian Saham (R) PT Aneka Tambang Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008 ............................................ 94 14. Tingkat Pengembalian Saham (R) Saham PT Bumi Resources Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008 ................. 95 15. Tingkat Pengembalian Saham (R) Saham PT Energi Mega Persada Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008 ........... 96 16. Tingkat Pengembalian Saham (R) Saham PT Tambang Bukit Asam Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008 ............ 97 17. Tingkat Pengembalian Saham (R) Saham PT Timah Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008....................................... 98 18. Nilai Intrinsik Saham PT Aneka Tambang Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008........................................ 99 19. Nilai Intrinsik Saham PT Bumi Resources Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008....................................... 100 20. Nilai Intrinsik Saham PT Energi Mega Persada Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008........................................ 101 21. Nilai Intrinsik Saham PT Tambang Bukit Asam Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008........................................ 102 22. Nilai Intrinsik Saham PT Timah Tbk Per Kuartal Periode 2006-2008.......................................................... 103
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal Indonesia tercermin melalui peningkatan
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), yang merupakan indeks yang
menggambarkan perkembangan nilai pasar dari waktu ke waktu. Struktur
IHSG terdiri atas indeks sektoral yang terbagi dalam 9 sektor, yaitu: sektor
pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri
bahan konsumsi, property, real estate dan konstruksi, infrastruktur, utilitas
dan transportasi, keuangan dan perdagangan, jasa dan investasi.
Kondisi ekonomi pertambangan mampu berdampak positif atau
negatif bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Kegiatan bisinis industri
pertambangan di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Makin
canggihnya tekonologi dalam bidang pertambangan, maka sumber daya alam
seperti emas, perak, tembaga dan batubara menjadi industri pertambangan
yang banyak dieksplorasikan. Sektor pertambangan juga memberikan
lapangan pekerjaan yang cukup besar, baik yang terlibat secara langsung
maupun dalam berbagai bentuk produk dan jasa pendukung pertambangan
(www.jurnal-ekonomi, 2009)
Hambatan yang kerap terjadi pada perusahaan yang bergerak di sektor
pertambangan adalah adanya keterbatasan sumberdaya dengan jumlah
permintaan akan kebutuhan bahan tambang. Oleh karena itu, suatu
perusahaan dituntut untuk dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya dengan baik.
Jumlah emiten dalam sektor pertambangan sebanyak 18 emiten yang
tersebar dalam 4 subsektor, yaitu: pertambangan batubara, pertambangan
minyak dan gas alam, pertambangan logam dan mineral dan pertambangan
batu-batuan. Adapun 20 emiten pada sektor pertambangan dirinci menurut
sub sektornya adalah sebagai berikut: (www.bei, 2009)
1. Sub sektor pertambangan batubara.
a. Adaro Energy (ADRO)
b. APTK Resources (ATPK)
c. Bumi Resources (BUMI)
d. Indo Tambang Raya Megah (ITMG)
e. Perdana Karya Perkasa (PKPK)
f. Petrosea (PTRO)
g. Resources Alam Indonesia (KKGI)
h. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)
2. Sub sektor minyak dan gas alam
a. Apexindo Pratama Duta (APEX)
b. Elnusa (ELSA)
c. Energi Mega Persada (ENRG)
d. Medco Energy Internasional (MEDC)
e. Radiant Utama Interinsco (RUIS)
3. Pertambangan logam dan mineral
a. Aneka Tambang (ANTAM)
b. Citra Mineral Investindo (CITA)
c. Internasional Nickel Indonesia (INCO)
d. Timah (TINS)
4. Pertambangan batu-batuan
a. Central Korporindo (CNKO)
b. Citatah Industri Marmer (CTTH)
c. Mitra Investindo (MITI)
Data Bank Indonesia menunjukkan, hingga triwulan II-2009 kredit ke
sektor pertambangan menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, per September 2009 kredit sektor pertambangan naik 4,99
persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Sementara besarnya kredit
yang belum direalisasikan turun 6,87 persen. Sektor pertambangan menjadi
penopang ekspor nonmigas Indonesia selama Januari-Agustus 2009, ekspor
pertambangan 11,6 miliar dollar AS atau naik 21,42 persen dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2008 (www.kompascetak, 2009).
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Priyo
Pribadi Soemarno (www.bisnis, 2009) mengemukakan bahwa investasi
sektor pertambangan diperkirakan bisa menembus Rp20 triliun tahun 2010,
untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 1. Namun, prediksi investasi itu
akan terhambat bila pemerintah tidak segera menuntaskan masalah di sektor
itu dan hambatan sektor pertambangan diantaranya adalah harmonisasi
regulasi dan masalah perpajakan. Berkaitan dengan iklim bisnis
pertambangan tahun ini, pemerintah diminta memprioritaskan pengembangan
proyek tambang mineral dan batu bara yang sudah menyelesaikan tahap
feasibility studies untuk meningkatkan kinerja pertambangan 2010.
Menurut beliau, investasi baru di sektor pertambangan Indonesia
sepanjang 2010 tidak akan mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, mengingat kondisi industri pertambangan belum sepenuhnya
pulih akibat krisis ekonomi global.
Tabel 1. Investasi di sektor pertambangan
Sumber : Departement ESDM
1.2. Perumusan Masalah
Harga saham merupakan indikator utama yang pertama kali dilihat
oleh para investor. Harga saham juga merupakan cerminan dari kondisi
perusahaan dan ekspektasi investor. Sebelum melakukan investasi saham di
pasar modal, para investor harus menganalisis faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi investasinya tersebut. Karena dengan melakukan analisis para
calon investor dapat mengurangi resiko kerugian yang sangat besar.
Sebaliknya apabila para calon investor tidak melakukan analisis maka bisa
berakibat fatal yang sangat beresiko. Dua resiko terbesar adalah mengalami
capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, serta opportunity loss,
yaitu kerugian yang terjadi karena perusahaan atau emiten dilikuidasi. Untuk
mengantisipasi perubahan harga saham maka diperlukan analisis saham.
Investasi di sektor pertambangan (dalam Rp miliar)
2010 20.020
2011 30.770
2012 50.080
2013 46.800
2014 74.680
Analisis harga saham dapat dilakukan dengan dua metode yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
Melalui analisis fundamental, investor dapat menaksir nilai intrinsik
dari suatu saham. Dengan analisis teknikal, investor dapat melihat
pergerakan harga saham dalam kurun waktu tertentu. Dari kedua analisis ini
dapat dilakukan secara bersamaan untuk menganalisis suatu saham.
Sesuai dengan hal yang telah disampaikan, maka dapat diketahui
perumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kondisi perusahaan-perusahaan pertambangan di BEI
(Bursa Efek Indonesia) pada periode 2006-2008 ?
2. Bagaimana nilai intrinsik harga saham pada perusahaan-perusahaan
pertambangan selama periode 2006-2008 melalui analisis fundamental
dan membandingkannya dengan harga pasar di BEI (Bursa Efek
Indonesia) ?
3. Bagaimana suatu perbandingan saham yang paling murah dan paling
mahal dalam lima perusahaan pertambangan dalam periode 2006-2008
melalui analisis fundamental ?
4. Bagaimana pergerakan harga saham pada perusahaan-perusahaan
pertambangan selama periode 2006 hingga triwulan I tahun 2010
melalui analisis teknikal ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pengkajian masalah yang dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kondisi lima perusahaan pertambangan di BEI (Bursa
Efek Indonesia) periode 2006-2008.
2. Menganalisis nilai intrinsik harga saham lima perusahaan
pertambangan periode 2006-2008 dengan menggunakan analisis
fundamental dan membandingkannya dengan harga pasar.
3. Menganalisis harga saham yang paling murah atau paling mahal pada
lima perusahaan pertambangan di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode
2006-2008 dengan menggunakan analisis fundamental.
4. Menganalisis suatu pergerakan harga saham lima perusahaan
pertambangan selama periode 2006 hingga triwulan I tahun 2010
dengan menggunakan analisis teknikal.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat
menambah khasanah dinamika keilmuan dalam teknik analisis surat
berharga selain analisis fundamental yang telah banyak dilakukan di
pasar modal Indonesia.
2. Bagi pihak-pihak yang ingin melakukan kajian lebih dalam mengenai
analisis fundamental dan analisis teknikal, diharapkan penelitian ini
dapat menjadi referensi dan landasan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi para investor saham, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk melakukan analisis investasi di pasar modal
melalui dua pendekatan, yaitu dengan analisis fundamental dan
analisis teknikal.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada suatu kinerja perusahaan secara domestik
saja atau dengan kata lain adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia), baik melalui pendekatan
fundamental maupun pendekatan teknikal. Hal ini dilakukan karena
operasional perusahaan-perusahaan yang diteliti berlokasi di Indonesia. Data
yang diambil untuk analisis fundamental terbatas pada periode 2006-2008,
karena data penutupan harga saham harian tahun 2009 belum diterbitkan oleh
Bursa Efek Indonesia, data tersebut akan diterbitkan pada bulan Juli 2010
dan untuk analisis teknikal digunakan data penutupan harga saham bulanan
pada tahun 2006 hingga triwulan 1 tahun 2010.
Penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia), dengan
mengambil data saham yang termasuk ke dalam harga saham sektor
pertambangan, di antaranya ANTM (Aneka Tambang), BUMI (Bumi
Resources), ENRG (Energi Mega Persada), TINS (Timah), PTBA (Tambang
Batubara Bukit Asam). Saham 5 perusahaan pertambangan tersebut termasuk
saham unggulan (blue chips stock). Blue chips stock atau saham unggulan
merupakan suatu saham yang manajemennya memiliki reputasi yang baik. Di
samping itu dari 5 perusahaan tersebut sudah cukup menggambarkan dalam
menganalisis harga saham baik dari segi fundamental maupun teknikalnya.
Pada kesempatan ini penulis menganalisis faktor fundamental dan
teknikal. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan dua model, yaitu
dengan pendekatan present value dan model kelipatan laba atau Price
Earning Ratio (PER). Analisis fundamental ini bertujuan untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi
nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa
yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis teknikal dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan
eksponential moving average. Analisis ini dapat dihasilkan informasi
pergerakan harga saham yang akan terjadi selanjutnya atau peramalan
tentang harga saham. Informasi ini berguna bagi investor untuk melakukan
transaksi saham baik jual maupun beli.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Pasar modal merupakan suatu pasar untuk mendapatkan modal
pinjaman (loan capital) jangka panjang perusahaan, modal saham (share
capital) dan obligasi (bonds) pemerintah. Pada dasarnya, pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri
(Ardian, 2003). Menurut Husnan (2001), pasar modal adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan
pengertian pasar modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memiliki peran besar bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana
yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pihak dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih (Ardian, 2003).
2.2. Bursa Efek
Bursa efek menurut Ardian (2003), adalah sebuah pasar (market) yang
berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek (stocks) atau saham
(shares) perusahaan serta obligasi (bonds) pemerintah.
Bursa efek melaksanakan dua fungsi utama, yaitu:
1. Sebuah pasar primer atau penerbitan baru, dimana modal untuk
investasi dan tujuan-tujuan lain dapat ditingkatkan melalui efek-efek
baru, saham dan obligasi.
2. Sebuah pasar sekunder melakukan perdagangan surat-surat berharga
yang ada, termasuk perdagangan di masa depan, yang mempermudah
pengalihan surat-surat berharga dari penjual ke pembeli.
2.3. Indeks Harga Saham
Menurut Sulistiawan dan Liliana (2007) harga saham bisa berubah
setiap saat karena adanya ekspektasi para investor yang berubah dengan
informasi yang mereka dapatkan.
Saat ini BEI (Bursa Efek Indonesia) mempunyai 7 macam indeks saham
(BEI, 2010) yaitu:
1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan,
pertambangan, dan lain-lain. Di Bursa Efek Indonesia indeks sektoral
terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri
Hasil perhitungan PER pada triwulan III tahun 2006, saham yang
paling mahal adalah saham ENRG dengan PER 31,8 kali dan saham yang
paling murah yaitu BUMI dengan PER 9,9 kali. Triwulan IV tahun 2006,
saham yang paling mahal yaitu ENRG dengan nilai PER 36,8 kali dan
saham yang paling murah adalah saham BUMI dengan nilai PER 8,5 kali.
Triwulan I tahun 2007, saham yang paling mahal adalah saham
ENRG dengan PER 313.1 kali dan saham yang paling murah yaitu saham
BUMI dengan PER 3,5 kali. Pada triwulan II tahun 2007, saham yang
paling mahal adalah saham ENRG dengan PER 219,7 kali dan saham yang
paling murah adalah saham BUMI dengan PER 6,7 kali.
Triwulan III tahun 2007, saham yang paling mahal yaitu saham
ENRG dengan nilai PER 143,3 kali dan saham yang paling murah yaitu
saham TINS dengan nilai PER 5,2 kali. Dan triwulan IV tahun 2007,
saham yang paling mahal adalah saham ENRG dengan PER 185,5 kali dan
saham yang paling murah adalah saham TINS dengan PER 8,0 kali.
Hasil dari triwulan I tahun 2008, saham yang paling mahal dengan
PER 597,8 kali adalah saham ENRG dan saham yang paling murah dengan
nilai PER 29,9 kali adalah saham TINS. Pada triwulan II tahun 2008,
saham yang paling mahal adalah saham ENRG dengan PER 189,0 kali dan
saham yang paling murah yaitu saham ANTAM dengan PER 20,6 kali.
Triwulan III tahun 2008, saham yang paling mahal adalah saham
dengan PER 16,3 kali yaitu saham PTBA, saham yang paling murah
dengan nilai PER -103,3 adalah saham ENRG. Pada triwulan IV tahun
2008, saham yang paling mahal adalah saham PTBA dengan PER 9,2 kali
dan saham yang paling murah adalah saham ENRG dengan PER -32,8
kali. Dari perbandingan tersebut untuk secara lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan harga saham 5 perusahaan industri pertambangan periode 2006-2008
Triwulan /Tahun Paling mahal Paling murah
I/2006 ENRG ANTM II/2006 ENRG ANTM III/2006 ENRG BUMI IV/2006 ENRG BUMI I/2007 ENRG BUMI II/2007 ENRG BUMI III/2007 ENRG TINS IV/2007 ENRG TINS I/2008 ENRG TINS II/2008 ENRG ANTM III/2008 PTBA ENRG IV/2008 PTBA ENRG
4.3. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu metoda analisis untuk
memperkirakan harga saham yang akan datang berdasarkan harga saham
diwaktu yang lampau. Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis
terhadap pola pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk
meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang. Analisis teknikal
ini sering juga disebut dengan chartist karena melakukan studi dengan
menggunakan grafik (chart), dimana dapat menemukan suatu pola
pergerakan harga sehingga dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan
keuntungan.
Moving average adalah pergerakan harga rata-rata dari suatu saham
dalam sebuah durasi waktu. Indikator ini sangat berguna dalam grafik
perdagangan saham yang memiliki trend. Jika trend naik, indikator ini
memberikan petunjuk/sinyal beli. Sebaliknya, jika grafik menunjukan trend
penurunan, indikator ini memberikan sinyal jual.
A. PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA)
Selama periode tahun 2006 hingga 2010, harga saham PT
Tambang Bukit Asam Tbk memperlihatkan garis trend yang
terbentuk melalui Exponential Moving Average (EMA) yang
menunjukkan garis trend yang naik. Hal ini terlihat dari grafik harga
saham yang kebanyakan berada di atas grafik EMA.
Sinyal beli terjadi saat grafik saham memotong ke atas
grafik EMA (4) dan sementara sinyal jual terjadi saat grafik saham
memotong ke bawah grafik EMA (4). Manfaat yang diperoleh dari
sinyal tersebut yaitu investor dapat menentukan kapan waktu
pembelian dan penjualan yang tepat agar menghasilkan capital gain
yang optimum. PT Tambang Bukit Asam Tbk pada periode tahun
2006 hingga 2010 lebih banyak memperlihatkan sinyal beli, yang
artinya para investor diharapkan membeli saham dengan harga
rendah dan bila terjadi sinyal jual para investor dapat menjual
dengan harga yang lebih tinggi.
Sinyal beli (bullish) terjadi enam kali yaitu antara bulan
Maret 2006 hingga Oktober 2006, Desember 2006, Februari 2007,
Mei 2008 hingga Juni 2008, antara bulan April 2009 hingga bulan
Januari 2010 dan sinyal beli yang keenam terjadi di bulan Maret
2010. Selanjutnya sinyal jual (bearish) terjadi lima kali yaitu pada
bulan November 2006, Januari 2007, antara Maret 2008 hingga
April 2008, antara bulan Juli 2008 hingga bulan Maret 2009 dan
bulan Februari 2010. Jika dilihat dari grafik pada bulan Maret tahun
2010 harga saham mencapai titik paling tinggi dengan harga Rp
17.400, pergerakan harga saham akan terus naik melebihi angka
17.400 dan belum bisa ditentukan untuk ke depannya apakah
menunjukkan tanda-tanda perpotongan kapan sinyal jual dan sinyal
beli. Grafik keduanya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Exponential Moving Average PT Tambang Bukit Asam Tbk Periode 2006-2010
B. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Selama periode 2006-2010, harga saham PT Aneka
Tambang Tbk terlihat garis trend yang terbentuk melalui
Exponential Moving Average (EMA) menunjukkan garis trend yang
mengalami kenaikan pada tahun 2006 hingga pertengahan tahun
2007, karena grafik harga saham terus berada di atas grafik EMA.
0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
20,000Ja
n-0
6
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Ok
t-0
9
Jan
-10
Harga
penutupan
EMA (4)
Pada tahun 2008-2010 garis trend mengalami penurunan, ini terlihat
dari grafik EMA terus berada di atas grafik harga saham.
Penentuan sinyal jual dan sinyal beli dapat digunakan untuk
menentukan waktu penjualan dan pembelian agar menghasilkan
capital gain yang menguntungkan bagi investor. Sinyal beli terjadi
saat grafik saham memotong ke atas grafik EMA (4) dan sementara
sinyal jual terjadi saat grafik saham memotong ke bawah grafik
EMA (4).
Sinyal beli (bullish) terjadi sebanyak empat kali antara
bulan Mei 2006 hingga Mei 2007, November 2007 hingga Desember
2007, antara bulan April 2009 hingga Oktober 2009 dan bulan Maret
2010. Selanjutnya sinyal jual yang terbentuk adalah sebanyak tiga
kali yaitu mulai dari bulan Juni 2007 hingga Oktober 2007 kemudian
bulan Januari 2008 hingga bulan Maret 2009 dan sinyal jual yang
ketiga terjadi di bulan November 2009 hingga Februari 2010. Untuk
tahun 2010 harga saham cenderung meningkat secara perlahan, pada
bulan Maret harga saham ditutup dengan harga Rp 2.400 dan
kemungkinan harga saham ini akan terus meningkat. Gambar 6
memperlihatkan grafik harga saham dan grafik EMA.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Ok
t-0
9
Jan
-10
Harga penutupan
EMA (4)
Gambar 6. Grafik Exponential Moving Average PT Aneka Tambang Tbk Periode 2006-2010
C. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Selama periode 2006 hingga 2010, harga saham PT Bumi
Resources Tbk terlihat garis trend yang terbentuk melalui
Exoponential Moving Average menunjukkan garis trend yang
meningkat pada tahun 2006 hingga 2007, mengalami penurunan
pada tahun 2008 dan di tahun 2010 mulai mengalami peningkatan.
PT Bumi Resources Tbk pada periode tahun 2006 hingga
2010 lebih banyak memperlihatkan sinyal beli yang terjadi antara
tahun 2006 hingga 2007 dan mulai terbentuk sinyal jual pada tahun
2008 dan akhir tahun 2009. Pada periode ini investor lebih banyak
melakukan pembelian saham daripada menjual saham.
Sepanjang periode 2006 hingga 2010, sinyal beli (bullish)
terjadi enam kali, yang pertama terjadi pada bulan Maret hingga
April 2006, kedua bulan Juni 2006, ketiga bulan November 2006
sampai dengan Februari 2008, yang keempat terjadi pada bulan April
hingga Juni 2008, yang kelima terjadi pada bulan April 2009 hingga
September 2009 dan keenam terjadi di bulan Januari 2010.
Sinyal jual (bearish) sepanjang periode 2006-2010 terjadi
enam kali pula yaitu antara Mei hingga Juni 2006, yang kedua antara
Agustus hingga Oktober 2006, untuk yang ketiga terjadi di bulan
Maret 2008, keempat terjadi pada bulan Juli hingga Maret 2009,
yang kelima terjadi di bulan Oktober 2009 hingga Desember 2009
dan keenam terjadi di bulan Februari hingga Maret 2010. Pada
triwulan I tahun 2010 harga saham BUMI cenderung mengalami
penurunan dari bulan Januari hingga Maret sebesar 225 poin, Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Exponential Moving Average PT Bumi Resources Tbk Periode 2006-2010
D. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Selama periode 2006 hingga 2010, harga saham PT Energi
Mega Persada Tbk terlihat garis trend yang terbentuk melalui
Exponential Moving Average (EMA) menunjukkan garis trend yang
mengalami peningkatan dan penurunan (Gambar 8).
Sepanjang periode tahun 2006 hingga 2010 PT Energi
Mega Persada Tbk lebih banyak memperlihatkan sinyal jual yang
artinya pada periode ini investor lebih banyak melakukan penjualan
saham.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Ok
t-0
9
Jan
-10
Harga
Penutupan
EMA (4)
Gambar 8. Grafik Exponential Moving Average PT Energi Mega Persada Tbk Periode 2006-2010
Sinyal beli (bullish) pada periode 2006 hingga 2010 terjadi
sebanyak lima kali. Yang pertama terjadi di bulan Februari 2006,
kedua terjadi antara Januari hingga Maret 2006, ketiga terjadi pada
bulan Mei hingga Juli 2007, sinyal beli keempat terjadi pada bulan
September 2007 hingga Februari 2008 dan yang kelima terjadi di
bulan April hingga bulan September 2009.
Sinyal jual terjadi (bearish) terjadi empat kali, yaitu yang
pertama terjadi antara Mei hingga Desember 2006, kedua terjadi di
bulan April 2007, ketiga di bulan Agustus 2007, yang keempat
sinyal jual terjadi pada bulan Maret hingga bulan Maret 2009 dan
sinyal jual yang kelima terjadi di bulan Oktober 2009 hingga Akhir
triwulan 1 tahun 2010. Harga saham perusahaan ini terus mengalami
penurunan, begitu pula di tahun 2010. Pada bulan Januari 2010 harga
saham ditutup dengan kisaran Rp 174 turun sebesar 27 basis poin di
bulan Maret 2010. Bila dilihat pada grafik, kemungkinan PT Energi
Mega Persada Tbk terus berada pada posisi jual karena untuk
kedepannya masih belum terlihat adanya titik potong untuk sinyal
beli.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Ok
t-0
9
Jan
-10
Harga
Penutupan
EMA (4)
E. PT Timah Tbk (TINS)
Selama periode 2006 hingga 2010, harga saham PT Timah
Tbk terlihat garis trend yang terbentuk melalui grafik Exponential
Moving Average menunjukkan garis trend yang mengalami
peningkatan, ini terlihat dari grafik harga saham yang kebanyakan
berada dia atas grafik EMA (Gambar 9).
Gambar 9. Grafik Exponential Moving Average PT Timah Tbk Periode 2006-2010
PT Timah Tbk pada periode tahun 2006 hingga 2010 lebih
banyak memperlihatkan sinyal beli, yang artinya para investor lebih
banyak melakukan pembelian saham ini. Sinyal beli (bullish)
terbentuk empat kali antara April 2006, kemudian sinyal beli
terbentuk mulai Oktober 2006 hingga Juli 2008, terbentuk kembali
pada bulan Mei 2009 hingga September 2009 dan sinyal beli
keempat terjadi pada triwulan 1 pada tahun 2010.
Selanjutnya sinyal jual (bearish) terbentuk tiga kali antara
bulan Mei hingga September 2006, sinyal jual yang kedua terjadi
antara Agustus 2008 hingga April 2009 dan sinyal jual yang ketiga
terjadi pada bulan Oktober 2009 hingga Desember 2009. Harga
0,000
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000Ja
n-0
6
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Ok
t-0
9
Jan
-10
Harga
Penutupan
EMA (4)
saham PT Timah di tahun 2010 terus mengalami peningkatan yang
cukup baik, pada bulan Desember tahun 2009 harga saham ditutup
dengan nilai Rp 2.000 dan diakhir triwulan I tahun 2010 harga
saham ditutup dengan nilai Rp 2.375 atau meningkat sebesar 375
poin. Kemungkinan untuk kedepannya harga saham PT Timah akan
terus mengalami peningkatan.
4.4. Perbandingan Analisis Fundamental dan Teknikal
A. PT Tambang Bukit Asam Tbk
Analisis fundamental PT Tambang Bukit Asam Tbk
menunjukkan selama periode 2006-2008 nilai intrinsik saham PT
Tambang Bukit Asam Tbk cenderung meningkat. Kenaikan terjadi
pada awal 2006 hingga akhir tahun 2007 dan kenaikan yang
mencolok terjadi pada triwulan 2 tahun 2008. Setelah itu nilai
intrinsik cenderung mengalami penurunan (Gambar 10).
Gambar 10. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Tambang Bukit Asam Tbk periode 2006-2008
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Nilai Intrinsik
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
EMA (4)
Hasil yang ditunjukan analisis teknikal melalui Exponential
Moving Average (EMA) dengan 4 basis pengamatan sama dengan
hasil analisis fundamental. Kedua grafik ini memperlihatkan
kenaikan yang searah, hal tersebut semakin memperkuat informasi
kepada investor. Peningkatan grafik melalui Exponential Moving
Average menunjukkan bahwa perdagangan saham perusahaan ini
selama periode 2004-2008 meningkat sehingga harganya terus naik.
Berdasarkan hasil dari nilai intrinsik dan Exponential
Moving Average PT Tambang Bukit Asam Tbk selama periode
2006-2008 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut
menggambarkan perusahaan ini layak untuk para investor dan calon
investor berinvestasi.
B. PT Aneka Tambang Tbk
Analisis fundamental PT Aneka Tambang Tbk
menunjukkan bahwa nilai intrinsik sahamnya selama periode 2006-
2008 cenderung menurun. Kenaikan terlihat pada tahun 2006 hingga
akhir triwulan ke 2 tahun 2007. Setelah itu nilai intrinsik mengalami
penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2008.
Analisis teknikal melalui Exponential Moving Average
(EMA) dengan 4 basis pengamatan yang menunjukkan hasil yang
tidak jauh berbeda dengan hasil analisis fundamental. Grafik
Exponential Moving Average grafik yang meningkat pada awal
tahun 2006 hingga tahun 2007, namun trend meningkat yang sangat
mencolok terjadi pada awal tahun 2007. Dan terus mengalami
penurunan pada akhir 2007 hingga akhir tahun 2008. Kedua analisis
ini menghasilkan informasi yang searah. Investor sebaiknya
melakukan pembelian saham pada saat harga saham rendah dan jual
pada saat harga tinggi agar menghasilkan keuntungan yang
maksimum. Hal ini dapat dilihat melalui Gambar 11.
Gambar 11. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Aneka Tambang Tbk periode 2006-2008
C. PT Bumi Resources Tbk
Analisis fundamental PT Bumi Resources Tbk
menunjukkan bahwa nilai intrinsik sahamnya yang cenderung
meningkat selama periode 2006-2008. Peningkatan terlihat pada
triwulan 4 2006 hingga triwulan 2 tahun 2008. Peningkatan yang
mencolok terjadi pada triwulan 2 tahun 2008. Hal ini menunjukkan
kinerja perusahaan ini terus membaik (Gambar 12).
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Nnilai Intrinsik
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8EMA (4)
Analisis teknikal melalui Exponential Moving Average
(EMA) dengan 4 basis pengamatan menunjukkan hasil yang tidak
jauh berbeda dengan analisis fundamental. Grafik EMA
menunjukkan grafik yang meningkat pada awal 2006 hingga
pertengahan tahun 2008, namun setelah itu trend yang terbentuk
adalah penurunan yang signifikan. Kedua grafik tersebut
menunjukkan arah yang sama, hal tersebut menggambarkan
perusahaan ini layak untuk para investor dan calon investor
berinvestasi.
Gambar 12. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Bumi Resources Tbk periode 2006-2008
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Nilai Intrinsik
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
EMA (4)
D. PT Energi Mega Persada Tbk
Analisis fundamental PT Energi Mega Persada Tbk
menunjukkan bahwa nilai intrinsik sahamnya cenderung fluktuatif
selama periode 2006 hingga 2008. Peningkatan paling mencolok
terjadi pada akhir tahun 2007, selebihnya nilai intrinsiknya
cenderung menurun (Gambar 13).
Gambar 13. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Energi Mega Persada Tbk periode 2006-2008
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600 Ja
n-0
6
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Nilai Intrinsik
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
EMA (4)
Hasil yang ditunjukan analisis teknikal melalui Exponential
Moving Average (EMA) dengan 4 basis pengamatan menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda dengan analisis fundamental.
Persamaan yang paling mencolok adalah keduanya mengalami
penurunan selama akhir 2006 dan juga mengalami penurunan yang
sama pada awal hingga akhir tahun 2008. Penurunan grafik
Exponential Moving Average ini menunjukkan bahwa perdagangan
saham perusahaan selama periode 2006 hingga 2008 tidak tinggi
sehingga harganya terus turun.
Hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan ini menurun
selama periode 2006-2008 untuk para investor sebaiknya melakukan
keputusan jual dan untuk calon investor sebaiknya tidak melakukan
pembelian karena harga saham terus mengalami penurunan.
E. PT Timah Tbk
Analisis fundamental PT Timah Tbk menunjukkan bahwa
nilai intrinsik sahamnya cenderung meningkat selama periode 2006-
2008 nilai intrinsik saham PT Timah Tbk meningkat signifikan.
Kenaikan terlihat pada mulai dari triwulan kedua tahun 2006 hingga
triwulan kedua tahun 2008 dengan nilai intrinsik Rp 34.469.
Namun pada triwulan ketiga hingga akhir tahun 2008 nilai
intrinsik PT Timah mengalami penurunan yang sangat signifikan
pula dengan kisaran nilai intrinsiknya Rp 534, pada akhir tahun 2008
ditutup dengan nilai intrinsik Rp 1.789.
Analisis teknikal melalui melalui Exponential Moving
Average (EMA) dengan 4 basis pengamatan menunjukkan tidak jauh
berbeda pula dengan hasil yang didapat pada analisis fundamental.
Keduanya mengalami kenaikan yang signifikan dan juga penurunan
yang signifikan pula. Sepanjang tahun 2006 hingga 2008 perusahaan
ini terus mengalami peningkatan sebaiknya para investor maupun
calon investor untuk melakukan pembelian. Lebih jelas dapat dilihat
pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik perbandingan analisis fundamental dan teknikal pada PT Timah Tbk periode 2006-2008
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8
Nilai Intrinsik
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
Jan
-06
Ap
r-0
6
Jul-
06
Ok
t-0
6
Jan
-07
Ap
r-0
7
Jul-
07
Ok
t-0
7
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Ok
t-0
8EMA (4)
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Analisis kondisi perusahaan-perusahaan bidang
pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2006 hingga 2008 menunjukkan bahwa kondisi laporan keuangan
perusahaan yang menunjukkan kinerja yang paling baik adalah
perusahaan PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA), laba operasi,
laba bersih, dividen, ROA dan ROE perusahaan ini mengalami hasil
yang terus meningkat dari tahun 2006 hingga tahun 2008. Kinerja
yang paling buruk adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG),
menunjukkan kondisi keuangan yang terus mengalami keterpurukan,
perusahaan ini tidak dapat memberikan dividen bagi para pemegang
sahamnya dan laba bersih perusahaan yang terus mengalami
penurunan dari tahun 2006-2008.
Analisis keuangan perusahaan menunjukkan bahwa kinerja
PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) selama periode 2006-2008
mengalami kenaikan. Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
selama periode 2006-2007 mengalami peningkatan, namun pada
periode 2008 terus mengalami penurunan. Kinerja PT Bumi
Resources Tbk (BUMI) selama periode tersebut terus mengalami
peningkatan. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) selama periode
2006-2008 menunjukkan kinerja yang cenderung terus mengalami
penurunan. Kinerja PT Timah Tbk (TINS) selama periode 2006-
2008 mengalami peningkatan signifikan yang terjadi pada tahun
2006 hingga 2007 dan pada tahun 2008 terjadi penurunan yang
signifikan juga.
PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan yang lebih
banyak berada pada posisi undervalued, nilai saham ini lebih murah
dan investor memiliki ketertarikan yang besar untuk berinvestasi
pada saham ini. PT Bumi Resources Tbk, PT Tambang Bukit Asam
Tbk dan PT Timah Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk memiliki
nilai instrinsik yang sering berada pada posisi overvalued atau para
investor memiliki ketertarikan kecil untuk melakukan investasi pada
saham ini. Selama periode 2006 hingga 2008 saham yang paling
sering menjadi saham yang paling murah adalah saham PT Bumi
Resources Tbk (BUMI). Sedangkan saham yang paling sering
menjadi saham yang paling mahal adalah saham PT Energi Mega
Persada Tbk (ENRG).
Analisis teknikal memberikan informasi mengenai trend
yang ada pada perdagangan saham. Trend yang ada pada saham PT
Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) selama periode 2006-2010
menunjukkan trend yang meningkat. Trend yang ada pada saham
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) selama periode 2006-2010
menujukan trend yang cenderung menurun. Trend yang ada pada
saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selama periode 2006-2010
menujukan trend yang meningkat. Trend yang ada pada saham PT
Energi Mega Persada Tbk (ENRG) selama periode 2006-2010
menujukan trend yang menurun. Trend yang ada pada perdagangan
saham PT Timah Tbk (TINS) selama periode 2006-2010 stabil
meningkat.
Hasil analisis fundamental dan analisis teknikal pada
industri pertambangan periode 2006-2008 menunjukkan hasil yang
tidak jauh berbeda. Hal ini dikatakan bahwa kinerja 5 perusahaan
dalam industri pertambangan berjalan searah dengan ketertarikan
investor di pasar modal. Hal ini juga menunjukkan informasi yang
dipublikasikan oleh perusahaan dicerminkan oleh harga saham yang
ada di pasar modal.
Secara umum kondisi perusahaan-perusahaan pertambangan
ada yang mengalami penurunan dan peningkatan. Perusahaan yang
mengalami penurunan adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Perusahaan yang mengalami
peningkatan adalah PT Tambang Bukit Asam Tbk, PT Bumi
Resources Tbk (BUMI) dan PT Timah Tbk (TINS).
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, ada beberapa
hal yang dapat disarankan baik bagi para investor ataupun bagi pihak
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini.
Beberapa hal tersebut yaitu :
1. Investor yang sedang ataupun yang akan berinvestasi pada
instrumen saham harus memperhatikan kinerja perusahaan secara
fundamental, terutama jika berencana akan melakukan investasi
dalam jangka panjang. Seringkali para investor hanya
memperhatikan kondisi perusahaan melalui sisi teknikalnya saja.
2. Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan menambahkan
variabel dari sisi fundamental ataupun teknikalnya. Masih dapat
dicari hubungan antara variabel-variabel yang ada pada sisi
fundamental maupun teknikal. Variabel yang ada pada sisi
fundamental terdari dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
Indeks Sektoral dan arus kas perusahaan. Variabel yang ada pada
sisi teknikal terdiri dari harga saham emiten, harapan investor dan
sentimen-sentimen yang ada di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. 2007. Cara Kaya Dengan Investasi. Rabka Publisher, Jakarta.
Ardian, 2003. Perilaku konsumen dimasa sebelum dan sesudah krisis moneter. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Palangkaraya. Kalimantan Selatan.
Awat, N. 2000. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Fernandez. et all. Dalam Ganesh, A. 2008. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas 100 Sektor Pertambangan Periode Februari-Juni 2008 di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ganesh, A. 2008. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas 100 Sektor Pertambangan Periode Februari-Juni 2008 di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Halim, A. 2003. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Keown, M. S, Jr. 2002. Manajemen Keuangan Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesembilan.
Primasari. 2004. Tingkat Imbalan dan Resiko Investasi Agribisnis: Analisis Perbandingan Pendekatan Fundamental dengan Teknikal di PT Bursa Efek Jakarta. Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sabrini, S. B. 2008. Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 dengan Analisis Fundamental dan Teknikal. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sihombing, G. 2008. Kaya dan Pintar Menjadi Trader dan Investor Saham. Indonesia Cerdas, Yogyakarta.
Sulistiawan, D. dan Liliana. 2007. AnalisisTeknikal Modern Pada Perdagangan Sekuritas. Andi, Yogyakarta.
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/01/12/EB/mbm.20090112.EB129202.id.html. [08 Desember 2009]
http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A57&cdate=23-JUN-2008&inw_id=607805. “Memperkuat kinerja sektor pertambangan” Sunarsip. [09 Januari 2010]
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/23/226/121250/nilai-portofolio-tergantung-karakteristik-dan-jenis-saham. “Nilai Portofolio Tergantung Karakteristik dan Jenis Saham” [09 Januari 2010]
http://www.bps.go.id/brs_file/PDB-15feb08.pdf. ”3 Konsep Pertambangan”. [09 Januari 2010]
http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A16&cdate=04-JAN-2010&inw_id=711968. ”Darwin dukung tuntaskan soal pajak di tambang, pemerintah diminta dorong proyek macet”. [08 Januari 2010]
(http://www.kompascetak.com).”Minim, kredit ke tambang”. [29 Desember 2009]
(http://www.jurnal-ekonomi.com) [30 Desember 2009]
http://imarketiva.com/analisa-teknikal.html. [12 Desember 2009] http://imarketiva.com/analisa-fundamental.html. [12 Desember 2009] www.bei.co.id [November 2009- Desember 2009] www.e-samuel.com [November 2009-Desember 2009]
http://www.setneg.go.id [02 April 2010]
LAMPIRAN
Lampiran 1. Indeks Harga Saham Gabungan Per Bulan Periode 2006-2008