-
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ANALISIS KETIDAKSTABILAN TEGANGAN
PADA PENYULANG GARDU INDUK
DENGAN METODE - V
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
Adlan Yusuf Saputra 42111005 (Tahun 2011)
Disa Amalia 42111020 (Tahun 2011)
Dita Tri Arum Sari 42111009 (Tahun 2011)
Astrid Nurul Qamariah 42111004 (Tahun 2011)
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2013
-
ii
-
iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Khusus 2
1.4. Keutamaan Penelitian 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Hal Yang Mempengaruhi Pengaturan Tegangan 3
2.2. Variable Pengatur dan Pengganggu 4
2.3. Penelitian Yang Telah Dilaksanakan 6
BAB III METODE PENELITIAN 7
3.1. Blok Diagram 7
3.2. Tahap Pelaksanaan 8
3.3. Luar Hasil Penelitian 9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 9
4.1. Anggaran Biaya 9
4.2. Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian
Tugas
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Ketua Peneliti
RINGKASAN
-
iv
Penelitian ini bertujuan menganalisis kestabilan tegangan
penyulang (bus) pada
Gardu Induk untuk berbagai penyulang layanan gardu induk yang
mengalami
ketidakstabilan tegangan, sehingga tegangan pada bus (penyulang)
tersebut dapat
kembali normal/distabilkan Sebagai bahan penelitian digunakan
data-data Gardu
Induk Daya yang merupakan gardu induk yang melayani berbagai
beban industry
kecil, industry besar, beban perumahan, beban rumah toko, dan
beban kantor.
Gardu induk Daya memiliki beberapa penyulang antara lain
penyulang Baddoka
1, Baddoka 2, Baddoka 3, Baddoka 4, Kima, 5. Effem dan
Paccerakkang.
Banyaknya beban industry ini membuat pasokan daya yang
dibutuhkanpun
semakin besar. Jatuh tegangan merupakan salah satu bentuk
ketidakstabilan
tegangan dalam menyalurkan energy listrik ke konsumen. Jatuhnya
tegangan ini
bisa disebabkan oleh terjadinya perubahan beban aktif maupun
reaktif secara tiba-
tiba, pasokan daya yang tidak memadai, maupun gangguan yang
terjadi pada
system itu sendiri. Metode yang dilakukan untuk menentukan bus
yang
mengalami ketidakstabilan tegangan adalah dengan metode kurva
-V. Dengan tools program Etap 4.00, maka sistem distribusi dari
penyulang layanan Gardu
Induk Daya dapat disimulasi untuk menentukan penyulang yang
mengalami
ketidakstabilan tegangan akibat karakteristik beban dan
gangguan.
Ketidakstabilan tegangan pada penyulang dapat dilihat dari nilai
kurva -V. dan diperbaiki dengan menempatkan kapasitor shunt pada
penyulang tersebut. Maka
dengan melakukan pensimulasian program Etap 4.00 , dapat dilihat
hasil analisis
kurva -V dan menempatkan kapasitor shunt pada penyulang (bus)
yang mengalami ketidakstabilan tegangan > 10% Vn sehingga
tegangan pada bus
dapat stabil < 5 % Vn.
Kata kunci : Kestabilan tegangan, kurva -V , Kapasitor shunt
-
i
-
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penyaluran energy listrik dari pembangkit (PLN) ke
konsumen
(beban listrik), keandalan system merupakan salah satu factor
yang selalu
diperhatikan oleh pihak produsen (PLN). Dalam penyaluran energy
listrik, ada
beberapa masalah yang dihadapi antara lain kestabilan tegangan,
jatuh tegangan,
factor daya rendah, rugi-rugi daya, kontinuitas pelayanan,
sering terjadi
pemutusan karena gangguan maupun hal-hal yang direncankan.
Biasanya
kontinuitas pelayanan terbaik diperioritaskan pada beban-beban
listrik yang
dianggap vital seperti pusat-pusat pemerintahan, pusat industry,
rumah sakit, dan
tempat-tempat terpenting lainnya.
Gardu induk yang terdiri dari beberapa penyulang system
distribusi tenaga
listrik melayani berbagai konsumen listrik antara lain industry
kecil, industry
besar, perumahan, rumah toko dan perkantoran. Dengan keberadaan
konsumen
industry otomatis membuat pasokan daya listrik yang
dibutuhkanpun semakin
besar. Oleh karena itu kontinuitas pelayanan dan kualitas daya
listrik merupakan
factor yang harus diperhatikan oleh pihak gardu induk daya dalam
menyalurkan
energy listriknya. Kualitas daya listrik yang baik antara lain
meliputi kapasitas
daya yang memadai, kestabilan tegangan yang selalu konstan, dan
frekuensi yang
selalu konstan.
Kestabilan tegangan merupakan salah satu bentuk dari kestabilan
system
tenaga listrik dalam melakukan penyaluran energy listrik ke
konsumen.
Kestabilan tegangan ini bisa disebabkan oleh terjadinya
perubahan beban aktif
maupun reaktif secara tiba-tiba, pasokan daya yang tidak memadai
maupun
gangguan yang terjadi pada system itu sendiri. Oleh karena itu
masalah kestabilan
tegangan merupakan masalah operasi system tenaga listrik yang
perlu mendapat
penanganan tersendiri. Pengaturan kestabilan tegangan erat
kaitannya dengan
pengaturan daya reaktif dalam system. Mengatur kestabilan
tegangan pada suatu
titik penyulang dalam system akan lebih mudah apabila di titik
penyulang tersebut
ada sumber daya reaktif yang bisa diatur.
-
2
Sumber daya reaktif bisa berupa kapasitor shunt yang dipasang
secara
parallel pada penghantar penyulang distribusi primer radial.
Pemasangan kapasitor
shunt tersebut menyebabkan arus yang mengalir pada penghantar
menjadi lebih
kecil, sehingga akan mengurangi besarnya rugi-rugi daya dan
jatuhnya tegangan
pada penyulang. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemasangan
kapasitor
shunt antara lain : perbaikan factor daya, pengurangan rugi-rugi
daya, penurunan
jatuh tegangan (tegangan stabil), dan penambahan kapasitas
penyaluran daya.
1.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan menganalisis ketidakstabilan tegangan
pada
penyulang Gardu Induk dengan kurva -V,, sehingga tegangan pada
penyulang
tersebut dapat kembali normal/distabilkan dengan menempatkan
kapasitor shunt
pada bus.
1.3 Urgensi Penelitian
Stabilitas tegangan adalah kemampuan system untuk menjaga
tegangan
tetap pada keadaan mantap dalam batas range ( 10% Vn ) yang
telah ditetapkan
setelah terjadi gangguan dan perubahan beban secara tiba-tiba
pada system
tersebut.
Pada penelitian ini akan disimulasi penyulang system distribusi
gardu
induk daya dengan tools program Etap 4.00, agar dapat dianalisis
penyulang yang
mengalami ketidakstabilan tegangan dengan menggunakan data
analisis kurva -
V. Dengan pemasangan kapasitor shunt pada penyulang yang
mengalami
ketidakstabilan tegangan maka arus yang mengalir pada penghantar
menjadi lebih
kecil, sehingga akan mengurangi besarnya rugi-rugi daya dan
jatuhnya tegangan
pada penyulang. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemasangan
kapasitor
shunt antara lain : perbaikan factor daya, pengurangan rugi-rugi
daya, penurunan
jatuh tegangan (tegangan stabil), dan penambahan kapasitas
penyaluran daya.
Dengan penggunaan kurva -V ini maka dapat menentukan batas
kemampuan
beban dalam keadaan mantap (steady state) yang mana berhubungan
dengan
stabilitas tegangan.
1.4 Target Luaran
Target luaran yang diharapkan adalah:
-
3
1. Sebuah metode kurva -V untuk menentukan letak ketidakstabilan
tegangan
pada bus / penyulang layanan gardu induk Daya. Ketidakstabilan
tegangan
dapat diperbaiki menjadi steady state (mantap) dengan memasang
kapasitor
shunt secara paralel pada penyulang yang mengalami
ketidakstabilan tersebut.
2. Laporan akhir yang akan dipublikasikan pada jurnal
terakreditasi atau
seminar ilmiah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Stabilitas tegangan adalah kemampuan sistem untuk menjaga
tegangan
tetap pada keadaan mantap dalam batas range (Vn 10%) yang telah
ditetapkan
setelah terjadi gangguan pada sistem tersebut. Dalam sistem
tenaga listrik, ada
beberapa gangguan yang menyebabkan ketidakstabilan tegangan
(voltage
instability). Suatu sistem memasuki situasi ketidakstabilan
tegangan ketika terjadi
gangguan, meningkatnya permintaan beban atau perubahan dalam
kondisi sistem
yang mengakibatkan perubahan yang drastis dan tidak
terkontrolnya penurunan
tegangan. Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah
ketidakmampuan
suatu sistem tenaga listrik untuk memenuhi permintaan daya
reaktif. Inti dari
permasalahannya adalah penurunan tegangan yang terjadi ketika
daya aktif dan
reaktif mengalir melalui reaktansi induktif yang dihubungkan
dengan jaringan
distribusi/transmisi. Kriteria kestabilan untuk suatu tegangan
dapat dipenuhi jika
besarnya tegangan pada setiap bus dalam suatu sistem yang sedang
beroperasi
akan meningkat besarnya seiring dengan meningkatnya injeksi daya
reaktif pada
bus yang sama. Suatu sistem dikatakan tidak stabil jika dalam
sistem tersebut
sedikitnya terdapat sebuah bus yang mengalami penurunan besarnya
tegangan
bersamaan pada saat injeksi daya reaktif diberikan pada bus yang
sama. Atau
dengan kata lain tegangan suatu sistem stabil jika sensitivitas
V-Q nya positif
untuk setiap bus dan menjadi tidak stabil jika sensitivitas V-Q
nya negatif
setidaknya pada sebuah bus.
2.1. Hal Yang Mempengaruhi Pengaturan Tegangan
Dalam penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan, tegangan
yang
konstan seperti halnya frekuensi yang konstan, merupakan salah
satu syarat utama
-
4
yang harus dipenuhi. Oleh karenanya masalah pengaturan tegangan
merupakan
masalah operasi sistem tenaga listrik yang perlu mendapat
penanganan tersendiri.
Pengaturan tegangan erat kaitannya dengan pengaturan daya
reaktid dalam sistem.
Sistem tenaga listrik terdiri dari banyak GI dan pusat listrik.
Dalam setiap
GI maupun pusat listrik terdapat simpul (bus). Tegangan dari bus
di GI dan
tegangan dari bus di pusat listrik bersama-sama membentuk profil
tegangan
sistem. Berbeda dengan frekuensi yang sama dalam semua bagian
sistem tegangan
tidak sama dalam setiap bagian sistem, sehingga pengaturan
tegangan adalah lebih
sulit dibandingkan dengan pengaturan frekuensi. Kalau frekuensi
praktis hanya
dipenuhi oleh daya nyta MW dalam sistem, dilain pihak tegangan
dipengaruhi
oleh : arus penguat generator, Daya reaktif beban, Daya reaktif
yang didapat
dalam sistem (selain generator), misalnya dari kondensator dan
dari reaktor, Posisi
tap transformator. Mengatur tegangan pada suatu titik (bus)
dalam sistem akan
lebih mudah apabila dititik bus tersebut ada sumber daya reaktif
yang bisa diatur,
hal ini juga merupakan hal yang berbeda dengan pengaturan
frekuensi, karena
frekuensi dapat diatur dengan mengatur sumber daya nyata yang
ada di mana saja
dalam sistem. Dalam sistem tenaga listrik ada dua variabel yang
dapat diatur
secara variabel, disebut variabel pengatur (control variabel)
yaitu daya nyata
(MW) dan daya reaktif (MVAR). Seperti telah diuraikan di atas,
pengatur daya
nyata akan mempengaruhi frekuensi, sedangkan pengaturan daya
reaktif akan
mempengaruhi tegangan. Butir a sampai d tersebut diatas adalah
cara untuk
mengatur daya reaktif yang harus disediakan dalam sistem.
Pengaturan daya
reaktif terutama akan mempengaruhi tegangan sistem. Secara
singkat dapat
dikatakan bahwa: MW merupakan variabel pengatur frekuensi,
MVAR
merupakan variabel pengatur tegangan
2.2. Variabel Pengatur dan Pengganggu
Beban dalam system mengambil daya reaktif dan daya aktif dari
system.
Beban tidak bias diatur karena tergantung kepada kebutuhan
banyak pelanggan
yang mempergunakan tenaga listrik dari system. Secara
pengetahuan control,
beban merupakan variable pengganggu (disturbance variable).
Disamping variable
pengatur dan variable pengganggu tersebut di atas ada variable
yang diatur dan
-
5
dapat dibaca dengan mudah dari alat ukur, variable yang diatur
dalam system
adalah tegangan dan frekuensi.
Dalam operasi system tenaga listrik diinginkan agar variable
yang diatur
mempunyai nilai konstan walaupun ada perubahan beban (variable
pengganggu).
Untuk mempertahankan variable yang diatur pada nilai konstan,
diperlukan
pengatur dan ini berarti harus ada perubahan nilai dari variable
pengatur. Untuk
yang terdiri dari n buah bus, secara umum ada 2 x n variable
pengatur dalam
system, yaitu pembangkitan daya nyata dan daya reaktif pada
setiap bus. Hal ini
dapat dinyatakan oleh sebuah vector pengatur.
(2.1)
Keterangan :
PG1 = daya nyata yang dibangkitkan pada bus no 1
PQ1 = daya reaktif yang idbangkitkan pada bus no 1
Selanjutnya untuk variable pengganggu dapat pula dinyatakan
dengan
sebuah vector pengganggu (disturbance vector)
(2.2)
Keterangan :
Pb1 = daya nyata dari beban bus no 1
Qb1 = daya reaktif dari beban bus no 1
Untuk variable yang diatur, telah disebutkan frekuensi dan
tegangan, karena
frekuensi praktis diatur oleh daya reaktif, namun untuk
keperluan analisa aliran
daya dan analisa profil tegangan system dalam keadaan steady
state dimana
-
6
frekuensi tidak lagi berubah. Oleh karenanya variable yang
diatur dalam bentuk
vector yang diatur dapat dinyatakan berikut :
(2.3)
Keterangan :
1 = sudut fasa tegangan di bus no 1
= nilai tegangan di bus no 1 - n didapat variable yang diatur
1dan
2.3. Penelitian Yang Telah Dilaksanakan
- Penelitian tentang Studi Analisa Kestabilan Tegangan Sistem
150kV
Berdasarkan Perubahan Tegangan (Aplikasi PT.PLN Batam) telah
dilakukan oleh Andi M Nur Putra, Arfita Yuana Dewi. Januari
2013. Pada
penelitian bahwa kondisi sistem PT PLN Batam, penurunan tegangan
yang
terjadi hanya sebesar 1,87 % meskipun ada penambahan beban
sebesar 25% .
- Penelitian tentang Studi Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada
system
Jawa Bali 500 kV dengan pemasangan Kapsitor Bank Menggunakan
Teori Sensitivitas telah dilakukan oleh Tutuk Agung Sembogo,
2011.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki stabilitas tegangan
terhadap
penambahan beban P dan Q pada system kelistrikan Jawa-Bali 500
kV.
- Penelitian tentang Analisis Pengaruh Penempatan
Pembangkitan
Terdistribusi Terhadap Kestabilan Tegangan pada Sistem
Distribusi
telah dilakukan oleh Pradna Putradewa, Hermawan, Susatyo, 2011,
Penelitian
bertujuan untuk mempelajari efek pemasangan pembangkitan
terdistribusi
terhadap kestabilan sistem distribusi
- Penelitian tentang Penentuan Batas Tegangan Steady State
Dengan
Menggunakan Kurva P-Q pada Tegangan Beban Sensitif telah
dilakukan oleh Khaireza Hadi, 2011, Metode kurva P-Q digunakan
untuk
menentukan batas limit stabilitas tegangan pada system dengan
menggunakan
beban tegangan sensitif terhadap karakteristik beban.
-
7
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Blok Diagram
Gambar 1. Blok diagram kestabilan tegangan pada penyulang
Periksa dan perbaiki data
Periksa Nilai kapasitor shunt
dan nilai -V
MULAI
Penyiapan Data dan validasi
software etap
Masukkan data
saluran,trafo,beban untuk
simulasi Aliran daya
Proses simulasi dengan load flow
analisis
Lakukan Pemeriksaan nilai
-V Pada setiap bus untuk penentuan stabilitas tegangan
Konvergen?
Proses simulasi Penempatan
kapasitor shunt pada bus yang
tidak stabil tegangannya
Tegangan Bus Stabil
SELESAI
Konvergen?
T
Y
T
Y
Y
-
8
3.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap 1. Pengumpulan Data
Sumber Data dari PT PLN (persero) Sultanbatara cabang
Makassar
Monginsidi dan PT PLN (persero) Wilayah Rayon Makassar Timur dan
Jenis
Data adalah Data sekunder jaringan distribusi tegangan menengah
20 kV yang
dilayani oleh gardu induk daya antara lain :
1. Single line diagram dan jaringan distribusi tegangan menengah
20 kV
penyulang yang dilayani oleh gardu induk Daya.
2. Data pembebanan tiap-tiap gardu trafo distribusi tiap
penyulang gardu induk
Daya
3. Data pengukuran masing-masing arus fasa pada sekunder trafo
gardu
distribusi tiap penyulang gardu induk Daya.
4. Data pengukuran masing-masing tegangan phasa dan line pada
sekunder trafo
gardu distribusi tiap penyulang gardu induk Daya.
5. Data desain peralatan seperti transformator, penghantar yakni
:
a. Penghantar : jurusan, penampang, dan jenis penghantar
b. Transformator : kapasitas trafo, perbandingan transformasi
tegangan.
Tahap 2. Validasi Software Etap 4.00
Validasi program ETAP 4.00 yaitu membandingkan contoh
simulasi
jaringan hasil program ETAP 4.00 dengan hasil program yang
diperoleh dari buku
referensi. Validasi ini diperlukan untuk menguji apakah program
yang akan
digunakan Valid dan sesuai dengan buku referensi.
Tahap 3. Perancangan Simulasi Sistem Distribusi Tenaga
Listrik
Melakukan simulasi aliran daya pada program ETAP 4.00 untuk
menganalisis Aliran daya aktif dan daya reaktif pada jaringan
distribusi tegangan
rendah, Profil tegangan disetiap busbar, Pembebanan dan
efisiensi transformator,
Rugi-rugi daya aktif dan reaktif antar saluran dan trafo
distribusi, kurva P Q V
sehingga dapat ditentukan bus yang mengalami ketidakstabilan
tegangan saat
kondisi normal dan kondisi adanya gangguan
-
9
Tahap 4. Perhitungan dan Penempatan kapasitor Shunt
Berdasarkan data-data hasil aliran daya, maka dapat dihitung
besarnya
kapsitor shunt yang harus dipasang pada bus yang mengalami
ketidakstabilan
tegangan. Hasil simulasi dengan penempatan kapsitor shunt akan
menunjukkan
perbaikan kestabilan tegangan pada bus yang mengalami
ketidakstabilan tegangan
tersebut.
Tahap 5. Pembuatan Laporan Akhir /Artikel
Sebagai pertanggungjawaban atas penelitian yang telah
dilaksanakan maka
dibuat laporan akhir dan artikel ilmiah yang akan dipublikasikan
pada seminar
dan jurnal yang terakreditasi, guna menyebarluaskan ilmu yang
telah diperoleh
dan dikembangkan
3.3. Luaran Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat direkomendaiksan sebagai informasi
kepada
pihak PLN atau Gardu Induk Daya bahwa beberapa bus pada
penyulang GI Daya
mengalami penurunan tegangan sehingga harus distabilkan guna
menekan
kerugian pada konsumen. Hasil penelitian ini juga sangat
bermanfaat bagi penulis
dan mahasiswa lainnya dalam mempelajari dan mengembangkan
pengetahuan
tentang kestabilan tegangan pada beberapa penyulang di Gardu
Induk.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. ANGGARAN BIAYA
No. Jenis Pengeluaran Biaya Yang diuslkan (Rp)
1 Peralatan penunjang 1.750.000
2 Bahan Habis Pakai 2.450.000
3 Perjalanan 1.750..000
4 Lain-lain 1.050.000
7.000.000
-
10
4.2. JADWAL PENELITIAN
NO. JENIS KEGIATAN Bulan Ke-
1 2 3 4 5
1
Pengumpulan Data Penyulang Gardu
Induk Daya
2 Validasi Program ETAP 4.00
3
Simulasi penyulang GI Daya dengan
program ETAP 4.00
4
Analisis penyulang yang tidak stabil
tegangannya dengan kurva -V dan perhitungan nilai kapasitor
shunt
5
Penempatan kapasitor shunt pada
penyulang yang tidak stabil dan proses
simulasi
6
Analisis Data tegangan penyulang dan
perbandingan sebelum dan sesudah
penempatan kapasitor shunt
7
Pembuatan laporan, pembuatan jurnal
publikasi dan seminar hasil
DAFTAR PUSTAKA
Andi M Nur Putra, Arfita Yuana Dewi, Januari 2013. Studi Analisa
Kestabilan Tegangan Sistem 150 kV Berdasarkan Perubahan Tegangan
(Aplikasi
PT.PLN Batam, Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 2 No. 1
David L Flaton, 1988, Distibution Sistem Losses Calculated By
Percent Loading IEEE Transaction on Power System Vol 3, No.3 August
1988.
Djiteng Marsudi, 2006, Operasi Sistem Tenaga Listrik ,
Yogjakarta, Penerbit Graha Ilmu
Khaireza Hadi, 2011, Penentuan Batas Tegangan Steady State
Dengan Menggunakan Kurva P-Q pada Tegangan Beban Sensitif,
Proceding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Pradana Putradewa Jayawardana, Hermawan, Susatyo Handoko, 2012,
Analisis Pengaruh Penempatan pembangkitan Terdistribusi Terhadap
Kestabilan
Tegangan Pada Sistem Distribusi Transient Vol 1 No.4 4 Desember
2012.
Tutuk Agung Sembogo, 2011. Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan
Kurva P-V Pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor
Bank
Menggunakan Teori Sensitivitas , Proceding Seminar Tugas Akhir
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
-
11
LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENGUSUL
-
12
-
13
-
14
-
15
LAMPIRAN 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
( Rp )
Jumlah
(Rp)
Software ETAP
4.00
Untuk
simulasi
hasil
penelitian
1 paket
1.750.000
1.750.000
SUB TOTAL ( Rp) 1.750.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
( Rp )
Jumlah
(Rp)
Alat Tulis
Kantor
Untuk pembuatan
laporan dan data
penelitian
1 paket
450.000 450.000
Pelatihan
software
ETAP 4.0
Untuk
pembelajaran
penggunaan
Software ETAP
4.0
1 paket
2.000.000 2.000.000
SUB TOTAL ( Rp) 2.450.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
( Rp ) Keterangan
Perjalanan ke
kantor PLN dan
Gardu Induk
Daya
Untuk mencari
data penelitian
5
50.000 250.000
Perjalanan ke
Jakarta
Seminar hasil
dan publikasi
1 1.400.000 1.400.000
Perjalanan ke
tempat seminar
Seminar dan
Publikasi
Ilmiah
1
100.000 100.000
SUB TOTAL ( Rp) 1.750.000
-
16
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
( Rp )
Jumlah
(Rp)
Publikasi Penerbitan
jurnal
2 150.000 300.000
Seminar Seminar 1 250.000 250.000
Laporan Laporan hasil
dan sementara
1
250.000 250.000
Dokumentasi Arsip hasil
penelitian
1 150.000 150.000
Penelusuran
pustaka
Sumber lietartur
1
100.000 100.000
SUB TOTAL ( Rp) 1.050.000
Total (Keseluruhan) 7.000.000
-
17
LAMPIRAN 3: Susunan organisasi tim peneliti dan Pembagian
Tugas
No Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/mg)
Uraian Tugas
1 Adlan
Yusuf
Saputra
42111005
D4 Teknik
Listrik
Teknik
Listrik
15 Penanggung jawab
penelitian,Pembuatan
Laporan dan jurnal,
Simulasi ETAP, Analisis
data simulasi, Seminar
dan publikasi ilmiah
2 Disa Amalia
42111020
D4 Teknik
Listrik
Teknik
Listrik
10 Mencari data di kantor
PLN dan GI Daya,
Simulasi ETAP dan
Analisis data simulasi,
pembuatan laporan dan
jurnal
3. Dita Tri
Arum Sari
42111009
D4 Teknik
Listrik
Teknik
Listrik
10 Mencari data di kantor
PLN dan GI Daya,
Simulasi ETAP dan
Analisis data simulasi,
pembuatan laporan dan
jurnal
4. Astrid Nurul
Qamariah
42111004
D4 Teknik
Listrik
Teknik
Listrik
10 Mencari data di kantor
PLN dan GI Daya,
Simulasi ETAP dan
Analisis data simulasi,
pembuatan laporan dan
jurnal
-
18
LAMPIRAN 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana