Flavonoid dalam tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk O-glikosida (jarang yang C- glikosida) dimana satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan ikatan hemiasetal. Gula yang umum : β-glukosa Gula lain : galaktosa, ramnosa, xilosa, arabinosa Gula yang jarang : alosa, manosa, fruktosa, apiosa, asam glukoronat, galakturonat.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Flavonoid dalam tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk O-glikosida (jarang yang C-glikosida) dimana satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan ikatan hemiasetal.
Gula yang umum : β-glukosa Gula lain : galaktosa, ramnosa,
xilosa, arabinosa Gula yang jarang : alosa, manosa, fruktosa,
apiosa, asam glukoronat, galakturonat.
Terdiri dari 15 atom C yang tersusun dalam konfigurasi C6–C3 – C6
O
O
A C
B
1. Antosianin Pigmen bunga merah, biru pada daun dan bunga
2. Proantosianidin Tidak berwarna, biasa terdapat pada galih dan daun
3. FlavonolKo-pigmen tidak berwarna, terdapat pada
umumnya tumbuhan berkayu
4. FlavonKo-pigmen tidak berwarna, terdapat pada
umumnya tumbuhan berkayu
5. 5. GlikoflavonGlikoflavon Ko-pigmen tidak berwarnaKo-pigmen tidak berwarna
6. Biflavonil6. Biflavonil Ko-pigmen tidak berwarna, terbatas pada Ko-pigmen tidak berwarna, terbatas pada gymnospermaegymnospermae
7. Khalkon dan Auron7. Khalkon dan Auron Pigmen bunga kuningPigmen bunga kuning
8. Flavanon8. Flavanon Tidak berwarna, biasanya terdapat pada Tidak berwarna, biasanya terdapat pada bagian daun dan buahbagian daun dan buah
9. Isoflavon9. Isoflavon Tidak berwarna, biasanya terdapat pada Tidak berwarna, biasanya terdapat pada akar tumbuhan Leguminosaeakar tumbuhan Leguminosae
Karena mempunyai sejumlah gugus OH- bebas atau suatu gula maka umumnya flavonoid bersifat polar sehingga larut dalam air dan pelarut polar lain seperti ; etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida (DMSO), dimetilformamida (DMF), dan lain-lain
Aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon , flavon dan flavonol yang termetoksilasi cenderung larut dalam pelarut eter dan kloroform.
Aglikon flavonoid adalah polifenol, karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa (ingat : dalam larutan basa flavonoid akan lebih cepat teroksidasi dan terurai)
sifat ini digunakan sebagai cara deteksi flavonoid pada pelat KLT.Senyawa fenol + basa (amoniak) perubahan warna
Warna bercak visibel, warna bercak dengan sinar UV dan warna bercak dg UV+amoniak, dapat dijadikan salah satu petunjuk untuk mengidentifikasi flavonoid.
Contoh :• Flavonol glikosida : Kuning ------- coklat tua -------
kuning/coklat
•Antosianidin 3- glikosida : Merah/jingga ------ merah /jingga -------
biru
Flavonoid mengandung senyawa dengan sistem aromatik terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum UV –sinar tampak dapat dijadikan petunjuk dalam identifikasi
PITA II (nm) PITA I (nm) JENIS FLAVONOID
250-280 310-350 Flavon
250-280 330-360 Flavonol(3-OH tersubsitusi)
250-280 350-385 Flavonol(3-OH bebas)
245-275 310-330 bahu
Isoflavon
275-295 300-330 bahu
Flavanon dan dihidroflavonol
230-270 (I rendah)
340-390 Khalkon
230-270 (I rendah)
380-430 Auron
270-280 465-560 Antosianidin , antosianin
Ekstraksi Maserasi 2 tahap dengan menggunakan : Pelarut I : Metanol : Air (9 : 1) selama 6-12 jam Pelarut II : Metanol : Air (1 : 1) selama 6-12 jam Kedua ekstrak disatukan kemudian diuapkan.
Fraksinasi Dengan n-heksan : air atau CHCl3 : air . Lapisan
n-heksan atau CHCl3 untuk menghilangkan senyawa yang kepolarannya rendah seperti lemak, terpena, klorofil, xantofil, dll.
Dalam lapisan air mengandung sebagian besar senyawa flavonoid
Merupakan cara yang paling umum dan berguna untuk analisis pendahuluan ekstrak dan menguji adanya flavonoid.Penyangga : Kertas Whatman 3mmPengembang : 1. BAA = 4 : 1 : 5 (lapisan atas)
Fasa gerak / Eluen : Pelarut atau campuran pelarut yang berurutan dimulai dari yang kurang polar dan sedikit demi sedikit meningkat sampai ke yang paling polar (Elusi Gradien / Elusi Landaian)
Pd dasarnya sama dengan K. Kolom, perbedaan terletak pada ukuran partikel kolom yang lebih kecil dan lebih teratur
Karena ukuran partikel lebih halus maka diperlukan tekanan sampai 5000 lb/inchi atau 2000 kg/cm
Memungkinkan untuk menganalisis komponen flavonoid dalam suatu campuran secara kuantitatif pada aras resolusi dan kepekaan yang tinggi (< 50 ng)
Kolom : Sistem Fasa balik (hidrokarbon terikat pada kemasan silika) : Bondapak C-18
Cara ini digunakan untuk : Identifikasi jenis flavonoid Menentukan pola oksigenasi pada struktur
flavonoid Menentukan kedudukan gugus OH fenol
bebas pada inti flavonoid Menetukan kedudukan gula atau metil
yang terikat pada salah satu gugus hidroksi fenol
Menambahkan pereaksi geser ke dalam cuplikan dan mengamati pergeseran puncak serapan yang terjadi dengan alat Spektroskopi UV-Tampak
Pergeseran puncak serapan dan intesitas serapan yang berbeda setelah penambahan pereaksi geser, mempunyai makna tersendiri yang dapat dilihat dalam tabel acuan.
(lihat di buku Techniques of Flavonoid Identification ; Markham, atau Cara Identifikasi Flavonoid, terj. Kosasih Padmawinata)
◦Na-asetat (NaOAc)◦Na-metoksida (NaOMe)◦AlCl3 dan AlCl3 dalam HCl◦HCl◦H3BO3
◦NaOAc dalam H3BO3
Perubahan penyulihan pd cincin A terlihat pada serapan pita II, sedangkan cincin B dan C lebih jelas tercermin pada serapan pita I
Oksigenasi tambahan (terutama hidroksilasi) umumnya mengakibatkan pergeseran batokromik. Contoh : ◦ 3,5,7-OH flavon : pita I 359 nm◦ 3,5,7,4’-OH flavon : pita I 367 nm
Metilasi atau glikosilasi mengakibatkan pergeseran pita kearah panjang gelombang yang lebih rendah
Asetilasi cenderung menghilangkan pengaruh gugus hidroksil fenol terhadap spektrum
Pada flavon dan flavonol adanya sistem 3’,4’-di OH umumnya dibuktikan dengan adanya puncak dalam pita II (kadang2 berupa bahu)