ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA PADA POLISI LALU LINTAS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi ) Disusun oleh : Lutfiyah NIM: 107070002761 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
184
Embed
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA
PADA POLISI LALU LINTAS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun oleh :
Lutfiyah
NIM: 107070002761
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA
PADA POLISI LALU LINTAS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Stres Kerja Pada Polisi Lalu Lintas” adalah benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun
kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber
pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-
undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya
orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 10 September 2011
Lutfiyah
NIM: 107070002761
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: “Berfokuslah pada KEKUATAN, bukan pada KElEMAHAN.” , Mario Teguh. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. 55:25) “It is not length of life, but depth of life..“ Ralph Waldo Emerson “A person who never made a mistake never tried anything new.“ Albert Einstein “Everything has its wonders, even darkness and silence, and I learn, whatever state I may be in, therein to be content.” Helen Kelller. “Apa yang kita inginkan dan harapkan belum tentu selalu yang terbaik untuk kita. ” Me
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan, keluarga saya
tercinta dan diri saya sendiri, kita tidak akan pernah tahu apa
yang akan terjadi dan yang akan kita dapatkan sampai kita
melakukannya.
v
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) September 2011
(C) Lutfiyah
(D) xv + 139 halaman + lampiran
(E) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada Polisi Lalu Lintas
(F) Stres kerja adalah respon adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi antar individu dan lingkungan. Pekerjaan sebagai polisi lalu lintas rentan terhadap stres kerja karena pekerjaan mereka yang mencakup banyak aspek, berbahaya, tidak mudah dan stresful. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas adalah beban kerja, konflik peran yang terdiri dari time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict, pengembangan karir, iklim organisasi, tipe kepribadian Big Five yang terdiri dari agreeableness, conscientiousness, neuroticism, extraversion dan openness, umur, masa kerja dan sub divisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut terhadap stres kerja pada polisi lalu lintas. Penelitian kuantitatif dengan analisis regresi melibatkan 113 sampel pada polisi lalu lintas di Polda Metro Jaya yang memenuhi kriteria (masih aktif bekerja). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur stres kerja mengacu pada teori Beehr dan Newman tahun 1978, kemudian untuk mengukur beban kerja mengacu pada teori Munandar tahun 2006, untuk varibel konflik peran mengacu pada teori Greenhaus dan Beutell tahun 2000, untuk pengembangan karir mengacu pada teori Munandar tahun 2006, untuk iklim organisasi mengacu pada teori Kolb dan Rubin tahun 1984, untuk mengukur tipe kepribadian menggunakan alat ukur baku yang diambil dari IPIP (International Personality Item Pool) milik Goldberg, dan untuk umur, masa kerja serta sub divisi diperoleh melalui data diri responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja secara signifikan pada polisi lalu lintas adalah beban kerja, pengembangan karir dan sub divisi. Ketiga variabel tersebut memiliki proporsi varians yang mempengaruhi stres kerja pada polisi dalam jumlah yang berbeda. Beban kerja mempengaruhi stres kerja sebanyak 19,5%, pengembangan karir 5,4% dan sub divisi sebesar 2,1%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah variabel yang paling besar mempengaruhi stres kerja, sedangkan variabel yang paling kecil mempengaruhi stres kerja pada polisi lalu lintas adalah variabel sub divisi.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat, kekuatan, dan keajaiban yang diberikan-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Stres Kerja Pada Polisi Lalu Lintas”. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Penulisan laporan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari kemualiaan hati berbagai pihak yang telah
memberikan peneliti motivasi, semangat, bimbingan, tenaga, kemudahan, pemikiran dan
kekuatan yang selama ini telah mendorong peneliti untuk mampu menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Jahja Umar.Phd, sebagai Dekan Faktultas Psikologi, terima kasih atas segala
bimbingan, waktu dan tenaga yang diberikan selama saya menjalani perkuliahan.
2. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi., sebagai Dosen Pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan, kritikan, pemikiran, dan kemudahan yang telah diberikan kepada saya. Terima
kasih telah menyempatkan waktu dan tenaga selama proses pengerjaan skripsi ini.
3. Ibu Liany Luzvinda. M.si,.Psi., sebagai Dosen Pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan, arahan, saran kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.
vii
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis dna inspirasi baik itu dalam pendidikan maupun
pelajaran hidup.
5. Bapak Jamaluddin Harahap, mantan direktur pengamanan kepolisian, terima kasih telah
membantu saya dalam memberikan kemudahan berhubungan dengan pihak-pihak tertentu
ketika penelitian di Polda Metro Jaya.
6. Seluruh pihak di kepolisian Polda Metro Jaya, teurtama Direktorat Lalu Lintas, terima
kasih atas kemudahan, kesempatan dan kebaikan yang telah diberikan peneliti dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu saya dalam menjalani proses perkuliahan dan menyelesaikan skripsi.
8. Keluarga besar saya. Ayah saya, Prof.Dr. Muslim Nasution, terima kasih atas motivasi,
semangat, bantuan fisik dan psikis serta bantuan yang diberikan kepada saya. Ibu saya,
Nurmiah Lubis S.Hi, terima kasih atas dukungan psikologis, perhatian, dan kesabaran yang
selama ini tidak pernah berhenti dicurahkan kepada saya. Kakak-kakak dan adik-adikku,
Mufidah, Uswah, Sakinah, Izzah, Iffah dan Muhammad Ihsan atas keceriaan yang selalu
menghibur saya. Terima kasih yang tak terbatas atas yang cinta, doa, dukungan moril dan
materiil, dan segala-galanya yang kalian berikan. (Aku cinta kalian dengan segala
kesempurnaan dan ketidaksempurnaan yang ada, kalian adalah karunia terindah dari Allah
untukku dan idak ada yang bisa mengganti kalian di hidupku.)
9. Sahabat saya, Muna, terima kasi atas segala kebaikan, kesabaran yang sangat amat
dicurahkan meski sering dijadikan pelampiasan emosi dan keegoisan. Terima kasih karena
viii
tetap setia, tetap pengertian, tetap menjadi pendengar , tetap menjadi sandaran keluh kesah
saya selama bertahun-bertahun sampai skripsi ini akhirnya selesai.
8. “Dbibiers”, teman-teman special saya sejak awal perkuliahan, Anya, Farah, Laras, Winda,
Uty, Rara, Nuran dan Lala. Terima kasih atas segala kebahagiaan, suka dan duka, obrolan
yang tidak penting tapi asik untuk dibahas. Banyak hadiah hidup, kebahagian, kesedihan dan
pelajaran yang saya terima dari mereka, dan yang terpenting terima kasih atas sangat
banyaknya canda dan tawa yang kalian berikan, terima kasih banyak dari awal perkuliahan
sampai kelulusan.
9. Teman-teman dekat saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terutama teman-teman
angkatan 2007, khususnya kelas C yang banyak variasi nya. Terima kasih atas suka dan duka
selama empat tahun ini, abnormal bareng di kelas, sharing dan diskusi bersama saya. Risna
dan Adiyo, terima kasih atas bantuan yang memudahkan kelancaran peneliti dalam
menyelesaikan analisis data skripsi ini. Terutama Risna, teman seperjuangan dan senasib,
terima kasih atas segala bantuan yang sangat banyak diberikan kepada peneliti.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala
dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Akhirnya penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan yang ada,
maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis sebagai
bahan penyempurnaan
Jakarta, 28 Maret 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Pembimbing ............................................................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .......................................................................................... iii
Pernyataan Orisinal.......................................................................................... ....................... iv
Abstrak .................................................................................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................................................................ vi
Daftar Isi ................................................................................................................................. ix
Daftar Tabel .......................................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ....................................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................................... xvi
BAB 1 Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................ ............................ 10
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 11
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
1.4.1. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 12
Penskoran tertinggi diberikan pada pilihan sering kali dengan nilai 4, sering
dengan nilai 3, kadang-kadang dengan 2, dan tidak pernah dengan nilai 1.
Tabel 3.1. Blue Print Skala Stres Kerja.
Variabel
Sub Variabel Item
Stres Kerja
Gejala Psikologis - Kecemasan, ketegangan - Bingung, marah, sensitif - Memendam perasaan - Komunikasi tidak efektif - Menurunnya fungsi intelektual - Mengurung diri, ketidakpuasan kerja - Depresi, kebosanan dan kelelahan mental - Merasa terasing mengasingkan dirinya - Kehilangan daya konsentrasi - Kehilangan daya spontanitas dan kreativitas - Kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri
Sedangkan pada skala beban kerja yang terdiri dari 10 item. Subjek
diminta untuk memilih salah satu kategori dari 5 kategori jawaban yang mewakili
dirinya yaitu, “tidak pernah” (TP) , “jarang” (J), “sering” (SR) dan “selalu” (S).
Penskoran tertinggi diberikan pada pilihan “selalu” dan terendah untuk pernyataan
“tidak pernah”.
dan kepercayaan diri Gejala fisik - Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah - Meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin - Gangguan gastrointestinal, misalnya gangguan lambung - Mudah terluka, kematian, gangguan kardiovaskular - Mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan - Lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit - Kepala pusing, migrain, kanker - Ketegangan otot, masalah tidur Gejala Perilaku - Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas - Penurunan prestasi dan produktivitas - Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk - Perilaku sabotase - Meningkatnya frekuensi absensi - Perilaku makan yang tidak normal - Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan - Kecenderungan perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut dan main judi - Meningkatnya agresifitas dan kriminalitas - Penurunan kualitas interpersonal dengan keluarga dan teman - Kecenderungan bunuh diri, jika melihat banyaknya pekerjaan
telah menghasilkan nilai >0.05 (signifikan) maka dinyatakan bahwa model dengan
satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu
stres kerja dalam dimensi gejala fisik.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Stres Kerja Dimensi Gejala Fisik
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 16. 0.41 0.11 3.79 V 18. 0.19 0.10 1.86 X 19. 0.06 0.10 0.57 X 24. 0.72 0.09 8.05 V 26. 0.60 0.10 6.19 V 31. 0.66 0.09 7.07 V 34. 0.36 0.10 3.68 V 35. 0.84 0.08 9.93 V
74
36. 0.79 0.09 8.92 V 37. 0.70 0.09 7.81 V 38. 0.79 0.09 9.02 V 42. 0.11 0.11 1.09 X 45. 0.86 0.08 10.35 V 46. 0.54 0.10 5.61 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 18,
19 dan 42 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya
signifikan. Dengan demikian item no 18, 19 dn 42 akan didrop. Artinya bobot
nilai pada item 18, 19 dan 42 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif.
Dari tabel pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya
negatif. Dengan demikian tidak ada item yang didrop, kecuali item no 18, 19 dan
42.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing – masing. Item yang baik adalah kesalahan
pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain, tetapi dari situ tidak ada item
yang tidak berkorelasi dengan item yang lain. Item yang tidak bagus yaitu item
yang tidak bagus yaitu 18, 19, 42, 16, 46, 26, 34, 36, 37, dan 38 karena terdapat
banyak tanda V, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan
kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa
yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Tetapi karena diantara kesemua
item itu terdapat item yang mengukur suatu sub dimensi, sehingga ada beberapa
75
item yang tidak dapat dihapus karena tidak ada lagi item yang dapat
menggantikan untuk mengukur sub dimensi tersebut, maka hanya beberapa item
yang akan didrop dari dimensi gejala fisik ini yaitu 19, 42, 26, 37, dan 38, artinya
bobot nilai item-item tersebut tidak akan dianalisis dalam penghitungan faktor
skor.
Langkah terakhir yaitu item – item gejala fisik yang tidak didrop dihitung
faktor skornya. Faktor skor ini dihitung untuk menghindari estimasi bias dari
kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan
item – item variabel pada umumnya, tetapi justru dihitung true score pada tiap
item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti mentransformasikan faktor skor
menjadi T skor. T skor ini berfungsi yaitu pertama untuk menyamakan skala
pengukuran yang berbeda – beda, hal ini hampir sama ketika menghitung Z skor.
Perbedaannya pada Z skor memiliki rentangan mean = 0 dan standar deviasi = 1,
sedangkan T skor memiliki rentangan mean = 50 dan standar deviasi = 10.
Kemudian yang kedua, untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar
pembaca mudah memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor
yaitu (Umar, 2010 dalam Adiyo, 2010) :
Tskor = (10 x faktor skor) + 50.
Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu
dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk variabel beban kerja, konflik
peran, pengembangan karir, iklim organisasi, dan tipe kepribadian Big Five.
76
3.7.1.2 Gejala Perilaku
Peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat unidimensional
mengukur stres kerja dari dimensi gejala perilaku. Dari hasil awal analisis CFA
yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 606.51 , df =
77 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 0.248. Namun, setelah dilakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit yaitu dengan nilai Chi –
Square =64. 99, df = 48 , P-value = 0.05162 , RMSEA = 0.056. Sehingga dapat
diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu stres kerja dalam dimensi
gejala perilaku.
Tabel 3.8
Muatan Faktor Item Stres Kerja Dimensi Gejala Perilaku
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 8. 0.10 0.10 0.98 X 10. 0.67 0.09 7.45 V 20. 0.35 0.08 4.19 V 22. 0.66 0.09 7. 31 V 23. 0.18 0.08 2.09 V 27. -0.47 0.09 -5.43 V
77
28. 0.64 0.09 6. 84 V 29. 0.52 0.08 6. 19 V 30. 0.53 0.09 6.07 V 32. -0.58 0.09 6.58 V 33. -0.72 0.08 8.64 V 39. -0.09 0.10 0.95 X 43. -0.90 0.09 10.54 V 44. 0.08 0.08 0.95 X
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Kemudian peneliti melihat nilat t, pada tabel 3.8, hanya nilai t bagi
koefisien muatan faktor dari item 8,39 dna 44 yang tidak signifikan, sedangkan
koefisien muatan faktor item lainnya signifikan. Selanjutnya melihat muatan
faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel pada kolom
koefisien item yang bermuatan faktor negatif adalah 27, 32, 39 dan 43. Dengan
demikian item no 8, 39, 44, 27, 32, 33, dan 43 akan didrop. Artinya bobot nilai
pada item-item tersebut tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
Sedangkan jika dilihat dari hasil pengukuran korelasi antar item. Item-item
yang memiliki korelasi yang tidak bagus karena menunjukkan korelasi kesalahan
pengukuran dengan item lainnya yaitu adalah 20, 23, 28, 30, 32, 33, 39, 43 dan
44. Tetapi karena ada beberapa item yang jika didrop tidak ada item lain yang
dapat menggantikannya untuk mengukur sub dimensi ini, maka peneliti
memutuskan untuk tidak menghilangkannya. Dengan demikian peneliti
memutuskan item yang akan didrop dengan tidak ikut dianalisis adalah 8, 39, dan
44.
3.7.1.3 Gejala Psikologis
78
Peneliti menguji apakah 18 item mengukur stres kerja dalam dimensi
gejala psikologis. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor
tidak fit, dengan Chi – Square = 850.43, df = 135 , P-value = 0.00000 , RMSEA
= 0.218. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh
model fit dengan Chi – Square = 122.31 , df = 100 , P-value = 0.06425 , RMSEA
= 0.045.
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Stres Kerja dalam indikator Gejala Psikologis
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1. 0.25 0.10 2.51 V 2. 0.46 0.10 4.63 V 3 -0.61 0.09 -6.70 V 4. 0.38 0.10 3.88 V 5. 0.47 0.09 4.94 V 6. 0.64 0.09 7.36 V 7. 0.27 0.10 2.82 V 9. -0.68 0.09 -7.86 V 11. 0.57 0.09 6.31 V 12. 0.54 0.09 5.94 V 13. -0.69 0.09 -7.92 V 14. -0.64 0.09 -7.29 V 15. -0.61 0.09 -6.84 V 17. -0.75 0.08 -8.97 V 21. 0.64 0.09 7.36 V 25. 0.37 0.10 3.69 V 40. 0.76 0.08 9.23 V 41. 0.79 0.08 9.93 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Kemudian peneliti melihat nilai t untuk melihat signifikansi dari item-item
yang ada. Pada tabel 3.9, tidak terdapat item yang tidak signifikan. Tetapi dari
tabel tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa item yang bermuatan negatif yaitu
3, 9, 13, 14, 15 dan 17.
79
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Pada hasil pengukuran korelasi kesalahan item dapat dilihat
item-item yang memiliki korelasi yang tidak bagus yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 14, 15,
25, dan 41.Tetapi karena ada beberapa item yang jika didrop tidak ada item lain
yang dapat menggantikannya untuk mengukur sub dimensi gejala psikologis,
maka peneliti memutuskan untuk tidak menghilangkannya. Dengan demikian
peneliti memutuskan item-item dari gejala psikologis yang akan didrop dengan
tidak ikut dianalisis adalah 9, 14, 15, 1, 2, dan 5.
3.7.2 Beban Kerja
3.7.2.1 Kualitatif
Peneliti menguji apakah kelima item yang ada pada dimensi beban kerja
kualitatif bersifat unidimensional untuk mengukur satu faktor yaitu beban kerja.
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan
Chi – Square = 22.19 , df = 5 , P-value = 0.00048 , RMSEA = 0.175. Namun,
setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi – Square = 7.91 , df = 4 , P-value = 0.09509, RMSEA = 0.093
Kemudian melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur dapat dilihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor
dari item, seperti pada tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Muatan Faktor Item Beban Kerja Dimensi Kualitatif
80
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 3. 0.23 0.10 2.26 V 6. 0.74 0.09 8.04 V 8. 0.80 0.09 9.09 V 9. 0.39 0.11 3.74 V 10. 0.71 0.09 7.89 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel 3.10 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan
semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian, pada tahapan ini tidak ada
item yang didrop.
Kemudian pada pengukuran korelasi kesalahan item juga tidak terdapat
kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Dengan demikian secara
keseluruhan tidak ada item yang didrop, artinya semua item akan dianalisis dalam
perhitungan faktor.
3.7.2.2 Kuantitatif
Peneliti menguji apakah kelima item yang ada pada dimensi beban kerja
kuantitatif bersifat unidimensional mengukur satu faktor yaitu beban kerja . Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi –
Square = 27.79 , df = 5 , P-value = 0.00004 , RMSEA = 0.202. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
(signifikan), atinya model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu konflik peran dalam dimensi strain based conflict.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur dan melihat koefisien muatan faktor pada tiap item.
Hasil pengujian pada tiap item tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut :
Tabel 3.13
Muatan Faktor Item Konflik Peran Dimensi Strain Based Conflict
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel 3.13 dapat kita lihat bahwa terdapat dua item yang tidak
signifikan (t >1,96) yaitu item 2 dan 10. Tetapi, pada uji koefisien muatan faktor,
semua item bermuatan positif. Dengan demikian, pada tahapan ini item yang akan
didrop adalah 2 dan 10.
Kemudian dari hasil pengukuran yang diperoleh, pada model ini tidak ada
kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi, tetapi ada item yang berkorelasi
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2. 0.15 0.12 1.20 X 4. 0.77 0.34 2.29 V 6. 0.49 0.23 2.17 V 10. 0.18 0.13 1.42 X
84
yaitu item 2 dan 10. Dengan demikian dua item yang tidak akan dianalisis dalam
penghitungan faktor skor adalah 2 dan 10.
3.7.4.3 Behavior Based Conflict
Peneliti menguji apakah sepuluh item yang terdapat pada dimensi
behavior based conflict dapat mengukur variabel konflik peran. Dari hasil awal
analisis CFA peneliti telah memperoleh model yang fit dengan nilai Chi-Square =
0.00, df = 0, p-value = 1.00000, RMSEA= 0.000.
Setelah itu peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.14 berikut :
Tabel 3.14
Muatan Faktor Item Konflik Peran Dimensi Behavior Based Conflict
No item.
Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
8. 0.66 0.13 5.11 V 9. 0.83 0.15 5.73 V 5. 0.40 0.11 3.69 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.14, kesemua item memiliki nilai t yang signifikan.Selain itu
peneliti juga melihat tidak ada koefisien muatan faktor dari item yang bermuatan
negatif. Karena itu, tidak ada item yang didrop dari indikator ini.
85
Setelah melihat koefisien,standar eror dan nilai t pada item, peneliti
kemudian melihat korelasi dari item-item untuk memutuskan apakah ada item
yang akan didrop atau tidak. Dari data matriks korelasi yang diperoleh, dapat
dilihat bahwa tidak ada satupun item yang berkorelasi dengan item yang lainnya.
Sehingga, dalam indikator ini tidak ada item yang didrop oleh peneliti.
3.7.4 Pengembangan Karir
3.7.4.1 Ketidakpastian Kerja
Peneliti menguji apakah enam item pada dimesi ketidakpastian kerja mengukur
satu faktor yaitu pengembangan karir. Dari hasil awal analisis CFA diperoleh Chi-
Square= 35.00, df=9, P-value= 0.00006, RMSEA= 0.161 maka kemudian
diperoleh model fit dengan Chi-Square= 11.20, df=7, P-value= 0.13020,
RMSEA= 0.073.
Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Pada tabel 3.15 dibawah ini terdapat satu item yang tidak signifikan
(t<1,96) yaitu item 3. Dan koefisien yang bermuatan negatif terdapat dua item
yaitu item 7 dan 8. Sehingga, darisitu item yang akan didrop adalah 3, 7 dan 8.
Tabel 3.15
Muatan Faktor Item Pengembangan Karir Dimensi Ketidakpastian Kerja
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1. 0.26 0.10 2.59 V 3. 0.10 0.09 1.13 X 6. 1.07 0.20 5.35 V 7. -0.37 0.11 -3.34 V
86
8. -0.24 0.10 -2.48 V 11. 0.38 0.11 3.41 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Selanjutnya, korelasi kesalahan pengukuran item diperoleh 3 item yang
berkorelasi yaitu item 1, 3 dan 8. Tetapi karena tidak memiliki korelasi lebih dari
3 pada masing-masing item dengan item lainnya, maka pada item dimensi ini
hanya item 7,8 dan 3 yang didrop.
3.7.4.2 Promosi Kurang
Peneliti menguji apakah tiga item yang terdapat pada dimensi promosi
yang kurang mengukur variabel pengembangan karir. Dari hasil awal analisis
CFA telah diperoleh model yang fit dengan Chi-Square = 0.00, df=0, p-value=
1.00000, RMSEA= 0.000.
Kemudian pada uji nilai t, koefisien dan standar eror (lihat tabel 3.16 )
peneliti memperoleh nilai t yang signifikan dari semua item yang ada dan tidak
ada koefisien yang bermuatan negatif dari item-item tersebut. Sehingga, tidak ada
item yang akan didrop.
Tabel 3.16
Muatan Faktor Item Pengembangan Karir Dimensi Promosi Kurang
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
4. 0.44 0.13 3.38 V 9. 0.95 0.22 4.40 V 12. 0.41 0.13 3.27 V
87
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dalam melihat korelasi antar item, peneliti memperoleh data bahwa tidak
ada satupun item yang berkorelasi satu sama lain. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada item yang tidak dianalisis dalam perhitungan faktor skor dalam
indikator ini.
3.7.5.3 Promosi Berlebih
Peneliti menguji apakah tiga item mengukur pengembangan karir dalam
dimensi promosi yang berlebih. Dari hasil awal analisis CFA telah diperoleh
model yang fit dengan Chi-Square = 0.00, df=0, p-value= 1.00000,
RMSEA=0.000
Kemudian dalam pengujian dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, dapat dilihat pada table 3.17 berikut.
Tabel 3.17
Muatan Faktor Item Pengembangan Karir Dimensi Promosi Berlebih
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2. 0.87 0.24 3.59 V 5. 0.50 0.16 3.13 V
10. 0.32 0.12 2.54 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada uji nilai t, koefisien dan standar eror pada tabel 3.17 peneliti
memperoleh nilai t yang signifikan dari semua item yang ada dan tidak ada
koefisien yang bermuatan negatif dari item-item tersebut. Sehingga, tidak ada
item yang akan di drop.
88
Langkah selanjutnya dalam melihat korelasi antar item, peneliti
memperoleh data terdapat dua item yang berkorelasi yaitu 2 dan 5, tetapi hanya
berkorelasi satu item saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada item yang
didrop dalam perhitungan faktor skor dalam dimensi ini.
3.7.5. Iklim Organisasi
3.7.5.1. Konformitas
Pada hasil awal analisis CFA yang dilakukan pada tiga item untuk
mengukur iklim organisasi dalam dimensi konformitas, peneliti memperoleh
model satu faktor yang fit dimana nilai Chi – Square = 0.00, df = 0, P-value =
1.00000, RMSEA = 0.000.
Kemudian signifikansi item dan penentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak dilakukan uji nilai t dan koefisien muatan faktor dari item-item
yang ada dengan hasil pada tabel 3.18 berikut :
Tabel 3.18
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Konformitas
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 13. 0.42 0.10 4.07 V
19. 0.83 0.13 6.52 V 21. -0.72 0.12 -6.03 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
89
Pada tabel 3.18, hanya nilai t pada semua item adalah signifikan. Dan
untuk koefisien muatan faktor terdapat satu item yang bermuatan negatif yang
akan peneliti drop yaitu item 21.
Kemudian pada langkah selanjutnya yaitu pengujian korelasi antar item.
Peneliti memperoleh hasil bahwa tidak ada satupun item yang berkorelasi satu
sama lain. Dengan demikian, dalam dimensi konformitas item yang tidak akan
dianalisis adalah item 21.
3.7.5.2 Tanggung Jawab
Pada dimensi tanggung jawab, peneliti menguji tiga item untuk mengukur
apakah item-item tersebut mengukur satu faktor yaitu iklim organisasi. Dari hasil
awal analisis CFA telah diperoleh model yang fit dengan nilai p-value >0,05 yaitu
dengan nilai Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value= 1.00000, RMSEA = 0.000.
Kemudian pada pengujian nilai t dan koefisien muatan faktor diperoleh
data (lihat tabel 3.19) bahwa tidak ada satupun item yang tidak signifikan dan
yang bermuatan negatif. Selain itu pada pengujian korelasi antar item juga
ditunjukkan pula bahwa tidak ada satupun item yang berkorelasi satu sama lain.
Oleh karena itu, tidak ada item yang didrop oleh peneliti pada dimensi ini.
Tabel 3.19
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Tanggung Jawab
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
4. 0.66 0.12 5.33 V
90
7. 0.73 0.13 5.62 V 24. 0.48 0.11 4.30 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
3.7.5.3 Standar
Peneliti menguji apakah empat item yang ada pada dimensi standar
mengukur satu faktor yaitu iklim organisasi. Dari hasil awal analisis CFA
diperoleh Chi-Square= 1.85 , df=2, P-value= 0.39711, RMSEA= 0.000 maka
kemudian setelah dilakukan fit diperoleh model fit dengan Chi-Square= 0.08 ,
df=1, P-value= 0.77151, RMSEA= 0.000.
Selanjutnya, pada pengujian nilai t dan koefisien, pada tabel 3.20 peneliti
memperoleh data yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun item yang tidak
signifikan dan bermuatan negatif. Sehingga tidak ada item yang akan didrop oleh
peneliti.
Tabel 3.20
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Standar
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
15. 0.92 0.10 9.37 V 20. 0.76 0.11 7.18 V 23. 0.62 0.10 6.53 V 25. 0.67 0.10 7.09 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
91
Sedangkan, pada pengujian kesalahan pengukuran item yang saling
berkorelasi terdapat dua item yang saling berkorelasi yaitu 15 dan 20. Tetapi
karena hanya berkorelasi 1 item maka kedua item tersebut tidak didrop. Sehingga,
pada indikator semua item yang ada akan dianalisis.
3.7.5.4 Imbalan
Pada pengujian item pada dimensi imbalan, peneliti memperoleh hasil
awal analisis CFA yang fit dengan nilai Chi-Square= 0.00 , df= 0, P-value=
1.00000, RMSEA= 0.000. Selanjutnya pengujian yang dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, didapatkan hasil pada tabel
3.21 dibawah ini :
Tabel 3.21
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Imbalan
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
8. 0.44 0.21 2.07 V 16. 0.21 0.13 1.61 X 22. 1.02 0.45 2.25 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.21, terdapat nilai t yang tidak signifikan pada item 16. Dan
dari tabel pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya
negative. Dengan demikian item 16 akan didrop dari dimensi ini.
Selanjutnya, saat melakukan uji korelasi kesalahan pengukuran item,
peneliti tidak menemukan korelasi kesalahan pada item yang satu dengan yang
92
lainnya. Karena itu, tidak ada penambahan item yang akan didrop dari dimensi
ini.
3.7.5.5. Kejelasan Organisasi
Dimensi selanjutnya dari iklim organisasi adalah kejelasan organisasi.
Dalam hal ini peneliti menguji pada 3 item. Dari hasil analisis CFA peneliti
langusng memperoleh model fit dengan nilai Chi-Square = 0.00 , df = 0, P-value =
1.00000, RMSEA = 0.000.
Kemudian pengujian selanjutnya yaitu uji nilai t dan koefisien muatan
faktor dapat dilihat melalu tabel 3.22 dibawah ini :
Tabel 3.22
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Kejelasan Organisasi
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
6. 0.29 0.21 1.38 X 9. 1.63 1.06 1.54 X
12. 0.22 0.17 1.29 X Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.22, terlihat bahwa dari ketiga item tersebut memiliki nilai t
yang <1,96, sehingga dapat dikatakan bahwa kesemua item tidak signifikan.
Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif.
Dari tabel pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya
negatif. Seharusnya kesemua item yang tidak signifikan akan lebih baik jika di
drop, tetapi karena tidak ada lagi item yang dapat mengukur dimensi ini maka
peneliti memutuskan untuk tetap menggunakan ketiga item ini untuk dianalisis.
93
Pada uji matriks korelasi kesalahan pengukuran item, peneliti
mendapatkan hasil bahwa dari ketiga item yang ada tidak terdapat item yang
memiliki korelasi dengan item-item yang lainnya.
3.7.5.6 Kehangatan dan Dukungan
Peneliti menguji apakah empat item pada dimensi kehangatan dan
dukungan mengukur iklim organisasi. Dari hasil awal analisis CFA diperoleh Chi-
Square= 1.92, df=2, P-value= 0.38335, RMSEA=0.000, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square= 0.00, df=1, P-value= 0.96142, RMSEA=0.000.
Kemudian melihat pengujiannya nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, diperoleh hasil yang tercantum pada tabel 3.23 di bawah ini :
Tabel 3.23
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Kehangatan dan Dukungan
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 5. 0.48 0.12 3.94 V 10. 0.49 0.12 4.04 V 14. 0.76 0.14 5.55 V 18. -0.49 0.11 -4.32 V Pada tabel 3.23, tidak terdapat item yang tidak signifikan. Sedangkan pada
koefisien muatan faktor terdapat satu item yang negatif yaitu item 18. Dimana
item ini akan didrop dari dimensi ini.
Kemudian pada uji korelasi kesalahan pengkuran item terdapat dua item
yang berkorelasi yaitu 1 dan 5. Tetapi karena hanya berkorelasi satu item maka
kedua item tersebut tidak akan didrop. Dengan demikian pada dimensi ini item
yang tidak akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor adalah item 18.
94
3.7.5.7. Kepemimpinan
Peneliti menguji apakah kelima item pada dimensi kepemimpinan
mengukur satu faktor yaitu iklim organisasi. Dari hasil awal analisis CFA
dipeorleh Chi-Square= 46.84, df=6, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.247 maka
kemudian diperoleh model fit dengan Chi-Square= 2.34, df=4, P-value= 0.67355,
RMSEA=0.000.
Selanjutnya pada uji nilai t dan koefisien muatan faktor (lihat tabel 3.24) ,
peneliti mendapati bahwa terdapat dua item yang memiliki nilai t (<1,96) yang
artinya adalah tidak signifikan, item tersebut adalah item 11 dan 17. Pada
pengujian koefisien muatan faktor terdapat satu item yang memiliki muatan
negatif yaitu item17. Sehingga, item yang akan didrop dalam dimensi ini adalah
item 11 dan 17.
Tabel 3.24
Muatan Faktor Item Iklim Organisasi Dimensi Kepemimpinan
No item. Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
1. 0.42 0.09 4.71 V 2 0.21 0.09 2.28 V 3. 1.00 0.07 14.97 V 11. 0.18 0.09 1.91 X 17. -0.04 0.09 -0.39 X Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
95
Selanjutnya, pada pengujian pengukuran korelasi antar item, peneliti
memperoleh data dimana item yang berkorelasi yaitu item 2, 11 dan 17. Namun
karena item yang korelasi kesalahan pengukurannya tidak lebih dari 3 item, maka
pada dimensi ini peneliti hanya akan mendrop item 11 dan 17 untuk tidak
dianalisis dalam perhitungan faktor skor.
3.7.6. Tipe Kepribadian Big Five
3.7.6.1 Agreeableness
Peneliti menguji apakah 10 item dalam dimensi agreeableness mengukur
satu faktor yaitu kepribadian Big Five. Dari hasil awal analisis CFA diperoleh
Chi-Square= 75.70, df=35, p-value = 0.00008, RMSEA=0.102 maka kemudian
diperoleh model fit dengan Chi-Square= 42.13 , df=31, P-value= 0.08773,
RMSEA=0.057.
Langkah selanjutnya, dalam pengujian nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, diperoleh hasil pada tabel 3.25 berikut ini :
Tabel 3.25
Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Big Five Dimensi Agreeableness
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2. 0.66 0.08 7.88 V 7. 0.77 0.09 8.65 V 12. -0.21 0.09 -2..27 V 17. 0.53 0.09 6.16 V 22. 0.55 0.09 6.38 V 27. 0.93 0.08 11.39 V 32. 0.12 0.09 1.29 X 37. 0.57 0.09 6.64 V 42. 0.51 0.09 5.60 V
96
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.25, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 32
yang tidak signifikan, sedangkan pada koefisien muatan faktor item yang negatif
adalah item 12. Dengan demikian item no 32, dan 12 akan didrop.
Kemudian pada pengukuran korelasi kesalahan antar item terdapat item
yang berkorelasi yaitu item 2, 7, 12, 27, 42 dan 47. Tetapi karena tidak berkorelasi
dengan item lain lebih dari 3 item, maka dari kesemua item tidak ada yang di
drop. Dengan demikian pada dimensi agreeableness hanya item 32 dan 12 yang
tidak dianalisis dalam perhintungan faktor skor.
3.7. 6. 2 Conscientiousness
Peneliti menguji apakah sepuluh item dalam dimensi conscientiousness
mengukur satu faktor yaitu kepribadian Big Five. Dari hasil awal analisis CFA
diperoleh Chi-Square= 240.99, df=35, p-value = 0.00000, RMSEA=0.229 maka
kemudian diperoleh model fit dengan Chi-Square= 12.60, df=20, P-value =
0.89399, RMSEA=0.000.
Kemudian pada pengujian nilai t dan koefisien muatan faktor, didapatkan
hasil yang dapat dilihat pada tabel 3.26 berikut :
Tabel 3.26
Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Big Five Dimensi Conscientiousness
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 3. 0.73 0.08 8.60 V
47. 0.64 0.09 6.95 V
97
8. -0.56 0.09 -6.10 V 13. 0.72 0.08 8.66 V 18. 0.75 0.08 8.92 V 23. -0.38 0.10 -3.94 V 28. -0.31 0.10 -3.09 V 33. 0.78 0.08 9.27 V 38. -0.46 0.09 -4.86 V 43. 0.76 0.08 9.06 V 48. 0.65 0.09 7.35 V
Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.26 di atas, tidak ada nilai t yang tidak signifikan (t<1,96)
sedangkan pada koefisien muatan faktor, item yang negatif adalah item 8, 23, 28,
dan 38. Dengan demikian item-item tersebut akan didrop dari dimensi ini.
Kemudian, ketika melakukan pengukuran korelasi kesalahan item, peneliti
memperoleh data bahwa terdapat item yang berkorelasi lebih dari 3 item yaitu
item 8, 23, 28 dan 38. Dengan demikian pada dimensi conscientiousness item 8,
23, 28 dan 38 tidak dianalisis dalam perhintungan faktor skor.
3.7.6.3 Neuroticism
Peneliti menguji apakah sepuluh item dalam dimensi neuroticism
mengukur satu faktor yaitu kepribadian Big Five. Dari hasil awal analisis CFA
diperoleh Chi-Square= 68.92, df=35, P-value = 0.00054, RMSEA=0.093, maka
kemudian diperoleh model fit dengan diperoleh Chi-Square= 46.08, df=33, P-
value = 0.06480, RMSEA=0.059.
98
Kemudian pengujian dengan dilakukan pengukuran nilai t bagi dan
koefisien muatan faktor pada setiap item, diperoleh hasil seperti yang tertera pada
tabel 3.27 berikut:
Tabel 3.27
Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Big Five Dimensi Neuroticism
No item.
Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
4. 0.69 0.09 8.10 V 9. 0.02 0.10 0.22 X
14. 0.80 0.08 9.89 V 19. 0.03 0.10 0.28 X 24. 0.62 0.09 7.07 V 29. 0.86 0.08 10.84 V 34. 0.57 0.09 6.39 V 39. 0.75 0.09 8.72 V 44. 0.70 0.08 8.25 V 49. 0.54 0.09 5.97 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.27, terdapat nilai t yang tidak signifikan (t<1,96) yaitu item 9
dan 19.sedangkan pada koefisien muatan faktor item tidak terdapat item yang
bermuatan negatif. Dengan demikian item yang didrop sejauh ini dari dimensi
neuroticism adalah 9 dan 19.
Selanjutnya, pada hasil pengukuran korelasi kesalahan item peneliti
memperoleh data dimana terdapat item yang berkorelasi lebih tetapi tidak lebih
dari 3 item yaitu item 9, 29 dan 39. Dengan demikian pada dimensi neurotisicm
item yang tidak dianalisis adalah item 9 dan 19.
3.7.6.4 Extraversion
99
Peneliti menguji apakah 10 item mengukur extraversion pada kepribadian
Big Five. Dari hasil awal analisis CFA diperoleh Chi-Square= 252.38, df=35, p-
value = 0.00000, RMSEA=0.235, maka kemudian diperoleh model fit dengan
Kemudian dalam pengujian signifikan item dengan dilakukan pengujian
nilai t dan koefisien muatan faktor bagi setiap item, diperoleh hasil yang tertera
pada table 3.28 berikut ini:
Tabel 3.28
Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Big Five Dimensi Extraversion
No item. Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1. 1.03 0.10 10.09 V 6. 0.21 0.09 2.26 V
11. 0.57 0.10 5.92 V 16. -0.02 0.09 -0.18 X 21. 0.31 0.09 3.36 V 26. 0.25 0.09 2.76 V 31. 0.38 0.09 4.08 V 36. -0.09 0.09 -0.98 X 41. -0.10 0.09 -1.08 X 46. 0.27 0.09 2.87 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.28, terdapat nilai t yang tidak signifikan (t<1,96) yaitu item
16, 36 dan 41. Tidak berbeda dengan item yang tidak signifikan, item yang
berkoefisien negatif juga berada pada item yang sama yaitu 16,36 dan 41.Dengan
demikian item yang didrop sejauh ini dari dimensi extraversion adalah 16, 36 dan
41.
100
Kemudian pada pengukuran korelasi kesalahan item, peneliti memperoleh
hasil bahwa terdapat item yang berkorelasi yang lebih dari tiga item yaitu 16, 26,
36, 41, dan 46. Disamping itu juga terdapat item yang berkorelasi tetapi tidak
lebih dari tiga item yaitu item 6, 11, 21 dan 31. Dengan demikian pada dimensi
extraversion item yang tidak dianalisis adalah item 16, 26, 36, 41 dan 46.
3.7.6.5 Openness
Peneliti menguji apakah sepuluh item dalam dimensi openness mengukur
satu faktor yaitu kepribadian Big Five. Dari hasil awal analisis CFA diperoleh
Chi-Square= 148.60, df=35, P-value = 0.00000, RMSEA=0.170, maka kemudian
diperoleh model fit dengan diperoleh Chi-Square= 34.93, df=23, P-value =
0.05286, RMSEA=0.068.
Selanjutnya, hasil pengujian nilai t dan koefisien muatan faktor pada setiap
item yang diperoleh oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.39 berikut ini :
Tabel 3.29
Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Big Five Dimensi Openness
No item.
Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
5 0.23 0.10 2.31 V 10. -0.35 0.10 -3.51 V 15. 0.59 0.09 6.26 V 20. -0.04 0.11 -0.33 X 25. 0.71 0.09 7.79 V
101
30. -0.37 0.10 -3.84 V 35. 0.42 0.10 4.13 V 40. -0.24 0.10 -2.38 V 45. 0.16 0.10 1.55 X 50. 0.88 0.09 10.08 V Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3. 29 di atas, terdapat nilai t yang tidak signifikan (t<1,96) yaitu
item 20 dan 45. Sedangkan item yang berkoefisien negatif yaitu item 10, 20, 30
dan 40. Dengan demikian item yang didrop sejauh ini dari dimensi openness
adalah 20, 45, 10, 20, 30 dan 40.
Lalu langkah selanjutnya yaitu pengukuran korelasi kesalahan antar item,
peneliti memperoleh hasil dimana terdapat item yang berkorelasi tetapi tidak lebih
dari tiga item yaitu 5, 10, 15, 20, 25, 35, 40 dan 50. Selain item tersebut terdapat
satu item yang berkorelasi lebih dari tiga item yaitu item 45. Dengan demikian
pada dimensi openness item yang tidak dianalisis adalah item 20, 45, 10, 30 dan
40.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab empat ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian
yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu analisis
deskriptif, dan pengujian hipotesis penelitian.
102
4.1 Analisis Deskriptif
Responden penelitian dalam penelitian ini adalah 113 polisi lalu lintas di
Polda Metro Jaya yang terdiri dari empat subdivisi yang berbeda yaitu Bin
Operasional, PJR, Gatur dan Pamwal. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran
responden berdasarkan usia. Responden dalam penelitian ini berasal dari usia
yang berbeda, mulai dari usia 20 tahun sampai dengan 40 tahun peneliti
mengkategorikan usia kedalam empat kategori. Empat kategori usia responden
dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Tabel Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
21-30 69 61,06%
31-40 27 23,90%
41-50 13 11,50%
51-60 4 3,54%
Total 113 100%
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 113 responden yang dijadikan
sampel menurut tingkat usia, sebanyak 69 responden (61,06%) berusia 21-30
tahun, 27 responden (23,90%) berusia 31-40 tahun, 13 responden (11,50%)
berusia 41-50 tahun, dan 4 responden (3,54%) berusia 51-60 tahun. Maka dapat
disimpulkan, responden penelitian terbanyak terdapat pada usia 21-30 tahun yang
berjumlah 69 atau mencapai 61,06 %.
103
Kemudian akan dijelaskan gambaran responden berdasarkan masa kerja.
Responden dalam penelitian ini berasal dari lama masa kerja yang berbeda-beda,
mulai dari usia 1 tahun sampai dengan 15 tahun maka peneliti mengkategorikan
masa kerja kedalam tiga kategori. Tiga kategori masa kerja responden dapat
dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2
Tabel Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tahun Jumlah Persentase
1-10 78 69,03%
11-20 22 19,47%
≥21 13 11,50%
Total 113 100%
Dari tabel 4.2 bisa dilihat bahwa jumlah responden 113 orang, sebanyak
78 responden (69,03%) masa kerja saat penelitian adalah 1-10 tahun, 22
responden (19,47%) dengan masa kerja 11-20 tahun,dan sebanyak 13 responden
(11,50%) pada masa kerja ≥ 21 tahun (21-35 tahun). Maka dapat disimpulkan,
responden penelitian terbanyak terdapat pada masa kerja 1-10 tahun yang
berjumlah 78 orang atau mencapai 69,03%.
Berikutnya akan dijelaskan gambaran responden berdasarkan sub divisi.
Responden dalam penelitian ini berasal dari empat sub divisi lalu lintas yang
berbeda. Pada tabel 4.3 dibawah ini akan digambarkan mengenai sub divisi
responden penelitian.
104
Tabel 4.3
Tabel Responden Berdasarkan Sub Divisi
Subdivisi Jumlah Persentase
Bin Operasional 34 30,09%
PJR 18 15,93%
Gatur 33 29,20%
Pamwal 28 24,78%
Jumlah 113 100%
Pada tabel 4.3 bisa dilihat bahwa jumlah responden 113 orang, sebanyak
34 responden (30,09%) berasal dari sub divisi Bin Operasional, 18 responden
(15,93%) dari sub divisi PJR, sebanyak 33 responden (29,20%) sub divisi Gatur,
dan sebanyak 28 responden (24,78%) dari sub divisi Pamwal. Maka dapat
disimpulkan, responden penelitian terbanyak berasal dari sub divisi Bin
Operasional yaitu sebanyak 34 responden (30,90%) pada penelitian ini.
4.2 Uji Hipotesis penelitian
4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dengan bantuan software SPSS 17.0. Seperti yang sudah disebutkan
pada bab 3, dalam regresi terdapat hal yang dilihat yaitu, melihat apakah IV
berpengaruh signifikan terhadap DV, kedua melihat besaran R square untuk
105
mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, kemudian
terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing – masing
IV.
Langkah pertama peneliti menganalisis dampak dari seluruh independen
variabel terhadap stres kerja. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut :
Tabel 4.4 Tabel Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 7324.668 14 523.191 13.231 .000a
Residual 3875.332 98 39.544 1
Total 11200.000 112 a. Predictors: (Constant), SubDivisi, NEuroticism, Extraversion, BebanKerja, Umur, PengembanganKarir, TBC, SBC, Openness, BBC, Conscientiousness, Agreeableness, IklimOrganisasi, MasaKerja b. Dependent Variable: StresKerja
Jika melihat kolom ke 6 dari kiri (sig < 0.05) , maka hipotesis mayor yang
menyatakan ada pengaruh yang signifikan seluruh independen variabel terhadap
stres kerja pada polisi lalu lintas diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan
dari beban kerja, konflik peran yang terdiri dari time based conflict, strain based
conflict dan behavior based conflict, pengembangan karir, iklim organisasi,
kepribadian Big Five yang terdiri dari agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, extraversion dan openness, umur, masa kerja dan sub divisi terhadap
stres kerja. Kemudian, langkah selanjutnya melihat hasil pengukuran R square,
hasil pengkuruan dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5 Tabel Rsquare
106
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Alkus . S & Padesky. C . (1983). Special problems of police pfficers : Stress-related issues and interventions. Counseling Psychologist ,11, Hal: 55-64.
Altman, Valenzi & Hodgetts. (1985). Organizational behavior: Theory and practice. New York : Academic Press, Inc.
Amaranto. (2003). Police stres interventions: Brief treatment and crisis intervention, 3, hal : 47-53.
Bisen, Vikram & Priya. (2010). Industrial psychology. New Delhi : NewAge International Publishers.
Bishop. The relationship between coping and personality among police officers in singapore. Singapore : Journal of Reserach in Personality.
Bernstein & Roy. (2008). Psychology. New York : Houghton Mifflin Company.
Buker, H & Wiecko, 2007. Are causes of police stress Global? Testing the effects of common police stressors on the Turkish national police. Journal of Policing, Vol. 30. 291-209.
Cooper & Dewe. (2004). Stress a brief history. USA : Blackwell Brief History of Psychology.
Cooper, El-Batawi & Kalimo. (1987). Psychosocial factors at work and their relation to health. Geneva : WHO.
Daryanto. (28 April 2005). Mabes polri tidak mampu awasi psikologi anggotanya. Jakarta : (www.tempo.com).
Edwards & Rothbard. (2000). Mechanisms linking work and family: Clarifying the relationship between work and family construct. Academy Of Management Review Vol. 25, No.1, 178-199.
HE, Zhao, Thurman & Ni. Sources of job satifaction among police officers : A test of demographics and work environmet models. Academic Reserach Library. Hal : 153.
Hermanto. (2007). Tewasnya wakapoltabes Semarang. (http://www.indosiar.com/ragam/59767/tewasnya-wakapolwiltabes-semarang).
Ismar, Amri & Sostrosumihardjo. (2011). Stres kerja dan berbagai faktor yang berhubungan pada pekerja call center PT. “X” di Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia : Universitas Indonesia.
Jhonson, Cooper .S & Cartwright. (2005). The experience of work-related stress accross occupations. Proquest psychology journal : hal.178.
Jayanegara. (2007). Stres kerja dan coping pada polisi Indonesia. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kemalahayati. (2008). Analisis faktor-Faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada pejabat eselon III pemerintah daerah kabupaten Aceh Besar. Sumarta Utara: Fakultas Psikologi USU. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7003/1/057010018.pdf. Supardi. 2007).
Kitchin. (2010). An introduction to organisational behaviour for managers and engineers a group and multicultural approach. USA : Eslevier.
Lastianto. (2011). Pengaruh tipe kepribadian Big Five terhadap kepuasan konsumen pada customer online marketing. Jakarta : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Le Scanff, C & Taugis. Stress management for police special forces. Journal of Applied Sport Pychology.
Magdalena. (2008). Hubungan antara stres dan kepuasan kerja pada polisi wanita. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Manzoni P & Eisner. Violence between the police and the public : Influences on work-related stress, job satification, burnout and situational factors. Journal of Criminal Justice and Behavior.
Marfizal, Anrio. (2006). Hubungan konflik peran dengan manajemen waktu ibu rumah tangga yang bekerja di pemerintah daerah di Jakarta. Jakarta : Fakultas piskologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mccrae & Costa. (2003). An introduction to the Five-Factor model and its applications. USA : Journal of Psychology.
Merulalia. (2010). Shift kerja rotasi serta hubungannya dengan kepribadian dan circadian. (http://merulalia.wordpress.com/page/13/).
133
Meyer, R, Rothmann, S, Pienaar J. (2003). Coping, stres and suicide ideation in the South African police service in the Eastern Cape. Faculty of Economic and Management Sciences.
Morash. (2006). Multilevel influences on police stress. Journal of contemporary Criminal Justice. Hal. 22, 26.
Munandar. (2006). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : UI-press.
Murtiningrum. (2005). Analisis pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap stres kerja dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi. Semarang : Fakultas Manajemen Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Oktafiyani. (2009). Pengaruh pendidikan dan masa kerja terhadap kedisiplinan
karyawan di SMK Muhamadiyah Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Para peneliti menyelidiki dampak dari stres terhadap kesehatan polisi fisik dan mental. (2011). (http://www.newsmedical.net/news/2008/09/25/9/Indonesian.aspx).
Prihatini. (2007). Hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap ruang rawat inap RSUD Sidikalang. Sumatra Utara : Sekolah Pasca Sarjana USU.
Pervin. (2005). Personality. USA : John Willey & Sons, Inc.
Rani. (2007). Hubungan antara iklim organisasi dengan peluang untuk berkreasi pada karyawan desain PT. Batik Danar Hadi Surakarta. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Rice. (2000). Handbook of stress, coping and health. London : Sage Publications, Inc.
Rohmaningrum. (2009). Analisa faktor stres kerja pada polisi di satuan pengawalan protokoler (satwalprot) dan anggota harian (anghar) satuan fungsi detasemen markas Polda Jatim. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
Rout, Usha, Rout & Jaya. (2002). Stress management for primary health care professional. New York : Kluwer Academic / Plenum Publishers.
Schultz. D, Schultz. S.E. (2006). Psychology and work today. United States : Pearson Prentice Hall.
Shein, Jennifer, Chen & Charles.P. (2011). Work-family enrichment a research of positive transfer. Netherlands : Sense Publishers.
Sumantri. (2011). Kinerja anggota polri apa, bagaimana, dan cara pengembangannya. Bandung : Universitas Padjajaran.
Supardi. (2007). Analisa stres kerja pada kondisi dan beban kerja perawat dalam klasifikasi pasien di ruang rawat inap Rumkit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan. Sumatra Utara : Sekolah Pasca Sarjana USU.
Susilo. (2006). Implmentasi POLMAS pada fungsi lalu lintas. Jakarta : Ditlantas Polda Metro Jaya.
Taylor, Alyssa, Bennerl & Craig. (2006). Operational and organizational police stress in an Ontario police department: A descriptive study. Canada : The Canadian Journal of Police & Security Services Volume 4 Issue 4 Winter.
Saya, Lutfiyah, mahasiswa semester 8 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kerja sama yang saya harapkan adalah kesediaan Anda untuk mengisi beberapa pernyataan. Adapun informasi atau data yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk meluangkan waktunya mengisi angket ini dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Data Diri Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Masa /Lama Bekerja : Saat ini sedang menjalani shift : Petunjuk Pengisian Angket I Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Setiap pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda dengan cara memilih salah satu dari 4 pilihan yang tersedia. Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan, seluruh jawaban adalah benar selama itu sesuai dengan diri Anda. Jika anda TIDAK PERNAH merasakan beri tanda check list (√) pada kolom TP Jika anda KADANG atau sekali-sekali merasakannya beri tanda check list (√) pada kolom KD Jika anda SERING lebih dari tiga kali merasakannya beri tanda check list (√) pada kolom SR Jika anda SERINGKALI merasakannya atau hampir setiap saat beri tanda check list (√) pada kolom SK
No. Pernyataan TP KD S SK 1. Saya mengalami lelah mental setelah menjalani shift jaga sore. 2. Saya merasa kurang terampil dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan teman-teman sekerja. 3. Saya dapat berkonsentrasi ketika mendengar instruksi atasan tentang tugas-tugas yang diberikan. 4. Ketika saya melaksanakan tugas mengatur lalu lintas timbul perasaan bosan melihat pekerjaan rutin yang harus
saya kerjakan
2
5. Saya akan tersinggung ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap pekerjaan yang telah saya lakukan. 6. Saya merasa sulit untuk menyampaikan informasi secara jelas dan dapat dimengerti oleh masyarakat,atasan dan
rekan kerja.
7. Saya merasa tegang jika menghadapi situasi yang membahayakan diri saya. 8. Saya akan membicarakan masalah saya kepada atasan atau rekan kerja jika ada masalah dengan pekerjaan ataupun
keluarga.
9. Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan, saya tetap menjalin komunikasi dengan teman kerja yang lain ataupun keluarga.
10. Saya merasa dapat diterima dalam pergaulan dengan rekan kerja. 11. Dalam bekerja saya merasa sering lupa terhadap apa yang saya kerjakan. 12. Saya akan mengurung diri jika mempunyai masalah dengan pekerjaan. 13. Saya merasa tetap bersemangat bekerja meskipun banyak tugas yang harus di kerjakan. 14. Meskipun banyak kasus/tugas yang saya kerjakan saya tetap dapat berpikir jernih. 15. Dalam keadaan darurat, meskipun tidak bersama rekan kerja, saya akan berusaha mengatasi keadaan tersebut. 16. Saya merasa denyut jantung saya normal walaupun banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. 17. Ketika menghadapi banyaknya tuntutan kantor atau masyarakat saya akan melayani dengan sabar. 18. Saya dapat tidur nyenyak meskipun banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan. 19. Setelah saya selesai bekerja leher atau otot punggung saya tidak kaku. 20. Meskipun saya banyak mendapat teguran dari atasan saya tetap hadir bekerja seperti biasa. 21. Saya merasa bingung ketika harus menegur seseorang yang saya lihat telah melanggar peraturan. 22. Saya dapat mengatasi permasalahan lalu lintas dengan cepat. 23. Meskipun saya bekerja melewati jam kerja saya tidak ingin meminum alkohol. 24. Ketika menghadapi banyak kasus kecelakaan lalu lintas, saya merasa sakit kepala/pusing. 25. Saya hanya menunggu instruksi atasan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas. 26. Ketika menerima kasus baru saya merasa jantung saya berdebar-debar. 27. Saya akan mengambil alih kasus rekan kerja yang lain tanpa izin terlebih dahulu. 28. Walaupun saya sedang lelah setelah bekerja, saat pulang saya tidak ngebut di jalan. 29. Meskipun saya banyak menerima pekerjaan di kantor/ tempat tugas , frekuensi makan saya seperti biasanya. 30. Meskipun pengguna jalan marah kepada saya karena di tilang, saya dapat menahan keinginan untuk tidak memukul
mereka.
31. Tangan saya sering berkeringat setelah menangani kecelakaan lalu lintas. 32. Saya makan dengan porsi yang banyak akhir-akhir ini karena menghadapi banyaknya kasus/tugas. 33. Ketika saya melakukan kesalahan ketika bertugas,timbul keinginan saya untuk bunuh diri. 34. Ketika tergores benda tajam pada waktu bertugas, saya hanya mengalami luka ringan. 35. Ketika korban kecelakaan yang saya hadapi sedang menderita sesak nafas atau mengalami pendarahan, saya
merasa mual.
36. Ketika mengatur kemacetan lalu lintas tiba-tiba saya sesak nafas. 37. Setelah mengendalikan arus lalu lintas saya merasa lelah fisik. 38. Ketika selesai menangani kecelakaan di tempat bertugas tangan saya terasa gatal-gatal.
3
Petunjuk Pengisian Angket II Jika jawaban anda TIDAK PERNAH beri tanda check list (√) pada kolom TP. Jika jawaban anda JARANG beri tanda check list (√) pada kolom J. Jika jawaban anda SERING beri tanda check list (√) pada kolom SR. Jika jawaban anda SELALU beri tanda check list (√) pada kolom S. No Pernyataan TP J SR S
1. Saya mempunyai terlalu banyak pekerjaan dan terlalu sedikit waktu untuk mengerjakannya. 2. Saya mendapat tanggung jawab baru dari atasan, tanpa mengabaikan pekerjaan yang lama. 3. Saya selalu cek ulang pekerjaan yang akan diserahkan kepada atasan. 4. Saya sering bekerja melebihi jam dinas. 5. Setiap hari saya juga mengawasi pekerjaan rekan kerja yang lain. 6. Pengetahuan dan ketrampilan yang saya miliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan. 7. Harapan atasan selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 8. Target dinas dan tuntutan terlalu tinggi sehingga memberatkan tugas saya. 9. Jarak tempuh antara tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan sangat menyita waktu dan tenaga. 10. Ukuran beban kerja saya mengganggu seberapa baik saya dapat menyelesaikannya
39. Dalam sebulan saya hanya absen kurang dari dua hari, meskipun tingkat kemacetan dan kepadatan lalu lintas sangat tinggi.
40. Saya merasa kurang mampu untuk mengatasi kemacetan di tempat bertugas. 41. Saya merasa kecewa mengenai pembagian jadwal shift saya yang lebih banyak dari teman yang lain karena kadang-
kadang harus bertugas pada hari libur.
42. Meskipun banyak menangani kasus pelanggaran lalu lintas oleh pengguna jalan saya merasa tensi saya tetap normal. 43. Saya tidak masuk kerja (absen) apabila pada waktu saya bekerja banyak rekan kerja yang tidak puas atas pekerjaan
yang saya tangani.
44. Meskipun saya lelah menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk, tidak ada keinginan saya meminum minuman keras. 45. Jika sedang membuat laporan kasus saya sering pusing. 46. Ketika menghadapi banyaknya tuntutan dari pelapor, saya akan melayani dengan sabar.
4
Petunjuk Pengisian Angket III Jika jawaban anda SANGAT SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom SS. Jika jawaban anda SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom S. Jika jawaban anda TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom TS. Jika jawaban anda SANGAT TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom STS. No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa kurang memiliki waktu yang cukup untuk keluarga. 2. Saya dapat mengadaptasikan tingkah laku saya yang sesuai ketika berada di tempat kerja dan di rumah. 3. Tugas-tugas kantor dapat mengganggu waktu saya bersama keluarga. 4. Kurangnya waktu bersama dengan keluarga akibat pekerjaan yang banyak membuat saya tertekan. 5. Keluarga mendukung pekerjaan saya. 6. Saya merasa lebih emosional ketika pulang dari kantor karena kelelahan. 7. Ketika pulang dari kantor saya tidak sempat berbicara banyak/mengobrol dengan anak saya. 8. Selama bekerja, anak saya merasa kurang diperhatikan. 9. Pekerjaan dan keluarga merupakan dua kebutuhan yang berlawanan sehingga saya sulit memilih antara keduanya. 10. Pekerjaan rumah tangga tidak saya terlantarkan akibat pekerjaan kantor saya. 11. Saat berkumpul dengan keluarga saya tidak peduli dengan pekerjaan kantor. Petunjuk Pengisian Angket IV Jika jawaban anda SANGAT SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom SS. Jika jawaban anda SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom S. Jika jawaban anda TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom TS. Jika jawaban anda SANGAT TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom STS. No Pernyataan SS S TS STS
1. Pekerjaan yang harus saya kerjakan setiap harinya adalah mengatur lalu lintas agar dapat berjalan lancar. 2. Saya merasa keterampilan kerja saya tidak sesuai dengan pekerjaan yang diberikan kepada saya. 3. Kadang saya tidak tahu pekerjaan apa yang harus saya lakukan. 4. Kesempatan saya mendapatkan promosi sangat kecil. 5. Saya merasa promosi karir saya terlampau cepat.
5
6. Saya sering diberikan pekerjaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah lalu lintas. 7. Saya tidak pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawab saya. 8. Pekerjaan saya sesuai dengan keprofesian saya sebagai polisi. 9. Saya merasa kurang dipromosikan oleh atasan dalam kemajuan karir saya. 10. Pekerjaan saya sesuai dengan keterampilan yang saya miliki. 11. Saya sering mendapatkan pekerjaan yang bukan tanggung jawab saya. 12. Terdapat peluang karir yang jelas dalam pekerjaaan saya. Petunjuk Pengisian Angket V Jika jawaban anda SANGAT SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom SS. Jika jawaban anda SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom S. Jika jawaban anda TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom TS. Jika jawaban anda SANGAT TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom STS. No Pernyataan SS S TS STS
1. Atasan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan usulan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
2. Saya merasa atasan pilih kasih dengan beberapa karyawan. 3. Saya dapat mendiskusikan pekerjaan dengan atasan, dan memperoleh saran yang membangun darinya. 4. Pernah beberapa kali saya meninggalkan kantor, padahal pekerjaan belum saya diselesaikan. 5. Setiap ada rapat karyawan, saya takut untuk mengemukakan pendapat. 6. Dalam organisasi ini, pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari kebijakan, peraturan dan prosedur yang
telah ditetapkan.
7. Saya merasa tanggung jawab yang diberikan kepada saya terlampau berat. 8. Pemberian gaji dan bonus pernah beberapa kali tidak tepat waktu. 9. Kebijakan dan garis wewenang dalam organisasi ini kurang dapat dimengerti dengan jelas. 10. Tidak ada seorang pun yang mau menolong jika saya mendapat kesulitan. 11. Cara atasan menyampaikan pengarahan atau perintah kurang berkenan di hati saya. 12. Produktivitas dalam perusahaan ini sering terganggu karena kurang koordinasi dan perencanaan. 13. Tidak ada pertentangan antara saya dan rekan kerja mengenai peraturan organisasi sehingga kami dapat
bekerja sama menjalankan tugas.
14. Dalam organisasi ini, sangat terasa adanya kebersamaan yang dapat menumbuhkan semangat kerja. 15. Kedisiplinan dalam melaksanakan pekerjaan membuat saya tertekan. 16. Saya rasa pemberian imbalan sudah sesuai dengan beban kerja. 17. Meski telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, atasan saya tidak pernah memberikan pujian. 18. Dalam lingkungan kerja saya, komunikasi antar rekan sekerja terjalin dengan baik.
6
19. Saya dan rekan kerja merasa sesuai dengan peraturan yang ada di organisasi. 20. Saya merasa tekanan organisasi terlampau berat. 21. Saya melakukan apel tepat waktu sesuai peraturan organisasi karena rekan kerja saya juga melakukannya. 22. Dalam organisasi ini tidak ada penghargaan bagi karyawan atas hasil pekerjaan yang baik. 23. Saya tetap bersemangat bekerja meskipun harus memakai seragam polisi setiap harinya. 24. Saya menyelesaikan tugas saya dengan tepat waktu. 25. Saya merasa tertekan ketika harus apel tepat waktu. Petunjuk Pengisian Angket V Jika jawaban anda SANGAT SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom SS. Jika jawaban anda SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom S. Jika jawaban anda TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom TS. Jika jawaban anda SANGAT TIDAK SESUAI beri tanda check list (√) pada kolom STS. No. Pernyataan SS S TS STS
1 Keberadaan saya menghidupkan suasana pesta. 2 Saya termasuk orang yang memperhatikan orang lain. 3 Saya selalu mempersiapkan segala sesuatu. 4 Saya mudah merasa gugup. 5 Saya memiliki banyak perbendaharaan kata. 6 Saya tidak suka terlalu banyak berbicara. 7 Saya senang bergaul. 8 Barang-barang saya sering tertinggal di banyak tempat (tercecer).
9 Pada umumnya saya termasuk orang yang santai. 10 Saya sulit untuk memahami ide-ide abstrak. 11 Saya merasa nyaman jika bersama orang banyak. 12 Saya sering membuat orang tersinggung. 13 Saya suka memperhatikan sesuatu secara teliti (detail). 14 Saya mudah khawatir. 15 Saya memiliki imaginasi yang kuat. 16 Saya suka menyendiri. 17 Saya mudah memahami apa yang dirasakan orang lain.
7
18 Saya orang yang berantakan. 19 Saya jarang merasa sedih. 20 Saya tidak tertarik dengan ide-ide abstrak. 21 Jika bertemu kenalan, biasanya saya yang memulai percakapan. 22 Saya kurang suka ikut campur masalah orang lain. 23 Saya tidak suka menunda pekerjaan. 24 Saya termasuk orang yang sensitif. 25 Saya memiliki ide yang cemerlang. 26 Saya termasuk orang yang relatif pendiam. 27 Saya termasuk orang yang memperhatikan orang lain. 28 Saya sering lupa menaruh sesuatu kembali pada tempatnya. 29 Saya mudah kecewa. 30 Saya kurang pintar berimajinasi. 31 Saya berbicara pada banyak orang ketika di suatu pesta (acara). 32 Saya tidak begitu tertarik dengan urusan orang lain. 33 Saya senang keteraturan. 34 Perasaan saya mudah berubah-ubah. 35 Saya cepat memahami berbagai hal. 36 Saya kurang memperhatikan diri sendiri. 37 Kehadiran saya mampu membuat orang merasa senang. 38 Saya sering mengabaikan (membantah) apa yang ditugaskan. 39 Perasaan saya sering berubah-ubah. 40 Saya suka menggunakan kata-kata yang sulit. 41 Saya senang menjadi pusat perhatian. 42 Saya dapat merasakan perasaan orang lain. 43 Dalam bekerja, saya mengikuti apa yang direncanakan dengan baik.
44 Saya mudah tersinggung. 45 Saya suka merenung. 46 Saya cenderung diam di kalangan orang yang baru dikenal. 47 Saya mampu membuat orang merasa tenang. 48 Saya merasa bahwa pekerjaan saya sangat menarik. 49 Saya sering merasa sedih. 50 Saya orang yang memiliki banyak ide-ide.
8
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 SubDivisi, NEuroticism,
Extraversion,
BebanKerja, Umur,
PengembanganKarir,
TBC, SBC, Openness,
BBC,
Conscientiousness,
Agreeableness,
IklimOrganisasi,
MasaKerjaa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .809a .654 .605 6.28842
a. Predictors: (Constant), SubDivisi, NEuroticism, Extraversion, BebanKerja, Umur,