i Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Zea mays L.) (Studi Kasus Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto) OLEH : HUZAIR SYAHRAN G 311 08 005 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
91
Embed
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Zea mays L.)
(Studi Kasus Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto)
OLEH :
HUZAIR SYAHRAN
G 311 08 005
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ii
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Zea mays L.)
(Studi Kasus Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto)
OLEH :
HUZAIR SYAHRAN G 311 08 005
Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar
2013
Disetujui oleh,
Prof. Dr. Ir. Radi A Gany Dr. Ir. Saadah, M.Si Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar
2013
Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S NIP 19610829 198601 2 001
Tanggal pengesahan : November 2013
iii
PANITIA UJIAN SARJANA JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL : “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung”
(Studi Kasus Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto)
NAMA : Huzair Syahran
STAMBUK : G 311 08 005
TIM PENGUJI
Prof. Dr. Ir. Radi A Gany Penguji
Dr. Ir. Saadah, M.Si Penguji
Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S Penguji
Dr. Ir. Eymal B. Demmalino, M.Si Penguji
Dr. A. Nixia Tenriawaru, SP, M.Si Penguji
Tanggal Ujian : September 2013
iv
RINGKASAN
Huzair Syahran (G 311 08 005). “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus Di Kelurahan
Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto)”, dibawah bimbingan Bapak Radi A GAny dan Ibu Saadah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan petani di daerah penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan di Keluruhan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, kabupaten
Jeneponto pada bulan Agustus sampai September 2012. Tujuan
penelitian Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
petani jagung dan Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan
rata-rata. Hipotesis yang diajukan pertama; Produktivitas, harga, sarana
produksi dan luas lahan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan petani. Kedua; Tingkat pendapatan rata-rata petani
jagung tergolong rendah.
Jumlah responden yang diambil sebanyak 71 orang dengan
menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling).
Teknik pengumpulan data melalui observasi (pengamatan langsung) dan
wawancara dengan responden menggunakan daftar pertanyaan
(kusioner), serta data sekunder yang diperoleh dari petugas lapangan dan
kantor Kelurahan Tolo Utara, Kantor Dinas Badan Ketahanan Pangan
Daerah Kabupaten Jeneponto.
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
yaitu pertama: menggunakan rumus persamaan regresi linear berganda,
dan kedua: menggunakan rumus pendapatan.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu : (1) Berdasarkan uji-
F faktor-faktor produktivitas, harga jual, sarana produksi, luas lahan,
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan
petani jagung. Sedangkan dari uji-t diketahui bahwa produktivitas, sarana
produksi, luas lahan, masing-masing berpengaruh nyata terhadap tingkat
pendapatan petani jagung dan memberikan kontribusi positif. Sedangkan
harga jual berpengaruh tidak nyata tetapi memberikan pengaruh pisitif
terhadap tingkat pendapatan petani jagung. (2) Tingkat pendapatan rata-
rata per responden (0,85 hektar) per satu kali tanam usahatani jagung di
Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto
tergolong tinggi yaitu Rp 4,093,36
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dimana disetiap kesulitan, selalu datang pertolongan-NYA. Shalawat dan
Salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan
keluarganya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus Di KelurahanTolo Utara,
KecamatanKelara, Kabupaten Jeneponto)”. Penyusunan Skripsi ini dilakukan
sebagai syarat guna mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Penyusun Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Radi A Gany dan Ibu Dr. Ir.
Saadah, M.Si., sebagai dosen pembimbing dengan penuh kesabaran
membimbing dan penuh keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan motivasi, dorongan, nasehat yang tidak
ternilai harganya mulai dari pra penelitian sampai pada terwujudnya skripsi
ini. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir Rahim Darma, M.S dan Bapak Dr. Ir.
Eymal B. Demmalino, M.Si selaku dosen penguji dan Ibu
Dr. A. Nixia Tenriawaru, SP, M.Si sebagai panitia ujian yang telah
memberikan saran dan pengetahuan dalam penyempurnaan skripsi ini.
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, terdapat
banyak kekurangan dan hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu saran dan kritik tetap penulis harapkan yang sifatnya
membangun dari berbgai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Akhir kata Semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pengembangan diri dikemudian hari dan senantiasa menunjukkan jalan
yang terbaik untuk kita serta dapat menuntun kita untuk terus bekerja
dengan Cinta, Amin.
Makassar, September 2013
Penulis,
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Huzair Syahran, Lahir di Jeneponto pada tanggal 7 Februari 1991,
merupakan anak Kedua dari tiga bersaudara. Dibesarkan dan dididik
dalam lingkungan yang sederhana oleh pasangan Alamsyah, SP. MAp
Dan Rokhani Mallappiang, S.Pd.
Pendidikan formal yang telah dilalui adalah Taman Kanak-kanak di
TK BLK tamat pada tahun 1996. Selanjutnya meneruskan pendidikan SD
Negeri 227 Romanga pada tahun 1996 - 2002. Kemudian pada tahun
2002 – 2005 melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 2 Binamu. Pada
tahun 2005 melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 2 Binamu Kabupaten
Jeneponto dan tamat pada tahun 2008. Melalui PMJK pada tahun 2008,
penulis diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian , Universitas Hasanuddin.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan
yang di adakan MISEKTA dan aktif mengikuti seminar yang di laksanakan
baik di tingkat jurusan, fakultas maupun universitas.
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penghargaan yang seutuhnya kepada kedua orang tua saya
Ayahanda Alamsyah, SP. MAp dan Alm. Rokhani Mallappiang, S.Pd
atas pengorbanan, kasih sayang, semangat dan dorongan yang diberikan
dalam hidup saya, sejak kecil sampai sekarang. Tak lupa buat saudara-
saudaraku Pratiwi, Sp dan Aswin Habib Syahran yang telah memberikan
dukungan dan senantiasa menemani dalam perjalanan studi saya. Penulis
juga menghanturkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya
terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Radi A Gany dan Ibu Dr. Ir. Saadah,
M.Si,sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing,
memberikan banyak pelajaran berharga, waktu, tenaga, dan ilmunya
bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S dan Bapak Dr. Ir. Eymal B.
Demmalino, M.Si, sebagai dosen penguji, ibu Dr. A. Nixia
Tenriawaru, SP, M.Si, sebagai panitia ujian, dan Ibu Dr.Ir.
Rahmadanih, M.Si, sebagai panitia seminar yang telah memberikan
kritikan dan saran-saran yang membangun untuk menyempurnakan
isi dari laporan akhir ini.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, MS selaku Ketua Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, dan Seluruh Staf pengajar di lingkungan jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian serta seluruh staf pegawai dan
Administrasi Fakultas Pertanian.
ix
4. Ibu Rasyidah Bakri, SP, selaku penasehat akademik, yang
memberikan saran, masukan, serta nasehat kepada penulis.
5. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dari
generasi ke generasi, khususnya teman-teman seperjuanganku
(Shikopang) yang telah berbagi suka dan duka sejak penulis
menuntut ilmu di kampus ini. Teristimewa buat Sahabatku (Fadliah
ari, akmal, dan k’ wawan (Posko Barombong) Kecamatan
Gantarang, Kabupaten Bulukumba.
Demikianlah, semoga segala pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu penulis diberikan kebahagiaan dan rahmat
oleh ALLAH SWT, Amin.
Makassar, September 2013
Penulis,
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………….…….... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS............................................................. iv
KATA PENGANTAR......................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................ vii
DAFTAR ISI.....................………………………………………............. ix
DAFTAR TABEL.....………………………………………..…………..... xi
DAFTAR GAMBAR..............………………………………………........ xii
DAFTAR LAMPIRAN..………………………………….….………….... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................ 1 1.2 Rumusan masalah .......................................................... 4 1.3 Tujuan dan Kegunaan ..................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Luas Penggunaan Lahan di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012........................................... JumlahPendudukMenurutUmur di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012………......…...
. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencahariaan di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.... Keadaan Sarana dan Prasarana di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012........................ Identitas Petani Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012..... Identitas Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.… Identitas Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.…………………………..................................... Identitas Petani Berdasarkan Luas Lahan di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012……….. Identitas Petani Berdasarkan Lama Berusahatani di Kelurahan Tolo Utara , Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.... Pendugaan Fungsi Faktor-faktor Yang mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012………................................ Rata-rata Biaya Yang Digunakan dan Pendapatan Yang Diperoleh Petani Persatu Kali Tanam di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012…...................
26
27
28
29
30
32
33
35
36 37
39
44
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Hal
1.
Kerangka Pikir Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Kelurahan Tolo Utara, Kecamtan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012 ………..........……………………….....
16
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
1. Kuisioner Penelitian
2. Identitas Petani Responden Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
3. Biaya Sarana produksi yang digunakan Petani Responden Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
4. Biaya Tenaga Kerja (HKSP) Yang Digunakan Petani
Responden, Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
5. Perhitungan Nilai Penyusutan Alat (NPA), Yang Digunakan Petani Responden di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
6. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Petani Responden di
Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
7. Jumlah Produksi, Harga, Penerimaan Toltal Biaya,
Pendapatan, luas Lahan Dan Produktivitas Petani Responden, di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012
8. Hasil Regression Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor terbesar dalam hampir setiap ekonomi
negara berkembang. Sektor ini menyediakan pangan sebagian besar
penduduknya dan memberikan lapangan pekerjaan, dan dapat juga
dimanfaatkan menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN). Transformasi srtuktural
perekonomian Indonesia menuju ke arah yang industrialisasi tidak dengan
sendirinya menetapkan nuansa agraris. Berbagai teori pertumbuhan
ekonomi klasik menunjukkan bahwa sukses pengembangan sektor
industrialisasi disuatu negara selalu diiringi dengan perbaikan
produktivitas dan pertumbuhan berkelanjutan disektor pertanian. Selain
menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk serta tenaga kerja, sektor
pertanian merupakan pemasok bahan baku bagi sektor industri dan
menjadi sumber penghasil devisa.
Sasaran pemerintah dalam pembangunan pertanian adalah
peningkatan produksi yang dapat mendorong peningkatan pendapatan
petani, oleh karena itu segala kegiatan dalam sektor pertanian diusahakan
dapat meningkatkan kemampuan petani berproduksi untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya, selain meningkatkan produksi, sektor pertanian
juga selalu ditujukan untuk memperluas lapangan kerja atau kesempatan
kerja serta peningkatan ekspor (Mosher 1991)
2
Pembangunan, pertanian mempunyai arti strategis dan merupakan
titik tumpu dari segala bentuk kegiatan pembangunan, oleh karena itu
pembangunan di sektor pertanian sama artinya dengan upaya
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi
untuk mencapai manfaat optimal perlu dirumuskan dalam pola usahatani
yang terpad dan diolah dari banyak macam masukan yang diambil dari
hasil pengalaman/karya cipta manusia yang berupa teknologi baik
sebagai pendukung langsung yang bersifa komersil maupun yang bersifat
non komersil (Nunung dan Daru, 1994).
Dalam pelaksanaan usahatani salah satu tujuan petani adalah
memperoleh pendapatan sebesaar-besarnya. Pendapatan usahatani
akan dipengaruhi oleh biaya usahatani. Sedangkan besarnya produksi
selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat eksternal dan juga
dipengaruhioleh faktor-faktor internal. Untuk memperoleh pendapatan
yang sebesar-besarnya petani harus mampu mengendalikan faktor
internal berupa penggunaan sarana produksi, pemanfaatan teknologi
tepat guna dan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih efisien (Prayitno,
1987).
Tujuan pembangunan tidak hanya untuk meningkatkan
pendapatan. Upaya meningkatkan pendapatan adalah sangat penting
namun tidak berjalan sendiri. Perlu disertai perombakan berbagai segi
kehidupan masyarakat, supaya pembangunan juga meniadakan
ketimpangan, mengurangi ketidak merataan dan menghalau kemiskinan
3
petani pada khususnya. Indonesia merupakan negara yang kaya tropis
dan kaya akan jenis tanaman palawija. Iklim indonesia memingkinkan
untuk tumbuh suburnya berbagai jenis tanaman, buah-buahan dan
palawija tersebut (Michael P. Torado, 1989).
Dari sekian banyak tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh
konsumen di pasaran, setelah padi adalah jagung.Jagung merupakan
komoditi tanaman pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi
Selatan karena merupakan makanan alternatif untuk menggantikan beras,
selain itu ketersediaannya dipasaran seakan-akan tidak pernah terputus
(berakhir) karena tersedia sepanjang musim.
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu daerah di Sulawesi
Selatan yang menempatkan sektor pertanian sebagai sektor unggulan
dengan komoditi jagung hibrida. Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah
mentargetkan produktivitas yang tinggi untuk pemenuhan kebutuhan
industri di Sulawesi Selatan, dengan memberikan kemudahan para
investor yang akan menanamkan modalnya diusaha tanaman jagung.
Dengan titik berat pengembangan usahatani jagung perlu
mendapatkan penanganan yang lebih serius, oleh karena jagung
mempunyai prospek yang cukup cerah karena permintaan pasar semakin
meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Sesuai perkembangan
kebutuhan akan pakan ternak, unggas maupun konsumsi dalam
memenuhi kebutuhan akan karbohidrat, (Anonim, 1994).
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung (Studi Kasus Di Kelurahan
ToloUtara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto)”.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani jagung
di Kelurahan ToloUtara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto ?
2. Seberapabesartingkatpendapatan rata-ratapetanijagung Di Kelurahan
ToloUtara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah,
maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani
jagung Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten
Jeneponto.
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan rata-rata pada
petanijagung Di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten
Jeneponto.
5
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar atau sebagai bahan informasi
bagi penelitian lebih lanjut.
2. Menjadi bahan acuan dalam perencanaan petani untuk menyusun
strategi peningkatan pendapatan usahatani Di Desa Tolo’ Selatan,
Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto.
3. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya baik dari segi
pandangan maupun pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
pendapatan petani jagung.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Petani
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk
memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian
dimulai dari proses pengolahan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan
sampai pemanenan. Energi matahari menimpa permukaan bumi di mana-
mana dengan atau tanpa manusia. Di mana saja terdapat suhu yang tepat
serta air yang cukup, maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan hiduplah
hewan.Manusialah yang datang mengendalikan keadaan ini, dia
mengecap kegunaan dari hasil tanaman dan hewan, dia mengubah
tanaman-tanaman dan hewan serta sifat tanah supaya lebih berguna
baginya, dan manusia yang melakukan semua ini adalah petani (Mosher,
1991).
2.2 Tanaman Jagung (Zea mays L.)
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pokok kedua
setelah padi dan tanaman yang sudah lama diusahakan oleh petani di
Indonesia. Penduduk yang sudah biasa menkonsumsi jagung sebagai
makan pokok sehari-hari antara lain: Nusa Tenggara Timur, Timor Timur,
Madura serta sebagian dari masyarakat Maluku dan Irian Jaya.
Jagung yang ditanam penduduk umumnya variesta lokal dengan
produktivitas yang rendah. Jagung dihasilkan untuk berbagai tujuan: yaitu
(1) bahan makanan produk, (2) makanan ternak, (3) bahan mentah untuk
7
keperluan industri, misalnya untuk industri minyak jagung dan tepung.
Sehubungan dengan industri makanan ternak, maka semakin membaik
kehidupan ekonomi masyarakat, maka konsumsi protein hewani akan
semakin meningkat. Dengan demikian industri bahan makanan penduduk,
peternakan, dan bahan mentah menuntut penyediaan jagung yang
semakin meningkat, khususnya ransum pakan ayam.
Upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani
jagung terus dilakukan agar pendapatan dan kesejahteraan petani
meningkat. Peningkatan produktivitas jagung yangakan dicapai selama ini
disebabkan oleh dua faktor, yaitu penggunaan varietas unggul yang
berpotensi hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani seperti
pengolahan tanah, cara tanam dan pemupukan. Peningkatan produksi
jagung terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang
semakinbertambah.
Pemeintah sampai saat ini masih tetap memandang komoditas
pertanian khususnya jagung sebagai komoditas strategis, mengingat
besar peranannya dalam meningkatkan pendapatan petani,
mengembangkan ekonomi pedesaan dan ketahanan pangan nasional
(Thohari, 2002).
Jenis bibit jagung yang digunakan petani yang ada di kelurahan
tolo’ utara adalah jenis varietas Bisi 2, Bisi 12, Bisi 16, Pioner 21 dan
Pioner 4. Kebanyakan petani memakai bibit jagung yang varietas Bisi
karena bibit tersebut biasa di gratiskan oleh pemerintah. Sedangkanpioner
8
sangat mahal bibitnya, jadi petani yang ada di daerah tersebut kurang
yang memakai bibit pioner namun kualitasnya sangat bagus dibandingkan
dengan bisi, keunggulan dari pioner adalah produksinya sangat tinggi dan
tumbuh disegala dataran baik dataran tinggi maupun di dataran rendah.
2.3 Produksi
Produksi dapat didefenisikan sebagai hasil dari suatu proses atau
aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input).
Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan
berbagai input untuk menghasilkan output (Agung, 1994:9).
Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang melakukan proses,
pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang
manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor
produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan
modal. Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan
menyebabkan kenaikan harga faktor produksi tersebut.
Alokasi faktor produksi sangat penting dalam sistem ekonomi
maupun pilihan dan kebijakan. Kebutuhan hasil pertanian harus
disediakan dan karenanya alokasi faktor produksi harus dialokasikan.
Olehnya itu, petani harus mampu menentukan jumlah berbagai faktor
produksi yang harus dipakai di dalam setiap kegiatan (Hernanto,
1996:167-168).
9
2.4 Produktivitas
Produktivitas pertanian suatu daerah adalah penting karena
berbagai alasan. Selain menyediakan makanan lebih, meningkatkan
produktivitas pertanian daerah mempengaruhi prospek pertumbuhan dan
daya saing di pasar pertanian, distribusi pendapatan dan tabungan, dan
migrasi tenaga kerja. Peningkatan produktivitas pertanian daerah
menyiratkan lebih efisien distribusi sumber daya langka. Sebagai petani
mengadopsi teknik baru dan perbedaan dalam produktivitas muncul, para
petani lebih produktif manfaat dari peningkatan kesejahteraan mereka.
Produktivitas pertanian diukur sebagai rasio dari pertanian output untuk
pertanian masukan .
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa yang akan
digunakan oleh banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber
riil yang semakin sedikit.
Pada dasarnya pengertian produktivitas adalah suatu konsep
universal yang bertujuan menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi
banyak manusia dengan menggunakan sumber daya yang semakin
terbatas (Anonim, 2000)
Dalam penentuan produktivitas lahan sangatlah dipengaruhi oleh
manusia sebagai “manager”. Manusia sebagai manajer akan menentukan
sistem pertanian yang akan dilaksanakan dari kegiatan usahataninya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka produktivitas usaha (lahan
10
pertanian) adalah kemampuan manusia untuk mengelola semua
sumberdaya yang ada agar didapatkan nilai tukar uang optimal dari
satuan luas lahan pertanian yang diusahakannya dalam suatu sistem
pertanian (Anonim, 2005).
Produksi merupakan kegiatan pengubahan input menjadi output.
Dalam ekonomi, proses kegiatan tersebut biasanya dinyatakan dalam
fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan jumlah maksimum output
yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknologi tertentu. Makin tinggi kuantitas output, maka akan
semakin mempengaruhi produktivitas.
2.5 BiayaUsahatani
Biaya merupakan factor penting yang mempengaruhi besar
kecilnya pendapatan yang diperoleh. Dalam usahatani, dikenal dua jenis
biaya yaitu biaya variable dan biaya tetap
1. Biaya variable (Variable cost)
Biaya ini disebut juga biaya operasional yaitu biaya yang selalu
digunakan sepanjang proses produksi, besar kecilnya sangat dipengaruhi
oleh produksi yang dihasilkan. Biaya ini termasuk biaya pengadaan bibit,
pengadaan sarana produksi, makanan ternak dan lain-lain yang dapat
berbentuk uang tunai, barang, nilai uang, jasa.
11
2. Biayatetap (Fixed cost)
Biaya tetap yaitu biaya yang tidak selamanya digunakan selama
proses produksi dan sifat biaya ini tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
nilai produksi yang dihasilkan atau biaya yang tidak mengalami perubahan
walaupun produksi meningkat atau menurun. Biaya ini terdiri dari pajak
lahan, penyusutan alat-alat pertanian, biaya pinjaman, sewa tanah
(Rahma, 2008).
Lebih lanjut (Rahma, 2008) mengemukakan bahwa total biaya
adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Biaya mempunyai peranan yang amat penting dalam pengambilan
keputusan usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi sesuatu akan menentukan besarnya harga pokok dari
produk yang dihasilkan (Soeharjo dan Patong, 1986:104).
Berikut ini cara perhitungan biaya tetap, biaya variabel dan total
biaya (Soekartawi, 1995:56-57):
n
a
PxaXaVC1
.
TC = FC + VC
Dimana : Xa = banyaknya input ke-a Pxa = Harga variabel Xa
n = Macam input VC = variabel cost (biaya variabel) TC = total cost (total biaya)
12
Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang
pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan
dari biaya yang telah dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih
keduanya inilah yang disebut pendapatan dari kegiatan usahatani. Karena
dalam kegiatan usahatani bertindak seorang petani yang berperanan
sebagai pengelola, sebagai pekerja dan sebagai penanam modal pada
usahanya, maka pendapatan itu dapat digambarkan sebagai balas jasa
dari kerjasama faktor-faktor produksi (Soeharjo dan Patong, 1986:119).
Penerimaan usahatani merupakan penerimaan dari sumber
usahatani. Penerimaan usahatani dan sekaligus pendapatannya akan
mendorong petani untuk dapat mengalokasikannya dalam
berbagaikegunaan seperti biaya produksi periode selanjutnya, tabungan
dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Hernanto,
1996:203).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 1995:57-58). Pernyataan ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Pyi x Yi
Dimana : TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y
Dalam melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha atau
seorang petani akan selalu berpikir bagaimana ia mengalokasikan input
seefisien mungkin untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Cara
13
pemikiran yang demikian adalah wajar, mengingat petani melakukan
konsep bagaimana cara memaksimumkan keuntungan. Peningkatan
keuntungan dapat dicapai petani dengan melakukan usahataninya secara
efisien (Daniel, 2004:123).
Keuntungan maksimum diperoleh apabila produksi per satuan luas
pengusahaan dapat optimal, artinya mencapai produksi yang maksimal
dengan menggunakan input produksi secara tepat dan berimbang. Oleh
karena itu pengaruh pemakaian input produksi terhadap pendapatan
petani perlu diketahui sehingga petani dapat mengambil sikap untuk
mengurangi atau menambah input produksi tersebut.
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan
semua biaya. Berikut ini penjabaran perhitungan pendapatan :
Pd = TR – TC
Dimana : Pd = pendapatan usahatani (Rp)
TR = total penerimaan (Rp)
TC = total biaya (Rp)
2.6 Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara nilai produksi dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor usahatani dalam jangka waktu
tertentu merupakan nilai produksi total usahatani baik dijual maupun tidak
dijual. Pendapatan kotor adalah semua pendapatan yang diberikan dalam
suatu proses produksi dengan menghitung pengeluaran pada waktu
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa penggunaan lahan
terluas di Kelurahan Tolo Utara adalah kebun/telaga 502,90. Luasnya
lahan pertanin yang digunakan memperlihatkan bahwa sebgain besar
penduduk di Kelurahan Tolo Utara memanfaatkan lahan pertanian. Hal ini
juga disebabkan karena kondisi iklim dan lingkungan sangat berpotensi
dan mendukung sektor pertanian.
27
4.4 Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk sangat menentukan perkembangan suatu
wilayah, karena hal ini menyangkut pelaku dari seluruh aktivitas yang ada
di wilayah tersebut menyangkut keadaan penduduk dapat dilihat dari segi
umur, tingkat pendidikan dan jenis mata pencahariannya.
4.4.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Bersadarkandata terakhir jumlah penduduk di Kelurahan Tolo Utara
tercatat sebanyak 2554 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 1051 KK yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1251 jiwa dan
perempuan sebanyak 1303 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan
kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. 0 – 5 413 16,18
2. 6 – 15 526 20,59
3. 16 – 25 563 22,05
4. 26 – 40 710 27,80
5. 41 – 60 231 9,04
6. ≥ 61 111 4,34
Total 2.554 100,00
Sumber : Kantor Kelurahan Tolo Utara, 2012
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi
penduduk berada pada kisaran umur 26 – 40 tahun sebanyak 710 orang
(27,80%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kelurahan Tolo Utara
berada pada umur produktif dimana kemampuan berfikir seseorang lebih
produktif yang dapat mendukung pengembangan Jagung Hibrida.
28
4.4.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakansalah satu variabel yang sangat
menentukan tingkat kemajuan suatu wilayah. Semakin banyak penduduk
yang berpendidikan tinggi disuatu wilayah maka semakin tinggi pula
tingkat kemajuan wilayah tersebut, begitu pula sebaliknya semakin banyak
penduduk yang berpendidikan rendah maka tingkat kemajuan wilayah
tersebut juga akan semakin lambat. Komposisi penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan di Kelurahan Tolo Utara dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. TK/belum sekolah 413 16,17
2. Tidak Tamat SD 534 20,91
3. SD/sederajat 226 8,85
4. SLTP/sederajat 667 26,11
5. SLTA/sederajat 168 6,58
6. Tidak Sekolah 546 21,38
Total 2.554 100,00
Sumber : Kantor Kelurahan Tolo Utara, 2012.
Berdasarkan Tabel 3di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
di Kelurahan Tolo Utara, ini dapat dilihat dari penduduk yang tidak sekolah
sebanyak 546 orang (21,38%) sedangkan jumlah penduduk yang memiliki
tingkat pendidikan TK/belum sekolah sebesar 413 orang (16,17%). Dan
terbanyak memiliki tingkat sekolah SMP 667 orang sebanyak (26,11%).
Rendahnya pendidikan dapat menyebabkan sulitnya mengubah pola pikir
seseorang akan penerapan teknologi usahatani..
29
4.4.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk merupakan pekerjaan pokok yang
dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga.
Secara umum, mata pencaharian di Kelurahan Tolo Utara bergerak
dibidang pertanian, namun tidak sedikit penduduk yang mempunyai mata
pencaharian di bidang lain di luar sektor pertanian. Untuk mengetahui
secara terperinci mengenai keadaan penduduk menurut mata
pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. ABRI (TNI) 46 1,80
2. Petani 708 27,73
3. Pedagang 651 25,49
4. Jasa 292 11,43
5. Industri 495 19,38
6. Pegawai Negeri Sipil 86 3,37
7. Angkutan 276 10,80
Jumlah 2.554 100,00
Sumber : Kantor Kelurahan Tolo Utara, 2012.
Berdasarkan Tabel 4di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk di Kelurahan Tolo Utara bermata pencaharian sebagai petani
yaitu sebanyak 708 jiwa (27,73%). Hal ini disebabkan karena kelurahan
Tolo Utara merupakan wilayah yang sangat berpotensi dibidang pertanian
karena sebagian besar wilayahnya dimanfaatkan sebagai lahan Tanah
sawah, telagan dan pekarangan.
30
4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana
Keberhasilan suatu usaha atau kegiatan disuatu daerah ditunjang
oleh pengadaan sarana yang memadai. Kemajuan suatu daerah biasanya
diukur dengan tersedianya sarana yang dapat menunjang segala aktifitas
masyarakat. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Tolo
Utara dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Buah)
1. Sarana Pendidikan - Taman Kanak-Kanak (TK) - Sekolah Dasar (SD)
1 5
2. Sarana Kesehatan - Puskesmas
7
3. Sarana Peribadatan - Mesjid - Mushallah - TPA
6 2 2
4. Sarana Olahraga - Lapangan Ttenis Meja - Lapangan Volley - Lapangan Takraw
1 1 4
Sumber : Kantor Kelurahan Tolo Utara, 2012
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah sarana
pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan olahraga yang terdapat di
Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto cukup
beragam pada berbagai bidang. Dengan tersedianya sarana ini maka
pembinaan spritual dan pendidikan masyarakat dapat terlaksana dengan
baik. Sarana kesehatan di Kelurahan Tolo Utara masih sangat kurang
sehingga masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai.
31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identitas Petani Responden
Petani merupakan orang yang melakukan usaha dalam pemenuhan
kebutuhannya di bidang pertanian. Untuk memperoleh informasi tentang
usahatani yang diusahakannya, maka identitas petani responden
merupakan salah satu hal penting yang dapat membantu kelancaran
proses penelitian.
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani
responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman berusahatani, dan luas lahan.
5.1.1 Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
aktivitas seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang
masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat
dibanding dengan yang berumur tua. Seseorang yang masih muda lebih
cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan
lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai
kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman
dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam
bertindak, mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal
yang bersifat tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai
32
berkurang. Untuk mengetahui dengan jelas klasifikasi responden menurut
kelompok umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Identitas Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur
di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten
Jeneponto, 2012.
No Umur
(Tahun)
JumlahResponden
(Orang)
Persentase
(%) Kriteria
1
2
3
<15
15 –55
>55
0
67
4
0
94,36
5,64
Tidak Produktif
Produktif
Tidak Produktif
Jumlah 71 100 -
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 6 menunjukkan bahwa 67 petani responden dengan
persentase 94,36%, berada pada kisaran umur 15 – 55 tahun dan 4 petani
responden yang berumur >55 tahun dengan persentase 5,64%. Artinya
petani jagung di Kelurahan Tolo Utara umumnya berada pada usia yang
produktif dengan umur terendah petani responden yaitu 26 tahun
sedangkan umur tertinggi petani yang mengusahakan tanaman padi
adalah 65 tahun. Berdasarkan teori kependudukan menyatakan bahwa
usia produktif seseorang berada pada kisaran 15 tahun hingga 55 tahun.
Dimana pada usia tersebut kemampuan berpikir dan bekerja seseorang
relative produktif (Badan Pusat Statistik, 2002).
33
5.1.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor keberhasilan petani
dalam mengelola usahataninya karena dapat mempengaruhi pola pikir
petani serta daya penalaran yang lebih baik, sehingga makin lama
seseorang mengenyam pendidikan akan semakin rasional. Secara umum
petani yang berpendidikan tinggi akan lebih baik cara berpikirnya,
sehingga memungkinkan mereka bertindak lebih rasional dalam
mengelola usahataninya. Semakin berkembangnya teknologi di bidang
pertanian maka memerlukan pula keterampilan di dalam mengaplikasikan
teknologi tersebut. Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan petani
lebih responsif menerima inovasi atau teknologi. Tingkat pendidikan petani
responden dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Identitas Petani Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara,
Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
TidakSekolah
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
11
42
13
5
15,49
59.15
18,31
7,05
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 11 petani (15,49%) tidak
mendapatkan pendidikan formal, sedangkan 60 petani lainnya pernah
mengecap pendidikan formal. Dari 60 petani tersebut terdapat 42 petani
(59,15%) yang menamatkan pendidikannya pada Sekolah Dasar, 13petani
34
(18,31%) tamat SMP/sederajat dan 5 petani (7,05%) tamat
SMA/sederajat. Dilihat dari tingkat pendidikan petani responden dapat
dikatakan meningkat karena pada umumnya dapat menempuh pendidikan
formal sampai jenjang pendidikan SMA/sederajat. Pendidikan pada
umumnya akan mempengaruhi cara berpikir petani. Dengan tingginya
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani maka kesempatan untuk
menerima inovasi baru juga cukup besar. Sebagai contoh menurut
Soehardjo dan Patong (1986:49) kemampuan membaca dan menulis
penting ditinjau dari segi teknologi baru, perubahan harga produksi dan
cara-cara pemasaran yang lebih baik. Dengan adanya kemampuan yang
dimilikinya tersebut, maka memungkinkan petani menerima teknologi baru
serta memudahkan dalam memperoleh informasi baik mengenai harga
produksi, harga produk, bahkan memudahkan dalam pengetahuan
mengenai cara-cara pemasaran yang lebih baik.
5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga adalah semua anggota keluarga yang
tinggal serumah maupun tidak dengan petani atau siapa saja yang biaya
hidup dan kebutuhan lainnya ditanggung oleh petani responden sebagai
kepala keluarga. Jumlah tanggungan keluarga yang besar menyebabkan
besarnya pula beban biaya hidup yang ditanggung oleh petani, namun
dengan banyaknya tanggungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi
petani untuk melakukan kreativitas dan sejumlah inovasi-inovasi baru
dalam hal menambah ataupun meningkatkan produksi dan pendapatan
35
petani dan tanggungan keluarga dapat pula dijadikan sebagai tenaga
kerja pada usahatani. Mengenai jumlah tanggungan keluarga petani
responden dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Identitas Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. TanggunganKeluarga
(jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
1 – 2
3 – 4
5
11
52
8
15,49
73,24
11,27
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Tabel 8 menunjukkan adanya variasi jumlah tanggungan keluarga
petani responden yaitu antara 1 – 5 jiwa dengan rata-rata jumlah
tanggungan keluarga yaitu 3 jiwa. Dari 71 petani responden terdapat 11
petani (15,49%) yang memiliki 1 – 2 jiwa tanggungan keluarga, 52 petani
responden (73,24%) memiliki 3 – 4 jiwa tanggungan keluarga dan 8 petani
responden (11,27%) yang memiliki tanggungan keluarga 5 jiwa.Semakin
besar jumlah tanggungan keluarga, semakin dinamis seseorang dalam
berusaha karena didorong oleh rasa tanggung jawab terhadap anggota
keluarganya. Di samping itu, tanggungan keluarga juga merupakan beban
36
yang harus ditanggung dalam menyiapkan kebutuhan rumah tangga.
Jumlah tanggungan dalam keluarga juga memberikan sumbangan yang
besar terhadap perilaku seseorang dalam usahanya.
5.1.4. Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor petani dalam mengambil
keputusan pada pengelolaan usahataninya. Penggunaan benih, pupuk
dan pestisida dipengaruhi oleh luas lahan yang dimiliki yang akan
berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan selama musim tanam
tersebut. Untuk mengetahui luas lahan yang dimiliki petani responden
dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Identitas Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di
Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten
Jeneponto, 2012.
No. Luaslahan
(Ha)
Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
0 – 0,5
0,6 – 1
> 1
25
44
2
35,21
61,97
2,82
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012.
Kisaran luas lahan yang dimiliki oleh petani responden yaitu 0,5 –
1,5 Ha dengan rata-rata luas lahan yaitu 1 Ha. Tabel 10 menunjukkan
bahwa 25 petani responden (35,21%) memiliki lahan antara 0 – 0,5 ha
dan 44 petani responden (61,97%) memiliki lahan antara 0,6 – 1 ha.
Sedangkan 2 petani responden (2,82%) memiliki lahan > 1 ha. Petani
37
yang memiliki lahan luas akan memungkinkan tingginya jumlah produksi
yang akan diterima. Hal ini sesuai dengan pendapat Suratiyah (2006:18)
bahwa dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang
diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan
luasnya.
5.1.5. Lama Berusahatani
Lama berusahatani dihitung sejak seseorang terlibat dalam
kegiatan usahataninya. Lama berusahatani berperan penting dalam
pengambilan sebuah keputusan pada pengelolaan usahatani. Pada
umumnya petani dalam berusahatani senantiasa berpedoman pada
pengalaman berusahatani terdahulu. Semakin lama pengalaman
berusahatani seseorang, maka semakin kecil resiko kegagalan yang akan
dialaminya. Lama berusahatani petani responden dapat dilihat pada tabel
10.
Tabel 10. Identitas Petani Responden Berdasarkan Lama
Berusahatani di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan
Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Lama Berusahatani
(tahun)
Jumlah
(jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
1 – 17
18 – 34
≥ 35
17
48
6
23,95
67,60
8,45
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012.
38
Tabel 10 menunjukkan bahwa 6 petani responden (8,45%) telah
berusahatani selama lebih dari 35 tahun, 48 petani responden (67,60%)
berusahatani selama 18 – 34 tahun dan 17 petani responden (23,95%)
berusahatani 1 – 17 tahun. Tentunya pengalaman usahatani ini juga
berkaitan dengan tingkat umur petani responden. Dengan pengalaman
usahatani yang lama, petani kemudian mempunyai kapasitas dalam
pengelolaan usahatani yang lebih matang dan lebih berhati-hati dalam
bertindak.
Kisaran lama berusahatani petani responden yaitu 1 – 50 tahun
dengan rata-rata lama berusahatani yaitu 24 tahun. Lama berusahatani
erat kaitannya dengan umur petani. Petani yang usianya lebih tua
mempunyai pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan petani
yang umurnya lebih muda. Seseorang yang telah lama berusahatani
sangat berhati-hati dalam menyerap teknologi baru yang ditawarkan dari
luar, sebaliknya petani dengan pengalaman yang relatif sedikit cenderung
lebih mudah menyerap teknologi baru dan lebih cepat mencoba teknologi
baru tersebut pada usahatani yang dikelolanya. Dengan demikian,
pengalaman berusahatani akan mencerminkan perilaku seseorang dalam
kegiatan usahataninya (Soekartawi, 1995).
39
5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani
Berdasarkan Analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor terhadap tingkat pendapatan petani
jagung maka diperoleh hasil hubungan antara produktivitas, modal (upah
tenaga kerja), sarana produksi dan luas lahan. Untuk lebih jelasnya, dapat
di lihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11.Pendugaan Fungsi Faktor-faktor yang Mempengaruhi tingkat pendapatanPetani jagung di KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, KabupatenJeneponto, 2012
Berdasarkan hasil komputasimenunjukkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,614 yang berarti 61 % pendapatan (Y)
dijelaskan oleh variabel Umur, Produktivitas, Jumlah Tanggungan
Keluarga, dan Biaya sarana produksi yang berarti bahwa keeratan
hubungan antara variabel tidak bebas/ dependent (Y) dengan variabel
bebas (independent) (X) secara bersama-sama menunjukkan hubungan
yang sangat kuat dan sisanya sebesar 39% dijelaskan oleh variabel
lainnya.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tidak bebas maka dilakukan pengujian statistik baik secara
keseluruhan (Uji –F) yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Selain itu,
digunakan (Uji –t) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas secara parsial
a. Uji keseluruhan
Pengujian statistik Uji-F, dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel produktivitas, , sarana produksi dan luas lahan terhadap tingkat
pendapatan secara keseluruhan.
Dari hasil uji-F diketahui bahwa Fhitung> Ftabel pada tingkat
kepercayaan 95 % yaitu 26,280>2,7425. Hal ini berarti bahwa secara
41
keseluruhanvariabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen (Y).
1. UmurPetani (UP)
Faktor yang cenderung mempengaruhi sikap seseorang adalah
umur.BerdasarkanUji-tdiketahuibahwavariabel umur tidak berpengaruh
nyata terhadap pendapatan pada taraf kepercayaan 95% (t-hitung< t-
tabel) = 0,387< 1,705.. Koefisien regresi sebesar 5417,391 memberikan
indikasi bahwa setiap umur bertambah 1 tahun cenderung pendapatan
petani akan berkurang sebesar Rp5417,391 per hektar. Hal ini Sejalan
dengan yang dikemukakan (Suharjo dan Patong, 1986) Pada umumnya
petani yang berumur muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik dan
pola pikir yang lebih terbuka, sehingga lebih mudah dalam menerima hal-
hal yang baru dianjurkan. Dengan keadaan yang demikian, secara jelas
bahwa petani yang lebih muda cenderung lebih aktif, memiliki motivasi
yang tinggi, serta berani mengambil resiko utamanya jika menyangkut hal
pendapatan. Karena semakin aktif petani muda dalam menerapkan
inovasi baru, maka nantinya akan berpengaruh pada pendapatan yang
diterimaBerkurangnya pendapatan ini diduga dikarenakan oleh luas lahan
petani yang tidak merata.
2. Produktivitas (Xi)
Produktivitas yang dihasilkan petani tentunya akan berpengaruh
terhadap besarnya pendapatan. Semakin besar jumlah produktivitas yang
dihasilkan maka pendapatan yang akan diterima semakin besar pula.
42
Berdasarkan Uji-t diketahui bahwa variabel produktivitas
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada taraf kepercayaan 95%
(Thitung> Ttabel ) = 3,133>1,705. Dan berdasarkan angka koefisien regresi
yaitu produktivitas senilai 918,047, maka produktivitas berpengaruh positif
terhadap pendapatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soehahardjo dan
Patong (1986:130) secara umum dikatakan bahwa makin tinggi
produktivitas dan efesiensi produksi, maka makin tinggi pendapatan
usahatani. Untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan
produktivitas bisa dilaksanakan dengan perbaikan cara-cara berusahatani.
3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Berdasarkan Uji-t diketahui bahwa variabel Jumlah Tanggungan
Keluarga berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada taraf
kepercayaan 95% (Thitung> Ttabel ) = 3,649>1,705. Dan berdasarkan angka
koefisien regresi yaitu jumlah tanggungan keluarga senilai 444583,219,
Jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi motivasi petani untuk
melakukan kreatifitas dan sejumlah inovasi baru dalam hal menambah
ataupun meningkatkan produksi, pendapatan, dan produktivitas petani.
Anggota keluarga selain sebagai tanggungan keluarga juga berfungsi
sebagai tenaga kerja yang potensial dalam kegiatan usahatani.
4. Biaya Sarana Produksi
Berdasarkan Uji-t diketahui bahwa variabel sarana produksi
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada taraf kepercayaan 95%
43
(Thitung> Ttabel ) = 3,869>1,705. Dan berdasarkan angka koefisien regresi
yaitu biaya produksi senilai 1,266, maka sarana produksi berpengaruh
positif terhadap pendapatan. Semakin besar sarana produksi yang
dikeluarkan, maka semakin kecil pendapatan yg dterima. Hal ini sejalan
dengan pendapat Suratiyah (2006:69) bahwa harga faktor produksi
misalnya harga pupuk yang sangat tinggi bahkantidak terjangkau pasti
akan berpengaruh pada biaya, produktivitas dan pendapatan dari
usahatani. Jadi besarnya biaya sarana produksi mempengaruhi tingkat
pendapatan petani jagung.
5.3 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Petani Responden
Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi
di lapangan pertanian, pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang
dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih dari keduanya
merupakan pendapatan dari kegiatan usahataninya.
Dalam melakukan kegiatan usahatani jagung, petani mengeluarkan
biaya dan mengharapkan penerimaan yang diperoleh dari bertanam
jagung. Biaya yang dikeluarkan petani antara lain biaya tenaga kerja,
biaya saprodi, dan penyusutan alat. Sedangkan penerimaan usahatani
adalah hasil penjualan produksi yang diperoleh yang kemudian dijual
sesuai dengan harga dasar jagung yang berlaku di daerah penelitian.
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual. Jumlah produksi adalah hasil yang diperoleh
dari cabang usahatani yang diusahakan, sedangkan harga jual adalah
44
nilai atau harga dari usahatani per satuan produksi. Suatu usahatani
dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan
yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi, untuk membayar
upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi.
Adapun jenis biaya yang digunakan oleh petani dan tingkat
pendapatan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12
menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan (nilai produksi) petani
responden adalah sebesar Rp. 7.340.248 sedangkan rata-rata total biaya
yang dikeluarkan per musim tanam adalah sebesar Rp 3.246.880. Jadi,
rata-rata pendapatanbersih yang diperoleh petani responden (per
0,85hektar) adalah Rp4.093.368.
Tabel 12. Rata-Rata Biaya yang Digunakan dan Pendapatan yang diperoleh melalui usahatani Jagung Persatu Kali Tanam di Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, 2012.
No. Uraian Nilai (Rp) rata-ratarespondenper (0,85 hektar)
1. JumlahProduksi (kg) 4.364
Harga (Rp) 1.682
Penerimaan (Rp) 7.340.248
2. BiayaVariabel (VC)
SaranaProduksi (Rp) 1.743.803
UpahTenagaKerja (Rp) 1.421.606
Total BiayaVariabel (Rp) 3.165.409
3. BiayaTetap (FC)
NilaiPenyusutanAlat (Rp) 30.767
PajakLahan/Retribusi (Rp) 50.704
Total BiayaTetap (Rp) 81.471
4. Total Biaya (TC) 3.246.880
5. PendapatanBersih (Rp) 4.093.368
45
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji-F faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap
pendapatan petani jagung adalah umur, produktivitas, jumlah
tanggungan keluarga, dan biaya sarana produksi. Sedangkan dari uji-t
diketahui bahwa produktivitas, jumlah tanggungan keluarga, dan biaya
sarana produksi,masing-masingberpengaruh nyata terhadap tingkat
pendapatan petani jagung dan memberikan kontribusi positif.
Sedangkan umur berpengaruh tidak nyata tetapi memberikan
pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan petani jagung.
2. Tingkat pendapatan rata-rata responden(per 0,85 hektar) per satu kali
tanam usahatani jagungdi Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara,
Kabupaten Jeneponto tergolong rendah yaitu Rp 4,093,368
46
6.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan berdasarkan keseluruhan hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Usahatani jagungdikelurahan Tolo Utara layak dan menguntungkan
untuk diusahakan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat
Kelurahan Tolo Utara terus mengusahakan dan mengupayakan
peningkatan produksi dengan lebih memperhatikan teknik-teknik
budidaya yang baik.
2. Kepada pemerintah daerah setempat sekiranya dapat membantu
petani dalam penyediaan sarana teknologi pertanian, salah satunya
adalah mesin traktor agar pertanian semakin berkembang serta
dapat meningkatkan kesejahteraan para petani dan buruh tani.
.
DAFTAR PUSTAKA
Agung I Gusti Ngurah, N. Haidy A. Pasay, Sugiharjo, 1994. Teori Ekonomi
Mikro Suatu Analisis Produksi Terapan. Lembaga Demografi.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta
Anonim, 2000. Pengertian produktivitas. Diakses melalui www.google.com
pada tanggal 05 April 2013.
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek
Edisi Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta.
Endi. 2009. Manajemen Pemasaran. Diakses pada http://go-kerja.com/.
Pada tanggal 7 November 2010.
Daniel Moehar, 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara,
Jakarta
Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Mosher, 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian.CV. Yasaguna.
Jakarta
Nugraha, Yuni. 2010. Pemasaran. Diakses pada
http://yuninugraha.blogdetik.com/. Pada tanggal 4 November
2010.
Nunung dan Daru, 1994. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Tanaman
Pangan dan Hortikultur. Direktorat Bina Program, Ditjen TPH,
Jakarta
Prayitno, 1987, Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknis, dan Kasus,
Damar Mulia Pustaka, Jakarta
Suratiyah Ken, (2006) Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta