Page 1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
FINNA PUTRI BARNA
NIM: 106081002414
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Page 2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
FINNA PUTRI BARNA
NIM:106081002414
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Titi Dewi W. SE., MSi
NIP. 19690203 200112 1 003 NIP.19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
Page 3
Hari ini Selasa Tanggal 21 Bulan Desember Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Finna Putri Barna NIM: 106081002414 dengan judul skripsi
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI
NASABAH BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KCP
Panglima Polim). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi W, SE., Msi
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Hemmy Fauzan, SE., MM
Penguji Ahli 1 Penguji Ahli 2
Amalia, SE., MSM
Penguji Seminar Proposal
Page 4
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Finna Putri Barna
2. Tempat & tanggal lahir : Banjarnegara, 23 Agustus 1988
3. Alamat : Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
. Teluknaga Tangerang 15510
4. No. Telp. : (021) 55930050 / 085695479448
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 04 Kampung Melayu Timur
2. SMP : MTs Daar El-Qolam Gintung Jayanti
3. SMA : SMA Daar El-Qolam Gintung Jayanti
4. S1 : Universitas Islam Negeri Jakarta
III. Pengalaman Organisasi
1. SMA : Bendahara Ekstrakurikuler Kesenian
. (2005-2006)
2. BEM : Panitia Propesa BEM Jurusan, Divisi peralatan
. (2008-2009)
IV. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Yusran Effendi
2. Tempat & tanggal lahir : Palembang, 20 Mei 1961
3. Alamat : Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
. Teluknaga Tangerang 15510
4. No. Telp. : (021) 55930050
5. Ibu : Sulistifarin Adi
6. Tempat & tanggal lahir : Banyumas, 24 April 1965
7. Alamat : Perumahan Mutiara Garuda Blok E6/13
. Teluknaga Tangerang 15510
8. No. Telp. : (021) 55930050
Page 5
ii
ABSTRACT
This research aims to analyze some factors which determine
customers preferences to use Islamic banking products and services.
This research uses primary data. Samples in this research taken from
100 respondents using interview method to the customers of Panglima
Polim Mega Syariah Bank Branch. To analyze this research, the
writer uses factor analysis for the analytical tool using SPSS program
version 17.0.
The results of this study showed that there was seven factors that
affect customer preference for using the products and services of
Islamic banks, they are: human resource factor, sharia factor,
location factor, factor of attitude toward the fatwa, social factor,
factor of products and facilities, and brand factor.
From seven factors, human resource factor is a dominant factor
influencing customer preferences for using products and services of
Islamic bank. This factor consists of 5 variables, namely: fast service
of bank’s employee, Friendly service of bank’s employee, Satisfactory
service of bank’s employee, Patience of bank’s employee in serving
customers, and Bank Mega Syariah is a PARA Group’s member
which has a good reputation.
Keywords: customer preferences, sharia bank, factor analysis.
Page 6
iii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan
jasa bank syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 100
responden dengan metode wawancara terhadap nasabah BSMI KCP
Panglima Polim. Untuk menganalisis penelitian ini penulis
menggunakan sebuah alat analisis yaitu analisis faktor, dan
pengolahan data menggunakan SPSS Versi 17.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang
mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan
jasa bank syariah. Ke tujuh faktor tersebut adalah: faktor SDM, faktor
syariah, faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor
produk dan fasilitas, dan faktor merek.
Dari tujuh faktor tersebut, faktor SDM merupakan faktor yang
berpengaruh paling dominan terhadap preferensi nasabah untuk
menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor ini terdiri dari 5
indikator/variabel, yaitu: pelayanan pegawai bank yang cepat,
pelayanan pegawai bank yang ramah, pelayanan pegawai bank yang
tanggap dan memuaskan, adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai
bank saat melayani nasabah, dan Bank Mega Syariah merupakan
kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik.
Kata kunci: preferensi nasabah, bank Syariah, analisis faktor.
Page 7
iv
KATA PENGANTAR
ÉΟó¡Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§�9 $# ÉΟŠÏm §�9$#
Alhamdulillahi Rabbil’alamin… Segala puji bagi Allah SWT. atas segala
nikmat, rizki, dan pertolongan yang tak pernah ada habisnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI NASABAH BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)” ini. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga dan para pengikutnya.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari do’a,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan untaian terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Kepada Dosen Pembimbing I, Bapak Prof. Dr Ahmad Rodoni, yang telah
memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan semangat yang sangat berarti
bagi penulis selama menyusun skripsi ini. Kepada Dosen Pembimbing II, Ibu
Titi Dewi SE., MSi yang juga memberikan masukan, dan bimbingan dengan
penuh perhatian & kesabaran. Terima kasih banyak.
2. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibu, terimakasih atas do’a serta
perjuangannya, sehingga menambah semangatku untuk terus optimis meraih
masa depan yang lebih baik, kepada Bapak yang tidak kenal lelah mencari
nafkah dan membiayai penulis hingga penulis dapat melanjutkan pendidikan
sampai saat ini, terimakasih banyak, peran kalian sungguh sangat berarti bagi
penulis. Kepada kedua adikku tersayang Iyan dan Azhiim, untuk kasih
sayang kalian, semangat, dan motivasinya yang berharga bagi penulis.
3. Kepada Dekan, Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS beserta Ketua Jurusan
Manajemen, Bapak Indoyama Nasarudin SE., MAB Saya ucapkan
terimakasih.
Page 8
v
4. Kepada seluruh Dosen yang telah mendidik penulis selama di bangku
perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan dan memacu penulis
untuk mencintai ilmu.
5. Kepada seluruh Staff baik di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, maupun di tingkat Universitas yang telah banyak membantu penulis
selama masa akademik.
6. Rasa terimakasih banyak juga penulis haturkan kepada Bapak Krishna selaku
Service Quality and Call Center Departemen Head di Bank Mega Syariah
untuk sharing, masukan, serta izinnya, Mbak Yessy terimakasih banyak,
Mbak Riyadini selaku Kepala Operasional BSMI KCP Panglima Polim,
Mbak Wulan, Mbak Rini, Mbak Yessy 2, Mas Wahyu, Mas Sofyan, Bapak
Nurdin, Mas Doni, Mas Martin, dan seluruh kru dan staff BSMI KCP
Panglima Polim, terimakasih untuk semua bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
7. Kepada seluruh sahabat seperjuangan di kelas manajemen C dan Perbankan
A, untuk Maya, Poka, Irna, Achy, I’ah, Suty, Milah, Kiki, Ajenk, Atin, Hana,
Mira, Ilman, dan Arie terimakasih untuk segala motivasi, dukungan, serta
bantuannya. Untuk Adnan yang dengan ikhlas serta sabar meluangkan
waktunya untuk mengajarkan & tidak bosan menjawab pertanyaan penulis,
terima kasih banyak. Semoga kita semua sukses di masa depan! Amien.
8. Kepada seseorang yang tak kenal lelah men-support, mengingatkan, tempat
berbagi dalam suka duka, Bibar Arosya terimakasih untuk hari-hari yang
indah dan penuh warna.☺ Semoga cita-cita kita tercapai. Amien.
9. Terimakasih untuk sahabat-sahabat Adem Ayem, Dini, Anggi, Lidiya, Rani,
Kak Julie, Kak Poel, Listya, Rathy, Kak iva, dan semua teman kost lainnya,
untuk semangat dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
10. Kepada seluruh responden/nasabah BSMI KCP Panglima Polim yang telah
meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis, dan segenap pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak. Semoga bantuan dan doanya
dibalas oleh Allah dan dijadikan catatan amal kebaikan. Amien.
Page 9
vi
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Semoga penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Amien.
Jakarta , Desember 2010
Finna Putri Barna
Page 10
vii
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup. ………………………………………………………..… i
Abstract….………………………………………………………………..………ii
Abstrak….……………………………………………………………………..…iii
Kata Pengantar…………………………………………………………….…......iv
Daftar Isi……………………………………………………………...…...….....vii
Daftar Tabel……………………………………………………………….…..…ix
Daftar Gambar……………………………………………………………..….…xi
Daftar Lampiran…………………………………………………………..……..xii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………… …………………...1
A. Latar Belakang Masalah……………………...........................…...........…1
B. Perumusan Masalah Penelitian………………………………...............…8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………..........….........9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….10
A. Perbankan Syariah…………………………………...........................…..10
1. Pengertian Bank Syariah……………………………………….........10
2. Awal Kelahiran sistem Perbankan Syariah……………………….…11
3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia…………………………..13
4. Prinsip dan Produk Bank Syariah……………………………….......15
5. Perbedaan antara Bank Syariah dan bank Konvensional………........24
6. Keistimewaan Bank Syariah……………………...............................29
7. Konsep Bunga di Kalangan Berbagai Agama…………………….... 32
8. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah……………….......38
B. Preferensi…………………………………………............................…..42
C. Perilaku Konsumen…………………………………………...................49
D. Bauran Pemasaran………………………………………………….……58
E. Penelitian Terdahulu…………………………….....................................64
Page 11
viii
F. Kerangka Pemikiran………………………………..................................73
G. Hipotesis……………………………………....................................……74
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………....75
A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………….....……75
B. Metode Penentuan Sampel…………………………………................…76
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………………...78
D. Metode Analisis Data…………………………....................................…80
E. Operasional Variabel Penelitian............…………………....................…86
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN……………………………....89
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………..89
1. Sejarah Singkat Perusahaan………………………………..………..89
2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai…………………………………………....90
3. Penghargaan Yang Diraih…………………………………..……….91
B. Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………………………92
1. Validitas…………………………………………..…………………92
2. Reliabilitas………………………………………..…………….……97
C. Penemuan dan Pembahasan ………………………………………...…..98
1. Analisis Deskriptif…………………………….………………...…..98
2. Hasil Analisis Faktor……………………………………………….123
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI………………………………...176
A. KESIMPULAN………………………………………………………...176
B. IMPLIKASI………………………………………………………….....178
DAFTAR PUSTAKA…………………………….….......................................180
Page 12
ix
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional…………...29
2.2 Karakteristik Demografi dan Sub Budaya…………………………. …..55
4.1 Validitas (1)…………………………………………………………......94
4.2 Validitas (2)…………………………………………………………..…96
4.3 Reliability Statistics………………………………………….………….97
4.4 Jenis Kelamin…………………………………………………………....98
4.5 Status…………………………………………………………………....99
4.6 Usia…………………………………………………………………….100
4.7 Agama………………………………………………………………….101
4.8 Pendidikan Terakhir……………………………………………………102
4.9 Pekerjaan…………………………………………..………………...…103
4.10 Pengeluaran Per-bulan………………………………………………....104
4.11 Memiliki rekening di Bank Lain………………………………………105
4.12 Lama Menjadi Nasabah BSMI……………………………………...….106
4.13 Rekening yang Paling Sering Digunakan…………………………...…107
4.14 BSMI Terapkan Sistem Bagi Hasil Yang Lebih Adil & menentramkan…….109
4.15 BSMI Gunakan Prinsip-prinsip Syariah Islam Dalam Setiap Praktek Transaksi
Perbankan………………………………………………………………..…….109
416 Transaksi Perbankan BSMI Bebas Bunga (Riba)……………………...110
4.17 Investasi atau Pembiayaan BSMI Hanya Untuk Bisnis Yang Halal Dan
Baik…………………………………………………………………….110
4.18 Setuju Dengan Fatwa MUI Bahwa Bunga Bank Haram………………111
4.19 Menghindari Bunga Karena Bertentangan Dengan Ajaran Agama…....111
4.20 Nama BSMI Yang Sudah Terkenal & Terpercaya…………………….112
4.21 BSMI Merupakan Kelompok Perusahaan PARA Group Yang Reputasinya
Cukup Baik…………………………………………………………………....112
Page 13
x
4.22 Pimpinan (Manajemen) Bsmi Terdiri Dari Orang2 Terpercaya &
Profesional……………..……………………………………………….113
4.23 Banyaknya Kantor Cabang Dan Gallery Bsmi Di Berbagai
Daerah………………………………………………………………….114
4.24 Banyaknya Jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, & ATM
Bersama)……………………………………………………………………....114
4.25 Sarana Pelayanan Transaksi Perbankan Bsmi Yang Lengkap….…...…115
4.26 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Cepat…………………………….…..116
4.27 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Ramah………………………….……116
4.28 Pelayanan Pegawai BSMI Yang Tanggap & Memuaskan…………..…117
4.29 Adanya Kesabaran Yang Tinggi Dari Pegawai BSMI Saat Melayani
Nasabah………………………………………………………………...118
4.30 Lokasi BSMI Yang Strategis…………………………………………..118
4.31 Lokasi BSMI Yang Mudah Ditemukan………………………………..119
4.32 Gedung (Tempat) BSMI Menarik, Nyaman, & Menyenangkan……….119
4.33 Mendapat Rekomendasi Dari Keluarga……………………….……….120
4.34 Mendapat Rekomendasi Dari Teman/Relasi……………….……..……121
4.35 Produk-produk Perbankan Yang Beragam, Menarik, & Inovatif……...121
4.36 Fitur-fitur Pendukung/Keuntungan Yang Terdapat Dalam Produk…...122
4.37 Perolehan Bagi Hasil Yang Sesuai Harapan……………………….…..123
4.38 KMO and Bartlett’s Test……………………………….……………...124
4.39 Communalities……………………………………….………………...128
4.40 Total Variance Explained……………………………………………....134
4.41 Component Matrix(a)…………………………………………………..137
4.42 Rotated Component Matrix(a)…………………………………………159
4.43 Component Transformation Matrix…………………………………....168
Page 14
xi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Model Perilaku Pembelian………………..……………………….…….50
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku konsumen…………………51
2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………………….73
4.1 Jenis Kelamin…………………………………………………….……..98
4.2 Status…………………………………………………….……………...99
4.3 Usia………….………………………………………………………....100
4.4 Agama………….…………………………………………………..…..101
4.5 Pendidikan Terakhir……….…………………………………...………102
4.6 Pekerjaan………….……………………………………………..……..103
4.7 Pengeluaran Per-bulan…………………………………………..…..…104
4.8 Memiliki rekening di Bank Lain…………………………….………..105
4.9 Lama Menjadi Nasabah BSMI…………………………………..…….106
4.10 Rekening yang Paling Sering Digunakan……………………….…..…108
4.11 Scree Plot………………………………………………………………135
Page 15
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian…………………………………………...……...182
2 Jawaban Responden……………………………………………….......186
3 Hasil Uji Validitas 1……………...........................................................190
4 Hasil Uji Validitas 2………………………………………….……..…191
5 Anti-Image Matrices………………………………………………..…192
6 R Tabel Dengan Signifikansi 5%...........................................................193
7 Surat Keterangan Riset..........................................................................194
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan
praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional semakin
membumi. Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan
pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip dan praktek-
praktek ekonomi syariah. Hal ini terlihat dari semakin pesatnya
pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah seperti
perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah
dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah. Dalam membantu perkembangan industri perbankan
syariah, Bank Indonesia telah memberikan kemudahan dari regulasi yang
telah diberikan agar semakin banyak tersedia layanan perbankan syariah
di Indonesia. Keadaan yang mendukung ini semestinya dapat mendorong
para pelaku bisnis perbankan di Indonesia untuk mengembangkan
industri yang menjanjikan ini.
Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tentunya
tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Pada
tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang telah memberikan
landasan hukum lebih kuat untuk perbankan syariah. Dalam Undang-
Undang tersebut, diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis
Page 17
2
usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.
Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi
diri secara total menjadi bank syariah (Antonio, 2001:26)
Peran bank syariah dalam membantu pertumbuhan perekonomian
masyarakat semakin terlihat dengan semakin meningkatnya tingkat
penyaluran dana kepada usaha-usaha di sektor rill.
Awal pendirian sistem perbankan syariah di Indonesia pada tahun
1992 ditandai dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang
lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 ternyata
mampu memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian Indonesia.
Krisis ekonomi tersebut menyebabkan tingkat suku bunga dan inflasi
tinggi. Kondisi tingkat suku bunga dan inflasi yang seperti itu
menyebabkan dunia perbankan mengalami keguncangan, akibatnya
banyak bank mengalami kesulitan likuiditas. Pada akhirnya beberapa
Bank tidak bisa memenuhi kewajiban likuiditasnya sehingga
menyebabkan bank tersebut dilikuidasi.
Pada saat beberapa Bank Konvensional dilikuidasi, ada fakta yang
tidak terbantahkan yaitu Bank Muamalat Indonesia yang pada saat itu
merupakan satu-satunya bank yang menggunakan sistem bagi hasil dapat
tetap eksis dan mampu bertahan ditengah badai krisis ekonomi. Hal ini
mengindikasikan bahwa sistem Perbankan Syariah terbukti mampu
Page 18
3
bertahan ditengah-tengah kondisi sosial yang tidak pasti. Likuidasi yang
dialami oleh bank-bank konvensional membuktikan bahwa perbankan
dengan sistem bunga (riba) tidak dapat mengatasi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia yang selanjutnya malah menyebabkan krisis
kepercayaan dari para nasabahnya.
Perkembangan bank syariah yang sangat pesat di Indonesia
merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang
membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa
perbankan/keuangan yang sehat, terpercaya, dan memenuhi prinsip
syariah yang mengutamakan prinsip keadilan.
Sistem ekonomi syariah telah menjadi alternatif bagi masyarakat
yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis, sebuah sistem
ekonomi yang sudah lama mendunia yang selalu mengutamakan
kekayaan pribadi dan berdampak pada ketidakmerataan distribusi
kekayaan sehingga banyak terjadi kesengsaraan pada kalangan yang tidak
memiliki harta dan kekuasaan.
Pengembangan sistem perbankan syariah diharapkan dapat
menciptakan efisiensi operasional dan memiliki daya saing yang tinggi
dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai syariah yang memiliki
peran signifikan dalam sistem perekonomian nasional serta memperbaiki
kesejahteraan masyarakat. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh sebuah
situs di internet yang menyajikan berita-berita seputar islam “Muslim
Daily”, seorang pakar ekonomi dari Bangladesh, Azizul Haq mengatakan,
Page 19
4
"Bank-bank Islam dapat menyelamatkan dunia untuk menemukan solusi
yang sangat efektif dalam menghadapi masalah keuangan.”. Kemudian
harian R.K. Daily menyebutkan, Ada sejumlah alasan dibalik
keberhasilan bank Islam dalam menghindari kerugian akibat krisis global
yaitu mengelola bank tersebut dengan sistem syariah yang mengharamkan
riba dan tidak tergantung pada pinjaman bank. Sistem keuangan Islam
merupakan paduan ekonomi Islam dan prinsip-prinsip pembiayaan
modern (www.muslimdaily.net).
Kebijakan pengembangan bank syariah dapat dilakukan dengan
pengembangan jaringan kantor di wilayah-wilayah yang dinilai potensial.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam merupakan
Negara yang potensinya luar biasa sebagai tempat tumbuh kembangnya
kegiatan ekonomi yang berbasis syariah. Potensi dalam hal ini dipandang
dari sumber daya dan aktivitas perekonomian suatu wilayah serta pola
sikap dan karakteristik masyarakat terhadap perbankan syariah menjadi
alat yang efektif untuk meningkatkan sosialisasi dan penetapan strategi
pemasaran bagi bank syariah yang akan beroperasi pada suatu wilayah.
Namun perlu diperhatikan bahwa sistem perbankan syariah
sesungguhnya tidak terbatas pasarnya pada nasabah yang memiliki ikatan
emosional keagamaan (masyarakat muslim) saja. Layanan perbankan
syariah dapat dinikmati oleh siapa saja tidak bergantung kepada agama
yang dianut seseorang sepanjang Ia bersedia mengikuti cara bermuamalah
yang diatur secara syariah. Masyarakat membutuhkan lembaga keuangan
Page 20
5
yang dapat dipercaya, kuat, transparan, adil, dan berkomitmen membantu
meningkatkan perekonomian dan usaha nasabah.
Berkenaan dengan penciptaan efisiensi operasional, daya saing,
dan perluasan cakupan pasar, maka bank syariah juga harus memberikan
perhatian pada pasar masyarakat non-muslim. Karena sampai saat ini
pengembangan perbankan syariah seolah hanya terfokus pada pasar
spiritual, yaitu kelompok pasar muslim. Selain itu masih banyak anggapan
masyarakat sendiri bahwa seakan sebuah sistem perbankan syariah hanya
diperuntukkan bagi masyarakat muslim yang segan untuk menggunakan
jasa bank konvensional, dengan sistem keuangannya yang berbasis bunga,
dimana hal ini bertentangan dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa
bunga adalah haram. Padahal dalam konteks Indonesia, pasar masyarakat
non-muslim juga perlu diperhatikan karena mempunyai potensi ekonomi
yang cukup besar.
Perkembangan minat akan jasa keuangan bank syariah di kalangan
internasional maupun di Indonesia semakin lama semakin pesat, baik
minat dari kalangan muslim maupun non muslim. Bahkan pada beberapa
artikel dan penelitian terdapat beberapa bank syariah yang nasabah non-
muslimnya hampir mendominasi. Dalam sebuah penelitian (Tesis) karya
Ratu Humaemah-Universitas Indonesia, disebutkan bahwa sebanyak ± 42
% nasabah PT Bank Syariah Mega Indonesia adalah kalangan Cina non
Muslim, dan sebagian lainnya adalah orang-orang Katolik serta pengurus
yayasan Kristen. Fenomena ini menunjukkan bahwa perbankan syariah
Page 21
6
ternyata tidak hanya mampu menarik nasabah dari kalangan muslim saja,
tetapi PT Bank Syariah Mega Indonesia dapat membuktikan bahwa bank
syariah mampu menggaet nasabah non-Muslim dengan jumlah persentase
yang mengagumkan. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah mampu
bersaing dengan bank konvensional dalam meraup nasabah, terlepas dari
agama apakah yang dianut nasabah itu sendiri. Mengenai larangan bunga
atau riba dalam agama Islam yang merupakan ciri utama dari sistem
perbankan syariah ternyata memiliki akar yang kuat juga pada ajaran-
ajaran agama non-Muslim (Hindu, Budha, Yahudi, Kristen, Yunani, dan
Romawi). Pembahasan mengenai larangan bunga pada beberapa agama
akan dibahas lebih lanjut pada BAB II.
Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah
bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di
Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan
PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT
Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya,
mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank
syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT Bank Umum
Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega
Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dan
pertumbuhan Bank Mega Syariah menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan. Hal itu terlihat dari pertumbuhan nasabah dan penambahan
Page 22
7
kantor cabang baru di beberapa wilayah di Indonesia. Melihat latar
belakang semakin banyaknya nasabah yang tertarik dengan produk dan
jasa Bank Mega Syariah, maka peneliti menganggap begitu penting untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa Bank Mega Syariah.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Badai Arief dengan judul
”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah
Menggunakan Produk dan Jasa Bank Syariah”, penelitian tersebut
mengangkat 6 faktor yang diduga kuat mempengaruhi keputusan nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa bank Muamalat cabang Fatmawati.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor syariah, faktor produk, faktor fasilitas
dan pelayanan, faktor tempat, faktor promosi, dorongan dan sosialiasi
serta faktor merek dan lainnya. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
menggunakan produk dan jasa bank Muamalat adalah faktor lokasi
(tempat).
Pada kesempatan ini penulis ingin mengangkat 5 dari faktor diatas
yaitu faktor syariah, faktor merek, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor
lokasi, dan faktor produk, kemudian menambahnya dengan faktor sikap
terhadap fatwa, dan faktor sosial, karena penulis menduga bahwa faktor
tersebut juga memiliki pengaruh yang tinggi terhadap preferensi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa perbankan. Penambahan faktor-
faktor ini ditujukan agar semakin banyak faktor-faktor yang dikaji untuk
Page 23
8
meneliti preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah,
sehingga akan semakin terlihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengadakan
penelitian yang berjudul: “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Preferensi Nasabah Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mega
Syariah KCP Panglima Polim)”
B. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan
di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “faktor-faktor
apa yang akan terbentuk dari faktor syariah, faktor sikap terhadapa fatwa,
faktor merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan,
faktor lokasi, faktor sosial, dan faktor produk yang mempengaruhi
preferensi nasabah dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-
faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi preferensi
nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Bagi bank syariah, hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai
Page 24
9
faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah bank
syariah sehingga dapat membantu menginformasikan
keinginan dan kebutuhan nasabah, agar dapat dilakukan
peningkatan kinerja khususnya dalam bidang pelayanan dan
pemasaran.
b. Bagi akademisi, penulis berharap hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah informasi
dan bahan bacaan serta untuk menambah pengetahuan bagi
mahasiswa lain.
c. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
media untuk mengaplikasikan ilmu manajemen perbankan
yang diperoleh semasa kuliah dan menambah pengalaman di
bidang penelitian.
Page 25
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak
(Rodoni, 2006:21).
Adapun pengertian bank syariah yaitu bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran
dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip
syariah (Rodoni, 2006:31)
Jadi yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang
dalam kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan
kepada masyarakat dengan prinsip yang sesuai dengan syariah.
Berdasarkan pengertian tersebut, bank syariah berarti bank yang
tata cara operasionalnya berdasarkan tata cara bermuamalat secara
Islam, yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan dalam Al-qur’an
dan Al-hadis. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuan-
ketentuan yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia,
Page 26
11
baik hubungan individu dengan individu maupun antara individu
dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual beli,
utang piutang, gadai, bagi hasil dalam perdagangan, jaminan,
persekutuan, persewaan dan perburuhan.
2. Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah
Di awal abad ke-20 bank syariah hanya menjadi bahan diskusi
ilmiah semata, belum ada gerakan yang memungkinkan untuk
merealisasi gagasan tersebut. Padahal saat itu sudah lahir kesadaran
bahwa bank syariah merupakan solusi masalah ekonomi untuk dapat
menciptakan keadilan dan kesejahteraan di negara islam. Bahan
diskusi tersebut seperti tenggelam di tengah besar dan kuatnya sistem
operasional bank-bank konvensional. Seolah diskusi tersebut menjadi
sia-sia belaka, seakan-akan tidak terdapat ruang yang memungkinkan
lagi untuk mewujudkan sistem perbankan yang berbasis syariah.
Meskipun berjalan lambat, namun diskusi tersebut masih terus
menerus berkembang. Awalnya dalam bentuk proyek-proyek kecil,
kemudian berkembang terus menerus hingga terjalin kerjasama besar
antar para pemrakarsa sampai terwujudlah infrastruktur sistem
perbankan tanpa bunga.
Bank yang menggunakan sistem syariah yang pertama kali
didirikan di Mesir yaitu Mit Ghamr bank di tahun 1960 di bawah
binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar. Bank Syariah ini bergerak sebagai
rural-sosial bank (semacam lembaga keuangan unit desa) yang hanya
Page 27
12
beroperasi di daerah pedesaan Mesir di sepanjang delta sungai Nil.
Namun, institusi syariah tersebut mampu menjadi pembangkit yang
sangat berarti bagi perkembangan sistem keuangan dan ekonomi
islam.
Dalam sidang Menteri Luar Negeri Negara–Negara Organisasi
Konferensi Islam (OKI) di Karachi – Pakistan pada tahun 1970, Mesir
mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Proposal
tersebut berisi tetang pendirian Bank Islam Internasional untuk
Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic Bank for Trade
and Development) dan pendirian Federasi Bank Islam (Federation of
Islamic Banks) dikaji oleh ahli dari 18 negara Islam. Selain itu
diusulkan juga pembentukan badan–badan khusus yang berfungsi
sebagai pengawas pembangunan di negara Islam disebut sebagai
Badan Investasi dan Pembangunan Negara-Negara Islam (Investment
and Development Body of Islamic Countries).
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya, bulan
Maret 1973, memutuskan agar OKI mempunyai bidang yang khusus
menangani masalah ekonomi dan keuangan. Bulan Juli 1973, komite
ahli yang mewakili negara–negara Islam penghasil minyak bertemu di
Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam. Sidang Menteri
OKI di Jeddah 1975, menyetujui rancangan pendirian Bank
pembangunan Islami (Islamic Development Bank) dengan modal awal
Page 28
13
2 milyar dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR (Special Drawing
Right).
Pada awal beroperasinya, IDB mengalami banyak hambatan
karena masalah politik. Namun, jumlah anggotanya makin meningkat
dari 22 negara menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu
memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan negara Islam
untuk pembangunan. Bank ini memberikan pinjaman bebas bunga
untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada negara anggota
berdasarkan partisipasi modal negara tersebut. Dana yang tidak
dibutuhkan dengan segera digunakan untuk perdagangan luar negeri
jangka panjang dengan menggunakan sistem murabahah dan ijarah.
Berdirinya IDB memotivasi negara Islam untuk mendirikan lembaga
keuangan syariah. Komite ahli IDB juga bekerja keras menyiapkan
panduan pendirian, peraturan dan pengawasan bank syariah. Pada
akhir 1970an dan awal 1980an, bank – bank syariah bermunculan di
Mesir, Sudan, negara – negara Teluk, Pakistan, Malaysia, Bangladesh
dan Turki (Antonio, 2001:21)
3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan antar bangsa
dalam suasana damai. Pendekatan perniagaan yang digunakan oleh
para da’i yang juga pedagang, ternyata sangat cocok dengan kondisi
sosio – cultural di Indonesia. Islam dapat diterima masyarakat dan
berkembang pesat hampir diseluruh pesisir utama Tanah Air.
Page 29
14
Hubungan perdagangan dengan dunia luar terutama dengan Negara
Kerajaan Islam sangat kuat, bukan hanya dilandasi semangat
perniagaan tetapi juga oleh roh Ukhuwah Islamiyah.
Dalam kurun waktu 350 tahun lebih pertumbuhan Islam yang baru
mengalami kemandegan hampir diseluruh bidang kehidupan duniawi.
Baru pada awal abad ke 20 perjuangan kaum muslimin di Indonesia
memiliki kerangka pemikiran yang realistis. Dengan berdirinya
Syariat Islam tahun 1906 oleh H. Oemar Said Tjokroaminoto dan H.
Samanhudin di Solo, perekonomian umat Islam mulai diperhatikan
terutama dalam kaitannya memberdayakan potensi umat yang sangat
terbelakang. Kebangkitan umat Islam di Indonesia ini bersamaan
dengan kebangkitan umat Islam secara global.
Kedudukan perbankan syariah pada kenyataannya masih
berorientasi pada masyarakat perkotaan dan lebih melayani usaha
menengah keatas, sementara mayoritas kaum muslim berada di
pedesaan dan memiliki usaha yang relatif kecil dan terbatas.
Sekalipun banyak berdiri bank Islam di tanah air, namun kaum
muslim di pedesaan tetap saja belum mendapat akses yang optimal
kepada sistem perbankan syariah. Karena itu dikembangkan lembaga
keuangan syariah yaitu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan
Baitul Mal Wattamwil (BMT) yang dapat berinteraksi dengan umat di
pedesaan dengan kemudahan dalam pemberian pembiayaan usaha
kecil. Unit keuangan syariah inilah yang memberikan keunikan dari
Page 30
15
perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dibandingkan
dengan yang berkembang di negara Islam lainnya.
4. Prinsip dan Produk Bank Syariah
Umumnya terdapat dua kegiatan utama dalam opersional
perbankan, baik perbankan syariah maupun perbankan konvensional,
yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dalam operasional
bank syariah kegiatan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan prinsip-
prinsip syariah yang mendasarinya sebagai berikut:
a. Penghimpunan Dana
Sama halnya seperti pada bank konvensional,
penghimpunan dana di bank umum syariah dapat berbentuk giro,
tabungan dan deposito, hanya bedanya mekanisme operasional
penghimpunan dana ini harus sesuai dengan prinsip syari’ah.
Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan
mudharabah.
1) Prinsip Wadi’ah
Wadi’ah merupakan usaha untuk memobilisasi dana
dengan menggunakan prinsip titipan. Wadi’ah adalah titipan
murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki.
Secara umum terdapat dua jenis wadi’ah, yaitu wadi’ah
amanah (wadi’ah yad al-amanah / Trustee Depository) dan
Page 31
16
wadi’ah dhamanah (wadi’ah yad adh-dhamanah / Guarantee
depository).
Wadi’ah amanah adalah harta atau barang titipan yang
tidak boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan
(contohnya: safe deposit box), dan pihak penerima titipan
dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya
penitipan, sedangkan Wadi’ah dhamanah adalah harta atau
barang titipan yang boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh
penerima titipan, jadi ketika pihak bank dalam hal ini
mendapatkan hasil dari penggunaan dana maka bank dapat
memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus
(Antonio, 2001: 148).
Dengan demikian terdapat dua jenis cara penghimpunan
dana berdasarkan prinsip wadi’ah dhamanah, yaitu giro
wadi’ah dan tabungan wadi’ah. Pada penerapan prinsip
wadi’ah dhamanah, bank dapat memanfaatkan dan
menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa dana
tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. Namun
demikian rekening ini tidak boleh mengalami saldo negatif
(overdraft).
Manfaat yang diperoleh pemilik dana adalah jaminan
kaeamanan terhadap simpanannya serta fasilitas-fasilitas giro
dan tabungan lainnya. Bank dapat memberikan bonus kepada
Page 32
17
pemilik dana namun tidak boleh menjanjikannya di muka,
yaitu ketika akad. Bank harus membuat akad pembukaan
rekening yang isinya mencakup izin penyaluran dana yang
disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah.
2) Prinsip Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pemilik
dana, prinsip mudharabah dibedakan menjadi dua, yaitu
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam
kegiatan penghimpunan dana, prinsip mudharabah muthlaqah
dapat diterapkan dalam pembukaan rekening tabungan dan
deposito, sehingga tedapat dua jenis dalam penghimpunan
dana berdasarkan prinsip ini, yaitu tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
Ada empat ketentuan yang harus dipatuhi dalam
menerapkan prinsip mudharabah, baik yang berlaku untuk
tabungan maupun deposito, yaitu:
1. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana
mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan
dan atau perhitungan pembagian keuntungan serta
resiko yang dapat timbul dari penyimpanan dana.
2. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan
buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu
Page 33
18
ATM dan atau alat penarikan lainnya kepada
penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib
memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet)
deposito kepada deposan.
3. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh
penabung sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati, namun tidak boleh mengalami saldo negatif
(overdraft). Deposito yang diperpanjang setelah jatuh
tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru,
tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan
otomatis, maka tidak perlu dibuat akad baru.
4. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan
tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah. Mudharabah
muqayyadah merupakan jenis simpanan khusus
(restricted investment) di mana pemilik dana
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti
oleh bank. Karakteristik jenis simpanan ini adalah
sebagai berikut:
a. Pemilik dana menetapkan syarat penyaluran dana.
Untuk itu bank wajib membuat akad yang mengatur
persyaratan penyaluran dana simpanan khusus ini.
Page 34
19
b. Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan
buku simpanan khusus. Bank wajib memisahkan
dana dari rekening simpanan khusus supaya tidak
bercampur dengan dana dari rekening lainnya.
Dana khusus harus disalurkan secara langsung
kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana.
b. Penyaluran Dana
Dalam penyaluran dana, bank syariah harus berpedoman
kepada prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan ini, bank
diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima
dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat. Ketentuan-
ketentuan lain yang berkaitan dengan penyaluaran dana perbankan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syari’ah. Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis
besar terdapat empat kelompok prinsip operasional syari’ah, yaitu
prinsip jual beli (bai’), sewa beli (ijarah), bagi hasil (syirkah) dan
pembiayaan lainnya.
1) Prinsip Jual Beli (Bai’)
Prinsip jual beli meliputi murabahah, salam dan istishna’.
Prinsip murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan
pengadaan barang investasi.
Page 35
20
Skim murabahah sangat berguna bagi seseorang yang
membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan
dana. Ia kemudian meminta kepada bank agar membiayai
pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat
barang diterima.
Salam adalah pembelian barang untuk pengantaran
(delivery) yang ditangguhkan dengan pembayaran di muka.
Salam dalam perbankan biasanya diaplikasikan pada
pembiayaan berjangka pendek untuk produksi agribisnis atau
industri sejenis lainnya. Apabila hasil produksi yang diterima
cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka produsen harus
bertanggungjawab dengan cara antara lain mengembalikan
dana yang telah diterimanya atau mengganti dengan barang
yang sesuai pesanan. Mengingat bank tidak menjadikan barang
yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory).
Istishna’ menyerupai salam, namun istishna’
pembayarannya dapat di muka, dicicil atau di
belakang/kemudian. Skim istishna’ dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan pada pembiyaan manufactur, industri
kecil dan konstruksi.
Page 36
21
2) Prinsip Sewa Beli (Ijarah Wa Iqtina’ atau Ijarah
muntahiyyah Bittamlik)
Ijarah wa iqtina’ atau ijarah muntahiyyah bittamlik
adalah akad sewa menyewa suatu barang antara bank dan
nasabah di mana nasabah diberi kesempatan untuk
membeli obyek sewa pada akhir akad. Dalam dunia usaha
pola perjanjian ini dikenal dengan financial lease. Harga
dan sewa beli ditetapkan bersama pada awal perjanjian.
3) Prinsip Bagi Hasil (syirkah)
Beberapa bentuk produk yang menggunakan prinsip
bagi hasil adalah musyarakah, mudharabah mutlaqah,
dan mudharabah muqayyadah. Pengaplikasian
musyarakah dalam perbankan, umumnya untuk
pembiayaan usaha di mana nasabah dan bank sama-sama
menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut.
Semua modal dicampur untuk dijadikan modal usaha, dan
manajemennya pun dikelola bersama-sama. Dalam
pengimplementasian produk mudharabah muthlaqah,
jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku
pengelola modal harus berupa uang tunai dan apabila
modal diserahkan secara bertahap diperhitungkan dengan
cara perhitungan dari pendapatan proyek (revennue
sharing) dan dari perhitungan keuntungan proyek (profit
Page 37
22
sharing) Karakteristik mudharabah muqayyadah pada
dasarnya sama dengan persyaratan mudharabah
mutlaqah, perbedaannya adalah pada penyediaan modal
yang hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat
yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank.
c. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadi’ah)
Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki.
Pada dasarnya penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan
amanah) artinya tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau
kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan
karena kalalaian penerima dalam memelihara barang titipan. Akan
tetapi dalam aktivitas perekonomian modern penerima simpanan
tidak mungkin akan meng-idlekan aset tersebut tetapi
mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu.
Karenanya harus memenita izin dari penitip untuk kemudian
mempergunakan asetnya dengan menjamin akan
mengembalikannya secara utuh. Pihak penerima titipan dapat
membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan.
Bank sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan titipan
atau simpanan tersebut untuk tujuan: giro dan tabungan berjangka.
Konsekuensi dari tangan penanggung ini (bank), semua
Page 38
23
keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi
milik bank, demikian juga bank adalah penanggung seluruh
kumungkinan kerugian. Sebagai imbalan penyimpan memperoleh
jaminan keamanan terhadap asetnya juga fasilitas giro lainnya.
Bank tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa
bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya dan
jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau persentase secara
advance, tetapi merupakan kebijakan dari manajemen bank.
d. Prinsip Bagi Hasil (Profit-Sharing)
Secara prinsip dalam perbankan syariah yang paling banyak
dipakai adalah akad utama: al-musyarakah dan al-mudharabah,
sedangkan al-muzara’ah dan al-musaqah dipergunakan khusus
untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh
beberapa bank Islam.
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Sedangkan Al-mudharabah adalah akad kerjasama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan 100%
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
Page 39
24
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian
pengelola. Seandainya kerugian tersebut akibat kecurangan atau
kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggungjawab atas
kerugian tersebut.
5. Perbedaan antara Bank Syariah dan bank Konvensional
Antara bank syariah dan bank konvensional memiliki perbedaan
yang sangat prinsipil, yakni menyangkut akad-akad yang ditetapkan,
aspek legalitas, lembaga penyelesaian sengketa, struktur organisasi,
bidang usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Antonio, 2001:29) ,
berikut penjelasannya:
1. Akad dan aspek legalitas.
Di dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki
konsekwensi duniawi dan ukrawi, karena akad yang dilakukan
berdasarkan ketentuan syari’at Islam. Di dalam perbankan syariah,
apabila pihak-pihak yang melakukan akad atau trasaksi melanggar
kesepakatan / perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani,
maka konsekwensi hukum yang akan diterima tidak hanya ketika
hidup di dunia saja tetapi juga kelak di hari kiamat. Semua hal dan
pihak-pihak, baik barang, jasa maupun pelaku-pelaku yang terlibat
dalam setiap akad transaksi perbankan syariah harus memenuhi
ketentuan-ketentuan syari’ah sebagai berikut:
Page 40
25
a. Rukun: penjual, pembeli, barang, harga dan akad (ijab-qabul
/ transaksi). Jika salah satu rukun akad tidak terpenuhi maka
akad transaksi tersebut tidak sah.
b. Syarat-syarat, yaitu:
1) Barang dan jasa harus halal. Karena itu segala bentuk
akad / transaksi atas barang dan jasa yang haram
menjadi batal / haram demi hukum syari’ah.
2) Harga barang dan jasa harus jelas.
3) Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena
akan berdampak pada biaya transportasi.
4) Barang yang menjadi obyek transaksi harus
sepenuhnya dalam kepemilikan yang sah. Tidak
diperbolehkan oleh syari’ah melakukan akad /
transaksi jual beli atas barang atau sesuatu yang
belum dimiliki atau dikuasai, seperti yang terjadi
pada transaksi short sale di pasar modal.
2. Lembaga Penyelesaian Sengketa
Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan
syariah terjadi perselisihan antara bank dan nasabahnya, maka kedua
belah pihak tidak menyelesaikannya di Pengadilan Negeri, tetapi di
Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI). Lembaga ini
didirikan atas kerjasama antara Kejaksaan Agung Republik Indonesia
dan Majlis Ulama Indonesia (MUI). Karena itu, BAMUI dalam
Page 41
26
menyelesaikan sengketa yang menyangkut perbankan syariah
mengacu kepada hukum materi syari’ah.
3. Struktur Organisasi
Bank syariah diperkenankan untuk memeliki struktur organisasi
yang sama dengan bank konvensional, misalnya adanya dewan
komisaris dan direksi. Namun, di sisi lain terdapat perbedaan yang
sangat mendasar antara struktur organisasi yang dimiliki bank syariah
dan bank konvensional. Perbedaan yang mendasar itu adalah bahwa di
dalam struktur organisasi perbankan syariah harus ada Dewan
Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan
pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Biasanya
penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas
Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional
(DSN). Struktur organisasi tersebut terbagi atas:
a. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Fungsi utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah
(DPS) adalah mengawasi jalannya operasional bank syariah
sehari-hari agar selalu sesuai dengan petunjuk dan ketentuan-
ketentuan syari’at Islam.
b. Dewan Syariah Nasional (DSN)
Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan lembaga
otonomi di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan dipimpin
Page 42
27
oleh Ketua Umum MUI dan seorang sekertaris (ex-officio).
Kegiatan sehari-hari Dewan Syariah Nasional (DSN) ini
dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian dengan seorang ketua dan
sekertaris serta beberapa anggota. Fungsi utama Dewan Syariah
Nasional adalah mengawasi produk-produk lembaga keuangan
syariah agar sesuai dengan syari’at Islam. Dewan ini bukan hanya
mengawasi perbankan syariah, tetapi juga mengawasi lembaga-
lembaga keuangan syariah lain, seperti asuransi, reksadana, modal
ventura dan sebagainya.
4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Perbankan Syariah.
Bank syariah tidak diperkenankan membiyai bisnis dan usaha
yang diharamkan oleh syari’ah. Lembaga keuangan syariah dan
perbankan syariah tidak akan memperhatikan permohonan pembiyaan
dari suatu usaha atau bisnis sebelum mendapatkan kejelasan dan
kepastian akan beberapa hal pokok sebagai berikut:
a. Apakah obyek pembiayaan itu halal atau haram?
b. Apakah proyek yang akan dibiyai itu menimbulkan madharat atau
tidak?
c. Apakah proyek yang akan didanai berkaitan dengan perbuatan
zina / asusila lainnya?
d. Apakah proyek itu berkaitan dengan perjudian?
e. Apakah proyek yang akan dibiyai itu berkaitan dengan pembuatan
senjata ilegal?
Page 43
28
f. Apakah proyek itu dapat merugikan syi’ar Islam, baik secara
langsung atau tidak langsung?
5. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture
Sebuah bank syariah sudah semestinya memiliki lingkungan kerja
yang sejalan dengan ketentuan dan petunjuk syari’ah. Dalam hal
etika, misalnya sifat shiddiiq (kejujuran), amanah (dapat dipercaya),
fathanah (cerdas, professional) dan tabligh (komunikatif/mampu
melakukan kerja secara teamwork, keterbukaan) dan sebagainya
adalah menjadi budaya kerja yang ditunjukkan oleh setiap pelaku di
seluruh tingkat struktur organisasi perbankan syariah. Termasuk di
dalam kaitan ini adalah cara berpakaian, pergaulan dan tingkah laku
dari para karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam
sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar Islam,
sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku atau pergaulan
yang tidak terpuji. Demikian juga dalam mengahdapi nasabah, akhlak
terpuji harus selalu dikedepankan.
Secara ringkas perbedaan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Page 44
29
Tabel 2.1
Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-
investasi yang halal saja
Investasi yang halal dan haram
2. Berdasarkan prinsip bagi
hasil, jual-beli, atau sewa.
Memakai perangkat bunga
3. Profit dan falah
(kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat)
oriented.
Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
kemitraan
Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
kreditur-debitur
5. Penghimpunan dan
penyaluran dana harus sesuai
dengan fatwa dewan
Pengawas syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
(Antonio, 2001:34)
6. Keistimewaan Bank Syariah
Bank Syariah memiliki keistimewaan-keistimewaan yang juga
merupakan perbedaan jika dibandingkan dengan bank konvensional
(Sumitro, 2004:22). Keistimewaan-keistimewaan tersebut adalah:
a. Adanya ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,
pengelola bank, dan nasabahnya. Kuatnya ikatan emosional
keagamaan ini akan menimbulkan akibat-akibat kebersamaan
dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan
secara jujur dan adil, semua pihak yang terlibat dalam bank
syariah akan memiliki tanggung jawab usaha yang sama
sesuai dengan ajaran agamanya, sehingga semua pihak akan
Page 45
30
menerima pendapatannya dengan ikhlas dan tidak ada
keterpaksaan.
b. Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga akan
menimbulkan akibat-akibat yang positif. Akibat-akibat itu
adalah:
• Cost push inflation, yaitu akibat penerapan sistem
bunga pada bank konvensional dapat dihilangkan,
sehingga bank syariah diharapkan mampu menjadi
pendukung kebijaksanaan moneter yang handal. Sistem
bagi hasil yang bebas dari bunga akan lebih aman dari
krisis keuangan global dibanding dengan sistem bunga
yang berlaku pada bank konvensional.
• Memungkinkan persaingan antar bank syariah berjalan
secara wajar, karena keberhasilah bank syariah
ditentukan oleh fungsi edukatif bank di dalam
membina nasabah dengan kejujuran, keuletan, dan
profesionalisme. Akibatnya, bank syariah akan lebih
mandiri dari pengaruh gejolak moneter baik dalam
maupun luar negeri.
c. Pada bank syariah tersedia fasilitas kredit kebaikan (Al-
Qardhul Hasan) yang diberikan secara cuma-cuma. Nasabah
hanya berkewajiban menaggung biaya materai, biaya notaris,
dan biaya studi kelayakan.
Page 46
31
d. Keistimewaan yang paling menonjol dari bank syariah adalah
yang melekat pada konsep (build in concept) dengan
berorientasi pada kebersamaan dalam hal:
• Mendorong kegiatan investasi dan menghambat
simpanan yang tidak produktif melalui sistem operasi
profit and loss sharing sebagai pengganti bunga.
• Memerangi kemiskinan dengan membina golongan
ekonomi lemah dan tertindas (dhu’afa dan
mustadh’afin) melalui bantuan hibah yang diarahkan
oleh bank secara produktif. Dananya bisa diperoleh
dari zakat dan sedekah; serta melalui pinjaman lunak
tanpa bunga (Al-Qardhul Hasan) yang dananya
diperoleh dari zakat.
• Mengembangkan produksi, menggalakkan
perdagangan dan memperluas kesempatan kerja
melalui kredit pemilikan barang/peralatan modal
dengan pembayaran tangguh (al-murabahah) dan
pembayaran cicilan (al-bai’u bithaman ajil) yang
disalurkan kepada pengusaha pedagang perantara, dan
konsumen dari barang yang dihasilkan pengusaha
produsen.
• Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan
kerugian (profit and loss sharing) baik yang
Page 47
32
diberlakukan kepada banknya sendiri selaku mudharib
atau pemegang amanah maupun kepada peminjam
dalam operasi mudharabah dan musyarakah.
e. Keistimewaan lain bank Syariah adalah dengan penerapan
sistem bagi hasil berarti tidak membebani biaya diluar
kemampuan nasabah dan akan terjamin adanya “keterbukaan”.
f. Adanya kenyataan bahwa dalam kehidupan ekonomi
masyarakat modern cenderung menimbulkan
pengeksploitasian kelompok kuat (kuat ekonomi plus politik)
terhadap kelompok lemah. Kenyataan ini menimbulkan reaksi
balik dari kelompok lemah yang merupakan mayoritas untuk
berkreasi bagi munculnya kehidupan ekonomi yang
berkeadilan. Disinilah bank syariah dengan sistem bagi
hasilnya menawarkan alternatif terhadap kehidupan ekonomi
yang berkeadilan itu.
7. Konsep Bunga di Kalangan Berbagai Agama
1. Konsep Riba Di Kalangan Hindu dan Budha (Mutasowifin,
2003:32)
Catatan awal diturunkan dari teks Vedic India kuno (2000-
1400 SM) dimana pemungut riba (kusidin) disebut berulang kali
dan diinterpretasikan sebagai pemberian pinjaman dengan bunga.
Hal ini juga ditemukan pada teks Sutra (700-100 SM), serta
Jatakas n dalam budha (600-400 SM) pada masa inilah perasaan
Page 48
33
jijik pada riba diekspresikan. Misalnya, ada larangan bagi kasta
Brahmana dan Kshatriya meminjamkan uang dengan memungut
bunga.
Namun demikian, pada abad kedua Masehi, riba telah
menjadi istilah yang lebih relatif, sebagaimana termaktub pada
Laws of Manu saat itu: “stipulated interest beyond the legal rate
being against (the law), cannot be recovered; they call that a
usurious way (of lending)” (Jain, 1929). Dilusi makna riba ini
tampaknya terus berlanjut hingga kini, dimana meskipun secara
prinsip masih dikutuk, namun riba hanya merujuk pada bunga
yang diterapkan diatas batas yang diterima masyarakat umum, dan
tidak lagi dilarang atau dikontrol dengan cara yang signifikan.
2. Konsep bunga di Kalangan Yahudi
Orang-orang Yahudi dilarang mempraktikkan pengambilan
bunga. Pelarangan ini banyak terdapat dalam kitab suci mereka,
baik dalam Old Testament (perjanjian lama) maupun undang-
undang Talmud. Kitab Exodus (keluaran) pasal 22 ayat 25
menyatakan: “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah
seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka
janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap
dia, janganlah kamu bebankan bunga uang terhadapnya”. Kitab
Deuteronomy (ulangan) pasal 23 ayat 19 menyatakan: “Janganlah
engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun
Page 49
34
bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan." (Antonio,
2001:43).
Larangan mempraktekkan riba juga dimuat dalam Kitab
Levicitus (Imamat 25: 35-37) yang isinya sebagai berikut: “apabila
saudaramu jatuh miskin, hingga tidak sanggup bertahan
diantaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang
asing dan pendatang, supaya Ia dapat hidup diantaramu. Janganlah
engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan
engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup
di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya
dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan
dengan meminta riba” (Mutasowifin, 2003:33).
3. Konsep Bunga Di Kalangan Yunani dan Romawi (Antonio, 2001:43)
Pada masa Yunani, sekitar abad VI sebelum masehi hingga
I Masehi, telah terdapat beberapa jenis bunga. Basarnya bunga
tersebut bervariasi bergangtung pada kegunaannya.
Pada masa Romawi, sekitar abad V sebelum Masehi
hingga IV Masehi, terdapat undang-undang yang membenarkan
penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut
sesuai dengan “tingkat maksimal yang dibenarkan hukum”
(maximum legal rate). Nilai suku bunga ini berubah-ubah sesuai
dengan berubahnya waktu. Meskipun undang-undang
Page 50
35
membenarkan pengambilan bunga, tetapi pengambilannya tidak
dibenarkan dengan cara bunga-berbunga (double countable).
Pada masa pemerintahan Genucia (342 SM), kegiatan
pengambilan bunga tidak diperbolehkan. Akan tetapi pada masa
Unciaria (88 SM), praktik tersebut diperbolehkan kembali seperti
semula.
Meskipun demikian, praktik pengambilan bunga dicela
oleh para ahli filsafat. Dua orang ahli filsafat Yunani terkemuka,
Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), mengecam
praktik bunga. Begitu juga dengan Cato dan Cicero (106-43 SM).
Para ahli filsafat tersebut mengutuk orang-orang Romawi yang
mempraktikkan pengambilan bunga.
Plato mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan.
Pertama, bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas
dalam masyarakat. Kedua, bunga merupakan alat golongan kaya
untuk mengeksploitasi golongan miskin. Adapun Aristoteles dalam
menyatakan keberatannya mengemukakan bahwa fungsi uang
adalah sebagai alat tukar atau medium of exchange. Ditegaskannya
bahwa uang bukan alat untuk menghasilkan tambahan melalui
bunga. Ia juga menyebut bunga sebagai uang yang berasal dari
uang yang keberadaannya dari sesuatu yang belum tentu pasti
terjadi. Dengan demikian, pengambilan bunga secara tetap
merupakan sesuatu yang tidak adil.
Page 51
36
Penolakan para ahli filsafat Romawi terhadap praktik
pengambilan bunga mempunyai alasan yang kurang lebih sama
dengan yang dikemukakan ahli filsafat Yunani. Cicero memberi
nasihat kepada anaknya agar menjauhi dua pekerjaan, yakni
memungut cukai dan memberi pinjaman dengan bunga. Cato
memberikan dua ilustrasi untuk melukiskan perbedaan antara
perniagaan dan memberi pinjaman:
a. Perniagaan adalah suatu pekerjaan yang mempunyai
resiko, sedangkan member pinjaman dengan bunga
adalah sesuatu yang tidak pantas.
b. Dalam tradisi mereka terdapat perbandingan antara
seorang pemakan bunga. Pencuri akan didenda dua kali
lipat, sedangkan pemakan bunga akan didenda empat
kali lipat.
Ringkasnya para ahli filsafat Yunani dan Romawi
menganggap bahwa bunga adalah sesuatu yang hina dan keji.
Pandangan demikian itu juga dianut oleh masyarakat umum pada
waktu itu. Kenyataan bahwa bunga merupakan praktik yang tidak
sehat dalam masyarakat, merupakan akar kelahiran pandangan
tersebut.
Page 52
37
4. Konsep Riba Di Kalangan Kristen (Mutasowifin, 2003:33)
Meskipun terdapat akarnya dalam agama Yahudi, debat
mengenai riba oleh lembaga-lembaga gereja Kristen berlangsung
selama lebih dari seribu tahun. Pada abad keempat Masehi, Gereja
Katholik Roma melarang pemungutan riba bagi para rohaniwan,
aturan yang kemudian diperluas bagi kalangan awam pada abad
kelima. Pada abad kedelapan, di bawah Charlemagne, mereka
bahkan menekan lebih dalam dan mendeklarasikan pemungutan
riba sebagai tindakan kriminal.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan komersialisasi,
gerakan pro-bunga juga mulai tumbuh. Munculnya protestanisme
serta pengaruh pro-kapitalismenya juga berhubungan dengan
perubahan ini, meskipun harus dicatat bahwa baik Luther maupun
Calvin juga berkeberatan terhadap praktek riba, namun meyakini
bahwa hal semacam itu tidak dapat digeneralisasi dan diterapkan
secara universal. Namun demikian, meskipun larangan riba tidak
termaktub secara khusus dalam Kitab Perjanjian Baru, banyak yang
meyakini Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik
pemungutan bunga.
Ayat tersebut berisi: “Dan jikalau kamu meminjamkan
sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima
sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun
meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka
Page 53
38
menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu
dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan
menjadi anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-
orang jahat.”
8. Larangan Riba dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
Kaum Muslimin dilarang mengambil riba apapun jenisnya.
Larangan agar Umat Islam tidak turut campur dengan riba bersumber
dari berbagai surah dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.
a. Larangan Riba dalam Al-Qur’an:
Larangan riba yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak
diturunkan sekaligus melainkan diturunkan dalam empat
tahap.
Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
yang pada zahir-nya seolah-olah menolong mereka yang
memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub
kepada Allah SWT. Berikut adalah ayat yang turun pada saat
itu:
Page 54
39
!$ tΒuρ ΟçF÷� s?#u ÏiΒ $ \/ Íh‘ (#uθ ç/ ÷�z�Ïj9 þ’Îû ÉΑ≡ uθøΒ r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ÿξsù (#θç/ ö�tƒ y‰ΨÏã «! $# ( !$ tΒuρ Ο çF÷� s?#u ÏiΒ ;ο 4θ x.y— šχρ߉ƒÌ�è? tµ ô_uρ «! $# y7 Í×̄≈ s9'ρé' sù ãΝèδ
tβθ à� ÏèôÒßϑø9$# ∩⊂∪
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka
(yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya)”.(Ar-Rum: 39)
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk.
Allah SWT mengancam akan memberi balasan yang keras
kepada orang Yahudi yang memakan riba. Dibawah ini adalah
ayat yang diturunkan pada tahap kedua:
5Οù=ÝàÎ6 sù zÏiΒ šÏ%©!$# (#ρߊ$ yδ $ oΨøΒ §�ym öΝÍκ ö$n= tã BM≈t7ÍhŠsÛ ôM ¯=Ïm é& öΝçλ m;
öΝÏδ Ïd‰|Á Î/uρ tã È≅‹Î6y™ «! $# #Z��ÏW x. ∩⊇∉⊃∪ ãΝÏδÉ‹÷{r& uρ (#4θ t/ Ìh�9 $# ô‰ s%uρ (#θåκ çΞ
çµ÷Ζ tã öΝÎγÎ=ø. r& uρ tΑ≡ uθ øΒr& Ĩ$ ¨Ζ9 $# È≅ÏÜ≈ t7ø9 $$ Î/ 4 $tΡô‰ tGôãr& uρ tÌ�Ï�≈s3ù=Ï9 öΝåκ ÷] ÏΒ
$¹/#x‹tã $ VϑŠÏ9 r& ∩⊇∉⊇∪
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang
dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya
mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka
memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami
Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih.”(An-Nisa: 160-161)
Page 55
40
Tahap ketiga, riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu
tambahan yang berlipat ganda. Parta ahli tafsir berpendapat
bahwa pengambilan bunga dengan tingkat bunga yang cukup
tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada
masa tersebut. Pada tahap ini, Allah berfirman:
$yγ •ƒ r'̄≈ tƒ šÏ%©!$# (#θãΨ tΒ#u Ÿω (#θ è=à2ù' s? (# #θ t/Ìh�9 $# $ Z�≈yèôÊ r& Zπx�yè≈ŸÒ •Β ( (#θ à) ¨?$#uρ ©!$# öΝä3ª=yè s9 tβθ ßs Î=ø�è? ∩⊇⊂⊃∪
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Ali Imron:
130)
Ayat ini turun pada tahun ke-3 Hijriyah. Secara umum,
ayat ini harus dipahami bahwa criteria berlipat ganda bukanlah
merupakan syarat dari terjadinya riba (jikalau bunga berlipat
ganda maka riba, tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini
merupakan sifat umum dari praktik pembungaan uang pada
saat itu.
Tahap terakhir, Allah SWT dengan jelas dan tegas
mengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari
pinjaman. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan
menyangkut riba:
Page 56
41
$yγ •ƒ r'̄≈ tƒ šÏ%©!$# (#θãΖ tΒ#u (#θ à)®?$# ©!$# (#ρâ‘sŒ uρ $ tΒ u’Å+ t/ zÏΒ (##θ t/Ìh�9 $# β Î) ΟçFΖ ä. tÏΖ ÏΒ÷σ •Β ∩⊄∠∇∪ β Î* sù öΝ©9 (#θ è=yè ø� s? (#θ çΡsŒù' sù 5> ö�ys Î/ zÏiΒ «! $#
Ï&Î!θ ß™u‘uρ ( β Î)uρ óΟçFö6 è? öΝà6n= sù â¨ρââ‘ öΝà6Ï9≡ uθ øΒr& Ÿω šχθßϑÎ=ôà s?
Ÿωuρ šχθßϑn=ôàè? ∩⊄∠∪
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan
rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. “(Al-Baqarah: 278-
279).
b. Larangan Riba dalam Hadits:
Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-
Qur’an, melainkan juga al-hadits. Hal ini sebagaimana posisi
umum hadits yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut
aturan yang telah digariskan melalui Al-Qur’an. Pelarangan
riba dalam hadits lebih terinci.
Dalam amanat terakhirnya pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun
10 Hijriyah, Rasulullah SAW. masih menekankan sikap islam
yang melarang riba.
“ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu dan Dia
pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba. Oleh karena itu, utang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu.
Page 57
42
Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami
ketidakadilan.”
Berikut beberapa hadits yang menbahas tentang riba:
Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “emas hendaklah dibayar dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan
tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran
harus dari tangan ke tangan (cash). Barang siapa memberi
tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya Ia telah
berurusan dengan riba. Penerima dan pemberi sama-sama
bersalah”(HR. Muslim no. 2971, dalam kitab al masaqqah).
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Tuhan sesungguhnya berlaku adil karena tidak
membenarkan empat golongan memasuki surga atau tidak
mendapat petunjuk darinya. (mereka itu adalah) peminum
arak, pemakan riba, pemakan harta anak yatim, dan mereka
yang tidak bertanggung jawab / menelantarkan ibu
bapaknya.”
B. Preferensi
Preferensi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah pilihan,
kecenderungan, atau kesukaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005:894). Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para
konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi
Page 58
43
konsumen akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dari
pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan (demand)
untuk produk-produk (Tumpal Rumapea, 1994:300).
Preferensi atau selera adalah sebuah konsep yang digunakan
dalam ilmu sosial, khususnya ekonomi. Hal ini mengasumsikan
pilihan realitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan
kemungkinan dari peningkatan alternatif tersebut, berdasarkan
kesenangan, kepuasan, dan gaya hidup. Preferensi secara lebih luas
yakni sebagai sumber dari motivasi. Dalam ilmu kognitif, preferensi
individual memungkinkan pemilihan tujuan (http://id.wikipedia.org).
Tujuan pemasaran suatu perusahaan adalah memenuhi dan
melayani kebutuhan serta keinginan konsumen, namun untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen tidaklah mudah. Oleh
karenanya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan yang mereka
inginkan salah satunya dengan memahami keinginan, persepsi dan
preferensi serta perilaku belanja pelanggan yang menjadi sasaran
mereka.
Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi.
Kotler berpendapat bahwa preferensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk atau jasa yang ada.
Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis
tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin
Page 59
44
mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk atau jasa dengan
sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai
guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal
(http://id.wikipedia.org)
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat
kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada
suatu produk atau jasa. Atribut yang ditampilkan pada suatu produk
atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat
mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk dan jasa
menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut,
sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam
menggunakan atau menkonsumsi suatu produk atau jasa (Hartoyo,
2006).
Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi
tentang produk didasarkan pada pilihan merek untuk membuat
keputusan terakhir. Timbulnya pembelian suatu produk terlihat
dimana konsumen mempunyai kebutuhan yang ingin dipuaskan.
Konsumen akan mencari informasi tentang manfaat produk dan
selanjutnya mengevaluasi atribut produk tersebut. Konsumen akan
memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai
dengan kepentingannya, dari sini akan menimbulkan preferensi
konsumen terhadap merek yang ada. Menurut Lilien, Kotler, dan
Moriarthy (1995) dan dan Kotler 2000 dalam bukunya Simamora
Page 60
45
(2004), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen
membentuk preferensi.
Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai
sekumpulan atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instant merupakan
sekumpulan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga,
ukuran, dan reputasi. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang
berbeda tentang atribut apa yang relevan.
Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki
penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling
penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar
akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama.
Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang
letak produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai
merek tertentu disebut kesan merek.
Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan
beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang
menginginkan besarnya gambar televisi. Maka kepuasan tertinggi
akan diperoleh dari televisi paling besar dan kepuasan terendah dari
televisi paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi,
maka kepuasan juga semakin besar.
Page 61
46
Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang
berbeda melalui prosedur evaluasi. Proses evaluasi yang dimaksud
adalah aturan kompensasi dan bukan kompensasi.
Membeli merupakan kegiatan tertentu dari proses perencanaan,
pembelian dan mengkonsumsi produk-produk. Untuk menerangkan
tentang mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu, perlu
dipahami latar belakang pembeli yang bersangkutan, dan harus
diketahui pengetahuan dan pengalaman orang tersebut berkaitan
dengan produk atau merek yang akan dikonsumsi.
Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan
penetapan pilihan sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan
pilihan, menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan
pilihan. Hubungan preferensi seperti dikutip Adiwarman Karim dalam
pilihan rasional biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar yang
mengasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun semua
rangking, kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga
yang paling tidak disukai, yaitu: (Karim, 2003: 83)
1. Kelengkapan (completeness)
Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa
menspesifikasikan; A lebih disukai daripada B, atau
sebaliknya, atau sama-sama disukai.
Page 62
47
2. Trasnsitivitas (transitivity)
Jika seseorang mengatakan bahwa dia lebih suka A daripada
B, dan B lebih disukai daripada C, maka dia harus lebih
menyukai A daripada C.
3. Kontinuitas (continuity)
Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B, maka
situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai daripada B.
Masing-masing kondisi atau situasi tersebut memberikan
pengaruh yang berbeda-beda kepada seseorang dalam
mengkonsumsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai
menimbang baik buruk untung rugi melakukan sesuatu atau
memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan
mencari informasi dan membandingkan suatu produk. Keyakinan
terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk
tersebut. Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang
menerima atau menolak produk itu.
Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan
langsung dampak dari apa yang Ia coba. Dari situlah seseorang
akan menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak,
walaupun tidak semua produk harus dirasakan langsung untuk
dapat mendorong suatu keyakinan.
Page 63
48
Dari beberapa pengertian di atas, pengertian preferensi
dalam penelitian ini adalah pilihan nasabah untuk menggunakan
produk dan jasa bank syariah, dalam penelitian ini khususnya
Bank Mega Syariah.
Keputusan nasabah untuk memilih produk atau jasa bank
syariah dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ada
yang dapat dikendalikan dan ada pula yang tidak dapat
dikendalikan oleh pihak manajemen perusahaan. Faktor-faktor
yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen yaitu berupa
bauran pemasaran, dalam hal ini pemasaran jasa, yang terdiri dari
produk, harga, tempat, promosi, SDM, bukti fisik, dan proses.
Sementara faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak
manajemen yaitu faktor ekonomi, faktor teknologi, faktor politik,
faktor budaya, serta faktor yang berkaitan dengan karakteristik
nasabah. Faktor yang berkaitan dengan karakteristik nasabah ini
terdiri dari faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor
psikologis. Pembahasan mengenai faktor-faktor diatas akan
dibahas lebih lanjut pada sub bab Perilaku Konsumen.
Dalam kesempatan ini peneliti mengangkat beberapa faktor
yang mempengaruhi preferensi/keputusan nasabah dalam
menggunakan produk dan jasa bank syariah. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek
Page 64
49
dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor
lokasi, faktor sosial, dan faktor produk.
C. Perilaku Konsumen
1. Definisi Perilaku Konsumen
Dalam bukunya, Philip Kotler (2004) menjelaskan bahwa:
“Consumer behavior is activities directly involved in
obtaining, consuming, and disposing of products and services,
including the decision processes that precede and follow these
action”. “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”.
2. Model Perilaku Konsumen
Semua konsumen (nasabah) tentunya akan membuat
berbagai macam keputusan untuk menggunakan atau
mengkonsumsi suatu produk ataupun jasa. Proses pengambilan
keputusan oleh konsumen sering kali masih menjadi masalah
yang kompleks karena menyangkut berbagai hal yang sangat
kompleks yang mendasari pengambilan keputusan tersebut.
Pihak manajemen bank diharapkan dapat lebih memahami apa
saja yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk
melakukan pembelian (menggunakan produk/jasa bank).
Tujuan pembelian ini memang sangat kompleks karena
Page 65
50
dipengaruhi oleh faktor-faktor rangsangan pemasaran,
ekonomi, teknologi, politik, budaya, serta karakteristik
konsumen (nasabah) itu sendiri.
Pemahaman mengenai faktor-faktor tersebut menjadi hal
yang penting untuk diketahui pihak manajemen agar nantinya
faktor dominan ini dapat dijadikan acuan dalam memahami
tentang keputusan konsumen (nasabah) untuk dijadikan poin
penting yang harus selalu diperhatikan pihak manajemen.
Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen (nasabah) dapat dilihat dari gambar
model perilaku pembelian berikut ini.
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembelian
Pemasaran dan
Rangsangan Lain
Kotak Hitam
Pembeli/Konsumen
Tanggapan
Pembeli/Konsumen
Pemasaran
Produk
Harga
Tempat
(distribusi)
Promosi
Lainnya
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Karakteristik
pembeli/kon-
sumen
Proses
pengambilan
keputusan
pembeli
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan dealer
Penetapan waktu pem-
belian
Jumlah pembelian
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2004:200.
Gambar diatas menunjukkan bahwa rangsangan-
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain akan masuk ke
dalam “kotak hitam” konsumen (nasabah) yang berisi
Page 66
51
karakteristik konsumen kemudian disini terjadi proses
keputusan konsumen yang menghasilkan keputusan untuk
membeli atau tidaknya suatu produk atau jasa tertentu. Dari
proses ini akhirnya menghasilkan sebuah keputusan
pembelian.
Menurut Philip Kotler, seorang konsumen di dalam
menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau jasa sangat
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: faktor budaya, faktor
sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Sebagian besar
dari faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh
pemasar (manajemen), namun hal ini tetap harus
dipertimbangkan. Keempat faktor tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2.2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Budaya
Budaya
Subbudaya
Kelas Sosial
Sosial
Kelompok
Acuan
Keluarga
Peran dan
status
Pribadi
Umur dan tahap
dalam siklus hidup
Pekerjaan
Situasi Ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian dan
konsep diri
Psikologi
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Kepercayaan
dan sikap
Pembeli
Page 67
52
Dari gambar diatas, terlihat bahwa karakteristik yang
mempengaruhi prilaku konsumen (nasabah) ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain:
1) Faktor budaya yang terdiri dari budaya, sub budaya, dan
kelas sosial.
2) Faktor sosial yang terdiri dari kelompok acuan, keluarga,
peran dan status.
3) Faktor pribadi yang terdiri dari umur, pekerjaan, status
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4) Faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,
pengetahuan, sikap dan kepercayaan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka faktor budaya
dan sosial bisa dikategorikan faktor eksternal, sedangkan
faktor pribadi dan psikologis merupakan faktor internal.
Faktor-faktor tersebut yang dikategorikan sebagai faktor
eksternal maupun faktor internal merupakan penentu perilaku
seseorang dalam mengambil keputusan, baik dalam hal
mengkonsumsi barang/jasa, menabung, berasuransi,
melakukan kegiatan investasi serta melakukan kegiatan
ekonomi lainnya. Namun dalam hal ini peneliti tidak akan
membahas secara keseluruhan faktor-faktor tersebut diatas.
Pembahasan berkaitan dengan faktor karakteristik nasabah ini
hanya akan tertuju pada pembahasan:
Page 68
53
1) Karakteristik Demografi dan Sub Budaya, (dimana dalam
faktor sub budaya terdapat agama).
2) Faktor Sosial (kelompok acuan dan faktor keluarga).
3) Faktor Psikologi (kepercayaan dan sikap).
Pembahasan mengenai karakteristik demografi dan agama
nantinya hanya sebatas untuk mengetahui jumlah
perbandingan kelompok nasabah dengan karakteristik
demografi dan agama tertentu yang berpreferensi terhadap
bank syariah khususnya Bank Mega Syariah. Sedangkan
pembahasan faktor kelompok acuan, faktor keluarga, serta
faktor kepercayaan dan sikap dibahas untuk mengetahui sejauh
mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi keputusan nasabah
untuk berpreferensi terhadap Bank Mega Syariah.
1) Karakteristik Demografi dan Sub Budaya, (Dimana
dalam faktor sub budaya terdapat agama).
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling
dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila
makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan
naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
Budaya menggambarkan nilai-nilai, ide, sikap dan
tindakan dari suatu masyarakat. Budaya yang ada
dalam masyarakat biasanya dibagi dalam beberapa
Page 69
54
bagian yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan sub
budaya.
Setiap sub budaya terdiri dari beberapa sub budaya
yang lebih kecil. Sub budaya termasuk nasionalisme,
agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. Banyak
sub budaya membentuk segmen pasar penting, dan
pemasaran sering kali merancang produk dan program
pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka
berdasarkan pada sub budaya. Menurut Ujang
Sumarwan suatu budaya akan terdiri atas beberapa
kelompok kecil lainnya, yang dapat dicirikan oleh
adanya perbedaan prilaku antara kelompok kecil
tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan
kepada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan
demografi konsumen. Konsep sub budaya sangat
terkait dengan demografi. Demografi akan
menggambarkan secara detail karakteristik seseorang.
Page 70
55
Tabel 2.2
Karakteristik Demografi dan Sub Budaya
NO KARAKTERISTIK
DEMOGRAFI
CONTOH SUB BUDAYA
1. Usia Anak-anak, remaja, dewasa, lansia
2. Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu
3. Pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, S1, S2, S3
4. Pekerjaan PNS, Karyawan Swasta, Guru, Lainnya
5. Pendapatan/ gaji < Rp.1.000.000 s/d >Rp.10.000.000
6. Tempat tinggal DKI Jakarta, lainnya
Sumber: Sumarwan, 2000:198
2) Faktor Sosial (Kelompok acuan dan faktor keluarga).
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, status
dan peran sosial. Dalam hal ini peneliti hanya akan
membahas tentang kelompok acuan dan faktor
keluarga.
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua
kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh
langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok
keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan
merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman,
tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan
Page 71
56
seseorang secara terus menerus dan informal. Orang
juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti
kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi
perdagangan yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan
mereka. Kelompok acuan membuat seseorang
menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan
mempengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang,
kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti
kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi
pilihan seseorang akan produk dan merek aktual.
Dalam hal ini misalnya, seseorang menjadi nasabah
Bank A dikarenakan perusahaan tempat Ia bekerja
telah merujuk Bank A untuk menangani penyaluran
gaji kepada karyawan.
Keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan
para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer
yang paling berpengaruh (Kotler, 2006:219).
Dalam hal ini saran-saran yang diterima dari
kelompok primer seperti keluarga ataupun teman akan
dijadikan masukan-masukan yang sangat
Page 72
57
dipertimbangkan oleh seorang nasabah dalam membuat
suatu keputusan pembelian (preferensi terhadap suatu
bank).
3) Faktor Psikologi (Faktor kepercayaan dan sikap).
Pilihan membeli seseorang juga dapat dipengaruhi
oleh empat faktor psikologis utama, yaitu motivasi,
persepsi, kepercayaan dan sikap.
Keyakinan/kepercayaan adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran
sesuatu.
Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada
seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu (Kotler,
2006:238)
Faktor-faktor tersebut juga merupakan alat bagi
konsumen untuk mengenali perasaan mereka,
mengumpulkan dan menganalisis informasi,
merumuskan fikiran, pendapat dan mengambil
tindakan (Lamb, 2001:224).
Dalam hal ini kepercayaan dan sikap tehadap fatwa
MUI mengenai haramnya bunga bank dapat dijadikan
Page 73
58
sebuah alasan mengapa seseorang memilih bank
syariah.
D. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau Marketing Mix adalah strategi kombinasi
yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran.
Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini guna mencapai
tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang
demikian ketat saat ini. Kombinasi yang terdapat dalam komponen
Marketing Mix harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan
dan penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memperhatikan
antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu
komponen dengan komponen lainnya saling berkaitan erat guna
mencapai tujuan perusahaan dan tidak efektif jika dijalankan sendiri-
sendiri.
Marketing Mix merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat
digunakan oleh perusahaan (bank) untuk mempengaruhi tangapan
konsumen (nasabah). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
Marketing Mix merupakan salah satu perangkat yang menentukan
tingkat keberhasilan pemasaran dan kesemuanya itu ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen (nasabah) sehingga dapat
mempengaruhi keputusan nasabah untuk memilih/berpreferensi
terhadap suatu bank.
Page 74
59
Penggunaan bauran pemasaran (Marketing Mix) dalam dunia
perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang
sesuai dengan kebutuhan bank.
Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran (Marketing Mix)
terdiri dari empat P (4P), yaitu:
1. Product (produk)
2. Price (harga)
3. Place (tempat/saluran distribusi)
4. Promotion (promosi)
Sedangkan Boom dan Bitner (dalam Kasmir, 2008:120)
menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4P, ada
tambahan dengan 3P yaitu:
1. People (orang),
2. Physical evidence (bukti fisik),
3. Process (proses).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran (Marketing
Mix) untuk produk jasa jika digabungkan menjadi 7P, yaitu:
(Kasmir, 2008: 123)
1. Product (produk):
Di dunia perbankan, dimana produk yang
dihasilkan berbentuk jasa, maka akan dijelaskan ciri-
Page 75
60
ciri produk yang berbentuk jasa tersebut. Adapun ciri-
ciri karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau
dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli atau dikonsumsi.
Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli dan
penjual jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak
dapat dititipkan melalui orang lain.
Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjual
belikan dalam berbagai bentuk atau wahana seperti
tempat, waktu, atau sifat.
Tidak tahan lama, jasa tidak dapat disimpan begitu
jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.
Selama beberapa tahun terakhir, bisnis industri
perbankan khususnya Bank Syariah telah melakukan
usaha-usaha yang mengarah pada pemenuhan
kebutuhan nasabah. Berbagai macam produk baru yang
inovatif diciptakan sebagai pengembangan ke arah
peningkatan untuk membuat nasabah menjadi lebih
fleksibel dalam melakukan setiap transaksi dan untuk
menarik minat calon nasabah agar mau berinvestasi.
2. Price (harga)
Penentuan harga merupakan salah satu aspek
penting dalam kegiatan pemasaran. Bagi perbankan,
Page 76
61
terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional,
harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi,
dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya
iuran dan lain-lainnya. Sedangkan harga bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.
Para pengambil keputusan baik dalam perusahaan
maupun bank sering menghadapi persaingan harga
dengan pesaingnya.
3. Place (tempat)
Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan
salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yag
terletak dalam lokasi yang strategis sangat
memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.
Pada umumnya lokasi kantor bank cendrung mendekati
konsumen seperti pasar, dan/atau pusat perekonomian
yang mudah dijangkau oleh nasabah. Disamping lokasi
yang strategis, lay out gedung dan lay out ruangan juga
mendukung faktor lokasi tresebut.
4. Promotion (promosi)
Promosi atau komunikasi pemasaran (Promotion)
adalah aktivitas yang dilakukan untuk menyebarkan
informasi, mempengaruhi, dan mempengaruhi dan atau
mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima,
Page 77
62
membeli sekaligus loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan.
Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam
sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank
dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya.
Pertama, promosi melakukan periklanan, kedua melalui
promosi penjualan, ketiga publisitas, dan keempat
adalah promosi melalui penjualan pribadi.
5. People (orang)
Dalam bauran pemasaran jasa, yang dimaksud
dengan people adalah semua orang yang terlibat aktif
dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi pembeli,
nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan
lain yang ada dalam lingkungan pelayanan.
People meliputi kegiatan untuk karyawan, seperti
kegiatan rekrutmen, pendidikan dan pelatihan,
motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan
yang menjadi nasabah atau calon nasabah.
People termasuk juga kualitas SDM (kualitas
manajemen), serta keterampilan para karyawan dalam
melayani nasabah, seperti keramahan, kecepatan
pelayanan, sikap yang tanggap, dan kesabaran dalam
Page 78
63
melayani nasabah merupakan hal yang sangat
mempengaruhi kepuasan nasabah.
6. Physical evidence (bukti fisik)
Physical evidence terdiri dari adanya logo atau
symbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki,
seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan
perusahaan.
Kepercayaan nasabah dapat dipengaruhi juga oleh
bukti fisik dilapangan. Dalam hal ini adalah
kemudahan yang ditawarkan oleh pihak bank dalam
memanjakan nasabahnya sehingga nasabah semakin
loyal dan semakin bertambah kepercayaannya sehingga
menimbulkan nilai kepuasan terhadap produk/ jasa
yang ditawarkan, seperti mudah menemukan ATM,
banyaknya kantor cabang, kemudahan dalam setiap
transaksi dan masih banyak lagi.
7. Process (proses)
Process merupakan keterlibatan pelanggan dalam
pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan,
kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja yang
ada di bank yang bersangkutan. Proses yang cepat dan
syarat-syarat yang tidak berbelit-belit dapat dijadikan
Page 79
64
salah satu strategi pasar dalam menarik perhatian
nasabah.
E. Penelitian Terdahulu
Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan
beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul
yang diambil peneliti. Penelitian-penelitian tesebut diantaranya:
1. Penelitian oleh Sudin Haron, Norafifah Ahmad dan Sandra L.
Plainsek yang berjudul “Bank Patronage Factors of Muslim and
Non-Muslim Customers (1994)”. Jurnal ini memberi kesimpulan
bahwa faktor agama bukanlah pertimbangan utama dalam
pemilihan bank, dan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara responden muslim dan non-muslim dalam menetapkan
kriteria-kriteria utama dalam pemilihan bank. Penelitian ini
menyebutkan bahwa 3 kriteria penting untuk proses pemilihan
bank menurut nasabah muslim adalah: pertama, pelayanan yang
cepat dan efisien, kedua, kecepatan transaksi, dan yang ketiga,
keramahan personil bank. Begitu juga nasabah non-muslim, 3
kriteria terpenting dalam pemilihan bank yaitu: pertama,
keramahan personil bank, kedua, pelayanan yang cepat dan
efisien, dan yang ketiga, dan reputasi serta citra bank.
2. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang berjudul “Potensi,
Preferensi, Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah:
Page 80
65
Studi Pada Wilayah Propinsi Jawa Timur” yang merupakan
penelitian yang diselenggarakan atas kerjasama Bank Indonesia
dengan Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas
ekonomi Universitas Brawijaya tahun 2000. Penelitian ini
mengklasifikasikan masyarakat sebagai responden penelitian ke
dalam dua kelompok, yaitu kelompok masyarakat individual dan
masyarakat perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat individual untuk memilih bank syariah
adalah: (1) informasi dan penilaian, (2) humanism dan dinamis,
(3) ukuran dan fleksibilitas pelayanan, (4) kebutuhan, (5) lokasi,
(6) keyakinan dan sikap, (7) materialisme, (8) keluarga, (9) peran
dan status, (10) kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, (11)
perilaku pasca pembelian, (12) promosi langsung, dan (13) agama.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk
memilih bank syariah adalah: (1) progresif dan efisiensi, (2)
promosi, (3) keamanan dan kecepatan pelayanan, (4) harga, (5)
kebutuhan kredit dan faktor pembayaran, (6) brand name, (7)
features (bentuk produk), (8) keyakinan dan sikap, (9) peran dan
status, (10) mitra usaha, (11) norma etika masyarakat, (12) lokasi,
(13) materialisme, (14) usia dan tahapan perusahaan. Dari hasil
estimasi logit masyarakat individual dapat dikemukakan bahwa
keputusan memilih atau tidak memilih bank syariah dipengaruhi
oleh tujuh faktor, yaitu: (1) payment period, (2) warranties, (3)
Page 81
66
location, (4) economic circumstances, (5) role and statuses, (6)
age and lifecycle stages dan (7) family, serta satu variabel yang
lain yaitu: (8) pendidikan. Diantara tujuh faktor tersebut faktor
yang paling dominan adalah faktor lokasi. Sedangkan hasil
estimasi logit perusahaan menunjukkan bahwa terdapat empat
faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk memilih bank
syariah atau bank konvensional, yaitu: (1) service, (2) size, (3)
brand name, (4) reference group. Faktor yang paling dominan
adalah faktor reference group.
3. Penelitian berikutnya adalah sebuah tesis yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk
Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri” oleh Samsudin, tahun
2004. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi
nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah berjumlah 26
faktor, yang kemudian dikelompokkan kembali ke dalam 7 faktor.
Faktor-faktor tersebut adalah: (1) faktor syariah, (2) faktor produk,
(3) faktor fasilitas dan pelayanan, (4) faktor lokasi dan tempat, (5)
faktor dorongan, promosi, dan sosialisasi, (6) faktor merek dan
kualitas manajemen, (7) faktor return. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa Bank Syariah
Mandiri adalah faktor fasilitas dan pelayanan yang terdiri atas lima
atribut faktor antara lain: faktor fasilitas banyaknya cabang BSM
Page 82
67
di berbagai daerah, faktor fasilitas banyaknya (jaringan) ATM
BSM, faktor fasilitas sarana pelayanan transaksi perbankan yang
lengkap, faktor pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti BSM
dan faktor pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti BSM.
4. Penelitian selanjutnya adalah sebuah jurnal yang berjudul “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah” oleh Amat Yunus (2005). Dari analisis
terhadap data 151 responden dalam penelitian ini, diperoleh
informasi, dasar pertimbangan masyarakat dalam memilih bank
antara lain karena aksesibilitas (25,1%), pelayanan (19,9%),
jaringan kantor dan fasilitas ATM (20,8%) serta kesesuaian
dengan syariah agama (15,6%). Kepopuleran bank bukan
merupakan alasan yang dominan, karena hanya 2,4%. Hanya
sebagian kecil masyarakat yang menjadikan tingkat bunga atau
bagi hasil sebagai dasar utama (3,8%). Selain faktor tersebut, ada
sekelompok responden yang menggunakan bank karena atas
rujukan dari tempat Ia bekerja. Dalam penelitian ini juga terdapat
5 variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap minat untuk
menggunakan bank syariah, variabel tersebut antara lain adalah:
(1) tingkat pengetahuan agama, (2) pendidikan, (3) pengetahuan
tentang bank syariah, (4) sikap terhadap fatwa MUI tentang bunga
bank, dan (5) pendapatan. Dari lima variabel yang ada setelah
dilakukan uji seluruh model (Uji G), uji reduksi, dan uji Wald
Page 83
68
diperoleh tiga variabel yang signifikan, yaitu: tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan tentang bank syariah, dan sikap terhadap
fatwa MUI tentang bunga bank. Sementara dua variabel lainnya
yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pengetahuan agama direduksi
karena variabel tersebut tidak signifikan secara statistic pada
α=5%.
5. Penelitian berikutnya adalah sebuah jurnal yang berjudul “Why
Do Malaysian Customers Patronise Islamic Banks” oleh Asyraf
Wajdi Dusuki dan Nurdianawati Irwani Abdullah (2007). Dalam
penelitian ini terdapat 3 faktor yang mempengaruhi masyarakat
Malaysia memilih bank syariah: (1) reputasi dan pelayanan, (2)
Convenience/harga produk, dan (3) tanggung jawab sosial dari
bank syariah. Tiga faktor tersebut memiliki masing-masing atribut
faktor sebagai berikut: (1) faktor reputasi dan pelayanan, terdiri
dari: personil bank yang kompeten dan berpengetahuan, image dan
reputasi islam, lingkungan kerja islami, personil yang ramah,
reputasi ekonomi, dan pelayanan yang cepat dan efisien dari
customer service, (2) faktor Convenience/harga produk, terdiri
dari: lokasi bank dekat dengan rumah atau tempat bekerja,
convenience (kenyamanan tempat parkir, interior gedung yang
nyaman), dan harga produk. (3) faktor tanggung jawab sosial dari
bank, terdiri dari: involve community pemberian donasi atau
beasiswa, environmental practice and impact, peduli terhadap
Page 84
69
hak-hak asasi manusia. Berikut ini adalah hasil ranking dari
kriteria pemilihan bank menurut masyarakat Malaysia: (1) personil
bank yang kompeten dan berpengetahuan, (2) personil bank yang
ramah, (3) kualitas customer service, (4) image dan reputasi islam,
(5) reputasi ekonomi, (6) peduli terhadap hak asasi manusia, (7)
lingkungan kerja yang islami, (8) convenience (kenyamanan
tempat parkir, interior gedung yang nyaman), (9) pemberian
donasi atau beasiswa, (10) environmental practice and impact,
(11) harga produk, (12) lokasi dekat dengan rumah atau tempat
bekerja.
6. Jurnal berikutnya adalah karya Erwin Burhanudin dan Siti Nurul
Ngaini yang berjudul “Analisis Minat Konsumen Untuk
Bertransaksi Pada Perbankan Syariah Di Kota Yogyakarta” tahun
(2005). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan
penilaian sikap konsumen menunjukkan bahwa konsumen
cenderung bersifat negatif terhadap perbankan syariah, tetapi
variasi produk memberikan keyakinan paling tinggi. Kemudian
sikap konsumen menunjukkan bahwa nilai yang terrendah adalah
menanamkan kepercayaan kepada konsumen. Pengaruh pihak lain
dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan perbankan
syariah di kota Yogyakarta lebih kuat daripada sikap konsumen
sendiri.
Page 85
70
7. Penelitian selanjutnya yang dijadikan sebagai gambaran adalah
sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Produk dan
Jasa Bank Syariah” oleh Badai Arif dari Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
mengukur seberapa besar faktor-faktor yang diambil peneliti
7berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan
produk dan jasa bank syariah. Faktor-faktor itu adalah: faktor
syariah, faktor produk, faktor fasilitas dan pelayanan, faktor
lokasi, faktor promosi, dorongan dan sosialisasi, dan faktor merek.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa faktor dominan yang
mempengaruhi keputusan nasabah bukan berasal dari faktor
syariah, melainkan dari faktor lain yaitu faktor lokasi.
8. Penelitian selanjutnya yang dijadikan sebagai gambaran adalah
sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa
Pelayanan Perbankan” oleh Adnan Halim dari Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa pelayanan perbankan.
Faktor-faktor itu adalah: faktor personel dan karyawan, faktor
kredibilitas, faktor lokasi, faktor keunggulan, faktor internal,
faktor eksternal dan faktor kenyamanan. Pada penelitian ini
Page 86
71
ditemukan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi keputusan
nasabah yaitu faktor personel dan karyawan.
9. Penelitian yang terakhir adalah sebuah jurnal yang berjudul
“Choice of Financing Amongst Malays: Between Religiosity and
Perception” oleh Wan Marhaini Wan Ahmad dkk (2006). Dalam
penelitian ini terdapat 6 faktor yang mempengaruhi masyarakat
Malaysia memilih lembaga keuangan: faktor 1 terdiri dari variabel
pelayanan elektronik, masa kredit, dan produk islami, faktor 2
terdiri dari variabel akses yang dekat, pelayanan yang ramah dan
efisien, faktor 3 terdiri dari variabel rekomendasi orang-orang
terdekat seperti keluarga dan teman, dan faktor 6 terdiri dari
variabel yang berhubungan dengan kedekatan bank dengan rumah
dan tempat bekerja.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau
alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid,
2007:26 ).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi
nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah penulis
menggunakan teknik analisis faktor. Sebelum melakukan analisis faktor
Page 87
72
untuk mendapatkan bentuk faktor-faktor yang baru, penulis akan
melakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk
mengetahui valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner.
Faktor-faktor yang akan dianalisis sejumlah delapan faktor, yaitu
faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek dan kualitas
manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor lokasi, faktor
sosial, dan faktor produk.
Setelah dianalisis maka akan ditarik sebuah kesimpulan terhadap
variabel terikat (dependen), dalam hal ini yaitu preferensi nasabah.
Untuk memperjelas jalannya penelitian ini, maka peneliti
membuat kerangka berpikir sebagai berikut:
Page 88
73
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
1. Sistem bagi hasil yang adil
2. Prinsip syariah dalam transaksi
3. Transaksi perbankan bebas bunga
4. Pembiayaan hanya untuk bisnis halal
5. Setuju dengan fatwa bahwa bunga haram
6. Bunga bertentangan dengan agama
7. Nama bank terkenal dan terpercaya
8. Kelompok perusahaan PARA Group
9. Manajemen profesional
10. Banyaknya kantor cabang
11. Banyaknya jaringan ATM
12. Sarana pelayanan transaksi lengkap
13. Kecepatan pelayanan
14.Keramahan pelayanan
15. Pelayanan tanggap dan memuaskan
16. Kesabaran pelayanan
17. Lokasi strategis
18. Lokasi mudah ditemukan
19. Kenyamanan gedung
20. Rujukan dari perusahaan
21. Rekomendasi keluarga
22. Rekomendasi teman
23. Keberagaman produk
24. Keuntungan menggunakan produk
25. Tingkat bagi hasil sesuai harapan
Analisis
Faktor
Faktor ke-n
Faktor ke-3
Faktor ke-2
Faktor ke-1
Latar Belakang
Masalah
Perumusan Masalah
Penelitian
Tujuan Penelitian
Page 89
74
G. HIPOTESIS
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata
hypo dan kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat.
Dalam dialek Indonesia disebut dengan hipotesis yang maksudnya adalah
suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum
sempurna (Bungin, 2005:75). Hipotesis dalam sebuah penelitian baru
sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan
dan jawaban itu masih diuji secara empirik kebenaranya.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat
kesimpulan sementara atau hipotesis :
1. Diduga faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor
merek dan kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor
pelayanan, faktor lokasi, dan faktor sosial adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan
produk dan jasa Bank Mega syariah.
Page 90
75
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yakni “Analisis faktor-faktor
yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Bank Syariah, (Studi Kasus
Pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim)”, maka penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui sikap pilihan nasabah ini akan
dilakukan di Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim, Jakarta
Selatan.
Alasan penulis memilih Bank Mega Syariah (BSMI) sebagai
subjek penelitian adalah karena Bank Mega Syariah merupakan salah
satu bank syariah yang memiliki pertumbuhan nasabah cukup baik
dan telah meraih berbagai penghargaan. Bukti prestasi kinerja Bank
Mega Syariah dapat dilihat dari banyaknya penghargaan yang
diperoleh. Sejak tahun 2004 Bank Mega Syariah sudah
mengumpulkan 11 penghargaan dari berbagai institusi dan majalah.
Salah satunya adalah penghargaan yang diraih Bank Mega Syariah
sebagai Best Performance Banking 2010 untuk kategori bank syariah
dari ABFI (ASEAN Banking Financial and Informative Institute).
Kemudian alasan penulis memilih Bank Mega Syariah KCP Panglima
Polim sebagai lokasi penelitian yaitu karena KCP Panglima Polim
merupakan KCP yang berada di area heterogen, yaitu mencakup
wilayah perkantoran, pertokoan, pasar, dan pemukiman.
Page 91
76
Penelitian yang dilakukan di Bank Mega Syariah KCP Panglima
Polim ini dilaksanakan kurang lebih selama satu (1) bulan untuk
memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan oleh penulis.
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi/pilihan nasabah untuk menggunakan produk
dan jasa Bank Mega Syariah.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983:141 dalam
Zuriah, 2006:116). Populasi dalam penelitian ini mencakup
seluruh nasabah Bank Mega Syariah.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Sampel yang diambil dalam
penelitian ini merupakan nasabah Bank Mega Syariah KCP
Panglima Polim.
Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah
sebanyak 100 responden. Sebelum dilakukan pengambilan sampel
sejumlah 100 responden, dilakukan try out terlebih dahulu kepada
30 responden untuk menguji validitas dan reliabilitas dari
Page 92
77
instrumen penelitian yang digunakan. Jika instrumen penelitian
terbukti valid dan reliabel maka akan dilakukan pengambilan
sampel yang sebenarnya yang berjumlah 100 orang responden.
Pengambilan sampel sejumlah 100 responden didasarkan pada
teori Singgih Santoso yang menyatakan bahwa dalam metode
analisis faktor, secara umum jumlah sampel yang dianjurkan
antara 50 sampai 100 sampel, mengingat metode analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor yang akan
dibahas lebih lanjut pada sub bab metode analisis data pada
penelitian ini.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik sampling bertujuan atau Purposive Sampling.
Teknik ini ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih
secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya (Usman, 2009:
45). Purposive Sampling merupakan pengumpulan data atas dasar
strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada
dasarnya jika pihak interviewer menganggap jika calon responden
yang dihubungi termasuk ke dalam bagian objek penelitian, tanpa
memperhatikan segi hubungannya dengan interviewer, maka pihak
interviewer dapat memilih langsung calon responden tersebut
sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui
Page 93
78
dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid,
2007:29).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah :
1. Studi Pustaka
Dalam studi pustaka ini penulis membaca, meneliti, mempelajari
bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, artikel-
artikel, jurnal-jurnal, surat kabar, internet dan informasi-informasi
tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi
ini. Melalui studi ini akan didapat konsep, teori, dan definisi-definisi
yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa
dalam proses penulisan.
2. Studi Lapangan
Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan melalui studi
lapangan, berupa eksperimen, observasi, atau wawancara dengan
metode kuesioner (Hamid, 2007:33).
Studi lapangan yang digunakan untuk mendapatkan data primer
dalam penelitian ini bersumber dari wawancara. Wawancara
merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan.
(Zuriah, 2006:179).
Page 94
79
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan dan
alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewee telah ditetapkan
terlebih dahulu (Zuriah, 2006:180). Dalam teknik pengumpulan data
dengan metode wawancara ini instrumen penelitiannya adalah berupa
kuesioner. Dalam hal ini kuesioner yang dibuat terkait dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah Bank Mega Syariah.
Pemilihan metode wawancara dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan, diantaranya yaitu untuk mempermudah
responden/interviewee dalam memberikan informasi dan
mempermudah dalam penyamaan persepsi pada pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dari pihak interviewer kepada pihak
interviewee.
Penelitian dengan metode wawancara terstruktur ini tergolong
kepada tipe penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh dari
kuesioner berupa data kuantitatif/angka yang akan diolah
menggunakan sebuah teknik analisis data yang akan dijelaskan pada
sub-bab selanjutnya. Penelitian kuantitatif adalah pengukuran data
kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang
berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta
menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. (http://id.wikipedia.org)
Page 95
80
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor. Teknik analisis faktor digunakan untuk menjawab
permasalahan yang berkaitan dengan faktor manakah yang paling
dominan yang mempengaruhi preferensi nasabah, dan mengetahui
sejauh mana faktor-faktor yang diduga peneliti pada awal penelitian
mempengaruhi preferensi nasabah, khususnya nasabah Bank Mega
Syariah.
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
pengukuran, sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran
maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala
pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih
akurat, efisien dan komunikatif. Cara yang paling sering digunakan
dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan skala Likert.
Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban, skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang sebuah fenomena sosial.
Page 96
81
Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan rumusan sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu
Validitas dan Reliabilitas :
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Jadi validitas ingin mengukur apakah
pertanyaan dalam kuesioner yang dibuat sudah betul-betul dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, jika sebuah
kuesioner/instrumen penelitian sudah dinyatakan valid berarti
kuesioner tersebut mampu memperoleh data yang tepat dari
variabel yang hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika
Page 97
82
butir pertanyaan itu valid terdapat tanda bintang (*) pada hasil
Pearson Correlation.
2. Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka
tahapan berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Uji
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrument penelitian
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap peryataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2006:4) Secara internal reliabilitas instrument
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada
pada instrument dengan tehnik tertentu.
Untuk melihat reliabilitas, maka dihitung Cronbach Alpha
masing-masing variabel. Untuk proses pengolahan data pada
penelitian ini, penulis menggunakan program SPSS versi 17. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistic Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Ghozali, 2006:42)
Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel
maka proses selanjutnya adalah proses analisis data yang
dilakukan dengan teknik analisis faktor.
Page 98
83
3. Analisis Faktor.
Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan
(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling
independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah
variabel awal. Sebagai contoh, ada 10 variabel yang bersifat
independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor,
kesepuluh variabel tersebut mungkin bisa diringkas hanya menjadi
3 kumpulan variabel baru (new set of variables). Kumpulan
variabel tersebut disebut faktor, dimana faktor tetap mencerminkan
variabel-variabel aslinya (Santoso, 2006:11)
Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas
(summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal)
menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor) (Ghozali,
2001:267).
Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3..................+AimFm+ViUi
Dimana:
Xi : Variabel standar yang ke-i
Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada
common factor j
Page 99
84
F : Common factor
Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-i pada
faktor unik-i
Ui : Faktor unik variabel-i
m : Banyaknya common factor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common
factor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel
yang diteliti, dengan persamaan:
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + .................... + WikXk
Dimana:
Fi : Faktor ke-I yang diestimasi
Wi : Bobot atau koefisien Core Factor
Xk : Banyaknya variabel X pada faktor ke-k
Proses analisis faktor (Santoso, 2005:14)
Setelah sampel didapat dan diuji, langkah selanjutnya adalah
melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi:
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure
of Sampling Adequacy). Uji KMO dan Bartlett Test memiliki
beberapa ketentuan, yaitu angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
Page 100
85
haruslah berada di atas 0,5 dan signifikan harus berada di bawah
0,05. Sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0
sampai 1 dengan kriteria:
1) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain.
2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut.
3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang
masuk ke faktor tertentu.
Beberapa metode rotasi:
1) Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 900. Proses rotasi
dengan metode Orthogonal masih bisa dibedakan menjadi
Quartimax, Varimax, dan Equimax.
2) Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak
harus 900. Proses rotasi dengan metode Oblique masih bisa
dibedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lainnya.
Tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi
orthogonal atau oblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan
pada kebutuhan khusus masalah penelitian. Jika tujuan
Page 101
86
penelitian adalah mengurangi jumlah variabel asli (awal), maka
pilihan rotasi yang cocok adalah orthogonal. Namun jika
tujuan penelitian ingin mendapatkan faktor atau konstruk yang
sesuai dengan teori, maka rotasi yang dipilih sebaiknya
oblique. (Imam Ghozali, 2006:268). Metode rotasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode rotasi
orthogonal yaitu varimax karena metode ini dinilai lebih cocok
untuk penelitian yang dilakukan.
e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi
nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap mewakili variabel-
variabel anggota faktor tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid dapat dilakukan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Perumusan operasional variabel ini didasarkan pada tinjauan
pustaka yang telah diutarakan pada bab 2.
1. Faktor Syariah (Arif, 2008 dan Samsudin, 2004)
a. Bank Mega Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih
adil dan menentramkan.
b. Bank Mega Syariah menggunakan prinsip-prinsip syariah
Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan.
c. Kegiatan operasional Bank Mega Syariah bebas bunga (riba).
d. Investasi/pembiayaan Bank Mega Syariah hanya untuk bisnis
yang halal dan baik.
Page 102
87
2. Faktor Sikap Terhadap Fatwa (Yunus, 2005)
a. Setuju dengan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram.
b. Bunga (riba) bertentangan dengan ajaran agama.
3. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen (Arif, 2008 dan Samsudin,
2004)
a. Nama Bank Mega Syariah yang sudah terkenal dan terpercaya.
b. Bank Mega Syariah merupakan kelompok perusahaan PARA
Group (Bank Mega, Carrefour, Trans TV, Trans 7, The Coffee
Bean dan Tea Leaf, Baskin Robbins, Bandung Supermall, dll)
yang memiliki reputasi cukup baik.
c. Para pimpinan (manajemen) Bank Mega Syariah Syariah
terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional.
4. Faktor Fasilitas (Arif, 2008 dan Samsudin 2004)
a. Fasilitas banyaknya kantor cabang dan Gallery Bank Mega
Syariah di berbagai daerah.
b. Fasilitas banyaknya jaringan ATM Bank Mega Syariah
(Seperti ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama).
c. Fasilitas sarana pelayanan transaksi perbankan di Bank Mega
Syariah.
5. Faktor Pelayanan (Arif, 2008 dan Samsudin 2004)
a. Pelayanan yang cepat dari pegawai Bank Mega Syariah.
b. Pelayanan yang ramah dari para pegawai Bank Mega Syariah.
Page 103
88
c. Pelayanan pegawai Bank Mega Syariah yang tanggap dan
memuaskan.
d. Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai Bank Mega
Syariah saat melayani nasabah.
6. Faktor lokasi (Arif, 2008 dan Samsudin 2004)
a. Lokasi Bank Mega Syariah yang strategis.
b. Lokasi Bank Mega Syariah yang mudah ditemukan.
c. Gedung (tempat) Bank Mega Syariah menarik, nyaman, dan
menyenangkan.
7. Faktor Sosial (Wan Ahmad, 2006 dan Yunus, 2005)
a. Mendapatkan rujukan dari perusahaan/tempat bekerja (Bank
Mega Syariah merupakan bank yang ditunjuk untuk mengurus
payroll atau gaji karyawan).
b. Mendapat rekomendasi dari keluarga.
c. Mendapat rekomendasi dari teman/relasi.
8. Faktor Produk (Arif, 2008 dan Samsudin, 2004)
a. Produk-produk perbankan syariah yang beragam, menarik, dan
inovatif.
b. Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam
produk.
c. Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan.
Page 104
89
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah
bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di
Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan
PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT
Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya,
mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank
syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum
Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI).
Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik
saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia
sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank
ini melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah
dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan
modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk
memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan
kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia
yang memiliki semboyan "untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali
Page 105
90
serta menjadi lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil
memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada
azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh
beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega
Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja
yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang
tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di
bidang keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama
dengan PT Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM
Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima
dan Prima Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai
transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman.
2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai
a. Visi
Bank Syariah Kebanggaan Bangsa.
b. Misi
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi
semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul,
untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam
mewujudkan kesejahteraan bangsa.
Page 106
91
c. Nilai-nilai
Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneur-
ship, Teamwork, dan Berbagi.
3. Penghargaan yang Diraih
1) Islamic Finance Award 2010 (The Most Prudent Islamic Full
Fledge)
2) Islamic Finance Award 2010 (The Best Islamic Full Fledge
Bank)
3) ABFI Banking Award (Best Performance Banking 2010,
Kategori Bank Syariah)
4) Penghargaan untuk Bank Mega Syariah dari Infobank untuk
bank berpredikat sangat bagus untuk kinerja keuangan tahun
2007
5) Bank Syariah Terbaik 2007 Versi Majalah Investor
6) Bank non-devisa terefisien 2007 Versi Bisnis Indonesia
7) The Most Growing Earning Asset Market Share Sharia Bank
2006 Versi Karim Business Consulting
8) The Most Growing Third Party Fund Market Share Sharia
Bank 2006 Versi Karim Business Consulting
9) Bank Umum Syariah terbaik Peringkat 2 tahun 2006 versi
Karim Business Consulting
10) Bank Mega Syariah meraih predikat "Sangat Bagus" untuk
kinerja tahun 2004 versi Majalah Infobank
Page 107
92
11) Bank Mega Syariah meraih penghargaan "Indonesian Bank
Loyalty Champion, Category : Saving Account, Islamic
Banking" tahun 2010 versi Majalah Infobank
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini
dilakukan wawancara kepada 100 orang responden (nasabah
BSMI cabang Panglima Polim). Sebelum dilakukan wawancara
kepada 100 orang responden, terlebih dahulu dilakukan try out
kepada 30 orang responden dengan mengajukan 25 butir
pernyataaan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari
semua butir pernyataan tersebut. Dari try out tersebut hanya 13
butir pernyataan yang valid, berdasarkan arahan dari dosen
pembimbing dan mempelajari penelitian terdahulu, karena sudah
lebih dari 50% butir pernyataan yang valid maka penelitian
dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada 100 orang
responden. Kemudian pengujian validitas diulang dengan
menggunakan data dari 100 kuesioner.
Kuesioner dibagi ke dalam delapan faktor utama yaitu
faktor syariah, faktor sikap terhadap fatwa, faktor merek dan
kualitas manajemen, faktor fasilitas, faktor pelayanan, faktor
lokasi, faktor sosial, dan faktor produk.
Page 108
93
Untuk pengujian validitas digunakan 100 kuesioner dengan
25 butir pernyataan yang diajukan kepada responden, dan r
tabel signif 5%= 0,1946 (tabel r terlampir) untuk mengetahui
apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner tersebut valid.
Untuk mengetahui validitas ke-25 butir pernyataan tersebut
dapat dilihat dari nilai Correlated Item-Total Correlation yang
dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Page 109
94
Tabel 4.1
Validitas (1)
Konstruk Penilaian Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
A. Faktor Syariah
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan 0.447** 0.000 100
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek
transaksi perbankan
0.477** 0.000 100
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) 0,541** 0.000 100
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik 0.374** 0.000 100
B. Faktor Sikap Terhadap Fatwa
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram 0.368** 0.000 100
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama 0.413** 0.000 100
C. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya 0.409** 0.000 100
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya
cukup baik
0.451** 0.000 100
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan
professional
0.414** 0.000 100
D. Faktor Fasilitas
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah 0.411** 0.000 100
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan
ATM Bersama)
0.428** 0.000 100
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap 0.644** 0.000 100
E. Faktor Pelayanan
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat 0.487** 0.000 100
Pelayanan pegawai BSMI yang ra0.mah 0,503** 0.000 100
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan 0.644** 0.000 100
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani
nasabah
0,561** 0.000 100
F. Faktor Lokasi
Lokasi BSMI yang strategis 0.366** 0.000 100
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan 0.404** 0.000 100
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan 0,537** 0.000 100
G. Faktor Sosial
Mendapat rujukan dari perusahaan/tempat bekerja 0.071 0.483 100
Mendapat rekomendasi dari keluarga 0,506** 0.000 100
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi 0.474** 0.000 100
Page 110
95
H. Faktor Produk
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif 0,594** 0.000 100
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk 0.603** 0.000 100
Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan 0,521** 0.000 100
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Olahan SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 25 butir
pernyataan terdapat 1 butir pernyataan yang korelasinya lebih
kecil dari r tabel 0,071<0,1946, yaitu butir ke 20, itu artinya butir
pernyataan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari
instrumen, kemudian melakukan uji lagi untuk mencari item yang
valid yang akan digunakan untuk analisis berikutnya.
Berikut ini dapat dilihat Tabel 4.2 yang menampilkan hasil
uji validitas yang kedua setelah mengeluarkan 1 butir pernyataan
yang tidak valid.
Page 111
96
Tabel 4.2
Validitas (2)
Konstruk Penilaian Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
N
A. Faktor Syariah
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan 0.455** 0.000 100
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek
transaksi perbankan
0.477** 0.000 100
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) 0,541** 0.000 100
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik 0.345** 0.000 100
B. Faktor Sikap Terhadap Fatwa
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram 0.334** 0.000 100
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama 0.397** 0.000 100
C. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya 0.420** 0.000 100
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang
reputasinya cukup baik
0.417** 0.000 100
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan
professional
0.421** 0.000 100
D. Faktor Fasilitas
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah 0.393** 0.000 100
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima,
dan ATM Bersama)
0.421** 0.000 100
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap 0.659** 0.000 100
E. Faktor Pelayanan
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat 0.483** 0.000 100
Pelayanan pegawai BSMI yang ra0.mah 0,522** 0.000 100
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan 0.653** 0.000 100
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani
nasabah
0,564** 0.000 100
F. Faktor Lokasi
Lokasi BSMI yang strategis 0.384** 0.000 100
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan 0.419** 0.000 100
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan 0,569** 0.000 100
G. Faktor Sosial
Mendapat rekomendasi dari keluarga 0,522** 0.000 100
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi 0,513** 0.000 100
Page 112
97
H. Faktor Produk
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif 0.606** 0.000 100
Fitur2 pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk 0.630** 0.000 100
Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan 0,506** 0.000 100
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Olahan SPSS
Sekarang dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan valid
karena nilai koefisien korelasi lebih dari r tabel (0,1946), dan
jumlah butir pernyataan menjadi berkurang dari sebelumnya yaitu
dari 25 menjadi 24 butir pertanyaan saja yang akan dianalisis lebih
lanjut.
2. Reliabilitas
Suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Nilai reliabilitas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.853 .860 24
Sumber: Data Olahan SPSS
Dari tabel diatas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,853>0,60 maka dapat disimpulkan bahwa ke-24 variabel
tersebut valid dan reliabel untuk mengukur faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi/pilihan nasabah untuk menjadi nasabah
Bank Mega Syariah.
Page 113
98
C. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Bagian ini menggambarkan keadaan responden yang
berjumlah 100 orang yang merupakan nasabah Bank Mega
Syariah Cabang Panglima Polim. Berdasarkan hasil pengolahan
data dari kuesioner yang diisi dengan metode wawancara, maka
diperoleh data sebagai berikut:
a. Demografi Responden
1) Jenis kelamin
Tabel 4.4
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 55 55.0 55.0 55.0
Perempuan 45 45.0 45.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber:Hasil Output SPSS
Dari tabel jenis kelamin diatas dapat dilihat bahwa
terdapat 55 responden atau 55% responden berjenis
kelamin laki-laki. Sedangkan selebihnya sebanyak 45 atau
45% responden berjenis kelamin perempuan. Jika
digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti
berikut ini:
Gambar 4.1
Perempuan
Laki-laki
Jenis Kelamin
Page 114
99
2) Status
Tabel 4.5
Status
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Menikah 55 55.0 55.0 55.0
Belum menikah 45 45.0 45.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel status diatas dapat dilihat bahwa terdapat 55
responden atau 55% responden sudah menikah dan
sebanyak 45 atau 45% responden belum menikah. Jika
digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti
berikut ini:
Gambar 4.2
Belummenikah
Menikah
Status
Page 115
100
3) Usia
Tabel 4.6
Usia
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel usia diatas dapat dilihat komposisi
responden berdasarkan usianya, terdapat 37 responden
atau 37% responden berusia 17-25 tahun, sebanyak 36
atau 36% responden berusia 26-35 tahun, sebanyak 15
atau 15% responden berusia 36-45 tahun, dan 12 atau
12% responden berusia diatas 45 tahun. Jika digambarkan
dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.3
>45Tahun
36-45Tahun
26-35Tahun
17-25Tahun
Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 17-25 Tahun 37 37.0 37.0 37.0
26-35 Tahun 36 36.0 36.0 73.0
36-45 Tahun 15 15.0 15.0 88.0
>45 Tahun 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Page 116
101
4) Agama
Tabel 4.7
Agama
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Islam 94 94.0 94.0 94.0
Kristen Katolik 2 2.0 2.0 96.0
Kristen Protestan 3 3.0 3.0 99.0
Budha 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel agama diatas dapat dilihat komposisi
responden berdasarkan agamanya, terdapat 94 responden
atau 94% responden beragama Islam, sebanyak 2 atau 2%
responden beragama Kristen Katolik, sebanyak 3 atau 3%
responden beragama Kristen Protestan, dan 1 atau 1%
responden beragama Budha. Jika digambarkan dalam
sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.4
Budha
KristenProtestan
KristenKatolik
Islam
Agama
Page 117
102
5) Pendidikan Terakhir
Tabel 4.8
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid SLTP/SMP 1 1.0 1.0 1.0
SLTA/SMA 26 26.0 26.0 27.0
Diploma 8 8.0 8.0 35.0
S1 52 52.0 52.0 87.0
S2 12 12.0 12.0 99.0
Lain-lain 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat komposisi responden
berdasarkan pendidikannya, terdapat 1 responden atau 1%
responden berpendidikan SLTP/SMP, sebanyak 26 atau
26% responden berpendidikan SLTA/SMA, sebanyak 8
atau 8% responden berpendidikan Diploma, sebanyak 52
atau 52% responden berpendidikan S1, sebanyak 12 atau
12% responden berpendidikan S2, dan sisanya 1 atau 1%
responden berpendidikan lain-lain (SD). Jika digambarkan
dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.5
Lain-lain
S2
S1
Diploma
SLTA/SMA
SLTP/SMP
Pendidikan Terakhir
Page 118
103
6) Pekerjaan
Tabel 4.9
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Pegawai Negeri 11 11.0 11.0 11.0
Pegawai Swasta 59 59.0 59.0 70.0
Wiraswasta 7 7.0 7.0 77.0
Ibu Rumah Tangga 12 12.0 12.0 89.0
Pelajar/Mahasiswa 3 3.0 3.0 92.0
Lain-lain 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel pekerjaan diatas dapat dilihat komposisi
responden berdasarkan pekerjaannya, terdapat 11
responden atau 11% responden bekerja sebagai pegawai
negeri, sebanyak 59 atau 59% responden bekerja sebagai
pegawai swasta, sebanyak 7 atau 7% responden berprofesi
sebagai wiraswasta, sebanyak 12 atau 12% responden
sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 3 atau 3% responden
sebagai pelajar/mahasiswa, dan 8 atau 8% responden
tercatat pada pilihan lain-lain. Jika digambarkan dalam
sebuah Pie Chart akan tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.6
Lain-lain
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Pekerjaan
Page 119
104
7) Pengeluaran Per-bulan
Tabel 4.10
Pengeluaran Per-bulan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Rp <1 juta 10 10.0 10.0 10.0
Rp 1-2 juta 37 37.0 37.0 47.0
Rp 2-3 juta 29 29.0 29.0 76.0
Rp >3 juta 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 10
responden atau 10% responden yang pengeluaran
perbulannya kurang dari Rp. 1 juta,, sebanyak 37 atau
37% responden pengeluaran per-bulannya sebanyak Rp 1-
2 juta, sejumlah 29 atau 29% responden pengeluaran per-
bulannya sebanyak Rp. 2-3 juta, dan sejumlah 24 atau
24% responden pengeluarannya diatas Rp 3 juta. Jika
digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan tampak seperti
berikut ini:
Gambar 4.7
Rp >3 juta
Rp 2-3 juta
Rp 1-2 juta
Rp <1 juta
Pengeluaran Per-bulan
Page 120
105
b. Umum
1) Memiliki Rekening di Bank Lain
Tabel 4.11
Memiliki rekening di Bank Lain
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 83 83.0 83.0 83.0
Tidak 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 83
responden atau 83% responden yang memiliki rekening di
bank lain, sedangkan sisanya sebanyak 17 atau 17%
responden tidak memiliki rekening di bank lain selain di
BSMI. Jika digambarkan dalam sebuah Pie Chart akan
tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.8
Tidak
Ya
Memiliki Rekening di Bank Lain
Page 121
106
2) Lama Menjadi Nasabah BSMI
Tabel 4.12
Lama Menjadi Nasabah BSMI
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid <6 Bulan 23 23.0 23.0 23.0
6 Bulan - 1 Tahun 33 33.0 33.0 56.0
>1 Tahun - 2 Tahun 31 31.0 31.0 87.0
>2 Tahun 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel frekuensi lamanya menjadi nasabah BMI
dapat dilihat sebanyak 23 responden atau 23% responden
menjadi nasabah BSMI kurang dari 6 bulan, 33 responden
atau 33% responden menyatakan telah menjadi nasabah
BMI sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun, sebanyak 31
responden atau 31% responden menjadi nasabah BSMI
lebih dari 1 sampai dengan 2 tahun, dan sebanyak 13
responden atau 13% responden telah menjadi nasabah
BSMI lebih dari 2 tahun. Jika digambarkan dalam sebuah
Pie Chart akan tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.9
>2 Tahun
>1 Tahun -2 Tahun
6 Bulan - 1Tahun
<6 Bulan
Lama Menjadi Nasabah BSMI
Page 122
107
3) Rekening yang Paling Sering Digunakan
Tabel 4.13
Rekening yang Paling Sering Digunakan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid BANK MANDIRI 14 14.0 14.0 14.0
BANK MEGA 2 2.0 2.0 16.0
BANK MUAMALAT 2 2.0 2.0 18.0
BANK NISP 1 1.0 1.0 19.0
BANK PERMATA 2 2.0 2.0 21.0
BANK SYARIAH MANDIRI
1 1.0 1.0 22.0
BCA 21 21.0 21.0 43.0
BNI 10 10.0 10.0 53.0
BRI 6 6.0 6.0 59.0
BSMI 40 40.0 40.0 99.0
BUKOPIN 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel diatas menunjukkan rekening yang paling
sering digunakan oleh responden, dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa terdapat 14 responden atau 14% responden
lebih sering menggunakan rekeningnya yang di Bank
Mandiri, sebanyak 2 responden atau 2% responden lebih
sering menggunakan rekeningnya yang di Bank Mega,
sebanyak 2 responden atau 2% responden lebih sering
menggunakan rekeningnya yang di Bank Muamalat,
sebanyak 1 responden atau 1% responden lebih sering
menggunakan rekeningnya yang di Bank NISP, sebanyak
2 responden atau 2% responden lebih sering
menggunakan rekeningnya yang di Bank Permata,
sebanyak 1 responden atau 1% responden lebih sering
Page 123
108
menggunakan rekeningnya yang di Bank Syariah Mandiri,
sebanyak 21 responden atau 21% responden lebih sering
menggunakan rekeningnya yang di BCA, sebanyak 10
responden atau 10% responden lebih sering menggunakan
rekeningnya yang di BNI, sebanyak 6 responden atau 6%
responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di
BRI, jumlah terbanyak yaitu 40 responden atau 40%
responden yang lebih sering menggunakan rekeningnya
yang di BSMI, dan sisanya 1 responden atau 1%
responden lebih sering menggunakan rekeningnya yang di
Bukopin. Jika digambarkan dalam sebuah grafik akan
tampak seperti berikut ini:
Gambar 4.10
Sumber: Hasil Output SPSS
BUKOPIN
BSMIBRIBNIBCABANKSYARIA
HMANDI
RI
BANKPERMA
TA
BANKNISP
BANKMUAMA
LAT
BANKMEGA
BANKMANDI
RI
Rekening yang Paling Sering Digunakan
40
30
20
10
0
Freq
uenc
y
Rekening yang Paling Sering Digunakan
Page 124
109
c. Faktor Syariah
Tabel 4.14
BSMI Terapkan Sistem Bagi Hasil Yang Lebih Adil
dan Menentramkan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
Ragu-ragu 5 5.0 5.0 6.0
Setuju 84 84.0 84.0 90.0
Sangat setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas sebanyak 1 responden menyatakan tidak
setuju, 5 responden ragu-ragu, 84 reponden menyatakan setuju
dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju pada
pernyataan BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan. Ini berarti sebagian besar responden
beranggapan bahwa BSMI sudah menerapkan sistem bagi hasil
yang lebih adil dan menentramkan.
Tabel 4.15
BSMI Gunakan Prinsip-prinsip Syariah Islam Dalam
Setiap Praktek Transaksi Perbankan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 14 14.0 14.0 14.0
Setuju 72 72.0 72.0 86.0
Sangat setuju 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas, tidak ada responden yang menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan bahwa BSMI menggunakan prinsip
syariah Islam dalam setiap transaksinya, kemudian hanya 2
Page 125
110
responden yang menyatakan ragu-ragu, 72 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak 14 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.16
Transaksi Perbankan BSMI Bebas Bunga (Riba)
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 9 9.0 9.0 9.0
Setuju 69 69.0 69.0 78.0
Sangat setuju 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas, tidak ada responden yang menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan bahwa transaksi perbankan BSMI bebas
bunga (riba), kemudian 9 responden menyatakan ragu-ragu, 69
responden menyatakan setuju, dan sebanyak 22 responden
menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.17
Investasi/Pembiayaan BSMI Hanya Untuk Bisnis Yang
Halal Dan Baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 25 25.0 25.0 25.0
Setuju 56 56.0 56.0 81.0
Sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas sebanyak 25 responden ragu-ragu, 56
responden menyatakan setuju dan sisanya 19 responden
menyatakan sangat setuju pada pernyataan
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan
baik.
Page 126
111
d. Faktor Sikap Terhadap Fatwa
Tabel 4.18
Setuju Dengan Fatwa MUI Bahwa Bunga Bank
Haram
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 5 5.0 5.0 7.0
Setuju 51 51.0 51.0 58.0
Sangat setuju 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 2 responden
menyatakan tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 51 reponden
menyatakan setuju dan 42 responden menyatakan sangat setuju
dengan fatwa MUI bahwa bunga bank haram.
Tabel 4.19
Menghindari Bunga Karena Bertentangan Dengan
Ajaran Agama
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 13 13.0 13.0 15.0
Setuju 58 58.0 58.0 73.0
Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas sebanyak 2 responden menyatakan tidak
setuju, 13 responden ragu-ragu, 58 reponden menyatakan
setuju dan 27 responden menyatakan sangat setuju bahwa
mereka menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran
agama.
Page 127
112
e. Faktor Merek dan Kualitas Manajemen
Tabel 4.20
Nama BSMI Yang Sudah Terkenal dan Terpercaya
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
Ragu-ragu 16 16.0 16.0 17.0
Setuju 78 78.0 78.0 95.0
Sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas sebanyak 1 responden menyatakan tidak
setuju, 16 responden ragu-ragu, 78 reponden menyatakan
setuju dan sisanya 5 responden menyatakan sangat setuju
bahwa nama BSMI sudah terkenal dan terpercaya.
Tabel 4.21
BSMI Merupakan Kelompok Perusahaan PARA
Group Yang Reputasinya Cukup Baik
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 17 17.0 17.0 19.0
Setuju 64 64.0 64.0 83.0
Sangat setuju 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas sebanyak 2 responden menyatakan tidak
setuju, 17 responden ragu-ragu, 64 reponden menyatakan
setuju dan sisanya 17 responden menyatakan sangat setuju
bahwa BSMI merupakan kelompok perusahaan para group
yang reputasinya cukup baik.
Page 128
113
Tabel 4.22
Pimpinan (Manajemen) BSMI Terdiri Dari Orang-
orang Terpercaya dan Profesional
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
Ragu-ragu 19 19.0 19.0 20.0
Setuju 68 68.0 68.0 88.0
Sangat setuju 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.22 dapat dilihat, sebanyak 1 responden
menyatakan tidak setuju, sebanyak 19 responden menyatakan
ragu-ragu, sebanyak 68 responden menyatakan setuju dan
sisanya sebanyak 12 responden menyatakan sangat setuju
bahwa pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang
terpercaya dan profesional.
f. Faktor Fasilitas
Tabel 4.23
Banyaknya Kantor Cabang Dan Gallery BSMI Di
Berbagai Daerah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 10 10.0 10.0 10.0
Ragu-ragu 53 53.0 53.0 63.0
Setuju 29 29.0 29.0 92.0
Sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel ini menggambarkan pendapat responden pada
pernyataan banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di
berbagai daerah. Sebanyak 10 orang responden menyatakan
Page 129
114
tidak setuju, 53 responden menjawab ragu-ragu, 29 responden
menjawab setuju dan sisanya sebanyak 8 responden
menyatakan sangat setuju akan banyaknya kantor cabang dan
gallery BSMI di berbagai daerah.
Tabel 4.24
Banyaknya Jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega,
BCA, Prima, dan ATM Bersama)
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 16 16.0 16.0 18.0
Setuju 55 55.0 55.0 73.0
Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel ini menggambarkan pernyataan tentang fasilitas
banyaknya jaringan ATM yang dapat diakses oleh pemegang
rekening BSMI. Dari 100 responden yang menjadi sampel 2
orang responden menjawab tidak setuju, 16 responden
menjawab ragu-ragu, 55 responden menjawab setuju dan
sisanya sebanyak 27 orang responden menjawab sangat setuju.
Dari total keseluruhan sebanyak 55% responden menyatakan
setuju dan 27% sangat setuju dengan banyaknya fasilitas
jaringan ATM yang dapat diakses oleh pemegang rekening
BSMI. Oleh karena itu ada kemungkinan alasan preferensi
nasabah menggunakan produk dan jasa BSMI dikarenakan
oleh banyakna fasilitas jaringan ATM yang dapat diakses oleh
Page 130
115
pemegang rekening BSMI untuk mempermudah dalam setiap
transaksi perbankan yang dilakukan oleh nasabah.
Tabel 4.25
Sarana Pelayanan Transaksi Perbankan BSMI Yang
Lengkap
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
Ragu-ragu 12 12.0 12.0 18.0
Setuju 65 65.0 65.0 83.0
Sangat setuju 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas, ada 6 responden yang menyatakan tidak setuju
dengan sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap,
12 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 65 responden
menyatakan setuju, dan sisanya sebanyak 17 responden menyatakan
sangat setuju terdapatnya sarana pelayanan transaksi perbankan
BSMI yang lengkap. Hal ini dapat menggambarkan bahwa secara
keseluruhan nasabah beranggapan bahwa sarana pelayanan transaksi
pada BSMI cukup lengkap.
g. Faktor Pelayanan
Tabel 4.26
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Cepat
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
Ragu-ragu 9 9.0 9.0 12.0
Setuju 69 69.0 69.0 81.0
Sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Page 131
116
Dari tabel diatas dapat dilihat, ada 3 responden yang
menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan pegawai BSMI yang
cepat, sebanyak 9 responden menyatakan ragu-ragu, dan jumlah
terbesar yaitu 69 responden menyatakan pelayanan pegawai BSMI
cepat, dan sebanyak 19 responden menyatakan sangat setuju.
Tabel 4.27
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Ramah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
Setuju 65 65.0 65.0 66.0
Sangat setuju 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.27 dapat dilihat hanya ada 1 responden yang
menyatakan tidak setuju dengan keramahan setiap pegawai
BSMI, sebanyak 65 responden menyatakan setuju, dan 34
responden yang menyatakan sangat setuju tentang adanya
keramahan setiap pegawai BSMI. Hal ini mencerminkan setiap
karyawan BSMI baik yang bertindak di front liner maupun
back office memiliki sikap yang cukup ramah.
Tabel 4.28
Pelayanan Pegawai BSMI Yang Tanggap dan
Memuaskan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 7 7.0 7.0 9.0
Setuju 64 64.0 64.0 73.0
Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Page 132
117
Dari tabel diatas dapat dilihat, ada 2 responden yang
menyatakan tidak setuju terhadap pelayanan pegawai BSMI
yang tanggap dan memuaskan, sebanyak 7 responden
menyatakan ragu-ragu, sebanyak 64 responden menyatakan
setuju, dan sebanyak 27 responden menyatakan pelayanan
pegawai BSMI sangat tanggap memuaskan.
Tabel 4.29
Adanya Kesabaran Yang Tinggi Dari Pegawai BSMI
Saat Melayani Nasabah
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 4 4.0 4.0 6.0
Setuju 64 64.0 64.0 70.0
Sangat setuju 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas, dapat dilihat ada 2 responden yang
menyatakan tidak setuju mengenai adanya kesabaran yang
tinggi setiap pegawai saat melayani nasabah, 4 responden
menyatakan ragu-ragu, 64 responden menyatakan setuju, dan
30 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini menyatakan
bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa pegawai
BSMI memiliki kesabaran yang cukup tinggi ketika melayani
nasabah.
Page 133
118
h. Faktor Lokasi
Tabel 4.30
Lokasi BSMI Yang Strategis
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 47 47.0 47.0 49.0
Setuju 43 43.0 43.0 92.0
Sangat setuju 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas, dapat dilihat ada 2 responden yang
menyatakan tidak setuju mengenai lokasi BSMI yang strategis,
47 responden menyatakan ragu-ragu, 43 responden
menyatakan setuju, dan 8 responden menyatakan sangat
setuju.
Tabel 4.31
Lokasi BSMI Yang Mudah Ditemukan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 11 11.0 11.0 11.0
Ragu-ragu 52 52.0 52.0 63.0
Setuju 32 32.0 32.0 95.0
Sangat setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel ini menggambarkan pendapat responden pada
pernyataan lokasi BSMI yang mudah ditemukan. Sebanyak 11
orang responden menyatakan tidak setuju, 52 responden
menjawab ragu-ragu, 32 responden menjawab setuju dan
Page 134
119
sisanya sebanyak 5 responden menyatakan sangat setuju akan
lokasi BSMI yang mudah ditemukan.
Tabel 4.32
Gedung (Tempat) BSMI Menarik, Nyaman, dan
Menyenangkan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
Ragu-ragu 13 13.0 13.0 16.0
Setuju 69 69.0 69.0 85.0
Sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel tersebut, dapat dilihat 3 responden menyatakan
tidak setuju dengan Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman,
dan menyenangkan, 13 responden menyatakan ragu-ragu,
sebanyak 69 responden menyatakan setuju, dan yang
menyatakan sangat setuju berjumlah 15 responden.
i. Faktor Sosial
Tabel 4.33
Mendapat Rekomendasi Dari Keluarga
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 24 24.0 24.0 24.0
Ragu-ragu 9 9.0 9.0 33.0
Setuju 52 52.0 52.0 85.0
Sangat setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel tersebut, dapat dilihat 24 responden menyatakan
tidak setuju bahwa mereka mendapat rekomendasi dari pihak
keluarga untuk menjadi nasabah BSMI, 9 responden
Page 135
120
menyatakan ragu-ragu, sebanyak 52 responden menyatakan
setuju, dan 15 responden sangat setuju bahwa mereka
mendapat saran atau rekomendasi dari keluarga untuk menjadi
nasabah BSMI.
Tabel 4.34
Mendapat Rekomendasi Dari Teman/Relasi
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 14 14.0 14.0 14.0
Ragu-ragu 5 5.0 5.0 19.0
Setuju 53 53.0 53.0 72.0
Sangat setuju 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.34 diatas, dapat dilihat sebanyak 14 responden
menyatakan tidak setuju, ada 5 responden yang menyatakan
ragu-ragu, 53 responden menyatakan setuju, dan 28 responden
sangat setuju bahwa mereka mendapat rekomendasi dari
teman/relasi untuk menjadi nasabah BSMI.
j. Faktor Produk
Tabel 4.35
Produk-produk Perbankan Yang Beragam, Menarik,
dan Inovatif
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 6 6.0 6.0 8.0
Setuju 67 67.0 67.0 75.0
Sangat setuju 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Page 136
121
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 2 responden yang
tidak setuju dengan pernyataan bahwa BSMI memiliki produk-
produk perbankan yang beragam, menarik dan inovatif,
sebanyak 6 responden menyatakan ragu-ragu, 67 responden
atau suara mayoritas menyatakan setuju bahwa produk BSMI
beragam menarik dan inovatif, dan sisanya sebanyak 25
responden menjawab sangat setuju pada pertanyaan ini. Ini bisa
diduga mayoritas responden menggunakan produk dan jasa
BSMI dikarenakan adanya keberagaman produk dan inovasi
yang dilakukan oleh BSMI sehingga membuat calon
nasabahnya merasa tertarik untuk menggunakan produk dan
jasa yang ditawarkan oleh BSMI.
Tabel 4.36
Fitur2 Pendukung/Keuntungan Yang Terdapat Dalam
Produk
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
Ragu-ragu 8 8.0 8.0 10.0
Setuju 58 58.0 58.0 68.0
Sangat setuju 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.36 diatas dapat dilihat, ada 2 responden yang
menyatakan tidak setuju bahwa sudah adanya fitur-fitur
pendukung atau keuntungan yang terdapat dalam produk,
sebanyak 8 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden
menyatakan setuju, dan sebanyak 32 responden menyatakan
Page 137
122
sangat setuju bahwa sudah adanya fitur-fitur pendukung atau
keuntungan yang terdapat dalam produk yang ditawarkan oleh
BSMI.
Tabel 4.37
Perolehan Bagi Hasil Yang Sesuai Harapan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak setuju 6 6.0 6.0 6.0
Ragu-ragu 13 13.0 13.0 19.0
Setuju 65 65.0 65.0 84.0
Sangat setuju 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Hasil Output SPSS
Tabel ini menggambarkan pernyataan mengenai perolehan
bagi hasil pada BSMI yang sudah sesuai dengan harapan
nasabah. Sebanyak 6 responden menyatakan tidak setuju
terhadap perolehan bagi hasil yang sudah sesuai dengan
harapan nasabah, 13 responden manyatakan ragu-ragu, 65
responden menyatakan setuju pada pernyataan ini dan sisanya
sebanyak 16 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti
mayoritas dari sampel setuju bahwa perolehan bagi hasil sudah
sesuai dengan harapan nasabah.
2. Hasil Analisis Faktor
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
sejumlah 24 butir variabel yang telah lolos pada proses
pengujian validitas dan reliabilitas sebelumnya.
Page 138
123
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan
Ke-24 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel,
dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilai
dari KMO and Barlett’s test dan MSA (Measures Of Sampling
Adequacy) nya diatas 0,5. Hasil dari analisis dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.38
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.702
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 1087.683
Df 276
Sig. .000
Sumber: Hasil Output SPSS
Angka KMO and Bartlett Test adalah 0,702 dengan tingkat
signifikansi 0,000. oleh karena angka tersebut sudah diatas 0,5
dan signifikansi jauh dibawah 0,05 (0,000<0,05), maka
variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis
lebih lanjut.
Kemudian dapat dilihat Angka MSA dalam tabel Anti-
image Matrices pada Anti-Image Correlation, pada angka
korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan
bawah) tabel terlampir. Angka MSA untuk variabel BSMI
terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
adalah 0,725, untuk variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip
Page 139
124
syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan adalah
0,706, untuk variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga
(riba) adalah 0,735, untuk variabel Investasi/pembiayaan
BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik adalah 0,607.
Untuk variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga
bank haram adalah 0,516, untuk variabel menghindari bunga
karena bertentangan dengan ajaran agama adalah 0,578.
Untuk variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan
terpercaya adalah 0,677, untuk variabel BSMI merupakan
kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup
baik adalah 0,619, untuk variabel pimpinan (manajemen)
BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional
adalah 0,744.
Untuk variabel banyaknya kantor cabang dan gallery
BSMI di berbagai daerah adalah 0,662, untuk variabel
banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA,
Prima, dan ATM Bersama) adalah 0,756, untuk variabel sarana
pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap adalah
0,776.
Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat
adalah 0,771, untuk variable pelayanan pegawai BSMI yang
ramah adalah 0,735, untuk variabel pelayanan pegawai BSMI
Page 140
125
yang tanggap dan memuaskan adalah 0,834, untuk variabel
adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat
melayani nasabah adalah 0,780.
Untuk variabel lokasi BSMI yang strategis adalah 0,736,
untuk variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan adalah
0,596, untuk variabel gedung (tempat) BSMI menarik,
nyaman, dan menyenangkan adalah 0,660.
Untuk variabel mendapat rekomendasi dari keluarga
adalah 0,766, untuk variabel mendapat rekomendasi dari
teman/relasi adalah 0,745.
Untuk variabel produk-produk perbankan yang beragam,
menarik, dan inovatif adalah 0,658, untuk variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk adalah
0,714, dan terakhir untuk variabel perolehan bagi hasil yang
sesuai harapan adalah 0,729.
Dari 24 variabel tersebut diatas berdasarkan kriteria angka
MSA di atas 0,5, maka terlihat bahwa semua variabel sudah
memiliki MSA di atas 0,5. Dengan demikian ke-24 variabel
dapat dianalisis lebih lanjut.
Page 141
126
c. Melakukan faktoring dan rotasi
Setelah semua variabel memenuhi syarat untuk dapat
dianalisis lebih lanjut, tahap selanjutnya adalah melakukan
proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan faktoring dan
rotasi, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Metode
faktoring (pembuatan faktor/ekstraksi variabel) ini
menggunakan Principal Component Analysis. Setelah
beberapa faktor terbentuk, dengan sebuah faktor yang berisi
sejumlah variabel, mungkin saja sebuah variabel sulit untuk
ditentukan akan masuk ke dalam faktor yang mana. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka akan dilakukan proses rotasi
pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisi
sebuah variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu
atau ke faktor yang lain. Dalam penelitian ini proses rotasi
dilakukan dengan menggunakan metode rotasi Orthogonal
yaitu Varimax.
Page 142
127
Tabel 4.39
Communalities
Extraction Method: Principal Component Analysis
Sumber: Hasil Output SPSS
Initial Extraction
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan 1.000 .635
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan 1.000 .667
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) 1.000 .573
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik 1.000 .681
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram 1.000 .798
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama 1.000 .718
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya 1.000 .729
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik 1.000 .617
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional 1.000 .570
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah 1.000 .677
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) 1.000 .711
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap 1.000 .611
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat 1.000 .456
Pelayanan pegawai BSMI yang ramah 1.000 .739
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan 1.000 .784
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah 1.000 .608
Lokasi BSMI yang strategis 1.000 .735
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan 1.000 .804
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan 1.000 .770
Mendapat rekomendasi dari keluarga 1.000 .674
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi 1.000 .707
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif 1.000 .820
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk 1.000 .813
Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan 1.000 .487
Page 143
128
Dari tabel 4,39 diatas dapat dilihat bahwa variabel BSMI
terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan
angkanya adalah 0,635, hal ini menunjukkan bahwa sekitar
63,5% varians dari variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil
yang lebih adil dan menentramkan bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip
syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan
angkanya adalah 0,667, hal ini menunjukkan bahwa sekitar
66,7% varians dari variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip
syariah Islam dalam setiap praktek transaksi perbankan bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel transaksi
perbankan BSMI bebas bunga (riba) angkanya adalah 0,573,
hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57,3% varians dari variabel
transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan
baik angkanya adalah 0,681, hal ini menunjukkan bahwa sekitar
68,1% varians dari variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya
untuk bisnis yang halal dan baik bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
Untuk variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga
bank haram angkanya adalah 0,798, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 79,8% varians dari variabel Setuju dengan fatwa MUI
Page 144
129
bahwa Bunga bank haram bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama angkanya adalah 0,718, hal
ini menunjukkan bahwa sekitar 71,8% varians dari variabel
menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan
terpercaya angkanya adalah 0,729, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 72,9% varians dari variabel Nama BSMI yang sudah
terkenal dan terpercaya dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
angkanya adalah 0,617, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,7%
varians dari variabel BSMI merupakan kelompok perusahaan
PARA Group yang reputasinya cukup baik dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Untuk variabel pimpinan (manajemen)
BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional
angkanya adalah 0,570, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57%
varians dari variabel Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan professional dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
Untuk variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI
di berbagai daerah angkanya adalah 0,677, hal ini menunjukkan
Page 145
130
bahwa sekitar 67,7% varians dari variabel Banyaknya kantor
cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) angkanya adalah 0,711, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 71,1% varians dari variabel Banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel sarana
pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap angkanya
adalah 0,611, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 61,1% varians
dari variabel Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat
angkanya adalah 0,456, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 45,6%
varians dari variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah angkanya adalah 0,739, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 73,9% varians dari variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk variabel pelayanan pegawai BSMI yang
tanggap dan memuaskan angkanya adalah 0,784, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 78,4% varians dari variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
Page 146
131
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel adanya
kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani
nasabah angkanya adalah 0,608, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 60,8% varians dari variabel adanya kesabaran yang tinggi
dari pegawai BSMI saat melayani nasabah dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
Untuk variabel lokasi BSMI yang strategis angkanya adalah
0,735, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73,5% varians dari
variabel lokasi BSMI yang strategis bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan angkanya adalah 0,804, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 80,4% varians dari variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk
variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan angkanya adalah 0,770, hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 77% varians dari variabel gedung (tempat) BSMI
menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
Untuk variabel mendapat rekomendasi dari keluarga
angkanya adalah 0,674, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 67,4%
varians dari variabel mendapat rekomendasi dari keluarga bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi angkanya adalah 0,707, hal ini
Page 147
132
menunjukkan bahwa sekitar 70,7% varians dari variabel Mendapat
rekomendasi dari teman/relasi bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
Untuk variabel produk-produk perbankan yang beragam,
menarik, dan inovatif angkanya adalah 0,820, hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 82% varians dari variabel produk-
produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk angkanya
adalah 0,813, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 81,3% varians
dari variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat
dalam produk bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk
variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan angkanya
adalah 0,487, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 48,7% varians
dari variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan bisa
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dengan ketentuan bahwa
semakin besar nilai Communalities sebuah variabel, berarti
semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Mengenai berapa jumlah faktor yang akan terbentuk dari
24 variabel diatas, dapat dilihat dari tabel berikut:
Page 148
133
Tabel 4.40
Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 5.963 24.846 24.846 5.963 24.846 24.846
2 2.799 11.664 36.510 2.799 11.664 36.510
3 2.082 8.673 45.184 2.082 8.673 45.184
4 1.867 7.779 52.963 1.867 7.779 52.963
5 1.399 5.830 58.793 1.399 5.830 58.793
6 1.172 4.883 63.675 1.172 4.883 63.675
7 1.102 4.593 68.268 1.102 4.593 68.268
8 .897 3.737 72.004
9 .849 3.539 75.544
10 .832 3.466 79.010
11 .698 2.910 81.920
12 .609 2.539 84.459
13 .583 2.427 86.886
14 .494 2.058 88.943
15 .442 1.844 90.787
16 .367 1.530 92.317
17 .357 1.486 93.803
18 .327 1.361 95.164
19 .281 1.173 96.337
20 .267 1.114 97.451
21 .221 .921 98.372
22 .171 .711 99.083
23 .128 .532 99.614
24 .093 .386 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Output SPSS
Page 149
134
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 variabel yang
dimasukkan ke dalam analisis faktor, hanya tujuh faktor yang
terbentuk, karena dengan satu faktor, angka eigenvalues diatas
1, dengan dua faktor angka eigenvalues juga masih diatas 1,
dengan tiga faktor, angka eigenvalues masih diatas 1, dengan
empat faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1. Dengan
lima faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1, dengan
enam faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1. Dengan
tujuh faktor, angka eigenvalues juga masih diatas 1, yakni
1.102. Namun untuk 8 faktor angka eigenvalues sudah
dibawah 1, yakni 0.897, sehingga proses faktoring seharusnya
berhenti pada 7 faktor saja.
Gambar 4.11
. Sumber: Hasil Output SPSS
242322212019181716151413121110987654321
Component Number
6
5
4
3
2
1
0
Eige
nval
ue
Scree Plot
Page 150
135
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang
didapat dengan perhitungan angka, sedangkan Scree Plot
menampilkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu
kedua faktor (garis horizontal dari sumbu Component Number = 1
ke 2), arah garis menurun dengan sangat tajam. Kemudian dari
angka 2 ke 3, garis masih menurun tetapi tidak setajam seperti dari
angka 1 ke 2. Demikian pula dari angka 3 ke 4, dari angka 4 ke 5
garis masih menurun. Begitu juga dari angka 5 ke 6, namun kini
dengan slope yang lebih kecil dan semakin kecil, dan dari angka 7
ke 8 garis terus menurun. Perhatikan faktor 8 sudah dibawah angka
1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa tujuh
faktor adalah jumlah yang paling bagus untuk meringkas ke 24
variabel tersebut.
Page 151
136
Tabel 4.41
Component Matrix(a)
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 7 components extracted.
Sumber: Hasil Output SPSS
Component
1 2 3 4 5 6 7
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan .461 .316 -.230 -.036 .417 .124 .280
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan .503 .300 -.282 .100 .196 .191 -.399
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) .528 .429 .038 .267 .102 .145 .081
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik .281 .627 -.038 .025 .409 .128 -.152
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram .264 .521 .337 .463 -.319 .149 .072
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama .336 .445 .348 .412 -.263 .197 -.092
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya .439 .172 -.301 -.097 -.059 -.309 .554
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik .377 .549 .140 -.349 -.141 -.100 .042
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional .419 .313 -.268 -.337 .300 -.022 -.144
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah .327 .294 .528 -.326 .005 -.242 .203
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) .409 .247 -.140 .126 .096 -.643 -.157
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap .680 -.128 .204 .105 -.085 -.037 -.266
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat .490 -.038 .090 -.356 -.281 .019 .011
Pelayanan pegawai BSMI yang ramah .595 -.159 -.349 -.388 -.271 .113 -.036
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan .706 -.051 -.183 -.341 -.204 .246 -.176
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah .613 -.075 -.034 -.308 -.359 .039 -.010
Lokasi BSMI yang strategis .352 -.301 .527 -.119 .465 .030 .107
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan .392 -.387 .545 -.254 .366 .024 -.069
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan .598 -.558 .244 .058 .038 .137 -.132
Mendapat rekomendasi dari keluarga .515 -.363 -.304 .304 .037 .160 .254
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi .509 -.287 -.337 .264 .139 .270 .301
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif .626 -.291 .063 .463 -.051 -.337 -.091
Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk .681 -.288 -.214 .263 .009 -.359 -.149
Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan .476 -.025 .367 .077 -.100 .078 .322
Page 152
137
Setelah diketahui bahwa tujuh faktor adalah jumlah yang
paling optimal dalam faktoring, tabel Component Matrix diatas
menunjukkan distribusi keduapuluh empat variabel pada tujuh
faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada
tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan
besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor
2, faktor 3 dan seterusnya sampai faktor 7. Selanjutnya dalam
proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang
mana dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan
besarnya korelasi pada setiap baris.
1) Variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan
Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi
hasil yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan
faktor 1 adalah +0,461 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil
yang lebih adil dan menentramkan sesuai dengan faktor 2
adalah +0,316 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan sesuai dengan faktor 3 adalah -0,230
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan
menentramkan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,036
Page 153
138
(sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan sesuai dengan faktor 5 adalah +0,417
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan
menentramkan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,124
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan
menentramkan sesuai dengan faktor 7 adalah +0,280
(lemah karena dibawah 0,5).
2) Variabel BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah Islam
dalam setiap praktek transaksi perbankan
Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsip-
prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi
perbankan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,503 (kuat
karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel BSMI
menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap
praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 2 adalah
+0,300 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel BSMI menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam
dalam setiap praktek transaksi perbankan sesuai dengan
faktor 3 adalah -0,282 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel BSMI menggunakan prinsip-
prinsip syariah Islam dalam setiap praktek transaksi
Page 154
139
perbankan sesuai dengan faktor 4 adalah +0,100 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BSMI
menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam dalam setiap
praktek transaksi perbankan sesuai dengan faktor 5 adalah
+0,196 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel BMI sesuai dengan faktor 6 adalah +0,191 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel BMI sesuai
dengan faktor 7 adalah -0,399 (lemah karena dibawah 0,5).
3) Variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI bebas
bunga (riba) sesuai dengan faktor 1 adalah +0,528 (kuat karena
diatas 0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan
BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 2 adalah
+0,429 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan
faktor 3 adalah +0,038 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI bebas
bunga (riba) sesuai dengan faktor 4 adalah +0,267 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel transaksi
perbankan BSMI bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 5
adalah +0,102 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
sesuai dengan faktor 6 adalah +0,145 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel transaksi perbankan BSMI
Page 155
140
bebas bunga (riba) sesuai dengan faktor 7 adalah +0,081
(sangat lemah karena dibawah 0,5).
4) Variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik
Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI
hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor
1 adalah +0,281 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik sesuai dengan faktor 2 adalah +0,627
(cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal
dan baik sesuai dengan faktor 3 adalah -0,038 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan
BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan
faktor 4 adalah +0,025 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya
untuk bisnis yang halal dan baik sesuai dengan faktor 5
adalah +0,409 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik sesuai dengan faktor 6 adalah +0,128
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal
dan baik sesuai dengan faktor 7 adalah -0,152 (lemah karena
dibawah 0,5).
Page 156
141
5) Variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank
haram
Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa
Bunga bank haram sesuai dengan faktor 1 adalah +0,264
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju
dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan
faktor 2 adalah +0,521 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara
variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank
haram sesuai dengan faktor 3 adalah +0,337 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa
MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan faktor 4 adalah
+0,463 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai
dengan faktor 5 adalah -0,319 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel setuju dengan fatwa MUI bahwa
Bunga bank haram sesuai dengan faktor 6 adalah +0,149
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel setuju
dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram sesuai dengan
faktor 7 adalah +0,072 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
6) Variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan
ajaran agama
Korelasi antara variabel menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 1
adalah +0,336 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan
Page 157
142
ajaran agama sesuai dengan faktor 2 adalah +0,445 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari
bunga karena bertentangan dengan ajaran agama sesuai
dengan faktor 3 adalah +0,348 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 4
adalah +0,412 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel menghindari bunga karena bertentangan dengan
ajaran agama sesuai dengan faktor 5 adalah -0,263 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel menghindari
bunga karena bertentangan dengan ajaran agama sesuai
dengan faktor 6 adalah +0,197 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama sesuai dengan faktor 7
adalah -0,092 (sangat lemah karena dibawah 0,5).
7) Variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah terkenal
dan terpercaya sesuai dengan faktor 1 adalah +0,439 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI
yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 2
adalah +0,172 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
sesuai dengan faktor 3 adalah -0,301 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah
Page 158
143
terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 4 adalah -0,097
(sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai
dengan faktor 5 adalah -0,059 (sangat lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel nama BSMI yang sudah
terkenal dan terpercaya sesuai dengan faktor 6 adalah -0,309
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel nama
BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya sesuai dengan
faktor 7 adalah +0,554 (kuat karena diatas 0,5).
8) Variabel BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA
Group yang reputasinya cukup baik
Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 1 adalah +0,377 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 2 adalah +0,549 (kuat karena diatas 0,5).
Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 3 adalah +0,140 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 4 adalah -0,349 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
Page 159
144
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 5 adalah -0,141 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 6 adalah -0,100 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel BSMI merupakan kelompok
perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik
sesuai dengan faktor 7 adalah +0,042 (sangat lemah karena
dibawah 0,5).
9) Variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan professional
Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI
terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional sesuai
dengan faktor 1 adalah +0,419 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri
dari orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan
faktor 2 adalah +0,313 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor
3 adalah -0,268 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 4
adalah -0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
Page 160
145
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 5
adalah +0,300 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor 6
adalah -0,022 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan profesional sesuai dengan faktor
7 adalah -0,144 (lemah karena dibawah 0,5).
10) Variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di
berbagai daerah
Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan
gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 1
adalah +0,327 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di
berbagai daerah sesuai dengan faktor 2 adalah +0,294 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah sesuai
dengan faktor 3 adalah +0,528 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi
antara variabel banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI
di berbagai daerah sesuai dengan faktor 4 adalah -0,326
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai
daerah sesuai dengan faktor 5 adalah +0,005 (sangat lemah
karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
Page 161
146
kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah sesuai
dengan faktor 6 adalah -0,242(lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel banyaknya kantor cabang dan
gallery BSMI di berbagai daerah sesuai dengan faktor 7
adalah +0,203 (lemah karena dibawah 0,5).
11) Variabel banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank
Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM BSMI
(ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
sesuai dengan faktor 1 adalah +0,409 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) sesuai dengan faktor 2 adalah +0,247 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) sesuai dengan faktor 3 adalah -0,140 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) sesuai dengan faktor 4 adalah +0,126 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya jaringan
ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) sesuai dengan faktor 5 adalah +0,096 (sangat lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel banyaknya
Page 162
147
jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan
ATM Bersama) sesuai dengan faktor 6 adalah -0,643 (cukup
kuat karena diatas 0,5), tanda ”-” hanya menunjukka arah
korelasi. Korelasi antara variabel banyaknya jaringan ATM
BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama) sesuai dengan faktor 7 adalah -0,157 (lemah karena
dibawah 0,5).
12) Variabel sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap
Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 1 adalah
+0,680 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
sesuai dengan faktor 2 adalah -0,128 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 3 adalah
+0,204 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap
sesuai dengan faktor 4 adalah +0,105 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan transaksi
perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan faktor 5 adalah
-0,085 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap sesuai dengan faktor 6 adalah -0,037 (sangat lemah
Page 163
148
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel sarana pelayanan
transaksi perbankan BSMI yang lengkap sesuai dengan
faktor 7 adalah -0,266 (lemah karena dibawah 0,5).
13) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat
Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
cepat sesuai dengan faktor 1 adalah +0,490 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 2 adalah -0,038 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 3 adalah
+0,090 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan
faktor 4 adalah -0,356 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang cepat sesuai
dengan faktor 5 adalah -0,281 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
cepat sesuai dengan faktor 6 adalah +0,019 (sangat lemah
karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang cepat sesuai dengan faktor 7 adalah
+0,011 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
14) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah
Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
ramah sesuai dengan faktor 1 adalah +0,595 (kuat karena diatas
0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
Page 164
149
ramah sesuai dengan faktor 2 adalah -0,159 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 3 adalah -0,349
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 4 adalah -
0,388 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan faktor 5
adalah -0,271 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai dengan
faktor 6 adalah +0,113 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang ramah sesuai
dengan faktor 7 adalah -0,036 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5).
15) Variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
memuaskan
Korelasi antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang
tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,706
(cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
sesuai dengan faktor 2 adalah -0,051 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan pegawai
BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan faktor 3
adalah -0,183 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
Page 165
150
memuaskan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,341 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan
faktor 5 adalah -0,204 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
memuaskan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,246 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel pelayanan
pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan sesuai dengan
faktor 7 adalah -0,176 (lemah karena dibawah 0,5).
16) Variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI
saat melayani nasabah
Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang tinggi
dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan
faktor 1 adalah +0,613 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi
antara variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai
BSMI saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 2 adalah -
0,075 (sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI
saat melayani nasabah sesuai dengan faktor 3 adalah -0,034
(sangat lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat
melayani nasabah sesuai dengan faktor 4 adalah -0,308 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya
kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani
Page 166
151
nasabah sesuai dengan faktor 5 adalah -0,359 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang
tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai
dengan faktor 6 adalah +0,039 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel adanya kesabaran yang
tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah sesuai
dengan faktor 7 adalah -0,010 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5).
17) Variabel lokasi BSMI yang strategis
Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis
sesuai dengan faktor 1 adalah +0,352 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis
sesuai dengan faktor 2 adalah -0,301 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis
sesuai dengan faktor 3 adalah +0,527 (kuat karena diatas 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai
dengan faktor 4 adalah -0,119 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai
dengan faktor 5 adalah +0,465 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang strategis sesuai
dengan faktor 6 adalah +0,030 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang
strategis sesuai dengan faktor 7 adalah +0,107 (lemah karena
dibawah 0,5).
Page 167
152
18) Variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan
Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang mudah
ditemukan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,392 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI yang
mudah ditemukan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,387 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI
yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 3 adalah +0,545
(kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel lokasi BSMI
yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 4 adalah -0,254
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel lokasi
BSMI yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 5 adalah
+0,366 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
lokasi BSMI yang mudah ditemukan sesuai dengan faktor 6
adalah +0,024 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel lokasi BSMI yang mudah ditemukan sesuai
dengan faktor 7 adalah -0,069 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5).
19) Variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan
Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik,
nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 1 adalah
+0,598 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel gedung
(tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan
sesuai dengan faktor 2 adalah -0,558 (kuat karena diatas 0,5)
Page 168
153
tanda ”-” hanya menunjukkan arah korelasi. Korelasi antara
variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan sesuai dengan faktor 3 adalah +0,244 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat)
BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan
faktor 4 adalah +0,058 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel gedung (tempat) BSMI menarik,
nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan faktor 5 adalah
+0,038 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan sesuai dengan faktor 6 adalah +0,137 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel gedung (tempat)
BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan
faktor 7 adalah -0,132 (lemah karena dibawah 0,5).
20) Variabel mendapat rekomendasi dari keluarga
Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
keluarga sesuai dengan faktor 1 adalah +0,515 (kuat karena
diatas 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi
dari keluarga sesuai dengan faktor 2 adalah -0,363 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 3 adalah -
0,304 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
mendapat rekomendasi dari keluarga sesuai dengan faktor 4
adalah +0,304 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara
Page 169
154
variabel mendapat rekomendasi dari keluarga sesuai dengan
faktor 5 adalah +0,037 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari keluarga
sesuai dengan faktor 6 adalah +0,160 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
keluarga sesuai dengan faktor 7 adalah +0,254 (lemah karena
dibawah 0,5).
21) Variabel mendapat rekomendasi dari teman/relasi
Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
teman/relasi sesuai dengan faktor 1 adalah +0,509 (kuat karena
diatas 0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi
dari teman/relasi sesuai dengan faktor 2 adalah -0,287 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 3 adalah -
0,337 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
mendapat rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan
faktor 4 adalah +0,264 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi
antara variabel mendapat rekomendasi dari teman/relasi
sesuai dengan faktor 5 adalah +0,139 (lemah karena dibawah
0,5). Korelasi antara variabel mendapat rekomendasi dari
teman/relasi sesuai dengan faktor 6 adalah +0,270 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel mendapat
rekomendasi dari teman/relasi sesuai dengan faktor 7 adalah
+0,301 (lemah karena dibawah 0,5).
Page 170
155
22) Variabel produk-produk perbankan yang beragam,
menarik, dan inovatif
Korelasi antara variabel produk-produk perbankan yang
beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 1 adalah
+0,626 (kuat karena diatas 0,5). Korelasi antara variabel
produkproduk perbankan yang beragam, menarik, dan
inovatif sesuai dengan faktor 2 adalah -0,291 (lemah karena
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai
dengan faktor 3 adalah +0,063 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai
dengan faktor 4 adalah +0,463 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel produk-produk perbankan yang
beragam, menarik, dan inovatif sesuai dengan faktor 5 adalah
-0,051 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel produk-produk perbankan yang beragam, menarik,
dan inovatif sesuai dengan faktor 6 adalah -0,337 (lemah
karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel produk-produk
perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif sesuai
dengan faktor 7 adalah -0,091 (sangat lemah karena jauh
dibawah 0,5).
Page 171
156
23) Variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat
dalam produk
Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung atau
keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai dengan
faktor 1 adalah +0,681 (cukup kuat karena diatas 0,5). Korelasi
antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan yang
terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 2 adalah -0,288
(lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai
dengan faktor 3 adalah -0,214 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan
yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 4 adalah
+0,263 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam
produk sesuai dengan faktor 5 adalah +0,009 (sangat lemah
karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel fitur-fitur
pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk sesuai
dengan faktor 6 adalah -0,359 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel fitur-fitur pendukung/keuntungan
yang terdapat dalam produk sesuai dengan faktor 7 adalah -
0,149 (lemah karena dibawah 0,5).
24) Variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan
Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 1 adalah +0,476 (lemah karena
Page 172
157
dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil
yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 2 adalah -0,025
(sangat lemah karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara
variabel perolehan bagi hasil yang sesuai harapan sesuai
dengan faktor 3 adalah +0,367 (lemah karena dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 4 adalah +0,077 (sangat lemah
karena jauh dibawah 0,5). Korelasi antara variabel perolehan
bagi hasil yang sesuai harapan sesuai dengan faktor 5 adalah -
0,100 (lemah karena dibawah 0,5). Korelasi antara variabel
perolehan bagi hasil yang sesuai harapan sesuai dengan
faktor 6 adalah +0,078 (sangat lemah karena jauh dibawah 0,5).
Korelasi antara variabel perolehan bagi hasil yang sesuai
harapan sesuai dengan faktor 7 adalah +0,322 (lemah karena
dibawah 0,5).
Karena masih ada beberapa variabel yang belum jelas akan
dimasukkan ke faktor mana, maka perlu dilakukan proses rotasi
(rotation) agar semakin jelas sebuah variabel akan dimasukkan
pada faktor 1,2,3,4,5,6, atau 7.
Page 173
158
Tabel 4.42
Rotated Component Matrix(a)
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations.
Sumber: Hasil Output SPSS
Component
1 2 3 4 5 6 7
BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan .048 .628 .104 .060 .314 -.024 .352
BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan .236 .661 -.079 .164 .152 .234 -.251
Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba) .071 .463 .061 .521 .195 .131 .152
Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik -.081 .774 .022 .252 -.101 -.002 .033
Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank haram -.018 .064 -.083 .882 -.032 .051 .072
Menghindari bunga karena bertentangan dengan ajaran agama .062 .126 .004 .826 -.039 .092 -.080
Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya .225 .147 -.117 .002 .240 .196 .740
BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA Group yang reputasinya cukup baik .382 .347 .019 .287 -.369 -.005 .363
Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang terpercaya dan professional .293 .658 .028 -.149 -.053 .097 .130
Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah .191 .094 .434 .260 -.406 .029 .459
Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) .021 .300 -.072 .027 -.158 .720 .267
Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap .405 .098 .344 .288 .112 .450 -.144
Pelayanan pegawai BSMI yang cepat .623 .002 .178 .090 -.043 .058 .151
Pelayanan pegawai BSMI yang ramah .792 .131 -.039 -.139 .238 .101 .080
Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan .807 .275 .097 .047 .187 .085 -.059
Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI saat melayani nasabah .737 .015 .100 .108 .077 .141 .132
Lokasi BSMI yang strategis -.019 .071 .847 -.017 .084 .039 .058
Lokasi BSMI yang mudah ditemukan .162 .026 .871 -.087 -.016 .080 -.069
Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan .372 -.115 .585 .060 .370 .284 -.233
Mendapat rekomendasi dari keluarga .187 .016 .082 .037 .759 .221 .075
Mendapat rekomendasi dari teman/relasi .161 .141 .093 .031 .796 .099 .093
Produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif .117 -.088 .233 .236 .335 .759 .003
Fitur2 pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk .269 .083 .115 -.009 .360 .769 .028
Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan .209 -.078 .393 .414 .187 .039 .275
Page 174
159
Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotated
Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel
yang lebih jelas dan nyata. Terlihat bahwa sekarang faktor
loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan faktor
loading yang besar semakin diperbesar. Selanjutnya
berikut ini akan dijelaskan penempatan variabel mana akan
dimasukkan ke dalam faktor mana sesuai dengan tabel
4.42.
1) BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan
Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,628.
2) BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam dalam
setiap praktek transaksi perbankan
Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,661.
3) Transaksi perbankan BSMI bebas bunga (riba)
Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,521.
Page 175
160
4) Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis
yang halal dan baik
Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,774.
5) Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank
haram
Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,882.
6) Menghindari bunga karena bertentangan dengan
ajaran agama
Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,826.
7) Nama BSMI yang sudah terkenal dan terpercaya
Variabel ini masuk kedalam faktor 7, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 7 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,740.
Page 176
161
8) BSMI merupakan kelompok perusahaan PARA
Group yang reputasinya cukup baik
Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,382.
9) Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-
orang terpercaya dan profesional
Variabel ini masuk kedalam faktor 2, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 2 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,658.
10) Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI di
berbagai daerah
Variabel ini masuk kedalam faktor 7, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 7 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,459.
11) Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM Bank
Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama)
Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,720.
Page 177
162
12) Sarana pelayanan transaksi perbankan BSMI yang
lengkap
Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,450.
13) Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,623.
14) Pelayanan pegawai BSMI yang ramah
Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,792.
15) Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
memuaskan
Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,807.
16) Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI
saat melayani nasabah
Variabel ini masuk kedalam faktor 1, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 1 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,737.
Page 178
163
17) Lokasi BSMI yang strategis
Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,847.
18) Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,871.
19) Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman, dan
menyenangkan
Variabel ini masuk kedalam faktor 3, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 3 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,585.
20) Mendapat rekomendasi dari keluarga
Variabel ini masuk kedalam faktor 5, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 5 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,759.
21) Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
Variabel ini masuk kedalam faktor 5, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 5 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,796.
Page 179
164
22) Produk-produk perbankan yang beragam, menarik,
dan inovatif
Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,759.
23) Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat
dalam produk
Variabel ini masuk kedalam faktor 6, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 6 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,769.
24) Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan
Variabel ini masuk kedalam faktor 4, karena faktor
loading variabel ini dengan faktor 4 paling besar
dibandingkan dengan faktor lain yaitu 0,414.
Dengan demikian keduapuluh empat variabel telah
direduksi menjadi tujuh faktor, yaitu:s
1) Faktor 1 terdiri dari variabel:
a) BSMI merupakan kelompok perusahaan
PARA Group yang reputasinya cukup baik
b) Pelayanan pegawai BSMI yang cepat
c) Pelayanan pegawai BSMI yang ramah
d) Pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan
memuaskan
Page 180
165
e) Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai
BSMI saat melayani nasabah.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Interpretasi didasarkan pada skala angka
yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni
dari skala 1 sampai 5. Oleh karena angka bergerak
dari negatif (angka 1 untuk Sangat Tidak Setuju) ke
positif (angka 5 untuk Sangat Setuju), secara logika
semakin angka output mendekati 5, semakin
responden berpersepsi positif terhadap variabel
tertentu. Sebaliknya, semakin kecil angka output,
semakin responden berpersepsi negatif. (Singgih
Santoso, 2006:49).
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor SDM. Kerena korelasi semua
variabel pada faktor 1 ini positif, maka itu artinya
semakin baik reputasi bank, semakin cepat, ramah,
tanggap, memuaskan, dan sabar pelayanan
pegawainya maka semakin nasabah tertarik untuk
berpreferensi menggunakan BSMI. Variabel-
variabel yang terdapat pada faktor 1 ini sesuai
dengan penelitian Sudin Haron dkk (1994), yang
menunjukkan bahwa 3 faktor yang paling
Page 181
166
berpengaruh adalah pelayanan yang cepat dan
efisien, personil bank yang ramah, reputasi dan
image bank, kemudian penelitian Skripsi oleh
Adnan Halim (2010) juga menunjukkan bahwa
faktor SDM (Dalam penelitian ini disebut Faktor
Personel dan Karyawan) merupakan faktor utama
yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa pelayanan perbankan. Faktor ini
juga sesuai dengan teori Kotler bahwa keputusan
nasabah salah satunya dipengaruhi faktor SDM
(people). Melihat kesesuaiannya dengan penelitian
terdahulu dan teori yang ada, dapat dikatakan
faktor SDM merupakan faktor yang pengaruhnya
cukup besar/dominan terhadap preferensi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah.
2) Faktor 2 terdiri dari variabel:
a) BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih
adil dan menentramkan
b) BSMI gunakan prinsip-prinsip syariah islam
dalam setiap praktek transaksi perbankan
c) Investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk
bisnis yang halal dan baik
Page 182
167
d) Pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari
orang-orang terpercaya dan profesional.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor syariah. Kerena korelasi semua
variabel pada faktor 2 ini positif, maka itu artinya
semakin adil sistem bagi hasilnya, semakin kuat
penerapan prinsip syariahnya, semakin
pembiayaannya hanya untuk bisnis yang halal dan
baik, dan semakin terpercaya dan profesional
manajemennya, maka akan semakin nasabah
tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI.
Faktor syariah ini sesuai dengan penelitian
terdahulu, yaitu dimana faktor ini merupakan faktor
yang diduga berpengaruh paling dominan pada
penelitian Thesis Samsudin (2004), namun ternyata
faktor ini bukanlah faktor utama yang
mempengaruhi keputusan nasabah melainkan
faktor yang paling berpengaruh adalah faktor
fasilitas dan pelayanan. Pada Skripsi Badai Arif
(2008), Faktor Syariah ini berada pada urutan
ketiga dalam mempengaruhi keputusan nasabah
untuk menggunakan Produk dan Jasa Bank Syariah.
Page 183
168
Melihat kesesuiannya dengan penelitian terdahulu
faktor syariah ini memang berpengaruh terhadap
preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan
jasa bank syariah, walaupun faktor ini bukanlah
faktor dominan yang mempengaruhi preferensi
nasabah bank syariah untuk menggunakan produk
dan jasa bank syariah.
3) Faktor 3 terdiri dari variabel:
a) Lokasi BSMI yang strategis
b) Lokasi BSMI yang mudah ditemukan
c) Gedung (tempat) BSMI menarik, nyaman,
dan menyenangkan.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor lokasi. Kerena korelasi semua
variabel pada faktor 3 ini positif, maka itu artinya
semakin strategis, mudah ditemukan, menarik,
nyaman, dan menyenangkan lokasi (gedung) bank,
maka akan semakin nasabah tertarik untuk
berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor lokasi
ini sesuai dengan penelitian skripsi Badai Arif
(2008), yang menunjukkan bahwa faktor ini
merupakan faktor utama yang paling dominan pada
Page 184
169
sudut pandang responden (nasabah BMI cab.
Fatmawati) dalam mempengaruhi keputusan
nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank
syariah. Faktor ini juga didukung dengan teori
Kotler bahwa keputusan nasabah salah satunya
dipengaruhi faktor tempat/ lokasi (place). Melihat
kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu dan
teori yang ada, maka jelaslah bahwa faktor lokasi
merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap
preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan
jasa bank syariah
4) Faktor 4 terdiri dari variabel:
a) Transaksi perbankan BSMI bebas bunga
(riba)
b) Setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga
bank haram
c) Menghindari bunga karena bertentangan
dengan ajaran agama
d) Perolehan bagi hasil yang sesuai harapan.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor sikap terhadap fatwa. Kerena
korelasi semua variabel pada faktor 4 ini positif,
Page 185
170
maka itu artinya semakin bank bebas dari bunga,
semakin setuju nasabah dengan fatwa, semakin
nasabah menghindari bunga bank, dan semakin
bagi hasilnya sesuai harapan, maka akan semakin
nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan
BSMI. Faktor sikap terhadap fatwa ini sesuai
dengan penelitian Amat Yunus (2005) karena pada
penelitian ini, variabel sikap terhadap fatwa
berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi minat
masyarakat menggunakan jasa perbankan syariah.
Kemudian didukung oleh teori kotler bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
menentukan pilihannya terhadap suatu barang atau
jasa dipengaruhi oleh faktor psikologis, yang di
dalamnya terdapat indikator sikap dan kepercayaan.
Menilai kesesuaiannya dengan penelitian terdahulu
maka dapat dinilai bahwa faktor sikap terhadap
fatwa memiliki pengaruh terhadap preferensi
nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank
syariah.
5) Faktor 5 terdiri dari variabel:
a) Mendapat rekomendasi dari keluarga
b) Mendapat rekomendasi dari teman/relasi.
Page 186
171
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor sosial. Kerena korelasi semua
variabel pada faktor 5 ini positif, maka itu artinya
semakin banyak keluarga dan teman yang
merekomendasikan BSMI maka akan semakin
nasabah tertarik untuk berpreferensi menggunakan
BSMI. Faktor yang terdiri dari variabel mendapat
rekomendasi dari keluarga dan mendapat
rekomendasi dari teman ini sesuai dengan
penelitian Wan Marhaini Wan Ahmad (2006),
dimana kedua variabel ini memiliki nilai factor
loading yang paling tinggi diantara variabel-
variabel yang lain. Kemudian didukung oleh teori
kotler bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap
suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh faktor
sosial, yang terdiri dari kelompok acuan dan
keluarga. Menilai kesesuaiannya dengan penelitian
terdahulu maka dapat dinilai bahwa faktor sosial
memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah.
Page 187
172
6) Faktor 6 terdiri dari variabel:
a) Banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM
Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama)
b) Sarana pelayanan transaksi perbankan
BSMI yang lengkap
c) Produk-produk perbankan yang beragam,
menarik, dan inovatif
d) Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang
terdapat dalam produk.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor produk dan fasilitas. Kerena
korelasi semua variabel pada faktor 6 ini positif,
maka itu artinya semakin banyak ATM, semakin
lengkap sarana pelayanan, semakin beragam,
menarik, inovatif, dan banyak keuntungan dalam
produknya, maka akan semakin nasabah tertarik
untuk berpreferensi menggunakan BSMI. Faktor
produk dan fasilitas ini sesuai dengan penelitian
Samsudin (2004) dimana dalam penelitian ini
faktor fasilitas dan pelayanan merupakan faktor
yang paling dominan dalam mempengaruhi
Page 188
173
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank
syariah. Kemudian didukung oleh teori kotler
bahwa salah satu bauran pemasaran yang
mempengaruhi konsumen dalam menentukan
pilihannya terhadap suatu barang atau jasa adalah
produk (product). Menilai kesesuaiannya dengan
penelitian terdahulu maka dapat dinilai bahwa
faktor produk memiliki pengaruh terhadap
preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan
jasa bank syariah.
7) Faktor 7 terdiri dari variabel:
a) Nama BSMI yang sudah terkenal dan
terpercaya
b) Banyaknya kantor cabang dan gallery BSMI
di berbagai daerah.
Interpretasi faktor yang terbentuk:
Faktor ini jika akan diberi nama dapat
dinamakan faktor merek. Kerena korelasi semua
variabel pada faktor 7 ini positif, maka itu artinya
semakin nama BSMI terkenal dan terpercaya, dan
semakin banyak kantor cabang dan gallerynya di
berbagai daerah, maka akan semakin nasabah
tertarik untuk berpreferensi menggunakan BSMI.
Page 189
174
Faktor merek ini sesuai dengan penelitian terdahulu
yaitu penelitian Samsudin (2004) dimana faktor ini
juga berpengaruh terhadap keputusan nasabah
untuk menggunakan jasa bank syariah. Melihat
kesesuaiannya terhadap penelitian terdahulu maka
dapat disimpulkan bahwa memang faktor merek
memiliki pengaruh terhadap preferensi nasabah
dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah.
Tentu saja penamaan pada faktor-faktor diatas belum pasti
tepat, khususnya untuk faktor 2, 4, dan 7 karena sulitnya
melakukan generalisasi variabel yang ada. Namun demikian,
sebuah faktor haruslah diberi nama yang sedapat mungkin
mencerminkan isi faktor tersebut.
Tabel 4.43
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5 6 7
1 .586 .357 .339 .291 .332 .434 .176
2 -.110 .584 -.366 .482 -.431 -.147 .270
3 -.133 -.288 .703 .459 -.428 -.099 -.035
4 -.548 -.121 -.178 .517 .443 .380 -.214
5 -.522 .598 .466 -.366 .136 -.007 -.007
6 .178 .168 .054 .257 .398 -.723 -.435
7 -.149 -.220 .064 .068 .384 -.336 .812
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber: Hasil Output SPSS
Page 190
175
Pada tabel diatas angka-angka yang terdapat pada
arah diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah), yaitu
antara Component 1 dengan 1, Component 2 dengan 2,
Component 3 dengan 3, Component 4 dengan 4,
Component 5 dengan 5, Component 6 dengan 6, dan
Component 7 dengan 7. Terlihat 6 angka diatas 0,5,
yaitu: faktor 1 adalah 0,586, faktor 2 adalah 0,584,
faktor 3 adalah 0,703, faktor 4 adalah 0,517, faktor 6
adalah -0,723 (tanda “-“ hanya menunjukkan arah
korelasi), dan faktor 7 adalah 0,812. Kemudian sisanya
adalah 1 faktor yang nilainya dibawah 0,5, yaitu faktor
5 yang nilainya 0,136.
Walaupun hanya ada 6 faktor saja yang mempunyai
korelasi diatas 0,5 (faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4,
faktor 6, dan faktor 7) hal ini sudah cukup
membuktikan ke enam faktor yang terbentuk cukup
tepat, karena ke enam faktor mempunyai korelasi yang
cukup tinggi, meskipun sebenarnya lebih bagus lagi
kalau semua faktor mempunyai korelasi diatas 0,5 yang
dapat membuktikan faktor atau Component yang
terbentuk sangat tepat, karena semua faktor
mempunyai korelasi yang sangat tinggi.
Page 191
176
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dengan analisis faktor menunjukkan
bahwa ke-24 indikator dari faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah
untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah dapat direduksi menjadi 7
faktor.
Faktor-faktor yang terbentuk dari pembahasan diatas adalah:
1) Faktor 1 terdiri dari variabel: BSMI merupakan kelompok perusahaan
PARA Group yang reputasinya cukup baik (Faktor Merek & Kualitas
Manajemen), pelayanan pegawai BSMI yang cepat (Faktor Pelayanan),
pelayanan pegawai BSMI yang ramah (Faktor Pelayanan) dengan factor
loading 0.792, pelayanan pegawai BSMI yang tanggap dan memuaskan
(Faktor Pelayanan), adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai BSMI
saat melayani nasabah (Faktor Pelayanan). Berdasarkan data tersebut,
faktor ini disebut Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
2) Faktor 2 terdiri dari variabel: BSMI terapkan sistem bagi hasil yang lebih
adil dan menentramkan (Faktor Syariah) , BSMI gunakan prinsip-prinsip
syariah islam dalam setiap praktek transaksi perbankan (Faktor Syariah) ,
investasi/pembiayaan BSMI hanya untuk bisnis yang halal dan baik
(Faktor Syariah), pimpinan (manajemen) BSMI terdiri dari orang-orang
terpercaya dan profesional (Faktor Merek Dan Kualitas). Berdasarkan
data tersebut, faktor ini disebut Faktor Syariah.
Page 192
177
3) Faktor 3 terdiri dari variabel: lokasi BSMI yang strategis (Faktor Lokasi) ,
lokasi BSMI yang mudah ditemukan (Faktor Lokasi) , gedung atau
tempat BSMI menarik, nyaman, dan menyenangkan (Faktor lokasi).
Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Lokasi.
4) Faktor 4 terdiri dari variabel: transaksi perbankan BSMI bebas bunga atau
riba (Faktor Syariah) , setuju dengan fatwa MUI bahwa Bunga bank
haram (Faktor Sikap Terhadap Fatwa) , menghindari bunga karena
bertentangan dengan ajaran agama(Faktor Sikap Terhadap Fatwa) ,
perolehan bagi hasil yang sesuai harapan (Faktor Produk) . Berdasarkan
data tersebut, faktor ini disebut Faktor Sikap Terhadap Fatwa.
5) Faktor 5 terdiri dari variabel: mendapat rekomendasi dari keluarga (Faktor
Sosial), mendapat rekomendasi dari teman/relasi (Faktor sosial) .
Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Sosial.
6) Faktor 6 terdiri dari variabel: banyaknya jaringan ATM BSMI (ATM
Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM Bersama) (Faktor Fasilitas), sarana
pelayanan transaksi perbankan BSMI yang lengkap (Faktor Fasilitas),
produk-produk perbankan yang beragam, menarik, dan inovatif (Faktor
Produk), fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat dalam produk
(Faktor Produk). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor
Produk dan Fasilitas.
7) Faktor 7 terdiri dari variabel: nama BSMI yang sudah terkenal dan
terpercaya (Faktor Merek & Kualitas Manajemen), banyaknya kantor
Page 193
178
cabang dan gallery BSMI di berbagai daerah (Faktor Merek & Kualitas
Manajemen). Berdasarkan data tersebut, faktor ini disebut Faktor Merek.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor SDM, faktor syariah,
faktor lokasi, faktor sikap terhadap fatwa, faktor sosial, faktor produk dan
fasilitas, dan faktor merek merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah.
Mengingat faktor SDM merupakan faktor dominan yang dipilih
responden, itu artinya faktor SDM memegang peranan penting dalam
mempengaruhi preferensi nasabah untuk menggunakan produk dan jasa
pelayanan bank. Hal ini sangat wajar karena bank lebih identik dengan
perusahaan jasa, dimana pada perusahaan jasa, sebuah pelayanan merupakan
sebuah point penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen karena
cukup kuat dalam mempengaruhi kepuasan yang dirasakan konsumen/nasabah.
Oleh karena itu hal ini harus diperhatikan dengan seksama oleh pihak
manajemen bank terkait untuk selalu meningkatkan kualitas SDM sehingga
pelayanan yang diberikan kepada nasabah akan maksimal.
Page 194
179
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Gema insani Press.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta:
Tazkiya Institute.
Arif, Badai. 2008. Skripsi: “analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Dan Jasa Bank Syariah”
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen bank Syariah. Jakarta: pustaka
Alvabet.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III.
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Dusuki, Asyraf Wajdi dan Nurdianawati Irwani Abdullah. 2006. “Why Do
Malaysian Customers Patronise Islamic Banks?”. Jurnal Internasional.
International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
Gozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, Abdul. 2007. Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan 2. Jakarta: FEIS UIN
Press.
Halim, Adnan. 2010. Skripsi ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan nasabah Untuk Menggunakan Jasa Pelayanan Perbankan (Studi
Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Bogor)” Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Karim, Adiwarman. 2003. Ekonomi Mikro Islam, Edisi II. Jakarta: III T
Indonesia.
Kasiram, Moh. 2008. Metode Penelitian. Malang: UIN Malang Press.
Kasmir. Pemasaran Bank. 2008. Jakarta: Kencana.
Page 195
180
Kotler, Philip dan A B Susanto. 1999. “Manajemen Pemasaran di Indonesia;
Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian”. Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler, Philip dan Armstrong. 2004 “Manajemen Pemasaran”. Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler, Philip dan Gery Amstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Terjemahan.
Jakarta: Indeks.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang.
Lamb, Hair, Mc Daniel. 2001. Pemasaran Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Lewis, Mervyn K dan Latifa Algaoud. 2001. Perbankan Syariah Prinsip, Praktik,
dan Prospek. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Mutasowifin, Ali. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di
Pasar Non-Muslim”. Jurnal Universitas Paramadina Vol. 3. No 1.
September 2003.
Nugroho, J setiadi. 2005. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk
Strategi dan Penelitian Pemasaran, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah: studi Pada
Wilayah Propinsi Jawa Timur. 2000. Bank Indonesia dan Pusat Pengkajian
Bisnis dan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya.
Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani. 2004. Observasi dan Wawancara.
Jawa Timur: Bayumedia Publishing.
Rodoni, Ahmad. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: CSES.
Rumapea, Tumpal dan Posmon Haloho. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Samsudin. 2004. Tesis “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri, Studi Kasus
Pada Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Thamrin”
Santoso, Singgih. 2006.SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Page 196
181
Simamora, Bilson. 2004. Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Sudin, Haron, Nurafifah Ahmad, dan Sandra L Plainsek. 1994. “Bank Patronage
Factors of Muslim and Non-Muslim Customers”. Jurnal Internasional.
Sumarwan, Ujang. 2000. “Perilaku konsumen; Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga
Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady akbar. Metodologi Penelitian Sosial. 2009.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wan Ahmad, Wan Marhaini. 2006. “Choice Of Financing Amongst Malays:
Between Religiosity And Perception”. University Of Malaya.
Yunus, Amat. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat
Menggunakan Jasa Perbankan Syariah” Jurnal Eksis.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. 2007. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://id.wikipedia.org
www.muslimdaily.net
www.republika.co.id
www.antaranews.com
www.pustakaskripsi.com
www.bsmi.co.id
Page 197
182
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
A. Screening
1. Apakah Bapak/Ibu nasabah Bank Mega Syariah?
a. Ya (lanjutkan mengisi kuesioner)
b. Bukan (berhenti mengisi kuesioner)
B. Demografi Responden
Nama:………………………………….. (boleh tidak diisi)
1. Jenis kelamin: ( ) L ( ) P
2. Status: ( ) Menikah ( )Belum menikah
3. Usia: ….. tahun
4. Agama: ( ) Islam
( ) Kristen katolik
( ) Kristen protestan
( ) Hindu
( ) Budha
( ) lain-lain, sebutkan……………..
5. Pendidikan Terakhir
( ) SLTP/SMP ( ) S1
( ) SLTA/SMA ( ) S2
( ) Diploma ( ) lain-lain, sebutkan……..………..
6. Pekerjaan:
( ) Pegawai Negeri ( ) Ibu Rumah Tangga
( ) Pegawai Swasta ( ) Pelajar/Mahasiswa
( ) Wiraswasta ( ) lain-lain.
Sebutkan…………………………
7. Pengeluaran per-bulan:
( ) Rp. < 1.000.000 ( ) Rp. 2.000.001 – 3.000.000
( ) Rp. 1.000.000 – 2.000.000 ( ) Rp. > 3.000.000
No. Kuesioner
Page 198
183
8. Kepemilikan Rekening di Bank lain, sebutkan…
Nama Bank Jenis Rekening
1.
2.
3.
9. Lama menjadi nasabah Bank Mega Syariah……tahun/bulan
10. Rekening yang paling sering digunakan untuk transaksi
Nama Bank Jenis Transaksi
1.
2.
3.
C. Faktor-faktor
Petunjuk:
Jawablah dengan memberikan tanda check list (�) pada kotak yang tersedia
dengan beberapa alternatif pilihan, yaitu:
No. Kategori Kode Bobot
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Ragu-ragu R 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS 1
Pernyataan-pernyataan di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
minat Bapak/Ibu untuk menjadi nasabah Bank Mega Syariah.
No A. FAKTOR SYARIAH SS S R TS STS
1. Bank Mega Syariah menerapkan sistem bagi hasil
yang lebih adil dan menentramkan.
2. Bank Mega Syariah menggunakan prinsip-prinsip
syariah Islam dalam setiap praktek transaksi
perbankan.
3. Transaksi perbankan pada Bank Mega Syariah
bebas bunga (riba)
Page 199
184
4. Investasi/pembiayaan Bank Mega Syariah hanya
untuk bisnis yang halal dan baik.
No B. FAKTOR SIKAP TERHADAP FATWA SS S R TS STS
5. Setuju dengan fatwa MUI bahwa bunga adalah
haram
6. Bunga (riba) bertentangan dengan ajaran agama,
maka Saya akan menjauhinya.
No C. FAKTOR MEREK dan KUALITAS
MANAJEMEN
SS S R TS STS
7. Nama Bank Mega Syariah yang sudah terkenal dan
terpercaya.
8. Bank Mega Syariah merupakan kelompok
perusahaan PARA GROUP (Bank Mega,
Carrefour, Trans TV, Trans 7, The Coffee Bean dan
Tea Leaf, Baskin Robbins, Bandung Supermall, dll)
yang memiliki reputasi cukup baik
9. Para pimpinan (manajemen) Bank Mega Syariah
terdiri dari orang-orang terpercaya dan profesional.
No D. FAKTOR FASILITAS SS S R TS STS
10. Banyaknya kantor cabang dan Gallery Bank Mega
Syariah di berbagai daerah.
11. Banyaknya jaringan ATM Bank Mega Syariah
(Seperti ATM Bank Mega, BCA, Prima, dan ATM
Bersama)
12. Sarana pelayanan transaksi perbankan di Bank
Mega Syariah yang lengkap.
No. E. FAKTOR PELAYANAN SS S R TS STS
13. Pelayanan yang cepat dari para pegawai Bank
Mega Syariah.
14. Pelayanan yang ramah dari para pegawai Bank
Mega Syariah.
15. Pelayanan pegawai Bank Mega Syariah yang
Page 200
185
tanggap dan memuaskan.
16. Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai Bank
Mega Syariah saat melayani nasabah.
No. F. FAKTOR LOKASI SS S R TS STS
17. Lokasi Bank Mega Syariah yang strategis.
18. Lokasi Bank Mega Syariah yang mudah ditemukan.
19. Gedung (tempat) Bank Mega Syariah menarik,
nyaman, dan menyenangkan.
No. G. FAKTOR SOSIAL SS S R TS STS
20. Mendapat rujukan dari perusahaan/tempat bekerja.
(Bank Mega Syariah merupakan bank yang
ditunjuk untuk mengurus payroll atau gaji
karyawan)
21. Mendapat rekomendasi dari keluarga
22. Mendapat rekomendasi dari teman/relasi
No. H. FAKTOR PRODUK SS S R TS STS
23. Produk-produk perbankan syariah yang beragam,
menarik, dan inovatif
24. Fitur-fitur pendukung/keuntungan yang terdapat
dalam produk
25. Perolehan bagi hasil yang sesuai dengan harapan
Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang telah berpartisipasi dalam survey ini.
Akhir kata dari Saya,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
TTD Responden
(___________________)
Page 201
186
Tabel Jawaban Responden
V
1
V
2
V
3
V
4
V
5
V
6
V
7
V
8
V
9
V
10
V
11
V
12
V
13
V
14
V
15
V
16
V
17
V
18
V
19
V
20
V
21
V
22
V
23
V
24
V
25
Total
1 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 3 103
2 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 96
3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 95
4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 100
5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 3 3 4 92
6 4 5 4 3 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 3 2 3 4 2 2 4 4 4 92
7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 3 2 3 4 4 4 4 4 2 91
8 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 105
9 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 111
10 5 5 5 5 5 5 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 100
11 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 5 94
12 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 83
13 4 5 4 4 5 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 95
14 4 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 2 2 5 4 5 4 107
15 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 97
16 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 99
17 4 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 95
18 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 99
19 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 106
20 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 2 92
21 4 5 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 96
22 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 105
23 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 109
24 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 115
25 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 107
26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 5 106
Page 202
187
27 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 112
28 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 107
29 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 112
30 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 101
31 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 98
32 2 5 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 61
33 4 5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 91
34 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 94
35 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 107
36 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 108
37 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 113
38 3 5 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 2 5 5 5 4 4 99
39 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 105
40 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 105
41 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 4 4 4 106
42 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 4 106
43 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4 100
44 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 3 105
45 4 5 3 4 4 3 4 4 4 2 5 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 5 5 5 4 95
46 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 3 5 5 5 3 3 4 2 5 5 4 5 3 106
47 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5 4 104
48 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 2 4 5 4 5 4 100
49 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 5 5 5 5 4 98
50 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 93
51 3 5 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3 89
52 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 95
53 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 5 95
54 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 2 2 3 3 4 88
55 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 104
Page 203
188
56 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 93
57 4 5 3 4 2 2 4 3 5 3 4 2 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 88
58 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 91
59 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 89
60 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 95
61 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 102
62 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 100
63 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 96
64 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 95
65 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 4 99
66 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 95
67 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 4 97
68 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 3 5 2 5 5 5 5 4 109
69 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 96
70 4 5 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 5 5 5 4 91
71 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 5 5 4 96
72 4 5 5 3 5 5 4 3 4 2 4 4 2 5 5 5 2 2 4 2 4 5 5 5 5 99
73 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 5 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 5 5 2 91
74 4 5 4 3 4 4 4 3 3 2 5 5 4 5 5 5 3 3 5 3 4 4 5 5 3 99
75 4 5 4 3 4 5 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 5 5 4 100
76 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 98
77 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 94
78 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 98
79 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 98
80 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 98
81 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 114
82 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 3 93
83 4 5 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 95
84 4 5 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 96
Page 204
189
85 4 5 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 5 5 2 4 2 4 2 5 5 4 5 2 93
86 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 3 5 5 5 3 3 4 2 5 5 4 5 3 106
87 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5 4 104
88 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 2 4 5 4 5 4 100
89 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 5 5 5 5 4 98
90 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 93
91 3 5 3 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3 89
92 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 95
93 4 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 5 95
94 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 2 2 3 3 4 88
95 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 104
96 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 93
97 4 5 3 4 2 2 4 3 5 3 4 2 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 88
98 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 91
99 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 89
100 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 95
Page 205
192
Anti-image Matrices
.545 -.083 -.052 -.061 -.076 .074 -.135 -.043 -.016 .079 .001 -.012 .114 -.081 -.005 .034 -.126 -.051 .060 .052 -.103 .031 -.032
-.083 .466 -.157 -.100 .015 .034 .124 .090 -.156 -.045 .006 -.010 -.065 .028 -.096 .001 .040 .086 -.024 -.010 .044 -.051 .008
-.052 -.157 .440 -.106 -.053 -.061 -.125 .047 .102 -.002 -.058 -.050 .030 -.037 .058 -.109 -.064 -.010 .020 .071 -.102 -.014 .042
-.061 -.100 -.106 .459 .003 -.064 .022 -.122 -.080 .036 -.073 .015 -.024 .065 -.035 .153 .063 -.080 .019 -.098 .062 .085 -.056
-.076 .015 -.053 .003 .312 -.194 .048 -.103 .057 -.049 -.035 .035 -.088 .107 -.027 .045 .047 .127 -.084 .004 .001 -.019 .022
.074 .034 -.061 -.064 -.194 .402 .039 .044 -.033 -.013 .087 -.126 .093 -.047 -.015 -.060 -.022 -.057 .105 -.003 -.018 -.054 .023
-.135 .124 -.125 .022 .048 .039 .565 -.061 -.098 -.139 -.003 .025 -.057 -.002 .023 -.021 .024 .138 -.048 -.083 .024 -.009 -.034
-.043 .090 .047 -.122 -.103 .044 -.061 .416 -.149 -.044 -.024 -.061 -.100 -.008 -.033 -.135 -.003 -.018 .052 .064 -.003 -.073 .092
-.016 -.156 .102 -.080 .057 -.033 -.098 -.149 .548 -.008 -.025 .014 .106 -.003 -.033 -.017 -.019 -.018 -.002 .018 -.055 .026 -.022
.079 -.045 -.002 .036 -.049 -.013 -.139 -.044 -.008 .519 -.074 -.036 -.074 .028 -.035 .012 -.090 -.127 .080 .010 .069 .041 -.010
.001 .006 -.058 -.073 -.035 .087 -.003 -.024 -.025 -.074 .616 -.084 .020 -.089 .046 .038 .045 -.034 .079 .018 .005 -.079 -.038
-.012 -.010 -.050 .015 .035 -.126 .025 -.061 .014 -.036 -.084 .398 -.012 -.016 .029 .003 -.002 .040 -.158 -.010 .052 .064 -.087
.114 -.065 .030 -.024 -.088 .093 -.057 -.100 .106 -.074 .020 -.012 .590 -.117 -.030 .002 -.062 -.037 .000 .007 -.049 .015 -.020
-.081 .028 -.037 .065 .107 -.047 -.002 -.008 -.003 .028 -.089 -.016 -.117 .329 -.152 -.035 .098 .021 -.028 -.047 .018 .042 -.016
-.005 -.096 .058 -.035 -.027 -.015 .023 -.033 -.033 -.035 .046 .029 -.030 -.152 .323 -.085 -.029 .025 -.055 .000 -.013 .026 -.034
.034 .001 -.109 .153 .045 -.060 -.021 -.135 -.017 .012 .038 .003 .002 -.035 -.085 .442 .060 -.056 -.001 -.005 .010 .043 -.077
-.126 .040 -.064 .063 .047 -.022 .024 -.003 -.019 -.090 .045 -.002 -.062 .098 -.029 .060 .503 -.112 -.059 -.003 .013 .014 -.033
-.051 .086 -.010 -.080 .127 -.057 .138 -.018 -.018 -.127 -.034 .040 -.037 .021 .025 -.056 -.112 .312 -.126 .023 -.013 -.020 .019
.060 -.024 .020 .019 -.084 .105 -.048 .052 -.002 .080 .079 -.158 .000 -.028 -.055 -.001 -.059 -.126 .222 -.021 -.034 -.070 .045
.052 -.010 .071 -.098 .004 -.003 -.083 .064 .018 .010 .018 -.010 .007 -.047 .000 -.005 -.003 .023 -.021 .435 -.239 -.048 .009
-.103 .044 -.102 .062 .001 -.018 .024 -.003 -.055 .069 .005 .052 -.049 .018 -.013 .010 .013 -.013 -.034 -.239 .457 .029 -.046
.031 -.051 -.014 .085 -.019 -.054 -.009 -.073 .026 .041 -.079 .064 .015 .042 .026 .043 .014 -.020 -.070 -.048 .029 .207 -.154
-.032 .008 .042 -.056 .022 .023 -.034 .092 -.022 -.010 -.038 -.087 -.020 -.016 -.034 -.077 -.033 .019 .045 .009 -.046 -.154 .223
-.049 .036 -.001 -.046 -.093 .035 -.001 .091 -.003 -.156 .059 -.010 .047 -.090 .001 -.071 -.018 -.046 .020 -.057 .022 -.103 .078
.725a -.164 -.107 -.123 -.184 .159 -.244 -.090 -.029 .149 .001 -.025 .201 -.191 -.013 .070 -.240 -.124 .172 .107 -.205 .093 -.092
-.164 .706a -.346 -.215 .040 .077 .242 .205 -.309 -.091 .011 -.023 -.123 .073 -.248 .002 .082 .227 -.074 -.021 .096 -.165 .023
-.107 -.346 .735a -.235 -.144 -.145 -.250 .110 .208 -.004 -.111 -.120 .059 -.096 .154 -.248 -.135 -.027 .064 .162 -.227 -.045 .133
-.123 -.215 -.235 .607a .007 -.149 .044 -.278 -.159 .073 -.138 .036 -.046 .167 -.091 .339 .131 -.210 .061 -.219 .135 .277 -.174
-.184 .040 -.144 .007 .516a -.549 .114 -.284 .138 -.121 -.080 .099 -.204 .333 -.087 .122 .120 .408 -.321 .012 .002 -.074 .083
.159 .077 -.145 -.149 -.549 .578a .081 .106 -.070 -.028 .174 -.316 .191 -.128 -.040 -.142 -.049 -.162 .352 -.007 -.042 -.186 .076
-.244 .242 -.250 .044 .114 .081 .677a -.125 -.176 -.257 -.005 .052 -.098 -.005 .053 -.043 .044 .330 -.137 -.168 .047 -.027 -.097
-.090 .205 .110 -.278 -.284 .106 -.125 .619a -.312 -.094 -.047 -.150 -.201 -.021 -.089 -.315 -.007 -.049 .170 .150 -.006 -.250 .303
-.029 -.309 .208 -.159 .138 -.070 -.176 -.312 .744a -.014 -.042 .029 .186 -.007 -.078 -.035 -.036 -.043 -.006 .037 -.109 .076 -.063
.149 -.091 -.004 .073 -.121 -.028 -.257 -.094 -.014 .662a -.131 -.078 -.135 .068 -.086 .025 -.175 -.317 .236 .022 .142 .126 -.028
.001 .011 -.111 -.138 -.080 .174 -.005 -.047 -.042 -.131 .756a -.169 .032 -.197 .103 .072 .081 -.078 .215 .034 .009 -.221 -.103
-.025 -.023 -.120 .036 .099 -.316 .052 -.150 .029 -.078 -.169 .776a -.025 -.044 .081 .008 -.004 .113 -.531 -.024 .121 .222 -.293
.201 -.123 .059 -.046 -.204 .191 -.098 -.201 .186 -.135 .032 -.025 .771a -.264 -.069 .004 -.113 -.086 -.001 .015 -.094 .044 -.055
-.191 .073 -.096 .167 .333 -.128 -.005 -.021 -.007 .068 -.197 -.044 -.264 .735a -.467 -.092 .240 .064 -.103 -.124 .048 .159 -.060
-.013 -.248 .154 -.091 -.087 -.040 .053 -.089 -.078 -.086 .103 .081 -.069 -.467 .834a -.225 -.072 .078 -.204 .001 -.033 .102 -.128
.070 .002 -.248 .339 .122 -.142 -.043 -.315 -.035 .025 .072 .008 .004 -.092 -.225 .780a .127 -.151 -.004 -.012 .022 .144 -.244
-.240 .082 -.135 .131 .120 -.049 .044 -.007 -.036 -.175 .081 -.004 -.113 .240 -.072 .127 .736a -.282 -.176 -.006 .026 .044 -.098
-.124 .227 -.027 -.210 .408 -.162 .330 -.049 -.043 -.317 -.078 .113 -.086 .064 .078 -.151 -.282 .596a -.480 .063 -.035 -.078 .071
.172 -.074 .064 .061 -.321 .352 -.137 .170 -.006 .236 .215 -.531 -.001 -.103 -.204 -.004 -.176 -.480 .660a -.067 -.108 -.328 .200
.107 -.021 .162 -.219 .012 -.007 -.168 .150 .037 .022 .034 -.024 .015 -.124 .001 -.012 -.006 .063 -.067 .766a -.537 -.162 .030
-.205 .096 -.227 .135 .002 -.042 .047 -.006 -.109 .142 .009 .121 -.094 .048 -.033 .022 .026 -.035 -.108 -.537 .745a .093 -.144
.093 -.165 -.045 .277 -.074 -.186 -.027 -.250 .076 .126 -.221 .222 .044 .159 .102 .144 .044 -.078 -.328 -.162 .093 .658a -.718
-.092 .023 .133 -.174 .083 .076 -.097 .303 -.063 -.028 -.103 -.293 -.055 -.060 -.128 -.244 -.098 .071 .200 .030 -.144 -.718 .714a
-.086 .069 -.001 -.089 -.217 .071 -.002 .185 -.006 -.283 .098 -.020 .081 -.206 .003 -.139 -.033 -.108 .055 -.114 .042 -.295 .216
Syariah1
Syariah2
Syariah3
Syariah4
SkpFatwa1
SkpFatwa2
Merk1
Merk2
Merk3
Fasilitas1
Fasilitas2
Fasilitas3
Pelayanan1
Pelayanan2
Pelayanan3
Pelayanan4
Lokasi1
Lokasi2
Lokasi3
Lingkungan2
Lingkungan3
Produk1
Produk2
Produk3
Syariah1
Syariah2
Syariah3
Syariah4
SkpFatwa1
SkpFatwa2
Merk1
Merk2
Merk3
Fasilitas1
Fasilitas2
Fasilitas3
Pelayanan1
Pelayanan2
Pelayanan3
Pelayanan4
Lokasi1
Lokasi2
Lokasi3
Lingkungan2
Lingkungan3
Produk1
Produk2
Produk3
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Syariah1 Syariah2 Syariah3 Syariah4 SkpFatwa1 SkpFatwa2 Merk1 Merk2 Merk3 Fasilitas1 Fasilitas2 Fasilitas3 Pelayanan1 Pelayanan2 Pelayanan3 Pelayanan4 Lokasi1 Lokasi2 Lokasi3 Lingkungan2 Lingkungan3 Produk1 Produk2
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Page 206
193
R TABEL DENGAN SIGNIFIKANSI 5%