1 NAMA: DEONESIA DESI KELAS: B PAGI NIM: 511100028 BAGIAN 1 RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi utama yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari bahasa selalu digunakan baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan sarana yang efektif untuk memenuhi hasrat dan keinginannya sehingga bahasa merupakan sarana yang paling efektif untuk berhubungan dan bekerja sama. Bahasa dapat tumbuh dan berkembang sesui dengan perkembangan dan pertumbuhan pemikiran penggunanya. Bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja ada kosa kata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
30
Embed
Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak Kabupaten Sekadau
Tugas Penelitian Bahasa Oleh :Deonesia Desi Nim: 511100028
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
NAMA: DEONESIA DESI
KELAS: B PAGI
NIM: 511100028
BAGIAN 1
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi utama yang digunakan oleh manusia
untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari bahasa selalu digunakan baik
dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Sebagai makhluk sosial, manusia
memerlukan sarana yang efektif untuk memenuhi hasrat dan keinginannya
sehingga bahasa merupakan sarana yang paling efektif untuk berhubungan dan
bekerja sama. Bahasa dapat tumbuh dan berkembang sesui dengan perkembangan
dan pertumbuhan pemikiran penggunanya. Bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu
tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja yaitu fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja ada
kosa kata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak
digunakan lagi. Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
2
sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh seseorang yang mempunyai latar
belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam.
(Wibowo, 2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk
melahirkan perasaan dan pikiran.
Bahasa sebagai alat untuk eskpresi diri dan sebagai alat komunikasi adalah
fungsi bahasa secara sempit. Secara luas fungsi bahasa adalah untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial, dan untuk mengadakan kontrol sosial. Secara garis
besar sarana komunikasi dibedakan menjadi dua macam yaitu komunikasi bahasa
lisan dan bahasa tulis. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Bahasa
tidak terlepas dari kehidupan manusia karena bahasa sebagai alat komunikasi
yang sangat penting dalam kehidupan oleh karena itu dengan bahasa manusia
dapat berbicara mengenai apaun, baik yang disenagi maupun yang tidak disenagi.
Aktivitas manusia tidak dapat berlangsung tanpa bahasa. Pada era sekarang ini,
semakin tinggi peradaban manusia maka semakin tinggi pula intensitas
pengguanan bahasa yang didukung kemajuan teknologi.
3
Bahasa Indonesia memiliki keberagaman suku dan bahasa, dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Satu di anataranya adalah suku dayak yang
mempunyai bahasanya sendiri. Suku dayak terbagi lagi ke dalam sub-sub dengan
bahasa yang berbeda seperti sub suku Dayak Sawai. Suku ini tinggal selain di
sepanjang Sungai Sekadau, juga bermukim disepanjang Sungai Mentrap. Bahasa
yang dituturkan oleh masyarakat Dayak Sawai sepintas lalu tidak memperlihat
perbedaan dengan bahasa Jawantn, Taman Melayu, yang hidup berdampingan
dengan suku Dayak Sawai. Oleh karena itu, suku-suku tersebut hampir semuanya
dapat berkomunikasi dengan baik atau menimal dapat saling paham. Tetapi tidak
semuanya kosakata yang diucapkan oleh masyarakat Dayak Sawai dapat
dipahami oleh suku Jawantn,
Tamn Melayu, tentunya kosakata yang tidak dipahami tersebut adanya
kesalah paham dalam berkomunikasi. Maka dari itu penulis tertarik menganalisis
fonetik dan fonemik bahasa dayak sawai di desa Sekonau. Secara umum, bahasa
Dayak Sawai memperlihatkan ciri-ciri bahasa Dayak yang dapat dikelompokan
dalam kelompok melayik. Salah satu ciri bahasa Dayak Sawai ini adalah
pengucapan konsonan [ r] uvular menjadi [v ] frikatif misalnya /kuRang/ „
kurang‟. Gejala ini muncul baik posisi awal kata, tengah kata, maupun pada posisi
akhir (Surjani Alloy dkk. 2008: 274).
Surjani Alloy dkk (2008: 274) menyatakan bahawa wilayah penyebaran
Dayak Sawai sebagaimana disinggung di atas umumnya terdapat di Kecamatan
Sekadau Hulu bagian timur dan bagian selatan. Suku ini bermukim disepanjang
4
dua sungai besar, yaitu Sungai Sekadau dan Sungai Mentrap, yang tersebar di 14
kampung. Kampung-kampung ini tidaklah semuanya dihuni oleh suku Dayak
Sawai. Kelompok ini juga berasimilasi dengan berbagai subsuku Dayak yang ada
di sekitarnya, terutama dayak taman dan jawantn meskipun jumlahnya sangat
kecil. Adapun jumlah populasi Dayak Sawai pada saat penelitian ini dilakukan
berjumlah 4.825 jiwa. Untuk mempermudah pengambilan data, penulis
membatasi lokasi penelitian di Desa Sekonau. Desa Sekonau Kecamatan Rawak,
Kabupaten Sekadau. Berdasarkan pengamatan penulis memilih Desa Sekonau
sebagai lokasi penelitian dikarenakan bahasa yang digunakan merupakan bahasa
yang masih belum tercampur dengan bahasa lain dan didukung kondisi
masyarakat yang masih asli. Fonologi adalah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil
dari ujaran beserta dengan “gabungan” antarbunyi yang membentuk silabel atau
suku kata (Abdul Chaer, 2009: 5). Dalam studi linguistik terdapat empat
subdisiplin ilmu lingustik, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Fonologi mendeskripsikan masalah bunyi. Morfologi mendeskripsikan bentuk
kata. Sintaksis mendeskripsikan bentuk kalimat, dan semantik mendeskripsikan
bentuk makna. Luasnya sistem bahasa yang ada, maka pada penelitian ini dibatasi
tentang fonologi bahasa Dayak Sawai. Penulis tertarik mengkaji mengenai
fonologi karena fonologi merupakan subdisiplin ilmu yang paling mendasar
dalam tataran lingustik. Bidang kajian mencakup dua aspek yaitu aspek fonetik
dan fonemik. Dalam bidang fonetik dan fonemik memiliki banyak bagian maka
5
dari itu penulis mengkaji mengenai vokal, konsonan dan deretan pada bagaian
fonetik dan pada bagian fonemik penulis mengkaji mengenai fonem.
Alasan penulis dalam mengambil penelitian “Analisis Fonetik dan Fonemik
Bahasa Dayak Sawai Desa Sekonau Kecamatan Rawak Kabupaten Sekadau”.
Pertama berdasarkan kajian kepustakaan, belum ada penelitian ilmiah mengenai
fonologi bahasa Dayak Sawai. Kedua sebagai usaha penulis untuk
mendokumentasikan secara tertulis agar terjadi kelestrian penggunaan bahasa
Dayak Sawai. Ketiga penelitian ini juga sebagai upaya menambah literatur
kebahasaan khususnya literatur bahasa daerah.
Harapan penulis dalam penelitian ini, dari berbagai kalangan masyarakt akan
lebih menghargai bahasa daerah serta sebagai sarana untuk saling mempelajari
dan mengenal berbagai bentuk kebahasaan dalam meningkatkan persaudaraan
antarsuku bangsa. Dalam penelitian analisis fonetik dan fonemik bahasa dayak
Sawai dapat memberikan sumbangan dalam bidang pembelajaran dan penelitian
ini dapat dimenfaatkan sebagai bahan pengajaran bahasa dan sasatra Indonesia,
khususnya di bidang pembelajaran kebahasaan sebagai bahan perbandingan
dalam proses pembelajaran di sekolah.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, masalah umum pada penelitian
ini adalah “Bagaimanakah Analisis Fonetik dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai
6
Desa Sekonau Kecamatan Rawak Kabupaten Sekadau”. Masalah penelitian ini
terbagi menjadi dua submasalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah fonetik dalam bahasa Dayak Sawai di Desa Sekonau
Kecamatan Rawak Kabupaten Sekadau?
2. Bagaimanakah fonemik dalam bahasa Dayak Sawai di Desa Sekonau
Kecamatan Rawak Kabupaten Sekadau?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Fonetik
dan Fonemik Bahasa Dayak Sawai di desa Sekonau Kabupaten Sekadau.
Penelitian ini secara khusus bertujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan fonetik bahasa Dayak Sawai didesa Sekonau Kabupaten
Sekadau yang berkaitan dengan inventarisasi bunyi dan mendeskripsi bunyi.
2. Mendeskripsikan fonemik bahasa Dayak Sawai didesa Sekonau Kabupaten
Sekadau yang berkaitan dengan pembuktian status fonem dan alofonnya dan
struktur fonem dalam suku kata.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun
prktis. Manfaat teoritis yang diharapkan adalah sebagai bahan pembelajaran dan
pengembangan dalam kajian kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan
7
fonologinya, khususnya fonetik dan fonemik. Manfaat praktisnya antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mempu meberi sumbangan serta menambah
wawasan tentang bahasa khususnya mengenai fonetik dan fonemik bahasa
Dayak Sawai.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru bahasa Indonesia
sebagai salah satu alternasi bahan pembelajaran bahasa Indonesia.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan
penelitian dalam pengumpulan data sehingga arah penelitian ini menjadi lebih
jelas. Berdasarkan masalah penelitian, perincian bahwa aspek Fonetik dan
Fonemik bahasa Dayak Sawai di Desa Sekonau Kecamatan Rawak
Kabupaten Sekadau. Dengan demikian, ruang lingkup penelitian ini akan
mengamati bunyi vokal, bunyi konsonan dan fonem bahasa Dayak Sawai.
Objek kajian fonetik adalah cabang fonologi yang menyelidiki bunyi bahasa
menurut cara pelafalan, sifat-sifat akuistiknya, dan cara penerimaannya oleh
8
telinga manusia, sedangkan fonemik adalah fonem dalam fungsinya sebagai
pembeda makna kata.
a. Definisi Oprasional
1. Pengertian Fonologi
Fonologi adalah bunyi-bunyi bahasa sebagai stuan terkecil dari ujaran
beserta dengan “gabungan” antarbunyi yang membentuk silabel atau suku
kata. Serta juga dengan unsure-unsur suprasegmentalnya, seperti tekanan,
nada, hentian dan durasi.
2. Fonetik
Fonetik adalah cabang kajian lingustik yang meneliti bunyi-bunyi
bahasa tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna
kata atau tidak.
3. Fonemik
Fonemik adalah bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai
pembedaan makna.
4. Pengertian Dayak Sawai
Dayak Sawai atau yang terkadang disebut juga Dayak Sawai adalah
kelompok masyarakat suku Dayak di Kabupaten Sanggau yang bermukim
di Kecamatan Sekadau Hulu.
F. Metodologi Penelitian
9
1. Metode Penelitian dan Bentuk Penelitian
a. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2013:6) menyatakan
bahwa, metode penelitian pendidikan merupkan cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode penelitian
adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman,
narbuko dan achmadi, (2011:3). Moh. Nasir (dalam Mahmud, 2011:98)
mengemukakan bahwa ada 4 jenis metode yang dapat digunakan dalam
sebuah penelitian, antara lain:
a. Metode historik studi,
b. Metode deskripstif,
c. Metode eksperi mental,
d. Metode grounded research,
Penelitian ini mengkaji fonologi bahasa Dayak Sawai didesa
Sekonau Kabupaten Sekadau, meliputi: fonetik dan fonemiknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif artinya data yang diperoleh dari menulis
karangan dan diuraikan mengunakan kata-kata atau kalimat. Mahmud
10
(2011:101) berpendapat metode deskriptif tepat digunakan apabila
penelitian ditunjukan untuk mengambarkan kondisi faktual
penyelengaraan pendidikan atau hal-hal lain yang berkenaan dengan
dunia pendidikan. Mahmud (2011:100) menyatakan bahwa, penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati
permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan objek
tertentu.
Alasan mengambil metode deskriptif karena penelitian ini
dilakukan yang berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang
memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga
yang dihasilkan atau dicatat berupa pemberian bahasa yang dikatakan
sifatnya seperti potret, paparan seperti apa adanya. Dalam hal ini,
metode deskriptif memberikan gambaran yang objektif tentang
Fonologi Bahasa Dayak Sawai didesa Sekonau Kabupaten Sekadau.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif
merupakan suatu strategi pemecahan masalah dalam penelitian tanpa
menggunakan analisis statistik, tetapi dengan menggunakan cara
berfikir logis berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan melalui
studi dokumentasi observasi atau wawancara secara mendalam
terhadap objek atau subjek penelitian (Zuldafrial, 2010: 3). Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk
11
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011: 60).
Dapat disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian untuk mendeskripsikan fenomena baik individu maupun
kelompok dan tanpa menggunakan analisis statistik.
b. Bentuk Penelitian
Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni
metode deskriptif, maka akan disertai juga dengan bentuk penelitian yang
tepat. Mahmud (2011:101-105) menjelaskan,beberapa bentuk penelitian
deskriptif, yaitu:
a) Studi survei, merupakan penyelidikan dengan gerak kearah luas
dan merata yang digunakan untuk melakukan penarikan
kesimpulan secara umum dari sampel yang ditentukan;
b) Studi kasus, yaitu peneliti yang dilakukan untuk mengungkap
suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai
perseorangan, secara individual, maupun kelompok, lembaga
masyarakat;
c) Studi komparatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta
tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu;
d) Studi korelasi, yakni pengumpulan data atau menentukan ada atau
tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan tingkat
hubungan;
12
e) Studi kausal komparatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan
untuk mengambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih
dalam dari dua atau lebih fakta dan sifat objek yang diteliti;